Kelelawar Hijau Jilid 22

Dalam keadaan seperti ini Lam-kong Pak tidak berani juga bertindak seCara gegabah, diam2 dia berpesan kepada dua orang gadis muda itu untuk bukan saja memperhatikan setiap jago yang berada dalam gelanggang bahkan harus memperhatikan pula jago-jago yang datang dari luar gelanggang.

Tengah hari baru saja lewat, dari luar dinding pekarangan berkelebat kembali beberapa sosok bayangan manusia, orang pertama yang munculkan diri lebih dahulu

digelanggang adalah Sin-ji-cong-goan atau sarjana bertangan Sakti, Siang Hong Tie. disusul oleh pencuri sakti Pek li Gong, Sepasang manusia jelek dari Hay-thian dan terakhir adalah Malaikat raksasa Loo Liang-jan.

Setelah melayang masuk kedalam gelanggang, beberapa orang itu segera menggabungkan diri kedalam rombongan dari para jago kalangan lurus.

Semua jago lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut dengan cepat dapat mengetahui apa yang telah terjadi.

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng saling berpandangan sekejap dengan Kakek ombak menggulung, mereka sadar bahwa keadaan situasi yang terbentang didepan mata saat itu kian lama kian tidak menguntungkan bagi mereka, andaikata sampai terjadi pertarungan maka rombongan merekalah yang paling lemah. janda kawin tujuh kali Pui Kun sama sekali tidak ikut duduk disekitar gelanggang, sejak ia mengetahui kalau tiada harapan lagi baginya untuk merebut kembali payung sengkala tersebut, diam2 perempuan itu sudah ngeloyor pergi dari situ.

Suasana dalam gelanggang kembali pulih dalam kesunjian biji mata semua orang berputar kesana kemari sementara otaknya bekerja untuk mencari akal guna memecahkan kesulitan tersebut.

Walaupun diluaran suasana tetap sunyi dan hening, dalam kenyataan situasinya sangat tegang, keadaan tersebut ibaratnya api yang terbungkus dalam kertas, setiap saat kemungkinan besar dapat meledak jadi suatu pertarungan yang seru.

Loo Liang-jan duduk disamping gelanggang dengan sikap yang tenang dan tanpa banyak bicara, tubuhnya yang tinggi besar sangat menyolok mata, saat itu ia sedang turunkan buntalan besar dari punggungnya dan membagikan rangsum kering kepada setiap jago dipihaknya,

Disatu pihak para jagonya bersantap dengan penuh kenikmatan, dipihak lain para gembong iblis dibawah pimpinan Sian-yan Peng hanya bisa menelan ludah sambil menahan lapar.

Rupanya kemarin malam mereka baru saja tiba disitu. maka tidak sempat menyiapkan rangsum kering untuk dimakan, seandainya tak ada orang yang bersantap dihadapan mereka. mungkin keadaannya masih mendingan- sekarang setelah dilihatnya rombongan lain bersantap dan minum arak dengan penuh kenikmatan- tak kuasa lagi perut mereka jadi keroncongan setengah mati.

Lam-kong Pak segera menyambar sebiji bak-pao dan sepotong daging kemudian dilemparkan kearah Sian-yan Peng sambil berseru^ "cianpwee, silahkan bersantap"

Sian-yan Peng menerima makanan tersebut ia sama sekali tidak makan- karena anak buahnya yang berjumlah puluhan orang itu sekali tidak makan, tentu saja ia tak bersantap sendiri tanpa memikirkan orang lain-

Suma Ing tertawa licik, menggunakan kesempatan itu dia segera berteriak keras:

"Sian-yan Peng meskipun cu Hong Hong tidak ikut datang kemari, namun suami gelapnya berada disitu... setelah engkau memakai topi hijau masa dapat menahan sabar sampai sekarang? waaduuh. , kehebatan imammu sungguh mengagumkan, aku Suma Ing benar-benar merasa takluk kepadamu"

Sian-yan Peng mengernyitkan sepasang alisnya, namun ia tidak buka suara atau mengucapkan sepatah katapun. kembali Suma Ing berkata:

"Menurut kabar yang kudengar, katanya kemungkinan besar putrimu itu sebenarnya bukan anak kandungmu...tapi anak jadah antara istrimu dengan lelaki lain-"

Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar sekujur badan Sian-yan Peng bergetar keras, sepasang matanya yang tajam bagaikan pisau belati dialihkan keatas wajah cu Li-yap membuat gadis itu jadi seram dan gemetar keras.

"Sudah kau lihat jelas?" jengek Suma Ing lagi sambil tertawa licik, "kalau cu Li-yap dibuat olehmu, tak mungkin ia berwajah begitu Cantik, lagi pula dia sudah tahu kalau engkau adalah bapaknya tapi dalam kenyataan dia malah duduk dipihak Lam-kong Liu sepantasnya kalau dari sini engkau bisa menarik kesimpulan yang amat nyata" Tiba2 cu Li-yap menengadah dan ujarnya dengan serius:

"Ayah, jangan percaya hasutannya. Bajingan anjing itu hanya bermaksud mengaCau dunia dan bikin onar disana sini. Ketahuilah sudah lama ananda berkumpul dengan rombongan dari engkoh Pak. sedang rombongan empek Lam-kong baru kemarin berjumpa dan bergabung dengan kami, dalam kenyataan ananda sampai sekarangpun belum pernah bicara sepatah katapun dengan empek Lam-kong"

Walaupun Sian-yan Peng sendiripun tidak perCaya dengan obrolan serta hasutan dari Suma Ing, akan tetapi ucapan cu Li-yap yang memanggil empek Lam-kong terus2an membuat rasa dongkol dan dendam yang tertimbun selama puluhan tahun sukar dikendalikan lagi, ia segera mendengus sambil berteriak:

"Hmm kau tak usah banyak cerewet, aku tak punya anak seperti kau.. tak usah panggil ayah kepadaku lagi"

Betapa sedihnya cu Li-yap setelah mendengar perkataan itu. matanyajadi merah dan air mata bercucuran-

"oooh...ayah..kau..kau. jangan percaya...percaya perkataannya, ananda..tak...tak pernah mengkh ianati kau..dan akupun tak pernah melakukan perbuatan yang memalukan. ,oooh ayah...kau jangan berhati kejam..."

Lam-kong Pak sendiripun tak kuasa mengendalikan hawa amarahnya. sambil menggigit bibir teriaknya:

"Suma Ing, pepatah kuno mengatakan: Manusia punya muka pohon punya kulit, aku perCaya tak lama kemudian engkau akan peroleh pembalasan yang setimpal... sesuai dengan perbuatan kejimu. kau akan merasakan kutukan Thian- yang paling berat dan paling hebat " Suma Ing angkat bahunya dan menyeringai sinis.

"Lam-kong Pak" ia berseru," tahukah engkau bahwa asal usulmu patut dicurigai." Lam-kong Pak terperangah.

"Bajingan terkutuk Anjing geladak Tutup baCot anjingmu yang bau dan tak usah ngaco belo tak karuan "

"Heeh.. heehh..heehh.. menurut apa yang kudengar," ejek Suma Ing sinis. "sebelum Lam-kong Liu kawin dengan Sun Han Siang terlebih dahulu Sun Han Siang pernah main roman dengan Sian-yan Peng siapa tahu kalau benihmu itu sebetulnya adalah benih yang ditinggalkan Sian-yan Peng dalam rahim ibumu? Haaahh-haahhh...bukankah itu berarti bahwa kau. "

Lam-kong Pak meraung gusar dan loncat bangun, tapi Siang Hong Ti segera menarik tangannya sambil berbisik,

"Apa yang dia harapkan sekarang adalah kekacauan dan kegaduhan. dia berusaha bikin hatimu panas hingga tak kuasa mengendalikan diri, jika terjadi keributan maka ia akan gunakan kesempatan itu untuk kabur, duduklah dan tenangkan hatimu. tak usah pedulikan anjing geladak yang

sudah edan itu Anggap saja dia seekor anjing buduk yang sedang menggonggong. kenapa harus gubris gonggongan seekor anjing geladak?"

Pe-lahan2 Lam-kong Pak duduk kembali di tanah, walau begitu hawa amarah yang sudah mencapai pada puncaknya itu sukar dihilangkan dalam waktu singkat, Sekarang ia baru menyesal dan membenci diri sendiri, beberapa kali dia punya kesempatan untuk membunuh Suma Ing, tapi setiap kali kesempatan itu dibuang dengan begitu saja sekarang akibatnya sukar dilukiskan dengan kata2.

Tiba2 Pencuri sakti Pek li Gong tertawa cekikikan, sambil menggigit daging ayam, ujarnya kepada Suma Ing: "Hey Suma Ing. anjing budukan yang bermulut bau walaupun barusan kau sudah mencaci maki orang lain, tapi berhubung Semua perkataanmu bohong dan merupakan hasutan maka kendatipun lidahmu sampai capai juga tiada mendatangkan hasil apa- apa, sekarang tiba giliranku untuk memberitahukan suatu rahasia kepadamu. dan rahasia tersebut menyangkut asal usulmu."

"Pencuri tua, tak usah kau bongkar rahasia tersebut" sela Sun Han Siang cepat, "buat apa sih ribut dengan manusia semacam itu? apalagi ibunya. "

"Lebib baik rahasia tersebut kuberitahukan kepadanya, daripada dia mengira kalau asal usulnya itu bersih dan terhormat "

suma ing tertawa dingin, ia segera berkata:

"Bajingan tua, kau tak usah mencoba untuk mengarang cerita bohong. Aku tak akan percaya dengan semua perkataanmu itu"

"Haaah-haaah-haaah... kalau kau tak suka mendengarkan,-Silahkan tutup telinga sendiri tapi  aku yakin orang lain senang untuk mendengarkan cerita tersebut, percaya tidak?"

"Bangsat tua lebih baik tutup saja bacot anjingmu, orang lain tak akan percaya obrolanmu itu, semua orang toh tahu bahwa aku adalah saudara seayah lain ibu dengan Lam- kong Pak. kalau engkau hendak memfitnah aku berarti pula akan menjelekkan nama Lam-kong Pak. "

"cuuh" Pencuri tua Pek li Gong meludah keatas tanah, kemudian serunya sinis:

"Kau   jangan   mabok   saudara.. haahh...haaah.  haahh.

ketahuilah bahwa kau adalah anak jadah dari manusia yang paling   memalukan   dikolong   langit,   Lam-kong   Liu tak punya anak jadah semacam kau. Terus terang saja, sampai sekarang semua orang masih mengira kebusukanmu masih dapat dlobati dan kemungkinan besar suatu hari akan bertobat serta kembali kejalan yang benar, siapa tahu perkataanmu serta tingkah lakumu itu telah menusuk perasaan semua orang, ibaratnya hatimu jauh lebih rendah dan hina daripada seekor binatang, seekor anjing geladak budukan. oleh karena itulah terpaksa aku harus membongkar rahasia ini dihadapan orang banyak"

Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar kecuali oei ci- hu bertiga yang masih bersemedi sambil atur pernafasan, para jago lihay lainnya sama alihkan perhatiannya keatas wajah pencuri tua tersebut.

"Gak hu (Ayah mertua), sudahlah buat apa ribut2 dengan manusia seperti itu..." Cegah Lam-kong Pak.

"Tempo hari semua orang tak berani membongkar rahasia ini tidak lain tidak bukan karena semua orang merasa kasihan kepadanya, takut kalau kenyataan tersebut menyinggung perasaan halus dan gengsinya, dan lagi semua orang pun berharap agar dia bisa bertobat serta kembali kejalan yang benar tapi sekarang, apa yang mesti kita kuatirkan lagi?? perasaan halusnya sudah hilang dimakan anjing, mukanya sudah terlalu tebal dan kebejatan dan moralnya sudah tak bisa dlobati lagi, keadaan bangsat itu sudah kelewat batas dan tak mungkin bisa berguna bagi masyarakat, bukan saja budi tak dibalas bahkan berani mencemooh dan menodai nama baik orang tuanya, oleh sebab itulah aku akan musnahkan perasaan halus dan gengsinya, agar dia jadi gila danpunah dengan sendirinya"

Sepanjang masa perCuri sakti adalah seorang manusia yang koCak dan suka humor jarang marah dan banyak tertawa, tapi sekarang paras mukanya amat serius, matanya melotot besar dan penuh diliputi oleh hawa napsu membunuh yang sangat tebal. membuat siapapun yang menyaksikan sikapnya itu semakin yakin akan keputusannya.

Sun Han Siang menghela napas panjang dan tetap membungkam. rupanya dia sudah putus asa dan dingin hatinya, sejak Suma ing hendak memperkosa Jenasahnya sewaktu berada dalam kuil kecil tempo hari ia sudah kecewa dan perasaan kasih antara ibu dan anakpun telah putus.

Sementara itu percuri tua Pek li Gong sedang tertawa haha-hihi dan berkata lagi,

"Saudara2 sekalian, sudah tentu kalian kenal bukan dengan seorang perempuan mustika yang pernah malang melintang dalam dunia persilatan, dimasa lampau karena kecabulan serta Kebejatan mentalnya melebihi Janda kawin tujuh kali Pui Kun? Dan ilmu silatnyapun jauh lebih hebat dari Pui Kun? coba terka siapakah dia?"

Hanya berpikir sebentar saja Sian-yan Peng sudah menduga siapa yang dimaksudkan tapi dia tetap membungkam.

Lain halnya dengan Ngo-hoa-bak daging lima warna oei Hun, sambil tertawa dingin serunya:

"Haaah-haaahh-haaaahh...mungkin kau maksudkan Boan-Cuang-hui Menari diatas pembaringan Liau Giok Ing?"

"Tepat-sekali perkataanmu itu Haaah-haaah- haaah...mungkin engkaupun merupakan salah seorang langganan tetapnya?"

Sepanjang hidup Ngo-hoa-bak Daging lima warna oei Hun paling anti wanita, sampai setua itu belum pernah dia jamah perempuan apa lagi melakukan hubungan, kontan ia naik pitam mendengar ejekan tersebut, makinya:

"Bajingan tua!! Jaga baik2 mulut anjingmu, selama hidup aku tak pernah berhubungan dengan perempuan, kalau bicara hati2 sedikit dengan mulutmu"

Pek-li Gong tak menggubris makian orang ia lanjutkan kembali kata2nya:

"Saudara2 sekalian. sepanjang hidupnya entah berapa puluh laksa kali Menari diatas pembaringan Liau Giok Ing lepas celana didepan orang laki, bukan saja cabul diapun terhitung seorang perempuan yang paling tak tahu malu..."

Sun Han Siang serta dua orang gadis segera mencibir dan berpaling kearah lain dengan muka merah jengah. sebaliknya para jago lainnya sama2 tertawa ter-bahak2 seraya berpaling kearah Suma ing.

Terdengar pencuri tua itu melanjutkan kembali kata2nya:

"Lonte busuk itu ibaratnya buah To yang sudah masak, ketika mencapai usia tiga puluh tahunan mendadak ia bertelur, waktu itu romannya dengan Hiat Hu-tiap kupu2 darah Suma ciang sedang mencapai pada puncak yang paling hot, tidak sampai sebulan setelah menari diatas pembaringan Liau Giok lng melahirkan seorang bayi laki, mereka berdua melakukan perkosaan dan pembunuhan lagi dikota Lok-yang, namun perbuatan mereka diketahui oleh seorang jago lihay, dalam pengejarannya sampai dibukit Bong-san, akhirnya kedua orang itu sama2 terkena sebuah pukulan dahsyat..."

"Hay pencuri tua," tiba2 catatan mati hidup menyela, "she apa sih anak jadah yang dilahirkan oleh Menari diatas pembaringan Liau Giok Ing?" Sengaja Pek-li Gong melirik sekejap kearah Suma ing, kemudian menjawab dengan lantang.

"Tentu saja dia she suma, sudahlah, jangan menukas pembicaraanku dulu setelah terkena pukulan dahsyat, hampir saja jantung kedua orang manusia cabul itu tergetar putus. mereka sadar bahwa kesempatan hidup kian menipis, ketika ia hendak bunuh bayi itu sebelum ajal mereka sendiri tiba, kebetulan muncullah dua orang ditempat kejadian. "

"Aku dapat menebak siapakah kedua orang itu." seru Wang wee berhati hitam, "mereka pastilah Lam-kong Liu tayhiap suami istri"

"Bocah muda, engkau pandai sekali Agaknya aku yang jadi bapaknya dapat berlega hati. "

GELAK tertawa kembali berkumandang memecahkan kesunyian.

"Lam-kong Liu dan Sun Han Siang tiba ditempat kejadian tepat pada saatnya." ujar Pik-li Gong lebih jauh. "untuk menyelamatkan jiwa bayi itu, mereka lancarkan sebuah pukulan kedepan, mereka tak menyangka kalau dua bajingan cabul itu sudah sekarat dan hampir mampus, walaupun hanya menggunakan tenaga sebesar tiga empat bagian toh dua orang manusia cabul itu mampus juga, akhirnya Lam-kong Liu suami istri berunding sebentar dan mengambil bayi itu sebagai anak angkatnya"

"Haahh ..haahh..haahh.. kalau begitu Suma ing adalah anak jadah dari Menari diatas pembaringan Liau Giok lng dengan kupu2 darah Suma ciau. haahh-haahh-haahh pantas kalau orangnya bejad, maklum anak haram, haah-haahh- haahh. "

Gelak tertawa yang riuh rendah menggetarkan seluruh angkasa, semua jago baik dari golongan putih maupun dari golongan hitam sama2 mengolok dan mencemooh pemuda itu.

Bagaimanapun tebalnya muka Suma ing setelah asal usulnya dibongkar dihadapan umum, tak urung berubah juga air mukanya.

Makin rendah asal usul seorang semakin takut borok itu ketahuan orang, hampir setiap orang mempunyai penyakit tersebut, tak kecuali pula Suma ing sendiri.

Dengan wajah serius pencuri tua Pek-li Gong tertawa dingin, lalu serunya kembali:

"Suma Ing, kau musti tahu, maksudmu mengungkap persoalan ini yang paling penting adalah agar engkau bisa mawas diri dan periksa semua perbuatan yang pernah kau lakukan, coba bayangkan sendiri dengan perbuatan terkutuk dari orang tuamu apa orang lain bersedia memelihara engkau? Ketahuilah orang kuno berkata: Naga akan melahirkan naga, burung Hong melahirkan burung hong hanya tikus saja yang pandai menggali lubang sejak dilahirkan, artinya begitu orang tuanya begitu juga  anaknya, maka aku harap engkau suka mengingat kembali akan budi kebaikan yang pernah kau terima, bukan aku sengaja meng-olok2 dirimu, aku berharap engkau baik dan jadi sadar.. Nah, perkataanku hanya sampai disini saja, pikirlah kembali dengan seksama."

Keadaan Suma Ing pada saat ini ibaratnya orang yang ditelanjangi dihadapan umum, semua rahasia dan boroknya telah ketahuan orang, bukan saja ia terima nasehat tersebut dengan hati terbuka. jelas ia semakin benci dan mendendam terhadap pencuri tua itu.

Keadaannya sekarang jauh berbeda, kedoknya telah terbongkar maka diapun tidak takut menghadapi segala percobaan, ia lebih tega berbuat keji dan bejad, diluar sikapnya tetap tenang dan tidak bergerak. ia biarkan orang tertawa kan dirinya.

Pek-li Gong mengira ucapannya telah mendatangkan hasil dan mungkin sianak muda itu sedang berpikir dan mulai menyesal, maka diapun tidak bicara lagi. suasana pulih kembali dalam kesunyian... dan keheningan yang mencekam.

Sehari sudah lewat, malampun menjelang kembali, selama ini Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng maupun kakek ombak menggulung tetap membungkam. mereka tetap duduk bersila tanpa memperdulikan keadaan disekelilingnya. Suatu ketika, dengan suara lirih cu Li-yap berbisik,

"Engkoh Pak, sekarang malam telah menjelang. aku rasa dengan andalkan ilmu meringankan tubuhmu. tidak sulit untuk meloncat setinggi tujuh delapan tombak dan melayang ketengah gelanggang untuk merampas payung mustika tersebut, bagaimana kalau kau bertindak Cepat dan biar pencuri tua yang melindungi gerakanmu itu?"

"Tak mungkin" sahut Lam-kong Pak sambil menggeleng, "kalau kurampas payung mustika itu maka suatu pertarungan massal akan terjadi, padahal Cianpwee bertiga sedang mencapai puncak yang paling bahaya dalam semedinya, kita tak boleh menempuh bahaya ini."

Satu malam kembali lewat, beberapa kali Suma Ing hendak kabur tapi setiap kali ia batalkan kembali rencananya. karena jago lihay disekitar itu mengawasi terus gerak geriknya tanpa berkedip.

Tiga hari tiga malam sudah berlalu tanpa terasa, oei ci- hu, Lu It Beng serta Lam-kong Liu telah menyelesaikan semedinya, tenaga dalam yang mereka miliki telah pulih kembali seperti sedia kala, mereka lantas suruh Lam-kong Pak duduk bersemedi agar lebih bersemangat bila terjadi sesuatu nanti.

"Aku rasa usul itu kurang pantas" Sun Han Siang menolak tegas, "tak dapat kita pungkiri bahwa diantara rombongan kita, ilmu silat Pak-ji yang paling lihay, dan cuma dia seorang yang sanggup menghadapi Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, andaikata seCara tiba2 bajingan tua itu menyerang Pak-ji, bukankah keselamatan jiwanya jadi terancam?"

Semua orang merasa bahwa perkataan itu tepat sekali, menuratpendapat beberapa orang itu bersemedi dalam keadaan seperti ini tak cocok buat Lam-kong Pak. karenanya semua orang tidak setuju akan usul tersebut.

"Dengan kekuatan yang kita miliki sekarang, rasanya tak perlu keadaan seperti ini dibiarkan ber-larut2, dengan gabungan tenaga kami berempat rasanya masih sanggup untuk menghadang dua gembong iblis tua itu, dan seandainya Sian-yan Peng tidak mengacao dari tengah, delapan puluh persen Pak-ji akan berhasil merebut kembali payung mustika itu"

"Masa Sian-yan Peng hanya akan berpeluk tangan belaka?" sela Lu It Beng dari samping, "kalau kedatangannya bukan lantaran payung sengkala, kenapa dia harus menyiksa diri selama beberapa hari beberapa malam tanpa makan minum ditempat seperti ini?"

Sementara pembicaraan masih berlangsung, serentetan desiran angin tajam menyambar kearah mereka dari luar bangunan, desiran tajam itu langsung menghajar kearah Lam-kong Pak.

Dengan tenang sianak muda itu menyambar benda tadi, yang ternyata bukan lain cuma segulung kertas kecil belaka. cepat gulungan kertas itu dibuka dan diperiksa isinya. tampaklah tulisan itu berbunyi demikian:

"Bertahan terus menerus Cara begini bukan suatu Cara yang baik. aku bersedia membantu siau-hiap. bila ada orang menerjang masuk kedalam bangunan nanti, jangan se-kali2 kalian tubruk. menanti ledakan keras sudah terjadi gunakanlah kesempatan itu untuk merebut payung tersebut tertanda: salju bulan keenam Tong Hui"

Lam-kong Pak tahu kalau Tong Hui hendak menggunakan peluru ngo-lui-yan-hwee-tannya untuk mengacau pandanga norang banyak. menggunakan kesempatan dikala asap tebal membumbung keangkasa maka dia disuruh merampas payung itu.

Tapi ada satu hal yang membuat hatinya bingung. kenapa Tong Hui terangkan bahwa ada sesuatu bayangan manusia akan menerjang masuk Keruangan..? apakah dia tidak takut dengan kedahsyatan dari peluru Ngo-lui-yan- hwee-tan tersebut?

Sehabis membaca tulisan itu, Lam-kong Pak segera memberitahukan surat tadi kepihak teman2nya, kemudian menggulung kembali kertas itu dia lempar kearah Sian-yan Peng. "Sian-yan cianpwee, terima ini..."

Sian-yan Peng sambar timpukan benda itu dan dibaca isinya, tapi sebelum dia kabarkan kepada anak buahnya, mendadak dari luar ruangan menggema suara bentakan nyaring disusul sesosok bayangan manusia dengan gerak burung manyar sambar ikan menyerbu ketengah gelanggang.

Para jago dari kelompok Lim-kong Pak sama2 bertiarap keatas tanah begitu melihat bayangan manusia menyerbu kedalam ruangan, lain halnya dengan para begundal dari Sian-yan Peng, mereka tak kenal lihay, berbareng orang2 itu loncat bangun dan menyerbu ketengah gelanggang..

Betapa terkejutnya Sian-yan Peng menyaksikan tingkah laku anak buahnya, ia berteriak keras:

"cepat kembali"

Ketika gulungan kertas tadi melayang masuk kedalam ruangan dan menyambar kearah Lam-kong Pak tadi. Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng maupun Kakek ombak menggulung sudah menaruh curiga apa lagi ketika gulungan kertas itu dilempar kearah Sian-yan Peng, kecurigaan mereka kian bertambah besar, oleh karena itulah ketika melihat ada bayangan hitam menyerbu kedalam mereka lantas bangkit dan hendak loncat kedepan, namun bagitu Sian-yan Peng berteriak. merekapun batalkan gerakan tersebut dan buru2 melayang kembali ketempat semula.

Dalam pada itu bayangan manusia tadi sudah menyambar kesisi suma Ing. cekatan pemuda itu loncat bangun sambil melancarkan sebuah pukutan dahsyat.

"Blaaamm.." suara ledakan yang amat dabsyat menggelegar diseluruh ruangan- bumi bergoncang dan asap tebal menyebar ke empat penjuru.

Ternyata bayangan manusia yang menerjang masuk kedalam ruangan itu bukan lain adalah mayat dari Lampu hitam pengejar sukma Leng cing ciu. peluru sakti Ngo-lai- yan-hwee-tan yang maha dahsyat itu diikat pada tubuh mayat tadi oleh Tong Hui, maka ketika mayat tersebut termakan oleh pukulan yang dahsyat, meledaklah peluru itu dengan hebatnya.

Pecahan daging dan muncratan darah berhamburan diatas tanah, bumi terasa merekah jadinya, pada saat yang amat bagus itulah Lam-kong Pak bertindak Cepat, ia tubruk Suma Ing dan menyerobot payung mustika yang berada dalam genggamannya.

Siapa tahu Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng serta kakek ombak menggulung bukan manusia sembarangan, pada saat yang bersamaan merekapun terjun ketengah gelanggang.

"Blaamm. " dalam keadaan terburu Lam-kong Pak saling beradu tenaga sekali dengan gembong ibiis itu, seketika ia terdoroog mundur tiga langkah.

Ditengah hamburan kabut tebal, dua sosok bayangan manusia membumbung keudara diiringi dengusan berat,

Suma Ing termakan oleh sebuah pukulan yang amat berat hingga muntah darah segar, sementara dua orang gembong iblis tua itu dengan membentangkan payung mustika tersebut telah membumbung tinggi keudara, dalam sekejap mata mereka sudah berada pada ketinggian pulahan tombak dari permukaan tanah.

Para jago tercengang dan menengadah ke atas mengikuti gerakan dari dua gembong iblis tua itu, sedang Suma Ing segera manfaatkan kesempatan itu se-baiknya. dengan menahan luka dalam yang parah ia loncat tembok pekarangan dan kabur dari situ.

Empat sosok mayat berserakan ditengah gelanggang. mereka adalah "pat-pu-lui-kong,"Dewa guntur berlengan delapan Si Pu Siu, "Bu-siang-to" gook tanpa tandingan Hong Gwan "Tiat-sau-ciu" sapu besi Kim Kiu serta "Tiat- pan-than" baja oh Sak kay.

Kutungan anggota badan berserakan ditengah genangan darah kental, menyaksikan kesemuanya itu Sian-yan Pang menghela napas sedih, kepada Ngo-hoa-bak Daging lima warna pesannya

"Kubur semua yang mati dalam kebun bunga keluarga Siok ini"

Sementara itu Lak-gwee-soat salju bulan keenam Tong Hui telah melayang masuk ke tengah gelanggang, serunya sambil menghela napas,

"Aaaii... sungguh tak kusangka kecerdasan maupun kecekatan dua orang gembong iblis itu luar biasa sekali, akhirnya toh mereka yang berhasil dapatkan payung mestika itu.. untuk kegagalan ini aku mohon maaf yang sebesar-besarnya"

"Tong Hui" hardik Sian-yan Peng dengan gusar, "empat orang anak buahku mampus ditanganmu. bagaimana pertanggungan jawabmu atas kejadian ini?"

"Demi payung mustika tersebut terpaksa aku harus melakukan pembunuhan. apalagi ke empat orang itu toh sudah bertumpuk kejahatan yang dilakukan, walaupun mampus rasanya juga pantas"

Sian-yan Peng tertawa dingin .

"Heeeh-heeeh-heeeeh...besar amat lagakmu, Tangkap dia dan gusur kemarkas"

Ho-hek cuncu Rasul hitam tebal tampil kedepan dan langsung menerjang kearah Tong Hui.

Melihat itu Lam-kong Pak segera mengerdip kepada Loo Liang-jan, manusia raksasa itu membentak keras dan memapaki datangnya terjangan itu.

"Duukk... Blaamm.." bentrokan dahsyat menggelegar diudara, seketika Ho-hek cuncu terpental lima langkah kebelakang. Loo Liang-jan tidak kasih kesempatan bagi musuhnya untuk tukar napas. kembali sebuah pukulan dilancarkan memaksa Ho-hek cuncu terpental balik ketempat semula. Sian-yan Peng amat gusar, kepada Lam-kong Pak hardiknya penuh kemarahan: "Bocah muda, engkau hendak musuhi aku?"

"Aku yang muda tidak berani Tapi pada hakekatnya Tong-heng tak dapat disalahkan. toh sebelum kejadian ia sudah memberitahukan kepada kita. dalam peristiwa ini yang salah adalah anak buah ciannpwee yang tak bisa putar kemudi mengikuti hembusan angin. coba lihatlah dua orang gembong iblis tua itu, toh mereka tak membaca isi surat yang dilempar Tong-heng kepada kita? tapi kenyataan mereka dapat lolos dalam keadaan selamat, oleh karena itulah kalau cianpwee mau cari siapa yang salah maka kesalahan itu justru terletak pada lambannya reaksi mereka waktu menghadapi kejadian"

Kembali Sian-yan Peng tertawa dingin.

"Heehh-heeehh-heeehh..jadi kesalahan ini adalah kesalahan dari para korban sendiri?"

"Yang pasti kejadian ini hanya boleh dianggap sebagai suatu kecelakaan, dan kecelakaan tersebut tak bisa salahkan diri Tong-tayhiap."

Sian-yan Peng mendengus dingin. ia berpaling kearah Lam-kong Liu dan berseru: "Lam-kong Liu, sekarang kita dapat melangsungkan pertarungan bukan-.?"

"Benar, menggunakan kesempatan yang ada aku sudah pulihkan kembali kekuatan tenaga dalam yang kumiliki. marilah kita selesaikan persoalan itu sekarang juga" Dengan langkah lebar ia maju kedepan. Sun Han Siang menyambar tangan suaminya tapi luput, terpaksa diapun ikut maju kedepan-

"Sian-yan cianpwee" seru Lam-kong Pak lagi dengan suara dalam, "bersediakah mendengarkan sepatah dua patah dariku?"

"Aku tak sudi mendengarkan perkataan apa pun. lebih baik kau mundur dari situ "

"Sian-yan Peng tua bangka sialan" teriak pencuri tua pula. "apa sih gunanya persoalan ini di-ulur2 terus tiada habisnya? Ketahuilah pada hakekatnya peristiwa dimasa lampau hanya suatu salah paham belaka bukan saja Sun Han Siang sudah kawin dengan Lam-kong Liu, anak merekapun sudah menginjak dewasa. masa engkau tak bisa sudahi persoalan sampai disini saja? Kendatipun Lam-kong Liu berhasil kau bunuh. toh Sun Han Siang tak mungkin akan kawin dengan kau lagi."

Ucapan tersebut segera memancing gelak tertawa para jago, suara ter-bahak? memenuhi seluruh angkasa membuat suasana jadi gaduh.

Gelak tertawa yang riuh rendah ini semakin menggusarkan hati Sian-yan Peng, teriaknya dengan marah:

"Pencuri tua sialan, kalau berani bicara lagi...Hmm kau kubacok sampai mampus"

"IHuuh... tua bangka sialan, kalau punya keberanian ayolah bacok aku sampai mampus putriku sudah punya pasangan- akupun sudah tak punya tanggungan apa2 lagi, kalau kau bunuh aku. haahh-haahh-haahh...aku malah bertambah senang."

"Pek li-heng" Lam-kong Liu maju kedepan sambil berseru. "lebih baik kau mundurlah kebelakang, percuma banyak bicara, toh akhirnya persoalan ini harus diselesaikan dengan kekerasan, kalian tak usah membantu pihak manapun. biarlah kami selesaikan sendiri persoalan ini."

Jarak mereka berdua cuma terpaut satu tombak, setelah berdiri berhadapan mereka saling melotot dengan gusar, keadaan tersebut ibaratnya sepasang ayam jago yang siap bertarung, inilah yang disebut musuh besar saling bertemu, matapun berubah jadi merah.

Hakekatnya Sun Han siang tak ingin bicara dengan sian- yan Peng, tapi dalam keadaan begini mau tak mau terpaksa ia harus buka suara, seraya maju kemuka katanya "Sian-yan Peng, Jadi kau nekad untuk bertempur?"

Betapa kacau dan tak tenteramnya hati sian-yan Peng menyaksikan kemunculan Sun Han Siang dihadapannya. namun ia segera mengangguk.

"Benar, bagaimanapun juga aku harus selesaikan persoalan ini dengan kekerasan, tahukah kau apa yang ku- tunggu2 selama puluhan tahun mengasingkan diri dan sembunyikan nama? Ini harilah yang kutunggu."

"Tahukah kau kenapa kau berbuat demikian ?"

"Aku menggunakan nama kakek pendendam berkain hijau sebagai sebutan, sebagai orang cerdas tentu kau tahu bukan apa yang menjadi sebab atas terjadinya peristiwa ini?" Sun Han Siang tertawa ter-kekeh2.

"Haahh-haahh-haahh...Sian-yan Peng. Aku lihat meskipun kau sudah hidup mendekati enam puluh tahun. tapi sifat ke-kanak2anmu masih belum hilang.  dalam urusan macam apapun aku dapat membelai Lam-kong Liu tapi hanya dalam urusan itu aku tak akan membelai dirinya. masa engkau masih belum percaya?"

Siao-yan Peng terperangah, tentu saja ia pernah berpikir sampai kesitu, walau begitu rasa dongkol dan benci yang sudah telanjur menyesak dadanya harus tersalur keluar,,. karena keadaannya pada saat ini ibarat menunggang dipunggung harimau, tetap duduk susah mau turun juga tak dapat, serba susah jadinya.

Setelah suasana hening untuk beberapa saat lamanya, Sian-yan Peng berkata lagi dengan suara dalam:

"Aku tak bisa mempercayai keterangan dari sepihak, andaikata cu Hong Hong perempuan rendah itu juga hadir disini, maka aku. "

Belum sempat kata2 itu diselesaikan, sesosok bayangan manusia melayang masuk lewati dinding perkarangan, ternyata orang yang munculkan diri itu bukan lain adalah cu Hong Hong yang sudah lenyap bebarapa hari lamanya.

cu Li-yap berteriak keras dan memburu kemuka, tapi cu Hong Hong dengan wajah kaku mengebaskan ujung bajunya sambil berseru^ "Budak. mundurlah dulu"

Perempuan ini selamanya keras kepala dan kukuh pada pendirian, meskipun usianya telah lanjut namun watak tersebut sama sekali tak pernah berubah, sambil tertawa dingin tiada bentinya perlahan ia mendekaii suaminya.

Sian-yan Peng agak tertegun- paras mukanya berubah hebat. tapi sejenak kemudian ia hela napas panjang dan pulih kembali dalam ketenangan,

cu Hong Hong tak mau mengalah dengan begitu saja, sambil mendekati suaminya dengan suara dingin dan tajam ia berseru:

"Hmm, Bukankah kau hendak turun tangan setelah laki perempuan yang berbuat serong telah berkumpul jadi satu? Inilah saat yang paling baik bagimu untuk bertindak, kenapa masih mematung saja?" Paras muka Sian-yan Peng kembali berubah hebat, "Perempuan lonte. Aku memang sedang mencari engkau..,"

"Heeeh-heeeh-heeeh...aku tahu engkau sedang mencariku, maka sekarang aku munculkan diri disini apa yang hendak kau katakan lagi? ayoh katakan "

"Dahulu kau dengan Lam-kong Liu. "

"Benar tebakanmu tepat sekali." tukas cu Hong Hong dengan suara lantang, "dahulu aku memang pernah melakukan hubungan suami istri dengan Lam-kong Liu, puas dengan jawaban ini?"

Ucapan tersebut begitu diutarakan keluar para jago dari golongan putih sama2 tergertar keras, terutama sekaii Lam- kong Liu suami istri, paras muka mereka berubah hebat.

Sian-yan Peng sendiri kerutkan dahinya rapat2, lalu tertawa ter-kekeh2 dengan seramnya.

"Haahh-haaah-haaah. Lam-kong Liu. sekarang apa yang

hendak kau katakan lagi?"

"Selama aku tak pernah malakukan perbuatan salah, tak jeri ada setan mengetuk pintu. masa engkau benar2 percaya dengan pengakuannya. ?" ujar Lam-kong Liu serius.

"Kau anggap dia hanya ber-main2 dengan pengakuannya itu? hmm Kau anggap pengakuan seperti itu bisa dibuat sebagai bahan lelucon?" hardik sian-yan Peng makin gusar.

Sementara itu paras muka Sun Han Siang pun berubah hebat. sebagai seorang perempuan ia merasa hatinya ter- sayat2 ketika mengetahui suaminya telah berbuat serong, dan kejadian itu dirahasiakan selama ber-tahun2 lamanya. Terdengar cu Hong Hong berkata lagi dengan suara ketus:

"Sian-yan Peng aku tahu engkau kawin dengan diriku bukan karena Cinta yang murni, tindakan tersebut kau ambil karena kegagalan cinta mu terhadap Sun Han Siang. maka kau gunakan cara itu untuk melampiaskan rasa kecewa dan sedihmu. kau gunakan perkawinanmu sebagai suatu tindakan balas dendam. tentu saja dahulu akupun pernah mencintai Lam-kong Liu. dan semua orang mengetahui akan hal ini. maka kau lantas melampiaskan semua api dendam dan kemarahanmu keatas tubuhku dan Lam-kong Liu. kau berusaha menjelekkan namaku agar hatiku tersiksa-. Hmm dan sekarang aku telah penuhi harapanmu itu, Walau aku tak pernah melakukan perbuatan semacam itu tapi aku telah mengakuinya agar kau merasa puas dan senang setelah mendengar jawaban tersebut.. heehh..heehh...heehh.. Sian-yan Peng Sekarang kau sudah merasa cuas bukan?"

Sekarang Lam-kong Liu suami istri dan Lam-kong Pak baru bisa menghembuskan napas lega, sebaliknya paras muka Sian-yan Peng berubah makin hebat, begitu jeleknya hingga sukar dilukiskan dengan kata2, dia jadi serba salah dan tak tahu bagaimana harus mengatasi kejadian tersebut.

cuma cu Hong Hong merasa putus asa, kecewa dan sedih sekali, sejak kemunculannya digelanggang ia telah kesampingkan soal mati hidupnya. terdengarlah ia berkata lagi:

"Sian-yan Peng Terus terang kukatakan kepadamu, aku sangat benci kepadamu, engkau tak pantas jadi suami orang... engkau berjiwa cupat dan berpandangan sempit, engkau lebih pantas jadi seorang siau-jin-.. seorang manusia rendah yang memalukan- Hm aku sudah kenyang hidup tersiksa, ayohlah kalau ingin bunuh aku, cepatlah turun tangan.,"

= =ooooooooo= = "KAU ANGGGAP aku tak berani membinasakan dirimu?" seru Sian-yan Peng sambil tertawa dingin.

"Tentu saja berani, aku tahu engkau adalah seorang Enghiong. seorang pendekar besar. seorang manusia gagah yang dihormati orang, untuk menyelidiki tingkah laku bininya sendiri telah mendirikan perkumpulan bulu hijau, selama puluhan tahun sudah banyak orang yang dibunuh, telapak tanganmu sudah penuh berpelepotan darah, boleh dibilang hasil karyamu itu sangat hebat, belum pernah terjadi sepanjang masa, kecuali merasa kagum aku cu Hong Hong juga "

"Tutup mulut" hardik Sian-yan Peng dengan paras muka merah padam karena marah bercampur jengah .

cu Li-yap menjerit sedih, ia peluk ibunya erat2 sambil menangis terisak-"oooh.. ibu, apakah kau tega tinggalkan putrimu hidup seorang diri?"

"Tak lama kemudian engkau sudah akan menjadi milik Lam-kong Pak. ia tak akan menyia-nyiakan dirimu, aku telah mengetahui segala pahit getir hidup didunia, sekarang pikiranku sudah terbuka dan tiada yang kuberatkan lagi. mundurlah kebelakang dan jangan campuri urusan ini."

cu Li-yap menangis makin menjadi, dengan air mata membasahi seluruh wajahnya ia berseru:

"ibu, kalau engkau tidak urungkan niat tersebut. aku akan cukur rambut jadi nikoh."

"Jangan ngaco-belo" hardik cu Hong Hong dengan tubuh gemetar keras.

Ia mengerling sekejap kearah Lam-kong Pak dan mendorong putrinya kebelakang. cu Li-yap segera terpental kebelakang dan jatuh kedalam pelukan sianak muda itu. Setelah menyingkirkan putrinya. cu Hong Hong kembali menghardik dengan suara nyaring:

"sian-yan Peng, Pandekar besar. Enghiong gagah.

Kenapa diam melulu ..? ayoh turun tangan"

Sikap cu Hong Hong yang begitu menantang dan mukanya yang begini manis membuat setanpun tak kuat manahan diri, sebetulnya Sian-yan Peng telah tenang kembali dan hawa amarahnya agak mereda. tapi begitu melihat sikap menantang dari istrinya, kontan ia naik pitam. sambil mendengus dingin satu pukulan dahsyat dilancarkan kedepan,

cu Hong Hong sama sekali tidak memberi perlawanan, ia mendengus tertahan, tubuhnya mencelat sejauh satu tombak dari tempat kejadian dan tak berkutik lagi.

cu Li-yap menjerit keras, bagaikan orang gila ia meronta dari pelukan Lam-kong Pak dan menubruk kepangkuan ibunya.

Darah kental mengalir keluar dari tujuh lubang indra cu Hong Hong, ia mati dalam keadaan yang mengenaskan-

Isak tangis cu Li-yap tak terbendung lagi. ia menangis meng-gerung2, membuat suasana diliputi kesedihan dan kepedihan, tak sedikit para jago yang ikut melelehkan air mata.

Mimpipun sian-yan Peng tak menyangka kalau istrinya bakal menanti kematian tanpa melawan, sebab sikap tersebut jauh berlawanan dengan wataknja dimasa lalu. Ia pun sama sekali tak menduga kalau cu Hong Hong telah bertekad untuk mati sejak Lam-kong Liu bertemu kembali dengan Sun Han Siang, ia tidak lebih hanya pinjam kekuatan dari Sian-yan Peng untuk tinggalkan dunia yang penuh percobaan ini, Demi menyatakan Cintanya kepada Lam-kong Liu.  tentu saja ia gunakan kesempatan yang sangat baik itu untuk mencuci bersih semua noda dan kecurigaan  suaminya terhadap Lam-kong Liu, sebab hanya berbuat begitulah dia baru bisa mati dengan mata meram.

Sekarang para jago yang hadir digelanggang telah memahami maksud hati dari cu Hong Hong, rasa antipati dan kurang senang mereka terhadap cu Hong Hong semasa masih hidupnya pun ikut tersapu lenyap. sebaliknya semua orang malah kagum dan memuji kebijaksanaan perempuan itu.

Sedangkan Sian-yan Peng sendiripun sekarang baru tahu akan kesalahannya, tapi nasi sudah menjadi bubur, siapa yang harus disalahkan?? tanpa sadar air mata bercucuran membasahi pipinya .

Dia belai rambut cu Li- yap yang hitam terurai, lalu gumamnya seorang diri:

"Nak. maafkanlah ayahmu Ketahuilah kesalahan bukan terletak pada diriku seorang...maafkanlah kesalahan ayahmu..."

cu Li- yap menyingkir dari belaian ayahnya, ia loncat bangun dan serunya dengan ketus: ...

"Bagaimanapun kesalahan yang telah dilakukan ibu dari tindakanmu yang tega membinasakan istri sendiri sudah Cukup membuktikan bahwa hatimu kejam dan pikiranmu Cupat, sejak keCil aku cu Li-yap tak pernah merasakan budi kebaikan atau pendidikan apapun darimu, aku tidak mengaku kau sebagai ayahku"

"Anak Yap..."

Dengan air mata bercucuran cu Li-yap membopong jenasah ibunya, lalu berkata lagi "Tak usah panggil aku begitu, aku she cu dan tidak kenal she-Sian-yan, sedikitpun kau tak punya kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang ayah, sekarang malah kau bunuh satu2nya sanak yang paling kucintai, kau terlalu kejam... kau tak punya Liang-sim. "

Sambil menangis terisak gadis itu putar badan dan segera berlalu dari situ-

"Adik Yap. engkau tak boleh bersikap kasar, Bagaimanapun juga toh Sian-yan cianpwee adalah ayah kandungmu. tiada kasih yang lebih dalam selain kasih orang terhadap anaknya, takdirlah yang membuat orang harus mengalami penderitaan, siksaan dan kesedihan, tahukah kau kepedihan dan kesedihan yang dialami Sian- yan cianpwee pada saat ini jauh melebihi dirimu? adik Yap. turutlah perkataanku. jangan bertindak ngawur,..Kini payung sengkala telah terjatuh ketangan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, situasi dalam dunia persilatan amat gawat, kita harus bersatu padu Untuk menghadapi musuh tangguh, janganiah turuti emosi hingga mencerai beraikan kekuatan kita sendiri"

Tiba2 pencuri tua Pek-li Gong berseru dengan suara serak:

"Bocah muda, ayoh Cepat panggil ayah mertuamu, dengan sebutan itu urusan toh akan beres dengan sendirinya."

Terpaksa Lam kong Pak berlutut dihadapan sian-yan Peng sambil memberi hormat.

"Gak hu. harap jangan marah" katanya, "Adik Yap baru kematian ibunya, ia masih dipengaruhi emosi.., mengalah sedikit kepadanya. tentu Gak hu tidak keberatan bukan?" Sementara itu Pek-li Hiang sudah menghibur pula diri cu Li-yap hingga suasana dapat tenang kembali,

Pada hakekatnya dalam peristiwa berdarah ini, Sian-yan Peng sama sekali tak dapat disalahkan, karena sikap yang ditunjukkan cu Hong Hong tadi terlalu menantang dan menyudutkan orang hingga siapapun tak akan tahan menghadapi keadaan tersebut.

Lagipula dalam serangan tadi Sian-yan Peng hanya menggunakan tiga empat bagian hawa murni, dari situ menunjukkan bahwa jago tersebut sama sekali tak berhasrat membinasakan istrinya, kalau ingin mencari siapa yang salah maka kesalahan terbesar terletak pada diri cu Hong Hong sendiri, karena dialah yang punya niat bunuh diri dan sama sekali tak mau menangkis serangan tersebut.

Kawanan jago dari golongan putih sama2 menghibur cu Li-yap. Sun Han siang sendiripun turun tangan mengatasi keadaan itu. akhirnya cu Li-yap bisa ditenangkan kembali. ia mendekap ayahnya dan menangis ter-sedu2.

Sian-yan Peng sendiripun tak dapat menahan lelehan air mata. ayah dan anak saling berpelukan sambil menangis membuat suasana sangat mengharukan. Beberapa waktu kemudian, Lam-kong Pak berkata.

"Walaupun malam ini Gak-hu dengan adik Yap juga merupakan suatu kejadian yang mengerikan hati. aku harap saudara sekalian tak usah bersedih hati lagi marilah kita bicarakan masalah penting."

Setelah berhenti sebentar. dia melanjutkan: "Ada satu hal aku ingin menanyakan kepada saudara sekalian. siapakah yang per-tama2 menyebarkan berita sensasi yang mengatakan payung sengkala berada dalam perkampungan Toa-lo sancung?" "Semua kejadian itu adalah hasil karyaku."jawab Awan hitam pengejar rembulan oei ci-hu, "sesungguhnya akupun tidak siarkan berita bohong. Ceritanya begini: kalian semua tentu tahu bukan betapa keji dan liciknya ciu ci Kang tersebut? rupanya secara diam2 mereka telah buat sebuah payung sengkala palsu yang tanpa diketahui oleh siapapun telah dikirim kedalam perkampungan Toa-lo sancung. sekalipun barangnya palsu tapi mereka bersikap se-olah2 benar2 telah mendapatkan benda pusaka, ditambah pula aku sebar luaskan berita ini keempat penjuru maka orang semakin yakin kalau perkampungan Toa-lo sancung benar2 terdapat benda mustika itu. tindakanku ini bukan bermaksud untuk melaksanakan siasat sekali timpuk dua burung. pada hakekatnya aku sedang menggunakan siasat racun melawan racun untuk menggagalkan rencana busuk mereka"

"Lalu bagaimana dengan payung sengkala milik cu cianpwee yang sekarang terbukti adalah barang palsu juga . permainan siapakah itu??"

"Menurut dugaanku kemungkinan besar permainan tersebut adalah hasil karya dari Mo-jiu-sam-seng tiga bintang bertangan iblis, sebab payung sengkala yang asli aku dapatkan diri tangan mereka. Sekarang asal usul dari payung mustika itupun sudah dibikin terang, sungguh tak nyana hanya karena ingin memperebutkan sebuah payung sengkala palsu, banyak jago baik dari golongan lurus maupun dari golongan sesat telah kehilangan  nyawa dengan percuma."

"Sian-yan Peng" ujar Sun Han Siang kemudian, "sekarang kejadian lampau sudah lewat, cu Hong Hong juga sudah tinggalkan dunia yang ramai, urusan perkawinan dari putrimu hanya engkaulah yang berhak untuk ambil keputusan, walaupun semasa hidupnya cu Hong Hong tak pernah menolak atau keberatan akan perkawinan ini. akan tetapi ia belum pernah memberikan jawaban yang pasti, maka aku harap pada malam ini juga kau bersedia memberi jawaban yang pasti agar semua orang bisa berlega hati"

"Sejak pertama kali mereka bergaul sudah menyatakan persetujuan apalagi hubungan mereka kian hari kian bertambah akrab, tentu saja tiada persoalan lagi bagiku, semua urusan kuserahkan pelaksanaannya kepada kalian"

Pada waktu itulah catatan mati hidup berpaling kearah wangwee berhati hitam dan berkata:

"Ji-ya. mengetahui urusan menjamu yang berlangsung tempo hari. aku toa-ya sangat tak berkesan, pertama kali kuundang dirimu kau bilang sayurnya terlalu tawar tak ada minyak babinya, kedua kali kujamu kau alasanmu kebanyakan minyak babi, maka dari itu agar kau merasa puas aku toa-ya akan menjamu dirimu untuk ketiga kalinya."

Wangwee berhati hitam yang gemuk segera tertawa ter- bahak2.

"Haaah-haaahh-haaaahh....toa-ya, engkau memang menyenangkan hati, demi aku ji-ya ternyata kau bersedia melanggar kebiasaan."

"Aaah itu toh urusan kecil, apalagi hubungan diantara kita berdua toh sudah terlalu akrab, masa antara saudara sendiri juga membicarakan soal kebiasaan? dan lagi aku kan Cuma tanggal satu serta tanggal lima belas tidak menjamu tamu, karenanya aku hendak menjamu dirimu tepat harinya dengan hari perkawinan dari majikan kecil kita"

Paras muka Wangwee berhati hitam berubah bebat. ia segera berteriak lantang: "Huuhh Masa ingin menjamu kok dibarengkan dengan hari perkawinan orang, aku tak sudi menerima undanganmu itu. Heey toa-ya...janganlah kau pandang aku sebagai bocah cilik...maaf, aku tak mau menerima kebaikanmu itu"

Dalam pada itu Sun Han Siang telah mengutus orang untuk membeli peti mati, merekapun segera mengebumikan jenasah cu Hong Hong diluar kebun bunga keluarga Siok.

Disaat upacara pemakaman cu Hong Hong berlangsung. diam2 Sian-yan Peng berlalu dari sana, tak seorangpun mengetahui kepergiannya itu dan tak ada orang yang tahu kemana dia pergi.

Tapi semua orang cukup memaklumi perasaan hatinya. mereka tahu jago tua itu penuh diliputi kekecewaan, kesedihan dan putus asa,jelas ia tak punya muka untuk berjumpa lagi dengan rekan2nya. kepergian jago tua sudah pasti tak akan diketemukan orang sebab Sian-yan Peng pasti akan menjauhkan diri dari pergaulan manusia.

Para begundalnya yang kebanyakan merupakan anggota penggadaian dunia persilatan segerapun pada membubarkan diri dan berlalu dari sana, karena mereka pernah menghianati sun Han Siang.

Setelah semua iblis itu pergi, Siang Hong Ti menghela napas panjang dan berkata

"Sandiwara berakhir penontonpun bubar, orang2 pandai yang mati telah mati, yang pergi telah pergi, hanya tersisa kita2 manusia pembuat bencana yang harus menanggulangi bahaya didepan mata, kita pulang bertugas menyingkirkan dua orang gembong iblis itu beserta Suma Ing"

"oei ci-hu" seru pencuri tua dari samping, "tenaga dalam yang kalian bertiga miliki telah pulih kembali seperti sedia kala, yakinkah kalian bisa menghadapi Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng?"

"Hey pencuri tua, bagaimana kalau kurangi sindiranmu itu?" jawab oei ci-hu Cepat," kalau tenaga gabungan kami bertiga masih belum mampu untuk menghadapi iblis tua itu, lebih baik aku gantung diri diatas pohon saja"

"Kalau toh memang begitu kita tak usah tercerai berai lagi. hakekatnya bukan pekerjaan yang mudah untuk menemukan jejak iblis tua itu, dari pada mencari lebih baik kita menunggu saja kedatangannya. mumpung urusan sudah beres bagaimana kalau kita Cari hari baik dan menyelenggarakan upaCara perkawinan dari Pak-ji dikota Lok-yang? kalau mendengar kabar ini, sudah pasti dia orang gembong iblis tua itu akan datang mengaCau. Nah kita bisa gunakan kesempatan yang baik itu untuk singkirkan mereka dari muka bumi."

"Bagus juga akalmu itu " puji Sun Han Siang. "cepat atau lambat kedua ikan kakap itu pasti akan masuk jaring "

"Sekarang masih ada satu urusan penting yang harus segera kuselesaikan." tiba2 Lam-kong Pak menyela, "aku rasa urusan perkawinan tak perlu diselesaikan dengan tergesa-gesa, lain waktu saja?"

"Bocah yang tak tahu diri. maunya kau sengaja mengganggu kegembiraan aku?" damperat Pencuri tua.

"Harap gak-hu jangan salah paham? Bukannya aku sengaja menghilangkan kegembiraan gak-hu, dalam kenyataan dua orang anggota Mo-jiu-sam-seng telah meninggalkan dunia. sekarang tinggal seorang saja yang masih hidup, itupun menderita luka dalam yang parah Meskipun ia berpesan kepadaku tak usah mencari dia lagi sebab katanya tak lama kemudian ia akan kembali kedunia yang fana. tapi aku telah menyanggupi untuk menguburkan jenasah mereka bertiga, oleh karena itu aku harus pergi memenuhi janji"

"Janji yang telah diucapkan memang sepantasnya dipenuhi" sambung Sun Han Siang. "apabila dua orang gembong iblis tua itu sudah tahu bahwa guru mereka belum mati, dua orang murid murtad itu pasti akan berkunjung kesana untuk melakukan pembunuhan, Pak-ji cepatlah berangkat kesana dan bawa beberapa orang sebagai pembantu, cepat pergi cepat kembali. kami tunggU kau dikota Lok-yang"

"Biarlah aku pergi dengan membawa serta Loo-tua dan sepasang manusia bagus dari Hay-thian" kata Lam-kong Pak kemudian.

Wartawan berhati hitam dari Hay-thian siang-cho  kontan menyela

"Yaya sekalian, julukan kami telah diubah sau-ya menjadi sepasang manusia bagus. itu tandanya sau-ya menilai tinggi kekuatan dan budi kita berdua..haabh..haah

.haahh.. baik, baik, kami segera akan berangkat untuk menyumbang tenaga."

"Kami juga ikut" sela dua gadis muda itu cepat

Lam-kong Pak mengangguk tanda setuju, berangkatlah dia menuju kelembah terpencil tersebut dengan membawa serta Pek-li Hiang, cu Li-yap. Loo Liang-jan serta sepasang manusia jelek dari Hay-thian.

Setibanya didepan gua. Lam-kong Pak memerintahkan semua orang menunggu diluar, sedang ia masuk kedalam gua itu seorang diri.

Setibanya dimulut kawah gunung berapi, ditemuinya beberapa buah tulisan tertera diatas dinding, ketika didekati dan dibacanya ternyata tulisan itu berbunyi demikian. "Aku sudah tinggalkan gua ini bersama loo-hek. akan kucari murid durhaka itu untuk bikin perhitungan, engkau tak usah menguatirkan keselamatanku."

Mendapat tahu kakek itu sudah pergi terpaksa Lam-kong Pak mundur dari gua itu dan menceritakan kejadian tadi kepada semua orang. akhirnya ia menambahkan:

"Menurut pengelihatanku, kakek itu belum lama tinggalkan gua ini, mari kita cari jejaknya disekitar tempat ini"

"Engkoh Pak" seru Pek-li Hiang kemudian, "bukankah engkoh pernah cerita kalau kakek tua itu sudah berpuluh tahun lamanya duduk diatas tonggak batu yang runcing, setelah menderita luka parah masa ia dapat tinggalkan gua itu??"

"Aku sendiripun keheranan. Tapi yang jelas selama puluhan tahun tersekap dalam gua. tiga orang kakek tua itu tak pernah mengendorkan latihannya, tenaga dalam yang mereka miliki telah peroleh kemajuan yang sangat pesat. kendatipun terluka aku rasa asal bersemedi luka itu dapat disembuhkan toh disanapun tersedia telur ikan leihi emas yang bisa pulihkan kembali kekuatan orang, aku tahu sudah pasti kakek tua itu tak rela kalau orang lain yang membinasakan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, maka ia beritahu kepadaku bahwa tak lama kemudian ia akan mati. padahal secara diam2 ia telah tinggalkan gua tersebut untuk bikin perhitungan."

Setelah keluar dari lembah terpencil itu, tiba2 sepasang manusia jelek dari Hay-thian berkata:

"Tuan muda, bagaimana kalau kita memecahkan diri jadi dua rombongan? baik menemukan jejaknya atau tidak. sebelum kentongan kelima kita berkumpul kembali disini" "Baik, kalian berdua bawalah Loo-tua dari barat berputar keutara, sedang kami dari selatan berputar ketimur, Sebelum kentongan kelima nanti kita bertemu lagi disini, tapi ingat jika kalian bertamu dengan iblis tua itu janganlah melawan dengan kekerasan, cepat mundur dan kabur"

Begitulah, setelah Sepasang manusia jelek dari Hay-thian bertiga berangkat. maka Lam-kong Pak dengan membawa dua orang gadispun bergerak menuju keselatan

pada waktu itu kentongan ketiga baru lewat malam amat sunyi dan udara amat dingin, Sudah puluhan li ketiga orang itu bergerak kearah selatan tanpa menemukan sesuatu apapun, kemudian mereka bergerak kearah timur. Suatu ketika mendadak cu Li-yap berkata:

"Engkoh Pak. marilah kita beristirahat sebentar disini aku rasa keCepatan gerak ketiga orang itu tak akan lebih cepat dari kita toh kalau kita tiba dulu disana juga harus menanti kedatangan mereka...bagaimana pendapat engkoh Pak?"

Sudah tentu Lam-kong pak menyetujui, merekapun segera mencari tempat yang nyaman disekitar sana, akhirnya dibalik semak mereka temukan sebuah gua.

Mereka bertiga masuk kedalam gua itu, Pek-li Hiang membuat api unggun dan membagi rangsum kepada Lam- kong Pak berdua.

Pada saat itulah tiba2 sesosok bayangan manusia menyelinap masuk kedalam gua dengan gerak yang enteng bagaikan sesosok sukma gentayangan, tindak tanduknya sangat ber-hati2 dan cekatan, setibanya dimulut gua ia mendekam tak berkutik ditanah dan mengintip gerak gerik orang2 dalam gua itu. Lam-kong Pak bertiga sama sekali tidak merasakan kehadiran orang itu, mereka masih bersenda-gurau dengan gembiranya.

Tiba2 bayangan manusia yang mendekam diluar gua itu menyeringai seram, dari sakunya dia ambil keluar sebutir kapsul warna merah dan segera dilemparkan kedalam onggokan api unggun.

Perlu diterangkan, onggokan api unggun itu terletak ditengah gua sementara Lam-kong Pak bertiga duduk disekitar api unggun itu sambil bersenda-gurau, maka tak seorangpun yang tahu Kalau secara diam2 ada orang melemparkan sebutir kapsul kedalam api unggun mereka..

"Bluumm.." letupan bunga api membumbung keangkasa diikuti dari tumpukan api unggun tadi mengempul keluar kabut tebal yang berwarna merah.

"Ehmm... wangi.. wangi sekali" Pek-li Hiang segera berteriak. "apakah kalian juga mencium bau wangi ini??"

"Betul Wangi sekali baunya," sambung cu Li-yap. "seperti bau dupa wangi...aneh masa diantara tumpukan kayu bakar itu terdapat pula kayu harum?"

Sementara itu Lam-kong Pak sendiripun mencium bau wangi yang aneh tadi, sewaktu terjadi letupan kecurigaannya segera timbul ia hendak keluar gua untuk periksa apa yang terjadi.

Tapi sebelum ia sempat bertindak sesuatu tiba2 ditemuinya paras muka dua orang gadis itu telah berubah jadi merah padam seperti orang yang mabok oleh arak. biji matanya yang bening pancarkan sorot cinta yang lembut dan menawan.

Walaupun Lam-kong Pak masih muda belia, akan tetapi berhubung ia pernah melakukan hubungan senggama dengan Liu Hui Yan maka boleh dikata pengalamannya dalam soal itu cukup luas, ia tahu apa yang sedang dibutuhkan oleh dua orang gadis itu. Tanpa terasa ia berpikir dalam hatinya:

"Aaah hakekatnya gadis seusia mereka sudah pantas untuk merasakan golakan birahi,. apalagi tak lama kemudian kita akan menikah. memang kadangkala birahi akan muncul sebelum saatnya tiba...tapi .apakah aku harus layani kebutuhan mereka?"

Sementara ingatan tersebut masih berkelebat dalam benaknya, dua orang gadis itu sudah menghampirinya dengan tubuh gemetar keras, sekujur badan mereka terasa panas menyengat badan. sedang bibirnya yang merah mereka disodorkan kedepan,

Lam-kong Pak merasa tak tega untuk menampik keinginan mereka itu, segera mencium mereka dengan penuh mesra.

Siapa tahu begitu bibir bertemu dengan bibir, bagaikan besi berani baja, bibir mereka lantas lengket menjadi satu dan tak lepas lagi, rintih kenikmatan berkumandang tiada hentinya.

Betapa terperanjatnya sianak muda itu menghadapi kenyataan tersebut, ia segera berpikir:

"Adik Yap serta adik Hiang adalah gadis2 suci dari golongan lurus. sekalipun napsu birahi telah menyelimuti benak mereka, tak mungkin keinginan tersebut mereka periihatkan secara terang2an, apalagi dengan cara yang binal dan cabul seperti ini.., sebetulnya apa yang telah terjadi?"

Dalam pada itu Pek-li Hiang dan cu Li-yap benar2 sudah dipengaruhi oleh napsu birahi, sekujur badan mereka gemetar keras bahkan dengan gigi mereka menggigit bahu pemuda itu, membuat Lam-kong Pak menjerit kesakitan.

"Hey, apa yang kalian ingiakan?" teriaknya.

Dengan sorot mata binal Pek-li Hiang bergumam tiada hentinya:

"Engkoh Pak. aku ingin. ..aku ingin gituan -..oooh engkoh Pak sayang-..tidurilah aku aku ingin sekali.oooohh sayang...aku ingin sekali. . ."

"Aku juga pingin.." sambung cu Li-yap dengan rintihan melas, "engkoh Pak. penuhilah keinginan kami...ooh sayang aku tak kuat...tidurilah aku...aku membutukan."

Lam-kong Pak makin terperanjat, sekuat tenaga ia dorong gadis2 itu hingga jatuh terjengkang, ia loncat bangun dan berusaha menenangkan diri.

Tiba2 pemuda itu merasakan segulung hawa panas yang luar biasa muncul dari pusarnya, membuat tubuhnya gontai dan hampir saja jatuh ketanah.

Tampaklah dua orang gadis itu cekikikan dengan binalnya, bahkan yang mereka kenakan satu persatu dilepaskan.

Lam-kong Pak jadi lebih panik, urusan bakal celaka. Dengan lantang hardiknya: "Tenangkan hati kalian-. jangan bertingkah yang bukan2...kita kena dikerjai orang"

Siapa tahu dua orang gadis itu sama sekali tidak menggubris teriakan tersebut. se-akan2 mereka sudah tak mendengar lagi apa yang diucapkan pemuda itu

Dengan paras muka merah padam bagaikan kepiting direbus mereka meliuk2kan pinggulnya dengan penuh daya rangsang, bibirnya mereka penuh rasa menantang.. bagaikan seorang yang kehausan, matanya melirik kesana kemari dengan liar, sementara pakaian luar yang mereka kenakan telah terlepas.

Menyaksikan gerak gerik lawan jenisnya yang begitu merangsang, nafsu berahi muncul dalam tubuh Lam-kong Pak dengan termangu-mangu dia awasi orang gadis itu tanpa berkedip.

Dalam pada itu Pek-li Hiang dan Cu Li-yap telah melepaskan pakaiannya mereka satu demi satu, kini tinggal celana dalam mereka yang berwarna merah saja tetap melekat dibadan-

Payudara yang putih montok2 bergelantungan didada, bentuknya indah, padat dan keras, saat itu bentuknya makin keras dan menegang keatas dengan puting yang merah merangsang, kulit yang putih bagaikan saiju menambah daya pesona bagi tubuh mereka.

Rupanya kesadaran terakhir masih tetap melekat dibenak dua orang gadis itu, maka meskipun kutang sudah dilepas namun celana dalam yang tipis masih tetap dikenakan.

Kendati begitu goncangan payudara yang putih berisi cukup merangsang sapapun yang melihat, Lam-kong Pak tak kuat menahan godaan tersebut, hawa panas makin kencang memancar keluar dari pusarnya membuat birahinya semakin menyelimuti benak.

Dengan mata ber-kedip2 penuh birahi dua orang gadis itu jatuhkan diri ketanah dan tidur terlentang menghadap atas, sepasang pahanya yang putih direntangkan lebar2 siap untuk menarik perahu masuk pelabuhan. Pemandangan yang begitu menawan... begitu merangsang cukup membetot sukma siapapun yadg melihat.

Jangan dibilang Lam-kong Pak yang sudah terkena bau wangi aneh tadi, sekalipun pembaca sendiri saya rasa keadaan tersebut cukup menegangkan syaraf dan saya yakin tak ada yang bilang tak terangsang oleh tantangan maut gadis setengah telanjang yang masih perawan itu.

Bukankah demikianpara pembaca sekalian yang budiman???

Sementata itu sinar mata yang liar dan penuh diliputi napsu birahi yang berkobar-kobar telah menyelimuti  seluruh tubuh Lam-kong Pak. hanya satu yang dituju pemuda itu dalam keadaan tersebut, dan tujuan itu tak lain tak bukan terletak diantara belahan paha gadis2 manis tersebut.

Tiba2 Pek-li Hiang dan cu Li-yap merintih lirih. mereka menggapai kearah pemuda itu agar menubruk maju, sementara pahanya direntangkan semakin lebar, pinggulnya mulai meliuk kekiri dan kanan dengan gaya putaran yang maut....

Bagaimanapun juga Lam-kong Pak adalah seorang pemuda yang berkepandaian tinggi, bawa murninya amat sempurna dan imannya cukup kuat, sambil gigit bibir ia berusaha melawan kemauan yang muncul dari hatinya. tapi ia merasa bahwa pertahanan tubuhnya makin lama makin lemah, makin lama semakin lumer.. sebab golakan hawa panas yang merangsang tubuhnya sudah hampir mencapai taraf yang sukar dikendalikan.

Akhirnya dengan langkah sempoyongan ia maju kedepan- mendekati dua orang gadis yang telah siap bertempur itu....

Pek-li Hiang serta Cu Li-yap berpekik kegirangan- sepasang lengannya yang putih berusaha meraih pemuda itu, muka mereka makin merah padam, sementara rintihan lirih berkumandang tiada hentinya. "oooh.. engkoh Pak.. cepatlah tiduri kami., ooch sayang. adik sudah tidak tahan-..oooh betapa tersiksanya bawahku... engkoh sayang cepatlah puaskan kami, kami butuh...ooooh sayang, aku tak tahan lagi cepatlah masukkan. "

Keadaan makin kritis, rupanya pertarungan seru segera akan berlangsung.

Mendadak sesosok bayangan manusia munculkan diri ditengah gua, orang itu bukan lain adalah suma Ing.

Rupanya ketika ia masih mempunyai hubungan gelap dengan siau-hong dulu, dari dayang cabul tadi ia berhasil mendapatkan obat perangsang yang berkadar tinggi, obat itu sangat jahat dan besar pengaruhnya. barang siapa mencium sedikit saja niscaya akan terangsaag dan belum akan punah sebelum Hajadnya terpenuhi.

Sayang Lam-kong Pak belum pengalaman, sebenarnya dengan beberapa kali penemuan anehnya ia sudah kebal terhadap pengaruh pelbagai jenis racun, terutama sekali Tok Se-lip yang dibuat Mo-jiu-sam-seng selama puluhan tahun, boleh dibilang merupakan benda anti racun yang paling mujarab.

Cuma sayang kemujaraban benda itu tak dapat diserap oleh sianak muda itu sebagai mana mestinya, andaikata sejak pertama kali tadi ia bisa bersikap tenang dan segera atur pernapasan, maka dengan tenaga murni yang dia miliki pengaruh racun itu dengan gampang bisa dilenyapkan-

Dengan suatu gerakan yang enteng Suma Ing telah berdiri dibelakang tubuh Lam-kong Pak. ia tertawa seram tiada hentinya, asal dia ayun telapaknya sekarang niscaya pemuda itu akan menggeletak mati. Tapi ia tak ingin membinasakan musuh besarnya ini dengan begitu saja, karena semua siksaan dan penderitaan yang dialaminya sekarang adalah hasil karya pemuda itu. mukanya jadi buruk hingga setan tak seperti setan, manusia tak menyerupai manusia juga berkat pemberian pemuda itu, ia tak pernah bayangkan kejahatan yang telah dilakukan, dia hanya tahu membalas dendam.

Tapi diantara semua siksaan yang diterima, Suma Ing paling sakit hati ketika alat vitalnya dirusak oleh Pek-li Hiang berdua sehingga tak berfungsi lagi, ia benci pada dua orang gadis itu karena merekalah yang membuat dia jadi impoten, kehilangan kegagahannya sebagai seorang pria.

Kalau tidak. niscaya kesempatan yang sangat baik ini akan dimanfaatkan dengan se-baik2nya, dia pasti akan menggagahi dua orang gadis perawan itu secara bergantian-

Berdiri menghadapi gadis2 telanjang yang sedang terangsang oleh birahi, bajingan paling terkutuk didunia itu mulai putar otak untuk mencari akal, ia sadar dengan senjatanya yang sudah tak berfungsi lagi itu. tak mungkin baginya untuk perkosa musuh2nya untuk melampiaskan rasa dendam yang terpendam selama ini. tapi iapun tak sudi lepaskan musuhnya dengan begitu saja tanpa mengusik mereka. dia bersumpah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang paling keji didunia hingga ketiga orang itu menderita dan akhirnya baru dibunuh,

Pikir punya pikir akhirnya Suma Ing berhasil mendapatkan satu akal bagus, dia tahu daya pengaruh obat rangsang itu masih bisa bertahan satu jam kemudian, apabila birahi mereka tak dapat disalurkan penderitaan yang mereka terima akan jauh lebih hebat.

Maka dengan cepat ia cengkeram sepasang tangan Lam- kong Pak dan diseretnya kearah lain, kemudian ia menambah pula batangan kayu ketengah api unggun tersebut.

Kobaran api yang terpancar dari api unggun itu makin membara, membuat suasana dalam gua itu bertambah terang benderang, pada saat itu Pek-li Hiang serta Cu Li- yap sudah terangsang oleh napsu birahi sehingga tubuh mereka jadi lemas, rintihan lirih yang membangkitkan daya rangsang berhamburan dari mulut mereka.

Dari balik tubuh mereka yang telanjang seakan- akan terpancar keluar daya rangsang dan sikap menantang yang mendebarkan hati, namun Lam-kong Pak telah kehilangan semua daya kemampuannya, sepasang telapak tangannya sudah dicengkeram Suma Ing hingga ia tak bisa berkutik lagi.

Selain itu pandangan matanya sudah mulai kabur, dia hanya perhatikan tubuh telanjang dari dua orang gadis itu.

Selain payudara serta selangkangan dara2 itu tiada sesuatupun yang ia perhatikan atau tegasnya ia tidak berniat untuk memandang yang lain kecuali dua tempat tadi..

Api napsu yang membakar seluruh tubuh Lam-kong Pak sudah tak dapat ditahan lagi, dalam keadaan seperti itu rupanya ia sudah tak kenal siapakah Suma Ing, dia hanya berusaha untuk meronta dan melepaskan diri dari cengkeraman orang, dia hanya tahu pergi melepaskan hajadnya yang sudah tak terbendung, namun Suma Ing mencekalnya erat2 membuat ia sama sekali tak berkutik.

Rupanya napsu birahi yang menyelimuti benak Pek-li Hiang dan cu Li-yap juga telah mencapai pada puncaknya, sekujur tubuh mereka gemetar keras sementara rintihannya makin menusuk telinga. Suma Ing tertawa seram, rupanya ia sendiripun sudah terangsang oleh pemandangan yang tertera didepan mata, tapi berhubung "senjata"nya telah tak berfungsi lagi alias......

= =Beberapa Halaman telah hilang tersobek= =

DIPIHAK lain Lam-kong Pak yang tertotok jalan darahnya dan menggeletak disudut gua. dari bencana malah untung. berhubung peredaran darah dalam tubuhnya tersumbat maka sari racun yang mengeram dalam tubuhpun tak tersalur ketempat yang lain, napsu birahi yang semula telah menguasai benaknya ber-angsur2 lenyap dari tubuh, sementara kesadaranpun pulih kembali seperti sedia kala, apa yang tertera didepan matapun dapat diikuti dengan lebih jelas.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar