Budi Ksatria Jilid 36

Jilid: 36

MELIHAT mana Shen Bok Hong berkata lebih jauh : “Berhubung syarat itu sudah kukabulkan, maka dari itu aku

harap nona tak usah kuatir, sekalipun engkau sangat benci kepadaku dan ingin membunuh aku, namun sebaliknya aku tak akan membinasakan dirimu!”

“Cabut senjatamu!” seru Gak Siau-cha dingin,

“Silahkan nona yang pakai senjata, aku akan melayani permainan nona dengan sepasang tangan kosong!”

Gak Siau cha melepaskan ikat pinggangnya dan cabut keluar sebilah pedang lemas, kemudian sekali sentak dia siap untuk turun tangan.

“Nona, harap tunggu sebentar!” tiba-tiba Giok siau long-kun berseru lantang.

Gak Siau cha berhenti seraya memandang sekejap kearah pemuda itu.

“Ada urusan apa??

“Biar aku yang melakukan pertarungan babak pertama ini !”

“Aaai..engkau tidak mungkin bisa menandingi kelihayan dari Shen Bok Hong ! “ kata gadis itu sambil menghela nafas.

Giok siau long kun tertawa ewa.

“Aku tahu tak mungkin ilmu silatku dapat menangkan dirinya, tapi, memangnya aku tak dapat melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan??”

“Tapi apa gunanya bagimu ? Engkau toh tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Siau Ling??”

Giok siau long kun menghela nafas.

“Aaai ! Bukankah engkau akan balaskan dendam bagi Siau Ling dan bertarung hingga titik darah penghabisan??”

“Benar !”

Dengan sedih Giok siau long kun berkata kembali :

“Kalau engkau akhirnya mati disini, lalu apa artinya pula kehidupan bagiku?”

“Daripada hidup sebatang kara, lebih baik aku mati duluan, siapa tahu aku bisa menangkan berapa titik air mata simpatimu? Aaai. meskipun hanya dua titik air mata, aku sudah merasa lebih dari cukup”

Gak Siau-cha yang tenang dan pandai membawa diri kali ini tak dapat membendung rasa harunya lagi, ia menghela napas panjang.

“Saudara Thio, siau moay dapat merasakann cinta kasihmu yang tulus itu dan cintamu dapat kuresapi hingga kedalam hati sanubariku, engkau tak perlu berkorban bagi Siau Ling, sebab hal ini tak perlu bagimu! “

Tiba-tiba Giok siau long kun menengadah dan tertawa tergelak.

“Haahh..haah... haah., sudah lama sekali siau heng tak pernah mendengar ucapanmu yang begitu lembut dan halus..”

Ia menyingkap jubah panjangnya dan cabut keluar sebuah seruling kumala yang panjang, kemudian melanjutkan :

“Aku bukan berkorban untuk Siau Ling aku pertaruhkan selembar jiwaku hanya untukmu seorang!”

Kepada Shen Bok Hong sambil menuding dengan seruling kumalanya dia berseru,

“Dalam dunia persilatan tersiar berita yang mengatakan, ilmu silat dari Shen toa-cungcu sangat lihay, sudah lama kudengar akan kehebatanmu ini, aku harap hari ini bisa kau tunjukkan kehebatanmu itu dihadapanku. Nah saudara, silahkan cabut keluar senjatamu !”

“Engkau adalah keturunan dari Raja seruling Thio Hong? “ tanya Shen Bok Hong sambil tertawa ewa.

“Benar, dengan kedudukan aku orang she Thio, rasanya masih berhak untuk menantang Shen toa cungcu untuk berduel bukan??”

“Keluarga Thio tersohor sebagai keluarga besar yang bermartabat tinggi. Kalau ditinjau kembali perkampungan kalian memang terhitung sebuah perkampungan besar, cuma aku orang she Shen betul-betul tak habis mengerti, apa sebabnya saudara ajak aku untuk berkelahi??”

“Apa yang kupikir dan apa yang kulakukan tak mungkin bisa dipahami oleh semua orang, Shen toa-cungcu ! Engkau tak usah banyak bicara lagi, silahkan cabut senjatamu.”

Shen Bok Hong masih tetap mengejek dingin.

“Aku merasa sangat heran, sekalipun tujuanmu adalah Gak Siau-cha, tapi Siau Ling toh merupakan musuh cintamu yang terutama? Halangan bagimu telah kubantu untuk singkirkan, sepantasnya kalau engkau merasa berterima kasih atas bantuan yang kuberikan ini, bukannya menerima kasih kenapa engkau malah tantang aku untuk berkelahi?!”

“Masalah ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Siau Ling, aku berbuat begini hanya untuk nona Gak seorang!”

“Seandainya Siau Ling masih hidup?”

“Tentang soal ini., tentang soal ini..” untuk sesaat lamanya Giok siau long kun cuma bisa tertegun.

Dengan suara dingin Shen Bok Hong berkata lebih jauh :

“Seandainya aku tidak bakar Siau Ling sampai mati, maka antara engkau dengan Siau Ling masih akan tetap terikat hubungan sebagai musuh yang tak mungkin bisa diakurkan lagi, sudah tentu Gak Siau cha akan membantu Siau Ling daripada membantu kau bila sampai terjadi pertarungan..”

“Saudara, sebentar lagi aku akan menjadi masuh bebuyutan dari nona Gak, ini disebabkan karena aku telah

membantu kau untuk bunuh Siau Ling, cobalah bayangkan? Aneh toh rasanya kalau orang yang berbudi kepadamu malahan kau anggap sebagai musuh besar? Nah, pikirlah sendiri pantas tidak kalau engkau bikin perhitungan dengan aku? “

Walaupun Gik Siau cha sendiripun tahu kalau Shen Bok Hong sedang menghasut pemuda itu agar jangan membantu pihaknya untuk bikin perhitungan dengan iblis tersebut, akan tetapi dia sama sekali tidak berusaha untuk mencegah, sebab dia sendiri pun memang tidak berharap kalau Giok-siau-long kun pertaruhkan jiwa demi dirinya, diam-diam ia malah berharap agar hasutan itu manjur hingga pemuda itu mengundurkan diri dari situ.

Ia merasa sudah terlalu banyak ia berhutang budi pada Giok siau long kun, kalau sekarang pemuda itu bersedia untuk korbankan jiwanya demi dia, sudah pasti dia akan semakin tidak tenteram.

Oleh karena itulah, gadis itu tetap membungkam tanpa mengucapkan sepatah katapun

Terdengar Giok siau long kun berkata

“Apa yang toa cuogcu katakan memang betul, jika Siau Ling hidup didunia maka aku merupakan musuh bebuyutan yang tidak mungkin bisa diakurkan lagi, sebaliknya kalau dia sudah mati maka dia merupakan sahabat karibku!”

“ Oooh suatu perhitungan yang tolol dan membingungkan! “

“Tidak, tidak membingungkan, tapi jelas.. yah jelas sekali ! Inipun harus dilihat dulu bagaimana tanggapanmu ? Jikalau engkau tidak menginginkan suatu kehancuran secara total, aku harap engkaupun jangan terlalu membenci diri Siau Ling lagi”.

Shen Bok Hong mengangguk.

“Jadi kalau begitu, Thio si-heng sudah bertekad untuk menantang aku berduel??”

“Benar, dan pertarungan ini bukan pertandingan adu silat, kita akan bertempur sampai salah seorang diantara kita mampus !”

“Sekarang juga engkau akan bertarung ? Tidakkah merasa terlalu kepagian?” kata gembong iblis itu seraya tertawa.

“Kenapa??”

“Aku hendak memberi kesempatan lagi bagimu untuk berpikir lebih jauh, bagaimana kalau pertarungan ini kita undur sampai besok tengah hari??”

Giok-siau long-kun alihkan sorot matanya keatas wajah Gak Siau cha, kemudian bertanya:

“Bagaimana pendapat nona Gak??”

“Terimalah permintaannya itu !”

“Besok kita akan berjumpa dimana?” tanya Giok siau long kun kemudian.

“Menurut pendapat Thio si heng??”

“Bagaimana kalau kita tetap berjumpa didepan meja abu dari Siau Ling ini ?”

“Baik, besok tengah hari aku orang she-Shen pasti akan dalang tepat pada waktunya”

“Kalau begini, akan kunantikan kedatanganmu besok siang.”

Shen Bok Hong segera memberi hormat sambil putar badan

“Aku mohon diri dulu !”

Kemudian kepada Bu wi totiang katanya pula:

“Harap totiang mengadakan persiapan pula, besok siang selesai aku orang she-Shen bertempur melawan Thio kongcu akupun hendak menantang totiang sekalian untuk berduel.”

“Sampai waktunya pinto sekalian akan me nantikan petunjukmu, maaf tidak kuhantar sampai jauh”

“Tak perlu!” dengan langkah lebar gembong; iblis itu segera berlalu dari ruangan.

Menanti bayangan tubuh dari Shen Bok Hong sekalian sudah lenyap dari pandangan Bu wi totiang baru menghembuskan napas panjang seraya berkata:

“Nona Gak, Thio kongcu, silahkan masuk keruang belakang untuk beristirahat!”

Giok siau long kun tidak memberi tanggapan, diam-diam dia awasi semua gerak gerik dari Gak Siau cha, menanti gadis itu sudah masuk keruang belakang Giok siau long kun baru menyusul dibelakangnya.

Melihat gerak gerik mereka, dengan ilmu menyampaikan suara Pek li Peng segera berbisik :

“Toako, setelah kita melihat kesemuanya itu, kita tak boleh membiarkan Giok siau long kun sampai menipu diri enci Gak, aku akan beri tahu kepadanya kalau engkau masih hidup”

Siau Ling terperanjat cepat dia sambar pergelangan kiri Pek li Peng dan mencegah gadis itu pergi dari sana.

“Jangan bertindak gegabah.” bisiknya dengan lirih.

Mereka berdua dengan jarak yang sangat dekat, sekali sambar tangan gadis itu sudah dapat disentuh, karenanya gerak gerik mereka tidak sampai menimbulkan kecurigaan orang.

Walau begitu Siau Ling mengerti bahkan It bun Han to adalah seorang manusia yang bertindak cermat, sudah pasti dia telah menyebarkan anak buahnya sekitar ruangan

tersebut, apabila jejak nereka ketahuan maka sudah pasti rahasia penyaruan merekapun akan terbongkar.

Maka setelah menarik pergelangan kiri Pek li Peng, dia segera lepas tangan kembali sambil berbisik lirih:

“Sudah terlalu lama kita berdiam didalam ruangan ini, hayo kita pergi saja sini”

Sambil bangkit pemuda itu berjalan keluar dari situ.

Pek li Peng mengikut dibelakangnya, dalam waktu singkat mereka sudah meninggalkan ruang kebaktian tersebut.

Akhirnya mereka mencari sebuah tenda yang tiada penghuninya dan masuk kedalam. Setibanya dalam tenda, dengan sorot mata tajam Pek-li Peng menyapu sekejap sekitar ruangan, setelah yakin kalau disitu tak ada orang, dia lantas berbisik lirih

“Toako, bagaimanapun juga kita harus berusaha untuk menyusup masuk keruang belakang. kita lihat bagaimana keadaan didalam situ”

Lama sekali Siau Ling membungkam, sementara sinar yang sangat aneh memancar keluar dari balik matanya.

Ketika merasa keanehan Siau Ling, dengan cepat Pek li Peng berpaling kemudian ujarnya lagi :

“ Giok siau long kun mempunyai maksud yang kurang baik terhadap enci Gak, padahal enci Gak menganggap kau sudah mati, Bagaimanapun juga kita harus berusaha keras untuk menyampaikan berita tentang masih hidupnya engkau kepada dirinya?”

Per-lahan-lahan Siau Ling berpaling, ia mena tap wajah Pek-li Peng tanpa berkedip, lama sekali pemuda itu baru menggeleng sambil berkata,

“Peng ji, Giok siau long kun amat mencintai enci Gak bahkan cinta yang berkobar membuat pikirannya jadi

nyeleweng, bukankah pemuda itu kelihatan mengenaskan sekali?”

Pek li Peng tertegun, sesaat kemudian baru mengangguk.

“Memang benar perkataan toako, tapi kenapa ?”

“Kecuali wataknya yang terlau kasar, pikiran serta jiwanya terlalu cupat dan sempit, sebetulnya Giok situ long kun tidak terhitung seorarg manusia yang jahat, benar bukan??”

“Tapi dia amat jahat terhadap toako!” bantah Pek li Peng dengan penasaran.

“Sebenarnya antara aku dengan dia tiada ikatan dendam ataupun sakit hati, tapi lantaran enci Gak dia jadi membenci kepadaku dia selalu menganggap aku sebagai satu-satunya musuh cinta yang menghalangi habungannya dengan enci Gak !”

Pek li Peng menghela napas panjang.

“Toako tidak membenci dirinya?” ia bertanya.

“Kenapa aku musti benci kepadanya..” jawab Siau Ling seraya menggeleng.

“Aaai, kebesaran jiwa dan toako memang kian lama kian bertambah agung, sungguh membuat hati orsng jadi kagum!”

Siau Ling tertawa sedih.

“Peng ji, setelah Giok siau long kun menantang Shen Bok bong untuk berduel disini besok siang, dia pasti akan melakukan suatu persiapan yang amat matang, sebelum semuanya jadi terlambat kita harus berusaha untuk menyelidiki kekuatan yang dimiliki gembong iblis itu, kemudian beri tahu kepada It bun Han to agar dia sempat melakukan persiapan”

“Tiba-tiba akupun teringat akan satu persoalan, andai kata besok siang benar-benar terjadi suatu pertarungan sengit,

apakah toako jaga akan munculkan diri untuk membantu mereka?”

“Hal ini musti dilihat dulu keadaan pada waktu itu. kalau kita tak perlu munculkan diri, sudah tentu kita tak usah munculkan diri!”

“Sekarang siau moay sudah mengerti mengapa selama ini toako tak bersedia munculkan diri, akupun tahu maksudmu kenapa selalu merahasiakan diri..,!”

“Bagus sekali perkataanmu itu ”seru Siau Ling sambil tersenyum, setelah berpikir sebentar dia melanjutkan :

“Setelah berulang kali kutentang dan ku-lawan kekuasaan dari Shen Bok Hong, pengaruh ini banyak merembet pula ke tubuh sementara umat persilatan, mereka dari takut: terhadap Shen Bok Hong kian lama kian berubah jadi makin berani, tapi banyak pule diantara jago2 lihay yang semula berhasrat untuk menantang kekuatan Shen Bok Hong„ tapi lantaran ada aku maka mereka membatalkan maksudnya, jika mereka tahu kalau aku sudah mati dan dalam dunia persilatan sudah tiada orang yang bersedia menjadi pembuka jalan lagi bagi mereka, siapa tahu kalau sementara orang persilatan yang kumaksudkan ini malah bangkit berdiri dan membela diri dengan kekuatan yang mereka miliki..”

“Benar “ sambung Pek-li Peng sambil mengangguk,” dalam dunia persilatan memang terdapat manusia sebangsa itu, meskipun tak dapat kusebutkan nama mereka, tapi aku dapat merasakannya” Siau Ling tertawa ewa.

“Tahukah engkau apa maksud dan tujuan dari kedatangan Shen Bok Hong pada hari ini??”

“Ia merasa tak tenang hatinya karena telah membakar mati toako dengan siasat licik karena itu sengaja datang kemnari untuk memberi penghormatan kepada arwah toako.”

Sambil tertawa Siau Ling segera menggeleng.

“Orang lain mungkin akan berpendapat demi kian, tapi bagi Shen Bok Hong pribadi tak mungkin karena persoalan itu.”

“Masa kedatangannya membawa rencana serta maksud tertentu??”

“Karena tak lega hati sebab jenasahku tak berhasil ditemukan, maka dia sengaja datang kemari untuk melakukan pemeriksaan, bahkan membawa serta Kim-hoa hujin serta Lan Giok tong. dari sini maksud tujuannya tertera jauh lebih jelas lagi,”

“Kenapa?”

Sebab Lan Giok tong adalah orang yang sengaja pancing masuk kedalam jebakan, sedangkan Kim hoa hujin adalah satu-satunya anak buah Shen Bok Hong yang berhubungan akrab dengan diriku”

“Nah itulah dia ! seru Pek li Peng.! Aku lihat tangisannya pada waktu itu amat menyedihkan sekali, jelas tangisan seperti itu tak mungkin dilakukan dengan ber pura-pura!”

Siau Ling tertawa ewa.

“Shen Bong telah memperhitungkan dengan tepat, andaikata aku masih hidup dikolong langit maka tujuanku pasti akan kemari”, Nah, dia telah menyiapkan Lan Giok-tong dan Kim hoa hujin untuk memancing meluapnya perasaanku, Lan Giok-tong akan membangkitkan hawa amarahku yang tak terkendalikan, sedangkan Kim hoa hujin akan memancing rasa sedihku yang tak tertahan, dari situlah dia akan mencari titik kelemahanku..”

“Seandainya engkau menyembunyikan diri, bukankah mereka juga tak akan melihat akan dirimu?”

“Tapi dari suasana kesedihan yang menyelimuti seluruh ruang upacara, ia bisa menemukan akan hal yang sedang dicarinya itu, dan disini pula tujuan datang menyambangi arwahku!”

“Kalau memang demikian, apakah sekarang dia sudah tahu kalau kita masih hidup?!”

“Aku rasa dia pasti tak tahu, dia sama sekali tak menyangka kalau kita akan membaurkan diri diantara kawanan jago yang datang memberi penghormatan, ia tak pernah meneliti jago-jago yang datang berziarah dengan seksama, sebab menurut dugaannya bila aku kembali kesini maka Bu wi totiang sekalian tentu akan mengetahuinya”

“Aaai..! Selama beberapa bulan kita berkumpul, bukan saja ilmu silat yang toako miliki telah mendapat kemajuan yang sangat pesat, bahkan kecerdasan otakpun kian hari kian bertambah hebat, semua orang mengatakan toako bagus dalam bakat cerdik dalam otak, perkataan ini rasanya memang tidak salah!”

Dengan cepat Siau Ling menggeleng.

“Keadaanlah yang memaksa aku harus meronta dan berjuang melepaskan diri dari kesengsaraan, karena tiap hari harus bergelim pangan dalam suasana bahaya dan tepi lembah kematian, lama kelamaan otakku mengalami perubahan dengan sendirinya, dulu aku tak pernah berpikir sampai disitu, tapi sekarang aku mulai belajar menggunakan otak, maka tak bisa dikatakan suatu kecerdasan otak yang luar biasa !”

Pek li Peng tertawa manis

“Kalau toako makin lama semakin hebat maka akulah yang makin lama makin bodoh”

Ia berhenti sebentar kemudian melanjutkan:

“Sekalipun siang malam aku mengikuti disisi toako, tapi dalam menghadapi setiap persoalan engkaulah yang melindungi diriku aku tak pernah punya kesempatan untuk berpikir dengan menggunakan otak sendiri.”

Siau Ling meneghela nafas panjang.

“Aaai...Peng-ji, tahukah engkau akan keadaan situasi yang sedang kita hadapi sekarang”

“Kenapa?”tanya Pek li Peng tertegun “masa situasi yang berada disekitar kita sangat berbahaya?”

“Sekaranglah waktunya pertarungan antara kaum sesat dengan kaum lurus, Shen Bok Hong telah siapkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk menggempur kita, meskipun sekilas pandangan suasana tampaknya tenang dan tentram dalam kenyataan inilah kesunyian sementara sebelum suatu hujan badai yang dahsyat menjelang tiba, dan pada detik ini juga saat yang paling kritis bagi kita untuk menentukan mati atau hidup, perasaan hatiku saat ini berat bagaikan ditindih dengan buku karang yang besar, jika kita salah bertindak hanya selangkah saja pada saat seperti ini, maka akibatnya akan menciptakan suatu musibah dan tragedi yang paling besar bagi umat persilatan!”

”Aaah! Masa keadaannya sampai seserius itu!”

“Aku tidak bohong, keadaan memang sudah berubah jadi sangat gawat dan berbahaya, oleh sebab itulah aku lebih suka menyaksikan saudara Sang dan saudara Tu menangis sedih, membiarkan enei Gak meneteskan air mata bercampur dengan darah, daripada memberitahukan kepada mereka kalau aku masih hidup”

Pek-li Peng termenung dan berpikir sebentar, kemudian tanyanya 1agi :

“Apakah tindakan dari toako ini disebab kan oleh suatu tujuan atau maksud tertentu?”

“Ehmm! Justru karena Shen Bok hong menganggap aku benar-benar sudah mati, maka aku baru bisa bergerak dengan leluasa untuk menghancurkan semua rencana besarnya agar ambisinya yang besar serta kemauannya yang busuk hancur berantakan”

Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, kemudian lanjurnya lebih jauh:

“Agaknya It bun Han to telah menyusun suatu rencana yang amat matang aku percaya dengan kemampuannya, orang itu lihay serta pintar, kelihayannya tidak dibawah Shen Bok hong, sayang ia tak mampu memegang keyakinan untuk menang, oleh sebab itulah aku harus membantu usahanya secara diam diam”

“Kalau toh kecerdasan dan kemampuan It bun Han to bisa lebih hebat dari Shen Bok hong. mengapa ia tak bisa memegang keyakinan untuk menang?”

“Rencana masak yang disusun Shen Bok bong sudah disiapkan sejak puluhan tahun berselang, karena kelangsungan yang sudah berjalan sangat lama inilah maka dia berhasil mengumpulkan sebagian besar jago persilatan yang lihay untuk berpihak kepadanya, walaupun It bun Han to juga hebat dan cerdik tapi kedua belah pihak sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat besar”

Berbicara sampai disini, tiba-tiba sinar matanya dialihkan keatas wajah Pek li Peng, kemudian menambahkan:

“Peng-ji, untuk sementara waktu kita harus berpisah dulu!”

“Toako mau pergi kemana ? Memang tak dapat membawa serta diriku?”

“Bukankah sudah kuterangkan kepadamu bagaimana gawatnya situasi pada saat ini? Kita tak boleh menelantarkan masalah besar hanya dikarenakan urusan muda mudi.”

Perlahan-lahan Pek li Peng mengangguk. “Baiklah, kapan kita akan bertemu lagi??”

“Mungkin malam nanti, tapi paling lambat besok sebelum tengah hari tiba !”

“Akan kunantikan kedatanganmu diruang tengah ini.”

“Engkaupun harus melakukan suatu pekerjaan bagiku “

“Pekerjaan apa?” tanya Pek li Peng cepat dengan semangat berkobar kembali

“Sudah pasti enci Gak bukan tandingan Shen Bok Hong, seandainya pertarungan yang besok siang akan diadakan didepan meja abu ini benar-benar terlaksana, sudah pasti enci Gak maupun Giok siau long kun akan mati ditangan Shen Bok Hong, oleh karena, itu sebelum tengah hari tiba besok bila aku masih belum kembali maka engkau harus berusaha untuk menghalangi terjadinya pertarungan sengit itu”

“Tapi., bagaimana caranya untuk menghalangi pertarungan itu?”

“Beri tahu enci Gak secara diam-diam kalau aku belum mati, minta dia jangan layani pertarungan adu kekerasan dengan Shen Bok Hong ...”

Ia termenung dan berpikir sebantar, kemudian melanjutkan.

“Alangkah baiknya kalau engkau bisa atasi persoalan ini tanpa menggunakan cara tersebut, kalau terpaksa memang tiada jalan lain cara itu baru kau gunakan, mengerti?”

“Akan kuingat selalu!” jawab Pek li Peng sambil mengangguk.

Siau Ling segera bangkit berdiri, pesannya kemudian:

“Ilmu silat yang kau miliki cukup untuk melindungi diri sendiri, tapi engkau musti berhati-hati dalam semua masalah, tunggulah sampai aku kembali dengan tenang”

Habis berkata pemuda itu segera bangkit dan keluar dari tenda.

Pek li Peng mengejar keluar tenda, ia lihat Siau Ling telah berlalu dengan langkah lebar.

Setelah meninggalkan tenda yang berderet deret, anak muda itu langsung menuju ketanah belukar.

Haruslah diketahui, kawanan jago persilatan yang berkumpul ditempat itu jumlahnya mencapai ratusan orang, suasana amat gaduh dan orang-orang itu berkeliaran kesana, kemari hingga sukar dikontrol dengan baik, tentu saja It bun Han to maupun Bu wi totiang tahu kalau diantara mereka kemungkinan besar terdapat mata-mata2 yang dikirim Shen Bok Hong untuk mencari berita, tapi mereka berlagak terbuka asalkan pihak lawan tidak melakukan sesuatu gerakan maka merekapun tidak melarang;

Oleh karena itulah gerak gerik Siau Ling berdua disekitar tempat itu sama sekali tidak mengganggu boleh dibilang leluasa....

Menanti bayangan punggung dari Siau Ling sudah lenyap dari pandangan mata. Pek li Peng baru menghembuskan napas panjang. ia putar badan dan berjalan kembali keruang kebaktian.

Waktu itu sebagian besar peziarah telah memberikan penghormatannya, sedangkan mereka yang berdiam agak jauh dari tempat itu masih belum tiba maka suasana dalam ruang telah sunyi dan hening.

Perlahan-lahan Pek-li Peng masuk keruang tengah, asap tipis mengepul keangkasa menyiarkan bau harum semerbak, sepi seluruh ruangan itu sama sekait tak nampak sesosok bayangan manusiapun.

Perlahan-lahan ia mendekati meja abu itu memandang papan nama yang bertuliskan nama Siau Ling tak tahan lagi dia tersenyum, tangannya dengan lembut meraba beberapa huruf yang tertera ditengah meja abu tersebut.

“Itu cuma tulisan hitam diatas kain putih, entah apa maksudmu merabanya??”

Tiba-tiba...serentetan suara teguran yang berat dan rendah menggema disisi telinganya;

Cepat Pek-li Peng berpaling, ia lihat orang itu adalah pria baju putih yang melihara jenggot sepanjang lambung, dia tak lain adalah It-bun Han to.

Dalam hati segera pikirnya :

“Toako seringkali memuji akan kehebatan orang ini. katanya kecerdikannya melebihi Shen Bok Hong. kalau aku buka suara maka dia pasti akan mencurigai identitasku, lebih baik aku membungkam saja.!”

Dengan sorot mata yang amat tajam bagaikan pisau belati It-bun Han to mengawasi wajah Pek-li Peng tanpa berkedip, hal ini membuat gadis itu merasa tidak seharusnya membungkam terus.

Betapa gelisahnya hati dara ini, dia berpikir

“Andaikata toako berada disini dia pasti punya akal untuk menghadapinya, sekarang aku hanya berada disini seorang diri, celaka, bila rahasiaku ketahuan!”

Dalam gelisahnya tiba-tiba satu ingatan terlintas dalam benak gadis ini, kembali dia berpikir :

“Aaah. aku ada akal, lebih baik aku pura-pura berlagak bisu dan tak pandai berbicara, dengan begitu dia toh tak bisa paksa aku mtuk bercakap cakap”

Berpikir sampai disitu, dia lantas menunjuk kemulut sendiri kemudian gelengkan kepalanya.

“Engkau tak bisa bicara? “ tanya It bun Han to dengan dahi berkerut kencang.

Pek li Peng mengangguk, ia lantas menulis diatas meja dengan abu hio:

“Aku bisa mendengar bisa menulis, tapi tak mampu berbicara!”

It bun Han to termenung dan berpikir sebentar, kemudian ujarnya lagi dengan lembut:

“Bersedia bukan untuk bersantap diruang dalam?”

Pek li Peng segera berpikir:

“Kalau ditinjau dari keadaan yang kulihat hari ini, rupanya ruang belakang khusus disediakan mereka untuk melayani tamu-tamu terhormat atau mempunyai kedudukan yang terpandang, semestinya disitulah letak pusat kekuatan untuk menentang Shen Bok liong, malahan enci Gak ada disitu. Giok siau long kun serta Bu wi totiang sekalipun berada disana, semestinya sukar untuk masuk kesitu.,.. sekarang ada kesempatan baik untuk masuk, apa salahnya kalau kuterima tawaran ini?”

Karena berpendapat begitu maka ia tidak menampik, tapi langsung berjalan masnk ke ruang belakang,

Dibelakang meja abu itu merupakan sebuah lorong jalan yang lebarnya cuma dua depa. Kedua belah sisinya ditutup dengan kain warna putih.

Terdengar It bun Han to berkata lagi:

“Lorong jalan ini sudah tertera sangat jelas, dinding pemisah hanyalah berupa kain putih yang tipis, aku harap sahabat jangan sengaja menjebolkan kain putih ita hanya dikarenakan rasa ingin tahu, sebab kalau sampai terjadi begitu maka akan berakibat fatal sekali!”

Pek li Peng coba berpaling, ia lihat It -bun Han to tidak ikut masuk tapi hanya berdiri tegak ditempat semula, ini menyebabkan hatinya jadi keheranan.

Tapi gadis itu sudah terlanjur berlagak bisu, maka ia tak bisa buka suara untuk bertanya.

Tampak It bun Han to siapkan tangannya seraya berkata lagi :

“Silahkan masuk kedalam, asal engkau bersedia masuk kedalam dengan melewati jalan berdinding kain putih yang ada, pastilah ada orang yang akan menyambut kedatanganmu”

Pek li Peng segera berpikir lagi :

“Orang ini memang cerdik banyak akal dan sukar diraba perasaan hatinya, entah mengapa dia suruh aku berjalan masuk seorang diri “

Tapi keadaannya pada waktu itu ibarat menunggang diatas punggung harimau, mau tak mau terpaksa dia harus melanjutkan langkahnya masuk kedalam lorong itu.

Setelah berada didalam lorong tersebut, Pek li Peng baru merasakan betapa banyaknya tikungan yang ada disana, seakan-akan dia sedang berada dalam sebuah barisan Pat-kwa-tin yang lihay:

Sepertanak nasi sudah Pek li Peng berjalan dalam lorong itu, namun ujang lorong belum juga ditemukau, bahkan tak nampak pula seorang manusiapun yang menyambut kedatangannya.

Tiba-tiba satu ingatan terlintas dalam benaknya, ia segera berhenti dan berpikir :

“Berapa besar toh ukuran dari ruang penghormatan itu? Kenapa belum juga kusampai di tempat tujuan”? Paling sedikit aku sudah berja1an sejauh lima li, tapi masih juga berputar terus disekitar lorong yang berdinding kain putih... sudah pasti aku terjebak dalam suatu barisan yang aneh....”

“Aaah! Kalau begitu pujian toako atas kehebatan It bun Han to memang tak salah lagi, dia memang lihay dan berilmu tinggi.”

Oleh sebab dia sangat mengagumi akan ketajaman mata toakonya, maka meskipun harus terjebak didalam barisan aneh hatinya sama sekali tidak terpengaruh oleh hawa gusar.

Pada saat itulah tiba-tiba melintas lewat sesosok bayangan manusia menyusul It bun Han to munculkan diri disebuah tikungan lorong, sambil maju menghampiri gadis itu pujinya“

“Sababat, sungguh bagus imanmu engkau sabar dan tenang sekali!”

Pek li Peng menggetarkan bibirnya dan hampir saja menjawab perkataan itu, untung dia cukup sigap sehingga kata-kata yang hampir terlontar keluar segera ditelan kembali

It bun Han to segera ulapkan tangannya dan berkata lagi;

“Mari ikutilah dibelakangku “

Pek li Peng tidak banyak bertingkah, dia segera mengikuti dibelakang orang itu.

Hanya berbelok beberapa kali saja diantara lorong tersebut, mereka sudah keluar dari himpitan lorong tadi, pemandangan yang terbentang didepan mata pun berubah.

Di hadapan mereka sekarang terbentang sebuah ruangan indah yang terbentuk dari kain putih, ruangan itu terbagi jadi dua sisi yang saling berpisah satu sama lainnya.

Menyaksikan hal itu kembali Pek li Peng memuji didalam hati :

“Bukan saja dapat membangun barisan yang hebat didaerah seluas beberapa li, bahkan dapat pula membangun ruangan seindah, ini, kalau tidak memiliki pengetahuan tentang bangunan yang luar biasa, tak mungkin kesemuanya itu dapat diselesaikan hanya di dalam beberapa hari saja”

Tampak It bun Han to menyiapkan semua borden dan berkata dengan halus :

“Silahkan masak kedalam”

Per lahan-lahan Pek li Peng masuk kedalam ruangan, kemudian mengamati susunan ruang tersebut dengan seksama.

Dia lihat warna ruangan itu serba putih dan sama sekali tidak nampak warna lain, sebuah meja dilapisi pula dengan kain putih berada ditengah ruangan sedang disekelilingnya tersedia empat buah kursi, teko air teh dan cawan putih tersedia disana.

Pada waktu itu ada dua orang sedang duduk didalam ruangan itu, mereka adalah Bu wi lotiang serta Sun Put-shia.

Pek li Peng memandang sekejap kearah dua orang itu, kemudian per lahan-lahan duduk disitu.

Sun Put shia memandang sekejap kearah Pek li Peng, kemudian sambil memandang kearah It bun Han to tanyanya :

“Siapa orang ini?”

“Seorang sahabat persilatan yang punya mulut tak mampu berbicara!”

“Punya mulut tak mampu berbicara? Memangnya dia seorang bisu?” tanya Sun Put shia lagi dengan dahi berkerut.

It bun Han to mengangguk.

“Memang begitulah!”.

Sambil berkata diapun ambil tempat duduk dikursi yang masih kosong.

Dengan sorot mata yang amat tajam Sun Put shia mengawasi wajah Pek li Peng beberapa saat lamanya, kemudian menegur:

“Bukankah raut wajahmu telah dipoles dengan obat penyaru?”

Pek li Peng segera menggeleng.

Tiba-tiba It bun Han to duduk mendekati gadis itu, kemudian dia tepuk bahunya dengan perlahan.

Pek li Peng, amat terperanjat, cepat-cepat ia bangkit dan menghindar.

Tingkah lakunya yang kaget dan gugup ini kontan membuat It bun Han to jadi tertegun dan memandang kearahnya dan melongo.

Tapi hanya sebentar kemudian ia sudah pulih kembali dalam ketenangannya seperti sediakala setelah tertawa ewa katanya:

“Bila dugaanku tidak keliru, aku yakin engkau bukanlah sungguh-sungguh bisu!”

“Kalau aku bisu, sudah pasti kalian tak akan bisa berbuat apa-apa terhadap diriku...” batin Pek li Peng dihati

Terdengar It bun Han to melanjutkan kembali kata-katanya

“Bukankah engkau mempunyai seorang sahabat yang sangat baik dan sekarang dia telah meninggalkan tempat ini? Aku lihat kalian berbicara lama sekali, bahkan engkaupun pernah bercakap-cakap dengan orang lain, tidak keliru bukan kata-kataku ini?”

“Ia bisa mengetahui segala sesuatu tentang gerak gerik kami, itu berarti sejak permulaan mereka telah kirim orang untuk mengawasi semua gerak gerikku” pikir Pek li Peng dalam hati, urusan sudah menjadi begini, rasanya walaupun aku ingin menyangkal juga tak mungkin lagi”

Ketika dilihatnya Pek li Peng tetap membungkam, untuk kesekian kalinya It bun Han to berkata lagi:

“Sekalipun engkau mata-mata dari Shen Bok Hong, selama upacara pengambilan sumpah belum diselenggarakan, kami tak nanti akan mencelakai jiwamu”

“It bun heng!” tiba-tiba Sun Put shia menimbrung,” engkau yakin kalau dia bukan seorang yang bisu? “

“Tentu saja yakin”

“Baik! Aku pengemis tualah yang akan paksa dia untuk buka suara!”

Seraya berkata tangan kanannya langsung berkelebat kedepan dan mencengkeram pergelangan tangan kiri dari dara tersebut.

Cepat Pek li Peng berkelit kesamping dengan lincahnya, sementara tangannya digoyangkan berulang kali.

Dari gerakan tubuh Pek li Peng dikala melepaskan diri dari gerak cengkeraman Sun Put shia itu Bu wi to tiang menyadari kalau musuh, yang sedang dihadapi berilmu tinggi, cepat dia bangkit berdiri dan menghadang didepan pintu keluar.

Dengan muka serius It bun Han to segera berkata lagi :

“Saudara, aku rasa engkau tak usah berlagak pilon lagi, bukankah aku sudah katakan tadi. sekalipun engkau adalah mata-mata yang dikirim oleh Shen Bok Hong, tidak nanti kami akan binasakan dirimu, tapi kalau engkau bersikeras untuk tetap berlagak pilon dan tak tahu diri. itulah artinya engkau yang paksa kami untuk turun tangan”

Sun Put shia telah maju dua langkah ke depan untuk mengejar Pek-li Peng, diapun berseru dengan dingin :

“Asal engkau masih sanggup berbicara aku pengemis tua tidak percaya kalau engkau tidak akan buka suara.”

Sambil berseru, telapak tangan kanannya kembali diayun kedepan melepaskan sebuah babatan kilat.

Pukulan tersebut sangat dahsyat dan membawa segulung hawa pukulan yang sangat tajam.

Cepat Pek li Peng ayun pula tangan kanannya untuk menyambut serangan tersebut, sementara tubuhnya cepat-cepat berkelit kembali kearah samping gelanggang.

Ketika sepasang telapak tangan saling beradu satu sama lainnya, terdengarlah suara benturan nyaring.

Sun Put-shia mendengus dingin, serunya keras

“Sungguh hebat tenaga pukulan saudara “

Tiba-tiba ia mendesak maju kedepan, sepasang telapak tangannya melepaskan serangkaian pukulan berantai.

Serangan-serangan itu dilepaskan dengan kecepatan ibarat sambaran petir, Pek-li Peng terdesak hebat dan mau tak mau dia musti menggerakkan pula sepasang tangannya untuk menangkis.

Agak tercengang hati Sun Put shia ketika dilihatnya tiga buah serangan berantai yang dilepaskan dapat disambut oleh lawannya dengan jitu.

Peristiwa ini sama sekali di luar dugaannya, diam-diam ia memuji didalam hati :

“Sungguh tak kusangka ilmu silat yang dimiliki tua bangka celaka ini tangguh sekali, dia memang terhitung seorang jagoan lihay”

Kiranya waktu itu Pek li Peng sedang menyaru sebagai seorang kakek kurus yang berperawakan kecil.

Sun Put shia mempergencar serangan-serangannya, suatu ketika ia membentak keras dan sepasang telapak tangannya dibabat kedepan secara berbareng.

Serangan yang datang dari tangan kanan berhasil dihindari Pek li Peng dengan manis, namun serangan yang tiba dengan kiri tak mampu dihindari lagi. Dalam keadaan demikian terpaksa ia harus menyambutnya dengan kekerasan.

Sungguh dahsyat angin tersebut, Pek li Peng berseru tertahan dan jatuh terduduk diatas lantai.

Melihat lawannya sudah roboh, cepat Sun Put shia tarik kembali serangannya sambil mundur kebelakang, dengan alis mata berkernyit ia berseru keheranan.

“Eeeh. gimana ini? Kok nyatanya seorang perempuan?”

Sementara itu It bun Han to sudah mendekati pula Pek li Peng dengan langkah lebar, ia langsung menegur:

“Siapa kau? Kenapa datang kemari dengan menyamar sebagai seorang lelaki?”

Perlahan-lahan Pek li Peng bangkit berdiri, ia tempelkan tangan kanannya didepan bibir kemudian berbisik lirih:

“Sstt,. jangan berisik!”

It bun Han to yang cerdik dibuat tertegun juga oleh tingkah laku Pek li Peng yang sangat aneh itu. segera ia menjawab:

“Tempat ini aman sekali, kalau nona hendak mengatakan sesuatu silahkan diutarakan dengan bebas, tak usah ragu-ragu dan jangan kuatir rahasia pasti terjamin!”

Pek-li Peng rupanya sudah sadar, bila dia tidak mengaku terus terang maka sulitlah untuk melayani tekanan-tekanan dari beberapa orang ini, mau melawan pakai kekerasan dia pun tahu kalau ilmu silatnya tak mungkin bisa menandingi gabungan tenaga dari tiga orang jago lihay itu. Daripada tertawan sehingga penyamarannya dibongkar secara paksa, bukankah jauh lebih baik mengaku terus terang??

Berpendapat demikian, diapun berbisik lirih:

“Aku adalah Pek li Peng ?”

Baik It bun Han to maupun Bu wi totiang serta Sun Put shia sama-sama berseru kaget ketika mendengar pengakuan tersebut.

“Apa ? Eagkau adalah nona Pek li...”

“Ssstt ! Jangan keras-keras” seru Pek li peng dengan cemas.

It bun Han to segera memperendah suaranya, hampir setengah berbisik ia berseru. “Bukankah nona ada bersama Siau tayhiap?”

“Benar !”

“Apakah nona tidak mati terbakar oleh siasat busuk Shen Bok Hong? “ tanya Bu wi totiang dari samping.

“Kalau sudah mampu karena terbakar, memangnya aku bisa muncul lagi disini?”

“Jadi kalau begitu, Siau tayhiap juga tidak sampai mati terbakar bukan?“desak It bun Han to.

“Aku saja tak mampu dibakar sampai mati, memangnya Siau toako bisa mampu dibakar Shen Bok Hong? “

“Lalu saat ini Siau tayhiap berada dimana??”

“Bukankah engkau sudah tahu kalau dia telah pergi tinggalkan tempat ini??

“Aaah! Jadi kalau begitu orang yang memakai nama Teng Toa wan dari Siang pak itu adalah Siau tayhiap?” seru It bun Han to dengan terperanjat.

“Toako selalu memuji akan kecerdikanmu serta kecermatanmu dalam menilai segala urusan. tampaknya apa yang dia katakan memang tak salah”

“Jadi., jadi engkau benar-benar adalah nona Pek li Peng?” Sun Put shia menegaskan pula dengan mimik masih sangsi.

“Tanggung seratus persen murni!”

“Aku rasa tak mungkin bisa salah lagi” It bun Han to menanggapi dari samping

“secara lapat-lapat aku masih dapat mengenali logat suaranya !”

“Sekarang kita tak boleh berbuat teledor sehingga membuat urusan jadi berabe, agar bisa dipercayai secara seratus persen maka lebih baik kita buktikan dengan melibat raut wajah aslinya!”

Tentu saja Pek-li Peng tak dapat menampik permintaannya itu, terpaksa ia menghapus obat penyamarannya hingga tampaklah raut wajah aslinya.

Dengan seksama den teliti Bu wi totiang mengawasi wajah Pek-li Peng beberapa saat lamanya, tiba-tiba ia menghembuskan napas panjang dan berkata lirih :

“Aaah ! Dia memang benar nona Pek-li, kalau begitu Siau tayhiap tak sampai ketimpa bencana..”

“Sstt! Jangan keras-keras..” sela Pek-1i Peng bertambah gelisah.

Sun put-shia tak sanggup mengendalikan rasa girangnya lagi, kontan dia menengadah dan tertawa terbahak-bahak.

“Haahh. haahh. haahh. nah, apa kubilang? saudara Siau memang tidak memiliki paras muka orang yang berumur pendek, apa kenyataannya sekarang? Dia toh masih hidup, haahh. haahh. haahh..”

“Hey pengemis tua, jangan tertawa keras tentunya kau bisa bukan?”seru Pek-li Peng dengan gusar.

Sun Put-shia agak tertegun.

“Eeeh..budak ingusan, engkau berani sebut aku sebagai pengemis tua??”

“Baik baik berteriaklah kalian sekeras kerasnya. Teriaklah biar semua orang tahu toako pasti akan marah-marah besar kepadaku!”

Dengan mendongkol ia segera putar badan dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Cepat It-bun Han-to menghalangi jalan perginya, dengan suara lirih dia berkala :

“Nona harap jangan marah, duduklah dahulu ! Mari kita perlahan-lahan bicarakan soal ini.”

San Put shia mendehem ringan dan berkata pula:

“Baiklah ! Aku pengemis tua berjanji tak akan tertawa keras lagi”

“Nona, duduklah disini ! “ bisik It bun Han-to kemudian sambil mengambil sebuah bangku.

Perlahan-lahan Pek li Peng duduk dia ulapkan tangannya.

“Hayo kalian semua juga duduk!”

Sun Put shia, It bun Han to serta Bu wi totiang tidak membantah lagi, mereka segera duduk disekeliling gadis itu.

Menunggu semua orang sudah duduk, Pek li Peng baru berkata :

“Berulang kali toako telah berpesan kepadaku melarang aku bocorkan rahasia bahwa dia sebenarnya masih hidup !”

“Kenapa?” tanya Sun Put shia keheranan, “apakah dia senang kalau melihat semua orang bersedih hati karena kematiannya?”

“Tentu saja dia mempunyai maksud tertentu dengan perbuatannya itu, tanggung dia tak akan suruh kalian bersedih hati dengan sia-sia belaka,”

“Aku benar-benar tak habis mengerti, batu karangpun meleleh dan batang kayupun hangus jadi abu ketika Shen Bok Hong membakar bukit, ternyata Siau tayhiap serta nona dapat lolos dengan selamat” ujar Bu wi totiang sambil gelengkan kepalanya berulang kali.

“Memangnya kenapa ? apa kalian mengharapkan aku dan Siau toako sungguh-sungguh mati terbakar??”

Mula-mula Bu wi totiang agak tertegun, menyusul sambil tertawa hambar sahutnya :

“Nona, janganlah kau salah artikan perkataanku ini!”

Dengan paras muka serius Pek li Peng berkata lagi:

“Toako berulang kali berpesan kepadaku agar untuk sementara waktu jangan sampai bocorkan berita tentang masih hidupnya dia. Sekarang aku kena kalian paksa hingga mau tak mau harus kubocorkan juga rahasia ini bila dia sampai tahu pastilah dalam hati akan merasa tak senang hati!”

“Jangan kuatir, aku pengemis tua akan bertanggung jawab!” seru Sun Put shia dengan cepat sambil tepuk dada sendiri.

“Nona, aku tahu pengalaman kalian sewaktu lolos dari kebakaran pasti lebih banyak bahayanya dari pada kesenangan” kata It bun Han to “dan kejadian itu bagaimanapun juga toh sudah lewat, diceritakan pada lain kesempatan rasanya belum terlambat. Justru persoalan terpenting yang kita hadapi sekarang adalah kemana perginya Siau tayhiap pada saat ini?? Aku yakin Shen Bok Hong tentu sudah menyiapkan jago jago lihaynya disekitar tempat ini, dengan kekuatan Siau tayhiap seorang yang begitu minim susah rasanya untuk menghadapi mereka semua kita harus segera mengirim orang untuk menyambut dirinya!”

“Ooh. jangan, jangan, kalian tidak boleh sekali-kali berbuat begitu !” seru Pek-li Peng sambil gelengkan kepalanya berulang kali, “kalau kamu semua utus orang untuk menyusulnya, bukankah itu sama artinya telah membocorkan berita kehidupannya..”

Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, menyusul sambungnya lebih jauh :

“Pada hakekatnya aku sendiripun tak tahu kemana ia telah pergi padasaat ini, sebab aku hanya tahu kalau dia sedang menyelesaikan sesuatu urusan!”

“Lalu kapan dia baru akan kembali kesini?!” tanya It-bun Han to dengan cepat.

“Sebelum tengah hari besok, katanya dia pasti akan kembali kesini sebelum pertarungan seru antara nona Gak dan Shen Bok Hong berlangsung..”

Tiba-tiba ia merendahkan suaranya dan melanjutkan lebih jauh :

“Eeh.. untuk sementara waktu kecuali kamu bertiga, janganlah kalian beritahu lagi kepada orang lain tentang masih hidupnya toakoku. terutama jangan sampai Giok siau long kun mengetahui tentang rahasia ini, bisa berabe nanti jadinya!”

“Bagaimana kalau kami beritahukan soal ini kepada Tiong-ciu-siang-ku?” tanya Sun Put shia dengan cepat, kasihan kedua orang itu, sejak mendengar berita kematian dari Siau Ling, senantiasa mereka menangis terus, makan tak mau minum segan, terlalu payah keadaannya! Kalau dibiarkan begitu terus maka mereka akhirnya akan jatuh sakit, kasihan toh? Sekarangkan kita sudah tahu kalau Siau Ling belum mati, masa kita sudah tahu kalau Siau Ling belum mati. mana kita biarkan mereka tersiksa terus lahir maupun batinnya?”

Pek-li Peng termenung dan berpikir sebentar, kemudian sahutnya

“Aaai..! Memang kasihan sekali kedua orang itu, hiburlah mereka, agar jangan terlalu bersedih hati!”

“Tak mungkin bisa menghibur mereka, kecuali kalau biarkan mereka ikut tahu bahwa Siau Ling sebenarnya masih

hidup, sebab hanya kabar inilah merupakan obat paling ces-pleng buat kesedihan mereka itu!”

“Memang boleh-boleh saja kita kabarkan pula kepada mereka berdua, tapi kalau lain hari toako menyalahkan diriku lantas bagaimana? Aku tentu akan dicueki habis-habisan!”

“Jangan kuatir nona !” seru Sun Put shia lagi dengan tegas. “toh sedari tadi telah kukatakan, bila toakomu marah dan menegur engkau, aku si pengemis tua yang akan memikul tanggung jawabnya!”

“Pada hakekatnya Shen Bok Hong toh sudah berkunjung kemari!” sela It bun Han to tiba-tiba dari samping, “Kendatipun Tiang ciu siangku ikut mengetahui rahasia ini rasanya tidak akan berpengaruh apa-apa pada situasi yang sedang kita hadapi, menurut pendapatku lebih baik kita kabarkan rahasia ini kepada Tiong ciu siang ku, agar batin mereka tidak tersiksa lebih lama lagi!”

“Toako selalu memuji dan mengagumi kecerdasan otakmu, katanya engkau hebat dan tinggi tipu muslihatnya, hanya engkaulah yang mampu beradu kecerdasan dengan Shen Bok Hong, coba berilah penilaian menurut jalan pikiranmu, apakah perlu kita buka rahasia ini dihadapan mereka?!”

Tersenyum bangga It bun Han to sehabis mendengar ucapan tersebut, cepat sahutnya

“Aah .! Siau tayhiap terlalu memuji diri ku. kecerdikan apa yang kumiliki dan keampuhan apa yang bisa kuandalkan? Bila dibandingkan kegagahan serta kehebatan Siau tayhiap, pada hakekatnya aku masih tertinggal amat jauh.”

Dia berhenti sebentar, kemudian sambungnya lebih jauh:

“Beberapa hari belakangan ini Tiong ciu siang ku tidak makan maupun minum, keadaannya mulai payah dan kesehatan badannya merosot sekali, padalah justru kita sangat membutuhkan tenaga orang-orang macam mereka

untuk menanggulangi situasi begini, apa bila kedua orang itu dibiarkan tersiksa terus batinnya, sudah pasti kita tak akan mampu manfaatkan tenaga mereka lagi, malahan mungkin mereka akan terluka ditangan musuh, kalau sampai terjadi hal yang begini ini kan telalu sayang bukan??”

“Jadi menurut pendapatmu, lebih baik kita beritahukan rahasia ini kepada mereka??” tanya sang dara kemudian.

“ Ooh..! Aku hanya memberikan penilaianku saja atas berat ringannya masalah ini, mau beritahu kepada mereka atau tidak keputusannya tetap berada ditangan nona!”

Mendengar jawaban tersebut, kembali Pek li Peng termenung dan berpikir beberapa saat, kemudian ujarnya:

“Baik ! Kita beritahukan saja rahasia ini kepada mereka, tapi jangan kalian katakan pula kalau aku juga berada disim!”

“Masa nona mau menghindarkan diri ? “ kembali It bun Han to berseru “jika mereka tidak berhasil menjumpai diri nona, kendatipun sudah kuberitahukan, belum tentu mereka mau mempercayainya dengan begitu saja!”

“Lalu bagaimana baiknya??”

“Lebih baik nona temui mereka sebentar asal sudah bertemu muka aku yakin mereka pasti akan percaya.”

“Aaaai.. iya sudahlah, kalau memang tak ada jalan lain yang lebih baik, biar kutemui mereka berdua!”

“Kalau begitu biar pinto yang pergi undang mereka datang!” kita Bu wi totiang kemudian.

Dia lantas bangkit berdiri dan melangkah keluar dari ruangan tersebut.

Sepeninggalnya imam tua itu, It bun Han to menghembus nafas panjang dan berkata

“Apakah Siau tayhiap memberi pesan khusus kepadamu mengenai pertarungan yang akan dilangsungkan antara Shen Bok Hong dengan nona Gak besok tengah hari??

“Tidak, ia tidak meninggalkan apa-apa sebelum tengah hari besok dia sudah akan kembali lagi kemari!”

It bun Han to membungkam sebentar, ia termenung dan putar otaknya kemudian baru berkata:

“Sekarang kita sudah tahu kalau Siau tayhiap masih hidup didunia ini. itu berarti rencana kita untuk menghadapi serangan lawanpun mau tak mau harus mengalami banyak perubahan!”

“Aku sipengemis tua mempunyai suatu usul yang bodoh, entah usulku ini bisa digunakan atau tidak?” tiba-tiba Sun Put shia menyela kembali.

“Apa usulmu itu locianpwe??”

“Kita semua tahu, kekuatan dari perkampungan Pek hoa san cung amat tangguh dan hebat, tapi dalam kenyataan otaknya cuma satu yaitu Shen Bok Hong, bila kita dapat membinasakan atau menawan Shen Bok Hong bukankah secara otomatis kekuatan yang dahsyat dari perkampungan Pek hoa san cung akan buyar dengan sendirinya??”

“Memang benar ucapanmu itu! sahut It bun Han to sambil tersenyum, akan tetapi pernahkah locianpwee bayangkan, bahkan menawan atan membunuh Shen Bok Hong bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu mudah”

Menurut pandangan aku pengemis tua, sebelum tengah hari besok, Shen Bok Hong pasti sudah akan hadir disini untuk memenuhi janji.

“Benar, sebelum waktunya ia pasti sudah tiba di sini!”

“Kalau memang dia pasti datang kesini, maka sampai waktunya aku pengemis tua berniat untuk membantu Gak

Siau-cha untuk memerangi gembong iblis ini, akan kupaksa suatu pertarungan adu kekerasan dengan dirinya, siapa tahu kalau aku sedang mujur dan berhasil melenyapkan iblis itu dari muka bumi Asal dia bisa dibasmi, bukankah sama artinya kita sudah lenyapkan sebuah bibit bencana besar bagi umat persilatan??”

It-bun Han to menghela nafas panjang sehabis mendengar perkataan itu.

“Aaai.. ! Rencana dari locianpwe itu memang bagus, tapi engkau telah melupakan sesuatu, janganlah locianpwe menganggap Shen Bok Hong seorang menusia yang bodoh dan gampang tertipu, bila dugaanku tak keliru tengah hari besok dia tak akan datang seorang diri, jago-jago lihay yang dibawanya besok tentu banyak sekali jumlahnya, ini berarti tak mungkin bagi locianpwe untuk mengajak berduel gembong iblis itu”,

Dia berhenti sebentar untuk tukar napsu kemudian lanjutnya lebih jauh.

“Sebenarnya aku hendak menggunakan siasat busuknya untuk menghadapi siasat busuk itu, agar senjata makan tuan, bila perlu akan kukorbankan selembar jiwaku sendiri untuk balaskan dendam bagi kematian Siau tayhiap, dan lenyapkan bibit bencana ini bagi umat persilatan, tapi berhubung Siau tayhiap masih hidup, maka rencanaku ini terpaksa harus dirombak lagi mulai dari awal.

“Eeh.. kenapa aku sipengemis tua sama sekali tidak tahu menahu tentang rencana besarmu itu?!” tanya Sun Put shia keheranan.

It bun Han to tertawa penuh permintaan maaf, jawabnya :

“Bukan saja Sun locianpwe tidak tahu tentang rencana ini. bahkan Bu wi totiang juga tak akan tahu, demi terjaganya rahasia ini jangan sampai bocor, kecuali aku hanya Tiong ciu

siang ku berdua saja yang ikut mengetahui adanya rencana ini.”

“Tapi sekarang toh sudah kau katakan keluar? Bagaimana kalau kalian terangkan kepada aku sipengemis tua?”

“Harap locianpwe jangan salah paham, rahasia tersebut terpaksa harus kuberitahukan kepada Tiong ciu siang ku berhubung aku memang membutuhkan bantuan mereka berdua, karena itu aku musti terangkan dulu duduknya persoalan kepadanya,...”

Ia berhenti sebentar, kemudian sambungnya lebih jauh:

“Semua orang persilatan tahu kalau Tiong ciu siangku kaya raya, harta kekayaan boleh dibilang melebihi nilai dari satu kota, bahkan Shen Bok Hong sendiripun belum tentu mampu mengalahkan kekayaan mereka berdua.

Orang luar kebanyakan tahu kalau mereka berdua gemar mengumpulkan intan permata dan barang-barang sebangsa mutu manikam, padahal dalam penyataannya kecuali benda-benda berharga itu mereka mengumpulkan juga setiap barang yang dianggap menarik hati!”

Setelah berhenti sebentar, lanjutnya:

“Nah itulah dia! Rencanaku ini justru timbul setelah mengetahui bahwa kedua orang itu menyimpan sebutir peluru peledak Poh san sin lui ( geledek sakti penghancur bukit ) tentunya locianpwe masih ingat bukan dengan kisah lama tentang seorang kakek tua penghancur bukit yang menjadi tersohor namanya pada seratus tahun berselang? orang itu sangat gemar bermain dengan mesiu dan bahan-bahan peledak hingga akhirnya terciptalah bahan peledak Poh san sin lui yang tersohor itu. Dalam suatu pertarurgan sengit yang dialaminya kemudian, ia membinasakan dua puluh tujuh orang jago lihay dalam sekejap mata, bahkan karena dahsyatnya bahan peledak itu sampai-sampai empat orang murid Poh san lojin pun ikut jadi korban.Walaupun Poh san lojio sendiri

berhasil lolos dari malapetaka itu. namun disebabkan luka yang dideritanya terlalu parah setengah tahun iapun tewas. Nah. dua biji peluru sakti Poh san sin lui peninggalannya itu berhasil ditemukan Tiong ciu siangku dan disimpannya secara baik-baik hingga saat, ini “

Sun Put shia mengangguk tiada hentinya.

“Ehmm... aku sipengemis tua pernah mendengar juga kisah tragedi tersebut, aaai! Kekuatan bahan peledak itu memang betul-betul mengerikan sekali..”

“Sejak Tiong ciu siang ku berhasil mendapatkan dua biji bahan peledak Poh san sin lui itu “ tutur It bun Han to lebih jauh, “mereka selalu menyimpan bahan meledak itu dalam sebuah kotak besi dan ditanam didalam tanah, sebab mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan bahan peledak itu. Sejak berita kematian Siau Ling tersiar, mereka berdua telah bertekad mengadakan pembalasan dendam, dalam sedihnya tiba-tiba mereka teringat akan dua biji peluru sakti itu, secara diam-diam ternyata mereka telah mengambilnya dan disimpan dalam saku, Sang Pat telah memberitahukan rencananya kepadaku, maka segera kuatur sebuah rencana besar untuk beradu jiwa dengan Shen Bok Hong. tempat yang kupilih menjadi tempat sasaran pun sudah kutemukan, yakni dalam ruang abu dari Siau tayhiap masih hidup, terpaksa rencana inipun harus mengalami perubahan”

“Ooh.. kiranya begitu, pahamlah sudah aku sipengemis tua, rupa-rupanya Tiong ciu siang ku bersiap sedia menggunakan peluru sakti Poh san sin lui itu untuk berangkat ke akherat bersama-sama Shen Bok Hong” It bun Han to menghela napas panjang.

“ Aaai..! Locianpwe terlalu memandang rendah kehebatan Shen Bok Hong dengan kecerdasan serta kelihayan ilmu silat yang dimilikinya, kita harus benar-benar siap dengan suatu senjata ampuh yang mampu melenyapkan dirinya sebelum melakukan segala tindakan, bila rencana kita ini sampai

ketahuan dirinya hingga ia sempat membuat persiapan. itu berarti kita telah memberi kesempatan kepadanya untuk lolos dari bencana itu, sebaliknya kalau kita kurang tepat dalam penggunaan bahan peledak itu, diapun bisa menanggulangi musibah itu disaat yang terakhir. Maka untuk amannya bila kita ingin membinasakan gembong iblis itu, maka bahan peledak tersebut harus bisa diledakkan tanpa disadari olehnya asal ia tidak menduga sampai kesitu, pastilah jiwanya bisa kita lenyapkan!”

Sementara pembicaraan masih berlangsung Bu wi totiang mengiringi sepasang pedagang dari kota Tiong ciu telah masuk kedalam ruangan. Begitu melangkah masuk kedalam ruangan, sepasang mata dua orang pedagang itu langsung dialihkan keatas wajah Pek li Peng

Walaupuu kedua orang itu sudah melihat jelas bahwa dara itu tak lain adalah Pek li Peng. akan tetapi dalam hati mereka tak berani percaya dengan pandangan matanya itu, setelah mengamatinya beberapa lama sekulum senyum manis baru bersungging diujung bibirnya, dan menyapu bersih kemurungan serta kesedihan yang semula masih jelas menyelimuti raut wajahnya.

Sepasang mata dua orang itu masih merah membengkak mukanya rada pucat dan perut Sang Pat yang semula buncit kini jauh lebih kempes.

Sebetulnya wajah Tu Kiu yang dasarnya memang pucat kini berubah jadi hijau membesi, tubuhnya kurus seperti lidi, keadaannya benar-benar mengenaskan.

Pek li Peng sangat terharu menyaksikan keadaan dua orang itu. Dia tahu siksaan yang diderita dua orang ini luar biasa hebatnya, perlahan ia bangkit berdiri lalu berjalan menghampiri kedua orang itu, bisiknya dengan lembut;

“Kami telah menyusahkan kalian berdua!”

“Sekarang sudah baik, cuma., sampai kapan kita baru dapat bertemu dengan toako?” sahut Sang Pat sambil tersenyum.

“Sebelum tengah hari besok, kalian pasti akan bertemu dengan dirinya,.”

Tiba-tiba dara itu mengerutkan dahinya, lalu menyambung lebih jauh :

“Cuma., aku tak dapat memberitahukan raut wajah dan dandanannya kepada kalian berdua, dan kalianpun tak boleh saling menyapa dengan dirinya, sebab ini bisa mengakibatkan rahasianya ketahuan orang!”

Sekulum senyum yang jarang ditemui orang tampak tersungging diatas wajah Tu Kiu yang senantiasa dingin dan kaku itu, jawabnya cepat :

“Asal kami tahu bahwa toako masih hidup dikolong langit, hal ini sudah lebih dari cukup, buat apa kami musti terburu-buru mengetahui raut wajahnya?”

Rupanya Bu wi to tang telah memberitahukan duduk persoalan yang sebenarnya kepada Tiong ciu siang ku, maka tanpa diulang lagi mereka sudah menjadi jelas.

“Saudara Sang, saudara Tu, hayolah duduk dulu disini!” ujar It bun Han to sambil mempersilahkan kedua orang itu duduk.

Rasa sedih dan murung yang menyelimuti wajah Sang Pe t serta Tu Kiu telah terhapus dalam hatinya, mereka menurut dan segera ambil tempat duduk, katanya:

“Apakah It bun heng ada sesuatu petunjuk??”

“Barusan aku dan Sun locianpwe membicarakan kembali rencana adu jiwa kita, sekarang telah kita ketahui bahwa Siau tayhiap masih hidup di kolong langit, aku rasa rencana tersebut tak mungkin bisa kita gunakan lagi!”

“Siau Toako kami selalu menyanjung dan memuji akan kecerdasan saudara It bun, lebih baik semua persoalan dan rencana kita selanjutnya dipimpin oleh It bun heng tanpa persetujuan kami lagi” sela Sang Pat cepat.

Sun Put shia segera menimbrung pula dari samping:

“Aku tak ambil perduli apakah rencana adu jiwa itu masih bisa dipakai atau tidak aku sipengemis tua ingin sekali mendengarkan rencana kalian selanjutnya dalam menghadapi Shen Bok Hong!”

It bun Han to tertawa:

“Pada hakekatnya rencana itn tidak termasuk terlalu hebat aku hanya berharap agar Shen Bok Hong tahu bahwa kami dapat mengiringi kematiannya, gampang sekali caranya itu yakni aku dan saudara Sang masing-masing membawa sebutir bahan peledak Poh san-sin lui tersebut, kemudian dalam suatu pertarungan yang sengit kami akan ledakan bahan peledak tersebut sehingga kami bertiga serentak mati bersama-sama!”

Mendengar itu, Sun Put- shia segera menghela napas panjang, katanya kemudian :

“Sepantasnya kalau sedari dulu-dulu kalian beritahukan rencana ini kepada aku sipengemis tua, biarlah aku sipengemis yang menggembol bahan peledak itu dan beradu jiwa dengan mereka, ketahuilah aku sudah tua dan aku tak ikut mati, daripada hidup beberapa tahun lagi kan lebih enak beradu jiwa dengan Shen Bok Hong, aku bisa mati dengan bangga dan siapa tahu nama harumku akan dikenal sepanjang masa? sedang kalian berdua masih muda dan kesempatan hidup masih panjang, mengapa kalian korbankan jiwa dengan begitu saja?”

Kembali It bon Han-to tertawa.

“Sudah kupikirkan soal ini dengan masak, aku tahu jika berbicara mengenai ilmu silat maka memang paling tepat

kalau meminta locianpwe yang menghadapi Shen Bok Hong, tapi dalam keadaan begitu justru locianpwe serta Bu wi totiang tak boleh mati!”

Bu wi totiang memang sama sekali tak tahu menahu tentang rencana adu jiwa itu, maka dia hanya pasang telinga sambil mengikuti jalannya pembicaraan tersebut tanpa memberi komentar.

Lain halnya dengan Sun Put shia, cepat dia berseru :

“Kenapa kami berdua tak boleh mati?”

“Sebab setelah Shen Bok Hong mati bersama kami, antek-anteknya yang bercokol dalam perkampungan Pek hoa sancung kan masih belum buyar, maka permainan catur yang masih ditengah jalan ini harus dibereskan oleh manusia-manusia berbudi, berilmu dan berkedudukan tinggi maka Sun locianpwe serta Bu wi Totiang. Asal Shen Bok Hong telah mati dan pihak Pek hoa san cung tak ada pentolan yang memimpin kekuatan mereka lagi. dengan kedudukan dan nama besar Sun locianpwe serta Bu wi to tiang, asal kalian berseru kepada umat persilatan, rasanya tidak susah untuk menghimpun kekuatan yang terdiri dari jago-jago persilatan untuk menumpas sisa-sisa gerombolan tersebut, sebaliknya jika locianpwe dan Bu wi to heng mati lebih duluan dalam gelanggang pertarungan, lalu siapakah yang harus memikul tugas berat ini?”

Sun Put shia tampak termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia baru berkata lagi :

“Sekarang terbukti Siau Ling belum mati, situasipun ikut mengalami perubahan, bagaimana caranya kita untuk mengulangi persoalan ini..?”

“Nah inilah masalah serius yang harus kita rundingkan bersama saat ini juga sambung It bun Han to cepat,

“Aku rasa tak usah dirundingkan lagi!., sela Sun Put shia sambil menggeleng, “lebih baik It bun heng saja yang carikan akal kemudian beberkan kepada aku pengemis tua dan Bu Wi totiang, apabila kita merasakan ada bagian yang tak beres, segera dibetulkan dan dirubah, bila tak ada yang tidak beres, lebih baik kita turuti saja rencana seperti apa yang It bun heng usulkan itu!”

“Baiklah..! ujar It bun Han-to kemudian, kalau memang begitu, aku akan mengajukan suatu rencana bagus, jika kalian merasa ada bagian yang kurang sesuai harap segera dikemukakan. dengan begitu persoalan tersebut dapat kita rundingkan lagi.”

Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh:

“Sekarang terbukti Siau tayhiap belum mati, aku rasa rencana kita, untuk menghadapi musuh dengan menggunakan bahan peledak poh san sin lui lebih baik ditangguhkan untuk sementara waktu.

---oo0dw0oo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar