Budi Ksatria Jilid 17

Jilid : 17

"ENGKAU harus selamatkan dahulu ketiga orang rekanku, kecuali membebaskan mereka dari pengaruh racun, engkaupun harus berjanji pula tak akan mengganggu kami lagi."

"Oooh...! tentu saja," sahut gadis itu, ia segera memayang bangun neneknya dan berseru: "Ooooh...nenek, obat pemunahnya berada dimana?" "Disebelah kiri, dalam kantong ketiga!"

Wu Yong segera menyingkap baju warna hitam yang dikenakan Wu Popo, dari balik baju dalamnya ia cari saku nomor tiga diantara belasan buah saku lainnya.

Siau Ling yang menyaksikan kejadian itu diam2 segera berpikir dalam hatinya:

"Aaaaaah !. tak kusangka dalam bajunya terdapat begitu banyak saku dan didalam tiap saku

terdapat begitu banyak obat-obatan, kalau dia salah mengambil obat pemunah menjadi bubuk racun bukankah tiga lembar jiwa Peng ji bakal jadi korban dengan percuma??"

Berpikir sampai disini, tak tahan lagi dia segera berseru:

"Nona, engkau jangan sampai salah mengambil obat loo. ."

Sementara itu Wu Yong sudah mengambil keluar sebuah botol porselen dari dalam saku ketiga disebelah kiri, mendengar ucapan itu gadis tersebut nampak tertegun, kemudian serunya:

"Oooh! nenek kalau engkau membohongi diriku, bukan saja engkau akan kehilangan selembar jiwamu, bahkan kalau sampai tosu tua ini naik pitam maka Yong ji pun akan ikut jadi korban"

Setelah termakan sentilan jari Sian-ci sin kang dari Siau Ling kemudian terhajar pula oleh sebuah pukulan yang lain, ada dua batang tulang iga dari nenek tua itu yang terhajar sampai patah, darah panas yang bergolak dalam rongga dadanya belum sempat ditenangkan kembali hingga waktu berbicarapun suaranya amat lirih.

Terdengar ia menjawab dengan suara perlahan:

"Nenek mana berani membohongi dirimu !"

Wu Yong segera menyerahkan botol obat itu kearah depan, katanya.

"Nah, terimalah obat ini dan tolonglah rekan-rekanmu itu"

Sambil menerima botol obat itu perlahan-lahan Siau Ling memperingatkan:

"Nona, sebelum ketiga orang rekanku berhasil sadar dari pengaruh racun itu, aku anjurkan kepadamu lebih baik janganlah memperlihatkan suatu tindak tanduk apapun"



Wu Yong sudah menyadari sampai dimanakah hebatnya ilmu silat yang dimiliki pemuda itu, dengan amat penurut sekali dia mengangguk.

"Aku akan berlalu setelah engkau suruh kami pergi !"

Sambil membawa botol porselen itu Siau Ling pun menghampiri tiga orang rekannya, kemudian ia buka penutup botol itu dan ambil keluar tiga biji obat pemunah yang mana masing2 dimasukkan kedalam mulut ketiga orang itu.

Ketika obat itu masuk kedalam mulut segera mencair dan masuk kedalam perut.

Obat pemunah itu benar-benar sangat mujarab, beberapa saat kemudian ketiga orang itu sudah mendusin kembali dari pingsannya dan bangun duduk.

"Sekarang kita sudah boleh pergi bukan? "ujar Wu Yong sambil memayang bangun neneknya.

"Jangan terburu napsu tunggulah sebentar lagi"

Wu Yong benar2 tidak berani pergi, tangannya yang semula telah memayang tubuh nenek jelek kembali dilepaskan dan cekalannya.

Menyaksikan gadis itu menaruh perasaan yang amat jeri terhadap dirinya, Siau Ling tak dapat menahan geli lagi, ia segera tertawa terbahak bahak, seraya berpaling kearah Pek li Peng serta Teng It Lui tanyanya:

"Cobalah mengerahkan tenaga dalam, apakah didalam isi perut kalian masih terdapat sisa racun???"

Teng It Lui, Pek li Peng serta Ceng Yap Ching segera mengerahkan tenaga untuk mencoba, kemudian jawabnya:

"Racun keji itu sudah lenyap tak berbekas."

"Nona, engkau boleh pergi sekarang!" jawab Siau Ling sambil ulapkan tangannya. Wu Yong segera memayang tubuh nenek jelek itu, kemudian putar badan dan berlalu dari sana.

"Jangan lepaskan mereka pergi!" tiba-ti ba Pek li Peng menjerit dengan suara lengking. Dalam gugupnya ia berteriak keras sehingga melupakan penyaruan terhadap dirinya. suara jeritan itu merdu, tinggi melengking dan suara itu adalah suara dari seorang gadis

"Pengji!" kata Siau Ling sambil goyangkan tangannya, lepaskanlah mereka pergi, aku telah menyanggupi permintaannya!"

Pek li Peng segera enjotkan badannya siap mengejar kedua orang nenek dan gadis itu, siapa tahu baru saja berlarian beberapa langkah mendadak ia jatuh tenjungkal keatas tanah.

Siau Ling merasa amat terperanjat, buru2 ia bangunkan tubuh gadis muda itu sambil tertegun:

"Kenapa engkau??"

"Sepasang kakiku lemas, tubuhku sama sekali tak bertenaga. "

Satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, segera bentaknya keras

"Berhenti!"

Ia mengepos tenaga dan meloncat kedepan, sekali berkelebat dua tombak lebih telah dilompati. Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya amat sempurna, dalam sekali enjotan badan Ia telah berhasil mengejar sampai dibelakang tubuh Wu Yong serta neneknya, baru saja ia menggerakkan badannya siap menangkap Wu Yong, mendadak kepalanya terasa pening dan pandangan matanya jadi gelap, tubuhnya gontai hampir saja roboh terjengkang diatas tanah, buru2 dia mengerahkan tenaganya dan mempertahankan sang badan sehingga tidak sampai roboh keatas tanah.

Terhadap diri Siau Ling, rupanya Wu Yong sudah menaruh perasaan jeri yang sangat mendalam, ketika mendengar teriakannya dia segera menghentikan langkah kakinya.

Ketika berpaling kebelakang, ia saksikan tubuh Siau Ling gontai seakan-akan tak mampu berdiri tegak hal ini membuat hatinya agak tertegun.

Terdengar Wu Popo nenek bermuka jelek itu tertawa terbahak-bahak, lalu serunya:

"Haaah... haaah... haaah... Yong ji pergilah kesitu dan bunuhlah beberapa orang itu"

"Apa???" tanya Wu Yong tertegun.

"Pergilah kehadapan orang2 itu dan bunuhlah mereka semua hingga mampus!" "Oooh...Nenek tahukah engkau siapakah mereka itu?" kata Wu Yong dengan perasaan hati cemas.

"Aku tahu, engkau tak usah banyak bertanya, bunuh saja orang2 itu sampai mampus semua" Namun dengan cepat Wu Yong gelengkan kepalanya berulang kali, kembali dia berkata: "Sekali pun sekali menyerang pukulanku bakal mampu, menghantam tubuh mereka, akupun tak

berani untuk turun tangan sendiri secara sembarangan... "

Sementara itu terlihatlah Siau Ling sedang menggunakan telapak kanannya menekan diatas

kedua belah keningnya sendiri, jelas ia sudah mulai tak mampu mempertahankan diri. Wu Yong segera melepaskan cekalan pada neneknya, dengan langkah lebar ia maju

menghampiri sianak muda itu, sambil memandang wajahnya gadis itu menegur: "Eeei... kenapa??"

Pada waktu itu Siau Ling segera mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk menahan daya kerja racun yang mengeram didalam tubuhnya, ia sama sekali tak mampu untuk mndengarkan apa yang sedang dibicarakan Wu Yong terhadap dirinya itu??"

Pek li Peng paling gelisah diantara beberapa orang itu, teriaknya keras2:

"Oooh. toako, apakah engkaupun keracunan hebat??"

Rupanya Siau Ling digetarkan hatinya oleh jeritan lengkingan gadis itu, sesudah memandang sekejap kearah Pek li Peng, tiba2 badannya roboh terjengkang keatas tanah.

Pek li Peng segera memburu kedepan,sambil berjongkok disisi tubuh sianak muda itu, tanpa memperdulikan apakah dia sedang menyaru sebagai seorang pria atau tidak, sambil memegang tangan kanan pemuda teriaknya sambil menangis tersedu2.

"Oooh, toako! mengapa engkau tidak berbicara... "

Dalam pada itu Teng It Lui, serta Ceng Yap Ching telah memburu datang ketempat kejadian tersebut, langkah mereka amat lambat sekali.

Rupanya keadaan dari kedua orang ini sama sekali tak jauh berbeda dengan keadaan dari Pek li Peng, sepasang kakinya lemas tak bertenaga dan sulit untuk melakukan perjalanan.

Wu popo, nenek bermuka jelek itu segera menengadah keatas dan tertawa terbahak2, suaranya mengerikan bagaikan jeritan kuntilanak.

"Haaahh....haaaahh...haaaahh.... semula aku masih mengira kalian terdiri dan otot kawat tulang besi manusia2 ampuh yang kebal terhadap racun keji, ternyata kalian hanya mengandalkan tenaga dalam yang amat sempurna saja untuk menahan daya kerja racun yang mengeram didalam

tubuh... "

Sambil tertawa tergelak, dia bergumam tiada hentinya seakan2 nenek tua itu merasa amat gembira sekali dengan hasil yang berhasil dicapai olehnya itu.

Mendadak ia hentikan gelak tertawanya, sambil memegangi pinggangnya tiba2 ia berjongkok diatas tanah

Ternyata sewaktu tertawa keras tadi dua batang tulang iganya yang patah ikut bergetar sehingga menimbulkan rasa sakit yang bukan kepalang.

Sementara itu Teng It Lui serta Ceng Yap Ching tiba dihadapan Siau Ling.

Kiranya kedua orang itu ingin mengandalkan sisa tenaga yang dimilikinya untuk melindungi keselamatan Siau Ling, siapa tahu setelah mereka berjalan berdua beberapa langkah, mereka baru sadar bahwa sedikitpun tiada harapan baginya untuk berbuat demikian, sekalipun nereka tidak jeri menghadapi kematian, namun perbuatan semacam itupun tak dapat dilakukan untuk melindungi keselamatan sianak muda itu.

Untung Wu popo juga menderita luka yang parah sehingga tak mampu untuk melangsungkan pertarungan lagi, dewasa ini tinggal Wu Yong seorang yang berada dalam keadaan sehat walafiat tanpa kekurangan sesuatu apapun juga.

Sambil mengempos tenaga, per lahan2 Teng It Lui berkata:

"Nona, serahkanlah obat pemunah itu kepada kami!"

Wu Yong memandang sekejap kearah Siau Ling yang roboh terkapar diatas tanah, kemudian jawabnya:

"Apakah engkau hendak menolong toosu tua itu??"

"Sedikitpun tidak salah, dewasa ini kami bertiga sedangkan nona hanya satu orang keadaan sangat tidak menguntungkan dan engkau belum tentu mampu untuk mengalahkan kami" "Toosu tua ini tak dapat ditolong!" sahut Wu Yong sambil menggelengkan kepalanya berulang

kali.

"Mengapa??''

"Ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi kalau kami selamatkan jiwanya maka kami berdua pasti akan mendapat tekanan lagi dari dirinya, karena itu biarkanlah dia keracunan. "

Teng It Lui yang mendengar jawaban itu segera berpikir didalam hati kecilnya:

"Oooh... nampaknya budak ini masih belum paham dengan keadaan situasi sebenarnya yang sedang dihadapi, biarlah aku coba untuk menggertak dirinya."

Berpikir sampai disini dengan suara dingin ia segera berkata:

"Nona.. kalau engkau tak mau serahkan obat pemunah itu kepada kami, apakah kami tak dapat merampas dengan jalan kekerasan."

Tiba2 terdengar Wu popo berterak dengan suara lantang.

"Yong ji, engkau jangan sampai kena digertak oleh orang2 itu, mereka sudah kehilangan daya kemampuannya untuk bertempur lagi, asal engkau menggerakkan tangan mereka akan mampus ditanganmu."

Wu Yong menggerakkan sepasang biji matanya yang jeli sehabis mendengarkan perkataan itu, serunya.

"Nenek sungguhkah perkataan yang kau ucapkan itu?"

Terkesiap juga hati Teng It Lui mendengar ucapan tadi, pikirnya didalam hati:

"Andaikata budak ingusan ini benar2 turut tangan...wah! urusan bisa berabe, aku benar benar tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perlawanan lagi."

Sebagai seorang jago kawakan yang banyak pengalamannya, meskipun menyadari bahwa keadaan yang sedang dihadapinya sangat berbahaya, namun diatas wajahnya dia masih tetap memperlihatkan keterangannya dengan dingin ia balas berseru:

"Nona apakah engkau merasa bahwa ucapan itu sungguh????"

Wu Yong termenung beberapa saat lamanya kemudian menjawab:

"Sukar untuk dikatakan demikian saja, mari kita berdua saling bergebrak lebih dahulu beberapa jurus aku ingin membuktikan lebih dahulu apakah kalian masih memiliki kemampuan untuk bertempur lagi atau tidak?"

Tertegun hati Teng It Lui sehabis mendengar perkataan itu balik serunya dengan suara lantang.

"Apakah nona merasa yakin dapat menangkan diriku didalam pertarungan itu???"

"Sedikitpun tidak salah, asalkan engkau masih bisa berkelahi maka akupun dapat membuktikan apakah kalian masih mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pertarungan atau tidak"

Tiba2 Pek li Peng meloncat bangun, serunya.

"Budak busuk yang tak tahu diri, engkau telah membohongi toakoku sehingga dia melepaskan kalian pergi, sebaliknya engkau telah menggunakan racun untuk merobohkan dirinya, toako adalah seorag manusia berjiwa besar, dia teatu saja tak pernah menyangka kalau kalian adalah manusia2 rendah yang terkutuk dan tak tahu malu."

Dalam gugupnya Radis itu sudah lupa pada penyaruannya lagi, suara makiannya merdu melengking dan tiada jauh berbeda dengan suara kaum gadis pada umumnya,

Wu Yong nampak tertegun, lalu tegurnya:

"Engkau sebenarnya seorang lelaki ataukah seorang perempuan?"

"Lelaki atau perempuan perduli amat dengan dirimu?"

Wu popo yang sedang mendongkol karena rulang iganya terasa sakitnya luar biasa sehingga membuat keringat dingin mengucur keluar tiada hentinya ketika mendengar ucapan Pek li Peng yang tajam dan kasar itu dia jadi naik pitam, tak tahan lagi segera serunya,



"Yong-ji hajar dihadiahkan beberapa buah tamparan diatas mukanya, agar dia bisa tahu diri "

Berbicara sampai disini, tulang iganya kembali terasa amat sakit sehingga terpaksa ia harus menutup mulutnya kembali.

Mendengar perintah dari neneknya itu, tanpa berpikir panjang lagi Wu Yong segera menerjang maju kedepan sambil melancarkan sebuah gaplokan.

Pek li Peng merasakan sepasang kakinya lemas sama sekali tak bertenaga meskipun dalam hati dia ada maksud untuk menghinda kan diri, namun ada maksud sayang sekali tak bertenaga, tubuhnya sama sekali tak mampu untuk berkelit dari datangnya ancaman, tersebut.

"Blaaam....!" dengan telak serangan tersebut bersarang diatas tubuhnya.

Pek li Peng yang sudah kehilangan seluruh kekuatan tubuhnya, tak kuat menahan diri lagi, dengan Sempoyongan badannya terdorong beberapa langkah kebelakang, kemudian roboh terjengkang diatas tanah.

Wu Yong sama sekali tidak menyangka kalau serangan yang dilancarkannya itu berhasil merobohkan lawan, tanpa terasa senyuman manis tersungging diujung bibirnya.

Teng It Lui yang menyaksikan Pek li Peng kena digaplok sampai jatuh terjungkal diatas tanah, diam2 merasa jeri, pikirnya:

"Aku sudah lanjut usia begini, kalau sampai kena ditampar beberapa kali oleh budak cilik itu... waah! kejadian ini akan merupakan suatu peristiwa memilukan yang tak akan kulupakan untuk selamanya... "

Berpikir sampai disitu, ia tak berani melanjutkan kembali langkah kakinya menuju kearah depan Sesudah menghajar Pek li Peng, Wu Yong segera mendekati tubuh Siau Ling yang terkapar diatas tanah, sambil menarik jenggot diatas wajah pemuda itu ujarnya sambil tertawa

"Tadi ia masih begitu lagak dan seramnya menganiaya diriku, sekarang akupun akan menghadiahkan beberapa gaplokan kearah tubuhnya agar engkaupun bisa tahu rasa... "

Jenggot yang dimiliki Siau Ling pada saat ini pada dasamya adalah jenggot palsu, ketika ditarik sekuat tenaga oleh Wu Yong, seketika itu juga jenggot itu terlepas, dan obat penyaruan yang berada diatas wajahnya pun ikut rontok bersamaan dengan terlepasnya jenggot palsu tadi.

Wu Yong jadi tertegun dibuatnya ia berseru tertahan.

"Aah.. ! rupanya engkau adalah seorang toosu gadungan!"

Ceng Yap Ching yang berada disamping kalangan segera cabut keluar sebilah pedang Jit-siu kiamnya, kemudian membentak dengan nada keras:

"Nona, kalau engkau tidak menyerahkan obat pemunah lagi jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji terhadap dirimu !"

"Engkau tak usah menggertak diriku lagi" kata Wu Yong sambil gelengkan kepalanya berulang kali, "keadaanmu tidak jauh berbeda dengan keadaan yang lain, engkau sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk bergebrak melawan orang".

"Akan tetapi aku masih mempunyai kekuatan untuk melepaskan senjata rahasia !"

Sebenarnya jago muda dari partai Bu tong ini akan melepaskan senjata Jit siu kiamnya secara diam2 dan sedikitpun tidak mengeluarkan suara, akan tetapi setelah pedang tersebut dicekal dalam genggamannya, dia merasa bahwa tindakan semacam ini bukanlah tindakan yang benar dari seorang lelaki sejati maka tanpa terasa pula dia berteriak lebih dahulu untuk memberi peringatan.

Ketika Yong berpaling dan menyaksikan pedang pendek yang berada didalam cekalan Ceng Yap Ching memancarkan cahaya yang sangat tajam dan nampaknya tajam sekali ia tak berani bertindak gegabah. Tangan kanannya segera diayun kedepan, laksana kilat dia lepaskan sebuah serangan yang maha dahsyat kearah jago muda itu.

Pada waktu itu sekujur badan Ceng Yap Ching merasa lemas dan sama sekali tak bertenaga, sebelum senjata rahasianya sampai dilepaskan, angin pukulan yang dilancarkan Wu Yong sudah keburu datang lebih dahulu dan tepat bersarang diatas pergelangan tangan kanannya.

"Traaang...!" tak dapat dihindari lagi pedang pendek dalam genggamannya itu terlepas dari cekalannya dan rontok keatas tanah, sementara tubuhnya sendiri telah terhajar sampai berputar beberapa kali tiba2 roboh terkapar diatas tanah.

Menyaksikan kesemuanya itu Teng It Lui menghela napas panjang, ujarnya dengan putus asa:

"Saudara Ceng, pada saat ini keadaan kita tidak jauh berbeda dengan keadaan manusia biasa, mana mungkin kita bisa menandingi kehebatan mereka?? duduklah disini dan tak usah membuang tenaga dengan percuma lagi, tak ada gunanya."

"Maksud Teng heng, apakah kita hanya mandah ditawan dan dijagal orang tanpa berusaha untuk melawan????"

"Kecuali terbuat demikian, apa yang bisa kita lakukan lagi dalam keadaan seperti ini?" Ceng Yap Ching menghela napas panjang dan iapun membungkam dalam seribu bahasa. Sesudah berhasil merobohkan Ceng Yap Ching hingga roboh terkapar diatas tanah, Wu Yong tertawa dan berkata:

"Kalian tunggulah dengan hati tenang aku ingin menyaksikan lebih dahulu raut wajah yang sebenarnya dan imam gadungan ini!"

Sambil berjongkok disisi tubuh Siau Ling, diapun melepaskan seluruh penyaruan diatas wajah pemuda itu.

Pek li Peng yang kena dihajar oleh serangan Wu Yong hingga jatuh tak sadarkan diri, pada saat itu telah mendusin kembali dari pingsannya, ketika dilihatnya Wu Yong sedang membersihkan wajah Siau Ling dari obat penyaruan, ia jadi amat terperanjat, sambil meronta bangun bentaknya keras2.

"Jangan kau usik dirinya!"

"Ada apa?" seru Wu Yong sambil bekerja

"Engkau tak boleh snengusik dirinya!"

"Apa gunanya engkau berteriak???" ejek Wu Yong sambil tertawa, "engkau sudah tak memiliki kemampuan apa2 lagi untuk menghalangi niatku ini, tunggu sajalah setelah aku melihat jelas raut

wajah aslinya, kemudian akan kulepaskan pula jubah toosumu itu untuk melihat pula wajah aslimu!"

Pek li Peng tertegun dan tidak berani banyak bicara lagi.

Wu Yong segera merobek secarik kain dari jubab toosu yang dikenakan Siau Ling dengan menggunakan kain itulah dia membersihkan wajah sianak muda itu dari pengaruh obat penyaruan.

Beberapa saat kemudian obat penyaru tadi sudah dibersihkan, dibawah sinar bintang yang remang2 tampaklah seraut wajah amat tampan dan menawan hati.

Wu Yong yang menyaksikan kesemuanya itu jadi tertegun, beberapa saat kemudian ia berjalan menghampiri Pek li Peng sambil ujarnya

"Engkau akan melepaskan sendiri?? ataukah aku yang harus turun tangan mewakili dirimu?"

"Apa yang ingin kau lihat?? 'teriak Pek li Peng dengan perasaan hati amat gelisah,

"Aku ingin lihat engkau sebenarnya adalah seorang pria ataukah wanita?"

Terbayang bagaimana kalau pakaian yang dikenakan dilepas semua sehingga bagian pentingnya terlihat oleh banyak orang, Pek li Peng merasa sangat gelisah, sebab andaikata sampai terjadi hal demikian maka peristiwa tersebut akan merupakan suatu kejadian yang paling memalukan.

Buru-buru jawabnya dengan gemas

"Aku adalah seorang perempuan"

WuYong tersenyum.

"Kalau engkau adalah seorang perempuan kenapa memakai baju seorang imam...?? dan mengapa melakukan perjalanan bersama dengan dia?? hmm! aku lihat engkau pasti bukan seorang manusia baik2!!"

"Dia adalah toakoku, tentu saja kami boleh melakukan perjalanan bersama sama... " seru Pekli Peng.

"Oooh.. ! kiranya begitu!!"

Sesudah berhenti sebentar, tiba2 dengan dahi berkerut sambungnya lebib jauh. "Mengapa kalian harus menyaru sebagai imam tua?? "

"Tentang soal ini... tentang soal ini... karena kami hendak menghindari pengawasan dari musuh2 besar kami"

Wu Yong mengerdipkan matanya dan mengangguk.

"Baiklah! untuk sementara waktu aku suka mempercayai jawaban kalian itu." katanya. Pek-li Peng menghela napas sedih, ujarnya beberapa saat kemudian. "Nona, bolehkah aku mohon suatu persoalan kepadamu???"

Mendengar perkataan itu mengenaskan sekali dan patut dikasihani, Wu Yong segera bertanya. "Persoalan apakah yang kau inginkan???"

"Tolonglah toako kami ini! Dia adalah seorang lelaki sejati yang berjiwa besar, di kolong langit sulit menemukan seorang pria baik budi seperti dia, engkau tak boleh mencelakai jiwanya!" "Benarkah dia sangat baik hati dan berbudi??" "Setiap perkataanku kuucapkan dengan sejujurnya" Wu Yong segera gelengkan kepalanya berulang kali.

"Tidak bisa," katanya, "kepandaian silat yang dimilikinya terlalu tinggi, kalau kuselamatkan jiwanya maka aku serta nenekku pasti akan dianiaya pula olehnya."

"Jangan kuatir, asal kalian dapat menguasai keselamatan jiwaku, maka dia pasti akan menuruti semua perintah dan perkataan yang kalian ucapkan..."

Demi keselamatan jiwa Siau Ling, gadis itu bersedia untuk mengorbankan diri dan mohon belas kasihan orang.

"Dia sudah melukai nenekku, aku tak dapat menolong dirinya" sahut Wu Yong kembali.

"Sebenarnya dia dapat saja membinasakan engkau serta nenekmu, akan tetapi buktinya dia toh mengampuni kalian berdua."

Mendengar perkataan itu Wu Yong segera tertawa dingin, tukasnya dengan cepat,

"Karena aku merengek dan meminta-minta kepadanya, akhirnya dia baru bersedia mengampuni jiwa nenekku!"

"Akan tetapi sekarang aku toh sedang merengek dan meminta-minta kepadamu." bentak Pek li Peng.

Tiba-tiba Wu popo maju kedepan dan berseru. "Yong ji mereka tak dapat diampuni lagi"

"Kalau tak dapat diampuni, kita bereskan saja jiwa mereka semua!"

"Sedikitpun tidak salah, kita harus bikin mampus orang-orang itu, daripada meninggalkan bibit bencana dikemudian hari."

Tiba-tiba Wu Yong menghela napas panjang,

"Aaaai.! Nenek, seandainya toosu tua tadi membinasakan kita, maka sekarang kita tak mampu lagi untuk membinasakan mereka"

Tertegun hati Wu popo mendengar perkataan itu, serunya

"Eeeei! Kenapa engkau? Apakah engkau hendak mengampuni jiwa mereka semua..?"

"Bagaimana kalau kita ampuni saja mereka dan punahkan ilmu silat yang dimilikinya saja? apakah nenek setuju?? "

Sambil menuding kearah Siau Ling, terdengar Wu popo berkata:

"Orang itu harus dibunuh, sedangkan sisanya yang tiga orang terserah pada keputusanmu sendiri, mau punahkah ilmu silat mereka atau mau dibunuh aku tak mau tahu"

"Aku akan mewakili dirinya untuk mati!" seru Pek liPeng dengan cepat.

Sorot mata Wu popo perlahan2 dialihkan keatas wajah Pek li Peng sambil tertawa dingin ejeknya:

"Engkau akan mewakili dirinya untuk mati"

"Kalau engkau hanya bermaksud membinasakan satu orang saja, membunuh dirrinya atau membunuh aku toh sama saja tak ada bedanya!"

"Kalau engkau menginginkan dia bisa diampuni tentu saja boleh akan tetapi kalian tiga lembar jiwa harus ditukar dengan dirinya selembar jiwa"

"Kenapa??"

"Karena ilmu silat yang dimilikinya sangat tinggi, orang biasa sulit untuk menandingi kepandaiannya itu" jawab Wu popo.

Sebelum Pek li Peng sempat menjawab Ceng Yap Ching yang berada disampingnya sambil menjura telah berkata:

"Yang lo hujin maksudkan dengan tiga lembar jiwa ditukar dengan selembar jiwa. apakah termasuk memberi obat pemunah baginya??"

"Benar!" jawab Wu popo setelah termenung sebentar, "akan kupunahkan pula racun keji yang bersarang didalam tubuhnya!!"

"Dia jauh lebih penting kedudukan serta tenaganya daripada kita semua, tenaga serta kekuatannya pada saat ini sedang dibutuhkan dunia persilatan, aku memang sepantasnya kalau mengorbankan jiwa demi dirinya ." pikir Ceng Yap Ching didalam hati.

Setelah menghela napas panjang segera ujarnya.

"Baiklah! kau boleh sembuhkan dahulu orang itu dari pengaruh racunnya, sesudah itu aku akan bunuh diri dihadapanmu."

Wu popo segera alihkan sorot matanya keatas wajah Teng It Lui, dan katanya pula

"Selama-lamanya manusia hanya hidup satu kali dikolong langit, usiamu jauh lebih lanjut daripada yang lain, tentunya engkau tidak akan menyetujui tindakan itu bukan?"

"Asal lo hujin dapat memegang janji, aku bersedia mengorbankan selembar jiwaku demi menyelamatkan orang itu "jawab Teng It Lui dengan suara yang tenang.

Wu popo, jadi tertegun setelah menjumpai kenyataan tersebut, serunya.

"Apakah semua ucapan kalian itu diutarakan dan hati sanubari?"

"Setiap perkataan kami diutarakan dan hati sanubari! "jawab Teng It Lui serta Ceng Yap Ching hampir bersamaan waktunya.

Dengan pandangan tercengang Wu popo segera alihkan sorot matanya keatas wajah Siau Ling, setelah memandang beberapa saat lamanya ia berseru

"Siapa orang ini?? kenapa ia begitu penting, sehingga kalian bertiga bersedia untuk mengorbankan jiwa sendiri untuk menyelamatkan dirinya??.. "

"Kalau lo hujin sudah menyanggupi persyaratan tersebut, sudah sepantasnya kalau kita putuskan persoalan itu sampai disini saja, buat apa engkau musti bertanya siapakah dia?? "tukas Ceng Yap Ching dengan suara yang lantang.

"Kalau kalian tidak mengatakan lebih dahulu siapakah orang ini, maafkanlah daku terpaksa aku harus batalkan pembicaraan kita barusan ini."

Ceng Yap Ching berpaling dan memandang sekejap kearah Teng It Lui, namun jago kawakan itupun berdiri melongo dengan wajah gelisah jelas diapun tak tahu apa yang harus dilakukan.

Pek li Peng yang selamanya cerdik pada saat inipun dibuat kehilangan akal, setelah termenung beberapa saat lamanya ia berkata:

"Boleh saja aku beritahukan kepadamu siapakah dia, tetapi engkau tak boleh mengingkari janji dan harus menyembuhkaan muka racun yang diderita olehnya??"

"Haaah..haaah.haaah..selamanya aku tidak menerima perintah dari orang, maka engkaupun tak usah memerintah pula terhadap diriku " seru Wu popo sambil tertawa terbahak bahak.

Pek li Peng merasa amat membenci terhadap nenek tua bermuka jelek ini sambil tertawa dingin serunya

"Pengemis tua kalau dikemudian hari engkau sampai terjatuh kembali ditanganku, aku pasti akan cincang tubuhmu sehingga hancur berkeping2"

Mendengar perkataan itu Wu popo naik pitam, bentaknya;

"Budak ingusan cilik engkau perempuan menyaru sebagai pria, berjalan bersama orang lelaki. Hmmm.engkau pasti bukan seorang perempuan yang genah... "

Karena sewaktu bicara suaranya terlampau keras, mulut lukanya jadi teramat sakit sekali sehingga sambil memegang pinggangnya ia berjongkok keatas tanah menahan sakit, segera sambungnya kembali.

"Yong ji pergilah kesana dan hadiahkan dua tempelengan keatas pipinya agar dia tahu rasa:" Per-lahan2 Wu Yong segera maju kedepan katanya;

"Nenek suruh aku menghajar dirimu, apa daya perintah ini bagaimanapun juga terpaksa harus dilakukan... "

Tangan kanannya diayun kedepan, dan sebuah tempelengan yang amat nyaring bersarang diatas pipinya.

Gaplokan ini benar2 tidak enteng, membuat tubuh Pek li Peng mundur sempoyongan dan darah segar segera mengalir keluar membasahi ujung bibirnya.

Setelah bangkit berdiri Pek li Peng menyeka darah yang menodai bibirnya. kemudian berkata.

"Tidak mengapa kalau kau hendak memukul aku tapi janganlah membinasakan dirinya mati hidup semua umat persilatan yang ada dikolong langit telah berada dalam genggamannya dialah yang akan selamatkan seluruh kolong langit dari badai pembunuhan"

Wu Yong ketika menyaksikan gadis itu sama sekali tidak memperhatikan dirinya. tapi selalu memohon pengampunan bagi Siau Ling hatinya jadi sangat keheranan serunya:

"Aku lihat rasa cintamu terhadap dirinya sudah begitu mendalam sekali, sebenarnya siapakah

dia ??"

Sejak Pek li Peng kehilangan seluruh tenaga dalamnya meskipun ia tak mampu selamatkan jiwa Siau Ling dengan keampuhan ilmu silatnya akan tetapi ia selalu berusaha dengan pelbagai macam cara untuk menolong jwa sianak muda itu, mendengar pertanyaan tersebut terpaksa dia berkata:

"Baiklah, kalau kalian ingin mengetahui siapakah dia akan kuberitahukan kepadamu, dia adalah Siau Ling !"

"Apa ? dia adalah Siau Ling??" seru Wu popo yang sedang berjongkok diatas tanah itu sambil loncat bangun.

"Sedikitpun tidak salah, dia adalah Siau Ling"

"Yong ji !" seru Wu Popo kemudian dengan cepat, "cepat bersihkan sisa obat penyaru yang masih melekat data wajahnya."

Wu Yong mengiakan, dari dalam sakunya dia ambil keluar sebuah saputangan kemudian membersihkan sisa obat penyaru yang masih menempel diatas wajah sianak muda itu.

Dari dalam sakunya Wu Popo ambil keluar sebuah botol porselen dan berkata kembali:

"Yong ji cepat berikan obat pemunah ini kepadanya"

Pek li Peng jadi amat gembira sekali ketika dilihatnya Wu Popo segera mengeluarkan obat pemunahnya sesudah ia mengucapkan nama Siau Ling, sambil berpaling kearah Ceng Yap Ching serta Teng It Lui, katanya sambil tertawa:

"Nama besar toako benar2 luar biasa sekali, tahu begini sedari tadi kita sebutkan saja nama toako, daripada merengek2 tanpa hasil apapun!"

"Sebelum duduknya persoalan dapat dibikin jelas aku harap nona jangan keburu merasa gembira lebih dahulu", kata Teng It Lui.

Ketika mereka berpaling kembali ketengah kalangan tampaklah Wu Yong sudah menerima bolol porselen itu, membuka penutupnya dan ambil keluar sebutir pil yang segera dimasukkan kedalam mulut pemuda itu.

Obat pemunah tersebut benar2 amat mujarab sekali, tidak lama kemudian Siau Ling telah sadar kembali dan pingsannya dan bangun duduk dan atas tanah.

"Toako bagaimana perasaanmu?" teriak Pek li Peng dengan gelisah.

Per-lahan2 Siau Ling bangkit berdiri, sesudah menyapu sekejap sekeliling tempat itu jawabnya: "Aku sangat baik!"

"Apakah engkau adalah Siau Ling??"seru Wu popo kemudian sambil tertawa nyaring. Siau Ling memegang jenggotnya namun ia temukan jenggot palsu itu sudah lenyap tak berbekas.

Wu Yong yang menyaksikan kejadian itu segera mendengus dingin, serunya

"Engkau tak usah mencari jenggot palsu lagi, jenggot itu sudah kucabut lepas... "

Siau Ling segera alihkan sorot matanya keatas wajah Pek-li Peng, ketika dilihatnya bekas telapak membekas nyata diatas wajahnya air mata masih jatuh berlinang dengan dahi berkerut ia segera berkata:

"Peng-ji parahkah luka yang kau derita???"

"Tidak lukaku sama sekali tidak parah! jawab Pek-li Peng sambil tertawa manis Sementara itu Wu popo sudah mendengus dingin dan berkata.

"Siau Ling aku hendak memberitahukan tentang satu persoalan kepadamu... dengarkanlah

baik2." "Persoalan apa??"

"Pada saat ini baik engkau maupun ketiga orang sahabatmu itu sudah tak bertenaga lagi, keadaan kalian tidak lebih bagaikan manusia belaka." Setelah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh.

"Yong-ji, mungkin tidak percaya dengan apa yang kukatakan, coba lancarkanlah sebuah serangan kearahnya."

Wu Yong ayunkan telapak kanannya kedepan melancarkan sebuah sapuan yang cepat bagaikan sambaran kilat.

Secara otomatis Siau Ling mengerahkan pula tangan kanannya untuk menyambut datangnya serangan tersebut.

Ketika sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya, tubuh Siau Ling segera ter hantam sampai berputar kencang dan geser dari tempatnya semula hingga sejauh empat lima kaki lebih dengan susah payah ia berhasil mempertahankan tubuhnya tidak sampai roboh keatas tanah.

Wu Yong tertawa, katanya:

"Siau Ling! sekarang engkau tentu sudah percaya bukan dengan apa yang dikatakan oleh nenekku?"

Siau Ling mengangguk.

"Cara kerja nenekku benar2 keji dan jahat membuat orang keracunan sehingga seluruh kepandaian silainya punah sama sekali... "

"Siau Ling!" ujar Wu popo dengan dingin. "Ketiga orang itu bersedia untuk mengorbankan jiwanya demi keselamatan jiwamu dan akupun telah menyanggupi permintaan mereka untuk menukar tiga lembar jiwa mereka dengan selembar jiwamu, pada waktu itu aku merasa sangat geli, kenapa ada juga orang yang bersedia mengorbankan jiwanya demi menolong orang lain, akan tetapi sewaktu kukabulkan permintaan mereka aku belum tahu kalau engkau sebenarnya adalah Siau Ling"

Setelah mengalami pelbagai peristiwa besar Siau Ling sekarang bukanlah Siau Ling dahulu, kini ia jauh lebih tenang dan mantap, sambil tertawa ewa katanya:

"Sekarang setelah engkau mengetahui siapakah aku apa yang hendak engkau lakukan."

"Aku hendak persilahkan engkau untuk memilih sendiri salah satu diantara dua jalan yang kuajukan!"

"Katakalah! dua jalan bagaimana yang kau ajukan"

"Jalan yang pertama aku bunuh dirimu kemudian membawa batok kepalamu untuk menemui seseorang, jalan yang kedua dengarkan baik2 perkataanku dan ikutlah denganku untuk bertemu dengan dua orang!"

"Siapakah dua orang yang kau maksud itu?"

"Shen Bok Hong serta Su-hay Kuncun"

Mendengar perkataan itu Siau Ling segera berpikir didalam hati kecilnya: "Berjumpa dengan Shen Bok Hong serta Su - hay Kuncu, sama artinya menghantarkan diri menuju gerbang kematian."

Berpikir demikian dengan nada ketus segera ujarnya:

"Lo hujin, apakah engkau menganggap aku Siau Ling adalah seorang manusia yang takut menghadapi kematian ?"

"Engkau adalah seorang enghiong, seorang pahlawan, kalau engkau bukan seorang enghiong tak mungkin mereka mengundang kedatangan aku sinenek tua untuk menghadapi dirimu!"

Siau Ling tertawa dingin.

"Heehhh..heehh..heeehh.. Shen Bok Hong adalah bandit diatas daratan sedang Su hay Kuncu adalah perampok diatas air, sekarang bandit-bandit daratan telah bersekongkol dengan bandit-bandit air untuk bersama-sama menguasai kolong langit... "

"Kalau tujuan mereka bukan untuk menghadapi engkau Siau Ling kedua orang itu mungkin susah untuk bekerja sama" sambung Wu popo cepat.

Kembali Siau Ling tertawa dingin.

"Hmmm! sekalipun untuk sementara waktu mereka dapat bekerjasama, akan tetapi suatu hari

nanti pasti akan bentrok satu sama lainnya dan suatu pertumpahan darahpun tak akan terhindar

pada saat itu engkau akan membantu pihak yang mana ?"

Setelah berhenti sebentar dengan nada suara yang lebih keren dan nyaring sambungnya lebih jauh:

"Aku ingin tanya kepandaian lo hujin didalam melepaskan racun kalau dibandingkan dengan kepandaian Tok jiu Yok ong Raja obat bertangan keji siapakah yang jauh lebih unggul ?" Wu popo termenung sebentar lalu menjawab:

"Kalau berbicara tentang cara melepaskan racun belum tentu kepandaian yang kumiliki berada dibawah kepandaiannya akan tetapi kalau berbicara tentang cara menggunakan campuran obat dan pembuatan racun aku mengakui bahwa kepandaianku masih belum dapat mengungguli Raja obat bertangan keji"

Siau Ling mendengus dingin, ujarnya kembali:

"Tahukah engkau bagaimanakah hubungan persahabatan antara Shen BoK Hong dengan Tok-jiu Yok ong?? sejak menderita kekalahan dibawah kerubutan partai2 besar sehingga hampir mati, Shen Bok Hong dapat membangun kembali semua usahanya hingga sedemikian besar boleh dibilang kesemuanya ini adalah berkat jasa dan Raja obat bertangan keji, tetapi apakah yang dilakukan Shen Bok Hong terhadap jasa jasanya itu?? secara diam diam ia telah meracuni Raja obat bertangan keji, lo hujin! sekarang engkau diundang turun gunung dengan segala kebesaran, hal ini disebabkan mereka hendak mengandalkan kepandaian racunmu untuk menghadapi para, jago persilatan yang sekarang mulai bangkit berdiri untuk menentang kekuasaan Shen Bok Hong,"

"Yang paling penting adalah untuk menghadapi engkau Siau Ling", sela Wu Popo dengan cepat.

Siau Ling tertawa ewa,

"Setelah Siau Ling dibunuh, maka nilai dari lo hujin yang diundang datangpun akan ikut lenyap, pada saat itulah dengan kekejamannya serta kekejian Shen Bok Hong, kalian berdua pasti akan didesak mundur terus hingga kehilangan jalan mundur, pada saat itulah hanya ada dua jalan yang bisa kalian tempuh, pertama dibunuh mati olehnya dan kedua selama hidup menjual nyawa baginya jadi budaknya."

Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian ia menjawab: "Sudah lama aku mengetahui akan kekejaman serta kesadisan Shen Bok Hong, sekalipun begitu kedatanganku kali ini atas undangan Shen Bok Hong serta Siau-yau cu telah disertai pula dengan

perjanjian, aku hanya bertanggung jawab dalam menghadapi dirimu Siau Ling saja, begitu urusan selesai maka akupun akan pulang kegunung."

"Darimana lo hujin bisa tahu kalau mereka pasti akan menuruti perjanjian dan melepaskan engkau pulang kegunung?... Aaaai! sudahlah banyak bicara sama sekali tak ada gunanya, sekarang aku sudah terjatuh ketangan lo hujin. silahkan engkau memutuskan akan jatuhkan hukuman apa kepadaku"

"Lo hujin!" tiba2 Pek li Peng menyela dari samping, "bukankah engkau turun ganung karena mendapat hadiah dari mereka?? aku rasa hadiah yang ia berikan kepadamu tentu luar biasa besarnya bukan??"

"Sedikitpun tidak salah!"

"Bolehkah aku mengetahui hadiah itu berupa apa saja???"

"Mutiara seratus biji, emas murni sepuluh laksa tahil, batang antic, lukisan kenamaan, sutera dan macam2 benda berharga lainnya"

"Asal engkau bersedia memberikan obat pemunah kepada kami semua, kamipun akan menghadiahkan pula benda2 seperti yang kau sebutkan tadi kepadamu!"

Wu popo gelengkan kepalanya berulang kali serunya:

"Siapakah engkau?? besar amat mulutmu kalau bicara!"

"Nama ayahku mungkin pernah locianpwe dengar."

"Siapakah dia???" "Pak-thian Cuncu"

"Apa? Pak thian Cuncu adalah ayahmu", teriak Wu popo dengan amat terperanjat. "Sedikitpun tidak salah, dia adalah ayahku! apakah engkau tidak percaya..?" "Aku memang benar2 agak tidak percaya!" jawab nenek bermuka jelek itu sambil gelengkan kepalanya berulang kali.

Siau Ling yang ada disamping tiba-tiba menyela:

"Kalau membicarakan tentang harta kekayaan maka sepasang pedagang dari kota Tiong-ciu lah yang mempunyai kekayaan melebihi siapapun, mereka adalah saudara angkat dari aku orang she Siau, sekalipun begitu aku orang she Siau tidak sudi menukar nyawa kami dengan benda berharga. Dewasa ini kami sudah tiada bertenaga untuk melakukan perlawanan lagi, mau digorok, mau dipancung ataupun mau dicincang terserah kehendak hatimu, ucapankupun hanya sampai disini saja, lo hujin tak usah membicarakan persoalan itu lagi dengan diriku"

"Oooh, toako, engkau tak boleh mati "

"Peng ji!" tukas Siau Ling dingin

"Mati atau hidup sudah digariskan Thian didalam suratan takdir, semua yang telah menjadi takdir tak dapat dipaksakan dengan cara apapun juga, seandainya siau heng bersikap agak keras kepala dan hatiku tidak tergerak oleh rengekan nona Yong, pada saat ini mereka berduapun sudah menemuj ajalnya sedari tadi"

Tiba2 Wu Yong berpaling memandang kearah neneknya, lalu berseru: "Nenek, Yong-ji ada sepatah dua patah kata hendak diucapkan keluar, apakah engkau memperbolehkan aku untuk mengutarakan keluar???"

"Katakanlah!"

"Ketika Yong ji memohon kepada Siau Ling tadi, bukan saja ia telah mengampuni diriku bahkan mengampuni pula nenek, sekarang sudah sepantasnys kalau kitapun mengampuni mereka!"

"Kalau kita lepaskan Siau Ling bukankah semua intan permata, mutiara seratus biji emas murni sepuluh taksa tahil dan benda berharga lainnya akan lenyap tak berbekas."

"Buat apa harta kekayaan sebanyak itu buat kita???" sela Wu Yong dengan cepat.

Wu Popo tertawa.

"Aku hanya mempunyai seorang cucu perempuan yang tersayang saja, sudah sepantasnya kalau mulai sekarang aku kumpulkan pelbagai macam barang berharga untukmu, sehingga apabila dikemudian hari engkau akan menikah dengan orang, barang perhiasan untukmu pun sudah tersedia... "

Ia menengadah keatas memandang bintang yang bertaburan diangkasa, kemudian gumamnya seorang diri:

"Aku hendak menggunakan barang berharga yang paling bagus dan paling indah dikolong langit untuk pesangon bagimu... "

Wu Yong segera menghela napas panjang.

"Aaaai... ! nenek, aku akan kawin dengan siapa...???"

"Tentu saja kawin dengan pemuda pilihanmu sendiri, kecantikan wajahmu luar biasa ditambah pula engkau memiliki kekayaan yang luar biasa sekali, aku rasa orang yang bersedia mengawini dirimu pasti banyak sekali bagaikan ikan dalam sungai... "

Sambil menggelengkan kepalanya kembali Wu Yong menghela napas panjang, katanya:

"Apakah orang hendak mengawini diriku, aku lantas menerima pinangannya itu !"

"Haaahh..haaaahhh..haaahhh budak tolol, tentu saja engkau harus memilih salah satu

diantaranya dari beberapa ribu orang yang ada"

"Nenek kalau berbuat demikian bagi diriku sebenarnya boleh dibilang merupakan suatu hal yang jelek"

"Kenapa ?"

"Kalau aku mempunyai banyak harta maka orang2 yang akan mengawini aku bukanlah mengawini orangnya, tapi mengawini harta kekayaanku."

"Aaai... ! nenek sudah tua sekali", kata Wu popo sambil menghela napas panjang.

"Suatu ketika aku pasti akan berpulang lebih dahulu kalau aku tidak meninggalkan sedikit kekayaan untukmu, mana mungkin hatiku bisa lega ?"

Wu Yong tersenyum.

"Oooh...nenek, mengapa engkau tidak berbuat sesuatu yang maha besar hingga meninggalkan sedikit nama yang bersih dan bersifat pendekar bagi dirimu? emas intan dan berlian hanya benda sampingan, apa gunanya benda2 seperti itu??"

"Engkau suruh aku menciptakan nama apa buat nenek yang sudah tua??", kata Wu popo dengan dahi berkerut.

"Kerjakanlah satu perbuatan besar yang bisa menggetarkan seluruh kolong langit, agar semua orang menghormati dirimu"

"Bukankah nenek sekarang sedang berbuat demikian?? banyak jago? dalam dunia persilatan selalu berusaha untuk membereskan jiwanya, akan tetapi semua orang tidak mampu untuk melakukannya, sedangkan nenek mampu untuk menangkapnya dalam keadaan hidup2, bukankah perbuatan ini cukup menggetarkan dunia persilatan?"

"Haaaahh..haaaah...haaaahh Shen Bok Hong setelah berjumpa dengan aku pasti akan

bangkit berdiri dan menyambut kedatanganku, pada waktu itu nama nenek akan tersebar luas diseluruh kolong langit dan dikagumi oleh setiap orang. "Nenek, seandainya pada saat ini kita lepaskan Siau Ling, bukankah perbuatan kita inipun sangat mengemparkan seluruh dunia persilatan" seru Wu Yong dengan air mata bericucuran.

Air muka Wu popo seketiak itu juga berybah hebat.

"Kalau kita berbuat demikian, bukankah intan permata dan emas murni itu bakal terlepas dari tangan kita", serunya:

"Nenek kalau ingin memberikan kepadaku, aku tidak membutuhkan benda semacam itu"

"Masih ada satu persoalan, sebenarnya aku tidak ingin memberitahukan kepadamu tapi sekarang mau tak mau terpaksa aku harus mengatakannya juga kepadamu."

"Seringkali engkau mengatakan bahwa hidup kita adalah saling menguntungkan, mengapa ada persoalan yang kau rahasiakan??"

Wu popo menghela napas panjang

"Aaai.. meskipun kita diundang oleh Shen Bok Hong serta Siau yaucu karena mendapat hadiah besar, didalam kenyataan kita pergi karena mendapat desakan yang membuat kita mau tak mau terpaksa harus berbuat demikian,"

"Mengapa??

"Kita sudah kena serangan oleh Shen Bo Hong dengan suatu tindakan yang amat keji" "Maksud nenek engkau sudah keracunan hebat??"

"Aku sudah tua dan sebentar lagi bakal mati, sekalipun keracunan hebat juga tak menjadi soal, tapi engkau, Yong-ji kau masih muda, engkau tak boleh mati dengan begitu saja" "Apakah akupun sudah keracunan pula?"

Sekali lagi Wu popo menghela napas panjang.

"Aaai.! rupanya mereka tahu bahwa engkau jauh lebih penting dalam pandanganku daripada jiwaku sendiri, karena itu merekapun sudah melepaskan racun keji dalam tubuhmu. " "Kenapa selama ini aku tak tahu??"

"Karena racun keji tersebut adalah jenis racun aneh yang dibuat secara khusus oleh Tok- jiu Yok ong raja obat bertangan keji, sebelum daya kerja racun itu kambuh maka seseorang tak ubahnya seperti manusia biasa, akan tetapi setelah racun itu mulai bekerja maka darah kental akan mengalir keluar dan tujuh lubang inderanya dan akhirnya mati Secara mengerikan sekali"

Siau Ling yang mendengar pembicaraan itu diam2 menghela napas panjang pikirnya:

"Cara Wu popo turun tangan melepaskan racun keji boleh dibilang jarang sekali ditemui dikolong langit, Teng It Lui serta Ceng Yap Ching yang memiliki kepandaian ampuh pun bisa diracuni tanpa disadari olehnya, sungguh tak kusangka seorang jago lihay yang ahli didalam melepaskan racun akhirnya terjebak pula dalam soal racun... "

Dalam pada itu Wu Yong telah berkata kembali:

"Jadi kalau begitu nenek mengatakan bahwa kita diundang dengan mendapat hadiah besar sebenarnya hanyalah membohongi diriku belaka ?"

"Aku sama sekali tidak membohongi dirimu mereka sambil memberi hadiah kepada kita secara diam2 melepaskan racun pula untuk melukai kita berdua kita dipaksa mau tak mau terpaksa harus menerima undangannya itu".

Wu Yong berpaling dan memandang sekejap kearah Siau Ling kemudian ujarnya kembali:

"Nenek, engkau toh seorang ahli didalam hal ilmu racun apakah engkau tidak mampu untuk menemukan cara untuk memunahkan daya kerja racun keji yang berada didalam tubuh kita ini??"

Wu popo gelengkan kepalanya.

"Pil racun itu dibuat oleh Raja obat bertangan keji, nenek tidak mengerti bagaimana caranya untuk membebaskan pengaruh racun tersebut.

Wu Yong termenung beberapa saat lamanya, kemudian sambil berpaling kearah Siau Ling ujarnya:

"Siau thayhiap, aku minta maaf kepadamu nenekku sudah lanjut usia aku tak dapat membiarkan dia mati keracunan... "

"Semua pembicaraan yang sedang kalian ucapkan telah kudengar semua maksud baik nona biarkan kuterima didalam hati "tukas Siau Ling dengan cepat.

"Nenek", tiba2 Wu Yong berseru, "apa hubungannya antara kita yang keracunan dengan Siau Ling?? bukankah sama saja kalau kita lepaskan dahulu Siau Ling, setelah itu baru pergi menghadap Shen Bok Hong...??"

"Tentu saja sama sekali berbeda jauh",

"Shen Bok Hong bisa meracuni kita berdua kemudian mengundang kita dengan diberi hadiah tujuannya bukan lain adalah hendak menggunakan kekuatan yang kita miliki untuk menghadapi Siau Ling, mana boleh kita lepaskan dirinya ?"

"Sekalipun kita lepaskan dirinya Shen Bok Hong toh tidak mengetahui akan perbuatan kira ini ?"

"Ketajaman mata dan pendengaran Shen Bok Hong sudah tersohor dikolong langit mata matanya tersebar dimana-mana, mungkin saja semua gerak gerik kita pada saat ini telah diawasi pula oleh seseorang tanpa kita ketahui !"

"Tapi... dimanakah orang itu ? " seru Wu Yong sambil memandang sekejap kearah sekeliling tempat itu.

Tiba-tiba Siau Ling menghela napas panjang, timbrungnya:

"Nona Yong, sikap nenekmu terhadap dirimu boleh dibilang baik sekali apa yang dikatakan memang tepat sekali, dalam keadaan seperti ini memang sudah sepantasnya kalau aku aku ikut serta dirimu pergi untuk menghadap Shen Bok Hong, cuma... "

"Cuma kenapa??" tanya Wu popo.

"Ketika to hujin mendapat ancaman serta hadiah untuk turun gunung, bukankah tujuanmu hanya untuk menghadapi aku Siau Ling seorang?? nah! aku akan mengikuti dirimu pergi tetapi aku berharap agar engkau suka berbuat kebajikan dengan melepaskan orang-orang yang mengikuti bersama diriku ini!"

"Bukankah sekarang orang2 itu berada dalam keadaan baik?"

"Akan tetapi ilmu silat yang mereka miliki toh belum dipulihkan kembali seperti sedia kala... "

"Kalau ilmu silat yang mereka miliki kupulihkan kembali, maka mereka pasti tak akan melepaskan diriku pergi dan sin..Hm bukan mintakan ampun bagi diri sendiri, Sebaliknya mintakan ampun buat sahabatmu lebih dahulu, caramu berpikir benar2 luar biasa sekali!"

"Harap lo hujin jangan salah paham" sela Siau Ling sambil gelengkan kepalanya berulang kali, aku jamin mereka akan segera tinggalkan tempat ini setelah kepandaian silat mereka pulih kembali, aku jamin mereka tak akan menghalangi niat lo hujin untuk membawa aku pergi dan sini... "

"Perbuatan itu terlalu menempuh bahaya aku tidak ingin terjatuh ketangan orang lain." Siau Ling jadi mendongkol sekali sambil tertawa dingin serunya.

"Lo hujin, tahukah engkau bahwa bagi seorang manusia yang berlatih ilmu silat kehilangan ilmu silatnya sama halnya dengan kehilangan selembar jiwanya"

"Kami akan melakukan perjalanan bersama sama Siau tayhiap, teriak Teng It Lui dengan suara keras biarlah kami mati hidup bersama2 dirimu.. "

"Buat apa??? Shen Bok Hong serta Siau yau cu amat membenci diriku sehingga boleh dibilang rasa benci mereka terhadap diriku sudah merasuk ketulang sumsum. mereka tak akan melepaskan diriku dengan begitu raja.. jikalau kalian mengikuti diriku maka sama halnya dengan mencari kematian buat diri sendiri, lagipula Sun Put Shia locianpwee serta Bu Wi Tootiang sedang menantikan kabar berita kalian... "

Sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Wu Popo, sambungnya dengan nada serius:

"Aku ingin mengajukan suatu pertanyaan kepadamu, harap lo hujin suka menjawab dengan sejujurnya"

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apakah kepandaian silat yang mereka miliki masih dapat dipulihkan kembali seperti sedia

kala??"

"Tentu saja dapat, akan tetapi kalau sampai terlampau lama hal ini sukar untuk dikatakan!" ''Berapa lama batas waktunya untuk bisa pulih kembali seperti sedia kala?" "Kurang lebih tiga bulan selewatnya aku tidak tanggung!" "Toako!" tiba2 Pek li Peng berseru keras aku ingin ikut bersamamu!!" "Baik, engkau dengan umat Bulim sama sekali tidak terikat dendam sakit hati, aku rasa Shen Bok Hong akan jeri terhadap nama besar ayahmu dan tidak sampai mencelakai jiwa mu." ooooOoOOO 77

PEK LI PENG tertawa sedih ia berkata ,"Aaai... ! toako, seandainya engkau mati apakah engkau mengira aku akan hidup seorang diri ?"

Beberapa patah kata yang menunjukan, be tapa setianya gadis itu terhadap dirinya, seketika menggetarkan hati Siau Ling.

Tanpa terasa lagi ia berpaling dan memandang sekejap kearah Pek li Peng ujarnya,

"Peng ji engkau toh sama sekali tak pernah ribut dengan orang lain, mengapa engkau harus mengikuti diriku untuk terjun kedalam kancah persoalan yang memusingkan kepaIa ini ?"

Pek li Peag tertawa,

"Selama aku mengikuti toako, kendatipun harus terjun kelautan api rasanya aku jauh lebih gembira daripada harus hidup seorang diri"

Wu Yong yang mendengar perkataan itu mendadak timbul rasa cemburu dalam hati kecilnya, ia segera mendengus dingin dan berkata:

"Hmm! nenek jangan biarkan budak tersebut ikut bersama kita"

Pek li Peng segera berpaling, ketika dilihatnya wajah Wu Yong diliputi kegusaran mendadak ia merasakan hatinya begitu nyaman dan gembira, sambil membereskan rambutnya yang terurai, ia tersenyum dan tidak menanggapi ucapan lawan.

Siau Ling sendiri tahu bahwa kepergianya kali ini untuk menjumpai Shen Bok Hong jauh lebih banyak bahayanya daripada tidak bahkan selembar jiwanya kemungkinan besar bakal lenyap ditangannya. Itu berarti semua perjuangan selanjutnya untuk menentang kaum kejahatan harus digantungkan pada kekuatan Sun Put Shia serta Bu Wi Too tiang.

Pemuda itu segera mengambil keputusan untuk menyerahkan kitab pusaka ilmu pedang partai Hoa-san serta Sin ci sinkang dari partai Siau lim kepada Teng It Lui dan Ceng Yap Ching agar bisa diserahkan ketangan Sun Put Shia serta Bu Wi Tootiang.

Berpikir sampai disitu, dia segera alih kan sorot matanya keatas wajah Wu popo sambil ujarnya: "Lo hujin aku ingin sekali membicarakan beberapa persoalan pribadi dengan kedua orang itu, kemudian aku akan mengikuti kalian berdua untuk meneruskan perjalanan guna menjumpai Shen Bok Hong serta Siau-yau tootiang aku rasa engkau pasti mengijjnkan bukan?"



Wu popo termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian menjawab. "Baiklah,cuma jangan mengulur waktu terlalu lama" "Sebentar saja."

Pemuda itu segera berjalan menghampiri kehadapan Teng It Lui serta Ceng Yap Ching kemudian berkata dengan suara dalam.

"Kematian ada yang berat bagaikan gunung Tay San, ada pula yang enteng bagaikan bulu domba, jikalau kalian berdua mengikuti diriku pergi menghantar nyawa maka kematian kalian boleh dibilang enteng bagaikan bulu domba."

Teng It LUi menghela napas panjang, ujarnya.

"Seandainya kami tidak makan-makanan yang beracun sehingga menyebabkan Siau tayhiap bentrok dengan Wu popo, tidak mungkin pada saat ini bakal terjadi peristiwa macam ini.."

"Benar" sambung Ceng Yap Ching, "kalau dibicarakan kembali, kamilah yang mengundang datangnya bencana sehingga menyusahkan Siau tayhiap serta nona Pek-li."

"Semua kejadian toh sudah terlalu, apa gunanya dibicarakan lagi? sekarang ada satu masalah penting yang hendak kubicarakan dengan kalian berdua!"

"Persoalan apa? " tanya Teng It Lui dengan cepat, "sekarang ilmu silat yang kami miliki sudah lenyap tak berbekas, mungkin apa yang diinginkan Siau tayhiap tak mampu kami laksanakan!"

Siau Ling menghela napas panjang bisiknya dengan lirih

"Manusia berusaha Thian lah yang menentukan, aku cuma berharap agar kalian berdua suka berusaha dengan sepenuh tenaga... "

Ia berhenti sebentar, kemudian sambungnya:

"Didalam sakuku terdapat dua jilid kitab, aku berharap agar kalian berdua suka berusaha sekuat tenaga untuk menyerahkan kedua jilid kitab tersebut ketangan Sun locianpwee serta Bu Wi tootiang"

"Kami akan berusaha dengan sekuat tenaga" jawab Ceng Yap Ching dengan cepat. "Tugas ini penting sekali, apabila merasa perlu kalian berdua boleh melakukan perjlanap dengan jalan menyaru, berusahalah untuk memhindarkan diri dan pengawasan mata Shen Bok

Hong "

"Benda hilang nyawa hilang, barang ada manusia ada, kami pasti akan lebih menaruh perhatian terhadap benda itu daripada keselamatan jiwa sendiri..." jawab Teng It Lui.

Siau Ling segera berpaling, ia lihat Wu popo sedang menaruh perhatian khusus terhadap semua gerak geriknya, hal ini membuat hatinya amat risau, pikirnya.

"Kalau sekarang juga kuambil keluar kedua jilid kitab pusaka itu, dia pasti akan menaruh perasaan ingin tahu dan pasti suruh Yong-ji untuk memeriksanya, kalau sampai begitu... waah! bisa celaka, aku harus berusaha keras untuk memecahkan perhatiannya"

Tapi untuk beberapa saat lamanya diapun tidak berhasil menemukan suatu cara yang dirasakan amat sesuai, hatinya jadi gelisah bercampur cemas sekali.

Pada saat itulah dari tempat kejauhan tiba-tiba berkumandang datang suara derap kaki kuda yang amat ramai kian lama suara tersebut kian bertambah dekat.

Wu popo segera berpaling kearah mana berasalnya suara derap kaki kuda tadi.

Menggunakan kesempatan itulah Siau Ling segera ambil keluar dua jilid kitab pusaka itu dan diserahkan ketangan Teng It Lui bisiknya :

"Kalian berdua baik baiklah menjaga diri "

Kemudian sambl memperkeras suaranya dia melanjutkan:

"Ditempat sepasang pedagang dari Tiong ciu terdapat sebuah kotak kayu milikku bila kalian berdua telah berjumpa dengan mereka suruhah mereka membuka kotak itu serta memeriksa isinya, suruhlah mereka simpan kotak itu baik2."

Beberapa patah perkataan itu diucapkan dalam keadaan seperti ini, terasalah penuh pancaran rasa sedih yang amat tebal,

"Siau tayhiap adalah seorang budiman Thian pasti akan melindungi keselamatan jiwamu, semoga engkau selalu sehat walafiat", sahut Teng It Lui perlahan.

"Kalian berdua boleh pergi, semoga berhasil dan sampai ditujuan dalam keadaan selamat:

Teng It Lui maupun Ceng Yap Ching mengetahui bahwa Siau Ling suruh mereka segera melakukan perjalanan, setelah memberi hormat ujarnva.

"Kalau memang begitu kami akan mohon diri lebih dahulu!"

Habis berkata mereka putar badan dan segera berlalu dari sana.

Memandang hingga bayangan tubuh kedua orang itu lenyap dan pandangan. Siau Ling merasakan hatinya lega sekali dia menghembus napas panjang dan segera alihkan kembali pandangan matanya.

Tampaklah dua ekor kuda jempolan yang tinggi besar berhenti disamping tubuh Wu popo, dari atas kuda loncat turun dua orang manusia nereka bukan lain adalah sepasang iblis dari propinsi Leng-lam.

Tampak kedua orang itu bercakap-cakap sebentar dengan Wu popo, kemudian terdengarlah Ma Poo tertawa terbahak2 sambil berkata.

"Haaah...haah...haaah... inilah yang dikatakan mencari dengan susah payah sampai satupun jebol, akhirnya didapatkan dengan gampang sekali"

Ditengah gelak tawa yang keras dia alihkan sorot matanya keatas wajah Siau Ling kemudian sambungnya dengan dingin:

"Engkaukah yang bernama Siau Ling??"

"Sedikitpun tidak salah!"

"Nama besarmu amat tersohor sekali dalam dunia persilatan. Sungguh tak ku nyana engkau hanya seorang bocah cilik belaka"

"Wu lo hujin", terdengar iblis kedua berkata aku lihat ada dua oang diantaranya yang melarikan diri dan sini, apakah perlu mereka ditangkap kembali???"

Siau Ling merasa amat terperanjat setelah mendengar perkataan itu pikirnya.

"Aduh... celaka, kalau dia sampai menyusul kedua orang itu, maka tubuh mereka pasti akan digeledah kalau sampai kitab pusaka itu didapatkan, bukankah keadaan akan bertambah berabe."

Meskipun dalam hati merasa amat gelisah, akan tetapi perasaan tersebut tidak sampai diperlihatkan diatas wajahnya, dengan muka yang masih tetap tenang ia berseru sambil tertawa dingin

"Sayang sekali aku kena racun keji sehingga kepandaian silat yang kumiliki punah..."

"Kalau kepandaianmu belum musnah, apa yang hendak kau lakukan ?" tukas Ma Poo.

"Dengan berdasarkan beberapa patah kata yang tidak hormat itu, aku harus memberi pelajaran yang setimpal buat kalian berdua"

Iblis kedua yang mendengar jawaban itu jadi amat gusar, bentaknya

"Keparat cilik, berada dalam keadaan serta situasi seperti ini! Kau masih berani bicara tekebur?? Hmmm! rupanya engkau sudah bosan hidup lagi dikolong langit."

Telapak tangannya segera diayunkan kearah depan.

Meskipun Siau Ling dapat menyaksikan datangnva serangan tersebut, akan tetapi ia tak mampu untuk menghindarkan diri..., Blam! tidak ampun lagi pipi kirinya segera satu sodokan keras,

Pukulan tersebut benar2 kuat dan keras sekali, tubuh Siau Ling berputar dua kali bagaikan gansing, ia tak mampu mempertahankan diri lagi dan tubuhnya segera roboh

terkapar diatas tanah.

Sejak terjun kedalam dunia persilatan, belum pernah Siau Ling mendapat pengalaman yang demikian pahitnya, kepala langsung terasa pening tujuh keliling dan pandangan matanya jadi berkunang2.

"Aduuh..." jerit Pek li Peng, dengan langkah lebar segera menghampiri tubuh Siau Ling dan membimbingnya bangun.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar