Kelelawar Hijau Jilid 06

Dengan cepat cioe cien cien meluncur keluar dari benteng Hui Him Poo, larinya semakin lama semakin kencang hingga akhirnya mereka sudah amatjauh meninggalkan tempat semula.

Diam2 Lam-kong Pak salurkan hawa murninya untuk memulihkan kembali kekuatan tubuhnya setelah merasa keadaan semakin baik ia segera membentak keras: "Hey, cepat lepaskan aku"

cioe cien cien tidak ambil perduli ia lanjutkan perjalanannya semakin kencang.

"Eeei. cepat lepaskan aku" sekali lagi Lam-kong Pak berterlak keras. kali ini suaranya dingin lagi ketus,

Namun perempuan itu tetap bungkam dalam seribu bahasa.

"sebetulnya apa maksudmu?" maki si anak muda itu dengan suara yang amat sinis.

"Tidak ada maksud apa2." sahut cioe cien cien mendadak sambil menghentikan gerakan tubuhnya, "Aku merasa kasihan melihat kau merangkak diatas tanah bagaikan anjing, maka aku hendak menolong dirimu"

Lam-kong Pak membenci perempuan ini karena dia telah membunuh Liuw Hui Yan yang sedang bunting tua, sebetulnya pemuda ini memang ada maksud untuk membalas dendam. sekarang setelah dilihatnya pihak lawan ada maksud mempermainkan dirinya, ia jadi naik pitam: Sekuat tanaga ia meronta tapi tak berhasil melepaskan diri.

Akhirnya ia jadi putus asa dan membatin- "Sudah... sudahlah... anggap saja aku orang she Lam-kong memang lagi sial, setiap kali harus berjumpa dengan perempuan yang tak tahu malu macam begini."

Mendadak satu ingatan berkelebat didalam benaknya, ia segera berteriak keras:

"Eeei... kalau kau tak mau lepas tangan lagi jangan salahkan kalau aku akan mulai mencaci maki dirimu "

"Silahkan memaki selamanya belum pernah aku dengar kau mencaci maki orang lain-.. ayoh cepat lakukan"

Lam-kong Pak jadi kehabisan akal dibuatnya. kembali ia membentak.

"cepat lepaskan diriku aku hendak melakukan duel dengan dirimu secara adil. karena aku hendak membunuh mati kau siperempuan busuk"

cioe cien cien tertawa dingin-..Bruuuk^ ia banting tubuh sianak muda itu keatas tanah secara keras2, kemudian sambil bertolak pinggang teriaknya:

"Ayohlah sedari dulu aku memang sudah pingin mati ditanganmu, ayoh cepat bunuh aku" Bantingan keras itu bukan saja tidak melukai pemuda itu,justra karena tindakan tadi maka daya kerja obat pemabok yang masih bersarang didalam tubuhnya segera terpencar keluar dari dalam tubuhnya.

Ia segera meloncat bangun. setelah menyalurkan hawa murninya mengelilingi seluruh badan, serunya penuh rasa benci: "Mengapa kau membinasakan diri Liuw Hui Yan??"

"Aku??" ejek cioe cien cien sambil tertawa dingin, "Heeeh...heeeh...heeeh.^. karena aku senang sekali membinasakan dirinya"

"Aku akan membinasakan dirimu dengan menggunakan tangan kiri serta lima bagian tenaga dalam. dengan begitu andaikata kau mati maka tiada perkataan yang bisa kau ucapkan lagi"

cara membunuh orang semaCam ini belum pernah kedengar ataupun terjadi dikolong langit. cioe cien ciea seketika dibikin tertegun untuk beberapa saat lamanya, kemudian dengan marah ia berteriak:

"Kau tak usah berlagak sok berjiwa besar. aku tak sudi menerima kebaikan hatimu itu"

"Siapa sih yang pingin memberi hati kepadamu??? aku berbuat demikian adalah untuk mententeramkan hatiku sendiri"

"Bagus kalau begitu bersiap siaplah. ..." cioe cien cien masih tetap bertolak pinggang, air mukanya sama sekali tidak kelihatan jeri atau takut.

Perbuatan gadis itu segera menyentuh hati kecil pemuda kita, ia jadi tetingat akan kesan pertamanya sewaktu ia memasuki perkampungan Toa Loo-san- Chung tempo dulu, ketika itu dia sudah menaruh kesan yang baik terhadap dirinya bahkan menemukan bahwa gadis itu mempunyai jiwa jantan yang jarang ditemuipada gadis lain- Sementara itu cioe cien cien sambil bertolak pinggang, mencibirkan bibirnya yang kecil. sikap semaCam ini segera membuat Lam-kong Pak jadi tertegun dan ragu2.

Dalam hati kecilnya dia mulai berpikir sebenarnya salah siapakah ini??...tapi sejenak kemudian ia merasa bahwa perbuatan gadis ini memang terlalu telengas. dengan mata kepala sendiri ia saksikan pertempuran yang berlangsung antara dia dengan Liuw IHui Yan, waktu itu ujung telapaknya tak pernah menjauhi perut gadis she Liuw tersebut. Berpikir sampai disini, napsu membunuhnya segera berkobar. teriaknya keras2: "Lihat serangan"

Bersamaan dengan bergemanya teriakan itu sebuah pukulan dengan menggunakan ilmu Thian So Jiu ajaran perguruannya telah dilancarkan kedepan, dalam hati kecilnya ia telah ambil keputusan bahwa gadis itu tak akan dibunuh dengan menggunakan ilmu sakti Payung Sengkala.

Tetapi...ia telah melupakan sesuatu, tenaga dalam yang dimilikinya sekarang sudah jauh berbeda dengan keadaan dahulu, walaupun hanya sebuah serangan yang dilancarkan dengan gerakan biasa namun daya kekuatannya amat luar biasa.

cioe cien cien sendiripun tahu bahwa pemuda itu telah dipengaruhi oleh napsu membunuh yang berkobar-kobar, mau tak mau dia harus himpun segenap kekuatan yang dimilikinya untuk menyambut datangnya ancaman  tersebut,

Siapa sangka sewaktu serangannya mencapai tengah jalan, tiba 2gerakan telapak Lam-kong Pak sama sekali berubah dari ilmu Thian So Jiu dia berubah memakai ilmu pukulan "Lian Tiong Sam Goan ciang Hoat". "Bluuum Bluuuum Bluuuum "pukulan demi pukulan dilancarkan dengan hebatnya, tubuh cioe cien cien seketika terdorong mundur tiga langkah kearah belakang.

Sebenarnya dalam hati kecil dara she cioe itu ada maksud untuk menyudahi persengketaan diantara mereka sampai disini saja, ia mengira Lam-kong Pak pasti akan memaafkan perbuatannya .

Siapa tahu dugaannya sama sekali meleset kematian dari Liuw Hui Yan terlalu mengenaskan, dalam anggapan sianak muda itu bila ia tak berhasil membunuh gadis ini untuk membalas dendam atas kematiannya, maka ia akan merasa tidak tenang hatinya hingga akhir hayat nanti.

Menyaksikan serangan pemuda itu kian lama kian bertambah gencar. cioe cien cien dibuat naik pitam juga oleh perbuatannya itu, ia membentak keras dan segera balas melancarkan serangan dengan menggunakan ilmu Too Thian It cu Hiang.

Pada saat itulah Lam-kong Pak sedang melancarkan serangan dengan menggunakan lima bagian tenaga dalam, suatu benturan keras tak terelakkan lagi....

"Duuuk..." tubuh cioe cien cien terpukul sempoyongan tiga langkah lebar kearah belakang.

Lam-kong Pak tidak berhenti sampai disitu saja, sekali lagi ia membentak keras. jurus "Nu-To-Thian so" atau Murka melempar senjata langit satu jurus serangan yang paling ampuh dari ilmu Thian-So Jiu segera dilancarkan keluar....

Dalam waktu singkat angin desiran tajam bertiup men- deru2. seluruh angkasa jadi gelap tertutup awan hitam. Tedengar cioe cien cien mendengus berat, badannya segera terlempar sejauh tiga tombak dari tempat semula.... Meskipun Lam-kong Pak amat membenci dirinya hingga serangan yang dilancarkan agak berat dan membuat gadis itujatuh pingsan, tapi dalam hati kecilnya ia merasa tak tega.

Melihat gadis itu roboh keatas tanah, ia segera memburu kesisi tubuhnya sambil teriak keras:

"cien cien... cien cien. "

= =ooooooooo= =

PERLAHAN- LAHAN cioe cien cien siuman kembali dari pingsannya, melihat sianak muda itu berada disisinya, dengan wajah Cemberut dan sorot mata memancarkan api dendam yang membara makinya:

"Kau.., kau...anjing keparat.. enyah dari sini, aku...selama hidup .. aku tak ingin bertemu lagi de....dengan dirimu...enyah. "

Lam-kong Pak ingin mengucapkan sesuatu tiba2 ia merasa datangnya desiran angin tajam mengancam batok kepalanya, disusul seseorang membentak keras: "Lihat senjata rahasia."

Lam-kong Pak terkejut. dengan tangkas ia geserkan badannya tiga langkah dari tempat semula kemudian melancarkan sebuah babatan, angin pukulan yang maha dahsyat kebelakang.

"criiit..." bunga air bunga bermuncratan ke empat penjuru, terdengar cioe cien cien menjerit ngeri.

Lam-kong Pak jadi amat terkejut, untuk beberapa saat lamanya ia berdiri tertegun dan tak tahu apa yang musti dilakukan- Kiranya yang barusan mengancam tubuhnya bukan lain adalah air keras beracun Sam Wi ceng Swie, setelah termakan oleh angin pukulannya yang maha dahsyat itu. percikan bunga air segera berhamburan keempat penjuru dan sebagian besar bersarang diatas wajah cioe cien cien.

Asap kuning segera mengepul dari atas wajah gadis itu, daging dan kulit pipinya jadi membusuk dan hancur berantakan- jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema memeCahkan kesunyian- wajah yang semula Cantik jelita kini berubah jadi jelek melebihi setan atau kuntilanak.

Suma ing dengan wajah menyeringai seram berdiri kurang lebih lima tombak dari kalangan, saat itu dengan suaranya yang sinis sedang berkata:

"cioe cien cien, aku sama sekali tiada maksud untuk mencelakai dirimu, aku berbuat demikian karena ingin merusak wajahnya yang memuakkan itu, sungguh tak nyana telah menggetarkan air racun itu hingga mengenai wajahmu yang halus. . .bisa kau bayangkan sekarang, betapa kejam dan telengasnya orang itu aku tak usah kuterangkan lebih jauh"

Mendengar ocehan orang yang tidak karuan, ingin sekali Lam-kong Pak meludahi mulutnya yang kotor itu. dengan marah yang meluap-luap ia menubruk kedepan, bentaknya:. "Berhenti"

"Nanti dulu.., " tiba2 cioe cien cien menjerit dengan suara yang tinggi bagaikan lengkingan setan, "Kalau kau hendak binasakan dirinya. bunuhlah dahulu diriku "

Lam-kong Pak jadi tertegun melihat tindak gadis itu, serunya dengan Cepat. "Dia...dia. ..hatinya kejam bagaikan kala wataknya busuk melebihi binatang, apakah kau. "

"Kau lebih kejam daripadanya kau lebih ganas dan berutal" jerit cioe cien cien sambil menutupi wajahnya yang makin membusuk. darah kental mengucur keluar lewat celah2 jari tangannya, "kalau mau bunuh, bunuhlah kami berdua seCara berbareng. kalau tidak biarkaniah kami pergi dari sini. "

Kemudian ia menoleh kearah Suma ing dan menambahkan. "Engkoh Ing, meskipun air beracun itu kaulah yang melepaskan tapi dia yang telah menggetarkan keatas wajahku. Aku tak akan menyalahkan dirimu, setelah aku berubah jadi begini jelek. kau tentu tak akan menampik diriku bukan???"

"Ooh adik cien, aku sungguh2 mencintai dirimu sekalipun wajahmu telah rusak dan musnah, tetapi aku masih tetap Cinta dan setia kepadamu"

UCapan yang begitu merdu merayu dalam pendengaran cioe cien cien benar2 mendatangkan kehangatan yang tak terkirakan, ia berjalan kedepan Suma ing lalu menggandeng tangannya dan berlalu dari situ,

Memandang bayangan punggung mereka berdua yang makin menjauh, Lam-kong Pak berdiri ter-mangu2. seperminum teh lamanya ia berdiri mematung tanpa mengetahui apa yang musti dilakukan.

dalam hati keCilnya ia merasa benci dan keCewa, kepada angin malam yang berhembus sepoi2 serunya:

"oooh..,. Thian mengapa kau atur demikian diri kami? kau terlalu kejam aku mau  balas  dendam  aku  mau bunuh. " Suaranya penuh mengandung napsu membunuh yang ber kobar2, begitu keras suaranya hingga menggema diseluriih angkasa.

Mendadak sesosok bayangan manusia yang tinggi besar muncul dari balik kegelapan. dia bukan lain adalah simalaikat raksasa Lo Liang-jen-

Ketika Loo Liang jen menjumpai Majikan mudanya berdiri mematung sama sekali tak berkutik, segera maju menghampiri sambil berkata.

"Lam-kong sauw-ya. aku tahu bahwa kau mendapat penghinaan serta cercaan. Tetapi Pek li Gong, Siang Hong Tie serta ibumu dapat memahami watak  serta perbuatanmu, mereka secara berpisah sedang mencari jejakmu. Ayohlah ikutlah aku pulang kerumah."

Dengan termangu-mangu Lam-kong Pak menatap wajah simalaikat raksasa itu tanpa berkedip. sekarang ia merasa amat mengagumi akan nasib dari Loo Liang-jen, setiap hari tahunya makan dan berbuat menurut suara hati sendiri, rasanya tiada kesulitan atau kemurungan apapun yang pernah dirasakan olehnya.

"Lam-kong sauw-ya, tahukah kau bahwa aku si-Loo tua tak bisa kau tinggalkan, iKutlah aku pulang kerumah" kembali malaikat raksasa merengek dengan nada penuh pengharapan.

Lam-kong Pak jadi amat terharu setelah menyaksikan kesetiaan rekannya ini. ia merasa andaikata dalam dunia persilatan terdapat beberapa orang macam Loo Liang-jen niscaya tiada kelicikan serta kekejaman yang akan terjadi dikolong langit. Saat ini hampir saja hatinya jadi lembek dicairkan oleh kesetiaan orang, rasa setia kawan Loo Liang-jen yang begitu hangat membuat ia merasa amat terharu.

Tatkala menyaksikan sianak muda itusudah menunjukkan tanda2 mau pulang kerumah, Loo Liang-jen segera jatuhkan diri berlutut diatas tanah. dengan air mata bercucuran ujarnya:

"sauw-ya. tahukah kau meskipun aku si Loo tua adalah gentongan nasi tetapi aku masih mengetahui cara seorangjadi manusia yang baik. selama hidup aku belum pernah berlutut dihadapan siapapunjua. kecuali hari ini... sauw-ya tak usahlah mendongkol akupun jengkel terhadap nona bertiga, pulanglah kerumah"

Menyinggung soal ketiga orang gadis itu, Lam-kong Pak segera merasa kepalanya bagaikan diguyur dengan sebaskom air dingin, niatnya untuk pulang kontan larut tak berbekas.

la merasa selama hidupnya belum pernah melakukan perbuatan yang menyalahi suara hatinya tetapi ketiga orang gadis itu tanpa menanyakan mana yang merah dan mana yang hijau telah memandang dirinya begitu rendah dan tak ada harganya. ia merasa tersinggung perasaannya dan tak bisa memaafkan perbuatan mereka itu. Air mukanya seketika berubah jadi ketus, dengan suara hambar segera ujarnya.

"Loo tua aku telah mengambil keputusan untuk tidak pulang kerumah, yang paling aku kuatirkan  sekarang adalah nasib dari ibuku serta beberapa orang cianpwee lainnya. semoga kau bisa baik melindungi mereka. Pergilah akupun akan melanjutkan perjalanan" Loo Liang-jen jadi amat gelisah, dengan susah payah ia baru berhasil menemukan jejak sianak muda ini, tentu saja dia tak akan melepaskan tenaganya dengan begitu saja.

Sambil mencekat pergelangan kaki orang, terlaknya: "Sauw-ya, kalau kau tak mau pulang hajarlah aku sampai mati sebab akupun tak ingin pulang lagi"

Lam-kong Pak benar2 terharu dibUatnya oleh kesetiaan rekannya ini. air mata tanpa terasa jatuh berlinang membasahi pipinya, tapi dengan cepat ia keraskan hatinya sambil berseru dangan suara berat:

"Omong kosong kalau kau tak mau dengarkan perkataanku lagi, jangan salahkan kalau aku tak akan berlaku sungkan2 lagi terhadap dirimu. "

Bukannya lepas tangan, Loo Liang-jen malah semakin kencang mencekal pergelangan kakinya, kembali ia merintih:

"sauw-ya, daripada aku harus tinggalkan dirimu lebih baik aku mati saja ditanganmu. kau. kabulkahlah

permintaanku ini."

Lam-kong Pak mendengus dingin. hawa murninya segera disalurkan kedalam kaki, sambil membentak gusar satu tendangan segera dilepaskan-

Tubuh Loo Liang-jen yang tinggi besar bagaikan pagoda segera mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan jatuh mencium tanah.

Lam-kong Pak menghela napas panjang, ia putar badan dan segera berlalu dari situ. Jeritan sedih dari Loo Liang-jen berkumandang ditengah angkasa bagaikan guntur membelah bumi, membuat orang yang mendengar ikut beriba hati karenanya. Sekuat tenaga Lam-kong Pak lari meninggalkan tempat itu, seluruh kekesalan serta kemangkelan yang bersarang dalam dadanya dilampiaskan keluar, pikirnya didalam hati:

"Sejak kini aku mau berkelana didalam dunia persilatan seorang diri, akan kubasmi semua kaum laknat dan kaum iblis yang ada didalam sungai telaga untuk itu tenaga dalamku harus kulatih lebih dahulu agar peroleh kemajuan yang lebih pesat"

Karena berpikir demikin ia lantas masuk kedalam gunung yang sunyi. mengunjungi tempat yang jarang didatangi manusia dan mencari tempat yang tersembunyi untuk melatih diri secara giat selama satu bulan.

Saat itulah sesosok bayangan manusia diam2 menguntit terus dibelakang tubuhnya tanpa ia sadari, hingga akhirnya sampailah mereka disuatu selat yang terpencil.

Diantara celah2 bukit terjal Lam-kong Pak temukan sebuah goa yang tersembunyi letaknya, suatu tempat yang paling cocok untuk melatih diri,

Ia masuk kedalam gua itu. suasana gelap gulita tapi tidak begitu lembab udaranya. setelah mengumpulkan buah2an sebagai ramsum kembalilah dia kedalam gua itu.

Langkah pertama yang ia harus tempuh adalah menggabungkan dua kekuatan besar yaag mengalir didalam tubuhnya hingga mencair dan membaur jadi satu kekuatan besar.

Ia duduk bersila dan pusatkan semua perhatiannya. seperminum teh kemudian pemuda ini sudah berada dalam keadaan lupa segalanya. . . .

Tiga hari kemudian dua kekuatan hawa murni itu sudah makin mendekat satu lainnya, tetapi untuk mencair dan membaur jadi satu masih membutuhkan beberapa hari latihan lagi. pemuda itu segera ambil keputusan untuk berlatih diri lebih jauh.

Yang aneh. selama dalam latihannya itu ia merasakan munculnya siau kekuatan lain yang mangalir didalam tubuhnya, setiap kali ia sedang bersemedi kekuatan itu segera muncul lewat ubun2nya.

Ia tak tahu dari mana asalnya aliran hawa panas itu? dalam anggapan Lam-kong Pak pastilah suatu penemuan aneh lagi yang berhasil ia dapatkan, atau mungkin itulah hawa murni yang pernah disalurkan Coe Lie Yap kedalam tubuhnya.

Setengah bulan kemudian kedua kekuatan hawa murni yang mengalir didalam tubuhnya telah berhasil membaur jadi satu. ia segera merasakan perubahan yang amat besar didalam badannya, tiga sampai lima hari tidak makan atau minum sedikitpun tidak merasa haus atau lapar.

Disamping itu diapun merasakan suatu kesegaran yang sangat aneh. se-olah2 badannya sedang terbang diudara.

Lewat dua puluh hari kemudian,ia mulai merasa bahwa hawa aliran hawa panas muncul dari ubun2nya itu makin lama semakin lemah, kehebatannya tidak menyerupai keadaan dulu lagi, walaupun merasa heran namun sianak muda itu tidak sampai memikirkannya didalam hati.

Masa berlatih selama satu bulan akhirnya telah penuh, dengan hati riang gembira keluarlah sianak muda itu dari dalam gua dibalik celah bukit, waktu itu bukan saja ketajaman mata serta pendengarannya bertambah. bahkan tubuhnya enteng bagaikan kertas, hawa murni yang mengalir dalam tubuhnya penuh dan segar, sampai suara lirih yang terjadi ditempat beberapa lie dari tempat dimana ia beradapun dapat ditangkap dengan jelas. Setelah kepandaian silatnya mengalami kemajuan- pertama-tama yang hendak ia lakukan adalah mengunjungi markas besar perkumpulan Liok Mao Pang dan berduel melawan si Kakek ombak Menggulung, kemudian mencari jejak ketiga orang manusia tembaga dan secara diam2 menengok ibunya.

Keesokan harinya ia telah tiba dimarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang, tiba2 satu ingatan berkelebat didalam benak Lam-kong Pak^ pikirnya didalam hati:

"Kemajuan yang berhasil kucapai dalam tenaga dalam sudah jauh melebihi keadaan dahulu, sekalipun belum tentu aku bisa menangkan si-kakek ombak menggulung, paling sedikit perbedaan diantara kami tidaklah terlalu jauh. aku harus unjukan diri dengan raut wajah yang lain"

Satu ingatan bagus muncul dalam benaknya, maka ia segera melakukan pencarian didalam markas besar itu.

Dengan tenaga dalam yang dimilikinya sekarang, ilmu meringankan tubuh yang ia yakini pun sudah memperoleh kemajuan yang pesat. datang perginya enteng bagaikan hembusan angin meskipun penjagaan yang diatur dalam markas besar perkumpulan Liok Mao Pang itu berlapis, jago lihaynya amat banyak namun tak seorangpun diantara mereka yang berhasil mengetahui jejaknya.

Akhirnya ia sampai didalam ruang penyimpanan barang. disitu ia temukan dua stel pakaian tembaga terletak disitu, hal ini membuat hatinya jadi sangat girang.

Ia pilih salah satu diantaranya yang sesuai dengan potongan tubuhnya lalu dikenakan dibadannya.

Setelah mengenakan baju tembaga tersebut ia baru tahu bahwa pakaian itu bukan terbuat dari baja asli, melainkan merupakan campuran dengan bahan logam lainnya. walaupun keras dan kuat tapi empuk dan bisa dilipat-lipat sekehendak hatinya.

Disamping itu terdapat pula beberapa buah persendian yang bisa membebaskan gerak-geriknya, walaupun memakai pakaian itu gerakannya tetap leluasa seperti sedia kala. ^

Sekarang ia baru sadar dan mengetahui apa sebabnya ketiga orang manusia tembaga itu bisa datang dan pergi sekehendak hatinya ketika Liok Mao Pangcu mengadakan pertemuan besar dibukit Lok Hua-Poo tempo dulu, seandainya pakaian tembaga itu tidak luas dan bisa bergerak dengan leluasa mungkin untuk mendaki bukit itu belum tentu sanggup,

Setelah keluar dari gudang penyimpanan barang. si-anak muda itu langsung menuju keruang tengah ia masih ingat ketika tempo dulu mengunjungi tempat itu, kakek ombak menggulung pernah menggunakan payung sengkala palsu untuk bergebrak melawan dirinya. tapi senjata itu berhasil dipukul patah oleh tanduk naganya yang sakti.

Tapi bagaimanapun juga kekuatan tenaga dalam yang dimiliki Kakek ombak menggulung jauh lebih tinggi beberapa kali lipat dari pada dirinya, akhirnya ia terpukul oleh tenaga pukulannya itu hingga melesat sejauh beberapa tombak dan jatuh tak sadarkan diri.

Dalam pada itu Lam-kong Pak temukan bahwa penjagaan disekitar ruang tengah amat ketat,pada setiap sudut bangunan terdapat seorang jago lihay yang melakukan penjagaan, bahkan mereka semua terdiri dari jago kelas satu didalam perkumpulan Liok Mao Pang.

Diantaranya terdapat si-Lentera hitam mengejar nyawa Leng Cing Cioe, sikakek moyang berwajah kepiting, sisetan gantung hidup GouwJit serta sirasul hitam tebal Chin Thong.

Lam-kong Pak ada niat untuk menguji ilmu kepandaiannya, ilmu meringankan tubuhnya segera dikerahkan hingga mencapai pada puncaknya, cepat bagaikan hembusan angin ia berkelebat lewat disisi tubuh Lentera hitam pengejar nyawa, diikuti mengitar pula Sekitar tubuh kakek moyang berwajah kepiting, sisetan gantung hidup serta sirasul hitam tebal, sambil berputar jari tangannya bergerak cepat menotok jalan darah keempat orang tokoh lihay tersebut.

Kepandaian yang amat mengejutkan ini sangat menggirangkan hatinya. belum pernah ia merasa seriang dan gembira seperti ini selama satu bulan terakhir.

Ketika ia melongok keruang dalam, tampaklah kakek ombak menggulung duduk dikursi kebesaran, pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang duduk disisi tubuhnya, sedang dikursi paling bawah duduklah bersanding dua orang manusia berkerudung hitam satu pria dan satu wanita.

Para jago lihay lainnya berdiri sejajar di kedua belah samping. suasana dalam ruangan sunji senyap tak kedengaran sedikit suarapun, hingga keadaan waktu itu kelihatan bertambah seram.

Tiba2 kakek ombak menggulung buka suara dan berkata:

"malam ini aku Tay-sang pangcu sekali lagi mengumumkan bahwa aku terima Suma Ing sebagai muridku, bahkan mengangkat dia sebagai wakil ketua dari perkumpulan kita. Ngo Hoa Bak berulang kali gagal menunjukan prestasinya gemilang. perbuatan itu sudah mencemarkan nama baik perkumpulan  kita  dimata umum. oleh sebab itu kedudukannya aku turunkan jadi seorang pelindung hukum"

Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, sekujur tubuh Ngo Hoa Bak gemetar keras, wajahnya yang burik nampak berubah jadi amat jelek. Terdengar kakek ombak menggulung bicara lebih jauh.

"Sedangkan sisetan gantung hidup Gou Jit sirasul hitam tebal sekalian tak dapat pula menunjukkan kehebatannya sebagai pelindung hukum. maka kedudukan mereka aku turunkan jadi seorang Thiancu, bila dikemudian hari membuat prestasi yang gemilang kemungkinan naik pangkat masih terbuka"

Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang mengiakan berulang kali, sementara pria berkerudung itu segera  bangkit berdiri dan jatuhkan diri berlutut dihadapan kakek ombak mengguluag sambil menjalankan penghormatan besar, kemudian balik lagi ketempat duduknya semula.

Lam-kong Pak tahu bahwa pria berkerudung ini bukan lain adalah Suma Ing. sedangkan perempuan berkerudung itu bila dilihat dari potongan badannya, jelas bukan lain adalah Cioe Cien Cien yang wajahnya telah rusak.

Diam2 ia menghela napas panjang. sikap seseorang untuk menentukan lurus atau sesatnya hawa telapak pada perbedaan ingatan disatu detik yang amat singkat, dahulu Cioe Cien Cien amat lurus dan amat jujur. siapa tahu setelah berkumpul dengan Suma Ing ia telah berubah jadi begini rupa.

Terdengar Kakek ombak menggulung berkata lagi.

"Cioe Cien Cien telah tinggalkan rumah bergabung dengan perkumpulan kita. kejadian inipatut dihargai dan diberi selamatan untuk itu kuhadiahkan kedudukan pelindung hukum baginya"

Cioe cien cien bangkit berdiri dan menjura dalam2 sahutnya. "Aku yang rendah banyak2 mengucapkan terima kasih atas budi pemeliharaan dari Tay-sang Pangcu"

Setelah upacara selesai, ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang tampil kedepan dan berkata^

"Selama satu bulan belakangan ini. bukan saja jejak dari Lam-kong Pak sudah lenyap tak berbekas. ketiga orang manusia itupun belum pernah munculkan diri, aku pikir mereka sedang menyusun rencana busuk untuk menghadapi ketiga orang bila mana tujuan dari perkumpulan kita adalah merajai dunia persilatan, aku pikir menghadapi mereka2 itu kita musti bersikap lebih berhati-hati"

Tiba2 kakek ombik Menggulung mendongak dan tertawa terbahak-bahak, "Haaaa...ha.,.haaaah....haaaa. . .baru saja kita bicarakan cho Cho, ternyata Cho Cho sudah datang, orang yang kau maksudkan sedari tadi sudah muncul disini."

Lam-kong Pak jadi amat terperanjat setelah mendengar perkataan itu. ia mengira jejaknya sudah ketahuan- Baru saja tubuhnya akan loncat keluar dari tempat persembunyian mendadak dari atas wuwungan rumah dihadapannya melayang turun sesosok bayangan manusia yang langsung melayang ketengah halaman-

Begitu orang tadi munculkan diri. seluruh ruangan jadi gempar. sebab orang itu bukan lain adalah seorang manusia tembaga.

Terdengar manusia tembaga itu dengan suara yang rendah dan serak berkata: "Kakek ombak Menggulung andaikata kau sanggup menyambut tiga buah serangan payungku sejak detik ini aku tak akan mencampuri urusan dunia persilatan lagi. aku akan biarkan dirimu malang melintang diseluruh Bu-lim dan merajai kolong langit"

Kakek ombak Menggulung segera tertawa dingin. "Heeeeh...heeeeeh...heeeh.,,        untuk       membereskan

manusia   seperti   kau,   kenapa   aku   mesti   turun  tangan

seadiTi?? Pangcu dengarkan perintah"

Ketua diri perkumpulan Bulu Hijau segera mengiakan dan tampil ketengah gelanggang menunggu perintah . Kata kakek ombak menggulung lagi.

"Aku beri batas lima puluh jurus kepadamu untuk mengusir pergi orang ini dari markas besar perkumpulan kita ini"

"Baik "

Dengan langkah lebar ketua perkumpulan Liok Mao Pang berjalan keluar dari ruang tengah, turun dari undak2an batu dan berdiri saling berhadapan dengan manusia tembaga itu.

"Hiiiih.,. Hiiih...Hiiiih..." ia tertawa cekikikan, "sekarang kau boleh unjukan kehebatan dari ilmu sakti Payung Sengkalamu itu"

Tanpa mengucapkan sepatah katapun manusia tembaga itu melancarkan sebuah babatan kedepan

Dengan wajah tetap tenang bahkan tersungging satu senyuman mengejek, Liok Mao pangcu mengirim pula satu pukulan menyambut datangnya ancaman tersebut. . . .

"Blaaam ,." satu ledakan keras segera bergeletar diangkasa, kedua orang itu sama terpukul mundur tiga langkah kebelakang untuk kemudian saling menyerang kembali dengan serunya.

Lam-kong Pak yang menyaksikan jalannya pertarungan dari tempat persembunyian dapat melihat dengan jelas keadaan mereka berdua, ia dapat temui bahwa tenaga dalam yang dimiliki manusia tembaga itu tidak cukup kuat, dibawah teteran pukulan Liok Mao Pangcu yang ber-tubi2 ternyata ia terdesak mundur sejauh lima enam langkah dari tempat semula.

Diam2 Lam kong Pak merasa amat gelisab dia siap untuk turun tangan membantu. tetapi pemuda itu masih sangsi ia mengira ada kemungkinan besar manusia tembaga itu bisa mengeluarkan payung sengkalanya yang maha dahsyat itu.

Tapi keadaan dari manusia tembaga itu kian lama kian bertambah payah. ia terdesak hebat dan mundur kebelakang tiada hentinya. Sementara kedua orang itu baru  melewatkan tiga puluh jurus gebrakan, agaknya tidak sampai mencapai lima puluh jurus manusia tembaga itu bakal roboh keatas tanah,

Mendadak manusia tembaga itu membentak keras: " Lihat payung sengkala "

Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu jadi tertegun, ambil kesempaian yang sangat baik itulah manusia tembaga tadi segara meloncat naik keatas atap rumah.

Liok Mao Pangcu sadar kena tertipu, sambil membentak keras dia segera menyusul dari belakang.

Diatas rumah atap kedua orang itu kembali melangsungkan pertempuran sengit, sedang kawanan iblis lainnya ber-duyun2 ikut meloncat naik keatas atap rumah dan mengurung kedua orang itu ditengah kalangan. Empat puluh jurus telah lewat, Liok Mao Pangcu selangkah demi selangkah maju mendesak lebih kedepan, keadaan dari manusia tembaga itu kian lama kian bertambah bahaya. Lam-kong Pak ingin maju membantu tapi sayang tindakannya itu terlambat.

Terdengar ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu membentak keras, dia cengkram tubuh manusia tembaga itu lalu diangkat tinggi2 keatas, kawanan iblis lainnya yang menyaksikan kejadian itu segera bersorak sorai kegirangan.

Tindakan dari Liok Mao Pangcu ini sangat mengejutkan sekali. bukan saja ia berhasii memenangkan musuhnya sebelum batas waktu lima puiuh jurus yang teiah ditetapkan oieh Tay-sang pangcu. bahkan berhasii pula menawannya dalam keadian hidup, hidup tanpa terasa ia tertawa aneh.

Sambil melemparkan tubuh manusia tembaga itu kebawah. terlaknya:

"Kalau kau tidak puas mari kita bertanding satu kali lagi" belum habis ia berkata...

"Sreeet... ^ tiba2 manusia tembaga itu menyusupkan batok kepalanya kedalam cerobong asap yang ada ditengah ruangan hingga yang tertinggal diluar hanya sepasang kakinya belaka, ia sama sekali tak berkutik,

Lam-kong Pak membentak keras. tubuhnya dengan cepat berkelebat keluar dari tempat persembunyiannya .

Ketika kawanan iblis itu melihat disitu kembali muncul seorang manusia tembaga suasana jadi gempar dan mereka sama mengundurkan diri kebelakang.

Setelah memperoleh kemenangan yang pertama. Liok Mao Pangcu jadi semakin bersemangat, sambil tertawa cekikikan serunya: "Bila kau sanggup menyambut lima puluh Jurus seranganku, maka aku bertanggung jawab untuk melepasan kedua orang manusia tembaga itu dalam keadaan hidup,"

Lam-kong Pak tertawa seram. sambil merubah suaranya hingga tidak dikenal orang ejeknya^

"Jangan dibilang lima puluh jurus andaikata kau sanggUp menerima tiga bUah pukulanku, maka aku akan membelenggU sepasang tanganku sendiri untuk menunggu keputusan hukum darimu."

Setelah ucapan itu dlutarakan keluar bukan saja sekujur badan Liok Mao Pangcu bergetar keras, sampai2 kakek ombak menggulung yang berada ditengah ruangan pun segera bangkit berdiri.

Ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu mengira pihak lawan sedang menggertak dirinya dengan ucapan yang sesumbar sekuat tenaga ia lancarkan sebuah babatan kemuka. angin puyuh seketika menyapu seluruh permukaan bumi membuat atap dan debU berterbangan diangkasa.

Lam-kong Pak tertawa dingin. ia himpUn delapan bagian tenaga murninya lalu melancarkan sebuah pukulan dengan gunakan jurus ketiga dari ilmu sakti Payung Sengkala.

"Blaaam.. " seluruh bangunan rumah itu bergoncang keras, secara beruntun Liok Mao Pangcu terpukul mundur sejauh tujuh langkah kebelakang. atap rumah yang diinjaknya pada hancur berantakan.

Kejadian ini sangat mengejutkan kakek ombak menggulung, ia percaya bahwa orang ini pastilah manusia tembaga yang memiliki payung sengkala itu.

Dalam pada itu Liok Mao Pangcu telah himpUn segenap tenaga dalamnya untuk menerjang kembali kedepan- angin pukulan men-deru2. yang digunakan dalam jurus ketujuh dari ilmu sakti payung sengkala.

Angin topan bagaikan sebuah dinding baja yang tak berWujud menggulung kearah depan. kawanan iblis itu tergencet diatas atap rumah dan pada menjerit kesakitan.

Kepercayaan Lam-kong pak terhadap diri sendiri semikin bertambah, ia sambut datangnya serangan itu dengan jurus keenam dari ilmu payung sengkala tersebut.

Suatu benturan yang maha dahsyat dan menggetarkan seluruh angkasa kembali meledak memecahkan kesunyian, sebagian ujung dari bangunan itu segera roboh dan hancur, sedang tubuh ketua dari perkumpulan bulu hijau itu terlempar jatuh kedalam halaman-

Lam-kong Pak sangat menguatirkan keselamatan manusia tembaga itu. apalagi setelah dilihatnya setengah harian lamanya orang itu sama sekali tak berkutik.

Menurut anggapannya manusia tembaga itu kalau bukan si tamu angin dan guntur Lam-kong Liuw pastilah sijago yang suka pelancongan Lu ItBeng, atau kalau tidak dialah siorang tembaga yang memiliki payung sengkala.

Tetapi kemungkinan terakhir tak mungkin terjadi. sebab tenaga dalam yang dimiliki orang itu sangat tinggi dan lihay sedikitpun tak ada dibawah kekuatan kakek ombak menggulung jadi tak mungkin kalau ia sampai menderita kekalahan ditangan Liok Mao pangcu.

sementara itu Kakek ombak menggulung sudah bangkit dari tempat duduknya dan meloncat keatas atap rumah. Lam-kong Pak tiada kesempatan untuk menemui jago lihay ini lagi. Ia gerakan tubuhnya mendekati cerobong asap dan segara cabut keluar manusia tembaga itu lalu dibawa kabur. Setelah keluar dari markas besar perkumpulan Liok Mao Pang, ia baru merasakan bahwa manusia tembaga itu enteng sekali, hatinya jadi amat terperanjat, pikirnya:

"Seseorang bila mengenakan seperangkat pakaian tembaga. paling sedikit beratnya akan mencapai seratus lima enam puluh kati, kenapa berat manusia tembaga ini begitu enteng??"

Ia segera berhenti dan memeriksa manusia tembaga itu dengan lebih seksama, mendadak ia berseru kaget. ternyata bagian kepala dari orang tembaga itu sudah retak. sedang isinya kosong melompong.

Lam-kong Pak jadi terjeblos hatinya. bagaikan diguyur sebaskom air dingin ia berdiri termangu-mangu. bukankah manusia tembaga itu telah jatuh tak sadarkan diri ketika dibanting oleh Liok Mao Pangcu hingga menancap didalam cerobong asap itu?? kenapa sekarang mendadak bisa lenyap tak berbekas??

Lagi pula walaupun cerobong asap itu besar, tak mungkin seseorang bisa melewati tempat itu, lewat manakah manusia tembaga itu meloloskan diri???? ...

Tapi sejenak kemudian Lam-kong Pak telah mengetahui duduknya perkara. bagi seorang jago lihay yang sudah tinggi ilmunya kepandaian menyusutkan tulang bukanlah termasuk suatu hal yang aneh, jelas manusia tembaga itu sudah menggunakan ilmu menyusut tulang untuk ngeloyor pergi lewat cerobong asap,

Lalu siapakah manusia tembaga itu?? apakah ayahnya sitamu angin geledek Lam-kong Liuw? tenaga dalam yang dimilikinya jelas sudah peroleh kemunduran yang amat banyak bila dibandingkan dengan keadaan dulu, apa sebabnya bisa begitu?? Mendadak Lam-kong Pak teringat akan sesuatu. ia masih ingat ketika untuk pertama kalinya ia menelan jinsom berusia sepuluh ribu tahun kemudian duduk bersemedi, mendadak dirasakannya ada segulung aliran hawa panas menyusup kedalam tubuhnya, ketika ia selesai bersemedi ditemuinya seorang manusia tembaga sedang melarikan diri lewat jendela. ia baru tahu kalau manusia tembaga itulah yang telah menyempurnakan dirinya.

Lagi pula ia temukan langkah kaki manusia tembaga itu amat gontai seolah-olah tubuhnya akan roboh bila terhembus angin, tanda itu jelas menunjukkan bila kekuatan tubuhnya mengalami pengurangan yang amat besar.

Berpikir sampai disini, tanpa terasa ia bergumam seorang diri,

"Ditinjau dari hal ini. jelaslah sudah bahwa manusia tembaga itu kalau bukan ayah tentulah guruku "Siau Yau sianseng" Lu It Beng. ,"

MENDADAK terdengar suara hiruk pikuk berkumandang datang dari tempat kejauhan, disusul seseorang berteriak keras^

"Cepat lihat manusia tembaga itu berada disini, kita harus menangkapnya hidup,hidup,"

Lam-kong-Pak terkejut, ketika ia menoleh kearah mana berasalnya suara itu tampaklah ibunya Sun Han Siang, Siang Hong Tie, Pek-li Gong^ sepasang manusia jelek dari Hay-thian, simalaikat raksasa serta ketiga oraog gadis itu sedang memburu datang.

= =ooooooooo= = DALAM waktu singkat Lam-kong Pak merasakan hatinya bergolak keras, ia sudah mengambil keputusan untuk berkelana seorang diri hingga perkumpulan Liok Mao-Pang musnah dan ketiga orang manusia tembaga itu ditemukan, tentu saja ia tak ingin menjumpai beberapa orang itu dengan wajah aslinya.

Berhadapan muka dengan ibu kandUngnya sendiri tanpa berani mengakuinya. tanpa terasa ia mengucUrkan air mata sedih. tapis iapa yang bisa menyelami perasaannya saat itu???

Terlihatlah ketiga orang dara muda itu sangat gembira, seakan-akan mereka telah menemUkan sesuatu yang menyenangkan hati, seru mereka hampir berbareng^ "Kali ini jangan biarkan dia lolos dari cengkeraman kita"

Diam2 Lam-kong Pak mendengus. walau-pun ia tahu ketiga orang gadis itu menaruh kesalah pahaman terhadap dirinya, tapi ia menganggap cinta mereka terhadap dirinya kurang kokoh, sebab perkenalan diantara mereka toh sudah cukup mendalam^ mengapa mereka masih percaya dengan fitnahan orang?

Pokoknya perduli menghadapi kejadian macam apapun sepantasnya kalau mereka hadapi dan selidiki dengan hati tenang dan tanpa emosi, bila ternyata ia memang bersalah, rasanya belum terlambat kalau mereka baru cekcok.

Karena itulah hawa amarahnya segera berkobar. dia ingin memberi sedikit pelajaran terhadap mereka bertiga.

sementara itu beberapa orang itu telah mengepung dirinya rapat2, semua orang bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan, rupanya mereka kuatir kalau dirinya berhasil meloloskan diri.

Terdengar Sun Han Siang menegur: "Beberapa kali kau telah unjukkan diri, tapi setiap kali tak berani menemui orang dengan wajah aslimu, sebenarnya apa sebabnya?"

Lam-kong Pak tak berani menjawab, karena sekalipun ia sudah ganti suaranya namun ibunya tentu akan kenal dirinya.

"Menurut dugaan dari aku sipencUri tua." ujar Pek-li Gong pula. "Kalau kau bukan Lam-kong Liuw pastilah Lu ItBeng, apakah kau masih akan meneruskan penyaruanmu itu???"

Lam-kong Pak ada mulut sukar berbicara ia tetap membungkam diam seribu bahasa. . . . Siang Hong Tie menghela napas dan ikut berbicara:

"Lamkong-heng sejak kau menemui bencana banyak bencana hebat melanda dunia persilatan- perkumpulan Liok-Mao Pang punya ambisi besar untuk merajai seluruh kolong langit, dan sekarang muncul pula kakek ombak menggulung yang hampir boleh dikata tiada tandingannya. Lamkong-heng dengan cita2mu yang luhur serta budimu yang tebal, se-tidak2nya kau tentu akan mencampuri urusan ini bukan agar kaum iblis gagal untuk mewujudkan harapannya???"

Lam-kong Pak tetap tidak menjawab atau pun bergerak. tindak tanduknya ini segera menggelikan hati ketiga orang gadis itu, tanpa terasa mereka tertawa cekikikan.

"Apa yang musti kalian tertawa kan?" tegur Siang Hong Tie, "Bagaimana yang terjadi hari ini kita harus menahan dirinya, kita jangan biarkan ia lolos lagi dari tangan kita"

"Sekarang kita kurang orang itu dalam dua lapis lingkaran, kita harus bekerja secara erat untuk meringkus dirinya." kata Sun Han Siang pula. "Sun Han Siang" seru Pek li Gong "Kalau begitu biarlah kau yang beri komando. kita akan turun tangan secara berbareng"

Dalam pada itu Lam-kong Pak sedang mengawasi ketiga orang dara muda itu. tiba2 ia perdengarkan suara tertawanya yang aneh dan menyeramkan.

Kawanan jago lihay itu jadi tertegun dan tak habis mengerti, gelak tertawa orang itu penuh dengan napsu membunuh, se-olah2 seseorang yang sedang melampiaskan hawa amarah

"Sebetuinya siapakah kau??" bentak Sun Han Siang kembali, "jelas kau bukan seorang bisu bukan??"

suasana hening dan sunyi tak kedengaran sedikit suarapun, Lam-kong Pak tetap membungkam dalam seribu bahasa. "Serbu" akhirnya perempuan itu memberi komando.

Sembilan orang jigo lihay berbareng menerjang kedepan, mereka tidak melanccarkan pukulan udara kosong sebaliknya melakukan pertarungan jarak cepat, serentak mereka menerjang kesisi tubuh Lam-kong Pak.

Sedari tadi sianak muda ini sudah bikin persiapan, ia mendengus dingin, dengan suatu gerakan yang amat cepat hingga sukar dilukiskan dengan kata-kata ia terobos kemuka dan mendekati tubuh ketiga orang dara muda itu.

"Ploook Ploook Ploook" tiga buah gaplokan nyaring dilancarkan, pipi kiri ketiga orang gadis itu seketika membengkak besar dan mundur kebelakang sejauh tiga langkah dengan sempoyongan.

Sedang Lam-kong Pak sendiri telah berdiri pada jarak empat tombaK dari kalangan- Gerakan apakah itu??? bukan saja angkatan yang lebih tua dibikin tertegun, bahkan ketiga orang gadis yang tertera gaplok-pun sama-sama berdiri terbelalak dengan mulut melongo, mereka tak habis mengerti dengan cara apakah dirinya ditampar??

Lam-kong Pak tertawa seram, sehabis memerseni satu tamparan kepipi tiga orang gadis itu, ia putar badan dan segera berlalu.

Sembilan orang jago lihay itu hanya bisa saling berpandangan dengan mulut melongo, begitu lihay ilmu silat yang dimiliki orang ini sehingga tak seorangpun yang sempat menyaksikan demgan gerakan apakah ketiga orang gadis itu diserang.

Jangan dikata menampar. andaikata manusia tembaga itu ada maksud membunuh mereka bertiga pun bukan suatu pekerjaan yang terlalu sulit.

Sementara itu setelah Lam-kong Pak menggaplok ketiga orang gadis itu, dadanya terasa jauh lebih lega. Perjalanan segera dilakukan dengan sangat cepat.

Suatu ketika mendadak ia temukan sesosok bayangan manusia yang hitam hangus sedang bergerak dihadapannya.

Satu ingatan segera berkelebat didalam benaknya, hampir saja ia berseru tertahan, pikirnya:

"orang itu pastilah manusia tembaga yang terjerumus kedalam cerobong asap, dilihat dari badannya yang hitam dan hangus, jelas dugaanku tak bakal salah lagi. "

Ia segera percepat larinya mengejar kedepan. tampak gerakan tubuh orang yang hitam hangus itu makin lama semakin cepat, sedikitpun tidak menunjukkan tanda kalau ia sedang terluka. Tidak lama kemudian sampailah mereka ditepi sebuah sungai keciL rupanya orang yang hitam hangus itu telah mengetahui bahwa Lam-kong Pak sedang meng until dibelakangnya, ia tak pernah berpaling bahkan wajahnya kelihatan bertambah cemas.

Mendadak dari tengah semak belukar ditepi sungai itu meluncur keluar sebuah sampan kecil, seorang pria berusia pertengahan dengan memakai topi yang lebar sambil mendayung sampannya bersenandung lantang.

"Siang menyeberang sungai. malam menyeberang sungai. Dua orang menyeberang seorang yang sampai.

Tiga arah menghadap air satu arah menghadap langit.

Raja akhirat diistana lima tertawa terbahak-bahak"

orang yang hangus hitam itu tertegun kemudian mendengus dan segera loncat naik ke atas sampan tersebut.

Walaupun sungai itu kecil, luasnya mencapai tiga lima puluh tombak, jago Bu-lim yang bagaimana lihaypun sukar untuk meloncati tempat itu sekaligus, apalagi airnya dalam dan alirannya sangat deras.

Dari syair lagu yang dinyanyikan orang dalam sampan itu Lam-kong Pak merasa suatu gelagat yang tak beres tapi disebabkan topi lebar yang dikenakan olehnya terlalu rendah hingga menutupi hampir seluruh wajahnya, sulitlah bagi pemuda itu untuk melihat jelas raut mukanya.

Kedatangan Lam-kong Pak terlambat satu langkah, ketika ia tiba disitu tampaklah sampan kecil itu sudah meluncur ketengah sungai mengikuti aliran yang deras, terpaksa si anak muda itu harus melakukan pengejaran disepanjang tepi sungai itu. Terdengar orang yang berada diatas sampan itu kembali bersenandung: "malam menyeberangi sungai, siang menyeberangi sungai. Dua orang menyeberang seorang hidup,

Satu arah menghadap langit tiga penjuru menghadap air.

Raja akhirat mati sekarat karena kegelian" ^

Kembali orang yang hangus hitam itu mendengus se- olah2 ia sama sekali tidak ambil perduli atas peringatan dari orang itu.

Ketika sampan kecil itu mencapai tengah sungai mendadak pendayung itu berkata: "harap serahkan uang ongkos perahu ini"

orang hitam hangus itu merogoh sakunya, namun tiada benda apapun yang dimilikinya maka ia menjawab"

"Lain kali pasti akan kubayar ongkos tersebut tolong tanya berapa besar ongkosnya?"

"Seratus tahil perak untuk satu kali penyeberangan setengah pun tak boleh kurang lagi pula tak ada jaman untuk main hutang. Kalau kau tak ada uang untuk membayar ongkos dan tiada benda berharga sebagai tanggungan terpaksa aku persilahkan dirimu untuk mencebur kesungai "

Bersamaan dengan selesainya ucapan itu. ia segera mengerahkan tenaga dalamnya dan membalik sampan kecil tadi sehingga mereka berdua bersama-sama tercebur kedalam air.

Lam-kong Pak jadi amat terperanjat menyaksikan kejadian itu sedari tadi ia sudah kenali pendayung sampan itu sebagai si Melayang diatas air Ma Tie, sedangkan siapakah pria hitam hangus itu sama sekali tak terlihat olehnya. Tanpa berpikir panjang sianak muda itu segera menceburkan diri kedalam sungai dan menjelam kedasar air, tampaklah orang yang hitam hangus itu sedang melangsungkan pertempuran yang amat sengit melawan simelayang diatas air Ma Tie.

Posisinya waktu itu sudah jelas terlihat. Ma Tie yang dipersenjatai senjata garpu berhasil menguasai keadaan dan duduk diatas angin-

Lam-kong Pak kuatir kalau orang yang hitam hangus itu terluka. cepat2 ia berenang mendekati kedua orang yang sedang bertempur itu,

Sungguh hebat kepandaian Ma Tie didasar air, dari gerakan air yang agak keras ia segera menyadari bahwa ada seseorang sedang mendekati kearahnja, ia segera berpaling.

Ketika mengetahui bahwa orang yang sedang mendekati dirinya adalah seorang manusia tembaga. ia jadi amat terperanjat. buru2 ia lepaskan cairan hitam bagaikan tinta yang disemburkan ikan cumi2 untuk menutup pandangan disekeliling sana.

Dalam sekejap mata daerah seluas sepuluh tombak disekeliling tempat itu berubah jadi hitam pekat, Lam-kong Pak tahu bahwa orang itu hendak melarikan diri. buru2 ia menyusup keluar dari permukaan.

Siapa tahu kali ini dia telah tertipu, diatas permukaan sama sekali tiada bayangan manusia, menanti ia menyelam lagi kedasar sungai tinta hitam itu telah buyar tapi bayangan tubuh orang yang hitam hangus serta Ma Tie telah lenyap tak berbekas.

Apa boleh buat terpaksa Lam-kong Pak munculkan kembali dari dalam air, ditepi sungai dia mencari suatu tempat yang tersembunyi dan melepaskan baju tembaga serta pakaian yang dikenakan olehnya untuk dijemur diatas batu cadas. Mendadak dari sisi tepi suagai berkumandang suara pembicaraan manusia:

"Cepat lihat. disitu ada orang sedang mandi, seluruh pakaiannya telah dilepaskan semua"

"ooh. manusia tembaga" Sambung orang lain sambil berteriak. "Coba lihat pakaian tembaganya telah dilepaskan- "

Dari nada suara itu Lam-kong Pak kenal sebagai suara dari Pek-li Hiang, ia jadi amat gelisah, tidak sempat memakai baju lagi dia sambar baju tembaga serta pakaian sendiri lalu menceburkan diri kedalam sungai dan menyelam kedasar air.

Kurang lebih satu li ia berenang kemudian baru muncul kembali diatas permukaan, disitu bayangan ketiga orang gadis tadi sudah tidak kelihatan lagi, dengan hati kesal bercampur murung pemuda itu segera berenang ketepi pantai.

Kali ini ia tak berani telanjang bulat lagi, dengan masih tetap mengenakan baju tembaga ia jemur pakaiannya diatas batu.

Mendadak dari sekitar tempat itu berkumandang datang suara pembicaraan manusia, Lam-kong Pak segera menyusup kedalam celah-celah batu. Terdengar salah seorang diantaranya sedang berkata^

"Toa-ya disini masih ada sebuah paha ayam, sekerat daging panggang serta delapan biji bakpao,entah bagaimana baiknya untuk dibagi?"

"Jie-ya sakit perut yang baru saja menyerang dirimu apakah sudah sembuh atau belum?" Dari pembicaraan tersebut Lam-kong Pak segera kenali mereka sebagai Hay Thian-siang Cho sepasang manusia jelek dari Hay Thian.

"Sudah baik...sudah sembuh ...terdengar IHek Sim Wangwee menyahut dengan suara panik, sekarang aku bisa makan makanan apa pun"

"Kalau memang begitu. paha ayam serta daging panggang itu biarlah Jie-ya saja yang makan"

"Apa??? jadi Toa-ya cuma mau makan bakpao keras belaka???"

"Aaai... kita berdua sudah berkumpul hampir setengah abad lamanya, apakah kau masih tidak jelas dengan watakku??? selamanya aku selalu mengalah kepada orang lain, aku lebih rela menyiksa diri sendiri daripada membuat sahabat jadi menderita"

"oooh toa-ya sungguh tak nyana kalau kau punya hati welas seperti Buddha, kalau memang kau ada maksud demikian seandainya kutolak permintaanmu itu, rasanya tindakanku   ini   agak    kurang    hormat    terhadap dirimu. baiklah. biar kuterima saja keinginanmu itu"

Selesai berkata, terdengarlah suara orang mengunyah makanan dan ditelan kedalam perut.

Suasana heniag untuk beberapa saat lamanya, mendadak terdengar Wang wee berhati hitam berteriak keras:

"Toa-ya, kau... kau. apa yang kau makan????"

"Bukankah paha ayam serta daging panggang itu telah aku serahkan kepadamu, tentu saja yang kumakan adalah bakpao keras"

"Tidak benar. Toa-ya kalau yang kau makan adalah bakpao keras kenapa didalam ada isi dagingnya????" "Ehmm tidak salah didalam bakpao keras ini memang ada isinya, sudah setengah harian aku makan belum kurasakan juga. Aah ... mungkin pelayan rumah makan sudah salah mengambil"

Mendengar sampai disitu tanpa terasa Lam-kong Pak gelengkan kepalanya berulang kali, pikirnya:

"Dua orang manusia ini, yang satu lebih lihay daripada yang lain, sungguh luar biasa" Mendadak terdengar Wang wee berhati hitam berteriak lagi:

"Aaaah, tidak benar, masa didalam bakpao keras terdapat daging tiga macam, terdapat daging ayam dan daging babi. itu toh bukan bakpao keras...waaaah...waaaah

...kau main curang"

"Jie-ya" sahut sicatatan mati dan hidup, "lebih baik kau terima nasib saja, itu toh atas pilihanmu sendiri karenanya janganlah kau salahkan diriku..."

Sementara itu Lam-kong Pak sudah ganti pakaian,  diam2 dia naik ketepi sungai. Terdengar suara ribut sepasang manusia jelek dari Hay thian itu kian lama kian bertambah ramai. ia angkat bahu dan segera berlalu dari situ.

Ketika itu diapun merasa agak lapar, sementara pemuda itu sedang mencari sedikit makanan untuk menangsal perutnya. mendadak tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat dihadapannya.

Ketajaman mata Lam-kong Pakpada saat ini sudah jauh berbeda dengan keadaan dulu, terutama sekali disiang hari yang cerah ia sanggup memandang pamandangan yang berada puluhan lie jauhnya. sekilas memandang ia segera kenali bayangan kecil itu bukan lain adalah Siauw Hong. Pemuda itu segera teringat kembali akan nasibnya yang jadi begini jelek dan musti ter-lunta2 seorang diri dalam Bu- lim, kesemuanya ini adalah hadiah dari Siauw Hong, teringat perbuatan dayang itu, napsu membunuh segera berkobar didalam dadanya, dengan cepat tubuhnya melesat kedepan melakukan pengejaran-

Setelah melewati sebuah tikungan bukit, tampakiah Siauw Hong sedang berdiri dibawah sebuah pohon besar bersama seorang pria berkerudung kain hitam.

"Lonte yang tak tahu malu" maki Lam-kong Pak didalam hati.

Rupanya pria berkerudung itu bukan lain adalah Suma Ing, sekarang ia telah mengadakan hubungan gelap dengan Siauw Hong.

Menyaksikan tingkah lakunya itu, diam2 Lam-kong Pak merasa penasaran bagi diri Cioe Cien Cien, ia tahu moral Suma Ing sudah bejat, apa bila ia sampai bergaul terlalu dengan Cioe Cien Cien maka akhirnya gadis itupasti akan mengalami akhir yang tragis. Dalam pada itu terdengar Siauw Hong sedang berkata:

"Aku....aku...aku telah menyerahkan tubuhku kepadamu, lagi pula... lagi pula aku masih seorang perawan suci.,.."

Suma Ing tertawa enteng, sambil angkat bahu selanya: "Eeei...eeei... tak usah bohong, aku Suma Ing bukanlah

bocah cilik yang barusan muncul didalam dunia persilatan betulkah kau masih perawan atau tidak rasanya hati kecilmu jauh lebih jelas daripada aku sendiri"

Siauw Hong ternyata cerdik dan pandai melihat gelagat, melihat sianak muda itu jauh lebih licik daripada dirinya, ia segera berseru kembali: "Apakah...apakah kau tidak melihat darah diatas pembaringan itu??... aku...aku toh benar- benar masih perawan"

Berbicara sampai disitu, kepalanya sengaja ditundukkan dengan tersipu-sipu lagaknya macam gadis perawan yang merasa amat jengah. Kontan Suma Ing tertawa dingin.

"Huuuh lebih baik kau tak usah mempergunakan siasat lapuk semacam itu, kau anggap aku tidak mengerti dengan siasat macam begitu?? cairan darah diatas pembaringan itu toh hasil dari persiapanmU sebelumnya, bukankah kau telah sebarkan bubuk warna marah disitu?? Hmmm kau anggap dengan siasat seperti itu maka aku lantas bisa tertipu

??"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar