Bayangan Berdarah Jilid 11

JILID 11

Sambil memandang bintang yang bertaburan dilangit Siauw Ling berpikir, “Orang kangouw paling suka merahasiakan keadaan sendiri gubuk petani tadi sama sekali tiada sangkut pautnya dengan mereka, apa maksud mereka memancing aku memasuki dahulu ruangan gubuk tersebut …. sungguh mengherankan…”

Sewaktu ia masih berpikir perempuan sipembawa jalan yang berada didepan sudah berhenti, sudah sampai harap kalian bertiga suka menunggu sejenak disini katanya.

Melihat dirinya kembali disuruh menunggu dalam hati Siauw Ling merasa gusar, “Hmm entah permainan apa lagi yang sedang mereka lakukan? pikirnya dalam hati kalau sejak tadi tahu begini aku tak sudi datang memenuhi janji ini.”

Sekalipun dalam hati menggerutu diluar ia masih bersikap sungkan.

Giok Lan sebagai seorang gadis yang cerdik lagi teliti mendadak menemukan suatu hal yang mencurigakan hatinya ia merasa siperempuan pembawa jalan itu selalu berusaha menghindari perjumpaan muka dengan mereka ia selalu melengos bahkan waktu bicarapun membelakangi diri mereka bertiga.

Timbullah rasa ingin tahu dalam gadis cerdas ini pikirnya.

Apakah orang ini mempunyai hal2 yang malu diperlihatkan kepada orang lain? mengapa ia selalu melengos dan membelakangi kami?

Karena curiga dan tak dapat menahan diri perlahan-lahan Giok Lan mulai bergeser kesamping dan berputar ke arah muka bermaksud melihat bagaimanakah wajah perempuan itu.

Siapa nyana gadis itu mempunyai kewaspadaan yang tinggi baru saja Giok Lan bergeser selangkah ia sudah bergeser kesamping menghindari pertemuan mata dengan Giok Lan.

Aku harap kalian bertiga suka menanti ditempat ini katanya dingin, Jangan sembarang pergi atau berlalu sesuka hati anda.

Langkahnya dipercepat mendadak ia meloncat ke depan dan melayang pergi loncatannya sungguh lihay sekali bergerak satu tombak telah dilalui dengan enteng.

Ehmmm tidak jelek ilmu meringankan tubuh orang ini puji Siauw Ling di dalam hati.

Tampak bayangan tubuh perempuan itu bergerak kedepan di dalam beberapa kali kelebatan saja ia sudah lenyap dibalik kegelapan.

Memangdang hingga bayangan perempuan itu lenyap dari pandangan Giok Lan baru berpaling ke arah Siauw Ling.

Siangkong apakah dalam hati kau menaruh curiga? tanyanya setengah berbisik.

Ehmmm aku tidak begitu senang dengan tindak tanduk mereka yang main sembunyi.

Banyak perguruan serta partai dalam dunia persilatan yang sengaja bersikap misterius guna menambah kewibawaan perkumpulannya, ini sudah sering kita dengar orang berkata. Sedang orang ini telah terluka parah dan takut ada musuh yang datang menyerang bisa saja mengatur persiapan seketat dan secermat ini Tapi siperempuan pembawa jalan itu sangat mencurigakan, setiap kali ia berusaha menghindari bentrokan pandangan dengan kita orang, apakah Siangkong merasakan hal ini?.

Tidak salah setelah kau ungkap kembali aku baru teringat hal ini sebenarnya beberapa kali ia berdiri dalam posisi saling berhadapan muka dengan aku, tapi setiap kali pula kena dihindari olehnya.

Mungkinkah diatas wajahnya tumbuh suatu penyakit atau cacad sehingga dia malu kalau sampai kita melihatnya? kata Kiem Lan memberi pendapatnya.

Semoga saja apa yang enci katakan benar. akupun berharap perbuatannya ini bukan disebabkan alasan yang lain.

Ehmm…. aku rasa persoalan ini tak akan segampang apa yang kalian sayangkan. Sebaliknya Siauw Ling berpendapat lain setelah ia termenung sejenak.

Budak menaruh curiga kalau orang ini pernah saling kenal dengan kita sehingga ia tidak berani berhadap hadapan dengan kita. takut kita mengenalinya kembali ujar Giok Lan.

Siauw Ling segera mengangguk.

Dugaan ini ada kemungkinannya benar,

Seembari berkata dia merogoh ke dalam sakunya meraba senjata peluru kecil yang ditangkapnya sewaktu ada di dalam rumah gubuk siang tadi pikirnya dalam hati, Apakah mungkin dia?

Yang dimaksudkan, Dia dalam benaknya adalah sinona berbaju hijau yang selalu berada disisi sinaga sakti berlengan delapan Toa Bok Ceng tapi pikirannya ini segera dipunahkan setelah mengingat si orang yang menderita luka bukan Toa Bok Ceng sendiri.

Sewaktu ia masih berpikir mendadak terdengar suara yang nyaring tadi kembali berkumandang datang, Saudara bertiga silahkan datang kemari.

Siauw Ling segera mendongak dilihatnya sesosok bayangan perempuan berdiri kurang lebih dua tombak dari arah mereka berdiri ditengah malam yang gelap sekalipun Siauw Ling memiliki ketajaman mata melebihi siapapun gagal juga untuk melihat jelas bagaimanakah raut mukanya dia hanya berhasil meraba lekukan badannya serta tinggi badannya yang besar.

Giok Lan memang dalam hatinya menaruh curiga begitu mendengar seruan tersebut ia segera menghampiri siapa sangka lawan sudah sampai disitu

Baru saja Giok Lan bergerak sejauh satu tombak perempuan itu sudah putar badan berjalan ke depan terlebih dahulu.

Maafkan aku terpaksa harus berjalan selangkah terlebih dahulu serunya.

Siauw Ling serta Kiem Lan cepat-cepat mengikuti jejak Giok Lan lari kedepan tapi perempuan tadi sudah bergerak empat lima depa lebih kedepan.

Karena maksudnya gagal terpaksa ketiga orang iru menguntil saja dibelakang perempuan itu.

Kembali mereka melakukan perjalanan sejauh setengah li dan akhirnya tiba didepan sebuah halaman bangungan yang tinggi dan besar Tampaknya gadis itu mendorong pintu membuka jalan bagi tamunya untuk masuk ke dalam ruangan.

Saudara bertiga silahkan masuk, katanya mempersilahkan.

Walaupun diluaran kata2 ini diucapkan penuh kesopanan tapi ia melangkah terlebih dulu kedalam,

Gerakannya kali ini cepat dan sebat sama sekali tak memberi kesempatan bagi Siauw Ling sekalian untuk memperhatikan keadaan ruang bangunan tersebut,

Setelah menerobosi dua buah halaman luas mereka berputar dan masuk ke dalam sebuah serambi

Meminjam cahaya bintang yang remang2 kali ini Siauw Ling dapat melihat bahwa perempuan sipembawa jalan itu memakai baju warna serba biru hanya saja bagaimana raut mukanya kembali pemuda ini gagal untuk melihat jelas.

Waktu itu perempuan berbaju biru tadi sudah berada didepan sebuah bangunan rumah yang tinggi besar ia berhenti seraya berkata, Saudara bertiga silahkan masuk.

Setelah membuka pintu kembali gadis itu makin besar rasa ingin tahu yang bergelora dalam dada Siauw Ling bertiga tapi selama ini tak ada sebuah kesempatanpun yang berhasil mereka temui untuk melihat bagaimanakah raut muka orang ini,

Kali ini sebelum Siauw Ling melangkah masuk ke dalam ruangan Kiem Lan telah mendahului meloncat kedepan.

Siauw Ling mengerti gadis ini tentu takut di dalam ruangan telah dipasang alat2 jebakan karena itu berbuat membawa jalan didepan.

Dengan demikian asalkan didepan ada bahaya ataupun serangan bo’ongan maka yang kena nomor satu bukan Siauw Ling melainkan Kiem Lan yang ada didepan sudah tentu saja dengan demikian banyak memberi kesempatan padanya untuk mengadakan persiapan.

Cahaya api berkelebat memenuhi ruangan suasana yang gelap gulita itu segera diterangi dengan cahaya sebatang lilin.

Diatas sebuah pembaringan kayu yang luas dan besar duduklah bersaudara seorang lelaki berbaju kuning yang batok kepalanya dibalut kain putih,

Didepan pembaringan kayu berdiri seorang bocah lelaki yang mencoreng pedang dipunggung dan membawa sebatang lilin ditangan.

Begitu mereka bertiga melangkah masuk ke dalam ruangan si orang berbaju kuning

itu segera menghela napas panjang.

Saudara bertiga harap suka memaafkan tindakan kami yang keliwat hati2 ini demi menjaga keselamatan terpaksa banyak penjagaan harus kuatur, aku rasa kalian bertiga tak akan marah bukan?

Tidak berani tidak berani bagaimana dengan luka Heng thay? sudah lebih baik?

Keadaan luka sih sudah banyak baikan terima kasih atas perhatian kalian bertiga.

Aaaai kalau cayhe sekalian sejak semula sudah tahu bahwa Heng thay telah ditolong orang kami pun tak usah datang kemari menepati janji lagi.

saudara dapat begitu pegang janji cayhe merasa sangat kagum perjalanan Heng thay kali ini tentu tak akan kubiarkan sia2 belaka ada sebuah benda berharga harap saudara suka terima sebagai hadiah tanda terima kasih.

Mendengar ia hendak diberi hadiah Siauw Ling segera tertawa dingin,

Heng thay kau jangan salah sangka kedatangan kami bukan untuk minta balas jasa kami hanya merasa kuatir buat keselamatanmu tentang balas jasa apalagi barang berharga cayhe merasa tidak sanggup untuk menerimanya,

Ia merandek sejenak lalu terusnya,

Cayhe masih ada urusan lain yang harus diselesaikan maaf kami tak dapat berdiam disini terlalu lama dan selamat tinggal.

Ia putar badan segera hendak berlalu.

Heng thay harap tunggu sebentar seru orang berbaju kuning iru buru-buru.

Siauw Ling berhenti dan berpaling.

Saudara masih ada urusan apa?

Merepotkan Cuwi jauh2 datang kemari cayhe merasa sangat tidak enak hati….

Hanya sedikit urusan kecil harap Heng thay jangan pikirkan dalam hati….

Tolong tanya siapakah nama besar Heng thay? tanya si orang berbaju kuning itu lagi lambat.

Cayhe Siauw Ling

Bagaimana jantungnya digodam dengan sebuah martil besar seluruh tubuh si orang berbaju kuning itu gemetar sangat keras.

Kau adalah anggota perkampungan Pek Hoa San cung? serunya cemas

Aaaai…. …. dua hari berselang cayhe memang masih menjabat sebagai Sam Cungcu dari perkampungan Pek Hoa San cung kata Siauw Ling sambil menghela napas panjang Tapi sekarang aku sudah berubah jadi musuh bebuyutan orang2 asal perkampungan Pek Hoa San cung

Apa maksud ucapanmu ini?

Alasan dibalik kejadian ini susah bagiku untuk diutarakan hanya yang jelas ucapan dari cayhe ini muncul dari dasar lubuk hatiku setiap patah kata adalah kata2 sejujurnya.

Si orang berbaju kuning itu termenung sejenak akhirnya ia berkata, Perduli kau adalah anggota dari perkampungan Pek Hoa San cung atau bukan yang jelas watakmu masih belum kehilangan keperkasaan seorang lelaki sejati.

Bicara sampai disitu ia merandek dan berpaling ke arah sibocah yang disisinya dan bisiknya lirih,

Bawa kesini bungkusan kuning yang ada disamping bantalku dan berikan kepada Siauw heng ini.

Bocah itu menyahut dari bawah bantal si orang berbaju kuning tadi diambilnya sebuah bungkusan kecilberwarna kuning dan diserahkan ketangan Siauw Ling.

Pemuda she Siauw tidak langsung menerima bungkusan kuning tadi sebaliknya dengan sepasang mata yang tajam diperhatikannya benda itu dengan seksama.

Hey-thay dapatkah kau jelaskan dulu apa isi benda bungkusan kuning itu.

Tapi si orang berbaju kuning itu tidak menerangkan sepasang matanya perlahan-lahan dipejamkan dan bersandar ditepi dinding.

Sudah cepatlah kau terima serunya lirih Loohu sudah tidak tahan lagi segera harus beristirahat.

Selama mengadakan pembicaraan dengan Siauw Ling ornag itu selalu membahasai diri sebagai saudara tapi kini secara mendadak nada ucapannya berubah.

Terpaksa Siauw Ling menerima buntalan kain kuning itu dan ditimang2nya ditangan ia merasa benda tersebut sangat enteng.

Belum sempat dibuka buntalan tadi mendadak si orang berbaju kuning tadi sudah berkata lagi dengan suaranya yang berat dan rendah.

Jangan dilihat cepat bawa pergi.

Mendapat teguran Siauw Ling berhenti dan segera menjera.

Cayhe akan menurut perkataan saudara.

Ia merandak sejenak lalu ujarnya lagi.

Tolong tanya siapakah nama Heng thay bolehkan cayhe mengetahui.

Sudahlah tidak perlu dikemudian hari kau bisa tahu dengan sendirinya kalian bertiga silahkan cepat cepat pergi berlalu dari sini.

Harap Heng thay suka baik2 jaga diri.

Sesudah menjura dengan langkah lebar Siauw Ling berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Kiem Lan Giok Lan menguntil dari belakang sang pemuda berjalan keluar dari ruangan itu pula.

Belum saja mereka bertiga berlalu sejauh beberapa tombak cahaya lilin yang menerangi ruangan itu sudah padam sehingga suasana pulih kembali seperti sedia kala gelap gulita susah melihat lima jari tangan sendiri.

Aaaai…. orang ini sungguh misterius seru Siauw Ling menghela napas panjang.

Giok Lan, Kiem Lan mau menjawab tapi pada saat itulah mendadak terdengar suara yang nyaring dan berat berkumandanga datang, Kalian bertiga harap suka datang kemari.

Siauw Ling tidak berkutik ia teliti dulu suara yang barusan didengar setelah dikenalnya sebagai suara siperempuan berbaju biru yang menghantar jalan buat mereka tadi pemuda ini lantas berpaling sejenak kepada Kiem Lan.

Aku lihat urusan ini ada sedikit kukoay katanya lirih. Agaknya orang yang berbaju kuning ini mempunyai kedudukan tinggi tapi sudah kehilangan kebebasannya disamping ia memperoleh perlindungan orang lain juga mendapat pengawasan yang ketat dari orang2 itu. 

sedikitpun tiak salah jawab Giok Lan seraya mengangguk mari kita tengok kesana

Demikian ketiga orang itu segera berjalan ke arah mana suara tadi terdengar kurang lebih empat lima tombak tempaklah si perempuan berambut panjang itu sedang berdiri menantikan kedatangan mereka dibawah kerdipan cahaya bintang.

Angin malam berhembus lewat menggoyangkan rambutnya yang panjang serta mengibarkan ujung gaunnyayang terurai kebawah.

Agaknya tidak mirip nona sipembawa jalan tadi bisik Giok Lan kepada Kiem Lan.

Yang dibisiki segera mengangguk.

Terdengar Siauw Ling mendehem perlahan lalu menegur, Apakah nona sedang menyapa kami sekalian?

Panggil aku Hujien, tukas siperempuan berbaju biru itu dingin iapun berdiri dengan membelakangi mereka bertiga.

Siauw Ling tertegun akhirnya menyapa juga, Hujien….

Tidak salah panggil aku Hujien

Hujien menyapa kami sekalian entah ada urusan apa? tanya Siauw Ling kemudian

Kalian sudah jumpa dengan dia?

Hmmm…. ornag in bersikap sembunyi2 mendatangkan perasaan misterius bagi orang lain entah apa maksudnya? pikir sang pemuda dalam hati sedang diluaran ia menyahut, Maksudnya si orang berbaju kuning itu?

Tidak salah dia adalah suamiku

Oooouw …. kiranya kau adalah ….

Mendadak pemuda she Siauw ini teringat bahwa ia sama sekali tidak kenal siapakah nama si orang berbaju kuning itu karenanya ucapan hanya diutarakan sampai setengah jalan saja lalu membungkam

Apakah suamiku pernah menyerahkan semacam benda kepadamu? kembali siperempuan berbaju biru itu bertanya.

Ia menyerahkan sebuah bungkusan kain kuning kepadaku.

Bagus sekali letakkan bungkusan kuning itu ke atas tanah dan kalian buru-buru berlalu dari sini.

Siauw Ling memandangn sejenak bungkusan warna kuning itu dan mengikuti ucapannya meletakkan benda tadi ke atas tanah pikirnya.

Kalian adalah suami istri aku rasa berikan kepadamu pun sama saja…. ….

Karena berpikir demikian setelah meletakkan benda tadi ke atas tanah ia segera putar badan bermaksud pergi dari sana atau secara mendadak teringat olehnya akan sesuatu hal.

Terbayang kembali oleh pemuda ini sewaktu si orang berbaju kuning itu menyerahkan benda tersebut kepadanya jelas air muka maupun nada ucapannya sangat serius dan bermaksud menitipkan benda ini kepadanya, benarkah perempuan ini adalah istri orang itu iapun tidak dapat membuktikan jikalau sampai benda berharga ini dirampas orang lain bagaimanakah pertanggungan jawabnya dikemudian hari.

Agaknya siperempuan berbaju biru itu merasa bahwa Siauw Ling telah meletakkan bungkusan tadi ke atas tanah mendadak pnggangnya menekuk tangan kanan secepat kilat bergerak menyambar ke arah bungkusan tadi.

Pada saat siperempuan berbaju biru itu mengarahkan tangannya untuk menyambar bungkusan tadi bersamaan waktunya pula Siauw Ling menggerakkan tangan kanannya untuk menyambar kembali bungkusannya.

Jarak Siauw Ling dengan benda itu jauh lebih dekat karenanya sewaktu jari tangan perempuan berbaju biru tadi menempel dengan kain bungkusan Siauw Ling sudah berhasil merampas kembali benda itu ke dalam genggaman.

Melihat maksudnya gagal siperempuan berbaju biru itu jadi gusar tangannya langsung menyerang pergelangan Siauw Ling dengan sebuah serangan totokan yang gencar.

Buru-buru Siauw Ling menarik kembali pergelangannya meloncat mundur lima depa ke belakang.

Perempuan berbaju biru itu sungguh, lihay dalam gerakannya merebut bungkusan kunging serta menyerang urat nadi diatas pergelangan sangan pemuda, ia sama sekali tidak berpaling barang sekejap pun.

Setelah Siauw Ling berhasil merebut kembali buntalan kain kuning itu, dengan nada berat segera ujarnya, Cayhe tidak bisa membuktikan kalau kau adalah Hujien orang itu maaf kalau aku tak dapat memberikan benda itu kepadamu.

Kalian tak bakal berhasil membawa pergi benda itu buat apa kamu semua mencari kerepotan buat diri sendiri.

Melihat niat yang begitu besar dari siperempuan ini untuk memperoleh bungkusan yang didapatkan dari si orang berbaju kuning Siauw Ling jadi suriga pikirnya, Benda berharga apakah yang ada di dalam bungkusan itu? agaknya suatu benda yang sangat penting dan berharga.

Hujien jangan salah paham cayhe sama sekali tidak berniat untuk mengangkangi benda ini hanya saja cayhe tak dapat membuktikan kedudukan yang sebetulnya dari Hujien sehingga susah bagiku untuk menghadiahkan benda itu kepada orang lain dengan demikian gampang.

Secara bagaimana kau baru suka percaya aklau aku adalah Hujiennya? akhirnya siperempuan berbaju biru ini bertanya.

Kalau kau benar2 adalah Hujiennya mengapa ia tidak suka memberikan benda ini kepadamu sebaliknya diberikan kepada seorang asing yang sama sekali tiada sangkut paut dengan dirinya.

Tahukah kamu orang benda apa yang berada di dalam bungkusan kuning itu.

Tidak tahu cayhe belum membukanya untuk diperiksa.

Kalau kau tidak mau berikan benda itu kepadaku lain kali jangan menyesal ancam perempuan itu lagi.

Siauw Ling berpaling dan memandang sekejap wajah Kiem Lan Giok Lan lalu menghela napas panjang.

Aaaai…. kalu sejak tadi tahu begini kita tidak seharusnya datang memenuhi janji. Coba lihat bukankah ini yang dinamakan mencari kerepotan sendiri?

Urusan sudah jadi begini Siangkong merasa murungpun percuma saja mari kita pergi hibur Giok Lan.

Siauw Ling mengangguk setealh menyembunyikan bungkusan tadi ke dalam saku ia putar badan dan berlalu.

Terdengar siperempuan berbaju biru yang ada dibelakangnya tertawa dingin tiada hentinya.

Hmmm manusia goblok yang tak tahu diri ini yang dinamakan mencari bencana buat diri sendiri.

——————–

9

Seorang lelaki sejati tak mau bertempur dengan kaum wanita teriak Siauw Ling pula keras2. Cayhe tak sudi bergebrak dengan perempuan macam kau.

Sembari berseru ia percepat larinya kedepan sedang dalam hati berpikir keras, Apakah benda yang ada di dalam bungkusan ini benar2 merupakan benda mustika yang sangat berharga? mengapa ia tidak suka memberikan benda ini kepada isterinya sebaliknya diberikan kepadaku seorang manusia asing yang baru dijumpainya ke dua kali.

Rasa ingin tahu segera menyerang dalam benaknya ingin sekali pada saat itu juga membuka bungkusan yang ada di dalam sakunya untuk diperiksa apa sebenarnya benda yang ada di dalam saku.

Tapi akhirnya ia berhasil mempertahankan diri untuk tidak membuka bungkusan tadi dalam sekejap mata tiga empat li sudah dilalui dengan cepatnya.

Saat itu malam sudah kelam kabut dingin melayang dekat permukaan mendatangkan rasa bergidik di dalam badan empat penjuru terbungkus warna hitam pekat yang tak tembus dipandang pemandangan terasa kabur susah melihat benda yang ada beberapa tombak didepan mata.

Siauw ya agaknya perempuan berbaju biru itu hanya menggertak kita belaka bisik Giok Lan lirih.

Belum selesai ia berkata mendadak terdengar suara tertawa dingin berkumandang datang.

Kalau tahu diri cepat tinggalkan benda itu dan menyingkir dari sini.

Suara orang itu berat lagi kasar jelas berasal dari suara seorang lelaki.

Hati2 senjata rahasia…. bisik Siauw Ling kepada kedua orang dayangnya sendan ia sendiri dengan kerahkan kekuatan matanya menengok ke arah mana berasalnya suara tadi.

Tenaga Iweekang yang dimiliki Siauw Ling telah mencapai puncak kesempurnaan ketajaman matanya melebihi siapapun dalam sekali pandang ia dapat menemukan berdirinya bayangan manusia di balik sebuah pohon kecil diarah sebelah selatan.

Ia segera tertawa dingin.

Heee heee sebatang pohon kecil mana bisa digunakan sebagai tempat persembunyian tindak tanduk tersembunyi bukan perbuatan seorang enghiong hoohan.

Suara tertawa dingin kembali bergema memecahkan kesunyian.

Sungguh lihay ketajaman matamu.

Sesosok bayangan manusia per lahan-lahan munculkan diri dari balik pohon dan melangkah mendekat.

Diam2 Siauw Ling kumpulkan semua tenaga murni yang dimilikinya untuk melindungi badan sedang diluar katanya,

Kita tidak saling mengenal apa maksudmu menghadang jalan pergiku? ….

Ketika itu bayangan hitam tadi sudah menghentikan langkahnya pada jarak empat lima depa di hadapan ketiga orang itu dengan demikian secara lapat2 Siauw Ling dapat melihat bagaimanakah raut mukanya.

Orang itu adalah seorang lelaki kekar berjenggot sepanjang dada, sebuah senjata tajam tersosen pada punggungnya dan ia memakai seperangkat baju singsat warna hitam.

Tampak orang itu mencabut keluar senjatanya yang tersoren dipunggung sebal ujarnya dingin, Keadaan kalian sudah sangat berbahaya sekeliling kalian berdiri sudah dikepung rapat2 lebih baik dengarkan nasehat baik cayhe dan tinggalkan benda itu ke atas tanah, Siapa kau?

Soal ini kau tak perlu tahu.

Kalau begitu kitapun tak usah banyak bicara lagi.

Mendadak orang itu mendongak tertawa terbahak bahak

Kalian bertiga sudah terjerumus ke dalam kepungan yang sangat kuat buat apa kita orang harus bergebrak macam binatang berkelahi? Kalau seseorang harus mati muda sekalipun dikolong langit ada semacam benda mustika yang bagaimana berhargapun juga percuma saja.

Selama cayhe paling tidak suka mendengar gertak sambal orang lain…. seru Siauw Ling dingin. Tidak salah, aku memang membawa sebuah buntalan tapi benda ini bukan hasil mencuri atau membegal dari tangan orang lain sedang kini saudara mencekal senjata tajam sembari menggertak apakah kau ada maksud membegalnya dengan kekerasan?

Hmm kau anggap aku sedang menggertak kalian? jengek lelaki kekar itu dengan nada dingin silahkan kalian bertiga memeriksa keadaan disekitar sini benarkah ucapan cayhe hanya kosong belaka?

Sepasang mata Siauw Ling berputar keempat penjuru sedikitpun tidak salah disekelilingnya telah berdiri puluhan sosok bayangan manusia yang sedang berjalan mendekat dengan langkah lambat.

Kiem Lan Giok Lan segera mencabut keluar pedangnya siap menyambut serangan pihak lawan.

Sebaliknya Siauw Lingpun dibikin gusar dengan kejadian ini ujarnya dengan nada dingin.

Cayhe tidak bermaksud mengangkangi barang milik orang lain tapi sebelum urusan ini dibikin terang cayhepun tak bisa menyerahkan benda ini kepada Cuwi kalau seluruh orang Bulim macam kalian semua urusan belum dibikin terang sudah gerakkan senjata untuk berkelahi Hmm perbuatan ini sungguh amat memalukan ….

silelaki berjenggot itu mendongak tertawa terbahak bahak.

Haaaa haaaa kau anggap kami hendak mengadu jiwa dengan kalian?

Kalian menyebarkan diri dari empat penjuru mengepung kami berdiri ditanganpun mencekal senjata tajam kalau tidak bermaksud adu jiwa apakah kedatangan kalian hendak membicarakan soal pelajaran agama?

Orang2 yang mengepung kalian dari empat penjuru adalah jago-jago kelas wahid dari perguruan kami jikalau sampai bergebrak cayhe percaya kalian tidak bakal tahan barang sepuluh juruspun.

Siauw Ling jadi gusar.

Soal ini ak tidak percaya kalau Cuwi bersikeras hendak mencoba Hmm jangan salahkan aku Siauw Ling akan turun tangan melukai kalian….

Lelaki berjenggot itu jadi tertegun setelah mendengar ucapan itu.

Apakah kau adalah Siauw Ling yang tersohor dikolong langit? tanyanya.

Mungkin orang ini salah menganggap aku sebagai Lan Giok Tong tersebut? …. pikir sang pemuda dalam hati.

Diluar ia mengangguk.

Cayhe adalah Siauw Ling.

Mendadak lelaki berjenggot itu menghela napas panjang dan bergumam seorang diri.

Seharusnya sejak tadi dapat kuduga kalau orang yang diserahi benda tersebut pasti buka mausia sembarangan…. ….

Sinar matanya dialihkan ke atas wajah Siauw Ling dan sambungnya

Walaupun sudah lama cayhe mendengar nama besar saudara, tapi urusan ini menyangkut persoalan yang penting bagi perguruan kami kalau Siauw Thay hiap tidak suka menyerahkan benda tadi kepadaku terpaksa kita harus melakukan suatu peraturan mati matian.

Kembali Siauw Ling keheranan pikirnya, Kalau betul benda itu adalah benda berharga dari perguruan mereka mengapa si orang berbaju kuning itu menyerahkan benda mustika tersebut kepada aku sebagai orang luar? mengapa orang2 ini tidak langsung memninta benda ini dari tangan oran gitu sebaliknya justru menunggu setelah orang itu menyerahkan barang tadi kepadaku mereka baru menghimpun jago-jagonya untuk memaksa aku serahkan barang itu kepada mereka?

Semakin dipikir hatinya semakin curiga dan ia semakin ber-hati2 dalam melayani permintaan orang itu.

Terdengar silelaki berjenggot itu berkata kembali.

Dengan nama besar Siauw Thay hiap dalam dunia persilatan aku rasa kau tak akan suka merebut barang milih orang lain disini kami menanti penyerahan barang tersebut kepada kami.

Kalau Heng thay bisa membawa datang si orang berbaju kuning itu dan mendapat pesan darinya cayhe segera akan serahkan benda ini kepada kalian …. seru Siauw Ling keras.

Lukanya sangat parah dia tidak leluasa untuk bergerak

Baik kalau begitu mari kita sama2 balik menjumpai dirinya setelah mendapatkan keputusannya bukankah urusan akan segera jadi beres.

Air muka silelaki berjenggot itu berubah hebat.

Jadi kalau begitu Siauw thay hiap memang ada maksud mencari gara2 dengan kami.

Eeeei …. Saudara ini lucu benar ucapan cayhe yang mana kau anggap salah? Siauw Ling keheranan.

Kembali orang itu tertawa dingin tiada hentinya.

Kalau ia rela memberikan benda tersebut kepada kami sudah tentu tak perlu barang tadi diberikan kepada kau.

Ehmm …. ucapan ini sedikitpun tidak salah pikir sang pemuda di dalam hati, si orang berbaju kuning itupun sangat aneh ia tidak mau berikan benda tersebut kepada isteri atau saudara seperguruannya tapi terhadap aku yang baru dikenalnya satu kali sudah menaruh kepercayaan penuh …. Aaaai sebenarnya apa toh isi buntalan ini sehingga memancing perpecahan diantara suami isteri dan penghianatan dari saudara seperguruan

Ketika silelaki berjenggot itu melihat Siauw Ling tidak menjawab tak sabar tanyanya kembali, Bagaimana pendapat Siauw Thay hiap?

Urusan apa?

Kembalikan benda perguruan kami.

Sepasang mata Siauw Ling berputar memandang sekejap keadaan disekelilingnya tampak lelaki kekar yang mengepung dirinya dari empat penjuru pada melotot ke arahnya dengan pandangan gusar, jelas mereka sudah berniat untuk turun tangan asalkan mendapat komando dari lelaki berjenggot itu.

Dengan demikian iapun dapat menarik kesimpulan kalalu barang yang disarhkan si orang berbaju kuning itu kepadanya mempunyai hubungan yang erat dengan mereka.

Agaknya silelaki berjenggot itu sudah tidak kan ti menahan sabar lagi kembali ia berteriak,

Siauw Thay hiap sebetulnya kau rela menyerahkan benda itu atau tidak? kami sudah tidak kan ti menahan sabar lagi harap kau cepat-cepat ambil keputusan.

Siangkong bisik Giok Lan cepat kepada diri Siauw Ling sambil menggoyangkan pedangnya. Sewaktu orang itu menyerahkan bungkusan tadi kepada Siauw ya wajah maupun sinar matanya penuh rasa memohon kalau Siangkong serahkan benda ini kepada orang lain bukankah kau akan menyia nyiakan harapan orang itu?

Ehmmm …. tidak salah …. sinar matanya segera dialihkan ke atas wajah lelaki berjenggot itu katanya.

Bila saudara ingin cayhe menyerahkan benda ini kepada kalian aku rasa satu-satunya jalan yang bisa kita tempuh hanyalah mengundang sipemilik benda ini untuk minta sendiri kepadaku.

Kecuali berbuat demikian apakah tidak ada cara lain yang bisa dirundingkan lagi?

Selamanya keputusan yang telah cayhe ambil tak pernah diubah lagi.

Hmmmm menurut pendapat cayhe aku rasa masih ada satu jalan lagi bisa kita tempuh kata lelaki itu dengan nada yang dingin.

Ehmmmm …. benar kecuali kalian turun tangan merampas dengan kekerasan.

Tidak salah. turun tangan dengan kekerasan.

Kalau Saudara merasa punya kekuatan untuk merampas barang ini dengan kekerasan. Nah, coba coba saja.

Kalau Siauw Thay hiap memang bersikeras tak mau serahkan kembali benda mustika milih perguruan kami terpaksa kami harus berbuat demikian.

Sambil menggerakkan senjataknya ia menerjang ke depan terlebih dahulu.

Sebelum Siauw Ling turun tangan mendadak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat Kiem Lan telah mendahului turun tangan pedangnya bekerja keras menyambut datangnya serangan itu.

Terdengar suara bentakan gusar bergema dari empat penjuru cahaya sembat lewat ber-sama2 menerjang kedepan.

Telapak kanan Siauw Ling segera bergerak melancarkan sebuah babaran kedepan.

Segulung tenaga pukulan menyambar lewat memaksa dua orang yang menerjang terlebih dahulu kena didesak munduk ke belakang.

Pedang panjang Giok Lan mulai bergebrak menangkis datangnya serangan musuh dari arah Barat sedang dimulut ia berseru, Kiranya pada saat ini Siauw Ling masih memikirkan haruskah ia mengembalikan benda yang berada dalam sakunya kepada orang ini dan sama sekali tidak berniat untuk turun tangan, setelah mendengar seruan Kiem Lan mendadak pikirannya jadi tersadar kembali pikirnya, Sedikitpun tidak salah sekalipun tidak serahkan kembali barang ini kepada mereka kitapun tak ada harganya bergebrak dengan mereka.

Karena berpikir demikian sepasang telapaknya melancarkan serangan berantai bentaknya gusar ;

Siapa berani menghadang perjalananku akan kubunuh mati

Segulung angin taupan menggulung keluar menerjang buka sebuah jalan mundur.

Pedang Giok Lan dengan menggunakan jurus Hu Teh Tui Hog atau Bertiarap ditanah mengejar angin memaksa mundur dari orang pengepung hingga terdesak ke belakang ia per-tama2 meloncat terlebih dulu meloloskan diri dari kepungan.

Tangan Siauw Ling pun segera diayun dengan Thian Be Heng Gong atau kuda langit terbang diangkasa memaksa lelaki berkenggot itu menarik kembali senjatanya.

Kiem Lan cepat lari, seru pemuda itu cepat.

Dengan pedang melindungi badan Kiem Lan segera enjotkan badan meloncat sejauh tujuh delapan depa kedepan.

Sepasang telapak tangan Siauw Ling membabat berulang kali menahan serangan gabungan iapun berkelebat lewat dari sisi badan lelaki berjenggot itu.

Gerak geriknya sebat dan gesit menanti lelaki berjenggot itu menggerakkan senjatanya kembali Siauw Ling sudah berada beberapa tombak diluar kalangan.

Disebelah sini lelaki yang mengadakan pengepungan dari empat penjuru sudah pada bubuaran untuk ber sama2 mengejar kedua orang dayang itu cahaya golok berkilauan ditengah malam yang buta.

Melihat keganasan orang2 itu mengejar musuhnya timbul suatu pikiran dalam benak Siauw Ling pikirnya, Kalau tidak kuusahakan untuk melukai salah seorang diantaranya mereka tak akan tahu diri dan mengejar terus menerus bila sampai begini pertarungan ini akan berlangsung tiada hentinya.

Dengan kerahkan ilmu meringankan tubuh Pat Poh Teng Gong atau Delapan langkah mencapai dilangit dia berkelebat kedepan mengejar kedua orang dayang tersebut sedang jari tangannya secara diam2 melancarkan serangan dengan ilmu jari Siauw Loo Sin Ci.

Suara jeritan kesakitan bergema ditengah malam buta seorang lelaki kekar yang mengejar terlalu dekat dengan kedua orang dayang itu mendadak roboh ke atas tanah.

Menanti dia dapat melihat jelas siapakah kena dibabat serangan goloknya tak sempat ditarik kembali sebuah lengan kawan sendiri kena dibabat putus jadi dua bagian.

Karena kelambatan ini Siauw Ling berhasil mengejar kedua orang dayang tersebut sepasang lengan bekerja keras satu mencekal Kiem Lan yang lain mencekal Gak Lan dengan mengepos napas berkelebat kedepan.

Walaupun ilmu meringankan tubuh yang dimiliki kedua orang dayang ini tidak sempurna tapi mereka memiliki dasar yang baik ditambah pula Siauw Ling menyeret mereka berlari kecepatannya makin keras lagi.

Dalam sekejap mata mereka bertiga sudah meninggalkan para pengejar sangat jauh sekali.

Kembali ketiga orang itu berlari selama seperminum teh lamanya kemudian Siauw Ling baru melepaskan kedua orang dayang itu dan menghela napas panjang.

Aaai dimanapun di dalam dunia kangouw penuh dengan persoalan2 walaupun diantara kita tidak saling mengenal tanpa sebab berkelahi juga dengan orang lain.

Siangkong justru karena kau bersikap terlalu baik dengan orang lain maka banyak kerepotan datang menempel pada dirimu serunya.

Mengapa justru orang baik yang banyak ditempel kerepotan? Siauw Ling keheranan.

Urusan ini sangat gampang untuk dijawab kalau Siangkong berwatak licik dan banyak akal maka sekalipun kita bisa menjumpai si orang tua yang terluka parah, belum tentu kau suka mengadakan janji dengan dirinya pada malam ini.

Ehmmmm …. ucapanmu amat cengli.

Setelah terluka parah iapun tahu kalau keadaannya sangat berbahaya …. sambung Giok Lan lebih lanjut sambil tersenyum. Wajah Siangkong ramah dan bersih hal ini membuat orang itu segera dapat meraba apabila Siangkong adalah seorang yang dapat dipercaya.

Aaaaaai sungguh aneh sekali orang orang yang kita jumpai pada malam ini kalau bukan istrinya adalah anak buahnya setelah berada di dalam lingkungan yang penuh dengan perlindungan berlapis keselamatannya tentu terjamin sekali tapi mengapa ia telah menyerahkan benda itu kepadamu bukankah ucapannya ini mirip dengan sebuah benda terakhir? tapi mirip pula ia sudah aturkan sebuah Pertempuran sengit buat kita maksud orang itu sungguh membuat aku jadi kebingungan.

Justru maksudnya terletak dalam soal ini – kata Giok Lan – ia tidak mau serahkan benda itu kepada istri maupun anak buahnya hal ini disebabkan dua alasan yang kuat.

Ehmm tidak kusangka kau adalah seorang Cukhek perempuan yang cerdik dan banyak akal apa yang kau maksudkan?

Siangkong jangan keburu memuji dahulu budak masih tak tahu benarkah apa yang kau ucapkan

Ia tertawa manis dan sambungnya, Orang itu memberikan benda tersebut kepada Siangkong kalau kita bicarakan dari maksud yang pertama ia ingin mengalihkan bencana ini kepada orang untuk menyelamatkan jiwa sendiri agar istri serta anak buahnya tahu kalau benda itu sudah diserahkan kepada orang lain akan membunuh dirinyapun tak ada gunanya.

Bagus sekali lalu bagaimana dengan alasanmu yang kedua?

Alasan yang kedua adalah si orang berbaju kuning itu tentu sudah merasakan maksud2 jahat dari istri serta anak buahnya maka di dalam keadaan jengkel ia berikan benda itu buat Siangkong.

Siauw Siangkong sela Kiem Lan dari samping benda apakah yang ada di dalam buntalan tersebut mari kita buka untuk memeriksanya.

Tidak bisa jadi benda ini bukan milik kita apa gunanya kita lihat benda milik orang lain?

Tapi orang itu sudah hadiahkan benda ini kepadamu ujar Giok Lan sambil tertawa setiap saat Siangkong bisa membukanya untuk diperiksa apa isi sebenarnya dari bungkusan tersebut.

Siauw Ling termenung beberapa saat kemudian ia mengangguk.

Tidak salah jika kutinjau dari nada ucapannya orang ini memang bermaksud menghadiahkan benda ini kepadaku.

Tangannya segera merogoh saku mengambil keluar benda itu dan diangkatnya ke atas tapi karena cuaca yang gelap tak berkata kembali.

Kabut terlalu tebal dan udara sangat gelap tidak jelas buat kita untuk menelitinya mari kita cari tempat untuk berteduh kemudian baru kita periksa lagi.

Setelah pergaulan yang akrap selama beberapa hari ini terutama sekali menanggung sengsara bersama sama jarak antara majikan dan budak diantara mereka bertiga sudah semakin menipis.

Budak segera membawa jalan kata Giok Lan cepat segera melangkah terlebih dahulu kedepan.

Siauw Ling Kiem Lan mengikuti dari arah belakang.

Kurang lebih sepertanak nasi kemudian sampailah mereka didepan dusun petani setelah memperhatikan sebentar suasana disekeliling sama Giok Lan berputar kesebelah Barat kembali mereka berjalan beberapa ia sehingga akhirnya tiba didepan sebuah kuil.

Heeei bagaimana kau bisa tahu kalau disini ada sebuah kuil? tanya Siauw Ling kepada gadis itu sambil tertawa.

Giok Lan tersenyum.

Menurut ingatan budak kebanyakan kuil terletak disebelah barat dusun oleh karena itu budak dengan memberanikan diri menjalankan dugaanku tersebut dan ternyata sedikitpun tidak salah disini ada sebuah kuil.

Sungguh lihay ingatanmu benar2 cermat puji Siauw Ling perlahan-lahan ia melangkah masuk di dalam kuil tersebut.

Kuil yang menyembah dewa bumi ini sangat kecil sebuah rumah sederhana hanya bisa memuat empat lima orang saja.

Mari kita periksa apa isi bungkusan kuning itu seru Giok Lan cepat ia segera membakar obor sebagai penerangan.

Siauw Ling menurut ia merogoh ke dalam saku mengambil keluar bungkusan itu dan membuka kain kuning pembungkusnya.

Tampaklah di dalam bungkusan tadi terletak sebuah kotak kayu yang terbuat dalam bentuk sangat indah diatas penutup kotak kayu itu terukir seekor burung elang yang sedang mementangkan sayapnya ukiran itu sangat hidup dan indah luar biasa.

Dibawah ukiran burung elang terukir pula beberapa patah kata, Siapa yang mendapat benda ini ia akan menjadi pemimpin yang mulia.

Membaca beberapa patah tulisan yang kecil tapi indah itu Siauw Ling segera berseru dalam hatinya.

Ooouw sungguh besar omongan orang itu.

Ia segera membuka kotak kayu tadi didasar kotak beralaskan sutera diatas sutera terdapat sebuah kunci terbuat dari tembaga.

Dibawah sorotan cahaya obor tampaklah beberapa patah kata terukir diatas kunci tembaga itu.

Kunci cadangan pembuka Istana terlarang.

Begitu membaca tulisan diatas tadi hati Siauw Ling tergetar sangat keras pikirnya, Banyak orang dengan susah payah dan sekuat tenaga berusaha mencari anak kunci Istana terlarang siapa sangka tanpa membuang banyak tenaga aku Siauw Ling berhasil mendapatkannya.

Tapi sebuah ingatan kembali berkelebat dalam benaknya.

Aah….! tidak benar pikirnya kembali. Diatas kunci tembaga ini bukankah terukir kata2! Anak kunci Cadangan Istana Terlarang? ini mengartikan kalau disamping kunci ini masih ada sebuah anak kunci yang asli.

Mendadak dari tempat kejauhan berkumandang datang suara ringkikan kuda memutuskan jalanan pikiran Siauw Ling.

Dengan sebat Giok Lan memadamkan api obor yang ada ditangan.

Siauw Ling pun bersamaan waktunua menutup kembali kotak kayu itu kemudian disembunyikan ke dalam saku.

Terdengar suara derapan kaki kuda makin lama semakin mendekat dan akhirnya berhenti didepan kuil kecil ini.

Suara seorang lelaki yang kasar dan berat segera bergema memecahkan kesunyian ditengah malam buta, aaaah …. disini hanya terdapat sebuah kuil kecil

Benar. aku dapat melihat jelas cahaya api tadi berasal dari tempat ini ujar seorang yang lain dengan suara yang nyaring kekanak kanakan.

Mungkin matamu sudah kabur. kenapa Loohu tidak menemukan sesuatu apapun? kata seorang yang lin dengan suara serak tua.

Tidak. aku dapat melihat cahaya api itu dengan sangat jelas sambung sibocah dengan cepat. Kalau kalian tidak percaya yaa sudahlah aku tak bisa memaksa.

Sudah …. suah tak usah ribut2 lagi tukas si orang yang pertama dengan suara berat dan kasar. Mari kita masuk ke dalam untuk melakukan pemeriksaan!

Aduuuh celaka! diam2 pikir Siauw Ling di dalam hati. Kuil ini hanya seluas beberapa depa saja mana bisa digunakanuntuk bersembunyi? kelihatannya jejak kami bakal konangan!

Giok Lan dengan sebat menarik ujung baju Kiem Lan mereka berdua secara terpencar suara langkah kaki manusia berjalan mendekat seorang lelaki berbaju serba hitam muncul didepan pintu.

Ketika itu Siauw Ling masih belum mendapatkan suatu cara yangbagus untuk menghadapi orang orang itu tapi iapun tidak ingin membiarkan jejaknya diketahui orang lain sambil mengepos napas badannya dengan mendatar segera melayang naik ke atas wuwungan rumah. 

Ternyata kewaspadaan lelaki kekar itu sangat tajam begitu kakinya melangkah ke dalam pintu kuil mendadak ia berhenti dan mencabut keluar goloknya yang terseoren dipunggung.

Siapa? bentaknya keras.

Kiranya gerak gerik Siauw Ling sewaktu melayang naik ke atas wuwungan rumah dilakukan terlalu buru-buru ia tidak memperhatikan kalau ujung bajunya bersuara sewaktu terampok angin.

Kiem Lan Giok Lan walaupun menempelkan seluruh badannya diatas dinding tembok dan berusaha mengecilkan badannya tapi berhubung ruangan kuil itu terlalu sempit asalkan lelaki tadi mengalihkan sinar matanya kekiri kanan maka ia akan menemukan kalau disitu berdiri dua orang manusia yang sedang mengawasi dirinya.

Cuma sayang seluruh perhatiannya sudah terhisap oleh bunyi ujung baju Siauw Ling yang tersampok angin barusan ia alihkan sinar matanya ke atas patung dewa didepan meja sembahyangan beserta kedua belah sisinya.

Pada saat ini hari belum terang tanah kabut masih sangat gelap membuat suasana dalam ruangan kuil itu makin suram untuk beberapa saat lamanya lelaki kekar itu tak sanggup memandang elas pemandangan yang ada di dalam ruangan kuil itu.

Bagaimana? terdengar si orang tua dengan suaranya yang serak itu menegur apakah dalam kuil benar benar ada orang?

Lelaki berbaju hitam itu mendehem perlahan. Agaknya aku mendengar suara seseorang sedang bergerak jawabnya lirih.

Kuil ini sangat kecil tidak lebih dari luar sebuah ruangan kamar. Kalau ada sesuatu benda seharusnya dapat dilihat dengan jelas kata si orang tua itu lagi.

agaknya silelaki berbaju hitam itu merasa jengah, dengan langkah lebar ia segera melangkah masuk ke dalam kuil.

Sejak permulaan Giok Lan sudah bikin persiapan, jari tangannya dengan disertai tenaga penuh menyentuh kedepan tepat mengarah jalan darah orang itu.

Sejak mendengar suara ujung baju tersampok angin dari Siauw Ling tadi lelaki itu menyilangkan goloknya didepan dada bersiap sedia terhadap bokongan musuh, ia tidak menyangka kalau dari arah belakang ada seseorang yang mengancam.

Tidak bisa terhindar lagi badannya tertotok dan badannya roboh ke atas tanah.

Tapi sebelum ia sempat roboh Kiem Lan dengan sebat sudah meloncat keluar tangan kanan mencengkeram badan lelaki itu sedang tangan kiri menerima goloknya yang terjatuh ketanah.

Semua perbuatan ini dilakukan cepat tenang tanpa menimbulkan sedikit suarapun, bagi orang yang ada diluar sama sekali tidak akan menduga kalau dibalik ruangan kuil sudah terjadi suatu perubahan.

Ketika lama sekali tidak ada jawaban kedua orang yang ada diluar kuil mulai menaruh curiga terdengar si orang tua itu menegur dari ruangan kuil.

Eeeei …. bagaimana keadaan di dalam kuil

Tangan kirinya segera mencabut keluar goloknya yang terseoren dipunggung sedangkan tangan kanannya mengambil keluar sebatang Suo Cu Piauw dan disambit ke arah pintu kuil tanpa menimbulkan sedikit suarapun.

Giok Lan yang waktu itu bersembunyi dibalik pintu kuil karena lama tidak mendengar ada sedikit suarapun tak sabaran ia melongok keluar.

Siapa nyana baru saja kepalanya melongok separuh mendadak serentetan cahaya tajam berkelebat masuk kedalam.

Buru-buru Giok Lan menarik kembali badannya sambil menempelkan badan ke atas dinding tiba-tiba senjata rahasia tadi dengan cepat berdesir lewat dari depan wajahnya.

Traaang …. dengan menimbulkan suara nyaring senjata rahasia tadi tepat menghajar diatas arca kuil.

Giok Lan meloloskan pedangnya siap meloncat keluar dari kuil untuk menghadapi orang itu atau secara tiba-tiba sesosok bayangan manusia menerobos keluar.

Gerakan orang itu sangat cepat luar biasa jelas dia adalah Siauw Ling yang tak dapat menahan sabar lagi.

Segera teriaknya cemas, Siangkong jangan lepaskan mereka barang seorangpun

Dengan kencang badannya ikut meloncat keluar kuil.

Waktu itu Siauw Ling sudah bergebrak dengan orang itu walaupun si kakek mencekal golok ditangan tapi pada saat ini kena didesak hebat oleh serangan2 gencar Siauw Ling, kekalahan hanya merupakan kejadian sekejap mata lagi.

Sinar mata Giok Lan berputar mendadak disuatu tempat beberapa tombak dihadapannya tampak sesosok bayangan manusia sedang meloncat naik ke atas kuda tunggangannya, dengan cepat ia mengitari Siauw Ling mengejar kedepan.

Walaupun ia tidak tahu siapakah ketiga oran gini tapi dalam hati gadis inipun tidak ingin ada seorangpun diantara mereka yang berhasil meloloskan diri.

Ketika orang yang ada diatas kuda itu melihat Giok Lan mengejar dtang buru-buru ia ceplak kudanya untuk melarikan diri.

Giok Lan tidak mau kalah, iapun mengepos tenaga melakukan pengejaran dari belakang dalam sekejap mata ia sudah mengejar sejauh lima tombak lebih.

Mendadak terdengar ujung tersampok angin melayang lewat diatas kepalanya sesosok bayangan manusia, bagaikan seekor burung elang menyambar lewat ke atas tubuh orang itu dan mencengkeram orang tadi dari atas punggung kuda.

Dengan cepat Giok Lan memburu kedepan sekalian melancarkan sebuah totokan menotok jalan darah orang tadi ujarnya sambil tertawa: Siangkong ilmu gerakan apakah demikian cepatnya?

Ilmu langkah Leng Poo Poh!

Giok Lan segera cengkeram oran gitu ke atas dan diperiksa wajahnya ternyata orang ini hanya seorang bocah berusia empat lima belas tahunan ujarnya sambil tertawa.

Entah dari manakah datangnya ketiga orang ini kita harus memeriksa keadaan mereka.

Dengan langkah lambat2 gadis ini kembali ke dalam kuil.

Waktu itu Kiem Lan sudah menyeret badan si orang yang menggeletak diluar kuil masuk ke dalam ruangan Giok Lan pun segera melemparkan badan bocah itu kesisi tubuh dua orang lainnya.

Siangkong silahkan kau mulai bertanya kepada mereka, bisik Giok Lan lirih.

Siauw Ling segera menggeleng.

Lebih baik kau saja menanyai dirinya.

Giok Lan segera ayunkan pedangnya ke atas wajahnya ketiga orang itu kemudian membentak keren.

Aku berharap kalian suka menjawab semua pertanyaanku dengan sejujurnya kalau ada sepatah kata saja merupakan kata2 berbohong asal ketahuan kucabut nyawa kalian.

Sekali tabok ia bebaskan jalan darah yang tertotok ditubuh lelaki berbaju hitam itu tapi sekalian kakinya melancarkan sebuah totokan menghajar jalan darah Yong Sian Hiat nya.

Kau jawab terlebih dahulu serunya.

Lelaki berbaju hitam itu menghela napas panjang.

Kami sedang melakukan perjalanan malam sewaktu lewat ditempat ini mendadak menjumpai cahaya lampu api di dalam kuil dan berjumpa dengan kalian bertiga siapa nyana kena ditangkap semua

Kalau cuma segampang ini akupun tak perlu pertanyaan kepada kalian – tukas Giok Lan cepat

Nona apa yang ingin kau ketahui

Baik aku bertanya satu pertanyaan kau jawab satu jawaban kalian berasal dari partai mana?

Kami adalah jago-jago gelandangan dalam dunia persilatan tidak punya partai tertentu

Tapi seharusnya mempunyai seorang pemimpin bukan? kata Giok Lan sesudah berpikir sebentar

Untuk menjawab pertanyaan ini bagi kami sih tidak mengapa, tapi terlebih dahulu cayhe harus menanyakan satu persoalan dulu dengan diri nona!

Bagus sekali! bukannya aku yang bertanya kepada kalian justru kalian yang ingin bertanya lebih dulu dengan kami

Cayhe harus mengetahui dahulu asal usul nona kata lelaki berbaju hitam itu cepat Kalau kami merasa bahwa pertanyaan tsb harus kami jawab tentu akan kami katakan seadanya kalau tidak seharusnya bicara sekalipun nona banyak bertanya juga percuma saja lebih baik sekali tusuk mencabut nyawa kami.

Bagus …. bagus. Nah, kau boleh bertanya!

Nona termasuk golongan mana?

Giok Lan termenung sebentar setelah itu sambil menuding Siauw Ling katanya

Dia adalah kongju kami, sedang kami kakak beradik sengaja menemani kongju kita untuk berpesiar menikmati pemandangan alam jarang sekali kam iberhubungan dengan orang2 Bulim.

Tolong tanya siapakah nama siangkong kalian ini?

Giok Lan menengok sekejap wajah Siauw Ling kemudian jawabnya

Siangkong kami she Siauw ….

Walaupun gadis ini adalh seorang yang cerdik tapi bagaimana pun juga tidak berpengalaman dalam soal dunia persilatan sehingga tanpa terasa ia sudah membuka rahasia sendiri

Siauw? siapa nama selanjutnya?

Giok Lan jadi serba salah teringat persoalan Siauw Ling menggabungkan diri dengan perkampungan Pek Hoa San cung sudah diketahui oleh seluruh jago yang ada dikolong langit kalau mengutarakan nama Siauw Ling maka lelaki ini pasti akan menganggap mereka sebagai orang2 perkampungan Pek Hoa San cung.

Oleh sebab itu untuk beberapa saat lamanya ia tak sanggup untuk menjawab pertanyaan itu.

Cayhe Siauw Ling mendadak terdengar Siauw Ling menjawab.

Lelaki itu jadi kegirangan setelah mendengar nama tersebut serunya

Oooouw kiranya kau adalah Siauw Thay hiap cayhe sudah lama mengenal namamu.

Tidak berani tidak berani buru-buru Siauw Ling merendah walaupun dengan alis berkerut.

Sudahlah kalian tak perlu pura2 bersikap kenal dengan Siangkong kami cepat katakan asal usul kalian.

Terhadap apa yang dikatakan Giok Lan silelaki tersebut tidak ambil gubris sembari memandang wajah Siauw Ling ujarnya, Siauw Thay hiap sudah lama kami mencari kau tidak disangka setelah berkelana hingga sepatu robek tak ketemu kini berjumpa tanpa sengaja ….

Kalian mencari aku? tanya Siauw Ling tercengang

Bukankah kau Siauw Ling, Siauw Thay hiap?

Cayhe benar adalah Siauw Ling

Kalau begitu tak akan salah lagi

Mendadak Siauw Ling teringat kembali akan Lan Giok Tong yang menyaru sebagai dirinya segera ia menggeleng

Mungkin kalian bukan mencari aku, yang kau cari adalah Siauw Ling yang lain.

Giok Lan mencegah pemuda ini berkata demikian, tapi sudah terlambat. Siauw Ling telah mengucapkan kata2 tersebut.

Lelaki berbaju hitam itu kelihatannya tercengang

Sebenarnya dikolong langit ini ada berapa orang yang bernama Siauw Ling? serunya

Yang kuketahui dikolong langit saat ini ada dua orang yang bernama Siauw Ling

Waaaah …. kalau begitu bagaimana baiknya?

Eeeeeei …. kau orang kenapa sih bersikap begitu cemas tegur Giok Lan dingin Kalau ada urusan katakanlah secepatnya buat apa sendat sendut tidak mau berterus terang.

Terhadap tegoran serta makian Giok Lan kepada dirinya ini silelaki berbaju hitam itu tidak ambil gubris kepada Siauw Ling kembali tanyanya cemas, Diantara dua orang Siauw Ling ini apakah ada perbedaan yang satu palsu yang lain asli?

Benar yang satu palsu yang lain asli!

Lalu kau Siauw Ling yang palsu atau Siauw Ling yang asli

Aku adalah yang asli.

Ketika Giok Lan melihat mereka berdua saling ber-cakap2 bagaikan terhadap dua orang sahabat karib saja hatinya lantas berpikir!

Sungguh mati: masa memeriksa tawanan macam menghadapi sahabat karib saja kalau bicara begini kan seperti dua orang yang kongkouw sambil minum arak?

Baklah: akhirnya terdengar si orang berbaju hitam itu berseru

Cayhe percaya perkataanmu.

Urusan apa? kembali Siauw Ling kelihatan tertegun

Cayhe mendapat titipan seseorang untuk menyerahkan sepucuk surat buat Thayhiap.

Hey, kalau ada perkataan cepat diutarakan, bentak Giok Lan dengan nada gusar. Kalau ada barang cepat keluarkan, bicara lambat2 macam gadis perawan saja, sungguh membuat hati orang tidak sabaran.

Dari dalam sakunya lelaki berbaju hitam itu mengambil keluar sepucuk surat dan diserahkan ketangan Siauw Ling.

Harap Siauw Thayhiap suka membaca dulu surat ini, kemudian kita baru berbicara lagi

Sembari menerima surat tersebut diam2 Siauw Ling merasa curiga pikirnya, Entah siapakah yang menulis surat ini dan apa pula yang ia tulis dalam surat ini? Mengapa orang itu bisa saling berkenalan dengan aku Siauw Ling?

Ia mengerti dirinya baru saja terjunkan diri dalam dunia persilatan orang yang dikenal masih berlum banyak jelas delapan puluh persen surat ini adalah ditujukan kepada Lan Giok Tong yang menyaru nama dirinya.

Walaupun dalam hati berpikir demikian tapi di hati ia sukar menahan rasa ingin tahu yang bergolak dalam dadanya kepada dayangnya ia segera berbisik, Giok Lan, coba usahakan memasang sebuah lampu.

Giok Lan melirik sekejap ke arah lelaki berbaju hitam itu kemudian ujarnya dengan suar dingin!

Kalau kau bermaksud main atur siasat agar aku memasang lampu guna mengundang bala bantuan Hmmm! ini berarti kalian mencari jalan mati buat diri sendiri!

Walaupun ia menaruh curiga kalau lelaki berbaju hitam ini sedang menyusun suatu rencana iapun tidak berani membangkang perintah dari Siauw Ling terpaksa dari dalam sakunya ia mengambil keluar sebuah korek api dan membuatkan sebuah obor.

Setelah cahaya api menerangi seluruh ruangan Siauw Ling pun segera menunduk untuk membaca sampul surat tersebut terbaca olehnya beberapa patah kata

Surat ini ditujukan untuk Siauw Ling!

Sehabis membaca tulisan itu, Giok Lan segera menggoyangkan tangannya memadamkan kembali obor tersebut

Siangkong, siapa yang menulis surat itu kepadamu? tanyanya

Entahlah aku sendiri juga tidak tahu!

Apakah tak kelihatan?

Biarlah kita baca dulu isi suratnya, Siangkong jangan bertindak gegabah di dalam dunia persilatan permainan macam apapu ada biarlah budak menanyakan dulu asal usul surat ini kemudian baru ambil keputusan.

Siauw Lingpun pernah mendengar Cung lsanpek membicarakan soal kelicikan serta bagaimana bahayanya suasana dalam dunia persilatan karena itu iapun tidak banyak bicara lagi.

Setelah Giok Lan tidak mendengar suara penolakan dari Siauw Ling iapun segera berpaling ke arah lelaki berbaju hitam itu.

Siapa yang menulis surat ini? tanyanya

Dengan sinat mata tajam lelaki berbaju hitam itu memperhatikan wajah Giok Lan lalu jawabnya ragu-ragu

Titipan seorang nona

Oooouw …. seorang perempuan?

Benar seorang nona.

Dalam anggapannya setelah Giok Lan mendengar ucapan ini tentu akan marah2 oleh sebab itu ucapan tadi tidak berani diutarakan secara terus terang.

She apakah perempuan itu? tiba-tiba Siauw Ling menukas

Cayhe hanya tahu ia she Gak ….

Bagaikan kena dimartil dengan sebuah palu besar seluruh tubuh Siauw Ling tergetar keras sehingga tak kuasa lagi badannya mundur sempoyongan.

Agaknya Giok Lan merasakan pula getaran hati Siauw Ling yang sangat keras dengan cepat ia cekal pergelangan kanan Siauw Ling erat erat.

Siangkong kenapa kau? tanyanya lirih

Aku sangat baik kau tak usah kuatir ….

Sinar matanya segera dialihkan ke atas wajah lelaki berbaju hitam itu tanyanya lagi

Pada saat ini nona Giok berada dimana?

Nona Gak sudah beritahu kepada kami bahwa semua urusan sudah dijelaskan dalam surat itu asalkan kami sekalian dapat memberikan surat ini kepada Siauw Ling urusan akan beres.

Apakah hubungan kalian dengan nona Gak? mengapa ia suruh kalian luntang lantung kesana kemari untuk menghantarkan suratnya saja

Cayhe sekalian pernah menerima budi pertolongan dari nona Gak dan menyanggupi pula dihadapan nona untuk mencari kau walau sampai diujung langitpun

Giok Lan yang melihat sikap Siauw Ling amat tegang hating bergolak keras dalam hati segera tahu kalau antara nona itu dengan Siauw Ling pasti mempunyai hubungan yang luar biasa karena itu ia berdiri disamping tidak buka suara.

Perasaan hati Siauw Ling yang bergolak perlahan lahan dapat ditenangkan kembali ujarnya lambat lambat

Siapakah nama nona Gak itu?

Lelaki berbaju hitam itu berpikir sebentar kemudian menggeleng

Walaupun nona Gak pernah menolong nyawa kami sekalian, tapi ia selalu tidak pernah menggunakan siapakah namanya

Bagaimanakah bentuk badan serta wajah nona tersebut? Desak Siauw Ling lebih jauh mendadak dalam hatinya timbul perasaan curiga.

Lelaki itu termenung lalu jawabnya, Seorang nona yang masih muda berwajah kasar tidak berdandan tapi memiliki kecantikan wajah yang luar biasa. Cayhe merasa dia adalah seorang nona yang amat cantik sekali, hanya saja karena aku tidak memperhatikan nya terlalu teliti maka sulit untuk membicarakan bagian bagian mana yang berbeda.

Kapan dan dimanakah kalian berjumpa dengan nona Gak? Diatas gunung Toa pasan, Gunung Toa pasan bersambungan sepanjang ribuan li – pikir Siauw Ling dalam hati, siapa tahu kalian ditolong olehnya dibagian gunung Toa pasan yang sebelah mana. Hmmm ucapan ini sungguh mencurigakan hati ….

Walaupun dalam hati berpikir demikian, mulutnya tetap membungkam setelah termenung beberapa saat kembali lelaki itu menyambung kata katanya.

Waktu itu senja hari sudah tiba kami sekalian salah memasuki daerah teralarang orang lain dan kena ditawan kemudian dikurung diatas sebuah puncak yang tinggi menembusi awan angin taupan bertiup bagaikan sebilah pisau dan dinginnya bukan kepalang kalau orang biasa mungkin tidak sampai dua tiga jam sudah akan mati kedinginan sekalipun seseorang memiliki kepandaian silat lumayanpun tidak akan bertahan seberapa lama pada saat kami hampir menemui ajalnya itulah mendadak nona Gak muncul ….

Tiba tiba hati Siauw Ling agak bergerak pikirnya, Senjata yang digunakan enci Gak ku adalah sebilah pedang lemas yang jarang sekali ditemui dalam dunia persilatan kalau ia pernah berjumpa dengan enci Gak tentu tahu pula akan senjata ini

Dengan cepat ia bertanya

Senjata apakah yang digunakan nona Gak?

Tidak membawa senjata aku sendiripun tidak tahu ia menggunakan senjata apa untuk melepaskan otot2 kerbau yang digunakan untuk membelenggu badan kita dan menolong nyawa kami dari maut setelah memberi petunjuk jalan buat kami untuk turun gunung dan titip sepucuk surat kepada kami ia segera melayang pergi.

Hmmmm! dengus Giok Lan dingin. Kalau nona Gak sendiripun tak ada urusan diatas gunung Toa Pa san mengapa ia tidak suka turun gunung sendiri untuk mencari siangkong kami?

Soal ini aku sendiripun tidak tahu ia disana punya urusan atau tidak kenapa Siauw Thayhiap tidak mau periksa di dalam surat tersebut? nona itu berkata bahwa semua urusan sudah ia tulis dalam surat tersebut, dan sudah lama surat ini dipersiapkan hanya menunggu kesempatan saja untuk dititipkan seseorang, aku rasa apa yang ditulis dalam surat itu tentu sangat cermat.

Mendadak Giok Lan membuat api dan menyulut lentera yang ada didepan meja sembahyangan dengan demikian suasanapun jadi terang benderang

Baik kami tak akan takut menyulut lampu sehingga kena dijebak oleh siasat kalian lagi

Nona harap berlega hati apa yang cayhe ucapkan adalah kata2 sejujurnya

Siangkong bukalah sampul surat itu dan kita baca isinya jangan sampai kena ditipu oleh mereka seru Giok Lan sambi mengangkat lampu lentera itu tinggi2

Siauw Ling menurut dan merobek sampul surat tadi untuk membaca isi surat tersebut.

Setelah membaca surat ini cepat datanglah ke puncak Siuw Im Ong diatas gunung Toa Pa San

Isi surat itu singkat sekali

Siauw Ling sama sekali tidak menyangka kalau isi surat itu sedemikian sederhananya dengan sekuat tenaga ia coba mengingat ingat kembali gaya tulisan Gak siauw Ca tapi dikarenakan waktu berkumpul mereka tempo dulu sangat singkat ditambah pula usianya masih kecil pemuda ini sama sekali tak berhasil mengingat ingat bagaimanakah gaya tulisan dari Gak Siauw Ca.

Giok Lan yang melihat sang pemuda lama sekali membungkam sambil mencekal surat itu tak tahan segera ujarnya

Siangkong apa isi surat itu?

Coba kau baca sendiri kata Siauw Ling sambil angsurkan surat itu ketangan sang gadis

Apakah budak boleh membaca? bagaikan terperanjat buru-buru Giok Lan berseru lirih

Tidak mengapa

Sinar mata Giok Lan segera dialihkan ke atas surat tersebut menanti selesai membaca ia segera berseru, Hanya sesingkat ini?

Aku sendiripun merasa agak curiga kalau enci Gak yang menulis kepadaku tak akan sesingkat yang kita baca sekarang ini.

Apakah aku masih ingat bagaimanakah gaya tulisan nona Gak?

Tidak, takut kuingat kembali.

Mendadak Giok Lan meniup padam lampu lentera dan sekalian melancarkan serangan totokan ke atas tubuh silelaki berbaju hitam itu ujarnya.

Waktu sudah tidak pagi kita harus baik2 mengatur pernapasan dan pertanyaan lain kita tanyakan lagi besok pagi.

Rasa rindu yang dialam Siauw Ling terhadap Gak Siauw Ca adalah ber sungguh2 walaupun ia merasa curiga dengan isi surat yang amat singkat itu tapi dihati ia berharap apa yang ditulis ini adalah berasal dari enci Gaknya.

Raasa rindu yang menebal membuat di dalam benaknya timbul suatu alasan menurut pikirannya sendiri guna menjelaskan singkatnya isi surat itu pikirnya.

Mungkin sekali sewaktu enci Gak menulis surat ini ia sama sekali tidak menduga kalau surat ini benar2 dapat terjatuh ketanganku kemungkinan sekali ia telah menulis beratus ratus pucuk surat pendek macam ini yang diserahkan kepada be ratus2 orang pula untuk mencari aku. Lebih banyak menulis sepucuk surat berarti lebih banyak satu orang yang mencari aku dengan demikian kesempatan lebih banyak satu bagian untuk menemukan diriku, sekalipun surat ini semisalnya terjatuh ketangan orang lainpun tidak mengapa karena ia bisa bersembunyi ditempat kegelapan sambil mengawasi orang yang datang memenuhi janji asal bukan aku sudah tentu ia tak akan munculkan diri untuk bertemu.

Makin dipikir ia merasa alasan ini semakin tepat niat untuk memenuhi janjipun segera muncul dalam hatinya.

Malam semakin kelam. kabut tebal makin mengumpul suasana diluar kuil kecil itu gelap gulita tak kelihatan sesuatu apapun.

Dari luar kuil tiada hentinya terdengar suara ringkikan kuda, tentu kuda2 ketiga orang itu belum berlalu dan masih berdiri disekitar kuil kecil tadi.

Siauw Ling yang terus merindukan enci Gak nya selama ini tak sanggup menenangkan hatinya, banyak persoalan memenuhi seluruh benak.

Mendadak terdengar suara pembicaraan manusia berkumandang datang dari tempat kejauhan.

suara itu masih berada sangat jauh sekali, kendati dapat dibedakan suara itu adalah suara pembicaraan manusia tapi susah untuk membedakan apa yang sedang mereka bicarakan.

Giok Lan segera berbisik lirih kepada diri Siauw Ling, Pada hari2 biasa asal usul seorang jago Bulim memasuki daerah kekuasaan seratus li disekitar perkampungan Pek Hoa San cung dari pihak mereka segera akan muncul pengintai yang menggunakan burung merpati memberitakan kemunculannya orang ini ke dalam perkampungan, setiap kali sebelum kentongan ketiga tengah malam setiap gerak gerik serta apa yang ditakutkan jago Bulim telah diketahui orang2 perkampungan Pek Hoa San cung dengan cermat.

Aaaaakh ada kejadian semacam ini …. Seru Siauw Ling sangat terkejut.

Mendadak teringat olehnya akan perbuatan Jen Bok Hong yang menyelundupkan mata2nya ke dalam semua partai serta perguruan besar untuk mengawasi seluruh gerak gerik partai besar itu urusan yang demikian sulitpun mereka bisa lakukan dengan cermat apa lagi menyebarkan mata2 disekeliling ratusan li dari perkampungan Pek Hoa San cung makin gampang lagi berbuat demikian.

Karena itu semua gerak gerik dari jago Bulim yang ada disekeliling tempai ini dapat diketahui Jen Bok Hong dengan sangat jelas kata Giok Lan lebih lanjut. Mungkin ia punya rencana tentu kali ini tidak ambil gubris terhadap kita.

Pada saat ini jago Bulim yang berkumpul disekitar tempat ini berjumlah sangat banyak dan setiap orang merupakan jago-jago berkepandaian tinggi, mata2 pihak Jen Bok Hong berjumlah besar rasanya tak akan sanggup mengawasi gerak gerik semua orang oleh karena itu untuk sementara kita pura pura tidak tahu sehingga tidak sampai membuka rahasia pihak kita!

Pendapat budakmu lain dengan pendapat Siangkong kata Giok Lan aku rasa Jen Bok Hong tentu mempunyai rencana lain menurut peraturan pada hari2 biasa kalau dalam tiga hari orang itu belum meninggalkan tempat sekitar sini maka Jen Bok Hong tentu akan mengirim orang untuk membinasakan jago tersebut.

Dari luar terdengar suara manusia itu makin lama makin dekat sehingga suara langkah kaki kedengaran semakin jelas.

Bagaimana kalau kita masuk dan beristirahat di dalam kuil? terdengar salah seorang diantaranya berkata.

Aduuuh celaka, seru Siauw Ling di dalam hati. Kuil ini luasnya hanya sebesar sebuah kamar kalau dimasuki orang sebegini banyak mana cukup

Terdengar kawan itu berkata berat.

Tidak usah! Kita tak perlu masuk lagi, disebelah depan sana ada beberapa gubuk tempat tinggal Pay cu kita, lebih baik cayhe menyambangi Paycu terlebih dulu.

Entah siapakah orang ini dan berasal dari partai mana? kembali Siauw Ling berpikir dalam hatinya, mengapa Paycu nya pun datang sendiri ketempat macam ini?

Orang yang pertama bicara tadi tidak bersuara lagi mereka percepat langkahnya kedepan.

Suara langkah kaki makin lama semakin jauh dan akhirnya lenyap tak berbekas.

ssst …. agaknya daerah disekitar tempat ini merupakan daerah penting yang sering dilalui manusia bisik Siauw Ling kepada Giok Lan. Kita tak boleh terlalu lama berdiam disini. Sebelum hari terang tanah kita harus cepat-cepat berlalu dengan membawa serta ketiga orang itu.

Baik budak akan membuka jalan enci Kiem Lan harap menjaga ketiga orang itu. Kalau mereka sengaja mempersulit kita dan tak mau berjalan atau mencari gara2 lebih baik kita bunuh dulu mereka satu persatu.

Agaknya dayang ini sengaja mengucapkan kata2 tersebut agar ketiga orang itu ikut mendengar! Karenanya nada ucapan sangat tinggi dan keras, Perlu kita bebaskan jalan darah mereka yang tertotok? tanya Siauw Ling, Padahal ucapan ini tak ada artinya, karena sembari berkata tangan kanannya sudah bergerak membebaskan jalan darah ketiga orang itu.

Siangkong totok jalan darah disepasang lengannya agar mereka tidak bertenaga untuk melancarkan serangan bokongan seru Giok Lan kembali.

Karena Giok Lan adalah seorang gadis yang cerdik tanpa terasa apa yang ia ucapkan mempunyai pengaruh yang sangat besar Siauw Ling benar2 menurut dan menotok jalan darah dilengan ketiga oran gitu setelah membebaskan jalan darah dibadan mereka.

Lebih baik kalian bertiga jangan berniat lari sehingga memaksa kami harus turun tangan melukai kalian ujar Kiem Lan kepada ketiga orang itu.

Dengan Giok Lan sebaga pembuka jalan mereka meninggalkan kuil kecil itu Siauw Ling berada dibelakang Giok Lan sedang Kiem Lan berjalan dipaling belakang mengawasi gerak gerik ketiga orang itu.

Malam yang gelapm mulai luntur muncullah cahaya keperak2an diufuk sebelah Timur tapi kabut putih masih menebal menghalangi pandangan mata.

Agaknya Giok Lan sangat mengenali daerah disekeliling tempat ini tanpa mengucapkan sepatah katapun dengan kepala tertunduk ia berjalan kedepan.

Kurang lebih sepertanak nasi kemudian sampailah mereka didepan sebuah gubuk yang dikelilingi oleh tumbuhan bambu.

Waktu itu cuaca sudah terang tanah, pemandangan disekeliling tempat itu dapat dilihat dengan nyata. tampak bangunan gubuk itu sangat berseih diantara tumbuhan bambu banyak terdapat bunga beraneka warna, kerbau kambing tersebar ditanah rumput menambah semaraknya pemandangan.

Giok Lan berjalan kedepan menggoyang goyangkan pintu pagar teriaknya menyapa, Adakah orang didalam?

Tampak sepasang pintu gubuk terbuka disusul munculnya seorang lelaki berbaju hitam berjalan keluar dengan langkah lebar.

Siapa? tegurnya keras

Aku. cepat buka pintu.

Lelaki berbaju hitam itu membuka pintu pagar begitu menjumpai Giok Lan dengan cepat ia jatuhkan diri berlutut, Oooouw …. kiranya nona Giok Lan, hamba tidak tahu kehadiran nona sehingga tak dapat menyambut dari jauh ….

Sudah, sudahlah, tak usah banyak adat cepat kembali ke dalam kamar seru gadis itu seraya ulapkan tangannya.

Lelaki itu menengok sekejap wajah Siauw Ling sekalian kemudian buru-buru menjura.

Cu-wi silahkan masuk.

Giok Lan sigadis cilik ini tak boleh dipandang enteng pikir Siauw Ling setelah menjumpai kejadian itu Agaknya ia sudah mempunyai persiapan yang matang dimana saja sudah diatur jalan mundur …. sembari berpikir ia melangkah masuk ke dalam ruangan.

Buru-buru lelaki berbaju hitam itu menutup pintu pagar dan mempersilahkan Siauw Ling sekalian masuk ke dalam ruangan gubuk, disitulah lelaki ini kembali jatuhkan diri berlutut kembali untuk menjalankah penghormatan besar terhadap Giok Lan.

Dengan cepat sang gadis menghindar sembari bimbing orang itu bangun.

Kau tak usah banyak adat lagi perut kami sangat lapar adakah makanan disini?

Hamba segera siapkan santapan buat Cu-wi sekalian harap nona tunggu sebentar.

Buru-buru orang itu berlalu dnegan alis melentik tanya Kiem Lan keheranan, Eeeeei …. bagaimana kau bisa kenal dengan orang ini?

Giok Lan segera tersenyum misterius.

Aku pernah melepaskan budi pertolongan kepadanya, tidak kusangka pada saat ini ternyata mempunyai guna yang besar sekali.

Mendengar cara gadis itu berkata Kiem Lan tahu ia tidak suka bicara terus terang berhubung ada orang luar disana karenanya iapun tidak mendesak lebih jauh.

Mendadak si orang yang berusia agak lanjut mendehem berat dan berseru

Kalian membawa kami bertiga datang kemari entah ada maksud apa?

Eeeei ucapan orang ini sedikitpun tidak salah seru Siauw Ling dihati apa gunanya membawa mereka datang kemari? Seharusnya aku mencari satu kesempatan untuk menyelesaikan persoalan ini.

Tapi dikarenakan ia sendiripun tidak berhasil memperoleh cara yang tepat maka pemuda ini berpaling ke arah Giok Lan.

Apa yang harus kita lakukan terhadap ketiga orang itu? tanyanya.

Apakah Siangkong sudah dapat membedakan palsu serta aslinya surat tersebut?

Belum aku tak berhasil membedakannya sahut Siauw Ling menggeleng apalagi di dalam surat itu hanya berisikan beberapa patah kata yang sangat singkat bukan saja tidak mengungkap peristiwa tempo dulu juga tak ada nama yang tercantum kau suruh aku secara bagaimana membedakannya?

Apa kau tidak kenal dengan gaya tulisan nona Gak?

Eehmm …. tak bisa kubedakan

Terdengar si orang tua itu berkata kembali.

Loolap berani angkat sumpah dihadapan Thian bahwa surat ini benar2 tulisan nona Gak yang dititipkan kepada kami untuk disampaikan kepada Siauw Thay hiap setelah kami terjun kembali ke dunia persilatan dan mencari berita kesana kemari barulah kami ketahui bahwa Siauw Ling sebetulnya adalah seorang pendekar yang mempunyai nama tersohor tapi jejak Siauw Thay hiap bagaikan naga sakti yang kelihatan kepala tak kelihatan ekornya kita lari kesana kemari beberapa waktu lamanya belum juga berhasil menjumpai Siauw Tahy hiap beruntung kali ini berhasil kita jumpa siapa sangka justru timbul kesalah pahaman diantara kita.

Ehmmmm …. kalau ditinjau dari ucapan mereka agaknya surat ini bukan suatu surat palsu lebih baik kita lepaskan saja orang ini kata Siauw Ling kemudian.

Pada saat ini dikota Koei ci banyak berkumpul para jago-jago Bu-lim baik dari kalangan lurus dan dari kalanagan sesat kata Giok Lan dengan penuh keseriusan Satu kali kita salah melangkah menyesalpun tak berguna.

Kalau lolap tinjau nada ucapan nona agaknya kau ada maksud membinasakan kami untuk melenyapkan bencana dikemudian hari seru kakek tua itu tiba-tiba.

Kalau pada beberapa bulan berselang tak usah kau sadarkan jangan harap bisa hidup sampai sekarang kini aku bikinkan suatu perhitungan yang masak bagimu bertiga.

Aiaa ….! melihat kekukuhan hati sang gadis si kakek tua itu menghela napas panjang …. Tidak kusangka perbuatan kami yang bermaksud baik karena mendapat titipan orang berakhir dengan keadaan menenaskan

Mendadak Siauw Ling bangun berdiri tangan kanannya bergerak berulang kali membebaskan jalan darah ketiga orang itu yang tertotok ujarnya

Kalau apa yang kalian bertiga ucapkan adalah kata2 sejujurnya, aku Siauw Ling mengucapkan banyak terima kasih dan bila kita berjumpa lagi dikemudian hari pasti akan kubalas budi ini. Tapi kalau ucapan kalian bertiga adalah kata2 bohong belaka …. aku harap kalian bertiga berlalu dari sini.

Silelaki berbaju hitam itu memperhatikan Siauw Ling beberapa saat lamanya kemudian berkata, Apa yang kami ucapkan adalah kata2 sejujurnya kalau Siauw Thay hiap tidak percaya akupun tak bisa banyak berbuat.

Setelah putar badan dengan langkah lebar ketiga orang itu berlalu dari dalam rumah gubuk.

Giok Lan yang melihat Siauw Ling ambil keputusan untuk melepaskan ketiga orang itu kendati dalam hati merasa tidak puas iapun tidak berani turun tangan mencegah segera ujarnya dengan nada berat, Kalalu ada oran gyang menanyakan jejak kami bertiga lebih baik kalian jangan bocorkan rahasia ini.

Agaknya ketiga orang itu merasa agak mendongkol, mulut mereka tetap membungkam dan segera berlalu.

Sembari memandang bayangan punggung ketiga oran gitu lenyap dari pandangan Siauw Ling menghela napas panjang.

Aaaaai …. kini dalam hatiku ada dua keinginan, katanya lirih. Setelah menolong Loo-ya serta Hujien, kau hendak pergi menjumpa nona Gak? sambung Giok Lan. Sedikitpun tidak salah.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar