Budi Ksatria Jilid 18

Jilid: 18

SAMBIL menahan rasa sakit pikir Siau Ling dalam hatinya:

"Entah racun keji apakah yang telah dipergunakan Wu popo ini sehingga membuat orang tak mampu untuk mengerahkan tenaga dalamnya dan seluruh kepandaian silat yang dimilikipun tak mampu dikembangkan semua andaikata ia gunakan racun semacam ini secara besar besaran rasanya tidak sulit baginya untuk menguasai seluruh kolong langit, lain kali kalau ada kesempatan aku harus binasakan orang ini dan tak dapat membiarkan dia tetap hidup lagi dikolong langit... "

Berpikir sampai disini ia segera meronta untuk bangkit berdiri.

Ketika ia berpaling kembali, bayangan tubuh Teng It Lui serta Ceng Yap Ching sudah lenyap dari pandangan dalam hati segera pikirnya kembali

"Semoga Thian bisa melindungi mereka sehingga mereka berhasil berjumpa kembali dengan Sun Put Shia serta Bu Wi Totiang dalam keadaan hidup, asalkan kedua jilid kitab itu bisa sampai ditempat tujuan, sekalipun ditempeleng lagi juga tak mengapa... "

Sementara itu iblis kedua dari Leng lam diam2 merasa kagum juga ketika dilihatnya Siau Ling sama sekali tidak menjadi gusar kendatipun sudah dijotos olehnya dengan amat keras, ia berpikir didalam hati kecilnya.

"Usia Siau Ling belum begitu besar akan tetapi imannya sangat tebal .. orang ini memang luar biasa sekali!"

Belum habis ia termenung, tiba2 Wu Yong telah maju dengan langkah lebar serta menghadang dihadapan Siau Ling, terdengar gadis itu dengan nada tak senang hati menegur: "Kenapa engkau hajar dirinya??"

Iblis kedua dari Leng lam yang ditanya seketika jadi tertegun, serunya dengan nada tercengang:

"Nona maksudkan kami berdua?"

"Engkau turun tangan memukul orang, sebenarnya apa maksudmu?", seru Wu Yong sambil tuding iblis kedua.

Iblis kedua dari Leng lam segera tertawa ewa.

"Nona Wu, apakah engkau maksudkan mengapa aku turun tangan memukul Siau Ling?"

"Sedikitpun tidak salah Siau Ling adalah buronan yang berhasil kami tangkap, siapa suruh engkau ikut-ikutan memukul?"

Ma Poo yang ikut mendengarkan perkataan itu kontan saja mengerutkan dahinya,

"Memang tidak salah orang itu ditangkap oleh kalian berdua. Katanya membela iblis kedua, akan tetapi masa kami berdua tak boleh hanya memukulnya sebentar?"

"Tidak boleh, kalau mau pukul kami berdualah yang berhak untuk memukul tawanan kami", jawab Wu Yong ketus,

Ma Poo segera berpaling memandang sekejap kearah iblis kedua, kemudian kedua orang itu kuluk-kuluk berbicara dengan bahasa yang aneh sekali dan sama sekali tidak dimengerti oleh orang lain.

Wu Yong mengerutkan dahinya berusaha menangkap pembicaraan antara kedua orang itu, namun kecuali mendengarkan bahasa asing yang sama sekali tidak dimengerti olehnya ia tak dapat menangkap apa yang dimaksudkan oleh orang-orang itu.

Dengan alis mata berkerut dia segera membentak.

"Hey apa yang sedang kalian berdua bicarakan??"

Ma Poo tertawa dingin, sinar matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Popo dan serunya. "Wu lo-hujin aku lihat badanmu kurang sehat??"

"Aku telah mendapat luka dalam yang sangat parah!"Tanpa syak wasangka nenek tua itu mengaku terus terang."

Kembali Ma Poo tertawa dingin, ejeknya.

"Kali ini kami berdua mendapat perintah untuk menyambut kedatangan lo hujin, sungguh tak kusangka lo hujin telah berhasil menangkap pula diri Siau Ling, andaikata Shen Bok Hong serta Siau yau tootiang mengetahui akan persoalan ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira,"

Air muka Wu Popo berubah hebat, sambil tertawa paksa ia segera berkata:

"Secara kebetulan saja aku telah berhasil menangkap Siau Ling, kalian berdua jauh2 datang menyambut kedatangan kami berdua, seandainya hasil penangkapan kami ini merupakan suatu pahala besar, maka kalian berdua pasti akan mendapat bagian pula"

Ma Poo tersenyum.

"Wu lo hujin begitu menaruh perhatian terhadap kami dua bersaudara, hal ini membuat kami merasa sangat berterima kasih, cuma."

Tiba-tiba ia putar telapaknya dan mencengkeram tangan kanan Wu Yong.

Meskipun Wu Yong cukup cekatan, akan tetapi dia sama sekali tidak menyangka kalau secara tiba-tiba Ma Poo bisa turun tangan terhadap dirinya, urat nadi diatas pergelangannya seketika tercekal, lagipula tenaga yang dipergunakan besar sekali, kendatipun Wu Yong sudah berusaha untuk meronta namun gagal untuk melepaskan diri dari cengkeraman orang.

Pada saat Ma Poo turun tangan mencengkeram tangan kanan Wu Yong, iblis kedua pun turun tangan mencengkeram tangan Wu popo.

Sekalipun nenek tua bermuka jelek itu sudah melakukan persiapan, akan tetapi berhubung luka dalam yang dideritanya cukup parah, kendatipun ia saksikan iblis kedua mengancam urat nadi pada pergelangan tangannya akan tetapi ia tak mampu untuk meaghindarkan diri.

Terdengar Ma Poo tertawa ter-bahak2 sambil berkata:

"Setelah Siau Ling berhasil ditangkap, aku rasa engkau dan cucumu tak perlu lagi pergi menghadap Shen toacungcu serta Siau yau tootiang!" "Apa maksud perkataanmu itu?"seru Wu Popo.

Tujuan Shen toa cungcu serta Siau-yau tootiang mengundang kedatangan kalian berdua adalah bukan lain hendak suruh kalian menghadapi Siau Ling, kini setelah Siau Ling berhasil ditangkap, aku rasa kepandaian silat yang kalian miliki sama sekali tak akan berfaedah bagi dunia persilatan

lagi .!"

"Aku telah membicarakan dengan mereka" tukas Wu popo, "begitu Siau Ling berhasil ditangkap dan kami berdua berhasil mendapatkan hadiahnya, maka saat itu juga kami akan pulang kerumah serta tidak mencampuri urusan dunia persilatan lagi.. "

"Kalau memang engkau dan cucumu akan mengasingkan diri, biarlah kami antar kalian pulang kerumah!" seru Ma Poo dengan ketus, habis berkata dia segera ayunkan telapak kanannya.

Siau Ling serta Pek-li Peng yang menyaksikan perubahan situasi itu hanya bisa menghela napas belaka, dalam keadaan ilmu silat punah dan sedikitpun tak bertenaga, bukan saja meeka tak mampu untuk turun tangan menolong orang, bahkan menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diripuntak dapat.

"Apakah kalian berdua ingin membunuh aku serta cucuku?... "seru Wu Popo dingin.

"Sedikitpun tidak salah, setelah kalian kubunuh maka jasa berhasilnya menangkap Siau Ling akan jatuh ketangan kami berdua!"

"Hmm.! kalau kubebaskan racun yang mengeram dalam tubuh Siau Ling, aku rasa kalian berdua bukanlah tandingannya", seru Wu Popo sambil tertawa dingin.

Mula mula Ma Poo nampak tertegun, kemudian sambil tertawa ewa katanya:

"Apakah Wu lo-hujin tidak merasa bahwa perbuatanmu itu terlalu lambat ??"

Wu Popo memandang keatas langit, setelah termenung sebentar ujarnya dengan serius:

"Tahukah kalian berdua, mengapa Shen Bok Hong serta Siau yau cu mengundang aku turun gunung?"

"Karena lo hujin pandai didalam menggunakan racun. maka mereka undang kedatanganmu untuk menghadapi Siau Ling!"

"Orang yang pandai menggunakan racun dikolong langit toh tak terhitung jumlahnya, mengapa mereka datang mencari diriku?"

"Pertama, karena caramu melepaskan racun sangat lihay melebihi siapapun, dan kedua, engkau terlalu kemaruk akan harta kekayaan karena itulah mereka ambil keputusan untuk mengundang kehadiranmu.. "

"Tahukah kalian berdua dimanakah letak perbedaan antara caraku melepaskan racun dengan cara yang dipergunakan orang lain?"

"Kami dua bersaudara mendapat tugas untuk menyambut kedatanganmu serta cucumu, tentu saja kami mengetahui tentang hal ini."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kalau begitu, coba katakanlah! "

"Kemampuan lo-hujin dalam melepaskan racun, bisa membuat korbannya keracunan tanpa disadari sama sekali."

Tiba tiba ia seperti teringat bahwa ucapannya salah, buru2, mulutnya membungkam dalam seribu bahasa.

"Nah, itulah dia!" sambung Wu popo dengan cepat, kalian berdua mempunyai satu kesalahan yang sangat besar, mebuat aku mau tak mau terpaksa harus memberi petunjuk."

"Kesalahan apa??"

"Seandainya kalian berdua tidak bercakap cakap dengan menggunakan logat serta bahasa wilayah Leng lam sebaliknya secara tiba tiba turun tangan mencengkeram urat nadi kami berdua dalam keadaan sama sekali tak bersiap sedia tentu saja kami akan terbekuk tanpa sempat melakukan perlawanan, tetapi sekaran kalian berdua sudah kena diserang oleh racun keji, sebab bahasa wilayah Leng lam itulah yang membuat aku terpaksa harus melakukan persiapan..!"

Ma Poo tertawa dingin, ejeknya

"Nyawamu dan cucumu sudah berada di dalam cengkeraman kami dua bersaudara. Hmm! aku bisa saja menggunakan tindakan serta siksaan yang paling keji untuk memaksa engkau serahkan obat pemunah tersebut kepada kami!''

"Andaikata aku sudah menyerahkan obat pemunah itu dan jiwa kami dapat diselamatkan tentu saja aku tidak keberatan untuk memberikan obat tersebut, sayang sekali rencana kalian untuk mencelakai kami berdua dilakukan terlalu awal.. "

"Bagaimana kalau sekarang juga kukabulkan pemintaanmu itu serta memberi jalan kehidupan bagi kalian nenek dan cucu berdua... "

"Terlalu lambat, aku tak dapat mempercayai perkataan kalian berdua " tukas Wu Popo.

Ma Poo segera berpaling dan memandang sekejap kearah iblis kedua, kemudian perintahnya :

"Loo ji, coba kerahkan tenaga dalammu, periksalah apakah engkau benar benar sudah terkena racun keji dari nenek siluman itu?"

Iblis kedua menurut dan diam2 menyalurkan hawa murninya beberapa saat kemudian menjawab

"Siaute sama sekali tidak merasakan seauatu yang aneh!"

Ma Poo segera alihkan kembali sorot ma tanya keatas wajah Wu Popo, ujarnya dengan dingin..

"Wu lo hujin dengan kedudukanmu yang terhormat dikolong langit, andaikata perbutanmu hanya menggertak orang dengan ucapan kosong belaka maka perbuatanmu ini hanya akan ditertawakan oleh orang saja"

Wu Popo, tertawa ewa,

"Dua lembar jiwa kami berdua bisa ditukar dengan dua lembar jiwa kalian dua bersaudara, sekalipun mati juga tak menyesal silahkan kalian turun tangan".

Ma Po segera menggerakan tangan kirinya untuk menotok dua buah jalan darah di tubuh Wu Yong, setelah itu diam2 diapun mengatur hawa murninya untuk memeriksa badan sendiri.

Dirasakan hawa murni berjalan dengan lancar sedikitpun tidak memperlihatkan tanda2 keracunan, hal ini membuat hatinya segera berpikir"

Cara nenek tua ini melepaskan racunnya sudah tersohor karena tak dapat diduga atau pun dirasakan ancamannya boleh dipercaya boleh juga tak percaya, pokoknya yang penting baik nenek dan cucunya maupun Siau Ling sekalisn sudah jatuh ditanganku, cepat atau lambat akhirnya toh mereka tak akan lolos dari tanganku. "

Berpikir sampai disini dia lantas berkata

"Wu lo hujin sekalipun engkau sudah melepaskan racun keji kedalam tubuh kami berdua obat pemunahnya toh masih berada dalam sakumu, apa susahnya untuk mengambil obat pemunah itu dari dalam sakumu?"

"Obat obatan yang kubawa semuanya berjumlah ratusan botol kalau kalian berdua mempunyal keyakinan untuk bisa memilih sendiri, silahkan saja turun tangan untuk membinasakan kami berdua"

Ma Poo tertawa dingin.

"Berapa lama racun keji yang kau lepaslan kedalam tubuh kami berdua itu baru akan mulai bekerja?" ia bertanya.

"Dalam dua belas jam kemudian!"

"Kalau sampai waktunya sama sekali tidak bekerja??"

"Aku bersed.a mendapat hukuman dan kalian berdua!"

"Baik! perkataan ini engkau sendirilah yang mengucapkannya keluar, sampai waktunya aku akan menbunuh cucu perempuanmu lebih dahulu.. "

Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah iblis kedua dan perintahnya:

"Musnahkan saja sepasang tangannya yang sering melepaskan racun itu !"

Iblis kedua mengiakan dan segera turun tangan mematahkan pergelangan dari nenek tua itu.

Ditengah kegelapan tampaklah keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Wu Popo, akan tetapi ia masih tetap menggertak giginya rapat-rapat dan sama sekali tidak merintih.

Siau Ling Yang menyaksikan kejadian itu diam2 menghela napas panjang, pikirnya didalam

hati:

"Pads dasarnya Wu popo adalah seorang manusia yang licin, sungguh tak dinyana sepasang iblis dari wilayah Leng lam ini jauh lebih kejam dan telengas daripada dirinya.. penderitaan ini boleh dibilang merupakan hukum karma bagi dirinya."

Sementara itu Wu Yong yang menyaksikan tulang pergelangan tangan neneknya dipatahkan orang, hatinya jadi amat terkesiap sambil menangis teriaknya berulang kali

"Oooh...nenek...nenek.. "

"Penderitaan semacam ini masih belum terhitung seberapa, jangan menangis..!" bentak Wu Popo

Meskipun Wu Yong berhenti menangis, namun air mata mengucur keluar tiada hentinya membasahi seluruh wajah gadis itu.

Perlahan2 Wu Popo alihkan sinar matanya keatas wajah Ma Poo, kemudian katanya:

"Pada saat ini sekalipun aku bersedia berunding dengan dirimu aku rasa kalian berdua pasti tak akan mau menerimanya bukan??"

"Sedikitpun tidak salah, sebelum aku merasakan bahwa tubuhku benar benar keracunan aku tidak bersedia menerima perundingan macam apapun jua."

"Jadi kalau begitu terpaksa aku harus menunggu sampai racun keji yang bersarang ditubuh kalian berdua mulai bekerja kemudian baru merundingkan lagi persoalan ini dengan dirimu."

Pada saat itu, demi keselamatan jiwa kami berdua kemungkinan besar kami dapat menyanggupi beberapa buah permintaan itu, tetapi aku harus menerangkan lebih dahulu' syarat tersebut tak boleh terlalu memaksa orang."

"Kita bicarakan saja setelah waktunya tiba!"

Ma Poo segera memandang sekejap kearah iblis kedua, lalu serunya:

"Loo ji, tempat ini tak boleh didiami terlalu lama kita harus segera meneruskan perjalanan.

Iblis kedua memandang sekejap kearah Siau Ling, lalu berkata

"Sahabat kangouw yang dimiliki Siau Ling terlalu banyak sepanjang perjalanan kemungkinan besar ada orang yang akan berusaha untyk menolong selembar jiwanya."

"Maksudmu ??"

"Lebih baik kita bunuh saja, kemudian membawa batok kepalanya pulang menghadap Shen Bok Hong serta Siau Yau totiang aku rasa keadaan ini jauh lebih aman"

Pek li Peng yang mendengar perkataan itu jadi amat terperanjat sekali namun dalam keadaan seperti ini ia tak dapat berbuat lain diam2 pikirnya didalam hati:

"Sekalipun aku harus membayar pengorbanan yang tak ternilai harganya aku harus berusaha untuk menyelamatkan jiwa Siau toako dan bencana besar ini "

Tiba tiba terdengar Wu popo menengadah dan tertawa terbahak bahak.

"Apa yang kau tertawakan ?? " bentak Ma Poe dengan gusar

Luka yang diderita Wu popo cukup parah, sewaktu tertawa rasa sakitnya bukan kepalang tanggung, akan tetapi ia tetap mempertahankan sekuat tenaga. Ketika Ma Poo membentak ia berhenti tertawa dan berkata:

"Aku sedang mentertawakan kalian berdua yang terlalu goblok, ketika aku terbayang kembali betapa diriku sudah terjebak oleh siasat licikmu itu, aku jadi geli dan ingin tertawa." "Kami bodoh?? hal yang bagaimana kami dianggap terlalu goblok???"

"Hmm! apakah kalian berdua mengharapkan agar aku bisa memberi petunjuk pada ketololanmu itu??" ejek Wu popo dengan suara dingin.

"Kalau alasanmu diberikan secara paksaan jangan salahkan, kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu!"

"Sebaliknya kalau yang aku katakan masuk diakal??"

"Tentu saja kami dua bersaudara akan menurut!"

"Baiklah! aku memberitahukan dimanakah letak ketololanmu itu " seru Wu popo.

Sesudah berhenti sebentar, sepatah demi sepatah kata sambungnya lebih jauh.

"Seandainya pada saat ini kalian berdua membinasakan Siau Ling, kemudian menghadap Shen Bok Hong serta Siau yau cu hanya dengan membawa batok kepalanya belaka, berapa hari yang kalian butuhkan untuk menempuh perjalanan serta sampai ditempat tujuan pada waktu itu bukankah batok kepala Siau Ling sudah akan membusuk dan rusak? dalam keadaan begitu mana

mungkin Shen Bok Hong serta Siau yau cu bisa mengenalinya kembali siapa tahu kalau mereka

lantas mengatakan bahwa batok kepala yang kalian bawa bukanlah batok kepala dari Siau Ling "

Rupanya beberapa patah kata ini sangat masuk diakal, sepasang iblis dari wilayah Leng-lam pun segera membungkam dan tidak memberi komentar apapun juga.

"Sekalipun kalian dapat menjaga agar sampai batok kepala itu tidak rusak akan tetapi batok kepala yang sudah dipenggal bagaimanapun juga susah untuk disamakan dengan batok kepala aslinya", sambung Wu Popo lebih jauh dengan suara dingin, "disamping itu aku dengan mata kepala sendiri sudah pernah menyaksikan sampai dimanakah kehebatan ilmu silat yang dimiliki Siau Ling, apa yang hendak kalian jawab seandainya Shen Bok Hong serta Siau yau cu bertanya kepada kalian, dengan andalkan apakah kalian berdua berhasil menangkap Siau Ling??"

"Kita toh sudah berhasil membawa batok kepalanya, aku rasa Shen Bok Hong serta Siau yau tootiang pasti akan mempercayainya"

"Seandainya mereka mengatakan bahwa memalsukan batok kepala dengan tujuan mencari

pahala ?? apa yang bisa kalian perbuat paling2 apa yang bakal kalian berdua derita jauh lebih

mengenaskan daripada apa yang kami berdua derita !" ^1 I ^1

Ma Poo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian dia menjawab:

"Perkataanmu memang sangat masuk diakal, tetapi kalau kami harus melakukan perjalanan sambil membawa Siau Ling, rasanya perjalanan ini agak kurang leluasa sedikit!"

"ternyata dua orang manusia setolol kalianpun bisa mencelakai diriku, kejadian ini benar benar merupakan suatu peristiwa yang amat menyedihkan bagiku."

"Hey aku sedang bertanya kepadamu, apakah engkau mempunyai cara lain yang jauh lebih baik?" bentak Ma Poo.

"Tentu saja ada!"

"Apakah aku boleh mengetahuinya?"

"Hmmm! kenapa ku harus memberitahukan kepada kalian??"

"Karena kami dua bersaudara telah mencengkeram keselamatan hidup engkau serta cucumu! "

"Jikalau kalian membersihkan jiwaku serta cucuku, maka pada akhirnya kalian berduapun tak akan terlepas dari bahaya keracunan yang mengakibatkan jiwa kalian melayang "

"Apa yang baru kulakukan sehingga engkau bersedia mengatakannya keluar?"

"Kalian berdua harus bersikap lebih menghormat dan sungkan terhadap aku orang tua"

Sepasan iblis dari wilayah Leng-lam saling berpandangan sekejap, kemudian mereka ber-sama2 memberi hormat, katanya

"Lo hujin, harap engkau suka memberi petunjuk kepada kami berdua, jalan apakah yang paling

baik??"

"Siau Ling toh bisa menyaru sebagai seorang toojin, apakah kalian berdua tak dapat menyaru pula sebagai manusia lain ?"

"Ehmm...! benar2 suatu pendapat yang tinggi!" seru Ma Poo.

Selelah memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu, sambungnya lebih jauh

"Mari kita segera lanjutkan perjalanan!"

Wu Popo memandang sekejap kearah dua ekor kuda jempolan yang ditambat dihadapannya, lalu berkata:

"Siau Ling setelah minum obat beracun ilmu silatnya telah punah tak berbekas, ia tak dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki lagi, ia harus dibiarkan naik kuda"

"Dia adalah buronan penting dari Shen toa cungcu, tentu saja aku harus bersikap istimewa pula terhadap dirinya!"

"Aku sudah dihajar Siau Ling sampai terluka, jalan darah cucuku pun tertotok, kami semua tak dapat melanjutkan perjalanan!"

"Baik kalian berdua boleh naik seekor kuda, biarlah Siau Ling berdua menunggang kuda yang

lain."

"Tidak bisa jadi!" teriak iblis kedua, "nenek ini harus dipisahkan dengan cucunya"

"Sedikitpun tidak salah!"

Maka Siau Ling dan Wu Yong diikat pada seekor kuda, sedangkan Pek li Peng dan Wo popo diikat pada kuda yang lain.

Sapasang pergelangan tangan Wu popo walaupun sudah patah, dua buah jalan darah dikaki kanannya sudah tertotok akan tetapi kaki kirinya masih bebas merdeka, diam2 ia mengendalikan kuda itu sehingga sebentar berlari kencang dan sebentar berlari agak lambat.

Sepasang iblis dari Leng lam, seorang mengurusi seekor kuda dan bermaksud melakukan parjalaaan dangan menggunakan kegelapan malam yang masih menyelimuti seluruh jagad itu, akan tetapi berhubung Wu popo secara diam mengacau dengan sebentar mempercepat lari kudanya kemudian sebentar lagi memperlambat lari kudanya, hal ini membuat kedua orang itu harus mengikutinya dengan teratur.

Pek-li Peng sendiri walaupun naik seekor kuda yang sama dengan Wu popo, akan tetapi berhubung dia amat membenci terhadap watak serta perbuatannya maka sepanjang perjaIan ia tak sudi untuk bercakap cakap dengan nenek tua bermuka jelek itu.

Ketika kuda mereka berjalan memasuki sebuah hutan, tiba2 Wu Popo menjejakkan sepasang kakinya pada perut kuda itu, membuat sang kuda berlari dengan kencangnya berbelok masuk kehutan.

Iblis kedua siap melakukan pengejaran namun sebelum ia sempat bergerak terdengar Ma Poo sudah berteriak keras:

Siau Ling serta Wu Yong toh masih berada disini aku rasa mereka tak akan berani melarikan diri tak usah dikejar"

Dalam pada itu ketika Wu Popo telah melarikan kudanya masuk kehutan, dengan suara berbisik ia segera berkata:

"Nona, didajam saku sebelah kananku terdapat sebuah botol kecil, dalam botol itu berisikan butiran obat berwarna merah, obat itu akan memunahkan racun aneh yang bersarang ditubuh nona serta Siau Ling, dan memulihkan kembali ilmu silat yang kalian miliki,"

Sebelum Pek li Peng sempat menjawab tampaklah sesosok bayangan manusia berkelebat lewat tahu2 Ma Poo sudah menghadang dihadapan kuda mereka, dengan suara dingin ia menegur:

"Wu lo-hujin seandainya engkau tidak ingin merasakan penderitaan karena disiksa aku anjurkan kepadamu lebih baik janganlah bermain sabun dihadapanku lagi, jarak antara kuda yang satu dengan kuda yang lain tak boleh terpaut lebih dari satu tombak"

"Aku sudah menderita luka dalam yang parah, tulang pergelangan tangankupun sudah kalian patahkan, aku sama sekali tidak mempunyai daya untuk menguasai lari kuda ini ditambah pula nona ini tidak sudi bekerja sama dengan ku, darimana mungkin aku dapat mempengaruhi kecepatan lari kudamu itu ??"

Ma Poo mendengus dingin sorot matanya dialihkan keatas wajah Pek li Peng lalu sambungnya lebih jauh:

"Nona, kalau engkau tidak man menuruti perkataanku, maka siksaan yang luar biasa segera akan kau rasakan"

Pek-li Peng mengerdipkan matanya, ia tetap membungkam dan tidak membantah ataupun buka suara.

Selesai berbicara Ma Poo segera menyingkir kesamping dan membiarkan, kuda itu meneruskan kembali perjalanannya

Wu Popo berpaling memandang sekejap ke arah belakang, ia saksikan sepasang iblis dari wilayah Leng lam itu berjalan dibelakang kuda yang ditumpangi Siau Ling serta Wu Yong, dengan suara lirih dia segera berkata kembali:

"Obat ini tidak gampang cara pembuatannya dan akupun hanya memiliki satu botol belaka, engkau harus baik2 menyimpannya dan jangan sampai ditemukan oleh sepasang iblis dari Leng lam.

Pek-li Peng tetap membungkam, hanya saja dalam hati kecilnya dia berpikir:

"Perduli amat perkataannya ini sungguhan atau bohong, biarlah pada saat seperti ini kupercayai

perkataannya satu kali. "

Ia jadi orang amat teliti, meskipun sudah mengetahui dimanakah letak obat pemunah itu

disimpan, namun tidak berani mengambilnya secara gegabah, ia takut gerak geriknya secara

diam2 diawasi terus oleh sepasang iblis tersebut.

Sementara dia merasa serba salah tiba2 terdengar jeritan tertahan berkumandang datang dan

arah belakang disusul roboh seseorang dari atas kuda.

Dengan penuh kegusaran Wu popo segera menbentak keras:

"Jangan kau aniaya cucu perempuanku!" Menggunakan kesempatan itulah Pek- li

Peng segera menggerakkan tangan kanannya dan mengambil keluar botol obat pemunah

tersebut dari saku kanan Wu popo kemudian menyembunyiknnya kedalam saku.

Menanti ia berpaling kebelakang maka terlihatlah orang yang terjatuh keatas tanah itu bukan

lain adalah Wu Yong, segera pikirnya didalam hati:

"Seandainya budak itu sengaja menjatuhkan diri dari atas kuda sehingga memecahkan

perhatian dari sepasang iblis tersebut, kecerdikannya ini benar2 mempesonakan... " Dalam pada itu terdengar iblis kedua sedang memaki kalang kabut: "Budak cilik ingusan ilmu silatmu toh belum lenyap sama sekali, melainkan hanya beberapa

buah jalan darahnya saja yang tertotok kenapa engkau bisa terjatuh dari atas kuda ? Hmmm!

rupanya engkau sengaja mengacau yaa.. ??" Ma Poo tertawa dingin sambungnya:

"Loo ji, mari kita cari tempat yang baik untuk berteduh kita bereskan dahulu kedua orang budak cilik ini kemudian baru meneruskan perjalanan.. "

"Haaahh... haaahh....haaahh... perkataan toako memang tepat sekali, dua orang budak ini boleh dibilang sangat menarik hati sedari tadi siau-te sudah mempunyai pikiran sampaj kesitu hanya saja aku tak berani mengatakannya keluar."

"Menurut penglihatanku kedua orang dayang ini mungkin saja masih tetap perawan yang belum dijamah orang!"

"Aku rasa Wu Yong kemungkinan besar masih tetap perawan, sebaliknya dayang itu mungkin saja sudah tidak perawan lagi bukankah sepanjang hari dia selalu berada bersama sama Siau Ling, aku lihat keperawanannya sudah disikat oleh Siau Ling"

Pek-li Peng yang mendengar pembicaraan kedua orang itu jadi amat terperanjat pikirnya.

"Pada saat ini tubuhku sama sekali tak bertenaga seandainya kedua orang itu benar2 akan melakukan tindak kekerasan dengan memperkosa diriku waktu Itu mau matipun rasanya tak

dapat.. "

Berpikir sampai disini ia jadi amat jeri sehingga buru2 mengambil keluar botol porselen tadi, ambil keluar sebutir obat pemunah dan segera dimasukkan kedalam mulut.

Sebenarnya dia ingin membedakan warnanya lebih dahulu kemudian hari menelan obat pemunah tersebut akan tetapi setelah mendengar perkataan dari sepasang iblis dari Leng lam itu hatinya jadi ketakutan, pikirnya didalam hati.

"Sekalipun aku salah makan obat jauh lebih baik mati keracunan daripada digagahi oleh mereka secara brutal"

Barusan Wu Yong sengaja menjatuhkan diri dan kuda tujuannya bukan lain adalah hendak menggunakan kesempatan itu,untuk memaki sepasang iblis tersebut akan tetapi setelah mendengar ucapan tadi, ia jadi ketakutan dan tak berani bicara secara sembarangan lagi katanya: "Sepasang kakiku ditotok, aku tak bisa duduk tenang diatas punggung kuda" Iblis kedua tertawa dingin, ia segera mencengkeram tubuh Wu Yong dan segera didudukkan keatas punggung kuda.

Siau Ling sendiri ketika menyaksikan kekejaman sepasang iblis dari Leng-lam kemudian mendengar pula ucapannya yang terkutuk, dalam hati merasa amat membenci hal ini, membuat ia tak mampu berbuat apa-apa kecuali membungkam dalam seribu bahasa"

Terdengar Wu Yong menghela napas panjang kemudian bisiknya dengan suara lirih:

"Tidak seharusnya nenekku melepaskan racun keji untuk memusnahkan ilmu silatmu"

Siau Ling tertawa ewa, dia membungkam dalam seribu bahasa.

Ia tahu rasa benci sepasang iblis dari Leng lam terhadap dirinya jauh melebihi terhadap dua gadis lainnya, bila salah berbicara niscaya yang diperoleh hanyalah penghinaan serta pemukulan yang tak ada artinya, oleh karena itu ia tak berani buka suara untuk mengundang datangnya bencana.

Kurang lebih puluhan li sudah lewat waktu sudah menunjukan kentongan kelima dan fajarpun hampir menyingsing.

Tiba2 iblis kedua mempercepat langkah kakinya menarik tali les kuda yang ditunggangi Wu Popo berdua, sambil berjalan cepat serunya:

Lotoa, didepan sana terdapat sebuah kuil kecil yang tak berpenghuni. Bagaimana kalau kita bereskan dahulu perawan dua orang gadis ini kemudian baru melanjutkan perjalanan kembali?"

"Haaahhh....haaahhh...haaaahh....baik! biarlah kita suruh kedua orang dayang itu merasakan dahulu bagaimana nikmatnya sorga dunia sebelum akhirnya mati."

Pek li Peng serta Wu Yong yang mendengar perkataan itu jadi ketakutan setengah mati

sehingga bulu kuduknya pada bangun berdiri, dengan mulut membungkam mereka tahan napas

untuk menenangkan golakan perasaan hatinya

Kurang lebih belasan li kemudian, akhirnya sampailah mereka didepan sebuah kuil yang tak berpenghuni, iblis kedua segera membentak keras

"Kalian berempat mau turun sendiri ?? ataukah aku yang harus turun tangan bagi kalian??"

Tanpa bicara Wu Popo loncat turun dan punggung kudanya terlebih dahulu.

Pek li Peng, Wu Yong serta Siau Ling segera meloncat turun pula dari atas punggung kudanya.

Iblis kedua mengikat kedua ekor kudanya diatas pohon liu diluar kuil, setelah itu ujarnya

"Kalian tidak masuk kedalam kuil apakah harus menunggu sampai aku turun tangan mengundang kalian untuk masuk??"

Siau Ling segera berjalan masuk kedalam ruang kuil, ketika berjalan lewat disisi tubun Pek-li Peng, ujarnya dengan sedih

"Peng-ji, akulah yang sudah mencelakaj dirimu, aku harap engkau suka baik-baik menjaga diri"

Air mata bercucuran membasahi seluruh wajah Pek-li Peng, katanya

"Toako, sekalipun harus mati siau moay akan tetap mempertahankan kesucian badan ini!"

Ma Poo yang berada disisinya segera ayunkan tangan kanannya kedepan.. Blaaam sebuah serangan dahsyat dengan telak bersarang diatas bahu Siau Ling membuat tubuh sianak muda itu terjungkal sejauh empat lima depa lebih dari tempat semula.

"Toako.. ! "jerit Pek li Peng dengan suara lengking, ia segera lari menghampiri Sianak muda yang terjungkal diatas tanah itu.

Ma Poo menggerakkan tangan kirinya mencengkeram tubuh Pek li Peng tangan kanannya bergerak dan.. Breet! jubah toosu yang dkenakan gadis itu segera tersambar hingga robek.

"Nak, tenangkanlah hatimu... aturlah pernapasan..." bisik Wu popo memperingatkan.

Iblis kedua ayunkan tangan kanannya Plok! sebuah tamparan keras bersarang diatas wajah

Wu popo membuat darah segar segera mengucur keluar membasahi seluruh wajahnya.

Diantara Siau Ling berempat. Wu popo adalah satu satunya orang yang masih memiliki tenaga untuk melakukan perlawanan, sekalipun sepasang tangannya sudah patah dan isi perutnya menderita luka parah, namun berhubung tenaga dalamnya amat sempurna ia masih mampu untuk menghadapi musuh.

Kendatipun begitu ia masih tetap menyabarkan diri dan sama sekali tidak melakukan suatu perlawanan apapun.

Iblis kedua segera menyambar tubuh Wu Yong dan tertawa terbahak bahak serunya: "Haahhh..haaah.haaah.. bocah perem puan, apa sih enaknya mengikuti nenekmu asaI

engkau bersedia untuk melayani aku mencari kepuasan maka akan kubawa dirimu untuk berpesiar

keseluruh tempat-tempat yang indah dikolong langit"

Dalam hati Wu Yong merasa mendongkol sekali, akan tetapi berhubung jalan darah dikeempat anggota badannya sudah tertotok ia tak memiliki kemampuan untuk melakukan perlawanan, maka dibiarkan dirinya di permainkan orang lain.

Ketika iblis kedua tidak mendengar jawaban dari Wu Yong, kembali ia tertawa terbahak-bahak

"Perempuan cantik sekalipun engkau tidak menyetujuinya juga tak dapat, terpaksa aku harus mempergunakan kekerasan!"

Tangan kanannya diayun kedepan dan... Sreeeit pakaian yang dikenakan Wu Yong segera tertarik hingga robek.

"Tahan!" bentak Wu Popo dengan suara keras.

"Nenek pengemis, apa yang kau kehendaki??" seru iblis kedua sambil menghentikan gerakan tangannya.

Wu Popo melirik sekejap kearah Pek li Peng ketika dilihatnya ia sedang berdiri sambil pejamkan mita, tahulah nenek itu bahwa gadis tersebut sedang mengatur pernapasan, segera pikirnya didalam hati

"Semoga saja ia dapat serahkan obat pemunah tersebut ketangan Siau Ling" Berpikir sampai disini, ia lantas berkata:

"Jikalau engkau ingin mengawini cucu perempuanku itu sebagai isterimu urusan sudah seharusnya dirundingkan secara baik-baik janganlah menggunakan kekerasan bagaikan binatang... "

'Haaah... haaahh... haaah... aku sudah tua bangka seperti ini, masa cucu perempuanmu bersedia untuk menjadi istriku ?? tentang soal ini aku sudah mengerti keadaanku sendiri"

Tanpa memperdulikan ocehan dari Wu popo lagi, ia lanjutkan perbuatan merobek pakaian yang dikenakan Wu Yong.

"Breeet.. ! Breeet... ! robekan kain berkumandang tiada hentinya, tidak selang beberapa saat kemudian sebagian besar pakaian yang dikenakan Wu Yong sudah disingkirkan.

Dibawah sorot bintang yang redup, secara lapat2 nampaklah kulit tubuhnya yang putih bersih bagaikan salju.

Wu Yong sendiri tetap berdiri sambil pejamkan matanya, ia tak berkutik maupun mengucapkan sepatah katapun.

Ketika Ma Poo melihat Iblis kedua telah merobek sebagian besar pakaian yang dikenakan Wu Yong, diapun segera turun tangan merobek pakaian yang dikenakan Pek li Peng.

Pada waktu itu hawa murni yang ada dalam tubuh Pek li Peng belum berjalan lancer, akan tetapi berhubung keadaan yang sangat mendesak gadis itu tak dapat berdiam diri lebih jauh, tiba2 ia membentak nyaring dan segera melancarkan sebuah babatan kearah depan.

Ma Poo sama sekali tidak menduga sampai kesitu, hampir saja bacokan telapak yang dilancarkan Pek li Peng bersarang ditubuhnya, buru2 dia menyingkir kesamping lalu balas melancarkan satu serangan.

Gerakan tubuh Pek li Peng sama sekali belum leluasa dan lincah seperti sedia kala, akan tetai secara dipaksakan ia dapat bertempur melawan orang, tangan kanannya segera merogoh kedalam sakunya ambil keluar botol berisi obat pemunah itu dan segera dilemparkan kearah Siau Ling sambil berteriak keras,

"Toako, terimalah obat pemunah ini!"

Setelah melemparkan botol berisi obat pemunah itu, telapak dan kakinya segera melancarkan serangan bertubi-tubi menghajar diri Ma Poo.

Setelah dihajar oleh Ma Poo tadi, Siau Ling merasakan kepalanya pusing tujuh keliling dan pandangan matanya berkunang-kunang, ketika Pek li Peng berseru, ia sama sekali tidak sempat melihat jelas dimanakah botol berisi obat pemunah itu dilemparkan dan tahu2. plook! Benda itu terjatuh disisi tubuhnya.

Dalam pada itu walaupun gerakan tubuh Pek li Peng masih belum leluasa dan lincah seperti sedia kala, namun dengan andalkan jurus jurus serangannya yang sakti dan aneh, untuk beberapa saat lamanya memaksa Ma Poo tak mampu untuk melancarkan serangan balasan.

Terpaksa dengan suara keras bentaknya,

"Loo ji, cepat rampas obat pemunah itu!"

Iblis kedua mengiakan, dia segera melepaskan Wu Yong dan menerjang kearah Siau Ling

Wu Yong berseru tertahan, tiba2 ia mementangkan mulutnya dan menyemburkan darah segar kearah depan.

Selisih jarang diantara kedua orang itu sangat dekat sekali, lagi pula Iblis kedua sama sekali tak menduga akan datangnya serangan tersebut, termakan oleh semburan darah segar dari Wu Yong yang bercampur dengan gumpalan angina, sepasang matanya segera terasa amat perih dan sakit.

Rupanya Wu Yong menyaksikan bahwa tubuhnya tak bakal lolos dari cengkeraman lawan, diam2 ia menghancurkan lidah sendiri untuk mencari mati, ketika Pek li Peng turun tangan menyerang Ma Poo serta melemparkan obat pemunah itu kearah Siau Ling, ia segera mengerahkan pula segenap kekuatan tubuhnya untuk menggigit hancur lidah sendiri dan disemburkan kearah Iblis kedua.

Sambil menutupi wajahnya dengan tangan sendiri, Iblis kedua mencaci maki dengan penuh kemarahan.

"Lonte cilik, rupanya kau pingin mampus, "

Sebuah tendangan kilat segera dilancarkan kearah depan.

Jalan darah ditubuh Wu Yong tertotok, meskipun ia melihat datangnya tendangan tersebut akan tetapi tak mampu untuk menghindarinya, dengan telak lambungnya segera termakan oleh serangan tersebut.

Ditengah rintihan, tubuh gadis itu mencelat ketengah udara dan menumbuk diatas dinding tembok.

Wu Popo menjerit lengking.

"Yong ji.. Yong ji." ia segera menerjang maju kearah depan.

Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera mengambil botol obat itu, mengeluarkan sebiji dan dimasukkan kedalam mulutnya.

Iblis kedua sendiri setelah menendang tubuh Wu Yong sampai mencelat, kemudian menyeka darah yang membasahi wajahnya, segera bergerak mendekati pemuda she Siau tersebut.

Siau Ling setelah menelan obat pemunah segera mengatur pernapasan.

Ketika Wu Popo menyaksikan Iblis kedua berjalan mendekati Siau Ling, tubuhnya yang sedang berjalan menuju kearah Wu Yong tiba2 dibatalkan, bagaikan banteng ia menumbuk tubuh iblis itu.

Setelah kena semburan darah segar yang tepat menghajar sepasang matanya itu, meskipun Iblis kedua tidak sampai menderita luka parah, akan tetapi air mata mengucur keluar tiada hentinya dari balik matanya, dalam keadaan begini ketajaman mata serta pendengarannya sama sekali tak berfungsi sebagaimana mestinya, ketika Wu Popo batalkan niatnya dan tanpa menimbulkan sedikit suara pun balik menumbuk tubuh iblis itu, sang iblis kedua sama sekali tak mampu menghindarkan diri, tak ampun lagi iganya kena terjang hebat.

Terjangan tersebut dilakukan dengan mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang dimiliki Wu Popo, bias dibayangkan betapa dahsyatnya terjangan itu.

Tubuh Iblis kedua segera terhantam sampai mencelat beberapa depa jauhnya dari tempat semula dan menumbuk diatas meja sembahyangan.

Akan tetapi Wu Popo sendiri yang pada dasarnya menderita luka dalam yang cukup parah, setelah melancarkan terjangan dengan sepenuh tenaga, meskipun serangannya mencapai hasil, tak urung tubuhnya roboh juga diatas tanah hingga tak sadarkan diri.

Dipihak lain Pek li Peng yang sedang bertempur sengit melawan Ma Poo, semakin bertarung gerakan tubuhnya semakin lincah, serangan2 yang dilancarkan pun semakin jauh lebih dahsyat lagi.

Ma Poo sama sekali tak menyangka kalau ilmu silat yang dimiliki seorang gadis muda ternyata begitu hebat dan lihaynya, kejadian itu membuat hatinya merasa amat terperanjat, meskipun dia ingin sekali melancarkan serangan balasan, apa daya tenaganya tidak memadai.

Iblis kedua yang berulangkali menderita kerugian, hawa amarahnya segera memuncak sambil mengepos tenaga ia segera mencengkeram tubuh Siau Ling, makinya.

"Nenek pengemis, setelah kubereskan Siau Ling maka akupun akan membuat perhitungan dengan dirimu"

Tiba-tiba.. , iganya jadi kaku, dan tahu-tahu urat nadinya sudah kena dicengkeram orang. Tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling amat sempurna, setelah mengatur pernapasan beberapa waktu, sebagian dari tenaga dalamnya telah pulih kembali seperti sedia kala, akan tetapi diapun

tahu bahwa Iblis kedua dari wilayah Leng lam ini bukan manusia yang gampang dilayani, ia tak berani turun tangan secara gegabah.

Karena itulah menanti sampai Iblis kedua melancarkan cengkeraman, ia barulah menggerakkan tangannya balas mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan Iblis kedua tersebut.

Sorot matanya segera dialihkan ketengah gelanggang, ketika dilihatnya permainan telapak Pek li Peng berjalan lancar dan leluasa, dan lagi diapun berada pada posisi diatas angina hatinnya merasa lega sambil memperkencang genggamannya pada urat nadi Iblis kedua, diam2 ia mulai mengatur pernapasan.

Tiba-tiba terdengar Pek li Peng dengan ilmu menyampaikan suara berbisik.

"Toako, baik-baikkah engkau?"

"Kurung Ma Poo dengan ketat jangan biarkan dia berhasil meloloskan diri dari sini" sahut Siau Ling.

Ketika mendengar jawaban dari sianak muda itu, Pek li Peng merasa amat kegirangan dengan semangat berkobar serunya,

"Dia tak bakal mampu untuk melarikan diri"

Serangannya segera diperketat, semua jurus serangannya merupakan serangan-serangan mematikan yang semuanya ditujukan kearah jalan darah penting ditubuh Ma Poo. Hal ini membuat iblis dari wilayah Leng lam tersebut harus menghadapinya dengan segenap tenaga.



Setelah Siau Ling berhasil mencengkeram urat nadi Iblis kedua, ia tidak melanjutkan dengan serangan yang lain, sebaliknya sambil pejamkan mata diam2 mengatur pernapasan lagi.

Iblis kedua sendiri, setelah urat nadinya kena cengkerama sebenarnya sudah tidak berkutik lagi dan pejamkan mata menunggu saat kematiannya tiba, siapa tahu setelah ditunggunya beberapa saat namun tiada gerakan lain, ia segera membuka matanya.

Melihat Siau Ling berdiri sambil mengatur pernapasan timbullah satu ingatan dalam hatinya, keinginan untuk hidup muncul kembali dalam benaknya, diam-diam ia mengerahkan tenaga kemudian ayunkan telapak kirinya menghajar dada sianak muda itu.

"Blaaaam...!" dengan telah serangan tersebut bersarang diatas dada Siau Ling. ^1

Akan tetapi berhubung kesatu, Siau Ling sedang mengatur pernapasan dan tenaga dalamnya sudah banyak yang pulih, kedua urat nadi pada pergelangan kanan Iblis kedua kena dicengkeram sehingga tenaga pukulannya terpengaruh, sekalipun serangannya berhasil menghajar telak diatas dada pemuda itu, namun itupun hanya mampu menggetar mundurkan tubuh Siau Ling satu langkah kebelakang.

Perlahan-lahan pemuda itu membuka matanya kembali, sambil tertawa dingin ujarnya,

"Kalian berdua adalah manusia licik yang sangat berbahaya, manusia seperti engkau tak dapat dibiarkan hidup lebih jauh dikolong langit"

Tangan kirinya diperketat cengkeramannya lima jari ditarik menyeret Iblis kedua maju kedepan, sementari telapak kanannya segera dibabat kearah depan.

Separuh badan Iblis kedua kaku karena kena dicengkeram, meskipun ia dapat menyaksikan datangnya serangan tersebut namun tak mampu untuk menghindarinya, tak ampun lagi jalan darah "Thian leng hiat" pada ubun-ubunnya terkena dihajar sampai hancur berantakan, tubuhnya segera terkapar diatas tanah dalam keadaan tak bernyawa lagi.

Selesai membinasakan Iblis kedua, Siau Ling alihkan sorot matanya kearah pihak lain.

Ia saksikan Pek li Peng sedang memutar telapak tangannya mendesak Ma Poo habis2an sehingga sama sekali tak bertenaga lagi untuk melancarkan serangan balasan.

Dengan langkah lebar ia segera berjalan menuju ke pintu kuil, serunya dengan suara lantang.

"Peng ji, pergilah tolong Wu Popo serta nona Wu Yong serahkan bandit itu kepada ku!"

Meskipun Pek li Peng nakal tetapi terhadap perkataan Siau Ling ia selalu menurut, mendengar perkataan itu ia segera menyahut dan menarik kembali serangannya.

Siau Ling tertawa dingin, ujarnya kemudian

"Malam ini adalah malam terakhir bagi kalian sepasang iblis dari Leng lam untuk mengumbar kejahatan, adikmu sudah menantikan kedatanganmu dialam baka. Nah! Silahkan engkau menyusul dirinya."

Ma Poo berpaling memandang sekejap kearah iblis kedua, kemudian dilihatnya Iblis kedua sudah roboh terkapar diatas tanah dengan batok kepalanya hancur, hatinya kontan terkesiap. Siau Ling maju melangkah kedepan, serunya lebih jauh,

"Ma Poo, sekarang aku memberi satu kesempatan bagimu untuk melanjutkan hidup, Nah! Bersiap-siaplah untuk bertempur..."

Terhadap Siau Ling boleh dibilang Ma Poo merasa ketakutan sekali, apalagi setelah menyaksikan mayat Iblis kedua roboh terkapar diatas tanah, ia semakin ketakutan sehingga berdiri termangu-mangu ditempat semula, terhadap apa yang diucapkan Siau Ling sama sekali tak didengarnya.

Siau Ling jadi teramat gusar, bentaknya,

"Kalau engkau tidak bersedia turun tangan, engkau telah mengabaikan satu kesempatan untuk meloloskan diri dari ancaman maut, dan akupun tak dapat menunggu lebih lama lagi."

Telapak tangannya segera diayunkan kedepan melancarkan sebuah babatan kilat.

Buru-buru Ma Poo meloloskan diri dengan mengegos kesamping, sebelum ia sempat melancarkan serangan balasan, serangan kedua yang dilancarkan Siau Ling sudah menggulung

tiba.

Sungguh cepat gerak serangan yang dilancarkan Siau Ling, dalam sekejap mata ia sudah lancarkan delapan buah serangan berantai, sementara Ma Poo sendiri tak mampu melepaskan serangan balasan barang satu juruspun, langkah serta gerakan tubuhnya sudah kacau balau tak karuan, suatu ketika kakinya menginjak diatas mayat Iblis kedua hingga tubuhnya tergelincir dan roboh terjengkang kebelakang.

Laksana kilat Siau Ling segera melepaskan satu pukulan kearah depan. Blamm! Dengan telak serangan tadi bersarang diatas bahu kanan Ma Poo.

Serangan tersebut rupanya berat sekali, tulang badan Ma Poo seketika terhajar patah, tak tertahan lagi ia mendengus berat dan mundur tiga langkah kebelakang.

Napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Siau Ling, ia tidak membiarkan musuhnya berhasil meloloskan diri dari ujung telapaknya, laksana kilat tangan kanannya melancarkan serangan susulan, kali ini pukulan tersebut dengan telak bersarang diatas dada Ma Poo.

Sekujur tubuh iblis dari wilayah Leng lam itu bergetar keras ia muntahkan darah segar dan tubuhnya roboh terjengkang keatas tanah, dalam waktu singkat sukmanya telah melayang tinggalkan raganya.

Setelah membinasakan dua orang iblis tersebut, Siau Ling segera menghampiri Pek li Peng sambil bisiknya lirih.

"Peng ji, apakah nenek itu beserta cucunya masih bias ditolong??" Pek li Peng gelengkan kepalanya berulang kali.

"Aku lihat kemungkinan besar Wu Popo sudah tak dapat ditolong lagi, aku sudah mengerahkan hawa murniku untuk menyerang jalan darah Mia bun hitanya, akan tetapi sama sekali tak ada reaksi apapun.

"Bagaimana keadaan nona Yong??"

"Nona Yong telah memutuskan lidah sendiri, darah yang mengalir keluar terlalu banyak, aku rasa diapun sulit untuk diselamatkan, aku telah menotok beberapa buah jalan darahnya untuk menghentikan aliran darah ditubuhnya.

"Aaaai.! Seandainya ia tidak menyemburkan darah segar keatas wajah Iblis kedua, mungkin aku sudah terluka ditangan iblis tersebut."

Berbicara sampai disitu, ia segera menjongkok dan membangunkan Wu Popo, sambungnya lebih jauh,

"Peng ji, pergilah merawat nona Wu Yong, aku akan mencoba dengan andalkan tenaga dalamku apakah masih mampu untuk menyadarkan Wu Popo barang sebentar saja, kalau kita tak mampu menyelamatkan jiwanya, paling sedikit sudah sepantasnya kalau sadarkan sebentar dirinya agar bias meninggalkan pesan"

Pek li Peng mengiakan, ia segera putar badan dan membopong Wu Yong yang menggeletak ditanah.

Setelah memayang bangun tubuh Wu Popo, Siau Ling segera tempelkan telapak kanannya diatas punggung Wu Popo, segulung aliran hawa panas dengan cepat menerjang masuk kedalam isi perut Wu Popo.

Kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling tentu saja tak dapat dibandingkan dengan tenaga dalam yang dimiliki Pek li Peng, Wu Popo yang sudah senin kemis tinggal menunggu saat ajalnya itu setelah termakan oleh gulungan hawa panas yang menyerang kedalam tubuhnya tiba2 mendusin kembali dari pingsannya.

Per lahan2 ia membuka matanya, setelah memandang sekejap kearah Siau Ling lalu berkata,

"Siau tayhiap, aku. aku..merasa amat menyesal sekali.menyusahkan kalian."

Siau Ling menghela napas panjang.

"AaaaL.! Urusan yang sudah lewat apa gunanya dibicarakan lagi, locianpwee tak usah memikirkan lagi persoalan itu...!" katanya.

"Aku menyadair bahwa luka yang kuderita parah sekali dan tiada harapan lagi untuk melanjutkan hidup dikolong langit" ujar Wu Popo dengan nada amat sedih, "aku sudah banyak melakukan dosa dan kesalahan, sudah sepantasnya kalau mendapat ganjaran yang setimpal, tetapi cucu perempuanku.. Yong ji."

Bicara sampai disini ia terbatuk-batuk dan ucapannya terpotong ditengah jalan.

Rupanya dia cepat-cepat menyampaikan suara hatinya, sambil mengepos tenaga ia berkata lebih jauh,

"Yong ji ku itu selama hidup belum pernah melakukan suatu perbuatan jahat apapun juga, semoga Siau tayhiap suka mengabulkan permintaanku."

Bicara sampai disini, napasnya tak bias berlangsung terus dan melayanglah selembar jiwanya tinggalkan raga.

Siau Ling segera menyalurkan hawa murninya kedalam isi perut Wu Popo dengan harapan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Akan tetapi hawa murni yang bersarang dalam tubuh Wu Popo sudah punah sama sekali, kendatipun Siau Ling telah berusaha keras untuk menolong jiwanya namun usaha tersebut hanya sia2 belaka.

Perlahan lahan Siau Ling turunkan mayat Wu Popo keatas tanah dan berjalan menghampiri Pek li Peng tanyanya sambil menghela napas panjang. "Peng ji, bagai mana keadaan nona itu?" "Sukar untuk dikatakan!"

"Persoalan ini sudah berkembang menjadi demikian rupa, rasanya akupun tak usah memperdulikan perbedaan antara laki dan perempuan lagi, pikir Siau Ling dalam hatinya.

Ia segera berjongkok, dengan tangan kiri merangkul Wu Yong, tangan kanannya alihkan wajah gadis itu kearahnya, ia lihat sepasang matanya terpejam rapat2, agaknya sedang merasakan suatu penderitaan yang sangat hebat.

Pemandangan yang tertera didepan mata pada waktu itu benar2 mengenaskan sekali. Dua orang nenek dan cucu yang satu telah mati sedang yang lain menderita luka parah, sekalipun mereka pernah merasakan kerugian ditangan mereka berdua, namun tak urung membuat hati Siau Ling berdua ikut merasa iba juga.

"Peng ji apakah engkau membawa api?" bisik Siau Ling.

Pek li Peng gelengkan kepalanya.

"Aku rasa nona Wu pasti membawa batu api!" jawabnya.

Ia segera menggeledah sakunya, tidak salah dalam saku Wu Yong dia benar2 telah menemukan batu apai dan segera disundutkan.

Setelah suasana jadi terang benderang, Siau Ling pun menepuk bebas jalan darah Wu Yong yang tertotok, membuka mulut dara itu dan memeriksa keadaan lukanya.

Tampaklah darah dan hancuran daging bergumpal menjadi satu dalam mulut gadis itu, hamper sebagian besar lidahnya sudah hancur.

Darah segar mengucur keluar tiada hentinya membasahi ujung bibir gadis she Wu tersebut.

"Ooooh... benar2 mengerikan!" seru Pek li Peng sambil menghela napas panjang.

Perlahan-lahan Siau Ling melepaskan mulut Wu Yong yang penuh berlepotan darah itu, kemudian ujarnya.

"Nona apakah engkau bersedia mendengarkan beberapa patah perkataanku."

Wu Yong alihkan sinar matanya memandang sekejap kearah Siau Ling kemudian mengangguk.

Siau Ling berbatuk ringan, kemudian sambungnya lebih jauh.

"Luka yang kau derita amat parah, tetapi bukannya berarti bahwa aku tidak mampu untuk selamatkan jiwamu. Hanya saja nona harus mempunyai hasrat yang besar untuk melanjutkan hidupmu itu, dengan begitu aku baru dapat menolong engkau."

Sementara pembicaraan masih berlangsung kembali segumpal darah segar mengucur keluar membasahi bibir Wu Yong.

Dengan cepat Siau Ling turun tangan menotok duah buah jalan darah diatas leher Wu Yong, kemudian sambungnya lebih jauh,

"Nona aku harap engkau suka melindungi hawa murnimu, janganlah sampai mengalami kerusakan kembali,"

Tiba2 Wu Yong goyangkan tangannya berulang kali, kemudian menuding kearah leher sendiri, seakan2 dia suruh Siau Ling membebaskan jalan darah diatas lehernya yang tertotok. Siau Ling menghela napas panjang, ujarnya.

"Nona, engkau sudah kehilangan banyak darah, janganlah membiarkan darah segar mengalir terlalu banyak"

Wu Yong goyangkan tangan kanannya berulang kali, biji matanya berputar tiada hentinya seakan2 ia sedang menyuruh Siau Ling secepatnya membebaskan jalan darahnya yang tertotok.

Siau Ling dibikin apa boleh buat, terpaksa ia membebaskan jalan darahnya yang tertotok itu.

Wu Yong tarik napas panjang2, tiba-tiba ia bangkit berdiri dan berjalan menuju kehadapan Wu popo, kemudian jatuhkan diri berlutut diatas tanah.

Walaupun Siau Ling ingin sekali memayangnya bangun, akan tetapi ia merasa tindakanya itu kurang pantas, maka akhirnya dia hentikan gerakan tubuhnya dan berdiri

ditempat semula.

Wu Yong setelah memberi hormat kepada mayat neneknya, ia segera menyingkap baju luar yang dikenakan oleh Wu popo.

Dalam pada itu fajar telah menyingsing, pemandangan dalam kuil dapat terlihat dengan jelas sekali.

Dibalik baju yang dikenakan Wu popo penuh berisikan botol2 obat yang tak terhitung jumlahnya.

Dari antara puluhan botol obat2an itu Wu Yong menemukan sebuah botol kecil. membuka penutup botolnya dan menuangkan obat tadi kedalam mulutnya yang mana segera ditelan bersama darah yang mengalir keluar.

Siau Ling serta Pek-li Peng yang berada dikedua belah sisinya hanya bisa berdiri dengan hati melongo, untuk beberapa saat lamanya mereka belum dapat menentukan apa yang hendak dilakukan oleh gadis itu, maka dibiarkanlah gadis itu berbuat sesuka hatinya.

Setelah itu terlihatlah Wu Yong memilih kembali beberapa macam botol kecil dari dalam saku Wu Popo lalu dimasukkan kedalam sakunya, diatas permukaan tanah dia menulis

"Aku sudah tak bertenaga lagi untuk mengubur nenekku, tolong kalian berdua suka mengebumikan jenasahnya sebagaimana mestinya, budi kebaikan setinggi gunung ini tak akan kulupakan untuk selamanya!"

Membaca tulisan itu, Siau Ling segera mengangguk jawabnya

"Meskipun nenekmu mati, akan tetapi sepasang iblis dari wilayah Leng-lam pun berhasil di beresin jiwanya, itu berarti dendam sakit hatinya sudah dituntut balas harap nona jangan terlalu sedih hingga mengganggu kesehatan badanmu, tentang jenasah nenekmu pasti akan kami kebumikan sebagaimana layaknya, tentang soal ini engkau tak usah kuatir"

"Terima kasih atas kebaikan kalian berdua" kembali Wu Yong menulis diatas tanah.

Selesai meninggalkan pesannya ia segera keluar dari kuil itu dan berlalu dengan cepatnya dari sana.

Pek-li Peng yang menyaksikan semua kejadian itu segera berkata dengan sedih,

"Ia sedang menderita luka parah, baik tubuh maupun jiwa sedang mengalami penderitaan

apabila ia dibiarkan pergi seorang diri apakah tidak terlalu berbahaya ?? biarlah kukejar kembali

dirinya"

"Aaaaai.. ! biarkanlah dia pergi" kata Siau Ling sambil gelengkan kepalanya, "mereka sudah terbiasa hidup bersama, kematian neneknya amat memukul perasaan dan batinnya, biarlah dia pergi seorang diri sehingga disuatu tempat yang terpencil dapat menangis sepuas puasnya, hal itu hanya ada keuntungan baginya dan sama sekali tidak merugikan !"

"Tetapi dia menderita luka yang sangat parah. Aaai.! seorang gadis muda menderita luka yang demikian parahnya kemudian harus melakukan perjalanan seorang diri di tengah kegelapan kalau tidak ditemani sebenarnya amat kasihan sekali"

"Justru karena ia sedang menderita luka dalam yang amat parah maka timbullah semangatnya untuk mempertahankan hidup dan tetap bersikap tabah menghadapi semua perubahan ini, coba kalau ia sama sekali tidak terluka, tak mungkin ia bisa menghadapi pukulan batin yang demikian beratnya ini... "

Setelah menyapu sekejap kearah mayat dari Wu popo, sambungnya lebih lanjut

"Peng ji, dengarkanlah perkataanku, biarkanlah dia pergi! sekarang kita harus mengubur jenasah dari Wu Popo lebih dahulu"

Pek li Peng mengiakan, dua orang itu segera bekerja membuat liang dibelakang kuil kemudin mengebumikan jenasah dari Wu Popo ditempat itu

Setelah memandang sekejap kearah mayat dari sepasang iblis itu kembali Siau Ling berkata

"Mari kita buat sebuah liang lagi untuk mengubur jenasah dari Leng lam siang mo ini !"

"kedua orang itu sudah terlalu banyak melakukan kejahatan biarlah mayat mereka terlantar ditengah hutan, biar mayat mereka jadi santapan anjing2 liar ... "

"Mereka toh sudah mati? meskipun semasa hidupnya sudah terlalu banyak kejahatan yang mereka lakukan tetapi setelah mereka mati rasanya kita dengan terlantarnya kedua sosok mayat tersebut ditempat itu, dengan cepaat beritanya akan tersiar lua, kalau sampai diketahui oleh mata-matanya Shen Bok Hong, maka iblis itu pasti akan mengetahui kalau usahanya mengundang kedatangan Wu Popo guna menghadapi kita sudah menemui kegagalan dia pasti akan memikirkan siasat keji lainnya lagi untuk mencelakai kita!"

"Perkataan toako sedikitpun tidak salah, nampaknya engkau memang jauh lebih cerdik daripada diriku"

Dua orang itu segera bekerja kembali membuat sebuah liang, kemudian mengubur jenasah sepasang iblis dari wilayah Leng lam di saman.

Selesai bekerja sambil membersihkan tubuhnya dari debu Pek li Peng berkata

"Toako, sekarang kita harus pergi kemana?"

Siau Ling termenung sebentar kemudian menjawab,

"Lebih baik untuk sementara waktu kita jangan munculkan diri lebih dahulu tapi secara diam-diam menyelidiki gerak gerik dari Shen Bok Hong serta Su Hay kuncu, kita harus berusaha sedapat mungkin untuk lebih banyak mengetahui gerak gerik mereka serta latar belakang mereka, dengan begitu akan jauh lebih mudah untuk mencari akal guna menghadapi kerja sama mereka"

"Lalu apakah kita harus menyaru lagi?"

"Shen Bok Hong menganggap aku sebagai musuh besarnya yang nomor satu, mata-mata yang disebar olehnya rata2 pasti membawa lukisan tentang wajahku, kalau tidak menyamar maka sulitlah bagi kita untuk meloloskan diri dari pengawasannya"

Pek li Peng mengangguk, ujarnya.

"Kali ini kita tidak menyaru sebagai toosu tua lagi bukan??"

"Lalu baiknya kita harus menyaru sebagai apa??"

Pek li Peng termenung dan berpikir sebentar, kemudian jawabnya.

"Engkau menyamar sebagai seorang pelajar berusia pertengahan, biarlah aku menyamar sebagai kacungnya saja, bagaimana ?"

"Wah.! Kalau begitu, engkau bakal menderita rugi???"

Pek li Peng tertawa manis, serunya.

"Engkau toh toakoku."

Bicara sampai disini ia berhenti sebentar kemudian dengan suara sedih ia menambahkan . "Lain kali, kalau engkau kawin dengan nona Gak, janganlah lupa untuk menerima aku sebagai dayangmu"

Meskipun ia berusaha untuk menenangkan hatinya, namun tak urung tak berhasil menyembunyikan pergolakan hatinya, sekalipun senyuman menghiasi bibirnya namun air mata jatuh bercucuran dengan derasnya.

Siau Ling segera menggenggam tangan gadis itu, ujarnya dengan suara yang amat lembut.

"Peng ji, janganlah berkata demikian, kita sudah sering kali menghadapi kesusahan dan bahaya secara bersama-sama, aku tak akan melupakan dirimu untuk selama-lamanya

Selama ini Pek li Peng selalu menyembunyikan perasaan cinta dan sayangnya terhadap sianak muda itu didalam hati sekarang ia sudah tak dapat menahan diri lagi sambil menjatuhkan diri kedalam pelukan Siau Ling, gadis itu menangis tersedu-sedu

Siau Ling jadi amat terperanjat, sambil mengangkat wajah Pek li Peng, serunya.

"Peng ji, dimanakah letak kesalahanku??"

Pek li Peng menangis tersedu-sedu, air matanya jatu bercucuran membasahi seluruh pakaian yang dikenakan sianak muda itu, terhadap pertanyaan tadi dia sama sekali tak menjawab. Siau Ling jadi semakin cemas serunya kembali,

"Peng ji, sebenarnya urusan apakah yang telah membuat engkau jadi demikian sedihnya??"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar