Budi Ksatria Jilid 30

Jilid: 30

Menyadari situasi yang sedang dihadapinya dengan cepat pemuda itu menerjang maju kedepan, dengan meminjam putaran pedang untuk melindungi badan, ia nerjang ke muka.

Rupanya pemuda baju hijau itu sama se¬kali tak menyangka kalau secara tiba2 Siau Ling dapat melancarkan serangan sedahsyat itu, kesempatan untuk cabut senjata baginya sama sekali tak sempat lagi, dalam keadaan tergopoh2 terpaksa ia putar telapaknya sambil melancarkan sebuah babatan ke depan, sementara tubuhnya menyingkir kesamping.

Ranting dahan ditangan kiri Siau Ling se gera menutul permukaan tanah, menggunakan kesempatan tersebut 'a loncat keudara dau melayang sejauh satu tombak dari tempat semula.

Pada saat yang bersamaan pula ia menghindarkan diri dari ancaman telapak pemuda baju hijau itu.

Orang itu membentak gusar dengan cepat tangan kirinya menyambar dua ekor ular berbisa dan disambit kearah Siau Ling se¬mentara tangan kanannya melepaskan satu pukulan dahsyat.

Dalam keadaan demikian Siau Ling sudah tak punya keinginan lagi untuk meneruskan pertarungan lagi pedangnya berkelebat mbunuh dua ekor ular berbisa yang disambit kearahnya sedang bahu kirinya ditekan kebawah hawa murni disalurkan dan ia sambut ancaman itu dengan keras lawan keras.

Kekuatan angin pukulan yang dilancarkan itu cukup berat membuat Siau Ling mera¬sakan pandangan matanya jadi gelap.

Tapi justru pemuda itu telah manfaatkan kekuatan dari pukulan itu sebaik2nya ia berjumpalitan beberapa kali diangkasa lalu melayang tiga tombak jauhnya dari tempat semula'

Ketika badannya meluncur keatas permukaan tanah, ranting pohon siong dalam genggamannya kembali menutul permukaan ta¬nah, sekali lagi dia meluncur diangkasa dan melepaskan diri dari lingkaran kepungan ular2 beracun itu.

Pemuda baju hijau itu amat gelisah, ia segera menghardik dengan suara nyaring:

"Hey Siau , anjing bedebah! engkau hendak kabur kemana? kita masih belum melangsungkan pertarungan sengit yang menentukan siapa menang siapa kalah!"

"Kenapa urusan ini musti di-ribut2kan sekarang? toh waktu dikemudian hari masih panjang, lebih baik pertarungan tersebut kita tunda sampai waktu yang akan datang. Nah! selamat tinggal, maaf aku tak dapat menemani dirimu lebih lama lagi!"

Tanpa membuang waktu lagi Siau Ling enjotkan badan dan kabur kearah depan, dalam waktu singkat ia sudah berada kurang lebih sepuluh tombak jauhnya dari tempat semula.

Pemuda baju hijau itu mengumpulkan kawanan ular beracunnya dan segera mengejar tapi sayang usahanya itu hanya sia2 belaka sebab dalam waktu singkat bayangan tubuh lawan sudah nun jauh diujung sana.

Sementara itu Siau Ling sendiri berkelebat meneruskan perjalanannya dengan cepat, empat lima puluh tombak kemudian baru memperlambat langkahnya, ketika ia lihat pemuda baju hijau bersama kawanular beracunnya tidak mengejar lagi ia berhenti dan menghembuskan napas pan¬jang.

Setelah atur pernapasan sebentar, sianak muda itu baru melanjutkan perjalannya ke depan, dalam hati dia berpikir :

"Pertarungan yang baru saja kulewati benar2 merupakan suatu pertarungan yang sangat mujur bagiku, seandainya aku menuruti emosi dan layani pertarungannya, dengan bantuan kawanan ular beracun yang begitu ganas dan berbahaya, mungkin sulit bagiku untuk melewati pos tersebut dengan gampang..."

Sementara ia masih termenung sambil membayangkan kemujurannya. Tiba2 dari arah depan berkumandang suara teguran yang tajam dan tinggi melengking :

"Apakah engkau adalah Siau Ling?"

Dengan cepat sianak muda itu menghentikan langkahnya, lalu tarik napas panjang2.

"Benar, aku adalah Siau Ling!"

Sebuah tanah lapang berumput yang sangat luas terbentang dihadapannya, beberapa buah batu karang yang tinggi besar berdiri tegak ditengah lapang itu kecuali batu cadas tiada sesuatu benda yang nampak mencurigakan.

Mendengar suara tanpa melihat bayangan musuhnya, taktik menggertak ini cukup menggidikan hati orang yang sedang menghadapinya. Tanpa sadar suasanapun makin bertambah tegang.

Siau Ling hentikan sama sekali gerakan tubuhnya dengan pandangan yang tajam dia awasi daerah disekelilingnya ia berharap agar pihak lawan bersedia menjawab sehingga dapat diketahui olehnya jejak tempat persembunyian lawan, dalam hati kembali dia berpikir: 

'Shen Bok Hong sengaja siapkan delapan buah rintangan untuk menghadapi jalan majuku, sudah tentu kedelapan buah rintangan tersebut merupakan rintangan2 yang berke¬kuatan tangguh, jelas amat sulit bagiku untuk melampui semua rintangan itu"

Setelah menghadapi tiga buah rintangan yang dijaga oleh kawanan musuh yang sangat tangguh rasa waspada dalam hati kecil Siau Ling telah ditingkatkan beberapa kali lipat, peristiwa Ini pun merupakan peristiwa besar yang pertama kali pernah dihadapi Siau sejak ia terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah ia merasa ngeri atau bergidik seperti apa yang dialami pada saat ini.

Sepeminum teh sudah berlalu dengan cepat , Siau Ling masih tetap menanti dengan tenang ditempat semula, namun tiada jawaban yang terdengar, kejadian ini segera cengangkan hatinya.

"Aku adalah Siau Ling!" teriaknya keras keras "jago lihay dari manakah yang berada disitu? Kalau toh engkau hendak berhadapan dengan aku orang she-Siau, kenapa tak berani unjukkan diri untuk saling berhadapan.

Kegagahan dan kejantanan Siau Ling mental Shen Bok Hong seorang gembong iblis yang lihaypun menaruh tiga bagian rasa jeri atas dirinya, tapi sekarang setelah secara beruntun Siau lewati tiga buah rintangan, suatu perasaan ngeri yang aneh telah nyelimuti benaknya, membuat jago muda kita yang gagah tak berani memasaki tanah lapang itu secara gegabah.

Tiba2 dari belakang batu karang muncul seorang padri berjubah merah dengan dingin sahutnya:

"Siau Ling nyalimu benar2 amat besar!

Dari nada suara, dandanan maupun raut wajahnya Siau Ling tahu bahwa padri itu adalah orang Tionggoan satu ingatan segera berkelebat dalam benaknya,

"Taysu apakah engkau berasal dari gereja siau lim si?" tegurnya kemudian.

Padri berjubah merah itu termenung dan berpikir sebentar belum sempat ia menjawab dari balik batu karang muncul seorang padri berjubah merah, hwesio itu segera menyahut:

"Tebakanmu tepat sekali kami semua datang dari gereja siau-lim-si...! '

Siau Ling segera menengadah keatas dan tertawa terbahak2 dengan gagah ia maju dua tombak kedepan dengan tangkah lebar kembali ia berseru:

"Kalau begitu kalian telah siapkan barisan Lo han-tin untuk menyambut kedatanganku?"

Baru saja ucapan itu selesai diucapkan dari belakang batu karag ditengah tanah lapang itu tampaklah bayangan manusia berkelebat lewat, dari masing2 sudut lapangan muncullah seorang padri berjubah merah.

Diam2 Siau Lmg menghitung jumlah pa¬ra padri itu ternyata jumlahnya tepat dua belas orang.

Terdengar padri berjubah merah yang munculkan diri terlebih dahulu tadi berkata:

"Siau tayhiap engkau memang sangat cerdik barisan yang akan kami siapkan memang bukan lain adalah barisan Loo-han tin cuman barisan ini termasuk barisan yang memiliki daya pengaruh paling lemah, apakah Siau tayhiap bersedia untuk masuk kedalam barisan guna mencoba kehebatannya? '

Aku mengetahui sedikit banyak tentang keampuhan barisan Loo han tin, memang benar barisan Loo han-tin yang terdiri dari dua belas orang merupakan barisan dengan jumlah yang tersedikit namun sedikitnya jumlah orang bukan berarti semakin lemahnya da¬ya pengaruh barisan itu, bukan begitu?"

Dua belas orang padri itu semuanya me¬ngenakan jubah Ibadah warna merah darah, usia mereka hampir sebaya yakni antara empat puluh tahunan, yang paling aneh lagi ternyata dandanan mereka temui tak ada yang berbeda, satu2nya perbedaan hanya terletak rada panjang pendeknya tasbeh yang melingkar diatas leher mereka.

Padri yang munculkan diri paling depan tadi mempunyai tasbeh yang paling panjang diantara rekan2nya mungkin dialah pemimpin rombongan dari beberapa orang itu.

Terdengar hwesio itu berkata kembali:

"Rupanya Siau taybiap sangat menaruh perhatian terhadap barisan Loo han-tin dari gereja Siau lim si kami, sampai dimanakah pengetabuan Siau tayhiap mengenai barisan kami ini?**

"Sebetulnya saja untuk melayani perubahan yang terdapat dalam barisan Loo han-tin maka sembilan orang saja sudah lebih dari cukup, dengan ditambahnya tiga orang itu berarti posisi barisan satu tingkat lebih kuat lagi atau dengan perkataan lain walaupun aku menyerang kalian dari arah manapun maka sentuhan yang terjadi atas serangan yang kulancarkan sama artinya dengan menahan serangan gabungan dari empat orang sekaligus"

Padri berjubah merah itu tertawa ter-bahak2.

"Haahh., .baahhh ..haaahh. . Siau tayhiap engkau betul2 bebat kalau memang begitu engkau tak berani untuk mencoba masuk ke dalam barisan kami ini?

' Menurut kabar yang tersiar dalam dunia persilatan selama ratusan tahun belakangan ini belum pernah ada orang yang mampu tembusi keampuhan, dari barisan Loo-tin tapi keadaan yang kuhadapi seka¬rang jauh berbeda, sekalipun barisan Loo han terdiri dari gunung golok ataupun lautan minyak aku tetap akan mencoba lampuinya sekalipun aku harus mengerahkan segenap kemampuan yang kumiliki dan korbankan jiwaku aku tetap pantang mundur.

"Heeehhhh...heeeebbhh'..heeehbb... kalau begitn Siau tayhiap memang patut dipuji sebagai seorang lelaki jantan!" sela bweesio itu sambil tertawa dingin.

Siau Ling tidak marah dengan muka serius ia berkata lagi:

"Sebelum pertarungkan dilangsungkan, terlebih dabulu aku hendak mengajukan beberapa pertanyaan yang selama ini terasa mengganjal dihati, apakah kalian bersedia untuk memberi keterangan?"

"Apa yang ingin kau tanyakan?'"

Sudah lama aku dengar kalau gereja siau lim-si adalah tonggak kekuatan dari dunia persilatan, selama ratusan tahun belakangan ini selalu menjadi tulang punggung kaum lurus untuk melenyapkan kaum sesat dari muka bumi. semua umat persilatan amat kagum dan hormat terhadap setiap padri dari gereja siau-lim si. Tapi sekarang... dalam kenyataan pihak siau-lim-si bukan saja tidak membantu kaum lurus untuk melenyapkan kejahatan, malahan kalian membantu kaum jabat untuk berbuat kebejatan dan keonaran didunia, buktinya sekarang! Kalian telah membantu Shen Bok Hong untuk menentang ditegaknya kemudian dan kebenaran dalam dunia apakah dalam hati kecilnya kalian rela membiarkan Shen Bok Hong mencapai cita2nya dan menguasahi seluruh jagad"

Teguran itu sangat tajam dan berat, ka¬wanan padri dari gereja siau lim-si tersebut segera tundukkan kepala dengan mulut membungkam, rupanya dalam hati kecilnya sudah timbul perasaan menyesal...

Lama ....lama sekali, padri baju merab itu berkata :

"Kesulitan yang sedang kami hadapi sulit untuk diberitahukan kepada Siau tayhiap,, kami harap Siau tayhiap segera masuk kedalam barisan dengan hati yang lega.

Rupanya arti kata yang terakhir itu mengandung maksud yang sangat mendalam, secara lapat2 padri itu memberi ketikan seakan akan mereka ada maksud untuk lepaskan pe muda itu lewat;

Siau Ling bukan orang bodoh, tentu saja ia dapat menangkap arti dari kataZ itu, setelah menghela napas panjang katanya :

"Aaaai...!! Aku benar2 tak habis mengerti kekuatan iblis apakah yang dimiliki Shen Bok Hong sehingga bukan saja ia dapat memaksa kaum sesat untuk mendukung dirinya bahkan dapat pula manfaatkan kekuatan dari kaum lurus untuk mencapai apa yang dia cita-citakan.

'Siau tayhiap, silahkan masuk kedalam barisan” ujar pemimpin hweesto itu dengan cepat, waktu yang tersedia bagimu tidak terlalu lama. Makin malam semakin tidak menguntungkan posisimu, lebih baik manfaatkanlah waktu sebaik2nya"

Terperangah Siau 'Ling mendengar perkataan itu, pikirnya .

''Kalau didengar dari nada ucapan padri ini rasanya ia sama sekali tidak mengandung 'rasa permusuhan dengan diriku, bahkan ucapannya amat lembut dan diam2 memberi peringatan kepadaku, andaikata dua belas orang padri itu mempunyai sikap yang sama seperti dirinya, aku rasa untuk melewati barisan lo han tin bukanlah suatu pekerjaan yang terlalu susah..."

Berpikir sampai di situ, diapun segera berkata :

''Aku masih ada satu persoalan hendak diutarakan.."

"Persoalan apa? cepatlah katakan!'" Sahut hweesio itu dengan dahi berkerut.

Pedang mustika yang berada ditanganku adalah sebilah pedang mustika yang amat tajam sekali, aku harap saudara sekalian sedikitlah ber hati2"

"'Terima kasih atas peringatanmu itu!"

Diam2 Siau Ling menghimpun bawa murninya. lalu serunya :

"Aku orang she-Siau datang..!"

Dengan langkah lebar ia masuk kedalam-barisan yang telah disiapkan oleh kawanan-hweesio itu.

Tampaklah kawanan padri itu menggetarkan sepasang bahunya dan melepaskan kain khasa berwarna merah yang dikenakan ditubuhnya. Tangan kirinya menyambar kesamping dan tabu2 mereka sudah menggenggam sebuah toya sian ciang yang terbuat dart baja murni.

Siau Ling alihkan sorot matanya dan mengawasi kawanan padri itu, sekejap kemudian pikirnya dihati :

"Seandainya aku dapat menyeringai kawanan padri ini lewat atas kepalanya dengan ilmu meringankan tubuh pat-poh teng gong atau delapan langkab menyebrangi angkasa, bukankah itu berarti tak usah bergebrak menggunakan kekerasan melawan mereka..,:?

Sementara dia masih berpikir, ujung baju tersampok angin berkumandang datang, kedua belas orang padri itu ber-sama2 tinggalkan posisinya semula dan mengepung Siau Ling ditengah gelanggang.

Kedua belas orang jago lihay dari gereja siau lim si itu. bukan saja tinggi dalam ilmu silat merekapun sangat paham dengan segala perubahan dari ilmu barisan Lo-ban tin, dalam waktu singkat mereka telah rebut posisi yang menguntungkan serta mengurung Siau ditengah barisan mereka;

Walaupun dalam hati kecilnya Siau Ling tahu bahwa kawanan padri dari gereja siau lim-si itu sama sekali tidak mengandung maksud bermusuhan dengan dirinya, akan tetapi ia tak berani bertindak gegabah atau pun memandang rendah lawannya, sebab ia tahu barisan Lo han tin dari gereja Siau lim si adalah sebuah barisan aneh yang amat tersohor didnnia persilatan selama ratusan tahun lamanya.

Pedang pendek yang tajam dipegang daam telapak tangan sebelah kanan, ia pun segenap kekuatannya untuk mainkan jurus jurus pedang yang ampuh dari ilmu pedang ciptaan Tam In Cing seorang jago lihay dari gunung Hoan san sementara sisa tenaga dalam yang lain disalurkan ketengah sela2 jari tangan kirinya untuk bersiap sedia menggunakan ilmu sentil sian-ci sinkang untuk merobohkan musuh yang dekati dirinya.

Kemudian dengan sorot mata yang tajam dia awasi daerah disekelilingnya.

Tampaklah kawanan padri dari gereja siau lim si yang mengitari di sekelilingnya per-laban2 mulai bergerak dan berputar.

Guru Siau Ling yakni Cung San Pek adalah seorang jago Iihay yang berpengetahuan amat luas, ia mengetahui intisari dan keampuhan dari jurus2 silat tiap partai dan perguruan yang berada didudia persilatan, terutama sekali terhadap keampuhan dari ilmu barisan Loo han tin ia pernah menjelaskan cara memecahkannya secara khusus kepada si anak muda itu.

Karenanya Siau Ling mengetahui seandainya dia melancarkan serangan lebih dahulu maka keampuhan dari barisan Loo -tin segera akan bekerja, sebaliknya kalau biarkan kalau pihak lawan yang menyerang lebih dahulu maka hal ini akan sangat mempengaruhi daya kekuatannya.

Setelah mengetahui akan rahasia itu, sianak muda itu tak sudi menyerang lebih da¬hulu, dia pusatkan seluruh perhatiannya untuk awasi gerak gerik kawanan padri itu dan menunggu sampai mereka bergerak lebih dahulu.

Tampaklah kawanan padri dari gereja Siau lim si itu tiba2 hentikan gerakannya setelah berputar satu kali.

Siau Ling amat tercengang, pikirnya.

Penjelasan yang pernah kuterima dari su¬hu tentang barisan Lo ban-tin rasanya bukan begini, dia malah bilang andaikata ba risan Lo han telah berputar maka dari lambat ia akan bertambah cepat, kemudian secara otomatis akan melancarkan serangan dengan sendirinya....tapi kenyataan mereka malahan berhenti, entah apa sebabnya bisa demikian??

Baru saja ingatan tersebut selesai berkelebat dalam benaknya mendadak terdengarlah serentetan suara bisikan yang lembut dan lirih berkumandang disisi telinganya :

"Siau tayhiap menyerahlah lebih dahulu sebab apa bila engkau hendak menunggu sampai barisan Lo-han-tin bergerak secara otomatis maka serangkaian serangan beran tai yang jumlahnya mencapai enam puluh empat gebrakan akan meneter dirimu, sebe¬lum keenam puluh empat jurus serangan itu habis digunakan sulit bagai siapapun untuk menghentikan barisan ini sebaliknya andai kata Siau tayhiap menyerang dulu maka keadaannya akan jauh berbeda, kedudukan ka¬mi jadi pihak yang diserang dalam keadaan seperti ini Terpaksa kita harus mengambil posisi bertahan menangkis dan melancarkan serangan itu berarti lebih besar kesempatan nya bagimu untuk meloloskan diri dari kepungan . Nah! waktu yang tersedia sudah tak banyak lagi aku tak dapat berbicara lebih banyak lagi dengan dirimu"

Mendengar bisikan tersebut dalam hati kecilnya Siau Ling kembali berpikir:

"Oooh rupanya dibalik persoalan ini masih terdapat banyak sekali kejadian yang sama sekali ada diluar dugaan kalau toh mereka bersedia untuk bocorkan rahasia barisan Loo han tin kepadaku itu berarti mereka bermaksud untuk lepaskan aku dan kepungan barisan ini dengan cara yang tidak menyolok?"

Berpikir sampai disitu telapak tangan kirinya segera melancarkan satu pukulan dah¬syat kedepan.

Begitu pukulan dilepaskan Siau Ling pun pada saat yang bersamaan ikut menerjang.

Rupanya sianak muda ini sudah mempu¬nyai rencana yang matang ia bersiap sedia menggunakan kesempatan yang sangat baik itu untuk terjang keluar dari barisan Loo-han tin.

Siapa tahu baru saja pukulan gencar itu dilepaskan, barisan Loo nan tin pun pada saat yang bersamaan melancarkan serangan balasan, seorang padri bersenjatakan toya baja mendorong tangan kirinya kemuka untuk menyambut datangnya ancaman tersebut kemudian secara tiba2 ia menyingkir kearah samping.

Dan batang toya baja dengan cepat meluncur datang, tepat dikala padri pertama tadi menghindarkan diri dari samping, segulung angin serangan melurcur tiba dari sisi kiri dan kanan langsung mengancam tubuh Siau Ling.

Merasakan datangnya ancaman tersebut Siau Ling amat terperanjat, dalam hati segera ia berpikir:

"Ooooh...! sungguh cepat serangan toya itu...untung aku bersikap cukup cekatan"

Buru2 pedang pendek ditangan kanannya menyambar kedepan menangkis ancaman yang datang dari toya sebelah kanan, pada saat yang bersamaan tubuhnya ikut maju selang¬kah kedepan, dengan manis dia berhasil lolos pula dari ancaman tosu sebelah kiri.

Ketika ancaman mengena sasaran yang kosong, dua buab toya baja itu kembali menyingkir kearah sisi kanan dan kiri, sementara tiga batang toya baja lainnya kembali menyerang datang.

Buru2 Siau Ling putar pedang pendeknya kembali, diam2 hawa murninya disalurkan kedalam telapak tangan... Criing! ia menebas kutung sebatang toya lawan.

Pedang pendek itu sangat tajam dan luar biasa sekali, termakan oleb babatan kilat itu, toya baja yang kuatpun patah jadi dua bagian.

Siau Ling bertindak cepat, tangan kiri nya menyambar kemuka menerima kutungan toya lawan.

Senjata yang digunakan kawanan padri itu adalah senjata jenis berat, sekalipun pedang pendek yang berada dalam genggaman Siau sangat tajam, sukar baginya untuk melawan scrangan2 dari senjata berat lawan, oleh sebab itulah untuk mematahkan ancaman musuh pemuda itu segera putuskan untuk manfaatkan ketajaman pedangnya guna menebas kutung toya2 lawan.

Belum sempat Siau Ling periksa pedang nva apakah cacad atau tidak, tiga batang toya baja kembali menyerang datang:

Ia segera membentak keras, dengan menggunakau kutungan toya yang berada ditangan kirinya dia babat pinggang musuh.

"Blaamm. .! ' benturan keras bergema di angkasa, sebatang toya baja yang mendekati tubuhnya paling awal kena terpukul oleh babatan pemuda itu sehingga terpental kebetakang.

Dengan cepat seluruh kekuatan barisan Lo han tin mulai bekerja, sekalipun hanya dua belas orang padri dengan dua belas batang toya baja. namun serangan demi se rangan yang dilancarkan secara bergelombang menciptakan bawa tekanan yang ber-lapis2 banyaknya. 

Dua belas batang toya baja ditambah perubahan yang ampuh, dari barisan Lo han tin, membuat serangan mereka tercipta ibaratnya ribuan batang toya yang menyerang secara bersama dari empat arah delapan penjuru..

Siau Ling dengan tangan kanan mencekal pedang tajam, tangan kiri mengandalkan kutungan toya menyerang dan bertahan dengan sepenuh tenaga, ia berharap bisa menguasai keadaan dan merebut posisi pihak yang penggerak.

Namun serangan yang dilancarkan kawanan padri itu datang bertubi2 begitu gencar dan dahsyatnya membuat sianak muda sama sekali kehilangan peluang untuk lancarkan serangan balasan.

Kecepatan perubahan yang timbul dari barisan Lo han-tin dari posisi menyerang keposisi bertahan menciptakan suatu perasaan yang aneh bagi diri Siau ia merasa seolah2 semua kepandaian silatnya tak mampu digunakan sebagaimana mestinya, hal ini menimbulkan rasa kaget heran dan kuatir dalam hati kecilnya ia berpikir:

"Walaupun aku tidak tahu siapakah akhir nya yang akan menangkan pertarungan sengit ini, kalau keadaan seperti ini dibiarkan ber larut2 maka keadaan tersebut sangat merugikan keadaanku, serangan yang terpancar keluar dari barisan Lo han-tin begitu dahsyat dan begitu rapat sehingga hampir tiada lowongan bagiku untuk melancarkan serangan balasan kalau aku tak berani sedi¬kit menempuh bahaya untuk melepaskan serangan maut mungkin sulit bagiku untuk dapatkan kemenangan, dari tindak tanduk yang diperlihatkan kawanan padri ini rupa nya mereka sama sekali tidak bermaksud untuk melukai diriku sebaliknya kalau aku sampai melukai orang mereka mungkin saja peristiwa ini akan berakhir dengan tertanamnya bibit permusuhan."

Berpikir sampai disini diam2 pemuda itu merasa serba salah.

Dalam keadaan yang serba salah itulah serentetan suara bisikan yang sangat lembut kembali berkumandang disisi telinganya

"Siau tayhiap dibawah serangan dan terjangan barisan Lo han tin kami yang berantai ternyata engkau masih mampu bertahan sambil melancarkan serangan hal ini menunjukkan kalau ilmu silatmu memang sangat lihay akan tetapi jika engkau bertahan terus dalam keadaan seperti ini maka lama kelamaan posisinya sangat tidak menguntung dirimu, untuk mengelabuhi pengawasan da¬ri pihak mereka tak mungkin bagi kami untuk lepaskan engkau dengan begitu saja lebih baik lukailab beberapa orang diantara kami"

Siau Ling dengar perkataan itu diutarakan dari arab yang berbeda sebentar dari arah sini sebentar lagi dari arah sana sehingga seolah2 suara itu muncul dari empat arah delapan penjuru.

Ia segera mengetahui bahwa padri itu memberi kisikan kepadanya sambil tetap mengikuti perubahan2 dari gerak barisan Lo han-tin, oleh karena itu ucapannya seakan2 datang dari empat arah delapan penjuru.

Pikirnya didalam hati :

"Sekalipun ia sudah memberi petunjuk ke padaku, namun aku tak boleh turun tangan secara gegabah, aku harus dapat menggunakan kesempatan yang terbaik untuk bertindak, dengan begitu seranganku tidak akan sampai melukai mereka terlalu ringan atau¬pun terlalu berat"

Sementara pikiran itu masih berkecamuk dalam benaknya, tiba2 ia merasa gerak pe¬rubahan dan serangan! yang dilancarkan ba risan Lo han-tin semakin lambat dan mengendor.

Siau Ling tahu kawanan padri dari gereja siau lim si telah memberi kesempatan ke padanya untuk bertindak, dengan sepenuh tenaga ia segera melancarkan serangan balasan tangan kirinya berkelebat kedepan melepaskan sebuah sentilan tajam.

Segulung desiran angin sentilan, dengan cepat meluncur kedepan, inilah ilmu jari sian ci sinkang dari gereja siau lim-si.

Dengusan tertahan menggema memecahkan kesunyian, seorang padri bersenjatakan toya baja mendadak roboh terjengkang keatas tanah, senjatanyapun terlepas dari genggaman

Rupanya Serangan jari dari Siau Ling itu dengan telak berhasil menghajar pergelangan tangan kanan padri itu, senjatanya jadi lepas dan iapun roboh ketanah karena kesakitan.

Perputaran barisan Lo han tin segera dapat gangguan, gerakkan merekapun kian bertambah lambat

Menggunakan kesempatan itu Siau Ling memutar pedangnya menangkis dua serangan toya yang mengancam tiba, tangan kirinya kembali menyentil kemuka melepaskan sebuah serangan jari.

Sentilan dahsyat itu kembali menghajar diatas pergelangan tangan kiri seorang padri, senjata toyanya segera terlepas dan hweesio itupun roboh keatas tanah.

Setelah dua orang padri terluka, kecepatan gerak dan menyerang dari barisan Lo han jauh lebih lambat lagi.

Siau Ling segera membentak keras, pedang dan telapak melancarkan serangan berbareng lalu tubuhnya menerjang keluar dari barisan Lo-nan-tin tersebut:

"Taysu sekalian, terima kasih atas bantuan kalian!" serunya dengan suara berat.

Dia segera enjotkan badan dan kabur me nuju kearah depan.

Beberapa patah kata yang diutarakannya itu bukan cuma kata2 sungkan balaka. tapi merupakan kata2 yang muncul dari hati sanubarinya .

Kawanan padri dari gereja siau-lim-si tak melakukan pengejaran, mereka hanya mengawasi kepergian Siau Ling dengan tetap berdiri ditempat semula.

Dengan langkah lebar Siau Ling berbasil melalui sebuah lembah rakit, dia menengadah dan menghembuskan panjang, pikirnya dihati .

'Andaikata delapan buah rintangan yang disiapkan Shen Bok Hong satu rintangan lebib hebat dari rintangan sebelumnya entah jago lihay dari manakah yang telab ia siapkan pada rintangan berikutnya ini!"

Setelah melalui empat kali pertarungan sengit, kegagahan Siau Lsng pada saat permulaan tiba disana telah hilang separuh, ia merasa terlalu pandang enteng kekuatan Shen Bok Hong yang sesungguhnya.

Sambil melamun pemuda itu meneruskan perjalanannya kedepan. Kali ini perjalanan dilakukan sangat lambat.

Suatu ketika ia menengadah dan memandang cuaca, lalu berseru tertahan, gumamnya :

"Kalau aku berhasil melewati sebuah rintangan lagi mungkin hari sudah jadi gelap.

Padahal masih ada tiga rintangan lagi yang musti aku lewati, aai! nampaknya aku harus bekerja lembur untuk selesaikan semua rintangan pada malam ini juga"

Tiba2 ia merasa perut lapar sekali, sorot matanya dialihkan kesekeliling tempat itu. tapi yang nampak hanyalah batu cadas serta rumput hijau belaka, sama sekali tidak kelihatan ada pohon buah yang tumbuh di sana. Yang lebih aneh lagi ternyata disepanjang lembah tak kelihatan ada sebuah pepohonanpun, walau pohon itu kecil atau rendah..

Terapi begitu teringat akan keselamatan jiwa dari Pek-li Peng, tanpa sadar semangatnya berkobar kembali, pikirnya :

"Sekalipun ini hari aku bakal mati di tempat ini. aku bisa mati dengan hati tenang, lain halnya dengan nona Peng, ia masih punya keluarga dan ia tinggalkan a-yah bundanya karena hendak mengikuti diriku. Ia telah menitipkan rasa percaya yang tak terhingga kepadaku, aku tak boleh menyia2kan dirinya dengan begitu saja"

Setelah pikirnya berkobar kembali, dengan langkah lebar ia meneruskan perjalanannya kedepan.

Setelah melewati sebuah tikungan bukit, pemandangan yang tertera didepan mata kembali berubah.

Dalam pada itu cahaya sang surya yang telah condong kearah barat, membiarkan sinarnya melalui celah2 bukit disekitar tempat itu, jauh memandang kedepan lembah itu kelihatan terang diseparuh bagian dan gelap dibagian lain.

Keadaan dalam lembah itu jauh berbeda dengan lembah2 ditempai lain. Batu cadas berserakan di mana mana. tak nampak pepohonan ataupun rerumputan rubuh disekelilingnya.

Dalam hati Siau Ling berpikir.

"Mungkin rintangan yang kelima berada didalam lembah itu, aku tak boleh bertindak secara gegabah.."

Karena berpendapat demikian tindak tan duknya makin hati2 dan penuh kewaspadaan

Pedang pendeknya digenggam pada tangan kanan, lalu perlahan2 maju kedepan.

Setelah melewati empat buah rintangan Siau Ling sudab punya pengalaman ia naruh perhatian yang khusus pada setiap batu cadas yang berserakan disana dia kuatir ada orang bersembunyi dibelakang batu cadas itu dan menyergap dirinya secara tiba2

Siapa tahu walaupun telah masuk sejauh tiga empat tombak kedalam lembah itu suasana disekitar sana masih tetap sunyi senyap dan tak nampak ada suatu gerakan apa pun. Kenyataan tersebut membuat hatinya tercengang bercampur keheranan pikirnya-"Apakah rintangan kelima ini tidak berada didalam lembah ini? kenapa tidak ada pertanda apapun?"

Belum habis ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya. tiba2 terdengar suara teguran seorang wanita berkumandang datang dari arah depan :

"Apa yang datang adalah Siau Ling?"

"Benar, aku adalah orang she Siau, siapa engkau?" seraya berkata sorot matanya yang menyeramkan segera dialihkan ketempat berasalnya suara itu.

Sebuah batu cadas yang tinggi besar terbentang didepan mata. suara itu berasal dari belakang batu cadas tadi.

Dalam hati kembali Siau Ling berpikir :

"Tidak perduli siapakah orang itu, kali ini aku tak boleh memberi kesempatan kepada lawan untuk merebut posisi menyerang, aku harus melancarkan serangan lebih dahulu dan menguasahi keadaan!"

Diam2 ia perhitungkan jarak antara tempat ia berada dengan batu cadas yang amat besar itu. Dia punya rencana apabila pihak lawan munculkan diri maka dia akan segera menyerang, Suara tertawa yang amat nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, disusul perempuan itu berkata :

"Siau Ling, perlaban2 datanglah kema¬ri!"

Mendengar ucapan tersebut, Sianak muda itu merasa keheranan, kembali ia berpikir :

"Dia suruh aku maju mendekati dirinya dengan langkah yang perlahan, entah apa yang hendak dilakukan? mungkinkah ia akan menyergap diriku secara mendadak disaat aku sama sekali tak bersiap sedia? Baik kita lihat sajalah ranti. Siapa yang akan rugi kalau kita berdua sama2 menggunakan cara yang rendah nanti!"

Setelah berpikir demikian, iapun menjawab:

"Baik. aku akan datang kesana!"

Hawa murninya diam2 disalurkan mengelilingi seluruh badan, kemudian selangkah demi selangkah maju kedepan.

Setelah mengitari batu cadas tersebut, tampaklah seorang gadis muda yang amat cantik duduk bersila diatas batu cadas itu.

Begitu sorot matanya saling membentur dengan sinar mata gadis itu. Siau Ling berdiri terperangah.

Ternyata gadis muda yang amat cantik itu bukan lain adalah Wu Yong.

Ketika berjalan mendekati batu cadas tadi Siau Ling secara diam2 telah menyusun rencana, ia ada maksud untuk melancarkan serangan kilat begitu berjumpa dengan orang yang ada dibelakang batu itu, tapi mimpi pun ia tak menyangka kalau perempuan yang duduk dibelakang batu cadas itu bukan lain adalah Wu Yong.

Hawa murni yang telah disalurkan ketangan kiri untuk siap melancarkan sentilan jari sian ci sinkang dibuyarkan kembali, dan untuk sesaat pemuda itu berdiri melo¬ngo.

Dengan sepasang sorot mata yang tajam Wu Yong awasi Siau Ltng sekejap, kemudian tegurnya .* >

"Siau tayhiap. engkau sudah tidak kenal lagi dengan aku?"

"Tentu saja masih kenal, bukankah engkau adalah nona Wu Yong?"

"Benar!"

Tanpa sadar Siau Ling teringat kembali dengan keadaan gadis itu dikala ia saksikan neneknya Wu Popo mati secara mengenaskan, waktu itu ia kabur dalam keadaan seperti orang gila, sungguh tak disangka keadaannya saat ini tetap sehat wal'afi-at tanpa kekurangan barang sedikitpun jua.

Dalam hati dia ingin bertanya, karena terpaksa ia batalkan niat tersebut.

Wu Yong masih tetap duduk tak berkutik ditempai semula, ia hanya memandang kearah Siau dengan sepasang biji matanya yang jeli dan bening.

Dalam hati pemuda itu tahu, ilmu silat yang dimiliki Wu Yong amat cetek dan tak mungkin bisa menandingi dirinya, tapi ilmu melepaskan racun yang dimiliki gadis itu benar2 mengerikan sekali.

Sekalipun kepandaian menggunakan racun yang dimiliki dara itu masih belum mampu menandingi kehebatan neneknya yakni Wu Popo, tapi sejak kecil ia sudah belajar menggunakan racun, itu berarti kepandaiannya mengenai soal racun sudah sangat mendalam sekali.

Melihat gadis itu tetap duduk tak berkutik ditempat semula, seakan akan dia sedang menantikan sesuatu, Siau Liag tidak berani bertindak secara gegabah.

Terdengar Wu Yong menghela nafas panjang, lalu berkata .

Ilmu silat yang kumiliki masih jauh ketinggalan kalau dibandingkan dengan kepandaianmu. Aku tak ingin bertempur melawan •engkau, asal kau ayun pedangmu maka selembar jiwaku bisa kau cabut setiap waktu.

..Apakah nona tak takut mati?"

,.Tidak, aku tidak takut mati. aku merasa kesepian hidup seorang diri dikolong langit lebih baik mati ! aku bisa bertemu lagi dengan nenekku"

Siau Ling menghela napas panjang. "Aaaai ..1 Shen Bok Hong tahu dengan jelas kalau ilmu silatmu bukan tandinganku dalam tiga lima gebrakan saja aku sudah mampu untuk cabut jiwamu, kenapa ia -tempatkan engkau dalam rintangan yang kelima ini? apa engkau tahu apa yang menjadi tujuannya ? "

Walaupun aku lemah dalam ilmu silat, tapi sangat lihay dalam ilmu melepaskan racun aku rasa Shen Bo'c Hong mengetahui je¬las akan keunggulanku ini.

"Bagaimana kalau ilmu melepaskan racun; yang kau miliki dgn nenekmu Wu Popo?" "Selisihnya masih jauh sekali!"

"Jadi kalau begitu, nona telah menyebar kan racun keji disekitar lembah berbatu aneh ini?! seru Siau Ling kemudian dengan cepat.

'Shen Bok Hong bermaksud untuk berbuat begitu. andaikata aku benar2 telah lepas¬kan racun disekitar tempat ini, maka sekarang engkau sudah keracunan hebat!"

Diam2 Siau Ling atur pernapasannya untuk memeriksa sekujur tubuhnya, ketika ia tidak berhasil menemukan pertanda yang mencurigakan, dengan cepat pemuda itu ber kata :

"Tapi...aku sama sekali tidak merasa bagaikan orang yang keracunan bebat!"

"Itulah disebabkan aku tidak sebarkan racun jahat disekitar tempat ini, sekalipun engkau ingin keracunan dalam keadaan begini hal tersebut tak mungkin bisa terjadi"

"Nona, mengapa kau tidak sebar racun disekitar tempat ini? kalau Shen Bok Hoag mengetahui akan peristiwa ini jelas jiwa¬mu tak akan diampuninya!"

"Shen Bok Hong yang bunuh aku atau engkau yang bunuh aku apa bedanya? yang jelas sekarang aku tidak takut mati lagi"

"Kalau nona tidak tega untuk menyebar racun serta mencelakai jiwaku darimana aku bisa tega untuk turun tangan membinasa kan dirimu?'

"Kalau engkau tidak bunuh aku Shen Bok Hong pasti akan menghabisi jiwaku aku toh cuma punya selembar jiwa siapa yang membunuh sama saja bagiku kalau aku disuruh pilih salah satu diantaranya maka aku le¬bih suka mati ditanganmu sebab aku bisa mati dengan hati yang lebih puas dan perasaan yang lebih lega"

"Nona" seru Siau Ling kemudian setelah termenung sejenak

"engkau toh sudah melihat akhir dari kehidupan nenekmu, mengapa engkau masih terjunkan diri kedalam dunia persilatan?"

"Aku ditangkap oleh mereka dengan obat yang mujarab mereka sembuhkan penyakit sintingku kemudian suruh aku balaskan dendam atas kematian dari nenekku”

"Ketika nenekmu terbunuh waktu itu nona masih dalam keadaan sadar dan mengetahui semua peristiwa dengan mata kepala sendiri tidak susah rasanya untuk menge¬nang kembali kejadian itu, nenekmu toh bukan mati ditanganku?"

"Aku tahu bukan saja engkau bukan pem¬bunuh besar yang membinasakan nenekku bahkan engkau telah membantu dia orang tua untuk membalas dendam aku sangat berterima kasih sekait atas bantuan yang pernah kau berikan kepada kami"

"Kalau memang begitu kenapa engkau sanggupi permintaan mereka dan bersedia memusuhi diriku?"

"Bicara menurut keadaan yang terbentang didepan mata pada waktu itu andaikata aku tidak menyanggupi maka mereka sudah pasti tak akan lepaskan aku, rintangan yang kelima inipun bakal diserahkan kepada orang lain kalau sampai begitu bukankah engkau bakal repot dan harus buang tena¬ga lagi?"

"Oooh..." Siau Ling berseru tertahan "kalau begitu nona sedang membantu aku?'*

"Aku sedang membantu engkau atau bukan aku sendiripun tak dapat membedakan. Tapi aku hanya merasa bahwa kehidupanku didunia pada saat ini sangatlah tidak berarti, nenek telah mati. Didalam dunia tak ada seorang manusia pun yang menaruh perhatian kepadaku aku tak rela mati ditangan Shen Bon Hong, maka aku sanggupi permin¬taan mereka untuk menyebar racun disini dan mencelakai jiwamu"

'Shen Bok Hong adalah seorang manusia licik yang Kejam dan sangat berbahaya apakah ia percaya dengan samua perkataanmu?

' Sebenarnya ia tidak percaya dengan kepandaian racunku kemudian setelah aku demonstrasikan kelihayanku didepan mata¬nya ia baru mau percayai"

"Bagaimana caranya untuk mencoba kepandaian racunmu itu? ' tanya Siau Ling lagi.

"Aku menyebrangi tanah lapang yang luas diam2 aku sebar racun keji disekitar tanah lapang itu. Kemudian Shen Bok Hong memanggil dua orang anak buahnya yang tak tahu persoalan dan diperintahkan untuk melewati tanah lapang itu siapa tahu baru menyebrangi setengah jalan kedua orang sudah roboh ketanah dan mampus.

Saat itulah ia baru memandang lain kepadaku ia ijinkan aku untuk menyebarkan racun disekitar batu cadas ini guna bereskan jiwamu dan akupun pura2 menyanggupi permintaannya itu"

' Oooh! kiranya begitu maksud baik nona sangat mengharukan hatiku, aku merasa sa¬ngat berterima kasih sekali atas bantuan yang telah nona berikan kepadaku ini!"

Ia berhenti sebentar lalu malanjutkan

'Meskipun kepandaian nona dalam mele¬paskan racun sudah berbasil mencapai puncak kesempurnaan yang tak terhingga tapi bagaimanapun juga menggunakan racun untuk mencelakai orang bukan suatu perbuatan yang benar bagi seorang manusia budiman. Aku harap dikemudian hari nona bisa menggunakan ilmu tersebut secara hati2 dan le¬bih bijaksana, budi kebaikan yang nona berikan hari ini tak akan kulupakan untuk selamanya, dikemudian hari pasti aku akan membalasnya. Nah sampai jumpa lagi*'

Sesudah menjura dia lanjutkan perjalanan kearah depan.

"Eeei eeei Siau Ling, engkau tak boleh pergi!" tiba2 Wu Yong berteriak dengan suara gelisah.

Siau Ling terperanjat, diam2 pikirnya: "Apa yang hendak dia kehendaki? jangan2 dayang ini berubah pikiran lagi ? waaah.. bergaul dengan seorang perempuan racun macam dia, aku memang harus berhati2!"

Dengan hati berat ia berhenti. Lalu seraya berpaling tanyanya:

Nona, apa yang hendak kau katakan lagi??

Bunuhlah aku lebih dulu sebelum pergi tinggalkan tempat ini 1

Kenapa ?

Sebab kalau engkau telah pergi maka me¬reka akan segera membinasakan aku, kenapa engkau tidak biarkan aku mati ditanganmu saja ?

Siau Ling berpaling dan memandang sekejap disekeliling tempat itu, lalu berkata:

Aku lihat disekitar tempat ini tak ada manusia dari perkampungan Pek-hoa-san-cung apa salahnya kalau nona melarikan diri sa ja dari tempat ini??

Wu Yong tertawa .

"Mana mungkin aku bisa keluar dari tempat ini?',

"Mengapa tak bisa keluar?!

'Walaupun Shen Bok Hong memandang tinggi diriku, tetapi ia sangat tidak rela hati terhadap diriku, oleh karena itu sebelum aku ditempatkan disini. Terlebih dahulu dua buah jalan darahku telah ditotok olehnya, kemudian ia beritahu kepadaku bahwa totokan itu tidak terlalu berat, asal aku tidak melakukan perjalanan jauh maka luka tersebut baru akan kambuh tiga hari kemudian, ia berjanji bila aku telah berhasil membunuh engkau maka jalan darahku yang tertotok segera akan dibebaskan, pada waktu itu dia akan mendirikan sebuah istana yang sangat indah dan megah untukku, akan menghadiahkan pula lima puluh orang dayang cantik untuk melayani diriku. Selain itu dia berjanji akan mewariskan ilmu silatnya kepadaku, melayani semua jago yang ada didunia persilatan yg brani mengganggu ketentramanku dan dia akan menjadikan aku seorang pendekar perempuan yang paling tangguh dalam dunia!"

,,Dan engkau percaya dengan Janji nya yang sangat muluk itu..."

.,Aku tidak percaya”

Janji yang terlalu indah, terlalu muluk se lamanya adalah kata2 yang bohong.

Wu Yong menghela nafas panjang.

,Aaaai...1 selain itu. dia masih bicara banyak lagi..."

Apa saja yang dia katakan??

Dia bilang, kalau aku diperintahkan un¬tuk membunuh orang lain maka dia tak akan banyak curiga atas diriku, tapi berhubung engkaulah yang harus kubunuh, maka ia telah menotok jalan darahku untuk menghindari segala kemungkinan yang tak diinginkan.

Kenapa begitu? Perbedaannya antara aku dengan orang lain??

"Dia bilang wajahmu serta tingkah lakumu paling mudah mendapat rasa simpatik dari kaum wanita, kalau kaum wanita ber jumpa dengan dirimu maka mereka jadi tak tega untuk turun tangan!"

Siau Ling segera tersenyum setelah mendengar perkataan itu.

"Bagaimanakah pendapat nona mengenai hal ini'"' ia balik bertanya.

"Ketika untuk pertama kalinya aku bertemu dengan engkau hatiku sama sekali bebas dari perasaan tersebut mungkin hal ini disebabkan karena waktu itu engkau sedang' menyamar sebagai seorang imam. Kemudian meskipun aku sudah mengetahui rahasiamu dan mengetahui pula paras muka aslirmu tapi berhubung Kita sedang berhadapan sebagai musuh yang saling bertentangan maka akupun tidak terlalu memperhatikan tindak tandukmu itu. Lain dengan sekarang setelah aku berjumpa dengan dirimu untuk ketiga kalinya aku percaya bahwa apa yang dikatakan Shen Bok Hong sedikitpun tidak salah'*

"Aku kurang bisa mengerti dengan ucapan dari nona masa tindak tandukku sangat ro¬mantis dan menarik hati?"

"Justru karena engkau telalu jujur dan gagah maka gampang sekali kaum gadis ter tarik oleh pembawaanmu tentu saja selain beberapa syarat yang kau miliki mengenai badaniah misalnya saja wajahmu yang tampan serta potongan badan yang menarik!"

Siau Ling menengadah dan memeriksa cuaca sebentar, kemudian ujarnya lagi :

"Aku rasa sekali tidak mempunyai perasaan seperti itu, budi kebaikan nona sangat mengharukan hariku, karena tiada banyak waktu lagi bagiku untuk berdiam disini maka terpaksa aku hendak minta diri lebih dahulu...

"Aku tahu engkau sangat menguatirkan kesalamatan dari nona Pek li, tapi bagaimanapun juga engkau harus selesaikan dulu persoalanku sebelum pergi, tentunya engkau bersedia bukan?"

"Apa yang musti aku lakukan ?"

'.'Bunuhlah aku lebih dahulu, kemudian baru pergi!"

Mendengar permintaan itu, Siau Ling menghela napas panjang-

"Aaaii.. !1 seandainya nona menyebarkan racun kejimu disekitar batuan cadas ini. sekarang aku sudah keracunan hebat dan mungkin jiwaku sudah lama melayang tinggalkan raga. Engkau telah selamatkan jiwa ku itu berarti engkau adalah penolong yang telah menyelamatkan jiwaku dari kematian, aku tak bisa membunuh engkau dengan tanganku sendiri!"

"Jadi engkau hendak guruh orang lain yang membunuh diriku?'* sambung Wu Yoog dengan cepat.

Siau Ling termenung dan berpikir sebentar. lalu berkata.

Jalan darah mana yang telah ditotok oleh Shen Bok Hong? coba aku periksa, akan kulihat apakah aku mampu menolong diri nona atau tidak !

Shen Bok Hong telah beritahu padaku katanya ia menotok jalan darahku dengan satu cara menotok yang amat Khas, orang lain tak mungkin bisa membebaskan totokan tersebut.

Tapi tak ada salahnya bukan kalau aku memeriksanya juga ?

"Aku telah ditotok pada jalan darah yang ada dibawah bahu kiri dan bahu kananku!"

Dengan penuh seksama Siau Ltrtg periksa keadaan diatas punggung Wu Yong, kemudian ayunkan telapaknya melancarkan dua buah totokan, katanya :

Aku akan membantu nona untuk membebaskan jalan darahmu yang tertotok itu dengan tenaga dalam, aku harap nona dapat mengerahkan pula tenaga dalammu untuk membantu.

Baiklah! mari kita coba...

Setelah menemukan letak luka diatas punggung Wu Yong dengan cepat Siau Lmg salurkan hawa murninya kedalam tubuh gadis itu.

Wu Yong membantu dengan mengerahkan tenaga dalamnya, darah segar beredar mengelilingi seluruh tubuhnya.

Menanti Wu Yong sudah salurkan hawa murninya mencapai puncak yang paling penting tiba2 Siau melepaskan telapak tangan kananya dan melancarkan dua buah totokan kilat.

Sekujur badan Wu Yoog gemetar keras ia segera berpaling sambil bertanya:

"Aya yang telah terjadi"

"Inilah ilmu pembebasan jalan darah yang diajarkan guruku kepadaku Kepandaian ini khusus digunakan untuk membebaskan segala macam ilmu totokan yang aneh maupun khas perguruan cuma manjur atau tidak tak berani kupastikan sebab selama ini belum pernah kugunakan, nona! cobalah untuk atur pernapasan dan lihatlah apakah jalan darahmu masih tersumbat atau tidak!"

Wu Yong menurut dan segera Salurkan ha wa murninya untuk mencoba ternyata

Jalan darahnya yang tertotok sudah bebas, ia segera berpaling sambil memuji .

" Kepandaiamu benar2 sangat tinggi dan hebat, jalan darahku telah bebas!''

"Bagus sekali ! kata Siau Ling. Kalau toh jalan darah nona sudah bebas. Sekarang kaburlah tinggalkan tempat ini!"'

"Tak mungkin aku bisa meloloskan diri, lebih baik bunuh saja diriku..."

Paras muka Siau Ling berubah keren, de¬ngan serius ia berkata lagi :

Aku sendiri pun tidak punya keyakinan untuk bisa lolos dari beberapa rintangan berikutnya, tapi aku tetap datang kemari! Sekarang nona suruh aku membunuh engkau, itu berarti nona tidak takut menghadapi ke matian. Kalau toh engkau tak takut menempuh bahaya, apa salahnya kalau engkau be¬rusaha untuk cari kehidupan ditengah kematian.. "

'Ilmu silat yang kumiliki tak mampu me nandingi kepandaian orang, aku tak akan lolos dari kejaran dan sergapan mereka!"

"Tapi kepandaian dalam menggunakan racun toh sangat lihay dan hebat sekali? Kenapa tidak kau gunakan untuk menghadapi musuh?"

"Setelah lolos dari rintangan yang kau jaga ini aku harus melewati tiga buah rintangan lagi"

Wu Yong tertawa ewa.

"Bukankah engkau telah menasehati diriku bahwa menggunakan racun bukanlah perbuatan dari seorang manusia budiman engkau anjurkan pula agar memakai kepandaian itu dengan lebih hati2 lagi? sekarang kena pa engkau malah suruh aku menggunakan racun untuk membunuh orang.."

"Kalau kepandaian tersebut kau gunakan untuk melindungi jiwa-nu maka perbuatanmu itu tidak keliru!" sahut Siau Ling dengan dahi berkerut kencang.

Wu Yong menghela napas panjang.

"Aaai ., ! apakah engkau takut menodai tanganmu untuk membunuh aku .? '

Siau Ling menggeleng.

'Tidak begjtu nona aku hanya menganjurkan kepadamu untuk coba meloloskan diri dengan menempuh bahaya toh sekarang engkau telah memiliki kesempatan untuk melanjutkan hidup?"

"Berapa banyak rintangan lagi yang harus kau lewati?"

"Setelah lolos dari rintangan yang kau jaga ini aku harus melewati tiga buah rintangan lagi"

"Tahukah engkau diatas puncak bukit disekeliling tempat ini terdapat banyak sekali orang yang sedang mengawasi gerak gerikku ujar Wu Yong.

"Aku tidak tahu tentang soal ini,.."

"Perbuatan yang barusan kau lakukan da lam membantu aku untuk membebaskan ja¬lan darahku yang tertotok sudah pasti telah diketahui oleh mereka semua sekarang asal kan aku menunjukan sesuatu gerakan maka selamanya aku akan berada dibawah pengawasan mereka" 

Setelah berhenti sebentar ia melanjutkan

"Kecuali engkau membinasakan diriku se¬benarnya masih ada satu jalan lagi yang dapat engkau tempuh!"

"Bagaimana caranya?

"Bawalah serta diriku!

"Aku telah melewati empat buah rintangan dan rintangan yang kesatu jauh lebih berat dari rintangan berikutnya kalau engkau ikut serta bersama aku, bukankah sama artinya engkau mengumpankan diri sendiri kemulut harimau?"

''Paras muka Wu Yong agak berubah. "Engkau takut nona Pek Li menjadi gusar karena melihat aku bersama2 engkau?”

"Tidak aku tidak maksudkan begitu*'

"Ooh..! kalau begitu engkau tidak percaya dengan perkataanku?"

“Nona aku hanya merasa bahwa nona mempunyai kesempatan untuk melarikan diri dan engkau harus menfaatkan peluang ini dengan sebaik2nya!"

Wu Yong tertawa sedih mendengar perkataan itu.

'Baiklah!" ia berkata" tunggulah sebentar disekitar tempat ini bagaimana kalau engkau tunggu aku sampai berhasil melampaui hutan diatas tebing curam itu baru ber lalu"

Siau Ling menengadah dan memandang tebing batu yang amat curam itu lalu sahutnya

"Tebing batu ditempat ini sangat licin dan tajam apakah engkau mampu untuk melanjutkan ?"

''Bagaimana kalau engkau bantu aku?

"Baiklah tebing batu yang licin dan cu¬ram ini hanya setinggi empat tombak, dengan tenaga gabungan kita berdua rasanya tidak susah untuk melewatinya. ."

Ia memandang sekejap kearah hutan lebat dipinggang bukit kering lebih seratus tombak dari permukaan tanah, kemudian melanjutkan :

Asalkan engkau berhasil melarikan diri kedalam hutan itu dan menyebarkan racun keji yarg kau miliki disitu, aku rasa jiwa¬mu pasti dapat diselamatkan»

"Jalan pikiranmu terlalu gampang dan sederhana.. " bisik Wu Yong lirih.

"Nona, silahkan berdiri diatas sepasang tanganku, aku akan melontarkan tubuhmu keatas dan pada saat yang bersamaan gunakanlah ilmu meringankan tubuh untuk melayang keatas"

Wu Yong tak banyak bicara, ia segera loncat naik keatas telapak tangan Siau Ling kemudian katanya :

Kalau engkau melihat aku telah mati ingatlah ! sisipkan sekuntum bunga gunung diatas dadaku, tapi jangan kubur badanku ke dalam tanah.

Situ Ling tak ingin terlalu banyak bicara dengan gadis itu, hawa murninya segera disalurkan kedalam telapak dan teriaiknya keras2 :

'' Nona, hati-hatilah ! "

Dengan satu daya lontaran yang sangat 'kuat, dia melemparkan tubuh dara ayu itu ketengah udara.

Wu Yong segera melejit dan melontarkan badannya keatas sebuah pohon siong pendek yang tersembul diatara tebing batu yang licin.

Setelah melepaskan tubuh gadis itu. Siau Ling segera alihkan sorot matanya kearah gadis itu dia kuatir kalau dara ayu itu tak mampu menyambar pohon siong diatas tebing sehingga terjatuh ketanah, maka siap dia untuk menyambutnya.

Tampaklah Wu Yong berjumpalitan beberapa kali ditengah udara, Kemudian sepasang telapaknya dengaa cepat menyambar pohon siong itu.

Siau Ling menghembuskan napas panjang, pikirnya dihati :

"Asal dia dapat memasuki hutan belantara tersebut. Shen Bok Hong tak mungkin berani mencari setori dengan gadis itu dalam hutan tersebut, apalagi gembong iblis itu tahu kalau kepandaian melepaskan racun yang dimiliki Wu Yong luar biasa sekali... itu berani dia mempunyai separuh peluang untuk meloloskan diri..."

Belum habis ingatan tersebut berkelebat lewat dalam benaknya, tiba2 terdengar jerit lengking kesakitan berkumandang dari atas tebing curam tersebut.

Dengan cepat pemuda itu menengadah ke atas. ia lihat tubuh Wu Yong sedang menggelinding turun dari atas tebing.

Siau Ling merasa amat terperanjat. buru2 ia maju dua langkah kedepan dan menyambut tubuh Wu Yoag.

Tampaklah sebuab anak panah menancap diatas dada Wu Yong, paras mukanya pucat pias bagaikan mayat, sambil tertawa getir ia berkata :

"Tadi kan sudah katakan, tak mungkin bisa lolos dari tempai ini tapi engkau tak percaya,.sekarang tentunya engkau sudah percaya bukan?"

"Aku akan balaskan dendam untukmu!"' seru Siau Ling sambil baringkan tubuh dara itu keatas tanah.

"Jangan pergi! -.erang Wu Yoag dengan gelisah.

"Kenapa?! tanya sang pemuda sambil menghentikan langkah kakinya.

"Tebing curam ini tingginya melebihi seratus tombak, sekalipun engkau memiliki ilmu silat yang sangat tinggi namun untuk mendaki sampai keatas memerlukan suatu tenaga yang sangat besar, mereka melepaskan anak panah dari tempat yang tersembunyi, sukar untuk temukan tempat itu. Sekalipun engkau berhasil membinasakan me reka. toh sudah terlalu banyak tenaga yang kau buang dengan sia-sia, padahal masih ada tiga buah rintangan lagi yang harus kau lewati, jangan membuang tenaga dengan percuma.... ! "

"Ehmm ..! benar juga perkataan itu..." pikir Siau didalam hati.

Sampai disitu maka diapun segera berkata :

Bagaimanapun juga aku tetap merasa tak enak, karena nona terpanah akibat mentaati perkataanku.

"Aaai...! aku tahu bahwa aku pasti mati lapi cepat atau lambatnya kematian itu datang menjemput aku, Engkau tak usah memperdulikan aku lagi, cepatlah berangkat!"

Siau Ling tidak menuruti perkataan gadis itu. dengan penuh seksama ia periksa luka parah diatas dadanya, tampaklah anak panah itu jauh masuk kedalam menembusi dadanya tapi tidak sampai melukai jantung. Diujung panahpun tidak mengandung racun hal itu menunjukkan bahwa lukanya bukan tak dapat ditolong, maka ujarnya :

Nona Wu, apakah diujung panah mengandung racun ?

"Aku tak merasakan tanda2 keracunan sahut Wu Yong sambil menggeleng, "mungkin saja ujung panah itu tak beracun"

"Apakah melukai jantungmu?"

Aku tidak tabu. tapi sakitnya bukan kepalang !

"Nona, tahanlah rasa sakit! aku akan bantu engkau untuk cabut keluar anak panah tersebut"

Apa yang hendak kau lakukan??

Asal ujung panah tidak sampai melukai jantung, itu berarti luka yang nona derita tidak termasuk suatu luka yang terlalu parah.

"Tetapi mereka toh masih mempunyai anak panah! " seru Wu Yong dengan lirih. Meskipun anak panah yang ia bidikkan lebih dulu tidak sampai melukai tubuhku, tapi asal dipanahkan sebatang lagi aku pasti akan mampus seketika itu juga!"

"Andaikata keadaan luka yang nona derita tidak terlalu mengganggu kesehatanmu, akan kubalut lebih dahulu mulut luka tersebut sebelum aku lanjutkan kembali perjalananku"

"Tak perlu! tampik Wu Yong, engkau tidak punya cukup waktu untuk berbuat demikian, jalan pikiranku sudah lebih terbuka dan sekarang aku punya pendapat lain, kalau toh aku tak bisa -menghindari suatu kematian, kenapa aku tidak mencabut pula nyawa mereka sebagai penggantinya? paling sedikit aku bisa cabut dua lembar jiwa untuk menarik kembali modal'!"

Kalau nona sudah berpendapat demikian maka akupun semakin yakin dengan kemampuan serta ketabahan nona, cuma... membunuh musuh untuk melindungi keselamatan pribadi barulah suatu tindakan yang tepat, kalau engkau bermaksud untuk ada jiwa dengan mereka maka sekalipun engkau berhasil membunuh dua orang lawan, itupan belum cukup untuk kembali modal...!"

Tapi kecuali adu jiwa dengan mereka, aku tidak berhasil menemukan cara lain untuk mengatasi kesulitan ini.

Sembuhkan dulu lukamu itu kemudian ikutlah aku melanjutkan perjalanan, mungkin aku bisa membantu engkau!

Rupanya Wu Yong tidak percaya dengan telinga sendiri, ia pentangkan matanya lebar2 dan berseru:

"Apa yang kau katakan?" Siau Ling tersenyum.

Sekarang jalan pikiranku pun sudah lebih terbuka, aku sadar kalau nona dibiarkan tetap berada disini maka engkau pasti akan mati ditangan mereka, dari pada mati konyol lebih baik ikut saja aku untuk menempuh bahaya. ..

Diantara kerutan2 menahan rasa sakit yang hebat, terlintas rasa girang yang sukar dilukiskan dengan kata2, dengan cepat ia berseru :

"Sungguh ??

" ..Tentu saja sungguh"

“Engkau tidak takut kalau nona Pek li marah padamu?"

"Kalau dia tahu kalau engkau telah menghianati Shen Bok Hong karena ingin menolong aku tentu saja tak akan marah.

"Baik apabila aku telah berjumpa muka dengan dirinya dengan sabar akan kuberi penjelasan yang teliti kepadanya'

Paras muka Siau Ling berubah jadi amat serius kembali dia berkata

"Sebelum perjalanan kita dilanjutkan ter lebih dahulu akan kuberi penjelasan yang seterang2nya kepadamu keadaan yang sedang kuhadapi amatlah berbahaya, beberapa buah rintangan lagi harus kulewati dan aku merasa tidak terlalu besar harapanku un tuk menembusi semua rintargan tersebut"

'Kalau aku ditinggalkan seorang diri disini jelaslah sudah jiwaku pasti melayang ditangan mereka sebaliknya kalau aku me¬ngikuti dirimu siapa tahu Kalau aku malahan bisa hidup?.*

'"Baik kalau begitu tahanlah rasa sakit aku akan segera cabut keluar anak panah itu.

Dengan tangan kanannya ia memegang anak panah , lalu dengan sekuat tenaga dicabut kebelakang, pedangnya berkelebat menyambar panah itu.

Pancaran darah segar mengucur kemuka dan mengotori seluruh badan Siau Ling.

Dari dalam sakunya sianak muda itu ambil keluar obat luka dan membalut mulut luka tersebut. Setelah selesai ia baru berbisik lirih .

"Sakit yaa?"

Wu Yong menggeleng, ia bangkit berdiri dan menjawab :

"Mari kita lanjutkan perjalanan!"

"Duduklah beristirahat sebentar, kemudian kita baru teruskan perjalanan!" -

Tak perlu, sekalipun aku beristirahat satu hari lagi. belum tentu keadaan lukaku bisa sembuh, padahal Waktu sudah tidak pagi lagi, kita tak boleh terlalu lama membuang waktu!"

"Engkau benar2 tidak terganggu kesehatanya?! tanya Siau Ling kemudian setelah periksa cuaca.

'Benar, aku sudah tidak apa2!"

"Baik! kalau begitu sekarang juga kita lanjutkan perjalanan, cuma...sebelum itu engkau harus menyanggupi dahulu sebuah persoalan!"

""Soal apa'"?

"Selama aku bertempur melawan orang engkau tak boleh turun tangan secara gegabah."

'.Kalau aku pakai racun untuk meracuni lawan?

"Tidak boleh pokoknya engkau tak boleh menempuh bahaya.,."

Setelah menghela napas panjang sambungnya lebih jauh:

"Nona Wu kedelapan buah rintangan yang disiapkan dalam lembah ini rintangan demi rintangan jauh lebih hebat dan mengerikan kalau pikiranku sampai bercabang maka pastiIah akan tercipta suatu kesalahan besar itulah sebab aku melarang engkau untuk menempuh bahaya karena begitu engkau ikut turun tangan maka perhatianku segera akan bercabang ."

Sambil tertawa Wu Yong menganggut.

"Akan kuingat selalu, mari kita berangkat "' tanpa menanti jawaban gadis itu berang¬kat lebih dahulu.

' Lebih baik engkau mengikuti dibelakangku Saja!" seru Siau sambil melampui gadis itu dengan langkah lebar.

Selelah berjalan kurang lebih seribu tombak. kedua orang itu kembali menikung pada sebuah celah bukit yang terjal.

Setelah melawati celah bukit itu tampaklah tanah pegunungan jadi melebar, diantara apitan dua bukit yaug tinggi terbentang sebuah tanah lapang yang luasnya beberapa puluh tombak tempat itu begitu luas dan datar sehingga amat sesuai sebagai tempat bertempur

Menyaksikan keadaan disekitar sana. tan pa terasa Siau Ling segera berpikir didalam hati kecilnya :

"Seandainya Shen Bok Hong mendapatkan rintangan berikutnya ditempat ini, dia pasti telah menyiapkan sekelompok jago persilatan yang berkepandaian tinggi untuk menjaga tempat ini. Rupa2nya ia siapkan tanah lapang bagiku untuk melangsungkan suatu pertarungan keras yang masing2 pihak harus mengandalkan kepandaian silat masing2 "
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar