Jilid: 33
Dengan cepat Siau Ling menyadari apa yang telah terjadi, segera pikirnya di-hati : "Aaah! Tahukah aku sekarang, yang dimaksudkan sebagai rintangan kedelapan oleh gembong iblis itu rupanya adalah penyerangan dengan menggunakan api!"
Apabila terjadi kebakaran besar ditengah hutan yang lebat, kedudukan Siau Ling memang cukup gawat sebab api menyerang datang dari empat penjuru, kecuali tumbuh sayap untuk terbang Keangkasa, rasanya ang tiada jalan lain yang bisa ditempuh lagi.
Siau Ling pun memahami, bila ia dapat satu langkah lebih cepat berlalu dari sana berarti pula dia memiliki satu kesempatan yang lebih luas untuk meloloskan diri dari bahaya kebakaran.
Akan tetapi Pek li Peng yang sedang bersemedi telah berada dalam keadaan yang kritis, tak mungkin dia mengganggu konsentrasinya dalam situasi seperti itu malahan bisa jadi akan menyesatkan aliran hawa murninya sehingga mengakibatkan jalan api nuju neraka.
Dalam keadaan seperti itu Siau Ling hanya bisa menggigit bibir sambil membungkam dalam seribu bahasa.
Pek li Peng sendiri adalah keturunan seoahli silat yang maha sakti, dasar tenaga dalam yang dimilikinya sudah amat gi ditambah pula memperoleh bantuan dari Siau , dengan sendirinya peredaran darah dalam tubuhnya bisa berjalan lancar lebih cepat daripada waktu semestinya. Tak sampai seperminum teh kemudian ia telah menyelesaikan latihannya.
Dalam pada itu kobaran api yang sedang membakar hutan disebelah luar telah makin membesar, tatkala Pek li Peng menyelesaikan semedinya, asap tebal telah menyelemuti seluruh ruang batu itu.
Dengan cepat Pek li Peng loncat bangun dari atas tanah, teriaknya dengan gelisah.
“Toako. tidakkah kau lihat asap yang begitu tebal??”
”Aku sudah mengetahuinya sedari tadi.”
”Kalau sudah tahu, kenapa tidak kau panggil diriku sejak tadi ??”
Melihat sikap gelisah dan gugup dari gadis itu, mau tak mau Siau harus berlagak tenang, ia tertawa.
"Waktu itu kau sedang mencapai situasi yang paling kritis, kalau kubangunkan engkau, bukankah hawa murnimu akan menyimpang dari peredaran yang sebenarnya? Kalau sampai mengalami jilatan api menuju neraka, coba bayangkan bagaimana akibatnya?"
”Engkau terlalu baik kepadaku, akulah yang mencelakai dirimu...sekalipun mati aku Tak akan tentram.”
Dengan lembut Siau Ling menggandeng tangan kiri Pek li , lalu bisiknya sambil tertawa:
"Ayoh berangkat! Mari kita lihat diluaran sana. padahal kau tak usah terlalu menyesali dirimu sendiri. cepat atau lambat keluar dari ruangan ini juga tak selisih terlalu jauh"
”Kau toh sudah tahu Shen Bok Hong segera menggunakan diriku sebagai umpan untuk memancingmu masuk jebakan.”
"Kau keliru besar!" tukas Siau Ling dengan cepat 'bukan dia pancing aku masuk perangkap, melainkan dialah yang paksa aku sehingga mau tak mau aku harus masuk kedalam perangkap ini"
”Kalau toh sudah jelas kau tahu bahwa mereka sedang pasang perangkap untuk menantikan kedatanganmu, kenapa kau bersikeras juga datang kemari ? Dan lagi, setelah melihat kobaran api, Kenapa tak kau sadarkan diriku??”
”Apabila Shen Bok Hong hendak menyergap kau dengan menggunakan api. maka api itu pasti akan disulut diluar hutan sebelah sana. Karena itu asap tebalnya baru terhembus kemari, dalam keadaan empat perjuru terkurung api. cepat atau keluar dari sini toh sama saja? Bukan Begitu??”
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah keluar dari ruangan batu itu.
Siau Ling segera mengempos tenaga, sambil menarik tangan Pek-li mereka loncat naik keatas atap rumah.
Ketika sinar mata dialihkan keempat pen juru maka yang terlihat disekitar sana hanyalah jilatan api yang berkobar2, asap tebal menyelimuti seluruh angkasa, bukan saja baunya amat tajam bahkan tercium pula bau belerang yang sangat keras.
Apa yang diduga Siau Ling terryata tak meleset, api itu dilepaskan Shen Bok Hong dari empat arah delapan penjuru pada saat yang hampir bersamaan, api berkobar mengepung bangunan batu itu, sehingga boleh di bilang tiada harapan lagi bagi Siau Ling berdua untuk kabur dari lautan api .
Memandang kobaran api yang sedang menjilat2 dengan hebatnya diempat penjuru. diam2 Pek-li Peng menghela napas panjang, pikirnya dihati :
"Kobaran api begitu keras dan besarnya, sekalipun ilmu silat yang dimiliki Siau toako lebih lihaypun jangan harap bisa lolos dari lautan api yang begitu hebat..”
Ketika diingatnya bahwa peristiwa ini ber mula dari dia dan karena hendak menyelematkan jiwanya, tak kuasa lagi air mata jatuh bercucuran membasahi seluruh wajah dara itu. Ia segera menubruk kedalam pelukan Siau seraya bisiknya dengan sedih:
"Toako, seandainya engkau tak datang menolong aku, tidak nanti kau akan terjebak dalam siasat busuk gembong iblis itu..'"
Siau Ling tergelak, hiburnya : 'Peng ji, bukankah seringkali kau berharap agar bisa mati bersama denganku, coba lihat! Bukankah apa yang kau harapkan, ini hari bakal terpenuhi? Kenapa kau malah bersedih hati?''
Mendengar ucapan itu. Pek-li Peng berhenti menangis bahkan malah tertawa terkikik2.
'Ehm ! Ucapan Toako memang benar, aku memang selalu berharap dapat mati di sisi toako, dalam pandanganmu meskipun kita sudah mati dalam kenyataan kita masih tetap hidup. Aiih! Tapi sayang aku tidak mengharapkan kejadian seperti ini dalam Keadaan demikian"
"Kenapa?" tanya Siau Ling keheranan.
"Dewasa ini engkau adalah lampu lentera bagi dunia persilatan engkau melambangkan kebenaran dan keadilan, engkau tak boleh mati konyol dalam keadaan seperti ini.."
Dengan penuh kasih sayang Siau Ling membelai rambut Pek-li yang hitam halus, bisiknya dengan lembut
"Sekalipun saat ini kau ingin merubah keinginan hatimu, aku rasa hal itu tak mungkin bisa terpenuhi.."
Dalam hati kecilnya pemuda itu tahu bahwa mereka sudah terkurung dan tipis sekali harapannya untuk bisa hidup kembali, bukannya gugup atau gelisah sianak muda ini malahan jadi tenang sekali, ia tersenyum dan melanjutkan kembali kata2nya :
"Meskipun kita sudah terjebak dan terkurung dalam lautan api, namun janganlah kita pasrah pada takdir dengan begitu saja, ayohlah kita berusaha mencari tempat yang mungkin bisa digunakan untuk bersembunyi dari amukan jago merah ini, kita jangan biarkan Shen Bok Hoag bergembira tanpa ada usaha sama sekali dari pihak kita sendiri!"
”Tapi... aku tidak menemukan sesuatu tempat yang rasanya bisa kita gunakan untuk bersembunyi ..."
”Meskipun kobaran api yang membakar butan sebelah sana amat besar dan kuat, untuk bisa membakar sampai di ruang batu ini paling sedikit harus membutuhkan waktu sepertanak nasi kemudian itu berarti masih tersedia cukup waktu bagi kita untuk mencari akal guna menanggulangi kesulitan ini ... ayoh kita turun dan coba-coba adu nasib, siapa tahu kalau nasib kita mujur?"
Sebenarnya perasaan hati Pek li peng sudah amat kalut ia merasa amat menyesal karena sudah mencelakai jiwa kekasihnya, akan tetapi setelah menjumpai ketenangan Siau yang luar biasa, rasa tegang yang semula menyelimuti hatinya tanpa sadarpun jadi lebih mengendor ...
Sementara itu Siau Ling telah memeriksa sekejap keadaan disekeliling tempat itu. tiba tiba dengan muka berseri serunya.
"Peng ji cepat ambilkan sebatang kayu yang disulut api !"
"Buat apa?!” tanya sang dara keheranan.
"Saat ini aku tak punya banyak waktu untuk menerangkan kepadamu, cepatlah lakukan dulu.'nanti baru .bercerita!"
Pek-li Peng segera mengiakan dan buru2 berlalu dari sana.
Siau Ling sendiripun loncat turun dari atas atap rumah dan bergerak menuju kearah barat, kurang lebih tujuh delapan kaki kemudian tampaklah sebuah batu cadas yang sangat besar menghadang jalan perginya.
Dengan cekatan Siau Ling loncat naik ke atat batu cadas itu, ia lihat empat penjuru telah berubah jadi lautan api. Secara lapat2 ia dengar pekikan binatang yang ketakutan berkumandang dari kejauhan suasana amat gaduh dan menyeramkan sekali.
Sementara itu suara panggilan dari Pek-li Peng berkumandang pula diri kejauhan
"Toako, kau berada dimana.."
"Aku ada disini..Peng-ji, cepat kemari!" sahut Siau Ling sambil berteriak pula.
Ia loncat turun dari atas batu cadas, sambil ayun. pedang pendeknya ia tebangi batang2 kayu yang tumbuh disekitar tempat itu. Kemudian melancarkan pula pukulan2 dahsyat yang melontarkan batang 2 kayu tebangan itu hingga mencelat jauh ke depan sana.
Menanti Pek-li Peng tiba disitu sambil membawa obor, Siau Ling sendiripun telah selesai menebang semua batang kayu yang tumbuh disekitar batu cadas tersebut.
Siau Ling berpaling dan memandang seke jap kearah Pek-li Peng, lalu ujarnya:
"Peng-ji. cepat bantu aku menyingkirkan batang2 kayu yang kutebang itu kearah timur sana!"
"Buat apa?" tanya dara itu.
Sementara berbicara ia telah turun tangan dan memindahkan batang2 kayu tebangan itu kearah yang ditunjuk.
”Bukankah angin yang sedang bertiup sekarang adalah angin barat laut??”
"Benar!" dara itu mengangguk.
Nah itulah dia, cepat tumpukkan batang kayu tebangan ini disana, kemudian bakarlah dengan obor yang kau bawa itu!'
”Kobaran api dahsyat telah membakar tiba dari empat arah delapan penjuru, masa kitapun membantu kobaran api itu dengan membakar tumpukkan kayu itu lebih dulu?”
”Benar, apabila kita bakar kayu itu tepat berhadapan dengan kebakaran yang sedang berlangsung, maka dengan kejadian ini kita bisa menyusut waktu terjadinya kebakaran tersebut. dan dengan sendirinya, kitapun bisa mengurangi penyiksaan dari kurungan asap tebal yang menyesakkan nafas!”
Pek li Peng menyaksikan sianak muda itu bekerja terus walaupun sedang berbicara dengan andalkan ketajaman pedang pendek tersebut dia telah membentuk sebuah lapangan yang gundul dan kosong kurang lebih empat kaki persegi di sekitar batu cadas tersebut, satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benaknya dan rupanya dara itupun sudah memahami apa yang dikehendaki kekasihnya.
Tanpa berpikir panjang lagi ia segera membakar tumpukan batang kayu yang ditimbun disebelah Timur dan tenggara, setelah itu gadis tersebut bekerja memindahkan batang kayu tumbangan tadi kearah tempat kebakaran baru.
Dalam pada itu Siau Ling telah membabati pula batangan kayu yang berada diarah Barat laut.
Rupanya Wilayah disekitar tempat ilu sudah lama dipilih Shen Bok Hong sebagai tempat sasaran, Sebagian besar pepohonan yang tumbuh disekitar tempat itu telah dipoles! dengan minyak pelumas yang mudah terbakar, begitu terjilat api maka terjadilah kebakaran yang sangai hebat.
Dalam beberapa saat kemudian, tumpukan batang kayu itu sudah mulai terbakar dan mengepulkan asap tebal.
Dalam pada itu kebakaran besar yang se dang berlangsung diempat penjuru sudah mendekati wilayah dimana dua orang itu berada,hawa panas secara lapat2 sudah terasa menyengat badan.
Dengan suara lirih Siau Ling segera berbisik :
"Peng-ji, cepat tahan panas dan jangan sampai tersumbat tenggorokanmu oleh asap tebal tersebut"
”Aku tak dapat melihat apa2 lagi, aku tidak dapat bantu memindahkan batang kaya Iagi”
”Kalau memang begitu berdirilah disitu dan jangan bergerak lagi. aku akan menyambut kedatanganmu. ”
Pek li Peng mengiakan, dia benar2 tidak bergerak lagi dari tempat semula,
Suatu ketika ia merasa tangan kanannya digandeng orang kemudian dibawa berjalan kedepan.
Rupanya Siau ling sudah membuat persiapan yang cukup masak, ia membawa Pek li Peng kesisi batu besar tadi, lalu dengan menggunakan pedang pendeknya membuat sebuah liang kecil disana. sedangkan tangan yang lain menggerakan segumpal daun pohon yang dibuat menjadi sebuah kipas untuk mengurangi asap tebal yang berhembus disekitar tubuhnya.
"Peng-ji!" ia berkata lagi, ''Kobaran api besar telah membakar sampai disini, walaupun begitu kita harus mengerahkan hawa murni untuk menerima siksaan dari jilatan api ini, engkau harus tahu kita tak boleh mati konyol disini, ayah ibumu masih berada didalam istana es di lautan utara. Setiap saat mungkin mereka masih mengharapkan kedatanganmu, selain itu akupun masih mengharapkan bantuanmu untuk mencari Shen Bok Hong dan balaskan dendam bagiku"
"Toako tak usah kuatir, aku yakin masih mampu untuk menahan penderitaan tersebut!"
Kalau memang begitu bagus sekali, sekarang asap tebal sudah jauh berkurang, pentanglah matamu lihatlah keadaan disekeliling sini"
Pek-li Peng benar2 mementangkan matanya, ia lihat asap tebal yang berhembus disekitar sana sudah jauh menipis karena terkena hembusan angin yang terpancar dari goyangan dedaunan, ia lantas tersenyum dan memuji :
"Toako, cermat sekali jalan pikiranmu!"
”Tiada orang lain yang sudi menempuh bahaya datang kemari untuk menolong kita, siapa lagi kalau bukan diri sendiri yang berusaha untuk menyelamatkan diri"
”Untuk mengalihkan arah kobaran api tersebut sudah terlalu banyak tenaga yang kau buang, sekarang toako pasti sudah lelah sekali, berikan daun itu kepadaku, biar aku yang membuyarkan asap tebal ini!"
Siau Ling segera menggeleng.
"Tak usah, kalau kita dapat mempertahankan diri dari siksaan hawa panas dan berdiam beberapa lama disini, itu berarti kita punya kesempatan untuk meloloskan diri"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kobaran api dahsyat sudah kian mendekat, hembusan angin barat laut yang berhembus disitupun lambai laun makin menghebat.
Meskipun Siau Ling sudah menebang banyak sekali batang2 pohon diarah barat-laut, tetapi kobaran api yang begitu besar dan dahsyat membawa hawa panas yang cukup menyengat badan.
Dalam keadaan seperti ini, Siau Ling serahkan pedang pendek itu kalangan Pek-li Peng agar gadis itulah yang melanjutkan penggalian diatas permukaan tanah, sementara dia sendiri berdiri didepan gadis itu untuk menahan kobaran hawa panas yang kian menggila.
Meskipun tenaga dalam yang dimilikinya cukup sempurna, tak urung pemuda itu merasa kepayahan juga menghadapi sengatan hawa panas yang maha dahsyat itu, kian lama dia merasa pertahanan tubuhnya makin lemah, sebentar lagi mungkin dia bakal roboh tak sadarkan diri.
Disaat yang amat kritis itulah, tiba2 badannya terasa jadi segar sekali segumpal air dingin memancar keluar dari permukaan tanah. Rupanya Pek li Peng yang sedang menggali liang perlindungan, tanpa disengaja telah menggali diatas sumber mata air. dan karena permukaan tanah tergali maka dengan sendirinya airpun memancar keluar dengan derasnya.
Waktu itu Siau Ling sudab hampir tak kuat menahan hawa panas yang membara, terguyur air dingin yang menyegarkan, semangatnya segera berkobar kembali, dengan muka berseri karena gembira teriaknya. ''Peng ji, kali ini kita bakal ketolongan!'
Pancaran sumber air itu cukup besar dan kuat, didalam waktu yang singkat liang perlindungan yang digali berdua telah dipenuhi dengan air dingin, bahkan air itu sampai meluap dan mengalir keluar permukaan tanah.
Dengan cepat Siau Ling berdua berendam didalam liang penuh air dingin tersebut, mereka menggali liang tersebut semakin dalam sehingga akhirnya tinggal dua buah kepala mereda saja yang masih menongol diluar permukaan air;
Seandainya pancaran sumber air itu tidak berkuatan besar dan kuat. tapi airnya cuma menggenangi liang perlindungan itu belaka, maka dibawah kobaran api yang menjilat dengan dahsyatnya diempat penjuru, tak sampai setengah jam kemudian, air dalam liang tersebut tentu sudah berubah jadi panas dan mendidih, dengan sendirinya dalam keadaan begitu Siau Ling berdua yang bersembunyi dalam liang akan berubah jadi manusia mendidih.
Tapi untung pancaran sumber air cukup kuat dan besar, bahkan airnya mengalir terus tiada hentinya dengan amat deras, bukan saja Siau Ling serta Pek-li Peng yang merendam didalam air terasa amat segar bahkan luapan air yang tumpah keluar dari liang tersebut mengalir kearah tenggara bagaikan sebuah selokan kecil.
Meskipun kobaran api yang sedang membara diarah tenggara masih mengamuk dengan hebatnya, tetapi setelah kena dialiri oleh luapan air yang menumpah keluar tiada hentinya, lama kelamaan kobaran itu kian mengecil sehingga akhirnya padam dengan sendirinya.
Dengan makin berkurangnya kobaran api yang membakar butan. maka asap tebal yang berhembus disanapun kian bertambah kurang.
Siau Ling meneguk beberapa tegukan air segar yang dingin untuk membasahi kerongkongannya yang kering, lalu sambil menghela nafas panjang katanya :
"Sungguh tak nyana disaat yang kritis kita telah menemukan kejadian yang diluar dugaan, sumber mata air ini tak ditemukan tepat pada waktunya, mungkin pada saat ini kita sudah terbakar hangus jadi arang"
Pek-li Peng tersenyum selanya :
”Sebenarnya aku sudah tak kuat menahan diri sebelum sumber mata air ini ditemukan tadi. tapi aku takut memecahkan konsentrasimu, maka tak berani kuutarakan keluar.”
Tiba2 ia merangkul pemuda itu erat2 dan menempelkan pipinya diatas wajah Siau Ling ujarnya lagi
”Toako, demi melindungi diriku dari sengatan hawa panas, kau telah menghalangi di depanku, aku tahu siksaan yang kau derita akibat sengatan hawa panas itu jauh lebih parah daripada diriku ..Aaai ! toako. engkau terlalu baik terhadap diriku, entah bagaimana caranya kubalas budi kebaikanmu ini.”
"Peng-ji" kata Siau Ling sambil tertawa, kalau lain kali kau bisa bersikap lebih penurut, maka akupun akan bersikap jauh lebih baik lagi kepadamu"
Pek-li Peng melepaskan rangkulannya dan tertawa.
"Tampaknya kita tak akan mati lagi, toako tahukah kau, tadi aku malahan sudah 'memikirkan satu persoalan yang amat bodoh, tapi sekarang, .lebih baik tak usah dikatakan lagi"
Seandainya kita bisa lolos dari sini dalam keadaan hidup, maka didepan sana masih terbentang banyak mara bahaya yang harus kita lalui, kita harus mengempos semangat untuk menghadapi kenyataan tersebut.."
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :
'Tadi. apa yang telah kau pikirkan?''
Merah padam selembar wajah Pek li Peng karena jengah.
"Aaakh! Tidak, aku tak mau mengatakannya lagi."
"Kenapa tak mau kau katakan? ada apa sih?" seru Siau Ling semakin keheranan.
"Kalau engkau sudah tahu. pastilah aku akan kau tertawakan!"
"Baik! aku berjanji tak akan mentertawakan dirimu "
"Dan berjanji tak akan marah?"
"Baik, akupun tak akan marah!"
"Tadi aku mengira kita pasti akan mati, maka aku lantas berpikir,.
"Berpikir bagaimana? Kenapa tidak kau lanjutkan?! tanya sang pemuda sambil tersenyum..
Ttba2 Pek-li Peig manenagdah. dengan muka keren dan penuh keseriusan ujarnya;
"Aku berpikir sepanjang hidupku kecuali toako ssorang, aku tak ingin bergaul dengan pria manapun juga. Perduli kau akan jadikan diriku sebagai selir atau dayang pokoknya aku tak akan tinggalkan dirimu untuk selamanya, aku akan tetap mempertahankan kesucian tubuhku hanya untuk toako seorang. Kalau kita akan mati buat apa aku musti mempertahankannya terus? Tadi aku punya pikiran untuk mempersembahkan kepada toako, agar aku bisa mati dengan hati tenang "
"Aaah!! pikiran yang bukan2??" tegur Siau Ling dengan dahi berkerut.
”Toako. bukankah engkau telah bsrjanji tak akan marah? Apakah toako berharap agar aku membawa serta rasa cintaku terhadap diri toako kedalam liang kubur??”
Terharu sianak muda itu setelah mendengar perkataan tersebut, ia menghela napas panjang.
"Aaai..! Peng ji. persoalan paling penting yaog harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya menghadapi Shen Bok Hong, sebagai seorang manusia kita sudah ditakdirkan sengsara dalam hidup tenang dalam kematian. Kita manusia bukanlah pohon atau rumput yang tak berperasaan. Demikian pula diriku, aku bukanlah seorang manusia yang terdiri dari baja atau batu yang tak kenal rasa cinta,..aaai! hanya saja, umat persilatan telah memandang tinggi diriku, menaruh kepercayaan kepadaku, aku tak bisa berdiam diri dengan begitu saja"
Ia berhenti sebentar dan kembali menghela napas panjang, sambungnya kemudian:
”Peng ji, engkau tentunya sudah kenal dengan Watakku bukan? Setelah orang lain menaruh kepercayaan kepadaku, maka akupun harus menggunakan segenap kemampuan yang kumiliki untuk membantu mereka, membayar impas kepercayaan yang telah mereka limpahkan kepadaku, aku harus singkirkan pembuat bencana itu dari muka bumi, agar dunia bisa pulih kembali dalam ketenangan dan kedamaian, bila dunia telah aman dan tugasku telah selesai, saat itulah kita baru punya kesempatan untuk menggalang cinta, membina rumah tangga, punya anak dan hidup sebagai..."'
Pek-li Peng tertawa ujarnya :
"Toako. antara tugas dan cinta memang tak dapat dilaksanakan secan bersamaan, salah satu diantaranya memang harus dikorbankan, ....Aaai! ku akui, dahulu waktuku memang terlalu berangasan dan terburu napsu, tapi sekarang pikiranku telah terbuka. Aku dapat menyelami perasaan hatimu dan akupun percaya dengan ketulusan hatimu...!"
"Dalam hal apa pikiranmu telah terbuka ?“
'Mengenai diri toako. Tidak pantas kalau toako monopoli milikku seorang- nona Gak, Wu Yong bahkan Soh Bun. Siau Hong semuanya mempunyai bagian atas dirimu.."
"Waduh..waaduuh Peng ji, perkataanmu makin lama semakin melantur jauh kau keliru besar !“
Ia berhenti sebentar untuk tukar napas, kemudian sambungnya lebih jauh :
”Sejak kita bertemu tadi, banyak persoalan yang belum sempat kuceritakan kepadamu, ada satu persoalan aku lupa beritahu kepadamu.”
“Urusan apa?!”
"Mengenai nona Wu Yong.."
"Kenapa dengan Wu Yong??
"Dia telah mati" jawab Siau Ling dengan sedih "bahkan mati dalam keadaan yang mengerikan!"
"Bagaimana matinya??"
”Ia mati ditengah kerubutan Lima naga sakti. Sungguh kasihan dara itu, setelah mati ternyata tiada peti mati yang bisa digunakan untuk menyimpan jenasahnya. padahal ia banyak membantu diriku”
”Apakah waktu itu toako juga hadir ditengah gelanggang??”
”Aku hadir pula disana, bahkan menyaksikan dengan mata kepala sendiri akan kematiannya yang menggiriskan. Tapi aku tak mampu memberi pertolongan!”
"Aaai .!! Kalau dibicarakan nasibnya memang patut dikasihani, kemunculan dara itu beserta neneknya dalam dunia persilatan baru beberapa bulan, tapi secara beruntun mereka harus menemui ajalnya dalam keadaan yang mengenaskan, kematian dari Wu popo sih tak perlu disayangkan karena sudah terlalu banyak kejahatan yang dilakukan. Tapi nona Wu Yong..Aaai, dia manis dan menarik hati, sungguh kasihan kalau harus mati dalam keadaan mengerikan"
"Sesaat sebelum mati, ia telah tancapkan segenggam jarum yang sangat beracun kedalam mata musuhnya yang melukai dirinya itu, meskipun akhirnya dia harus mati tapi diapun dapat membalas dendam bagi kematiannya sendiri”
Pek li Peng gelengkan kepalanya dengan sedih.
”Sebelum kutahu kalau dia telah meninggal, dalam aku memang merasa agak benci terhadap dirinya, tapi sekarang setelah mendengar tentang berita Kematiannya, aku ikut bersedih hati atas nasibnya yang malang..aaai! Begitulah manusia, makhluk yang paling aneh dikolong langit. !'"
Walaupun hawa panas masih menyengat badan, akan tetapi Siau Ling berdua yang berendam dalam liang air sudah tidak merasa tersiksa lagi. sebab meluapnya sumber air tersebut menjaga kestabilan suhu dingin dalam kolam tersebut, apalagi luapan air yang mengalir kebawah bukit sana telah memadamkan pula kobaran api yang kebenaran di lewati air tersebut, suhu panaspun kian lama kian menyurut sehingga akhirnya makin menipis.
Siau Ling menengadah dan memandang jauh kebelakang, ia lihat kebakaran yang terjadi dalam hutan sebelah depan sana masih menggila dengan dahsyatnya, udara berubah jadi merah, suasana benar2 mengerikan sekali
Menyaksikan kesemuanya itu dia menghela napas panjang, katanya dengan lirih :
"Andaikata engkau tidak menggali tepat diatas sumber mata air, saat ini kalaupun tidak terbakar hangus paling sedikit kita sudah mati karena panas tersengat suhu yang meninggi.”
Pek-li Peng tertawa.
”Toako, bagaimana sih ceritanya kok mendadak kau bisa timbul pikiran untuk menebangi pepohonan yang tumbuh disekitar tempat ini? Aaai...ayah dan ibu seringkali memuji kecerdikanku, tapi sekarang kalau dibandingkan dengan toako, rasanya aku masih selisih jauh sekali.. !"
"Ini hari kita bisa lolos dari ancaman bahaya kematian. tanpa sadar telah mengingat kembali akan budi kebaikan dari guruku dimasa lampau!"'
"Kenapa?"
Siau Ling tertawa.
”Sejak aku mulai belajar silat, suhuku seringkali memberitahukan situasi mengenai dunia persilatan serta jago2 lihay yang pernah muncul dalam persilatan selama seratus tahun belakangan, disamping itu suhupun menceritakan pula tentang keistimewaan ilmu silat pelbagai partai dan perguruan serta cerita2 ringan yang banyak mengungkapkan kecerdikan manusia.”
”Lalu apa hubungannya cerita yang kau peroleh dari gurumu dengan lolosnya kita dari marabahaya saat ini??”
”Tentu saja ada hubungannya, aku bisa menebangi kayu disekitar sinipun karena mendadak teringat olehku akan cerita ringan yang pernah dituturkan suhu kepadaku !”
"Bagaimana ceritanya? Maukah kau bercerita untukku??"
”Kalau dilihat keadaan disekitar kita. paIing sedikit kebakaran ini akan berlangsung enam tujuh jam lamanya, banyak waktu buat kita untuk bercerita.”
Ia berhenti sebentar, kemudian lanjutnya.
”Suatu ketika ada seseorang sedang berjalan jalan di tengah sebuah padang rumput yang luas. Tiba2 pandang rumput itu terbakar dan dalam waktu singkat terjadi kebakaran hebat, coba dalam keadaan demikian apa yang harus kau lakukan?"
Pek-li Peng termenung dan berpikir bebera saat lamanya, kemudian menggeleng.
"Aku tidak tahu?"
”Orang itu segera melepaskan pula api untuk membakar rumput yang berada dihadapannya, ketika api itu berkobar dari kedua belah arah yang berlawanan maka muncullah sebuah tanah lapang yang luas ditengah2nya. dan orang itupun bisa bernaung ditempai yang kosong tadi"
,,Ehmm! bagus amat akal ini !” puji Pek li Peng dengan gembira.
”Begitulah, ini hari kita sedang berada di tengah hutan lebat, apipun membakar tiba dari empat penjuru, kebakaran hutan tentu saja tak dapat disamakan dengan kebakaran dipadang rumput, tapi justru dari cerita ringan itu aku berbasil menggali akal yang bagus untuk menyelamatkan diri dari marabahaya tersebut. Dalam keadaan bahaya cerita itu memang kurasakan betapa besar manfaatnya, tapi sewaktu Suhu sedang bercerita dahulu aku sama Se kali tidak menaruh perhatian, malahan sering kali guruku menasehati diriku agar baik2 mencamkan cerita tadi, agar tidak kehilangan akal bila menjumpai bahaya dikemudian hari.."
Siau Ling menghembuskan napas panjang lanjutnya : "Tentu saja situasi yang kita hadapi sekarang jauh berbeda dengan cerita kebakaran dipadang rumput itu, tahukah kau. dimana letak perbedaan tersebut?"
"Dalam kebakaran yang terjadi dipadang rumput, peristiwa itu terjadi karena kebetulan, sebaliknya kejadian yang kita hadapi sekarang adalah peristiwa yang sengaja diatur oleh Shen Bok Hong dengan rencana yang matang, kalau dalam kebakaran dipadang rumput maka api terjadi dari satu arah, sebaliknya dalam peristiwa ini api berkobar dari empat penjuru dalam waktu yang bersamaan"
Siau Ling tersenyum.
"Pek-li Peng. kau memang benar2 amat cerdik”
"Tapi kalau dibandingkan toako. maka aku berubah jadi bodohnya luar biasa" sambung Pek-li Peng sambil tertawa pula.
”Seandainya engkau benar2 bisa bersikap lebih tenang, sebenarnya tak susah untuk menemukan akal tersebut, walaupun dalam kenyataan berhasilnya kita lolos dari bencana pada saat ini karena usaha kita tapi sebagian lagi karena nasib kita yang lagi mujur.”
”Toako, apa lagi sangkut pautnya antara kecerdikan toako mencari akal dengan nasib mujur??”
”Semisalnya saja, kalau aku tidak mempunyai sebilah pedang pendek yang tajam dan luar biasa, melainkan hanya sebilah senjata biasa, belum tentu dalam waktu yang demikian singkat aku bisa menebang begitu banyak pepohonan yang tumbuh disini serta membuka sebuah tanah lapang seluas ini. Kobaran api pasti akan mendekati kita dan menyengat tubuh kita jadi arang, dan seandainya engkau tidak tepat menggali sumber mata air dari permukaan tanah kitapun tak akan mampu melawan hawa panas yang menyengat tubuh, niscaya kita sudah mati karena kepanasan, dan kenyataan kita mempunyai pedang mustika serta berhasil menemukan pula sumber mata air, kalau orang tidak lagi mujur nasibnya masakah bisa begitu?!”
”Inilah yang dinamakan Orang budiman dikasih Thian! Toako berjuang demi kesejahteraan dan keadilan umat persilatan, tak mungkin Shen Bok Hong mampu mencelakai jiwamu"
"Bagus., pintar Pengji. tampaknya engkaupun pandai sekali memberi topi yang tinggi begitu!"
Pek-li Peng tertawa cekikikan.
"Aku bukan lagi mengumpak diri toako. Semua perkataanku kuucapkan dengan sejujurnya.."
Ia membereskan rambutnya yang kusut dan melanjutkan :
"Kalau dibicarakan, sepantasnya kalau kita mengucapkan banyak terima kasih kepada seseorang!"
”Siapa?"
"It-bun Han-Too. seandainya ia tidak menghadiahkan pedang pendeknya yang sangat tajam ini untuk toako. sekalipun ini hari kita tak sampai mampus paling sedikit harus mengalami penderitaan yang jauh lebih hebat, tentu saja karena toako menyelamatkan jiwanya dan karena berterima kasih dia menghadiahkan pedang itu kepada toako termasuk pula salah satu alasan diantara-nya"
Siau Ling mengangguk.
"Sejak Shen Bok Hong menghadiahkan sebuah pukulan keatas tubuh It bun Han-too rupanya pukulan itu telah berubah wataknya sehingga mengalami perubahan seratus delapan puluh derajat, kecerdasan orang ini luar biasa sekali, sekalipun Shen Bok Hong sendiri belum tentu sanggup menandingi dirinya. Setelah jni kita harus baik2 manfaatkan kecerdikannya untuk menghadapi Shen Bok Hong"
"Toako, bukankah kau seringkali membicarakan pula tentang kehebatan Bu wi tiang? Seringkali kau mengatakan kecerdasan dan kepintarannya sukar ditandingi, masa It bun Han-too jauh lebih cerdik daripada Bu-wi tootiang?"
”Dalam hal ini kita harus meninjau dulu pembicaraan tersebut dilihat dari sudut yang mana, Bu wi tootiang jujur dan berbudi luhur. Kalau membicarakan soal kelicikan dan akal muslihat. tentu saja tootiang itu bukan tandingan Shen Bok Hong.”
"Bagaimana dengan It bun Han too??"
”Dahulu It-bun Han-too berpikiran sesat kini sudah kembali kejalan yang benar kalau berbicara tentang perkampungan Pek hoa san cung yang dimiliki Shen Bok Hong sekarang, maka ada dua orang yang berjasa dalam memupuk nama besar perkampungan tersebut, mereka adalah Tok jiu Yok-Ong Raja obat bertangan keji serta It bun Han too.”
”Kalau toh It bun Han to sudah banyak membantu Bok Hong, kenapa gembong iblis itu hendak membinasakan dirinya?" sela Pek li Peng tak habis mengerti.
Siau Ling tersenyum.
”Oleh karena perbuatan Shen Bek Hong yang tak kenal budi inilah maka It bun Han too lantas menghianati dirinya. Ketahuilah Shen Bok Hong adalah manusia berjiwa palsu, ia kejam dan tak tahu apa artinya budi, kalau ia sedang membutuhkan bantuanmu maka tak segan2nya ia menjilat merayu dan sedemikian rupa hingga akhirnya tenaga orang itu bisa dipergunakan olehnya, walau begitu dia tak menginginkan ada di antara sahabat karib atau anak buahnya yang memiliki ilmu silat yang jauh melebihi dirinya, bila ia mengetahui akan kelebihan orang maka dia pasti akan turun tangan keji untuk melenyapkan bencana tersebut dari hadapannya: Dalam hal ilmu silat memang It bun Han too tak dapat melampaui kelihayan Shen Bok Hong, tapi akal setan nya serta kecerdasan otaknya tidaklah berada dibawah Shen Bok Hong. Karena itulah meskipun ia menggunakan tenaganya, dalam hati diapun jeri kepadanya. It-bun Han too bukan orang bodoh, tentu saja diapun nyadari kalau Shen Bok Hong ada maksud untuk membinasakan dirinya, padahal dalam hal ilmu silat dia tak mampu menandingi kelihayan musuh. Cara yang dapat di tempuh olehnya adalah menggunakan kecerdikan serta kecerdasan otaknya untuk melindungi keselamatan sendiri. Walaupun untuk itu ia tidak mengharapkan balas jasa ataupun mementingkan kedudukan tapi gengsi pribadi selalu dipertahankan.”
"Kenapa begitu?" sela Pek Li Peng. "kalau toh dia ingin menyelamatkan jiwa sendiri, tidak mengharapkan balas jasa atau kedudukan dengan Sben Bok Hong. bukankah sama artinya memberi kesempatan yang lebih luas bagi gembong iblis itu untuk membinasakan dirinya?? '
"Bagus sekali pertanyaanmu ini. .” seru Siau Ling sambil tersenyum.
Setelah termenung sebentar, sambungnya kembali :
”Apabila ia terlalu menitik beratkan pada balas jasa atau kedudukan maka Shen Bok Hong pasti akan memandang dirinya sebagai anak buah atau pesuruhnya, dengan tabiat dari Shen Bok Hong untuk membunuh seorang anak buah atau pelayan tak perlu dia musti susah putar otak. Sebaliknya diapun tidak berani terlalu meremehkan diri Shen Bok Hong sehingga membangkitkan nafsu membunuh dihati gembong iblis itu serta membinasakan dirinya, Nah ! Kebagusan dan kelihayan dari permainannya ini terletak pada keseimbangan mengikuti perkembangan situasi yang sedang berlangsung!"
Mendengar penuturan tersebut, Pek-li Peng membelalakan matanya lebar2.
"Aku masih agak kurang mengerti!" bisiknya.
"Selama It-bun Han too mempertahankan gengsi dan martabat pribadinya itu. Ia selalu berusahamenunjukkan sesuatu sikap sehingga menimbulkan suatu perasaan khusus bagi Shen Bok Hong"
"Perasaan apakah itu?”
"Ia selalu berusaha menciptakan sesuatu perasaan yang membuat Shen Bok Hong merasa bahwa It bun Han too sebenarnya adalah sahabat karibnya, pembantu yang berjasa, untuk menyingkirkan dia harus menunggu sampai munculnya suatu alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga bukan saja perbuatannya itu bisa menaklukan hati anak buah lainnya, bagi dia pribadipun mendatangkan perasaan yang terang. Tapi justru It bun Han too telah manfaatkan kecerdikan yang dimilikinya itu untuk mengaburkan semua rencana tersebut, agar Sben Bok Hong selamanya tak mampu menemukan alasan yang tepat untuk menyingkirkan dirinya dari muka bumi"
"Aaai...? kiranya begitu " Pek-li Pang berseru tertahan.
"Kalau dibicarakan memang kedengarannya sangat sederhana, tapi dalam kenyataan persoalan ini sulitnya bukan kepalang, selama berada dihadapan Sben Bok Hong maka It bun Han too harus bersikap sangat hati2, selalu memperhatikan perubahan sikap dari gembong iblis itu dan tak berani bertindak gegabah, kadangkala dia harus lebih pentingkan sikap yang berhati2, kadangkala diapun harus lebih menitikberatkan dalam soal gengsi, sekali salah bertindak niscaya jiwanya yang akan menjadi taruhan"
'Apakah .It bun Han too yang memberitahukan kesemuanya ini kepadamu...?”
Siau Ling menggeleng.
"Bukan!! aku sendirilah yang menganalisa memikir dan mengumpulkan semua bahan yang diperlukan dalam hal ini, terutama sekali sikap mereka selama berada didalam istana' terlarang dan setelah berada diluar istana terlarang"
Mendengar jawaban tersebut, kembali Pek li Peng menghela napas panjang.
“Aii ..tampaknya, bagaimanapun cerdiknya seorang perempuan, kalau dibandingkan dengan orang pria maka dia masih selisih amat jauh sekali"
”Belum tentu begitu, buktinya enci Gak jauh lebih lihay daripada diriku" sela Siau Ling sambil tertawa.
Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh :
”Tentu saja keberhasilanku dalam mengamati serta menganalisa segala persoalan yang ku peroleh sekarang tidak lain adalah berkat bimbingan guruku dimasa lalu.”
”Kalau begitu gurumu tentulah seorang jago yang luar biasa sekali, baik dalam pengalaman maupun dalam pengetahuan??”
Siau Ling mengangguk tanda membenarkan
”Kecuali mewarisi ilmu silat kepadaku, seringkali beliau mengajarkan pula bagaimana menjaga diri sehingga pengetahuan dan kecerdasanku maju makin pesat, membuat aku punya keberanian yang tak gentar menghadapi segala percobaan, oleh sebab itulah dibawah pengaruh Sben Bok Hong yang begitu meluas dan kuat, bukan saja aku tak gentar justru malah menimbulkan rasa berontak dalam hatiku, Kadangkala aku tahu bahwa kepandaianku bukan tandingannya, tapi aku sama sekali tidak jeri terhadap dirinya, disitulah keberanian dan keteguhan imanku digembleng”
Bicara sampai disini, tiba2 pemuda itu berseru tertahan dan segera loncat keluar dari liang perlindungan.
Pek li Peng jadi amat terperanjat, buru2 tegurnya : ”Toako. kenapa kau?"
Siau Ling merogoh kedalam sakunya dan ambil keluar kitab Keng bun yang telah basah kuyup itu, lalu serunya:
”Waah...celaka, kitab ini jadi basah tak karuan"
Ketika diamati dibawab kobaran api tampaklah kitab tersebut sudah basah semua dan menggumpal menjadi satu.
”Hati2! jangan sampai robek!” Pek-li Peng peringatkan:
Dengan amat bati2 Siau Ling amati sebentar kitab tersebut kemudian dibawa mendekati kobaran api. .
Pek li Peng segera ikut lompat keluar dari tempat persembunyiannya, ia berseru.
"Toako jangan terlalu maju didepan hutan situ masih terbakar dengan hebatnya, pancaran api sangat kuat letakkan saja kitab itu diatas batu cadas dalam suhu yang begini tinggi lama kelamaan toh kitab itu akan kering dengan sendirinya"
Siau Ling mengiakan dan kembali kesisi batu raksasa itu, kemudian dengan sangat berhati hati ia letakkan kitab tadi diatas batu tersebut, dan menindihi kitab tadi dengan dua biji batu kecil, setelah itu barulah pemuda tersebut loncat kembali keliang air dan mengamati kitab tersebut dengan terpesona.
Udara panas yang dipancarkan karena suhu sekitar tempat itu meninggi membuat banyak batu jadi merekah dan tanah retak-retak. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kebakaran yang sedang berlangsung pada waktu itu ....
Hutan belantara disekitar bukit merupakan pohon-pohon tua yang rata2 sudah berusia seribu tahan, daya, pembakarnya sangat kuat dan besar, jilatan api membumbung tinggi keangkasa dan membiaskan cahaya yang terang benderang:
Dengan ketajaman mata Siau Ling saat itu. walaupun dia berada dalam liang air akan tetapi uap air yang mengepul keluar dari atas kitab Keng bun tersebut dapat terlihat dengan sangat nyata, tanpa sadar pikirnya dihati'
"Seandainya apa yang diucapkan hweesio itu tidak bohong, maka ilmu silat yang tertera dalam kitab sembahyangan ini-jauh lebih penting artinya daripada kitab catatan ilmu silat yang ditinggalkan kesepuluh orang manusia aneh tersebut, sahabat yang menghadiahkan kitab catatan ilmu silat ke padaku pun sudah memasuki istana terlarang, bahkan menguras habis selurub isi kitab catatan yang ada disitu kecuali kitab suci ini serta kitab catatan dari raja seruling Thio Hong, darjsini dapatlah kutarik kesimpulan bahwa isi catatan ilmu silat dari raja seruling ini pasti telah dipelajarinya, maka sengaja ditinggalkan disitu, sebaliknya kitab suci ini dibiarkan tetap disana mungkin karena ia tak mengira kalau isi kitab suci ini sebenarnya adalah catatan ilmu silat yang maha sakti..."
Sementara dia masih termenung, serentetan suara pekikkan nyaring berkumandang dari kejauhan, pekikkan itu saling bersahut2an sehingga suaranya memekikkan telinga..
Siau Ling loncat bangun dari tempat persembunyiannya dan cepat menyambar kitab ilmu silat tersebut, kemudian bisiknya lirih :
"Peng-ji. sebentar lagi Shen Bok Hong bakal melakukan pergerakan, kita harus bersiapsedia mulai sekarang”
"Pergerakan apa?!”
”Mungkin dia mengira kita sudah mati terbakar, tetapi sebelum menemukan jenasah kita hatinya tentu belum lega, maka sengaja ia bawa orang naik kegunung untuk mencari kerangka tubuh kita"
"Apa yang musti kita persiapkan ?'
"Mula pertama kiia harus timbun dahulu liang air ini!"
"Kenapa musti begitu?"
"Kita jangan sekali2 meninggalkan jejak yang bisa membantu dirinya untuk memecahkan teka teki ini, andaikata kita bisa mengatur segala sesuatunya sehingga memberi anggapan baginya bahwa kita benar2 sudah mati, hal ini akan jauh lebih menguntungkan bagi posisi kita, atau paling sedikit mati hidup kita tetap merupakan suatu teka teki yang tak terpecahkan baginya"
"Kenapa musti begitu?" tanya Pek-li Peng keheranan,"kenapa engkau berharap agar Shen Bok Heag salah menganggap kita sudah mati?'
"Gampang sekali asalnya, kalau dia sudah anggap diriku telah mati maka besar kemungkinan dia akan percepat gerakannya, itu berarti ia lebih cepat lagi akan membuka kebengisan serta kekejaman hatinya sendiri dihadapan umum"
"Oh. kiranya begitu " Pek-li Peng mengangguk.
Dia lantas mencari dua biji batu besar untuk menyumbat sumber mata air itu, kemudian baru menimbun liang tersebut dengan tanah.
Beberapa soal kemudian, liang tanah yang digali kedua orang itu sudah penuh tersumbat oleh tanah dan batu.
Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah kebakaran hutan di depan sana ia lihat api yang berkobar sudah kian surut, hawa panas disekitar situpun sudah tak begitu menyengat badan, dengan suara rendah segera bisiknya:
Peng ji. kita harus berusaha untuk mengumpulkan kembali batang2 kayu yang belum lerbakar habis ketempat ini, lalu membakarnya kembali disekitar tanah kosong disekitar batu cadas, dengan begitu jejak kita baru akan lenyap.
Dua orang itu bekerja keras, tak lama kemudian diatas tanah kosong tersebut sudah penuh berserakan kayu2 angus yang setengah terbakar setengah tidak, dengan begitu tanah yang semula kosongpun kini berubah jadi sebuah sebuah medan yang seakan2 baru saja terlanda kebakaran hebat.
Selesai bekerja, sambil membersihkan debu dan angus dari tubuhnya, Pek-li Peng berbisik:
”Apa lagi yang musti kita lakukan sekarang??”
”Duduk disini, atur pernafasan dan beristirahat, jika mendengar tanda bahaya nanti kita baru berusaha menghindar!”
Pek li Peng mengiakan. dia lantas saja duduk bersila dan mengatur pernafasan.
Pada saat ini Pek-li Peng sudah benar2 kagum atas kecerdikan maupun ilmu silat dari Siau Ling, ia merasa segala sesuatunya masih bukan tandingan pemuda itu, karenanya diapun tidak banyak memberikan komentar.
Sementara itu api yang merambat disekitar hutan agaknya sudah makin padam, suasana mulai pulih kembali dalam keheningan Siau Ling tahu, menyurutnya kobaran api secara mendadak ini pastilah merupakan hasil dari pckerjaan anak buah perkampungan Pek-hoa-san-ceng yang diperintahkan Shen Bok Hong uatuk memadamkan kembali kobaran itu.
Siau Ling memeriksa pakaian sendiri, ketika dilihatnya pakaian yang dikenakan telah mengering kembali, dia masukan kitab silat itu kedalam sakunya.
"Peng-ji!" ujarnya kemudian." bagaimana kalau sekarang kita bangun tempat persembunyian baru?'”
''Bagaimana caranya membangun tempat persembunyian tersebut?"
"Dewasa ini kobaran api yang membakar diarah barat paling cepat menyusut, itu menandakan kalau Shen Bok Hong telah membawa orangnya bergerak kemari dari arah barat, jelas maksudnya adalah mencari jejak kita berdua, padahal tiga arah yang lain api belum padam, bagaimana pun kita hendak bersembunyi, rasanya susah untuk menemukan satu tempat persembunyian yang bagus.
"Oleh karena itu kita harus membangun sendiri tempat persembunyian itu dan bersembunyi didalam?" sambung Pek li Peng dengan cepat.
“Begitulah maksudku ! “
“Dan tempat persembunyian itu kita bangun dengan menggunakan ranting yang hangus batang kayu yang masih terbakar serta debu”
Siau Ling mengangguk.
"Benar, disekitar tempat ini masih terdapat banyak ranting yang padam Karena kena air, itu bukan soal berat, justru yang penting kita harus menemukan dahulu tempat yang bisa digunakan untuk menyembunyikan tubuh kita berdua"
Dalam pada itu api kebakaran semakin kecil setelah melakukan pencarian yang seksama disekitar sana, akhirnya mereka berhasil menemukan sebuah liang alam yang cukup dalam, lebarnya tiga depa dengan dalam lima depa, suatu tempat persembunyian yang sangat ideal.
Sepasang muda mudi ini bekerja keras tak sampat sepertanak nasi kemudian selesailah mereka membangun sebuat tempat persembunyian yang sangat bagus diatasnya mereka lapisi tanah liat kemudian ditumpuki batang2 kaju serta ranting ranting yang masih terbakar sedikit, sedangkan mereka berdua bersembunyi dalam liang tersebut, empat penjuru dibikinkan sebuah jendela kecil lalu ditutupi pula dengan ranting kayu yang masih terbakar, bukan saja dapat mengawasi gerak gerik diluaran, malahan jendela itu bisa diperbesar ataupun diperkecil
Sambil duduk bersila dalam tiang persembunyian yang baru, Pek li Peng berbisik lirih. "Toako. aturlah pernapasan lebih dulu aku akan menjaga disini, kalau ada musuh yang datang akan kubangunkan diri toako "
"Baiklah!" sahut Siau Ling sambil tersenyum. dia segera pejamkan mata dan atur pernapasan .
Entah lewat beberapa waktu lamanya, tiba tiba Siau Ling merasa badannya digoncangkan orang, ia segera membuka matanya, sementara sang surya telah memancar diempat penjuru, rupanya Waktu sudah menunjukkan lewat lohor.
Dibawah sorot cahaya sang surya, tampaklah Shen Bok Hong berdiri diatas sebuah batu cadas, matanya berkeliaran memandang kesana melirik kemari dengan sorot yang tajam.
Disisinya berdirilah Siau-yau cu serta Kim-hoa hujin.
Siau Ling segera goyangkan tangannya memberi tanda kepada Pek-li Peng agar jangan bersuara, kemudian ia menggerakkan sedikit ranting jendela agar ruang penglihatan lebih sempit, setelah itu barulah bisiknya kepada saog dara :
"Peng-ji, kalau jejak kita ketahuan maka suatu pertarungan sengit tak bisa dihindari lagi, kita tak boleh bertempur terlalu ngotot, bila sampai bentrok maka saling bertarung kita musti mundur terus dari sini, aku tak kenal wilayah sekitar tempat ini, kalau dilihat arah barat padam lebih dahulu maka hal ini menunjukkan kalau pepohonan disekitar sana terlalu sedikit, arah timur adalah arah jalan sewaktu aku datang kemari, diarah utara tampaknya terdapat sebuah lembah sempit, terpaksa kita haru mundur kearah selatan"
Pek li Peng mengangguk, sahutnya dengan suara lirih .
”Toako jauh lebih cerdik daripada diriku akan kudengarkan perkataan diri toako, sebab perkataanmu pasti tak akan salah lagi.”
Dalam pada itu dari arah depan sana terdengarlah suara dari Shen Bok Hong sedang berkata: ”Tootiang, menurut pandanganmu mungkinkah mereka dapat lolos dari kobaran api yang mengepung dari empat penjuru??”
"Aku rasa hal itu tak mungkin terjadi!" sahut Sau-yau cu dengan nyaring ”kecuali kalau ditempat ini terdapat sebuah jalan rahasia yang bisa berhubungan dengan luar bukit sana"
”Kalau memang begitu, mengapa jenasah mereka tak dapat kita temukan??”
”Kobaran api yang membakar hutan sudah berlangsung selama ber-jam2 lamanya, sekalipun mereka berdua terdiri dari baja murnipan akhirnya akan meleleh, apalagi tubuh mereka cuma terdiri dari darah dan daging masa tidak hancur berantakan??”
”Siau Ling membawa sebilah pedang pendek yang diperoleh sewaktu masuk kedalam istana terlarang, kenapa sampai sekarang pedang pendek itupun tidak dapat kutemukan”
”Berapa panjang sih pedang pendek itu?? dan membutuhkan tanah seluas berapa untuk menampungnya? mana mungkin senjata seperti itu bisa kau temukan ditanah bekas kebakaran yang begini luasnya??”
"Aaai...!" terdengar Shen Bok Hong menghela nafas panjang "sebelum aku bisa membuktikan sendiri akan kematian mereka, hatiku benar2 merasa tak tentram"
”Toa-cungcu tak usah kuatir. menurut pandangan pinto sudah pasti kedua orang itu telah mampus.”
"Ah, belum tentu begitu" tiba2 Kim hoa hujin menukas dengan suara dingin "aku lihat Siau Ling bukanlah seorang pemuda yang berusia pendek, kalau seorang manusia belum ditakdirkan mati maka banyak kemungkinan akan ditemuinya, siapa tahu kalau mereka sudah lolos dari tempat ini??"
Mendengar perkataan tersebut, diam diam Siau Ling mengeluh di hati:
"Aduh Celaka, maksud Kim-hoa hujin Sih ingin membelai aku, tapi kalau ucapan tersebut justru telah menggerakkan hati Shen Bok Hong sehingga melakukan pencarian disekitar tempat ini. tempat sembunyianku iai sudah pasti akan mereka temukan!.'
Makin dipikir pemuda itu semakin panik. Tanpa sadar peluh dingin membasahi tubuhnya.
Terdengar Siau yau cu tertawa terbahak2 "Haahh .haahh. haahh.. Hujin, kalau engkau mengatakan Siau Ling belum mati, apa buktinya coba?.'
"Tak ada bukti dan tak perlu dibuktikan, pokoknya aku merasa bahwa dia tak akan mati konyol"
Shen Bok Hong yang sudah lama membungkam, tiba2 tersenyum dan menegur :
”Kim hoa hujin, aku dengar Siau Ling telah menganggap kau sebagai encinya dan engkaupun menganggap dia sebagai adiknya, benarkah kejadian ini..:?"
Siau Ling segera menengadah dan mengintip keluar lewat celah2 ranting kayu.
Si anak muda ini dapat memaklumi bahwa tiga orang yang hadir didepannya rata2 adalah jago persilatan kelas satu, ketajaman pendengaran mereka luar biasa sekali. Karenanya ia bertindak sangat hati2 sehingga tidak sampai mengejutkan mereka„ karena itu ranting2 didepan matapun tak berani sembarangan digerakkan.
Sementara itu Kim boa hujin telah menyahut :
"Ohh...tentang soal itu? Aku sih memang sangat mengharapkan demikian, tapi sayang Siau Ling sama sekali tidak menganggap diriku sebagai encinya" Shen Bok Hong kembali tertawa.
"Kalau menuruti tabiatku, maka aku tak akan membiarkan orang yang berani menghianati diriku tetap hidup dikolong langit, hanya terhadap kau Kim hoa hujin seorang watakku ini dikecualikan!"
'Oh iya? akupun sedang merasa keheranan, apa sebabnya selama ini Shen toa cungcu tak pernah membiarkan diriku"
'Seringkali timbul ingatan dalam benakku untuk membunuh kau!"
"Dan sampai sekarang mengapa tidak kau lakukan?"
”Itulah sebabnya kenapa kau bisa hidup segar bugar sampai sekarang, sedang mengenai kenapa aku tak tega turun tangan, aku sendiripun tak bisa menerangkan kepadamu.”
Setelah terhenti sebentar, dia melanjutkan:
”Sekarang Siau Ling sudah mati, apakah hujin merasa amat bersedih hati.”
”Seandainya ia benar2 telah mati, tentu saja aku merasa amat bersedih hati, tetapi sebelum kubuktikan kalau dia benar2 telah mati, aku tak akan percaya kalau dia sudah mati sungguhan.”
"Lalu bagaimaca Caranya untuk membuat hujin jadi percaya seratus persen? " tanya Siau- yau cu.
”Kecuali kalau sudah kulihat jenasahnya.”
”Jenasahnya sudah termakan api dan hancur berubah jadi abu!”
”Bagaimana dengan barang2 peninggalannya”
”Kebakaran besar yang barusan berlangsung telah membakar habis hutan belantara seluas puluhan li persegi. Hutan yang semula hijau segar kini sudah berubah jadi tanah- gundul yang gersang. Sekalipun Siau Ling meninggalkan benda, bagaimara caranya untuk menemukan benda itu dihutan seluas puluhan li persegi ini?''
Kim hoa hujin menghela napas panjang, ia tidak berbicara lagi.
”Jelaslah perempuan dari suku Biau ini sudah ditaklukkan oleh penjelasan dari Siau-yau cu, dalam keadaan beginipun ia tak bisa tidak untuk mempercayainya.”
Tiba2 Shen Bok Hong menengadah dan tertawa ter-bahak2.
"Haahh..haahh..haahh.. Hujin, tampaknya engkau sudah percaya bukan?"
Kim hot hujin memandang sekejap kearah Shen Bok Hong. lalu tertunduk dan membungkam dalam seribu bahasa.
Shen Bok Hong tertawa ewa, kembali ia berkata :
”Ayoh kita pulang, sebaliknya nanti ku ijinkan dirimu untuk mendirikan meja abu bagi arwah Siau Ling, agar engkaupun bisa merasa tenteram hatinya"
Siau yau cu mendehem ringan, ujarnya dari samping :
”Kini Siau Ling telah mampus, itu berarti rencana pertama dari toa cuncu telah tercapai. bagaimana rencana selanjurnya??”
”Siarkan berita kematian dari Siau Ling ini keseluruh dunia persilatan, kemudian kita serentak bergerak.”
Berbicara sampai djsini mendadak ia membungkam, lalu sambil berpaling kearab Siau yau cu katanya.
"Apa rencana tootiang??"
”Pinto cuma berharap agar engkau bisa mentaati perjanjian kita semula, daratan menjadi wilayah kekuasaan Shen toa cungcu sebaliknya sungai, telaga dan samndra menjadi wilayah kekuasaan Su hay kuncu. kedua belah pihak tak boleh Saling mengganggu dan masing2 mencicipi keuntungannya sendiri.”
Shen Bok Hong segera ter-bahak2.
"Haaah haaah haaah tampaknya tootiang sangat setia kepada Su hay kuncu?"
”Pinto mendapat pesan dari seseorang untuk setia sampai mati kepada Su hay kuncu, sebelum tugas ini selesai sudah tentu aku harus menepati janjiku asal urusan bisa dibikin beres akupm akan segera mengundurkan diri dari semua kegiatan dunia kangouw.”
Kembali Shen Bok Hong terbahak bahak.
"Haaahhh..;haaahhh...haaahhh... tootiang adalah seorang jago berbakat yang susah dicari di kolong langit, kalau manusia sebagus engkau musti mengundurkan diri dari keramaian dunia kangouw... Ooh ! sungguh sayang... sungguh patut disayangkan "
”Mungkin Shen toa cungcu tidak percaya dengan perkataanku ini, untung ambisi toa cuncu sudah hampir terpenuhi dan gelombang besar yang melanda dunia persilatan pun sudah hampir reda, saat bagiku untuk mengundurkan diri sudah tak jauh lagi, sampai waktunya Shen toa cungcu pasti Shen Bok Hong tersenyum.”
"Semoga saja apa yang tootiang katakan bisa sesuai dengan perbuatanmu nanti !"
Setelah berhenti sebentar, sambungnya. ”Mari kita pergi !”
”Jenasah dari Siau Ling toh belum kita temukan, kenapa kita harus buru2 pergi?" seru Kim hoa hujinpenasaran.
”Seandainya mereka benar2 mati terbakar maka jenazahnya pasti berada disekitar tempat ini. Kalau dikatakan mereka dapat lolos dari kebakaran ini sungguh bikin hati orang tak percaya.”
”Itu berarti engkau sudah memastikan kalau Siau Ling benar2 telah mati ditengah kebakaran ini.”
”Kecuali kalau Siau Ling mempunyai kemampuan untuk terbang kelangit atau masuk kedalam tanah, selain itu rasanya tak mungkin bisa lolos dari jebakan ini.”
Kim-hoa Hujin memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian ujarnya lagi:
”Tapi aku tetap mempunyai suatu perasaan, aku merasa Siau Ling seakan akan masih hidup segar bugar dikolong langit.”
Siau yau cu tertawa terbahak2 setelah mendengar perkataan itu.
”Haahh..haahh.:haahh,. perasaan hati hujin memang rada aneh, pinto benar2 tak habis mengerti, coba bayangkan saja dibawah terik panasnya kobaran api sehebat ini. Kendatipun sekeping baja murni yang keraspun telah meleleh jadi cairan, apalagi tubuh mereka terdiri dari darah dan daging..!”
Shen Bok Hong pun tertawa hambar.
"Ayoh kita pergi saja !” ajaknya.
Tanpa banyak bicara lagi dia berlalu dahulu dari situ.
Terpaksa Siau yau cu dan Kim hoa hujin harus menguntit dibelakangnya. dalam waktu singkat ketiga orang itu sudah lenyap dari pandangan mata.
Menanti ketiga orang itu sudah berlalu agak lama. Siau Ling baru berbisik lirih ke arah Pek li Peng :
"Peng ji. sekarang Sben Bok Hong telah menganggap kita telah mati. marilah kita gunakan siasat untuk menghadapi siasatnya, agar dia jadi bingung dan tak tahu bagaimanakah keadaan yang sebenarnya, menunggu hari sudah gelap nanti kita segera berlalu dari sini, engkau harus bisa menahan lapar maupun dahaga!"
Dengan manja Pek-li Peng jatuhkan diri Sedalam pangkuan Siau Ling, sahutnya pula dengan suara lirih :
"Asal bersama2 toako, sekalipun harus menahan lapar selama beberapa hari, tidak menjadi persoalan bagiku"
Perlahan! dia pejamkan matanya.
Siau Ling sendiri setelah memperhitungkan arah yang dituju serta rencana untuk kabur malam nanti, diapun pejamkan mata serta mengatur pernapasan.
Setelah menanti dengan susah payah, akhirnya malampun menjelang tiba. ditengah kegelapan berangkatlah sepasang muda mudi itu meninggalkan tempat persembunyiannya.
Walaupun dihati kecilnya pemuda itu sudah memperhitungkan arah untuk kabur, dan walaupun ia tak begitu kenal dengan medan disekitar sana. tetapi setelah hatinya mempersiapkan rencana yang matang, maka perjalanan pun tidak dilalui secara ragu2.
Dengan langkah kaki yang cepat kedua orang itu menelusuri bekas kebakaran untuk bergerak turun dari bukit itu, maka tak sampat kentongan kedua mereka sudah keluar dari bekas kebakaran.
Ketika perjalanan dilanjutkan kembali, dihadapan mereka terbentanglah sebuah hutan yang lebat dengan pepohonan yang tinggi.
Jalan bukit ini amat sukar dilewati, banyak semak belukar yang menyesatkan jalan, bagi orang biasa tak mungkin jalanan disitu dapat dilalui dengan leluasa.
Namun bagi Siau Ling serta Pek-li Peng yang berkepandaian tinggi, rintangan tersebut tidak sampai menghalangi perjalanan mereka, dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki, dalam sekejap mata semua rintangan sudah melewati dengan mudah.
Kembali dua buah bukit tinggi sudah mereka lewati, akhirnya Pek li Peng menghentikan perjalanannya, dengan suara lembut dia berkata :
”Toako. bagaimana kalau kita beristirahat dulu disini ??”
"Baiklah, aku sendiripun merasa agak lelah" sahut Siau Ling dan iapun duduk ditepi jalan.
Pek-li Peng duduk disamping pemuda itu ujarnya kembali.
”Toako, aku agak lapar...”
"Aku tahu sebab aku sendiripun merasa lapar” sela Siau Ling dengan cepat, "bersabarlah beberapa saat lagi, asal kita menemukan rumah penduduk dengan uang yang kita miliki tanggung kita bisa makan sampai kenyang!"
Pek li Peng tersenyum.
"Apa rencana toako selanjutnya?" tanyanya kemudian.
”Shen Bok Hong menganggap kita sudah meninggal. aku ingin menggunakan siasat ini untuk menghadapi dirinya, aku hendak menyaru sebagai seorang manusia baru dan menyelidiki situasi dalam dunia persilatan, akan kutinjau dahulu rencana busuk apalagi yang sedang dipersiapkan Shen Bok Hong dan bagaimana pula reaksi orang2 persilatan setelah mendengar berita kematianku.”
Dia menghembuskan napas panjang, sambungnya :
"Sebenarnya Shen Bok Hong sudah menyusun suatu rencana yang baik dan sempurna untuk menaklukan seluruh dunia kangouw, tapi sekarapg justeru rencananya menjadi kabur dan akhirnya kalut, mau tak mau terpaksa dia musti ajukan rencananya semula dan mulai bergerak sekarang juga”
”Aaai.!! Ada satu hal hingga kini aku masih tidak habis mengerti, apakah toako bisa terangkan?”
”Persoalan mengenai apa?”
---ooo0dw0ooo---