Rahasia Kunci Wasiat Bagian 21 (Tamat)

Kita balik pada Siauw Ling sekembalinya kebangunan Lam Hoa Cing Si untuk beristirahat Kiem Lan serta Giok Lan kedua dayang cantik sudah menantikan kedatangannya diluar ruangan.

Setibanya di dalam kamar Siauw Ling mengambil keluar kitab pusaka Sam Khie Cin Boh seraya jatuhkan diri berbaring di atas pembaringan dalam hati berpikir, “Jika kudengar dari ucapan Kiem Hoa Hujien tadi, agaknya ia sudah memiliki perhitungan masak dalam dadanya Bu Wie Tootiang pernah menyayangi diriku sedang Im Yang Cu punya budi menolong jiwaku. Aku tak boleh berpeluk tangan melihat mereka menemui bahaya, aku harus mencarikan atau sedikitnya memberi kamar kepada mereka sehingga bisa bikin persiapan.

“Selagi ia melamun dan peras otak, tampak Giok Lan dengan membawa mangkok porselen berjalan masuk ke dalam ruangan.

“Samya……”serunya manja. “Makanlah dulu semangkok jinsom ini.

“Pikiran Siauw Ling sedang kacau, sebetulnya ia ada maksud untuk menampik tapi melihat Giok Lan berdiri dengan wajah patut dikasihani ia jadi merasa tidak tega untuk menampiknya.

Seraya bersantap pujinya tiada hentinya, “Ehmm… sungguh enak sekali.

“Dapat memperoleh pujian dari Samya budak merasa amat puas.

Terlihat horden bergoyang Kiem Lan dan membawa nampan perak berjalan masuk kedalam.

“Samya….

“serunya sambil tersenyum. “Rambutmu kacau tak karuan biarlah aku sisirkan rambutmu.

“Mendengar ucapan ini Siauw Ling teringat kembali akan kenangan dahulu kala sewaktu bibi Im menyisirkan rambutnya perlahan-lahan ia menghela napas panjang dan bungkam dengan wajah sedih.

Kiem Lan melepaskan rambut Siauw Ling untuk disisir perlahan-lahan dan Giok Lan pun dengan sendok menyuapi kuah jinsom ke dalam mulutnya.

Semangkok jinsom tak terasa telah habis di bawah sisiran rambut dari Kiem Lan.

Mendadak Siauw Ling teringat kembali dengan diri Tong Lam Kouw. Karena merasa satu malam tak kelihatan dia muncul tak tertahan lagi angannya.

“Apakah nona Tong datang mencari aku??”Giok Lan tertegun hampir saja mangkok ditangannya terlepas jatuh dari pegangan.

Ia hanya memandang wajah Siauw Ling dengan mulut membungkam.

“Eeeei kenapa mereka bersikap begitu takut kepada diriku?”pikir Siauw Ling tercengang melihat sikap dayangnya begitu jeri. “Tentu sikapku terlalu galak kepada mereka lain kali aku harus bersikap lebih halus lagi.

“Ia segera tersenyum.

“Tidak usah takut, lain kali aku tak akan marah lagi kepada kalian.

“pemuda ini cepat menghibur dayang-dayangnya.

“Budak beruda bisa mendapat perhatian dari Samya untuk melepaskan diri dari penderitaan, sekalipun sepanjang masa menjadi budak dan menerima makian serta pukulan dari Sam pun kami rela, hanya harapan kami sebagai pelayan dan jangan sekalikali menampik diri kami dihadapan Cungcu asalkan Samya suka mengabulkan kami berdua tentu merasa sangat berterima kasih…”“Baiklah asalkan suatu hari aku berdiam diperkampungan Pek Hoa Sanceng, kalian tetap akan berada di sampingku.

““Terima kasih atas kebaikan Samya!”seru Giok Lan dengan wajah murung bercampur kesal. “Jikalau Samya tinggalkan perkampungan dan bisa sekalian membawa serta budakmu, hal ini sungguh jauh lebih baik lagi.

““Aaah hal ini mana mungkin,”kata Siauw Ling tertawa. “Jikalau aku harus berkelana dan membawa kalian dua orang nona, bukankah hal ini bisa membuat orang kegelian?”“Tapi Samya asalkan kau tak suka kami berdandan sebagai perempuan budakmu bisa menyaru sebagai kacung buku.

““Baiklah.

““Samya kau sudah mengabulkan bukan?”teriak Giok Lan tak bisa menahan golakan dalam hati lagi. “Aku akan berlutut dihadapanmu.

“Ternyata budak ini sungguh-sungguh jatuhkan diri berlutut dan memberi hormat tiga kali.

Melihat tindak tanduk yang aneh dari dayang-dayangnya ini Siauw Ling merasakan hatinya rada bergerak pikirnya, “Selama ini aku jarang bersikap baik kepada mereka, tetapi mereka sangat baik kepadaku, setelah kusetujui untuk tetap disisiku dan membawanya berkelana dalam Bulim, tak aneh kalau mereka kelihatan begitu gembira.

“Mendadak teringat olehnya akan peristiwa terpotongnya sebuah lengan Hoo Hoa sidayang yang melayaninya di atas loteng Wang Hoa Loo hatinya kontan jadi tersadar kembali mengapa dayang-dayangnya ingin selalu berada disisinya.

Cepat-cepat ia bangunkan diri Giok Lan.

“Kalian boleh berlega hati setelah kusetujui, tak bakal aku menipu diri kalian lagi.

“Saking girangnya Giok Lan tak dapat menahan isak tangisnya lagi serunya kegirangan, “Budak berdua akan sekuat tenaga melayani dan membuat Samya jadi senang.

““Sudahlah kita tidak usah membicarakan soal ini lagi pernahkah nona Tong berkunjung kemari?”Sembari mengusap kering bekas air mata yang membasahi pipinya Giok Lan berpaling ke arah Kiem Lan, sedang mulutnya tetap membungkam.

Melihat Giok Lan tidak berkata Kiem Lan menghela napas panjang jawabnya lirih, “Baiklah, bila Giok Lan Moay-moay tidak berani bicara biarlah budak yang memberi tahu nona Tong telah diangkat Toa Cungcu dan sekarang dijebloskan dalam penjara batu di bawah tanah.

““Kenapa?”teriak Siauw Ling sangat terperanjat. “Bukankah dia adalah tamu yang diundang oleh Jie Cungcu?”Melihat pemuda itu berseru keras, seluruh tubuh Kiem Lan gemetar keras saking takutnya.

“Samya maukah kau sedikit perkecil suaramu?”buru-buru serunya tertahan.

Perlahan-lahan Siauw Ling berhasil menenangkan hatinya kembali.

“Sebetulnya apa yang telah terjadi?”“Samya kau berbicaralah dengan enci Kiem Lan aku akan pergi menjaga diluar pintu,”sebelum Kiem Lan bercerita, Giok Lan berseru terlebih dahulu.

Ia segera letakan mangkok tersebut keatas meja kemudian berkelebat keluar. Gerakgeriknya lincah dan jelas meringankan tubuh yang dimilikinya tidak lemah.

“Keadaan yang lebih jelas budak tidak tahu,”ujar Kiem Lan setelah adiknya berlalu.

“Agaknya peristiwa ini mempunyai sangkut paut yang amat erat dengan diri Samya.

““Ada sangkut pautnya dengan diriku?”seru Siauw Ling tertahan, air mukanya berubah hebat. “Urusan ini harus kutanyakan sampai jelas?”Ia lantas bangkit dan berlalu dari ruangan.

Melihat majikannya mau berlalu Kiem Lan semakin gelisah buru-buru ia menghadang di depan Siauw Ling.

“Samya kau hendak menanyakan urusan ini dengan siapa?”“Aku mau menemui Jie Cungcu.

““Sekalipun telah kau ketahui apa yang hendak Samya lakukan? Jie Cungcu tidak berhak untuk melepaskan dirinya.

““Kalau begitu biar aku pergi menemui Toa Cungcu.

“Cepat-cepat Kiem Lan menggeleng.

“Setelah Toa Cungcu turunkan perintah untuk menjebloskan dirinya ke dalam penjara jelas ia tak akan mengabulkan melepaskannya kembali bertanyapun saja.

““Jika demikian adanya, bukankah aku bisa mengurusnya lagi?”“Samya lebih baik kau tidak ikut campur dalam soal ini.

““Tidak bisa jadi urusan ini aku harus mengurusnya sampai beres tanpa sebab menulis surat untuk mengundang orang datang kenapa setelah tiba disini lantas menjebloskan orang lain ke dalam penjara? dimana letak cenglinya?”“Samya tahukah kau setiap orang yang telah berada di dalam perkampungan Pek Hoa Sanceng tak seorangpun yang berani melanggar perintah Toa Cungcu.

“Mendadak dayang ini memperendah suaranya. “Sekalipun kau memperoleh kasih sayang dari Toa Cungcu tetapi inipun tak berarti bisa membangkang terhadap perintahnya.

““Tentang soal ini akupun tahu dan terima kasih atas petunjukmu tetapi urusan ini sedikit tak pakai aturan, aku harus bertanya sampai jelas”seru Siauw Ling dengan alis berkerut.

“Kau tidak takut.

““Apa yang perlu aku takutkan?”potong sang pemuda cepat. “Aku tidak percaya apabila Toa Cungcu sama sekali tak pakai aturan.

“Melihat ketegasan pemuda itu Kiem Lan hanya bisa menghela napas panjang.

“sejak kecil budak dibesarkan dalam perkampungan Pek Hoa Sanceng banyak peristiwa yang mengerikan sudah kudengar maupun kulihat dengan mata kepala sendiri. Samya bila kau bersikap keras untuk menanyakan urusan ini kepada diri Toa Cungcu budakpun tak berani melarang hanya kuharapkan Samya suka berhati-hati.

““Aku tidak takut kau tak usah kuatirkan diriku.

“Air mata jatuh berlinang membasahi wajah Kiem Lan dengan sendih pesannya kembali, “serangan terang-terangan mudah dikelit penuh bokongan susah dijaga Samya kau harus berhati-hati.

“Siauw Ling termenung berpikir keras, “Selangkah aku bertindak salah maka tubuhku akan terpendam di dalam lumpur”gumamnya.

Mendadak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat dan Giok Lan tahu-tahu sudah munculkan dirinya disana.

“Kiem Hoa Hujien Cin datang”serunya.

Buru-buru Siauw Ling menyembunyikan kitab pusaka Sam Khie Cin Boh ke dalam sakunya.

“Saudara cilik apakah kau ada di dalam kamar?”Sewaktu Siauw Ling siap menjawab bagaikan segulung angin kencang Kiem Hoan Hujien sudah menerjang masuk kedalam.

Sepasang matanya dengan tajam menyapu empat penjuru kemudia memperhatikan diri Kiem Lan dan Giok Lan tak berkedip.

“Nona berdua sungguh cantik wajahmu aakh saudara cilik kau sangat beruntung.

““Hujien pandai bergurau budak sekalian tidak berani menerima pujian sebesar itu,”bersama-sama menjura.

“Eeeei siapa yang lagi bergurau dengan kalian pujianku muncul dari dasar hatiku.

“Kedua orang dayang inipun tahu bila Kiem Hoa Hujien adalah tamu terhormat dari perkampungan Pek Hoa Sanceng sudah tentu mereka tak berani membantah lebih jauh setelah menghidangkan teh wangi buru-buru mengundurkan diri dari ruangan.

Sepeninggalnya kedua orang dayang itu Siauw Ling pun ikut bangun berdiri.

“Antara lelaki dan perempuan ada perbedaan bicara di dalam kamar rasanya kurang sopan, mari kita bercakap-cakap diruangan luar saja.

““Apa? lelaki dan perempuan ada perbedaan? lalu mengapa kedua orang dayang itu boleh berada dalam kamarmu?”seru Kiem Hoa Hujien sambil tertawa. “Aku lihat tempat ini sangat bagus kita bercakap-cakap disini saja.

“Siauw Ling tak bisa berbuat apa-apa terpaksa dia menurut.

“Kedatangan Hujien entah ada persoalan apa?”“Sikapmu terhadap enci sendiri demikian sopan dan pakai segala tetek bengek tata cara yang kolot apakah kau tidak merasa sedikit memandang asing diriku?”Oleh ucapan tersebut untuk beberapa saat lamanya Siauw Ling tak dapat mengucapkan sepatah katapun terpaksa ia membungkam.

Kiem Hoa Hujien tersenyum.

“Saudara cilik besok pagi enci akan menantang Tiong Lam Jie hiap untuk bergebrak sudah tahu bukan?”Sang pemuda mengangguk.

“Tadi aku dengar ucapan dari hujien sendiri.

““Aaah kau jangan panggil aku dengan sebutan Hujien rasanya tidak enak didengar.

““Lalu suruh aku panggil apa?”“Aku sebut kau sebagai saudara rasanya kaupun tahu harus memanggil aku dengan sebutan apa bukan.

“Siauw Ling tidak ingin memanggil dirinya dengan sebutan enci, suatu ingatan bagus segera berkelebat di dalam benaknya.

“Apakah kau inginkan aku membantu dirimu dalam pertarungan besok pagi?”buru-buru ia mengubah bahan pembicaraannya.

Kiem Hoa Hujien tertawa terkekeh-kekeh.

“Soal itu sih tidak perlu, enci percaya masih berkemampuan untuk menghadapi Tiong Lam Jie hiap.

“Ia merandek sejenak kemudian sambungnya, “Tetapi kaupun harus tahu, dalam suatu pertempuran kemungkinan terluka atau mati sangat besar sekali apalagi jika didengar dari ucapan Toakomu serta Ih Bun Han To agaknya kepandaian silat Tiong Lam Jie hiap sangat lihay senjata rahasiapun disembunyikan pada tempat-tempat yang berbahaya mau tak mau enci harus bikin persiapan.

““Entah kau mau cayhe membantu dalam soal apa?”“Minta bantuan sih aku tidak berani hanya ingin kutitipkan semacam barang berharga agar kau suka menyimpankan baik-baik.

““Barang berharga apakah itu?”“Lukisan Giok Sian Cu.

““Tentang soal ini……”seru Siauw Ling tertegun.

“Tak usah kau katakan lagi soal itu lukisan Giok Sian Cu telah dihadiahkan sendiri kepadaku oleh Jen Bok Hong ini berarti barang itu milikku pribadi jikalau dalam pertarungan besok pagi tidak beruntung aku mati maka lukisan itu kuhadiahkan untukmu.

““Kenapa ia tidak serahkan lukisan tersebut agar Jen Bok Hong yang simpankan sebaliknya malah diserahkan kepadaku?”Siauw Ling mulai curiga dan keheranan.

Terdengar Kiem Hoa Hujien melanjutkan kembali kata-katanya.

“Terus terang saja kuberitahu kedua orang saudara angkatmu serta Ih Bun Han To bukan manusia-manusia yang bisa dipercaya setelah kupikir bolak balik rasanya hanya kau seorang yang bisa dipercaya.

““Aaaaakh, hal ini belum tentu.

“Kiem Hoa Hujien tertawa.

“Sekalipun kau tidak ingin kembalikan lukisan tersebut kepadaku juga tidak mengapa.

“Ia merogoh ke dalam sakunya untuk mengambil keluar lukisan Giok Sian Cu kemudian ujarnya lagi, “Saudara cilik coba kau buka dan periksalah apakah lukisan ini asli atau palsu?”“Aaaakh? Sudah tentu tidak mungkin palsu tak usah diperiksa lagi.

““Kalau begitu baik-baiklah menyimpan lukisan tersbeut setelah pertarungan besok pagi semisalnya aku lolos tidak sampai mati aku akan datang untuk minta kembali lukisan tersebut.

““Jikalau demikian adanya, cayhe akan menurtu perintah tanpa membantah”sinar mata Kiem Hoa Hujien perlahan-lahan menyapu sekejap seluruh ruangan tiba-tiba bisiknya lirih, “Apakah kedua orang budak itu Jen Bok Hong yang berikan kepadamu?”“Mereka berdua adalah orang-orang perkampungan Pek Hoa Sanceng yang selamanya melayani tamu dipesanggrahan Lan Hoa Cing Si ini.

““Iiih…?”tiba-tiba Kiem Hoa Hujien berseru tertahan memotong ucapan Siauw Ling selanjutnya. “Apakah kau belum lama menggabungkan diri dengan perkampungan Pek Hoa Sanceng?”Diam-diam Siauw Ling merasa terperanjat juga sehabis mendengar ucapan tersebut pikirnya, “Kiem Hoa Hujien sungguh merupakan seorang jago yang tak boleh dipandang ringan dengan ketetapan peraturan dalam perkampungan Pek Hoa Sanceng tak mungkin ia tahu persoalan ini dari pemberitahuan orang lain…”Jilid 26 Tak terasa lagi balik bertanya, “Bagaimana kau bisa tahu?”“Dua hal apa saja!”seru sang pemuda she Siauw dengan hati tercengang.

“Pertama dari kepandaian silat yang kau miliki, sekalipun aku belum pernah melihat bagaimanakah kepandaian silat yang dimiliki Jen Bok Hong tapi dari kepandaian Ciu Cau Liong serta seluruh anak buah perkampungannya dapat kutarik kesimpulan apabila kepandaian mereka berasal dari satu sumber lain halnya dengan kepandaianmu…”“Kami bersaudara berasal dari perguruan yang tak sama sudah tentu dalam hal kepandaian silat mempunyai perbedaan yang sangat besar?”Kiem Hoa Hujien hanya tersenyum saja mendengar pembalasan pemuda itu.

Masih ada satu urusan lagi yang kurasa tak akan berhasil kau pungkiri.

““Soal apa?”“Barang menurut jenisnya binatang menurut kelompoknya Jen Bok Hong adalah seorang yang keji ganas dan telengas sedang Ciu Cau Liong adalah seorang berwatak licik banyak akal tetapi kau sama sekali tidak keji semakin tak bisa dikatakan licik dan banyak akal keadaanmu jauh berbeda dengan keadaan mereka jikalau semisalnya kau telah lama berdiam di dalam perkampungan Pek Hoa Sanceng dan sifatmu belum juga ia akan turun tangan jabat untuk menguasai dirimu.

“Siauw Ling merasa bergidik setelah mendengar penjelasan itu mulutnya seperti terkunci rapat-rapat tak sepatah katapun dapat diutarakan keluar.

Mendadak Kiem Hoa Hujien tertawa terkekeh-kekeh.

“Tetapi sekarang kau berlega hati kini Jen Bok Hong sedang membutuhkan bantuan orang-orang lain sekalipun ia ada maksud-maksud membinasakan pun untuk sementara waktu tak bakal turun tangan.

“Mendadak ia memperendah nada ucapannya.

“Yang terutama sekali kau harus berhati-hati dengan kedua orang dayang cilik itu.

““Kenapa mereka ingin membinasakan diriku?”“Ini hari ketika berada di dalam ruangan gubuk tadi, diluar kau sedang mewakili perkampungan Pek Hoa Sanceng padahal diam-diam membantu Im Yang Cu untuk menolong jiwa Bu Wie Tootiang dalam soal ini aku dapat melihatnya dengan sangat jelas apalagi Ih Bun Han To serta Ciu Cau Liong sendiri? Sudah tentu aku sebagai encimu ikut memikul tanggung jawab yang sangat berat itu dengan memberikan obat pemusnah yang asli untuk Bu Wie Tootiang.

“Hati Siauw Ling tergetar keras, tetapi diluaran masih tetap mempertahankan ketenangan hatinya.

“Orang yang melakukan perjalanan dalam Bulim paling mengutamakan kepercayaan, setelah orang lain mengeluarkan kitab dan lukisan yang asli untuk ditukar dengan obat pemusnah, sudah tentu kitapun seharusnya memberikan obat yang asli kepadanya, aku rasa walaupun Jien Toako mengetahui hal inipun tak akan menyalahkan diriku.

“Ia merandek sejenak kemudian sambungnya, “Sedangkan mengenai suruh aku perhatikan kedua orang dayang itu hal ini makin membuat hatiku tidak paham. Apakah kedua orang dayang itu berani mencelakai diriku?”“Kau sungguh polos dan masih berpikiran kekanak-kanakan,”goda Kiem Hoa Hujien sambil tertawa. “Terhadap setiap manusia setiap urusan sama sekali tidak memberikan kewaspadaan bila kau gunakan sikapmu semacam ini untuk berkelana di dalam dunia kangouw maka keadaanmu sungguh menakutkan sekali. Sudah tentu kedua orang dayang itu tidak berani mencelakai dirimu tetapi apakah toakomu Jen Bok Hong tidak berani mencelakai kau?”Mendadak ia merandek untuk pasang telinga mendengarkan sesuatu kemudian laksana sambaran kilat loncat keluar dari ruangan, sebentar kemudian ia sudah balik keluar dan sambungnya, “Jikalau dugaanku tidak salah, kedua orang dayang ini tentu menggunakan tindakan-tindakan yang merangsang yang manja dan genit untuk merebut kepercayaanmu agar kau tidak menaruh rasa curiga apapun terhadap mereka berdua.

““Perkataan ini sedikitpun tidak salah”pikir Siauw Ling sembari membayangkan seperti apa yang diucapkan perempuan itu. “Kedua orang dayang tersebut benar-benar berbuat demikian.

“Terdengar Kiem Hoa Hujien melanjutkan kembali ucapannya, “Jen Bok Hong telah memiliki dua orang mata-mata di samping memperoleh kepercayaanmu berada pula disisimu setiap hari. Jikalau ia ingin turun tangan mencelakai kau rasanya walaupun kau berjaga-jagapun masih mudah tertembusi. Encimu adalah seorang ahli dalam menggunakan beratus-ratus macam racun sudah tentu pula bagaimana caranya mencelakai seorang tanpa simangsa sendiri merasakan, semisalnya pada suatu hari Jen Bok Hong temukan kau susah dikuasai atau diajak bersekongkolan, kemudian memerintahkan kedua orang dayang itu untuk mencampuri racun berdaya kerja lambat di dalam air teh atau santapanmu sehingga otakmu dikuasai dan hanya suka mendengarkan perintahnya.

“Sekali lagi Siauw Ling teringat akan keganasan Jen Bok Hong sewaktu memerintahkan dayangnya Hoo Hoa untuk memenggal lengan sendiri rasa bergidik memenuhi seluruh benaknya.

“Perkataan ini sedikitpun tidak salah”pikirnya. “Jikalau Jen Bok Hong menemukan aku adalah seorang yang susah diajak bersekongkol dan merasakan watakmu tak sesuai dengan tindakan mereka kemungkinan besar mereka akan menggunakan racun untuk mencelakai diriku.

“Belum lagi berbicara terdengar Kiem Hoa Hujien menyambung kembali kata-katanya, “Waktu itu kau menyesalpun sudah terlambat maka dari itu enci berharap apa yang pernah kuucapkan ingat-ingatlah selalu dan kau saudara cilik harus berpikir tiga kali dalam soal ini lebih baik jangan terlalu dekat dengan orang dayang tersebut.

“Mendadak ia melepaskan sebatang tusuk konde kumala dari rambutnya seraya diangsurkan kemuka tambahnya, “saudara cilik tusuk konde kumala ini adalah terbuat dari batu giok hasil gunung Tian San simpanlah selalu dibadan bukan saja benda ini bisa menghindar dirimu dan pengaruh kabut racun di samping itu bisa pula memeriksa, apakah air teh santapan yang kau makan minum mengandung racun atau tidak semisalnya ada racun maka tusuk konde kumala ini segera akan berubah bentuk jadi hitam kehijauhijauan.

““Tapi benda ini sangat berharga sekali cayhe tidak berani menerimanya.

“Kiem Hoa Hujien tersenyum manis.

“Urusan ini menyangkut mati hidupmu bagaimana mungkin aku sebagai encimu tidak merasa kuatir? cepatlah kau simpan.

“Perlahan-lahan Siauw Ling menyambut tusuk konde kemala itu dari tangan Kiem Hoa Hujien.

“Pemberian serta budi kebaikan hujien membuat cayhe merasa sangat tak tenteram.

““Asalkan kau tahu enci bersikap sayang dan cinta kepadamu itu sudah lebih dari cukup.

“Perlahan-lahan ia bangun berdiri tambahnya, “Enci tak akan menganggu terlalu lama lagi. Aku mohon diri lebih dahulu.

“Ia putar badan dan berlalu.

Siauw Ling merasakan hatinya bimbang ia ingin mengucapkan beberapa patah kata rasa terima kasihnya kepada Kiem Hoa Hujien tetapi ucapan tersebut serasa sudah diutarakan keluar maka dari itu ia membungkam terus.

“Di tengah lingkungan penuh kelicikan serta penuh keseraman ini”. Siauw Ling mulai bimbang.

Baru pertama kali ia terjunkan diri ke dalam dunia kangouw telah tersangkut dalam kancah pergolakan Bulim yang menyeramkan ia merasa dirinya mulai terjebak dan mulai terseret di dalam pergolakan tersebut.

Mendadak terdengar suara deheman perlahan memecahkan kesunyian… Ketika ia mendongak tampaklah Jen Bok Hong sambil bergandeng tangan telah berdiri di samping pintu.

Hatinya kontan tergetar keras buru-buru ia menjura. “Tidak tahu atas kehadiran Toako hal ini membuat siauwte tidak menyambut dari jauh.

“Jen Bok Hong tersenyum.

“Aku terka dalam hatimu tentu ada hal yang sedang kau risaukan sehingga pendengaranmu kehilangan daya tangkapnya.

“Perlahan-lahan ia masuk ke dalam ruangan dan ambil tempat duduk sambungnya, “Apakah Kiem Hoa Hujien sudah datang?”“Baru saja berlalu tidak lama jikalau Toako datang lebih pagian tentu bisa menjumpai dengan dirinya.

““Soal itu sih tidak perlu…”Mendadak senyuman yang menghiasi bibirnya lenyap tak berbekas sebagai gantinya suatu keheranan serta keseriusan menyelimuti mukanya.

“Aduh celaka mungkin Giok Lan serta Kiem Lan benar adalah orang yang kirim datang untuk mengawasi diriku,”pikir Siauw Ling dalam hatinya. “Tentu kedua orang dayang itu sudah curi dengar pembicaraanku dengan Kiem Hoa Hujien lalu laporkan hal ini kepadanya.

““Samte,”tiba-tiba Jen Bok Hong menghela napas panjang. “pernahkah kau dengar tentang cara pemeliharaan racun kecil yang keji dari daerah Biauw Ciang?”“Tentang soal ini siauwte pernah mendengar orang bercerita.

““Sewaktu ia masih berada di dalam lembah Sam Sin Kok dari Cung San Pek ia pernah mendengar cerita tentang berbagai peristiwa aneh di dalam dunia kangouw tentang pemeliharaan racun kecil yang keji dari suku Biauwpun pernah ia dapat keterangan.

““Tahukah kau bahwa Kiem Hoa Hujien adalah seorang ahli melepaskan racun keji tersebut”sambung Jen Bok Hong.

“Tentang soal ini siauwte sama sekali tidak tahu!”seru Siauw Ling sangat terperanjat.

“Kebanyakan orang melepaskan racun keji melalui air teh ataupun santapan tetapi Kiem Hoa Hujien bisa melepaskan racun dengan hanya menyentuh kulitnya dengan kulitmu saja. Aaai tentang hal ini aku menyesal sudah lupa memberitahukan kepadamu.

“Siauw Ling segera merasakan dadanya seperti dihantam dengan martil berat seluruh hatinya tergetar keras lama sekali ia baru jadi tenang kembali.

“Setelah Kiem Hoa Hujien ada maksud bekerja sama dengan Toako untuk menyelesaikan persoalan besar, mungkin dia bisa meracuni diri siauwte.

““Tentang soal ini aku sama sekali tidak paham sehingga susah bagiku untuk melihat tanda-tanda yang mencurigakan untung sekali di dalam tiga hari kemudian seorang tabib sakti kawanku akan datang berkunjung kemari berbagai macam racun bisa dia bebaskan bahkan untuk mempelajari menyembuhkan racun keji dari suku Biauw itupun ia pernah berdiam selama sepuluh tahun lebih di daerah Biauw Ciang setelah ia tiba disini biarlah aku mintakan dia untuk periksakan badanmu mungkin keracunan atau tidak.

“Ia merandek sejenak kemudian sambungnya, “Sebelum tabib sakti tiba disini aku berharap kau suka berhati-hati. Nah sampai jumpa nanti.

“Ia bangun dan melangkah keluar.

“Toako tunggu sebentar”seru Siauw Ling tiba-tiba dengan hati cemas.

“Samte masih ada urusan?”tanya Jen Bok Hong sambil putar badan dan tertawa.

“Barusan saja Kiem Hoa Hujien datang berkunjung kemari dan menyerahkan lukisan Giok Sian Cu agar siauwte suka menyimpannya.

“Di atas air muka Jen Bok Hong terlintaslah suatu senyuman yang menggidikkan tapi dalam sekejap mata sudah lenyap tak berbekas.

“Mengapa ia suruh kau yang simpankan?”“Ia berkata besok pagi mau bergebrak melawan Tiong Lam Jie hiap siapa yang mati dan siapa yang hidup masih susah diramalkan mulai sekarang maka dari itu ia titipkan lukisan Giok Sian Cu itu untuk sementara ditempatku. Jikalau besok pagi ia berhasil menangkan Tiong Lam Jie hiap maka dia akan datang kemari untuk mengambil lukisan tersebut jikalau semisalnya mati di tangan Tiong Lam Jie hiap maka lukisan Giok Sian Cu akan dihadiahkan kepada siauwte.

““Kalau begitu baiklah kau simpan benda tersebut setelah perjanjian besok pagi lewat kembalikan saja kepadanya.

“Lelaki ini sungguh licik ia dengan sistim mundur dengan kata-kata yang mengharukan hati Siauw Ling membawa pemuda yang baru saja munculkan diri di dalam dunia kangouw dan tak banyak pengalaman ini selangkah demi selangkah terjebak di dalam perangkapnya.

Sedikitpun tidak salah akhirnya Siauw Ling terjebak juga dalam perangkapnya tak tertahan lagi ia berseru, “Saat ini lukisan tersebut berada disaku siauwte entah apa toako mau melihatnya?”“Lukisan tersebut merupakan hasil kerja dari Thian To seorang dewa lukis yang terkenal masa yang silam dan satu-satunya lukisan yang masih utuh hanya lukisan ini saja walaupun siauwte pernah melihat sisa lukisan bintang mengerumuni rembulan tetapi belum pernah kulihat bagaimanakah bentuk lukisan Giok Sian Cu ini semisalnya tidak mengapa biarlah aku lihat sejenak.

“Siauw Ling segera mengambil keluar lukisan Giok Sian Cu itu kemudian diangsurkan ketangan Toakonya.

“Toako silahkan melihat sendiri.

““Pada mulanya aku ingin agar kau suka menipu lukisan dari Kiem Hoa Hujien ini,”ujar Jen Bok Hujien sambil menerima angsuran lukisan tersebut. “Tetapi sewaktu teringat akan kelihayan dalam melepaskan racun hatiku merasa sangat tidak tentram buru-buru aku datang kemari untuk beritahu kepadamu agar suka berhati-hati siapa nyana ia sudah datang terlebih dahulu sekarang biarlah untuk sementara waktu lukisan ini aku simpankan dahulu setelah Siauw heng mengaguminya semalaman besok pagi akan kusuruh orang untuk kirim kembali.

“Mendengar ucapan itu Siauw Ling jadi tertegun.

“Toako hendak membawanya kembali keloteng Wang Hoa Loo?”“Aku dengar lukisan Giok Sian Cu merupakan hasil kerja yang sangat bagus apabila siauw heng sedang menikmati lukisan tersebut disini dan Kiem Hoa Hujien datang kemari bukankah hal ini malah sedikit tidak leluasa jadinya.

“Perlahan-lahan ia melangkah keluar.

Mendadak satu ingatan baguspun berkelebat dalam benak Siauw Ling.

“Setelah Toako membawa lukisan itu keatas loteng untuk menghindarkan diri dari munculnya kembali Kiem Hoa Hujien disini sehingga siauwte gelagapan lebih baik untuk sementara waktupun siauwte pergi menghindar,”ujarnya.

Jen Bok Hong termenung sesaat akhirnya ia berkata, “Keadaan diluar perkampungan Pek Hoa Sanceng pada saat ini sangat berbahaya lebih baik bersembunyi di dalam perkampungan saja.

““Tentang soal ini siauwte bisa berlaku hati-hati harap toako tak usah menguatirkan.

“Pada dasarnya Siauw Ling memang seorang pemuda yang sangat cerdik setelah menyerahkan lukisan Giok Sian Cu tadi ia tahu dirinya kena terjebak ke dalam perangkapnya.

Kini setelah lukisan tersebut terjatuh ketangan Jen Bok Hong ini berarti sulit baginya untuk mintanya kembali. Oleh karena itu terpaksa ia harus mencari Tiong Cho Siang-ku untuk bersama-sama merundingkan persoalan ini.

Terdengar Jen Bok Hong berkata, “Bila kau berjalan diluar perkampungan harap sedikit berhati-hati cepat pergi agar aku jangan menguatirkan keselamatanmu.

““Siauwte akan mengingat-ingat terus.

“Sepeninggalnya Jen Bok Hong dari pesanggrahan Lan Hoa Cing Si ia kembali ke dalam ruangan untuk menyimpan kitab pusaka Sam Khie Cing Boh tersebut kemudian meninggalkan perkampungan Pek Hoa Sanceng mengalih kesebelah utara.

Setelah melewati jalan raya ia berbelok kejalan kecil dan kerahkan ilmu meringankan tubuhnya untuk bergerak kemuka.

Secara samar-samar ia masih teringat letak kuil bobrok dimana ia berjumpa dengan Tiong Cho Siang-ku, setelah menentukan arah ia melakukan perjalanan cepat kesana.

Di bawah sorotan sinar sang surya juga ia di depan kuil bobrok tersebut.

Kuil ini separuh bagian sudah hancur, alang-alang serta rumput tumbuh setinggi lutut, daun kering berserakan dimana-mana suasana terasa amat sunyi di samping keseraman yang mencekam.

Setelah Siauw Ling bersembunyi dibalik pohon dan lama sekali mengintai sekitar tempat itu salurkan hawa sinkangnya dengan ilmu Pat Poh Kan Can dalam beberapa kali loncatan saja telah melewati tembok dan menerobos masuk ke dalam melewati ruangan tengah.

Suasana di sekeliling tempat itu masih seperti sedia kala di tengah rumput yang tinggi muncul sebuah tanah kosong seluas tiga empat tombak.

Setelah mencocokkan ingatan dengan pemandangan dihadapannya, ia melangkah ke arah bilik ruangan sebelah timur.

Pintu kayu diruangan timur telah lapuk dan penuh dengan debu, tetapi di samping kiri kanannya masing-masing terletak sebuah peti mati.

Siauw Ling teringat dengan ucapan dari Sang Pat bilamana di dalam dunia kangouw terjadi perubahan dan hubungan susah dilakukan datanglah kebilik kamar ini untuk mengambil catatan yang diletakkan dipeti mati sebelah selatan.

Selama beberapa hari ia tidak pernah menemui tanda rahasia yang ditinggal Tiong Cho Siang-ku dan keadaan dirinya di dalam perkampungan Pek Hoa Sancengpun makin hari semakin berbahaya maka terpaksa ia harus datang kekuil ini untuk memeriksa adakah surat yang ditinggalkan oleh Tiong Cho Siang-ku disana.

Dengan cepat ia memeriksa keadaan di sekeliling tempat itu kemudian berjalan kepeti mati sebelah selatan dan perlahan-lahan dibukanya penutup peti mati itu.

“Kraaaak…!”dengan mudah sekali penutup tadi terbuka.

Tetapi sejenak kemudian ia sudah dibikin tertegun tampaklah di dalam peti mati itu berbaring seseorang yang seluruh tubuhnya diselimuti dengan perawakan yang kecil dapat diduga kalau bukan seorang gadis tentulah seorang bocah berusia belasan tahun.

Di tengah kuil kuno yang sunyi serta ruangan yang menyeramkan ternyata ditemukan sesosok mayat di dalam peti mati itu sekalipun Siauw Ling adalah seorang yang bernyalipun tak urung merasakan jantungnya berdebar keras lama sekali ia berdiri tertegun.

Akhirnya ia menunduk mencium apakah ada bau busuk atau tidak tapi hasilnya nihil dari mayat tadi sama sekali tidak tercium bau yang kurang sedap tak terasa lagi pikirnya, “Aaakh! mayat ini kalau bukan sudah tinggal kerangka saja tentu baru saja meninggal.

“Tangannya bergerak siap membuka kain putih yang menutupi tubuh mayat tersebut dan secara tiba-tiba hatinya agak bergerak pikirnya, “Bila mayat ini adalah sesosok mayat gadis bukankah tindakanku ini sangat kurang ajar? kedatanganku kemari adalah untuk mencari surat yang ditinggalkan Tiong Cho Siang-ku lebih baik aku tak usah mengganggu mayat ini lagi.

“sinar matanya dengan cepat menyapu sekejap di sekeliling peti mati itu mendadak ia temukan secarik kertas terletak diluaran kain putih itu hatinya jadi terkejut bercampur girang.

Dengan cepat disambarnya kertas itu, siapa nyana belum sempat ia menyentuh kertas tersebut mendadak terdengar suara bentakan dingin berkumandang memecahkan kesunyian.

“Jangan ganggu dia.

“Walaupun bentakan itu tidak keras, tetapi setiap kata mengandung keseraman yang menggidikkan Siauw Ling seketika itu juga merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri. Tak kuasa lagi dia mundur dua langkah ke belakang.

Ketika kepalanya mendongak maka terlihatlah seorang lelaki kurus berbaju serba hitam telah berdiri di depan pintu. Sepasang matanya melotot bulat memandang diri pemuda tersebut tak berkedip.

Ilmu meringankan tubuh orang ini benar-benar sangat luar biasa sekali ternyata dengan ketajaman pendengaran Siauw Ling sama sekali tidak mengetahui kapankah munculnya orang itu disana.

Setelah rada kecut dapat ditekan Siauw Ling mulai salurkan hawa sinkangnya untuk mempersiapkan diri.

“Mayat siapakah yang berada di dalam peti mati itu?”“Soal ini kau tak usah turut campur!”bentak si lelaki kurus kering itu sambil melangkah maju ke depan.

Suaranya tawar dan dingin.

Dalam sekali kelebatan tersebut ternyata orang itu telah berada kurang lebih tujuh delapan depa di depan peti mati itu, kecepatan geraknya sangat luar biasa.

“Siapakah saudara?”akhirnya Siauw Ling merangkap tangannya bertanya.

Orang itu tidak ambil gubris mendadak ia melangkah lagi ke depan sehingga tiba disisi peti mati dan menutup kembali peti mati tersebut.

Setelah dapat melihat jelas bilamana si orang berbaju hitam itu adalah manusia, nyali Siauw Ling semakin besar bentaknya tiba-tiba sambil melototi lelaki itu tajam-tajam.

“Jikalau saudara berani mendesak maju lebih dekat jangan salahkan cayhe segera turun tangan.

“Mendengar ancaman orang itu si orang berbaju hitam mendongak dan tertawa terbahakbahak.

“sungguh sayang kau sudah kehilangan kesempatan untuk menguasai diriku.

““Kita belum saling bergebrak menang kalahpun masih susah diduga kapankah cayhe kehilangan kesempatan untuk mengalahkan dirimu…”Pemuda she Siauw ini merasa heran dan tidak mengerti apa maksud orang itu berkata demikian.

“Jikalau kau tidak tinggalkan peti itu sekalipun aku punya kepandaian untuk membinasakan dirimupun tak akan berani untuk turun tangan.

““Apa toh pentingnya peti mati itu?”pikir Siauw Ling kemudian setelah mengertikan ucapan lawan. “Oooouw… mungkin orang yang berada di dalam peti mati itu sangat penting baginya? mungkinkah orang itu masih hidup?”Berbagai persoalan yang mencurigakan hatinya makin lama membuat pikirannya makin bingung.

“Eeeei… bocah muda kau ingin turun tangan sendiri atau aku yang turun tangan?”terdengar si orang berseru dingin.

“Bagaimana yang kau maksudkan dengan turun tangan itu?”“Jika kau ingin turun tangan sendiri, maka aku akan pinjamkan sebilah pisau beracun yang akan mematikan dirimu di dalam sekali tusukan bahkan memberikan suatu kematian yang utuh.

““Dan apabila membiarkan kau yang turun tangan!”jengek Siauw Ling sambil tertawa hambar ia berusaha untuk menahan hawa gusar yang bergelora di dalam dadanya.

“Bila demikian adanya maka kau bakal menerima penderitaan yang paling berat, kau akan kutangkap terlebih dahulu kemudian setiap hari kuhadiahkan satu tusukan dibadanmu tujuh hari kemudian baru sungguh-sungguh mati, aku rasa siksaan tersebut tak akan ada yang tahan walaupun seorang yang memiliki tulang baja otot besipun.

““Sungguh sayang, sungguh sayang, aku tidak ingin turun tangan sendiri juga tidak ingin kau yang turun tangan bagiku. Lalu enaknya bagaimana?”Mendadak selintas rasa girang berkelebat di atas wajah si orang berbaju hitam itu.

“Aku masih punya cara, kau sungguh yang amat cerdik.

““Apa caramu itu?”“Bila kulihat dari sikapmu, agaknya kau adalah seorang jagoan ini yang memiliki kepandaian silat lihay.

““Soal ini sih aku cuma tahu sedikit saja.

““Makin tinggi tenaga kweekang yang dimilikinya orang itu kemanjurannya makin besar”seru orang itu semakin keras.

Mendengar orang itu ngaco belo tidak karuan Siauw Ling makin kebingungan lagi tibatiba bentaknya, “Eeeei… apa yang kau ucapkan? Sungguh membuat orang jadi bingung.

““Setiap hari aku akan persiapkan makanan yang paling enak untuk dirimu, asalkan kau suka bekerja sama dengan diriku maka aku berjanji tidak akan melukai jiwamu.

““Hey apa yang sedang kau ucapkan?”Mendadap sifat serta watak si orang berbaju hitam itu berubah halus sekali, seratus delapan puluh derajat berubah dari sikapnya yang kasar tadi.

“Aku sudah pergi banyak tempat tetapi belum pernah kutemui manusia macam kau.

Asalkan kau suka bantu diriku maka ini berarti siauw jie ketolongan.

““Ooouw… kalau urusan menolong orang sih cayhe suka membantu sekuat tenaga coba kau jelaskan apa yang harus aku lakukan untuk membantu dirimu?”“Siauwte telah terang semacam penyakit yang berbahaya ia sedang berbaring di dalam peti mati. Aku rasa kau sudah melihatnya sendiri bukan?”“Dia masih hidup?”Perlahan-lahan si orang berbaju hitam itu mengangguk.

“Sewaktu penyakitnya kambuh, keadaannya jauh tiada berbeda dengan sesosok mayat, aku harus menotok beberapa buah jalan darahnya untuk menjaga agar satu-satunya hawa yang masih ada dalam tubuhnya tidak sampai buyar di samping melindungi pula denyutan jantungnya setelah itu baru kurasakan untuk mengobati dirinya setiap kali ia masih beruntung bisa lolos dari kematian.

““Ooouw ada urusan begini? kalau begitu ilmu pertabiban sangat luar biasa sekali?”“Bukannya loohu menyombongkan diri dikolong langit pada saat ini rasanya susah untuk mendapatkan seorang tabib yang kepandaiannya jauh di atas kepandaian loohu.

“Siauw Ling yang mendengar ucapan itu tanpa terasa telah meneliti wajah orang itu.

Ia lihat kulit serta daging di atas wajahnya telah menjadi kaku kecuali sepasang matanya masih bisa bergoyang-goyang dan mulutnya masih bisa berbicara boleh dikata wajahnya tidak mirip manusia hidup lagi.

Pikiranpun tak terasa ikut berputar.

Manusia sekukoay inipun masih menyombongkan ilmu pertabibannya tiada tandingannya dikolong langit jikalau ucapannya sungguh-sungguh hal ini benar-benar sangat luar biasa.

Terdengar si orang berbaju hitam melanjutkan kembali perkataannya, “Kedatangan loohu kemari sebenarnya ingin mngunjungi seorang kawan karibku tetapi berhubung penyakit siauwte secara mendadak kambuh terpaksa loohu harus beristirahat dahulu dikuil kuno ini untuk menolong dulu jiwa siauw li setelah itu baru pergi mengunjungi kawan karibku itu.

““Kau sudah bicara setengah harian masih belum juga memberitahukan bagaimana pertolongan kau. Tetapi cayhe harus beritahu dulu terhadap ilmu pertabiban aku sama sekali tidak mengerti.

““Soal ini kau tidak perlu kuatir asalkan kau menyanggupi untuk menolong siauw li itu sudah cukup.

““Baiklah aku setuju.

““Sungguh bagus sekali!”teriak si orang berbaju hitam itu kegirangan setengah mati.

Mendadak ia ambil keluar sebuah cawan kumala serta sebuah pipa besi yang berujung tajam seraya angsurkan barang itu ketangan Siauw Ling, ujarnya, “Sekarang kau keluarkan dulu secawan darah agar aku periksa dulu bagaimanakah warna darahmu serta dapatkah digunakan atau tidak?”“Harus mengeluarkan darah?”seru pemuda ini sangat terkejut.

“Bagaimana? bukankah kau sudah menyetujui? kau menyesal?”“Akh tidak salah aku yang menyetujui sendiri sudah sepantasnya aku tidak pungkiri janji sendiri,”pikirnya dihati.

Ia lantas menerima pipa besi itu untuk diperiksa ada racunnya atau tidak setelah itu baru ujarnya, “Asalkan putrimu bisa ditolong hanya dengan secawan darah sudah tentu aku orang she Siauw tak akan menyesal.

“Ia angkat pipa besi itu kemudian ditusukkan ke dalam lengan kiri sendiri darah segar dengan cepat mengucur keluar mengalir ke dalam cawan.

“Sudah cukup, sudah cukup tak usah dikeluarkan lagi,”terdengar si orang berbaju hitam itu berseru keras.

“Setengah cawan sudah cukup?”tanya Siauw Ling sambil cabut keluar pipa besi itu dan angsurkan cawan kumala tadi ketangan si orang berbaju hitam ini.

Lelaki itu menerima cawan kumala tadi kemudian diangkatnya tinggi-tinggi untuk diperiksa dengan teliti setelah itu ia mencelat sedikit darah tersebut.

Tiba-tiba tertawa tergelak.

“Darah bagus, darah bagus”pujinya tiada hentinya.

Melihat cara orang itu berbuat Siauw Ling merasa sangat bergidik.

“Darah manusia satu sama lain adalah sama apakah darahku sangat berbeda dengan darah orang lain?”Di atas wajah si orang berbaju hitam yang kaku tersungging satu senyuman kegirangan.

“Sudah tentu tidak sama sudah tentu tidak sama. Dibalik hal ini masih terdapat beberapa tahun aku berkelana mengarungi empat penjuru sudah banyak kulihat darah manusia tapi belum pernah kutemui darah sebagus ini.

““Apakah benar-benar ada urusan seperti ini?”pikir pemuda ini dihati.

Sekalipun dia adalah seorang cerdik tetapi pengalamannya di dalam Bulim sangat cetek.

Mendengar ucapan orang itu sangat kukoay timbullah rasa ingin tahu dihatinya.

“Aku lihat Locianpwee seperti seorang yang mengerti tentang ilmu pertabiban.

““Haaa… haaa… bila dikatakan kepandaian ilmu pertabiban dari loohu, dikolong langit tak seorang manusiapun yang dapat melampaui kepandaianku.

““Maaf, maaf ternyata Locianpwee adalah seorang tabib yang dapat menghidupkan kembali orang mati!”seru Siauw Ling seraya menjura.

Perlahan-lahan si orang berbaju hitam itu meletakkan cawan kumala dari tangannya kemudian menghela napas panjang.

“Bilamana dibicarakan dari penyakit yang diderita Siauw li jikalau bukannya Loohu miliki kepandaian pertabiban yang luar biasa sekalipun ia miliki seratus lembar jiwamu akan habis semua dan kini ia masih bisa baik-baik hidup dikolong langit kesemuanya karena kau andalkan ilmu pertabiban Loohu yang tinggi.

““Jikalau Locianpwee memiliki kepandaian pengobatan sedemikian dahsyatnya kenapa tak sekalian sembuhkan penyakit yang diderita putri kesayangmu ini?”“Obat mujarab susah didapat walaupun Loohu memiliki kepandaian silat yang maha dahsyatpun percuma saja.

““Dengan membawa serta putrimu yang menderita penyakit berat kau berkelana mengarungi empat penjuru apakah tujuanmu yang terutama adalah mencarikan obat mujarab baginya.

““Selama beberapa tahun mengaruni empat samudra hasilnya tetap nihil tapi akhirnya aku berhasil juga menemukan obat mujarab bagi diri Siauw li.

““Dimanakah obat tersebut?”“Di dalam sebuah kuil kuno yang tak berpenghuni.

“Mendengar ucapan itu Siauw Ling segera memeriksa keadaan disekitar ruangan tersebut.

“Sungguh tidak nyana kau berkelana keempat penjuru tidak juga berhasil dapatkan obat mujarab itu, ternyata yang dicari justru berada di dalam kuil kuno ini.

“Si orang berbaju hitam itu tersenyum.

“Walaupun Siauw li berada dalam keadaan luka prah tetapi wajahnya masih tetap cantik jelita. Asalkan kau suka mengabulkan untuk menghadiahi darahmu guna menolong penyakitnya maka ini berarti kau adalah tuan penolongnya bagaimana kalau pandang sebentar bagaimana kecantikan wajah Siauw li?”Buru-buru Siauw Ling menggeleng.

“Tapi cayhe tidak tahu sudah mengganggu putrimu kini setelah tahu makin tak boleh diganggu lagi lelaki perempuan ada batasnya aku rasa tak perlu dilihat lagi.

““Ada loohu disini apa salahnya,”desak si orang berbaju hitam itu seraya membuka tutup peti mati dengan lengan kirinya.

“Sungguh aneh sekali si orang kurus kering ini,”diam-diam pikir sang pemuda dalam hatinya. “Kenapa ia paksa aku untuk menengok bagaimanakah kecantikan wajah putrinya?”Akhirnya ia melangkah juga ke depan dan menengok ke dalam peti mati tetapi… Pada saat itulah mendadak jalan darah Cing Bun pada pinggangnya jadi kaku hatinya sangat terperanjat tangan kiri buru-buru dibalik mengiringi satu pukulan.

Saat itulah jalan darah Thian Cing hiat Ci Tie hiat dilengan kirinya kembali tertotok kemudian disusul Ngo Si Wie To dua jalan darahpun kena tertotok.

Lima buah jalan darah penting di tubuhnya kena tertotok dalam waktu yang bersamaan sekalipun Cung San Pek atau Lam Ih Kong sendiripun tak tertahan.

Tubuh Siauw Ling bergoyang dengan sempoyongan lalu roboh keatas tanah.

Melihat pemuda itu roboh lelaki berbaju hitam tadi bertepuk tangan kegirangan.

“Orang muda sungguh dahsyat tenaga sinkangmu masih sungguh sayang sungguh sayang.

“Walaupun kelima jalan darah tubuhnya kena tertotok tapi ada satu jalan darah belum tertotok yaitu jalan darah bisunya oleh karena itu sekalipun tak dapat bergerak ia masih bisa berbicara.

Dengan gusar segera bentaknya, “Seharusnya sejak tadi aku harus bersikap waspada terhadap dirimu hmm dengan kata-kata indah menipu orang sehingga membuat orang jatuh tercudang inikah cara tindakan seorang lelaki sejati?? Siapa yang perlu kau puji?”Lelaki berbaju hitam itu tersenyum.

“Siauw li menderita penyakit yang sangat parah dikolong langit tak ada obat yang bisa menolong kecuali Heng thay seorang disini loohu mengucapkan banyak terima kasih terlebih dahulu.

““Bila kau ingin agar aku menolong jiwa putrimu seharusnya urusan ini dirundingkan secara baik-baik kenapa kau gunakan cara yang rendah untuk mencelakai diriku?”“Urusan ini tak akan bisa beres bila dirundingkan,”kata si orang berbaju hitam itu kembali tertawa. “Setelah saat ini kau berhasil dikuasai sekalipun kuberitahukan kepadamu juga tidak mengapa.

“Ia mendehem perlahan sambungnya, “Loohu hendak mengalirkan darah dibadanmu ke dalam tubuh putriku walaupun hal ini bisa menolong penyakit Siauw li jadi sembuh tetapi kapanpun bakal mati karena kekurangan darah coba kau pikir terhadap urusan macam begini apakah bisa dirundingkan? jikalau loohu rundingkan terlebih dahulu dengan kau apakah kau suka mengabulkan?”Kontan seketika itu juga Siauw Ling jadi melengak dibuatnya.

“Selama hidup belum pernah cayhe dengar ada cara penyembuhan penyakit dengan menggunakan cara begini.

““Kau jangan lupa loohu adalah seorang tabib nomor wahid diseluruh kolong langit orang lain merasa pekerjaan ini sangat sulit tetapi bagi loohu mudah bagaikan membalikkan telapak tangan sendiri.

“Ia mendongak dan tertawa terbahak-bahak, sambungnya, “Kau masih ada empat jam ini loohu akan berusaha untuk menebusi seluruh urat nadi di tubuh Siauw li itu, akan kubantu putriku untuk menghentikan seluruh darah di dalam tubuhnya walaupun akhirnya kau bakal mati tetapi Siauw li dengan menggunakan darahmu akan tetap hidup sebagai manusia normal bukankah matimu tak akan sia-sia belaka?”Siauw Ling bungkam dalam seribu bahasa dalam hatinya dia mulai putar otak mencari jalan keluar.

Tiba-tiba ia teringat akan pelajaran ilmu menembusi jalan darah yang dipelajari dari gurunya asalkan ada satu jam saja dirinya tidak diganggu lagi maka jalan darah bakal terbebas dengan sendirinya.

Apalagi ia membutuhkan empat jam untuk menembusi seluruh urat nadi di tubuh putrinya sudah tentu waktu itu lebih dari cukup.

Dari garis kematian secara tiba-tiba menemukan kembali suatu kesempatan untuk hidup pemuda ini jalan lebih terhibur.

Sambil mendengus dingin ia segera pejamkan mata tidak menggubris si orang baju hitam itu lagi.

Terdengar si orang berbaju itu melanjutkan kembali kata-katanya, “Sebenarnya aku masih punya satu cara yang lebih halus lagi yaitu loohu bikinkan semacam obat penambah darah untuk kau makan setiap hari dan tujuh hari kemudian kan sama saja bisa menolong nyawa Siauw li di samping tetap mempertahankan jiwamu tetapi sewaktu loohu menotok jalanmu tadi secara samar-samar kutemukan bahwa kau telah berhasil memiliki hawa khiekang pelindung badan jika aku membiarkan kau hidup lebih lanjut kemungkinan sekali merupakan bibit bencana bagi kami dikemudian hari maka dari itu lebih baik kuhabiskan sekalian jiwamu dari pada repot-repot dikemudian hari.

““Untuk menggunakan darahku menolong jiwa putrimu hal ini takkan kusalahkan dirimu!”seru Siauw Ling membuka matanya kembali. “Tetapi ingin sekalian membinasakan diriku ini menunjukkan bahwa kau sitabib betul-betul berhati telengas.

““Di dalam Bulim orang-orang menyebut loohu sebagai Tok So Yok Ong atau siraja obat bertangan keji apakah kau kira nama ini hanya nama kosong belaka?”Siauw Ling tertawa dingin dan tidak banyak bicara lagi. Diam-diam ia salurkan hawa murninya siap menerjang jalan darahnya yang tertotok.

Mendadak dari dalam sakunya si orang berbaju hitam itu mengeluarkan sebatang jarum perak lalu diangkatnya tinggi-tinggi.

“Sekalipun Loohu tidak mengerti asal usul perguruanmu tetapi aku tahu setelah kau berhasil memiliki ilmu khiekang pelindung badan ini berarti kaupun pasti bisa melepaskan diri dari totokan jalan darah…”Seluruh tubuh Siauw Ling tergetar keras, mendadak ia pentangkan matanya lebar-lebar.

Tampaklah di atas wajah si orang berbaju hitam itu tersungging satu senyuman ujarnya kembali, “Aku adalah siraja obat bertangan keji apa kau anggap mudah ditipu orang?”Jarum perak tadi segera ditusukkan ke dalam jalan darah Thian Tu di tubuh sang pemuda kemudian ia tertawa terbahak-bahak.

“Jalan darah Thian Tu merupakan jalan darah yang mempunyai hubungan dengan nadi.

Setelah jarum ini kutancapkan kejalan darahmu itu maka itu kau telah kehilangan daya untuk mengerahkan tenaga sinkangnya dengan begitu apa yang loohu ucapkan tak dapat kau lawan kembali.

“Satu-satunya jalan hidup bagi Siauw Ling kini ikut musnah tak berbekas. Pemuda ini hanya bisa menghela napas panjang saja tanpa bisa berkutik lagi.

“Tidak disangka aku Siauw Ling tidak mati dalam pertempuran melawan musuh tangguh melainkan harus mati karena darahku dikeluarkan orang.

“Lelaki berbaju hitam itu mengeluarkan putrinya dari dalam peti mati kemudian dibopong dan dibawanya keluar dari ruangan tersebut.

Beberapa saat kemudian ia sudah balik untuk membopong Siauw Ling kemudian sekalian dibawa pindah ke dalam ruangan lain.

Ruangan tersebut terletak di samping ruangan semula sama lain hanya terpaut satu tempat tetapi ruangan ini jauh lebih bagus keadaannya.

Agaknya si orang berbaju hitam itu telah membersihkan lantai ruangan tersebut selimut ditaruh di bawah kemudian membaringkan putrinya di atas selimut itu, sedang Siauw Ling diletakkan di atas tanah.

Setelah menutup pintu orang itu duduk bersila disisi tubuh putrinya untuk mulai bekerja.

Melihat semua harapan telah punah Siauw Ling hanya bisa berharap dalam empat jam kemudian Tiong Cho Siang-ku bisa datang kemari sehingga dirinya bisa ditolong bebaskan dirinya dari pengaruh totokan.

Malam semakin kelam ruanganpun makin lama makin gelap apapun tak kelihatan.

Siauw Ling sebagai seorang jago lihay, bila pada hari biasa tentu saja keadaan seperti itu tak akan mengganggu dirinya. Tetapi setelah jalan darahnya tertotok ketajaman pandanganpun menemui gangguan.

Dengan meminjam sedikit cahaya yang menyorot masuk melalui jendela, ia temukan siraja obat bertangan keji mengambil keluar sebuah kotak obat dari dalam sakunya membuka penutupnya dan mengambil keluar dua buah pipa besi yang kecil dan tajam, kedua pipa tadi disambung dengan sebuah pipa kulit.

Tampak Tok So Yok Ong berpaling untuk memandang sekejap ke arah Siauw Ling kemudian tersenyum, ujarnya, “Jikalau kau menginginkan kematian yang lebih enak baik-baiklah dengarkan perintah loohu jikalau ingin meronta maka ini berarti mencari penyakit sendiri.

“Rasa gusar yang bergelora di dalam hati Siauw Ling susah ditahan lagi kepingin sekali ia melompat bangun dan di dalam sekali hantaman membinasakan orang itu.

Tetapi jalan darahnya tertotok sekalipun dalam hati ada maksud apa daya kekuatan tidak mencukupi terpaksa dengan mata terbelalak ia menantikan datangnya ajal.

Tok So Yok Ong pun mulai menguruti seluruh tubuh putrinya tampak tangannya sebentar naik sebentar turun ke bawah sedang napas panjang pendek tak menentu jelas pekerjaan tersebut membutuhkan tenaga yang sangat besar dan ngotot sekali.

Dengan kerahkan segala kemampuannya Siauw Ling alihkan sinar matanya ke arah gadis tersebut ia lihat dara itu memakai baju warna gelap gosokan tangan Tok So Yok Ong beberapa kali menjingkap pakaiannya sehingga kelihatan kulit badannya yang halus dan putih bersih bagaikan salju.

Waktu berlalu dengan cepatnya dalam kesunyian yang mencekam Siauw Ling mulai teringat kembali akan pengalamannya pada masa yang lalu.

Ia teringat kembali dengan orang tuanya yang sangat mencintai dia teringat bibi Im yang menemui ajalnya serta Gak Siauw-cha yang selalu rindukan selalu diingat… Mendadak terdengar suara rintihan lirih diikuti tarikan napas panjang bergema.

Kemudian disusul suara Tok So Yok Ong berseru, “Bocah setelah lewati malam ini keadaanmu akan seperti manusia biasa lainnya Tia akan bawakan makanan yang paling enak untukmu, membawa kau menaiki gunung mengarungi samudra untuk menikmati pemandangan yang indah…”Melihat kasih sayang yang diperlihatkan orang itu Siauw Ling mulai berpikir di dalam hatinya, “Walaupun orang ini bersikap keji terhadap orang lain tetapi terhadap putrinya sendiri ternyata begitu sayang…”Terdengar suara rintihan tadi makin lama makin keras agaknya dara tersebut telah sadar kembali.

Beberapa saat kemudian terdengarlah suara yang amat lemah lirih tapi merdu berkumandang.

“Tia dimanakah ini?”“Kita sedang menginap dirumah orang cepat salurkan hawa murnimu untuk digabungkan dengan tangan murniku menanti setelah seluruh urat nadimu lancar aku akan sembuhkan penyakitmu!”“Tapi Tia kenapa tidak pasang lampu?”tanya dara itu kembali dengan suaranya yang amat lirih.

“Tidak perlu pasang lampu lagi dengan ketajaman mata Tia sekalipun tidak pasang lampu juga sama saja bisa menyembuhkan lukamu.

“Mendadak ia membungkam kemudian pasang telinga dnegan cermat.

“Apa mungkin ada orang yang datang?”diam-diam pikir Siauw Ling di dalam hatinya.

Iapun ikut pasang telinga sedikitpun tidak salah secara lapat-lapat ia dengar suara pembicaraan manusia.

Hatinya jadi kegirangan setengah mati pikirnya, “Aaaakh perduli siapa yang datang asalkan sudah dekat aku akan mulai berteriak keras-keras.

“Siapa sangka belum sempat ia berbuat jalan darah bisunya telah tertotok juga.

Kiranya Tok So Yok Ong sudah menduga Siauw Ling akan berteriak karena itu ia mendahului dengan menotok jalan darah bisunya terlebih dulu.

Suara langkah manusia makin lama makin dekat kemudian suara itu berhenti dipintu luar.

Serentetan suara yang dingin dan hambar berkumandang memecahkan kesunyian.

“Selama beberapa ini kita sudah berjalan bolak balik beberapa kali tapi tak sekalipun berhasil berhubungan dengan Liong tauw Toako.

“Mendengar suara itu Siauw Ling segera dapat mengenali sebagai suara sipit besi berwajah dingin Tu Kiu.

Suara yang lain segera menghela napas panjang.

“Aaaa Jen Bok Hong adalah seorang manusia yang licik dan keji pekerjaan apapun bisa ia lakukan satu kali saja pernah bentrok maka ia tak akan mengingat-ingat lagi akan hubungan persaudaraannya.

“Suara yang terakhir ini adalah suara dari si Siepoa emas Sang Pat.

Siauw Ling segera berpikir keras dalam hatinya, “Kedua orang ini berada diluar kamar asalkan aku perdengarkan sedikit suara saja mereka berdua tentu akan terkejut dengan ketelitian dari si Siepoa emas ia pasti akan masuk ke dalam ruangan ini untuk melakukan pemeriksaan.

“Cuma sayang sekali ia ada kemauan mulut tidak dapat bicara badan tak dapat bergerak.

Satu-satunya harapan saat ini adalah dara yang baru saja sadar dari pingsannya itu bisa memperdengarkan suara napas yang berat atau mengeluarkan sedikit suara saja sehingga memberitakan tanda buat Tiong Cho Siang-ku.

Tetapi ketika ia dengarkan lebih teliti kecuali samar-samar terdengar suara napas yang lemah tak kedengaran suara lainnya lagi. Agaknya nona itupun telah ditotok jalan darahnya oleh Tok So Yok Ong.

Satu-satunya harapan dari Siauw Ling pun lenyap tak berbekas karena ia tahu suara napas yang dengan demikian lemahnya tak mungkin terdengar diluaran ruangan yang tertutup sangat rapat.

Terdengar sipit besi berwajah dingin Tu Kiu berkata kembali, “Maksudmu si Jen Bok Hong telah membinasakan Siauw Toako?”“Sekalipun ia tidak sampai dibunuh kemungkinan besar telah dikuasai dengan cara yang lain,”jawab Sang Pat penuh keseriusan. “Apalagi Jen Bok Hong punya banyak akal, tindakkanpun keji dan telengas semua persoalan yang telah ia kerjakan tak bakal diketahui siapapun juga tempo dulu dengan mata kepala sendiri aku pernah melihat ia pancing empat orang hweesio Siauw lim untuk masuk jebakannya kemudian membinasakannya dengan keji caranya turun tangan sangat rendah dan keji, dan rasanya tidak seharusnya dilakukan oleh seorang manusia dengan kedudukan macam dia.

““Kalau begitu kita harus cari guna mendapatkan berita tentang Siauw Toako?”Mendengar ucapan yang kekuatirkan, pikir Siauw Ling, “Pada hari-hari biasa Tu Kiu selalu kelihatan berwajah dingin ucapannya kaku dan hambar siapa sangka ternyata ia adalah seorang yang sangat berperasaan dan terlalu menguatirkan saudara sendiri.

““Aku rasa satu-satunya cara bagi kita untuk menyelidiki jejak Liong Tauw Toako adalah menempuh bahaya menyelidiki perkampungan Pek Hoa Sanceng”kata Sang Pat tegas.

Mendengar kata-kata itu Siauw Ling jadi gelisah.

“Perkampungan Pek Hoa Sanceng adalah suatu tempat yang sangat berbahaya jikalau mereka sampai pergi kesana bukankah hanya menghantar kematian sendiri?”Makin dipikir ia makin cemas suatu keinginan untuk hidup segera berkobar dari dada pemuda ini.

Diam-diam hawa murninya dipaksakan untuk berkumpul dan coba menjebolkan totokan jalan darah tersebut.

Agaknya Tok so Yok Ong pun merasakan apabila Siauw Ling sedang berusaha untuk meloloskan diri dari pengaruh totokan, mendadak tangan kanannya ditekan keatas jalan darah Sien Khie di atas tubuh Siauw Ling dengan ilmu menyampaikan suara ujarnya, “Jikalau kau coba untuk merontokkan lagi jangan salahkan dalam sekali hantamanku hancurkan jantungmu.

“Siauw Ling segera merasakan segulung tenaga panas yang luar biasa dahsyatnya menerjang masuk melalui kulitnya langsung menerjang tubuh. Hal ini membuat hawa murni dalam pusatnya kontan jadi punah.

Hatinya jadi sangat terperanjat pikirnya, “Sungguh tak kusangka tenaga dalam yang dimiliki Tok so Yok Ong ternyata tidak lemah.

“Pada saat itu terdengar sipit besi berwajah dingin Tu Kiu berkata kembali, “Biarkanlah surat itu tetap berada di dalam peti semisalnya Liong Tauw Toako tiba disinipun agar dia tahu dimanakah kita berada.

“Terdengar suara langkah manusia makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pandangan.

Setelah suasana menjadi sunyi kembali Tok so Yok Ong baru bangun berdiri bisiknya, “Kau jangan coba sembarangan bergerak lagi. kalau tidak jangan salahkan Loohu akan bertindak telengas.

“Ia putar badan membuka jendela belakang dan meloncat keluar.

Pada saat ini seluruh tubuh Siauw Ling ada tujuh enam buah jalan darahnya tertotok sekalipun Tok so Yok Ong sudah berlalu ia tetap tak bisa berkutik maupun bergerak.

Berbareng saat kemudian Tok so Yok Ong sudah meloncat kembali ke dalam ruangan seraya bergumam sendiri.

“Selamanya Tiong Cho Siang-ku bekerja sendiri tak pernah mereka suka teringat dengan orang juga tidak ingin bekerja sama dengan orang tetapi darimana datanganya seorang Liong Tauw Toako?”Dalam hatinya Siauw Ling segera berseru, “Kau manusia konyol si Liong Tauw Toako dari Tiong Cho Siang-ku bukan lain adalah cayhe.

“Sudah tentu ucapan ini tak mungkin diutarakan keluar karena jalan darah bisunya tertotok.

Terdengar Tok so Yok Ong menghembuskan napas panjang.

“Aaaai semoga saja malam ini tak ada orang yang datang mengganggu lagi.

“Ia duduk kembali untuk mengambil pipa besi itu lalu yang satu ditusukkan ke dalam urat nadi Siauw Ling sedang pipa yang lainnya dimasukkan kelengan kanan gadis tersebut.

Siauw Ling hanya merasakan darah dalam tubuhnya dengan mengikuti aliran pipa besi itu mengalir keluar, ia tak dapat berkutik hanya dalam hati menghela napas panjang.

“Dia ingin melepaskan darah dibadanku hingga habis dan akhirnya aku mati kekeringan, cara ini sungguh keji sekali,”pikirnya.

Walaupun ia mempunyai semangat memandang kematian seperti berpulang, tapi menghadapi peristiwa yang sangat mengerikan ini tak urung bergidik juga.

Mendadak Tok so Yok Ong mengeluarkan tangan kanannya untuk kemudian ditarik keatas dada Siauw Ling ujarnya, “Jalan darahmu tertotok ini menyulitkan aliran darah tubuhmu biarlah Loohu membantu kau?”Segulung hawa murni yang sangat panas mengalir keluar dari telapak tangannya menerjang masuk ke dalam jantung pemuda itu.

siauw Ling makin bergidik lagi secara lapat-lapat ia merasakan darah dalam tubuhnya bagaikan sumber air saja mengalir keluar tiada hentinya ia ingin melawan tapi disebabkan banyak jalan darahnya sudah tertotok maka tak sanggup baginya untuk kerahkan tenaga murninya.

Beberapa saat kemudian mendadak Tok so Yok Ong melepaskan kembali telapak tangannya yang ditekankan di depan dada Siauw Ling dari tengah jari telunjuk tangan kanan gantian ditekankan keatas nadi pergelangan kanan dara tersebut, lalu berjongkok dan mendengarkan detakan jantung didada gadis itu.

“Anakku sayang”gumamnya seorang diri. “Selama tujuh tahun selalu berada diambang pintu kematian, banyak siksaan telah kau rasakan dan membuat aku selalu merasa kuatir, bocah tahukah kau kemurungan yang aku derita jauh lebih tersiksa dari penderitaanmu? Sekarang semuanya sudah beres, dengan darah orang ini kau bakal tertolong setelah lewat malam ini keadaanmu seperti pula dengan manusia biasa, kau bisa bermain dan hidup dikolong langit dengan bebas aku akan membawa kau berpesiar kesemua tempat bersantap makanan paling lezat agar kau bsia hidup gembira di bawah perlindunganku.

“Siauw Ling yang ikut mendengar ucapan itu hanya bisa mendamprat di dalam hatinya, “Sungguh kurang ajar orang ini sekalipun benar kau menyayangi putrimu sekian rupa sebagai cinta kasih orang tua terhadap anaknya tetapi aku Siuaw Ling juga manusia, kau suruh aku mati kekeringan demi diri putrimu…”Tampak Tok so Yok Ong mengeluarkan kembali sebuah pipa besi lalu ditusuk ke dalam lengan kiri dara tersebut katanya lagi, “Bocah aku akan mengisap keluar darah kotor yang mengeram di tubuhmu agar darah yang baik mengalir di dalam jantung sehingga memberikan penghidupan yang baik kepadamu…”Ia mengisap pipa besi itu lalu menyemprot keatas tanah sehingga muncullah darah kotor dari tubuh gadis itu berceceran ditanah.

Setiap kali Tok so Yok Ong mengisap keluar darah di dalam tubuh dara tersebut Siauw Ling merasakan aliran darah yang mengalir keluar semakin deras lagi.

Ia tahu dirinya tak bakal tahan lebih lama lagi asalkan orang itu mengisap kembali darah itu beberapa kali maka darah yang mengalir keluar melalui tubuhnya akan habis.

Mendadak… suara bentrokan keras berkumandang memenuhi angkasa disusul ambruknya suatu benda keatas tanah.

Diikuti suara yang nyaring dari seseorang berkumandang datang.

“Budak busuk jika kau bicara terus terang dalam sekali bacok akan kuhancurkan badanmu.

“Suara itu bukan lain dari Kiem Hoa Hujien hal ini membuat Siauw Ling kadi kegirangan.

Tapi rasa girang itu hanya berlalu jalan darahnya telah tertotok jangan dikata bergerak untuk bersuarapun tak mungkin, sudah tentu tidak mungkin pula baginya untuk memperdengarkan suara sehingga mengejutkan Kiem Hoa Hujien.

Terdengar suara gadis lalu bergema pula memecahkan kesunyian.

“Hujien kau jangan menuduh budakmu yang bukan-bukan, budak hanya mendengar laporan dari para penjaga di pos-pos penjagaan yang memberitahukan arah kepergian dari Samya tetapi dimanakah ia pergi budak sendiri juga tidak tahu! Aaaaai… Samya adalah seorang lelaki sejati, budak merasa berhutang budi kepadanya, jikalau ia sampai terjadi hal-hal yang diluar dugaan budakpun tidak ingin hidup seorang diri.

“ Ketika suara tersebut berkumandang masuk ke dalam telinga Siauw Ling pemuda ini segera mengenali sebagai suara dari Giok Lan.

Terdengar Kiem Hoa Hujien tertawa tiada hentinya.

“Ooouw kiranya banyak persoalan yang telah kau ketahui sekrang aku mau bertanya kepadamu apakah kau sangat suka dengan Samya kalian itu?”“Kedudukan budak sangat rendah dan bilamana berani mempunyai pikiran demikian? tetapi asalkan budak bisa selalu mengiringi Samya dan selama hidup bisa ikut melayani dirinya, budak sudah merasa sangat puas.

““Aku lihat harapan kalian ini tak akan terkabulkan lagi, sekalipun aku tidak binasakan dirimu tapi akan kulaporkan hal ini kepada Toa Cungcu agar ia memilihkan seorang kakek tua yang cacat untukmu bukankah kau ingin melayani orang? nah layani saja suami tuamu?”

TAMAT_ 
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar