Budi Ksatria Jilid 29

Jilid: 29

"Andaikata aku tidak bersedia untuk mengabulkan permintaanmu itu? apa yang hendak kau lakukan?'.

"Baiklah, kalau memang engkau tidak bersedia untuk penuhi permintaanku itu, terpaksa aku harus merepotkan saudara Siau untuk pergi menolong nona Pek Li sendiri!"

Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran kilat Siau Ling menyapu sekejap kearah empat orang itu, lalu tegurnya :

"Jadi kalian berempat sudah bersiap sedia untuk mengerubuti diriku..?"

Shen Bok-hong menengadah dan tertawa ter bahak2.

"Haabh. haahh.haahh.. tak usah kuatir, aku tak nanti akan main kerubut dengan andalkan orang orang itu, aku tahu bahwa setiap orang yang yang hadir dimeja perjamuan saat ini sama2 merupakan jago lihay dari dunia persilatan diantara semua orang yeng hadir ilmu silat dari saudara Siaulah yang paling hebat, kami tak akan main kerubut"

"Jadi kau hendak bertempur dengan sistim roda berputar?.

Tidak sistim itupun tidak akan kami pakai.

"Kalau begitu Shen Toa cungcu akan menghadapi aku orang she Siau dengan satu lawan satu??

"Saudara Siau di saat dan tempat manapun engkau selalu menantangku untuk berduel aku rasa kesempatan baik ini suatu saat pasti akan kau temui cepat atau lambat?

"Siang cung menari pedang tujuannya adalah untuk menggorok leher Bei kong eng, kau Shen Hoa cungcu menculik Pek Li Peng tujuannya juga untuk menghadapi aku orang sbe Siau, sekarang aku Siau Ling sudah jauh memasuki wilayah Shen Toa cungcu yang penuh disebari perangkap keji seorang diri, andaikata hari ini Shen Hoa cungcu tidak bunuh aku orang she Siau, maka selama hidup engkau akan selalu merasa menyesal"

"Untuk bunuh dirimu sih sudah pasti, cuma aku tak ingin untuk melaksanakan sendiri rencanaku itu."

Siau Ling segera alihkan sorot matanya dari atas waiah padri baju kuning perlahan2 bergeser keatas wajah Kim Hoa huiin serta Lan giok tong, kemudian uiarnya:

"Kalau Shen Toa cungcu tak mau turun tangan sendiri, maka aku rasa orang yang hendak melaksanakan keinginanmu itu pastilah salah satu diantara ketiga orang itu?

Kembali Shen Bok-hong gelengkan kepala nya.

"Tiga orang jago lihay yang ikut hadir sekarang merupakan tamu2 kehormatanku, tentu saia tak nanti kubicarakan mereka untuk adu iiwa bagi kepentinganku."

"Jadi maksudmu, dalam pesanggrahan Bu wa si au cut ini sudah kau siapkan perangkap lain??"

Shen Bok-hong gelengkan kepalanya.

"Ratusan orang pria gagah lelaki sejati yang berada dalam perkumpulan Pek Hoa San-cung kami belum tentu mampu mengurung dirimu kendatipun akan siapkan pasukan besar di sini belum tentu mereka mampu membekuk engkau orang she

Siau"

"Shen Toa cungcu! Sebenarnya perangkap keji macam apakah yang telah kau siapkan bagi aku orang she Siau? Harap suka memberi penjelasan yang terang."

"Sepuluh li masuk dari bukit ini terdapat sebuah lembah ymg menjorok jauh kedalam deretan bukit ini, ditengah lembah itu lah Pek Li Peng kami sekap."

"Oooh! jadi Shen Toa cungcu sudah siapkan perangkap dalam lembah tersebut, dan sekarang mempersilahkan aku untuk menerobosi perangkap2mu itu untuk menolong orang."

"Begitulah maksud hatiku, sepanjang lembah aku siapkan delapan buah perangkap untuk bertemu dengan nona Pek Li maka eng kau harus dapat menghancurkan dahulu ke delapan buah perangkapku itu."

Bicara sampai disini ia tertawa terbahak2 dan membungkam.

Siau Ling segera mengernyitkan alisnya sesudah mendengar perkataan itu, katanya.

"Sebelum aku masuk kedalam lembah tersebut terlebih dahulu aku ingin memberitahukan suatu hal kepada diri Shen Toa cung cu"

"Baik apa yang ingin kau katakan? utarakanlah keluar aku akan pentang telingaku lebar2 untuk mendengarkan perkataanmu itu."

"Tahukah engkau Pek Li Peng sebetulnya putri siapa?"

"Pak Thian cungcu!"

"Anak buah dari Pak Thian cungcu ber-ratus2 orang banyaknya, kehebatan jago silat mereka sama sekali tak ada dibawah kekuatan perkampungan Pek Hoa San-cungmu itu jikalau Pek Li sampai cindera atau luka itu berarti engkau orang Shen bakal memperoleh musuh tangguh lagi"

Shen Bok-hong segera tertawa terbahak,

"Haaahhh haaahhh haaahh tentang soal ini engkau tak usah kuatir" tukasnya "aku sudah mempunyai siasat bagus untuk menfitnah orang agar menanggung resiko tersebut!"

Sorot matanya berputar dan memandang sekejap kearah baju kuning itu kemudian perlahan2 katanya:

'Saudara Siau diantara orang2 yang hadir disini ada seorang padri kenalkah engkau dengan taysu itu??"

"Apakah Shen Toa cungcu bersedia urtuk kenalkan taysu itu kepadaku?"

"Oooh! tentu saja"

Sesudah berbenti sebentar sambil menuding kearah padri baju kuning itu katanya

"Taysu ini adalah seorang padri lihay dari gereja Siau lim si yang mengurusi ruang Tat mo tong ia biasa disebut sebagai Sip-hong taysu... "

Kemudian sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling dan menambahkan!

"Sedang saudara ini bukan lain adalah Siau Ling. Siau tayhap yang punya nama besar dalam kolong langit"

Sip hong taysu segera merangkap tangannya didepan dada sambil memberi hormat.

"Sudah lama aku dengar dan kagum akan nama besar dari Siau taybiap sungguh beruntung ini hari ktia dapat saling berjumpa muka!"

Sikap Siau Ling dingin dan ketus sahutnya serius.

"Selamanya padri Siau lim selalu dianggap kawanan persilatan sebagai tulang punggung aliran persilatan didunia. Sumber dari segala ilmu."

Sip hong taysu tertawa, tukasnya:

"Aaah! itu kan pujian dan sanjungan dari kawan2 persilatan terhadap partai Siau lim kami, sebagai murid gereja Siau lim si aku ikut merasa bangga."

Siau Ling tertawa dingin.

"Heehh heehh-heehh.. ! setiap murid gereja Siau lim si patut disanjung dan dibanggakan, tapi manusia seperti taysu rasanya belum pantas untuk menerima pujian dan sanjungan semacam itu. Sebab akhlak dan moral manusia2 semacam taysu sudah merosot terlalu rendah hingga sama sekali tak ada nilainya lagi."

Senyum yang semula menghiasi wajah sip hong taysu kontan lenyap tak berbekas, namun ia tidak sampai menunjukkan tanda2 marah atau gusar, cuma dengan suara yang hambar ia berkata;

"Siau taybiap, tabiatmu terlalu jelek"

"Aku rasa untuk menghadapi manusia rendah semacam taysu tak perlu aku gunakan kata2 yang halus dan manis untuk melayaninya!"

Sip hong taysu tertawa ia tidak bicara lagi.

Shen Bok-hong yang berada disamping segera tertawa terbahak2 setelah menyaksikan kejadian itu ujarnya:

"Saudara Siau nampaknya kita berdua sudah tak ada kesempatan lagi untuk bekerja sama"

"Kesempatan masih ada asal engkau Shen Toa cungcu dapat menghilangkan ambisimu untuk menguasai dunia persilatan dan menjajah umat persilatan aku bersedia mewakili toa cungcu untuk tampil kedepan dan memberi penjelasan kepada rekan2 persila lainnya.

Shen Bok-hong tertawa ewa. "tentang soal ini bagaimana kalau kita bicarakan lagi setelah saudara Siau berhasil selamatkan nona Pek Li dari dalam lembah itu? '

Siau Ling segera bangkit berdiri serunya 'Shen Toa cungcu jalan mana yang harus kutempuh? Harap engkau suka memberi petunjuk!"

"Saudara Siau tidak makan dan minum arak lebih dulu sebelum berangkat... ?

"Aku tidak lapar...!"

"Baik kalau toh Siau tayhiap sangat merindukan diri nona Pek Li, akupun tidak akan terlalu mendesak lagi"

Gembong iblis itu segera bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar ruangan.

Lan Giok Tong, Kim-Hoa hujin serta Sip hong taysu segera ikut bangkit dan menuju keluar ruangan.

Siau Ling berjalan dipaling belakang dan ikut berlalu dari ruangan tersebut.

"Mari kita lewat jalan kecil saja agar lebih cepat..." seru Shen Bok-hong. Ia tertawa terbahak2 kemudian melanjutkan "Saudara Siau, aku lihat banyak sekali bantuanmu yang telah mengejar sampai ditempai ini!"

Tubuhnya bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya langsung meluncur kearah puncak bukit itu.

Meskipun banyak pohon siong tumbuh di sepanjang tebing curam sehingga dahan pohon itu dapat dipergunakan untuk tempat pegangan. Namun karena terlalu curam dan tajam maka perjalanan tetap ditempuh dengan penuh bahaya maut.

Untung beberapa orang itu merupakan jago2 silat kelas satu dalam kolong langit, ilmu meringankan tubuh yang mereka miliki masih sanggup untuk melewati tempat2 curam yang berbahaya itu.

Setelah tiba diatas puncak bukit, mereka berpaling kearah bawah dan terlihatlah di dasar jurang yang curam dan dalam terdapatlah sebuah selat yang sempit jauh menjorok ketengah rentetan bukit yang menjulang tinggi keangkasa.

Sambil menuding kearah selat tersebut Shen Bok-hong berkata :

"Nah. itulah selat yang kumaksudkan tadi engkau boleh langsung menembusi lembah tersebut dan menembusi delapan buah rintangan yang telah kusiapkan, asal engkau mampu uutuk melewatinya maka dengan cepat engkau akan berhasil menjumpai nona Pek Li"

Dengan pandangan mata yang tajam Siau Ling mengawasi sekejap lembah sempit itu. secara lapat2 ia dapat menyaksikan rumput liar yang tumbuh subur disana sini, dalam hati segera pikirnya:

"Berjalan didalam lembah sempit itu mungkin jauh lebih berbahaya daripada berjalan diatas puncak tebing yang curam

ini"

Berpikir sebentar ia segera berkata:

"Shen Bok-hong bagaimana caranya supaya aku dapat mempercayai perkataanmu itu?"

''Bagus pertanyaanmu itu" kata Shen Bok-hong sambil mengangguk "cuma sayang pada saat ini engkau sudah berada dalam keadaan yang tak mungkin bisa menanyakan sesuatu lagi kepadaku. Aku bersedia menunggu kedatanganmu kembali kesemuanya itu berdasarkan pada hubungan pribadi yang pernah terikat diantara kita dimasa lampau."

"selain itu aku tahu masih ada satu alasan yang lain hanya saja Shen Toa cunecu tidak bersedia untuk mengutarakannya belaka bukan begitu " kata Siau dengan rada dingin.

Shen Bok-hong segera tertawa terbahak2

"Haaahhh haaahhh haaahh saudaraku kita berpisah belum terlalu lama tapi rupanya kecerdasanmu sudah memperoleh kemajuan yang amat pesat tentang soal ini aku ingin sekali mengetahuinya apa sih alasannya"

"Seandainya engkau tak dapat menerangkan kalau Pek-li benar2 berada dalam lembab ini bahkan masih dalam keadaan hidup tanpa kekurangan sesuatu apapun, mana mungkin aku orang she-Siau bersedia untuk menempuh bahaya melewati kedelapan buah rintanganmu itu, jika sampai begini bukankah semua usahamu selama ini hanya akan sia sia belaka?"

„Ehmm ! masuk akal juga perkataanmu itu..." ujar Shen Bok-hong sambil mengangguk.

Lan Giok Tong yang selama ini membungkam terus, tiba2 berseru dengan nada dingin:

"Bicara yang sebenarnya saja kita tak usah membuang banyak waktu dan tenaga dengan begitu repotnya, Asal kita berempat bersatu padu dan mengerubuti dirinya, aku rasa untuk membunuh bangsat cilik ini gampang sekali bagaikan membalikkan telapak tangan sendiri."

Siau Ling putar biji matanya dan menyapu sekejap keempat orang itu, kemudian ia menjawab dengan ketus:

"Sekalipun aku masih bukan tandingan kamu sekalian jika kalian berempat bersatu padu, tapi untuk meloloskan diri dari kepungan rasanya masih bukan merupakan suatu kesulitan bagiku, kalau kalian berempat tidak percaya, silahkan uji untuk mencoba nya sendiri?"

Shen Bok-hong tersenyum.

"Aku percaya dengan kemampuanmu itu, saudara Siau memang benar2 memiliki kemampuan untuk menerobos keluar dari kepungan kami!"

Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan:

"Syarat yang bakal diajukan saudara Siau sudah kami pikirkan sejak permulaan, tentu saja engkau harus merasa yakin lebih dahulu kalau nona Pek Li benar2 berada dalam lembah tersebut sebelum berangkat untuk menempuh bahaya"

Mendengar perkataan itu. diam2 Siau Ling berpikir didalam hatinya :

"Kalau dilihat dari bentuk lembah tersebut mungkin luasnya mencapai puluhan li. Entah cara apa yang hendak dipergunakan olehnya untuk membuat aku percaya kalau Pek Li benar2 berada disitu..?"

Terdengar Shen Bok-hong bertanya :

''Apakah engkau dapat mengenali gaya tulisan dari nona

Pek Li??"

Siau Ling termenung beberapa saat lamanya sebelus menjawab kemudian ia mengangguk.

"Tentu saja dapat!"

"Kalau cuma tulisannya ,saja mungkin masih belum cukup untuk meyakinkan hatimu lebih baik lagi kalau dalam surat itu di sertai pula sejenis benda miliknya makin rahasia benda itu semakin baik, sebab kalau orang lainpun tidak tahu rasanya akupun tak dapat meluluskan benda tersebut untuk menipu kepercayaanmu!"

"Baik aku cuma menginginkan sebuah anting-antingnya" kata Siau Ling kemudian.

"Baik! "

Shen Bok-hong segera menggape kearah samping, seorang pria dengan cepat rnengia-kan dan munculkan diri dari tempat persembunyiannya.

Pria tersebut memakai baju abu2 ditangannya membawa sangkar yang besar.

"Lepaskan burung merpati itu" perintah Shen Bok-hong "bawalah surat ini kepada nona Pek Li Peng, kalian mintakan sebuah anting2 yang dikenakan olehnya sebagai bukti"

Pria kekar itu mengiakan. Dari pinggangnya dia lepaskan sebuah buntalan dan dari dalam buntalan dia ambil keluar alat2 tulis yang telah disediakan sebelumnya.

Dengan cepat pria itu menulis sepucuk surat kemudian diberikan kepada Shen Bok-hong untuk diperiksa, setelah itu dia buka sangkar menangkap seekor burung merpati dan mengikat surat itu dibawah kakinya, ketika tangan kanannya digetarkan burung merpati itu segera meleset keudara.

Shen Bok-hong tersenyum, ujarnya :

"Saudara Siau mari kita duduk disini sambil menunggu datangnya kabar berita, tunggu burung merpati itu sudah kembali kesini dan membuktikan kalau apa yang kuucapkan bukan kata2 yang bohong belaka, saat itulah engkau baru boleh berangkat!"

Siau Ling tidak berbicara lagi, ia awasi burung merpati putih yang terbang diangkasa itu, setelah berputar satu lingkaran burung tadi menyusup kearah lembah dan lenyap dibalik

bukit.

Setelah menunggu hampir satu jam lama nya diatas puncak bukit itu, akhirnya burung merpati putih itupun terbang kembali kearah mereka.

Pria baju abu2 itu segera bangkit berdiri dan bersuit nyaring, tiba2 burung merpati itu meluncur dan menukik kearah bawah kemudian hinggap diatas lengan kirinya yang diangkat tinggi2 itu.

Pria baju abu2 itu segera melepaskan secarik kertas yang diikat diatas kaki merpati tadi dan dengan sikap yang sangat hormat diserahkan kepada Shen bok hong.

Ketua dari perkampungan Pek Hoa San-cung itu menyambut surat tadi, tiba2 dia ngerutkan dahinya sambil berseru :

"Eei.. kenapa dalam surat ini tak ada anting2nya?"

"Hamba telah menyebutkan hal tersebut dengan ama jelas sekali " buru2 pria baju abu2 itu menerangkan.

"Bolehkah aku baca isi surat itu ?" ujar Siau dengan suara lambat.

"Nah, ambil dan bacalah sendiri isi surat ini!'-

Siau liog membuka surat itu dan membaca isinya, terbaca olehnya tulisan itu berbunyi demikian:

"aku berada dalam keadaan baik, sewaktu ditangkap aku tidak memakai anting2! "

Beberapa tulisan itu tak lain tak bukan adalah tulisan dari Pek Li Peng sendiri.

Walaupun Siau Ling tidak tahu apa saja yang ditulis didalam surat Shen Bok-hong buat Pek Li Peng itu, tetapi dari nada surat tersebut dapatlah diketahui olehnya kalau Pek Li Peng masih hidup sehat walafiat di-kolong langit

"Kenapa dalam surat itu tidak disertai dengan anting2nya" tanya Shen Bok-hong kemudian.

"Dia sama sekali tidak membawa anting2, tentu saja tak mungkin bagi gadis itu untuk serahkan anting2nya untuk dibawa kemari."

"Mengatur tentara tak ada salahnya menggunakan siasat, makin licik siasatnya semakin baik, kemajuan yang diperoleh saudara Siau beberapa hari belakangan ini sungguh pesat sekali, dan tiga atau lima tahun kemudian aku yakin dalam hal menggunakan siasat dan mengatur rencana mungkin aku sudah bukan tandinganmu lagi"

"Perkataanmu terlalu serius!"

Shen Bok-hong mendehem ringan, sambil tertawa kembali ia bertanya lantang:

"Saudara Siau, kapan engkau baru berangkat masuk gunung??"

"Segera aku akan berangkat !"

Shen Bok hong segera ulapkan tangannya

"Kalau begitu aku tak akan menghantar dirimu lebih jauh, kita berpisah dulu sampai disini."

"Terima kasih, Siau te pun tak berani terlalu merepotkan dirimu...!"

Berbicara sampai disitu, pemuda tadi segera bangkit berdiri dan mengepos tenaga, setelah mencari arah yang benar berangkatlah sianak muda itu menuruni tebing.

Terdengar Shen bek hong berteriak keras dari arah belakang.

"Saudara Siau, kalau nasibmu kurang baik sehingga menderita luka, atau sudah sadar bahwa kekuatan yang kamu miliki tidak mungkin bisa mereka lagi. Beritahukanlah keluhan tersebut kepada mereka dan katakan kalau engkau hendak bertemu dengan ak, dengan gerakan yang paling cepat aku akan berangkat untuk menjumpai dirimu."

Sambil tetap meneruskan perjalanannya Siau Ling menyahut:

"Harap Shen to cungcu legakan harimu, seandainya aku tidak berhasil selamatkan nona Pek Li dari kurungan, sekalipun Shen Toa cungcu tak dapat berjumpa lagi dengan aku orang Siau, tapi paling sedikit engkau akan bertemu dengan mayatku."

Mendengar perkataan itu, Shen Bok-hong menghela napas panjang.

"Aai.. ! saudara, apakah engkau tidak merasa terlalu keras

kepala?"

Siau Ling tidak menjawab pertanyaan dari Shen Bok-hong. Sambil pusatkan seluruh perhatiannya ia melanjutkan perjalanan, tidak lama kemudian tibalah dimulut lembah tersebut.

Lembah tersebut merupakan sebuah lembah yang dijepit oleh tebing tinggi, luasnya kurang lebih tujuh delapan depa, tapi ketika menengok kearah dalam terlihatlah keadaan dalam lembah tersebut kian masuk kedalam kian melebar dan jauh kearah depan nampaklah luas lembah itu mencapai ribuan tombak luasnya.

Tempat di sekitar sana tidak tampak jalanan kecil, hal itu membuktikan bahwa tempat tersebut jarang sekali dilalui orang.

Rumput hijau tumbuh dengan suburnya disepanjang lembah, bunga pucung yang mekar dan menyiarkan bau harum semerbak tersebar disana sini hingga menambah semarak dan indahnya suasana.

Perlahan2 Siau Ling berjalan masuk kedalam lembah, ia patahkan sebatang ranting dan digenggamnya ditangan.

Pemuda itu pernah menyeberang lembah ular yang paling berbahaya ditebing toan hud gay tempo hari, Karena itu terhadap banyaknya ular berbisa atau binatang buas dalam lembab tersebut sama sekali tidak dipikirkan dalam hatinya, namun ia tetap bertindak waspada karena Shen Bok-hong telah menerangkan bahwa di dalam lembah ini sudah disiapkan delapan buah rintangan, jelas perkataan nya bukan gertak sambal belaka. Ia tak tahu apakah kedelapan buah rintangan tersebut berupa sergapan dari para jago2 lihay ataukah jebakan alat rahasia??

Dua puluh tombak sudah dilewati Siau Ling, akan tetapi tak nampak sebuah gerak gerikpun yang mencurigakan hatinya, ia segera berpikir.

"Lembah ini entah berapa panjang dan berapa jaubnya kalau aku harus melakukan perjalanan dengan cara seperti ini, entah sampui kapan baru sampai ditempat tujuan? Menurut Shen Bok-hong disini ada delapan buah rintangan yang telah disiapkan, sedang tujuanku hanya untuk menolong orang, lebih baik hindari saja pertarungan2 yang tak berguna, asal bisa melewati rintangan tersebut bukankah sama artinya aku berhasil lampauinya..!?"

Berpikir sampai disitu. ia segera kerahkan tenaga untuk meneruskan perjalanannya kearah depan.

Kembali beberapa tikungan bukit sudah di lewati. Tiba2 pemandangan dihadapannya berubah.

Pohon2 siong yang pendek menghadang jalan perginya, rumput ilalang sebatas pinggang tumbuh dengan suburnya disekeliling sana pemandangannya sangat mengenaskan sekali.

Lembah itu penuh dengan tikungan2an tajam, setiap melewati tikungan pemandangannya selalu berbeda dan tak sama.

Diam2 Siau Ling mengamati pepohonan pendek yang menghalangi jalannya itu. Ia merasa luas pepoHoaan tersebut mungkin mencapai ribuan tombak, pemuda itu segera kerahkan bawa murninya untuk melayang diatas pohon2an tersebut dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sempurna.

Kurang lebih belasan tombak kemudian pepobonan song pendek yang menghadang jalan tersebut terputus, di hadapannya segera muncul kembali sebuah tikungan bukit yang tajam.

Siau Ling melayang turun keatas tanah dan menghembuskan napas panjang ketika sorot matanya dialihkan kearah depan maka tampaklah bukit yang terjaldan curam menjulang tinggi keangkasa. Batu cadas berserakan di-mana2, pemandangan sangat gersang.

Dalam hati kecilnya dia segera berpikir:

"Aku sudah memasuki lembah ini kurang lebih sepuluh lie lebih, kenapa tak sebuah tantanganpun yang kujumpai? Memang aneh"

Baru saja ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya, tiba2 terdengarlah suara teguran manusia berkumandang datang :

"Sungguh lihay dan indah ilmu meringankan tubuhmu, aku rasa engkau pastilah manusia yang disebut Siau Ling!"

Siau Ling yang semula tak menjumpai sesuatu rintanganpun sepanjang perjalanan masuki lembah, dalam hati kecilnya sudah menaruh perasaan curiga, kini selelah mendengar suara teguran tanpa sadar semangatnya berkobar kembali, dengan cepat ia menjawab:

"Benar, akulah Siau Ling! siapa engkau ? harap segera tampakkan diri untuk bertemu"

Sesosok bayangan manusia berkelebat jewat dari balik batu besar, dan tahu tahu, muncullah seorang kakek tua berambut putih berdiri dengan angkernya dihadapan pemuda itu.

Siau Ling mengamati lawannya dengan tajam. Ia lihat paras muka orang itu berwarna kuning keemasan, Perawakan tubuhnya tinggi kekar tapi sama sekali tak dikenal olehnya, tanpa terasa ia segera menjura sambil menegur :

"Kakek tua, bolehkah aku mengetahui siapa namamu?"

Kakek tua bermuka kuning emas itu terta wa ewa.

"Aku bernama Teng lun. Sudah puluhan tahun lamanya mengasingkan diri dari keramaian dunia, aku rasa jarang sekali ada orang persilatan yang kenal dengan diriku"

Dalam hati kecilnya Siau Ling segera ber pikir :

"Shen Bok-hong benar2 mempunyai kemampuan yang sukar ditandingi, entah cara apa saja yang digunakan olehnya sehingga begitu banyak jago2 persilatan yang sudah lama mengasingkan diri dari dunia persilatan rela munculkan diri kembali dan berbakti kepadanya... "

Berpikir sampai disini ia lantas berkata.

"Kakek tua kalau toh engkau sudah mengasingkan diri dari keramaian dunia persilatan mengapa sekarang munculkan diri lagi dan melibatkan diri dalam persoalan bu lim?"

"Aku mendapat undangan dari Shen Toa-cung cu kepala

kampung perkampungan Pek boa San-cung mau tak mau

aku harus keluar dari tempat pengasingan untuk membantu dirinya"'

"Nampaknya Shen Bok-hong benar2 adalah seorang tokoh persilatan yang mempunyai daya pengaruh hebat."

Setelah berhenti sebentar tiba2 sambil memperkeras dan mempertajam nada suara nya dia melanjutkan:

'Apakah lociaupwee tahu dengan segala tingkah laku serta perbuatan dari Shen Bok-hong? kalau toh sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan sudah sepantasnya kalau sisa hidupmu kau lewatkan dengan sebaik baiknya mengarungi empat penjuru dan menikmati keindahan alam. Kenapa engkau munculkan diri kembali kedalam dunia persilatan untuk membantu manusia durjana yang melakukan kejahatan?"

Teng lun tertawa dingin tiada hentinya.

"Heeehh heeehh heeehhh Siau Ling, apakah engkau tidak merasa terlalu banyak perioalan yang telahh kau campuri?"

"Meninjau dari paras muka Teng loocian-pwee, aku yakin engkau bukanlah seorang manusia bengis yang biasa melakukan kejahatan. Oleh sebab itu aku hendak menasehati dirimu secara baik2 sehingga tidak sampai menyesal dikemudian hari, ketahuilah jika nasi telah menjadi bubur maka menyesalpun tak ada gunanya."

"Andaikata aku tidak bersedia untuk mendengarkan nasehatmu itu? apa yang hendak kau lakukan?"

"Kalau engkau tetap keras kepala, terpaksa kita harus mengaldalkan ilmu silat masing2 untuk berduel hingga salah satu diantara kita lenyap dari muka bumi"

Teng lun menghembuskan napas panjang.

"Kalau kutinjau dari sikap Shen Toa cung cu yang begitu pandang tinggi dirimu, aku rasa ilmu silat yang kau miliki tentu lihay sekali, sekarang akupun tak ingin menegur dirimu karena nada ucapanmu yang jumawa dan tekebur, marilah! engkau boleh segera turun tangan"

'Baik! locianpwee bersiap sedia untuk bertanding dalam hal senjata tajam? ataukah cuma beradu kepalan kosong belaka?"

"Senjata tajamku berada dibalik ujung baju setiap saat dapat kugunakan untuk menghadapi musub2ku.. Karenanya aku anjur kan kepadamu lebih baik gunakanlah senjata tajam selama pertarungan ini berlangsung"

Siau Ling mengepos tenaga, tubuhnya mendadak meloncat ketengah udara dan langsung menerjang keatas batu cadas dimana Teng lun munculkan diri tadi. Sambil meluncur kedepan serunya lantang :

"Aku lihat lociaopwee tidak mirip seorang penjabat, karena itu benar harapanku apabila locianpwee dapat bertobat dan menyesal setelah pertarungan seru antara kita berlangsung"

Melihat pemuda lawannya merebut batu cadas tempat pijaknya. Teng lun merasa gusar bercampur kagum, pikirnya dihati:

"Meskipun bocah ini masih muda sekali umurnya, tapi akalnya benar2 amat cerdik dan keberaniannya terpuji, begitu berani ia rebut batu cadas tempatku berpijak dengan menggunakan kekerasan.. "

Berpikir sampai disitu, tangan kanannya segera diayun kedepan dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah musuhnya itu.

Serangan tersebut amat jujur dan terbuka sedikitpun tiada maksud untuk mencari keuntungan dengan andalkan kelicinan otak, jelas orang itu hendak mengandalkan kekuatan murninya untuk menghadang terjangan dari Siau Ling.

Melihat datangnya ancaman, sepasang kaki Siau Ling menginjak batu kencang2, ujung kaki menempel diatas batu karang sementara telapak kanannya menerima serangan dari Teng lun dengan gerakan keras lawan keras serangan terarah yang jujur dan sama sekali terbuka dari Teng lun ini sama sekali berada diluar dugaan Siau Ling.

Keadaan tersebut memaksa rencana semula yang telah dipersiapkan untuk menghadapi serangan lawan ini jadi terbengkalai dan tak bisa digunakan lagi.

Dalam keadaan begitu pemuda tersebut dengan cepat ambil keputusan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi, kakinya menempel permukaan tanah kuat2 sedang tubuhnya bagian atas terbaring kearah belakang.

Sekalipun keadaan sangat tidak menguntungkan baginya, tapi pemuda itu nekad untuk menerima juga serangan tersebut dengan gerakan keras lawan keras.

"Blaamm!" bentrokan nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, Siau Ling yang berdiri setengah berbaring segera terdesak oleh gulungan angin pukulan lawan sehingga badannya terjatuh kembali kebawah.

Tapi ketika badannya hampir menubruk permukaan tanah, tiba2 tangan kirinya melancarkan sebuah pukulan kencang keatas permukaan tanah.

Menggunakan kekuatan daya pantul yang terpancar keluar dari balik permukaan tanah itulah, tiba2 badan Siau Ling meletik keudara dan melayang kembali keatas batu cadas tersebut!

Teng lun sendiri yang menyambut datang serangan situ ling. seketika merasakan pergelangannya jadi kaku linu, tak kuasa lagi ia terperangah dibuatnya.

Pada saat ia masih berdiri tertegun itulah, Siau Ling telah berdiri tegak diatas batu karang itu.

Teng lun setera tertawa terbahak2

'Haah..haaa hh haaah. Siau tayhiap. nama besarmu benar2 bukan nama kosong belaka!"

Ditengah bentakan keras yang amat nyaring, sekali lagi dia lancarkan sebuah babatan dahsyat kearah depan.

Kali ini sepasang kaki Siau Ling sudah menempel diatas permukaan batu cadas, meskipun posisinya yang berada diatas masih tetap merugikan dirinya, tapi kalau dibanding kan dengan keadaan semula, posisinya saat ini jauh lebih menguntungkan, diam2 ia mengempos tenaga dan menerima kembali datangnya ancaman itu dengan keras lawan teras.

Di dalam perasainnya, serangan yang dilancarkan teng lun kali ini agaknya jauh lebih berat daripada pukulan pertama tadi, tapi karena posisinya yang jauh lebih menguntungkan membuat pemuda itu sanggup menerima datangnya serangan secara baik tanpa dipaksa untuk terjatuh kembali dari atas batu cadas itu.

Rupanya teng lun merasa agak tercengang dan agak diluar dugaan menyaksikan keampuban lawannya, serangan yang ketiga tidak berlangsung dilepaskan.

Dengan pandangan yang tajam diawasinya paras muka Siau Ling tajam2 kemudian ujar nya :

"Kalau engkau mampu untuk menerima sebuah pukulanku lagi, maka dengan aman dan bebas engkau dapat lewati rintangan yang pertama ini dengan selamat"

Siau Ling dapat merasakan jiwa ksatria dan jujur dari lawannya, pemuda itu cuma sekali tidak menganggap lawannya sebagai orang jahat, ia tahu kakek tua ini bisa mem bantu Shen Bok-hong pastilah dikarenakan kesulitan hatinya yang tak dapat diucapkan dengan kata . karena berpendapat demikian, hawa napsu membunuh yang semula menyelimuti wajahnya kini lenyap tak berbekas, perlahan2 ujarnya:

"Baiklah? silahkan engkau lancarkan kembali sebuah pukulan"

Pada waktu itu sebenarnya Siau Ling mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan, namun ia tetap tak berkutik dari tempat semula.

Teng lun anggukkan kepalanya berulangkali, ia berkata.

"Kegagahan dan kejantanan Siau taybiap sangat mengagumkan hatiku.. "

Sesudah berhenti sebentar ia melanjurkan:

"Dalam serangan ini aku akan menghimpun segenap kekuatan yaag kumiliki, aku harap Siau Ling suka bertindak

hati2"

"Silahkan lociapwee turun tangan dengan sepenuh tenaga " sahut Siau Ling dengan muka serius. "Seandainya aku sampai terluka diujung telapakmu sekalipun mati tak kusesalkan!"

"Baik harap Siau taybiap suka maju dua langkah kedepan aku ingin adu kekuatan sebaik2 dengan Siau tayhiap dan didalam pertarungan yang terakhir ini lebih baik kita berduel yang jujur dan adil hingga dapat kita ketahui kepandaian siapakah yang sebenarnya lebih tangguh!"

Setelah menyambut dua buah serangan tadi Siau Ling pun tahu kalau musuhnya benar benar memiliki ilmu silat yang melebihi siapapun. Serangan yang bakal dilancarkan, dengan sepenuh tenaganya ini pasti mengerikan sekali karenanya ia tak berani bertindak gegabah. Hawa murninya segera disiapkan untuk menghadapi segala - kemungkinan yang tak diinginkan.

Teng lun tarik napas panjang2 perlahan2 ia dorong telapak tangannya kedepan.

Melihat gerak gerik dari musuhnya itu Siau Ling segera berpikir didalam hatinya

"oooh rupanya dia hendak mengajakku untuk beradu tenaga dalam"

Telapak kanannya segera diangkat keudara dan menyambut datangnya ancaman itu dengan kekerasan.

"Duuk..! blaamm!" sepasang telapak ia menempel satu sama lainnya hingga menimbulkan ledakan.

Begitu menempel, sepasang telapak tersebut sama sekali tidak berpisah lagi, kedua belah pihak sama2 mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk menyerang pihak musuh.

Beberapa saat kemudian, batok kepala Teng lun sudah basah kuyup oleh butiran air keringat yang mengucur keluar tiada hentinya

Siau Ling sendiri juga nampak basah oleh keringat, asap putih yang tipis mengepul keluar dari atas ubun2nya.

Kedua belah pihak kembali bertempur beberapa saat lamanya. Tiba2 Teng lun kendorkan tangannya dan meloncat mundur lima depa kebelakang.!

Sebetulnya Siau Ling dapat menggunakan kesempatan itu untuk menerjang kedepan dan melukai Teng lun, Namun ia tidak meneruskan gerakannya tapi menarik kembali hawa murninya dengan cepat!

"Siau tayhiap, silahkan berlalu " ujar Teng lun kemudian, aku sadar bahwa kepandaianku masih belum mampu untuk menandingi dirimu! "

"Terima kasih atas kesediaan lociaipwee untuk mengalah." kata Siau Ling sambil memberi hormat.

Teng lun tertawa getir. ia segera menyingkir kesamping.

Siau Ling sama sekali tak menduga kalau rintangan pertama dapat dia lewatkan dengan begitu gampang, Dengan gerakan cepat pemuda itu lanjutkan kembali perjalanannya kearah depan.

Setelah membelok pada dua tikungan lembah yang semula melebar kini semakin menyempit sehingga akhirnya tinggal sebuah selat sempit yang luasnya hanya dua tombak.

Ditengah selat yang amat sempit itulah berdirilah berjajar empat orang pria kekar bersenjatakan golok,

Paras muka keempat orang itu ditutup dengan secarik kain berwarna hitam sehingga raut muka yang sebenarnya tak kelihatan. Pakaian yang dikenakan adalah seperangkat baja ketat yang berwarna hitam pula!

Siau Ling menyapu sekejap kearah lawan2nya. kemudian mematahkan dua batang ranting pohon satu keras yang lain lunak, digenggam ditangannya.

Dalam pada itu keempat orang pria baju hitam itu tak berkutik ditempat semula. Delapan sorot mata mereka ditujukan kearah tubuh Siau tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Perlahan2 Siau Ling maju menghampiri keempat orang itu dengan suara dingin tegurnya:

"Kenapa kalian berempat tidak mau perlihatkan paras muka asli kalian!"

Keempat orang itu tidak menjawab tapi dengan gerakan yang cepat segera menyebarkan diri keempat penjuru dan siap melakukan pengerubutan.

Melihat sikap lawannya Siau Ling tertawa dingin dan berkata.

"Kalian berempat menutup paras muka asli kalian dengan kain berwarna hitam itu menunjukkan kalau kamu semua sudah tahu bahwa perbuatan yang hendak kalian lakukan adalah suatu perbuatan yang memalukan dan dikutuk setiap orang, tak mau bicara karena hati kalian merasa malu sekali, bukankah begitu??"

Empat orang jago berkerudung hitam itu tetap membungkam dalam seribu bahasa, golok yang berada dalam genggaman segera di angkat bersama ketengah udara.

Ketika dilihatnya empat orang lawannya sama sekali lidak berbicara Siau Ling mengerutkan dahinya kemudian membentak keras:

"Kenapa kalian berempat tidak berbicara? apakah kamu semua adalah orang bisu??"

Empat orang pria berkerudung hitam itu tetap membungkam dan tak menjawab barang sepatah katapun.

Siau Ling merasa amat gusar, ranting pohon yang berada ditangan kanannya segera disentilkan kedepan dan melancarkan sebuah babatan maut dengan cepat.

Melihat datangnya ancaman, keempat orang pria berkerudung hitam itu dengan gerakan yang cepat Segera bergeser ganti posisi, golok mereka membacok kedepan dari pelbagai arah yang sukar diikuti dengan pandangan mata.

Dalam watu singkat cahaya golok memancar keempat penjuru, desingan tajam meluruk datang dari delapan arah yang sama sekali berlawanan antara yang satu dengan lainnya.

Siau Ling merasa amat terperanjat, pikirnya

"Suatu barisan golok yang sangat aku tak boleh bertindak gegabah"

Ranting pohon siong dalam genggamannya buru2 dikebaskan kedepan menangkis datangnya ancaman tersebut.

Berbicara menurut tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling menggunakan pohon siong sebagai senjata, pada waktu itu bukanlah suatu rintangan atau penghalang baginya, hanya saja pemuda itu sama sekali tak menyangka kalau barisan golok musuh2nya mempunyai daya pengaruh yang amat besar dan kuat sekali. Salah bertindak besar sekali kerugiannya yang harus diterimanya.

Dalam waktu singkat ranting2 pohon siong yang berada ditangan kanan dan kirinya kena tertabas kutung oleh cahaya golok yang datang dari empat arah penjuru itu.

Cahaya golok yang menyerang datang kian lama kian bertambah hebat dan gencar berkilauan sinar tajam itu membentuk selapis jaring golok yang rapat dan ketat memaksa tubuh Siau Ling sama sekali terkurung didalam senjata lawan.

Dalam hati kecilnya Siau Ling segera berpikir:

"Andaikata aku harus layani pertarungan mereka dengan sistim dengan semacam ini meskipun aku masih bisa mempertahankan diri sampai berakhirnya pertempuran ini, tapi berapa waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikannya? Dan sampai kapan menang kalah bisa ditentukan?"

Setelah berhenti sebentar pemuda itu berpikir lebih jauh:

"Waktu makin lama keadaan tidak menguntungkan bagiku lebih baik pertarungan ini diselesaikan dalam waktu yang singkat mungkin kalau bisa, aku harus bisa menyelesaikan semua rintangan ini dalam waktu sesingkat2nya hingga sama sekali diluar dugaan Shen Bok-hong, sebab hanya bertindak semacam itulah aku hanya punya peluang untuk selamatkan nona Pek Li,'

Berpikir sampai disitu ia segera membuang senjata yang berada digenggamannya tangan kanannya segera diayun kedepan berulang kali dengan menggunakan sentilan maut sian ci sinkang.

"criiit...! criiit...!" desingan tajam menyambar lewat mementalkan dua bilah golok yang sedang meluncur datang, sementara tangan kirinya menyingkirkan golok lain yang sedang meluncur tiba.

Bukan sampai disitu saja, tubuhnya segera loncat ketengah udara dengan lincah untuk melepaskan diri dari sergapan golok yang mengancam datang dari arah belakang.

Rupanya Siau Ling telah mengenakan sarung tangan kulit ularnya, sehingga ia sama sekali kebal terhadap serangan senjata.

Bersamaan dengan melayangnya sang badan ketengah udara, dengan cepat tangan kirinya merogoh kedalam saku untuk ambil keluar pedang pendeknya yang tajam.

Barisan golok dari empat manusia berkerudung hitam itu sungguh memiliki daya pengaruh yang luar biasa sekali, begitu menyaksikan tubuh Siau Ling ketengah udara keempat orang itupun ikut meluncur keudara dengan kecepatan bagaikan kilat dari empat arah yang berlawanan, mereka rnasing lepaskan sebuah tusukkan maut.

Diam2 Siau Ling memuji pula akan kedahsyatan ilmu barisan orang, pikirnya

"luar biasa sekali barisan golok ini. Andaikata aku harus melayani keempat orang ini sebelum nasuk kedalam istana terlarang, mungkin sekarang aku sudah terluka ditangan mereka..!"

Berpikir sampai disitu. mendadak timbullah perasaan sayang atas lawan2nya. dengan cepat pemuda itu mengeluarkan ilmu bobot seribu untuk meluncur kebawah dengan cepatnya.

Gerakan ini dilakukan dengan gerakan yang cepat, dalam satu tindakan belaka empat buah bacokan golok lawan sekaligus berhasil dihindari dengan baik.

Begitu badannya menempel diatas permukaan tanah, Siau Ling segera menjejakkan kakinya keras2, Tubuhnya ibarat anak panah yang terlepas dari busurnya mendadak meluncur kembali kearah depan.

Sementara itu empat orang pria berkerudung hitam itu telah tarik kembali hawa murninya dan meluncur keatas permukaan tanah setelah tusukan maut mereka mengenai sasaran yang kosong.

Baik didalam hal ilmu silat, hubungan batin maapun gerai gerik, empat orang itu bisa bekerja sama dan saling mengisi dengan begitu sempurna, walaupun harus loncat keudara ber-sama2 sambil melancarkan sebuah tusukan, ketika melayang kembali keatas permukran tanah posisi barisan mereka sama sekali tidak jadi buyar atau kacau karenanya. Tempat kedudukan mereka persis seperti komposisi semula.

Sebaliknya Siau Ling sendiri telah berada kurang lebih satu tombak lebih dari tempat semula.

Empat orang pria berkerudung itu segera alihkan sorot matinya kearah pemuda itu. kemudian ber-sama2 enjotkan badan dan mengejar kedepan.

Bagaimanapun indah dan bagusnya barisan golok mereka, ketika empat orang itu sedang bergerak kedepan untuk mengejar musuhnya, maka posisi barisan mereka tak dapat dipertahankan seperti sedia kala. Kedudukan mereka jadi kelihatan goyah sekali.

Siau Ling sendiri mengerti andaikata ia kerahkan ilmu meringankan tubuhnya maka pihak lawan tak nanti dapat menyusul dirinya, tapi diapun dapat memaklumi seandainya empat orang itu tidak dirobohkan lebih dahulu sehingga membiarkan mereka menyusul dirinya dan bergabung dalam para jago lihay yang berjaga pada rintangan berikutnya pada saat itu daya kekuatan yang terpancar keluar pasti luar biasa besarnya dan mungkin dalam keadaan begitu sulitlah bagi nya untuk melakukan perlawanan.

Oleh sebab itulah sambil kabur kearah depan tangan kirinya merogoh saku untuk ambil keluar pedang pendek yang tajam itu kemudian sengaja memperlambat larinya.

Sementara itu empat orang berkerudung hitam tersebut sambil acungkan goloknya mengejar ketat dari arah belakang kian lama jarak diantara mereka kian mendekat hingga akhirnya tinggal beberapa tombak saja.

Siau Ling segera memperlambat gerakan larinya hingga dalam waktu singkat ia lelah kena dikejar oleh musuh2nya itu.

Seorang pria baju hitam yang berada di barisan terdepan segera mendorong goloknya kearah depan dengan jurus sin liong hiat atau naga sakti keluar dari sarangnya ia tusuk punggung Siau Ling

Merasakan datangnya desiran tajam dari arah belakang, Siau Ling putar tangan kanannya kebelakang. cahaya tajam berkelebat lewat dan.

Traangl! golok pria itu kena ditebas hingga kutung jadi dua oleh pedang mustikanya, sementara tangan yang sebelah kiri dengan cepat melepaskan ilmu sentilan siu-loo sin

Desingan angin totokan meluncur dahsyat kemuka dan tepat menghajar jalan darah huan tiauoh dikaki kanan pria tersebut.

Begitu termakan oleh angin totokan, pria berkerudung hitam, itu seketika merasakan kaki kanannya jadi linu dan lemas tak bertenaga lagi, tubuhnya yang sedang meluncur kedepan tak bisa di pertahankan keseimbangannya lagi dan tak ampun ia segera roboh terjengkang keatas tanah.

Setelah serangan pertamanya mendatangkan hasil, Siau Ling segera putar badan sambil loncat kedepan menyongsong kedatangan pria berkerudung hitam yang kedua.

Sementara itu pria kedua yang sedang mengejar cepat kedepan sedang berdiri terperangah, ketika secara tiba2 ia saksikan rekan nya mendadak roboh terkapar keatas tanah. Pada saat ia masih terperangah oleh keadaan yang berada didepan mata itulah Siau Ling dengan satu gerakan yang cepat telah menyerang tiba.

Pria berkerudung hitam itu buru2 angkat goloknya untuk menangkis...criiiing...l! senjata dalam genggamannya tahu2 sudah kutung jadi dua bagian.

Siau Ling segera mengirim satu tendangan kilat kearah depan menghajar lutut kanan pria tersebut Duuk... ! tendangan tersebut dengan telak menghajar lututnya jadi linu dan sakit bagaikan patah tulang Dalam keadaan seperti itu tak mungkin lagi baginya untuk meneruskan perjalanan terpaksa ia berhenti ditengah jalan.

Perlu diketahui empat orang pria itu berlarian dengan jalan beriringan ketika salah seorang diantara mereka tlba2 terluka dan berhenti orang ketiga yang berada dibelakag nya sama sekali tidak menduga.

Bluuukk... ! tak ampun lagi pria ketiga itu segera menumbuk punggung pria kedua yang menghadang jalan perginya itu.

Siau Ling secara beruntun melepaskan ilmu siu sin ci nya. dalam waktu singkat ia berbasil merobohkan pula dua orang pria berkerudung lainnya.

Sampai disitu maka berakhirlah daya perlawanan dari empat orang pria berkerudung dengan barisan golok nya yang dahsyat.

Siau Ling putar badan hendak berlalu, baru saja berjalan dua langkah tiba2 ia berjalan kembali kesisinya, Ia memayang bang un ketiga orang itu. setelah menotok jalan darah keempat anggota badannya pemuda itu sembunyikan tubuh mereka dibalik sebuah batu karang yang besar.

"Apa salahnya kalau kubuka kain kerudungnya untuk melihat bagaimanakah raut wajah asli mereka berempat?" pikir Siau Ling kemudian.

Tetapi ketika ujung jarinya hampir menyentuh kain cadar pria2 ketar tersebut, tiba2 ia tarik kembali tangannya dan membatalkan niatnya, tanpa berbicara apa2 lagi pemuda itu putar badan dan berlalu dari sana.

Setelah berhasil menembus dua buah rintangan secara beruntun, tak kuasa lagi semangat jantan Siau Ling berkobar kembali, pikirnya didalam hati '.

"Seandainya kedelapan buah rintangan yang disiapkan Shen Bok-hong terdiri dari manusia2 sejenis ini. Aku rasa untuk melewati kedelapan buah rintangan tersebut, tidaklah teimasuk suatu Pekerjaan yang terlalu sulit"

Sementara otaknya masih berputar, ia sudah membelok pada suatu tikungan bukit.

Segulung angin gunung berhembus lewat membawa bau amis yang amat kuat dan keras, membuat siapapan yang mencium bau tersebut merasa hendak muntah2.

Ketika ia menengadah ketengah udara dan alihkan sorot matanya kearah depan, tampaklah beribu2 ekor ular berbisa sedang ber kumpul diatas sebuah tanah lapang yang luas. Ular2 berbisa itu terdiri dari pelbagai jenis yang suram, bentuknya dari yang besar bagaikan ular raksasa sampai kecil cuma beberapa cun berkumpul disitu. Pemandangan sekeliling sana nampak mengerikan sekali.

Dikelilingi oleh beribu2 ekor ular berbisa yang berbau itu, seorang pemuda baju hijau duduk bersila sambil pejamkan mata ditengah gelanggang.

Sementara itu Siau Ling sudah dapat kenali kembali pemuda baju hijau itu sebagai orang yang pernah mendorong tubuhnya hingga terjungkal kedalam jurang berbatu karang ditebing bukit wu-san serta pernah bertempur dengan dirinya ketika tahun berselang ia berkunjung kembali kebukit wu-san untuk menolong Lam kiong giok.

Meskipun pemuda itu sudah dua kali pernah berjumpa dengan manusia baju hijau itu, namun ia sama sekali tidak paham atau jelas tentang asal usulnya, ia cuma tahu kalau ayah pemuda itu kenal dengan bibi Im koh.

Siau Ling terpaksa hentikan langkahnya karena tak dapat maju kedepan lebih jauh. Sebab dua tombak disekitar pemuda baju jau itu penuh berkeliaran ular2 beracun, dengan suara lantang ia berseru:

"Aku Siau Ling memberi hormat kepada saudara!'

Per-lahan2 pemuda baju hijau itu membuka matanya, kemudian menegur:

"Shen Bok-hong bilang engkau telah masuk kedalam istana terlarang dan berhasil mendapatkan kitab pusaka ilmu seruling dari raja seruling Thio hong, benarkah berita tersebut?"

Mendengar perkataan itu, kembali Siau Ling berpikir didalam hati kecilnya :

"Orang lain selalu menyebut Shen Bok-hong sebagai Shen Toa-cungcu, tapi pemuda ini langsung menyebut gembong iblis tersebut sebagai Shen Bok-hong, hal ini membuktikan kalau dalam hati kecilnya dia sama sekali tidak merasa jeri ataupun menghormat terhadap diri Shen Bok-hong, mungkin kerja sama ini dilaksanakan olehnya berdasarkan pertukaran syarat... "

Berpikir sampai disini, ia lantas menyahut :

"Perkataanmu sedikitpun tak salah!"

Pemuda baju hijau itu tertawa dingin.

"Heehh,.heehhh..heehh.. jadi kalau begitu, ilmu silat yang kau miliki jauh lebih tangguh daripada dua tahun berselang, bukan gitu?"

"Kemajuan sih ada. cuma soal tangguh tak berani kukatakan"

Diam2 ia mengepos tenaga bersiap sedia, kemudian serunya kembali :

"Bicara sesungguhnya aku telah berkenalan dengan engkau sejak enam tahun berselang."

"Hmm! justru karena tempo hari kau tidak sampai mati terjatuh kedalam jurang timbullah bibit beccsna pada hari ini:

"Terima kasih atas doronganmu tempo dulu justru karena dorongan tersebut aku orang she Siau baru bisa maju hari ini."

"Tapi keadaan pada hari ini dengan keadaan pada dua tahun berselang sama sekali berbeda, ketika untuk pertama kalinya aku bertemu dengan engkau waktu itu engkau masih belum bisa silat aku jadi menyesal kenapa berhati welas dan tak tega untuk turun tangan keji pada waktu itu"

Siau Ling tertawa dingin.

"Heehhh heeeghb heeebhh engkau telah mendorong seorang bocah yang sama sekali tak dapat bersilat kedalam jurang yang dalamnya sampai ribuan kaki kecuali timbul keajaiban boleh dibilang hanya kematian yang bakal diterimanya. Sekarang engkau katakan tak tega untuk turun tangan keji aku jadi heran dan ingin tahu kejadian macam apakah baru terhitung kekejian yang benar2 bagimu?"

Pemuda baju hijau itu kembali tertawa dingin.

"Hmm. hmm! bagaimanapun juga engkau toh sudah menjumpai keajaiban andaikata aku tidak mendorong engkau jatuh kedalam jurang sebaliknya menghadiahkan sebuah pukulan diatas punggungmu hingga isi perutmu hancur dan jantungmu berhenti berdetak aku rasa sekalipun ada keajaiban juga tak mungkin kau alami lagi'

"Sayang sekali pada saat ini menyesal pun tak ada gunanya karena nasi sudah jadi bubur " teriak Siau Ling dengan penuh kegusaran.

"Siapa bilang nasi sudah jadi bubur? ini hari tob aku masih mempunyai satu kesempatan lagi. Apa lagi pada saat ini tiada raja obat bertangan keji yang bunuhkan ular bagimu. Akan kulihat bagaimana caramu menyelamatkan diri!'

Meskipun Siau Ling memilik ilmu silat yang amat tinggi namun tak urung bulu kuduknya pada bangun berdiri setelah berhadapan muka dengan ular berbisa ribuan ekor banyaknya, tapi u r u s a n telah jadi begini mau tak mau terpaksa dia harus keraskan kepala sambil bertanya:

'Jadi engkau hendak memerintahkan ular mu untuk menghadapi aku orang she Siau?"

"Ilmu silat yang kau miliki sangat tinggi kalau cuma andalkan ular beracun belaka mungkin masih belum sanggup untuk menaklukan dirimu, kawanan ular beracun ini tidak lebih hanya akan membantu diriku belaka."

Dalam hati Siau ling segera berpikir setelah mendengar perkataan itu:

"Sungguh tak kusangka kalau Shen Bok-hong bakal mempersiapkan barisan ular untuk menghadapi diriku, Sekarang aku sama sekali tak membawa obat untuk mengusir ular, racunnya untuk melewati rintangan ketiga ini bukanlah suatu Pekerjaan yaag gampang."

Tapi kenyataan sudah terbentang didepan mata, mau tak mau terpaksa ia harus menempuh rintangan tersebut dengan pertaruh jiwa raganya, dengan suara lantang seru nya:

"Kita sudah dua kali berjumpa muka. Tapi aku orang she Siau hingga kini masih belum tahu siapakah nama heng-tay... "

"Hmmm! Kita toh bukan sanak bukan saudara kenapa aku musti perkenalkan namaku?" jawab orang berbaju hijau itu dengan ketus

"Meskipun engkau tidak bersedia menyebutkan namamu tapi dikemudian hari aku orang she Siau pasti akan memahami dengan sendirinya"

"Aku tak mau menyebut namaku bukankah karena takut engkau tahu namaku sekali pun dikemudian hari engkau sudah tahu, lantas bisa apa? Lagi pula mayatmu akan habis dimakan oleh ulah beracun itu mana ada di kemudian hari bagimu?"

Siau Ling tidak melayani ejekan lawan dengan tangan kanan mencekal pedang pendek tangan kiri mematahkan ranting pohon siong katanya:

"Kalau memang begitu kitapun tak usah banyak bicara lagi silahkan engkau mulai turun tangan!"

Pemuda itu menengadah dan tertawa ter bahak2

"Haahhh hbaahhh haabh jadi engkau hendak suruh aku turun tangan?"

"Perkataanmu sedikitpun tak salah!"

"Masuklah sendiri kedalam barisan ular kalau ingin bertempur melawan aku! Siau Ling engkau tentu sudah tahu bukan dengan keadaanmu pada saat ini? bagiku cukup duduk tak berkutik disini, tapi engkau harus melewati diriku kalau ingin berlalu dari sini"

Mendengar perkataan itu Siau Ling berpikir didalam hati kecilnya:

"Rupanya dia hendak paksa aku untuk masuk kedalam barisan ularnya sebelum bertarung melawan aku. Hmm ! dia ingin memecahkan perhatianku disamping harus menghadapi serangan2nya, akupun harus memperhatikan pula ular2

beracunnya, cara ini benar2 amat keji tapi saat ini aku

sama sekali tak ada maksud untuk mengadu kepandaian cari kemenangan dengan dirinya, jikalau aku bisa gunakan sedikit akal sehingga dapat menghemat tenaga, rasanya keadaan ini jauh lebih menguntungkan bagiku sebab masih ada lima rintangan lagi yang harus kuhadapi... "

Berpikir sampai disitu, sorot matanya segera dialihkan kedepan memandang keadaan disekitar situ.

Tampaklah selat itu sempit sekali dan luasnya cuma dua tombak lebih sedikit, ke dua belah sisi selat sempit itu merupakan dinding berbatu katang yang menjulang tinggi diangkasa. Kecuali menerjang lewat dari hadapan pemuda baju hijau itu memang tiada jalan lain yang bisa ditempuh lagi'

Tak kuasa pemuda itu menghela napas panjang, pikirnya :

"Tempat ini sudah dipilih dan diatur Shen Bok-hong secara teliti dan cermat, sudah pasti tiada jalan lain kecuali melewati diri nya...yaa apa boleh buat lagi?"

Sementara itu pemuda baju hijau tersebut telah berkata

"Siau Ling sebenarnya aku sama sekali tiada maksud untuk membantu Shen Bok-hong, lagi bagaimanapun juga aku bermusuhan dengan dirimu!"

"Kenapa?!"

"Karena seseorang!" "Siapakah orang itu?' "Gak Siau Cha."

setelah berhenti sebentar. ia melanjutkan kembali :

"Asal engkau bersedia untuk berikan Gak Siau Cha kepadaku dan setuju kalau gadis itu menjadi istriku kita boleh lepaskan rasa permusuhan dan saling bersahabat. ."

Siau Ling jadi mendongkol dan bercampur gusar ia menengadah keatas dan tertawa terbahak2'

'Haaahhh haaahhh baaahhh lebih baik jangan ngaco balo bicara tak karuan!"

Pemuda bajau biju itu tertawa dingin tiada hentinya.

"Heeehhh heeeehhh heeehhh apa yang kau ucapkan semuanya merupakan kata2 yang jujur dan inilah satu2nya kesempatan paling baik bagimu untuk melanjutkan hidup"

"Engkau hendak mempersunting Gak Siau Cha lalu apa sangkut paut nya dengan aku orang she Siau dan mana bisa kuberikan gadis itu padamu dengan seenaknya."

Dengan paras muka keren bercampur serius ia melanjutkan:

"Aku selalu memandang tinggi dan menaruh hormat kepada nona Gak Siau Cha setiap keputusan dan kehendak hatinya tak pernah kutampik atau kutolak"

Pemuda baju hijau itu tetawa ewa.

"Tapi Gak Siau Cha mempunyai surat wasiat dari ibunya, yang menerangkan bahwa ia sudah dijodohkan kepadamu!"

"Aku belum pernah membaca surat wasiat itu, dan sama sekali tidak tahu menahu akan persoalan ini"

"Jangan kita bicarakan dulu apakah yang diucapkan Gak Siau Cha adalah kejadian yang sesungguhnya atau tipuan belaka: aku hanya mengharapkan agar engkau orang she Siau bersedia mengabulkan sebuah pemintaanku. Bila kau setuju bukan saja dapat lewati rintangan ini dengan mudah, babkan akupm bersedia untuk bantu dirimu .untuk menolong nona Pek Li Peng, bukan begitu saja akupuo tidak akan mempersoalkan kembali perbuatanmu yang telah bikin huru hara dalam istana batu dibukit wu-san tempo dulu"

"Apa yang kau inginkan?"

"Tentu saja perbuatan yang dapat kau lakukan dengan kemampuan yang kau miliki!"

'Coba katakan dulu apa permintaanmu itu. kemudian aku baru akan mempertimbangkan dan memutuskannya"

'Tulislah sepucuk surat yang isinya menyatakan bahwa antara engkau dengan nona Pek-li sudah mempunyai ikatan perkawinan, katakan pula kalau engkau batalkan isi surat wasiat dari Im koh yang mengatakan bahwa Gak Siau Cha akan dijodohkan kepadamu untuk selanjutnya tak akan mengungkap kembali persoalan itu, aku telah siapkan alat tulis bagimu, asal engkau orang she-Siau bersedia untak menulis surat tersebut maka kita akan lepaskan rasa permusuhan dan menjadi sahabat, akan kubantu usahamu untuk menolong Pek Li Peng dan mengatur engkau tinggalkan tempat berbahaya ini, selanjutnya permusuhan selisih paham diantara kita pun terhapus sampai disini saja"

Siau Ling tertawa dingin setelah mende ngar perkataan itu.

"Heehh..heeh.. antara aku dengan nona Pek Li sama sekali tidak pernah terikat oleh tali perkawinan, sedang enci Gak sendiripun mempunyai pendapat sendiri. Cara berpikir sendiri, persoalan itu sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan diriku, bukan saja aku tak dapat mencampuri, akupun tak dapat mengusulkan apa2. Permintaanmu yang brutal tersebut tak sanggup kupenuhi barang sepotongpun"

"Padahal tak usah berbuat begitupun sama saja, asal kubunuh dirimu lalu memenggal batok kepalamu dan diperlihatkan kepada Gak Siau Cha, maka jalan pikirannya pasti akan kurubah"

"Asal engkau punya kemampuan untuk memenggal batok bepalaku, sekalipun mati aku orang she-Siau tak akan menyesal"

Tiba2 pemuda baju hijau itu bangkit berdiri, katanya dengan nada gusar :

"Nampaknya persoalan diantara kita berdua tak mungkin bisa diselesaikan tanpa melalui suatu pertarungan yang menentukan mati hidup kita..!"

Ia merogoh sakunya dan ambil keluar sebuah sumpritan yang terbuat dari bambu, kemudian ditiupnya berulang kali sehingga memperdengarkan suara Pekikan tajam yang tinggi melengking.

Begitu suitan nyaring itu berkumandang memecahkan kesunyian, kawanan ular beracun itu segera angkat kepalanya masing2 menerjang kearah Siau Ling

Sianak muda itu tak berani berayal, ranting dahan pohon siong yang berada ditangannnya segera dikebaskan kedepan..sreet!' sebuah sapuan meluncur kedepan menghajar lawanan ular yang berada disekitarnya

Seekor ular berbisa didekat pemuda itu seketika tersambar oleh ranting tadi hingga badannya putus jadi dua dan kepalanya hancur lebur.

Sebetulnya pemuda itu merasa takut sekali dengan kawanan ular berbisa yang amat banyak. Jumlahnya itu, tapi setelah melancarkan sapuan tadi tiba2 ia merasa bahwa apa yang dia anggap menakutkan ternyata tidak lebih cuma begitu saja, ia anggap untuk melukai ular2 tersebut sebenarnya merupakan Pekerjaan yang sangat gampang, tanpa sadar semangatnya kembali berkobar.

Baru saja dia hendak lancarkan sebuah sapuan kembali untuk membinasakan sekelompok ular berbisa, mendadak suitan nyaring dari pemuda baju hijau itu berubah.

Kawanan ular berbisa yang sedang bergerak maju sambil angkat kepalanya itu tiba2 saja meluncur kedepan, dan menyerang Siau Ling dengan gemas.

Siau Ling dengan cepat putar badannya ranting dahan ditangan kirinya secepat kilat menyapu keluar.

Praak ! praak ! bunyi gemerutuk- berbunyi tiada hentinya diiringi suara jeritan aneh dari kawanan ular berbisa yang besar dan kecil .

Ternyata Siau Ling telah salurkan hawa murninya kedalam dahan ranting tersebut ketika disapu keluar maka terpancarkan tenaga tekanan yang sangat berat sekali, setiap ular berbisa yang terkena serangan itu tentu hancur dan terbelah2 jadi beberapa bagian.

Tiba2 desiran angin tajam menyambar lewat menggulung angin pukulan yang kuat mengancam dadanya.

Ternyata pemuda baju hijau itu sudah menerjang maju kedepan sambil melancarkan serangan.

"Ayoh cabut keluar senjatamu" teriak Siau Ling penuh dengan kegusaran, "aku tak punya waktu untuk bertempur terlalu lama melayani dirimu"

Ditengah bentakan keras, pedang pendek dalam genggamannya bagaikan pagutan ular berbisa menerjang tubuh pemuda baju hijau itu.

Tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling pada saat ini luar biasa dahsyatnya, hawa murni yang disalurkan kedalam

pedang itu menimbulkan desiran angin serangan yang menggidikan hati.

Rupanya pemuda baju hijau itu sama sekali tak menduga kalau tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling luar biasa sekali, ia terperangah dan buru2 menghindar sesamping.

Siau Ling sendiri ketika dilihatnya pihak lawan menggunakan suara suitan untuk memberi perintah kepada kawanan ularnya, ia tahu bahwa kepandaian yang dimiliki pemuda itu bukan terbatas sampai disitu saja, Kalau pertarungan semacam ini dilanjutkan lebih jauh maka hanya kejelekan yang diterima olehnya tanpa ada kebaikan apapun.

—oooOdwOooo---
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar