14 Kesaktian Pemilik Biruang Salju
Swat Tocu tidak sepuluh tahun
sekali keluar meninggalkan pulaunya. Bahkan tidak jarang sampai duapuluh tahun
ia tidak pernah meninggalkan pulaunya itu. Dengan demikian, orang-orang yang
pengetahuannya tidak luas dan berkepandaian biasa saja, tentu tidak akan
mengenal perihal Swat Tocu.
Beberapa orang tokoh sakti
yang mengetahui adanya Swat Tocu. Dan Liu Ong Kiang sendiri mendengar perihal
Swat Tocu ini dari Pangcunya, di mana ia pernah mendengar Pangcunya itu mengatakan
bahwa ada seorang tokoh sakti yang mungkin kepandaiannya tidak berada di bawah
kepandaian Yo Ko dan tokoh-tokoh sakti lainnya.
Hanya saja, Swat Tocu itu
memang jarang sekali menginjakkan kaki di daratan Tiong-goan, menyebabkan
namanya seperti terpendam di antara tumpukan salju di pulaunya saja. Malah
menurut Pangcu dari Kay-pang itu, ketika Lima Jago Luar Biasa Oey Yok Su, Ong
Tiong Yang, Ang Cit Kong, Auwyang Hong dan Toan Hong-ya mengadakan pertemuan di
puncak Hoa-san, untuk merundingkan ilmu silat dan pedang, Swat Tocu ingin
diundang. Namun karena memang merekapun tidak mengetahui dengan tepat di mana
letak pulau Salju itu, maka mereka tidak mengundangnya.
Hanya Oey Yok Su seorang yang
pernah bertemu muka dengan Swat Tocu. Itupun terjadi hanya satu kali saja.
Mereka telah bertempur sampai tiga hari tiga malam, dengan kesudahan berimbang,
tidak ada seorangpun yang kalah. Malah Oey Yok Su sendiri mengakui, jika
bertempur terus dua atau tiga hari lagi, kesudahannya tentu dia yang akan
merubuhkan Swat Tocu.
Pertemuan mereka itu terjadi
di tengah laut, di mana Oey Yok Su tengah melakukan pelayaran, dan Swat Tocu
juga kebetulan tengah berlayar juga. Malah Oey Yok Su walaupun pernah bertemu
satu kali dengan tokoh sakti yang memiliki kepandaian luar biasa dan juga
sangat liehay itu, tidak mengetahui di mana letak pulau Salju.
Tocu dari Tho-hoa-to itu
sendiri memang memiliki adat yang aneh, sulit sekali dimengerti perangainya.
Namun Swat Tocu malah lebih aneh lagi wataknya dibandingkan denyan sifat dan
tabiat Oey Yok Su.
Sekarang tidak disangka-sangka
tokoh sakti itu muncul di kota ini, malah bersama biruang putihnya yang tinggi
besar dan ganas itu. Benar-benar merupakan urusan yang sangat mengejutkan dan
di luar dugaan.
Liu Ong Kiang sendiri
merasakan hatinya jadi dingin, karena ia maklum, jika memang tokoh sakti ini
menyerang terus, tentu dia akan celaka di tangannya. Kalau kepandaian Swat Tocu
memang melebihi atau setidak-tidaknya berimbang dengan kepandaian Oey Yok Su
berlima dengan Ang Cit Kong, Ong Tiong Yang, Toan Hong-ya dan Auwyang Hong,
mana mungkin Liu Ong Kiang dapat menghadapinya?
Yo Him sendiri kaget tidak
terkira. Ia telah berguru pada Oey Yok Su, dan sering juga gurunya itu
bercerita mengenai tokoh-tokoh tua di masa lalu yang memiliki kepandaian sangat
tinggi. Oey Yok Su sering menyinggung-nyinggung juga perihal diri Swat Tocu
yang diduga telah meninggal dunia karena usia tua, sebab waktu bertemu dengan
Oey Yok Su dan mereka bertempur di tengah lautan, usia Swat Tocu waktu itu
telah empatpuluh tahun lebih, sedangkan Oey Yok Su sendiri baru berusia
duapuluh lima tahun.
Dengan demikian di saat Oey
Yok Su telah tua seperti sekarang tentu Swat Tocu jauh lebih tua lagi. Dan
karena memang tidak pernah terdengar sepak terjangnya dan selalu berdiam di pulau
saljunya. Oey Yok Su menduga tentunya tokoh sakti yang aneh itu telah meninggal
dunia.
Liu Ong Kiang juga telah
melompat mundur, ia cepat-cepat memasukan tongkat bambunya menjura sambil
merangkapkan ke dua tangannya: “Maaf, maaf. Boanpwe tidak mengetahui bahwa
tengah berhadapan dengan Swat Tocu Locianpwe. Apakah selama ini Swat Tocu
Locianpwe baik-baik saja?”
Swat Tocu tidak menyerang
lagi, ia berdiri dengan muka yang dingin, matanya masih mendelik, dengan suara
gusar ia menyahuti; “Jika aku tidak berada dalam keadaan baik-baik dan sehat,
bagaimana mungkin aku bisa berada di sini? Matamu itu buta atau memang engkau
terlalu tolol sehingga bertanya begitu?”
Disanggapi seperti itu, Liu
Ong Kiang melengak, namun ia menahan diri dan tertawa: “Benar-benar memang
Boanpwee memiliki mata namun tidak bisa melihat bintang Pak-tauw!”
“Hemmm, dengan kekurang ajaran
seperti yang kau lakukan tadi, telah cukup alasan buatku membinasakanmu!
Biarlah, nanti aku mempertanggung jawabkan pada Pangcumu, aku mau lihat apakah
si pengemis tua yang jadi Pangcu Kay-pang itu akan coba-coba membalas sakit
hatimu......!”
Dan setelah berkata begitu,
tampak Swat Tocu telah melangkah mendekati Liu Ong Kiang.
Muka Liu Ong Kiang jadi
berobah agak pucat, ia memang jeri setelah mengetahui bahwa orang aneh ini
adalah Swat Tocu, tokoh sakti itu, dan juga mendongkol melihat orang
memperlakukan dirinya keterlaluan sekali. Namun karena menyadari bahwa dirinya
tidak berdaya untuk mengadakan perlawanan pada Swat Tocu yang memiliki kepandaian
sempurna sekali, Liu Ong Kiang telah memaksakan diri untuk tersenyum, katanya,
“Locianpwee, tunggu dulu......!”
“Tunggu dulu kakekmu?” tegur
Swat Tocu dengan suara yang dingin. “Tadi kau telah menghina Pek-swat-jie, maka
sekarang engkau harus dihukum! Dengan memandang muka Pangcumu, aku bersedia
memberikan keringanan untukmu, aku tidak akan membinasakanmu, tetapi akan
mematahkan ke dua tangan dan ke dua kakimu......!”
Muka Liu Ong Kiang jadi pucat.
Jika memang Swat Tocu benar-benar membuktikan perkataannya, tentu Liu Ong Kiang
tidak mungkin sanggup menghadapinya, berarti ia akan menerima bencana yang
hebat bagi keselamatan dirinya. Untuk menjelaskan pada manusia aneh yang
memiliki perangai aneh juga, memang sulit.
Akhirnya, karena sudah tidak
memiliki jalan keluar, Liu Ong Kiang telah tersenyum pahit, katanya nekad:
“Saat sekarang ini Boanpwe tengah menjalankan sebuah tugas yang penting untuk
keselamatan Kay-pang, maka jika memang Swat Tocu ingin memberikan pelajaran
kepada Boanpwe, dua tahun lagi Boanpwe akan datang menemui Locianpwe......!”
Swat Tocu telah tertawa
dingin, katanya dengan tawar.
“Hemmm, siapa yang bisa
mempercayai perkataanmu? Engkau pengemis bau, tentu engkau hanya berusaha untuk
dapat meloloskan diri dari tanganku, setelah itu kau akan mencari tempat yang
aman untuk menyembunyikan ekor! Hemm, sekarang juga aku akan menghukummu! Aku
tidak mau tahu perihal Kay-pang bangpak kalian itu.....!” Dan perkataannya baru
saja habis sampai di situ, tubuh Swat Tocu telah bergerak cepat sekali mengulurkan
ke dua tangannya, maksudnya akan mencengkeram tangan kiri dan tangan kanan Liu
Ong Kiang.
Liu Ong Kiang sendiri
mati-matian telah berusaha mengelakkan diri. Dia menghindar dengan melompat
mundur sejauh mungkin sampai tiga tombak lebih. Namun begitu ke dua kakinya
menyentuh tanah, begitu juga ia merasakan sambaran angin dari cengkeraman
tangan Swat Tocu, yang akan mencengkeram ke dua tangannya pula. Rupanya biarpun
Liu Ong Kiang telah bergerak gesit dan cepat sekali untuk menghindarkan diri,
kenyataannya Swat Tocu dapat bergerak lebih gesit lagi, di mana dia seperti
membayangi Liu Ong Kiang.
Dengan mengeluarkan suara
seruan tertahan, Liu Ong Kiang mati-matian telah membuang dirinya bergulingan
di atas tanah dan di waktu itulah Swat Tocu menggerakkan kaki kanannya
menendang.
“Pengemis bau pengecut......!”
makinya.
Tendangan yang dilakukan oleh
Swat Tocu mengenai telak sekali pinggang Liu Ong Kiang sampai pengemis itu
mengeluarkan suara jeritan yang nyaring, tubuhnya telah terlempar empat tombak
lebih, jauh dan tinggi sekali sampai dia terbanting keras. Dan tidak bisa
segera bangun berdiri, hanya meringkuk mengerang kesakitan.
Yo Him kaget, dalam waktu
hanya beberapa detik ternyata Swat Tocu telah berhasil menghajar Liu Ong Kiang.
Inilah menunjukkan bahwa Swat Tocu memang memiliki kepandaian yang luar biasa
tingginya.
Malah belum lagi Yo Him tahu
apa yang harus dilakukannya, tubuh Swat Tocu telah melayang ke dekatnya dan
berdiri di sampingnya, sambil mengeluarkan tangannya untuk mencengkeram
pundaknya. Gerakan itu cepat sekali, angin serangannya berkesiuran tajam.
Namun Yo Him telah menerima
didikan dari tokoh-tokoh sakti seperti Oey Yok Su dan juga ayahnya yang
memiliki kepandaian hebat, juga Siauw Liong Lie yang telah mendidiknya dengan
berbagai ilmu yang hebat. Dari gabungan ilmu itu Yo Him telah menjadi seorang
tokoh muda yang memiliki kepandaian hampir sempurna walaupun usianya itu masih
muda.
Menghadapi ancaman serangan
seperti itu, cepat-cepat Yo Him mengangkat tangan kanannya, ia telah menangkis.
Tangan mereka saling bentur dan tubuh Yo Him terlempar dua tombak. Namun Yo Him
bisa jatuh dengan ke dua kaki tiba lebih dulu, ia jatuh dalam sikap berdiri,
tanpa kurang suatu apapun juga.
Swat Tocu sendiri ketika
tangannya saling bentur dengan tangkisan Yo Him, merasakan pergelangannya agak
nyeri, dia mundur selangkah dengan muka berubah hebat. Baru kali ini seumur
hidupnya ia mengalami peristiwa seperti ini, yaitu selain gagal mencengkeram
lawannya, ia sampai terdorong mundur selangkah. Memang tidak banyak, hanya
selangkah, namun inilah kejadian pertama kali yang dialaminya.
“Hebat pemuda ini,
kepandaiannya tidak rendah, entah siapa dia?” berpikir Tocu dari Pulau Salju
tersebut dengan mata mendelik mengawasi Yo Him dan menduga-duga entah siapa adanya
pemuda liehay ini.
“Siapa kau dan siapa gurumu?”
tanya Swat Tocu akhirnya.
Yo Him walaupun mendongkol,
namun disebabkan ia mengetahui tengah berhadapan dengan seorang tokoh sakti
yang memiliki kepandaian sangat luar biasa, ia menindih perasaan mendongkolnya
itu, merangkapkan ke dua tangannya, memberi hormat katanya: “Boanpwe she Yo dan
bernama Him. Boanpwe memiliki beberapa orang guru, yang sulit sekali dijelaskan
di sini.”
“Kau she Yo? Ada hubungan apa
kau dengan Yo Ko?!” tegur Swat Tocu.
“Itulah ayah Boanpwe......!”
menyahuti Yo Him.
“Hemmm,” mendengus Swat Tocu.
“Di mana ayahmu sekarang berada?”
“Ayah dan ibu telah hidup
mengasingkan diri di suatu tempat, mereka tentu gembira sekali kalau memperoleh
kunjungan Locianpwe.....!” menyahuti Yo Him.
“Hemm, aku telah mendengar
cukup banyak mengenai sepak terjang Yo Ko, ayahmu itu...... dan juga mengenai
sepak terjangnya yang terakhir mempertahankan kota Siang-yang. Aku memang ingin
bertemu dengannya untuk membicarakan suatu persoalan karena aku pernah mendengar
dari beberapa orang Kang-ouw bahwa ayahmu itu merupakan pendekar sakti masa
kini, yang sudah tidak ada lawannya. Sampai Oey Yok Su, dan tokoh-tokoh sakti
lainnya yang masih hidup, sudah bukan tandingannya lagi......! Benarkah itu?”
Yo Him cepat-cepat
merangkapkan ke dua tangannya menjura memberi hormat.
“Itulah pujian yang terlalu
tinggi! Oey Suhu (guru Oey) adalah tingkatan cianpwee, dan juga belum pernah
bertempur dengan ayah karena memang mereka memiliki hubungan baik, maka tidak
ada perlunya untuk memperbandingkan kepandaian mereka. Tentu saja masing-masing
memang memiliki kepandaian sendiri-sendiri dan keistimewaan masing-masing!”
“Hemm, dengan berkata begitu,
secara tidak langsung engkau ingin mengatakan ayahmu itu memang hebat dan apa
yang disiarkan oleh orang-orang Kang-ouw bahwa ayahmu itu memiliki kepandaian
yang tinggi sekali, merupakan pendekar maha sakti tidak ada salahnya bukan?”
“Tidak berani boanpwee berkata
begitu!” sahut Yo Him cepat.
“Baiklah! Karena kau putera Yo
Ko, tentu engkau telah mewarisi seluruh kepandaiannya! Lewat engkau juga aku
bisa menarik kesimpulan berapa tinggi kepandaian ayahmu! Kau akan menerima tiga
seranganku itu...... Jika memang engkau bisa menghadapi tiga seranganku itu,
maka kawanmu itu, yang telah sama-sama menghina Pek-swat-jie, akan lolos dari
hukuman patahkan tangan dan kaki! Kau bersiaplah.....!” Waktu berkata begitu,
Swat Tocu membawa sikap yang dingin.
Yo Him jadi berdiri bimbang,
ia telah melirik kapada Liu Ong Kiang, yang tengah merayap bangun untuk
berdiri, namun rupanya tendangan kaki Swat Tocu pada pinggangnya menyebabkan ia
terluka di dalam. Untuk sejenak lamanya Liu Ong Kiang belum berhasil berdiri,
hanya berjongkok sambil memegangi pinggangnya itu dengan muka meringis.
“Tocu dari Pulau Salju ini
memang memiliki kepandaian yang sudah tidak ada batasnya dan sulit dihadapi,
walaupun benar, mungkin dia tidak bisa merubuhkan aku, namun jika ia mengumbar
kemarahannnya itu kepada Liu Lopeh, bukankah keselamatan jiwa Liu Lopeh
terancam? Tocu dari Pulau Salju ini juga memiliki perangai yang aneh sekali,
dan sangat ku-koay, maka aku harus menghadapinya dengan baik. Apa salahnya aku
menerima tiga serangannya. Bukankan jika aku telah berhasil menerimanya,
berarti bukan saja menyelamatkan Liu Lopeh, juga yang berarti akan mengurangi
kecongkakan Tocu ini.....!” pikir Yo Him dengan hati yang ragu.
“Ayo bersiap, aku tidak mau
membuang waktu terlalu lama!” kata Swat Tocu dengan suara yang dingin, sedingin
salju, matanya juga mengawasi tajam sekali.
Yo Him membungkuk dengan
merangkapkan ke dua tangannya, dia membawa sikap seperti menanti serangan dari
tingkatan tua, kemudian katanya: “Silahkan Locianpwe mau berlaku murah hati
sedikit......!”
“Jika memang aku tidak
bermurah hati, dengan sekali hajar saja, engkau dapat kubinasakan dan tidak
perlu mempergunakan cara seperti ini.....!” kata Swat Tocu tawar.
Dan sehabis berkata begitu,
tubuhnya berdiri tegak, ke dua tangannya diputar digerak-gerakkan dengan
gerakan yang lambat, mukanya memperlihatkan kesungguhan, semakin lama semakin
merah semakin lama muka Swat Tocu bagaikan dilapis oleh darah yang berkumpul di
mukanya itu. Ia pun telah berkata: “Aku akan segera mulai, kau
bersiap-siaplah......!” dan ke dua tangannya itu ditekuk di depan dadanya
tahu-tahu perlahan sekali ia mendorong ke arah Yo Him.
Mereka berdiri dalam jarak
yang cukup jauh, yaitu dua tombak lebih. Tentu saja ke dua tangan Swat Tocu
yang didorongkan ke depan itu tidak mungkin menyentuh tubuh Yo Him, namun
kesudahannya atas serangan ini membuat Yo Him jadi kaget setengah mati.
Lain dari biasanya, Yo Him
tidak merasakan samberan angin serangan. Ia memandang heran, dan waktu bengong
mengawasi Swat Tocu yang menggerakkan ke dua tangannya itu, di saat itulah
tampak Yo Him menggigil. Karena ia seperti dibungkus oleh lapisan es yang
dingin, di mana tubuhnya bagaikan dialiri oleh hawa dingin yang luar biasa
melebihi dinginnya es.
Karena peristiwa ini terjadi
demikian tiba-tiba dan tidak disangka sama sekali oleh Yo Him, juga memang cara
menyerang dari Swat Tocu ini aneh luar biasa. Tanpa menimbulkah angin serangan
sama sekali, dan juga seperti juga tidak ada tenaga menyerang sama sekali,
tahu-tahu tubuh Yo Him telah diliputi oleh hawa yang dingin luar biasa, yang
semakin lama hawa dingin itu seperti bertambah tebal dan telah membuat dia
seperti dibungkus oleh lapisan es.
Dengan demikian telah membuat
Yo Him menjadi kaget setengah mati. Dan pemuda she Yo ini menyadari, apa
artinya semua itu. Jika sampai hawa dingin itu semakin lama semakin dingin,
darah di tubuhnya akan membeku, berarti akan sulit ia menggerakkan ke dua
tangan dan kakinya, yang akan menjadi kaku.
Yo Him juga menyadari bahwa
cara menyerang yang dilakukan oleh Swat Tocu ini benar-benar ilmu yang luar
biasa. Sebagai majikan dari pulau Salju, ternyata pukulan yang dipergunakannya
juga mengandung hawa dingin dari salju, bahkan melebihi dinginnya dari es itu
sendiri.
Swat Tocu memang telah
mempergunakan ilmu pukulan Inti Esnya, di mana dia telah berhasil mengambil
hawa inti es tersebut dari pusat bumi di bawah dasar pulaunya. Karena pulau
yang di tempatinya itu adalah pulau salju, yang sepanjang jaman selalu ditutupi
oleh salju. Tidak pernah terkena oleh cahaya matahari dan juga tidak pernah
mencair selama ribuan tahun, bahkan puluhan ribu tahun.
Dengan demikian pusat bumi di
bawah dasar pulau tersebut memiliki hawa yang dingin sekali, di mana hawa
dingin dari tumpukan salju sepanjang puluhan ribu tahun itu telah meresap ke
dalamnya dan terkumpulkan di pusat bumi, akhirnya merupakan inti Es yang paling
dingin sekali dan memiliki kemujijatan yang luar biasa. Justru Swat Tocu telah
menyedot Inti Es dari pusat bumi itu, di mana ia telah menyedot dan
mempergunakannya untuk latihan lweekangnya, yang berhasil mengumpulkan Inti Es
tersebut pada tan-tiannya, sehingga ia memiliki lweekang yang aneh dan luar
biasa selain membuatnya awet muda.
Sekarang dalam serangan
pertama, karena mengetahui lawannya yang muda usia itu adalah putera Yo Ko,
dengan sendirinya ia telah menyerang dengan ilmunya yang hebat itu. Tanpa angin
serangan dan tanpa suara, hanya hawa dingin belaka yang luar biasa menyerang Yo
Him, membungkusnya.
Dengan demikian, ia
menghendaki, sekali serang ini Yo Him bisa dilumpuhkannya. Telah cukup sering
Swat Tocu mendengar akan Oey Yok Su berlima dengan Ong Tiong Yang, Ang Cit
Kong, Auwyang Hong dan Toan Hong-ya, yang merupakan lima jago luar biasa di
daratan Tiong-goan. Lalu kemudian menyusul dengan nama-nama Kwee Ceng dan Yo
Ko. Malah yang terakhir itu, Yo Ko, akhirnya menjadi seorang jago maha sakti
yang kepandaiannya sudah tidak ada duanya di dunia ini. Maka Swat Tocu yang
mendengar hal itu jadi penasaran.
Hanya disebabkan ia tengah
melatih ilmunya yang mencapai tingkat kesembilan, merupakan tingkat penentuan
untuk menyempurnakan latihan ilmu Inti Esnya yang dia hisap dari pusat bumi
itu, membuat selama belasan tahun terakhir ia belum bisa meninggalkan pulau
Saljunya. Dan baru sekarang setelah ilmunya itu terlatih rampung dan sempurna,
ia meninggalkan pulaunya, dengan mengajak Biruang putihnya itu, yang
sesungguhnya merupakan Biruang Salju, yang menemaninya selama ia hidup di Pulau
Salju.
Usia Biruang tersebut telah
cukup tua, mungkin delapanpuluh tahun. Namun karena memang Biruang ini tinggal
di pulau Salju, sama halnya seperti juga Swat Tocu, maka ia awet muda, dan
panjang usia. Malah binatang itu telah dididik oleh Swat Tocu untuk melatih
ilmu silat.
Binatang buas itu walaupun
tidak bisa menerima keseluruhan dari ilmu yang diturunkan oleh Swat Tocu,
karena secerdik-cerdiknya Biruang Salju, tetap ia merupakan binatang, tapi
sebagian dari ilmu Swat Tocu telah berhasil dikuasainya dengan baik. Jika
memang baru menghadapi jago-jago yang memiliki kepandaian biasa saja, tentu
Biruang Salju itu bisa menghadapinya dengan baik.
Tadi justru dia menghadapi Liu
Ong Kiang yang dibantu oleh Yo Him, maka Biruang Salju menjadi tidak berdaya.
Karena ke dua orang itu justru dia merupakan manusia-manusia yang memiliki
kepandaian yang sangat tinggi.
Yo Him menyadari ancaman
bahaya yang tidak kecil untuk dirinya jika memang hawa dingin yang dilancarkan
oleh Swat Tocu itu semakin lama semakin kuat dan juga semakin dingin membungkus
tubuhnya. Cepat-cepat Yo Him menyedot hawa Tan-tiannya, lalu ia menyalurkan ke
seluruh pembulu jalan darahnya. Ia mempergunakan cara Yang-khie-lek, yaitu hawa
murni yang panas, guna menghadapi hawa dingin itu.
Seketika tubuhnya memancarkan
hawa yang panas sekali. Namun tetap saja hawa dingin yang menyelubungi sekujur
tubuhnya itu tidak juga tertembus oleh hawa Yang-khie-lek tersebut di mana
tampak Yo Him masih dikuasai oleh hawa dingin itu dengan rapat, membuat
tubuhnya jadi menggigil.
Terkejut sekali Yo Him
menghadapi kenyataan ini, namun ia tidak jeri. Sekali lagi Yo Him memusatkan
hawa Tan-tian dan mengemposnya dipergunakan untuk menerjang hawa dingin yang
menyelubungi tubuh itu.
Dengan demikian akhirnya
berangsur-angsur Yo Him telah berhasil mengurangi hawa dingin yang menguasai
dirinya, dan juga perlahan-lahan hawa panas dari Yang-khie-lek itu telah
menerobos menguap dari sekujur tubuhnya. Dan dengan berkurangnya hawa dingin
itu telah membuat Yo Him semakin bersemangat mengerahkan Yang-khie-lek nya
tersebut.
Dia berhasil menentang hawa
dingin tersebut, dan akhirnya Yo Him berhasil berdiri tetap di tempatnya tanpa
kurang suatu apapun.
Menyaksikan bahwa serangannya
yang pertama dengan mempergunakan tenaga inti esnya sebesar lima bagian masih
tidak bisa merubuhkan pemuda itu, Swat Tocu diam-diam jadi kagum sekali. Karena
boleh dibilang di dunia ini hanya beberapa orang saja yang sanggup menerima
serangan inti esnya sebesar lima bagian itu.
“Bagus!” memuji Swat Tocu
kemndian dengan suara yang nyaring. “Engkau berhasil menerima seranganku yang
pertama. Tetapi sekarang kau terimalah serangan yang ke dua!”
Yo Him waktu itu melihat Swat
Tocu telah menarik ke dua tangannya yang kemudian diputar-putarnya kembali,
untuk digerakkan perlahan, lalu mendorong lagi ke arah Yo Him. Jarak mereka
terpisah masih cukup jauh, namun dorongan yang kali ini dilakukan oleh Swat
Tocu, yang tetap tidak menimbulkan angin serangan itu telah menyambar hawa
dingin yang jauh lebih hebat dari hawa dingin yang sebelumnya, karena seketika
itu juga tubuh Yo Him seperti terbungkus oleh lapisan es yang tebal, di mana
juga hawa dingin itu jauh lebih dingin dari es manapun di dunia ini!
Ternyata Swat Tocu telah
mempergunakan delapan bagian dari tenaga Inti Esnya, dan ia juga telah
mempergunakan Inti Esnya itu dari tingkat ketujuh, dengan demikian merupakan
tingkat yang tinggi sekali dan belum pernah dipergunakannya. Sesungguhnya ilmu
Inti Es yang dilatih oleh Swat Tocu itu terdiri dari sembilan tingkat. Dan
tingkat kesembilan itu baru saja diselesaikannya, di mana telah rampung dan
sempurna ilmu Inti Esnya itu.
Sekarang dia mempergunakan
tingkat ketujuh, seharusnya merupakan tingkat yang sangat hebat, karena jika ia
sampai mempergunakan tingkat kesembilan, berarti ia telah mengerahkan seluruh
tenaga sinkangnya.
Begitu Swat Tocu mempergunakan
tingkat kesembilan, berarti selesailah ia menjalankan seluruh hawa inti es tersebut
disalurkan untuk membungkus tubuh lawannya.
Yo Him kaget bukan main
merasakan tubuhnya terbungkus hawa dingin yang jauh lebih dingin dari semula.
Pemuda ini sekarang tidak mau berdiam diri di situ terus, ia telah menyingkir
ke samping.
Tubuhnya bergerak sangat gesit
sekali, maksudnya menyingkir dari libatan hawa dingin itu.
Namun setiap kali Yo Him
menyingkir baik ke kiri atau ke kanan, hawa dingin itu tetap ikut padanya
karena ke dua tangan dari Swat Tocu yang teracungkan itu tetap di arahkan kepadanya.
Jika memang Yo Him bergerak
lebih cepat dan ke dua tangan dari Swat Tocu belum sempat teracung ke arahnya
mengikuti tubuh Yo Him yang bergerak ke kiri dan ke kanan, maka hawa dingin
yang tersalur dari ke dua tangan Swat Tocu itu telah mengenai tempat lain,
seperti undakan tangga di pintu atau juga batang-batang pohon di tepi jalan
tersebut, yang tumbuh sebagai pohon hias di muka rumah penginapan tersebut jadi
terbungkus oleh lapisan putih, yaitu salju.