Harpa Iblis Jari Sakti Chapter 57

Lu Leng tertawa. "Senjata apa pun di tanganmu, aku sudah siap menghadapinya!"

Kou Hun Siu tertawa aneh. "Hehehe! Kalau begitu, lihatlah senjataku!"

Ketika berkata, Kou Hun Siu juga menjulurkan tangannya ke depan sambil membuka kelima jarinya. Lu Leng segera memandang ke situ dan langsung terbelalak saking terkejutnya. Ternyata di telapak tangan Kou Hun Siu terdapat sebuah kaitan kecil yang memancarkan cahaya! Di ujung kaitan itu terikat seutas rantai yang amat halus, memancarkan cahaya yang bergemerlapan.

Kou Hun Siu tertawa gelak. "Bocah, kau sudah melihat senjataku? Bisa mati di bawah tanganku, kau pun boleh merasa bangga!"

Sedangkan Lu Leng berpikir, kaitan kecil dan rantai yang begitu halus, bagaimana cara mempergunakannya? Ketika Kou Hun Siu usai berkata, tangan kanannya pun bergerak.

"Serrr!" senjata di tangannya meluncur bagaikan meteor ke arah Lu Leng.

Bukan main terkejutnya Lu Leng, ia segera meloncat mundur. Ternyata dia sudah siap dari tadi, maka gerakannya amat cepat! Tetapi pada saat itu juga tampak cahaya berkelebat melewati badannya! Seketika Lu Leng merasa lengannya jadi kencang sehingga tak dapat bergerak sama sekali! Kejadian itu amat cepat dan di luar dugaan Lu Leng. Betapa terkejutnya Lu Leng ketika merasa lengannya tak dapat bergerak. Sebelum dia tahu apa yang telah terjadi, sepasang kakinya pun terasa tidak dapat bergerak. Langsung dia roboh di atas geladak perahu!

Lu Leng pun bergerak cepat. Dia menggunakan tangan kirinya untuk menyerang. Namun di saat itu pula lengan kirinya terasa kesemutan, kemudian tidak dapat bergerak lagi. Kini baru Lu Leng melihat jelas, ternyata sepasang tangan dan kakinya terikat oleh rantai yang amat halus, yang membuat sekujur badannya jadi lemas tak bertenaga. Karena halusnya rantai itu, jika tidak dilihat dengan teliti, mata biasa akan sukar melihatnya. Lu Leng berusaha meronta untuk memutuskan rantai halus itu, namun tidak berhasil. Dia tercengang dan mendongakkan kepala untuk melihat. Tampak wajah Kou Hun Siu berseri-seri sambil mendekatinya.

"Lu-siauhiap, Kou Hun Si (Rantai Penggaet Sukma)-ku merupakan senjata pusaka, lagi pula mengandung racun yang membuat sekujur badan orang kesemutan! Dalam rimba persilatan belum ada orang yang berhasil lolos dari senjataku ini, lho! Apa yang kau rasakan sekarang?"

Lu Leng tidak menyahut, dia hanya mendengus dingin sambil memalingkan kepalanya.

Kou Hun Siu tertawa gelak. "Hahaha! Sesungguhnya saat ini kalau kuangkat sebelah tanganku, nyawamu pasti melayang ke akhirat! Namun aku akan membiarkanmu hidup beberapa hari, setiba di istana Ci Cun Kiong, barulah kau akan mati!"

Diam-diam Lu Leng menghela nafas panjang, kemudian memejamkan matanya tak mau bersuara. Kou Hun Siu menjulurkan tangannya, menjinjing Lu Leng lalu dibawa ke dalam perahu. Lu Leng sama sekali tidak membuka matanya. Ketika badannya terbanting ke lantai, barulah dia membuka matanya. Tampak Kou Hun Siu berdiri di hadapannya sambil mengangkat sebuah besi. Sebetulnya besi itu dipergunakan untuk menindih perahu dengan berat hampir delapan ratus kaki, terlihat pula seuntai rantai melekat pada besi tersebut!

Kou Hun Siu menjulurkan tangannya, menotok jalan darah Tay Pai Hiat di pinggang Lu Leng. Setelah itu dia pun menarik tangan kanannya. Seketika tampak cahaya berkelebat, ternyata Kou Hun Siu telah menarik kembali senjatanya yang melilit badan Lu Leng. Setelah senjata itu terlepas, rasa kesemutan itu pun hilang seketika, namun badan Lu Leng tetap tidak bisa bergerak karena jalan darah Tay Pai Hiat-nya telah ditotok. Kou Hun Siu membelenggu kaki Lu Leng dengan rantai yang melekat pada besi
besar itu.

Kou Hun Siu tertawa seraya berkata, "Lu-siauhiap, beristirahatlah baik-baik di sini!"

Sepasang mata Lu Leng membara, namun tidak bisa berbuat apa-apa! Sementara itu Kou Hun Siu membalikkan badannya, meninggalkan tempat itu.

Lu Leng terbelenggu di situ. Dia teringat Tam Goat Hua yang terapung di tengah laut, dapat dibayangkan betapa sedih hatinya! Berselang sesaat hatinya mulai tenang. Segera dihimpunnya hawa murninya untuk menembus jalan darahnya yang tertotok, tapi tidak berhasil sama sekali! Lu Leng menghela nafas panjang. Dia merasa perahu itu melaju dengan tenang. Dari sini menuju ke daratan entah masih membutuhkan waktu berapa lama. Setiba di darat nanti ia pun masih meragukan, apakah dirinya masih punya kesempatan untuk meloloskan diri atau tidak? Hati Lu Leng menjadi kacau dan rasanya ingin menangis sekeras-kerasnya karena teringat pada Tam Goat Hua....

Bagaimana keadaan Tam Goat Hua yang jatuh ke laut bersama papan itu? Setelah meraih golok pusaka Su Yang To, badannya pun merosot ke bawah. Dia justru merosot pada papan yang amat lebar itu! Keadaannya saat itu benar-benar amat berbahaya, sedangkan Lu Leng yang berada di perahu kemungkinan besar juga akan celaka di tangan Kou Hun Siu! Karena itu ketika sepasang kakinya menginjak papan, Tam Goat Hua menghimpun hawa murninya untuk mencelat ke atas perahu. Akan tetapi perahu itu telah melaju beberapa depa. Tam Goat Hua tertegun, sangat sulit bagi dirinya untuk mencapai perahu tersebut.

Tam Goat Hua berteriak teriak sambil menggerak-gerakkan golok pusaka Su Yang To. "Adik Leng! Adik Leng! Adik Leng...!"

Lu Leng yang berdiri di pinggir perahu, hanya melihat cahaya golok berkelebat-kelebat. Ia sama sekali tidak mendengar suara teriakan Tam Goat Hua, lagi-pula makin lama perahu itu makin menjauhi Tam Goat Hua yang berada di atas papan. Tak lama kemudian papan itu pun sudah tidak kelihatan. Hati Tam Goat Hua seperti tersayat ketika melihat perahu itu kian menjauh, tapi samar-samar dia masih melihat Lu Leng menerjang ke arah Kou Hun Siu. Mereka berdua jadi bertarung sengit! Namun bagaimana hasil pertarungan itu, Tam Goat Hua sama sekali tidak mengetahuinya.

Kini yang disaksikan Tam Goat Hua hanya laut nan luas, sedangkan perahu itu sudah tidak kelihatan. Gadis itu berdiri termangu-mangu di atas papan. Walau tiada ombak papan itu tetap bergoyang-goyang. Setelah termangu-mangu beberapa saat barulah Tam Goat Hua duduk. Selain pasrah, sekarang dia betuI-betul tidak dapat berbuat apa pun! Tak henti-hentinya dia menghela nafas, sepasang matanya pun sudah bersimbah air. Dia terus duduk tak bergerak.

Tak lama hari pun mulai gelap. Dia menggeleng-gelengkan kepala, kemudian bangkit berdiri. Pada papan itu sama sekali tidak terdapat makanan mau pun minuman, di sekelilingnya hanya terdapat air laut. Hal ini amat mencemaskan hati Tam Goat Hua. Ketika hari sudah gelap, Tam Goat Hua pun membaringkan dirinya di atas papan tersebut sambil memandang langit yang penuh diliputi bintang-bintang yang berkerlap-kerlip.

Tam Goat Hua tidak tahu dirinya akan terapung berapa lama, juga tidak tahu dirinya akan selamat atau tidak, semuanya tergantung pada nasib dan takdir! Walau pun memiliki kepandaian tinggi, dalam keadaan begini sama saja seperti tidak berkepandaian apa-apa! Setelah hari sudah larut, barulah Tam Goat Hua pulas. Karena teramat risau, dia pun bermimpi yang aneh-aneh.

Keesokan harinya dia terjaga dari tidurnya karena tersorot oleh sinar matahari. Matanya terbuka perlahan-lahan, dan yang dilihatnya hanya laut nan luas! Tam Goat Hua menghela nafas panjang, sedangkan papan itu terus terapung di permukaan laut. Tak terasa sehari sudah lewat lagi.

Ketika hari mulai gelap, Tam Goat Hua mulai merasa haus dan lapar. Kini dia berada di tengah-tengah laut, ingin menangkap seekor ikan untuk disantap hidup-hidup juga tidak mungkin! Tam Goat Hua cuma duduk termenung di atas papan itu, terus memandang laut nan luas itu sambil menanti hari cepat berganti. Sungguh resah hatinya. Dia ingin berteriak sekeras-kerasnya, namun tidak bertenaga dan tak bersemangat. Tak lama hari semakin gelap, awan hitam pun menyelimuti langit. Tam Goat Hua berharap segera terjadi hujan badai agar dirinya tenggelam saja ke dasar laut!

Dia terus memandang laut, rasanya ingin sekali dia meloncat ke dalam laut. Namun tak lama kemudian mendadak dia merasa aneh. Di langit tiada bintang, laut pun gelap gulita! Akan tetapi dia melihat secercah cahaya di kejauhan yang bergerak-gerak di permukaan laut! Tentunya air laut tidak akan memancarkan cahaya, kalau begitu dari-mana munculnya cahaya itu? Kalau bukan sebuah perahu, sudah pasti adalah sebuah daratan! Tam Goat Hua menjadi girang karenanya. Dia terus memandang ke arah cahaya itu dengan penuh perhatian, tampak cahaya itu makin lama makin mendekat.

Berselang beberapa saat Tam Goat Hua sudah dapat melihat dengan jelas. Ternyata cahaya itu berjumlah tujuh titik, yang tidak lain adalah tujuh buah lentera yang menyala terang. Tujuh buah lentera itu bergantung di atas sebuah perahu, sedangkan papan yang diduduki Tam Goat Hua justru terapung menuju ke arah perahu itu. Begitu pula sebaliknya perahu itu terus melaju ke arah Tam Goat Hua! Betapa girangnya gadis itu. Tidak peduli orang macam apa yang berada di perahu itu, yang jelas lebih baik dari pada seorang diri terapung di laut!

Tak seberapa lama perahu itu sudah semakin dekat, Tam Goat Hua pun dapat melihat lebih jelas. Tampak seseorang berdiri di geladak perahu itu. Di bawah sinar lentera terlihat jelas bentuk badan orang itu. Tam Goat Hua merasa mengenalnya. Tam Goat Hua menahan nafas, melihat lagi dengan penuh perhatian dan hatinya pun mulai berdebar-debar! Walaupun saat ini di laut amat gelap, dia dapat melihat perahu dan orang tersebut karena ketujuh lentera yang menyala terang. Sebaliknya orang yang berdiri di geladak perahu sama sekali tidak dapat melihatnya karena gelap gulita, juga tidak melihat ada sebuah papan terapung di permukaan laut.

Sebenarnya saat melihat ada perahu menuju ke arahnya, Tam Goat Hua sudah mau berteriak. Tetapi begitu melihat jelas siapa orang yang berdiri di geladak perahu, dia pun jadi tertegun sehingga tidak dapat berteriak! Walau jarak masih agak jauh, namun Tam Goat Hua tetap mengenali siapa orang itu, tidak lain adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek! Kalau beberapa hari yang lalu Tam Goat Hua belum berada dalam pelukan Lu Leng, dan sekarang melihat Tong Hong Pek, pasti dia merasa senang sekali, bahkan akan menangis sepuas-puasnya untuk melampiaskan rasa hatinya!

Saat ini begitu melihat Tong Hong Pek, hatinya seperti tertusuk-tusuk, bahkan juga merasa tiada muka berjumpa dengannya! Karena saat ini dia merasa benar-benar telah mengkhianati cinta Tong Hong Pek, walau pun semua itu ada sebab-sebabnya dan ada pula orang yang menjadi pelaku terjadinya kejadian di Cin Yun Ling, yaitu Liok Ci Khim Mo! Kegirangannya ketika tadi melihat perahu langsung sirna seketika, dan Tam Goat Hua pun cepat-cepat tengkurap agar Tong Hong Pek tidak melihat dirinya! Sementara jarak antara perahu yang ditumpangi Tong Hong Pek dan papan yang terapung di permukaan laut semakin mendekat.

Saat ini Tam Goat Hua sudah mengucurkan air mata. Dalam hati ia terus memanggil nama Tong Hong Pek, tapi ia pun berharap agar perahu itu cepat-cepat lewat agar Tong Hong Pek tidak melihatnya! Tam Goat Hua cuma bisa berharap begitu, namun tidak bisa mencegah papan itu bertubrukan dengan perahu tersebut! Papan dan perahu itu semakin mendekat. Tam Goat Hua mendongakkan kepala, dilihatnya wajah Tong Hong Pek begitu murung seakan sedang memikirkan sesuatu. Tak terasa air mata Tam Goat Hua pun mengucur lebih deras lagi.

“Buum!” mendadak terdengar suara.

Tam Goat Hua pun merasa papan itu tergoncang hebat, ternyata sudah terjadi tubrukan! Badan Tam Goat Hua terpental ke belakang. Seketika tampak bayangan Tong Hong Pek berkelebat ke arah papan itu, sedangkan Tam Goat Hua sudah terjatuh ke laut! Begitu terjatuh ke laut, Tam Goat Hua pun membiarkan dirinya tenggelam. Ternyata karena ia merasa tiada keberanian untuk menceritakan tentang urusannya bersama Lu Leng pada Tong Hong Pek, maka Tam Goat Hua tidak mau bertemu Tong Hong Pek dan rela mati di dasar laut!

Di permukaan laut tetap gelap gulita, sedangkan Tam Goat Hua berusaha agar dirinya tenggelam! Mendadak dia merasa di sekitarnya muncul bunga-bunga air laut, di saat bersamaan dia pun merasa ada sebuah tangan yang amat kuat merangkulnya! Tam Goat Hua tak dapat meronta, badannya perlahan-lahan dibawa ke permukaan laut! Tak lama dia sudah berada di permukaan laut, dibukanya matanya dan... ia melihat yang membawanya ke permukaan laut adalah Tong Hong Pek! Tong Hong Pek memandangnya, seketika Tam Goat Hua menundukkan kepala. Ia tidak berani beradu pandang dengannya, kemudian berteriak.

"Lepaskan aku! Lepaskan aku..!"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak bersuara, sebelah tangannya merangkul Tam Goat Hua dan sebelah lagi meraih seutas tali yang terjulur turun dari atas perahu. Tong Hong Pek menarik tali itu, tampak badannya bersama Tam Goat Hua terbang ke atas masuk ke dalam perahu. Begitu sampai di geladak perahu barulah Tong Hong Pek melepaskan rangkulannya. Saat itu pula Tam Goat Hua meloncat lagi hendak mencebur ke laut, namun mendadak tampak sosok bayangan berkelebat ke arahnya sekaligus memegang lengannya serta memanggil dengan suara dalam.

"Goat Hua!"

Air mata Tam Goat Hua sudah bercucuran tapi masih sempat berteriak-teriak sambil meronta-ronta. "Lepaskan aku, biarkan aku pergi!"

Wajah Tong Hong Pek tampak serius, serta berkata dengan sungguh-sungguh, "Goat Hua, dengar kata-kataku!"

Tam Goat Hua agak tenang. Ia menghela nafas panjang seraya berkata, "Masih mau mengatakan apa?"

Tong Hong Pek menariknya mendekat. "Goat Hua, aku sudah pikir secara seksama dan matang! Kita berdua saling mencinta, apa yang telah terjadi di Cing Yun Ling anggap saja tidak pernah terjadi dan kita masih boleh jadi suami istri!"

Mendengar itu Tam Goat Hua jadi tertegun! Hatinya kebat-kebit, mengerti akan dirinya sendiri. Kini dia sudah tidak bisa terlepas dari suatu jaringan cinta! Berada di antara Tong Hong Pek dan Lu Leng! Seharusnya sudah tiada pilihan lain lagi baginya, dia harus menyerahkan diri pada Lu Leng! Akan tetapi sekarang dia bertemu kembali dengan Tong Hong Pek yang tidak tahu akan perubahan itu! Tam Goat Hua mendongakkan kepala, wajahnya pucat pias dan terus menatap Tong Hong Pek.

Tong Hong Pek segera bertanya, "Goat Hua, bagaimana menurutmu?"

Tam Goat Hua menyahut menyimpang dari pertanyaan itu, "Dan... bagaimana kau bisa berada di laut?"

Tong Hong Pek menyahut, "Setelah berpisah dengan anak Leng, tak lama aku pun mendengar dari orang bahwa Lu Leng tertangkap oleh Iblis Merah dan Iblis Hijau, akan dibawa ke istana Ci Cun Kiong! Oleh karena itu aku pun mengejar ke sana, namun anak Leng sudah berhasil meloloskan diri! Aku pun dengar dari orang, anak Leng bersama engkau pergi berlayar, maka aku segera membeli sebuah perahu dan berlayar untuk mencari kalian berdua! Goat Hua, bagaimana kau bisa berada di papan itu? Dimana anak Leng? Kalian berdua berlayar bersama, apa yang telah terjadi?"

Tam Goat Hua menghela nafas panjang. Ia berkata perlahan-lahan, "Lepaskan diriku dulu! Aku akan memberitahukanmu!"

Tong Hong Pek segera mengendurkan tangannya, Tam Goat Hua pun cepat-cepat mundur selangkah.

Tong Hong Pek menatapnya seraya berkata, "Goat Hua, bagaimana menurutmu mengenai ucapanku tadi?"

Tam Goat Hua mendongakkan kepala, kedua pipinya telah basah tergenang air mata, kemudian iamenggeleng-gelengkan kepala.

Tong Hong Pek segera berkata lagi, "Goat Hua, kita lupakan saja urusan itu!"

Tam Goat Hua memberanikan diri menyahut, "Tidak!"

Tong Hong Pek berkata, "Goat Hua, apakah kau mau menderita seumur hidup?"

Tam Goat Hua termundur beberapa langkah tanpa bersuara, hanya menggigit bibir saja.

Tong Hong Pek menghela nafas panjang, lama sekali barulah berkata perlahan lahan, "Goat Hua, mungkin hatimu agak kacau bertemu denganku, lebih baik sementara ini kita jangan membicarakan urusan itu! Oh ya, sudah berapa lama kau terapung di laut?"

Tam Goat Hua diam saja, tapi keningnya berkerut-kerut seakan sedang memikirkan sesuatu.

Tong Hong Pek bertanya lagi, "Goat Hua, sudah berapa lama kau terapung di laut?"

Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam. "Sudah dua malam!"

Tong Hong Pek terkejut. "Bagaimana kau seorang diri terapung di laut? Di mana anak Leng?"

Tam Goat Hua menyahut terputus-putus, "Aku... aku tidak tahu bagaimana keadaannya!"

Kening Tong Hong Pek berkerut. "Goat Hua, bukankah kau berlayar bersamanya? Apa yang telah terjadi setelah kalian berada di laut?"

Tam Goat Hua tidak menyahut, hanya menangis terisak-isak.

Tong Hong Pek segera berkata, "Goat Hua, sebetulnya apa yang telah terjadi? Mengapa kau diam saja?"

Tam Goat Hua menyahut sambil menangis, "Jangan terus bertanya mendesakku!"

Tong Hong Pek menghela nafas. Ia manggut-manggut seraya berkata, "Baiklah! Mari kita ke dalam perahu dulu!"

Tong Hong Pek memapah Tam Goat Hua ke dalam perahu. Setelah duduk barulah gadis itu memberi-tahukan.

"Kami berlayar untuk mencari Panah Bulu Api!"

Wajah Tong Hong Pek tampak berseri. Dia segera bertanya, "Sudah tahu Panah Bulu Api itu berada di mana?"

Tam Goat Hua manggut-manggut,
"Ya! Aku tahu dari Tiat Sin Ong, sebelum beliau meninggal...."

Tong Hong Pek langsung memutuskan ucapan Tam Goat Hua. Dia menggoyang-goyangkan tangannya seraya berkata, "Tunggu! Benarkah Tiat Sin Ong? Bagaimana kau bertemu beliau? Tuturkanlah dari awal!"

Tam Goat Hua menghela nafas panjang. "Baik!"

Gadis itu mulai bercerita tentang semua kejadian, juga mengenai Panah Bulu Api yang berkaitan dengan Tiat Sin Ong! Tapi Tiat Sin Ong justru telah memberikan ketujuh batang Panah Bulu Api kepada Thian Sun Sianjin. Sedangkan Lu Leng teringat akan tulisan yang ditinggalkan Thian Sun Siunjin di pulau Hek Ciok To, bahwa di pulau tersebut terdapat tiga macam benda pusaka padahal Lu Leng hanya menemukan dua macam benda pusaka, berarti masih ada satu lagi yang belum ditemukan dan menurut dugaan barang itu adalah ketujuh batang Panah Bulu Api tersebut! Oleh karena itu mereka berdua lalu berlayar menuju ke pulau Hek Ciok To, tak terduga perahu yang mereka tumpangi hancur diamuk hujan badai sehingga mereka berdua terdampar di sebuah pulau terpencil....

Sampai di sini mendadak Tam Goat Hua berhenti.

Tong Hong Pek segera bertanya, "Bagaimana selanjutnya? Anak Leng pergi ke mana?"

Tam Goat Hua tampak termenung, lama sekali barulah menyahut, "Selanjutnya kami berlayar dengan rakit dan bertemu Kou Hun Sui!"

Begitu mendengar nama tersebut, Tong Hong Pek kelihatan terkejut sekali. Tanpa sadar ia langsung bangkit berdiri seraya berkata, "Apakah Kou Hun Siu yang sama terkenalnya dengan Thian Ho Si Lo, jago nomor wahid dari golongan sesat?"

Tam Goat Hua manggut-manggut.

Wajah Tong Hong Pek langsung berubah. "Kalau begitu... Lu Leng sudah mati?"

Betapa terkejutnya Tam Goat Hua mendengar itu. Ia segera bertanya, "Apa maksudmu?"

Tong Hong Pek menyahut, "Kalian berdua bertemu Kou Hun Siu, sedangkan kau terapung di laut...."

Tam Goat Hua memberitahukan, "Kami berdua bertarung dengan Kou Hun Siu. Aku terdesak hingga jatuh ke laut, sedangkan Lu Leng... aku tidak tahu bagaimana keadaannya!"

Tong Hong Pek tertegun, lama sekali barulah menghela nafas panjang. "Berdasarkan kungfu yang dimiliki anak Leng, dia akan bertarung seimbang dengan Kou Hun Siu!"

Tam Goat Hua berkata dengan girang, "Kalau begitu belum tentu dia ada dalam bahaya!"

Tong Hong Pek diam, kemudian menggeleng-gelengkan kepala seraya berkata, "Tapi senjata milik Kou Hun Siu yang disebut Kou Hun Si (Rantai Penggaet Sukma) adalah semacam benang yang dimuntahkan laba-laba emas yang hanya ada di sebuah telaga di daerah Miau. Itu adalah benda pusaka dalam rimba persilatan, dan benda itu juga mengandung racun aneh. Siapa yang terikat oleh Kou Hun Si, sekujur badannya pasti kesemutan! Walau Lu Leng belum mati, pasti dia sudah tertangkap dan akan dibawa ke istana Ci Cun Kiong!"


Tam Goat Hua tersentak. Ia lalu bertanya, "Kalau begitu, kita harus bagaimana?"

Tong Hong Pek berpikir, setelah itu ia baru menyahut, "Kini kita berada di tengah laut, tentu sulit mengejar mereka. Tapi masih ada satu jalan, kita harus segera kembali ke Tionggoan! Sebelum mereka tiba di istana Ci Cun Kiong, kita harus berhasil mengejar mereka!"

Tam Goat Hua berpikir, dia juga berpendapat hanya jalan itu yang bisa mereka tempuh. Kemungkinan besar mereka masih dapat menyelamatkan Lu Leng!

Tong Hong Pek menghela nafas panjang. "Seandainya berhasil mengejar mereka, namun belum pasti dapat menyelamat anak Leng dari tangan Kou Hun Siu!"

Begitu mendengar ucapan Tong Hong Pek, tertegunlah Tam Goat Hua, sebab ia tahu bagaimana sifat Tong Hong Pek. Kalau bukan disebabkan Kou Hun Siu berkepandaian amat tinggi, tentunya Tong Hong Pek tidak akan berkata begitu! Mereka berdua diam, berselang sesaat mendadak Tong Hong Pek tertawa dan berkata,

"Goat Hua, tiada gunanya kau cemas! Kau tunggu di sini, aku akan keluar sebentar untuk memutar arah perahu. Aku akan segera kembali ke sini!"

Ucapan Tong Hong Pek terdengar mengandung maksud lain sehingga membuat Tam Goat Hua tertegun. Sebelum bersuara, Tong Hong Pek sudah berkelebat ke luar. Tak berapa lama kemudian tampak Tong Hong Pek berjalan ke dalam dengan wajah berseri-seri, tangannya membawa dua batang lilin merah.

Tam Goat Hua terkejut. "Untuk apa itu?"

Tong Hong Pek tertawa. Ia menyahut, "Goat Hua, malam ini merupakan malam bahagia bagi kita berdua! Bagaimana menurutmu?"

Ketika mendengar Tong Hong Pek menyahut begitu, wajah Tam Goat Hua langsung berubah. Tam Goat Hua segera bangkit berdiri seraya berkata, "Tidak!"

Tong Hong Pek berkata dengan sungguh-sungguh, "Goat Hua, dengarlah kata-kataku! Aku tidak mau bila kejadian di Cing Yun Ling itu membuat kita berdua terus menderita! Setelah kita jadi suami isteri, aku yakin tak lama lagi kita sama-sama akan melupakan kejadian itu serta akan gembira dan bahagia seperti dulu lagi!"

Tam Goat Hua termundur-mundur, sekujur badannya menggigil. Setelah mundur sampai di sudut, dia pun berteriak sekeras-kerasnya, "Tidak! Tidak!"

Saat ini Tong Hong Pek sudah melihat keanehan air muka Tam Goat Hua. Tong Hong Pek menatapnya seraya bertanya, "Goat Hua, sebetulnya apa gerangan yang telah terjadi?"

Tam Goat Hua memalingkan mukanya. Ia menyahut dengan air mata berlinang-linang, "Beberapa patah katamu itu, sudah... sudah terlambat!"

Tong Hong Pek tersentak mendengar itu. Jari tangannya pun mengendur sehingga sepasang lilin merah yang dipegangnya langsung jatuh ke bawah.

"Plak! Plak!"

Meski pun Tong Hong Pek merupakan orang yang berkepandaian amat tinggi, namun dia justru tidak dapat melepaskan diri dari jaringan cinta! Dulu dia patah hati karena To Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, maka dia pun pergi ke gunung Soat San, hidup merana seorang diri dua puluh tahun di sana. Setelah perjodohannya dengan Tam Goat Hua mengalami perubahan rambutnya pun mulai ubanan! Sementara di perahu itu suasana amat sunyi sekali.

Setelah tertegun sejenak barulah Tong Hong Pek berkata dengan suara bergetar, "Apa... apa maksudmu?"

Tam Goat Hua menggigit bibir, kemudian menyahut, "Aku dan adik Leng sudah... sudah...."

Ketika Tam Goat Hua berkata sampai di situ, mendadak Tong Hong Pek membentak sengit, "Sudah! Jangan katakan itu lagi!"

Betapa tingginya lweekang Tong Hong Pek. Bentakannya itu amat memekakkan telinga, membuat Tam Goat Hua tertegun. Dia mendongakkan kepala memandang ke arah Tong Hong Pek, tampak di wajahnya tersirat penderitaan. Tong Hong Pek juga memandang Tam Goat Hua. Gadis itu buru-buru menundukkan kepala.

Tam Goat Hua berkata perlahan-lahan, "Aku... aku telah bersalah padamu!"

Tong Hong Pek memalingkan mukanya, lalu berkata dengan suara teramat terang, "Bagus sekali! Asal dalam hatimu merasa gembira, tentunya aku pun ikut gembira!"

Tam Goat Hua maju selangkah, sedangkan Tong Hong Pek memalingkan mukanya. Muka Tong Hong Pek sudah tidak tampak menderita lagi, akan tetapi Tam Goat Hua tahu, Tong Hong Pek menyimpan penderitaannya di dalam hati. Penderitaan semacam itu bagi Tong Hong Pek takkan hilang selama-lamanya, sebab akan terus tersimpan di dalam hati! Tam Goat Hua memandangnya dengan tertegun.

Tong Hong Pek malah tersenyum hambar dan berkata, "Memang sesungguhnya kau dan anak Leng merupakan pasangan yang serasi. Kau jangan berduka karena diriku!"

Tam Goat Hua berkata dengan suara rendah, "Bagaimana perasaan hatimu, aku tahu jelas!"

Tong Hong Pek mendongakkan kepala sambil tertawa gelak. Suara tawanya sungguh mengejutkan. Lama sekali barulah dia berkata, "Jangan omong sembarangan! Kau tahu apa?"

Tam Goat Hua menghela nafas, tidak bicara apa-apa lagi.

Tong Hong Pek berkata, "Kau terapung di laut dua malam, tentunya amat lapar dan lelah. Cepatlah kau makan dan tidur! Aku akan ke geladak perahu, memperhatikan arah yang dituju!"

Tam Goat Hua tahu Tong Hong Pek berusaha tenang, walau dalam hatinya penuh emosi. Dia segera berkata, "Kau...."

Tong Hong Pek tertawa. "Hahaha! Legakanlah hatimu, kau anggap aku seperti dirimu? Sudah jelas melihatku, namun masih berusaha tenggelam! Aku tidak akan melakukan itu, lho!"

Wajah Tam Goat Hua langsung memerah, sedangkan Tong Hong Pek sudah berjalan ke luar dengan langkah lebar. Tam Goat Hua duduk termenung, kemudian mendekati pintu perahu sambil memandang ke luar. Tampak Tong Hong Pek berdiri di geladak perahu, sepasang tangannya ditaruh di belakang. Lama sekali Tam Goat Hua memandangnya, sedangkan Tong Hong Pek tetap tak bergerak. Tam Goat Hua cuma memandang punggungnya sehingga tidak dapat melihat mukanya yang penuh diliputi penderitaan!

Sesungguhnya Tong Hong Pek amat gembira karena Tam Goat Hua dan Lu Leng sudah rujuk kembali, namun dalam hal cinta dia memang sangat menderita sekali! Meski pun Tong Hong Pek kelihatan baru berusia tiga puluhan, tapi sesungguhnya usianya sudah cukup tua. Dua puluh tahun lalu, setelah mengalami patah hati dia sudah mengambil keputusan tidak akan terlibat lagi dalam hal percintaan. Tetapi tak terduga, dua puluh tahun kemudian dia malah jatuh cinta pada putri mantan kekasihnya, juga tak diduga akan terjadi hal yang sama pula! Dia merasa sungguh keterlaluan nasib mempermainkan orang.

Dia terus berdiri di geladak perahu hingga malam dan pagi. Keesokan harinya barulah dia menjulurkan tangannya menghapus embun yang membasahi rambutnya. Ketika menghapus, rambutnya pun ikut rontok. Tong Hong Pek melihat rambut yang rontok itu, ternyata sudah memutih! Tong Hong Pek tersenyum getir, dia tahu semalam dirinya sudah bertambah tua. Dia menghela nafas panjang, mengambil keputusan untuk menyimpan penderitaannya di dalam hati dan tidak akan diungkitkan pada siapa pun! Dia masuk ke dalam perahu untuk membangunkan Tam Goat Hua.

Mereka lalu makan bersama serta tidak membicarakan hal tersebut. Mereka hanya berunding bagaimana cara menolong Lu Leng. Sementara perahu itu terus melaju. Empat hari kemudian, ketika hari mulai sore, dari jauh sudah tampak daratan. Setelah sore hari, perahu itu pun sudah berlabuh di sebuah pelabuhan yang amat ramai. Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua naik ke pelabuhan itu. Setelah bertanya pada orang di sana, akhirnya mereka tahu bahwa mereka berada di daerah Shantung. Kemudian Tong Hong Pek bertanya lagi, apakah ada sebuah perahu besar berlabuh di situ.

Di saat bersamaan Tam Goat Hua justru berseru kaget. "Lihat!"

Tong Hong Pek memandang ke arah yang ditunjuk Tam Goat Hua. Tampak sebuah tiang layar yang amat tinggi di belakang beberapa buah perahu lain.

Tam Goat Hua berkata, "Berdasarkan tiang layar itu, aku dapat memastikan kalau itu adalah perahu Kou Hun Siu!"

Tong Hong Pek segera menyahut, "Kita ke sana untuk bertanya pada orang-orang di sekitarnya, sudah berapa lama mereka tiba disini!"

Mereka berdua cepat-cepat mendekati perahu besar itu, tak lama kemudian sampailah mereka di sekitar perahu besar tersebut. Terlihat begitu banyak orang sedang mencuci geladak perahu. Tong Hong Pek segera melesat ke atas perahu besar itu, Tam Goat Hua juga ikut melesat ke atas. Begitu cepat gerakan mereka berdua sehingga membuat orang-orang yang ada di atas perahu besar itu jadi tertegun.

Tam Goat Hua langsung berkata, "Kalian tidak usah takut, di mana Kou Hun Siu?"

Salah seorang tua menyahut, "Mereka sudah mendarat!"

Tong Hong Pek bertanya, "Kapan mereka mendarat?"

Orang tua itu memberitahukan, "Tengah hari itu mereka mendarat!"

Tong Hong Pek bertanya lagi, "Mereka berjumlah berapa orang?"

Orang tua itu menyahut, "Kira-kira sepuluh orang, kami tidak begitu jelas!"

Tam Goat Hua ikut bertanya, "Di mana pemuda yang bersamaku itu?"

Orang tua itu menggeleng-gelengkan kepala, lalu menghela nafas panjang.

Wajah Tam Goat Hua langsung berubah, hati pun berdebar-debar tegang. "Ba... bagaimana keadaannya?"

Orang tua itu menyahut, "Dia... dia diikat dan dibawa pergi!"

Mendengar itu barulah Tam Goat Hua menarik nafas lega, saling memandang dengan Tong Hong Pek. Tidak banyak bicara lagi, mereka segera melayang turun dari perahu besar itu. Kira-kira setengah jam kemudian, mereka berdua sudah berada di jalanan yang menuju ke gunung Tiong Tiau San. Di jalan itu mereka melesat menggunakan ilmu ginkang. Mereka tahu, Kou Hun Siu beserta teman-temannya berangkat lebih awal setengah hari dari mereka. Mereka pun yakin dapat menyusul Kou Hun Siu dan teman-temannya, sebab rombongan itu membawa Lu Leng. Mereka tentu tidak akan melakukan perjalanan tergesa-gesa, lagi-pula Kou Hun Siu dan lainnya tidak tahu ada orang yang mengejar mereka.

Malam harinya Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua sama sekali tidak beristirahat. Mereka berdua terus melakukan perjalanan malam tanpa berhenti sama sekali. Hari berikutnya, ketika mulai pagi Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua sudah sampai di sebuah desa. Dari penduduk desa itu mereka memperoleh informasi bahwa Kou Hun Siu dan lainnya berada di depan kira-kira tujuh delapan mil. Oleh karena itu mereka berdua pun terus mengejar.

Tong Hong Pek berpesan sembari melesat ke arah tujuan. "Goat Hua, begitu melihat mereka kau jangan memunculkan diri!"

Tam Goat Hua bertanya heran, "Mengapa?"

Tong Hong Pek menyahut, "Biar aku yang muncul duluan. Aku akan turun tangan terhadap yang lain, setelah itu barulah menghadapi Kou Hun Siu! Di saat Kou Hun Siu bertarung denganku, kau harus segera membawa anak Leng pergi!"

Tam Goat Hua menatapnya seraya berkata, "Bukankah kau bilang senjatanya amat lihay?"

Tong Hong Pek menyahut dengan suara dalam, "Goat Hua, kalau kau ingin menyelamatkan Lu Leng, harus mendengar perkataanku!"

Tam Goat Hua mengangguk. "Ya!"

Tong Hong Pek berkata lagi, "Setelah kau berhasil menyelamatkan anak Leng, kalian harus cepat-cepat pergi ke pantai. Gunakan perahu besar itu untuk berlayar ke pulau Hek Ciok To! Perahu itu amat kuat dan besar, tentunya tidak akan hancur menghadapi hujan badai dan kalian bisa sampai di pulau Hek Ciok To dengan selamat!"

Tam Goat Hua bertanya, "Lalu kau bagaimana?"

Tong Hong Pek tertawa panjang. "Seandainya aku tak kuat melawan Kou Hun Siu, apakah aku tidak bisa kabur?"

Tam Goat Hua tampak terkejut, lama sekali baru dia mengangguk. "Baik!"

Tong Hong Pek berpesan, "Setelah kalian memperoleh ketujuh batang Panah BuIu Api itu, waktu untuk bertemu dengan kedua orang-tuamu pun sudah semakin dekat. Berundinglah dengan mereka bagaimana cara merebut Busur Api itu. Tentang urusan membasmi Liok Ci Khim Mo, pasti ada harapan!"

Tam Goat Hua mendengar nada perkataan itu seolah-olah urusan selanjutnya sudah bukan bagiannya lagi. Hal ini membuat hati Tam Goat Hua tergoncang, namun ia tidak mengucapkan apa pun. Mereka berdua terus melesat. Tak berapa lama mereka telah melihat sekitar sepuluh ekor kuda sedang berlari kencang di depan, dua ekor di antaranya terdapat dua buah bendera bertuliskan ‘Bu Lim Ci Cun’ dan ‘Liok Ci Khim Mo’.

Melihat itu, Tam Goat Hua segera memberitahukan, "ltu adalah rombongan Kou Hun Siu!"

Tong Hong Pek manggut-manggut. "Ng!" Tong Hong Pek lalu berkata dengan suara dalam, "Lakukan sesuai dengan pesanku!"

Usai berkata Tong Hong Pek langsung melesat ke depan secepat kilat, tahu-tahu sudah berada empat lima depa jauhnya. Tam Goat Hua juga melesat ke depan, namun tidak bisa mengikutinya karena ilmu ginkang Tong Hong Pek amat tinggi. Tong Hong Pek sudah semakin mendekati rombongan Kou Hun Siu, dia pun tahu orang-orang itu rata-rata adalah kaum rimba persilatan. Orang tua yang paling depan adalah Kou Hun Siu yang amat terkenal tiga puluh tahun yang lampau. Tong Hong Pek pernah bertemu beberapa kali dengannya. Di punggung kuda itu tampak juga seorang pemuda yang dibelenggu dengan rantai besi. Ternyata dia adalah Lu Leng!

Begitu melihat Kou Hun Siu berada paling depan, giranglah hati Tong Hong Pek karena itu memang sesuai dengan kehendak hatinya. Selain Kou Hun Siu, yang lainnya sama sekali tidak dianggap lawan oleh Tong Hong Pek. Lagi-pula Kou Hun Siu berada di depan, maka semakin gampang baginya untuk menyelesaikan urusan itu! Setelah dekat Tong Hong Pek menghimpun hawa murninya, lalu mengeluarkan siulan panjang!

Sungguh dahsyat siulan tu sehingga membuat wajah orang-orang itu langsung berubah, kecuali Kou Hun Siu! Ketika mendengar suara siulan, Tam Goat Hua pun tahu Tong Hong Pek sudah siap turun tangan. Maka ia melesat lebih cepat, kemudian bersembunyi di semak-semak di pinggir jalan. Setelah bersiul panjang, badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pun mencelat ke atas!

Kou Hun Siu juga bukan orang sembarangan. Begitu mendengar suara siulan tersebut, dia sudah tahu di belakangnya ada jago tangguh sedang mengejarnya. Akan tetapi dia tidak menduga kalau pendatang itu adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek! Ia hanya menduga Liok Ci Khim Mo sudah tahu akan kehadirannya di Tionggoan, maka Liok Ci Khim Mo mengutus para jago tangguh dari istana Ci Cun Kiong untuk menyambutnya. Walau dia berpaling ke belakang, tapi sebenarnya dia tidak bersiap sama sekali,

Gerakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang amat cepat sekali. Suara siulannya belum lenyap, dan ketika Kou Hun Siu baru berpaling ke belakang dia sudah berhasil merobohkan dua orang, kemudian menangkap dua orang sekaligus dilemparkannya ke arah Kou Hun Siu! Kou Hun Siu mendengar suara menderu-deru ke arahnya. Ia tidak melihat jelas kalau yang terbang ke arahnya justru adalah orang sendiri, dia mengira ada dua jago tangguh menyerang ke arahnya. Langsung ia melancarkan dua pukulan! Kedua pukulan itu menghantam kedua orang yang melayang ke arahnya.

"Plak! Plak!" terdengar suara.

Kedua orang itu mengeluarkan suara jeritan yang menyayat hati, nyawa pun melayang seketika. Di saat bersamaan Kou Hun Siu pun menjulurkan tangannya menangkap kedua sosok mayat itu. Setelah menangkap kedua sosok mayat itu dan melihat dengan jelas, barulah Kou Hun Siu tahu bahwa kedua orang itu adalah orangnya sendiri! Betapa terkejutnya Kou Hun Siu! Segera dilemparkannya kedua sosok mayat itu ke bawah, lalu memandang si penyerang. Seketika ia terbelalak dan menarik nafas dingin!

Ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bergerak laksana kilat. Dia telah berhasil melumpuhkan semua orang itu! Akan tetapi Kou Hun Siu tetap tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang yang muncul mendadak itu. Orang-orang yang dibawanya, walau tidak ter-golong jago tangguh kelas satu, tapi kepandaian mereka cukup tinggi! Orang itu dapat membunuh mereka dalam waktu sekejap, maka dapat dibayangkan betapa tingginya kepandaian orang tersebut dan mungkin tidak berada di bawah kepandaiannya sendiri!

Kou Hun Siu segera mengeluarkan siulan nyaring. Sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, setelah membunuh orang yang terakhir, dia pun membalikkan badannya langsung berhadapan dengan Kou Hun Siu. Ketika melihat orang yang melakukan pembunuhan itu masih sedemikian muda dan ganteng, membuat Kou Hun Siu terbelalak! Puluhan tahun lalu, Kou Hun Siu pernah bertemu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek beberapa kali. Meski pun sudah puluhan tahun yang lalu, namun wajah mau pun bentuk badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak berubah sama sekali.

Maka ketika melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Kou Hun Siu pun segera mengenalinya. Dia segera tertawa gelak seraya berkata, "Giok Bin Sin Kun, sudah lama kita tidak bertemu!"

Menurut rencana, setelah membunuh semua orang itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek akan bertarung dengan Kou Hun Siu! Kalau Kou Hun Siu menggunakan Kou Hun Si menghadapinya, dia masih dapat bertahan beberapa waktu. Apabila tidak kuat melawan, barulah melarikan diri! Di saat dia bertarung dengan Kou Hun Siu, tentunya Tam Goat Hua akan membawa Lu Leng pergi, mungkin sudah lima enam mil jauhnya. Akan tetapi, walau saat ini wajah Kou Hun Siu penuh diliputi hawa membunuh, tapi dia justru tidak turun dari kuda. Bahkan sebelah tangannya sepertinya tidak sengaja atau sengaja menekan punggung Lu Leng!

Meski pun Lu Leng terbelenggu, namun dia tidak kehilangan kesadarannya. Dia sudah tahu dari tadi bahwa gurunya muncul di situ. Dia amat terharu dalam hati dan ingin rasanya memberitahukan pada gurunya akan kelihayan senjata milik Kou Hun Siu itu! Tetapi jalan darahnya ditotok sehingga dia tidak dapat bersuara sedikit pun!

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan dingin, "Tidak salah, memang sudah lama kita tidak bertemu! Kou Hun Siu, walau kau dari golongan sesat, namun namamu amat terkenal. Mengapa harus bergabung dengan orang lain?"

Kou Hun Siu tertawa dingin. "Sejak dahulu kala, Pat Liong Thian Im merupakan ilmu yang tiada tandingannya di kolong langit. Siapa mampu melawannya?"

Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendengus. "Hm! Kou Hun Siu, tak kusangka kau sedemikian tak tahu malu!"

Wajah Kou Hun Siu langsung berubah. Dia bertanya dengan tidak senang, "Kini kau mau apa?"

Tong Hong Pek menyahut dengan dingin, "Kou Hun Siu! Ketika guruku masih ada kau selalu bersembunyi, maka guruku tidak dapat membasmimu! Kini aku akan mewakili almarhum untuk membasmimu!"

Mendengar itu Kou Hun Siu pun tertawa gelak. Ia berkata, "Sungguh seorang bocah yang tak tahu diri!"

Nama Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang terkenal di kolong langit, namun nama Kou Hun Siu terkenal lebih awal dari namanya. Lagi-pula nama Kou Hun Siu setingkat dengan nama Thian Ho Si Lo, karena itu Kou Hun Siu menyebutnya sebagai bocah! Sesungguhnya Tong Hong Pek ingin menjebaknya agar turun dari kuda serta bertarung dengan dirinya, namun ketika mendengar Kou Hun Siu berkata begitu, dia pun segera menyahut,

"Kou Hun Siu, begitu kau menginjak daerah Tionggoan pasti kau tahu bahwa aku tidak akan melepaskanmu! Orang-orang yang kau bawa itu semuanya sudah berangkat ke akhirat! Mereka tidak punya pemimpin, bukankah kasihan bila tidak tahu jalan di sana? Nah, cepatlah kau menyusul mereka!"

Saat ini begitu melihat Tong Hong Pek, Kou Hun Siu jadi teringat pada Beng Tu Lojin yang terus mengejarnya hingga dirinya tidak dapat bersembunyi di daerah Tionggoan dan membuat dirinya terpaksa kabur ke seberang lautan. Hal ini ternyata masih tak terlupakan dan dia masih menyimpan dendam itu dalam hati. Akan tetapi ternyata Kou Hun Siu tidak segera turun tangan menyerang Tong Hong Pek, sebab tiga puluh tahun lalu Tong Hong Pek telah memperoleh lima enam bagian kepandaian Beng Tu Lojin. Tiga puluh tahun kemudian, walau Tong Hong Pek tidak dapat menyamai Beng Tu Lojin, tapi pasti sudah memiliki sembilan bagian kepandaian Beng Tu Lojin! Kou Hun Siu dapat mengalahkannya atau tidak, itu masih merupakan suatu tanda tanya, maka Kou Hun Siu belum mau turun tangan terhadapnya.

Setelah Tong Hong Pek berkata begitu, rasa dendam dalam hati Kou Hun Siu pun memuncak! Apalagi orang-orang yang dibawanya telah mati semua di tangan Tong Hong Pek. Kalau saat ini dia berangkat ke istana Ci Cun Kiong untuk menemui Liok Ci Khim Mo, tentunya dia akan kehilangan muka dan kemungkinan Liok Ci Khim Mo juga akan meremehkan dirinya! Namun apabila dia dapat menangkap Tong Hong Pek serta dibawa bersama-sama Lu Leng ke istana Ci Cun Kiong, pasti dia akan memperoleh kedudukan tinggi di sana! Setelah berpikir demikian, sepasang mata Kou Hun Siu pun membara dan menyorot tajam penuh diliputi hawa membunuh.

Kou Hun Siu tertawa terkekeh-kekeh, kemudian berkata dengan dingin sekali dan sepatah demi sepatah, "Tanya pada dirimu sendiri, apakah kau adalah lawanku?"

Giok Bin Sin Kun membentak keras, "Jangan banyak omong kosong! Aku masih ingat akan kedudukan amat tinggi di dunia persilatan, maka aku tidak mau membunuhmu di atas punggung kuda. Cepatlah kau turun untuk menerima kematianmu!"

Perkataan Tong Hong Pek yang amat menghina itu membuat Kou Hun Siu tidak dapat bertahan lagi. Dia tertawa aneh dan entah bagaimana cara dia bergerak, tahu-tahu badannya sudah mencelat ke atas lalu berputar-putar melayang turun di hadapan Tong Hong Pek!

Tersentak juga hati Tong Hong Pek ketika menyaksikan gerakan Kou Hun Siu yang begitu cepat. Sebelumnya dia berpikir akan bertanding seimbang dengan Kou Hun Siu. Namun setelah menyaksikan gerakan itu timbullah keraguannya, dan dia tahu pertarungan yang akan terjadi pasti berlangsung mati-matian! Karenanya begitu melihat Kou Hun Siu berada di hadapannya, dia pun langsung menyerangnya dengan tangan kanan.

"Bum!" terdengar suara yang amat dahsyat mengarah pada Kou Hun Siu, tampak badan Kou Hun Siu berkelebat sekaligus balas menyerang dengan sebuah pukulan pula!

"Blam!" terdengar suara benturan yang amat dahsyat memekakkan telinga, ternyata pukulan mereka beradu!

Badan Tong Hong Pek sempoyongan, kemudian mundur tiga langkah, barulah dia bisa berdiri tegak! Badan Kou Hun Siu juga termundur-mundur empat lima langkah ke belakang, setelah itu baru bisa berdiri tegak. Berdasarkan itu dapat diketahui bahwa lweekang Tong Hong Pek lebih tinggi setingkat dari Kou Hun Siu. Saat ini kepandaian Tong Hong Pek boleh dikatakan sudah menyamai kepandaian Beng Tu Lojin, begitu pula lweekang yang dimilikinya, sebab Tong Hong Pek pernah berlatih selama dua puluh tahun di gunung Soat San!

Walau Kou Hun Siu telah berlatih tiga puluh tahun, namun lweekang-nya masih tidak dapat menyamai lweekang Tong Hong Pek. Hal ini karena lweekang yang dilatih Tong Hong Pek berasal dari aliran putih, sedangkan lweekang yang dilatih Kou Hun Siu berasal dari aliran sesat! Oleh karena itu lweekang yang dimiliki Tong Hong Pek tetap menang setingkat darinya!

Setelah mengalami itu, semangat Tong Hong Pek pun bertambah! Begitu berdiri tegak, dia pun membentak keras sambil menerjang ke arah Kou Hun Siu. Sebelum kakinya menginjak tanah, dia sudah menyerang empat lima jurus. Tampak pukulannya berkelebat-kelebat, sekejap semua pukulannya telah mengurung sekujur badan Kou Hun Siu!

Mengenai lweekang, Kou Hun Siu memang kalah setingkat dari Tong Hong Pek namun tidak terpaut jauh. Lagi-pula selama tiga puluh tahun itu dia terus berlatih, maka gerakannya mau pun perubahan jurusnya amat cepat dan indah, juga telah mencapai tingkat yang sangat tinggi! Karena itu walau Kou Hun Siu telah terkurung oleh pukulan-pukulan yang dilancarkan Tong Hong Pek, namun dia masih dapat berkelit.

Tong Hong Pek segera menyerang lagi dengan lweekang sepenuhnya. Dia menyerang dengan dua jurus yang berbeda, sungguh lihay dan dahsyat kedua jurus serangannya itu! Begitu melihat kedua jurus serangan itu, barulah Kou Hun Siu percaya kalau lweekang Tong Hong Pek lebih tinggi setingkat darinya sehingga Kou Hun Siu tidak berani menyambut kedua jurus serangan yang penuh mengandung lweekang itu. Mendadak Kou Hun Siu bersiul panjang, badannya tampak mencelat ke atas menghindari jurus serangan tersebut!

Begitu mulai bertarung, Tong Hong Pek dan Kou Hun Siu sudah saling serang menyerang tujuh delapan jurus, semua itu merupakan jurus yang mematikan! Siapa yang lengah pasti celaka! Ketika melihat mereka berdua mulai bertarung, hati Tam Goat Hua yang sedang bersembunyi menjadi amat tegang sekali! Di saat Kou Hun Siu mencelat ke atas untuk menghindari kedua jurus serangan Tong Hong Pek, Tam Goat Hua pun segera melesat ke arah Lu Leng! Jarak mereka hanya beberapa depa, maka begitu melesat sudah sampai di hadapan pemuda itu. Tam Goat Hua pun langsung menyambar Lu Leng, sekaligus membawanya pergi tanpa menyia-nyiakan waktu!

Tong Hong Pek telah berpesan pada Tam Goat Hua, ia harus membawa Lu Leng pergi sejauh mungkin! Akan tetapi gadis itu juga amat mengkhawatirkan keselamatan Tong Hong Pek. Setelah membawa Lu Leng pergi belasan depa, dia pun berhenti sambil memandang ke belakang. Terlihat Kou Hun Siu masih berada di udara, sebelum melayang turun ke bawah, mendadak tangannya dikibaskan. Tampak cahaya yang amat halus bergemerlapan meluncur ke arah Tong Hong Pek, itu adalah senjata Kou Hun Si (Rantai Penggaet Sukma)!

Wajah Tong Hong Pek berubah serius sekali, badannya bergerak cepat ke belakang! Melihat kejadian itu, hati Tam Goat Hua pun berdebar-debar tegang! Gadis itu tahu, senjata yang digunakan Kou Hun Siu adalah senjata Kou Hun Si yang amat lihay! Dari gerakan Tong Hong Pek ke belakang, Tam Goat Hua sudah tahu kalau Tong Hong Pek tidak punya akal untuk menghadapi senjata itu, dan ini pertanda Tong Hong Pek sudah berada di bawah angin! Kalau dilanjutkan entah bagaimana akhirnya! Timbullah pertentangan dalam hati Tam Goat Hua. Ia menjadi ragu-ragu, apakah akan membantu Tong Hong Pek, atau segera membawa Lu Leng pergi!

Sementara itu Kou Hun Siu pun sudah melayang turun. Karena Kou Hun Siu membelakangi Tam Goat Hua maka dia tidak melihat gadis itu, melainkan langsung menyerang Tong Hong Pek dengan senjatanya! Sedangkan Tong Hong Pek yang mengetahui keragu-raguan Tam Goat Hua, pada saat itu juga tidak leluasa berseru menyuruhnya pergi! Karena apabila dia berseru, sebelum Tam Goat Hua kabur Kou Hun Siu pasti sudah mengejarnya! Ketika melihat Kou Hun Siu menyerang lagi, Tong Hong Pek segera membalikkan badannya, langsung melesat pergi!

Kou Hun Siu tertawa gelak, kemudian berkata lantang, "Giok Bin Sin Kun, tadi kau sok sekali! Kok sekarang malah kabur? Mau kabur ke mana?"

Kou Hun Siu sama sekali tidak tahu akan maksud Tong Hong Pek. Ternyata Tong Hong Pek bermaksud memancingnya menjauhi tempat itu agar Tam Goat Hua bisa membawa Lu Leng pergi! Namun Kou Hun Siu mengira Tong Hong Pek takut akan senjatanya, maka Kou Hun Siu segera mengejarnya!

Ketika melihat Tong Hong Pek melesat pergi dan Kou Hun Siu mengejarnya, Tam Goat Hua sudah tahu bahwa Tong Hong Pek bermaksud memancing Kou Hun Siu pergi! Tam Goat Hua menghela nafas panjang, tanpa menyia-nyiakan waktu lagi, ia langsung mengempit Lu Leng sekaligus melesat pergi meninggalkan tempat itu! Kira-kira dua mil kemudian barulah Tam Goat Hua berhenti dan menaruh Lu Leng ke bawah, lalu menggunakan golok pusaka Su Yang To untuk memutus rantai yang membelenggu dirinya. Setelah itu Tam Goat Hua pun membebaskan jalan darah Lu Leng yang tertotok.

Begitu jalan darah yang tertotok itu dibebaskan, Lu Leng pun cepat-cepat meloncat bangun! Lu Leng memandang Tam Goat Hua seraya bertanya, "Kakak Goat, di mana guru?"

Tam Goat Hua menyahut, "Dia memancing Kou Hun Siu pergi agar kita bisa kabur!"

Mendengar itu Lu Leng langsung membanting kaki seraya berkata, "Kakak Goat, senjata milik Kou Hun Siu itu amat lihay! Mungkin guru tak sanggup menghadapinya, bagaimana kau bisa membiarkan guru memancing Kou Hun Siu ke tempat lain?"

Tam Goat Hua menghela nafas panjang seraya berkata, "Adik Leng, aku pun memikirkan hal tersebut, tapi dia menghendaki aku berbuat begini! Setelah berhasil menyelamatkanmu, kita berdua harus cepat-cepat ke pelabuhan, menggunakan perahu besar milik Kou Hun Siu untuk berlayar ke pulau Hek Ciok To mencari Panah Bulu Api!"

Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala. "Kakak Goat, tidak seharusnya kau mengabulkan itu!"

Tam Goat Hua tersenyum getir. "Adik Leng, aku bertemu dengan dia di tengah laut! Mengenai urusan kita dia pun sudah tahu. Dia amat berduka dan telah membulatkan hati! Aku tidak dapat menasehatinya!"

Mendengar itu, bukan main terkejutnya Lu Leng. Segera dia berkata, "Kalau begitu, bukankah... guru berniat untuk mati?"

Tam Goat Hua menyahut dengan mata basah dan terisak-isak, "Itu... itu tidak mungkin, dia... dia masih bisa melarikan diri!"

Lu Leng berkata tegas, "Tidak bisa! Pokoknya kita harus kembali ke sana. Kalau sampai guru celaka, aku akan menderita dan tersiksa sekali!"

Usai berkata Lu Leng pun melesat pergi! Akan tetapi Tam Goat Hua cepat-cepat menjulurkan tangannya. Ia menarik lengan Lu Leng seraya berseru, "Adik Leng!"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar