Harpa Iblis Jari Sakti Chapter 62

Cit Seng Taysu tertawa dingin. "Percuma kau bohongi kami! Kau harus tahu, di sini terdapat semut beracun yang amat lihay. Siapa yang tergigit pasti akan tersiksa tiga hari tiga malam, kemudian mati secara mengenaskan! Pikirkanlah baik-baik!"

Toan Bok Ang merinding mendengar itu. Kalau sembarangan menyebut suatu tempat, sudah pasti mereka akan mengajaknya ke tempat itu! "Sebaiknya aku memberitahukan secara jujur saja!" pikirnya.

Tapi setelah gadis itu berpikir bolak balik, apabila semua benda pusaka itu jatuh ke tangan mereka, tentunya mereka akan bertambah jahat! Setelah berpikir sejenak, barulah ia berkata, "Aku bicara terus terang saja! Seh-locianpwee telah menghadiahkan lukisan itu padaku!"

Apa yang dikatakan Toan Bok Ang sungguh menggembirakan Kou Hun Siu dan kedua biarawati tua itu. Kou Hun Siu berkata duluan, "Kalau begitu, lukisan itu berada di mana sekarang? Cepat katakan!"

Toan Bok Ang menyahut, "Tapi Seh-locianpwee tidak memberi-tahukan padaku mengenai kegunaan lukisan itu. Aku pun tidak pernah berpikir kalau lukisan itu merupakan peta rahasia Lorong Rahasia Menembus Langit, karena itu aku...."

Kou Hun Siu dan kedua biarawati tua itu segera bertanya, "Kenapa kau?"

Sembari berkata Toan Bok Ang juga memikirkan suatu rencana. Lukisan itu pasti tidak boleh kurang sedikit pun, mengapa tidak menyimpannya sehelai? Karena itu dia pun berkata lagi, "Aku anggap lukisan itu sebagai suatu benda mainan, maka kugunakan senjata Sian Tian Sin So untuk memotong-motong lukisan itu jadi sehelai-helai!"

Cit Seng Taysu segera berkata, "ltu tidak masalah karena masih bisa disambung kembali! Sekarang berada di mana lukisan yang sudah jadi sehelai-sehelai itu?"

Toan Bok Ang merogoh ke dalam bajunya, kemudian dikeluarkannya sehelai-sehelai, namun secara diam-diam dia pun menyimpan sehelai. Setelah mengeluarkan barulah Toan Bok Ang berkata, "lnilah lukisan itu!"

Kou Hun Siu segera maju dan mengambilnya. Cit Seng Taysu juga maju sambil menjulurkan tangannya menotok jalan darah Tay Pai Hiat Toan Bok Ang sehingga gadis itu tidak bisa bergerak. Mereka bertiga lalu menyambung lukisan itu.

Berselang beberapa saat kemudian Cit Seng Taysu berkata, "Kelihatannya tidak benar, sepertinya ada yang kurang!"

Kou Hun Siu segera menyahut, "Geledah saja gadis itu!"

Mendengar itu Toan Bok Ang pun berkeluh dalam hati, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sedangkan Cit Seng Taysu sudah mendekatinya sekaligus merogoh ke dalam baju Toan Bok Ang. Dengan gampang sekali ia mengambil sehelai sisa lukisan tersebut. Mereka bertiga mulai menyambung lagi.

Berselang beberapa saat terdengar Cit Seng Taysu berseru girang, "Di sini! Seh Sih pernah berkata padaku, asal berhasil mencari sampai di sini dan melakukannya berdasarkan ini, maka semua perangkap Empat Puluh Sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit pasti akan berhenti!"

Saat ini mereka bertiga terus memperhatikan lukisan yang telah disambung itu, sedangkan Toan Bok Ang yang tergeletak di lantai mendadak melihat ada sepasang lengan diangkat ke atas perlahan-lahan. Sepasang tangan itu pun memegang sebatang paku Thian Lang Teng (Paku Srigala Langit)! Melihat itu Toan Bok Ang mengira matanya lamur. Namun setelah melihat dengan penuh perhatian, ternyata yang mengangkat sepasang tangan itu adalah Kou Hun Siu!

Kedua batang paku Thian Lang Teng yang hitam bergemerlapan perlahan-lahan mengarah punggung Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kurus itu! Bukan main terkejutnya Toan Bok Ang melihat itu sehingga sekujur badannya jadi merinding! Jelas Kou Hun Siu berniat jahat, ingin menyerakahi peta rahasia tersebut! Jalan darahnya tertotok oleh Cit Seng Taysu. Ingin ia bersuara memperingatinya, namun tak dapat bersuara. Toan Bok Ang melihat dengan mata tak berkedip, sementara Cit Seng Taysu masih belum tahu bahaya sedang mengancam.

Cit Seng Taysu masih menunjuk peta rahasia itu seraya berkata, "Di sini, kalian lihat! Pusat penggerak semua perangkap berada di sini, mau menemukan itu harus turun dari sini! Namun masih harus melewati suatu formasi aneh. Cara melewati formasi aneh itu terdapat di sini pula!"

Kou Hun Siu segera menyahut, "Tidak salah, esok kita berangkat ke sana!"

Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kurus itu menyahut serentak, "Bagus...?!"

Ketika mereka berdua menyahut demikian, paku Thian Lang Teng di tangan Kou Hun Siu pun ditekan ke bawah! Terdengar Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kurus itu berteriak aneh, kemudian badan mereka bertiga terpencar! Karena Kou Hun Siu turun tangan dengan menggunakan delapan bagian tenaga murninya, lagi-pula kedua batang paku Thian Lang Teng mengandung racun dan cukup panjang, maka paku tersebut menusuk tepat di jalan darah Leng Tay Hiat mereka! Setelah mereka bertiga terpencar, Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kurus pun roboh gedebuk di lantai. Nafas biarawati tua pendek kurus putus seketika, sedangkan Cit Seng Taysu masih kuat bersuara.

"Kou Hun Siu, kau... kau sungguh keji!"

Kou Hun Siu tertawa gelak. Dia tidak usah menyahut apa-apa, karena seusai Cit Seng Taysu berkata nyawanya pun melayang! Wajahnya berubah kehijau-hijauan, sepasang matanya melotot, sungguh menyeramkan wajah Cit Seng Taysu setelah mati! Walau Toan Bok Ang telah menduga kejadian tersebut, tapi hatinya tetap merasa terkejut sekali! Kou Hun Siu tertawa dingin sambil memandang kedua sosok mayat itu, kemudian mengambil peta rahasia dan melesat ke hadapan Toan Bok Ang.

Begitu sampai di hadapan gadis itu, Kou Hun Siu pun mengangkat sebelah tangannya ingin memukul gadis itu! Betapa terkejutnya Toan Bok Ang! Tetapi setelah tangan Kou Hun Siu terangkat ke atas, mendadak Kou Hun Siu membatalkan niat jahatnya. Ia hanya menepuk ringan di bahu gadis itu! Tepukan itu membebaskan jalan darah Toan Bok Ang yang tertotok. Toan Bok Ang segera bangkit berdiri.

Kou Hun Siu menatapnya seraya berkata, "Bocah perempuan, berhubung kau pernah memasuki Lorong Rahasia itu, maka kau harus ikut ke sana!"

Toan Bok Ang berusaha tenang. "Kou Hun Siu, kau telah terjebak oleh siasat busuk biarawati tua bangsat itu!"

Kou Hun Siu tertegun mendengar jawaban Toan Bok Ang itu. "Apa maksud perkataanmu itu?" tanyanya dengan wajah ragu-ragu.

Toan Bok Ang menjelaskan, "Peta rahasia ini merupakan urusan puluhan tahun lalu. Kini Lorong Rahasia itu telah berubah!"

"Bagaimana kau tahu itu?!" bentak Kou Hun Siu dengan sengit.

Toan Bok Ang tidak menghendaki semua benda pusaka jatuh ke tangan Kou Hun Siu, maka ia pun segera menyahut, "Seh-locianpwee yang memberitahukan padaku!"

"Hahaha! Bagus! Kalau begitu kau pasti tahu jelas tentang Lorong Rahasia itu, maka harus ikut aku ke sana!" jawab Kou Hun Siu sambil tertawa gembira.

Mendengar jawaban Kou Hun Siu, Toan Bok Ang mengeluh dalam hati.

Mendadak Kou Hun Siu memegang tangannya. Sambil tertawa licik ia berkata, "Bocah perempuan, tadi kau sudah menyaksikan tindakanku! Karena itu jangan macam-macam! Aku juga tidak akan terlampau serakah, kau pasti akan memperoleh sedikit benda pusaka yang ada di situ!"

Toan Bok Ang telah menyaksikan tindakan Kou Hun Siu yang amat keji itu, mana mungkin ia mempercayainya? Akan tetapi Kou Hun Siu telah mencengkeram nadinya, kemudian menariknya ke luar dari kuil itu. Malam itu juga mereka meninggalkan Gunung Cing Gu San. Sepanjang jalan Toan Bok Ang tidak bisa berkutik sama sekali sebab dirinya telah dikuasai oleh Kou Hun Siu!

Setelah melakukan perjalanan hampir sebulan lamanya barulah mereka tiba di gunung Tangkula San. Begitu tiba di gunung Tangkula San, Kou Hun Siu pun sering mengeluarkan peta rahasia yang telah disambung itu untuk diteliti. Sedangkan Toan Bok Ang pun menjadi semakin heran dan tak habis pikir karena arah yang mereka tuju bukanlah ke arah istana Mo Kiong, bahkan sebaliknya, makin lama semakin menjauhi istana tersebut!

Saking tak tahan akhirnya Toan Bok Ang bertanya, "Kau mau ke mana?"

Kou Hun Siu tertawa dingin sambil menyahut, "Kau masih berpura-pura dan ingin membohongiku?"

Mendengar sahutan itu Toan Bok Ang pun jadi tercengang. Namun Toan Bok Ang merupakan gadis cerdas. Setelah berpikir sejenak, dia pun tahu kalau Kou Hun Siu tetap mengiranya tahu tentang Lorong Rahasia itu. Diam-diam Toan Bok Ang menghela nafas, kemudian berkata, "Kou Hun Siu, kau telah terjebak oleh biarawati tua bangsat itu!"

Kou Hun Siu tertawa gelak. "Hahaha! Bocah perempuan, legakanlah hatimu! Sebab biarawati tua itu sama sekali tidak tahu kalau aku berniat jahat terhadapnya, karena itu tidak mungkin dia akan menjebakku! Ayo, cepat jalan!"

Dalam hati Toan Bok Ang tetap merasa heran dan tidak habis berpikir! Dia masih ingat arah yang menuju ke istana Mo Kiong! Tapi saat ini arah yang dituju Kou Hun Siu justru menuju ke arah belakang istana Mo Kiong! Kalau tujuannya mengarah pada Lorong Rahasia Menembus Langit, lalu mengapa menempuh jalan itu? Apakah masih terdapat suatu tempat Iain yang dapat menuju ke Lorong Rahasia itu? Walau berpikir begitu, namun Toan Bok Ang sudah tidak mau banyak bertanya lagi, ia hanya mengikuti saja kemana pun Kou Hun Siu berjalan. Malam harinya mereka berdua bermalam di dalam gunung.

Keesokan paginya barulah mereka melanjutkan perjalanan. Ketika tengah hari, Kou Hun Siu mengeluarkan peta rahasia itu lagi, lalu ditelitinya. Berselang sesaat dia mendekati sebuah batu besar. Terdengar dia mengeluarkan seruan girang, wajah pun berseri-seri, sepertinya menemukan sesuatu yang amat menggembirakan hatinya. Toan Bok Ang pun menjadi penasaran. Ia ikut maju dan memandangi batu besar itu. Tampak batu besar itu bentuknya amat aneh, tetapi di dalam gunung itu memang banyak batu besar yang berbentuk aneh. Lalu mengapa Kou Hun Siu ketika melihat batu besar itu kelihatan begitu girang? Apakah batu besar itu punya hubungan dengan Empat Puluh Sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit?

Saat Toan Bok Ang sedang berpikir, Kou Hun Siu pun menyimpan peta rahasia itu. Kemudian Kou Hun Siu mengerahkan tenaganya untuk mendorong batu besar tersebut. Toan Bok Ang yang berdiri di sampingnya sama sekali tidak bersuara. Sekujur badan Kou Hun Siu mengeluarkan suara tulang berderak. Tak berapa lama sekujur badan Kou Hun Siu pun mengeluarkan uap putih, pertanda dia telah mengerahkan lweekang hingga pada puncaknya. Batu besar itu tetap tak bergeming dari tempatnya.

Kou Hun Siu menoleh ke arah Toan Bok Ang. Ia mendengus dingin dan berkata, "Bocah perempuan, kemarilah! Bantu aku mendorong batu ini!"

Toan Bok Ang maju selangkah sambil menyahut dengan ketus, "Batu yang sedemikian besar banyak terdapat di gunung Tangkula ini. Hingga kapan akan habis didorong?"

Wajah Kou Hun Siu langsung berubah. "Kau jangan berpura-pura! Aku tidak percaya tua bangka Seh tidak memberitahukan padamu! Untuk menuju ke pusat penggerak semua perangkap, harus melalui sini! Apabila kita berhasil mendorong batu besar ini, tapi tidak tampak pusat penggerak itu, aku harus membuat perhitungan denganmu!"

Mendengar itu bukan main terkejutnya Toan Bok Ang. Setelah berpikir sejenak Toan Bok Ang lalu bertanya, "Bagaimana kau tahu?"

Kou Hun Siu tertawa dingin. "Jongkokkan badanmu dan lihat! Punggung batu besar ini dengan kedua puncak yang di sebelah kiri dan kanan kelihatannya satu garis, persis seperti yang tertera di dalam peta rahasia. Aku bukan anak kecil, lho! Ayo, cepat bantu aku mendorong!"

Toan Bok Ang tahu, ketika masih muda Mo Liong Seh Sih dan Cit Seng Taysu punya hubungan akrab. Tentunya Mo Liong Seh Sih juga memberitahukan tentang rahasia peta tersebut kepada Cit Seng Taysu. Apabila rahasia tersebut dapat diketahui oleh Kou Hun Siu, pasti saat mereka meneliti peta tersebut di dalam kuil, Cit Seng Taysu pun telah menjelaskan mengenai rahasia itu. Berarti kemungkinan besar memang benar bahwa pusat penggerak perangkap Lorong Rahasia berada di bawah batu besar itu! Apabila Kou Hun Siu berhasil menemukan pusat penggerak perangkap tersebut, akibatnya pasti sulit dibayangkan!

Tadi Toan Bok Ang melihat Kou Hun Siu telah mengerahkan seluruh tenaganya, namun masih tidak berhasil mendorong batu besar itu. Oleh karena itu gadis itu berkata, "Betapa tingginya lweekang-mu, namun kau masih tidak berhasil mendorong batu besar itu! Maka kalau pun aku membantu, sudah pasti tiada gunanya!"

"Kau tidak mau bantu?!" bentak Kou Hun Siu dengan mata menyorot bengis dan penuh hawa membunuh.

Ketika menyaksikan cahaya mata Kou Hun Siu, Toan Bok Ang pun tidak berani membantah lagi. "Baik, aku akan membantumu!"

Gadis itu maju dua langkah. Lengannya yang tinggal sebelah itu ditaruh di sisi batu besar. Berselang sesaat sekujur badannya pun mengeluarkan suara tulang berderak. Kelihatannya Toan Bok Ang telah mengerahkan seluruh tenaganya, namun sesungguhnya ia hanya mengerahkan lweekang-nya sampai di telapak tangannya, ia tidak mengeluarkan untuk mendorong batu besar itu. Sementara Kou Hun Siu masih terus mengerahkan lweekang-nya, akan tetapi batu besar itu tetap tak bergeming!

Betapa penasarannya Kou Hun Siu. Mendadak ia membentak keras sambil mengerahkan lweekang-nya menerjang ke arah Toan Bok Ang! Ternyata Kou Hun Siu sudah tahu akan perbuatan gadis itu! Bukan main terkejutnya Toan Bok Ang, karena terjangan tenaga itu amat kuat dan dahsyat sekali! Tanpa banyak berpikir Iagi, lengan gadis itu langsung memeluk tonjolan batu besar yang di ujung. Akan tetapi terjangan tenaga itu justru bertambah kuat dan dahsyat! Toan Bok Ang mengeluh dalam hati. Ia yakin dirinya pasti akan terluka dalam! Namun mendadak badannya berputar diterjang oleh tenaga itu!

Toan Bok Ang menjadi terheran-heran, begitu pula Kou Hun Siu! Dia kelihatan tertegun! Kou Hun Siu memandang dengan penuh perhatian, seketika dia bersorak penuh kegembiraan! Ternyata Kou Hun Siu telah melihat secara jelas, tadi yang berputar bukan badan Toan Bok Ang melainkan batu besar itu lantaran diterjang oleh tenaga Kou Hun Siu! Kini barulah Kou Hun Siu mengerti, mengapa batu besar itu tidak dapat didorong, ternyata harus diputar! Setelah mengetahui akan hal itu, Kou Hun Siu pun segera membentak,

"Minggir kau!"

Toan Bok Ang cepat-cepat mundur, sedangkan Kou Hun Siu terus memutar batu besar itu hingga beberapa kali putaran! Tak lama terdengarlah suara yang menggelegar, batu besar itu telah roboh! Kou Hun Siu segera mendekat. Ia tertawa gelak sambil menjulurkan tangannya ke bawah! Walau saat ini Toan Bok Ang berkesempatan untuk melarikan diri, namun dia justru berpikir, kepandaian Kou Hun Siu amat tinggi, belum tentu dia berhasil melarikan diri! Lagi-pula dia pun tidak akan membiarkan Kou Hun Siu memperoleh semua benda pusaka yang disimpan di dalam gudang pusaka itu, ia harus.
berupaya menggagalkannya! Karena itu bukannya melarikan diri, sebaliknya dia malah mendekat sekaligus melihat.

Wajah Kou Hun Siu tampak kecewa, ia menarik kembali tangannya. Saat ini Toan Bok Ang sudah melihat dengan jelas, ternyata di situ terdapat sebuah lubang yang tidak tampak dasarnya. Jelas tadi Kou Hun Siu menjulurkan tangannya dan merogoh ke bawah, tapi ia tidak berhasil merogoh suatu benda apa pun di situ. Setelah menarik tangannya, Kou Hun Siu pun menatap Toan Bok Ang dengan mata tak berkedip.

Kou Hun Siu kemudian membentak sengit "Apakah telah kau ambil?"

Toan Bok Ang menyahut, "Kalau aku tahu di bawah batu besar itu terdapat suatu rahasia, biar aku mati tertembus ribuan pedang dan terbacok ribuan golok!"

Mendengar sumpah berat itu, Kou Hun Siu pun jadi diam. Dia menundukkan kepala seraya berpikir. Setelah itu mendadak ia melancarkan sebuah pukulan ke arah batu besar itu.

"Bum!" permukaan batu besar itu hancur berterbangan kemana-mana.

Kou Hun Siu memungut beberapa hancuran batu, lalu dilemparkannya ke dalam lubang itu.

"Ting!" terdengar suara yang amat nyaring di dalam lubang tersebut.

Wajah Kou Hun Siu kembali berseri. "Di dasar lubang ini!"

Toan Bok Ang berkata dingin, "Kalau berada di dasar lubang ini, ambil saja sendiri! Mengapa harus berteriak-teriak?"

Kou Hun Siu mendengus dingin. Dia mundur dua langkah dan tangannya bergerak, seketika terlihat cahaya halus berkelebat, ternyata Kou Hun Si sudah berada di tangannya. Dia menatap Toan Bok Ang sambil tertawa dingin dan berkata, "Kau kira aku tidak punya akal untuk mendapatkannya?"

Begitu melihat Kou Hun Siu mengeluarkan senjata Kou Hun Si, Toan Bok Ang pun menghela nafas panjang. Ketika mendengar suara denting di dalam lubang, Toan Bok Ang tahu di dalam lubang itu pasti terdapat suatu benda, maka dia memanasi hati Kou Hun Siu agar menggunakan ilmu melemaskan tulang untuk masuk ke dalam lubang itu! Apabila Kou Hun Siu masuk ke dalam lubang itu, Toan Bok Ang pun punya akal untuk menutup lubang tersebut agar Kou Hun Siu tidak dapat keluar lagi! Tetapi ketika melihat Kou Hun Siu mengeluarkan senjata Kou Hun Si, kandaslah harapan satu-satunya itu! Toan Bok Ang pun berpikir, apakah Thian (Tuhan) akan membiarkan Kou Hun Siu memperoleh semua benda pusaka itu?

Sementara Kou Hun Siu telah mengulurkan senjata Kou Hun Si ke dalam lubang itu. Sebelum diulur habis, sudah terdengar suara denting di dasar lubang tersebut! Itu pertanda ujung senjata Kou Hun Si yang menyerupai kaitan telah membentur suatu benda sehingga menimbulkan suara tersebut. Mendadak tangan Kou Hun Siu bergerak ke atas, ternyata dia telah menarik senjata Kou Hun Si-nya. Tampak cahaya hitam berkilat-kilat meluncur ke atas, terlihat pula cahaya yang keemasan terus mengeluarkan bunyi denting tak henti-hentinya. Kou Hun Siu cepat-cepat menjulurkan tangannya menyambut kedua benda yang meluncur ke atas.

Toan Bok Ang langsung memperhatikan ke situ. Tangan Kou Hun Siu telah memegang dua buah kunci, yang satu panjang dan berwarna hitam, dan yang lainnya agak pendek berwarna kuning keemasan. Setelah melihat kedua buah kunci itu, Kou Hun Siu jadi tertegun. Kemudian ia memandang Toan Bok Ang.

"Bocah perempuan, kau tahu tua bangka Seh membuat permainan apa?" tanyanya.

Ketika melihat Kou Hun Siu telah memperoleh kedua buah kunci itu, hati Toan Bok Ang pun tersentak! Namun saat mendengar pertanyaan yang diajukan Kou Hun Siu, hatinya pun tergerak dan sengaja bersikap misterius. "Bukankah kau sudah tahu semuanya?"

Kou Hun Siu mendengus dingin. Ia berkata dengan sengit, "Bila tiba saatnya, aku tidak takut kau tidak memberi-tahukannya! Cepat ikut aku pergi!"

"Mau kemana lagi?" tanya Toan Bok Ang dengan ketus.

"Setiba di sana, kau pasti tahu!" sahut Kou Hun Siu tak kalah sengit.

Toan Bok Ang tidak bicara lagi, ia langsung mengikuti Kou Hun Siu menuju ke depan. Sepanjang jalan tak henti-hentinya Kou Hun Siu meneliti peta rahasia yang dibawanya, lalu menengok ke timur dan ke barat. Jalan yang ditempuhnya amat sunyi. Tak lama mereka sudah melewati dua puncak dan tiba di satu tempat yang tiada jalannya, hanya terdapat batu curam dan dinding lembah.

Di lembah itu sama sekali tidak terdapat pohon mau pun rumput. Begitu melihat keadaan lembah tersebut Toan Bok Ang yakin Kou Hun Siu pasti akan segera pergi. Ternyata dugaan Toan Bok Ang meleset, sebab Kou Hun Siu terus maju dengan penuh kegembiraan. Berselang sesaat tibalah mereka di sisi sebuah dinding batu. Setelah diperhatikan dengan seksama, Kou Hun Siu langsung tertawa gelak.

"Memang di sini!" katanya.

Toan Bok Ang memandang ke dinding batu itu, di situ terdapat sebuah lubang mirip lubang kunci. Kou Hun Siu segera memasukkan kunci besar warna hitam ke dalam lubang tersebut. Setelah berputar beberapa kali, tiba-tiba di dinding batu itu muncul sebuah pintu batu! Seketika terdengar suara air menderu-deru. Ketika melihat ke dalam, ternyata ada sebuah lembah kecil di sana. Di dalam lembah kecil itu terlihat air terjun yang cukup tinggi. Yang menderu-deru itu adalah suara air terjun tersebut! Di bawah air terjun tampak ribuan roda kecil sedang berputar-putar diterjang air terjun! Menyaksikan itu, Kou Hun Siu bersorak kegirangan.

Kou Hun Siu segera menarik tangan Toan Bok Ang seraya membentak, "Masuk!"

Mereka berdua memasuki pintu batu, tak lama mereka sudah berada di dalam lembah kecil itu. Kou Hun Siu mengeluarkan peta rahasia, diperhatikannya peta itu dengan cermat sekali! Setelah itu Kou Hun Siu mendekati sisi air terjun. Di situ terdapat batu yang berbentuk segi empat panjang, di atas batu itu terlihat sebuah lubang kecil. Kou Hun Siu segera memasukkan kunci kecil warna kuning keemasan ke dalam lubang tersebut! Begitu kunci tersebut dimasukkan ke dalam lubang itu, seketika terdengar suara berderak.

Sebuah roda besar di bawah air terjun langsung tergeser ke samping kira-kira dua depa. Ternyata roda besar itulah yang menggerakkan semua roda kecil, sedangkan roda besar tersebut dapat terus menerus bergerak tanpa henti karena curahan air terjun yang menimpanya. Kini roda besar itu sudah tergeser dua depa jauhnya, otomatis tidak terkena curahan air terjun dan berhenti bergerak. Di saat bersamaan semua roda kecil pun serentak ikut berhenti bergerak!

Kou Hun Siu bersiul panjang saking girang, kemudian mencabut kunci kecil itu! Akan tetapi begitu kunci kecil itu dicabut, roda besar itu pun bergeser ke bawah air terjun lalu bergerak lagi dan membuat semua roda kecil kembali bergerak! Kou Hun Siu mencoba beberapa kali, setelah itu ia membiarkan kunci kecil itu tetap berada di dalam lubang tersebut. Kemudian Kou Hun Siu langsung menarik Toan Bok Ang meninggalkan lembah kecil itu.

"Kini kita boleh pergi mengambil benda-benda pusaka itu!" katanya.

Setelah roda besar itu tergeser dari bawah air terjun, maka Empat Puluh Sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit sudah berubah jadi lorong biasa. Pada waktu bersamaan Lu Leng dan Tam Goat Hua justru sedang menempuh bahaya melewati sepuluh pasang orang-orangan batu. Ketika Tam Goat Hua menggunakan rantai besinya menghantam lantai lorong di depannya maka tidak terjadi apa pun, sebab semua perangkap sudah tidak berfungsi lagi. Kalau mereka berdua mengetahui hal itu, pasti mereka segera memasuki gudang pusaka dan mengambil semua benda pusaka yang ada dan tidak akan terjadi apa-apa!

Tetapi mereka berdua justru tidak menyangka kalau semua perangkap yang ada akan berhenti dan tidak berfungsi lagi. Lagi-pula beberapa orang yang memasuki Lorong Rahasia itu masih belum ketahuan jejak mereka, sudah mati atau masih hidup, mereka berdua sama sekali tidak tahu! Mereka berdua bukan takut mati, melainkan tidak boleh mati! Hal inilah yang membuat mereka berdua merasa ragu-ragu untuk memasuki gudang pusaka itu, dan kesempatan emas pun hilang sia-sia!

Sedangkan Kou Hun Siu terus menarik Toan Bok Ang menuju ke istana Mo Kiong. Walau terus ditarik, tapi gadis itu pun terus berpikir mencari akal untuk menghadapi Kou Hun Siu. Setelah memasuki istana Mo Kiong, Toan Bok Ang telah memperoleh suatu akal. Mendadak ia tertawa dingin.

"Kou Hun Siu, meski pun Cit Seng Taysu telah mati di tanganmu, namun dia masih bisa menuntut balas!" Toan Bok Ang berkata.

Hati Kou Hun Siu tersentak mendengar perkataan Toan Bok Ang. Ia segera bertanya, "Bocah perempuan, kau mengeluarkan kentut apa?"

Toan Bok Ang bersikap serius dan misterius. Kemudian ia menyahut, "Aku cuma berkata seorang diri, peduli amat denganmu!"

Kou Hun Siu mendengus. Ia meremas tangan Toan Bok Ang sambil mengerahkan lweekang-nya sehingga membuat gadis itu menjerit-jerit! Sebaliknya Kou Hun Siu malah tertawa. Berselang sesaat barulah ia membentak keras, "Kau katakan tidak?! Kalau kau tidak katakan, lenganmu yang tinggal sebelah ini akan kubuntungkan juga!"

Toan Bok Ang menyahut terputus-putus, "Ba... baik, akan kukatakan...."

Kou Hun Siu langsung mengendurkan tangannya. Toan Bok Ang menarik nafas lega. Saat ini mereka berdua sudah berada di depan pintu masuk Lorong Rahasia itu.

Kou Hun Siu membentak lagi, "Jangan macam-macam! Cepat katakan!"

Toan Bok Ang mengangguk. "Baik, aku katakan agar kau tidak berniat mengambil benda pusaka itu! Terus terang, semua perangkap yang berada di dalam Lorong Rahasia dibagi jadi dua bagian! Yang berhenti itu cuma merupakan sebagian saja!"

Apa yang dikatakan Toan Bok Ang hanya dusta belaka, namun Kou Hun Siu justru menanggapi dengan serius. Sebab Mo Liong Seh Sih pernah membawa Toan Bok Ang ke dalam gudang pusaka, bahkan juga menghadiahkannya senjata Sian Tian Sin So. Itu pertanda Mo Liong Seh Sih amat menyayanginya, maka apa yang dikatakan Toan Bok Ang, mau tidak mau Kou Hun Siu harus percaya. Air mukanya tampak berubah.

"Bagaimana cara menghentikan perangkap yang sebagian lagi?" Kou Hun Siu kemudian bertanya.

"Tiada caranya! Kalau pun Seh-locianpwee masih hidup, juga tidak mampu menghentikannya!" sahut Toan Bok Ang.

Kou Hun Siu membentak, "Omong kosong! Kalau begitu tiada seorang pun yang bisa memasuki gudang pusaka, termasuk tua bangka Seh itu?"

Toan Bok Ang hanya berkata bohong, tak disangka Kou Hun Siu justru berhasil mengetahui kebohongannya. Tapi Toan Bok Ang tidak akan mundur, sebaliknya malah berkata lagi, "Asal dapat menghindari perangkap itu, tentunya bisa memasuki gudang pusaka!"

Kou Hun Siu langsung tertawa gelak. "Hahaha!"

Mendadak Kou Hun Siu mencengkeram jalan darah Nau Hu Hiat di belakang leher gadis itu, lalu membentak, "Jangan membuang waktu! Bagaimana cara berjalan, sudah pasti kau tahu jelas! Cepat masuk!"

Toan Bok Ang betul-betul mengeluh dalam hati. Saat ini semua perangkap di dalam Lorong Rahasia telah berhenti. Mereka berdua masuk ke dalam, setelah menikung beberapa kali tibalah mereka di tempat orang-orangan batu itu! Oleh karena itu Lu Leng dan Tam Goat Hua mendengar pembicaraan mereka. Setelah mendengar jelas, barulah mereka berdua bersembunyi di balik sebuah orang-orangan batu. Kalau semua perangkap tidak berhenti, saat berada di belakang orang-orangan batu itu Lu Leng dan Tam Goat Hua pasti akan mati, sebab akan menyembur ke luar ribuan jarum beracun dari punggung orang-orangan batu tersebut!

Sementara setelah Toan Bok Ang mengatakan begitu, hati Kou Hun Siu pun jadi tidak tenang dan waswas! Karena itu Kou Hun Siu terus memperhatikan langkah Toan Bok Ang dan mengikutinya dengan hati-hati sekali! Saat itulah Lu Leng serta Tam Goat Hua berhasil melancarkan serangan serentak ke arahnya. Kini walau Toan Bok Ang telah terluka parah, namun ia masih dapat melihat dengan jelas semua kejadian itu!

Gadis itu tahu, Kou Hun Siu pasti tidak akan mempercayai apa yang dikatakannya tadi. Tidak diragukan lagi, apabila sekarang ini Kou Hun Siu kabur, pasti ia kembali ke lembah kecil tersebut untuk mencabut kunci kecil yang ada di sana. Lembah kecil itu tidak begitu jauh dari istana Mo Kiong, lagi-pula Kou Hun Siu memiliki ilmu ginkang yang amat tinggi, dalam waktu singkat pasti segera tiba di sana. Maka keadaan dalam Lorong Rahasia itu menjadi amat berbahaya sekali!

Karena itu ketika Toan Bok Ang melihat Lu Leng dan Tam Goat Hua tenang-tenang saja, telah membuat Toan Bok Ang menjadi semakin panik dan cemas! Tapi karena lukanya maka ia tidak mempunyai tenaga untuk berbicara dan menjelaskan apa yang ada di dalam hatinya. Toan Bok Ang menyuruh mereka berdua segera mundur, kalau pun dirinya tidak dibawa serta, dia juga akan merasa rela dan puas. Namun apa yang dikatakan Toan Bok Ang tadi malah membuat Lu Leng dan Tam Goat Hua terheran-heran! Sebab kini mereka berdua sudah berada di atas angin dan boleh memasuki gudang pusaka untuk mengambil benda pusaka yang dibutuhkan! Bagaimana mungkin mundur di saat seperti ini?

Ketika melihat Lu Leng dan Tam Goat Hua tidak menghiraukan peringatannya, Toan Bok Ang bertambah panik dan cemas, akhirnya malah pingsan! Setelah gadis itu pingsan, hati Lu Leng dan Tam Goat Hua pun tergerak.

Lu Leng memandang Toan Bok Ang seraya berkata pada Tam Goat Hua, "Kakak Goat, aku pikir pasti ada suatu sebab!"

Tam Goat Hua mengangguk. "Betul! Lebih baik kita menuruti perkataannya dulu, setelah mundur barulah kita berunding lagi. Kita tidak usah tergesa-gesa memasuki gudang pusaka itu!"

"Ya!" sahut Lu Leng.

Tam Goat Hua segera menjongkokkan badannya. Dia membopong Toan Bok Ang, lalu bersama Lu Leng melesat ke luar. Setelah tiba di luar pintu masuk, justru tidak terjadi apa pun di dalam Lorong Rahasia itu.

Lu Leng berkata dengan heran, "Kakak Goat, kok tidak terjadi apa-apa?"

Tam Goat Hua tampak tertegun. "Benar, tidak terjadi...."

Belum juga Tam Goat Hua usai menyahut, di depan mata mereka mendadak berubah gelap. Lorong Rahasia itu pun sudah tidak kelihatan! Di saat bersamaan lantai yang mereka injak juga bergerak, membuat mereka terjatuh ke bawah! Betapa terkejutnya mereka karena perubahan yang mendadak itu, namun mereka masih keburu saling menggenggam tangan. Badan mereka terus merosot ke bawah beberapa depa! Mereka pun segera mengerahkan hawa murni.

Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki dan seorang wanita, "Adik Leng, kalian ya?"

Mendengar suara itu, Tam Goat Hua pun tahu itu adalah suara Tam Ek Hui, kakaknya. Betapa girangnya hati Tam Goat Hua. Tadi dia berniat mencelat ke atas, kini justru dibatalkannya. Tak seberapa lama mereka sudah menginjak dasar. Tampak sinar kehijau-hijauan, ternyata mereka berada di sebuah kamar rahasia. Terlihat pula Tam Ek Hui dan Han Giok Shia menghampiri mereka.

"Di mana yang lain?" mereka langsung bertanya.

Tam Goat Hua menengok kesana-kemari. Kamar rahasia itu hanya beberapa depa persegi. Di dinding terdapat dua butir mutiara yang memancarkan sinar kehijau-hijauan, di sisi kedua butir mutiara ada beberapa lubang kecil.

Setelah Tam Goat Hua menaruh Toan Bok Ang di bawah, baru dia menyahut, "Panjang sekali kalau dituturkan. Setelah kalian masuk kemari, kalian bertemu apa sih?"

Tam Ek Hui menyahut, "Tidak bertemu apa pun. Kami sepertinya melihat sesosok bayangan, kemudian lantai yang kami injak itu berputar-putar. Setelah itu meluncur ke luar dari sebuah pipa, tahu-tahu sudah berada di sini! Kami sudah menggunakan berbagai cara, tapi sama sekali tidak bisa keluar dari sini! Oh ya, bagaimana kalian bisa ke mari?"

Tam Goat Hua sedang menotok jalan darah Toan Bok Ang agar gadis itu siuman. Dia menyahut, "Panjang sekali bila diceritakan, biar adik Leng saja yang menceritakannya!"

Lu Leng mengangguk, lalu menceritakan bagaimana Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan isterinya menotok jalan darahnya dan jalan darah Tam Goat Hua dan lain sebagainya. Seusai Lu Leng menceritakan itu, Toan Bok Ang pun perlahan-lahan siuman.

Begitu siuman gadis itu langsung berkata, "Kini... kita berada di mana?"

Tam Goat Hua menyahut, "Ketika kau pingsan, kami pun cepat-cepat mundur dari Lorong Rahasia itu! Setelah mundur Lorong Rahasia itu pun berubah, kemudian kami jatuh di kamar rahasia ini!"

Toan Bok Ang berusaha bangkit berdiri, lalu menengok kesana-kemari. Ia menarik nafas lega. "Kelihatannya... hanya terkurung di sini, tidak akan ada perubahan apa lagi. Untung kalian mendengar perkataanku!"

Lu Leng memandangnya seraya berkata, "Kakak Ang, kami ingin bertanya padamu. Mengapa kau mengharuskan kami mundur dari Lorong Rahasia itu?"

Toan Bok Ang menyahut perlahan, "Panjang sekali jika dituturkan!"

"Lukamu amat parah, tuturkan perlahan-lahan saja!" kata Tam Goat Hua.

Toan Bok Ang mengangguk. "Aku sudah membaik. Kou Hun Siu berhasil menemukan pusat penggerak perangkap-perangkap di Lorong Rahasia, kunci berada di tangannya! Dia... bisa menghentikan dan menggerakkan kembali semua perangkap itu!"

Betapa terkejutnya semua orang mendengar itu.

Lu Leng segera bertanya, "Bagaimana dia memperoleh itu?"

Toan Bok Ang memandang Lu Leng seraya menyahut, "Adik Leng, kau masih ingat ketika kita berada di dalam makam nyonya Seh Sih lalu menemukan sebuah lukisan?"

Begitu mendengar Toan Bok Ang mengungkit tentang itu, wajah Lu Leng langsung berubah kemerah-merahan. "lngat!" sahutnya.

Toan Bok Ang menarik nafas dalam-dalam. "Lukisan itu adalah peta rahasia lorong yang berperangkap itu!"

Toan Bok Ang berhenti sejenak, kemudian menutur tentang semua kejadian. Semua orang mendengar dengan penuh perhatian.

Seusai Toan Bok Ang menutur barulah Lu Leng berkata, "Kalau begitu, Kou Hun Siu pasti akan menghentikan semua perangkap, lalu kemari mengambil benda pusaka!"

Han Giok Shia berkata, "ltu sudah pasti, namun kita tidak bisa keluar. Kau punya akal apa?"

Tam Goat Hua menghela nafas panjang, setelah itu ia berkata, "Kalau semua benda pusaka itu jatuh ke tangan Kou Hun Siu, walau kita berhasil memperoleh Panah Bulu Api dan membasmi Liok Ci Khim Mo, di dalam dunia persilatan tetap tidak akan aman!"

Mereka berempat tampak termangu. Berselang sesaat Lu Leng bangkit berdiri.

"Kita tidak bisa terus diam menunggu mati, kita harus pikirkan suatu jalan untuk keluar dari sini!" Lu Leng berkata.

"Kami berdua sudah mencoba..." sahut Tam Ek Hui. Berkata sampai di sini mendadak wajah Tam Ek Hui kelihatan berseri. Ia langsung bertanya kepada Lu Leng, "Adik Leng, golok pusaka Su Yang To ada padamu?"

Lu Leng mengangguk. "Ada!"

Tam Goat Hua segera berpesan, "Hati-hati, takutnya kalau berhasil membelah dinding ini, ternyata malah menggerakkan perangkap lain!" Ternyata ketika mendengar pertanyaan Tam Ek Hui, Tam Goat Hua sudah tahu kakaknya mau berbuat apa!

"Walau agak bahaya tapi memang harus mencobanya!" kata Han Giok Shia.

Toan Bok Ang menyambung, "Senjata Sian Tian Sin So-ku dapat membelah batu dan besi!"

Tam Goat Hua manggut-manggut. "Kita memang tidak boleh terus diam menunggu mati, namun biar bagaimana pun haruslah berhati-hati!"

Lu Leng mengangguk. "Kita memang harus berhati-hati!"

Usai berkata, Lu Leng pun menggerakkan golok pusaka Su Yang To keempat penjuru dinding, maksudnya ingin tahu dinding bagian mana yang gampang dibacok! Akan tetapi di balik dinding justru terdengar suara seperti batu yang ditampar. Semua orang jadi tertegun ketika mendengar suara itu, tapi sekaligus bergembira.

Lu Leng segera berkata, "Kalau itu bukan guru, pasti adalah paman dan bibi Tam!"

Usai berkata Lu Leng pun mengerahkan lweekang-nya, kemudian mengayunkan golok pusaka Su Yang To membacok ke arah dinding.

"Trang!" ujung golok pusaka Su Yang To menembus dinding itu.

Di saat bersamaan terdengar pula suara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, "Anak Leng, ya?"

Bukan main girangnya Lu Leng. Ia langsung berseru, "Guru, ya? Guru tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa!" sahut Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

Begitu mendengar sahutan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Lu Leng bertambah girang. Langsung ia mengayunkan golok pusaka Su Yang To membacok ke dinding itu beberapa kali hingga dinding itu berlubang. Semua orang memandang ke situ, ternyata di sana juga terdapat sebuah kamar rahasia dan hanya terdapat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek seorang saja. Apa yang dialami Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama seperti yang dialami Tam Ek Hui dan Han Giok Shia. Lantai yang diinjaknya bergerak dan berputar, akhirnya meluncur ke luar ke kamar rahasia itu melalui sebuah pipa!

Seusai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menutur, Lu Leng pun berkata dengan girang, "Kalau begitu, paman dan bibi Tam pasti belum mati. Mungkin mereka juga terkurung di suatu tempat!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut, kemudian bertanya pada Lu Leng bagaimana pengalamannya di dalam Lorong Rahasia bersama Tam Goat Hua. Lu Leng segera menutur tentang semua kejadian itu. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut lagi setelah mendengar penuturan Lu Leng.

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Terlebih dahulu kita harus cari jalan ke luar dari sini! Anak Leng, berikan golokmu padaku!"

Lu Leng memberikan golok pusaka Su Yang To kepada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Setelah menerima golok pusaka itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pun bersiul panjang. Tampak badannya berkelebat-kelebat, terdengar pula suara berdentang yang amat riuh. Bunga api berpijar, ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek telah membacok tiga dinding di sekitarnya. Akan tetapi ketiga dinding itu tidak berlubang, hanya somplak sedikit!

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membacok tiga kali lagi, dinding yang terkena bacokan langsung berlubang. Tong Hong Pek memandang ke dalam lubang itu, gelap gulita dan terdengar suara desiran angin dingin. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengambil sebuah obor dan disodorkan ke dalam lubang. Begitu melihat di dalam lubang, seketika Tong Hong Pek jadi tertegun. Saat ini, kecuali Tam Goat Hua yang menjaga Toan Bok Ang, yang lain pun ikut memandang ke dalam lubang itu.

Di bawah sinar obor terlihat di dalamnya kosong melompong, sedangkan di bawah kira-kira belasan depa, justru terdapat sebuah gundukan persis seperti sebuah puncak gunung yang muncul dari dalam bumi. Juga terdapat sebuah pilar batu yang ujungnya cukup luas. Ujung pilar batu itu memang bisa dijadikan injakan kaki, tapi setelah menginjak di situ, bagaimana cara untuk keluar?

Setelah memandang sejenak barulah Lu Leng berkata, "Guru, apakah guru melihat? Semua perangkap di Lorong Rahasia ini pembuatannya hanya memanfaatkan sebuah lubang di dalam tanah!"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar