Po Kiam Kim Tjee Jilid 17

JILID 17

TATKALA itu aku berada dirumahnya sobatku dengan tidak punya pekerjaan apa2 maka aku lantas ikut Siauw Jie" Soe Poan cu manutur lebih jauh. "Akupun memikir buat ketemui Biauw Cin San dan thio Giok Kin itu. Diluar dugaan kami, baru saja sampai di Kho yang, ditengah jalan kami telah berpapasan dengan Biauw Cin San dan Thio Giok Kin. Aku mesti sesalkan Siauw Jie, buat kasemberonoannya Begitu ketahui siapa mereka itu dengan tidak kata apa apa lagi Siauw Jie hunus pedangnya dan menerjang, hingga pertempuran tidak dapat dicegah lagi. Aku lihat Siauw Jie benar benar pandai ilmu silat dan gagah, Ia bukan hanya hadapi Biauw Cin San dan Thio Giok Kin berdua, ia lawan 5 orang, oleh karena 5 orang itu berkawan dengan tiga orang lain. semuanya she Ho, yaitu Ho Sam Houw sekalian.

Mereka gagah, pertempuran sangat hebat. Setelah bertarung lama juga, dengan pedangnya Siauw Jie berlukai lengan kiri dari Ho Cit Houw. Apa mau selagi musuh banyak senjata rahasia Biauw Cin San pun lihay. Diluar sangkaan, iga kirinya Siauw Jie terkena sebatang piauw dari Teng couw Hie Ikan Lodan atas mana gerakannya jadi kendor dengan lantas, tidak heran kalau goloknya Ho Sam Houw kegera mengenai pundak kanannya. Menampak demikian aku tidak berayal lagi, aku teriaki orang polisi untuk minta pertolongan. Atas itu, Biauw Cin San batalkan kehendaknya akan bunuh Siauw Jie. mereka lantas singkirkan diri. Bersama orangku, aku bawa Siauw Jie kerumah penginapan, aku belikan ia obat luka, sayang lukanya hebat. Sekujur tubuhnya lantas menjadi panas. Berulang ia nyatakan ia mau ketemu kau, Lie Toaya, ia bilang ia hendak bicarakan suatu urusan penting.

Darahnya Bouw Pek meluap mendengar Siauw Jie menjadi korban keroyokan, tetapi air matanya lantas mengucur mengetahui sobatnya yang jujur dan gagah itu terluka parah, Ia gagah dan berhati keras, tetapi ia tak dapat mencegah air matanya turun bercucuran

"Maka itu, toaya, dengan tidak berayal lagi aku terus tunggang kudaku dan kaburkannya ke kota raja." Soe Poau coe meneruskan keterangannya. Tapi aku tidak berani masuk kedalam kota. Kebetulan sekali aku dapat cari sobatku thio Gouw ini maka aku minta pertolongannya supaya ia cari kau dan sampaikan kabar dari aku, aku sendiri menunggu disini dengan dua ekor kuda. Aku girang, yang saudara Gouw telah bcrhasil mengadakan kau datang kemari Toaya, hayo lekas naik kuda, mari kita memburu ke Kho yang aku kuatir, apabila kita terlambat, kau tidak akan ketemu lagi Siauw Jie selagi ia masih hidup! "

Sembari kata begitu Soe Poai coe bertindak kekuda mereka, akan buka tambatan dia binatang tunggangan itu.

"Mau, toaya, lekas!" ia mendesak ia sendiri mendului lompat naik keatas kudanya Ia terokmok, tetapi ia bisa loncat dengan gesit

"Selama ini aku memang lagi tunggui Biauw Cin San sekalian " kata Bouw Pek seraya dengan sengit menusuk tanah dengan pedangnya, "jikalau tidak, niscaya sedari siang aku sudah tinggalkan Pakkhia buat susul dan cari Siauw Jie. Kalau sekarang aku ikut kau, apakah orang tidak akan sangk aku kabur karena takut terhadap Biauw Cin San itu?"

Ia bersangsi sesaat apabila ia ingat soal ini See Poan coe goyang kepala.

"Tidak !" kata tukang warung arak ini. "juga Thio Giok Kin dan Biauw cin San sekalian tidak akan sampai di Pakkhia dalam waktu yang cepat. Aku tahu betul, dari thio yang mereka lebih dulu telah menuju ke Poleng. Lie Toaya hayolah naik atas kudamu, mari kita pergi ke Kho yang aku lihat Jie ya sedang rebah dirumah penginapan, dengan napas tinggal sekali dan sekali tarik, ia asyik tunggui kau "

Bauw Pek lantas kertak giginya.

"Baiklah ia manggut" Mari kita pergi " Tapi ia menoleh pada Siauw Gia Kang, pada siapa ia kata: Aku minta kau suka pergi pula kekota. ke Tong su tam tiauw, kerumah Tek Ngo ya, tolong kau beritahukan bahwa aku telah tinggalkan Pakkhia buat cari Beng Soe Ciauw, Bilang juga bahwa paling banyak dalam tempo belasan hari aku akan sudah kembali Tapi ingat, jangan kau kasih tahu aku pergi sama siapa dan juga bahwa aku pergi ke Kho yang"

Baik, toaya," sahut si Kala kecil yang Cerdik ini.

Tapi Soe Poan coe terperanjat mendengar nama yang asing itu.

"Siapa itu Beng Soe Ciauw?" ia tanya.

"Beng Soe Ciauw adalah Siauw Jie." Bouw Pek jawab. "Ia seorang yang mempunyai riwayat luar biasa, nanti di sepanjang jalan aku akan ceritakan padamu"

Sembari kata begitu, Bouw Pek contelkan pedangnya diatas sela , setelah singsatkan bajunya ia lompat naik atas kuda itu.

Soe Poan coe menoleh pada si Gouw, ia tersenyum: "Gouw Hiatee, sampai ketemu pula ia kata.

Sampai ketemu!" kata kawan itu.

Sekejab saja dua ekor kuda telah dikasih diri meninggalkan Kwan siang dan Ciang gie moei, mereka lerat dijalan besar dengan angin musim Cin menyampok nyampok mereka. tuyuan mereka adalah barat daya

Siauw Gia Kang lihat orang telah pergi jauh ia masuk kewarung teh buat minta air dan dahar dua mangkok mie, setelah itu dengan tidak buang tempo lagi ia kembali ke kota raja, kerumahnya Tek Siauw Hong, guna sampaikan warta pesanannya Bouw Pek.

Si Kala Keiyil ini adalah orang she Gouw dan biasa dipanggil Gouw Toa, ia seorang penjahat kecil, satu kali di Ekcioe ia telah hadapi bahaya dari seorang dengan siapa ia berbentrok, ia tentu sudah dibunuh mampus jkalau tidak kebetulan datang Soe Poan coe yang telah tolongi dia, maka tu mengingat budinya si Gemuk ia bsrsedia akan lakukan segala macam titahnya Ph san coe Soe Kian dengan sungguh Ketika belakangan Soe Poan coe pindah kekota raja dan buka warung arak, ia juga menyuju ke Pakkhia. Ia hidup tak keruan kapan ia sedang apes ia suka datang kewarung akan tangsal perutnya, buat mana Soe Kian tidak pernah minta bayaran, hingga akhirnya Soe Poan coe sering perintah ia cari kabaran, hingga segala macam kejadian tukang warung arak ini bisa mendapat tahu. Demikian segala halnya Lie Bouw Pek dan Tek Siauw Hong, semua itu Soe Poan coe mendapat tahu karena pandainya si Kala Kecil ini mencari kabar. Begitu diuga segala halnya Coei Siam. Poan Louw Sam dan Cie Sielong, temannya tidak ada yang lolos dari mata dan kupingnya si Kala Kecil.

Sekarang ia diperintah pergi pada Tek Siauw Hong.ia

girang bukan main karena ia ingun bertemu yang pertama ini akan bikin ia jadi kenal orang Boan itu yang terkenal manis budi dan suka bergaul dengan siapa juga. Buat ia tidak sukar untuk cari rumahuya orang she Tek itu. Kapan telah sampai didepan pintu, pada pengawal ia kata:

"Aku orang suruhan Lie Bauw Pek Toaya, ada urusan penting buat mana aku mesti menghadap Tek Ngoya untuk bicara sendiri IPengawal lihat ia berhadapan dengan seorang miskin yang biasanya lantang lantung dijalan besar, kendati orang bilang ia bawa kabar penting ia toh minta orang tunggu didepan pintu setelah itu baru ia masuk ke dalam.

ketika itu Tek Siauw Hong dan Yo Kian Tong sedang pasang omong di kamar tulis, perjamuan telah ditutup dan ia telah antar Tiat Pweelek dan Khoe kong Ciauw pulang. Mereka berdua bicara sambil minum teh Ia terkejut kapan dengar orang suruhannya Bouw Pek.

Lihatlah adat aneh dari Bouw Pek" kata ia pada Yo Kian tong, sembari tertawa. Baru saja ia pergi atau ia telah kirim orang datang kemari! Apa ia mau?" Yo Kian Tong juga tertawa.

Sesudah minta tamuaya duduk sebentar, Tek Siauw Hong berbangkit dan bertindak keluar. Melihat Tek Siauw Hong, Siauw Gia kang unjuk hormatnya.

"Lie Bouw Pek, Lie Toaya baru saja meninggalkan Pakkhia kata ia kemudian untuk sampaikan Wartanya. Lia Toaya telah perintah aku datang pada Ngoya untuk sampaikan pesanannya, katanya toaya paling lama dalam tempo belasan hari pasti akan sudah bisa pulang kembali."

Tek Siauw Hong kaget.

"Apakah ia berangkat sendiri?" ia segera tanya. "Kemana ia pergi? Ada urusan penting bagaimanakah?"

Orang Boan ini menanya nyerocos sampai ia tidak sempat berpikir lagi.

"lie Toaya berangkat seorang diri" jawab Siauw Giakang yang mendusta untuk turuti pesanannya Bouw Bek. Kemana toaya pergi aku tidak ketahui, tetapi rupanya ia tidak akan pergi jauh." la lalu tambahkan, Kabarnya ada satu tuan Beng Soe Ciauw yang terluka, entah dimana, begitu lie Toaya mendengar kabar itu ia berangkat dengan segera."

Siauw Hong makin heran hingga ia tcrcengang. Soe Ciauw terluka? Kenapa? Ia lantas tanya pula Kala kecil, ia menanya dengan melit tetapi saban ia dapat jawaban "Tidak tahu".

Karena Siauw Gia kang, yang pegang kepercayaan, tidak mau langgar pesanan. Cuma belakangan ia tambahkan lagi. "Segala apa aku tidak ketahui. Aku ketemu Lie Toaya didalam Ciang gie moei , ia sedang tuntun kudanya hitam, ia bawa pedang, setelah bicara padaku ia naik atas kudanya dan kabur keluar kota"

Sekian lama Siauw Hong bingung saja. "Baiklah," kata ia kemudian.

kalau nanti kau dengar apa apa perihal Lie Toaya, kau lekas datang mengasi kabar padaku.

Lantai orang she Tek balik kedalam, la banting banting kaki.

"Urusan benar sulit" berkata ia pada Yo Kian Tong. "Bagaimana sekarang kita harus bekerja? Beng Soe Ciauw katanya ter luka, entah dimana, dan Bouw Pek telah pergi menyusul dia Katanya sesudah belasan hari, baru Bouw Pek bisa pulang "

Yo Kian Tong juga merasa aneh. Urusan terlalu gelap bagi mereka,

"Kau jangan terlalu ibuk, bicaralah dengan pelahan" ia mengasi ingat. Kalau nona Jie dengar hal ini, ia mesti berangkat menyusul! Menurut dugaanku, lukanya Beng Soe Ciauw berbahaya dan tempat kejadiannya tak jauh dari sini mungkin Bouw Pek akan lekas kembali dengan bawa Soe Ciauw kesini untuk dirawat......

Siauw Hong tetap berduka dan bingung.

"Lie Bouw pek sudah pergi, kalau nanti Biaw Cin San datang dan ia tidak dapat cari anak muda itu, apa ia tidak akan datang cari aku juga?" demikian ia pikir, bahna berkuatan. "Kalau Biauw Cin San datang padaku, apakah aku tidak akan mendapat malu?......

Kekuatirannya ini ia lalu utarakan pada Yo Kian Tong. Tapi piauwsoe itu tertawa dingin.

"Jangan kuatir" ia kata. "Kalau Biauw Cin san dan thio Giok Kin dan rombongannya sampai datang kemari, aku sendirian akan hadapi mereka ia kata.

Tetapi Siauw Hong berkuatir. kendati Yo Kian Tong telah berikan kepastian itu. Maka ketika kemudian orang she Yo ini pamitan pulang, tidak siakan tempo lagi bergantian ia kunjungi Tiat Pweelek dan Khoe Kong Ciauw, buat kasi tahu kabar tentang Bouw Pek itu.

Tiat Pweelek dan Khoe Kong Ciauw juga merasa heran, malah Gin thio, yang belum kenal Bouw Pek cukup baik, lalu curigai sianak muda jerih terhadap Biauw Cin San dan sengaja pergi menyingkirkan diri

Sampai malam Tek Siauw Hong baru pulang, ia terus berduka dan berkuatir, ia simpan rahasia terhadap Jie Sioe Lian. Ia telah pesan pengawal pintu akan menjaga pintu dengan hati hati. iapun selalu siap dengan goloknya, yang ia tidak pernah taruh jauh dari dirinya.

"Tak bisa lain, tolong diri sendiri adalah yang utama" demikian ia pikir. "Lie Bouw Pek sudah pergi, percuma saja kalau aku andalkan Khoe Kong ciauw dan Yo Kian Tong.

Biarlah Oey Kie Pok kirim Biauw Cin San, aku nanti pertaruhkan jiwaku!. "

Sejak itu Tek Siauw Hong tidak mau ke luar rumah, jikalau bukannya sangat perlu. Ia lebih banyak berdiam dirumah, ia selalu siap sedia.

Yo Kian Tong tinggal terus dihotel Tiam Hok Tiam diluar Cian moei. setiap hari dengan bergiliran ia kirim piauwsoe pergi kerumahnya Siauw Hong untuk dengar dengar kabar, ia sendiri pun kadang kadang datang berkunjung buat pasang omong dengan sobat orang Boan ini.

BERSELANG LIMA HARI dari kejadian diatas, Khu Kong Ciauw berpikir mengunjungi Oey Kie Pok guna kasi tahu yang Lie Bouw Pek sudah meninggalkan kota raja, untuk minta sobat itu jangan musuhkan Tek Siauw Hong lebih jauh.

Ketika Kho sie ketahui niatan suaminya itu, ia nyatakan ingin ikut. Ia bersobat rapat dengan Shi sie yalah isterinya Oey Kie Pok, yang kabarnya dapat sakit, maka ia hendak tengok sobat itu.

Khu Kong Ciauw suka ajak isterinya, maka selagi ia perintah siapkan kereta, si isteri lantas dandan dan sediakan dua rupa barang antaran, kemudian nyonya ini ketemui mertuanya untuk kasi tahu tentang ia mau sambangi nyonya Kie Pok.

Khoe Kong Ciauw tinggal di Sanhia Kauw yan, kota Barat, dan Oey Kie Pok tinggal di Pak Sin Kio. Tang shu kota Timur, maka perjalanan jauh juga Kereta disiapkan dua buah, satu untuk Kong Ciauw sendiri, satu lagi untuk nyonya khoe dan budaknya,

Baru saja keretanya dikasi berhenti, Khoe Kong Ciauw sudah lantas loncat turun dari keretanya itu. Ketika ia memandang ke gedung, ia lihat didepan ditempat menambat kuda, ada lima atau enam ekor kuda sedang ditambat disitu, sedang bediri di depan pintu gedung ada tiga orang yang romannya bengis dan menyoren golok pendek. Maka melihat itu, graf ini menjadi heran.

Dipintu kebetulan muncul bujang kapan ia lihat Khoe Kong Ciauw, ia segera menghampirkan buat unjuk hormatnya.

"Oh, Khoe Toa siauwya datang" kata ia. "Eh, Toa naynay juga turut datang"

Khoe Koag Ciauw tidak menyahut, ia hanya tunjuk beberapa ekor kuda itu

"Siapa itu yang datang?" ia tanya.

Itulah beberapa sobatnya Soeya, yang datang dari Holam sahut si bujang.

Kong Ciauw terperanjat, karena ia segera menduga pada Biauw Cin San sekalian. Tadinya ia mau suruh isterinya pulang saja, tetapi waktu itu telah muncul beberapa bujang perempuan, yang keluar menyambut maka terpaksa ia antap isterinya masuk. Bujang bujang perempuan itu juga telah kasi hormat padanya.

Kho sie muda dan elok sekali, dirumah pamili Oey itu semua orang kagumi ia, maka itu ia selamanya disambut dengan hormat dan girang. Baru saja ia meliwati pinmoei, kelihatan She sie menyambut dengan diapit oleh dua orang perempuan muda, yalan gundik Kie Pok atau ie thay thay.

Keduanya kelihatan girang sekali, mereka saling unjuk hormat. "Kabarnya kesehatan Shie So coe terganggu, aku sengaja datang menyambangi," kata Kho sie

Sekarang aku sudah sembuh" sahut nyonya Oey "Benar dua hari yang lalu kepalaku panas dan sakit" Ia tertawa.

Nyonya rumah menghaturkan terima kasih, lantas ia undang tamunya masuk kedalam.

Khoe Kong Ciauw ikut masuk, ia telah ucapkan beberapa perkataan pada nyonya rumah yang terhadap ie tidak usah menyingkirkan diri. Ketika lewat dikawal tamu, dari

dalam situ ia dengar suara riuh dari orang bicara dan tertawa, ada yang suaranya keras dan kasar, hingga ia jadi menaruh perhatian. Baru saja ia hendak melongok, dua bujang kelihatan keluar

"Soeya kita persilahkan toasiauwya duduk sebentar dipedalaman" kata mereka.

Memang, dirumahnya Kie Pok, Kong Ciauw merdeka buat duduk diruangan dalam.

Khoe kong Ciauw manggut. tetapi tidak puas. Ia ajak isterinya masuk terus dengan she sie dan dua gundiknya Kie Pok terus pimpin mereka. Sesampainya di thia dalam, ia lantas duduk sedang isterinya masuk kekamarnya Shi sie. Ia mesti duduk sendirian, kendati ada budak perempuan yang suguhkan

ia teh.

Lama juga Kong Ciauw duduk ia telah irup tehnya baru ia lihat Kie Pok muncul. ia ini kelihatan gembira, air mukanya terang, tapi sikapnya terburu buru.

"Saudara kau duduklah dulu! ia berkata dengan manis. "Sebentar kita nanti pasang omong! kau tahu, Teng couw hie Biauw cin San dan Kim thio Thio Giok Kin bersama sama Ho Sam Houw sekalian sudah datang mereka sekarang lagi duduk dikamar tamu! Kau duduk saja disini, tunggu sebentar aku mau layani dulu mereka itu!"

Setelah kata begitu, ia putar tubuhnya dan pergi kembali kekamar tamu. Khoe Kong Ciauw mendongkol hingga ia duduk bingung saja, sampaikan sepatah kata ia tidak bisa keluarkan terhadap sobat itu yang sikapnya, ia heran, bisa berobah sampai begitu rupa.

"ia sobatku dari banyak tahun, kalau ia kedatangan sobat, adalah seharusnya ia ajar kenal aku pada sobat2 itu" ia pikir. "Tapi sekarang tidak, terang ia telah main gila terhadapku duluan ia sangkal yang ia kenal Biauw Cin San dan Thio Giok Kin, tetapi sekarang, setelah mereka itu datang, ia sambut mereka begitu rupa! Kenapa ia perlakukan aku begitu dingin?"

Sebab mendongkol, Kong Ciauw tidak bisa kendalikan diri lagi. Ia berbangkit.

"Pergi kasi tahu toa naynay, sekarang juga aku mau pulang!" kata ia pada bujang perempuan, yang menantikan diruangan itu

untuk melayani ia.

Kho sie sedang kongkouw dengan She sie, ia heran kapan dengar suaminya ajak ia pulang dengan mendadak, ketika Shi sie coba menahan, supaya mereka bisa bersantap sore sama Kong Ciauw menampik.

Nyonya Kie Pok sekalian heran melihat air muka merah dari graf itu, hingga mereka tidak berani kata apa2, lantas saja

,mereka mengantarkan sampai diluar pia moei

Kie Pok telah dikasi tahu yang sobatnya mau pergi, ia tidak keluar untuk menemui atau mengantar, ia tetap layani semua tamunya yang baru, dari suaranya yang riuh, terang mereka sedang bergembira sekali.

Dengan mendongkol Khoe Kong Ciauw ajak isterinya dan bujangnya keluar terus. Sampainya didepan, tiga orang yang sedari tadi berdiri didepan pintu kembali mengawasi ia, terutama isterinya. Sekarang ini pada muka mereka yang bengis tersungging senyum ceriwis.

"Lihat itu. isterimu telah keluar lagi!" berseru orang yang kate pada kawan disampingnya, yang tampangnya ia betot. Kong Ciauw gusar hingga ia tidak dapat kendalikan diri. Ia menghampirkan dan tendang si mulut jahai itu sambil mendamprat:

Telor busuk! Apa kau bilang?"

Tendangan itu mengenai dengan telak, orang itu rubuh namprah.

Tapi dua kawannya menjadi tidak senang, mereka hampiri Kong Ciauw buat memeganginya.

Dengan cepat orang yang jatuh itu merayap bangun, sambil hunus goioknya ia menghampirkan dan terus membacok seraya mulutnya memaki:

"Kurang ajar ! Kau berani tendang thayyamu? demikian suaranya yang kotor. ,Thay-yamu lain datang dari Holam ke Pakkhia dengan ikut Biauw Thayya, apa kau kira aku bisa terima hinaan kau ini?"

Kong Ciauw tidak tunggu sampai orang datang dekat, kembali ia mendului menendang, hingga orang itu rubuh pula.

Sekarang dua kawan itu juga cabut golok dan menyerang.

Terpaksa Kong Ciauw layani dua orang itu. dengan mudah ia bisa rampas sebatang golok, dengan apa ia bacok rubuh salah satu musuh itu.

Melihat onar itu, Khoe Kong Ciauw teriaki isteri dan bujangnya buat pulang lebih dulu, ia sendiri segera bekuk orang yang ketiga, yang ia lalu hajar pergi datang Ia sengit, hingga beberapa bujangnya Kie Pok tidak sanggup mencegah.

Sesaat kemudian Oey Kie Pok muncul bersama sekalian tamunya, karena ia telah lantas diberitahu. Tuan ramah kaget kapan ia lihat Kong Ciauw sedang hajar orang2 tamunya, ia lari menghampirkan buat mencegah

Sudah, sudah, saudara, jangan!" kata ia berulang2. "Mereka orangnya Biauw wangwee! kita berada diantara sahabat sendiri"

sahabat sendiri? Khoe Kong Ciauw tidak kenal Biauw Wangwee! Mereka ini berani buka mulut kotor didepan isterik aku mesti hajar mereka Dan Khoe Kong Ciavw tidak mau lepaskan orang ceriwis itu, yang ia terus hajar dengan kepalan dan dupakan.

Biauw Cin San dan Thio Giok Kin jadi gusar, mereka lantas maju dengan niatan serang orang bangsawan itu.

Oey Kie Pok dan Moh Po Koen lantas maju akan menghalangi dua sobat itu.

"Biauw Toasiok. Thio Toasiok, jangan gusar Po Koen berkata. "Tuan ini Gin chio Ciangkoen Khoe Siauw Houwya ia adalah sobat baik dari Oey Soe ya. Baiklah kita bicara dengan sabar."

Moh Po Koen kenal baik Kauw su Cin Chin Goan. ia juga ketahui yang Khoe Kong Ciauw kecuali berharta pun pengaruh nya besar, dan itu ia tidak ingin dua jago dari Holam terbitkan onar yang bisa merusak usaha mereka.

Thio Giok Kin sejak di Holam sudah dengar yang di Pakkhia ada seorang graaf turun temurun, yang dipanggil Gin chio ciangkoen Khoe eng Ciauw, yang katanya masih muda dan pandai mainkan tumbak, ia memaag ingin coba kepandaiannya orang bangsawan itu, kapan sekarang ia dengar pemuda, itu adalah Khoe Kong Ciauw ta bisa tahan sabar. Membatalkan niiatannya akan menerjang. ia berbalik mencegah Biauw Cin San dan kawannya, yang juga sudah siap.

"Tuan jadinya Gin chio Khoe Siauw Houwya?" berkata ia, seraya angkat kedua tangannya. "Harap tuan tidak menjadi gusar. Kita memang belum kenal satu pada lain. tetapi mengingat tuan menjadi sobat kekal dari Oey Soeya jikalau tidak ada hal yang bikin kau tidak senang marilah kita bicarakan itu didalam !

Khoe Kong Ciauw pandang Giok Kin, ia orang pemuda bermuka bundar alis gomplok mata besar, romannya jahat, sedang bajunya, dari sutera biru, ditutup dengan mahkota hijau.

Kau siapa. tuan?" ia tanya. Ia Kim chio Thio Giok Kin dari Holam" Kie Pok mendului, memperkenalkan tamunya yang baru itu "Ia Kira Chio dan kau Gin Chio maka kau berdua haruslah menjadi sobat!.......

Khoe Kong Ciauw masih mengawasi Giok Kin sekian lama, lantas ia bersenyum.

"Itulah nama yang sudah lama aku dengar" lata ia. "Jikalau kau tidak punya urusan apa2, siiahkan tunggu disini sebentar, aku hendak antar pulang isteriku. nanti aku lantas kembali kesini guna minta pelajaran dan kau!"

Setelah kata begitu, ia menyamperi keretanya "Jangan kasih ia lari !" berseru Biauw Cin San dan

kawannya, berikut tiga orangnya yang tadi dihajar kalang kabutan. Mereka mau maju menyerang

Thio Giok Kin lekas maju menghalangi sekalian kawannya itu.

Oey Kie Pok humpirkan Khoe Kong Ciauw.

"Saudara buat apa kau lekas pulang?" ia kata. "Aku punya urusan yang aku hendak bicarakan padamu!"

Kong Ciauw tidak gubris sobat ini, yang ia jadi pandang tidak mata. Ia hanya lalu memandang Thio Giok Kin.

"Thio Giok Kin, kau boleh siapkan Tambak emasmu, sebentar aku akan datang pula untuk minta pengajaran darimu katanya Lantas ia loncat naik atas keretanya itu.

Thio Giok Kin mengawasi kedua kereta berlalu lantas ia bersenyum ewah.

"Pergi kau kehotel, ambii tumbakku" kata ia pada satu orangnya. Kemudian ia menoleh pada Biauw Cia San: "Engku, sebentar kau jangan usil aku biarkan aku layani Gin chio Ciangkun

Biauw Cin San tidak kata apa-apa, ia hanya ikut Oey Kie Pok, yang undang mereka buat masuk pula kedalam.

Sioe Bie too menyesal dengan kejadian itu. ia undang rombongannya Biauw Cin San untuk satrukan Lie Bouw Pek dan Tek Siauw Hong, tak disangka, sekarang terbit soal dengan Khoe Kong Ciauw, sedang orang bangsawan itu adalah sobat baiknya, malah dengan bersobat dengan Khoe Siauw Ho loya ia telah kecipratan pengaruh. Iapun merasa sangat tidak enak. umpama kata khoe Kong Ciauw mesti jadi pecundangnya Thio Giok Kin.

"Aku minta, janganlah kau ladeni khoe Kong Ciauw, saudara Thio " ia mohon sesudahnya mereka pada duduk pula.

Tapi Thio Giok Kin tidak kenal sungkan, ia menampik, begitupun Biauw Cin San dan yang lain. Mereka ini tidak senang yang orangnya telah dihajar, mereka tidak takut kendati mereka mesti berhadapan dengan seorang ternama. Maka itu bisa dimengerti kedukaannya Kie Pok, yang merasakan dirinya tidak dihargai.

Mereka terus pasang omong. sementara menantikan orang yang menunggui juga kembalinya Kboe Kong Ciauw.

Khoe Kong Ciauw sendiri pulang dengan terus mengutuk kalang kabutan, ia damprat Oey Kie Pok, yang dikatakan hatinya busuk, karena sudah undang orang jahat untuk terbitkan gara2. iapun mendongkol terhadap Thio Giok Kin sekalian yang sebagai orang baru sudah berlaku garang tak keruan dtkota raja, malah mereka berani lawan ia.

Jikalau aku tidak bikin la rubuh, mestinya nama Gin Iyhio Ciangkoen akan musnah," pikir ia. Tapi meski demikian,

ia toh merasa sukur, ia tahu musuh banyak dan semuanya ternama, berbahaya buat ia pergi sendiri. Maka akhirnya, ia perintah orang lekas undang Tek Siauw Hong dan Yo Kian Tong, dipihak lain, ia panggil kausoe Cin Chin Goan

Sementara menantikan mereka itu, ia serba salah pikirnya ruwet

Cin Kauwsoa adalah orang yang datang paling dulu, pada guru silat ini ia beritahukan kejadian barusan, kata ia tidak merasa puas, karena orang telah hinakan ia.

Baiklah Houwya jangan ladeni Biauw Cin San dan Thio Giok Kin" berkata Cin kauwsoe. "Buat banyak hari Moh Po Koen telah tinggalkan Pakkhia, maksudnya tidak lain yaitu buat gunanya Oey Kie Pok pergi mengundang mereka itu dari Holam. Rupanya hari ini mereka baru saja sampai. Biauw Cin San dan Thio Giok Kin datang kekota raja buat satrukan Lie Bouw Pek, untuk balaskan sakit hatinya 0ey Kie Pok, mereka itu tidak ada sangkutannya dengan Houwya. Houwya adalah sobat baik Oey Soeya, sesudah tidak bantui Qey Soeya, tidak seharusnya Houwya musuhkan dia pahlawannya itu. "

Khoe Kong Ciauw tidak puas dengan perkataannya kauwsoe itu.

"Apakah kau anggap aku kesudian bersobat dengan Biauw Cin San dan Thio Giok Kin. kawanan orang jahat?" ia kata. Lie Bouw Pek sudah pergi. tetapi juga Tek Siuaw Hong tidak boleh dipandang ringan, maka bersama sama Yo Kian Tong aku tidak bisa antapkan awasi saja mereka itu malang-melintang dikota raja ini

Justeru itu datang orang suruhannya Oey Kie Pok, yalah Goe tauw Hek Sam Ia ini segera sampaikan pesanannya Oey Kie Pok, katanya :

"Aku datang kemari atas perintahnya Oey Soeya , Soeya mengasih pikiran supaya Houwya jangan ladeni Thio Giok Kin dan kawannya. Mereka itu adalah orang undangannya Soeya maka sukalah Houw ya sedikit memandang kepadanya

Khoe Kong Ciauw bersenyum sendiri.

"Jikalau aku tadinya ketahui mereka itu orang undangannya soe-ya kau, tidak nanti aku datang berkunjung padanya' ia kata. "Sekarang pergi kau pulang, kasih tahu pada Soe-ya supaya ia jangan kuatir Kalah atau menang, aku sendiri yang tanggung jawab, aku tidak rembet2 Soe ya kemudian ia tambahkan: "Kau kasih tahu pada Thio Giok Kin semua, supaya mereka tunggui aku, aku akan segera berangkat kesana

Hek Sam jadi serba salah karena iapun ingin perselisihan dibikin habis. Tapi ia mesti lekas pulang buat mengasih kabar.

Cin tin Goan masih coba membujuk majikan sampai Siauw Hong dan Yo Kian Tong muncul, hasilnya tidak ada.

Kong Ciauw sangat gembira apabila ia lihat dua orang itu. Oey Kie Pok telah berhasil mengundang Biauw Cin San dan Thio Giok Kin. mereka sudah datang, kau tahu atau tidak?" ia tanya.

Sedari tadi pagi aku telah ketahui itu, sahut Siauw Hong katanya mereka datang dalam jumlah besar! "

Orang Boan ini lantas ketihatannya masgul.

Kong Ciauw lantas tuturkan hal ia telah benterok dengan mereka itu.

Mereka sekarang masih ada dirumahnya Oey Kie Pok dan sedang menunggui aku" ia tambahkan. Jiewie hayo kau ikut aku, aku nanti tempur mereka itu !

Yo Kian Tong jadi sangat gembira.

"Begus!" ia berseru. "Coba perintah orang ambil tumbakku Mari kita lantas berangkat"

Tetapi Siauw Hong geleng kepala.

Kalau kita pergi sekarang, kita berlaku terburu napsu," ia bilang "Umpama kita benar Oey Kie Pek berbuat tidak pantas, kita jangan turutkan ia dan pergi kerumahnya untuk besarkan onar Lebih baik kita tetapkan suatu tempat dan tanggal lantas kita undang sobat untuk menyaksikan......

Yo Kian Tong tidak setujui pikiran itu.

"Biauw Cin San dan Thto Giok Kfn itu orang macam apa maka kita mesti berlaku demikian manis budi terhadap mereka

? ia kata. "Mereka telah berani menghina Kong Iyiauw mari kita lantas ketemui mereka ! Dengan tumbak kita harus usir mereka pergi Mari lekas " ia desak Kong Ciauw.

Kong Ciauw lantas salin pakaian, ia ajak Cin Chin Goan dan beberapa bujang yang ia perintah bawa dua batang tumbak panjang serta beberapa golok, kemudian dengan ajak Siauw Hong ia keluar dari istananya, dengan naik kereta mereka berangkat ke Pak Sin Kio.

Sementara itu Goow tauw Hek Sam sudah pulang, ia kelihatannya lelah dan berkuatir. Ia sampaikan warta pada Oey Kie Pok, bahwa Khoe Kong Ciauw sangat gusar, hingga nasehat siapa juga tidak digubris, bahwa graf itu akan segera datang bersama-sama Tek Siauw Hong dan Yo Kian Tong.

Sepasang alisnya 0ey Kie Pek mengkerut naik, ia benar2 bersusah hati......

Dikamar tamu, Biauw Cin San dan kawan-kawannya sedang minum dengan gembira, sedikit juga mereka tidak takut, malah mereka mtnantikan musuh dengan bernapsu Kie Pok mesti layani mereka dengan unjuk roman gembira, meskipun sebenarnya ia berduka bukan main.

Biauw Cin San sekarang sudah buka thung sha yang gerombongan, hingga kelihatan tubuhnya dengan pakaian dalam yang ringkas, sedang dipinggangnya ada tergantung kantong piauw. Ia punya kumis putih yang kaku, kedua biji matanya besar dan bersinar tajam. Dibelakangnya berdiri pemuda yang romannya keren, yaag siap dengan golok kangtoo. Ia menghadapi mangkok arak yang besar. Ia telah bicara dengan suaranya yang kaku dan omongannya yang kasar, yang menyatakan ia benar2 orang desa dan bandit.

Melihat sikap atau kelakuan itu. Oey Kie Pok menyesal sudah undang jago Holam ini, akan tetapi karena sudah tcrlanjur ia tidak dapat berbuat lain dari pada terima apa yang akan terjadi.

Orang menantikan belum lama ketika bujang datang masuk, dengan warta:

Khoe Siauw Houwya sudah datang, bersama Tek Ngoya" Hawa amarahnia Kie Pok naik. apabila ia dengar Siauw

Hong turut datang juga

Thio Giok Kin adalah orang yang berbangkit paling dulu, "Khoe Kong Ciauw sudah datang" ia kata pada Biauw Cin

San semua. Ingat, kau semua diangan bergerak, biarkan aku sendiri yang layani mereka itu"

Lantas ia bertindak keluar dari kamar tamu menuju keluar. Khoe Kong Ciauw ini kali datang tidak seperti tadi pertama kali, ia tidak masuk langsung, banya ia menantikan disamping

keretanya. Ia lihat Thio Giok Kin mendatangi, kapan si Tumbak Emas sudah datang dekat, ia tunjuk Yo Kian Tong seraya berkata:

"Ini Sin chio Yo Kian Tong dari Coan Hin Piauw Tiam dari yankeng, ia sengaja datang kemari untuk ketemui kau ?

Thio Giok Kin tidak jadi kaget karena disebutnya nama dari graf Yaukeng itu. sebaliknya ia bersenyum

satu nama yang aku telah dengar sejak lama!" ia kata. Ia menoleh akan awasi Tek Siauw Hong, yang masih berada didalam kereta, ia tetap unjuk roman jumawa, nampakaya ia tidak lihat mata pada semua orang dari pihak musuh.

Biauw Cin San semua maju lebih dekat, begitu juga Oey Kie Pok.

Tolong mundur" kata Kim chio pada sekalian kawannya itu. Janganlab maju" ia cegah Oey Kie Pok, guna mencegah tuan rumah bicara kareia agaknya Sioe Bie too masih ingin bikin batal pertempuran itu.

Dan seorang yang berada disampingnya Thio Giok Kin ambil tumbaknya Kim chio, Tumbak Emas yang bikin ia peroleh julukannya yang tersohor dengan balingkan itu ia pandang Yo Kian Tong dan Khoe Kong Ciauw dengan roman bengis.

"Jikalau kau ingin main. mari maju ia menantang. "Tempat ini luas, tumbak kita bertiga tentu bisa digerakkan dengan leluasa disini !

"Jikalau kami berdua mesti layani kau seorang, kami bukan enghiong!" kata Khoe Kong Ciauw dengan bersenyum sindir. Ia sambar tumbak dari tangan bujangnya, yang berdiri dibelakangnya, ia lalu dengan satu gerakan maju ia barengkan menusuk si jumawa itu !

thio Giok Kin menangkis dengan sebatkan dengan tidak kurang sebatnya balas menikam leher atau tenggorokan orang

Gin chio Ciangkoen coba unjuk kegesitannnya, ia menangkis dan balas menyelang pula, malah ia terus mendesak, hingga Kim chio dan Gin chio jadi bertarung seru, ujungnya yang tajam saling menusuk, ujung batangnya saling beradu dengan menerbitkan suara nyaring dan riuh Tumbak Emas dan Tumbak Perak telah ketemu tandingan, tiga puluh jurus telah dilewatkan dengan cepat, belum ada yeng mau menyerah kalah.

Biauw Cin San dan saudara2 Ho yang menyaksikaa menjadi gatal, hingga mereka berniat maju akan bantu fihaknya mengepung musuh.

Oey Kie Pok menjadi ibuk bukan kepalang.

"Kong Ciauw, sudahlah!" ia berseru. "Biar bagaimana, kau pandanglah mukaku"

Dalam keadaan seperti itu, Khoe Kong Ciauw tidak bisa pandang lagi peda sobat itu, malah gerakan tumbaknya makin sebat dan hebat akan rubuhkan musuh, hingga Gin chio jadi bergerak laksana ular yang menyambar nyambar! Coba yang berdiri melintang didepannya bukan Thio giok Kin, siang siang pastilah ia sudah rebut kemenangan.

lagi belasan diurus telah lewat, lantas Yo Kian Tong merasa puas sekali, karena ia dapat kenyataan ilmu tumbak muridnya itu sudah maju jauh. Dipihak lain iapun mesti kagumi Thio Giok Kin, pantas dia itu menjadi ahli tumbak Kanglam yang tersohor, karena tumbaknya betul betul liehay sekali ia terus mengawasi dengan perhatian, ia terus cekal keras tumbaknya, tetapi ia tidak mau sembarangan maju.

Tek Siauw Hong tetap berada diatas kereta, hatinya berdebar debar. Ia memang tidak setuju pertempuran itu. Sekarang ia lihat musuh begitu gagah tidak heran kalau hatinya jadi kurang mantap. Iapun ibuk juga, kapan ia lihat kawan yang banyak dari musuh yang semua beroman bengis, yang nampaknya sembarang waktu bisa turun tangan akan meluruk terhadap pihaknya. Ia cuma bertiga......

Lalu lintas didepan gcduugnya Oey Kie Pok telah terputus, tentu saja tidak ada orang yang berani melintas disitu

Lagi belasan jurus telah dikasi lewat •akhirnya si ikan Lodan jadi hilang sabar.

Gila ia berseru. "Apakah artinya pieboe ini ?"

Seruan ini ditutup dengan melayangnya tangan kanannya, yang mencekal piauw maka hampir berbareng dengan itu lengan kanan Kong Ciauw tidak bisa diangkat lagi, karena sebatang scnjata rahasia sudah mengenai iga kanannya! Dengan terpaksa ia mundur satu tindak.

Thio Giok Kin lihat keadaan musuh, ia berlaku kejam, bukannya ia turut contoh akan mundur atau berhenti menyerang, sebaliknya ia kirim tusukan pada tonggorokan lawannya !

Yo Kian Tong kaget bukan main, sukar ia telah pasang mata dan berada cukup dekat, maka dengan satu lompatan, yang dibarengkan dengan gerakan tumbaknya, ia bisa talangkan Khoe Kong Ciauw tangkis tusukan kematian itu, hingga muridnya jadi terluput dari bahaya maut.

Thio Giok Kin kaget ia mendelik.

"He, kau berani antarkan jiwamu" ia jengeki piauwsoe kita. Lintas saja ia teruskan serangan pada Sin thio, yang terpaksa melayaninya

Biauw Cin San dan kawannya, dengan tidak bisa ditahan lagi, sudah lantas majukan bantui Giok Kin, mengepung Yo Sam ya.

Khoe Kong Ciauw yang terluka telah ditolong oleh bujangnya yang pimpim ia naik keatas kereta.

Ketika itu Oey Kie Pok telah robah sikap, ia sekarang menunjuk pada orangnya, yang ia hendak perintah pergi serbu Tek Siauw Hong.

Orang Boan itu menjadi gusar kapan ia lihat kelakuan itu, dari sangsi, ia jadt nekat Ia tuding Sioe Bie too.

"Orang she Oey, hati2 kau 1" ia menjerit. "Ingat, kejadian ini didepan rumahmu, jikalau ada jiwa yang melayang, kau tidak nanti bisa luputkan dirimu"

Ancaman Siauw Hong ternyata berhasil, Kie Pok jadi jerih. "Ya, ini hebat," berkata Moh po Koen. yang nyalinya juga

jadi ciut

Hampir dengan berbareng dua orang ini dengan masing2 bawa goloknya lari ketempet pertempuran.

"Tahan! tahan ! mereka berseru berulang ulang, dengan mereka segera menghadang didepan Biauw Cin San sekalian, sedang dengan golok mereka, mereka coba tahan turunnya senjata dari kawan itu.

Kemudian Oey Kie Pok hadapi Yo Kian Tong.

Yo Sam ya, tahan dulu!" ia berseru. Yo Sam ya, dengar aku hendak bicara!"

Yo Kian Tong telah berhenti menyerang, akan tetapi ia demikian murka dan mendongkol sampai ia tidak membuka mulutnya. Ia jemu karena cara pengebut itu, sudah Kong Ciauw dibokong, iapun dikeroyok.

Kie Pok kiongtihyoe pada Thio Giok Kin dan Biauw Cin San. "Jiewe datang ke Pakkhia untuk aku huat cari Lie Bouw

Pek, buat pieboe dengan dia itu" ia berkata dengan suara lagu yang sangat menghormat, "maka selainnya orang she lie itu, yang lain2 semuanya adalah sobat sobat maka jikalau diantara sobat ada ucapan yang tidak menyenangkan hati, dengan kesabaran kita bisa bereskan itu. Janganlah karena urusan kecil perkara lalu berobah menjadi hebat, Khoe Kong Ciauw adalah saudaraku yang baik, Yo Kian Tong sobatku dari banyak tahun, dari itu aku minta jiewie sukalah bersabar dan sukalah pandang aku siorang she Oey!"

Mendengar ucapan itu Biauw Cin San berjingkrak, ia banting kakinya, ia bulang balingkan goloknya akan kemudian rabah juga kantong piauwnya. Ia lantas ngoceh tidak keruan, dengan dialek kampungnya sendiri, maksudnya adalah: ia datang dari tempat jauh, ia tidak takut siapa juga, menghadapi Khoe Kong ciauw, Yo Kian Tong dan Lie Bouw Pek, ia mau bertarung, sampai salah satu mampus.

Thio Giok Kin kelihatannya mau juga gunai pikiran maka sambil bersenyum ewah ia tunjuk Yo Kian tong

Jikalau kau tidak puas, pilihlah satu tempat untuk kita bertempur pula!" demikian ia menantang. "Janganlah kila bikin onar didepan gedungnya Oey Soeya!"

Moh Po Kian tidak perdulikan apa lagi, ia coba giring pihaknya itu.

Sudah sudah! Mari mari kata bersulang. Oey Kie Pok bantu piauwsoe itu, maka akhirnya mereka bisa ajak Biauw cin San semua masuk pula kekamar tamu. Kemudian Oey Kie Pok lari lagi keluar akan dapatkan keretanya Khoe Kong ciauw sudah menggelinding menuju ke barat. Tapi dengan ajak Hek Sam ia lari mcngejar, apabila ia sudah menyandak, ia minta kusir berhentikan kereta kereta itu.

"Apakah lukamu hebat ia tanya Kong Ciauw seraya pegangi kereta.

Kong Ciauw rebah diatas kereta, mukanya pucat bagaikan mayat. Untuk menahan rasa sakit, ia meringis ringis. Tapi melihat Kie Pok ia bersenyum ewah

Kie Pok, kita adalah sobat dari banyak tahun, aku tidak nyana begini saja kelakuanmu " ia kata. "Aku tidak sangka, bahwa kau telah undang segala berandal untuk musuhkan aku dan dengan gunai senjata rahasia mereka telah lukai aku !

Sudahlah, persobatan kita telah berakhir sampai disini Kie Pok banting kakinya.

"Saudara, kau telah tidak dengar perkataanku !" ia kata. "Saudara, kita diantara orang sendiri, ada urusan apa yang tidak bisa didamaikan? Kenapa kau " Kie Pok tidak

lanjutkan perkataannya, karena Siauw Hong mendadak tepok pundaknya dan tepokan dari Thio ciang ia rasai berat sekali. Ia lekas menoleh, dengan mata melotot ia awaskan orang Boan ini.

Bagaimana eh, Tak Loo Ngo?" ia menegor suaranya menyalakan ia mendongkol bukan main. "Apakah kau benar hendak menjadi satruku "

Tek Siauw Hong bersenyum sindir.

"Sekarang ini mana aku berani main gila padamu, Oey Soeya. " Ia jawab "Tetapi karena kita tadinya punya

persobatan, aku hendak bicara juga supaya kau dapat ketahui. Biauw Cin San dan rombangannya itu semua penjahat terkenal dan kalangan Sungai Telaga, mereka semua telah datang kemari atas undangan kau, maka itu andaikata mereka disini lakukan suatu apa yang melanggar undang negeri atau mereka terbitkan onar, mengertilah, kau Oey Soe ya tidak akan bisa loloskan dirimu"

"Itulah pasti!" Oey kie Pok tepok2 dadanya, ia agaknya mcijadi nekat. "Pasti aku tidak bisa sangkal yang mereka itu bukannya sobatku Sampai waktu itu, Tek Ngo ya, kau boleh pergi pada Touw caiyin pada Kioe bouw Tee ok, apa juga akan terjadi aku tidak takuti"

Siauw Hong bersenyum sindir pula, ia manggut.

"Bagus" ia bilang. "Kau telah mangucapkan begini cukup!"

Yo Kian Tong sementara itu tidak kata apa, akan tetapi ia terus awasi Oey Kie Pok seraya unjuk sonyuman ewah. Ia tidak mau menunggu lama lagi, ia perintah supaya kereta terus dikasi jalan pulang.

Oey Kie Pok berdiri bingung sampai sekian lama, karena ia kebagian yang ia telah diperlakukan demikian macam, tetapi akhirnya ia kertak gigi, dengan mendongkol ia berjalan pulang, terus masuk kekamar tamu di mana Biauw Cin San semua sedang lanjutkan pesta mereka, mereka itu sedang makan dan minum secara puas, suara mereka suara tertawa mereka, riuh sekali.

Mencampirkan diri diantara orang2 kasar itu, Oey Kie Pok lantas kasi selamat pada mereka dengan masing2 dihaturkan dua cawan arak, dan puji mereka itu yang dikatakannya gagah dan berani. Tapi, setelah itu, ia minta supaya mereka selanyutnya tidak lagi musuhkan Khoe Kong Ciauw dan Yo Kian long.

"Sasaran kita adalah Lie Bouw Pek maka kita harus cari dia akan hadapi anak muda itu demikian ia tambahkan. "Kita mesti kasi hajaran pada Lie Bouw Pek, supaya ia tahu rasa, supaya kita merasa senang dan puas

Thio Giok Kin cegluk araknya, ia tertawa bergelak gelak. "Oey Soeya, kau jangan kuatir!" ia kata dengan tekebur. "Kita tidak takut pada Khoe Siauw Houwya. Tapi taruh kata

engkau tidak hajar ia dengan piauw, aku bisa bikin ia binasa diujung tumbakku bersama sama Yo Kian Tong! Begitu juga Lie Bouw Pek. Kau tidak usah buat pikiran. Ia rupanya telah dengar, yang kita akan datang dan ia lalu mendahului menyembunyikan diri! Apa ia kira ia mampu Mengumpat lama? Lihat siang atau malam, kita akan dapat cari dan bekuk dia Biauw Cin San gebrak2 meja.

"Jikalau aku ketemu Lie Bouw Pek, aku mesti bikin tamat jiwanya ia kata dengan nyaring.

"la memang mesti dikasi bagian" kata Ho Sam Houw dan saudaranya Mereka itu lantas naik darah, apabila dengar namanya Bouw Pek disebut.

"Dan dia gundikku she Cia dan ibunya pun dibawa minggat oleh Lie Bouw Pek" kata Biauw Cin San kemudian Dan ia lantas jadi lebih sengit. Tapi karena Bouw Pek tidak ada dihadapannya, ia lalu tenggak araknya berulang2, ia segera mengumpat caci dengan tidak keruan juntrungan.

Oey Kie Pok telah mesti saksikan kelakuan kasar itu

Moh Po Koen juga kuatir Biauw Cin San nanti lakukan hal2 melewati batas.

"Biauw Toasiok, Thio Toasiok, aku rasa sekarang sudah cukup" ia berkata, "sekarang mari kita pulang dulu untuk mengaso, kemudian kita mesti cari tahu halnya si nona cia dan Lie Bouw Pek. "

"Ya, sekarang sudah waktunya buat kita pulang dulu," jawab Thio Giok Kin.

"Kalau mau pulang, hayo kita pulang!" kata biauw Cin San, yang mukanya telah menjadi merah sekali. Air kata telah pengaruhkan ia secara hebat. Lantas ia pandang Kie pok, akan bilang : "Oey Suya, kau benar sobat sejati! Tidaklah kecewa yang satu kali ini Teng couw hie telah datang ke kota raja ini! Sekarang kami mau pulang dulu kerumah penginapan kami.

Jangan lupa, kau mesti tolong carikan kami nona yang elok manis, untuk kami bersenang2!

Kie Pok telah mesti berikan janjinya, kendati ia sebenarnya merasa tidak enak hati. ia telah tertawa dengan terpaksa.

"Terima kasih Oey Suya, kami telah mengeroyok" kata Thio Giok Kin, seraya unjuk hormat pada tuan rumah. "Aku undang kau akan besok datang kehotel kami!" "Tentu, aku tentu datang" Kie Pok menjawab sambil manggut2.

Tapi sebelumnya berangkat, Giok Kin pesan pula: "Umpama kata Khu Kong Ciauw masih tidak puas, bilanglah

padanya supaya ia cari kami di hotel" Lagi2 Kie Pok manggut

Sampai disitu, separoh dipepayang, Ho Sam Houw sekalian ajak Biauw Cin San berlalu.

Kie Pok mengantarkan sampel dipintu depan sesudah semua tamu itu pergi jauh. ia menghela napas lega, dengan berduka bukan main dengan lesu, ia bertindak masuk. ia lantas kirim orang akan tengok Khu Kong Ciauw, buat sampaikan lagi rasa menyesalnya dan terangkan bahwa bukanlah maksudnya akan bikin celaka orang bangsawan itu

"Aku tidak sangka, bahwa kesudahannya kejadian begini rupa" demikian ia pikir dalam hatinya. "Aku gunai banyak uang mengundang Biauw Cin San sekalian, untuk berikan hajaran pada Tek Siauw Hong dan Lie Bouw Pek, sekarang, selagi mereka itu tidak terganggu sedikit juga, aku telah lukai Khu Kong Ciauw, sobatku sendiri.....

Mereka juga ternyata tidak bisa diajak bicara. Bagaimana kalau mereka terbitkan onar yang lebih hebat Pasti sekali aku buat kerembet "

Selamanya masgul, Kie Pok sekarang pun menjadi bsrkuatir, hingga hatinya goncang.

"Mereka orang jahat, entah kejahatan macam apa mereka sudah lakukan diluaran. andaikata datang hamba negeri untuk bekuk mereka, apa aku bisa tidak tersangkut?

Sekarang tidak bisa lain aku mesti pergi pada mereka, buat minta mereka lekas bereskan Tek Siauw Hong, kemudian Lie Bouw Pek, sesudah itu mereka mesti dibikin lekas angkat kaki dari sini

Sioe Bie Too menyesal tetapi penasaran, maka itu keberaniannya kepalang.

Sementara itu Biauw Cin San dan rombongannya sudah kembali kehotel mereka, hotel Keng In Can di Kee kee kauw diluar Cong boen moei , disana mereka telah dapatkan pelayanan yang baik, oleh karena Moh Po Keen telah lakukan kewajiban dengan baik untuk menyenangkan mereka Seperti sudah diketahui, Biauw Cin San adalah penjahat besar, tetapi saking licinnya ia belum pernah sendirian melakukan perampokan atau pembegalan, semua kejahatan dilakukan oleh kawannya, kenalan dan sebawahannya, ia cuma terima bagian. Sekalipun merampas orang perempuan jarang ia lakukan sendiri. Kaki tangannya tersebar dibanyak tempat, ia sendiri sebaliknya hidup sebagai Wangwee di Coei ma tiam. Maka itu sendirinya ia tidak lakukan pelanggaran hukum. Ia sekarang bisa datang ke Pakkhia sebab bisanya Moh Po Koen gunai lidah Ia datang pertama untuk cari Siam nio, gundiknya yang minggat dan kedua buat cari dan hajar Bouw Pek Ia bukan hendak bela Sioe Bie too juga bukan buat langsung balaskan sakit hatinya persaudaraan Ho, topi sebab Po Koen kasih tahu ia Siam Nio bersahabat kekal dengan Lie Bouw Pek dan Lie Bouw Pek hendak ambil sinona sebagai isteri, bahwa katanya Lie Bouw Pek hendak cari ia untuk balaskan sakit hatinya ayahnya Siam Nio Maka itu, sebab percaya hasutan itu ia jadi gusar dan mau lantas meninggalkan sarangnya. Bahwa ia telah berombongan dengan Thio Giok Kin dan persaudaraan Ho, itulah disebabkan Moh Po Koen telah undang Giok Kin dan Giok Kin kena diojok ojok oleh piauwsoe yang lidahnya lemas dan liehay ini, sedang dilain fihak, lebih dulu daripada itu. Giok Kin pun telah diminta bantuannya oleh iparnya, Ho Cit Houw, yang telah datang padanya memberitahukan bahwa isterinya. Ho Kiam Go, telah terluka dan ditahan dalam penjara, sebab gangguannya Jie Sioe Lian yang dibantu oleh Lie Bouw Pek, dan ipar ini juga ogok2 ia, hingga ia jadi panas dan gusar, hingga jadi turut datang ke Pakkhia.

Thio Giok Kin adalah anak dari Ho lie Hoo Gouw Niocoe, si rase Perempuan.

dan si Rase perempuan ini adalah adik angkat Biauw Cin San Thio Giok Kin pandai menggunakan tumbak yang dipanggil Kim chio atau Tumbak emas, ia telah menjagoi di Holam Utara, dimana ia belum pernah ketemui tandingan, hingga ia jadi berkepala besar. Karena ia bersanak dengan Biauw cin San, orang makin takuti ia. Dalam usia muda, Thio Giok Kin telah menikah dengan Ho kiam Go, anak perempuan dari Ho Hoat

Liong. Kiam Go beradat keras, malah kasar, lantaran romannya tidak elok lekas juga ia tidak hidup rukun dengan suaminya. Ketika ayahanya ia dibunuh oleh Jie Hiong Wan. Ho

Kiam Go sudah pergi merantau akan cari kawan guna bikin pembalasan, dari itu ia jadi dapati banyak kenalan. Mengenai tindakan isterinya itu Thio Giok Kin tidak ambil tahu

ia hanya berdiam dirumahnya di Kayhong, dimana ia buka piauwtiam. Untuk kesenangan hidupnya ia punya bebarapa sahabat karib perempuan, Adalah selama yang belakangan ini dapat niatan pergi ke Kie Lok, akan uji Ciet cie tiauw, maksud itu senantiasa tertunda sampai kemudian ia kedatangan Ho Cit Kouw, iparnya, untuk minta bantuan, Ho Cit Houw cerita bagaimana ia bersama saudaranya dan soeheng Can Tek Po, telah dua kali cari Jie Hiong Wan buat bikin pembalasan, bahwa dua kalinya ia gagal, malah pada yang kedua kali Kiam go dan Tek po telah terluka, malah yang celaka mereka itu mesti mendekam dalam penjara di Jiauw yang. Tidak cukup dengan warta ceritakan itu, yang bisa bikin orang panas hati, Cit Houw tambahkan bahwa puterinya Jie Hiong Wan sangat elok dan gagah, bahwa si nonapun dapat bantuan dari bocah cilik Lie Bouw Pek, yang bersenjata pedang yang liehay, hingga dia itu jadi makin tidak boleh dibuat permainan.

"Maka, moayhoe, hayolah kau turut aku akan bantu kami akhirnya ipar ini mendelik.

Bagaimana juga Thio Giok Kin mendongkol. Kiam Go tetap adalah isterinya, sekarang isteri itu ada yang hina, kalau ia tidak bela. kalangan Sungai Telaga niscaya tertawai ia. Iapun tahu Kiam Go gagah, kalau isteri itu jadi pecundang si musuh mesti liehay sekali. Dan musuh liehay begitu ia ingin coba Difihak lain ia ingin tengok juga Ji Sioe Lian, yang ketanya masih muda, tetapi cantik sekali dan gagah. "Baiklah" akhirnya ia jawab iparnya.

Ho Cit Houw menjadi kegirangan, tetapi ketika ia tunggu sampai beberapa hari. moayhoe itu tetap belum mau berangkat Nyata Giok Kin telah dihalang-halangi oleh beberapa gulanya. Ia jadi tidak sabar, sampai hampir hampir kebentrok dengan ipar itu. Adalah waktu itu Moh Po Koen yang telah berhasil mengundang Biauw Cin San, telah datang bersama Teng Couw hie untuk undang Kim Chio. Tempo Moh Po Koen telah dengar keterangannya Ho Cit Houw. ia segera ketemukan Giok Kin, pada siapa ia kata:

"Kalau toako mau berangkat, kenapa toako tidak hendak berangkat bersama kami? Lie Bouw Pek tidak hanya namanya saja besar di Pakkhia, malah siapa yang bisa rubuhkan ia, akan rebut merknya. Disana juga ada Gin Chio CiangKoen Khoe Kong Ciauw, ilmu tumbaknya ia dapat dari Sin chio Yo Kian Tong, tetapi kepandaiannya melebihi Yo Kian Tong itu! Maka kalau toako bisa pergi ke Pakkhia dan pieboe dengan Khoe Kong Ciauw dan hasilnya toako yang menang, dikolong langit ini dalam hal ilmu tumbak toakolah yang menjadi jago ternama, toako menjadi raja tumbak"

Sekali ini Thio giok Kin kena dibujuk, lagi pula Biauw Cin San telah bantu bicara, maka dengan diajak beberapa orangnya ia tinggalkan Kayhong menuju ke Pakkhia, Ditengah jalan mereka tidak kesepian. Moh Po Koen, yang pandai bicara, ada saja bahan kongkownya yang menarik hati Separoh kejadian benar, separoh lagi obrolan belaka.

Begitulah ia puji Oey Kie pok setinggi langit dan sebal terhadap Lie Bouw Pek, yang dikatakan jumawa dan sombong, hingga Giok Kin dan Cin san jadi makin panas.

Selama diperjalanan Biauw Cin San dan Thio Giok Kin telah jadi tambah kepala basar. Ditempat dimana ada sobat dan kenalan, mereka tentu ditahan, untuk hadirkan perjamuan yang diadakan buat kehormatan mereka, dari disini selamanya orang puji dan angkat-angkat mereka.

Pada suatu hari mereka sampai di Jiauw yang. Disini Ho Kiam Go dan Can Tek Po telah mendekam dipenjara lamanya tiga bulan. Mereka ini mesti dituduh sebagai penjahat besar dan penyerang, tetapi karena pintarnya Ho Sam Houw menolongi dan kebetutan tiekoan dan sipir bui doyan sogokan, mereka jadi dituduh melukai orang lantaran berkelahi, sedang juga dari pihak pamili Jie tidak ada desakan apa2, maka tiekoan bisa diam saja. Tempo Thio Giok Kin sampai ia ini juga telah gunai pengaruh uang, maka dua orang itu sudah lantes dimerdekakan. Biauw Cin San suruh Can Tek Po pulang ke Holam, Ho Kiam Go dikasih ikut, karena Thio Giok Kin mau suruh ia berobat di Pakkhia, sebab luka di punggungnya belum sembuh betul.

Dalam perjalanan ini Biauw Cin San singgah di Poteng untuk memenuhkan undangannya piauw soe Hek Houw To Hong si Harimau. Ia ini, serta beberapa kawannya, kagumi Biauw Cin San dan Thio Giok Kin dan menyatakan suka bersobat. Adalah dalam perjalanan ini, selagi lewat di Kho yang, Biauw Cin San sekalian sudah berpapasan dengan Beng Soe Ciauw, si anak muda yang nasibnya buruk, yang pikirannya lagi kusut, hingga keadaannya mirip dengan orang kalap. Begitu ketemu rombongan dari orang2 yang sengaja cari, Beng Soe Ciauw sudah maju menyerang dengan tidak kata apa2 lagi.

Soe Poan coe, sebagai sobat setia, sudah ceburkan diri dalam pertempuran. Sembari berkelahi ia perhatikan Beng Soe Ciauw, ia dapat kenyataan pemuda she Beng ini gagah.

Sayang dia sendirian dan musuhnya musuhnya banyak, tumbaknya Giok Kin liehay goloknya Sat Houw dan Cit Houw berbahaya. Guna menolong Su Poan cu lari keluar kalangan akan cari hamba negeri guna hentikan pertempuran itu. sayang ia kembali sesudah kasip karena Beng Su Ciauw mesti rubuh sesudah kena dibokong oleh Biauw Cin San yang gunai piauw Anak muda itu rebah ditanah dengan mandi darah.

Musuh telah kabur semua, dengan ajak Cit Houw yang teriuka. Mereka itu berlalu dengan puas, karena mereka anggap sudah dapat kemenangan. Dua rombongan ini singgah diPoteng, di mana mereka bikin perkenalan dengan beberapa jago. setelah itu mereka menuju siang sang ke Pakkhia.

Mereka sampai didalam kota pada tengah malam, mereka terus mengaso dihari kedua pagi2 baru mereka kunjungi Siu Bie too Oey Kie Pok. Diluar dugaan, hari itu mereka bersomplok dengan Khu Kong Ciauw. hingga terbit onar.

Biauw Cin San dengan berani sudah gunai piauw. Mereka puas dengan kemenangan itu dan merasa bangga sudah bisa kalahkan seorang ahli silat tumbak dan bangsawan. Karena ini mereka berani putar kayun didalam kota buat ganggu siapa mereka niat ganggu. baiknya Oey Kie Pok masih bisa pengaruhkan Pakkhia punya buaya cabang atas, kalau tidak mesti ada yang berani gempur mereka.

Thio Giok Kin masih bisa berpikir, ia sering nasehati kawananya supaya hati2 membawa diri. Adalah Biauw Cin San yang tidak perdulikan apa juga, setiap hari ia pesiar ia keluar masuk rumah hina, ia tetap berlaku garang. Maka belum ada sepuluh hari, di Lamshia, Kota Selatan, hampir tidak ada yang tidak ketahui adanya Biauw Thayya ini.

Selama orang menjagoi Khoe Kong Ciauw diam didalam rumah untuk obati lukanya Yo Kian Tong juga keram diri di dalam piauw tiam, karena ia sungkan layani Biauw Cin San, yang tidak segan nembokong orang dan main mengeroyok. Malah Tek Siauw Hong pun turut tidak keluar rumah, kecuali setiap hari pergi ke kee boe hoe untuk lakukan kewajibannya. Difihak lain pada Sioe Lian la tutup mulut halnya Lie Bouw Pek sudah berlalu dari kota raja dan hal kedatangannya rombongan orang galak itu. Maka itu, waktu itu cuma Oey Kie Pok seorang yang paling merdeka, dengan tentu ia pergi ke Lamshia, untuk berkumpul dengan Biauw Cin San sekalian persaudaraan Phang, Pokok pembicaraaa selalu adalah hal penyatrukan Lie Bouw Pek, Tek Siauw Hong dan Yo Kian Tong.

Biauw Cin San tidak lupa Coei Siam, ia desak Moh Po Koen cari tahu halnya gundik itu. Piauwsoe itu bisa selidiki semua halnya sinona, sampai binasanya Cie Sielong dan Poan Louw Sam. sampai si nona menderita siksaan dikantor negeri, cuma kemana keruan dari si nona pergi dan menumpang, ia masih belum berhasil dapat ketahui. Ketika hal ini ia kasi tahu Biauw Iyin San, Teng couw hie katakan ia tolol.

"Dasar kau yang dogol" kata Wangwee dari Coe ma tiam itu. "Kenapa tidak dari tadinya kau tahan ibu dan anak itu dan kemudian cari aku? Sekarang aku datang dan mereka kabur! Apa kau bukannya lagi permainkan Biauw Thayya Aku tidak perduli si orang she Cie dan Lie, sekarang aku kasih tempo sepuluh hari pada kau untuk cari ibu dan anak itu! Awas, atau kau sudah tidak sayang jiwamu"

Moh Po Koen jadi ketakutan.

"Baiklah, aku nanti pergi mencari" ia kata. Ia menyesal sudah usilan dan karena temahai uangnya Oey Kie Pok, sekarang ia jadi dapat kerjaan sukar. Cie Sielong sudah mati, Lie Bouw Pek sudah pergi. Siam Nio dan ibunya menghilang Kemana ia mesti cari mereka itu? "Kalau aku gagal Biauw Cin San pasti benar2 berani menghajar aku

Lantas Moh Po Koen keluar masuk dirumah ruman pelesiran akan cari Siam Nio akan dengar ibu nona itu. Dasar Coe Siam terkenal dan perkaranya pun menarik perhatian orang, akhirnya Moh Po Koen ketahui juga dia itu berdiam dirumah sanaknya dari Hoen pong Lioe Ie kay, orangnya lagi sakit berat mukanya terluka bekas siksaan, buat makan sudah tidak punya uang......

Buat buktikan sendiri, dengan gunai sedikit uang Moh Po Koen bisa sogok seorang; dari Po Hoa Pan untuk antar ia bertemu dengan Coei Sam ia pakai akal, bahwa ia sobatnya Lie Bouw Pek, bahwa katanya Bouw Pek pesan ia buat sering tengok si nona

Cia Loo mama percaya obrolannya piauwsoe ini, ia tuturkan kesengsaraannya, baiknya ada Lie Bouw Pek yang berikan ia beberapa tail perak, hingga Coei Siam bisa beli obat dan makan. "Barangkah lagi beberapa hari, si Siam akan sembuh betul" ia kata.

Moh Po kun manggut, ia unjuk aksinya.

Lie Toaya sudah pergi. entah kapan ia kembali ia kata "Lie Toaya sudah pesan aku akan perhatikan kau berdua maka kau jangan kuatir akan kelaparan atau kedinginan. Besok aku nanti datang pula buat bawakan uang. Kalau nanti Cui Siam sudah sembuh, aku nanti dayakan pula bagaimana baiknya"

Ia lihat Cui Siam sedang rebah, orangnya perok, mukanya kucal, lukanya belam sembuh betul, tapi dipandang semuanya sisa kecantikannya masih ada Sinona sendiri tidak kata apa, ia hanya mengawasi dengan air mata mengembeng.

Moh Poh Kun berlalu dengan lekas, ia pergi langsung kehotel Keng tan Can di Cu-kee-kauw buat cari Biauw Cin San guna sampaikan hasil penyelidikannya itu.

Sementara itu Cia Mima, seperginya Po Kun, sudah kata pada anaknya

"Sekarang kau jangan berduka lagi. Nyata Lie Toaya tidak lupakan kau, ia pergi dari sini, tapi ia pesan si Orang she Moh buat sambangi kau dan ia akan bawakan kau uang.

Kau sudah banyak baik, tanda luka dimuka pun tidak terlalu kentara, besok kau boleh paksakan diri akan berbangkit dan berhias. Kalau nanti si orang she Moh datang membawa uang, kau harus sambut ia dengan manis. Aku harap ia suka sering datang ke mari, supaya ia berhasil berdaya untuk kita. Kau boleh ikut orang, atau kau bisa dapati uang untuk pelihara pula dirimu. Kau ketahui sendiri, kalau kau tidak berdaya, aku sudah tua.

Cia Mama menangis. Ia lantas ingat suaminya, semua kesengsaraannya, hingga sekarang ia menjadi rudin sampai makanpun susah, hingga sering ia mesti ikat perut.

Siam Nio turut menangis,

"Ibu, apa kau anggap kita bisa hidup lebih lama?" ia kata. "Ketika Lie Toaya datang kemari, apa kau tidak dengar apa ia bilang? Si tua bangka she Biauw dari Cui-ma tiam akan lekas datang kemari. Ia adalah berandal kejam, yang telah bunuh ayah dan perhina dan siksa kita, kalau kita tidak keburu minggat, setahu apa jadinya dengan kita. Ia tentu benci sangat pada kita, ia mau datang kemari, kalau ia ketahui kita ada disini, apa kau kira ia mau mengerti?.

Nona ini menangis, hingga ia tidak mampu bicara terus. Cia Mama ketakutan, sampai ia berhenti nangis.

"Apa benar Lie Toaya ada omong begitu? ia tegaskan. "Ya ! Lie Toaya kenal banyak orang dari kalangan Sungai

Telaga, ia tentu tidak mendusta. Pada Lie Toaya aku tidak pernah kasi tahu hal kita di Cu ma tiam."

"Harimau she Biauw itu datang ke Pakkhia barangkali untuk urusan lain, barangkali ia tidak ketahui kita berada disini kata Cia Mama kemudian untuk hiburkan diri.

"Bu mengharap demikian, boleh" kata sang anak. "Tapi disini ia punya banyak kenalan ia bisa mencari tahu, atau ia akan dengar cerita orang. Aku sangsikan si orang she Moh barusan, jangan2 ia matanya si jahat she Biauw itu. Belum pernah aku dengar Lie Toaya puiya sobat orang sha Moh."

Cia Mama kembali terkejut.

"Kalau begitu, barangkali Lie Toaya belum berangkat. Nanti aku tengok ia dibio, buat minta ia tolong kita lebih jauh."

Siam Nio menghela napas,

"Tapi ibu Lie Toaya tidak akan perhatikan kita seperti dulu lagi" kata ia dengan masgul. "Ha Kalau si jahat sha Biauw datang, aku tidak takut!" mendadak ia teruskan. "Kota Pakkhia adalah tempatnya raja, disini ada undang2 negeri, apa ia bisa bikin terhadap kita? Paling banyak kita akan adu jiwa terhadap ia!"

Cia Mama lihat anaknya jadi nekat, ia tidak mau melayani, sambil tepas air mata, ia berlalu, kemudian ia pergi ke Siansiang Hotong.

Seperginya ibunya Siam Nio tarik bantal kepalanya akan keluarkan pisau belati simpanannya, warisan dari ayahnya. Ia curigai betul siorang she Moh. Sekalipun ibunya tidak ketahui ia masih simpan senjata itu. Ia sebenarnya telah didaulat terindil oleh orangnya Cie Sielong, kalau bantalnya masih ada, itu disebabkan bantal ini ia telah titipkan pada bibinya, ia tidak bawa ini waktu ia pindah kerumahnya Poan Louw Sam Beberapa kali ia pernah ingin bunuh diri dengan pisau ini, tapi saban batal. Sekarang bahna terdesak, ia siapkan senjata ini guna bela diri, buat habiskan jiwa supaya ia tidak usah jatuh lagi kedalam tangannya si orang she Biauw.

Rebah pula dipembaringannya, Siam Nio tungkuli pikirannya yang kusut. Dijendela angin dingin menyambar2. Hatinya berdabaran. Ia meram mata, ia rebah diam laksana mayat. Berapa lama ia sudah rebah begitu, ia tidak tahu, ia baru terperanjat waktu kupingnya dengar tindakan kaki, kapan ia buka matanya, ia tampak tiga atau empat orang berada didalam kamarnya. Yang satu ia kenali sebagai si orang she Moh tadi tetapi yang satunya bikin ia kaget seperti terpagut ular! Karena ia kenali orang itu adalah Wangwee Biauw Cin San dari Coe ma tiam Tapi segera juga ia berbangkit, sambil duduk dengan tubuh gemetar ia awasi Wangwee itu dengan mata menyala.

"Kenapa kau lancang masuk?" akhirnya ia menegor.

Biauw Cin San mengawasi dengan matanya yang besar dan bersinar galak, mukanya kasi lihat senyuman iblis.

"Kau berdua ibumu sudah minggat dari Holam !" kata ia dengan suaranya yang seram. Kau telah kabur ke Pakkhia ini dan disini kau telah dirikan sarang rumah hina ! Disini kau telah picuk Lie Bouw Pek Kau tentu anggap, bahwa kau sangat pintar! Tapi hari ini, hari ini kau terjatuh pula kedalam tangannya Biauw Thayya ! Aku mau lihat, sekarang kau hendak kabur kemana lagi"

Biauw Cin San ucapkan perkataannya yang terakhir dangan bentakan, dengan muka beringas. sebelah tangannya coba pegang nona yang celaka itu.......

Dalam ketakutan dan gugup Siam Nio menjadi nekat.

Sebelum tangan orang sampai, ia telah mendului rebah pisau belatinya, dengan apa ia timpuk si wangwee jahat

Biauw Cin San menjerit "Aduh!" dan dengan tangan lekas tutupi mukanya. Serangan itu ia tidak pernah sangka, maka meski ia pandai silat, ia kena dibokong dihadapan matanya sekali

Pisau laut jatoh dan darah mengucur dari muka sebelah kiri.

Meski begitu, cabang atas ini teruskan cekuk si nona. "Ambil golokku" ia berseru seraya menoleh. "Aku mesti

bunuh dua manusia jaht Ini!"

Salah satu orang dari sebelah belakang maju dengan sebatan golok.

Siam Nio telah jadi nekat, hingga ia tidak kenal takut. "Ya, bunuhlah kami" ia menjerit sambil menangis.

Biauw Cin San ulur tangannya akan sambuti golok, tapi Moh Po Koen, yang berada disampingnya, lantas pegang tangan kanannya

"Toasiok, jangan marah, jangan terbaru napsu," ia berkata. "Ia sudah dapat diketemukan, mustahil toasiok kuatir ia bisa lolos pula Kalau sekarang toasiok bunuh dia dan ibunya lantas ganduli kau. apa itu tidak bikin kepala pusing?"

"Tapi ia jahat, ia kurang ajar" Biauw Cin San banting kaki. "Ia telah lihat aku, bukannya ia omong dengan baik2 ia hanya serang mukaku, sampai hampir mencelakai mataku. Apa aku mesti kasi ampun padanya? Biar aku bunuh ia, perkara dibelakang"

Sembari kata begitu, Biauw Cin San coba berontak akan lepaskan tangannya dari cekalannya si orang she Moh.

Adalah disaat itu Cia Loo mama muncul dengan tiba2.

Nyonya ini telah pergi ke Hoat Beng Sie, dimana ia tidak dapat ketemukan Lie Bouw Pek, dengan melawan angin dingin ia berjalan pulang. Ditengah jalan ia berpapasan dengan Ie Jie, tetangga kamarnya dan Ie Jie dengan gugup kata padanya.

"Enso Cia, lekas pulang dan lihat! Disana ada beberapa orang lelaki, yang pada bawa golok, yang hendak bunuh anakmu aku sekarang mau cari polisi!"

Cia Mama kaget bukan kepalang, ia terus saja lari pulang. Begitu masuk dalam pekarangan, ia lihat dua orang dengan roman bengis sedang berdiri didalam pekarangan itu. Pengisi dari berbagai kamar tidak tertampak, mereka pada umpati diri. Dari dalam kamarnya ia dangar jeritan dan tangisan, dan dampratan. ia kenali suara anaknya, maka ia bertambah ketakutan dan kuatir. Ia terus saja lari masuk kedalam kamarnya. Disini buat sekejapan ia berdiri tercengang Didalam kamar ia lihat Biauw Cin San, yang ia masih kenali, dengan muka penuh darah, dan Siam Nio sedang digebuk oleh wangwee jahat itu, hingga anaknya menjerit.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar