Jilid: 27
Perlahan lahan Siau Ling kenakan kembali topeng kulit manusianya, ia berkata;
"Aku sedang bentrok dan main kucing2an dengan pihak perkampungan pek hoa san cung, Mau tak mau untuk sementara waktu jejakku harus dirahasiakan aku harap locianpwee berempat sudi kiranya uotuk memakklumi keadaanku"
"Aaaai!" Chin su teng menghela napas panjang "Siau Ling tayhiap nasib muda belia bukan terpengaruh oleh nama maupun kedudukan ternyata engkau lebih suka memerangi kelaliman serta kekejaman dari pihak perkampungan pek hoa san cung, perjuanganmu ini benar2 merupakan suatu perjuangan yang suci dan mulia. Kami telah hidup puluhan tahun lamanya bukan saja tak dapat melakukan kebajikan bagi umat manusia bahkan tak dapat pula memupuk perasaan bijaksana dalam hati kami sendiri kalau dipikir kembali hidup kita selama ini boleh dibilang merupakan suatu kehidupan yang sia2"
Cu kun san yang mendengarkan tersebut dari samping merasa geli pikirnya:
"Sungguh aneh! Siau Ling benar2 memiliki daya iblis yang sangat mengejutkan hati sampai2 empat orang pujangga besar dunia persilatan yang tak pernah mencampuri urusan dunia persilatanpun tertarik hatinya untuk membantu perjuangannya itu"
Dalam pada itu Yu cu cing telah berkata pula:
"Setelah melakukan beberapa kali perundingan dan pembahasan yang cermat akhirnya kami berempat merasa bahwa sudah menjadi kewajiban kami untuk membantu perjuangan Siau Ling tayhiap guna menanggulangi kejahatan dan kelaliman yang mencengkram dunia persilatan dewasa ini. Tapi sebelum itu masih ada beberapa persoalan yang kurang di pahami oleh kami dapatkah Siau Ling tayhiap memberi keterangan serta penjelasan dahulu kepada kami???"
Siau Ling membungkam dalam seribu bahasa dalam hati, kecilnya ia berpikir.
"Meskipun keanehan watak empat orang ini belum tentu bisa dikatakan luar biasa. namun dapat diakui sebagai sesuatu keanehan yang belum pernah kuiumpai sebelumnya, mereka sudah pernah merasakan siksaan serta penderitaan ditangan shen bok hong. Kendatipun tidak memikirkan kepentingan umum. Sepantasnya kalau mereka mencari balas kepada shen bok hong demi dendam pribadi, tapi nyatanya meskipun reka telah membahas dan merundingkan persoalan itu, sampai beberapa hari beberapa malam, akhirnya toh belum ada keputusan, iuga sebaliknya malahan hendak bertanya ke padaku, entah apa yang hendak mereka tanyakan...??"
Berpikir sampai disitu. iapun bertanya: "persoalan apa yang hendak kalian berempat tanyakan?? silahkan diutarakan keluar!"
Empat puiangga besar dunia persilatan saling berpandangan sekeiap, kemudian iawabnya berbareng:
"sebenarnya kami ingin menggunakan tingkah laku kami yang tawar terhadap nama dan kedudukan untuk mempengaruhi daya pikir umat persilatan sehingga tidak lagi melakukan perselisihan dan pertikaian hanya disebabkan nama serta kedudukan, kemudian berharap setelah itu maka rasa ingin menang dan saling mencari nadan kedudukan dapat lenyap dari dunia persilatan, oleh sebab itulah kami berempat lantas berunding untuk tidak melakukan pertikaian dengan orang iika cuma kena hantam sedikit, kecuali ancaman iiwa, apalagi mencampuri urusan pertikaian dan perselisihpaham didalam dunia persilatan"
Terkesiap hati Siau Ling mendengar perkataan itu, diam2 pikirnya, dihati:
"Tak nyana mereda mempunyai cita2 luhur yang begitu besar dan agung, nama besar empat pujangga besar dunia persilatan betul2 bukan nama kosong belaka"
Terdengar cu bin ciang melanjutkan kem bali kata2nya:
"Ketika permulaan kala kami melakukan pergerakan tersebut, seringkali kami diejek dan diolok2 orang sebagai tindakan seorang manusia bodob. tapi kami berempat sama sekali tidak memikirkan persoaan itu didalam hati kecilnya, kami tetap bertindak atas perbuatan kami sen diri dan tak kami gubris ejekan maupun olokon orang. Sepuluh tahun kemudian usaha kami ternyata berhasil orang persilatan menyebut kami sebagai empat pujangga besar dunia persilatan."
"Cita2 kalian berempat yang begitu agung dan luhur memang merupakan sifat dari seorang pujangga besar, usaha kalian itu benar2 patut dipuji."
"Terima kasih atas pujian dari Siau Ling tay hiap!" kata Kho su tong cepat.
"Aku bukan sedang memuji, apa yang ku ucapkan timbul dari dasar hati kecilku!"
Kho su tong menghela napas panjang.
"Setelah nama empat pujangga besar dunia persilatan tersiar dalam dunia persilatan diam2 dalam hati kecil kami merasa amat gembira. Kami mengira setelah lewat dua tiga puluh tahun kemudian perebutan nama dan kedudukan dalam dunia persilatan pasti akan makin tawar dan akhirnya sama sekali lenyap, siapa tahu kenyataan membuktikan bahwa cita2 kami menemui kegagalan total kecuali mendapat penghargaan sebagai empujangga besar dunia persilatan, usaha kami semuanya sama sekali tidak membantu umat persilatan apalagi mendatangkan manfaat bagi mereka, Pertumpahan darah, perselisihan pabam, perebutan nama dan kedudukan masih sering kali terjadi di-mana2."
"Sudah terlalu banyak peristiwa seram yang kami lihat, sudah banyak berita mengerikan yarg kami dengar, banyak persoalan membuat orang mau tak mau terpaksa harus turut campur. Tapi berhubung kami telah bersumpah untuk tidak mencampuri urusan orang lain, maka tak tega kami tinggalkan sumpah tersebut ditengah ialan, agar tidak terlalu menyolok dalam rencana kami dimasa mendatang, terpaksa kami harus mencari suatu cara agar tindakan yang kami lakukan tidak terlalu menyolok serta menyinggung perasaan hati orang lain"
Mendengar pembicaraan sampai disitu, dalam hati Siau Ling segera berpikir :
'Rupanya mereka juga merupakan manusia2 yang berdarah panas, aku masih menganggap mereka sebagai manusia tanpa emosi yang sudah kering perasaan hatinya?"
Terdengar chin su teng melanjutkan kembali kata2nya :
"Tapi sejak kami semua mendapat penderitaan dan siksaan dari shen bok hoag ketua perkumpulan pek hoa san cung, kemudian membuktikan pula situasi dalam dunia persilatan selama sepuluh tabun terakhir, dapat kami rasakan bahwa harapan dan cita2 kami selama ini sama sekali tak ada gunanya, pertumpahan darah dan perselisihan masih terus berlangsung dalam dunia persilatan, bahkan kian lama kian menghebat. Oleh karena itulah mau tak mau terpaksa kita harus meninjau kembali kebijakan yang kami anut selama ini, apakah mungkin keliru atau tidak"
"Bagaimanakah hasil dari pembahasan cianpwee berempat selama ini. ? aku boleh tahu?"
Cu ban ciang dari kota lok yang menghela napas panjang.
"Kami merasa sayang kalau harus tinggalkan jerih payah kami selama puluhan tahun belakangan ini, tapi kamipun tak dapat berdiam diri lebih jauh menghadapi pembantaian manusia dan perebutan sewenang2 yang dilakukan sementara manusia, shen bok hong memang kami akui sebagai seorang jago persilatan yang lihay dalam ilmu silat maupun pikiran, tapi sayang ia tak mau berbuat kebajikan. Kalau toh kami tak dapat mempengaruhi pandangan orang persilatan dengan cara halus apa boleh buat lagi? terpaksa kita harus tampil kedepan dan menggunakan sisa tenaga yang kami miliki selama ini untuk menegakkan keadilan dan kebenaran bagi umat persilatan"
Cu cun san segera bertepuk tangan memuji.
'Bagus.. . bagus sekali? seandainya sejak dua puluh tahun berselang kalian berempat sudah mempunyai pandangan seperti ini mungkin situasi dunia persilatan dewasa ini tidak akan sekalut dan sekacau sekarang ini! tapi meskipun kita berjuang dengan ngerahkan segenap kemampuan yang kami miliki belum tentu sanggup menandingi kedahsyatan dari shen hok bong " ujar chin su teng
Siau Ling tersenyum.
''Bagaimanapun juga kalian berempat sudah pasti mengambil suatu kesepakatan bukan? aku ingin sekali mengetahui keputcsan kalian itu apa aku boleh tahu ??"
Kho su tong yang selama ini berdiam diri segera menjawab:
"Jika kami sudah mengambil keputusan tak nanti akan kami jelajahi seluruh penjuru dunia untuk menemukan diri Siau Ling tayhiap"
"sebenarnya soal apa sih sehingga cian pwee berempat mencari2 aku orang she-siau??" tanya Siau Ling keheranan.
"Kami ingin menanyakan dua macam masalah kepada diri Siau Ling tayhiap."
"Baik. katakanlah apa yang menjadi masalah bagi kalian berempat?? selama aku orang she Siau Ling dapat menjawab pasti akan kujawab dengan sejujurnya."
"Kami ingin tahu sebabnya Siau Ling tayhiap memusuhi shen bok hong sehingga berulang kali terjadi bentrokan secara kekerasan??"
"Pertanyaanmu itu kok-lucu amat?" sela Cu kun sio dengan cepat.
"Shen bok hong toh seorang bibit bencana bagi dunia persilatan? ia seringkah melakukan kejahatan di-mana2 dengan tujuan hendak menguasai seluruh kolong langit Siau Ling tayhiap ymg berjiwa mulia dan bijaksana tampilkan diri untuk merentang segala kelaliman dan kejahatan yang dilakukan oleh shen bok hong, yang satu lurus dan yang lain sesat bukankah soal ini sudah terlihat amat jelas."
"Tentang soal ini kami sudah tahu, tapi bagi seseorang yang berakal tajam seringkali tidak membiarkan orang lain mengetahui maksud serta tujuannya sebelum mencapai pada akhirnya. Selama kami berbicara dengan Siau Ling tayhiap aku harap cu heng jangan ikut nimbrung"
Perlahan2 Siau Ling alihkan sorot matanya menyapu sekejap kearah empat pujangga besar dunia persilatan kemudaan katanya
"Ketika untuk pertama kalinya aku terjun kedalam dunia penilaian aku pernah terjerumus kedalam perkampungan pek hoa san cung berkat penilaian dan pandangan yang tinggi dari shen bok ho akhirnya aku ditawari untuk menduduki jabatan sebagai cung cu"
Setelah berhenti sebentar ia melanjutkan "andaikata aku orang she Siau Ling masih tetap bercokol dalam perkampungan pek hoa san cung paling sedikit aku bisa mempertahankan kedudukanku sebagai cungcu, tapi akhirnya aku telah meninggalkan perkampungan pek hoa san cung bahkan putus hubungan bok hong. Selama berkelana persilatan seringkali aku harus menjumpai marabahaya dan berbagai ancaman jiwa, bila engkau bertanya apa sebabnya maka aku hanya bisa menjawab bahwa aku tak tahan menyaksikan kekejaman dan kelaliman tingkah laku shen bok
hong."
"Persoalan pertama telah kami ketahui sekarang masih ada satu masalah lagi yang ingin kami tanyakan keparda kepada Siau Ling tayhiap."
"Persoalan apa lagi yang hendak cianpwee berempat tanyakan?? " tanya Siau Ling dengan alis berkenyit
"apabila shen bok hong berhasil membinasakan Siau Ling taybiup maka kejadian ini akan merupakan peristiwa yang belum pernah dijumpai sebelumnya dalam dunia persilatan, seluruh kolong langit akan berubah jadi gelap ketegangan dan keseraman akan menyelimuti dimana2. Bolehkah kami tahu apa rencana Siau Ling tayhiap apabila engkau berhasil menangkan shen bok hong?'"
Siau Ling tertawa ewa.
"Andaikata aku benar2 menjumpai hari bahagia seperti itu, maka itu berarti sudah tiba saatnya bagi dunia persilatan untuk tidak membutuhkan bantuan dan aku orang she Siau Ling lagi. Pada saat itu aku akan mengundurkan diri dan mengasingkan diri ditempat yang terpencil."
"Aaaai .. ! sebenarnya saja perjalanan yang yang telah aku lakukan selama ini sudah cukup membuat aku orang she-Siau Ling jadi jemu dan muak menyaksikan kelicikan dan kebengisan orang persilatan"
Cu bun ciang tidak banyak bertanya lagi, ia ulapkan tangannya dan Chin su eng, Yu cu cing serta Kho su tong bersama mengerumun kedepan.
Empat orang itu ber-bisik2 merundingkan persoalan itu, beberapa waktu kemudian mereka menghampiri Siau Ling dan memberi hormat dalam2.
"Cianpwee berempat, ada urusan apa? harap katakan saja secara terus terang " seru Siau Ling dengan gelisah.
"Mulai detik ini kami berempat siap menunggu perintah dari Siau Ling tayhiap!" ujar Cu ciang.
Sebelum Siau Ling sempat menjawab Chia su teng telah menyambung lebih jauh
"Sekalipun harus terjun kelautan api kami tak akan menolak!"
"Apa bila ada perintah kami akan melaksanakan dengan segenap kekuatan yang dimiliki" sambung Yu cu cing.
Dan terakhir Kho su tong yang berkata
"Setiap patah kata yang kami ucapkan merupakan kata2 yang sejujurnya semoga Siau Ling tayhiap jangan menolak tapi menyetujuinya keputusan yang telah kami ambil ini, andaikata Siau Ling tayhiap menolak itu berarti engkau tak sudi mempercayai diriku karena nya kami akan bunuh diri dihadapanmu sebagai pernyataan bahwa keputusan kami ini diambil yang sejujur2nya"
"Kalau kalian suruh aku main perintah, main kuasa lebih baik aku orang she Siau Ling tolak keputusan kalian itu, tapi kalau kita bekerja sama untuk masalah dunia persilatan maka dengan segala senang hati akan kusambut tawaran itu"
"Setiap perkataan yang telah kami ucapkan harus dilaksanakan tanpa bantahan, jikalau Siau Ling tayhiap tidak bersedia menerima tawaran kami ini, aku orang she Kho akan membelah dada sendiri untuk memperlihatkan bahwa hatiku berwarna merah!"
Tangan kanannya berkelebat dan tahu2 ia sudah cabut keluar sebilah pisau tajam, yang mana langsung ditusukan kearah dada sendiri.
Siau Ling jadi amat terperanjat menyaksii kan kejadian itu, segera teriaknya :
"Eeei... tunggu sebentar, tunggu sebentar, Baiklah! Aku orang she-Siau Ling menerima tawaran dari kalian itu"
Kho su tong tarik kembali pisau belatinya.
Kemudian berkata :
"Mulai detik ini kami akan menjalankan semua perintah dari siu tayhiap. Satu hari shen bok hong belum mati, maka kami satu hari pula mengikuti Siau Ling tayhiap hingga akhirnya pihak perkumpulan pek-hoa san cung mengalami kehancuran
total"
"Selama beberapa bulan belakangan ini persoalan yang paling menyusahkan hati kami adalah dikuatirkan lenyapnya seseorang shen bok hong akan muncul Shen bok hong lagi," kata cu bun ciang, Sebab daya tarik suatu kekuatan jauh melebihi daya tarik seorang gadis cantik, setelah ini hari engkau utarakan perasaan hati yang jujur, maka kamipun tak usah merasa sangsi atau ragu lagi"
Siau Ling tersenyum.
"Kecurigaan dan kesangsian kalian berempat memang tak dapat disalahkan, dalam kenyataan memang terlalu banyak manusia yang lebih mengutamakan nama serta kedudukan daripada kebajikan."
Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan,
"Sebelum kalian berempat terseret dalam kancah massal dunia persilatan yang serba rumit, terlebih dahulu aku hendak mengucapkan sepatah dua patah kata lebih dahulu."
„Apa yang hendak kau katakan??'*
"Shen bok hong adalah seorang pemimpin persilatan yang lihay baik didalam ilmu silat maupun dalam kecerdikan, dalam menghadapi setiap musuhnya seringkali akal muslihat dan tipu licik yang digunakan, Cianpwee berempat sudah terbiasa dengan kehidupan seorang manusia bijaksana, aku rasa bila ditandingkan maka kalian masih ketinggalan jauh sekali"
"Tentang persoalan itu sudah lama kami pikirkan, menggunakan tentara memang harus mengutamakan siasat, makin lihay siasatnya semakin besar hasilnya"
"Akupun mengerti bahwa kecerdasan maupun ilmu silat yang kalian betempat miliki merupakan kelas wahid dalam dunia persilatan. Tapi karena budi pekerti yang baik serta hati yang mulia membuat kalian tak tega untuk membunuh orang, kebiasaan tersebut harus diubah, apalagi menghadapi manusia licik seperti shen bok hong. asal kalian bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dalam perjuangan ini, aku percaya shen bok hong telah menjumpai empat musuh tangguh lagi"
Tiba2 Cu kun san tertawa ter bahak2.
"haahh. ,haahb i.haahh... empat pujangga besar bersedia meninggalkan pengasingan diri untuk mencampuri urusan dunia persilattan, kejadian ini benar2 merupakan suatu keuntungan bagi umat persilatan dikolong langit, aku akan gunakan air teh menggantikan arak untuk menghormati kalian berempat dengan tiga cawan teh"
Habis berkata ia benar2 meneguk tiga cawan air teh.
Tiba2 Suma Kan berbisik dengan suara lirih :
"Siau Ling tayhiap, waktu sudah tidak pagi, engkau harus mulai memikirkan bagaimana caranya untuk menghadapi musuh yang bakal datang!"
Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kearah enam ekor kuda yang ditambat dekat kedai, kemudian katanya .
"Kalian harus singkirkan dahulu kuda2 tersebut dari tempat
ini...!''
"Bagaimana kalau kita tambat dalam hutan belantara dekat rumah gubuk itu?"
Siau Ling mengangguk, "Harap Suma heng suka mengerjakannya!"
Tanpa banyak bicara lagi Suma kan segera menuntun keenam ekor kuda itu dan diajak masuk kedalam hutan.
Sepeninggal peramal sakti dari laut tang hay tiba2 cu ciang bertanya
"Siau Ling tayhiap, dari persiapan2 yang sedang kau lakukan disekitar tempat ini rupanya ada seorang yang kau nantikan kedatanganya???
"Shen bok hong telah menculik sahabatku, dia menyandera temanku itu dan mengguna keselamatan jiwanya mendesak aku untuk mengadakan pertemuan pribadi dengan dia."
"Bila Siau Ling tayhiap hendak memerintahkan sesuatu kami semua bersedia untuk melaksanakannya,"
Sementara pembicaraan masih berlangsung suma kan telah muncul kembali disana.
Cu kun san segera berkata...
'Untuk menghadapi shen bok hong kita musti mengadakan persiiapan yang masak dan cermat, aku rasa baiklah kita rundingkan suatu cara yang baik."
"Per-tama2 yang harus kita perhatikan adalah menyembunyikan jejak kita semua karena jumlah kita pada saat ini terlalu banyak."
"Aku sih mempunyai satu akal cuma tak tahu apakah siasat ini dapat dilaksanakan atau tidak" kata suma kan.
"Coba utarakan rencanamu itu!"
Perlahan! suma kan membeberkan rencananya yang ia susun barusan...
Selesai mendengar rencana tersebut. Cu kun san segera berteriak.
"Bagus! siasat ini bagus sekali! ayoh kita kerjakan sekarang
juga."
Beberapa saat kemudian, suasana dalam rumah makan itu telah mengalami perubahan besar.
Cu bun ciang menyaru sebagai pemilik kedai, Siau Ling , cu kun san menyaru sebagai pedagang yang sedang mampir dikedai itu, mereka berdua masing2 mengambil tempat duduk yang berbeda
Chin su teng dan suma kan masing2 bersembunyi diatas sebuah pohon besar kurang lebih dua puluh tombak dari rumah penginapan itu untuk mengawasi gerak gerik dalam kedai makan, karena pohon2 disana tinggal lebat dan rimbun daunnya maka pemandangan disekitar beberapa li disekeliling kedai berada dalam pengawasan mereka semua.
Yu cu cing dan Kho su tong menyembunyikan diri dalam ruang kedai sambil menjaga pria kekar yang ditotok jalan darahnya itu.
Waktu berlalu dengan cepatnya, beberapa waktu kemudian sang surya telah condong kelangit sebelah barat, sen ja pun menjelang tiba.
Dengan penuh kegelisahan dan hati tak tenang Siau Ling meneguk secawan air teh, pikirnya dalam hati.
"Shen bok hong sangat licik dan banyak akalnya, mungkin siasat setan ini memang sengaja diatur olehnya untuk menjebak orang??"
Baru saja ingatan tersebut berkelebat lewat dalam benaknya, tiba2 dari arah timur muncul debu yang beterbangan di angkasa, pemandangan semacam itu dengan cepat membangkitkan kembali semangatnya, ia memenuhi kembali cawannya dengan air teh.
Ketika sorot matanya dialihkan kearah mana berasalnya debu itu, tampaklah sebuah kereta kuda sedang dilarikan mendekat dengan kecepatan penuh.
Seketika kereta kuda itu ditutup dengan kain hitam, ditinjau dari keadaan tersebut jelas menunjukkan bahwa sang pemilik kereta itu tidak ingin orang lain mengetahui isi dalam kereta tersebut.
Beberapa saat kemudian, kereta kuda itu sudah makin mendekat kedai makan itu.
Dengan gerakan se-akan2 tidak sengaja, Siau Ling melirik sekejap kearah mana berasalnya kereta kuda itu munculkan diri. Ia lihat empat orang pria kekar bersenjata lengkap.
Dibelakang kedelapan orang pria bersenjata lengkap itu masih mengikuti pula dua buah kereta kuda, Cuma dua buah kereta kuda yarg berjalan paling belakang itu mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil daripada kereta pertama, kereta2 itu hanya dihela oleh dua ekor kuda sedang kereta pertama di hela empat ekor kuda jempolan.
Cu kun ssn melirik sekejap pula kearah kereta kuda itu, lalu berpikir dalam hati kecilnya.
"Andaikata kereta kuda ini tidak mau berhenti, maka segala persiapan yang telah kami atur selama ini akan menemui kegagalan total."
Sementara ingatan tersebut masih berputar dalam benaknya tiba2 kereta kuda itu berhenti.
Hordeng nampak tersingkap kesamping, seorang kakek tua berbaju serba hitam meloncat keluar dari dalam kereta.
Siau Ling segera menyapu sekejap paras muka kakek tua baju hitam itu. ia lihat sepasang matanya memancarkan sorot cahaya yang sangat tajam, kedua telah pelipisnya menonjol sangat tinggi sekali, Sekilas memandang dapat diketahui bahwa orang itu adalah seorang jago lihay yang sempurna dalam hal tenaga dalam, cuma saja pemuda itu tak pernah menjumpai jago tua ini sebelum nya.
Setelah loncat turun dari kereta kuda tersebut, kakek tua baju hitam itu mengamati sekejap wajah Cu kun san serta Siau Ling , kemudian serunya dengan suara lantang.
"Hey pemilik kedai! dimana kau??"
Cu bun ciang yang menyaru sebagai pemilik kedai segera mengiakan dan menjawab dari tempat kejauhan.
"Kek koan, ada perasaan apa?"
Sambil menjawab! ia berlarian menghampiri tamunya.
"Berhenti?!" mendadak kakek tua baju hitam itu membentak dengan suara dingin.
Cu bun ciang menuruti perkataannya dan segera menghentikan langkah kakinya.
"Ada sesuatu yang tidak beres?" tegurnya
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran petir kakek tua baju hitam itu menatap wajah Cu ciang. Beberapa saat lamanya, kemudian ia berseru:
"Hey pemilik kedai usiamu benar2 panjang sekali!!"
"Kesehatan badan loo han memang masih terhitung segar bugar dan sehat wal'afiat."
Kakek tua baju hitam itu mengerutkan dahinya rapat2 , sesaat kemudian kembali dia berseru:
"Fajar tadi aku telah mengirim orang datang kemari, apakah sayur dan arak yang ku pesan telah disiapkan semua??"
"Sudah kusiapkan semua silahkan duduk !! silahkan
duduk!!"
"Dimanakah ketiga orang utusan yang kukirim datang kemari fajar tadi ...?? suruh dia keluar untuk berjumpa dengan
aku!"
„Kek koan maksudkan toa-ya yang memakai pakaian rombeng dan dekil itu??"
"Benar, sekarang ia berada dimana"
"Sudah pergi"
"Pergi? aku toh memerintahkan padanya untuk menunggu disini kenapa ia sudah pergi dari sini"
Cu bun ciang menunjukan apa boleh buat ia menggelengkan kepalanya berulang kali'
"Yaa tabiat toa ya itu terlalu busuk dan jelek, sedikit2 maki orang habis2an lohan tak berari banyak bertanya atas segala tindak tanduknya"
"Ia pergi seorang diri?"
Kembali cu bun ciang menggelengkan kepalanya. "Tidak ia pergi berduaan?"
"Macam apakah orang yang melakukan perjalanan ber sama2 dirinya itu?"
"'Loo Han tak kenal siapakah orang itu tapi yang jelas dia adalah seorang pemuda yang baru berusia tujuh delapan tahunan."
Sesudah berhenti sebentar sambungnya lagi
"Pada waktu itu looban sedang berada didapur, aku sendiripun tak tahu sejak kapan orang muda itu tiba disini, sewaktu aku keluar dari dapur toa-ya itu sudah berangkat bersama orang muda tersebut, waktu itu loohan hanya sempat melihat bayangan punggung mereka berdua saja."
Kakek tua baju hitam itu tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeeh heeehh heeehh bagus bagusl sekarang cepatlah siapkan sayur dan arak buat kita"
Meskipun dalam kedai itu sudah siap banyak sekali sayur dan arak, tapi berhubung bini pemilik kedai telah lenyap tak berbekas semua makanan maupun sayuran belum disiapkan sama sekali, dan sekarang kakek tua baju hitam itu memerintahkan cu bun ciang untuk menghidangkan sayur serta arak sudah tentu jago dari empat pujangga besar ini tak mungkin bisa memenuhi permintaan nya itu.
Tapi sebelum kejadian, beberapa orang itu sudah merundingkan masalah ini secermat cermatnya, dengan adanya persiapan didalam hati Cu ciang tidak dibikin bingung atau gugup oleh permintaan . Ia segera tersenyum.
Sebelum toaya itu pergi ia sama sekali tak meninggalkan pesan apa? Loo ban tak berani turun tangan untuk menyiapkan sayur.
"Sekarang engkau toh bisa segera turun tangan untuk mengerjakan??' tukas kakek tua baju hitam itu dengan cepat.
"Sekalipun segera dikerjakan, paling sedikit harus menunggu beberapa waktu lamanya sebelum bisa dihidangkan."
'Kurang lebih engkan butuhkan waktu berapa lama?" tanya kakek tua baju hitam itu kemudian.
"Paling sedikit satu jam lamanya.!
"Baik !" seru kakek tua baju hitam itu dengan suara dingin, "kami akan menunggu satu jam lamanya disini!!
Jawaban ini bukan saja sama sekali diluar dugaan Cu bun ciang. Bahkan Siau Ling yang menyaru sebagai tamupun merasakan hatinya amat terperanjat, pikirnya:
"Andaikata orang yang duduk dalam kereta kuda itu adalah peng-ji, tidak mungkin mereka berhenti begitu lama ditempai ini."
"Jangan2 persiapan kereta kuda ini termasuk salah satu siasat setan yang disiapkan shen bok hong untuk mengibuli
aku.,"
Sementara itu cu bun cing telah mendehem ringan sambil bertanya.
"tolong tanya berapa orang rombongan kek koan ini??"
"heeeh-heehh heehh.. ! apa sangkut pautnya urusan ini dengan engkau??" tegur kakek baju hitam itu sambil tertawa dingin tiada hentinya.
"Setelah mengetahui jumlah rombongan kek koan, akupun bisa mengira-ngira berapa banyak sayur dan nasi yang harus dipersiapkan."
Kakek tua baju hitam itu segera menengadah dan tertawa ter bahak2.
"haahh haahh baahh. ! didalam kereta kuda itu terdapat beberapa orang gadis... "
Mendadak tangan kanannya menyambar kedepan dan secepat kila dia cengkeram pergelangan kanan Cu ciang.
Empat pujanggu besar dunia persilatan adalah masing masing jujur yang sama sekali tak mempunyai pandangan jelek terhadap pihak lawan, apalagi menghadapi sergapan yang dilakukan secara tiba2, tentu saja ia sama sekali tak mengadakan persiapan apa2.
Serangan yang dilancarkan deogan kecepatan luar biasa sertia sama sesali tak terduga itu sulit untuk dihindari lagi. Cu bun ciang ingin berkelit kesamping tapi terlambat, tak bisa dihindari lagi pergelangan kanannya kena dicengkeram dengan telak.
Siau Ling yang dapat mengikuti serangan cepat kakek tua baju hitam itu diam2 merasa terperanjat juga. pikirnya :
"Ilmu silat yang dimiliki orang ini betul2 lihay dan tak boleh dipandang enteng. Aku tak boleh bersikap terlalu gegabah dalam menghadapi manuusia semacam ini."
Berpikir sampai disitu diam2 ia segera menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk bersiap siaga melancarkan serangan guna selamatkan Cu bun Ciang dari ancaman mara bahaya.
Sementara itu cu bun ciang dari kota lok yang telah menegur dengan nada datar :
"Apa maksud anda berbuat begini?"' kakek tua baju hitam tertawa ter-bahak2
"haahh...Haah.laahh dalam mataku masih belum kemasukan pasir, permainansiasat yang begitu rendah mutunya masih belum cakup tangguh untuk membohongi
aku... "
Setelah berhenti sebentar, lanjutnya lebih jauh :
"Siapakah engkau yang sebenarnya? ayoh cepat sebutkan namamu, kalau engkau coba2 untuk mengulur waktu lagi, jangan salahkan kalau sekali gaplok kuhajar engkau sampai mampus"
Cu ban ciang merasakan jari2 tangan lawan yang mencengkeram pergelangan tangan kanannya kian lama kian mengencang, se-akan2 jepitan sebuah penjapit baja. Untuk menyalurkan tenaga pun sama sekali tak mampu lagi.
Dengan terjadinya peristiwa ini berarti pula jejak penyaruanya sudah ketahuan lawan, diapun tidak ber-pura2 lebih jauh. Dengan suara dingin sahutnya :
"Aku adalah cu bun ciang dari kota lok yang!'
Kakek tua baju hitam itu terperangah. "empat pujangga besar dunia persilatan?"
"tepat sekali ucapanmu itu. Kami empat bersaudara hadir semua ditempai ini!!
Kakek tua baju hitam itu tertawa sinis. 'Hmm! bagus., bagus sekali. Nama besar empat punjangga besar dunia persilatan amat tersohor dikolong langit, entah bagaimanakah dengan ilmu silat yang kalian miliki? Aku akan binasakan engkau lebih dahulu. Kemudian baru akan kujajal Ilmu silat dari beberapa orang saudaramu yang lain'.
Sementara pembicaraan masih berlangsung, kelima jari tangannya yang mencengkeram pergelangan kanan Cu ciang kian lama kian bertambah kencang.
Dengan cepat Cu bun ciang merasakan separuh badannya jadi kaku dan linu, tenaga untuk melancarkan serangan balasan seketika punah sama sekali.
Kakek tua baju hitam itu angkat tangan kanannya ketengah udara, dibawah sorot cahaya sang surya dikala senja tampaklah telapak tangan orang itu dilapisi oleh cahaya hitam yang amat menyolok pandangan mata.
Meskipun Cu bun ciang tak pernah bertempur melawan orang2 persilatan, akan tetapi perjalanannya selama puluhan tahun dalam bu lim membuat jago tua ini berpengetahuan amat luas. Terutama sekali terhadap manusia2 yang seringkali berkelana di dunia, karenanya begitu menjumpai telapak nya yang berwarna hitam pekat dia segera berseru keras:
"Oooh! Rupanya engkau adalah Hek sat jiu malaikat telapak hitam siang peng"
"Benar, akulah orangnya..!" sahut kakek tua baju hitam ttu dengan suara ketus.
Tiba2 ia mendengus berat, celah pada pergelangan kanan Cu bun ciang tiba2 mengendor dan kemudian sama sekali terlepas.
Kiranya Siau Ling telah melancarkan sebuah sentilan maut dengan ilmu sakti Sian ci sinkang nya ketika ia lihat keadaan Cu ciang kian lama semakin terancam bahaya maut.
Segulung angin desiran tajam dengan cepat menembusi udara dan langsung menghantam jalan darah 'gwaa-hiat' pada pergelangan kanan malaikat tangan hitam Siang Peng.
Agar supaya serangan yang dilancarkan itu mengena pada sasarannya dengan tepat, Siau Ling tak berani mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya, ia kuatir serangan yang dilancarkan terlalu kuat akan menimbulkan kewaspadaan dalam hati malaikat telapak hitam siang !
Setelah urat nadinya yang dicekal musuh terlepas, dengan cekatan Cu bun ciang mengundurkan diri sejauh tiga langkah kebela-kang. Sorot matanya mengawasi wajah siang tajam2. Sambil ber-jaga2 atas sergapan berikutnya, dia salurkan hawa murninya untuk memperlancar peredaran darah pada pergelangan kanannya,
Mula pertama siang peng mengira jalan darah gwaa hiat nya kena dilukai oleh sebangsa senjata rahasia, ia segera memeriksa jalan darah yang terluka itu.
Ternyata disekitar pergelangan kanannya sama sekali tak nampak mulut luka ataupun noda darah, sebaliknya membengkak besar dan berwarna merah, kejadian ini sangat mengagetkan hatinya.
"Ilmu silat apakah yang telah melukai diriku ini?? pikirnya dalam hati.
Sambil menyalurkan hawa murni untuk memperlancar peredaran darah, sorot matanya segera berputaran mengawasi daerah disekeliling tempat itu.
Dengan pengalamannya yang amat luas serta pengetahuannya yang banyak, jago tua ini tahu bahwa serangan dahsyat tersebut berasal dari tempat duduk yang ditempat Siau Ling, dalam hati kecilnya segera timbul ke waspada, namun perasaan tersebut tidak segera diutarakan keluar sebaliknya dia malah mundur empat langkah kebelakang.
Dari keadaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa luka yang dideritanya pada jalan darah gwaa bun hiat diatas pergelangan itu cukup parah, sebelum peredaran darahnya pulih kembali seperii sedia kala, ia tak berani mengambil tindakan apapun.
Dalam pada itu para pria kekar yang ber jaga2 disekitar kereta kuda nampaknya sudah merasakan pula gelagat yang makin menegang. Empat pria kekar bersenjata lengkap yang berada didepan kereta segera loncat turun dan kudanya dan memburu kebelakang kakek tua itu.
Tenaga dalam yang dimiliki siang peng cukup tangguh sembari menyalurkan hawa murninya perlahan2 ia menguruti jalan darah gwaa hiatnya yang terluka itu.
Ilmu sentilan sian ci sinkang yang dipelajari Siau Ling masih belum mencapai puncak kesempurnaan Ditambah pula serangan tersebut tidak dilancarkan dengan sepenuh tenaga hal itu membuat luka yang diderita siang peng tidak seberapa parah.
Setelah dituruti beberapa waktu lamanya peredaran darahpun dapat berjalan kembali dengan lancar.
Sementara itu empat orang pria kekar bersenjata lengkap tadi telah menyebarkan diri dan berdiri sejajar dibelakang siang peng
Semua jago yang hadir dalam kedai makan dewasa ini rupanya merupakan jago2 pilihan yang sudah banyak pengalaman dalam menghadapi serangan musuh tangguh, setelah terjun kedalam gelanggang mereka sama sekali tidak membentak ataupun melancarkan serangan secara gegabah.
Orang orang itu cuma berdiri dengan tenang dibelakang kakek tua baju hitam siang itu.
Siau Ling sendiri sebelum yakin kalau pek li betul2 berada diialam kereta kuda itu, diapun tak ingin turun tangan secara gegabah, karena itulah untuk sementara waktu suasana masih tetap tenang meskipun ketegangan mulai menyelimuti paras muka setiap orang.
Kesempatan bagus semacam ini merupakan suatu kesempatan yang sangat menguntungkan bagi Siang Peng untuk menyembuhkan luka yang dideritanya pada jalan darah gwaa- hiat.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, siang peng merasakan luka yang dideritanya sudah sembuh sama sekali, ketika itulah keberaniannya muncul kembali, dengan suara lirih perintahnya kepada dua orang pria kekar yang berdiri dibelakang tubuhnya :
"Bekuk orang itu!*'
sambil berkata ia menuding kearah Siau Ling .
Cahaya tajam berkilauan, dua orang pria kekar yang berdiri diujung timur segera meloloskan senjata golok mereka, satu dari kiri yang lain dari kanan mereka ber-sama2 mendekati diri Siau Ling .
Rupanya hingga detik itu siang peng masih belum habis mengerti dengan ilmu silat apakah pergelangan kirinya dapat terlukai dalam hati kecilnya timbul rasa jeri dan segan untuk menghadapi Siau Ling , karena ke-ragu2annya itulah maka dia perintahkan dua orang anak buabnya untuk mencoba sampai dimanakah taraf kepandaian yang dimiliki sianak muda itu.
Sementara itu senja sudah semakin kelam namun dengan ketajaman mata dari Siau Ling ia dapat mengawasi wajah dua orang lawannya dengan seksama, meskipun hawa muminya diam2 dipersiapkan untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan, namun tubuhnya masih tetap duduk di tempat semula tanpa bergerak barang sedikit pun jua.
Setelah mendekati lawannya, dua orang pria kekar itu ayunkan goloknya keudara dan menegur dengan suara dingin
'Engkau hendak menyerah dangan begitu saja, ataukah memaksa kami berdua harus turun tangan sendiri?"
"Oooh kalian berdua adalah opas pengadilan??"
Pria kekar bersenjata golok yang berada disebelah kiri segera menjawab dengan ketus:
"Kalau opas pengadilan yang menangkap engkau, paling2 kamu hanya diganjar empat puluh kali pukulan."
"Waah! kalau begitu kalian berdua tentunya lebih galak dari opas pengadilan,
Benar, kalau opas pengadilan cuma memukul orang maka kami berdua inginkan jiwa mu!"
Hawa amarah segera berkobar dalam benak Siau Ling , tiba2 ia ayunkan sepasang telapaknya dengan sepuluh jari tangannya yang amat ampuh serentak mencengkeram golok baja ditangan kedua orang itu.
Sekarang, dua orang pria kekar itu baru sadar bahwa mereka telah bertemu dengan musuh tanggub. Buru2 mereka salurkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk cabut kembali goloknya.
Sekalipun kedua orang itu telah mencoba dengan cara apapun. semua usahanya tetap mengalami kegagalan, dua bilah golok mereka bagaikan terjepit oleh sebuah jepitan baja yang amat besar, ternyata sama sekali tak dapat digerakan barang sedikitpun juga.
Diam2 Siau Ling salurkan hawa murninya kedalam golok baja itu.
Dua orang pria kekar tersebut kontan rasakan pergelangan tangan mereka bergetar keras, tanpa disadari cekalan mereka menjadi kendor dan golok2 merekapun jadi lepas dari cekalan.
Menggunakan kesempatan itu, Siau Ling membetot tangannya kebelakang, dengan satu sentakan dua bilah senjata musuh telah berpindah tangan.
Dalam pada itu cu ban ciang yang melihat Siau Ling telah turun tangan, dia sendiripun tak membuang banyak waktu lagi. Sesudah siapkan tenaga tubuhnya langsung menerjang kearah malaikat telapak hitam siang peng,
Sudah lama kau dengat orang berkata bahwa telapak hitam anda mampu menghancurkan batu nisan, Sekarang ingin buktikan apakah berita yang tersiar dalam dunia persilatan benar2 demikian ataukah cuma isapan jempol belaka, serunya.
Telapak kanan bergerak kedepan dan langsung menghajar dada lawan.
Siang peng putar tangan kanannya menyambut datangnya serangan cu ciang dengan keras, ia menyahut.
" Kalau engkau tidak percaya, tak ada halangannya bagimu untuk mencoba kehebatanku ini."
Sementara pembicaraan masih berlangsung. blaam!
bentrokan nyaring yang memekikkan telinga telah
menggeletar diangkasa, kedua belah pihak saling beradu
tenaga satu kali.
Siang peng amat yakin dengan kemauan ilmu pukulan san ciang nya, ditambah pula dengan tenaga dalam yang begitu sempurna, kendatipun dalanm serangan tersebut tidak berbasil melukai cu ciang, paling sedikit ia berhasil menghajar tubuhnya sampai sakit dan linu.
Siapa tahu apa yang terjadi bentrokan sama sekait berada diluar dugaan siang peng, setelah terjadi bentrokan tersebut cu ciang segera menerjang kembali kedepan, telapak kirinya diayun kemuka dan sebuah pukulan dahsyat kembali dilepaskan.
Siang peng jadi amat terperanjat menghadapi serangan tersebut, serunya dengan suara dingin.
"Nama besar empat pujangga besar dunia persilatan benar2 bukan nama kosong belaka" sepasang telapaknya diayun kedepan untuk menyambut datangnya ancaman tersebut dan suatu pertarungan serupun segera terjadi.
Malaikat telapak hitam siang peng merupakan seorang jago kenamaan dari kalangan hitam kesempurnaan ilmu pukulannya sudah tersohor di mana2 pertarungan yang berlangsung antara kedua orang itu boleh dibilang paling ramai dan serem.
Dalam pada itu setelah Siau Ling berhasil merebut dua bilah golok dari tangan dua orang pria tersebut Sepasang goloknya segera dikibaskan kearah samping kiri maupun kanan.
Gerakan serangan ini dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat meskipun hanya merupakan suatu jurus serangan yang amat biasa namun setelah digunakan ternytia jauh berbeda dergan keadaan pada umumnya.
Setelah goloknya kena dirampas dua orang pria kekar itu berdiri tanpa mengetahui apa yang musti dilakukan.
Pada saat itulah babatan golok dari Siau Ling te lah datang dari samping kiri maupun kanan. Untuk menghindarkan diri jelas tidak mungkin lagi, kedua orang itu terhajar telak oleh babatan golok tadi.
Walaupun Siau Ling telah membenci terhadap orang2 dari perkampunga pek hoa san cun namun ia masih tetap tak tega untuk melukai jiwa dua orang itu goloknya dibabat dengan gerakan mendatar sehingga yang bersarang dibadan musuhnya hanyalah badan golok itu.
Meskipun begitu karena Siau Ling menggunakan tenaga yang sangat berat maka luka yang diderita dua orang itu tetap parah sekali. Mereka telah kehilangan daya kemampuannya untuk bertempur lebih jauh.
Tiba2 Siau Ling loncat kedepan dan langsung menerjang kearah kereta kuda itu.
dua orang pria kesar lainnya segera cabut goloknya dan menyambut terjangan sianak muda itu, mereka bermaksud menghajalan pergi Siau Ling , tapi gerakan tubuh pemuda itu jauh lebih cepat dari dugaan mereka, dalam sekali kelebatan saja tahu2 ia sudah mendekati kereta kuda itu.
Udara telah gelap, pandangan disekitar tempat itu mulai remang2. Delapan orang pria bersenjata lengkap yang berada dibelakang kereta segera loncat turun dari kuda mereka dan menerjang kearah Siau Ling , tatkala mereka saksikan sesosok bayangan manusia sedang menerjang kearah kereta kuda itu.
Siau Ling bergerak cekatan, ia enjotkan badan dan langsung loncat naik keatas kereta kuda itu.
Dalam pada itu seorang pria kekar yang mempunyai gerakan tubuh paling cepat telah tiba, goloknya langsung diayun kedepan me lepaskan sebuah bacokan.
Dari tempat kejauhan Siau Ling melepaskan sebuah pukulan keudara kosongi angin pukulan yang maha dahsyat meluncur kedepan dan menggulung setiap benda yang berada dihadapannya.
Sebelum pria kekar itu sempat mendekati Siau Ling , angin pukulan telah meluncur tiba, termakan oleh pukulan udara kosong yang begitu berat dan dahsyat pria tadi mendengus tertahan dan rontok kembali keatas tanah.
Blaaamm. ...!! Benturan nyaring bergema menuhi angkasa, debu pasir beterbangan di mana2.
Sementara telapak kanannya melancarkan serangan. Siau Ling menggerakan tangan kirinya untuk menyingkap horden dan melongok kedalam kereta kuda itu.
Cahaya tajam yang berkilauan berkelebat lewat, serentetan cahaya putih mendadak meluncur keluar dari dalam kereta itu.
Selisih jarak kedua belah pihak amat dekat sekali, apalagi serangan tersebut dilancarkan dengan suatu gerakan yang tak terduga, sebelum ingatan kedua sempat berkelebat dalam benak Siau Ling tahu2 cahaya pedang itu sudah mengancam tenggorokannya.
Dalam keadaan ter-buru2 dan sama sekali tak menduga itu tak mungkin bagi Siau Ling untuk melancarkan serangan balasan terpaksa ia harus menyelamatkan diri lebih dulu, dari ancaman marabahaya mulutnya dipentangkan dan secepat kilat menggigit ujung pedang yang sedang meluncur datang
itu.
Semua peristiwa tersebut berlangsung dalam waktu sekejap mata, baru saja Siau Ling lolos dari ancaman bahaya maut dua orang pria kekar yang sedang mengejar kedepan telah sampai disitu.
Siau Ling tak berani bertindak gegabah lagi, setelah menggigit ujung pedang yang menyergap tubuhnya barusan dengan cepat tangan kanannya bergerak kedepan mencengkeram pedang mustika itu.
Tangannya terlindung oleh sarung tangan kulit ular naga berusia ribuan tahun karena itu ia tak mempan menghadapi segala bacokan selelah mencengkeram pedang tadi dengan sekuat tenaga senjata tersebut dibetot keluar.
Pada saat yang bersamaan pula sepasang kakinya menjejak permukaan kereta dan tubuhnya melayang keangkasa.
Tenaga dalam yang dimiliki sang penyer gap dalam kereta ternyata amat sempurna, Siau Ling gagal untuk merebut pedang tersebut dari cekalannya tapi karena pada saat itu dia harus menghindarkan diri dari kerubutan para pria kekar bersenjata golok maka diputuskan untuk menyingkirkan diri lebih dahulu dari sana,
Dalam keadaan begini sudah 'tentu tiada kesempatan lagi baginya untuk merampas pedang orang itu.
Craat! craat dua bacokan polok bergema diangkasa dua bilah senjata tahu2 membacok palangan kayu di sisi kereta.
Ternyata dua orang pria yang menyusul datang dari belakang tadi sedang melancarkan bacokan kearah Siau Ling dengan sepenuh tenaga karena sasarannya mendadak lenyap dan bacokan itu tak dapat dikuasahi lagi maka serangan tersebut bersarang dipalangan kayu kereta.
Dengan terjadinya pertarungan yang amat seru itu empat ekor kuda jempolan yang menghela kereta itu jadi terkejut tiba2 binatang itu meringkik keras dan kabur kedepan.
Lari kuda2 yang sedang kaget itu sungguh cepat sekali, dalam sekejap mata kereta kuda itu sudah kabur sejauh beberapa tombak dari tempat semula.
Meskipun Siau Ling sudah tahu kalau orang yang melancarkan serangan pedang dan balik kereta itu bukan pek-li peng. tapi sebelum jelas keadaan dalam kereta itu ia masih merasa tak lega hati.
Tanpa memperdulikan para pria yang membacok dirinya barusan, pemuda itu segera mengepos tenaga dan mengejar kereta kuda tersebut.
Dalam keadaan gelisah bercampur cemas si anak muda itu segera mengerahkan ilmu meringankan tubuh "pat poh teng gong" atau delapan langkah mendaki kelangit untuk mengejar musuhnya, ibarat kuda semberani yang melayang diangkasa, dalam dua tiga lompatan badannya sudah mencapai lima enam tombak jauhnya dari tempat semula.
Beberapa orang pria yang mengejar Siau Ling dari belakang, walaupun segera kegagalan tiga tombak jauhnya dibelakang, namun jaraknya dengan kereta kuda itu masih ada beberapa depa.
Pada waktu itulah, mendadak berkelebat lewat dua sosok bayangan manusia bagaikan burung elang yang sedang menyambar mangsanya, dua sosok bayangan manusia itu langsung menghadang jalan pergi kereta kuda itu.
Dua orang manusia tersebut bukan lain adalah suma kan serta Ching su teng dari kota ki lam.
Kiranya dua orang itu bersembunyi diatas pohon yang besar dan rimbun daunnya, karena udara sudah gelap maka sulit bagi mereka untuk melibat pemandangan disekitar tempat itu dengan jelas, secara lapat2 mereka hanya sempat melihat kalau kedua belah pihak telah saling bergebrak, dengan tergesa2 mereka segera memburu ketempat kejadian.
Suma kan langsung menghadang jalan pergi kereta kuda itu, sambil membentak keras telapaknya langsung membabat kedepan.
"blaaamm..!" benturan keras terjadi diudara, seekor kuda jempolan yang menghela kereta itu segera terbacok oleh pukulan suma kan dan menggelepar diatas tanah tak bangun kembali.
Kuda yang menghela kereta itu semuanya berjumlah empat ekor, dengan matinya seekor berarti masih ada tiga ekor lainnya yang menerjang dengan kecepatan penuh, kendatipun suma kan adalah seorang jago lihay yang sempurna dalam tenaga dalam, ia tak berani menghalangi terjangan kereta itu dengan kekerasan.
Badannya segera berkelebat kesamping dan menghindarkan diri dari terjangan kereta itu.
Chin su teng yang telah menyusul kesana segera melancarkan sebuah pukulan pula ke arah lambung seekor kuda yang lain sebelah ia merasa ragu2 sejenak.
Kuda itu meringkik panjang, kemudian roboh terkapar diatas ranah.
Setelah kehilangan dua ekor kuda penghelanya lari kereta tersebut seketika jauh lebih lambat.
Bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya. Siau Ling menyusul kedepan dan melancarkan sebuah pukulan pula.
"Duuk! ' kuda ketiga termakan pukulan berat itu dan roboh binasa.
Pada saat yang bersamaan pemuda itu menggerakkan tangan kirinya menangkap roda kanan kereta itu. Dalam satu sentakan keras lari kereta itu segera tertahan hingga tak bisa bergerak lebih jauh.
Ia segera alihkan sorot matanya keatas wajah Chin sa teng serta suma kan. lalu katanya :
"Hadang para pengejar yang ada dibelakang. Jangan Lepaskan dua buah kereta kuda yang lain. tempat ini serahkan saja kepadaku. biar aku yang menghadapi seorang diri "
Suma kan rnengiakan. Ia segera loncat kedepan dan menyambut kedatangan para pengejar yang sementara itu sudah makin mendekat dengan tempat itu.
Chin su teng terperangah sebentar kemudian dengan cepat menyusul dibelakang suma kan.
Dalam waktu singkat, beberapa orang pria kekar yang mengejar jejak Siau Ling itu, sudah bentrok dengan suma kan.
Seorang pria kekar baju hitam yang berada dipaling depan, langsung ayunkan goloknya melepaskan sebuah bacokan.
Suma kan menyingkir kesamping. tangan kanannya bergerak menyambar pergelangan kanan pria itu, lima jarinya menekan keras2 dan segera merampas golok ditangan nya. Sementara telapak kiri segera melepas kan sebuah sodokan keras kedepan yang mana dengan telak bersarang d atas dada pria itu.
Lelaki tersebut mendengus kesakitan, sesudah muntah darah badannya segera roboh terjengkang keatas tanah.
Pada saat itulah seorang pria baju hitam yang lain telah menyusul tiba. Goloknya berkelebat kedepan langsung menusuk punggung peramal sakti dari laut tang- hay itu.
Kebetulan Chin su teng tiba ditempat kejadian, dia segera
membentak keras dan melancarkan sebuah bacokan kedepan...Duuk! pukulan itu bersarang telak diatas lengan kanan sang pria yang menggenggam senjata.
Lelaki baju bitam itu mendengus berat, golok baja dalam genggamannya seketika terlepas dari cekalan dan rontok keatas tanah.
Chin suteng maju ke depan melepaskan satu tendangan kilat.. Duuuk! lambung pria itu terhajar keras, ditengah jerit perih yang mendirikan bulu roma, tubuhnya mencelat sejauh tujuh delapan depa dari tempat semula.
Begitu pertarungan berlangsung dua orang itu secara beruntun telah membinasakan musuh. Bukan saja gerakan tubuhnya cepat bahkan serangannya tepat, kejadian ini membuat pria2 yang menyusul dibelakang jadi terperangah dan sama2 menghentikan langkah kaki mereka.
Buat Chin su teng dari kota ki lam. Walaupun ia berilmu tinggi namun sebagian besar hidupnya belum pernah bertempur melawan orang lain apalagi membunuh orang sekarang setelah secara beruntun ia binasakan seorang manusia dan seekor kuda, perasaan batinya jadi tak tenang dan untuk beberapa saat lamanya ia berdiri termangu2.
Dalam pada itu suma kan telah memainkan golok hasil rampasannya dengan sebat ia hajar kaum penjahat itn habis2an.
Ia mengetahui betapa keji dan telengasnya orang2 perkampungan pek hoa-san cung karena dari itu di dalam serangan serangan yang dia lancarkan semuanya merupakan jurus2 ampuh yang mematikan .
Ia sama sekali tidak menaruh belas kasihan pada lawannya, cahaya golok berkilauan ke-sana kemari hingga memenuhi seluruh kalangan.
Setelah termangu2 sebentar, Chin su teng sadar kemtali dari lamunannya, ia segera menerjang maju kedepan.
Sementara itu dipihak Siau Ling telah melancarkan sebuah pukulan dansyat ke atas badan kereta kuda itu setelah ia berha sil mengbentikan gerak lari kereta tersebut.
Kayu jati yang menyelubungi kereta itu tentu saja tak mampu menahan hajaran tenaga murni dari Siau Ling ... Kraaak !! sebuah lubang besar segeta muncul diatas badan kereta itu.
Cahaya berkilauan kembali berkelebat lewat dari balik kereta, sebilah pedang mustika langsung menusuk kearah badannya.
Ketika Siau Ling berkelit kesamping, pedang itupun tiba2 ditarik kembali kedalam kereta.
Pada saat ini pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki Siau Ling sudah luas sekali. Dari gerak tusukan yang dilancarkan orang itu. ia mengetahui bahwa orang yang bersembunyi didalam kereta itu merupakan seorang jago yang memiliki ilmu silat amat tinggi, atau paling sedikit dalam ilmu pedang ia memiliki kesempurnaan yang luar biasa.
Yang aneh. ternyata orang itu tak mau unjukkan diri, sebaliknya hanya bersembunyi terus didalam kereta. Ia tak tahu apa sebab nya orang itu berbuat demikian??
Sementara otaknya berputar terus, diluaran ia segera menegur:
"Siapakah engkau?? apa salahnya kalau unjukkan diri dan bertemu muka diluaran kereta??"
Pertanyaan itu diulangi sampai beberapa kali, akan tetapi orang yang berada dalam kereta itu masih tetap membungkam terus dalam seribu bahasa.
Lama kelamaan Siau Ling jadi mendongkol bercampur gusar juga kendatipun rasa heran masih menyelimuti perasaan hatinya, ia segera membentak keras:
'Engkau anggap aku tak bisa paksa engkau untuk keluar dari tempat persembunyianmu itu??"
Sambil berkata perlahan2 ia maju mendekati kereta kuda yang berkerudung kain itu.
Ia tahu kalau penghuni dalam kereta itu memiliki ilmu pedang yang tinggi dan lihay maka gerak geriknya sama sekali tak berani terlalu gegabah, setibanya didepan kereta mendadak tangannya berkelebat kedepan lancarkan sebuah cengkeraman maut.
Ia berharap dapat merobek kain hitam yaug menutupi kereta itu lebih dahulu sehingga dapat diketahui olehnya siapakah orang yang berada didalam kereta itu.
Siapa tahu baru saja tangannya hampir menyentuh dinding kain yang menutupi kereta itu, mendadak pedang lawan diiringi desiran angin tajam telah menyambar keluar dan langsung mengancam telapak tangannya, yang lebih aneh lagi ternyata orang yang berada didalam kereta itu rupanya sudah tahu kalau sepasang tangan Siau Ling sama sekali tak mempan dibacok ataupun ditusuk dengan senjata ketika ujung pedang itu hampir mengena pada sasarannya tiba2 ditengah jalan dia merubah arah. Dari menusuk ia merubahkan serangannya jadi membabat daan langsung membacok pergelangan kanan Siau Ling .
Buru2 sianak muda itu tarik kembali tangan kanannya, dan pedang panjang itupun segera ditarik kembali kedalam kereta.
Rupa2nya orang yang berada dalam kereta itu telah memandang kereta kudanya sebagai daerah kekuasaan yarg terpisah dari segala2nya. Kendatipun pertarungan yang sedang berlangsung diluar kereta bagaimana dahsyat dan sengitnya, ia tetap tidak ambil perduli dan sama sekali tak ada minat untuk turut campur, bahkan terhadap kuda2 penghela keretanya pun ia tak mau ambil perduli. Rupanya dia hanya tahu melindungi kereta itu dan tidak sampai dimasuki orang lain.
Secara beruntun Siau Ling sampai berganti menyerang dari berbagai arah, namun usahanya selalu mengalami kegagalan, setiap kali tubuhnya hampir mendekati kereta tersebut, pada saat yang tepat pedang itu menyambar tiba, bahkan arah yang diserang setiap kali merupakan tempat mematikan yang mau tak mau terpaksa dihindari.
Lama kelamaan api amarah yang semula berkobar dalam dada Siau Ling makin berkurang dan akhirnya lenyap tak berbekas sekarang yang masih tersisa hanyalah rasa ingin tahu yang kian lama kian menebal.
Sorot matanya segera dialihkan ketempat lain mendadak ia temukan sebilah golok menggeletak tak jauh dari situ dengan cepat ia memungut golok tersebut kemudian teriak nya dengan suara lantang:
''Ilmu pedang yang kau miliki benar2 sangat lihay hati2lah sekarang aku hendak menyerbu kedalam keratamu !"
Ditengah bentakan keras tubuhnya segera menerjang naik keatas kereta kuda itu.
Cahaya berkilauan menerobos diangkasa dan memancar keempat penjuru pada saat yang sangat tepat pedang mustika itu kembali melancarkan serangan.
Siau Ling segera putar goloknya untuk menangkis datangnya tusukan pedang tadi traaang! Benturan nyaring mengakibatkan percikan bunga api memancar kesana sini.
Kali ini Siau Ling menerjang kedepan dengan membawa tekad hendak menerobos masuk kedalam kereta tersebut, maka dari itu tenaga murni yang disalurkan kedalam bacokan goloknya kuat juga dahsyat melebihi pikiran.
Sekali lagi terjadi bentaran nyaring yang sangat memekikan telinga, serangan pedang itu termakan oleh bacokan golok Siau Ling hingga terpental dan miring kesamping.
Setelah berhasil menyingkirkan pedang itu. Serangan golok tersebut kembali menyebar kekiri kanan dan membacok kutung sebagian dari kereta kuda itu.
Sebelum pemuda itu sempat membacok bagian yang lain serangan pedang itu kembali menyambar tiba.
Sekali lagi Siau Ling menggerakkan goloknya untuk mementalkan serangan pedang tersebut
Orang yang bersembunyi dibalik kereta itu melancarkan tusukan pedangnya secara beruntun, semua serangan ditujukan kebagian bagian yang mematikan ditubuh Siau Ling, tapi berhubung Siau Ling tak dapat menebak tempat persembunyian lawan, ia tak sanggup melancarkan serangan balasan terpaksa pemuda itu memilih dalam posisi bertahan.
Pertarungan sudah berlangsung beberapa jurus akan tetapi Siau Ling masih tetap gagal untuk menyerbu kedalam kereta itu. Lama kelamaan ia jadi gelisah diam2 hawa murninya dihimpun se-hebat2nya dalam golok, Setelah mengarah tepat tusukan pedang lawan mendadak ia potong gerak sambaran pedang itu dan membacokan dengan keras.
Bacokan ini aneh dan luar biasa dahsyatnya memaksa pedang yang berada diluar segera tertahan diluar.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu Siau Ling geserkan tubuhnya kesamping dan mendesak maju kedepan untuk lebih mendekati kereta kuda itu.
Tiba2 cahaya putih berkelebat lewat di-angkasa sebilah pisau belati menyambar ke luar dari balik kereta dan langsung menusuk kearah tubuhnya.
Tangan kanan Siau Ling mengenggam golok, tangan kirinya segera berkelebat cengkeram datangnya tusukan pisau belati tersebut.
Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah sianak muda itu menengok ke arah dalam kereta, ia saksikan seorang pria berbaju serba hitam duduk bersila didalam kereta tangan kanannya menggenggam pedang dan tangan kirinya mencekal sebilah pisau belati.
Siau Ling dengan tangan kirinya mencengkeram separoh dari pisau belati lawan sedang tangan kanannya yang mencekal golok menahan tusukan pedang musuh dengan demikian tak bisa dihindari lagi kedua belah pihak sama berhenti menyerang dan saling mempertahankan diri.
Tiba2 pria baju hitam itu menarik kembali tangan kanannya kebelakang ia tarik pedangnya kemudian meneruskan dengan sebuah tusukan yang mengancam dada sianak muda itu.
Siau Ling segera membuang Golok dalam cekalannya, dengan andalkan ampuhnya sarung tangan kulit ular berusia seribu tabun yang tahan bacokan, ia membentangkan ke lima jari tangannya lalu mencengkeram pedang itu.
"Saudara siapakah engkau? Aku harap engkau bersedia menyebutkan namamu" tegurnya ketus:
Bukan saja pria itu memakai pakaian serba hitam, mukapun ditutupi dengan selembar kain berwarna hitam pula. Ditengah kegelapan susah untuk membedakan kelima indera nya, yang nampak hanyalah sepasang biji matanya yang memancarkan cahaya tajam.
"Siapa engkau..!?? "pria berbaju serba hitam itupun menegur dengan suara dingin.
Siau Ling terperangah.
"Aneh benar! aku toh sedang bertanya kepadamu??" tegurnya.
"Aku kenapa musti memberi jawaban atas pertanyaan yang kau ajukan."
Siau Ling tertawa dingin.
"heehh heehh heehh . . ! kalau engkau tidak bersedia untuk menjawab, maka dalam pertarungan yang berlangsung pada saat ini, salah satu diantara kita harus ada yang mampus, aku tahu ilmu silat yang kau miliki sangat tinggi, ilmu pedang yang kau yakinkan juga ampuh dan luar biasa, dalam perkampungan pek-hoa san-cung tu terhitung jago kelas satu, bila ini hari aku tidak berusaha untuk membereskan selembar jiwamu, dikemudian hari entah ada berapa banyak umat persilatan yang bakal menemui ajalnya diujung pedangmu itu... "
Sesudah berhenti sebentar, dengan suara yang lebih gagah dan lantang ia melanjut kan :
"Diantara kita berdua memang tak pernah terikat oleh dendam sakit hati ataupun perselisihan apapun, jika aku
sampai mencabut jiwamu pada saat ini, maka tindakanku ini tidaklah benar, tetapi saat ini merupakan saat yang paling gawat bagi umat persilatan untuk menentukan siapa yang akan berkuasa dikolong langit, kaum sesat atau kaum lurus? karena engkau membantu shen bok hong untuk bikin kejahatan, maka mau tak mau terpaksa aku harus membinasakan dirimu"
Mendengar ucapan tersebut pria baju hijau itu segera mendongak dan tertawa ter-bahak2.
" Haaahbh ,.haaahbh. .haaahlh... kalau ku dengar dari nada suaramu itu seakan2 engkau sudah merasa yakin untuk bisa menangkan diriku?"
"Ucapanmu tepat sekali aku yakin masih mampu uniuk melukai dirimu'.!"
"Hmm! tapi sayang aku tak percaya" jengek pria baju hitam itu ketus,
"Kalau engkau tak percaya apa salahnya kalau kita mencoba lebih dabulu?"
Diam2 hawa murninya disalurkan keluar dengan suatu pancaran yang luar biasa dahsyatnya, serentetan aliran listrik langsung menembusi tubuh pedang dan pisau belati menyerang tubuh pria baju hitam itu.
—oooOdwOooo---