Rahasia Istana Terlarang Jilid 10

Jilid 10

Soen Put-shia yang berada disisi kalangan pun ikut putar otak berpikir keras, “Putrinya selalu berada dalam keadaan tidak sadarkan diri, selama belasan tabun hanya beberapa hari saja berada dalam keadaan sadar: Dengan kejadian seorang gadis lemah tak bertenaga ternyata berhasil menaklukkan seorang gem bong iblis kenamaan, hal ini memang merupakan suatu peristiwa yang patut digirangkan, namun ditinjau sikapnya yang latah…. apakah kegembiraan ini tidak sedikit berlebihan….”

Suatu ingatan berkelebat lewat dalam bona nya, kepada Siauw Ling segera ia berta-nya, “Saudara Siauw, tahukah anda dengan cara apakah nona Lam kong mengundurkan musuh tangguh?”

“AKU kurang begitu jelas” sahut Siauw Ling seraya geleng kepala. “Yang cayhe ketahui hanyalah nona Lam kong te-lah menyerahkan sebuah bungkusan kuning kepada Shen Bok Hong.”

“Saudara Sianw. tahukah kau benda apakah yang ada di dalam bungkusan kain kuning itu?”

“Agaknya sejenis peta rahasial”

“Peta rahasia tersebut tentu penting artinya. bahkan jauh lebih penting daripada kematian kita beberapa orang “

“Sungguh aneh! sunggub mengherankan,” tiba-tiba si Raja Obat bsrtangan keji menimbrung dan samping. “Selama ini putriku selalu berada dalam keadaan tidak sadarkan diri. darimana ia dapatkan peta rahasia tersebut.

“Si makhluk beracun paling suka memuji ke pintaran putrinya,” pikir Soen Put shia “Sampai-sampai dimasa tuanya ia rela melepaskan kejahatan kembali kejalan yang benar, kenapa aku sipengemis tua tidak memuji-muji putrinya agar ia merasa gembira? dengan berbuat demikian mungkin ia bisa merasakan banyak perbedaan antara manusia yang ber-ada digolongan sesat serta manusia yang berada didalam golongan kaum lurus.”

Berpikir akan hal itn, ia lantas tersenyum dan berkata, “Kecerdikan putrimu tiada tandingnya di kolong langit, perhitungannya selalu masak dan tepat, mana bisa kita duga semua jalan pikirannya

Tidak salah lagi, si Raja Obat Bertangan Keji kontan jadi kegirangan setengah mati setelah mendengar pujian itu.

“Soen-heng, terlalu berat ucapanmu itu.” serunya “Pada saat putriku muncul kembali dalam dunia persilatan dikemudian hari, ma-sih sangat mengharapkan perhatian serta bimbingan dari Soen-heng.”

“Dengan senang hati akan kulaksanakan permintaanmu itu.”

“Pada saat ini kedua orang tua Siauw thayhiap sedang menantikan kehadiran putra kesayangannya, silahkah Soen-heng memba-wa Siauw thayhiap untuk berjumpa dengan ayah ibunya, rasa cinta seorang ayah dan ibu terhadap putra putrinya akulah yang tau paling jelas!”

“Bagaimana dengan loocianpwe….”

“Untuk sementara waktu loohu hendak berpisah dulu dengan cuwi sekalian.”

“Kemana kau akan pergi?” tanya sipengemis tua.

Keadaan putriku dalam kondisi penyembuhan, bila knbiarkan dia berada dalam keadaan begini terus. bukankah tindakanku ini meru-pakan suatu tindakan yang patut disesalkan sepanjang masa? Aku hendak mencari suatu tempat ditengah pegunungan yang sunyi dan terpencil untuk mengasingkan diri, aku akan menggunakan seluruh kepandaian yang ku-miliki untuk mencari bahan obat mujarab, membuat pil mustajab dan dengan meminjam kasiat obat obatan tersebut akan kugunakan untuk menutupi kekurangan kekurangan tu-buh putriku, aku hendak menggunakan tempo selama tiga tabun untuk menciptakan sekuntum bunga aneh bagi dunia persilatan.”

“Entah dimana terdapat obat mujarab, di-mana kau hendak mencarinya….”

“Tentang sosl ini harap Soen-heng tak usah kuatirkan, tatkala siauw te sedang mencari obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit putriku tempo dulu, hampir seluruh puncak serta lembah gunung yang tersohor telah ku jelajahi, meski obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit putriku tak berhasil kuda-patkan namun secara sambil lalu aku berhasil mengumpulkan beberapa jenis bahan obat obatan yang sukar didapat, kini benda-benda itu telah ditimbun di dalam suatu tempat yang rahasia sekali letaknya.”

Ia tarik napas dalam dalam memandang bintang yang bertaburan diangkasa, sambungnya lebih jauh, “Aku selalu bercita cita, setelah penyakit putriku sembuh aku akan membuat obat mujarab untuk menguatkan tubuhnya, kemudian mewariskan seluruh kepandaian silatku kepadanya, agar ia berhasil melampaui batas waktu untuk belajar silat, aku hendak menggunakan tempoùsesingkat mungkin untuk memperoleh hasil sebesar mungkin, dan kini apa yang kucita citakan semula hampir menjadi kenyataan.”

“Apabila Yok Ong memang memiliki semangat sebesar itu, aku sipengemis tua tak akan menahan dirimu lebih jauh.”

“Waktu dikemudian hari masih panjang, selama gunung masih hijau dan air masih mengalir kesempatan bagi kita untuk berjnmpa dikemudian hari masih banyak. Nah. selamat berpisah dan sampai jumpa lagi.”

Berbicara sampai disitu, ia putar badan dan berkelebat pergi, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya telah lenyap.

Memandang bayangan punggung si raja obat bertangan keji yang menjauh, Soen Put Shia menghela napas panjang.

“Aaai….! Selama ini perbuatan serta tindak-tanduknya selalu keji dan telengas, sungguh tak nyana ia begitu besar cinta kasih nya terhadap putrinya sendiri.”

“Sejak jamnn dahulu kala yang ada hanya lah anak yang tak berbakti, selamanya tiada orang tua yang tak menyayangi putra-putri-nya.”

“Aaai kini Lam-kong telah pergi, kitapun harus berangkat pula.”

Seolah-olah terperanjat Siauw Ling memandang sekejap kearah Soen Put-shia, bibir nya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya dengan mulut membungkam ia nunyusul di belakang pengemis itu.

Ditengah kegelapan malam yang mencekam kedua orang itu melakukan perjalanan cepat, dalam sekejap mata empat lima li telah dilewati.

Mendadak Soen Put-shia berhenti, dengan kepala tertunduk ia meneliti sejenak permukaan tanah, kemudian berbelok kearah sawah dan melanjutkan perjalanannya.

Siauw Ling pun tidak banyak bertanya mengikuti dibelakang Soen Put shia kembali mereka lakukan perjalanan sejauh beberapa li.

Tiba-tiba…. dari balik semak belukar dihadapan mereka berkumandang keluar suara bentakan seseorang, “Siapa disana “

“Aku sipengemis tua!”

Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat, si siepoa emas Sang Pat telah melon-cat keluar dari dalam semak!

“Dimana ayah ibuku?” Siauw Ling segera menegur.

“Siauwte menganggap tempat ini kurang aman dan sangat berbahaya, maka aku telah memerintahkan Tu Kioe serta Kiem Lan, Giok Lan dengan membawa kedna orang tua meninggalkan tempat ini lebih dahulu, sedangkan siauwte menanti kedatangan toako berdua disini.”

Sepasang alis Sianw Ling langsung berkerut namun mulutnya membungkam, dalam hati ia berpikir ;

“Kekuatan Tu Kioe; serta kedua orang dayang itu minim sekali, seandianya ditengah jalan mereka berjumpa dengan para jago dari perkampungan Pek Hoa San-cung, entah bagaimana jadinya?”

Rupanya Sang Pat dapat menebak apa yang dirasakan dalam hati Siauw Ling, buru buru ia menyambung kembali, “Kami menggunakan kedua ekor anjing raksasa tersebut sebagai penuajuk jalan, mereka dapat menghindari setiap mata-mata perkampungan Pek Hoa San-cung!”

“Mereka sudah berangkat berapa lama?” tanya sang pengemis tua.

“Belum sampai sepertanak nasi lamanya.”

“Kalau begitu mari kita susul mereka!”

“Siauwte akan membawa jalan!” sambil menyimpan sie-poa emasnya mereka segera lari kearah Tenggara.

Malam amat gelap, pemandangan disekeliling mereka susah dilihat jalas. Siauw Ling takut mereka telah salah ambil jalan maka dengan suara berat segera tegurnya, “Saudara Sang, kita jangan lari terlala cepat, jangan sampai kita salah jalan….”

äTak usah toako kuatirkan, siauwte punya perhitungan!”

Siauw Ling tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa ia mengintil dibelakangnya.

Kurang leblh satu li kemudian mendadak tamnak sesosok bayangan hitam laksana kilat meluncur datang.

Siauw Ling segera mengempos tenaga telapaknya diangkat keatas siap melancarkan serangan, tapi secara tiba-tiba ia saksikan Sang Pat membentangkan sepasang tangannya, bayangan hitam tadi langsung menubruk kedalam pelukan Sang Pat.

Kiranya bayangan hitam yang meluncur datang tadi bukan lain adalah salah seekor anjlngnya.

Soen Put-shia memiliki pengetahuan amat luas, meski ia tak paham dengan gerak-gerik anjing tersebut, namun ia merasakan keada-an kurang menguntungkan, tak tahan segera serunya, “Aaaah, rupanya telah terjadi peristiwa diluar dugaan!”

Beberapa patah kata tersebut berat bagai-kan martil yang menggoda hati Siauw Ling, sekujur tabuhoya gemetar keras.

“Peristiwa apa yang telah terjadi ayoh cepat kita lari kesana!”

Mengikuti dibelakang anjing tersebut, mereka lari kedepan dengan segenap tenaga.

Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siauw Ling sekalian amat lihay dan sem-purna sekali, lari anjing raksasa itupun laksana sambaran kilat, maka dalam sekejap mata mereka telah melakukan perjalanan sejauh enam tujuh li.

Ditengah kegelapan malam yang mence-kam tampak sebuah lampu lentera berwarna merah jauh tersungging ditengah angkasa, gulungan ombak yang amat santar bergelora disisi telinga.

Tatkala semua orang angkat kepalanya memandang keluar, terlihatlah Tu Kioe sedang berdiri diatas sebuah jembatan gantung yang menonjol keatas dengan sepasang ta-ngannya memainkan senjata Pit serta gelang perak pelindung tangannya, waktu itu ia sedang melangsungkan pertarungan seru mela-wan seorang lelaki berbaju hitam.

Luas jembatan gantung itu hanya tiga depa lagipula Sudah kuno sekali bentuknya, pertarungan sengit antara dua jago tersehut mengakibatkan jembatan gantung tadi goncang dengan dahsyatnya, suara gemercitan berkumandang nyaring dan setiap saat kemungkinan besar jembatan ambruk dan jatuh kedalam sungai….

Kurang lebih enam tujuh depa dibelakang lelaki berbaju hitam itu berdiri pula seorang lelaki berbaju hitam yang mempunyai pera-wakan badan kurus kecil, tangannya membawa sebuah lampu lentera berwarna merah sebagai penerangan.

Dibawab sorotan sinar lampu tampak dua sosok mayat lelaki berbaju hitam menggeletak diatas tanah, jelas mereka semua terluka diujung senjata Tu Kioe.

Dalam pada itu diujung jembatan gantung tadi tampak bayangan manusia saling berkelebat, secara lapat-lapat tampak sebuah pa-tung yang maha besar berdiri dengan angkernya ditengah kegelapan.

“Aaah! manusia-manusia keparat dari perkumpulan Sin Hong Pang!” Gumam Siauw Ling buru-buru ia lari kedepan dan melon-cat naik keatas jembatan gunung itu.

“Saudara Siauw,” Teriak Soen Put shia “keadaan jembatan gantung itu sudah terlalu parah, mungkin tidak kuat memuat dirimu pula, jangan gegabah…. apa gunanya menempuh bahaya dengan percuma? setelah kita tiba disini rasanya tak usah lari pada mereka lagi. suruh Tu Kioe mengundurkan diri dari atas jembatan-jembatan.”

Siauw Ling menimbang sejenak keadaan situasi diatas jembatan, kemudian menjawab, “Posisi Tu Kiojbardiri pida saat ini Cuma terpaut satu tombak dari permukaan tanah. sekalipun jembatan gantung itu tidak kuat

dan jebol rasanya ia masih sempat meloncat balik ketepian….

“Biarlah siauwte yang menyambnt keda-tangan saudara Tu’ sela Sang Pat sambil memperslapkan senjata Sie-poa emasnya. “Sedang toako temuilah lebih dahulu kedua orang tuamu.”

Tidak menunggu jawaban lagi sang loo-toa dari sepasang pedagang ini segera meloncat naik keatas jembatan teriaknya keras, “Loo jie, cepat mundur dan beristirahat sejenak, serahkan saja manusia ini kepadaku!’

Meski bentakan itu tidak begitu keras, namun Tu Kioe tetap tidak menggubris ucapan tadi, senjata ditangan tetap diputar gencar hal ini jelas menunjukkan bahwa pertarungan tersebut barjalan amat sengit.

Pengalaman Sang Pat amat luas, tatkala ia saksikan Tu Kioe tidak menjawab segera tahulah dia bahwa keadaan sedikit tidak beres, hawa murni dengan cepat disalurkan keseluruh tubuh kemudian menerjang keatas jembatan.

Dalam pada itu Siauw Ling sedang memutar sepasang biji matanya mencari tahu tempat persembunyian kedua orang tuanya, ketika ia tidak berhasil menjumpai Kiem Lan. Giok Lan sekalian, hatinya terasa amat gelisah, pikirnya, “Seandainya kedua orang dayang itu membawa kedua orang tuaku bersembunyi disekitar sini, semestinya sekarang telah mnnculkan diri…. ämengapa hingga kini tidak kelihatan juga batang hidungnya….?”

Belum habis ia berpikir, tampak sesosok bayangan manusia meluncur datang dengan cepatnya-

Ketajaman mata Siauw Ling melebihi orang lain, dalam sekejap mata ia telah saksikan bahwasannya orang itu bukan lain adalah Kiem Lan, maka ia lantas berseru, “Kiem Lan? kedua orangà….”

“Loo-ya serta hujien berada dalam keadaan aman dan tidak kekurangan apa pun jua.” tugas Kiem Lan sambil menerjang kehadapan Siauw Ling. “Sebaliknya Giok Lan telah menderita luka parah, Budak telah memba-wa mereka bersembunyi dibalik semak belukar yang lebar. Hingga kini Tu jie-ya telah membinasakan empat orang musuh tangguh. mungkin isi perutnya telah terluka.

Kongcu! cepatlah tolong dia dan gantikan kedudukannya.”

Siauw Ling tidak membuang banyak waktu lagi, kepada Soao Put shia segera pesannya, “Loocianpwe! aku minta kau suka memeriksa sejenak keadaan luka dari Giok Lan, sedang Boanpwe akan membantu Sang-heng menghadapi musuh tangguh!”

“Aliran air sungai amat deras keadaan situasipun amat berbahaya, lebih baik pertahankanlah keutuhan dari jembatan gantung ini,” pesan sang pengemis.

“boanpwe akan Mengingat pesan itu!” dengan langkah lebar anak mjda itupun berjalan ke atas jembatan.

Sepeninggalnya si anak muda tadi, Soen Pot shia berpaling kearah kiem Lan sambil berkata, “Harap nona suka membawa aku sipenge-mis tua ketempat persembunyian, akan coba kuperiksa keadaan luka dari nona Giok Lan.”

Kiem Lan mengiakan, buru-burn ia berlalu untuk membawa jalan.

Dalam pada itu Siauw Ling telah mendekati jembatan gantung, sedang Sang Pat telah tiba diatas jembatan menggantikan kedudukan Tu Kioe.

Sedang Tu Kioe sendiri dengan langkah sempoyongan mengundurkan diri dari atas jembatan, baru saja tiba dihadapan Siauw Ling dan berteriak “Toako” badannya tidak kuat mem pertahankan diri, lagi. ia jatuh rubnh keatas permukaan tanah.

Laksana kilat Siauw Ling ayunkan tangannya mencengkeram tubuh Tu Kioe, tampak dada serta kaki kirinya telah terluka lebar, darah segar membasahi seluruh tububnya dan keadaan mengenaskan sekali.

“Saudara Tu!’ segera serunya dengan nada sedih. “Korbankan semangatmu siauw-heng akan membantu dirimu untuk memberi bantuan tenaga,jangan keburu pingsan!”

Dengan tangan kiri menahan tubuh Tu Kioe ia tempelkan telapak kananya keatas punggung Tu Kioe dan salurkan hawa murninya lewat jalan darah Ming Bou-hiat diatas tubuh Tu Kioe.

Beberapa saat kemudian terdengar Tu Kioe menghembuskan napas panjang dan membuka sepang matanya

“Toako, ilmu silat siauwte amat…. cetek hampir-hampir saja aku tak melindungi keselamatan kedua orang tuamu, tapi aku telah berusaha dengan segenap tenaga….”

Berbicara sampai disitu, ia pejamkan kem bali sepasang matanya.

“Aaaai….! atas bantuan Tu-heng. siauw-heng pun merasa amat berterima kasih sekali.

la merandek sejenak, kemudian sambung nya, “Lukamu tidak ringan, tidak baik diguna-kan untuk banyak berbicara. Cepatlah salur kan hawa murnimu untuk bergabung dengan hawa murni yang ku alirkan kedalam tubuhmu, berusahalah tenangkan peredaran darah mu kemudian siauw-heng akan mengobati luka-lukamu itu.”

“Terima kasih Toako!” sekilas senyuman tiba-tiba tersungging diatas wajah Tu Kioe yang cidera.

Teringat kegagahan serta semangat jantan saudaranya ini Siauw Ling merasa hatinya pedih bercampur terharu, sembari salurkan hawa murninya ia mengobati luka dalamnya yang parah, iapun memeriksa mulut luka di atas dada serta kaki kiri saudaranya itu. untung luka bacokan itu tidak sampai melukai tulang.

Setelah memperoleh bantuan hawa murni Siauw Ling yang tiada hentinya mengalir masuk kedalam tubuhnya itu, daya tahan Tu Kioe pun berangsur pulih, rasa lelah sehabis bertempur pun menjadi berkurang.

Menengok keatas kening Siauw Ling yang basah kuyup oleh keringat, saudara kedua dari sepasang pedagang ini merasa sangat ter haru bisiknya, “Berkat bantuan hawa murni dari toako, saat ini siauwte sudah dapat mengatur pernapasan sendiri. Toako. kaupun boleh beristirahat sejenak….”

Tiba-tiba…. Suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang datang memo-tong ucapan Tu Kioe yang belum selcsai.

Semua orang berpaling, tampak lelaki berbaiju hitam yang melangsungkan pertempuran sengit melawan Sang pat itu berhasil dipukul jatuh dari atas jembatan gantung

Jeritan ngeri tadipun dengan cepat tenggelam ditengah aliran sungai yang deras dibawah jembatan….

Siauw Ling segera ambil keluar sebung-kus obat luka dari sakunya, membububi obat tadi keatas mulut luka, membungkusnya dengan kain baju kemudian berpesan, “Saudara Tu, baik-baiklah merawat lukamu, aku akan membantu saudara Sang. “

Sementara itu, dan pihak lawan telah muncul dua orang lelaki kekar untuk menggantikan rekan-rekannya yang menemui naas.

Sang Pat siapkan senjata Sie-poanya untuk menyambut kedatangan mereka. namun Siauw Ling dengan keluarkan ilmu meringankan tubuh delapan langkah naik kelangitnya telah melampaui tubuhnya.

Begitu si anak muda itu melayang turun ke atas tanah, jaraknya dengan Sang Pat telah terpaut delapan depa lebih, segera pesan nya, “Saudara Sang, cepat kembali dan rawat luka dari saudara Tu. biarlah siauw-heng yang harus membuka jalan!”

Sang Pat mengerti sampai dimanakah ta-raf kepandaian siiat yang dimiliki si anak muda itu, ia tidak membantah dan segera mengiakan.

“Toako hati-hatilah menghadapi mereka!” Dengan mengempos tenaga Siauw Ling maju menyongsong kehadiran musuh-musuhnya.

Pada waktu itu lelaki yang membawa lentera tersebut telah mengundurkan diri kebelakang setelah menyaksikan rekannya dihan-tam jatuh kedalam sungai oleh senjata sie-poa Sang pat.

Gerakan tubuh Siauw Ling amat cepat. dalam sekejap mata ia telah mengejar sampai dihadapan lelaki berlentera merah itu.

Menyaksikan jalan perginya terhadap musuh, terpaksa lelaki itu memindahkan lenteranya ketangan kiri, sedang tangan kanannya meloloskan tubuh Siauw Ling.

Pada saat ini hati Siauw Ling penuh dili-Puti rata sedih, gusar dan gelisah, serangan yang dilancurkan pun amat berat sekali.

Traang! Ditengah suara bentrokan nyaring yang memekikan telinga. golok lelaki tadi kena dipukul sampai mental kesamping.

Bersamaan dengan gerakan pedangnya membal kemuka, Siauw Ling mengirim pula serangkaian tendangan kilat berantai.

Cepat-cepat lelaki itu menghindar, ia berhasil menghindari ancaman kaki kiri lawan, namun tendangan kaki kanan berikutnya tak bisa dihindari lagi duuuk! lambungnya kena tertendang telak, seluruh tubuhnya mencelat ketengah udara dan bersama sama lampu lentera tadi terbanting diatas jembatan.

Dengan padamnya lampu lentera tadi. suasana diatas jembatanpun seketika jadi gelap gulita.

Sianw Ling membentak keras, pedangnya berputar dan melancarkan serangan terlcbih dahulu.

Lelaki yang berada dipaling depan itu menggunakan sebuah golok raksasa sebagai senjatanya, melihat datangnya tusukan buru-buru ia babat senjata kedepan.

Rupanya orang itu terlalu mengandalkanj kekuatan tangannya, ketika dilihatnya Siauw Ling menyambut golok raksasanya dengan keras lawan keras, ia menduga senjata lawan pasti akan berhasil dipukul lepas.

Siapa smgka peristiwa yang kemudian terjadi jauh diluar dugaannya, tatkala golok serta pedang itu saling membentur, dari ujung pedang Siauw Ling seolah olah muncul suatu tenaga yang berwujud, kekuatan dahsyat yang dipancarkan keluar dari tangannya tadi dengan amat gampang berhasil dibuyarkan. sementara pedang lawan laksana kilat telah membabat kebawah-

Terasa cahaya tajam berkelebat didepan mata, lelaki bersenjata goiok tadi menjerit ngeri, lengan kanannya tahu-tahu sudah kena terbabat kutung menjadi dua bagian

Telapak kiri Siauw Ling bergerak cepat…. Duuuuk! sebuah pukulan bersarang pula didepan dadanya, membuat tubuh lelaki ter-sebut mencelat kebelakang dan roboh dibawah jembatan.

setelah pukul roboh lelaki tadi, kaki kanan Siauw Ling bergerak cepat mencukil golok raksasa lawannya yang menggeletak diatas tanah, kemudian dengan tangan kiri mencekal gagang golok tadi ia sambit senjata tersebut sebagai senjata rahasia mengancam lelaki kedua yang telah menyongsong datang itu.

Ketika menyaksikan rekannya telah roboh ditangan musuh belum sampai dua jam, lelaki itu sudah. tertegun, kini menyaksikan datangnya sambaran golok raksasa ia makin mendekat.

Disaat-saat yang paling kritis itulah, ba-dannya buru-buru berkelit kesamping untuk menghindarkan diri.

Luas jembatan gantung Itu cuma tiga depa dalam keadaan gugup lelaki itu menghindar kesamping, maka tidak ampun lagi kepalanya menumbuk diatas tiang pengaman jembatan tadi membuat kepalanya pusing tujuh keliling dan mata terasa berkunang kunang.

“Sreet! golok rakiasa tadi dilringi desiran angin tajam telah menyambar lewat dari sisi tubuhnya sekalian membawa pergi lengan kirinya yang tak sempat menghindar.

Lelaki itu menjerit kesakitan, pikiran ke dua belum sempat berkelebat dalam benaknya sebuah tendangan kilat telah membuat badannya mencelat jatuh dari jembatan.

Kiranya Siauw Ling merasa amat kuatir atas kehadiran bala bantuan dari Shen Bok Hong, maka ia merasa pada saat ini harus menggunakan gerakan yang paling cepat untuk menyelesaikan musuh-musuhnya, agar ia punya kesempatan membawa kedua orang tuanya meloloskan diri dari situ.

malam semakin amat gelap, rupanya musuh-musuhnya yang ada diseberang jembatan tak seorangpun yang tahu akan hasil pertarungan rekan rekannya, meski kedua orang lelaki itu Sudah roboh namun tiada bala bantuan yang muncul iagi.

Mengambil kesempatan baik itulah Siauw Ling mengempos tenaga dan menerjang turun dari jembatan.

Pada waktu itu diujung jembatan tampak dua orang lelaki kekar bersenjata golok berkepala setan sedang melongok kearah jembatan.

Jelas mereka tidak pernah menyangka bahwa kedua orang bala bantuan yang barusan dikirim. dalam sekejap mata Sudah roboh binasa diujung pedang Siauw Ling.

Gerakan tubuh si anak muda itu luar biasa cepatnva, menanti kedua orang itu sadar akan bahaya. Siauw Ling telah tiba diujung jembatan pedang ditangan kanannya dengan gerakan,” Hay Hoe Sin Loo “menciptakan selapis bayangan pedang yang menyilaukan mata menyerang orang yang ada disebelah Selatan, sedang tangan kirinya dengan ilmu totok Siauw Loo Sin Ci menyerang musuh di Utara.

Sungguh dahsyat ilmu totokan tersebut, lelaki diarah Utara itu belum sempat melihai jelas wajah Siauw Ling, jalan darah penting Hian Kie Hiat diatas dadanya sudah terhajar telak oleh ilmu Siauw Loo Sin Ci tersebut, tidak sempat berteriak lagi badannya roboh keatas jembatan.

Sedangkan orang yang ada disebelah selatan tatkala menyaksikan berlapis lapis bayangan pedang mengurung kepalanya, dengan. gugup putar goloknya untuk menangkis, siapa sangka tangkisannya mengenai sasaran yang kosong.

Suatu ingatan yang mengerikan terbayang diatas wajahnya, buru-buru ia putar badan siap melarikan diri, sayang tidak sempat lagi. cahaya pedang berkelebat lewat diatas kepalanya, batok kepala yang gede itupun kena terbabat kutung dan rontok keatas tanah.

Dalam sekejap mata Siauw Ling telah menyelesaikan lagi dua orang musuhnya, ia teruskan langkahnya menerjang kedepan.

Mendadak…. cahaya api berkilauan, ditengah kegelapan malam mencekam secara tiba-tiba muncul dua buah lentera yang menerangi seluruh ruangan.

Siauw Ling menghembuskan napas pan-jang, ia mendongak dan terlihatlah sebuah patung raksasa berwajah seram berdiri dengan seramnya kurang lcbih empat tombak didepan mata.

Delapan orang lelaki berbaju serba hitam dengan senjata terhunus berdiri berjajar-jajar dihadapan patung area tersebut.

Empat orang lelaki tinggi besar berbulu hitam, bercelana pendek dan ditengah mirip maunsia, setengah mirip kunyuk berdiri di-kedua belah samping patung tadi.

Sedangkan dibelakang area tersebut tampak bayangan manusia bergerak rapat, entah berapa puluh orang jago bersemayam disitu.

“Sin-Hong Pangcu!” tegur Siauw Ling sambll menyilangkan pedangnya didepan dada. “Kalaukau ingin angkat nama didalam dunia persilatan. mengapa tidak berani menjumpai orang dengan wajah aslimu? Hum! berlagak misterius menyaru jadi malaikat, kau anggap bisa menakut-nakuti orang?”

“Siapa kau? Besar benar bacotmu ‘” seren-tetan suara yang merdu dan nyaring mun-cul dari balik patung area.

Sepasang alis Siauw Ling berkerut pikirnya, “Kalau didengar dari suara pembicaraan-nya, jelas dia adalah seorang wanita. sungguh tak nyana seorang perempuan ternyata dapat menciptakan sebuah patung patung yang amat besar dan berwajah seram untuk bersembunyi didalamnya.

Berpikir sampai disitu, ia menjawab ketus ‘Cayhe Siauw Ling, ling, sungguh jarang sekali menjumpai seorang perempuan ber-main setan didalam dunia kangouw macamkau…. Heee h-ee…. patung seram in hanya bisa menakut-nakuti manusia dungu belaka, kalau kau ingin meminjam keseraman tersebut untuk menjagoi dunia kangouw

Hoooo hoooo…. apa kau tidak merasakan bahwa perbuatanmu itu sangat menggelikan sekali?”

Rupanya orang yang berada dibalik patung berwajab seram itu dibikin gusar oleh ucapan Siauw Ling, dari sepasang matanya yang gede bagaikan kepalan tangan itu seca-ra tiba-tiba memancar keluar dua rentetan cahaya tajam.

“Kalian mundur semua, akan kujumpai sendiri manusia yang bernama Siauw Ling ini!” serunya dingin.

Delapan orang lelaki berbaju hitam yang mencekal pedang itu sama-sama mengiakan dan mengundurkan diri kebelakang patung.

Pada saat ini pengetahuan Siauw Ling da-lam menghadapi musuh tangguh indah amat luas sekali, sejak kehadirannya ditempat itu secara diam-diam ia awasi terus gerak-gerik keempat manusia aneh berbulu hitam itu, menyaksikan gerak-geriknya yang lambat tonjolan otot-otot tubuhnya yang kekar ia mengerti bahwa kekuatan tubuh keempat orang Itu luar biasa sekali, diam-diam ia pertingkat kewaspadaannya.

Sementara itu dari balik patung area telah berkumandang keluar suara teguran yang amat merdu

“Hey Siauw Ling, silahkan mulai turun tangan!”

“Kau bersembunyi dibalik patung area, secara bagaimana kita bisa bergebrak?”

“Haaa…. haaa…. patung area inilah Sin Hong Pangcu, silahkan kau turun tangan dengan sesuka hatimu!”

Siauw Ling awasi patung area tersebut tampak tinggal patung ada satu tombak lebih empat lima, seluruh tubuhnya dicat warna-warni, ia tak tahu bagaimana harus turun tangan menghadapinya, maka ia berseru, “Cayhe akan menanti pelajaran, silahkan pangcu turun tangan lebih dahulu!”

Diluar ia berkata demikian,” dalam hati pikirnya

“Selama kau masih bersembunyi dalam. patung area, akan kulihat dengan cara apa-kah kau hendak turun tangan.”

Meski dalam hati berpikir. namun ia tak berani berlaku ayal, diam-diam si anak muda inipun bikin persiapan.

….”Selama kan masih bersembunyi dalam patung area, akan kulihat dengan cara apa-kah kau hendak turnu tangan.”

Meski daiam hati berpikir. namun ia tak berani berlaku ayal, diam-diam si anak muda inipun bikin persiapan.

Dalam pada itu Siauw Ling telah berada kurang lebih satu tombak dihadapan patung area tersebut, tatkala di rasakan datangnya semburan cahaya putih itu amat santar, buru buru pedangnya dibabat keluar untuk menangkis.

Traaang….! ditengah bentrokan nyaring cahaya putih tersebut mental kesamping setelah termakan tangkisan pedang Siauw Ling.

dibawah sorotan cahaya lentera, tampakalah cahaya putih yang barusan terpental itu bukan lain adalah sebilah pedang pendek yang panjangnya kurang lebih satu depa.

Setelah terpental kesamping, pedang pendek itu berputar setengah lingkaran ditengah udara kemudian secara tiba-tiba meluncur kembali kedalam mulut area yang gede dan lebar itu.

Siauw Ling tertawa dingin, serunya: “Diujung pedang pendek itu nona Ikat dengan seutas tali yang kuat, tentu saja senjata tadi bisa kau gunakan dan tarik kembali dengan sekehendak hati sendiri. Hmml permainan semacam ini tak dapat dikatakan sebagai suatu permainan yang kukoay dan mengejutkan hati.”

Baru saja ia menyelcsaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara kemeresek yang amat nyaring berkumandang diangkasa, lengan kanan sang arca yang gede dan kasar itu perlahan-lahan melayang datang.

Siauw Ling silahkan pedangnya didepan dada siap menghadapi musuh. sepasang matanya dengan tajam mengawasi terus gerak gerik lengan arca itu

“Siauw Ling!” terdengar Sin Houg Pangcu berseru. “Kalau punya nyali beranikah kau maju sedikit lagi kedepan???”

“Kenapa tidak berani???” jawab Siauw Ling sambil melangkah maju kemuka.

“Saudara Siauw!!!” tiba-tiba Soen Put Shia yang ada dibelakang berseru. “Jangan sampai terperangkap oleh siasat licik lawan!”

Sesosok bayangan manusia diiringi desiran angin tajam meloncat datang, sebelum tubuhnya tiba angin pukulan telah dilepaskan kedepan, segulung angin tajam dengan cepat menghantam telak diatas dada patung area tersebut….”

Tampak patung area yang tinggi besar itu bergoyang tiada hentinya. namun tetap tak bergerak barang sedikitpun jua,

Dengan tangan kanan Soen-put-shia melancarkan pukulan udara kosong. tangan kirinya segera menyambar lengan kiri Siauw Ling dan menyeret si anak muda itu mundur kebelakang.

“Saudara Siauw, saat ini keadaan kita sangat tidak menguntungkan, apa gunanya mengumbar hawa amarah dengan dia?” bisiknya lirih.

“Ucapan locianpwe memang tidak salah, tetapi ia menghadang jalan perginya kita kalau tidak kita tundukan lebih dahulu, dari mana kita bisa melewati rintangan ini?”

“Kenapa kita tidak memutar saja dari samping mereka?”

Dibelakang patung arca itu masih tersem-bunyi tidak sedikit jago lihay, apakah mereka rela melepaskan kita dengan begitu saja….

Bicara sampai disitu, dengan suara lirih si anak muda itu menambahkan, “Saat ini luka yang diderita Tu Kioe serta Giok Lan tidak ringan, dewasa ini sudah tiada kemampuan untuk bertempur lagi, sedangkan kedua orang tuaku pun tidak pernah belajar ilmu silat. seandainya kita tak dapat mengusir gerombolan Sin Hong Pang ini dan memukulnya mundur, aku rasa sulit bagi kita untuk melewati mara bahaya ini.”

“Setelah aku sipengemis tua menerjunkan diri kembali kedalam dunia persilatan, dari anak murid perkumpulan kami aku dapat tahu tentang keadaan dari patung area ini Tanda pengenal dan perkumpulan Sin Hong Pang ini aku dengar dibuat oleh dua belas orang ahli kenamaan selama sepuluh tahun lamanya, alat rahasia yang dipasang dalam patung tersebut luar biasa dahsyatnya, bukan saja tangan serta kakinya dapat berputar sambil melancarkan serangan. bahkan dapat pula melepaskan tiga puluh enam macam senjata rahasia yang berbeda. Aku dengar diantara senjata rahasiapun ada kabut beracun serta air beracunnya merupakan senjata yang terkeji. Barang siapa berani melang-kah satu tombak dari hadapannya, serta iapun memiliki llmu silat yang bagaimana lihay pun serta gerakan tubuhnya bagaimana cepatpun jangan harap bisa terhindar dari halangan kabut beracun serta air beracunnya!”

“Jadi kalau begitu patung arca dari perkumpulan Sin Hong Pang ini tak dapat di-layani olah siapapun?”

“Setiap kabar berita yang tersiar ditempat luaran, kebanyakan pasti ditambahi dengan kata-kata gede yang mengibul, sulit bagi kita untuk menduga keadaan sebenarnya. Tempat mereka mengatakan patung ini sangat lihay, sekalipun ada kata kata yang sengaja dibesar-besarkan, rasanya kenyataan tidak akan terpaut terlalu jauh. Kini kau adalah satu satunya tuan penolong yang dapat menyelamatkan umat Bulim dari kemusnahan, disamping itu harus melindungi pula keselamatan kedua orang tuamu, Apa bila bukan terdesak oleh keadaan lebih baik janganlah mengambil jalan untuk adu jiwa, seandainya memang tiada jalan lain…. yaah apa boleh buat, tetapi selama masih ada kesempatan untuk menghindar. hindari-lah jalan yang menempuh bahaya, lagi pula pihak lawan bukan menghadapi dirimu dengan tangan telanjang, apa sih gunanya mengumbar napsu terhadap senjata rahasia, ka-but beracun serta air beracun?”

“Lain bagaimana menurut pendapat Loo-Cianpwee?”

Menurut pendapat aku sipengemis tua, lebih baik kita lanjutkan perjalanan dengan memutar saja, asalkan kita mendekati ruang lingkungan satu tombak darinya meski ada senjata rahasia rasanya tidak nanti bisa me lukai kita.”

“Baiklah. kalau begitu aku akan menuruti pendapat locianpwee saia, kini biarkanlah bosnpwe menghadapi musuh sedang locianpwee suruhlah mereka cepat-cepat menyebrangi jembatan.”

“Tak usah, aku sipengemis tua telah menjanjikan tanda peringatan dengan Sang Pat sekalian!”

Berbicara sampai disitu, ia mendongak dan bersuit panjang

Sementara Itu Siauw Ling pun merogoh keluar segenggam mata uang, katanya dengan suara lirih, “Meski patung arca lni dibuat amat sem-purna. namun tubuhnya yang besar dan be-rat sulit untuk bergerak secara leluasa, asal kita dapat menghalangi beberapa orang anak buahnya jangan sampai menggerakkan patung arca itu. rasanya itu sudah lebih dari cukup.”

“Keadaan situasi yang kita hadapi amat kritis, aku rasa saudara Siauw pun tak usah ragu-ragu untuk turun tangan melukai musuh kalau kita tidak sedikit tunjukkan kelihayan, darimana pihak lawan bisa kita bikin jeri?”

“Ucapan locianpwee tepat sekali….” si anak muda ini merandek sejenak, kemudian sambungnya dengan suara lantang, Hey orang-orang dari perkumpulan Sin-Hong Pang, dengarkan baik baik perkataan-ini! Cayhe sekalian lewati tempat ini sama sekali tidak membawa maksud untuk bergebrak melawan cuwi sekalian. tetapi seandainya cuwi sekalian mendesak terus menerus jangan salahkan kalau cayhe akan turun tangan keji!”

“Heee…. heee…. kiranya setengah harian kalian bercakap-cakap, apa yang dibicarakan bukan lain adalah siasat untuk melarikan diri,” jengek Sin Hong, Pangcu sambil tertawa dingin.

Tampak batok kepala patung arca yang berwajah seram itu perlahan-lahan bergebrak serentetan cahaya mata yang tajam menatap kedua orang itu tiada hentinya.

“Ehmm, perkataan locianpwee sedikitpun tidak salah,” bisik Siauw Ling lirih. “Patung arca ini benar-benar diciptakan dengan amat sempurna sekali!”

“Siauw Ling!” kembali terdengar Sin Hong Pangcu berseru sambil tertawa dingin, “Pun-pangcu sudah lama mendengar nama besar-mu dalam dunia kangouw, ini berani kah kau bertarung melawan aku”

“Caybe sama sekali tidak jeri terhadap-. diri nona, namun berhubung malam ini aku masih ada banyak urusan yang harus segera diselesaikan maka tak dapat terlalu lama aku berdiam disini, seandainya dikemudian hari aku punya kesempatan untuk berjumpa lagi dengan pangcu, aku orang she Siauw pasti akan mohon petunjak dari satu tombak di-hadapan pangcu”

Sungguhkah ucapanmu itu?”

“Tentu saja sungguh.”

“Lepaskan mereka pergi, siapapun dilarang untuk turun tangan menghalangi mereka,” tiba-tiba Sin Hong Pangcu berteriak lantang.

Peristiwa ini bukan saja jauh berada di-luar dugaan Siauw Ling sampai-sampai Soen Put shia yang berpengetahuan banyak dan berpengalaman luaspun dibikin tercengang oleh kejadian itu.

Sementara itu tampaklah empat orang manusia berbulu hitam itu sama-sama menggotong arca tadi mengundurkan dirl sejauh tiga tombak kebelakang sehingga terbukalah sebuah jalan lewat.

“Locianpwee! bisik Siauw Ling lirih. “Pengetahuanmu sangat luas, dapatkah kau lihat sebenarnya apa yang telah terjadi?”

“Jika didengar dari suara yang berkumandang keluar dari balik patung arca itu, rupanya Sin Hong Pangcu adalah seorang perempuan!”

“Sedikitpun tidak salah.”

“Kalau begitu lapat sekali, selama hidup aku sipengemis tua paling takut dengan sejenis manusial”

“Siapa yang kau takuti?”

“Perempuan, setiap perbuatan yang dilakukan perempuan tak pernah dapat aku tebak dengan tepat.”

Sementara mereka masih bercakap-cakap. Sang Pat dengan membawa kedua orang tua Siauw Ling. Tu Kioe serta Kiem Lan, Giok Lan telah menyebrangi Jembatan gantung. kedua ekor anjing raksasa itupun ikut menguntil dibelakangnya Sang Pat.

“Toako!” bisik lootoa dari sepasang pedagang ini dengan suara amat lirih. “Perintah hancurkan jembatan gantung ini? Tatkala Siauwte sedang menyebrangi jembatan tadi, dapat kulihat dua kuntum bunga api meluncur ketengah angkasa. kemungkinan besar para pengejar dari perkampungan Pek hoa-san-cung telah tiba!”

Mendengar kabar tersebut sepasang alis Sianw Ling kontan berkerut.

“Kalian cepatlah berlalu dari sini. lebih baik pilih jalan kecil yang sunyi dan terpencil, sedang kejadian selanjutnya biarlah di-hadapi olehku serta Soen Loocianpwee dua orang. Tindakan pihak Perkumpulan sin Hong Pang yang memberi jalan lewat bagi kita sulit diduga maksud tujuannya, kemungkinan besar mereka akan berubah pendapat!”

Sang Pat tidak berani banyak bicara lagi, sambil menggendong Siauw-thay-jien dan melayang Tu Kioe segera berlalu terlebih dahulu.

Kiem Lan dengan menggendong Siauw hu-jien serta memayang Giok Lan menyusul di-belakang Sang Pat.

Menyaksikan kedua orang tuanya Itu menderita akibat perbuatannya selama ini dalam dunia – persilatan, Siauw Ling merasa amat sedih sekali, tak terasa titik-titik air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya.

Agaknya Sin-Hong pangcu adalah seorang perempuan yang pegang janji, selama rombongan Sang Pat mengundurkan diri dari situ, mereka sama sekali tidak turun tangan menghadang.

Menanti Sang Pat semuanya telah pergi jauh, Siauw Ling baru berbisik kepada Soen Put shia ;

“Loociaupwee, kitapun harus segera mengundurkan diri, “Baik, alangkah baiknya kalau kau menyapa dulu sang pangcu dari perkumpulan Sin Hong Pang!”

Siauw Ling tidak menjawab. pikirnya dalam hati, “Ditinjau dari situaisi yang terbentang di-depan mata malam ini, seandainya Sin Hong Pangcu benar-benar turun tangan, mungkin kedua orang tuaku, serta Tu Kioe dan giok Lan yang terluka sukar untuk lolos dari sini dalam keadaan selamat, aaai memang sepantasnya aku menyapa dulu kepada dirinya “

Segera ia menjura kearah patung dan ber-seru, “Baik hati pangcu yang ditujukan pada malam ini, aku orang she-Siauw akan ingat selain dalam hati, kemudian hari aku pasti akan membalas kebaikan ini.”

“Tak usah berterima kasih lagi, nah cepatlah berlalu!”

“Ayo jalan,” bisik Soen Put-shia, sambil menarik tangan Siauw Ling, mereka segera berlalu dari situ.

ilmu meringankan tubuh yang dimliki ke dua orang ini amat sempurna, dalam sekejap mata mereka telah berhasil menyusul Sang Pat sekalian.

Menanti mereka telah bergabung dengan rombongan, Soen Put-shia menghembuskan napasnya panjang katanya, “Saudara Siauw, kalau didengar dari nada ucapan Sin-Hong Pangcu barusan. rupanya mereka tidak mengandung rasa permusuhan dengan dirimu!”

“Hingga kini boanpwee pun masih belum mengerti apa sebabnya secara tiba-tiba ia bisa buyarkan rasa permusuhan dan menjadi sahabat.

Aaaal hati kaum perempuan memang paling sukar diduga, lebih baik tak usah kita pikirkan lagi, oooh yaaa, ada satu persoalan penting hendak kubicarakan dengan dirimu, entah saudara siauw hendak memutus-kan secara bagaimana?”

‘Urusan apa?”

“Dewasa ini makin tersohor namamu dalam dunia persilatan, semakin banyak permusuhan yang kau ikat, terutama sekali Shen Bok Hong, ia telah menganggap dirimu sebagai duri diatas mata. Kekuasaan serta pe-ngaruh perkampungan Pek Hoa sancung amat besar, aku rasa bahkan ada diatas partai-partainya besar dewasa ini. sedang kau dengan sendirinya berubah jadi permimpin di-antara para jago-jago dikalangan lurus, kekacauan yang terjadi dalam Bu-lim saat ini tak akan bisa tenang kembali dalam tiga im tahun mendatang, aku pengemis tua menasehati dirimu lebih baik pikullah beban ini.

tentu saja aku akan membantu dirimu dari samping. sekalipun mati juga tidak menyesal. Namun ayah serta lbumu merupakan suatu resiko yang amat besar, barang siapapun berhasil menawan kedua orang tua itu berarti dapat menundukkan dirimu, memaksa kau berubah pikiran hingga tenagamu di-gunakan orang, maka kita harus pikirkan hal itu dengan serius.”

Siauw Ling monghembuskan napas panjang mulutnya bungkam dalam seribu bahasa.

Oleh karena itu persoalan yang paling penting dewasa ini adalah menghantarkan orang tuamu kesatu tempat yang aman dan rahasia, dengan demikian kau bisa menghadapi musuh tangguh dengan sepenuh hati.” Soen Put shia menambahkan,

“ucapan loocianpwee sedikitpun tidak salah tapi dimanakah letak tempat yang aman itu?”

“Markas besar perkumpulan Kay pang kami termasuk daerah yang aman, cuma ayah ibumu mungkin merasa seditik dan kurang leluasa karena setiap hari harus bergaul dengan kaum kaum pengemis.”

“Meskipun markas besar perkumpulan lo cianpwee dijaga amat ketat, tapi sayang seribu kali sayang dalam kubu perkampungan itu tersendiri sudah tersusup mata-mata dari perkampungan Pek-Hoa san-cung. dan sean-dainya kedua orang tuaku berdiam didalam markas besar perkumpulan locianpwe, mungkin kabar berita ini dengan cepat akan tersiar kedalam telinga Shan Bok Hong….”

“Sungguhkah ucapanmu itu?”

“Loocianpwee. sebarusnya kau tah bukan bahwa aku tak pernah bicara tak karuan sebelum ada bukti? Bukan saja dalam tubuh perkumpulan loocianpwee saja yang telah di susupi mata-mata Shen Bok Hong, bahkan dalam setiap partai besar yang berdiri de-wasa ini telah disusupi oleh mata-mata Shen Bok Hong tidak terkecuali perkumpulan Sin Hong Pang.”

“Turun temurun anggota perkumpulan Kay-pang kami dianggap orang sebagai ma-nusia paling setia kawan. seandainya benar benar terjadi peristiwa macam ini, ooh! benar-benar suatu kejadian yang memalukan sekali”

la merandek sejenak, lalu menambahkan: “Saudaraku tahukah kau siapakah orang itu

“Tatkala Shen Bok Hong mengumpulkan mereka, pada wajah mereka memakai keru-dung hitam semua, sehingga sulit bagi boan-pwe untuk mengenalinya.”

“Telah lama aku sipengemis tua tidak mencampuri urusan perkumpulan, tetapi persoalan ini amat serius sekali, tak bisa tidak aku harus selidiki orang itu sampai dapat.”

Siauw Ling menghela napas rlngan. bibir nya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu namun akhirnya dibatalkan

Dalam hati si anak muda itu sadar bahwa masalah ini amat serius dan besar akibatnya sehingga bila ia salah bicara kemungkinan besar akan menimbulkan pertumpahan darah dalam tubuh perkumpulan itu sendiri. maka sebelum mendapat bukti yang nyata ia tidak berani sembarangan bicara.

Soen Put-shia mendehem ringan, lalu ber kata kembali, “Ketika Shen Bok Hong menderita luka parah tempo dulu, seandainya para jago yang mengejarnya dia mau bersabar betul mencari dengan seksama kemudian menghukum mati dirinya, dunia persilatanpun tidak nanti akan jadi kacau macam ini hari.

Aaaai. membabat rumput tidak ke akar-akarnya, timbullah bibit bencana seperti sekarang ini, mungkin kejadian ini jauh diluar dugaan para jago yang mengejar gembong iblis tersebut dahulu.”

“ilmu silat yang dimiliki orang Ini bukan saja amat sempurna dan sukar diukur, kelicikan serta kekejamannya sukar ditandingi pula oleh orang lain, yang aneh mengapa justru manusia semacam ini berhasil mengumpul-kan jago Bu lim sebegitu banyak untuk jual nyawa kepadanya?”

“Orangnya pandai mengumpulkan orang. akalnya licik hatinya kejam dan ilmu silat-nya lihay, tentu saja namanya cepat menjulang keangkasa….” pengemis tua itu merandek sejenak lalu melanjutkan

“Kalau memang Kay-pang tak bisa didatangi, lalu bagaimana rencana saudara mengenai kedua orang tuamu?”

“Boanpwee pun tak mengerti dimanakah merupakan tempat yang aman f”

‘Saudaraku, kau harus menyelesaikan dahulu masalah kedua orang tuamu secara baik-baik:, dengan demikian kau baru dapat bertindak leluasa dalam dunia persilatan. Menurut pandangan aku sipengemis tua, nama besarmu dewasa ini sud h menggetarkan dunia kangouw, dua tiga tahun kemudian kau pasti akan diangkat sebagai pemimpin Bu-

lim dan bersaing dengan Shen Bok Hong serta siauw Yauw-cu. selama ratusan tahun belakangan belum pernah dunia kangouw mengalami kekacauan seperti ini hari, ini merupakan jaman yang paling mengenaskan bagi umat kangouw, bukannya aku sipe-ngemis tua menyanjung dirimu, tapi ditinjau dari situasi Bu-lim saat ini kecuali kau seorang rasanya tiada orang kedua yang dapat menyelesaikan keadaan ini”
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar