Kelelawar Hijau Jilid 03

Kiranya ketika mereka berenam sedang masuk kelalam sebuah rumah makan untuk menangsal perut, enam orang gembong iblis yang telah menguntil diri mereka sejak tadi segeri menyerbu kedalam rumah makan itu dan merobohkan seluruh pelayan dan penghuni yang ada disana, kemudian mereka menyaru sebagai pelayan dan mencampuri makanan yang dihidangkan dengan obat pemabok.

Ketika Lam-koag Pak serta ibunya mampir dirumah makan tadi, keenam orang jago itu telah terbokong dan keenam orang gembong iblis tadi sudah siap meninggalkan tempat itu, menyusul Hay Thian Siang Sat pun datang kesitu, maka muncullah siasat keji meminjam goloK membunuh orang. untuk melenyapkan Lam-kong Pak berdua.

Dalam pada itu, meskipun keenam orang gembong iblis tersebut telah sadar bahwa mereka bukan tandingan sianak muda itu, tetapi disebabkan dalam kempitan mereka terdapat sandera yang cukup ampuh, maka tak seorang diantara mereka yang merasa jeri. Terdengar Soen Han Siang dengan suara keras membentak.

"Leng cing cioe cepat melepaskan orang itu, loo-soen dengan mengingat hubungan kita dimasa lampau. untuk kali ini suka melepaskan sebuah jalan hidup kepadamu."

Hek Teng Tui Hoen silampu hitam pengejar nyawa Leng cing cioe tidak menjawab, ia melirik sekejap kearah rekannya "Shia Bin-Loocouw" sikakek moyang berwajah kepiting Pit Hoo,

Terdengar gembong iblis itu tertawa seram, ujarnya dengan nada mengejek.

"Tidak sulit kalau inginkan orang2 ini, silahkan datang berkunjung kemarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang kami".

"Apakah kalian semua tidak pingin hidup?" bentak Lam- kong Pak dengan gusar.

"Heeeh..heeeh...selembar nyawa ditukar dengan selembar nyawa, siapapun tidak merasa dirugikan"

Ancaman ini ternyata cukup ampuh, Lam-kong Pak serta Soen Han Siang benar2 tak berani bertindak secara sembarangan lagi.

sementara itu Pek li Gong telah mendusin dari pingsannya, ia segera berteriak keras:

"Kalian jangan sudi mendengarkan gertak sambal mereka, silahkan kalian turun tangan selekasnya, aku tanggung ia tak akan berani mengganggu seujung rambut kamipun" "Hmm kau tak usah bermimpi dihari siang belong." jengek Hek Teng Tui Hun sambil menotok jalan darahnya. "Kalau kalian berani turun tangan, maka tak seorangpun diantara mereka yang bakal hidup,^.

"ENG CING CIOE " bentak Lam-kong Pak keras-keras. "Sekalipun kalian membinasakan mereka tidak lebih jiwa mereka bakal melayang. Tetapi kalian- . .Hmmmm aku hendak menggunakan cara penyiksaan yang paling kejam untuk menyiksa dirimu... agar kalian mati secara perlahan- lahan dan merasakan penderitaan yang paling hebat "

Kawanan iblis itu segera tertawa dingin tiada hentinya, tak seorang pun yang menggubris ancaman tersebut.

"Hmmm pernahkah kalian dengar akan siksaan air garam dicampur dengan merica??" seru Lam kong Pak kembali.

"Belum pernah kudengar akan cara penyiksaan semacam ini"

Shia Bin Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting dengan cepat. berseru.:

"Tunggu sebentar"

Lam-kong Pak segera menyilangkan telapak tangannya didepan dada, serunya dengan suara berat:

"Apakah kalian siap sedia untuk beradu jiwa dengan kami??"

"Kecuali kalau kau sudah tidak maui jiwa keenam orang ini lagi"

Mendadak terdengar suara tertawa cekikikan berkumandang memenuhi angkasa, sipencuri sakti Pek-li Gong tahu-tahu sudah membebaskan diri dari pengaruh totokan dan ngeloyor turun dari kempitan Shia Bin Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting.

"Makhluk jelek tua." serunya." Kali ini adalah enam lawan lima, kami telah untung satu lagi. "

Wajah sikakek moyang berwajah kepiting yang pada dasarnya sudah merah, kini berubah semakin tak sedap dipandang lagi.

sementara itu Pek-li Gong telah membisikkan sesuatu disisi teliaga Lam-kong Pak, setelah mendengar bisikan tadi air muka si anak muda itu segera berubah jadi berseri-seri.

Sedangkan Pek-li Gong bagaikan tiada suatu persoalan apapun segera berjalan kearah samping.

Lam-kong Pak pun segera berkata:

"Aku hendak memberitahukan satu persoalan yang maha besar kepada kalian, harap kalian bisa mempertimbangkannya sendiri."

"Sudah. kau tak usah banyak bacot lagi, enam ditukar dengan lima, itupun tidak terlalu rugi bagi kami"

"Jangan terburu napsu dulu, coba dengarkan dulu perkataanku"

Bicara sampai disini ia melirik sekejap kearah Pek-li Gong^ tampaklah sipengemis tua itu sambil bergendong tangan berjalan pulang pergi disekitar situ, sorot matanya memandang keatas seakan-akan sedang menikmati indahnya rembulan.

"Tahukah kalian siapakah sebetulnya pangcu dari perkumpulan Bulu Hijau kalian???" tanya Lam-kong Pak.

Pertanyaan ini memang mengandung daya tarik yang sangat kuat, sebab bagi anggota perkumpulan Bulu Hijau jangan dikata siapakah pangcunya mereka tak tahu, sekalipun Hoe Pangcu wakil ketua pun tak ada yang tahu.

Shia Bin Loa couw sikakek moyang berwajah kepiting segera berseru: "ApaKah kau tahu??"

"Pun-jien sudah tentu tahu. andaikata ku-ucapkan keluar nanti kalian pasti akan merasa amat terperanjat sekali."

Mendengar perkataan semua gembong iblis tersebut segera pusatKan seluruh perhatiannya untuk mendengarkan.

"Sudahlah.. percuma kukatakan keluar." seru Lam Kong- pak. "Bagi kalian tahu atau tidak adalah sama saja sedikitpun tak ada artinya..."

Shia Bin Loocouw sikakek moyang berwajah kepiting Pit Hoo yang dipermainkan oleh sianak muda itu segera tertawa dingin tiada hentinya.

"Heeh. .heeh-heeh... kau tak usah ngaco belo yang tidak karuan- siapa yang tidak tahu bahwa kaupun tidak mengerti siapakah pangcu kami."

"Harap kalian dangarkan baik-baik. dia adalah salah seorang jago Bu-lim yang paling lihay dikolong langit  tempo dulu."

Kawanan iblis itu cepat- cepat pasang telinga dan mendengarkan dengan penuh seksama.

Dalam pada itu Lam-kong Pak dapat menyaksikan adanya sesosok bayangan manusia sedang berkelebat turun dari balik lambung kuda lawan, diam2 ia merasa amat kagum.

Maka untuk lebih menarik perhatian para gembong iblis itu, terlaknya keras2: "Sebetulnva kalian mau mendengarkan atau tidak??? " "Hmmm" jengek Leng Cing cioe sambil mendengus dingin. "Kalau kau tahu siapakah pangcu kami, mengapa tidak kau utarakan sedari tadi??"

Tatkala Lam-kong Pak menyaksikan Pek-li Gong sambil bergendong tangan telah balik kesisinya, tahulah ia bahwa permainan setannya sudah selesai dilakukan. segesa terlaknya:

"Kalian harus mendengarkan dengan jelas dan penuh perhatian, sebab aku tidak akan mengulangi untuk kedua kalinya..."

Baru saja perkataan terakhir diucapkan mendadak terdengar suara benturan keras berkumandang tiada hentinya.

"BluuukBluuukBluuuk" kawanan iblis itu sama2 roboh terjengkang dari atas pelana kudanya, sedangkan Siang Hong Tie, si malaikat raksasa Loo Liang Jen serta ketiga orang gadis lainnya setelah menghadiahkan sebuah pukulan dahsyat keatas tubuh beberapa orang iblis itu segera berkelebat sejauh satu tombak dari tempat semula.

Sedangkan para iblis itu setelah termakan pukulan dahsyat, pelananya patah dan mereka terpelanting jatuh keatas tanah.

Kiranya dikala bergendong tengah menikmati rembulan tadi secara diam2 si-Pencuri sakti Pek-li Gong telah mengeluarkan kesaktiannya untuk membebaskan jalan darah mereka.

Sesudah menderita kerugian, kawanan iblis itu tak berani berayal lagi. sambil meloncat bangun dari atas tanah segera melarikan diri ter-birit2 dari situ. Menyaksikan kesemuanya itu sambil tertawa Sun Han Siang lantas berkata. "Pek-li Gong sungguh tak nyana kepandaian yang maha sakti itu telah berhasil kau latih hingga mencapai kesempurnaan, andaikata hari ini tiada kau yang menggunakan gerak aneh untuk rebut kemenangan, entah bagaimanakah kita musti membereskan persoalan ini." 

Setelah merandek sejenak, sambungnya, "Eeei, pencuri tua jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun masih ada separuh, sedangkan disini cuma ada tiga orang gadis bagaimana baiknya sekarang??"

"Tidak menjadi halangan biarlah mereka kerjakan sekali lagi, untung bocah2 itu masih perawan semua, walaupun tenaga dan kekuatannya sudah agak berkurang tapi tak jadi soaL"

Soen Han siang pun lantas menceritakan pula kehadiran ketiga orang manusia tembaga itu, selesai bercerita katanya lebih jauh:

"Selama Koen Toen Sioe sikakek ombak Menggulung tidak dibasmi, selamanya pula kita tak berhasil mengungkap wajah yang sebenarnya dari pangcu perkumpulan Bulu Hijau, aku lihat selama perkumpulan Liok Mao Pang belum terbasmi ketiga orang manusia tembaga itu pun tak akan menjumpai kita dengan wajah yang sebenarnya. Kalau ditinjau dari lempengan tembaga yang berserakan dalam liang kemungkinan besar manusia tembaga itu telah terluka, kita harus mencari jejak mereka disekeliling tempat ini. aku pikir ketiga orang manusia tembaga itu tentu menyembunyikan diri pula disekitar markas besar perkumpulan Liok Mao Pang"

"Tentang persoalan itu rasanya tak usah terlalu kita ributkan," kata Pek-li Gong.

"Menggunakan kesempatan yang sangat baik ini kita musti menciptakan suatu kepandaian yang maha sakti bagi sibocah cilik itu hanya berada dalam keadaan yang ampuh saja kita baru punya jaminan menang bila berjumpa kembali dengan beberapa orang gembong iblis itu.  soen Han Siang bukannya aku sipencuri tua sengaja mengganggu kegembiraanmu, sekarang diantara kita beberapa orang semestinya bocah cilik itulah yang pantas memimpin kita."

"Hanya mengandalkan ilmu silat belaka kadangkala masih bisa menderita kerugian besar, contohnya saja kejadian yang kalian alami barusan, bukankah karena kurang cerdik maka kalian jatuh kecudang ditangan orang lain???...,"

"Sudahlah, kau tak usah memaki orang lagi. kita toh sudah cukup dibikin menderita karena persoalan itu. Ayoh berangkat lebih baik kita sempurnakan dahulu putra mustikamu itu"

Berangkatlah beberapa orang itu memasuki Kota Ik Chiu. setelah mencari rumah pengicapan ketiga orang gadis itu segera dikirim masuk kedalam kamar Lam-kong Pak.

Tetapi pada saat itulah dua sosok bayangan manusia lain telah mendahului mereka masuk kedalam kamar Lam-kong pak dan menyembunyikan diri sebaik2nya.

"Soen Han siang" terdengar Pek-li Gong memperingatkan- "Kali ini kau harus bertindak lebih hati2, jangan sampai ketangkap lagi oleh sikakek ombak Menggulung sehingga musti menanggung  akibat  yang fatal. "

"Eeeei pencuri tua, kau tidak takut lidahmu jadi busuk karena mengucapkan kata-kata semacam itu??" maki Soen Han Siang sambil tertawa.

Dalam pada itu suasana dalam kamar Lam-kong Pak gelap gulita, karena mereka merasa malu maka tak seorang pun yang berani memasang lampu. Tetapi justru disebabkan karena persoalan inilah telah mengakibatkan suatu kejadian yang tragis. Semeatara itu Lam-kong Pak telah naik ke atas pembaringan, lalu bertanya^ "Siapa duluan???"

"Aku duluan" mendadak terdengar bisikan lirih berkumandang dari dalam kamar.

Lam-kong Pak segera memeluknya kencang-kencang dan menempelkan bibirnya keatas bibir lawan, air liur yang wangipun segera mengalir masuk kedalam mulut sianak muda itu dan mengirimnya turun kearah dalam pusar.

Setengah perminum teh kemudian pekerjaan telah selesai, gadis itu pun turun dari  atas  pembaringan-  "Kedua. "seru Lam-kong Pak.

Belum habis ia berseru kembali seorang gadis telah naik keatas pembaringan, Lam-kong Pak pun tidak tahu siapakah dia. tetapi ketika badannya dipeluk segera terasalah tubuh lawannya padat berisi terutama payudaranya yang montok dan memantul empuk^

"Aaaah. dia pastilah Yoe Tien" pikir si anak muda itu.

Iapun tempelkan bibirnya keatas bibir lawan, mendadak sianak muda itu rasakan gadis itu menghantarkan ujung lidanhya masuk kedalam bibir diikuti suatu cairan yang wangi dan berbau aneh mengalir masuk kedalam tenggorokannya.

Seketika itu juga ia rasakan tubuh gadis dalam pelukannya berubah jadi panas membara, bahkan nampak agak gemetar.

Lam-kong Pak yang menghadapi kejadian seperri ini jadi tertegun, pikirnya: "Kenapa keadaan enci Yoe pada hari ini agak sedikit tidak beres?? apakah ia tak sanggup memusatkan perhatiannya dan menahan emosi sehingga terpergaruh oleh napsu birahi ???"

Baru saja ingatan tersebut berkelebat lewat dari benaknya, tiba2 Lam-kong Pak merasa kan munculnya segulung hawa panas yang sangat aneh dari dalam Tan Thian mengalir keseluruh penjuru badan- napsu birahi segera berkobar memenuhi benaknya dan terasa amat sulit untuk dikendalikan lagi.

Ia jadi terperanjat. cepat- cepat seluruh perhatiannya dipusatkan jadi satu dan berusaha keras untuk memadamkan napsu birahi yang semakin berkobar itu.

Siapa tahu hawa panas yang membakar tubuhnya itu bukannya berkurang sebaliknya malah semakin bertambah lipat ganda, seluruh tubuhnya terasa mulai tegang terutama sekali alat kelaminnya yang terasa aneh sekali. bulu

kuduknya pada bangun berdiri. . . .

Lama kelamaan ia tak kuasa menahan diri, dipeluknya tubuh lawan yang padat berisi itu se-kencang2nya. napsu

birahi yang berkobar sudah sulit dikendalikan lagi, pertahanan tubuhnya semakin mengendor dan lemah sedang kesadaran dan ingatannya makin kabur.

Diam2 mereka sama2 mendengus didalam hati. mereka tahu kalau seorang diantara mereka sedang bercumbu rayu dengan Lam-kong Pak diatas ranjang, meskipun dalam hati merasa tak amat senang hati... tetapi tak seorang pun diantara mereka yang sudi buka suara lebih dahulu, sebab mereka takut gengsinya merosot.

Waktu berjalan dengan lambat sekali se-olah2 jalannya siput yang mendaki gunung, kurang lebih setengah jam kemudian diatas pembaringan sudah tak kedengaran suara lagi. yang tersisa diruangan itu hanya dengusan napas berat dari Lam-kong Pak yang kehabisan tenaga, dia merasa lelah sekali.

Akhirnya ketiga orang gadis itu tak bisa menahan sabar lagi. mereka saling satu sama lainnya, diikuti Cu Li Yap berseru setelah meraba Pek-li Hiang. "Eeei. kau adalah. "

"Aku addah Hiang-moay, dan kau?" "Aku adalah Cu Li Yap"

Cu-li Yap segera meraba tubuh Yu Tien, lalu serunya. "Kalau begitu engkau tentulah enci Yu bukan??"

"Sedikitpun tidak salah, lalu siapakah orang pertama yang turun tangan lebih dahulu?"

"Kami belum mendapat giliran "jawab Pek-li Hiang maupUn Cu Li Yap hampir berbareng.

"Belum mendapat giliran?" Yu Tien diam2 tertawa dingin, pikirnya. "Heeeh heeeh heeeh....rupanya kalian berdua akan membohongi diriku secara mentah, Huuuh kalau belum mendapat giliran lalu siapakah yang telah kekerja lebih dahulu tadi? bukan kamu berdua yang bekerja lalu siapa lagi?"

Dalam pada itu Cu Li Yap telah bertanya: "Enci Yu. engkau pasti sudah mendapat giliran bukan??"

"Tidak aku sama sekali belum mendapat giliran" sahut Yu Tien setengah berteriak. "barusan aku masih mengira kalian berdua telah menyelesaikan tugas dengan puas"

Dalam hati kedua orang gadis itu pun tertawa dingin tiada hentinya, pikir mereka didalam hati:

"Huuh... bagaimanapun lagi orang yang usianya lebih besar sering sekali berlagak sok dan akalnya banyak sekali, kalau sudah mendapat giliran apa salahnya untuk berterus terang? buat apa berbohong kepada kami. sekalipun sudah

bercumbu dan main cinta dengan dirinya juga tak jadi soal toh, yang penting harus mengaku" Begitulah ketiga orang itu segera saling menebak dan mencurigai satu sama lainnya.

Sementara itu Lam-kong Pak yang berbaring diatas pembaringan telah mendusin tatkala ditemuinya ia berada dalam keadaan telanjang bulat hatinya jadi terperanjat, pikirnya:

"Barusan agaknya aku mendapat suatu impian cabul yang mengerikan sekali.... dalam mimpiku tadi se-akan2 aku sedang bermain cinta dengan seorang gadis,"

Ia segera meraba tubuh bagian bawahnya ketika meraba suatu lendir yang membasahi seluruh bagian bawahnya, ia jadi tertegun bukti itu menunjukan kalau ia telah  melakukan hubungan senggama dengan salah seorang diantara ketiga orang gadis muda itu, tapi ia telah berhubungan dengan gadis yang mana??

Ia tak ingin berpikir lebih jauh karena kejadian ini bila tersiar diluaran maka akan mendatangkan ketidak beruntungan-bagi kedua belah pihak. setelah mengenakan pakaian teriaknya:

"Enci Yu, adik Yap. adik Hiang"

Ketiga orang gadis itu segera memburu ketepi pembaringan, tanya mereka dengn cepat: "Siapa sih orang pertama yang mendapat giliran tadi??"

"Aku tidak tahu"

"Lalu siapakah orang kedua? "tanya Yu Tien. "Aku tak tahu" Lam-kong Pak makin kebingungan tapi ia yakin bahwa barusan dirinya telah melakukan hubungan senggama dengan salah seorang diantara ketiga orang gadis itu hanya saja mereka tak ada yang berani mengaku.

Dengan adanya penstiwa itu maka keempat orang itu sama2 jadi tak senang hati, mereka saling menduga pihak lain-

"Sekarang mari kita mulai lagi." seru Yu Tien kemudian, "adik Yap kau maju lebih dulu "

Cu Li Yap sangat tidak ingin, karena dia mengira dua orang rekannya telah mendahului dirinya, atau dengan perkataan lain mereka mendapat giliran lebih banyak dari dirinya, ternyata yang lainpun mempunyai pikiran yang sama.

Selesai kesemuanya itu, lampu dipasang dan Lam-kong Pak menatap wajah ketiga orang gadis itu dengan pandangantajam, pemuda itu berharap dari perubahan wajah ketiga orang dara tersebut ia berhasil menebak siapakah diantara mereka yang telah mengadakan hubungan kelamin dengan dirinya.

Lama sekali dia mengawasi wajah ketiga orang dara ayu itu, namun tiada suatu tanda pun yang berhasil ditemukan olehnya, lama kelamaan Lam-kong Pak jadi kewalahan juga , sambil geleng kepala pikirnya:

"Pandai amat mereka berpura-pura dan berlagak pilon dihadapanku....sekalipun hubungan telah dilakukan bersama aku akan tetapi sikap mereka masih tetap tenang- tenang saja seakan-akan sama sekali tak terjadi sesuatu apapun....bahkan air muka pun sama sekali tidak berubah jadi merah..." Walaupun dalam hati pemuda itu menaruh curiga yang amat sangat, tetapi tiada bukti yang berhasil didapatnya hal ini membuat Lam-kong Pak pun tak bisa menentukan siapakah diantara ketiga orang gadis itu yang sudah melakukan hubungan dengan dirinya. Yu Tien kah?? atauPek li Hiang?? ataukah mungkin cu Li Yap yang sudah punya hubungan dengan diriku???

Ia jadi ragu.   mungkinkah ia hanya bermimpi saja??  tapi

Cairan seperti lendir yang melekat ditubuh bagian bawahnya membuktikan kalau ia telah melakukan hubungan seks dengan seorang gadis.  dan bukti itu tak bisa

dibantah lagi.

Setelah putar otak berpikir keras namun tiada hasil apapun yang berhasil didapat, akhirnya pemuda itu mendengus dingin dan membatin didalam hati:

"Sungguh tak tahu malu. . . .bukan saja sudah mengadakan hubungan dengan diriku, bahkan untuk mengakupun tak mau"

Tentu saja perkataan semaCam itu tak dapat diutarakan keluar, untuk sementara waktu masalah tadi hanya bisa disimpan didalam hatinya saja. . . .

- - ooo- -

Tanpa terasa tiga bulan sudah lewat dengan cepat, selama tiga bulan ini meskipun Lam-kong Pak dan ibunya sudah beberapa kali mengunjungi markas besar perkumpulan Liok-mao-pang, tapi mereka tak berani melakukan bentrokan secara kekerasan karena kepandaian silat yang dimiliki kakek ombak menggulung masih belum ada orang yang mampu menandinginya .

Lam-kong Pak masih samar-samar pikirannya terhadap peristiwa yang telah terjadi tiga bulan berselang, karena ketiga orang itu sama sekali tidak menunjukan perubahan apapun.

Suatu hari rombonganpun dibagi menjadi dua bagian dengan tujuan melakukan pengintaian disekitar gunung Hu- gou-san, mereka harus menemukan ketiga orang manusia tembaga itu untuk kemudian bersama sama menyapU rata perkumpulan bulu hijau.

= =ooooooooo= =

LAM KONG PAK dengan membawa Toa Lek Sin "Si malaikat bertangan raksasa" Loo Liang Jan serta Hay Thian Siang cho. sepasang manusia jelek dari Hay Thian membentuk satu kelompok.

Sedang Soen Han Siang dengan membawa Pe-li Gong. Siang Hong Tie serta ketiga orang gadis lainnya membentuk satu kelompok.

Setelah berpisah, Lam-kong Pak dengan membawa anak buahnya melakukan pengintaian disekitar gunung Hoa Gouw-san selama dua hari. suatu malam tibalah mereka didalam sebUah selat yang terpencil, dan dalam selat itu mereka temUkan adanya asap yang mengepul keangkasa.

"Sudah kalian lihat asap itu??" seru Lam-kong Pak segera. "Didalam selat ini pasti ada orang yang tinggal disini."

"siauw-ya bagaimana kalau kita periksa kesitu? perutku sudah terasa amat lapar" seru Simalaikat bertenaga perkasa cepat,

Keempat orang itu segera meneruskan perjalanannya memasuki selat itu dengan melewati sebuah jalan kecil yang membentang diantara jepitan dinding tebing yang curam dan terjal sampailah mereka didasar selat, tampaklah gumpalan asap itu bertembus keluar dari dalam sebuah gua.

Dengan gesit dan sebat keempat orang itu segera menyebarkan diri bersembunyi dibelakang sebuah batu besar didepan mulut gua lalu melongok kedalam. terlihatlah tiga orang manusia tembaga sedang duduk berkerumun didepan seunggokan kayu yang sedang memanggang kelinci.

Melihat akan hal itu Lam-kong Pak jadi kegirangan setengah mati, pikirnya: "Huuuh... ini hari akan kulihat kalian mau lari kemana??"

Suasana hening untuk beberapa saat lamanya. mendadak salah seorang manusia tembaga munculkan diri dari balik gua untuk mengumpulkan kayu bakar.

Tiba-tiba... dari balik tumpukan batu cadas disamping gua mancul kembali seorang manusia tembaga, begitu kedua orang manusia tembaga itu saling berhadapan muka, simanusia tembaga yang berusaha munculkan diri dari dalam gua itu nampak berdiri tertegun.

Terlihatlah manusia tembaga dibalik batu cadas itu menggapai kearahnya, namun tak sepatah katapun yang diucapkan keluar,

Melihat gapaian tangan manusia tembaga itu segera berjalan menghampiri terdepak dan lenyap dibalik batu cadas.

"Blaaam..." Terdengar suara benturannya ring berkumandang datang dari balik batu, rupanya salah seorang manusia tembaga itu telah roboh keatas tanah. Lam-kong Pakjadi terpanjat, pikirnya:

"Didalam gua itu hanya ada tiga orang manusia tembaga, setelah satu keluar dari gua kenapa disana muncul lagi seorang manusia tembaga?? rupanya barusan ada salah satu manusia tembaga yang roboh, apa yang sebetulnya telah terjadi??".

Setelah terjadi suara benturan keras tadi suasana pulih kembali didalam kesunyian. ketiga orang manusia tembaga itu sama2 lenyap tak berbekas.

Lam-kong Pak jadi curiga. baru saja ia hendak melakukan pemeriksaan kebalik batu tersebut, tiba2 dari dalam gua muncul kembali seorang manusia tembaga.

Terlihatlah manusia tembaga itu memandang sekejap sekeliling tempat itu lalu berjalan menuju kearah tumpukan batu cadas.

Mendadak dari tumpukan batu muncul kembali seorang manusia tembaga yang segera mengapai kearahnya.

Manusia tembaga itu tanpa ragu atausangsi barang sedikit pun juga segera berjalan menghampiri rekannya itu, baru saja badannya lenyap dibalik batu cadas itu kembali terjadi suara benturan keras berkumandang dari situ. . .

.Blaaam se-akan2 ada seseorang yang roboh terjengkang diatas tanah.

"Aduuh celaka" seru Lam-kong Pak didalam hati, cepat2 ia enjotkan badan dan meluncur kebalik batu cadas tersebut.

Terlihatlah olehnya dua orang manusia tembaga menggeletak tak berkutik diatas tanah, sedang salah satu manusia tembaga yang laim berdiri disisi mereka sambil tertawa dingin tiada hentinya:

"Heeeeh...heeeeh...heeeeeh..,. kalian berani memusuhi perkumpulan kami...lHmm terpaksa aku harus suruh kalian tidur satu musiman lagi" Lam-kong Pak tahu bahwa gelagat tidak menguntungkan- ia segera membentak keras dan menubruk, kedepan, dengan kerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya ia melancarkan sebuah serangan dengan jurus ketujuh dari ilmu sakti Payung sengkala.

Menghadapi datangnya ancaman yang demikian dahsyatnya itu, simanusia tembaga itu sama sekali tidak menghindar ataupun berkelit, dengan melancarkan pula sebuah serangan ia sambut datangnya ancaman itu dengan keras lawan keras.

"Blaaaaaaaam...." ditengah benturan keras yang membelah bumi, pasir debu beterbangan memenuhi angkasa. tubuh kedua orang itu sama-sama tergetar mundur sejauh tiga langkah kebelakang.

Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah, mendadak manusia tembaga itu menyambar tubuh kedua sosok tubuh manusia tembaga yang lain dan kabur dari situ.

Lam-kong Pak tentu saja tidak akan membiarkan lawannya merat dengan menggondol dua orang manusia tembaga itu, ia membentak keras dan melakukan tubrukan kembali kearah depan.

Sementara itu si malaikat bertenaga raksasa Loo Liang Jen sekalian sudah mendengar suara terjadinya pertempuran, mereka segera memburu kesitu dan menghalangi jalan perginya manusia tembaga itu.

Menjumpai datangnya bala bantuan, si manusia tembaga itu tertawa dingin, ia tangkap kaki kedua orang manusia tembaga itu kemudian diayunkan kemuka dengan menimbulkan desiran angin tajam, tubuh Loo Liang Jen seketika terancam bahaya.

"Loo tua, cepat mundur " hardik Lam-kong Pak. Ia menubruk kedepan dengan menggunakan gerakan tubuh yang lincah hasil pelajaran dari Pek li Gong laksana kilat badannya menyusup kedepan dan melancarkan tiga buah serangan berantai.

Tetapi si manusia tembaga itu bukanlah manusia sembarangan, bukan saja tenaga dalam yang dimilikinya amat dahsyat bahkan jurus-jurus serangan yang dipergunakanpun aneh dan maha sakti, ditambah pula Lam-kong Pak tidak berani menggunakan telapaknya untuk memukul miring tubuh kedua orang manusia tembaga itu, maka dalam hal serangan ia sudah menderita kerugian yang amat besar,

Setelah bergebrak puluhan jurus, Lam-kong Pak telah didesak mundur sejauh satu tombak lebih.

Rupanya simalaikat bertenaga raksasa Loo Liang Jen merasa tidak puas dengan kehebatan lawannya, kembali ia menubruk kedepan dalam hati ia telah mengambil keputusan, sekalipun badan bakal kena digebuk ia harus berhasil mencengkeram si-manusia tembaga itu.

"Blaam,.." pantatnya kontan kena dihantam keras2 hingga terasa amat sakit sekali, kepalanya jadi pusing tujuh keliling dan matanya jadi ber-kunang2, tapi ia cukup tangguh

sekalipun sudah terhajar namun ia tak gentar, bukannya mundur dia malah maju kedepan dan mencengkeram lengan kanan si- manusia tembaga itu.

Kedua orang itu sama2 memiliki tenaga raksasa yang maha dahsyat, setelah saling membetot keadaan kedua orang itu tetap berada dalam keadaan seimbang. Si-Malaikat bertenaga raksasa segera membentak keras, kedua tangannya mencengkeram tubuh lawan kencang2 kemudian ditarik dengan sekuat tenaga.

"Jangan ditarik" bentak Lam-kong Pak.

Menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah simanusia tembaga itu merampas kembali manusia tembaga yang jadi rebutan. kemudian putar badan dan kabur lagi.

"Berhenti"

Baru saja simanusia tembaga itu meluncur sejauh tiga- lima tombak dari tempat semula. dihadapan mukanya telah muncul kembali seorang manusia tembaga.

"Lepaskan kedua orang manusia tembaga itu." terdengar manusia tembaga yang baru saja muncul itu membentak keras. "maka aku akan memberi sebuah jalan hidup bagimu. aku tahu siapakah kau?".

"Kau tahu siapakah aku???".

"Hmm pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang."

Lam-kong Pak segera ulapkan tangannya, Loo Liang Jen serta Hay Thian Siang cho segera mengiakan dan mengurung kedua orang manusia tembaga itu ditengah kalangan.

"Sedikitpun tidak salah" terdengar Liok Mao Pangcu dengan suara keras. "Tetapi... Hmm sekalipun kau berhasil merampas kembali kedua orang manusia tembaga ini juga tiada gunanya. mereka sudah terkena ilmu sihir Tong Bin Toa hoat dari pun-pangcu, dikolong langit dewasa ini kecuali pun-jien seorang tak ada orang lain yang sanggup membebaskan mereka"

"Aku tidak akan memperdulikan apakah mereka bisa dibebaskan atau tidak dari pengaruh ilmu sihirmu itu, yang penting lepaskan mereka saat ini juga mari kita bertempur dengan batas sepuluh gebrakan, siapa menang dia boleh bawa pergi kedua orang manusia tembaga itu."

Liok Mao Pang cu segera melepaskan pakaiannya dan menaruh tubuh kedua orang manusia tembaga itu keatas lantai.

"Begitupun baik juga." serunya. "Mari kita tentukan menang kalah kita dalam sepuluh jurus, lihat serangan-..."

Serangan ilmu telapaknya sepintas lalu mirip sekali dengan ilmu sakti Payung Sengkala tapi kenyataannya bukan ilmu ampuh tersebut, menghadapi serangan yang demikian dahsyatnya itu bukan saja manusia tembaga itu tidak menghindar bahkan malah menyongsoDg maju kedepan, ia sambut datangnya serangan itu dengan keras lawan keras.

"Blaaam..." batu dan pasir beterbangan bagaikan hujan gerimis. kedua orang itu saling berpisah dan masing2 mundur tiga langkah kebelakang....

Sekali lagi simanusia tembaga itu melancarkan serangan- ternyata jurus serangan yang dipergunakan adalah ilmu sakti Payung Sengkala.

Walaupun menggunakan jurus serangan yang sama tapi didalam penggunaan orang ini ternyata jauh berbeda sekali, daerah seluas puluhan tombak disekeliling kalangan pertempuran segera tertutup oleh desiran angin puyuh yang men-deru2, pasir dan debu kembali berterbangan diangkasa.

Kali ini tubuh Liok Mao pangcu tergetar mundur satu langkah lebih banyak dari semula.

Mendadak terdengar suara bentakan keras berkumandang gegap gempita, kawanan iblis yang tergabung dalam perkumpulan Bulu Hijau sama2 munculkan diri ditempat itu.

Hoe pangcu atau wakil ketua "Ngo Hoa Bak "si daging lima warna segera memapak diri Lam-kong Pak.

"Hoo Boe Siang" sisetan gantung hitam GouwJit menandingi Loo Liang Jen sedang Suma Ing serta Lam-hay coe Khek segera menghadapi Hay Thian Siang cho.

Blaaam.. Blaaam... benturan2 nyaring berkumandang tiada hentinya memekikkan telinga, walaupun tenaga lwekang yang dimiliki Liok Maopangcu masih kalah setengah tingkat dari manusia tembaga itu. tetapi untuk beberapa saat lamanya ia tidak sampai menderita kalah,

Sedangkan sidaging lima warna setelah saling beradu tenaga sebanyak tiga kali dengan Lam-kong Pak. meskipun tubuhnya bergetar mundur sampai sejauh lima enam langkah. tapi secara mati2an ia bertahan terus dari  posisinya saat ini.

Sedang sisanya yang lain untuk sementara waktupUn berada dalam keadaan seimbang, mereka sama2 berusaha bertahan dan mendesak lawannya,

Luas lapangan dikalangan batu cadas itu tidak terlalu luas, setelah pertempuran berkobar maka kian lama orang2 yang sedang bertempur itu kian menjauhi tempat dimana kedua orang manusia tembaga itu menggeletak.

Lam-kong Pak merasa hatinya selalu cemas dan gelisah memikirkan keselamatan kedua orang manusia tembaga itu. melihat pihak musuhnya terus menerus mendesak dirinya ia jadi naik pitam. mendadak sambil membentak keras ia melancarkan kembali sebuah pukulan dahsyat kearah lawannya dengan jurus ilmu payung sengkala yang disertai tenaga lweekang sebesar sepuluh bagian. Blaam... terjadi ledakan keras ditengah udara, dengan sempoyongan "Ngo-Hoa-bak". atau si Daging lima warna mundur sejauh lima tombak dari posisinya semula, darah segar muntah keluar tiada hentinya dari mulutnya,jelas wakil ketua dari perkumpulan Bulu Hijau ini telah menderita luka dalam yang amat parah.

Lam-kong Pak tidak menggubris keadaan musuhnya  lagi, dia segera enjotkan badannya meluncur kearah balik batu dimana kedua orang manusia tembaga tadi menggeletak.

Tapi dengan cepat sianak muda itu berdiri tertegun dengan hati kaget, kiranya dua orang manusia tembaga yang semula masih menggeletak ditempat itu kini sudah lenyap tak berbekas.

Dalam pada itu si- manusia tembaga sedang bertempur melawan ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang juga mulai tidak sabaran lagi, ia membentak keras.,. dari sakunya mendadak dicabutnya senjata tajam payung sengkala yang di-idam2kan oleh setiap umat Bu-lim itu.

"Blaaam. " payung tersingkap lebar, cahaya merah yang

amat tajam menyilaukan mata diiringi be-ribu2 bayangan hitam segera mengurung sekeliling tubuh Liok Mao Pang.

Dengusan berat segera terdengar meluncur keluar dari mulut Liok Mao Pangcu, dengan sempoyongan ia mundur tiga langkah kebelakang. jelaS jago lihay ini sudah menderita luka dalam dadanya.

Setelah berhasil melukai musuhnya, simanusia tembaga itu pun tidak menggubris lawannya lagi. Ia segera kembali kebelakang batu dimana kedua orang manusia tembaga yang lain menggeletak. tapi iapun segera dibikin tertegun oleh kenyataan yang dihadapinya, sambil bersuit nyaring tubuhnya segera berkelebat meninggalkan tempat ini. Mengetabui bahwa mangsanya telah hilang, ketua dari perkumpulan bulu hijau itupun patah semangat, ia segera kumpulkan seluruh anak buahnya dan mengundurkan diri dari situ.

Dalam pada itu Lam-kong Pak telah melakukan pencarian disekitar tempat kejadian itu, tapi bayangan tubuh kedua orang manusia tembaga itu masih juga tak ditemukan. Ia jadi sedih dan murung.

Disamping itu iapun merasa amat benci terhadap diri ketua dari perkumpulan Bulu Hijau, seandainya pada malam itu ia tidak munculkan diri ditempat itu sambil menyaru manusia Tembaga itu untuk diajak bekerja sama menumpas perkumpulan Liok Mao Pang.

Terdengar "Sin-si-Boh" atau si-catatan mati dan hidup sedang menggerutu:

"Huuuh... aku lihat pada saat ini semua orang sedang mengincar senjata Payung sengkala yang maha sakti dan maha berharga itu, jelas siapa yang berhasil memiliki payung tersebut dialah yang bakal merajai kolong langit tanpa tandingan".

"Aaaaaah, belum tentu benar" bantah Hek Sim Wangwee atau si- Hartawan berhati hitam Cepat.

"Seandainya kita berdua yang mendapatkan senjata mustika itu, belum tentu kita berdua berhasil menjagoi dunia kangouw tanpa tandingan"

"Sudahlah, kau tak usah menyangkutkan kita berdua dalam persoalan ini." teriak catatan mati hidup,

Lam-kong Pak yang berada disamping mereka segera melerai sambil ujarnya: "Kalian jangan ribut melulu karena persoalan yang sama sekali tak berguna. ayoh kita pisahkan diri jadi dua kelompok untuk melakukan pencarian disekeliling tempat ini, aku pikir kedua orang manusia tembaga itu pasti bukan terjatuh ketengah kawanan perkumpulan Liok Mao Pang, seandainya terjatuh ketengah orang lain pun kemungkinan besar belum pergi terlalu jauh".

"Mungkinkah kedua orang manusia tembaga itu melarikan diri sendiri??..." tanya Loo Liang Jen mengemukakan pendapatnya .

"Tidak mungkin bukankah Liok Mao Pang tadi sudah berkata bahwa ia telah menggunakan ilmu sihir Tong Bin Toa Hoatnya^ untuk merobohkan mereka?? itu tak bakal salah lagi, asal orang terkena ilmu sihir Tong Bin Toa Hoat berarti keadaannya tidak jauh berbeda dengan orang mati, kecuali ia yang turun tangan membebaskan sendiri dikolong langit tiada seorang pun yang sanggup menolong mereka "

"Tempo dulu bukankah Liok Mao Pangea pernah menyerahkan secarik kertas kepada si perempuan naga pengasingan?? " seru Loo Liang Jen- "Aku lihat diatas kertas itu bertuliskan ilmu pemunah pengaruh sihir Tong Sin Toa- hoat"

"Hmmm masaada urusan yang begitu gampang dan menguntungkan ?? apa yang ditulis diatas kertas itu adalah ilmu pemunah pengaruh sihir Tong Bin Toa Hoat yang palsu. kau anggap ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang gampang tertipu?? lagi pula pada waktu itu si perempuan naga pengasingan pun telah menggunakan orang mati sungguhan untuk menipu dirinya"

Berbicara sampai disitu, Lam-kong Pakpun segera membawa Loo Liang Jen berangkat menuju kearah Timur. sadangkan Hay Thian Siang cho berangkatk earah Barat untuk melakukan pencarian.

Setelah bekerja keras SeDjang sepanjang malaman suntuk akhirnya sampailah kedua orang itu ditengah sebuah Celah bukit, tampak sebuah bangunan rumah gubuk keCil berdiri disitu, Cahaya lampu yang redup memancar keluar dari balik jendela menyiarkan bayangan manusia yang berlalu-lalang.

"Loo tua." Lam-kong Pak segera berbisik, "aku masih ingat, belum lama berselang bukankah kitapun pernah lewat ditempat ini? aku masih ingat bahwa rumah gubuk itu tiada penghuninya?".

= =oooooooo= =

"SIAUW-ya, aku sudah tidak ingat lagi," sahut Loo Liang Jen- "Asal perutku mulai terasa iapar. maka segala persoalan apapun akujadi lupa sama sekali"

Lam-kong Pak segera tertawa dingin. "Loo tua, seorang manusia bukan hidup dikolong langit karena makan, kecuali makan masih ada tujuan yang lebih besar".

"Tapi kalau perutku iapar tenagaku jadi lemas, apalagi sekarang... addduh....coba kau dengar? kluk... kluk... kluk... bunyi terus tiada hentinya, tenggorokan seperti muncul sebuah tangan keCil yang menggapai-gapai".

Mendadak pintu depan rumah gubuk itu terbentang lebar dan muncul seorang gadis muda. Lam-kong Pak yang berhasil menyakslkan raut wajah orang itu, hatinya jadi berdetak keras, kiranya dara itu bukan lain adilah Siauw Hong dayang kepercayaan dari Liuw Hoei Yan- "Sungguh aneh," sianak muda itu segera berpikir didalam hatinya^ "Dua bersaudara she Liuw termasuk dalam urutan kedua diantara empat keluarga Kaya, rumah mereka megah dan harta melimpah. mengapa sekarang malah pindah kerumah gubuk yang reyot dan jelek ditengah pegunungan yang sunyi ini...??".

"Loo tua, ayoh kita pergi saja" akhirnya Lam-kong Pak berseru.

Mendadak. pintu rumah gubuk itu kembali terbuka dan muncul seorang gadis lain, kali ini sianak muda itu merasa semakin terperanjat, sebab ia kenal gadis ini sebagai Liuw Hoei Yan sendiri,

Yang membuat ia terkejut bukan hadirnya gadis itu disitu, sebaliknya adalah terlihat karena perut Liuw Hoei Yan menggelembung besar se-olah2 seorang gadis yang sedang bunting lima bulan.

pada waktu itu meskipun Lam-kong Pak berdiri pada posisi yang bermusuhan dengan gadis itu, tetapi berhubungan ia pernah menyelamatkan jiwanya satu kali didalam perkampungan Toa Loo san-cung lagi pula hubungan mereka cukup akrab. maka pemuda kita segera tertawa dingin sambil bertanya didalam hati.

"Perut sudah bunting segede itu, entah anak jadah dari siapa yang dikandungnya itu?"

Sementara itu Liuw Hoei Yan, siauw Hong telah menyapu sekejap keadaan disekeliling sana kemudian masuk kedalam ruangan dan tidak lama berjalan  keluar lagi.

Dibawah ketiak masing2 orang mengepit seorang manusia tembaga, dengan gerakan yang cepat mereka segera berlalu dari situ. "Aaah. kiranya kedua orang inilah yang telah mencuri kedua orang manusia tembaga itu dlkala kami sedang bertempur." pikir Lam-kong Pak segera dengan hati terperanjat, "Entah apa maksud tujuan mereka mencuri manusia2 tembaga itu???"

"Ayoh kejar" ia segera berseru,

Kedua orang itu segera melakukan pengejaran menguntit dibelakang dua orang gadis tadi, baru saja keluar dari celah bukit mendadak dari hadapan mereka muncul seseorang yang segera menghadang jalan perginya, Terdengar orang itu sambil tertawa terkekeh-kekeh berseru:

"Heeeh...heeeh...heeeh... susah payah kucari kesana kemari tanpa berhasil. eeei... tahunya sekarang bertemu dengan begini gampang, ayoh serahkan mereka kepadaku".

Menyaksikan jalan pergi mereka terhadang kedua orang gadis itu merasa amat terperanjat, kiranya orang yang sedang menghadang jalan pergi mereka bukan lain adalah "Toa Pei-liong-In" atau si-Perempuan naga pengasingan coe Hong Hong.

"cianpwee apa maksudmu menghalangi jalan pergi kami?? "Liuw Hoei Yan segera menegur.

"Serahkan manusia tembaga itu kepadaku" jawab coe Hong Hong ketus dan singkat.

"Oooh jadi cianpwee hendak mengandalkan ilmu silatmu yang tinggi untuk menganiaya dan mempermainkan boanpwee?? Hmm belum tentu segampang apa yang kau bayangkan".

"Budak sialan" Coe Hong Hong segera memaki sambil tertawa dingin, "Loo Nio sudah bersikap teramat sungkan terhadap kalian berdua lagi pula apa gunanya manusia tembaga itu bagi kalian??" Liuw Hoei Yan tak mau kalah, diapun tertawa dingin.

"Lalu cianpwee sendiri. apa gunanya menghendaki manusia2 tembaga ini??"

coe Hong Hong nampak melengak untuk beberapa saat lamanya. kemudian dengan suara gusar bentaknya:

"Budak ingusan apakah benar2 kau hendak memaksa aku untuk turun tangan sendiri???"

"Bilamana cianpwee sudah ambil keputusan untuk merampas manusia tembaga ini dengan andalkan ilmu silat, boanpwee pun tiada Cara lain keCuali melakukan perlawanan bagaimanapun juga kau harus memberikan alasan yang tepat kepada kami"

"Bagus tahukah kalian siapakah yang berada dibalik pakaian tembaganya itu??"

"Menurut dugaan siauw-li mereka pastilah Hong-Loei- Khek sijagoan angin guntur Lam-kong Liuw serta siauw- Yau-sianseng, si sastrawan yang suka berpelancongan Loe It Beng dua orang Locianpwe".

"begini saja kalian bukalah pakaian tembaga yang dikenakan oleh kedua orang manusia tembaga ini. seandainya mereka bukanlah kedua orang itu maka loo- soenpun tak sudi merebutnya dari tanganmu".

"Seandainya mereka adalah kedua orang cianpwee itu, cianpwee hendak merebutnya dengan kekerasan?" sindir Siauw Hong.

coe Hong Hongjadi naik pitam, segera hardiknya: "Ditempat ini tiada hak bagimu untuk ikut berbicara tahu, budak sialan yang tak tahu diri."

Siauw Hong menyengir sinis. "Menurut apa yang boanpwee ketahui." ujarnya lagi. "Sijago angin guntur Lam-kong Liuw serta sisastrawan yang suka berpelancong Loe ItBeng dua orang cianpwee tiada hubungan apapun dengan dirimu, entah kau. "

"Budak rendah tutup mulut anjingmu yang kotor itu." tukas coe Hong Hong semakin gusar. "Loo-soen hanya ingin menanyakan sepatah dua patah kata saja terhadap diri Lam-kong Liuw, bila kau budak sialan berani mengolok2 Loo-soen lagi, Nanti kubabat dirimu hingga modar. ".

"Sekalipun dibalik kain tembaga ini adalah kedua orang cianpwee yang kau maksudkan. merekapun tak akan sanggup menjawab pertanyaanmu, lalu apa gunanya ??" ujar Liuw Hoei Yan pula.

"Aku punya cara untuk membuat mereka bicara, cepat serahkan kepada Loo-soen agar kuperiksa "

Terpaksa Liuw Hoei Yan meletakkan manusia tembaga itu keatas tanah dan membiarkan coe Hong Hong untuk melakukan pemeriksaan-

Dalam pada itu si perempuan naga pengasingan maupun Lam-kong Pak yang bersembunyi ditempat kegelapan sama2 merasa tegang dan hatinya bergolak keras, dalam waktu singkat mereka akan segera mengetahui siapakah sebetulnya manusia tembaga itu.

Perlahan-lahan Liuw Hoei Yan serta Siauw Hong melepaskan pakaian tembaga yang dikenakan oleh kedua orang itu, tapi dengan cepat mereka berseru kaget dan mundur satu langkah kebelakang sambil menutupi mulut sendiri.

coe Hong Hong segera mendekati manusia tembaga itu untuk diperiksa sendiri dengan seksama, tetapi dengan Cepatnya ia temukan dua sosok mayat yang tak dikenal terbungkus dibalik pakaian tembaga itu.

Hatinya jadi gusar dianggapnya kedua orang gadis itu sengaja sedang mempermainkan dirinya.

"Perempuan rendah kau berani membohongi Loo-nlo

???" teriaknya setengah melengking.

"Siapa yang membohongi dirimu??" balas Liuw Hoei Yan dengan nada gusar pula, "Kami berdua sudah setengah harian lamanya repot sendiri, siapa tabu akhirnya tertipu oleh perangkap orang."

"Dari tempat mana kalian berhasil merampas Kedua orang manusia tembaga ini ??"

"Kami bukan merampas tapi berhasil menemukan disekitar tempat ini, sebenarnya kami hendak mencari tempat yang tersembunyi untuk membuka pakaian tembaga mereka siapa tahu kau sudah keburu datang kemari ".

coe Hong Hong mendengus dingin, tanpa mengucapkan sepatah katapun ia segera putar badan dan berlalu dari situ.

Dengan termangu-mangu Liuw Hoei Yan serta Siauw Hong memandang bayangan punggung si perempuan naga pengasingan lenyap dari pandangan, lama sekali dayang itu baru berkata:

"Sungguh tak nyana setelah kita bekerja repot setengah barian lamanya, hasil yang diperolehnya hanya nihil, entah jenasah siapakah kedua orang ini??"

"Sudah kau lihat belum. Tuh rambut mereka berwarna hijau, itu tandanya kalau mereka orang perkumpulan Bulu Hijau, bahkan kematian merekapun belum lama berselang"

Berbicara sampai disitu gadis she- Liuw itu merandek sejenak dan menghela napas panjang, "Aaaai-.. sebenarnya aku mengira manusia tembaga itu adalah Lam-kong Liuw cianpwee tapi sekarang. apa pun sudah runyam, lagi pula

keadaanku pun sudah berubah jadi begini entah adik Pak suka mengakui atau tidak??"

"Bocah itu adalah hasil dari bibitnya sekalipun tak mau mengakui juga tak bisa" sahut Siauw Hong,

Lam-kong Pak yang mendengarkan pembicaraan itu jadi terperanjat. hatinya jadi sakit seperti terpagut ular berbisa. segera pikirnya: "oooh. kiranya dialah yang telah. ".

"Tetapi bagaimana caranya aku terangkan persoalan ini kepadanya??" terdengar Liuw Hoei Yan mengeluh.

"Kalau kau tidak berani menceritakan kepadanya biar akulah yang menemui Lam-kong Pak. bagaimanapun juga kalian sudah menjadi suami istri. Dan dia berbuat begitu pun Karena ingin menyempurnakan dirinya"

"Aaai kesempatannya ini adalah gara-garamu yang bikin urusan. Siapa Suruh kau mencari akal yang begini memalukan... .aaai akupun tahu bagaimana tabiatnya, ia pasti akan memandang rendah diriku."

Sekarang Lam-kong Pak telah mengetahui duduknya perkara, tanpa sadar saking gemasnya sepasang gigi jadi gemerutukan nyaring, ia tahu kembali Siauw Hong yang telah mengeluarkan siasat busuk itu. Mungkin mereka berhasil mendengarkan pembicaraan antara soea Han Siang dengan Pek-li Gong^ maka sebelum urusan dimulai mereka telah bersembunyi dulu dibawah ranjang dan dengan menyaru sebagai coe Li Yap sekalian mengadakan hubungan Cinta dengan dia.

Sekarang diapun membenci pula diri Liuw Hoei Yan, dalam anggapannya walaupun tempo dulu kejadian semacam itu hampir saja terjadi tetapi gadis itu masih dapat dimaafkan karena Siauw Honglah yang telah memasukkan obat perangsang tanpa sepengetahuan dirinya. Tetapi kali ini Liuw Hoei Yan telah ikut berkomplot maka dari itu dosanya tak bisa dimaapkan lagi.

Sebetulnya dia ingin unjukkan diri untuk memaki kedua orang gadis itu habis2an-bahkan hendak menghajar pula Siauw Hong yang berbati licik dan banyak akal cabul. Tetapi setelah dipikir kembali akhirnya ia batalkan niatnya itu. sebab ia tahu bila sampai bertemu maka dirinya bakal jadi repot karena itu lebih baik tidak bertemu, sambil melihat apa yang bakal mereka katakan kepadanya bila berjumpa lagi nanti.

Beberapa saat kemudian Liuw Hoei Yan serta Siauw Hong telah berlalu dari situ, Lam-kong Pak serta Loo Liang Jen pun munculkan diri dari tempat persembunyian, ketika mereka periksa kedua sosok mayat itu segera ditemuinya bahwa mayat itu memang mayat dari anggota perkumpulan Liok Mao Pang.

Kejadian ini semakin mengherankan hati pemuda kita, segera pikirnya: "Kedua orang manusia tembaga itu sebetulnya adalah manusia hidup, bahkan mereka sudah terkena ilmu sihir Tong Bin Toa- hoat dari Liok Mao Pangcu kenapa sekarang bisa berubah jadi anggota perkumpulan Bulu hijau ??.... aaah sudah pasti ada orang yang menukarnya.".

Tapi siapa yang menukar mereka?? anggota  perkumpulan Liok Mao Pang?? tidak mungkin sebab kalau ditinjau dari keadaan mayat itu sepantasnya kalau perbuatan ini dilakukan oleh musuh dari perkumpulan bulu hijau itu.

Kapankah penggantian itu dilakukan?? Liuw Hoei Yan mengatakan bahwa ia temukan kedua orang manusia tembaga itu disekitar sana, hal ini membuktikan bahwa kedua orang manusia tembaga yang asli telah diculik orang ketika si manusia tembaga yang ketiga sedang bertempur melawan ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang, dimana kemudian orang itu telah membinasakan dua orang anggota perkumpulan bulu hijau dan menggantikannya.

Lam-kong Pak merasa otaknya jadi tumpul dan kacau balau, terutama sekali setiap kali teringat akan pembicaraan antara Liuw Hoei Yan dengan Siauw Hong, hatinya terasa amat tidak gembira.

Dasarnya ia adalah seorang Koen-cu, walaupun peristiwa ini terjadi atas dasar Siauw Hong yang bertindak sebagai sutradara tetapi Lam-kong Pak tak bisa tidak tersangkut pula dalam hal itu sebab dia adalah pelaku utamanya. Dalam kekesalannya ia segera mendengus.

Mendadak terdengar perut Loo Liang Jen berbunyi gemerutukan yang sangat nyaring, suara itu bagaikan gulungan air bah yang membobol tanggul.

Rupanya Loo Liang Jen sudah salah paham, ia mengira sianak muda itu mendengus karena perutnya berbunyi keras. buru-buru ujarnya:

"Sauw ya, kau jangan marah sebetulnya perutku tidak akan secepat ini menjadi lapar kembali, tetapi barhubung kemarin hari aku hanya makan sembilan puluh biji bak-pau, tujuh mangkok mie kuah dimana makanan2 itu banyak yang tidak pakai minyak babi. maka perutku jadi lapar jauh lebih cepat dari keadaan sebenarnya...".
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar