BAGIAN 19: ILMU ARWAH DINGIN DAN PANAS (IM YANG HUN)
OEY YOK SU menghela napas,
karena dengan berpisahnya ia dari Lu Liang Cwan, berarti dirinya sudah tidak
akan diganggu oleh kelakuan orang she Lu itu, yang tua-tua tetapi memiliki
perangai seperti anak kecil.
Oey Yok Su menghampiri seorang
nelayan berusia agak lanjut yang tengah merajut jalanya, ia memberi hormat
sambil tanyanya: „Lopeh (paman), dimanakah kampung terdekat dipesisir sini
Orang tua itu, yang telah
menunda pekerjaannya merajut jalanya, telah mengawasi Oey Yok Su sejenak, lalu
ia berkata :„Anak muda, dipesisir ini hanya terdapat sebuah perkampungan, yaitu
perkampungan kami, yang bernama Kuang-cie"
Oey Yok Su menyatakan terima
kasihnya, sedangkan nelayan tua itu telah memberikan petunjuknya agar Oey Yok
Su mengambil jalan kearah barat.
Setelah beberapa lama ia
terkurung dipulaunya Lu Liang Cwan dan Sian Ho Lauw Cie Lan, Oey Yok Su
sekarang jadi girang bisa kembali berada dialam bebas tanpa kekangan. Bahkan
Oey Yok Su mengharapkan Lu Liang Cwan pergi jauh dari tempat itu dan tidak
perlu bertemu lagi. Karena orang she Lu itu sangat berandalan sekali, walaupun
usianya telah lanjut, tokh ia masih merupakan seorang tua yang tidak kenal aturan.
Saat itu hari belum begitu
sore, dan Oey Yok Su telah mengikuti petunjuk nelayan tua itu, akhirnya ia tiba
diperkampungan Kuang-cie, sebuah perkampungan yang tidak begitu besar. Penduduk
kampung itupun tidak begitu banyak, hanya terdiri dari dua puluhan lebih
keluarga. Umumnya mereka memiliki mata pencarian sebagai nelayan:
Oey Yok Su setelah
mengelilingi perkampungan itu melihat hanya ada sebuah warung teh yang kecil
dan kurang begitu terawat, dan juga sepi. Waktu Oey Yok Su memasuki warung teh
tersebut, ia tidak melihat seorang tamupun juga, sedangkan pemilik kedai teh
itu tengah duduk termenung saja, sambil matanya meram melek.
„Lopeh......!" kata Oey
Yok Su, mengejutkan orang tua itu, sampai dia melompat berdiri. „Aku minta
teh...!".
Segera pemilik warung teh itu
mempersiapkan pesanan Oey Yok Su, ia juga menyediakan dua kati teh sambil
membawa sepiring bakpauw.
„Anak muda, tampaknya engkau
bukan penduduk disekitar tempat ini", kata pemilik kedai teh itu disaat
meletakkan cawan teh diatas meja: „Apakah kau tengah melakukan perjalanan jauh
Oey Yok Su mengangguk saja,
karena ia tidak mau terlalu banyak bicara. Yang terpenting ia menikmati teh
yang harum dan bakpauw itu, guna melenyapkan perasaan laparnya.
Tetapi pemilik kedai itu telah
mengawasi terus menerus tamunya, sampai akhirnya ia , berkata : „Kemanakah
tujuan Kongcu ?".
„Entahlah, aku sendiri belum
lagi mengetahui", sahut Oe'y Yok Su.
„Dari perkampungan ini, jika
kita berjalan terus, maka kita akan tiba dimana, Lopeh?".
„Pertama-tama terpisah lima
ratus lie dari tempat ini terdapat sebuah kota yang cukup besar, yang bernama
kota Chung-kie, kemudian terdapat kota-kota lainnya yang lebih kecil, seperti
Lang-siung, Cie-Lie dan Mang-lu".
„Terima kasih
Lopeh...........!"
„Adakah sesuatu yang bisa aku
tolong, Kongcu ?" tanya pemilik kedai teh itu lagi.
Oey Yok Su tertawa, kemudian
katanya: „Baiklah Lopeh, bisakah Lopeh memberikan penjelasan dimana sekiranya
aku bisa memperoleh rumah penginapan ?"
„Dikampung ini tidak terdapat
sebuah rumah penginapan, Kongcu....... jika memang Kongcu ingin singgah
beberapa hari disini, biarlah akupun bersedia memberikan kamar untuk Kongcu,
kebetulan aku hanya hidup seorang diri, sehingga rumahku masih bisa menampung
seorang seperti kau !"
Girang hati Oey Yok Su
mendengar keramah-tamahan orang tua itu, ia mengucapkan terima kasihnya.
Begitulah, dua hari Iamanya
Oey Yok Su menginap dirumah pemilik kedai itu.
Perkampungan ini memang sepi,
sedikit sekali penduduknya.
Maka kurang begitu menarik
hati Oey Yok Su, ia bermaksud akan melanjutkan perjalanannya lagi.
Dihari ketiga, keinginannya
itu disampaikan kepada orang tua pemilik kedai itu"
Sebetulnya pemilik kedai itu
senang Oey Yok Su tinggal dirumahnya, namun disebabkan Oey Yok Su telah
berkeras ingin berangkat juga, tidak bisa pemilik kedai itu menahannya.
Dengan menuruti petunjuk yang
diberikan orang tua itu, Oey Yok Su mengambil jalan kearah barat.
la ingin mencapai kota
Chung-kie.
Disaat itu, perjalanan kurang
begitu menyenangkan, tanah sangat kering dan panas sekali, karena disekitar
tempatt tersebut tanah tandus sekali. Tetapi Oey Yok Su melakukan perjalanan
terus, karena ia tidak mau tertalu lama berada ditempat seperti itu.
Sedang Oey Yok Su berjalan,
hari telah semakin tinggi, malah disaat sang senja hampir tiba, Oey Yok Su
masih belum juga bertemu dengan rumah penduduk.
Rupanya perjalanan dari
perkampungan nelayan dipesisir pantai itu untuk mencapai kota Chung-kie memang
tidak terdapat rumah penduduk.
Maka Oey Yok Su berkeputusan
untuk tidur dialam terbuka jika memang sang malam telah tiba.
Tetapi, disaat itu Oey Yok Su
melihat sesuatu didepannya, yaitu disebuah permukaan hutan kecil yang tidak
begitu subur, karena tanah disekitar tempat tersebut memang gersang dan tandus.
Dibawah sebatang pohon tampak
berdiri sesosok tubuh, dan yang lebih mengherankan Oey Yok Su waktu ia
menegaskan sosok tubuh itu tidak lain dari seorang wanita yang cantik sekali,
dilihat dari potongan tubuh dan wajahnya mungkin baru berusia dua puluh tahun
lebih, pakaiannya juga reboh dan mewah sekali, dan saat itu siwanita tengah
berdiri mengawasi Oey Yok Su dengan bibir tersungging senyuman.
Oey Yok Su tidak berani
terlalu lama memandang wanita itu, ia telah membuang pandang kelain arah sambil
meneruskan langkahnya, walaupunn hatinya jadi heran juga ditempat seperti itu
bisa terdapat seorang wanita yang secantik itu hanya seorang diri.
Tetapi baru Oey Yok Su
melangkah beberapa tindak, justru wanita yang cantik itu telah melompat gesit
sekali, tahu-tahu tubuhnya berada dihadapan Oey Yok Su, menghadang jalannya
pemuda ini.
„Tunggu dulu, pemuda yang
manis", kata wanita tersebut dengan suara yang lembut'.
Oey Yok Su jadi malu, ia
cepat-cepat merangkapkan sepasang tangannya memberi hormat kepada wanita itu,
tanyanya: „Ada urusan apakah Kouwnio (nona) ? Adakah sesuatu yang bisa kubantu
?".
Wanita itu telah
tersenyum-senyum mengawasi Oey Yok Su dengan sorot mata yang tajam, dan Oey Yok
Su jadi berdebar hatinya, karena ia merasa malu dan kikuk berhadapan dengan
perempuan secantik itu dengan sikap seperti ini.
„Tentu, tentu, banyak
pertolongan yang bisa kau berikan, jika memang engkau bersedia untuk
menolongku...!" kata wanita itu seperti menggumam sendiri dengan suara
yang perlahan, dan iapun terus juga mengawasi Oey Yok Su dengan sorot mata yang
tajam, siapa telah diawasinya dari kepala sampai keujung kakinya. Dan tidak
lama kemudian wanita itu telah menggumam lagi: „Seorang pemuda yang tampan dan
manis...gagah pula !".
Oey Yok Su jadi tambah kikuk
dan jengah.
la telah berkata dengan suara
yang ragu-ragu: „Ada kesulitan apakah Kouwnio, bisa Kouwnio jelaskan, bantuan
apa yang bisa kuberikan untuk Kouwnio?".
Waktu bertanya begitu, hati
Oey Yok Su sudah kurang tenang, karena ia tidak-menyukai tabiat wanita yang
tampaknya agak jalang dan matanya memancarkan kebinalan dan genit.
„Siapakah namamu, Kongcu
?" tanya wanita itu kemudian.
„Siauwte she Oey dan bernama
Yok Su", sahut Oey Yok Su jujur.
„Siauwmoy (adik) she Bong dan
bernama Kim Lian ", kata wanita cantik tersebut tanpa diminta oleh Oey Yok
Su. „Maukah Kongcu singgah sejenak dirumah Siauwmoy, untuk membicarakan
sesuatu...?".
Oey Yok Su ragu-ragu.
Tetapi waktu itu Bong Kim Lian
telah berkata lagi: „Disana nanti Siauwmoy akan menjelaskan kesulitan yang
tengah diderita oleh Siauwmoy...!".
Oey Yok Su akhirnya terpaksa
mengangguk juga.
la memang tengah memikirkan
dimana ia harus bermalam. Bukankah jika memang didekat tempat ini terdapat
rumah sigadis, ia bisa bermalam satu malaman dan lebih hangat dibandingkan
harus tidur dialam terbuka ?
„Baiklah", kata Oey Yok
Su kemudian.
„Jauhkah letak rumah Kuuwnio
?" tanyanya kemudian, dan ia masih tidak berani mengangkat kepalanya
membalas menatap wanita itu, sebab ia melihat wanita tersebut masih juga
mengawasinya dengan sorot mata yang tajam.
, Bong Kim Lian si Wanita
cantik itu telah menggelengkan kepalanya, ia tertawa dan bilangnya: „Tidak...,
tidak jauh, hanya terpisah beberapa lie dari tempat ini...!"
Dan kemudian Kim Lian
membalikkan tubuhnya sambil mengajak : „Mari kita berangkat...!" tampaknya
Bong Kim Lian girang sekali, wajahnya yang cantik berseri-seri.
Oey Yok Su sendiri heran.
Belum pernah ia melihat wanita
secantik Kim Lian.
Kulit mukanya begitu halus dan
bersih, putih dan lembut, seperti juga salju.
Padahal disekitar tempa ini
memiliki udara yang tidak baik, yaitu panas dan gersang.
Setelah melewati hutan itu,
Oey Yok Su melihat mereka tiba disebuah lapangan rumput. Tetapi rumput-rumput
yang tumbuh disekitar tempat tersebut kering dan gersang, karena memang pengaruh
tanahnya yang tidak subur.
Dibawah sebatang pohon yang
agak besar dan rimbun, tampak sebuah bangunan yang tidak begitu besar. Namun
bersih.
„Itulah rumah
Siauwmoy...!" Kim Lian menjelaskan.
la telah menunjuk rumah itu
dan mengundang Oey Yok Su untuk singgah:
„Dirumah itu terdapat siapa
saja, Kouwnio ?" tanya Oey Yok Su yang mulai ragu-ragu karena ia melihat
keadaan disekitar tempat itu sunyi-sunyi saja.
Jika memang gadis itu hanya
tinggal seorang diri, jelas Oey Yok Su tidak akan enak untuk bermalam.
Bukankah tidak pantas bermalam
dirumah seorang gadis yang hanya berseorang diri ?
Kim Lian telah tertawa.
„Dirumah ini aku hanya tinggal
seorang diri", dia menjelaskan. „Mari Kongcu...!".
Hati Oey Yok Su jadi tidak
enak, tetapi disebabkan telah terlanjur datang ditempat ini, maka ia melangkah
juga mengikuti Kim Lian memasuki rumah tersebut. Tetapi dihatinya Oey Yok Su
memutuskan, jika pembicaraan mereka telah selesai, ia akan meminta diri
pamitan, untuk melanjutkan perjalanannya. Tidak mau Oey Yok Su bermalam dirumah
seorang gadis, yang hanya seorang diri saja.
Waktu itu, Kim Lian telah
berkata dengan suara yang halus: „Duduklah dulu Kongcu, aku akan mempersiaphan
minuman untukmu...".
Oey Yok Su hanya mengiyakan,
selama Kim Lian meninggalkannya diruang tamu, ia melihat seluruh perabotan yang
terdapat diruangan tersebut hanyalah perabotan yang kasar dan juga tidak banyak
macamnya, hanya dua buah kursi, sebuah meja yang berukuran kecil, dan tidak
terdapat lainnya.
Oey Yok Su mengerutkan
alisnya, dia jadi berpikir keras menduga-duga, entah siapa gadis itu, yang
berani tinggal seorang diri ditempat seperti ini. Yang membuat Oey Yok Su
semakin tidak mengerti, justru tadi waktu gadis itu melompat menghadalangi
jalannya, gerakan gadis itu gesit sekali, seperti juga ia memiliki ginkang
(ilmu meringankan tubuh) yang mahir.
Waktu Oey Yok Su tengah duduk
termenung begitu dengan pikiran bekerja, Kim Lian telah keluar pula dari dalam.
Gadis itu duduk dikursi yang satunya lagi setelah menyediakan Oey Yok Su secawan
air teh.
„Silahkan minum, Kongcu
!" kata Kim Lian dengan ramah.
Tetapi sambil mempersilahkan
tamunya, Kim Lian terus juga mengawasi tamunya dengan sorot mata yang tajam.
Dan yang membuat Oey Yok Su jadi tidak tenang justru sinar mata wanita ini tajam
dan mengandung kegenitan serta kebinalan.
„Sesungguhnya Kouwnio memiliki
kesulitan apa yang bisa kutolong ?" tanya Oey Yok Su kemudian.
„Minumlah dulu untuk
melenyapkan dahaga", kata Kim Lian tersenyum.
„Urusanku itu bisa dibicarakan
perlahan-lahan...... Silahkan...".
Oey Yok Su akhirnya mengambil
cawan tehnya, dia meneguknya.
Tetapi hatinya jadi heran, teh
itu harum sekali, sangat harum bahkan harumnya itu berbeda dengan harumnya teh
biasa. Oey Yok Su jadi heran, entah teh apa yang dipergunakan gadis ini. Tetapi
karena memang Oey Yok Su pun tengah haus, ia telah meneguk teb itu sampai
setengah cawan.
Melihat tamunya telah meminum
teh yang disajikan, wanita itu tertawa.
„Bagus ! Sekarang Siauwmoy
akan menceritakan kepada Kungcu kesulitan yang dialami oleh Siauwmoy...!"
kata Kim Lian.
Oey Yok Su telah mendengarkan
baik-baik penjelasan, Wanita itu, dengan pikiran tidak menentu. Disaat itulah
tampak Kim Lian sambil tersenyum-senyum telah meneruskan perkataannya:
„Sesungguhnya Siauwmoy tengah membutuhkan sekali pertolongan seorang pemuda
yang tampan dan gagah, memiliki kepandaian sinkang yang tinggi.....!"
Kata-kata wanita itu
mengejutkan Oey Yok Su, karena dengan berkata begitu wanita tersebut tentunya
mengetahui bahwa dirinya mengerti ilmu silat dan memiliki sinkang yang tinggi.
Tetapi Oey Yok Su saat itu masih mau menduga mungkin wanita ini diganggu oleh
orang jahat yang memiliki kepandaian tinggi, sehingga, ia perlu mencari tuan
penolongnya itu seorang yang memiliki sinkang mahir sekali.
Maka ia bertanya: „Orang jahat
manakah yang telah mengganggu Kouwnio ?".
Wanita itu menggelengkan
kepalanya sambit tersenyum lebar.
„Tidak ada orang jahat yang
mengganggu Siauwmoy !" kata wanita tersebut.
„Tetapi justru bantuan seorang
pemuda seperti engkau sangat Siauwmoy butuhkan! Bukankah engkau belum menikah
?".
Ditanya persoalan menikah,
muka Oey Yok Su iadi merah, ia jadi tidak mengerti mengapa wanita ini justru
menanyakan hal itu.
„Apa hubungannya kesulitan
Kouwnio dengan persoalan menikah atau belumnya diriku?" tanya Oey Yok Su
kemudian.
„Kau akan mengetahuinya nanti,
sekarang jawablah dulu pertanyaanku itu, bukankah Kongcu belum menikah ?".
Oey Yok Su telah mengangguk.
„Ya", sahutnya kemudian.
„Bagus !" kata wanita she
Bong tersebut.
„Dengarlah serkarang, telah
dua tahun Siauwmoy mencari seorang pemuda seperti Kongcu, tetapi selama itu
Siauwmoy masih juga belum berhasil........dan diperkampungan dipesisir pantai
itu memang terdapat banyak pemuda-pemuda yang memiliki tenaga yang kuat, namun
sayangnya selain muka mereka buruk, juga mereka tidak mengerti sedikitpun
sinkang dan ilmu tenaga dalam lainnya...........sehingga percuma saja mereka
tidak bisa membantuku...!".
Oey Yok Su hanya memandang
wanita itu menjelaskan kesulitannya dengan berdiam diri, karena Oey Yok Su
benar-benar jadi heran dan diliputi tanda tanya entah apa sesungguhnya yang
dikehendaki oleh wanita tersebut.
„Tetapi rupanya Thian memang
maha adil dan maha kuasa, siapa tahu hari ini Siauwmoy telah beruntung dapat
bertemu dengan Kongcu.
Disamping Kongcu sangat
tampan, pula memiliki sinkang yang tinggi sekali.
Siauwmoy mengetahui itu,
karena melihat sinar mata Koagcu yang tajam sekali, dan juga langkah kaki
Kongcu yang ringan telah menunjukkan bahwa Kongcu memiliki ginkang (ilmu meringankan
tubuh) yang mahir. Hal itu tidak bisa terlepas dari mataku, bahwa Kongcu
walaupun berusia masih sangat muda, tokh telah memiliki kepandaian yang sangat
tinggi...!''.
„Jadi...apa maksud Kouwnio
sesungguhnya ?" tanya Oey Yak Su sambil mengawasi wanita tersebut, ia
merasakan sesuatu yang tidak enak pada dirinya, tubuhnya seperti menguap dan
lemas tidak bertenaga. Hal ini merupakan perobahan yang mengejutkan Oey Yok Su,
ia jadi heran dan berusaha menyalurkan tenaga sinkangnya diam-diam, dan
berusaha menindih perasaan lemasnya itu. Namun ia tidak berhasil, tubuhnya
dirasakan lesu seperti tidak bertenaga. Hal ini tambah mengejutkan Oey Yok Su,
ia tidak mengetahui mengapa dirinya jadi lesu demikian.
Saat itu Bong Kim Lian telah
tertawa sambil berkata lagi: „Sesungguhnya maksud Siauwmoy memang ingin meminta
bantuan Kongcu ini, tergantung dari Kongcu juga hendak meluluskannya atau
tidak...!".
„Jika memang Kouwnio belum
menjelaskan urusan apa yang dapat kutolong, bagaimana dapat kukatakan sanggup
atau tidak menolong Kouwnio ?".
„Baiklah", kata Bong Kim
Lian kemudian sambil tersenyum.
„Sesungguhnya aku tengah dalam
kesulitan karena melatih semacam ilmu...".
„Kesulitan karena melatih diri
dalam semacam ilmu?" tanya Oey Yok Su tambah heran.
---oo0oo---
„APAKAH KOUWNIO menghendaki
petunjuk-petunjukku......?".
„Bukan...ilmu itu merupakan
ilmu yang hebat sekali, mungkin Kongcu sendiri belum mengetahui ilmu
itu...!" menyahuti Bong Kim Lian.
Muka Oey Yok Su jadi berobah
merah.
„Ya, memang sepantasnya jika Kouwnio
meminta petunjuk kepada golongan locianpwe, bukankah kalangan tua itu bisa
menolong? Sedangkan aku sendiri masih berusia muda, tentu tidak mungkin bisa
memberikan banyak petunjuk"
Bong Kim Lian telah tertawa.
„Justru yang kukehendaki
bukannya petunjuk darimu, adalah keinginanku untuk memperoleh sesuatu dari kau
! " sahut Bong Kim Lian.
„Apa itu ?" tanya Oey Yok
Su.
Bong Kim Lian bangun dari
duduknya, ia telah berkata : „Mari kau ikut aku kesebuah ruangan untuk melihat
sesuatu, mungkin kelak kau akan mengetahuinya ..!".
Oey Yok Su kaget, dia jadi
ragu-ragu.
Ikut dengan wanita cantik itu
masuk kesebuah ruangan ?
Untuk apa ?
Bukankah hat itu tidak sopan
jika diketanui orang lain ?
Tetapi Bong Kim Lian telah
melambaikan tangannya mengajak Oey Yok Su untuk memasuki sebuah ruangan.
Akhirnya Oey Yok Su mengikuti
juga dibelakang gadis itu memasuki sebuah ruangan disebelah kanan rumah itu.
Dan begitu masuk kedalam ruangan itu Oey Yok Su jadi berdiri tertegun.
Ruangan itu merupakan ruangan
yang kosong tidak terdapat sepotong barangpun juga. Dan keadaan diruangan
itupun dingin. Yang membuat Oey Yok Su jadi tertegun justru ia melihat undakan
anak tangga yang menuju kebawah tanah.
„Inilah jalan
rahasia......!" pikir Oey Yok Su didalam hatinya.
„Sekarang kita menuruni
undakan anak tangga itu untuk mencapai sebuah tempat, dimana kelak engkau akan
mengetahuinya sendiri apa yang kukehendaki......!" mengajak Bong Kim Lian.
Oey Yok Su yang tengah
diliputi oleh tanda tanya didalam hatinya oleh tindak-tanduk wanita cantik
tersebut yang penuh rahasia dan membingungkan, hanya mengangguk sambil
mengikuti dibelakangnya.
Mereka telah menuruni undakah
anak tangga itu. Tetapi hati Oey Yok Su kembali jadi tergoncang, karena ia
merasakan sepasang kakinya lemas seperti tidak memiliki tenaga, setiap kali ia
melangkah menuruni undakan anak tangga, ia merasakan kakinya agak tergetar.
Oey Yok Su juga tidak tahu dia
akan diajak kemana, entah ruangan dibawah tanah itu merupakan ruangan
bagaimana.
Tetapi Bong Kim Lian telah
menuruni terus undakan anak tangga, sampai akhirnya menikung kekiri dan kekanan
sebanyak tiga kali.
Tibalah mereka disebuah
ruangan bawah tanah yang cukup luas.
Tetapi ruangan itu seperti
ruangan diatas, tidak terdapat sepotong bendapun juga.
Hanya terlihat disudut ruangan
ada sebuah kayu yang lebar.
Lain dari itu tidak ada
apa-apa lagi.
„Apa maksud Kouwnio mengajakku
kemari ?" tanya Oey Yok Su selang sejenak setelah mengawasi ruangan itu.
Bong Kim Lian tersenyum,
sikapnya tambah genit sekali.
„Kongcu, kau pandanglah
aku...lihatlah, apakah aku cantik ?" tanya Bong Kim Lian.
Darah Oey Yok Su jadi
mendesir.
„Celaka, wanita ini tampaknya
bukan wanita baik-baik...!" pikir Oey Yok Su.
la memang kurang pengalaman,
karena baru sekarang ia berkelana dan belasan tahun berada dipulau Tho Hoa To,
jauh dari pergaulan dengan masyarakat.
Sekarang melihat sikap wanita
cantik yang genit ini, hatinya jadi tidak tenang.
„Kongcu", kata Bong Kim
Lian lagi.
„Kau telah Iihat, bukan ?
Cantikkah aku ?"
Oey Yok Su jadi berobah
mukanya merah dan panas, ia jadi tidak tenang.
„Sesungguhnya apa yang
dikehendaki oleh Kouwnio ?" tanya Oey Yok Su lagi.
„Aku menginginkan
pertolonganmu", sahut Bong Kim Lian.
„Tetapi jika memang engkau
benar-benar dalam kesulitan, mengapa Kouwnio mengajak aku kemari ?" tanya
Oey Yok Su, hatinya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini.
„Justru ditempat inilah Kongcu
bisa memberikan bantuanmu...!".
„Mengapa harus disini ?"
Bong Kim Lian tertawa.
„Kau akan segera
mengetahuinya, Kongcu !" sahutnya.
Sambil tetap tersenyum,
tiba-tiba tangan Bong Kim Lian telah membuka pakaian luarnya dilemparkan
kesamping, sehingga ia berdiri dihadapan Oey Yok Su hanya dengan tubuh
terbungkus pakaian dalam.
„Lihatlah Kongcu, pandanglah,
tidakkah tubuhku sangat indah ?" tanyanya.
Tubuh Oey Yok Su jadi gemetar
karena marah, ia telah berkata sengit: „Engkau ternyata bukan manusia baik-baik
! Aku tidak bisa menolongmu...aku akan segera pergi !".
Dan setelah berkata begitu,
Oey Yok Su membalikkan tubuhnya, ia bermaksud menaiki undakan anak tangga.
Tetapi kakinya semakin lemas
seperti tidak bertenaga, sehingga lambat sekali ia mendaki ,undakan anak tangga
itu.
Kim Lian telah tertawa.
„Mau kemana kau, Kongcu
?" tegurnya.
„Bukankah ditempat lni tenang
dan nyaman ? Apakah engkau benar-benar tidak bersedia meno!ongku ?"
„Tetapi jika menolongmu untuk
melakukan perbuatan mesum dan kurang ajar, aku tidak bersedia...!"
menyahuti Oey Yok Su dengan suara ketus karena jengkel dan mendongkol.
„Duduklah disini dulu, aku akan
menceritakan, nanti engkau akan mengetahuinya", kata Bong Kim Lian sambil
menunjuk kearah lempengan kayu yang terdapat disudut ruangan tersebut.
Oey Yok Su sebetulnya mau
menjejakkan kakinya untuk melompat lebih cepat menaiki undakan anak tangga itu,
namun justru kakinya semakin lemas tidak bertenaga, seperti ada sesuatu yang
mempengaruhi dirinya.
Hal ini telah mengejutkan Oey
Yok Su, ia sampai mengeluarkan suara seruan tertahan.
Bong Kim Lian telah tersenyum.
„Kongcu, tadi engkau telah
meminum the yang kusajikan...!" kata Bong Kim Lian.
Belum lagi wanita cantik itu
menyelesaikan perkataannya, Oey Yok Su jadi tambah terkejut. la teringat
sesuatu.
„Perempuan jahat, apakah
engkau menaruh racun dalam teh yang kau sajikan untukku ?" tanya Oey Yok
Su kemudian sambil menoleh dan menatap wanita cantik she Bong dengan sorot mata
yang tajam.
„Bukan racun...!" sahut
Bong Kim Lian tertawa.
„Aku hanya menaruhkan obat
pelemas saja, juga bukan obat tidur. Engkau telah memakan obat pelemas itu,
maka semangat' dan tenagamu lenyap, engkau sudah tidak memiliki tenaga lagi !
Maka engkau jangan memaksa aku memperlakukan engkau dengan sikap Yang kurang
baik.......lebih baik dan bijaksana jika engkau secara baik-baik menuruti
keinginanku untuk bercakap-cakap mendengarkan penjelasanku, akan kebutuhanku
meminta pertolonganmu...!".
Oey Yok Su kaget, tetapi ia
cerdas. Jika ia menentang kata-kata wanita itu, tentu ia akan dicelakai oleh
wanita yang ternyata memiliki hati tidak baik itu.
Akhirnya Oey Yok Su mengangguk
juga.
„Baiklah, katanya. „Katakan,
pertolongan apa yang bisa kuberikan kepadamu ? Berikan obat penawar agar
tenagaku pulih seperti sedia kala...dengan tenaga yang lemah seperti ini,
bagaimana aku bisa membantumu".
Bong Kim Lian tertawa lagi.
„Sabar, nanti juga aku akan
memberikan obat penawarnya...! Sekarang engkau duduk dulu dipapan itu, aku akan
menceritakan kesulitanku !"
Oey Yok Su dengan sepasang
kaki yang lemas, telah melangkah menghampiri papan itu, dia duduk disitu dengan
perasaan tidak menentu, marah, mendongkol dan sengit menjadi satu. Ia menyesal
telah begitu mudah mempercayai wanita ini dan ikut kerumahnya. Bukankah jika ia
tidak melayaninya waktu mereka bertemu ditengah jalan, tidak akan terjadi
peristiwa seperti ini ?
Setelah melihat Oey Yok Su
duduk dipapan itu, wanita she Bong tersebut telah melangkah mendekati dengan
goyang pinggulnya yang menggiurkan.
Oey Yok Su tidak berani
menatapnya, pemuda ini hanya menundukkan kepalanya.
Bong Kim Lian kemudian duduk
dihadapan Oey Yok Su, harum tubuhnya menyambar hidung Oey Yok Su, sehingga hati
pemuda ini semakin tidak tenang.
„Kongcu, sesungguhnya aku
memang tengah mengalami sedikit kesulitan", kata Bong Kim Lian.
„Telah cukup lama aku melatih
diri untuk ilmu Im Yang Hun (Arwah Dingin dan Panas), yang memiliki sifat
berlawanan, yaitu sifat wanita dan sifat pria...!
Justru jika hawa murni wanita
yang telah kumiliki ini digabungkan dengan hawa murni seorang pria yang
perjaka, maka akan memperoleh gabungan tenaga yang bukan main kuatnya. Itulah
yang ingin kumiliki. Namun sayangnya sejauh itu belum ada pemuda yang cocok
dengan seleraku, yang cocok untuk membantu aku...!".
Bong Kim Lian berdiam sejenak,
ia mengawasi Oey Yok Su.
Sedangkan hati Oey Yok Su jadi
semakin tidak tenang, ia menunduk dengan muka yang merah panas dan hati marah
sekali. Ia merasa telah tertipu dan sekarang ia yakin hahwa wanita cantik she
Bong yang sekarang ada dihadapannya ini bukanlah seorang
„Hemm"......, Bong Kim
Lian mendengus dingin
„Engkau memperlihatkan sikap
seperti tidak menyukai aku ! Tetapi tahukah engkau, ribuan pria mendambakan
kehangatan tubuhku ! Tetapi itu tidak penting, karena justru aku menghendaki
pemuda yang bisa memberikan tenaga Yang kepada hawa Im yang kumiliki, agar
semangat murni yang tengah kulatih itu, Im Yang Hun, dapat tercapai
sempurna...!
Untuk itu aku harus memperoleh
delapan belas orang pemuda perjaka...... dan sejauh ini aku telah memperoleh
sepuluh orang. Sayangnya mereka hanya memiliki kepandaian silat tanpa tenaga
sinkang yang berarti. Justru sekarang aku melihat engkau, aku yakin bahwa
engkau memiliki sinkang yang kuat sekali, maka aku gembira sekali, engkau akan
bisa membantu aku menyempurnakan ilmu itu.
Oey Yok Su jadi mandi keringat
dingin, ia mengerti kemana tujuan dari perkataan Bong Kim Lian. la berdiam diri
dengan otak bekerja keras mencari jalan untuk melarikan diri dari wanita cantik
yang genit dan berbahaya ini. Tetapi sayangnya justru tenaganya seperti telah
lenyap dari tubuhnya, sehingga ia sama sekali tidak akan bisa memberikan
perlawanan kepada Bong Kim Lian.
Apa lagi Oey Yok Su ingat
bahwa Bong Kim Lian juga merupakan seorang yang tampaknya memiliki kepandaian
tidak rendah, dilihat dari gerak-geriknya tentu sinkang dan ginkangnya cukup
tinggi.
„Lalu apa yang kau kehendaki
dari aku?" tanya Oey Yok Su dengan suara tidak begitu lancar.
„Aku menghendaki hawa murnimu,
sebagai seorang perjaka, tentu hawa murnimu masih penuh...! Yang terpenting
adalah hawa „Yang" yang kubutuhkan itu !"
Muka Oey Yok Su jadi berobah
pucat, ia mengerti bahaya yang akan mengancam dirinya.
„Tetapi tidak, bisa engkau
meminta pertolongan dengan cara memaksa seperti itu...!".
„Jika tidak dengan cara
memaksa seperti ini, tentu engkau tidak bersedia menolong, itu sudah pasti
!".
Oey Yok Su mengeluh.
Sedangkan Bong Kim Lian telah
tertawa lagi dengan suara yang genit.
„Engkau telah melihat bukan
betapa cantiknya aku ?" tanya Bong Kim Lian.
Oey Yok Su berdiam diri saja.
„Dan bentuk tubuhku indah
sekali, bukan?" tanya Bong Kim Lian sambil menggerakkan tu-buhnya
menggeliat.
Oey Yok Su tidak berani
melihat gerak-gerik siwanita cantik itu, yang merangsang sekali.
Bong Kim Lian telah tertawa
lagi.
„Hemm....., sebagai seorang
pemuda tentu engkau senang sekali bisa mendekap tubuhku yang hangat, bukan ?''
tanya Bong Kim Lian lagi.
„Tetapi aku...aku tidak mau
melakukan perbuatan mesum ini...aku tidak bersedia membantumu !" kata Oey
Yok Su marah.
„Engkau hanya pura-pura anak
muda !" kata Bong Kim Lian tertawa genit.
„Engkau tidak perlu jual
mahal...!".
„Aku lebih baik mati dari pada
harus melakukan perbuatan mesum seperti itu !" kata Oey Yok Su tegas.
Tetapi Bong Kim Lian tidak memperdulikan
sikap Oey Yok Su. la justru telah melepaskan pakaian dalam bagian atasnya.
Betapa merangsang sekali.
Oey Yok Su sedikitpun tidak
berani mengangkat kepalanya, ia telah menunduk dalam-dalam.
Bong Kim Lian telah mendekati
Oey Yok Su, wanita cantik ini telah mengulurkan kedua tangannya, ia bermaksud
memeluk Oey Yok Su.
Tetapi Oey Yok Su coba
mengelak sambil mendorong tubuh wanita itu.
Namun tenaganya seperti
lenyap, ia seperti mendorong perlahan.
Celakanya, justru kedua tangan
Oey Yok Su yang dipergunakan untuk mendorong wanita itu jatuh didada siwanita,
sehingga Oey Yok Su bisa memegang bagian yang lembut dan lunak padat.
Sama sekali Bong Kim Lian
tidak berusaha mengelakkan diri, ia membiarkan tangan Oey Yok Su jatuh
didadanya, justru kedua tangannya telah diulurkan dan memeluk Oey Yok Su.
Keruan Oey Yok Su kelabakan,
ia berusaha meronta.
Tetapi Oey Yok Su mana bisa.
melepaskan diri dari pelukan Kim Lian ?
Tenaga Oey Yok Su memang
seperti telah lenyap dari tubuhnya, ia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk
rapat meronta.
Sedangkan Bong Kim Lian begitu
rakus menciumi sipemuda. la bermaksud untuk menarik daya rangsang sipemuda.
„Oey Yok Su yang telah tidak
berdaya jadi berdiam diri, ia telah menyalurkan tenaga sinkangnya mengatur pernapasannya,
agar ia tidak bisa dikuasai oleh nafsunya.
Bong Kim Lian jadi mendongkol.
„Engkau terlalu bertingkah
!" katanya.
„Tahukah engkau, betapa banyak
pria yang menghendaki tubuhku yang elok ini !"
Tetapi Oey Yok Su berdiam diri
saja.
Bong Kim Lian telah tertawa
dingin lagi.
„Hemm....., apakah engkau
pikir bisa menolak keinginanku ?" kata Bong Kim Lian.
Jangan harap.
Aku bisa saja memberikan
engkau obat perangsang.....diwaktu itu aku ingin melihat apakah engkau tidak
akan berobah seperti anjing yang mendambakan daging mengejar-ngejar
diriku...!"
Mendengar ancaman Bong Kim
Lian, tubuh Oey Yok Su jadi menggigil.
Memang tidak mustahil dalam
keadaan tidak berdaya seperti itu, Kim Lian bisa saja memberikan kepadanya obat
perangsang, tentunya dengan cara yang memaksa.
Bukankah dia memang sedang
dalam keadaan tidak berdaya ?
Karena teringat begitu, tubuh
Oey Yok Su jadi menggigil karena marah dan ngeri
„Jangan engkau ganggu
diriku...!" kata Oey Yok Su kemudian.
„Aku mohon kepadamu, agar
tidak mengganggu diriku,Lepaskan aku......"
Tetapi Bong Kim Lian telah
tertawa dingin; katanya : „Setelah engkau jatuh ditanganku; jangan harap engkau
bisa meloloskan diri...!
Hemm, terlebih lagi sekarang
engkau demikian keras kepala, maka aku bisa saja melakukan apa-apa untuk
memaksamu. .!''.
Sambil berkata begitu, Bong
Kim Lian, telah metepaskan pelukannya pada Oey Yok Su,. ia telah berdiri dan
membuka seluruh sisa pa:kaiannya, sehingga ia berdiri dihadapan Oey Yok Su
dalam keadaan polos. Malah tubuhr,,ya digerakkan meliuk-liuk dengan gerakan
merangsang, untuk menarik daya rangsang Oey Yok Su.
Hal ini membuat Oey Yok Su
sama sekali tidak berani mengangkat kepalanya untuk memandang Kim Lian.
Wanita itu telah meliuk-liuk
dengan kedua tangan mempermainkan tubuhnya sambil memperdengarkan suara
desis-desis untuk membangkitkan kelaki-lakian Oey Yok Su.
Walaupun bagaimana Oey Yok Su
adalah seorang pemuda yang baru besar. Maka menghadapi keadaan sperti ini,
hatinya jadi tertekan sekali.
Terlebih lagi memang disaat
itu ia dalam keadaan tidak berdaya, dimana tenaganya seperti telah lenyap dari
tubuhnya dikuasai oleh obat pelemas yang ditaburkan Kim Lian didalam teh yang
telah diminumnya. Maka jalan satu-satunya untuk Oey Yok Su, ia hanya duduk
bersemadhi untuk mengatur pernapasannya dan menjernihkan pikirannya.
Tetapi karena Bong Kim Lian
terus menerus melakukan gerakan-gerakan untuk membujuk dan merayunya, maka
disaat itulah ia telah menyiksa Oey Yok Su dengan perasaan yang tidak menentu.
Oey Yok Su merasakan pipinya
sangat panas.
Dan waktu itu Bong Kim Lian
dalam keadaan polos telah mendekati Oey Yok Su, ia telah duduk diatas lempengan
papan dan berhadapan dengan Oey Yok Su, sehingga walaupun Oey Yok Su tidak mau
melihatnya, tokh ia tetap bisa melihat bentuk tubuh wanita cantik ini.
Oey Yok Su cepat-cepat
memejamkan sepasang matanya.
Tetapi Bong Kim Lian telah
mempergunakan jari-jari tangannya membuka kelopak mata Oey Yok Su.
Sehingga walaupun Oey Yok Su
ingin memejamkan matanya, tidak bisa dilakukannya, tetap ia bisa melihat bentuk
tubuh Kim Lian, membuat pemuda ini jadi mengeluh.
---oo0oo---
SEBETULNYA Oey Yok Su
bermaksud meadorong tubuh Kim Lian, tetapi pemuda ini kuatir kalau-kalau nanti
ia seperti tadi, mendorong pada bagian buah dada Kim Lian.
Maka akhirnya Oey Yok Su jadi
berdiam diri dengan sikap serba salah.
Tetapi walaupun demikian, Oey
Yok Su telah menerima latihan dan gemblengan yang kuat dari seorang guru yang
hebat seperti Tang Cun Liang, dimana gurunya itu merupakan seorang tokoh
persilatan yang sakti sekali. Maka Oey Yok Su telah terlatih hati dan kekuatan
bathinnya, tidak mudah ia terjatuh dalam bujuk rayu Bong Kim Lian, walaupun
wanita tersebut telah memeluknya dan membisikkan kata-kata bujukan yang tidak
kenal malu.
Melihat Oey Yok Su masih bisa
bertahan terus, akhirnya Bong Kim Lian jadi mendongkol, dia telah melepaskan
rangkulannya.
„Baiklah....", katanya.
„Jika memang engkau tetap
membandel tidak mau bersikap lembut dan halus untuk bercinta, aku akan
mempergunakan paksaan menelanjangimu...!".
Mendengar ancaman Bong Kim
Lian, tubuh Oey Yok Su jadi menggigil, ia percaya Kim Lian bisa saja melakukan
apapun juga disaat tubuhnya tengah lemah seperti sekarang.
Tetapi walaupun demikiam, Oey
Yok Su menjadi nekad, ia telah berkata : „Baiklah, engkau mau membinasakan aku,
bunuhlah! Tetapi jangan harap engkau bisa memperoleh hawa murni Yang dari
tubuhku...!".
Bong Kim Lian tertawa.
„Engkau tetap tidak mau
menuruti keinginanku ?" tanya Bong Kim Lian.
„Engkau mengapa melatih diri
dengan ilmu sesat seperti itu ?" tanya Oey Yok Su penuh kemarahan.
„Bukankah masih banyak ilmu lain yang lurus dan bersih...?"
„Kau tahu, ilmu yang kulatih
ini merupakan ilmu yang hebat sekali, ilmu yang tidak ada duanya didalam rimba
persilatan......aku telah melatihnya selama lima puluh tahun, dan baru sekarang
berhasil...!".
Oey Yok Su merasakan
semangatnya seperti terbang meninggalkan raganya, dengan mata terpentang lebar
mengawasi tidak percaya dia berkata :„Engkau.......engkau telah melatih diri
lima puluh tahun lebih.......?"
Bong Kim Lian mengangguk.
„Lalu.......berapa usiamu
?"
„Aku telah hampir delapan
pulub tahun hidup didunia ini........!".
„A.......apa ?" tanya Oey
Yok Su yang merasakan tubuhnya gemetar.
Kalau begitu siwanita cantik
yang tampaknya baru berusia dua puluh tahun lebih itu adalah seorang wanita
yang telah lanjut usianya.
Telah hampir delapan puluh
tahun, berarti telah menjadi seorang nenek-nenek.
Namun herannya, mengapa
tubuhnya begitu halus dan padat berisi, juga wajahnya begitu muda ? Sedangkan
usianya telah begitu lanjut?
Melihat Oey Yok Su terdiam
karena diliputi perasaan heran, seperti tidak mempercayai perkataannya, Bong
Kim Lian telah tertawa. „Aku tidak bicara dusta padamu.......memang usiaku
hampir delapan puluh tahun", katanya.
„Tetapi berkat Im Yang Hun
yang kulatih itu, maka aku bisa menjaga dan mengabadikan kecantikan yang
kumiliki ini !
Malah jika aku bisa berhasil
mencapai puncak kesempurnaan ilmuku itu, aku bisa hidup seratus tahun dengan
keadaan tubuh yang tetap cantik dan muda...
Itulah pentingnya ilmu yang
kulatih ini, untuk memelihara keawetan muda usiaku...!"
Tubuh Oey Yok Su jadi
menggigil lagi. Rupanya disaat ini ia tengah berhadapan dengan seorang
nenek-nenek, bukan seorang wanita cantik muda usia.
„Kau...kau...!" kata Oey
Yok Su sambil menunduk, ia tidak tahu apa yang harus diucapkannya.
Bong Kim Lian telah berkata
dengan suara yang dingin : „Engkau masih tidak mau menuruti keinginanku ?"
Oey Yok Su menggelengkan
kepalanya, entah mengapa ia jadi begitu ngeri membayangkan wanita muda
dihadapannya ini tidak lain dari seorang nenek-nenek.
„Hemm.....!" mendengus
Bong Kim Lian dengan suara yang dingin.
„Baiklah, aku akan
mempergunakan obat perangsang untuk menjatuhkanmu...! "
Setelah berkata begitu, Bong
Kim Lian memutar tubuhnya, ia bermaksud meninggalkan Oey Yok Su.
Tetapi Oey Yok Su tahu bahwa
wanita itu bermaksud akan mengambil obat yang dinamainya dengan nama obat
perangsang.
Hati Oey Yok Su jadi
tergoncang keras, karena ia menyadari kalau sampai ia kena dicekoki obat
perangsang itu berbahayalah dirinya, sebab ia akan terangsang dan lupa diri,
dimana dia yang akan menjadi binal dan... buas...!
Sedangkan Bong Kim Lian dalam
keadaan polos dan tidak mengenakan pakaian sama sekali telah melangkah menaiki
undakan anak tangga. la melangkah dengan tindakan kaki yang perlahan dan
sekali-sekali menoleh kepada Oey Yok Su sambil melontarkan senyumnya, senyum
yang genit sekali mengandung rangsangan.
Oey Yok Su benar-benar
tertekan oleh perasaannya, ia tidak tahu entah dengan cara bagaimana ia bisa
meloloskan din dari wanita yang genit dan binal ini, yang sangat berbabaya
sekali...
Setelah melihat Bong Kim Lian
lenyap diruangan atas, Oey Yok Su memutar keras otaknya.
la mengawasi sekelilingnya
untuk mencaricari tempat yang bisa dipergunakan untuk melarikan diri.
Tetapi sayangnya ruangan itu
berada dibawah tanah, sehingga tidak ada bagian yang bisa dipergunakan oleh Oey
Yok Su untuk melarikan diri.
Jalan satu-satunya yang ada
disaat itu adalah menerobos undakan anak tangga. tetapi jelas ia akan
berpapasan dengan Bong Kim Lian berarti ia tidak mungkin bisa melarikan diri.
„Sedang Oey Yok Su diliputi
perasaan bingung seperti itu, ia mendengar suara langkah kaki lagi," yang
tengah menuruni undakan anak tangga.
Butir-butir keringat Oey Yok
Su jadi mengucur keluar deras sekali.
la telah berkata didalam
hatinya : „Celakal Ternyata sulit sekali aku bisa meloloskan diri dari wanita
jahat ini !"
Dan waktu itu memang segera
muncul Bong Kim Lian, ditangan wanita itu menggenggam sesuatu, sebuah bungkusan
kecil.
Oey Yok Su tahu apa artinya
bungkusan itu, tentunya berisi obat perangsang yang dikatakan oleh Bong Kim
Lian tadi, yang tentu akan diberikan kepadanya.
Oey Yok Su jadi mengeluh,
tetapi dia benar-benar dalam keadaan tidak berdaya.
Disaat itu, waktu Bong Kim
Lian telah berada dekat dengan dirinya, tiba-tiba Oey Yok Su melompat berdiri,
dia bermaksud akan berlari menaiki undakan anak tangga itu.
Namun tangan Bong Kim Lian
bergerak cepat sekaii, dia telah mengulurkan tangannya itu mencengkeram
punggung Oey Yok Su, kemudian tubuh pemuda tersebut telah dilemparkannya
kembali kepapan yarg terletak disudut ruangan. Oey Yok Su jatuh terduduk
dipapan itu.
Pemuda ini benar-benar putus
asa, ia tidak tahu entah bencana bagaimana yang akan menimpah dirinya.
Tampaknya memang sulit sekali ia mengelakkan dan meloloskan diri dari wanita
yang mengaku bernama Bong Kim Lian ini, yang sesungguhnya seorang nenek-nenek
tua yang berusia hampir delapan puluh tahun !
Tiba-tiba terdengar suara
seseorang berkata: „Kemana penghuni rumah ini ?"
Bong Kim Lian jadi berobah
mukanya, ia telah melompat berdiri.
Namun ia berdiam diri saja,
karena ia tahu jika ia bersuara, tentu orang yang berada diruangan atas itu
akan menuju keruangan bawah ini.
Sedangkan Oey Yok Su yang
semula telah putus asa, jadi timbul harapannya lagi.
Dia sengaja telah mengeluarkan
suara teriakan yang nyaring, maka disaat itu terdengar suara orang menuruni
undakan anak tangga.
Muka Bong Kim Lian jadi
berobah lagi, cepat-cepat wanita genit ini menyambar pakaiannya, yang
dikenakannya.
Waktu itu telah terdengar
suara orang berkata lagi: „Hemm...., kiranya penghuni rumah ini lebih senang
tinggal seperti seekor tikus, dibawah tanah...!".
Dan berbareng dengan habisnya
suara itu, tampak sesosok tubuh telah muncul ditingkat bawah undakan anak
tangga.
Waktu melihat orang yang
muncul, hati Oey Yok Su jadi girang.
Lu Liang Cwan !
Ya, tokoh sakti yang hanya
mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit binatang buas itu, telah muncul
disaat yang tepat.
„Lu Cianpwe......tolonglah
aku......!" teriak Oey Yok Su.
Waktu itu Bong Kim Lian telah
selesai mengenakan pakaiannya, mukanya merah padam, karena dia marah dan
mendongkol merasa terganggu oleh kedatangan Lu Liang Cwan.
Karena sebentar lagi tentu Oey
Yok Su akan dapat ditundukkannya.
Justru kedatangan orang asing
ini bisa membuat gagalnya rencana wanita she Bong tersebut.
Sedangkan Lu Liang Cwan telah
berdiri kesima sejenak waktu melihat keadaan Oey Yok Su yang sedang lemas. Juga
didalam ruangan bawah tanah ini terdapat seorang wanita cantik, yang rambutnya
acak-acakan, maka dia segera menduga telah terjadi sesuatu yang kurang baik
antara Oey Yok Su dengan wanita cantik itu.
Setelah mengawasi sekian lama
dengan tertegun, Lu Liang Cwan mengeluarkan suara tertawa yang cukup keras.
„Aha, kiranya sibocah she Oey
seorang bebogoran yang hanya senang bersenda gurau dengan wanita cantik !"
berseru Lu Liang Cwan.
Muka Oey Yok Su jadi merah
padam, karena ia malu sekali.
Justru waktu itu, Bong Kim
Lian telah membentak dengan suara yang keras: „Siapa kau. ? Mau apa kau lancang
datang ketempat ini ?".
Lu Liang Cwan mengeluarkan
lidahnya panjang-panjang, lalu tertawa.
„Jangan galak-galak nona
manis...!" katanya kemudian.
„Bukankah engkau sama bejadnya
dengan pernuda she Oey itu ? Hemm......., manusia-manusia mesum yang berani
melakukan jinah seperti kalian merupakan manusia-manusia yang tidak punya guna
dan memalukan...!".
Muka Bong Kim Lian jadi
berobah, ia telah berkata lagi disertai kemarahannya: „Katakan siapa namamu dan
mau apa engkau datang kemari ? Jika engkau tidak memiliki urusan apa-apa,
silahkan meninggalkan tempat ini !"
„Sabar....! Mengapa engkau
demikian tidak sabar untuk melakukan perbuatan mesum lagi dengan sibocah she
Oey yang bejad itu.......?"
Bong Kim Lian rupanya sudah
tidak bisa mempertahankan diri, ia telah mengeluarkan suara seruan yang, cukup
nyaring, dengan menjejakkan kedua kakinya, tubuhnya telah melompat dengan
cepat.
Disaat itu tangannya yang
berjari lentik bergerak akan menotok Lu Liang Cwan.
Tetapi mana bisa Bong Kim Lian
merubuhkan Lu Liang Cwan dengan cara demikian. Jago sakti she Lu itu adalah
seorang yang memiliki kepandaian sangat tinggi, tentu saja dia tidak mau
membiarkan dirinya tertotok oleh jari Bong Kim Lian.
Diwaktu itu Oey Yok Su telah
berkata derigan tenaga yang masih ada padanya: „Lu Cianpwe, wanita itu adalah
wanita mesum, ia berusaha memperkosa diriku......tolongilah aku, Lu
Cianpwe......!"
Sebetulnya waktu itu Lu Liang
Cwan baru saja mengelakkan totokan jari Bong Kim Lian, tetapi mendengar
perkataan Oey Yok Su, dia jadi tertegun dan kaget, dia seperti mendengar
sesuatu yang mengejutkan dan janggal sekali.
Bahkan kemudian Lu Liang Cwan
tertawa bergelak-gelak.
„Wanita ini ingin memperkosa
dirimu ? Seorang wanita ingin memperkosa seorang pemuda ?" dan meledaklah
tertawa Lu Liang Cwan.
Namun baru saja ia bermaksud
akan bertanya lagi, waktu itu Bong Kim Lian telah melancarkan serangan lagi,
sehingga Lu Liang Cwan terpaksa mengelakkan diri dulu.
„Benar Lu Cianpwe...!"
kata Oey Yok Su cepat. .Ia bermaksud memperkosa diriku...ia juga meracuni air
minum yang diberikannya kepadaku, sehingga sekarang aku sangat tersiksa
sekali.....l".
Mendengar perkataan CYy Yok Su
yang terakhir, barulah Lu Liang Cwan mengerti.
„Hemm........, jadi perempuan
ini seorang wanita mesum yang senang mengganggu pemuda ?" tanyanya.
Dan ia telah mengelakkan lagi
serangan Bong Kim Lian.
Namun bersamaan dengan itu, Lu
Liang Cwan tidak tinggal diam saja, ia telah melancarkan serangan balasan untuk
mendesak Bong Kim Lian.
Serangan yang dilancarkannya
tidak kalah hebatnya, karena serangan itu merupakan pukulan yang bisa
mematikan. Sebagai seorang tokoh sakti rimba persilatan, Lu Liang Cwan memang
memiliki ilmu silat yang aneh-aneh dan menakjubkan sekali.
Maka dari itu Bong-Kim Lian
yang semula hanya menduga Lu Liang Cwan adalah jago biasa saja, jadi kaget dan
tidak berani berlaku lambat, ia telah mengelakkan diri dengan gerakan yang
cepat sekali.
Kegesitan yang dimiliki Bong
Kim Lian tidak berada dibawah kepandaian Lu Liang Cwan.
Dalam waktu yang singkat
sekalf, keduanya telah saling serang dengan cepat dan kuat, mereka telah
bertempur belasan jurus.
Lu Liang Cwan telah melihatnya
bahwa kepandaian Bong Kim Lian tinggi sekali, sehingga jago tua she Lu itu
mengerutkan sepasang alisnya, ia telah berpikir: „Usianya masih demikian muda,
wanitw siluman ini tampaknya memiliki kepandaian tidak dibawah kepandaian dari
si Dewi Bangsat Lauw Cie Lan...!".
Karena berpikir begitu, Lu Liang
Cwan tidak berani bertempur main-main, ia telah berlaku sungguh-sungguh
menghadapi wanita tersebut.
Yang kasihan adalah Oey Yok
Su, pemuda ini tengah mati-matian mengerahkan tenaga sinkang yang masih ada
padanya untuk memulihkan tenaganya yang lenyap.
Keringat telah membanjir
keluar dari sekujur tubuh Oey Yok Su.
Ia berusaha duduk bersemadhi
dilantai dan mengatur pernapasannya sambil memejamkan mata dan tidak
memperdulikan pertempuran yang tengah berlangsung antara Bong Kim Lian dengan
Lu Liang Cwan.
Lu Liang Cwan yang melihat
keadaan Oey Yok Su, jadi bsrpikir: „Aku tidak boleh terlalu lama melayani
wanita ini, aku harus cepat-cepat menundukkannya, agar dapat, menolongi bocah
she Oey itu......."
Dan karena berpikir begitu, Lu
Liang Cwan telah melancarkan serangan yang gencar. la telah mendesak Bong Kim
Lian.
Wanita she Bong itu jadi
terdesak juga, dia sibuk sekali mengelakkan diri dari setiap serangan Lu Liang
Cwan, malah sekarang ia sudah tidak memiliki kesempatan sama sekali untuk balas
menyerang.
Waktu itu Lu Liang Cwan telah
berkata dengan suara yang nyaring disertai oleh serangannya lagi: „Engkau
seorang wanita yang tidak tahu malu............ mengapa engkau mengganggu
pemuda seperti dia yang ingin dihancurkan hidupnya?"
„Hemm......, engkau tidak
perlu rewel, aku akan melaksanakan apa yang kuinginkan dan engkau tidak berhak
mencampuri urusanku ! Akupun akan dapat merubuhkan engkau tua bangka
hutan...!".
Mendengar dirinya disebut
sebagai tua bangka hutan, keruan saja membuat Lu Liang Cwan jadi mendongkol.
Dia memang telah merasa jemu setelah mengetahui bahwa wanita yang tengah
bertempur dengan dirinya ini adalah seorang wanita cabul, maka waktu kemarahan
dirinya telah membakar hatinya, ia telah mengeluarkan suara seruan nyaring, dan
membarengi dengan itu iapus melancarkan serangan yang gencar.
Bong Kim Lian jadi sibuk
sekali mengelakkan ciiri dari setiap serangan yang dilancarkan lawannya. Napas
Bong Kim Lian juga jadi memburu keras.
Tetapi sebagai seorang wanita
yang memiliki kepandaian tinggi, tentu saja Bong Kim Lian tidak mau menyerah
terhadap desakan Lu Liang Cwan.
Beberapa kali ia mengerahkan
tenaga sinkangnya untuk mendesak mundur lawannya. Malah suatu kali, dengan
cepat tangannya yang disertai sinkang yang kuat telah meluncur akan menghantam
dada Lu Liang Cwan.
Serangan itu bukan serangan
sembarangan, Lu Liang Cwan juga terkejut.
„Benar-benar hebat wanita
cabul ini.......!" pikir Lu Liag Cwan.
Dan cepat Lu Liang Cwan
mengempos semangat dan tenaga sinkangnya, ia telah menangkis serangan lawannya
dengan kekerasan.
Tenaga yang keras saling
bentur satu dengan yang lainnya, memperdengarkan suara menggelegar yang keras
sekali, dan Bong Kim Lian maupun Lu Liang Cwan telah terhuyung mundur beberapa
langkah.
Bong Kim Lian yang melihat lawannya
memang bukan merupakan lawan yang sembarangan, telah mempergunakan kesempatan
tersebut untuk menyingkirkan diri.
la menjejakkan kakinya,
tubuhnya tetah melompat kedekat undakan anak tangga, lalu berlari gesit sekali
menaiki undakan anak tangga itu.
Sebetulnya Lu Liang Cwan ingin
mengejarnya, tetapi teringat kepada keadaan Oey Yok Su Lu Liang Cwan telah
membatalkan maksudnya itu.
Cepat-cepat Lu Liang Cwan
mendekati Oey Yok Su sambil bertanya: „Bagaimana keadaanmu ?"
Oey Yok Su menceritakan apa yang
telah dialaminya, dengan suara yang susah payah, karena justru Oey Yok Su masih
dikuasai oleh pengaruhnya obat pelemas tubuh itu. Tetapi dengan menceritakan
apa yang telah dialaminya itu, membuat Lu Liang Cwan jadi bisa menentukan
dengan cara bagaimana ia harus menolongi pemuda ini terlepas dari pengaruh obat
pelemasnya Bong Kim Lian.
„Sayang sekali aku tidak
memiliki obat penawarnya, tetapi biarlah, aku akan menotokmu tidur selama satu
hari, tentu pengaruh obat itu akan lenyap sendirinya...!".
Dan setelah berkata begitu, Lu
Liang Cwan telah menggerakkan tangan kanannya menotok jalan darah Ma-siang-hiat
di-iga Oey Yok Su.
Keketika itu juga tubuh Oey
Yok Su telah terkulai rubuh diatas lantai.
Dan ia telah tertotok tidur.
Dengan cara demikian, obat pelemas
yang sedang bekerja ditubuh sipemuda tidak memiliki arti apa-apa lagi dan tidak
terlalu menyiksa Oey Yok Su.
Sedangkan Lu Liang Cwan dengan
sabar menantikan disisi sipemuda, untuk menunggui sampai nanti sipemuda telah
tersadar dari pingsannya...
---oo0oo---
KETIKA Qey Yok Su telah
tersadar dari pingsannya, pertama-tama yang dilihatnya waktu ia membuka kelopak
matanya, adalah Lu Liang Cwan yang tengah mengawasi padanya.
„Apakah engkau sudah tidak
merasakan pengaruhnya obat pelemas itu ?" begitu pertanyaan yang diajukan
Lu Liang Cwan, ketika mengetahui Oey Yok Su telah tersadar dari pingsaanya.
Oey Yok Su berusaha untuk
duduk, tubuh-nya lemas sekali.
la mengempos semangatnya dan
merasakan napasnya itu berjalan Iurus.
„Tidak, Lu Cianpwe...!" katanya
kemudian. „Dan, tampaknya pengaruh obat itu telah sirna...! ".
„Bagus !" kata Lu Liang
Cwan.
„Maka dilain waktu
engkau,harus berlaku lebih hati-hati lagi, jangan sampai terjatuh kedalam
pancingan seorang wanita cabul seperti wanita tadi !".
Oey Yok Su menganggukkan
kepalanya : „Untung saja L-u Cianpwe datang tepat pada waktunya, sehingga aku
tidak sampai diperkosa oleh wanita cabul itu...!".
Mendengar perkataan Oey Yok
Su, Lu Liang Cwan jadi tertawa keras.
„Lucu sekali !" katanya.
„Justru biasanya yang
memperkosa adalah pria, yang memperkosa seorang gadis.
Tetapi sekarang rupanya dunia
mau terbalik dan edan, justru wanita yang ingin memperkosa seorang pemuda
!" dan setelah berkata begitu, Lu Liang Cwan tertawa bergelak-gelak dengan
suara yang keras.
Muka Oey Yok Su berobah merah
karena dia merasa malu bukan main.
„Tetapi yang terpenting engkau
belum diperkosanya, bukan ?" tanya Lu Liang Cwan lagi.
Oey Yok _Su menggeleng dengan
perasaan malu.
„Belum, Lu Cianpwe...!".
„Bagus ! Dengan demikian hawa
murni Yang-mu belum lagi berhasil dihisapnya, sehingga engkau tidak rugi
apa-apa...!".
Muka Oey Yok Su berobah merah
lagi.
„Locianpwe, sebetulnya ilmu
apakah Im Yang Hun yang dilatihkan oleh wanita itu ?"
„Itulah ilmu sesat. Memang
sejak dulu sering kudengar banyak wanita yang mempelajari ilmu itu. Yang
terpenting sekali mereka bukan menghendaki memiliki kepandaian yang tinggi,
tetapi justru jika mereka berhasil mempelajari dengan sernpurna ilmu Im Yang
Hun tersebut, berarti mereka akan dapat mempertahankan kecantikan tubuh mereka,
yang akan tetap awet muda...namun ilmu itu merupakan ilmu sesat !".
„Benar Loci anpwe.,.!"
kata Oey Yok Su.
„Justru menurut pengakuannya,
wanita tadi telah berusia delapan puluh tahun...!".
„Hebat !" berkata Lu Liang
Cwan tertawa.
„Engkau melihat sendiri, aku
belum lagi berusia delapan puluh tahun, tetapi telah menjadi kakek-kakek, dan
begitu juga halnya dengan si Dewi Bangsat Lauw Cie Lan, dia belum berusia
sampai delapan puluh tahun, baru setengah baya, namun mukanya telah berkeriput
dan menjadi seorang nenek-nenek. Tetapi wanita tadi, yang wajahnya begitu mulus
dan cantik, dengan bentuk tubuhnya yang masih padat berisi montok sekali, telah
berusia delapan puluh tahun...!
Bukankah itu merupakan suatu
hal yang sangat menakjubkan sekali...?".
Oey Yok Su sendiri menghela
napas. Ia tidak mengerti bahwa didalam dunia ini bisa terdapat semacam ilmu
sesat seperti Im Yang Hun itu, yang bisa membuat orang awet muda. Namun semakin
dipikir, Oey Yok Su jadi ngeri sendirinya, karena ia teringat ilmu semacam itu
justru membutuhkan sari keperjakaan puluhan orang pemuda...!
Untung saja Oey Yok Su tidak
sampai menjadi korban dari wanita itu, yang telah mahir sekali melatih Im Yang
Hun-nya, sehingga tampaknya seperti wanita yang baru berusia delapan puluh
tahun !
Kemudian Oey Yok Su telah
menoleh kepada Lu Liang Cwan, sambil tanyanya dengan perasaan tidak mengerti :
„Lu Locianpwe, jika wanita yang melatih diri ilmu sesat tersebut, apakah mereka
tidak akan tersesat dan bercelaka oleh ilmu itu ?".
Lu Liang Cwan seperti berpikir
sejenak, namun akhirnya ia sahut juga : „Apa yang kuketahui, ilmu itu memang
sesat, tetapi jika wanita yang melatihnya berhasil memperoleh sari keperjakaan
dari pemuda-pemuda yang memang masih benar-benar bersih, tentu ilmu itu tidak
akan membawa kecelakaan apa-apa padanya, hanya saja justru hal itu yang
ditakuti, bisa membuat mereka panjang umur dan mati lama sekali, jika memang
mereka hidup senang didunia, tentu soal itu tidak berarti apa-apa!..namun jika mereka
merasa tersiksa hidup didunia, bukankah hal itu malah membuat mereka
bersengsara...?".
Oey Yok Su tertawa.
„Tetapi Lu Locianpwe, justru
hal itu tidak mungkin. Seperti wanita she Bong itu, dia hanya berhasil melatih
separuh dari ilmu Im Yang Hun namun ia berhasil mempertahankan kecantikan tubuh
dan wajahnya, sehingga umumnya wanita cantik disenangi pria. Tidak mungkin
mereka akan hidup sengsara...!".
„Nah, engkau bicara begitu,
baiklah aku akan menjelaskan !" kata Lu Liang Cwan.
„Memang wanita yang meyakinkan
ilmu Im Yang Hun akan-awet muda, lalu jika mereka menikah, dan suami mereka
menjadi tua renta, bukankah mereka jadi tersiksa karenanya ?".
Oey Yok Su tertawa.
„Kukira wanita sesat seperti
itu tidak akan menikah selamanya, ia tentu akan mudah sekali menyerahkan
dirinya pada para pemuda...mana mau mereka membiarkan diri mereka jatuh
ketangan seorang kakek-kakek ?".
Mendengar perkataan Oey Yok
Su, muka Lu Liang Cwan jadi masam.
„Engkau
telah-menyindirku...!" katanya tidak senang.
Melihat keadaan, Lu Liang
Cwan, Oey Yok Su jadi kaget, ia cepat-cepat bertanya : „Menyindir Lu locianpwe
?" tanyanya kemudian.
„Ya !" mengangguk Lu
Liang Cwan.
„Tetapi Lu locianpwe...aku
tidak merasa menyindir Lu Cianpwe...!" kata Oey Yok Su yang jadi bingung
dan mengawasi tidak mengerti pada jago tua she Lu itu.
„Heran ?, bukankah tadi engkau
mengatakan wanita-wanita cantik yang melatih ilmu Im Yang Hun. tidak. bersedia
menyerahkan dirinya pada kakek-kakek ? Bukankah aku ini kakek-kakek ?".
Dan setelah berkata begitu, Lu
Liang Cwan tertawa bergelak-gelak.
Sedangkan Oey Yok Su jadi ikut
tertawa.
la baru tahu bahwa Lu Liang
Cwaa hanya bergurau saja.
Saat itu, Lu Liang Cwan telah
berhenti tertawa dan bertanya dengan sungguh-sungguh : „Bagaimana perasaanmu
menyaksikan kecantikan dan tubuh yang padat dari, wanita cabul she Bong itu
?".
Muka Oey Yok Su jadi berobah
merah, ia malu sekali karena menyadari bahwa kakek tua Lu Liang Cwan ini hanya
bergurau untuk mempermainkan dirinya.
„Jika memang aku tidak
dipengaruhi oleh obat perangsangnya, tentu aku akan bisa memberikan perlawanan,
Lu locianpwe...!".
„Hemm....., enak saja kau
bicara...kukira walaupun tanpa obat perangsang, jika aku datang terlambat,
engkau telah menyambar dan memeluk tubuh montok itu...!".
Oey Yok Su. tertawa dengan
muka berobah merah.
„Bukankah dia seorang wanita
nenek-nenek ?" tanyanya.
„Sekarang kau bisa berkata
begitu, tetapi jika dibiarkan terus berdua, tentu engkau yang lebih
binal...!" kata Lu Liang Cwan.
Oey Yok Su terpojokkan dan
tidak bisa memberikau jawaban lagi, hanya mukanya saja yang berobah merah dan
terasa panas sekali.
Tetapi Oey Yok Su kemudian
bertanya : „Lu locianpwe, apakah selama aku tertotok tidur, perempuan cabul itu
tidak datang lagi ?".
Lu Liang Cwan mengangguk dua
kali „Datang !" sahutnya.
„Datang ?" tanya Oey Yok
Su sambil mementang lebar-lebar sepasang matanya.
„Ya, dua kali dia datang
kemari...!" kata Lu Liang Cwan.
„Lalu ?"
„Ia minta agar aku mau
menyerahkan kau kepadanya, dan ia akan pergi dari tempat ini tidak akan
menggangguku lagi...!".
„Oh........”
„Untung saja aku tidak kena
dibujuk oleh dia, yang selalu main buka baju dan berusaha merayuku dengan
kecantikannya itu, kalau tidak tentu engkau akan kuserahkannya pada perempuan
cabul itu...!".
Oey Yok Su jadi menggidik.
Bukankah ia akan celaka jika diserahkan Lu Liang Cwan pada wanita cabul she
Bong itu ? Karena dalam keadaan tertidur dan tertotok tentu wanita she Bong itu
bisa menguasainya lebih mudah?
Karena berpikir begitu, Oey
Yok Su juga jadi teringat budi kebaikan Lu Liang Cwan.
Segera pemuda she Oey tersebut
berdiri, kemudian dia menjura dalam-dalam, memberi hormat kepada Lu Liang Cwan.
„Terima kasih atas pertolongan
yang diberikan Lu locianpwe, kalau saja tidak ada locianpwe, tentu aku telah
menjadi korban wanita cabul itu...!".
Lu Liang Cwan tertawa.
„Hal itu tidak penting, karena
tokh sekarang engkau tidak mengalami bencana apa2...!".
„Dari sini engkau bermaksud
pergi kemana ?" tanya Lu Liang Cwan.
„Aku beluni memiliki tujuan,
Lu locianpwe aku hanya akan pergi kemana saja dibawa oleh kedua kakiku
ini".
„Hemm....., kalau begitu
engkau ikut saja bersamaku, bukankah dengan melakukan perjalanan bersama lebih
menggembirakan ?".
Oey Yok Su berpikir sejenak,
kemudian ia telah bertanya : „Apakah tidak akan merepotkan Lu locianpwe
?".
Lu Liang Cwan telah tertawa
sambil mencibirkan bibirnya.
„Hemm......, dimulut engkau
bertanya begitu, tetapri justru dihatimu engkau malu melakukan perjalanan
bersamaku !" katanya. „Benar tidak ?".
Muka Oey Yok Su jadi berobah
merah, dia malu orang bisa membaca isi hatinya.
Tetapi cepat-cepat Oey Yok Su
membantahnya : „Mana berani boanpwe memiliki pikiran jelek seperti itu kepada
Lu locianpwe yang telah menjadi tuan penolongku ?".
„Hemm....., mulutmu selalu
mecang berkata manis, tetapi hatimu selalu licik, tidak ingatkah engkau ketika
kita masih berada diperahu, engkau begitu mati-matian memusuhiku dan hendak
menenggelamkan perahu kalau aku mendekatimu ? Waktu itu kalau memang kau
membiarkaa aku mendekatimu, tentu tidak seperti si perempuan cabul yang hendak
main pegang engkau, aku hanya hendak mengatakan kepadamu bahwa aku tidak akan
mengganggumu...karena aku bukan seorang kakek cabul...!".
Digoda seperti itu lagi oleh
Lu Liang Cwan muka Oey Yok Su jadi berobah merah, ia malu sekali.
„Janganlah locianpwe
menggodaku terus..." kata Oey Yok Su kemudian.
„Hemm, siapa yang ingin
menggodamu...?" balik tanya Lu Liang Cwan. „Justru aku telah mengatakan
dari bal yang sebenarnya...!".
„Baiklah Lu locianpwe, apakah
kita akan melakukan perjalanan sekarang saja ?" tanya Oey Yok Su.
„Engkau telah seharian penuh
belum makan, lebih baik engkau makan dulu...!" kata Lu Liang Cwan dan
mengeluarkan dari selipan baju kulit binatang buasnya itu sebuah bungkusan.
Waktu dibuka ternyata terdapat beberapa macam makanan.
Oey Yok Su memang merasa
lapar, maka tanpa malu-malu lagi dia telah melahapnya makanan tersebut.
Waktu Oey Yok Su tengah
melahap makanannya itu, Lu Liang Cwan menceritakan ketika ia turun dari perahu
memang ia ingin berpisah dengan Oey Yok Su, maka ia telah berlari cepat sekali
meninggalkan sipemuda dengan mengambil jalan yang berlawanan.
Tetapi setelah berlari puluhan
lie, mendadak Lu Liang Cwan merasa berat harus berpisah dengan Oey Yok Su.
Bukankah pemuda itu seorang yang cerdas dan memiliki bakat yang cukup baik,
kenapa mereka tidak mengikat tali persahabatan saja ? Mengapa mereka harus
berpisah ? Apa lagi Lu Liang Cwan juga melihatnya, setelah berlari sekian lama,
keadaan disekitarnya merupakan tanah gersang dan tidak terlihat seorang
manusiapun juga.
Maka setelah ragu-ragu
sejenak, kemudiari ia telah memutar arahnya dan berlari keasalnya semula, yaitu
tepi pantai. Tetapi Oey Yok Su sudah tidak dilihatnya.
Ditanyakannya kepada nelayan
yang ada disekitar tempat itu, barulah Lu Liang Cwan mengetahui bahwa Oey Yok
Su bermalam dirumah seorang nelayan diperkampungan dipesisir pantai tersebut.
Maka Lu Liang Cwan terus membayangi pemuda itu.
Disaat itu, memang Lu Liang
Cwan tidak mau memperlihatkan dirinya, karena ia hanya ingin melihat apa yang
akan dilakukan Oey Yok Su.
---oo0oo---
BEGITU pula waktu Oey Yok Su
pamitan kepada tuan rumah tempat ia bermalam, Lu Liang Cwan tetap mengikuti
anak muda itu, sampai ia bisa menyaksikan betapa Oey Yok Su digoda oleh Bong
Kim Lian. Dan disaat Oey Yok Su hampir tidak berdaya sama sekali, barulah Lu
Liang Cwan turun tangan.
Mendengar keterangan Lu Liang
Cwan, Oey Yok Su telah berkata kurang senang : „Mengapa Lu locianpwe tidak
turun tangan menolongiku sebelum aku diracuni oleh perempuan cabul itu?"
Lu Liang Cwan tertawa.
„Justru aku hendak melihat
sampai dimana ia bisa menguasai dirimu, dan setelah melihat bahwa engkau
benar-benar tidak berdaya dan akan jatuh dalam cengkeraman tangan perempuan
cabul itu, aku segera turun tangan. Yang terpenting, bukankah sekarang engkau
tidak mengalami suatu kerugian apapun juga ?
Oey Yok Su tertawa dan
meneruskan makannya. Setelah selesai, mereka bersiap-siap akan meninggalkan
tempat itu. Tetapi ketika mereka akan menaiki undakan anak tangga, waktu itu
mereka mendengar suara langkah kaki diruangan atas. Lu Liang Cwan tertawa
dingin : „Wanita cabul itu muncul lagi...!".
Dan dugaan Lu Liang Cwan
memang tepat.
Belum selesai perkataannya,
disaat itu diatas undakan anak tangga terlihat sesosok tubuh.
Bong Kim Lian muncul dengan
muka yang merah padam, disertai oleh suara bentakannya : „Tua bangka jahat,
tinggalkan pemuda itu untukku.......”
„Ha...ha...ha..., enak saja
kau bicara, coba kau tanya kepada bocah she Oey ini, apakah ia bersedia ditinggal
bersamamu...jika memang dia menghendaki begitu, aku tentunya tidak berdaya
apa-apa, itu menunjuki ia lebih senang berpelukan hangat denganmu...!".
Mendengar godaan Lu Liang
Cwan, muka Oey Yok Su jadi berobah merah lagi karena malu. la telah berkata dengan
suara yang penuh kemarahan kepada Bong Kim Lian : „Engkau perempuan cabul,
benar-benar jahat tindakanmu yang hendak mencelakai aku...!" dan tanpa
menunggu selesai kata-katanya Oey Yok Su telah melompat keatas dengan gerakan
yang ringan, sekarang ia sudah tidak terpengaruh obat pelemas yang pernah
diminumnya, maka ia bisa bergerak dengan lincah dan tenaganya juga telah pulih
kembali.
Itulah sebabnya Oey Yok Su
bisa bergerak lincah.
Bahkan waktu tubuhnya tiba
dihadapan Bong Kim Lian, tangan kanannya telah bergerak melancarkan serangan.
Bong Kim Lian mengelak sambil
berseru: „Pemuda tidak tahu diuntung, diberi yang enak, dan nyaman malah tidak
mau !".
Dan Bong Kim Lian telah
menangkis serangan Oey Yok Su berikutnya.
Gerakan yang dilakukan Bong
Kim Lian juga bukan gerakan yang ringan, karena ia melancarkan serangan dengan
disertai lwekangnya yang cukup kuat.
Tetapi kini Oey Yok Su telah
pulih semangat dan tenaganya, ia bisa memberikan perlawanan yang gigih. Dalam
sekejap mata belasan jurus telah dilewati.
Lu Liang Cwan hanya tertawa
haha-hihi menyaksikan pertempuran itu.
„Perempuan cabul !"
katanya kemudian.
„Mengapa engkau sambil
bertempur tidak membuka juga pakaianmu, agar mataku situa yang lamur ini dapat
menikmati keindahan bentuk tubuhmu...!".
Muka Bong Kim Lian jadi merah
padam mendengar ejekan Lu Liang Cwan, dengan berseru-nyaring dia menyerang Oey
Yok Su bertubi-tubi.
Oey Yok Su jadi sibuk
mengelakkan diri kesana kemari.
Tetapi bertempur beberapa
jurus lagi, Lu Liang Cwan telah melompat sambil ikut melancarkan serangan.
„Wanita cabul seperti engkau
yang tidak tahu malu memang harus dibuat bercacad...!" katanya. „Dan kini
aku tidak akan melepaskan engkau dalam keadaan utuh dan sehat...lihatlah
serangan !".
Benar-benar Lu Liang Cwan telah
melancarkan serangan yang bertubi-tubi.
Bong Kim Lian memiliki
kepandaian yang tinggi, ia tidak jeri menghadapi Lu Liang Cwan maupun Oey Yok
Su.
Tetapi dikeroyok berdua
seperti itu, Bong Kim Lian agak terdesak.
Malah ia telah menyadarinya,
jika ia memaksakan diri untuk memberikan perlawanan terus, niscaya dirinya yang
akan berhasil dirubuhkan oleh kedua lawannya.
Karena Oey Yok Su memiliki
kepandaian yang tinggi, walaupun pemuda ini kurang pengalaman, namun ia
memiliki ilmu yang aneh dan hebat, serta sinkang yang cukup kuat.
Sedangkan Lu Liang Cwan
merupakan tokoh sakti yang memiliki kepandaian sulit diukur.
Maka setelah bertempur
beberapa jurus lagi, akhirnya Bong Kim Lian mengambil keputusan untuk
menyingkir.
Dengan gencar ia melancarkan serangan-serangan
mematikan kepada Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su, waktu kedua orang itu mundur
menjauhi diri dari serangan-serangannya, Bong Kim Lian telah mempergunakan
kesempatan itu untuk menjejakkan kakinya, tubuhnya melompat menjauhi diri dari
kedua lawannya dan dengan gesit ia telah berlari keluar dari rumah itu.
Lu Liang Cwan dan Oey Yok Su
tidak mengejar, orang tua she Lu itu telah mengeluarkan suara tertawa
bergelak-gelak.
Keduanya kemudian meninggalkan
rumah itu juga, untuk melanjutkan perjalanan mereka. Keduanya belum mengetahui
kearah mana mereka akan pergi, tetapi mereka merasa senang dengan melakukan
perjalanan berdua, jadi tidak kesepian dan bisa bercakap-cakap selama dalam
perjalanan.
Dan pakaian serta keadaan Lu
Liang Cwan, yang mengenakan pakaian dari kulit binatang buas, dengan sebagian
tubuhnya terbuka, telah menarik perhatian dari orang-orang yang berjumpa dengan
mereka. Namun Lu Liang Cwan tidak memperdulikannya, malab tidak acuh waktu Oey
Yok Su menganjurkannya beberapa kali agar Lu Liang Cwan membeli seperangkat
pakaian biasa untuk mengganti pakaiannya yang agak luar biasa itu.
Mereka melakukan perjalanan
kearah Selatan, dan setiap singgah disebuah kampung atau kota, keadaan Lu Liang
Cwan menarik perhatian penduduk setempat.
Tetapi mereka hanya menganggap
b4hwa Lu Liang Cwan sebagai orang yang kurang waras pikirannya.
Sering juga Oey Yok Su dan Lu
Liang Cwan bentrok dengan jago-jago setempat, termasuk buaya-buaya darat
dikota-kota yang mereka singgahi. Tetapi buaya-buaya darat yang mencari-cari
urusan dengan mereka mana bisa menandingi mereka, umumnya hanya satu dua
gebrakan saja, Lu Liang Cwan menghajar habis-habisan buaya-buaya darat itu.
Oey Yok Su sendiri gembira
bisa berkelana dialam bebas dan menyaksikan keramaian. Belasan tahun ia selalu
berada dipulau Tho Hoa To, hanya kesunyian yang menjadi temannya. Sekarang ia
bisa bebas merantau melakukan perjalanan ditempat ramai, maka kegembiraan yang
dimilikinya jauh melebihi kegembiraan Lu Liang Cwan.
Yang menguntungkan Oey Yok Su,
ia jadi memperoleh tambahan pengalaman, sebab Lu Liang Cwan sebagai tokoh sakti
yang berpengalaman, banyak menceritakan pada Oey Yok Su perihal kehidupan
orang-orang rimba persilatan.
---oo0oo---