Harpa Iblis Jari Sakti Chapter 63

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut. "Tidak salah! Kau lihat pilar batu besar itu? Mana mungkin dibuat dengan tenaga manusia?"

Setelah Lu Leng dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata begitu, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia juga merasa perkataan itu masuk di akal.

Lu Leng berkata, "Kalau begitu berarti setelah kita berada di ujung pilar batu besar itu, kita sudah berada di luar jangkauan perangkap?"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berpikir. Berselang sesaat baru ia menyahut, "Benar katamu, namun belum tentu kita bisa keluar!"

Lu Leng berkata lagi, "Bisa keluar atau tidak, lebih baik kita berada di ujung pilar besar itu dulu, toh tidak akan merugikan diri kita!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menoleh ke belakang. Ia kemudian berkata, "Goat Hua, kau lihat kemari, apakah punya suatu pendapat?"

Tam Goat Hua segera maju. Gadis itu melihat ke bawah, lama sekali barulah berkata, "Kini kita terkurung di sini, kelihatannya tiada bahaya apa pun! Menurutku, selain empat puluh sembilan buah orang-orangan batu, kakek tidak bermaksud mencelakai orang. Ia hanya memperingatkan agar orang tahu bahaya dan segera mundur saja! Oleh karena itu tempat ini tidak begitu bahaya!”

Tam Goat Hua memang cerdas dan teliti. Walau Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berpengalaman luas, namun masih minta pendapatnya di saat genting ini. Setelah mendengar Tam Goat Hua berkata begitu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pun manggut-manggut.

"Baik, mari kita meloncat ke ujung pilar batu besar itu dan melihat-lihat keadaan di sana!"

Usai berkata, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung mundur selangkah. Ia mengembalikan golok pusaka Su Yang To kepada Lu Leng, lalu melesat ke arah ujung pilar batu besar itu. Semua orang memandang ke sana, tampak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek meluncur ke bawah tujuh delapan depa. Akan tetapi setelah meluncur ke bawah tujuh delapan depa, mendadak badannya justru melambung ke atas perlahan-lahan. Semua orang tahu, itu dikarenakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerahkan hawa murninya. Hal ini membuat semua orang jadi kagum.

Tak seberapa lama, badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah melayang turun di ujung pilar batu besar itu. Semua orang melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melambaikan tangannya. Ketika itu Lu Leng baru mau membuka mulut untuk bertanya bagaimana keadaan di sana dan apakah terdapat jalan keluarnya, mendadak terdengar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menggeram, kemudian tampak badannya merosot ke bawah! Setelah itu di ujung pilar batu besar itu sudah tidak tampak Tong Hong Pek lagi!

Perubahan itu amat mendadak, sebelumnya tiada tanda apa pun. Sungguh di luar dugaan! Lu Leng yang berdiri dekat lubang dinding, begitu melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek hilang mendadak, hatinya jadi gugup dan panik sekali! Berselang sesaat Lu Leng berseru memanggil gurunya, lalu sepasang kakinya bergerak. Ternyata dia telah melesat ke bawah! Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua! Cepat-cepat ia menjulurkan tangannya menyambar, tapi ia hanya menyambar tempat kosong karena Lu Leng telah melesat ke bawah. Tam Goat Hua segera memandang ke sana, terlihat Lu Leng berdiri di ujung pilar batu besar itu sambil berteriak-teriak.

"Guru! Guru! Guru...!!"

Seperti apa yang dialami Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, mendadak badannya merosot ke bawah, tak lama kemudian orangnya sudah tidak kelihatan! Tam Ek Hui dan Han Giok Shia yang berada di atas terheran-heran dan tidak habis berpikir.

Tam Ek Hui berkata, "Adik, apakah kau melihat jelas bagaimana mereka berdua menghilang?"

Tam Goat Hua mengerutkan kening. Ia kemudian menyahut, "Sepertinya di ujung pilar batu besar itu terdapat semacam lantai yang bisa terbalik!"

Tam Ek Hui menghela nafas panjang. "Aaah! Entah ada perangkap apa di balik itu?"

Tam Goat Hua berkata dengan sungguh-sungguh, "Kalian berdua di sini menjaga Toan Bok Ang. Aku mau ke bawah melihat apa gerangan yang telah terjadi!"

Tam Ek Hui terkejut. Ia berseru tak tertahan sambil menatap Tam Goat Hua. "Adik, mana boleh?"

Tam Goat Hua tersenyum getir. "Kakak, bukannya kau tidak tahu! Kalau terjadi sesuatu atas diri adik Leng, aku pun... tidak mau hidup lagi!"

Tam Ek Hui menarik nafas dalam-dalam, kemudian manggut-manggut seraya berpesan, "Adik, hati-hatilah!"

Tam Goat Hua mengangguk, lalu melesat ke bawah mengarah ujung pilar batu besar itu. Sekejap dia sudah berada di ujung pilar batu besar itu. Mendadak ujung pilar batu besar itu bergerak. Tam Goat Hua memang sudah bersiap dari tadi! Begitu ujung pilar batu besar itu bergerak, dia pun cepat-cepat menghimpun hawa murninya sehingga badannya melambung ke atas! Di saat badannya melambung ke atas, dia pun segera memandang ke bawah. Ternyata ujung pilar batu besar itu telah terbuka, muncul sebuah lubang besar di situ. Pasti Tong Hong Pek dan Lu Leng jatuh ke dalam sana!

Ketika badan Tam Goat Hua masih berada di udara, dia berteriak sekeras-kerasnya. "Kalian juga harus berhati-hati!"

Usai berteriak, badannya pun meluncur ke bawah, tepatnya ke dalam lubang di ujung pilar batu besar itu! Dia merasa di depan matanya jadi gelap gulita, sedangkan badannya terus meluncur ke bawah paling sedikit tujuh delapan depa dalamnya, membuat sekujur badan Tam Goat Hua mengucurkan keringat dingin.

“Bum!” tiba-tiba terdengar suara. Seketika di depan matanya jadi terang benderang, seperti melihat gumpalan awan yang beraneka warna sehingga membuat Tam Goat Hua tidak dapat melihat keadaan di sekitarnya.

Walau Tam Goat Hua memiliki kepandaian tinggi, namun kini dia sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi, lagi-pula badannya terus merosot sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika Tam Goat Hua merosot ke bawah sekelilingnya gelap gulita, kemudian mendadak terang benderang lagi, setelah itu kembali gelap dan inilah yang membuat Tam Goat Hua tidak dapat melihat apa pun. Tam Goat Hua hanya pasrah, dia pun merasa ketika cahaya yang terang benderang itu sirna, dirinya merosot lagi ke bawah beberapa depa!

Tiba-tiba badannya membentur suatu benda yang amat lunak, dan badannya menekan benda itu ke bawah! Sebelum Tam Goat Hua tahu benda apa itu, sekonyong-konyong benda itu melembung, membuat badannya terpental! Meski pun tidak dapat melihat apa pun, tapi Tam Goat Hua merasa dirinya telah terpental ke arah lain. Tak lama kemudian kembali badannya membentur suatu benda yang lunak. Seperti tadi benda lunak itu pun melembung sehingga badannya terpental! Kali ini Tam Goat Hua coba meraba, ternyata dia berada di dalam sebuah pipa besar.

Badannya terus meluncur, sepasang tangannya meraih kesana-kemari, maksudnya untuk menahan badannya agar tidak terus meluncur. Akan tetapi pipa besar itu amat licin. Walau tangannya meraih dan menyambar kesana-kemari, tetap tidak dapat menahan badannya! Matanya menjadi berkunang-kunang, pusing dan mual, sehingga tak tertahan dia menjerit sekeras-kerasnya! Badannya terus meluncur, sepertinya pipa besar itu tiada ujungnya! Makin lama Tam Goat Hua makin ketakutan, keringat dingin pun terus mengucur!

Berselang beberapa saat kemudian mendadak badannya membentur suatu benda keras! Seandainya Tam Goat Hua tidak memiliki lweekang tinggi, benturan itu pasti membuatnya pingsan! Setelah terjadinya benturan mendadak, di depan matanya pun jadi terang benderang. Karena sekian lama berada di tempat gelap, begitu terkena cahaya yang terang benderang matanya menjadi silau sekali. Cepat-cepat Tam Goat Hua memejamkan mata! Dia tahu badannya sudah berhenti meluncur, tapi tidak tahu berada di mana sekarang.

Di saat bersamaan terdengar pula suara tiga orang, "Goat Hua, kau juga sudah kemari?"

Tam Goat Hua mengenali suara-suara itu, tidak lain adalah suara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Lu Leng, bahkan juga kedua orang-tuanya! Betapa girangnya Tam Goat Hua! Segera ia membuka matanya, ternyata dirinya berada di dalam sebuah lembah dan di sekelilingnya penuh rerumputan pendek. Kedua orang-tuanya, Tong Hong Pek dan Lu Leng berdiri di hadapannya! Seketika Tam Goat Hua menangis terisak-isak.

"Apakah kita bertemu di alam baka?"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut, "Omong kosong! Sang surya bersinar terang, masih omong yang bukan-bukan!"

Tam Goat Hua menengadahkan kepala. Memang tidak salah, sang surya sedang bersinar terang benderang pertanda tengah hari. Kemudian ia pun bertanya dengan heran. "Kalau begitu, tempat apa ini? Bagaimana mendadak aku bisa sampai di sini? Aku jadi bingung sekali!"

Lu Leng tertawa. "Kakak Goat, benturan itu tidak membuatmu pingsan, kan?"

Tam Goat Hua tercengang. "Eh? Bagaimana kau tahu aku membentur sesuatu?"

Lu Leng berkata, "Apa pun aku tahu! Melihat gumpalan awan yang beraneka warna, membentur benda lunak, kemudian terpental ke atas! Setelah itu meluncur di dalam sebuah pipa besar yang licin! Sungguh tidak enak rasanya, kan?"

Tam Goat Hua terbelalak. Ia memandang Lu Leng seraya berkata, “Ternyata kau keluar dengan cara begitu pula!"

Lu Leng mengangguk seraya menunjuk ke sebuah batu besar yang ada di depan dan berkata, "Lihatlah ke sana, pasti kau akan mengerti!"

Tam Goat Hua segera mendekati batu itu. Ternyata permukaan batu itu amat licin dan di sana terukir beberapa huruf, ‘Anda berani memasuki Empat Puluh Sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit, aku amat kagum! Anda memang tahu diri dan tahu bahaya, maka mau mundur dari situ! Di dalam gudang pusaka memang banyak tersimpan benda pusaka, tapi apakah begitu gampang memperolehnya?’ Di bawah terukir sebuah nama, yakni ‘Seh Sih’.

Seusai membaca, Tam Goat Hua manggut-manggut dan berkata, "Kalau begitu, ujung pilar batu besar itu merupakan jalan ke luar dari Empat Puluh Sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit!"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut, "Tidak salah! Kami berdua terkurung di dalam sebuah kamar. Ibumu menggunakan bahan peledak yang dibawanya untuk menghancurkan dinding, kemudian meloncat ke ujung pilar batu besar itu dan akhirnya sampai di sini! Aku pikir kalian pun akan keluar dari situ, maka kami menunggu di sini! Memang benar, tak lama muncullah saudara Tong Hong, Lu Leng dan kau!"

Tam Goat Hua berkata dengan cemas, "Kalau begitu, kakak dan nona Han Giok Shia tidak tahu tentang ini. Apakah mereka berdua akan terus terkurung di sana?"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata, "Tadi anak Leng bilang, pusat penggerak semua perangkap itu telah ditemukan Kou Hun Siu. Asal kita berhasil menemukan tempat itu, mungkin bisa...." Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata sampai di situ, mendadak terdengar suara.

"Blam!"

Di permukaan tanah muncul sebuah lubang, tampak seseorang terpental ke atas kira-kira dua depa, kemudian jatuh ke tanah. Semua orang segera memandang ke sana, ternyata orang itu tidak lain adalah Toan Bok Ang. Gadis itu memang sudah terluka parah, kini setelah terbentur lagi dia pun jatuh pingsan. Semua orang tidak tahu apa yang terjadi di Lorong Rahasia. Bagaimana Tam Ek Hui dan Han Giok Shia membiarkan Toan Bok Ang meloncat ke ujung pilar batu besar itu? Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua saling memandang. Walau tidak berkata apa-apa, namun wajah mereka berdua tampak serius dan cemas!

"Blam! Blam!" mendadak terdengar suara dua kali.

Semua orang langsung menoleh, seketika wajah mereka kelihatan berseri penuh kegirangan! Ternyata telah terpental ke luar dua orang dari lubang tanah, yaitu Tam Ek Hui dan Han Giok Shia! Mereka berdua jatuh di atas rumput. Mata mereka masih terpejam rapat-rapat, sama sekali tidak tahu saat ini diri mereka berada di mana!

Lu Leng segera berseru, "Kakak Tam! Nona Han! Kalian sudah lolos dari bahaya!"

Tam Ek Hui dan Han Giok Shia membuka mata, menengok kesana-kemari dengan tertegun. Betapa girangnya Tam Goat Hua melihat semua orang terlolos dari bahaya. Walau sementara ini Toan Bok Ang masih dalam keadaan pingsan, namun ibunya telah menyalurkan sedikit hawa murninya ke dalam tubuh gadis itu untuk menyelamatkannya. Tam Goat Hua segera menjelaskan tentang semua hal pada Tam Ek Hui dan Han Giok Shia, barulah mereka berdua paham akan apa yang telah terjadi!

Setelah itu Tam Goat Hua berkata lagi, "Kakak bagaimana sih? Aku suruh kau menjaga nona Toan, mengapa kau membiarkannya meloncat ke sana?"

Tam Ek Hui menyahut sambil tersenyum. "Bukankah kini sudah selamat? Tanpa setahu kami, secara diam-diam dia merangkak mendekati lubang dinding lalu meloncat ke bawah! Aku amat gugup dan langsung pula meloncat ke bawah menyambarnya. Kami berdua akhirnya mencapai ujung pilar batu besar itu!"

Tam Goat Hua tertawa kecil. "Ketika melihat kakak meloncat ke bawah, nona Han pasti cemas sekali! Dia pun cepat-cepat ikut terjun ke sana!"

Wajah Han Giok Shia memerah. "Nona Goat bilang apa? Ketika adik Leng meloncat ke bawah, bagaimana dengan kau?"

Mendengar itu wajah Tam Goat Hua pun memerah. Cepat-cepat ia membalikkan badannya.

Lu Leng pun segera berkata, "Kini kita semua harus bagaimana?"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut, "Kita tunggu nona Toan siuman dulu. Dia pasti akan mengajak kita ke tempat pusat penggerak perangkap! Kalau Kou Hun Siu masih berada di situ, kita kepung dia agar tidak bisa kabur!"

Tam Goat Hua bertanya, "Bagaimana kalau dia tidak berada di sana?"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut, "Seandainya dia tidak berada di sana, tentunya dia mengira kita semua telah binasa di dalam Lorong Rahasia! Dia pun akan menghentikan penggerak perangkap itu. Secara diam-diam kita menggerakkannya kembali sehingga dia akan mati di dalam Lorong Rahasia itu. Kita tunggu beberapa saat barulah menghentikan penggerak perangkap itu, lalu ke gudang pusaka. Beres, kan?"

Betapa girangnya semua orang mendengar apa yang dikatakan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, karena akan menjadi lebih mudah bagi mereka untuk mengambil benda pusaka yang ada di dalam gudang pusaka tersebut! Dengan perlahan-Iahan Toan Bok Ang mulai siuman. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera memasukkan tiga butir obat mujarab ke dalam mulutnya. Berselang sesaat muka Toan Bok Ang mulai tampak kemerah-merahan. Saat itu barulah semua orang memberitahukan tentang kejadian tadi.

Toan Bok Ang berkata, "Untuk mengetahui letaknya pusat penggerak perangkap, lebih dulu kita harus keluar dari lembah ini, barulah aku dapat mengenali jalannya menuju ke sana!"

Mendadak Seh Cing Hua menjulurkan tangannya memegang bagian pinggang Toan Bok Ang, kemudian menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh gadis itu. Seketika Toan Bok Ang merasa bertambah semangat, lalu bersama Seh Cing Hua berjalan di depan meninggalkan lembah itu, sedangkan yang lain mengikuti dari belakang. Setelah berada di luar lembah, Toan Bok Ang menengok keempat penjuru, kemudian menunjuk ke arah timur.

"Di sana! Aku ingat kedua puncak gunung yang berhadapan itu! Tempat pusat penggerak perangkap berada di tengah-tengah kedua puncak gunung itu!" katanya sambil menunjuk tempat yang dimaksudnya.

Mereka semua segera berangkat ke tempat itu. Berselang beberapa saat tibalah mereka di suatu lembah yang gersang. Begitu memasuki lembah tersebut sudah terdengar suara air terjun. Lu Leng dan Tam Goat Hua cepat-cepat melesat ke depan. Setelah melewati pintu batu, mereka pun tiba di sisi air terjun. Kelihatannya semua roda tidak bergerak sama sekali, sedangkan Kou Hun Siu tidak kelihatan batang hidungnya. Setelah Lu Leng dan Tam Goat Hua menunggu sejenak, barulah semua orang tiba di sana.

Han Giok Shia segera berseru, "Masih belum mau menggerakkan perangkap? Mau tunggu kapan?"

Lu Leng segera menjulurkan tangannya, mencabut kunci kecil yang melekat di sebuah lubang. Begitu kunci kecil itu dicabut, roda besar yang di situ pun tergeser ke arah air terjun, lalu berputar sehingga membuat semua roda kecil ikut berputar. Bukan main kagumnya semua orang ketika menyaksikan pusat penggerak perangkap itu. Mo Liong Seh Sih sungguh merupakan orang jenius karena mampu menciptakan pusat penggerak perangkap tersebut.

Mereka semua pun tahu dalam hati, apabila Kou Hun Siu berada di dalam Lorong Rahasia atau di dalam gudang pusaka, pasti sulit baginya untuk lolos dari bahaya! Kalau tidak berada di Lorong Rahasia atau di gudang pusaka, tentu dia akan terkurung di suatu tempat. Dihitung berdasarkan waktu, tidak mungkin dia telah berhasil mengambil semua benda pusaka dan telah meninggalkan Lorong Rahasia tersebut!

Semua orang terus menunggu. Kira-kira setengah jam kemudian, Han Giok Shia bertanya, "Apakah sudah cukup waktunya?"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut, "Tunggu sebentar lagi!"

Mereka menunggu lagi setengah jam. Kembali Han Giok Shia yang bertanya, "Sudah waktunya?"

Tiada sahutan, semua orang hanya memandangnya sambil tertawa.

Han Giok Shia tercengang. Ia bertanya dengan kening berkerut, "Mengapa kalian tertawa?"

Tam Ek Hui menyahut, "Semua orang mentertawakanmu yang tidak sabaran, dasar tidak bisa berubah!"

Han Giok Shia berpikir sejenak, kemudian gadis itu pun tertawa dan berkata, "Kelihatannya seumur hidup aku tidak bisa berubah!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata, "Aku pikir sudah waktunya kita menghentikan penggerak perangkap itu!"

Lu Leng segera memasukkan kunci kecil itu ke dalam lubang. Roda besar itu langsung tergeser menjauhi air terjun, dan semua roda kecil pun langsung berhenti berputar.

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata, "Saudara Tam suami isteri, harap menunggu di sini bersama nona Toan!"

Karena kali ini bila masuk ke Lorong Rahasia itu sudah tidak berbahaya lagi, Tam Sen tidak menentang. Hanya Seh Cing Hua yang berkata, "Cukup kami berdua saja yang menunggu di sini, nona Toan harus ikut serta!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun. Ia bertanya dengan heran, "Apa sebabnya?"

Seh Cing Hua menyahut, "Bila memasuki gudang pusaka, maka setiap orang boleh mengambil satu macam benda pusaka. Mengapa dia tidak boleh ikut?"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa. "ltu gampang! Aku akan mewakilinya untuk mengambil satu macam benda pusaka! Apakah kau kira aku akan menyerakahi benda pusaka itu?"

Mendadak Lu Leng menyela, "Menurutku cukup aku seorang yang menjaga di sini, kalian bertujuh yang pergi. Bukankah setiap orang boleh mengambil semacam benda pusaka?"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa panjang, lalu berkata sungguh-sungguh, "Betul! Aku yang akan menunggu di sini, kalian pergilah!"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum. "Lihatlah kalian ini! Benda pusaka belum berada di tangan, malah sudah ribut tidak karuan! Kini semua perangkap sudah berhenti, kita bisa mengutus seseorang untuk masuk dan mengambil semua benda pusaka itu sehingga tidak ada masalah lagi! Mengapa harus ribut? Sedangkan luka nona Toan masih belum sembuh, lebih baik kalian yang berangkat ke sana!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa, setelah itu berkata dengan sungguh-sungguh, "Kalau begitu biar mereka berempat yang muda yang masuk ke sana, kita menunggu di sini! Kalian berempat cepat pergi, cepat pulang!"

Tam Ek Hui, Han Giok Shia, Lu Leng dan Tam Goat Hua mengangguk. Tam Ek Hui dan Han Giok Shia melesat pergi duluan, setelah itu barulah Lu Leng dan Tam Goat Hua. Toan Bok Ang memandang punggung mereka, entah bagaimana perasaan di dalam hatinya. Tak tertahan dia menghela nafas panjang! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Seh Cing Hua dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek saling memandang sejenak.

Seh Cing Hua kemudian berkata pada Toan Bok Ang, "Nona Toan, kami dengar gurumu telah jadi biarawati dan tanggung jawab atas partai Hui Yan Bun tentunya jatuh pada dirimu! Ya, kan?"

Toan Bok Ang menarik nafas dalam-dalam. “Ya!” sahutnya.

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata, "Nona Toan, kedudukan partai Hui Yan Bun dalam dunia persilatan cukup tinggi. Bebanmu itu tidak ringan, lho! Tapi semoga partai Hui Yan Bun akan bertambah cemerlang di tanganmu!"

Setelah mendengar ucapan kedua orang itu, Toan Bok Ang pun tahu kalau Cit Sat Sin Kun suami isteri mengetahui akan kedukaannya di dalam hati, maka mereka menghiburnya dengan ucapan itu. Diam-diam Toan Bok Ang menghela nafas. "Setelah Liok Ci Khim Mo dibasmi, mohon cianpwee banyak-banyak beri petunjuk padaku!"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata, "Dalam dunia persilatan terdapat begitu banyak partai, urusan partai tentunya tidak boleh dicampuri orang luar! Nona Toan, kami percaya bila gurumu menyerahkan tanggung jawab itu padamu, sudah pasti tidak akan salah melihat orang! Sebentar... kami punya sedikit hadiah untukmu!"

Begitu mendengar apa yang dikatakan Tam Sen, Toan Bok Ang yang amat cerdas itu sudah tahu kalau Tam Sen akan menghadiahkan suatu benda pusaka padanya! Percuma menolak! Lagi-pula kelak dia harus mengembangkan partai Hui Yan Bun, memang ada baiknya memperoleh suatu benda pusaka! Oleh karena itu Toan Bok Ang berkata, "Kalau begitu, aku ucapkan banyak-banyak terima-kasih!"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua saling memandang, kemudian Seh Cing Hua membelai-belai rambut Toan Bok Ang seraya berkata, "Anak baik, jangan berduka dalam hati. Urusan partai Hui Yan Bun amat penting, kau harus tahu itu!"

Toan Bok Ang mengangguk, air matanya mulai meleleh! Seh Cing Hua menyuruhnya agar jangan berduka, namun kelihatannya gadis itu tak dapat melakukannya! Yang dapat dilakukannya hanya menyimpan semua penderitaan dan kedukaannya di dalam hati. Ia bertekad tidak akan memperiihatkannya. Hanya ada satu hal yang dapat menghilangkan penderitaannya, yaitu bila Lu Leng mau memperisterikan dia. Tetapi justru hal ini merupakan suatu impian kosong belaka dan mustahil.

Ketika melihat air mata Toan Bok Ang meleleh, Seh Cing Hua pun tidak banyak bicara lagi. Sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, mereka berdua juga diam, terutama Tong Hong Pek. Dalam hatinya ia pun merasa tidak enak. Tong Hong Pek juga telah mengambil keputusan, setelah membasmi Liok Ci Khim Mo, ia akan menyerahkan semua urusan Go Bi Pay aliran tidak menyucikan diri kepada Lu Leng, lalu dia mencukur rambut jadi biksu. Saat ini mereka semua mengira akan segera memperoleh Panah Bulu Api dan berhasil membasmi Liok Ci Khim Mo, maka mereka memikirkan urusan-urusan lain setelah membasmi Liok Ci Khim Mo.

Sementara itu Lu Leng, Tam Goat Hua, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia berempat yang melesat ke arah istana Mo Kiong, tak lama kemudian mereka pun sudah tiba di istana Mo Kiong tersebut dan langsung menuju ke arah pintu masuk Lorong Rahasia! Meski pun mereka berempat tahu kalau semua perangkap telah berhenti berfungsi dan tidak mungkin ada bahaya, tetapi karena mereka masih teringat akan bahaya yang pernah mereka alami di dalamLorong Rahasia, hati pun jadi tegang pula!

Mereka berhenti sejenak di depan pintu, setelah itu baru masuk ke dalam. Setelah melewati beberapa tikungan, mereka sampai di Lorong Rahasia di mana terdapat empat puluh sembilan orang-orangan batu yang berdiri angker di sisi kiri kanan Lorong Rahasia itu. Walau mereka berempat tahu kalau semua perangkap sudah tidak berfungsi, namun hati mereka tetap berdebar-debar. Mereka berjalan melewati orang-orangan batu itu, tak lama mereka sudah sampai di ujung.

Lu Leng berjalan paling depan. Sesampai di bawah sebuah lubang, Lu Leng langsung mencelat ke atas. Ia sudah berada di gudang pusaka. Tam Ek Hui, Han Giok Shia dan Tam Goat Hua juga segera mencelat ke atas. Sampai di gudang pusaka, mereka berempat pun memandang semua benda pusaka yang berada di situ. Tam Goat Hua menghitung dalam hati, mendadak ia mengeluarkan seruan.

"lhh!" lalu berkata, "Kok kurang satu macam?!"

Bukan main terkejutnya Lu Leng mendengar itu. Langsung ia menghitung dan kemudian menyahut, "lya! Berkurang satu macam...."

Han Giok Shia berkata, "Pasti diambil Kou Hun Siu! Sebetulnya benda pusaka apa itu?"

Lu Leng menyahut, "Aku hanya tahu benda pusaka itu disebut Te Sat Kang (Jala Bumi), apa gunanya justru tidak tahu sama sekali! Tanyakan saja pada guru dan paman Tam, mereka pasti tahu!"

Mendadak Tam Ek Hui menyela, keningnya tampak berkerut-kerut. "Tidak benar! Kalau Kou Hun Siu yang ke mari, mana mungkin dia cuma mengambil satu macam benda pusaka lalu pergi?"

Lu Leng menyahut, "Sulit dikatakan! Mungkin dia takut akan pesan Seh-locianpwee. Walau semua perangkap sudah berhenti namun hatinya masih was-was, maka ketika sampai disini dia cuma berani mengambil satu macam benda pusaka saja!"

Semua orang tidak dapat menerka apa sebabnya. Berselang sesaat Han Giok Shia maju selangkah, kemudian mengambil semua benda pusaka yang ada di situ. Sedangkan Lu Leng dan Tam Goat Hua memperhatikan lantai, menghitung sampai batu lantai yang ke sembilan. Mereka lalu mengangkat batu lantai tersebut. Ketika mereka mengangkat batu lantai itu, hati mereka pun berdebar-debar tegang! Karena demi mencari ketujuh batang Panah Bulu Api, nyawa mereka nyaris melayang!

Mereka berdua jongkok lalu saling memandang sejenak, barulah batu lantai itu diangkat. Setelah batu lantai itu terangkat, mereka berdua memandang ke dalam. Memang benar, di dalam lubang itu tersimpan tujuh batang panah. Mereka berdua menarik nafas lega.

Han Giok Shia segera bertanya, "Panah Bulu Api! Apakah itu adalah Panah Bulu Api?"

Tam Goat Hua, Lu Leng dan Tam Ek Hui juga punya tanda tanya demikian dalam hati, sebab ketujuh batang Panah Bulu Api itu sama panjangnya, bahkan bentuknya juga amat aneh. Ujung panah terdapat bulu yang dibuat dari besi, kelihatannya seperti tujuh batang besi rongsokan! Mereka berempat memandang sejenak.

"Aku pikir pasti ini!" setelah itu Lu Leng berkata.

Ketika berkata, dia pun sudah menjulurkan tangannya mengambil sebatang panah, walau kecil namun amat berat sekali! Lu Leng pun tahu bahwa itu bukan panah biasa! Tam Goat Hua dan Tam Ek Hui juga mengambil panah tersebut. Mereka berdua amat terkejut karena panah itu ternyata amat berat.

Lu Leng berkata, "Kalau panah ini diambil sekaligus, mungkin kita tak dapat mengangkatnya! Pantas di dalam peti mati nyonya Seh terdapat bekas cekung yang cukup dalam!"

Mereka bertiga lalu mengambil ketujuh batang Panah Bulu Api itu. Mereka memandang sejenak ke dalam gudang pusaka, setelah itu barulah meninggalkan gudang pusaka tersebut. Kini mereka berempat sudah kembali ke tempat pusat penggerak perangkap. Han Giok Shia mengeluarkan benda pusaka yang diambilnya dari gudang pusaka, kemudian satu persatu ditaruhnya di tanah. Semua jumlahnya ada enam macam.

Han Giok Shia pun berkata, "Telah hilang satu macam benda pusaka, yaitu Jala Bumi! Mungkin telah diambil oleh Kou Hun Siu!"

Mendengar itu Giok Bin Sin Kun dan Cit Sat Sin Kun suami isteri kelihatan terkejut sekali. "Kalian tidak menemukan Kou Hun Siu?"

Han Giok Shia menyahut, "Tidak!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata, "Mudah-mudahan dia terkurung di dalam Lorong Rahasia itu dan belum keluar dari sana dengan selamat!"

Tam Goat Hua bertanya, "Apakah lihay sekali Jala Bumi itu?"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut. "Aku juga pernah dengar dari orang, bahwa Jala Bumi itu dibuat dari sarang laba-laba yang amat beracun di dalam bumi. Kelihatannya kecil, tapi kalau ditebarkan mungkin dua depa lebih! Siapa yang terjaring di dalam Jala Bumi tersebut, sulit sekali meloloskan diri! Dalam waktu satu jam, orang itu pasti mati keracunan. Kalau Jala Bumi itu jatuh ke tangan Kou Hun Siu, tentunya bukan merupakan hal yang baik!"

Tam Goat Hua dan yang lainnya amat terkejut, kecuali Seh Cing Hua yang masih terus memperhatikan panah Bulu Api di tangannya.

Kemudian Seh Cing Hua pun berkata, "Takut apa? Liok Ci Khim Mo masih bisa dibasmi, apalagi Kou Hun Siu!"

Han Giok Shia berkata, "Aku sungguh tidak mengerti, bagaimana caranya panah yang begitu besar dan berat bisa ditaruh pada Busur Api yang begitu kecil?"

Ketika Han Giok Shia mengatakan begitu, semua orang jadi tertegun dan termangu-mangu! Ternyata mereka teringat akan satu hal. Kini Panah Bulu Api sudah berada di tangan, tapi bagaimana dengan Busur Api itu? Dulu karena Panah Bulu Api tiada jejaknya, maka perhatian mereka dicurahkan pada Panah Bulu Api tersebut, sedangkan Busur Api yang berada pada Oey Sim Tit tidak begitu mereka perhatikan.

Kini mereka telah memperoleh Panah Bulu Api, tapi keinginan untuk memperoleh Busur Api itu juga bukan merupakan hal yang gampang. Mereka tahu bahwa Oey Sim Tit tidak mungkin menyerahkan Busur Api itu kepada mereka, sesuai dengan pernyataannya tempo hari. Kalau pun ingin merebut langsung dari tangan Oey Sim Tit, bagaimana caranya? Sebab Oey Sim Tit berada di dalam istana Ci Cun Kiong.

Setelah mereka tertegun beberapa saat, justru Han Giok Shia yang tidak berpikir sampai kesitu. Dia bertanya dengan heran, "Eh? Ada apa sih?"

Tam Ek Hui menyahut, "Kini kita sudah memperoleh Panah Bulu Api, tapi tidak ada Busur Api juga tiada gunanya!"

Setelah mendengar apa yang dikatakan Tam Ek Hui, Han Giok Shia pun jadi tertegun. "Sedangkan Panah Bulu Api yang telah hilang ratusan tahun, akhirnya kita berhasil memperolehnya! Aku tidak percaya kalau kita tidak akan berhasil memperoleh Busur Api. Lebih baik sekarang kita meninggalkan tempat ini dulu, setelah di sekitar istana Ci Cun Kiong baru kita ambil keputusan!" kata Han Giok Shia akhirnya.

Mendengar itu semua orang pun merasa hanya jalan itu yang harus ditempuh.

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang keenam macam benda pusaka yang berjajar di tanah. Setelah itu ia berkata, "Giok Shia, kau pilih dulu satu macam!"

Han Giok Shia menyahut sambil tersenyum. "Aku tidak akan berlaku sungkan. Senjataku adalah Liat Hwe Soh Sim Lun, maka kupilih Roda Bundar itu!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut. "Tepat sekali pilihanmu. Roda Bundar itu merupakan benda pusaka aliran Buddha yang disebut Liang Siang Lun (Roda Dua Arah)!"

Han Giok Shia segera bertanya, "Apa gunanya Liang Siang Lun itu?"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menjelaskan, "Kalau Liang Siang Lun digunakan sebagai senjata, maka senjata rahasia apa pun sulit mendekati badan! Apabila Liang Siang Lun berputar cepat, semua senjata akan hancur, kecuali senjata pusaka! Seandainya Jit Lun di ujung senjatamu itu diganti dengan Liang Siang Lun, tentunya akan menambah kedahsyatan senjatamu!"

Bukan main girangnya Han Giok Shia, langsung ia menjongkokkan badannya mengambil benda pusaka tersebut.

Sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata pada Tam Ek Hui, "Ek Hui, giliranmu memilih benda pusaka itu!"

Tam Ek Hui menyahut, "Biar adik Leng duluan saja!"

Seh Cing Hua langsung mendamprat. "Dasar tak berguna, tidak seperti Giok Shia yang berlaku terbuka!"

Tam Ek Hui segera menyahut, "Kalau ibu mengatakan begitu, baiklah! Aku pilih benda pusaka itu!"

Tam Ek Hui menunjuk sebuah lempengan besi yang panjangnya hampir satu depa, sedangkan lebarnya kurang lebih seperempat depa, kelihatannya seperti sebuah lempengan besi rongsokan. Setelah menunjuk, Tam Ek Hui pun menjongkokkan badannya untuk mengambil lempengan besi itu.

Mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berseru. "Tunggu!"

Tam Ek Hui tertegun, cepat-cepat dia menarik kembali tangannya. Dia terheran-heran dalam hati. Selain Liang Siang Lun, hanya lempengan besi itu yang kelihatan tiada artinya, namun mengapa ayahnya malah berseru menyuruhnya jangan mengambil benda itu?

Terdengar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata, "Benda pusaka itu tiada manfaatnya bagimu, namun amat penting bagi nona Toan yang kelak harus mengembangkan partai Hui Yan Bun, maka benda itu harus diberikan kepadanya dan kau pilih benda pusaka lain saja!"

Tam Ek Hui mengangguk.

Tetapi Toan Bok Ang justru berkata, "Tam-cianpwe, kakak Tam menginginkan lempengan besi itu, mengapa tidak boleh diberikan kepadanya? Kalau begitu percuma saja menyuruh dia memilih duluan!"

Seh Cing Hua menyahut, "Nona Toan, kau tidak perlu berlaku sungkan. Lempengan besi itu kelihatan seperti besi rongsokan, namun sesungguhnya disebut Seng Kim (Emas Pusaka) peninggalan See Thian Thay-Pek Kim Eng! Kalau berhasil mencari tukang besi yang pandai serta dapat membuka lempengan besi itu, maka isinya bisa dibuat dua belas bilah pedang tipis yang amat tajam. Kau memikul tanggung jawab partai Hui Yan Bun, tentunya kelak harus menerima murid! Apabila berhasil menerima dua belas murid, lantas setiap murid dilengkapi dengan sebilah pedang tipis tersebut, maka kelak partai lain tidak berani sembarangan mencari gara-gara dengan Hui Yang Bun, lho!"

Hati Toan Bok Ang tergerak ketika mendengar apa yang dikatakan Seh Cing Hua. Ia langsung diam tak banyak bicara lagi. Gadis itu tahu, dirinya telah gagal dalam hal percintaan, selanjutnya perhatiannya harus dicurahkan pada pesan gurunya untuk mengembangkan partai Hui Yan Bun. Hanya itu yang harus dilaksanakannya! Apabila dia menolak pemberian itu, tentunya akan menyesal kelak! Oleh karena itu dia menerima dengan penuh rasa terima-kasih! Kemudian hari, lempengan besi itu berhasil dibuat jadi dua belas bilah pedang tipis, dan Toan Bok Ang berhasil pula menerima dua belas murid perempuan sehingga para muridnya dijuluki Thay Ling Cap Ji Yan (Dua Belas Walet Dari Thay Ling)!

Sementara Tam Ek Hui memandang kelima macam benda pusaka. Dia tahu setiap kaum rimba persilatan selalu mengimpi-impikan benda-benda pusaka itu, sembarangan pilih satu macam, sudah amat berguna sekali. Tetapi saat itu dia tidak tahu ayahnya ingin memberi Toan Bok Ang benda pusaka apa, maka dia jadi ragu untuk memilih.

Tam Goat Hua yang berdiri di sisinya tahu akan keraguan kakaknya. Segera ia berkata, "Kakak, bukankah kau tidak punya senjata? Lebih baik kau pilih senjata yang agak mirip pedang itu!"

Padahal sesungguhnya Tam Ek Hui juga ingin memilih benda pusaka itu, ia hanya merasa tidak enak membuka mulut. Kini ketika mendengar Tam Goat Hua berkata begitu, dia segera manggut-manggut seraya menyahut, "Baik, aku pilih benda pusaka itu!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengangguk. Kemudian tampak ujung lengan bajunya bergerak, tahu-tahu senjata itu telah terangkat.

"Ek Hui, tahukah kau senjata apa ini?"

Tam Ek Hui menyahut, "Aku tidak tahu nama senjata itu, namun sudah pasti merupakan senjata pusaka!"

Giok Bin Sin Kun menyentil senjata itu dengan jari tangannya, seketika terdengar suara denting yang amat nyaring. Setelah itu barulah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata, "Senjata ini disebut Can Thian Cin (Jarum Langit), milik seorang pendekar aneh di jaman Dinasti Tang! Dengan senjata tersebut kita bisa menggunakan ilmu pedang mau pun ilmu golok. Senjata ini memancarkan cahaya aneh dan tidak ada sarungnya. Kalau dibawa di malam hari, dari jauh akan tampak cahayanya, maka akan menimbulkan perhatian kaum rimba persilatan! Kau harus berhati-hati membawa senjata ini!"

Tam Ek Hui mengangguk. "Ya!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengibaskan lengan bajunya. Senjata itu langsung melayang ke arah Tam Ek Hui. Tam Ek Hui segera menjulurkan tangannya menyambut senjata itu.

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang Tam Ek Hui seraya berkata, "Perkataan tadi haruslah kau ingat selalu dalam hati!"

Tam Ek Hui mengangguk lagi. "Ya, ayah!"

Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berpaling memandang Lu Leng, kemudian berkata, "Anak Leng, sekarang giliranmu!"

Lu Leng segera maju ke depan. "Aku pilih Lan Tian Giok Sek ini!"

Tiada seorang pun yang bersuara. Lu Leng lalu mengambil benda pusaka tersebut. Lan Tian Giok Sek cuma merupakan sebuah kotak giok, benda apa yang berada di dalam kotak giok itu sama sekali tidak dapat dilihat dari luar. Di kotak giok itu terukir beberapa huruf yaitu ‘Lan Tian Giok Sek’. Semua orang hanya tahu, Lan Tian Giok Sek merupakan semacam buah, lima ribu tahun berbuah sekali! Konon siapa yang memakan Lan Tian Giok Sek, maka orang itu tidak akan mati selama-lamanya! Benar atau tidak, itu hanya kata orang saja! Yang benar, bagi orang yang belajar ilmu silat kalau makan Lan Tian Giok Sek pasti menambah lweekang-nya, bahkan seumur hidup juga tidak takut akan racun apa pun!

Setelah mengambil kotak giok itu, Lu Leng lalu mendekati Toan Bok Ang dan berkata, "Kakak Ang, benda pusaka ini kuhadiahkan padamu!"

Air muka Toan Bok Ang agak berubah. "Ini... ini apa artinya?"

Lu Leng menghela nafas panjang. "Kalau kakak Ang menolak, itu pertanda kakak Ang membenciku selama-lamanya!"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar