Rahasia Kunci Wasiat Bagian 18

““Ehmm, soal ini sih terserah kemauan kalian berdua,”kata Siauw Ling sesudh termenung sejenak.

“Siauwtepun ada beberapa patah kata rasanya tidak enak bila tidak kuutarakan keluar”sela Sang Pat pula dari samping. “Kepandaian silat yang Toako miliki saat ini apakah hasil pelajaran dari sibayangan berdarah Jen Bok Hong?”“Bukan! ketiga orang cianpwee yang memberi pelajaran silat kepadaku sudah lama mengundurkan diri dari dunia persilatan kendati kuberitahukan belum tentu kalian berdua tahu.

“Usia masih muda bila dibandingkan dua orang lelaki dihadapannya boleh dikata terpaut berpuluh-puluh tahun lamanya. Ia merasa canggung untuk menyebut mereka dengan sebutan adik.

“Haaa… haaa jika Toako punya kesulitan untuk memberitahukan soal ini kepada kami biarlah kita sudahi saja omongan kita sampai disini, dan apabila tiada halangan bagaimana kalau diberitahukan kepada Siauwte berdua?”Sang Pat tertawa terbahakbahak.

Terhadap keberhasilan Sian Siauw memiliki ilmu silat yang maha dahsyat dalam lima tahun saja hati mereka benar-benar tidak paham. Otak penuh dengan hal yang mencurigakan hatinya.

“Setelah menjadi saudara berarti kita telah menjadi orang sendiri memberitahukan selain kepada kalian berdua sudah tentu tiada halangan cuma kamu berduapun harus berjanji tidak akan menceritakan persoalan ini kepada siapapun juga.

““Toako boleh berlega hati!”seru Tu Kiu dengan cepat. “Siauwte berdua tak akan sembarangan menceritakan asal usul Toako kepada siapapun juga.

“Nada suara orang ini selalu membawa rasa dingin dan ketus yang tidak sedap didengar kendati ia sudah berusaha menghaluskan dan melemahkan suaranya tetap saja ucapannya memberikan perasaan bergidik bagi siapapun juga.

“Seluruh kepandaian ilmu silatku ini kudapatkan dari tiga orang jagoan maha sakti mereka adalah Giehu ku Lam Ih Kong, suhuku Cung San Pek serta nona Liuw Sian Ci.

““Apa? mereka bertiga masih hidup dikolong langit?”teriak Sang Pat dengan mata terbelalak.

“Benar mereka tinggal dilembah Sam Sin Kok”Teringat sewaktu perpisahannya dengan ketiga orang tua itu Siauw Ling merasa hatinya kecut air mata hampir saja jatuh berlinang.

“Pengalaman aneh yang Toako temui benar-benar luar biasa berhasil mendapat bimbingan serta didikan dari ketiga orang Locianpwee ini tidak aneh kalau dibandingkan yang Toako miliki jauh melampaui aturan Bulim yang berlaku hingga sekarang.

““Kejahatan-kejahatan yang dilakukan sibayangan berdarah Jen Bok Hong sudah menggemparkan seluruh dunia kangouw pada sepuluh tahun berselang,”sambung Tu Kiu pula. “Setelah Toako berhubungan dengan dirinya harap kau suka banyak berhati-hati.

“Jilid 22 “Benar Siauw Toako Jan Bok Hong Ciu Cau Liong merupakan manusia-manusia cilik yang berhati keji telengas dan banyak akal mereka paling suka melakukan serangan bokongan terhadap jago-jago golongan Pekto dan melakukan perbuatan-perbuatan pengecut mereka suka bersahabat dan mengikat tali persaudaraan dengan Toako aku rasa dibalik kesemuanya ini masih tersembunyi maksud-maksud lain. Aaai sebenarnya Toako tak boleh siauwte ikut campur tapi persoalan ini menyangkutnya keselamatan Toako harap Toako banyak berhati-hati.

““Lebih baik Toako jangan ceritakan peristiwa yang terjadi malam ini kepada mereka berdua, sehingga tidak sampai menimbulkan rasa curiga mereka terhadap dirimu,”sambung Tu Kiu.

Belum sempat Siauw Ling membuka suara, Sang Pat sudah berebut bicara lagi.

“Agaknya pada beberapa hari ini dalam dunia kangouw sedang terjadi gelombang besar hanya saja disebabkan perhatian Siauwte tercurahkan semua untuk menguntit dan menyelidiki Lan Giok Tong dengan harapan bisa mendapatkan jejak nona Gak maka terhadap persoalan lain tidak begitu kami perhatikan! Sekarang juga kami akan pergi melakukan penyelidikan setelah ada kabar baru datang kembali untuk kasih kabar kepada Toako.

““Bagaimana?? Apakah antara Lan Giok Tong dengan enci Gak ku tersangkut suatu hubungan tertentu?”sela Siauw Ling dengan hati cemas.

“Hingga detik ini belum berhasil kami dapatkan tanda-tanda, maka siauwte berdua tidak berani berbicara sembarangan,”jawab Tu Kiu dengan serius. “Harap Toako suka bersabar beberapa hari. Sesudah ada kabar tentu kami laporkan kepada Toako.

“Ia merandek sejenak untuk tukar napas setelah itu sambungnya lebih lanjut, “Lan Giok Tong menyaru dengan menggunakan nama besar Toako baru berjalan satu tahunan lamanya, tapi sudah cukup menggemparkan seluruh dunia persilatan. Asal usul ornag ini masih penuh diliputi kemisteriusan, masih merupakan tanda tanya besar buat kita. Dalam soal jurus pedangnya betul-betul keji, telengas dan dahsyat. Selama beberapa waktu ini Siauwte belum pernah melihat dia orang bergebrak melawan musuhnya melampaui dua jurus, begitu cabut pedang menyerang pihak lawan apabila bukan mati tentu terluka parah. Toako dilain waktu apabila berjumpa dengan nona ditepi sungai sebelah sana, maaf tak cepat lama menemani Toako serta Jie ko juga.

“Tubuhnya berputar lalu meloncat satu tombak kemuka kemudian dalam dua tiga kali loncatan saja telah lenyap dibalik kegelapan.

“Sebelum berjumpa dengan Toako siauwte sekalian hanya pusatkan semua perhatian untuk menyelidiki dan mencari tahu jejak nona Gak”kata Sang Pat sambil tertawa. “Tapi mulai saat ini, siauwtepun harus ikut memperhatikan juga semua gerak-gerik serta situasi dalam dunia persilatan kini Toako bergaul dengan manusia-manusia ganas, harap dalam setiap gerakan suka berhati-hati, siauwtepun mohon diri terlebih dulu.

““Eeei… tunggu sebentar dikemudian hari secara bagaimana kita saling berjumpa lagi?”“Bila kami ada urusan penting sudah tentu bisa datang mencari Toako sendiri untuk sampaikan berita sedangkan bila Toako yang ada urusan kau boleh tinggalkan kode rahasia untuk memberi petunjuk kepada kami.

“Si Siepoa emas inipun lantas memberitahukan kode rahasia mereka kepada diri Siauw Ling.

Orang ini benar-benar sangat teliti habis memberitahukan kode rahasia ia masih belum juga merasa berlega hati sembari berpaling menuding ruangan sebelah timur sambungnya, “Setelah dalam dunia persilatan terjadi suatu perubahan besar kemungkinan besar kita bersaudara susah untuk mengadakan hubungan atau mungkin karena sulitnya persoalan siauwte tak ada kesempatan untuk menemui Toako maka Toako boleh mencari laporan siauwte sekalian dari dalam sebuah peti mati yang ada di dalam ruanga ersebut menghadap ke arah selatan tapi Toakopun harus tahu cara hubungan macam begini merupakan suatu tindakan yang sangat berbahaya pada hari-hari biasa jangan sekali-kali digunakan Toako baik-baiklah kau berjaga diri.

“Sesudah menjura ia putar badan dan berlalu. Sembari memandang lenyapnya bayangan Sang Pat dalam hatinya Siauw Ling merasa yang dilontarkan kedua orang itu berulang kali kepada Siauw Ling mulai merasakan hatinya bimbang dan ragu.

Teringat situasi waktu tempo dulu Ciu Cau Liong sekalian memaksa ia angkat bersaudara dirasakan situasinya kurang beres apalagi setelah terjebak dalam lingkaran setan mereka.

“Tapi kini nasi sudah menjadi bubur menyesalpun telah terlambat asalkan mulai saat ini bertindak lebih hati-hati mungkin keadaannya akan jauh lebih baikan.

“Setelah pikiran itu berkelebat lewat ia mulai merasa pengetahuannya agak mendadak kemajuan ia mendongak dan menghembuskan napas panjang lalu berjalan meninggalkan kuil bobrok itu kembali keperkampungan Pek Hoa Sanceng.

Malam semakin kelam angin dingin berhembus sepoi-sepoi selama perjalanan Siauw Ling berlari cepat, menanti hampir tiba diperkampungan Pek Hoa Sanceng ia baru perlambat langkah kakinya.

Mendadak tampak sesosok bayangan hitam laksana sambaran kilat berkelebat lenyap dibalik kegelapan.

Melihat munculnya sesosok bayangan manusia disekitar tempat tersebut, Siauw Ling merasakan hatinya rada bergerak.

“Siapakah orang itu?”pikirnya. “Di tengah malam buta melakukan perjalanan dengan gugup bahkan tidak memilih jalan besar. Arah tujuanpun agaknya perkampungan Pek Hoa Sanceng. Aku harus cegah dan awasi perbuatannya.

“Bayangan hitam yang muncul secara mendadak tadi kini telah berada kurang lebih lima kaki di depan Siauw Ling bahkan gerakan tubuhnya sebat dan lincah, dalam sekali kelebatan telah lenyap di tempat kegelapan.

Hatinya jadi ragu-ragu. Mendadak dari belakang tubuhnya kembali berkumandang suara derapan kuda yang memecahkan kesunyian di tengah malam buta.

Ia menoleh sesosok bayangan kuda bagaikan sambaran kilat menerjang datang! “Ooouw… sungguh cepat larinya kuda ini,”diam-diam pemuda she Siauw memuji.

Pikiran tadi baru saja berkelebat lewat kuda jempolan tadi sudah berada di depan mata.

Seorang lelaki berpakaian singsat warna hitam duduk di atas pelana dengan tegap dan angkernya.

Belum sempat Siauw Ling melihat jelas siapakah orang itu, orang yang ada di atas kuda telah keburu membentak terlebih dahulu.

“Siapa?”Sreet! Sebuah serangan cambuk yang keras meluncur datang dengan dahsyatnya.

Melihat dirinya diserang Siauw Ling jadi naik pitam, pikirnya, “Kurang ajar! orang ini benar-benar sangat gegabah sebelum tahu pihak lawan musuh atau kawan langsung melancarkan serangan cambuk sedahsyatnya… aku harus kasih sedikit ajaran kepadanya.

“Tangan kiri diayun kesamping balas mencengkeram datangnya serangan cambuk dari orang itu.

Kepandaian silat yang dimiliki simanusia berbaju hitam ternyata lumayan juga, pergelangan tangan kanannya disendat cambuk tadi secara tiba-tiba ditarik kembali.

Larinya kuda jempolan tersebut sungguh mengejutkan sekali ketika orang tadi menarik kembali serangan cambuknya kuda tunggangannya itu sudah lari dua tombak menggagalkan Siauw Ling dibelakang.

Pemuda she Siauw yang tidak ada angin tiada hujan kena diserang orang hawa gusar segera memuncak, hawa murni disalurkan mengelilingi seluruh tubuh siap menggunakan ilmu meringankan tubuhnya melakkan pengejaran. Siapa nyana mendadak kuda tersebut berputar kalangan kemudian meluncur datang lagi dengan tidak kalah cepatnya, cambuk panjang sekali lagi menyambar datang.

Kali ini Siauw Ling sudah bikin persiapan, tidak memberi kesempatan orang itu menarik kembali cambuknya tangan kanan dibalik keluar, dengan jurus Poh Im Ci Seng atau memecah awan memetik bintang kelima jarinya merapat dan tahu-tahu cambuk tersebut sudah kena dicekal olehnya.

Gerakan Siauw King yang cepat dan tepat pada sasarannya ini membuat si orang berbaju hitam yang ada di atas pelana kuda merasa terperanjat ia mendengus dingin.

“Lepas tangan!”Cahaya hitam berkilat dengan membawa desiran tajam membabat pergelangan kanan Siauw Ling.

“Serangan yang dilancarkan orang ini amat cepat babatan pedangnya!”teriak Siauw Ling dalam hati dengan perasaan terperanjat.

Tangan kanan menyentak ke bawah menarik cambuk tersebut makin mengencang, tangan kiri dengan jurus Lan Siang An Song atau harum semerbak sebar meluas, kelima jarinya separuh menekuk separuh menyentil membabat urat nadi orang itu.

Agaknya si orang berbaju hitam yang ada di atas kuda tahu dia lihay, walaupun tidak sampai menjerit tertahan “Ilmu golok jalan darah Lan Hoa Hu Hiat”tangannya sudah melepaskan sang cambuk diikuti badannya meloncat turun dari pelana.

Kaki kanan Siauw Ling diangkat merebut posisi Tiong Kong menerjang terus kemuka, tangan kiri laksana sambaran petir membabatkan empat buah serangan ke arah seluruh tubuh pihak lawan.

Ilmu pukulan kita “Lian Huan San Tien Ciang Hoat”dari Lam Ih Kong merupakan ilmu silat terdahsyat dalam Bulim, kecepatan menyerang, keruwetan perubahan susah diikuti dengan pandangan mata.

Keempat buah serangan itu memaksa si orang berbaju hitam kena terdesak dan beruntun mundur empat depa ke belakang.

Sewaktu orang berbaju hitam itu meloncat turun dari punggung kudanya pedang panjang sudah disilangkan di depan dada siap melancarkan serangan.

Siapa nyana gerakan Siauw Ling jauh lebih cepat sekali meloncat empat buah serangan sudah meluncur keluar merebut posisi di atas angin si orang berbaju hitam itu kontan saja kena terdesak bukan saja tiada bertenaga untuk melancarkan serangan balasan bahkan untuk menangkispun tidak sanggup. Tapi bagaimanapun ilmu silat yang dimiliki tidak lemah. Menanti keempat buah serangan Siauw Ling sudah lewat dan situasi ia mengendor ia segera melancarkan serangan balasan.

Pedang panjang bergerak gencar cahaya tajam menyebar keempat penjuru teteran pedang menciptakan bunga-bunga pedang mengurung seluruh tubuh pemuda itu memaksa Siauw Ling terdesak mundur dua langkah ke belakang. Hawa gusar dalam dada Siauw Ling makin memuncak.

“Kurang ajar!”pikirnya dihati. “Aku tidak saling mengenal dengan orang itu, tiada pula dendam sakit hati tapi serangannya sangat keji dan ganas aku harus kasih sedikit ajaran kepadanya.

“Ketika ia siap melancarkan serangan gencar, mendadak suara bentakan yang sangat dikenal berkumandang datang, “Heei, kalian cepat berhenti! kalian berhenti, orang sendiri? kita semua orang sendiri!”Sesosok bayangan manusia dengan cepatnya berlari mendekat.

Pertama-tama si orang berbaju hitam itu meloncat mundur dulu ke belakang seraya tarik kembali pedangnya dan berdiri serius.

“Tidak mengetahui kehadiran paman kedua, siauwtit mohon maas sebesar-besarnya.

“Sembari menjura penuh rasa hormat.

Siauw Lingpun berpaling, dilihatnya orang itu memakai baju perlente, sikapnya jumawa sekali.

Orang itu bukan lain adalah Jie Cungcu dari perkampungan Pek Hoa SancengCiu Cau Liong adanya.

Kelihatan Ciu Cau Liong sembari ulapkan tangannya ia tersenyum.

“Saudara ini adalah Siauw Sam siok mu, cepat beri hormat kepadanya.

“Dengan termangu-mangu si orang berbaju hitam itu memandang Siauw Ling lama sekali ia baru menjura.

“Siauw tit Tan Siong Cang menghunjuk untuk paman Siauw sam siok.

“Dengan tajam diperhatikannya orang itu Siauw Ling temukan Tang siong Cang berusia dua puluh empat lima tahunan, wajahnya hitam pekat bagaikan pantat kuali tapi memancarkan sinar cemerlang. Matanya bulat besar dengan mulut yang lebar, sepasang alisnya hitam lagi tebal, tampangnya benar keren.

Usia orang ini lebih besar beberapa tahun dari usia Siauw Ling kini ia memberi hormat kepadanya dengan begitu hormat bahkan memanggil dirinya dengan sebutan paman Siauw sam siok dalam hati Siauw Ling merasa sangat tidak enak.

Buru-buru ia memberi hormat. “Tidak… tidak berani Tan heng.

““Tua muda ada urutannya tingkatan kedudukan ini tidak boleh dikacau balaukan samte kau tidak usah sungkan-sungkan lagi!”teriak Ciu Cau Liong cepat.

Tan Siong Cang dengan membelalakkan sepasang matanya yang bulat besar memperhatikan Siauw Ling terus menerus tidak berkedip.

Akhirnya Siauw Ling mendehem pelan.

“Tan Hian tit tidak perlu banyak hormat lagi!”serunya.

Ciu Cau Liongpun tersenyum.

“Tan Hian tit adalah murid kesayangan Toako yang dikirim keluar perbatasan pada dua tahun berselang malam ini baru untuk pertama kali balik keperkampungan tidak aneh kalau ia tahu akan diri Samte yang sudah angkat saudara dengan kita semua kesalahankesalahan ini mohon Samte jangan pikirkan dalam hati.

““Tindak tanduk Siauwte sendiri yang kasar dan berangasan hal ini tak dapat menyalahkan Tan Hian tit.

““Siauw tit tidak mengenal paman Sam siok semua dosa siauw tit rela menerima hukaman kembali,”Tan Siong Cang menjura.

Merah padam selelmbar pipi Siauw Ling.

“Sudah, sudahlah, kesalahan terletak dikedua belah pihak, tidak usah kita ungkap lagi persoalan ini.

““Pepatah ada mengatakan siapa yang tidak tahu ia tidak salah, Hian titpun tidak perlu menyesal lagi,”sambung Ciu Cau Liong dengan cepat seraya tertawa. “Kepandaian silat paman Siauw Sam siok mu luar biasa sekali. Dikemudian hari kau harus banyak minta petunjuk darinya.

““Jie ko! kau tidak usah meninggi-ninggikan siauwte lagi, kepandaian silat yang dimiliki Tan Hian tit tidak berada di bawah kepandaian siauwte.

““Semuanya adalah orang sendiri, Samte tak usah terlalu merendahkan diri lagi.

“Sinar matanya perlahan-lahan dialihkan kepada Tan Siong Cang kemudian tambahnya.

“Setelah Hian tit memperoleh penghargaan dari suhumu perjalananmu keluar perbatasan tentu berhasil peroleh hasil yang gilang gemilang bukan?”“Soal ini sih bisa dikatakan, beruntung tidak kehilangan nyawa.

“Ia merandek sejenak, lalu ujarnya lagi, “Bagaimana dengan keadaan luka suhuku?”“Hian tit tak usah kuatir keadaan gurumu lagi,”kata Ciu Cau Liong sambil tertawa.

“Bukan saja luka suhumu telah sembuh bahkan ilmu sakti Hiat Im Sin kang yang belum juga berhasil dilatih setelah berjuang mati-matian selama puluhan tahun. Mengambil kesempatan ini telah berhasil mencapai puncak kesempurnaan bahkan beberapa macam ilmu silat yang maha lihaypun berhasil disempurnakan semua ditambah lagi adanya paman Siauw Sam siokmu yang menggabungkan ciri serta keberhasilan Tan Hian tit dengan tugasmu diluar perbatasan tanda perintah Kiem Hoa Ling dari perkampungan Pek Hoa Sanceng kita segera akan merajai seluruh Bulim.

““Sejak suhu menutup diri untuk menyembuhkan lukanya, maka dari itu semua urusan dalam perkampungan dipikul paman Jie siok seorang, selama beberapa tahun ini paman tentu amat menderita sekali bukan?”“Aaah boleh dihitung semuanya aman tentram tak pernah terjadi suatu peristiwa apapun.

“Tan Siong Cang mendongak dan perhatikan sejenak keadaan cuaca lalu ujarnya, “Siauwte harus kembali keperkampungan terlebih dulu untuk melaporkan hasil tugasku selama perjalanannya keluar perbatasan. Paman berdua silahkan berangkat ke belakang.

Maaf Siauw tit harus berlalu dulu.

““Gurumu sedang menjamu tamu terhormat di atas loteng Wang Hoa Loo, karena tidak berhasil menemukan Samte dimana-mana. Dari kampung telah dikirim delapan belas orang jagoan dengan memencarkan diri untuk mencari jejaknya, tidak disangka ternyata kalian paman dan keponakan sedang bergerak sendiri disini.

“Ia merandek sejenak lalu tertawa tergelak dan sambungnya, “Samte! karena Toako tidak berhasil temukan dirimu dan tidak ingin pula menyalahi dirimu dan tidak pula menyalahi tamu terhormat. Sekarang perjamuan sudah dimulai mari kita cepat-cepat pulang.

“Dengan membawa Siauw Ling mereka lari balik ke dalam perkampungan.

“Jago-jago darimana yang telah datang?”bisik pemuda she Siauw lirih. “Tidak disangka mereka dapat perlakuan baik dari Toako dan dijamu di atas loteng Wang Hoa Loo.

““Sampai waktunya Toako akan perkenalkan tamu-tamunya kepada diri Samte apa gunanya kau gelisah tidak karuan ayo! kita percepat dikit larinya.

“Tiga sosok bayangan manusia bagaikan kilat menyambar meluncur di tengah jalan raya yang lurus dan lebar.

Walaupun Tan Siong Cang telah bergebrak beberapa jurus dengan Siauw Ling dan merasakan kepandaiannya tidak lemah, tapi melihat usianya yang amat muda dalam hati merasa rada tidak puas.

Diam-diam pikirnya dihati, “Suhu memang rada keterlaluan bila ingin mengundang orang untuk menggabungkan diri seharusnya mencari seseorang yang berusia rada lanjut, orang ini berusia sangat muda bila suruh aku menghormati dirinya sebagai seorang angkatan tua dan melayani dirinya, sebagai paman benar-benar hatiku tidak puas.

“Karena mangkelnya menumpuk dalam dada dan susah disalurkan keluar ia ada maksud mengalahkan Siauw Ling dalam hal ilmu meringankan tubuh sehingga rada mangkel tadi bisa agak berkurang.

Ia lantas meninggalkan kudanya berlari kencang dalam sekejap mata ia sudah melampaui Ciu Cau Liong serta Siauw Ling.

Ciu Cau Liong adalah seorang manusia sudah tentu iapun tahu maksud hati Tan Siong Cang segera dilepasnya cekalan tangan Siauw Ling seraya berseru lirih, “Samte mari kita berjalan lebih cepat”, dengan sekuat ia meluncur ke depan cepat bagaikan tiupan angin taupan.

Ilmu meringankan tubuh Siauw Ling memperoleh didikan langsung dari Liuw Sian Ci dan si Liuw Sia Ci ini merupakan jago Bulim nomor wahid tiada duanya dalam soal ilmu meringankan tubuh. Kendati begitu Siauw Ling tidak ingin terlalu menonjolkan diri ia selalu mengejar dari belakang Ciu Cau Liong.

Demikianlah masing-masing pihak dengan tetap menjaga posisi satu depa di belakang pihak lain laksana sambaran kilat meluncur ke arah perkampungan Pek Hoa Sanceng.

Perjalanan ini tidak lebih dari lima lie melakukan dengan kecepatan tinggi tidak selang beberapa waktu mereka bertiga telah tiba diperkampungan tersebut.

Mendadak Tan Siong Cang menarik kembali hawa murninya dan berhenti diam-diam ia atur pernapasan lalu berpaling ke belakang.

Dilihatnya Ciu Cau Liong dan Siauw Ling berdiri sejajar dengan jarak tidak lebih dari dua depa dibelakangnya.

Air muka Ciu Cau Liong merah padam bagaikan kebanyakan minum air kata-kata bahkan secara lapat-lapat kedengaran napasnya memburu.

Sebaliknya Siauw Ling tetap tenang seperti belum pernah terjadi sesuatu peristiwa apapun, hatinya merasa sangat terperanjat.

“Kelihatannya aku dengan paman Ciu Jie siok walaupun sudah berlari dengan sepenuh tenaga paman Siauw Sam siok cuma mengejar seenaknya saja,”pikirnya dihati. “Untung sekali perjalanan ini amat pendek dan susah ditentukan siapa menang siapa kalah bila perjalanan yang harus dilalui sangat jauh bukankah melukis harimau jadinya anjing dan mencari malu sendiri??”Tidak terasa lagi rasa kagumnya terhadap Siauw Ling bertambahmenebal Ciu Cau Liong yang sudah bagaimana dahsyatnya kepandaian silat yang dimiliki Siauw Ling sudah pikirkan hal ini dalam hati, ia tersenyum.

“Perjalanan hian tit selama dua tahun keluar perbatasan membuat iolmu meringankan tubuhmu memperoleh kemajuan yang pesat selamat.

““Karena Siauw tit ada maksud buru-buru menghadap suhu guna menceritakan kisahku selama bertugas diluar perbatasan maka siauwte harus berlari duluan harapan paman berdua jangan menyalahkan diriku.

““Haaa… haaa… melihat kepandaian silat hian tit memperoleh kemajuan pesat kami sebagai pamannya untuk bergirang hatipun tidak sempat mana mungkin menyalahkan dirimu lagi.

“Pertama-tama si Cungcu keluar dari perkampungan pek Hoa Sanceng melangkah dulu keatas loteng Wang Hoa Loo.

Puncak teratas dari loteng Wang Hoa loo terang benderang oleh cahaya lampu secara lapat-lapat kedengaran juga suaragelak tertawa yang riang gembira.

Ciu Cau Liong memasuki pintu loteng dipaling depan disusul Siauw Ling sedang Tan Hong Cang mengalah dengan berjalan paling akhir.

Suasana dalam pintu loteng amat angker para penjaga keamanan dengan senjata terhunus berdiri dan berjaga-jaga di sekeliling tempat itu, penjagaan sangat ketat sekali.

Melihat hal ini diam-diam Siauw Ling berpikir “Kelihatannya tamu yang berkunjung datang mempunyai asal usul yang tidak rendah.

“Mereka bertiga langsung naik keloteng tingkat ketiga belas, waktu itu perjamuan sudah dimulai empat orang dayang cantik berdiri dua dikanan dan dua dikir di tengah meja perjamuan duduk seorang perempuan cantik berbaju putih bersih dengan ukiran bunga emas di depan dadanya.

Orang kedua berusia empat puluh tahunan dengan jubah biru langit serta jenggot hitam terurai sepanjang perut wajahnya merah padam bagaikan bocah.

Siauw Ling merasa wajah orang ini sangat dikenal olehnya seperti disuatu tempat ia pernah berjumpa dengan dirinya.

Sinar mata berputar tiba-tiba ia temukan sebuah peti emas yang luasnya ada dua depa tinggi tiga depa terletak disisi kakinya suatu ingatan dengan cepat berkelebat lewat.

“Aaaaakh! benar, bukankah orang ini adalah Ih Bun Han To simajikan rumah pesanggrahan Siang Yang Peng yang berkedudukan dikeresidenan Ci Pak?”Orang yang duduk dikursi paling tengah adalah Jan Bok Hong.

Buru-buru Ciu Cau Liong maju dua langkah kemuka, seraya menjura serunya, “Toako siauwte telah berhasil menemukan Samte?”Perlahan-lahan Jan Bok Hong berpaling memandang sekejap ke arah Siauw Ling kemudian sembari menepuk kursi disisinya ia manggut.

“Mari, kau kemarilah duduk disini.

“Nada maupun peri kelakuannya menunjukkan kesriusan serta penuh kewaibawaan tidak terasa lagi Siauw Ling maju mendekat dan duduk disisinya.

Ciu Cau Liong sendiri kebagian duduk dikursi yang terbawah.

“Tecu menghunjuk hormat buat suhu!”ketika itulah Tan Hong Cang berlutut memberi hormat.

“Ooouw kau sudah pulang, bagaimana hasil perjalananmu keluar perbatasan itu?”“Beruntung tidak sampai memalukan nama besar suhu dan kacaukan urusan.

““Hmmm! Aku sudah tahu, sekarang kau boleh turun dari loteng dan beristirahat.

“Dengan penuh rasa hormat Tan Hong Cang mengundurkan diri hingga mencapai mulut loteng kemudian menjura.

“Tecu mohon diri!”Putar badan, lantas turun loteng.

Setelah lelaki tadi berlalu, Jan Bok Hong baru menuding siperempuan cantik berbaju putih dan bersulamkan sekuntum bunga emas didadanya itu.

“Dialah Kiem Hoa Hujien yang datang jauh dari daerah Siauw Ciang, Samte cepat hormati secawan arak kepadanya.

“Siauw Ling segera angkat cawan araknya.

“Siauwte Siauw Ling, mohon banyak petunjuk dari hujien!”sekali teguk ia habiskan isi cawan.

Wajah Kiem Hoa Hujien penuh dihiasi dnegan senyuman manis.

“Telah lama kudengar didaratan Tiong goan banyak terdapat pemuda-pemuda ganteng setelah perjumpaanku dengan kau malam ini aku berani percaya bila berita tersebut ternyata benar-benar terbukti.

“Pergelangannya berputar menerima cawan arak yang ada dihadapannya lalu sekali teguk menghabiskan isinya.

“Saudara cayhe yang paling kecil walaupun dalam hal ilmu silat berhasil memperoleh kemajuan yang sangat pesat, tetapi pengalamannya masih cetek dikemudian hari masih mengharapkan Hujien suka banyak memberi petunjuk tentang kepandaian daerah Biauw Ciang kepadanya!”seru Jan Bok Hong menimbrung.

Sepasang bija mata Kiem Hoa Hujien berkedip-kedip dengan gerak-gerik penuh kegenitan dan tertawa.

“Bila adikmu ini punya minat sudah tentu aku suka menurunkan ilmu silatku kepadanya.

“Walaupun ucapan tersebut ditujukan kepada Jan Bok Hong tapi sepasang matanya memperhatikan terus seluruh tubuh Siauw Ling.

“Ooouw sungguh besar benar lagaknya,”diam-diam pikir pemuda she Siauw dalam hatinya, “Ucapan tadipun tidak lebih hanya kata-kata sopan belaka, apa kau kira aku Siauw Ling benar-benar suka belajar ilmu silat darimu?”“Aaakh kalau begitu cayhe harus mewakili Samte untuk mengucapkan terima kasih kepada Hujien!”seru Jan Bok Hong kembali, sinar matanya perlahan-lahan dialihkan ke arah Ih Bun Han To lanjutnya “Saudara ini adalah majikan rumah pesanggrahan Ih Bun Han To sianseng.

“Sekali lagi Siauw Ling berdiri sembari menjura.

“Telah lama kukagumi nama besar sianseng ini hari kita bisa berjumpa sungguh merupakan rejeki buat diriku.

“Ih Bun Han To angkat cawannya lantas tertawa.

“Siauw Ling terjunkan diri dalam Bulim tidak sampai setahun lamanya tapi nama besarmu sudah menggeserkan seluruh dunia persilatan. setelah perjumpaan kita malam ini akupun benar-benar merasa kagum.

“Walaupun sewaktu berada digunung Butong tempo dulu ia pernah berjumpa dengan Siauw Ling, tapi Siauw Ling yang dulu hanya merupakan seorang bocah cilik penuh penyakitan, lain dan jauh berbeda dengan Siauw Ling sekarang tidak aneh hanya bayangan maupun dalam benaknya.

“Aaah! Ih Bun heng,”untuk membantah ucapannya.

Sedang pemuda she Siauw sendiripun tahu persoalan yang sudah dijelaskan ini kendati dibantahpun percuma saja, oleh sebab itu setelah mendengar Jan Bok Hong mewakili dia untuk menjawab ia sendiripun membungkam dalam seribu bahasa.

Perlahan-lahan Ih Bun Hant To meletakkan kembali cawan araknya di atas meja.

“Kepandaian silat Jen heng telah mencapai kesempurnaan,”katanya lambat-lambat.

“Kiem Hoa Hujien pun jauh-jauh dari daerah Biauw Ciang telah datang kemari, ini berarti waktu yang dinantikan telah matang. Entah apa rencana selanjutnya dari Jen heng?”“Walaupun siauwte telah memperoleh beberapa macam cara, tapi hingga kini belum berani kulaksanakan, kedatangan kalian berdua sangat kebetulan sekali, siauwte justru kepingin mendengarkan pendapat kalian yang tinggi.

““Aku tinggal jauh di daerah Siauw Cang”kata Kiem Hoa Hujien perlahan. “Terhadap situasi dalam Bulim terutama daratan Tionggoan tidak begitu paham, biarlah kudengarkan saja pendapat kalian berdua.

““Beberapa waktu ini Ih Bun heng telah menjelajahi pegunungan maupun daerah utara serta selatan. Secara diam-diam beberapa kali menyelidiki situasi Bulim aku rasa tentunya dihatimu sudah punya perhitungan yang masak bukan?”“Ehmmm! dari semua partai maupun perguruan besar yang ada diBulim saat ini kecuali Bu Wie Tootiang dari Butong pay, lainnya masih berada dalam dunia impian.

““Beberapa kali Ih Bun sianseng mengunjugi Bu-tong-pay san, apakah kau belum berhasil menaklukkan Bu Wie Tootiang agar suka berpaling kepada kita?”timbrung Kiem Hoa Hujien.

“Kendati sihidung kerbau tua itu ada beberapa kali bicara dengan diriku, tapi selama ini masih belum ada minat untuk berpaling dan bekerja sama dnegan kita. Setiap kali aku bicarakan soal sesungguhnya ia pura-pura yang lain, siauwte tidak ingin maksud pembicaraanku terlalu banyak yang diketahui olehnya maka dari itu walaupun beberapa kali kita jumpa urusan belum juga berhasil.

““Si Bu Wie hidung kerbau itu menganggap dirinya sebagai jago nomor wahid dari perguruan golongan lurus, sudah tentu ia tak bakal suka bekerja sama dengan kita.

“seru Jan Bok Hong menyela.

Ih Bun Han To tersenyum.

“Tentang soal ini Jen hong harap berlega hati di dalam satu bulan mendatang aku duga ia pasti akan datang keperkampungan Pek Hoa Sanceng kita untuk mohon bantuan.

““Mohon bantuan?”teriak Jan Bok Hong tercengang.

“Sedikitpun tidak salah mohon bantuan sewaktu beberapa hari berselang ketika siauwte berjumpa kembali dnegan Bow Wie Tootiang, secara diam-diam aku telah melepaskan hadiah dari Kien Hoa Hujien. Racun ganas itu walaupun bekerja sangat lambat tapi lihaynya luar biasa kecuali obat pemusnah menunggal dari Hujien sendiri tak bakal ada obat lain yang bisa memusnahkan. Oleh sebab itu berani juga di dalam satu bulan mendatang ia pasti datang untuk minta bantuan,”Jan Bok Hong tertawa hambar.

“Selama hidup Bu Wie terlalu memandang tinggi diri sendiri aku rasa ia jauh lebih suka mati keracunan daripada datang minta bantuan dari kita orang perkampungan Pek Hoa Sanceng”, tiba-tiba Kiem Hoa hujien menimbrung dari samping.

“Kecuali seluruh tubuh Bu Wie Tootiang terbuat dari besi baja yang tidak takut menderita siksaan serta sakit yang luar biasa bila ia masih terdiri dari darah dan daging maka ia pasti tak akan kuat nahan siksaan dari gigitan ular emas.

“Wajahnya masih penuh dihiasi senyuman hanya saja sikapnya jauh lebih dingin dan menyeramkan sepasang matanya yang genit penuh daya rangsang melototi Ih Bun Han To tak berkedip.

“Ih Bun heng apakah Bu Wie Tootiang sudah tahu bila ingin minta bantuan cukup datang keperkampungan Pek Hoa Sanceng?”“Soal ini hujien boleh berlega hati sebelum cayhe meninggalkan gunung Butong san, secara diam-diam sudah kuberi bisikan kepada Bu Wie Tootiang.

““Apakah kau kasih disikat bahwa secara diam-diam kau telah melepaskan ular emasKu?”potong Kiem Hoa hujien tiba-tiba Ih Bun Han To tersenyum.

“Sekalipun cayhe bodoh juga tak berani ambil tindakan sebodoh ini aku hanya berkata cuaca serta hawa udara beberapa hari ini kurang bagus kemungkinan besar badan bisa terserang penyakit aneh, sekarnag untuk sementara cayhe berdiam diperkampungan Pek Hoa Sanceng bila Too heng merasa kurang enak tiada halangan boleh kirim orang untuk mendatangi perkampungan Pek Hoa Sanceng.

““Mungkin waktu itu sihidung kerbau sudah merasakan atau mungkin ia benar-benar masih belum tahu sewaktu aku berpamit mohon diri ia masih menghantar aku keluar dari kamarnya tapi tidak mengucapkan sesuatu.

“Kiem Hoa Hujien termenung dan berpikir sejenak kemudian iapun ikut bertanya, “sejak kau lepaskan ular emas untuk membokong Bu Wie Tootiang hingga ini hari sudah ada berapa lama?”“Bila ini haripun ikut dihitung maka sudah ada tujuh hari lamanya entah ular emasmu itu kapan baru mulai bekerja? Bila dihitung seharusnya sudah mulai bekerja,”jawab Kiem Hoa Hujien setelah berpikir sejenak.

“Sekalipun tenaga kweekang yang ia miliki sangat lihay dan dua hari sebelumnya masih bisa bertahan tapi kemaren dulu seharusnya ia sudah roboh dan bila urusan ini cepat diketahui ini hari sudah ada orang yang datang kemari.

“Ia merandek dan tiba-tiba tertawa tambahnya “Jika tiga hari kemudian belum ada juga orang yang datang kemari, maka terpaksa kita harus urungkan niat untuk bekerja sama dengan pihak Butong pay.

““Maksud Hujien?”seru Jan Bok Hong, “Waktu itu partai Butong pay sedang sibuk membereskan jenasah dari ciangbunjien mereka sudah tentu tiada niat sama sekali untuk mencampuri urusan Bulim.

“Diam-diam Jan Bok Hong merasa sangat terperanjat, pikirnya “Sebelum persoalan ini dilaksanakan jikalau harus mengorbankan dulu nyawa Bu Wie Tootiang kemungkinan besar akan membangkitkan rasa gusar dari anak murid Butong pay dan merusak semua rencana yang telah disusun…”Dalam hati ia berpikir demikian, mulutnya tetap tersenyum ramah.

“Walaupun sudah lama cayhe mendengar akan kelihayan ilmu kepandaian daerah Biauw Ciang, tapi belum jelas kuketahui sampai dimanakah kelihayan tersebut.

“Kiem Hoan Hujien sama sekali tidak kelihatan marah atau mengambek. Sinar matanya berputar lalu tertawa terbahak-bahak.

Setelah seseorang memiliki kepandaian silat yang tinggi, kadang kala sifat ingin menang susah dilepaskan dalam hati nalurinyja padahal jika harus mencari kemenangan dengan andalkan ilmu silat yang sungguh-sungguh sering harus membuang banyak tenaga dan waktu. Bukankah hal ini terlalu tidak berharga? “Ia ngomong kekanan ngomong kekiri, yang dibicarakan cuma kata-kata kosong entah apa maksudnya?”diam-diam pikir Siauw Ling dalam hati.

Ia mulai menaruh curiga terhadap mereka, karena secara lapat-lapat didengarnya beberapa orang itu sedang membicarakan dan merundingkan sesuatu persoalan besar dan Bu Wie Tootiang sebagai tokoh pembicaraan menanti didengarnya orang-orang itu hendak mencelakai sitoosu tua ini ia baru terperanjat.

Mendadak terdengar suara bentakan keras segera lapat-lapat berkumandang datang agaknya di atas loteng tingkat ketiga telah terjadi suatu peristiwa besar.

Mendadak Jan Bok Hong angkat cawan dan tertawa.

“Pendapat yang tinggi dari Hujien benar-benar sangat mengagumkan Samte tidak lama berkelana dalam Bulim pengetahuannya masih sangat cetek, harap Hujien suka banyak memberi petunjuk kepadanya, karena ini sangat menguntungkan baginya.

“Kiem Hoa Hujien tersenyum, ia menggerakkan pergelangan mengangkat cawan arak lalu diangsurkan kehadapan Siauw Ling.

Mendapat penghormatan terpaksa Siauw Ling angkat cawan juga demikianlah mereka bertiga saling mengeringkan secawan arak.

Beberapa orang ini pada bergurau dan minum arak dengan sikap yang tenang, terhadap bentakan-bentakan keras yang bergema datang secara lapat-lapat sama sekali tidak ambil perduli.

Kembali beberapa waktu lewat sudah mendadak Ih Bun Han To berkata, “Jan heng! orang itu sudah berhasil menerobos keatas loteng tingkat ketujuh! ini berarti dia bukan manusia sembarangan.

“Jan Bok Hong manggut lantas berpaling.

“Jie te? coba kau turun menengok bila yang datang utusan dari Butong pay ajaklah ia kemari!”Ciu Cau Liong segera letakkan cawan kemeja dan berlalu turun dari loteng, tidak selang beberapa sat kemudian ia sudah balik kembali keruangan teratas dengan memimpin seorang toosu gagah dan keren.

Jan Bok Hong berpaling ia segera mengenali kembali siapakah orang itu kendati orang tadi sudah banyak berubah dan jenggot hitam panjang terurai mencapai dada.

Kiranya ia bukan lain adalah Im Yang Cu anak murid Butong pay yang sudah terkenal diseluruh dunia persilatan.

Im Yang Cu adalah seorang jago Bulim yang amat terkenal sekali. Jan Bok Hong tidak ingin kehilangan pamannya buru-buru ia bangun meninggalkan tempat duduknya.

“Aaakh aku kira siapa yang datang kiranya Im Yang Tooheng, maaf karena tidak tahu akan kedatanganmu sehingga cayhe tidak jauh-jauh menyambut.

“Jan Bok Hong bangun menyahut Siauw Ling sebagai majikanpun ikut bangun berdiri dan mengikuti dari belakang.

Sedang Ih Bun Han To yang memang sudah kenal lama dengan Im Yang Cu tidak ingin memperlihatkan sikapnya, karena itu ia bangun menyambut. Kini hanya Kiem Hoa Hujien seorang yang tetap tinggal dikursinya. Ia pura-pura tidak melihat.

Tampak Im Yang Cu maju dua langkah kemuka lalu menjura kepada Jan Bok Hong, “Sejenak perpisahan sepuluh tahun sudah lewat dengan cepatnya kegagahan Jan Cungcu masih tetap utuh seperti sedia kala kiong hie… kiong hie…”Melihat wajahnya keren wajah tenang sedikitpun tidak menunjukkan perubahan apapun kendati baru saja mengalami pertarungan sengit, di dalam hati Jan Bok Hong merasa sangat kagum.

Mendengar perkataan itu ia tertawa tergelak.

“Saudara ini adalah Im Yang Tooheng dari Butong pay yang nama besarnya telah terkenal diseluruh jagat Samte cepat maju menghunjuk hormat”buru-buru Siauw Ling maju ke depan memberi hormat.

“Cayhe Siauw Ling menghunjuk hormat buat Tootiang, harap tootiang suka banyak memberi petunjuk.

“Pada mulanya Im Yang Cu agak tertegun kemudian dengan cepat balas menjura.

“Oooow, kiranya Siauw Kongcu pun ada disini. Hampir-hampir pinto tidak mengenali kembali.

“Mendadak ia berpaling dan ulurkan tangannya kemuka, serunya sambil tersenyum, “Ih Bun sicu benar-benar ada disini, kalau begitu ciangbun suheng pinto ada ketolongan.

“Sembari berbicara ia keluarkan tangannya kemuka, menurut dunia kangouw maka ini berarti ia ada maksud mengadu tenaga kweekang.

Ih Bun Han To merasa sedikit ada diluar dugaan melihat sikap toosu tersebut pikirnya, “Apakah sihidung kerbau tua ini sedikit sinting sehingga mau cari gara-gara.

“Sudah tentu ia tak bakal jeri untuk menyambut tantangan tersebut, tangannya kontan diulur menyambut angsuran tangan lawan.

“Sewaktu tempo dulu aku mengunjungi gunung Bu tong kalian. Kebetulan Tootiang sedang pesiar keluar”katanya seraya tertawa tergelak. “Di tengah pembicaraan itu telapak tangan kedua belah pihak sudah saling mencekal dengan eratnya, telapak tangan Im Yang Cu panas bagaikan bara, tenaga kweekangnya benar-benar sangat luar biasa.

Meskipun begitu Ih Bun Han To masih bisa mempertahankan diri.

Agaknya Im Yang Cu merasa sudah cukup sampai disini ia tarik kembali tenaga kweekang dan tepuk-tepuk pundak orang she Ih Boe tadi.

“Ciangbun suheng pinto merasa amat kagum terhadap sicu ia berpesan kepada pinto agar secara baik-baik minta petunjuk dari sicu,”Jan Bok Hong mempersilahkan tamunya sambil duduk sedang pikirannya diam-diam berputar.

Sungguh aneh sekali, baik nada ucapan maupun tindak tanduk sitoosu tua ini sangat bertentangan dengan keadaan biasanya apakah ia sedang menggunakan akal licik? Setelah semua orang ambil tempat duduk sikongcu dari perkampungan Pek Hoa Sanceng baru menuding ke arah Kiem Hoa Hujien. “Saudara ini adalah seorang jago aneh dari daerah Biauw Ciang. Kiem Hoa Hujien entah kenalkan tootiang dengan dirinya.

“Im Yang Cu silahkan tangannya di depan dada untuk memberi hormat seraya jawabnya, “Tempo dulu pinti tiada berjodoh untuk berjumpa, tapi nama besar Hujien sudah lama pinto dengar.

“Kiem Hoa Hujien tertawa hambar. “Bila didengar ucapan tootiang semula, apakah kesehatan ciangbunjien kalian rada terganggu?”“Dugaan Hujien sedikitpun tidak salah secara mendadak ciangbunjienkami telah terserang oleh semacam penyakit aneh, berbagai macam obat susah menyembuhkan.

Karena teringat Ih Bun sian seng pernah berkata bila ada urusan suruh datang keperkampungan Pek Hoa Sanceng untuk mohon bantuan dan kesehatan ciangbunjien pinto sangat kritis, maka dengan memberanikan diri pinto datang mengganggu.

““Haaa haaa haaa walaupun cayhe pandai melihat hawa udara dan mengetahui sedikit banyak tentang nasib manusia, sungguh sayang tak kupunyai kepandaian untuk menyembuhkan penyakit apalagi soal tusuk jarum ataupun obat-obatan!”seru Ih Bun Han To seraya tertawa tergelak. “Cuma Tootiang boleh berlega hati, dalam perkampungan Pek Hoa Sanceng dari Jen Cungcu ini sering kali dikunjungi jago lihay kesehatan Bu Wie Tootiang tanggungkan saja di tangan aku Ih Bun Han To.

“Mendengar perkataan tersebut Im Yang Cu segera menjura.

“Ih Bun sicu suka turun tangan membantu pinto merasa sangat berterima kasih sekali.

““Tootiang!”tiba-tiba Kiem Hoa Hujien menyela diiringi suara tertawa dinginnya yang menusuk telinga. “Kedatanganmu kemari kecuali mohon bantuan obat, apakah tidak ada urusan lainnya lagi?”“Sebelum kedatangan pinto kemari memang pernah pinto tanyakan soal ini kepada ciangbun suheng kami.

““Dan apa pesan suhengmu itu?”tanya Ih Bun Han Ti cepat.

Im Yang Cu termenung sejenak, lalu menggeleng.

“Tidak ada! Suheng hanya berkata bila obat yang dimana diberi, sudah tentu amat bagus sekali, bila tidak berhasil mendapatkan obat tersebut…”Semua orang melihat ia ragu-ragu untuk berbicara, kontan dibuat melengak semua.

“Hmmm! bila obat tersebut tidak berhasil didapatkan!”jengek Kiem Hoa Hujien mendengus.

“Bila obat tersebut tidak berhasil kuperoleh dengan cuma-cuma, maka terpaksa kita harus gunakan sistem saling tukar menukar.

““Oouw… dari partai Butong pay kalian masih punya barang pusaka apa sehingga bisa digunakan untuk menukar nyawa seseorang”air muka Im Yang Cu berubah sangat serius. Ia melirik dulu Jan Bok Hong lantas Ih Bun Han To dan akhirnya Kiem Hoa Hujien. “Sudah tentu benda itu merupakan benda yang nilainya melebihi satu kota, tapi pinto harus mendapat keterangan secara bagaimana menolong ciangbunjien kami lolos dari kematian.

“Kiem Hoa Hujien tertawa dingin tiada hentinya.

“Asalkan pusaka tersebut bernilai melebihi sebuah kota, dan benar-benar cukup untuk ditukar dengan demikian Bu Wie Tootiang sudah tentu kami bisa kasih obat untuk menyembuhkan luka ciangbunjienmu, tapi bila barang pusaka itu tak bernilai, terpaksa hanya dua jalan untuk kau pilih sendiri.

““Apa saja caramu itu!”“Pertama, perguruanmu harus digabungkan dengan perkampungan Pek Hoa Sanceng kami lalu semua orang harus tunduk di bawah komando Jen Cungcu, dan cara kedua, kau segera kembali ke gunung Butong san untuk mempersiapkan urusan terakhir dari ciangbunjien kalian.

“Air muka Im Yang Cu berubah hebat, agaknya ia siap mengumbar hawa amarahnya. Tapi dengan cepat golakan tersebut berhasil ditindak.

“Apakah tidak ada jalan yang ketiga!”tanyanya hambar.

“Tooheng kau tidak usah gelisah dulu berundinglah secara perlahan-lahan akhirnya kau bakal peroleh jalan keluar yang paling bagus!”hibur Ih Bun Han To perlahan.

Kiem Hoa Hujien tertawa dingin tiada hentinya.

“Heee hee heee, heee kau tanyakan jalan ketiga? Ada akan kutengok dulu berapakah nilainya barang berharga yang tootiang bawa itu.

“Mendadak ia menyingkap pakaiannya, merogoh ke dalam saku dan mengambil keluar sebuah kotak berwarna kuning tawar lalu tangan diayun melemparkan kotak tadi ke depan pintu sehingga hancur berantakan.

Tindakannya ini berada diluar dugaan semua orang bukan saja Im Yang Cu jadi kebingungan dibuatnya bahkan Jen Bok Hong serta Ih Bun Han To pun pada dibuat kebingungan setengah mati. Mereka cuma bisa duduk saling bertukar pandangan.

Ketika sinar mata semua orang dialihkan ke arah mana jatuhnya kotak tadi tiba-tiba air mukanya pada berubah hatinya merasa amat bergetar.

Kiranya dari pecahan kotak warna kuning tadi muncul delapan ekor laba-laba warna hitam pekat dan berlari menyebar keempat penjuru, dalam sekejap mata seluruh pintu masuk yang ada hanya satu-satunya itu sudah dipenuhi dengan sarang laba-laba yang tebal dan besar.

Di bawah sorotan cahaya lampu, tampak oleh semua orang dari atas jaring laba-laba tersebut memancarkan cahaya kehijau-hijauan yang sangat menyeramkan.

Delapan ekor laba-laba dengan berdiri disekitar sarang tersebut siap berjaga-jaga diri.

Kiem Hoa Hujien angkat tangannya yang putih halus bagaikan salju untuk membereskan rambutnya yang terurai ke bawah.

Setelah mengenali laba-laba hitam ini adalah binatang beracun yang sangat menakutkan seharusnya tahu juga bukan cahaya hijau yang dipancarkan dari jaring laba-laba tersebut bukan barang sembarangan jangan dikata tergigit oleh binatang tersebut. Cukup tertempel oleh jaringan laba-laba itupun sudah bisa menyebabkan kematian yang sangat mengerikan.

Dengan penuh kebanggaan ia tertawa cekikikan setelah merandek beberapa waktu sambungnya, “Jago-jago Bulim dideretan Tionggoan kebanyakan mengetahui perempuan-perempuan dari daerah Biauw Ciang paling pandai melepaskan racun keji tapi mereka tidak tahu kecuali melepaskan racun keji kami masih bisa pula menggunakan beratus-ratus macam racun lainnya.

““Sekalipun jaringan laba-laba itu sangat beracun, aku rasa belum tentu bisa melukai orang!”tiba-tiba Siauw ling menyela dari samping.

Bila ucapan tersebut diutarakan orang lain Kiem Hoa Hujien pasti naik pitam dan mencak. Tapi lain halnya bila perkataan itu diucapkan ileh Siauw Ling.

Bukan saja Kiem Hoa Hujien tidak menjadi gusar bahkan ia perlihatkan satu senyuman penuh kegenitan, “Siauw hengte berbicara begitu tentu ada pendapat lain entah apakah pendapatmu yang tinggi itu.

“Sebetulnya Jan Bok Hong ada maksud menegur Siauw Ling jangan banyak bicara tapi setelah melihat Kiem Hoa Hujien sama sekali tidak menunjukkan maksud untuk marah iapun tidak mencegah lagi.

“Sekalipun laba-laba itu sangat beracun tapi gerak-gerik mereka amat lamban mana mungkin bisa pergi mengejar manusia?”kata Siauw Ling penuh keseriusan, “Sedangkan mengenai sarang laba-laba itu semakin tidak berbahaya lagi beberapa helai surat lendir yang menciptakan sebuah jaring lemas cukup terkena angin atau hujanpun sudah hancur, mana mungkin bisa menahan sebuah serangan kweekang seorang jagoan?”Kiem Hoa Hujien tak dapat menahan rasa geli dihatinya lagi ia tertawa cekikikan.

“Sungguh bagus pertanyaanmu ini. Tidak malu kau bisa berpikir sedemikian cermatnya, cuma sayang laba-laba beracun yang dihasilkan di daerah Biauw Ciang ini bukan saja amat beracun bahkan daya hidupnya sangat luar biasa, sekalipun gerak-geriknya lamban sedikit tapi setelah mereka berhasil membentuk sarang laba-labanya, maka keadaannya lain lagi, jikalau saudara cilik tidak percaya bagaimana kalau kau coba mengirim satu pukulan menghajar jaringan tersebut??”“Tempo dulu Im Yang Cu pernah melepaskan budi menolong jiwaku, dan bila kutinjau situasi ini hari, agaknya ia sudah terjerumus ke dalam keadaan yang sangat berbahaya dan kepepet,”pikir Siauw Ling di dalam hati. “Jika aku tidak berusaha untuk menolong dirinya lolos dari kepungan ini mungkin sulit baginya untuk meninggalkan loteng Wang Hoa Loo dalam keadaan selamat.

“Terdengar waktu itu Jan Bok Hong sedang berseru minta maaf ujarnya, “Samteku masih muda tak tahu urusan. Bila terlalu banyak menyinggung perasaan Hujien masih mengharapkan kau suka memaafkan, sedang mengenai persoalan tersebut, lebih baik hujien lakukan sendiri saja.

“Kiranya watak Jan Bok Hong amat licik dan banyak akal, walaupun ia berhasil mengetahui sarang laba-laba itu sangat berlainan dengan sarang laba-laba biasa, tapi teringat kesempurnaan tenaga kweekang yang dimiliki Siauw Ling dan karena takut hantaman pemuda itu hancurkan sarang laba-laba tersebut atau melukai laba-laba hitam sehingga Kiem Hoa Hujien kehilangan muka dan dari malu menjadi gusar, maka ia coba alihkan tugas tersebut kepada orang lain.

Ia tahu kendati Kiem Hoa Hujien berusaha untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup bangsa Han tapi ia tetap merupakan seorang kelahiran bangsa Biauw yang terkenal kelewat keji sudah tentu bagaimanapun ia mungkin dapat menyamai semua sifat bangsa Han.

Terutama sekali laba-laba hitam itu merupakan binatang aneh jika kena dilukai oleh Siauw Ling bukankah urusan jadi serba tidak enak, siapa nyana Kiem Hoa Hujien cuma tertawa hambar.

“Kalau begitu silahkan Jan Toa kungcu turun tangan untuk mencoba sendiri bagaimana?”Jan Bok Hong tertegun mendengar kata itu, tapi reaksinyapun sangat cepat ia segera berpaling ke arah Im Yang Cu.

“Kita semua adalah kawan searah setujuan bila dalam sekali hantam sarang laba-laba itu tidak hancur kemungkinan besar Im Yang Tootiang merasa tidak puas,”katanya sembari tertawa. “Menurut pendapat cayhe lebih baik percobaan ini diserahkan kepada Im Yang Tootiang saja sekalipun bagaimana akhirnya semua orang rasanya bisa dibikin puas.

“Orang ini benar-benar berbahaya dan keji ia tidak ingin turun tangan mencoba sendiri sebaliknya ingin mencelakai Im Yang Cu, sepasang biji mata Kiem Hoa Hujien mengerling tajam, iapun ikut tertawa.

“Sedikitpun tidak salah biar sitoosu tua hidung kerbau ini yang mencoba agar iapun bisa melek matanya.

“Teringat kesehatan ciangbun suhengnya mau tak mau Im Yang Tootiang harus menahan rasa dongkol dalam hatinya ia mendongak dan melirik sekejap ke arah sarang laba-laba itu kemudian perlahan-lahan mengangkat telapak tangannya keatas.

“Jikalau memang demikian adanya, terpaksa pinto ikuti saja permintaan kalian tanpa membantah.

“Dengan kerahkan tenaga kweekang mencapai empat bagian telapak tangannya perlahanlahan diayunkan kemuka segulung hawa serangan yang maha dahsyat segera meluncur keluar menghajar sarang laba-laba tadi.

Jangan dikata Im Yang Tootiang sekalipun semua orang yang ada dala ruanganpun mempunyai pendapat yang sama yaitu sarang tersebut mana mungkin bisa pertahankan kehancurannya terhadap hantaman angin pukulan sedemikian dahsyat? Siapa nyana peristiwa terjadi diluar dugaan semua orang, sewaktu angin pukulan yang dilancarkan Im Yang Tootiang menghajar di atas sarang laba-laba hitam yang menyear di sekeliling sarangnya mendadak memencar keempat penjuru diikuti dari mulutnya menyemburkan serat beracun yang langsung melayang ke tengah udara dan mengikuti arah datangnya angin pukulan tadi menubruk ke arah Im Yang Tootiang.

Sedangkan sarang laba-laba itu sendiri di bawah hantaman angin pukulan yang sangat keras hanya naik turun tiada hentinya sama sekali tidak mengalami kerusakan barang sedikitpun.

Perubahan yang terjadi diluar dugaan ini bukan saja membuat Im Yang Tootiang merasa amat terperanjat, bahkan air muka Jen Bok Hong pun berubah sangat hebat.

Kiem Hoa Hujien tertawa terkekeh.

“Tootiang kau harus hati-hati jangan sampai tertempel oleh serat beracun atau tergigit oleh laba-laba itu. Kalau tidak maka keadaan lukamu itu akan jauh lebih parah daripada luka suhengmu?”Sewaktu ia mengucapkan kata-kata itu kedelapan laba-laba hitam tersebut sudah makin memperbesar sarang laba-labanya sehingga memenuhi keempat dinding dan mencapai atap ruangan.

Gerak-gerik laba-laba hitam tersebut kelihatannya amat lamban, tapi bergerak di atas serat laba-laba tersebut benar-benar luar biasa cepatnya hingga susah diikuti dengan pandangan mata.

Tampak serat beracun itu makin lama semakin memanjang dan akhirnya semakin mendekati tubuh Im Yang Cu.

Dengan hati kebat kebit Im Yang Tootiang segera membalik pergelangan tangan kanannya mencabut keluar pedang yang tersoren pada punggungnya.

“Jika Hujien tidak berusaha menguasai barang-barang beracun ini lagi, maka pinto takut harus turun tangan melukai mereka.

““Heee… heee… bila Tootiang percaya punya kesanggupan untuk melukai mereka.

Silahkan turun tangan sepuas hati,”sahut Kiem Hoa Hujien tertawa hambar.

“Kalau begitu terpaksa pinto harus mencoba!”Melihat seekor laba-laba meluncur datang pergelangan kanannya kontan digetarkan, pedang panjang meluncur keluar membabat tubuh binatang berbisa tersebut.

Mendadak Jan Bok Hong mengangkat tangan kanannya keatas segulung hawa pukulan yang maha dahsyat meluncur keluar menotok ujung pedang dari toosu Butong pay ini.

Ujung pedang Im Yang Tootiang yang hampir mengenai sasarannya mendadak kena diserang hatinya jadi bergetar keras tak kuasa lagi senjata yang ada di tangan kena terhajar turun ke bawah bahkan hampir-hampir terlepas dari genggaman.

Terdengar suara Jan Bok Hong yang amat dingin berkumandang datang.

“Kedatangan Tootiang keperkampungan kami adalah bertujuan menolong jiwa suhengmu ataukah ingin memamerkan kepandaian silatmu?”Kena ditegur oleh sang Cungcu dari perkampungan Pek Hoa Sanceng ini Im Yang Tootiang mulai berpikir, “Sudah lama dalam dunia persilatan tersiar kabar yang mengatakan kepandaian silat sibayangan berdarah Jan Bok Hong sangat mengejutkan sekali, kelihatannya dugaan itu sedikitpun tidak salah cukup ditinjau dari hawa sentilan tak bersuara tak berwujud yang baru saja ia perlihatkan sudah luar biasa sekali.

“Sekalipun dalam hati ia berpikir demikian diluaran ia menyahut dengan nada dingin.

“Sentilan Jan Toa Cungcu yang baru saja dipertontonkan benar-benar luar biasa.

“Jan Bok Hong tidak menggubris omongan itu, sinar matanya dialihkan ke arah sarang laba-laba yang makin lama semakin melebar dan meluas sehingga mencapai atap ruangan perjamuan tersebut, lama kelamaan ia tidak tahan juga.

“Hujien! cepat kau berusaha untuk menguasai binatang-binatang beracun ini. Jangan sampai membiarkan mereka menodai seluruh ruangan ini dengan jaringan beracun.

“Mendengar sang Cungcu dari perkampungan Pek hoa Sanceng meminta bantuannya Kiem Hoa Hujien tersenyum penuh kemenangan.

“Walaupun laba-laba ini merupakan binatang yang sangat beracun tapi mereka tetap bukan manusia,”katanya perlahan. “Asalkan Tootiang itu mundur dua langkah ke belakang dan laba-laba tadi tidak berhasil temukan sasarannya ia bakal berhenti sendiri dan tidak akan memperluas serangannya lagi.

“Ih Bun Han To pun pada waktu itu tertawa terbahak-bahak.

“Tootiang! bagaimana kalau kaupun menurut mundur dua langkah ke belakang! urusan mati hidup seseorang jauh lebih besar. Apa gunanya mencari satroni dengan beberapa gelintir laba-laba?”Teringat masih suhengnya dalam keadaan kritis, dan kedatangannya kesana hendak minta obat. Im Yang Tootiang tidak ingin karena urusan kecil berakibat besar dengan menahan diri terhadap sindiran Ih Bun Han To ia mundur juga dua langkah ke belakang.

Waktu itu semua perhatian orang-orang yang hadir dalam ruangan rata-rata dipusatkan keatas laba-laba hitam itu, sedikitpun tidak salah. Setelah Im Yang Tootiang mundur dan laba-laba hitam tadi tak berhasil menemukan sasarannya mereka mulai berhenti mengembangkan serat-seratnya guna pembentukan sarang mereka semakin besar.

“Hujien!”seru Jan Bok Hong setelah suasana menjadi tenang kembali. “Laba-laba beracunmu ini betul-betul membuat kami terbuka matanya, dan membuat kami tahu bila beracun merupakan senjata yang paling dahsyat cuma dalam perjamuan harus dikotori dengan hadirnya beberapa ekor laba-laba beracun rasanya kurang sedap dipandang bagaimana kalau hujien menariknya kembali.

““Hii hii… penglihatan Toa Cungcu ternyata jauh lebih tinggi setingkat dari semua orang”puji Kiem Hoa Hujien tertawa.

“Beberapa ekor laba-laba ini bukan saja racunnya ganas bahkan mereka amat pandai jikalau ingin menghancurkan mereka bukanlah terlalu sayang.

“Mendengar perkataan itu seluruh tubuh Jan Bok Hong tergetar sangat keras, pikirnya diam-diam, “Waahh celaka jaring beracun sudah merembet hampir menutupi seluruh ruangan serta pintu loteng bila tidak dapat ditarik kembali bukankah ini berarti semua bakal terkurung di atas loteng, hati perempuan paling keji kemungkinan besar menggunakan kesempatan ini ia hendak membokong diriku.

“Sebagai seorang yang cerdik licik dan banyak akal kendati dalam hatinya sudah timbul rasa curiga tapi air mukanya sama sekali tidak menunjukkan sikap tersebut ia tersenyum.

“Bagaimana? Apakah laba-laba beracunmu susah ditarik kembali? caranya sih ada dua macam cuma aku bingung enaknya menggunakan cara apa yang paling tepat?”“Silahkan hujien mengutarakan kedua cara tersebut agar akupun bisa ikut mengetahui dan menambah pengetahuanku.

““Cara pertama adalah menyuruh Pek Sian jienku menyikat mereka sampai habis tapi bila berbuat demikian ini berarti sudah menyia-nyiakan jeri payahku selama hampir sepuluh tahun untuk memusnahkan laba-laba beracun yang demikian bagus dan lihaynya bukankah amat sayang sekali?”“Apa yang kau maksud sebagai Pek sian jie?”seru Siauw Ling dengan penuh keheranan, Kiem Hoa Hujien tertawa cekikikan.

“Apakah Siauw hengte ingin menambah pengetahuanmu!”serunya, dari dalam saku ia mengambil sebuah kotak pualam yang panjanganya ada satu depa dengan lebar setengah depa lantas sambungnya, “Nih benda tersebut ada disini!”Siauw Ling ulur tangannya menerima kotak itu tapi dengan cepat Kiem Hoa Hujien sudah menarik kembali tangannya dan menyimpan kembali kotak pualan tersebut.

“Bukannya aku tidak ingin kasih lihat kepadamu justru karena watak Pek Sian jie terlalu berangasan jikalau sampai kau menderita luka bukankah berabe?”“Apakah caramu yang kedua?”potong Jan Bok Hong cepat. “Untuk melepaskan genta masih membutuhkan orang bekerja setelah tootiang ini menggusarkan mereka maka lebih baik tootiang ini suka menghadiahkan beberapa macam benda untuk memberi makan kepada mereka, barang apa itu?”Kiem Hoa Hujien tersenyum.

“Lebih baik sebuah lengan atau bila tootiang ini tidak rela sedikit-dikitnya harus potong ketiga jari tangannya, hmm bila pinto tidak mengabulkan permintaanmu itu?”dengus Im Yang Tootiang dingin.

“Terpaksa aku harus menggunakan jantung atau isi perutmu untuk memberi makan kepada mereka?”Nada ucapan perempuan yang bernama Kiem Hoa Hujien ini tajam keji, buas dan sangat mengerikan walaupun bagitu kata-kata tadi diutarakan dengan wajah yang masih dihiasi penuh senyuman bagaikan belum terjadi sesuatu apapun.

Jan Bok Hong melirik sekejap ke arah Im Yang Tootiang. “Jauh kemari sebagai tamu.

Aku Jan Bok Hong sebagai tuan rumah tidak seharusnya bersikap begitu terhadap tetamunya, biarlah tentang soal ini cayhe selesaikan sendiri!”Habis berkata ia lantas bertepuk tangan beberapa kali.

Jilid 23 Seorang dayang cantik berbaju hijau mengiakan dan berjalan datang menghampiri Cungcunya.

“Siapakah namamu?”tanya Jan Bok Hong.

“Budak bernama Hoo Hoa!”“Aku orang ingin pinjam semacam barang entah sukakah kau mengabulkan?”“Perintah Cungcu, budak tak berani menolak.

““Bagus, bagus sekali sekarang kutungi lengan kirimu.

“Mendengar perintah tersebut Hoo Hoa rada melengak dan berdiri mematung.

“Sejak budak menerima perintah untuk datang keloteng Wang Hoa Loo rasanya belum pernah melakukan sedikit kesalahanpun.

““Soal ini sih aku tahu”sinar matanya perlahan dialihkan kearah Ciu Cau Liong. “Jie te! kau membawa pisau belati?”Buru-buru Ciu Cau Liong bangun berdiri lantas menjura dari dalam saku ambil keluar sebilah pisau belati dan diangsurkan ketangan Toakonya dengan penuh rasa hormat.

Setelah menerima pisau belati itu Jan Bok Hong letakkan senjata tadi keatas meja.

“Sekarang turun tanganlah sendiri.

“Melihat seluruh kejadian yang berlangsung didepan mata lama kelamaan Siauw Ling tidak tahan juga. Darah panas bergolak dalam dadanya dengan penuh rasa terharu serunya, “Toako tanpa sebab mengapa kau suruh gadis ini mencacati badan sendiri?”Jan Bok Hong keluarkan tangan kirinya untuk tepuk beberapa kali pundak pemuda she Siauw ini kemudian jawabnya, “Soal ini Samte tidak usah ikut campur apakah kau benarbenar ingin melihat Im Yang Tootiang mengutungi lengan sendiri?”Agaknya Hoo Hoa mengerti bencana tak bakal terhindar dari dirinya, sembari menggertak gigi ia terima pisau belati itu dari atas meja.

“Perintah cungcu budak tak berani membangkang”ujarnya penuh kesedihan.

“Nona tunggu sebentar, pinto ada beberapa patah kata hendak diucapkan!”tiba-tiba Im Yang Cu menggetarkan pedangnya menghadang maksud dayang itu untuk memungut pisau belati tadi dari atas meja.

“Tootiang perkataan apalagi yang hendak kau utarakan! sekarang silahkan disampaikan”kata Jan Bok Hong.

“Setelah pinto yang ditimbulkan peristiwa ini, mana boleh dosa tersebut dipukul oleh seorang gadis yang tidak tahu akan separuh jalannya peristiwa ini. Untuk mengurangi sebuah lengan pinto sebetulnya bukan suatu pekerjaan yang terlalu susah dilaksanakan asal Cungcu suka memberi obat pemusnah buat suheng kami.

“Kiem Hoa Hujien yang mendengar perkataan itu segera tertawa.

“Sekalipun obat pemusnah itu ada, cuma sayang tidak berada ditangan Cungcu!”“Kalau begitu berada di Hujien?”“Ehhmm! kecuali aku, rasanya dikolong langit tak ada manusia yang kedua lagi?”“Bila ditinjau situasinya penyakit yang diderita ciangbun suheng tentu terkena oleh racun yang kau lepaskan!”“Oooouw, bila kau ingin tahu, akupun tiada halangan beritahukan semua kejadian ini kepadamu.

““Pinto akan pentang lebar-lebar telinga untuk mendengarkan!”“Racun itu sih kepunyaan aku, cuma yang melepaskan benda itu adalah Ih Boen heng sewaktu berkunjung kegunung Bu-tong san.

“Air muka Im Yang Tootiang dalam sekejap itu pula beruntun terjadi beberapa kali perubahan, akhirnya dengan berusaha keras mempertahankan ketenangan hatinya ia berkata, “Hujien! Bila kau suka menghadiahkan obat pemusnah buat ciangbun suhengku, pinto rela menguntungi sebuah lenganku!”“Urusan ini tiada sangkut pautnya dengan urusan lain, kau tak boleh mencampur baurkan kedua urusan ini menjadi satu.

““Craaaat”tiba-tiba darah panas muncrat membasahi empat penjuru, butiran darah memancar menodai pakaian semua orang dan bersamaan itu pula sebuah lengan kiri Hoo Hoa sudah terkutung dan jatuh keatas lantai.

Kiranya menggunakan kesempatan sewaktu Im Yang Tootiang bercakap-cakap dengan Kiem Hoa Hujien sidayang cantik Hoo Hoa mendadak merebut pisau belati itu dari atas meja lalu mengutungi lengan kirinya sendiri.

Sepasang mata Siauw ling dengan memancarkan cahaya tajam yang penuh hawa bergidik memperhatikan wajah Kiem Hoa Hujien tajam-tajam lalu sindirnya, “Hmmm selama hidup belum pernah kutenui ada laba-laba yang mendahar lengan manusia aku takut hanya ada manusia yang sedang main gila…”Tangan kanannya laksana kilat menyambar lewat menotokkan jalan darah disebelah kiri Hoo Hoa untuk bantu ia menghentikan aliran darah yang mengucur keluar sangat deras.

Sedang Jan Bok Hong pungut kutungan lengan tadi lalu diserahkan ketangan Kiem Hoa Hujien.

“Lengan ini entah dapatkah digunakan?”“Ooouw sudah tentu bisa digunakan”sahut Kiem Hoa Hujien seraya menerima angsuran kutungan lengan tersebut kemudian sinar matanya dialihkan kearah Siauw Ling.

“Saudara cilik bukankah kau ingin menambah pengetahuanmu? nah sekarang perhatikanlah baik-baik.

“Tangan kanan diayun ia melemparkan kutungan lengan tadi kesarang laba-laba beracun itu.

Kutungan lengan tersebut setelah membentur sarang laba-laba dengan berakibatkan getaran keras segera berhenti dan tertempel erat-erat.

Delapan ekor laba-laba hitam laksana kilat berpaling kemudian sama-sama meluncur kearah kutungan lengan tadi gerakan mereka cepatnya luar biasa didalam sekejap mata kedelapan ekor laba-laba tadi sudah menempel diatas kutungan lengan itu.

Tampaknya lengan yang putih bersih bagaikan salju tadi perlahan-lahan ditarik kebawah sedang darah yang tersisa diatas kutungan lengan tersebut hanya dala sedetik saja telah dihisap kering oleh kedelapan ekor laba-laba hitam tersebut.

Air muka Siauw Ling berubah hebat sehabis melihat pertunjukkan tersebut, ia menghela napas.

“Aakh! kiranya laba-laba penghisap darah!”Kiem Hoa Hujien tertawa terkekeh-kekeh.

“Heee, heee, heee, tidak salah, memang laba-laba penghisap darah! inilah laba-laba aneh yang susah ditemukan dalam kolong langit, saudara cilik! ini hari boleh dikata otakmu betul-betul terbuka oleh suatu pertunjukkan yang sangat menarik hati.

“Walaupun didalam hati Siauw Ling merasa terperanjat bercampur ngeri tapi dihati kecilpun timbul perasaan membenci terhadap Kiem Hoa Hujien ini diam-diam pikirnya, “Watak perempuan ini benar-benar keji dan beracun bagaikan kantupan lebah atau pagutan kalajengking”. Jan Bok Hong sebagai seorang jago yang susah diketahui perubahan wajahnya baik gembira, gusar, murung maupun sedih sehabis melihat pertunjukkan ini berubah juga air mukanya ia menghela napas panjang.

“sudah lama Siauwte mendengar kehebatan Kiem Hoa Hujien sebagai seirang jagoan dalam menghadapi ratusan macam binatang beracun dari daerah Biauw Ciang ini hari boleh dikata benar-benar terburu sepasang mataku.

““Aakh, mana-mana Jen Toa Cungcu terlalu memuji”seru Kiem Hoa Hujien sembari membereskan rambutnya yang terurai dan tertawa manis, “Walaupun aku jauh mengasingkan diri diluar daratan tapi sering sekali berhubungan dengan jago-jago dari daratan Tionggoan sudah lama dengar akan kelihayan ilmu silat yang dimiliki Jen Toa Cungcu entah maukah? kaupun pertunjukkan beberapa macam kepandaian agar akupun sedikit terbuka pengetahuanku yang picik!”Walaupun dia suka Biauw tapi nada maupun bahasanya tidak kalah dari keluwesan gadis Tionggoan.

o0o 
Diam-diam Jan Bok Hong mulai berpikir “Ia paksa aku untuk pertunjukkan ilmu silat, entah apa maksud sebenarnya? perempuan ini berwajah cabul sangat mempesonakan hati semua orang apalagi seluruh badannya menggembol berbagai macam binatang beracun yang aneh-aneh, sekalipun aku masih belum tahu seberapa hebatnya ilmu silat yang ia miliki tapi ketajaman pikiran serta kecerdikan mencari akal jelas melebihi semua orang aku harus berjaga-jaga maksudnya berbuat demikian.

“Setelah timbul perasaan dalam hatinya tetapi diluaran masih tetap tersenyum.

“Sedikit kepandaian siauwte yang becus kemungkinan besar hanya akan mengotori pandangan mata Hujien. Dikemudian hari waktu masih banyak aku rasa pada suatu ketika Hujien tentu akan melihat sendiri bagaimanakah kejelekan ilmu silatku, sekarang kita sedang kedatangan tamu terhormat, mana boleh siauwte pamerkan kepandaian dihadapan orang banyak.

““Perkataan Jen Toa Cungcu sedikitpun tidak salah. Mari kita bicarakan persoalan yang penting”Kiem Hoa Hujien tertawa hambar.

Ketika itu sekalipun Siauw Ling telah menotok jalan darah Hoo Hoa dan menghentikan aliran darahnya tetapi rasa sakit sewaktu lengannya terbabat putus tadi susah dilupakan dari lubuk hatinya air muka berubah pucat pasi bagaikan mayat, sedang keringat dingin mengucur tak henti-hentinya.

Ia tahu bagaimana ketatnya peraturan dari perkampungan Pek Hoa Sanceng, sekalipun kesakitan terpaksa ia harus gertak gigi sambil berdiri tenang tidak bergerak maupun memperdengarkan sedikit suarapun.

Akhirnya Jan Bok Hong berpaling.

“Hoo Hoa kau boleh mengundurkan diri untuk beristirahat.

“Pada saat itu Hoo Hoa baru berani berbongkok menjura.

“Terima kasih atas kebaikan Cungcu.

“Setelah putar badan ia berlalu dari sana lambat-lambat.

Walaupun ia berusaha keras untuk mempertahankan ketenangannya dan berjalan dengan langkah normal. Tak urung saking sakit hatinya seluruh tubuh gemetar keras badan gontai tak menentu.

Melihat langkahnya yang gontai Im Yang Tootiang merasakan darah panas dalam rongga dadanya bergolak keras, rasa duka menyelimuti hatinya.

Kedelapan ekor laba-laba beracun setelah menghisap habis darah dari kutungan lengan itupun tak menunjukkan reaksi lagi mereka berdiam dan tak berkutik.

Perlahan-lahan Jan Bok Hong berpaling dan memandang sekejap kearah Im Yang Cu.

“Kedudukan partai Bu-tong dalam dunia kangouw sangat tinggi sekali dan kedudukan Tootiang didalam perguruan Bu-tong-pay pun sedikit dibawah Boe Wie Tooheng tidak datang sendiri kaupun bisa ambil keputusan bukan?”serunya sembari tertawa.

“Pinto memperoleh perintah dari Ciangbunjien untuk datang kemari membicarakan soal tukar menukar obat pemusnah urusan lain pinto tak berani ambil keputusan sendiri.

““Ehmm semisalnya tidak beruntung suhengmu menemui ajalnya bukankah dengan sendirinya kedudukan ciangbunjien dari Bu-tong-pay akan terjatuh ditangan Tootiang?”“Setiap perguruan mempunyai peraturan perguruan sendiri kedudukan ciangbunjien hendak diwariskan kepada siapa pinto rasa soal ini tiada sangkut pautnya dengan orang lain.

“Jan Bok Hong tertawa hambar.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar