Harpa Iblis Jari Sakti Chapter 53

Mendengar itu, betapa gusarnya Lu Leng tak terkatakan lagi. Akhirnya ia membentak dengan sengit, "Kalian berdua amat tak tahu malu!"

Wajah wanita berpakaian merah langsung berubah. Ia balas membentak, "Bocah busuk! Rupanya kau benar-benar sudah bosan hidup! Apakah ingin lebih cepat pergi menghadap Giam Lo Ong (Raja Akhirat)?" Kelihatannya wanita itu jauh lebih bengis dari suaminya.

Sebetulnya Lu Leng ingin mencacinya, namun perjalanan menuju ke istana Ci Cun Kiong masih membutuhkan waktu kira-kira dua puluh hari! Dalam waktu dua puluh hari ia masih punya kesempatan untuk meloloskan diri! Kalau sekarang mencaci mereka, pasti dirinya akan disiksa! Oleh karena itu Lu Leng berusaha menekan hawa kegusarannya dan tidak bersuara lagi.

Wanita tua itu mendengus dingin "Hmm! Bagus! Rupanya kau tahu diri juga!"

Lu Leng bertanya, "Bagaimana kalian tahu diriku adalah Lu Leng?"

Wanita tua itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia menyahut, "Ketika kami sampai di Cing Yun Ling, kau baru meninggalkan tempat itu, maka kami terus menguntitmu! Kau sendiri yang tertidur seperti orang mati, kau mau salahkan siapa, hah?!"

Diam-diam Lu Leng menghela nafas, ia menyesal karena salah mengenali dua sosok bayangan yang dikira adalah kedua ekor monyet berbulu perak itu, sehingga ia diam saja tak mau bergerak! Kalau tidak, bagaimana mungkin begitu gampang kedua orang itu menangkapnya? Mendadak Lu Leng tertawa seraya berkata, "Meski pun kalian membawaku ke istana Ci Cun Kiong, kalian pun tidak akan memperoleh pahala apa-apa!"

Wanita tua itu tertawa aneh. "Jangan pura-pura bodoh! Kaum rimba persilatan di kolong langit tahu siapa kalian. Kalian adalah orang-orang buronan. Apabila membawa salah seorang di antara kalian ke istana Ci Cun Kiong, baik masih hidup mau pun sudah mati, sudah pasti akan memperoleh suatu pahala di sana!"

Lu Leng segera bertanya, "Siapa beberapa orang itu?"

Wanita tua itu menyahut, "Salah seorang diantaranya adalah kau!"

Lu Leng bertanya lagi, "Yang lain?"

Wanita tua itu memberitahukan, "Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu, Cit Sat Sin Kun suami istri, anak-anaknya, cucu Si Pecut Emas Han Sun, Yok Kun Sih dan beberapa jago tangguh dari partai besar yang berhasil meloloskan diri!"

Lu Leng tertawa gelak. "Hahaha! Kalau begitu imbalan kalian berdua pasti besar sekali!"

Kedua suami istri itu saling memandang, lalu bertanya, "Apa maksud ucapanmu itu?"

Lu Leng memandang mereka serta menyahut sambil tersenyum-senyum, "Kalian berdua dengan cara licik telah berhasil menangkapku. Apabila kalian terus berjalan ke depan, pasti akan bertemu guruku dan Cit Sat Sin Kun suami istri! Apabila kalian berhasil pula menangkap mereka bertiga, lalu melanjutkan perjalanan menuju ke istana Ci Cun Kiong, bukankah kalian akan memperoleh imbalan yang amat besar?"

Ketika mendengar Lu Leng berkata begitu, air muka wanita dan lelaki tua itu tampak berubah. Wanita tua itu bertanya dengan sengit, "Mereka bertiga menunggu di mana?"

Lu Leng menyahut, "Dari sini menuju ke gunung Tiong Tiau San paling banyak melewati tiga buah jalan, juga masih ada dua jalan yang berliku-liku! Nah, mereka bertiga menunggu di sana, kalian pun bisa menangkap mereka!"

Padahal sesungguhnya saat ini Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun suami istri berada di mana, Lu Leng sama sekali tidak tahu. Dia mengatakan demikian semata-mata hanya untuk menakuti mereka berdua. Kedua orang itu tidak tahu bahwa Lu Leng berdusta, mereka berdua kelihatan bimbang.

Lama sekali barulah wanita tua itu berkata dengan suara rendah, "Tua bangka, di antara mereka bertiga, tiada seorang pun yang dapat kita lawan, lho!"

Lelaki tua itu mengerutkan kening, tidak menyahut.

Lu Leng bahkan tertawa. "Kalian berdua ingin bergabung ke sana, tentunya harus memeras tenaga. Mengapa kini malah ingin mundur?"

Betapa gusarnya wanita tua itu. Mendadak ia mengangkat sebelah tangannya yang kehitam-hitaman, kelihatannya ingin menyerang Lu Leng. Bukan main terkejutnya Lu Leng ketika melihat tangan yang kehitam-hitaman itu. Entah ilmu pukulan apa yang dilatih wanita tua itu, pikirnya. Akan tetapi mendadak wanita tua itu menurunkan tangannya. Ia batal menyerang Lu Leng, bahkan tertawa terkekeh seraya berkata,

"Aku sudah punya akal!"

Lelaki tua itu bertanya dengan girang, "Akal apa?"

Wanita tua itu menunjuk Lu Leng serta menyahut, "Akal itu berada pada diri bocah ini!"

Lelaki tua itu tampak tidak mengerti. Wanita tua itu memberitahukan, "Cit Sat Sin Kun dan teman-temannya mempunyai pandangan yang berbeda terhadap bocah ini. Kalau bertemu mereka, hanya...."

Berkata sampai di situ, mendadak wanita tua itu mencabut golok pusaka yang ada di pinggang lelaki tua, kemudian diayunkan ke arah muka Lu Leng! Ketika hampir mengenai muka Lu Leng, golok pusaka itu pun berhenti. Lu Leng tahu, wanita tua itu tidak akan mencelakai dirinya, namun menyaksikan lweekang wanita tua itu, semangat Lu Leng sempat gentar juga.

Terdengar wanita tua itu berkata, "Dengan golok pusaka mengancam leher bocah ini, mana mungkin mereka tidak akan memberi jalan?"

Lelaki tua itu tertawa gelak. "Hahaha! Tidak salah! Tidak salah!"

Mendadak pada wajah wanita tua itu tersirat kebencian, kemudian ia berkata dengan sengit, "Kalau bertemu Tong Hong Pek harus menuntut balas atas kekalahan tempo hari di tangan Beng Tu Lojin, agar dapat melampiaskan rasa benci selama dua puluh tahun ini!"

Ketika mendengar ucapan itu, Lu Leng terkejut sekali dalam hati! Dia pernah dengar dari Cit Sat Sin Kun, dulu banyak kaum rimba persilatan dari golongan sesat yang roboh di tangan Beng Tu Lojin! Namun yang kehilangan jejak mereka dapat dihitung dengan jari. Diantaranya terdapat dua orang, yang berasal dari daerah Miau yaitu Cang Cit Mo (Tujuh Iblis Daerah Miau).

Mereka pernah melakukan penyerangan ke gunung Go Bi San. Ketika itu Beng Tu Lojin memimpin para muridnya untuk membunuh lima iblis dari daerah Miau tersebut. Yang dua dan masih muda bernama Liok Mo (Iblis Hijau) Ban Khong dan Ang Mo (lblis Merah) Yo Sai Hoan, mereka berhasil melarikan diri! Para murid Go Bi Pay terus mengejar sampai ke daerah Miau. Namun begitu berada di daerah Miau, kedua orang itu pun hilang entah ke mana. Sejak itu kedua orang tersebut tiada kabar beritanya.

Ketika Cit Sat Sin Kun mengungkit tentang kedua orang itu, ia yakin bahwa kedua orang itu masih hidup dan bersembunyi di suatu tempat. Cit Sat Sin Kun pernah berpesan pada Lu Leng, apabila bertemu lelaki dan wanita yang berpakaian merah serta hijau ia harus berhati-hati karena mereka berdua mahir menggunakan racun! Kini Lu Leng tertangkap lantaran kurang berhati-hati, yang menangkapnya justru adalah dua iblis daerah Miau yang amat jahat! Teringat akan itu, Lu Leng pun tertawa dingin seraya berkata,

"Aku kira kalian berdua siapa, tidak tahunya adalah dua ekor ikan yang terlepas dari jala, yaitu Iblis Merah dan Iblis Hijau!"

Air muka wanita tua itu berubah, langsung mengayunkan golok pusaka yang ada di tangannya menggores muka Lu Leng dua kali.

"Sret! Sret!"

Lu Leng tetap diam, wajah pun tidak berubah sama sekali.

Iblis Merah Yo Sai Hoan berkata dengan sengit, "Bagaimana kalau memang kami berdua?"

Lu Leng menyahut, "Begitu bertemu guruku, kalian berdua harus girang!"

Iblis Merah Yo Sai Hoan segera bertanya, "Girang kenapa?"

Lu Leng tertawa gelak. "Pada dasarnya kalian berdua bergelar Miau Cang Cit Mo, tapi sudah berpisah selama dua puluh tahun lebih dengan lima lainnya. Kini kalian akan saling bertemu kembali, bukankah itu amat menggembirakan?"

Saat ini badan Lu Leng terikat di balok besar, mati hidupnya berada di tangan kedua orang itu. Tetapi dia masih dapat berbicara sambil tertawa-tawa tanpa ada rasa takut sama sekali! Sebaliknya Yo Sai Hoan dan Ban Khong tampak gusar bukan main, sedangkan Lu Leng malah tertawa terus. Mereka berdua saling memandang sejenak, kemudian membentak.

"Bocah busuk! Sampai di istana Ci Cun Kiong, lihat apakah kau masih bisa tertawa tidak?"

Lu Leng menyahut, "Pada saat itu aku akan tertawa lebih besar melihat kalian berdua pasti akan membungkuk-bungkukkan badan di hadapan Liok Ci Khim Mo, kemudian memanggilnya Ci Cun, bukankah itu sangat menggelikan?"

Iblis Hijau Ban Khong dan Iblis Merah Yo Sai Hoan langsung melotot, wajah mereka pun berubah kehijau-hijauan saking gusar tetapi tidak dapat melampiaskan. Mereka berdua tidak turun tangan menyerang Lu Leng. Setelah melotot mereka berdua pun berkasak-kusuk merundingkan sesuatu. Lu Leng tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Berselang sesaat barulah mereka menunggang kuda ke depan. Lu Leng tetap berada di punggung kuda itu, melaju mengikuti mereka.

Malam harinya, ketika sampai di sebuah rimba barulah mereka berhenti. Ban Khong mendekati Lu Leng, lalu memasukkan sedikit makanan ke dalam mulutnya, setelah itu ia berjalan pergi. Lu Leng menekan kegusarannya dengan menelan makanan yang ada dalam mulutnya, kemudian ia coba menghimpun hawa murni, namun masih tetap merasa lemah. Ban Khong dan Yo Sai Hoan bermalam di rimba itu, keesokan harinya melanjutkan perjalanan lagi.

Belasan hari kemudian mereka sudah mendekati gunung Tiong Tiau San. Hanya kira-kira berjarak empat lima ratus mil perjalanan jalanan disitu agak rata, mungkin dua tiga hari lagi akan tiba di istana Ci Cun Kiong. Dalam belasan hari ini Lu Leng selalu berusaha menghimpun hawa murninya, tapi badannya tetap lemas tak bertenaga. Petang harinya ketika sedang melakukan perjalanan, mendadak terdengar suara derap kaki kuda di belakang mengejar mereka, tak lama terdengar pula suara bentakan.

"Siapa kalian?! Mau kemana?!"

Ban Khong segera menyahut, "Mau pergi menemui Bu Lim Ci Cun!"

Pemimpin rombongan itu berkata, "Kami akan ke istana Ci Cun duluan untuk melapor, cianpwe berdua melanjutkan perjalanan perlahan-lahan saja!"

Usai berkata, kuda-kuda itu pun berlari laksana kilat, sedangkan Ban Khong dan Yo Sai Hoan tampak puas sekali. Yo Sai Hoan menoleh ke belakang seraya berkata,

"Binatang kecil, di mana adanya gurumu?"

Lu Leng mengeluh dalam hati. Sudah mengetahui jejak Panah Bulu Api dan segera akan memperolehnya, namun dirinya justru jatuh ke tangan kedua orang itu! Sampai di istana Ci Cun Kiong, ia pasti akan celaka. Dia menyesal sekali, tidak seharusnya singgah di Cing Yun Ling hingga akhirnya ditangkap oleh kedua iblis itu!

Ketika hari mulai malam, dari depan muncul beberapa penunggang kuda. Lu Leng yang terikat di balok dapat melihat dengan jelas para pendatang itu, yang paling depan adalah Kiong Bu Hong! Begitu melihat orang tersebut Lu Leng pun menghela nafas dalam hati. Padahal Lu Leng masih berharap bisa meloloskan diri pada kesempatan terakhir! Maka begitu melihat Kiong Bu Hong, hancurlah harapannya!

Karena sudah dekat dengan istana Ci Cun Kiong, lagi pula Kiong Bu Hong sangat licik dan banyak akalnya, berarti tiada harapan lagi baginya untuk meloloskan diri! Setelah kemunculan Kiong Bu Hong, Ban Khong dan Yo Sai Hoan pun segera menghentikan kuda masing-masing. Kiong Bu Hong sudah berada di hadapan kedua orang itu, ia memandang mereka berdua seraya bertanya,

"Yang datang sobat dari mana?"

Sesungguhnya Ban Khong dan Yo Sai Hoan tidak kenal Kiong Bu Hong. Berhubung saat ini sudah mendekati istana Ci Cun Kiong, maka mereka sudah mengira bahwa Kiong Bu Hong adalah orang dari istana tersebut, bahkan kedudukannya cukup tinggi. Oleh karena itu Ban Khong segera memberi hormat seraya menyahut,

"Aku adalah salah seorang dari Tujuh Iblis Daerah Miau yaitu Iblis Merah Ban Khong!"

Begitu Ban Khong selesai memperkenalkan diri, air muka Kiong Bu Hong tampak berubah namun dalam sekejap sudah kembali seperti biasa. Ban Khong yang ingin bergabung dengan Liok Ci Khim Mo justru tidak memperhatikan air muka Kiong Bu Hong yang berubah tadi, sebaliknya Lu Leng yang terikat di balok dapat melihat keanehan air muka Kiong Bu Hong. Hal ini membuatnya tercengang.Apa sebabnya air muka Kiong Bu Hong berubah begitu aneh? Apakah Kiong Bu Hong dan Miau Cang Cit Mo punya suatu dendam? tanya Lu Leng dalam hati. Tapi kelihatannya mereka sama sekali tidak pernah bertemu!

Sementara Kiong Bu Hong cepat-cepat balas memberi hormat. "Selamat datang! Oh ya, yang ini...."

Iblis Hijau-Yo Sai Hoan segera menyahut, "Aku adalah Yo Sai Hoan!"

Kiong Bu Hong tertawa gelak, segera berkata, "Apabila Bu Lim Ci Cun tahu akan kedatangan kalian berdua, beliau pasti menyambut dengan hangat!"

Ban Khong tertawa. "Kami kemari juga membawa sebuah hadiah yang tak berarti untuk Ci Cun!" sambil berkata Ban Khong menunjuk ke belakang.

Sebetulnya Kiong Bu Hong sudah melihat dari tadi, yang terikat di balok besar itu adalah Lu Leng, musuh besar Liok Ci Khim Mo yang sedang dicari-cari. Karena itu ketika Ban Khong menyebut namanya, wajah Kiong Bu Hong lantas tampak berubah! Perlu diketahui, selain memiliki hati licik dan banyak akal busuk, Kiong Bu Hong juga amat berambisi sekali.

Sebelum Kim Kut Lau datang ke istana Ci Cun Kiong, di dalam istana tersebut boleh dikatakan dialah yang punya hak besar, berada di atas ribuan orang! Namun setelah kemunculan Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun berdua di istana itu, dia menjadi tersingkir, sebaliknya Kim Kut Lau malah selalu mendampingi Liok Ci Khim Mo dimana pun Liok Ci Khim Mo berada.

Sedangkan Ban Khong dan Yo Sai Hoan, merupakan dua iblis dari daerah Miau yang amat terkenal. Walau pernah dikalahkan Beng Tu Lojin, namun kaum rimba persilatan golongan sesat amat kagum pada mereka. Sesampai di istana Ci Cun Kiong nanti, mereka berdua pasti akan memperoleh pandangan khusus dan istimewa! Karena itu Kiong Bu Hong terlebih dahulu harus mempertimbangkan, apakah ia dapat memanfaatkan kedua orang itu?

Tetapi Kiong Bu Hong segera membatalkan niatnya karena ada dua orang dari perguruannya yang mati di tangan Miau Cang Cit Mo, sehingga menimbulkan pertikaian! Selain itu, setelah kedua orang itu tiba di istana Ci Cun Kiong, mereka akan tahu bahwa kedudukan Kiong Bu Hong masih di bawah Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun, maka apakah Kiong Bu Hong masih dapat mempengaruhi mereka?

Kiong Bu Hong betuI-betul licik. Sebelum membawa mereka berdua memasuki istana Ci Cun Kiong, ia sudah memikirkan apa yang akan terjadi sehingga diam-diam dia sudah punya rencana sendiri. Walau demikian di wajahnya sama sekali tidak tampak perubahan sedikit pun, ia bahkan tersenyum-senyum seraya berkata, "Hadiah dari kalian berdua pasti amat menyenangkan hati Ci Cun, aku adalah Kiong Bu Hong, salah satu pemimpin di istana Ci Cun Kiong! Harap kalian berdua banyak-banyak memberi petunjuk padaku kelak!"

Ban Khong tertawa gelak seraya menyahut tanpa sungkan-sungkan lagi, "Hahaha! Mana berani! Mana berani!"

Betapa gusarnya Kiong Bu Hong dalam hati, tapi wajahnya tetap tidak berubah sedikit pun. Ia lalu mengibaskan tangannya ke belakang, tujuh delapan orang yang berada di belakangnya langsung membalikkan kuda masing-masing, meninggalkan tempat itu menuju ke istana Ci Cun Kiong. Kiong Bu Hong lalu berkata kepada Ban Khong dan Yo Sai Hoan, "Kalian berdua ikut aku!"

Setelah berkata, Kiong Bu Hong memacu kudanya ke depan diikuti oleh Ban Khong dan Yo Sai Hoan dari belakang dengan penuh kegembiraan. Kuda yang membawa Lu Leng juga ditarik mengikuti mereka, sedangkan Lu Leng yang terikat di balok besar di atas punggung kuda masih berharap bisa meloloskan diri. Tetapi ternyata racun yang digunakan Miau Cang Cit Mo amat lihay sekali, sehingga setelah sekian lama Lu Leng tetap tak dapat menghimpun hawa murninya, dan badannya tetap lemas tak bertenaga.

Lu Leng menghela nafas panjang lagi dalam hati. Kini dia hanya memiliki sebuah harapan terakhir, yaitu Oey Sim Tit! Apabila kedatangannya di istana Ci Cun Kiong diketahui oleh Oey Sim Tit, kemungkinan besar pemuda itu akan menolongnya. Selain itu sudah tiada harapan lain baginya untuk meloloskan diri dari cengkeraman Liok Ci Khim Mo!

Berselang beberapa saat, Kiong Bu Hong, Iblis Merah dan Iblis Hijau sudah melakukan perjalanan lima enam puluh mil. Sedangkan orang-orang yang menyertai Kiong Bu Hong tadi sudah tidak kelihatan, sebab mereka kembali duluan ke istana Ci Cun Kiong untuk melapor! Jalanan yang dilalui makin lama makin lebar dan bagus, jelas jalanan itu baru dibuat. Di pinggir kiri kanan jalan tersebut banyak terdapat bangsal yang baru dibangun untuk tempat beristirahat para anak buah Liok Ci Khim Mo.

Menyaksikan itu hati Lu Leng makin berduka. Bukan karena dirinya akan jatuh ke tangan Liok Ci Khim Mo lagi, melainkan karena melihat bagitu banyak pesilat tangguh dari golongan hitam yang bergabung dengan istana Ci Cun Kiong! Ini berarti menambah kekuatan di pihak istana Ci Cun Kiong, sedangkan Busur Api berada di dalam istana tersebut! Walau Panah Bulu Api sudah ada jejaknya, namun belum tentu ia bisa memperolehnya. Kalau hal ini terus berlanjut, apakah mungkin baginya untuk membasmi Liok Ci Khim Mo? Pikirnya. Dan tanpa sadar air matanya sudah bercucuran.

Tak seberapa lama kemudian tampak Kiong Bu Hong menarik tali les kudanya secara mendadak. Ia berhenti di depan sebuah bangsal besar.

Iblis Merah Ban Khong tercengang, segera ia bertanya, "Mengapa saudara Kiong tidak maju ke depan lagi?"

Kiong Bu Hong tersenyum. Dia meloncat turun dari kuda seraya menyahut, "Harap kalian berdua turun dan tunggu di dalam bangsal itu!"

Kening Iblis Hijau tampak berkerut, tanyanya dengan nada tidak senang, "Mengapa?"

Kiong Bu Hong memberitahukan sambil tersenyum, "Ci Cun telah membuat peraturan. Siapa orang gagah yang ingin bergabung dengan Ci Cun, sebelum tiba di istana Ci Cun Kiong harus menunggu sejenak di bangsal itu, kemudian orang yang bertindak sebagai petunjuk jalan membawa hadiah untuk menemui Ci Cun! Setelah melihat hadiah tersebut barulah Ci Cun akan memastikan, mengundang kalian ke dalam istana atau tidak!"

Iblis Hijau-Yo Sai Hoan segera bertanya, "Kami berdua tidak dikecualikan?"

Kiong Bu Hong mencaci dalam hati, “Sungguh licin kalian berdua!” Namun mulutnya justru menyahut, "Kalian berdua tidak usah menunggu terlalu lama sebab Ci Cun pasti bersedia menemui kalian! Jadi tidak perlu merusak peraturan agar tidak menyinggung perasaan Ci Cun."

Ban Khong dan Yo Sai Hoan saling memandang, kemudian mendengus sambil meloncat turun dari kuda. Ban Khong menjulurkan tangannya menyambar Lu Leng, kemudian dibawa ke dalam bangsal.

Kiong Bu Hong melirik Lu Leng, setelah itu ia berkata, "Muka bocah itu agak kekuning-kuningan, apakah terkena racun?"

Yo Sai Hoan tertawa terkekeh serta menyahut, "Tidak salah!"

Mendadak kening Kiong Bu Hong tampak berkerut, lalu berkata, "Aku ingin mengatakan sesuatu, entah leluasa atau tidak?"

Yo Sai Hoan bertanya seraya melotot, "Mau mengatakan apa?"

Kiong Bu Hong tertawa. "Berdasarkan nama kalian berdua, begitu sampai di istana Ci Cun Kiong sudah pasti Ci Cun amat membutuhkan tenaga kalian berdua! Selanjutnya aku pasti jadi anak buah kalian dan saat itu baru aku berani mengatakannya!"

Ucapan itu bernada memuji Ban Khong dan Yo Sai Hoan, tidak heran mereka berdua tampak gembira sekali. Pada dasarnya mereka berdua memang amat angkuh, lagi-pula dari dulu Miau Cang Cit Mo sudah malang melintang di dunia persilatan dan tak pernah terjungkal di tangan siapa pun. Mereka hanya pernah dikalahkan oleh Beng Tu Lojin, maka mereka amat angkuh serta tak memandang sebelah mata pada siapa pun!

Sebelum datang di istana Ci Cun Kiong, mereka berdua sudah mengambil suatu keputusan. Apabila Pat Liong Thian Im tidak selihay apa yang mereka dengar, mereka pun akan mengambil alih kedudukan Liok Ci Khim Mo! Oleh karena itu, apa yang diucapkan Kiong Bu Hong amat cocok dengan kemauan mereka. Ban Khong dan Yo Sai Hoan tertawa terkekeh-kekeh, memandang Kiong Bu Hong seraya berkata,

"Kalau begitu, katakanlah!"

Ketika melihat kedua orang itu mempercayai perkataannya, Kiong Bu Hong sangat senang dalam hati, katanya, "Ci Cun membenci bocah itu sampai ke tulang sumsum. Dia memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci dan entah sudah berapa banyak saudara kami dilukainya! Kini sepasang tangan dan kakinya sudah dirantai, sudah pasti dia tidak bisa melarikan diri. Kalau kalian berdua memberinya obat penawar, bukankah kalian berdua akan kelihatan lebih gagah tanpa tanding?"

Mendengar itu Ban Khong dan Yo Sai Hoan diam saja. Walau Lu Leng dirantai dan rantai itu dipantek pada balok besar, namun dia masih mendengar jelas apa yang dikatakan Kiong Bu Hong. Seketika dia tercengang dalam hati sebab Kiong Bu Hong bukan orang yang baik hati, bahkan pernah pula dilukai Lu Leng. Tapi kini dia justru mengusulkan pada Iblis Merah dan Iblis Hijau agar memberinya obat penawar! Kedengarannya memang mementingkan diri kedua iblis tersebut, bahkan juga masuk akal!

Akan tetapi Lu Leng tahu bahwa Kiong Bu Hong pasti mempunyai suatu rencana tertentu yang belum bisa diraba apa maksudnya. Lu Leng hanya berharap, hati kedua iblis itu akan terpengaruh oleh perkataan Kiong Bu Hong sehingga bersedia memberinya obat penawar. Karena setelah makan obat penawar, tenaganya pasti pulih dan rantai yang mengikat dirinya tidak jadi masalah lagi!

Ketika melihat Ban Khong dan Yo Sai Hoan agak ragu, Kiong Bu Hong pun berkata lagi, "Perlu diketahui, Ci Cun akan menggunakan Pat Liong Thian Im untuk menyiksa bocah itu hingga mati! Kalau dia sudah terkena racun, mungkin akan segera mati oleh Pat Liong Thian Im, dan hal itu tidak akan menyenangkan Ci Cun. Harap kalian berdua dapat mengerti!"

Iblis Merah Ban Khong bertanya, "Bukankah tadi kau bilang akan membawa bocah busuk ini pergi menemui Ci Cun dulu?"

Kiong Bu Hong mengangguk. "Ya! Itu merupakan peraturan yang telah ditetapkan Ci Cun, aku tidak bisa apa-apa!"

Ban Khong berkata, "Kalau begitu kau harus berhati-hati, sebab setelah dia makan obat penawar, dalam waktu setengah jam lweekang-nya akan pulih, Iho!"

Kiong Bu Hong menyahut, "Dalam waktu setengah jam, bocah itu sudah berada di dalam istana Ci Cun Kiong!"

Ban Khong manggut-manggut, kemudian mendadak ia mengibaskan tangannya, jari telunjuk pun menyentil.

“Taak!" terdengar suara letusan, seketika tampak asap tipis kebiru-biruan mengarah kepada Lu Leng.

Bukan main terkejutnya Kiong Bu Hong menyaksikan itu. Dia sering bertemu kaum rimba persilatan golongan sesat, namun tiada seorang pun mampu berbuat seperti apa yang dilakukan Ban Khong barusan! Mengibaskan tangan dan jari telunjuk menyentil, lantas tampak asap tipis yang kebiru-biruan, padahal sebelumnya tidak terlihat apa pun!

Sementara Lu Leng yang dipantek pada balok besar sama sekali tidak bisa bergerak! Ketika melihat asap tipis itu mengarah kepadanya, dia pun pasrah. Di saat bersamaan hidungnya sudah mencium bau yang amat aneh yang membuat sekujur badannya tergetar-getar. Tak lama asap tipis itu pun sirna terhembus angin.

Ban Khong berkata, "Aku sudah memberinya obat penawar, kau boleh bawa dia pergi!"

Kiong Bu Hong terperangah, "Dia... dia belum makan obat penawar...."

Ban Khong tertawa memberitahukan, "Obat penawar itu tidak usah dimakan, dia cukup mencium saja!"

Kiong Bu Hong manggut-manggut. "Oooh! Kepandaian anda begitu tinggi, aku tidak pernah menyaksikan seperti yang baru saja terjadi!"

Kali ini Kiong Bu Hong berkata berdasarkan suara hatinya, tidak bermaksud menyanjung Ban Khong.

Dengan berlebihan Ban Khong tertawa. “Hahaha!” kemudian berkata, "Kami berdua selalu menggunakan racun yang berlawanan. Tadi asap tipis kebiru-biruan itu, bagi orang yang belum terkena racun asap kuning, begitu terhisap asap tipis kebiru-biruan itu pasti akan mati secara mengenaskan! Tapi bagi orang yang sudah terkena racun asap kuning, asap tipis kebiru-biruan itu justru merupakan obat penawarnya! Itu cuma kepandaian rendah, saudara Kiong Bu Hong tidak usah memuji!"

Mendengar itu, Kiong Bu Hong pun mengucurkan keringat dingin. Apabila kedua iblis itu ingin mencelakai orang, siapa yang tidak dapat menjaga diri tentunya akan terkena racun mereka! Karena terkejut maka Kiong Bu Hong yang tidak berani terlalu lama bersama mereka. Ia segera berkata, "Harap kalian berdua menunggu di sini, dalam waktu satu jam aku pasti kembali menjemput kalian menemui Ci Cun!"

Ban Khong dan Yo Sai Hoan manggut manggut. Mereka berdua duduk di dalam bangsal itu. Kiong Bu Hong segera menyambar balok besar itu sekaligus meloncat ke punggung kuda, dan kuda itu pun langsung berlari cepat meninggalkan tempat itu. Sementara Lu Leng yang sudah menghisap asap tipis kehijau-hijauan itu tak lama kemudian sudah mulai merasakan bahwa hawa murni pada nadi Jin Tok-nya mulai tersambung.

Namun dia masih tidak tahu apa rencana Kiong Bu Hong, maka dia tidak berani terlalu berharap, hanya hatinya merasa agak lega. Apabila tenaganya sudah pulih, gampang baginya untuk melepaskan diri dari rantai yang mengikat itu. Mungkin sebelum tiba di istana Ci Cun Kiong, dia sudah bisa meloloskan diri! Setelah berpikir demikian dia pun memejamkan mata untuk menghimpun hawa murninya, tidak perduli Kiong Bu Hong memacukan kudanya dengan kencang sekali.

Tak sampai setengah jam Lu Leng mulai merasa sudah tidak ada masalah lagi dengan hawa murninya. Akan tetapi di saat bersamaan, Kiong Bu Hong justru menghentikan kuda itu secara mendadak. Hati Lu Leng tersentak! Apakah sudah tiba di istana Ci Cun Kiong? Dia segera membuka matanya, seketika dia pun jadi tertegun. Kalau dihitung, kini sudah waktunya Kiong Bu Hong berada di sekitar istana Ci Cun Kiong. Ketika Lu Leng membuka matanya, ia melihat sebuah lembah yang penuh batu-batu aneh, gelap dan amat sunyi. Lu Leng mengerutkan keningnya.

Tiba-tiba Kiong Bu Hong melemparkan Lu Leng beberapa depa jauhnya. Setelah jatuh di tanah Lu Leng melihat Kiong Bu Hong melesat ke arahnya. Melihat itu Lu Leng cepat-cepat menghimpun hawa murninya lagi. Ia berharap sebelum Kiong Bu Hong berada di hadapannya, dia sudah dapat melepaskan diri dari rantai yang mengikatnya. Ketika Lu Leng baru mulai menghimpun hawa murninya, Kiong Bu Hong sudah melayang turun di hadapannya sekaligus mencabut sebilah belati yang amat tajam, langsung mengarah tenggorokannya dan menekan belati itu. Apabila Kiong Bu Hong mengerahkan tenaga, Lu Leng pasti mati seketika!

Lu Leng tertawa getir seraya berkata, "Tak kusangka akan mati di tanganmu!"

Kiong Bu Hong tertawa dingin. "Bocah, aku justru menolongmu! Kau kira aku mencelakaimu?"

Lu Leng memandang belati yang berada di tenggorokannya, kemudian tertawa gelak dan berkata, "Memang jagad ini luas sekali dan penuh dengan kejadian-kejadian aneh. Beginikah caranya menolong orang?"

Kiong Bu Hong tertawa dingin lagi, "Bocah busuk, ajalmu sudah berada di depan mata, masih bisa tertawa?"

Lu Leng tidak menyahut, hanya coba menerka maksud dan tujuan Kiong Bu Hong. Dia mengusulkan pada kedua iblis untuk memberinya obat penawar namun kini ia diancam dengan belati. Jika Kiong Bu Hong memang ingin memperalat dirinya, maka ia tidak akan dicelakai seujung rambut pun!

Setelah berpikir demikian Lu Leng jadi berani. Ia tertawa panjang seraya berkata, "Orang gagah tidak takut mati, maka aku tidak akan gentar menghadapi ajalku!"

Kiong Bu Hong tertegun, kemudian mendadak tertawa dan berkata, "Lu-siauhiap memang amat gagah, aku kagum sekali!"

Lu Leng tertawa dingin, "Kau tidak usah macam-macam. Kalau kau berniat menyelamatkan diriku, cepatlah geser belati yang di tenggorokanku!"

Kiong Bu Hong berkata, "Lu-siauhiap, kau adalah orang yang penuh pengertian, apakah perlu kujelaskan lagi?"

Lu Leng menyahut dengan dingin, "Kalau kau menghendaki aku melakukan sesuatu yang tak dapat kulakukan, kau jangan memimpikannya!"

Kiong Bu Hong tersenyum. "Aku tahu Lu-siauhiap berhati bajik, tentunya aku tidak akan menyuruhmu melakukan sesuatu yang bukan-bukan! Aku hanya ingin meminjam tanganmu untuk membasmi Iblis Merah dan Iblis Hijau itu!"

Mendengar itu seketika Lu Leng tertegun. Dalam hatinya sama sekali tidak menduga Kiong Bu Hong akan mengajukan permintaan tersebut, karena tadi Kiong Bu Hong masih tertawa-tawa berbicara dengan Ban Khong dan Yo Sai Hoan. Namun tidak sampai setengah jam, dia justru menghendaki Lu Leng turun tangan membunuh kedua orang itu!

Setelah tertegun cukup lama, Lu Leng pun bertanya, "Mengapa?"

Kiong Bu Hong memberitahukan, "Miau Cang Cit Mo punya dendam dengan perguruan kami!"

Lu Leng berkata sungguh-sungguh, "Dengan tenagaku sendiri, mungkin aku tidak mampu melawan mereka berdua!"

Kiong Bu Hong menggeleng-gelengkan kepala. "Aku tidak bisa membantumu, lagi-pula apabila kau mengabulkan permintaanku kau masih harus bersumpah berat! Jangan beritahukan kepada siapa pun tentang urusan kita ini, barulah aku akan melepaskanmu!"

Ketika sedang berbicara dengan Kiong Bu Hong, Lu Leng terus menghimpun hawa murninya. Kini sama sekali sudah tiada masalah! Akan tetapi Lu Leng masih tidak berani bergerak karena belati tersebut masih berada di tenggorokannya. Kalau Lu Leng bergerak sedikit, Kiong Bu Hong pasti akan menusuk lehernya, dan nyawanya akan melayang!

Lu Leng berpikir sejenak, ia tertawa dingin seraya berkata, "Siasatmu ini sungguh-sungguh hebat! Seandainya aku berhasil membunuh kedua iblis itu, berarti mewakilimu membalas dendam! Kalau aku gagal, kau pun tidak akan rugi apa-apa!"

Kiong Bu Hong tertawa. "Lu-siauhiap memang orang yang mengerti, itu yang disebut siasat melempar sebuah batu mendapatkan dua ekor burung!"

Lu Leng mendengus dingin, "Hmm!"

Kiong Bu Hong segera berkata lagi, "Namun terhadap Lu-siauhiap, siasat itu amat berguna sekali! Kalau kau tiba di istana Ci Cun Kiong, kau pasti mati! Tapi kini kau masih bisa mengadu nasib!"

Lu Leng menyahut dengan dingin, "Seandainya kau melepaskan diriku, namun aku tidak pergi membereskan kedua iblis itu, bukankah akan menyusahkanmu?"

Kiong Bu Hong tertawa gelak. "Lu-siauhiap merupakan pendekar yang gagah, di kolong langit ini siapa tidak tahu akan sifatmu? Kalau sudah mengabulkan tentunya tidak akan mengingkari janji!"

Mendengar itu Lu Leng jadi diam. Apa yang dikatakan Kiong Bu Hong memang tidak salah! Kalau sudah mengabulkan, sudah pasti akan pergi menempuh bahaya membasmi Iblis Merah dan Iblis Hijau! Kalau tidak, tentunya dia tidak dapat meninggalkan tempat ini! Ketika Lu Leng diam tak bersuara, Kiong Bu Hong justru berkata lagi sambil tersenyum,

"Lu-siauhiap sudah mengambil keputusan?"

Tiba-tiba Lu Leng teringat pada Oey Sim Tit. Segera ia berkata, "Kau bilang setelah aku tiba di istana Ci Cun Kiong pasti mati, itu belum tentu!"

Kiong Bu Hong memang amat cerdas, begitu mendengar ucapan Lu Leng sudah tahu maksudnya. Ia tertawa seraya berkata, "Lu-siauhiap, setelah Liat Hwe Cousu mati, kegusaran Ci Cun ternyata masih belum reda. Ia mengurung Tuan Muda Oey di ruang rahasia bawah tanah, hingga kini belum dibebaskan! Dia tidak akan tahu bahwa kau telah tiba di istana Ci Cun Kiong!"

Lu Leng tertegun. Selain menerima permintaan Kiong Bu Hong, kelihatannya sudah tiada jalan lain! Bertarung dengan Iblis Merah dan Iblis Hijau bisa menang bisa kalah, Lu Leng sama sekali tidak berani memastikannya. Namun biar bagaimana pun memang lebih baik mengadu nasib sesuai dengan apa yang dikatakan Kiong Bu Hong tadi, dari-pada harus mati di istana Ci Cun Kiong. Berpikir sampai disini Lu Leng menghela nafas panjang seraya berkata, "Baiklah! Aku mengabulkan permintaanmu!"

Kiong Bu Hong berkata, "Lu-siauhiap, apabila kau tertangkap lagi oleh kedua iblis itu, aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa!"

Lu Leng langsung membentak, "Jangan omong kosong!"

Kiong Bu Hong tertawa. "Hahaha...!"

Setelah itu dia pun menarik belati dari tenggorokan Lu Leng. Disaat bersamaan Lu Leng pun mengerahkan lweekang-nya hingga terdengar suara.

"Brak! Brak! Braak...!” rantai yang membelenggu tangan dan kakinya putus seketika dan dirinya pun terlepas dari balok besar itu. Ia langsung bangkit berdiri!

Bukan main terkejutnya Kiong Bu Hong karena mendadak Lu Leng sudah berada di hadapannya, seketika wajahnya berubah pucat pias!

Lu Leng mendengus. "Hm! Legakan hatimu, kini aku tidak akan mencelakaimu!"

Kiong Bu Hong cepat-cepat meloncat mundur beberapa langkah. Setelah hatinya agak tenang barulah berkata, "Lu-siauhiap, biar bagaimana pun kali ini aku terhitung telah menyelamatkan dirimu!"

Lu Leng menyahut dengan dingin, "Jangan banyak omong kosong!"

"Lu-siauhiap, aku punya suatu cara untuk membantumu!"

Lu Leng bertanya, "Cara apa?"

Kiong Bu Hong segera mengeluarkan sebuah kedok kulit manusia dari dalam bajunya, kemudian menyahut, "Lu-siauhiap pakai kedok ini lalu pergi ke bangsal itu, mengakulah sebagai orang Ci Cun Kiong! Ban Khong dan Yo Sai Hoan pasti tidak akan mencurigaimu dan Lu-siauhiap dapat gunakan kesempatan itu untuk turun tangan!"

“Terhadap kedua iblis itu memang tidak usah memakai peraturan rimba persilatan!” pikir Lu Leng dan sekaligus menerima kedok kulit manusia tersebut.

Kedok kulit manusia itu sungguh istimewa buatannya, tidak cuma beralis dan berjenggot bahkan tampak hidup pula seperti muka orang. Lu Leng segera memakai kedok kulit manusia itu.

Kiong Bu Hong langsung berkata, "Bagus sekali! Keluar dari lembah ini tujuh delapan mil, bangsal itu sudah terlihat!"

Lu Leng manggut-manggut.

Kiong Bu Hong berkata lagi, "Pakailah kudaku ini!"

Lu Leng tidak banyak bicara, langsung melesat ke punggung kuda. Seketika kuda itu berlari kencang meninggalkan lembah tersebut. Kurang dari dua mil, mereka sudah keluar dari lembah itu. Disana ada sebuah sungai kecil, pada permukaannya yang kering Lu Leng dapat melihat disana tercermin seraut wajah orang tua yang sama sekali tidak mirip Lu Leng. Walau demikian, hati Lu Leng tetap merasa tegang karena kepandaian Ban Khong dan Yo Sai Hoan sangat tinggi, juga karena sekujur badan mereka penuh racun.

Setelah berhenti sejenak di pinggir sungai barulah Lu Leng melanjutkan perjalanan lagi menuju ke arah barat. Tak lama ia sudah sampai di jalan besar, dari sana ia sudah melihat bangsal itu. Lu Leng menepuk pantat kudanya agar berlari lebih kencang, berselang sesaat sampailah dia di depan bangsal itu. Setelah menghentikan kudanya, Lu Leng pun langsung meloncat turun! Tampak Ban Khong dan Yo Sai Hoan duduk di dalam bangsal, memandang ke arahnya dengan dingin.

Lu Leng berjalan ke dalam bangsal dengan langkah lebar, kemudian bertanya lantang, "Apakah anda berdua adalah Iblis Merah dan Iblis Hijau?"

Iblis Merah Ban Khong balik bertanya dengan dingin, "Siapa kau?"

Lu Leng maju selangkah seraya menyahut, "Ci Cun mengundang kalian berdua ke Ci Cun Kiong!"

Ban Khong dan Yo Sai Hoan saling memandang, kemudian bertanya, "Di mana saudara Kiong?"

Lu Leng maju dua langkah lagi, sedangkan Ban Khong dan Yo Sai Hoan berdiri serentak, kelihatannya mereka berdua telah merasakan adanya keganjilan.

Lu Leng menyahut, "Saudara Kiong masih ada urusan lain, maka aku yang diutus untuk menjemput kalian berdua!"

Saat ini jarak mereka hanya dua tiga meter saja, jarak yang amat dekat sekali!

Ban Khong bertanya, "Bagaimana sebutan anda?"

Lu Leng menyahut sambil membuka kedok kulit yang dipakainya, "Aku tidak pernah ganti marga mau pun nama. Margaku Lu, namaku Leng!"

Ketika menyebut namanya, Lu Leng sudah mengerahkan lweekang-nya, langsung menyerang mereka berdua dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan). Terdengar suara ledakan dua kali mengarah dada kedua orang itu! Jurus tersebut menggunakan sembilan bagian tenaga. Walau Ban Khong dan Yo Sai Hoan telah mencurigai sikap orang yang ada di hadapannya, namun mereka berdua sama sekali tidak menduga Lu Leng akan kembali kesana! Karena itu mereka berdua tidak bersiap, ingin berkelit tapi sudah terlambat. Angin serangan itu telah menerjang dada mereka! Betapa dahsyatnya angin serangan itu. Kendati mereka berdua berkepandaian amat tinggi, namun begitu terserang oleh angin tersebut, mata mereka berkunang-kunang dan termundur-mundur!

"Duk! Duk!" punggung Iblis Merah Ban Khong dan Iblis Hijau membentur tiang bangsal yang ada di situ. Kalau orang lain sudah pasti akan mati atau terluka parah! Akan tetapi kedua iblis itu memiliki lweekang yang amat tinggi. Sebelum punggung membentur tiang, mereka berdua sudah mengerahkan lweekang.

"Braaak!" tiang bangsal roboh saat itu juga, membuat debu mengepul sehingga tidak tampak apa pun!

Kejadian itu sungguh di luar dugaan Lu Leng, cepat-cepat ia mengibaskan tangannya menghalau batu-batu yang akan menimpa dirinya. Disaat bersamaan dia pun melihat cahaya berkelebat-kelebat. Lu Leng mengenalinya, yaitu golok pusakanya yang terselip di pinggang Ban Khong! Lu Leng sangat senang dalam hati, ia segera menyerang ke arah sana dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit)!

Padahal saat ini debu dan reruntuhan bangsat itu masih mengepul sehingga tidak bisa melihat siapa pun. Iblis Merah Ban Khong tidak menyangka, golok pusaka yang direbutnya justru menunjukkan tempat mereka. Mendadak Iblis Merah Ban Khong menjerit, ternyata pinggangnya telah terserang oleh angin pukulan yang dilancarkan Lu Leng. Walau Iblis Merah Ban Khong berkepandaian amat tinggi, tapi terserang dua kali oleh Kim Kong Sin Ci, dia pun tak dapat bertahan lagi. Ia terpental bagaikan layangan putus!

Begitu melihat badan Iblis Merah Ban Khong terpental melayang ke atas, Lu Leng segera mencelat ke atas memburunya. Sesungguhnya Lu Leng ingin menghabiskan Ban Khong dulu, setelah itu baru menghadapi Yo Sai Hoan. Akan tetapi ketika Lu Leng melesat ke atas, mendadak terdengar suara bentakan Yo Sai Hoan menerjang ke arah Lu Leng! Lu Leng cepat-cepat berkelit, tampak Yo Sai Hoan mengibaskan sepasang tangannya.

"Serrt! Serrrt...!" terdengar suara, seketika terlihat dua gulung asap hitam meluncur.

Kalau Lu Leng tidak cepat berkelit tadi, niscaya sudah terkena asap hitam itu! Tentunya Lu Leng tahu asap hitam itu merupakan asap yang amat beracun, maka setelah berkelit dia masih mundur beberapa langkah. Di saat bersamaan Iblis Merah Ban Khong yang terpental itu jatuh di tanah. Dia berusaha bangkit kembali, tetapi mendadak Lu Leng melesat ke arahnya! Pada saat yang sama Iblis Hijau-Yo Sai Hoan juga menerjang ke arah Ban Khong, namun tetap terlambat selangkah dari Lu Leng.

Ketika Lu Leng hampir mendekati Iblis Merah Ban Khong, Si Iblis Merah justru tertawa sambil mengibaskan tangannya. Tampak segulung asap hitam meluncur ke arah Lu Leng! Lu Leng tahu, walau Iblis Merah Ban Khong sudah terluka parah namun kepandaiannya menggunakan racun tetap tidak berkurang, sehingga ketika melesat ke arah Iblis Merah Ban Khong, Lu Leng sudah bersiap-siap. Begitu melihat asap hitam meluncur ke arahnya, dia pun bergerak cepat berkelit sekaligus maju ke depan, bahkan juga melancarkan sebuah serangan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit). Dalam deruan angin serangan itu terdengar suara jeritan Iblis Merah Ban Khong.

"Aaaakh...." badannya terpental melayang ke atas.

Lu Leng berkata dalam hati, meski pun Iblis Merah Ban Khong berkepandaian amat tinggi, namun ia sudah terkena tiga serangannya, sudah pasti dia tidak bisa bertahan. Lagi-pula melihat keadaannya ketika terpental ke atas, badan Iblis Merah Ban Khong kelihatan lemas, jelas dia sudah pingsan. Lu Leng kembali mencelat ke atas, lalu membalikkan badannya sekaligus melancarkan sebuah serangan ke arah Iblis Hijau-Yo Sai Hoan.

Iblis Hijau-Yo Sai Hoan terpaksa harus berkelit, kesempatan ini digunakan Lu Leng untuk menjulurkan tangannya menyambar golok pusaka yang terselip di pinggang Iblis Merah Ban Khong! Setelah berhasil menyambar golok pusaka tersebut Lu Leng pun mengayunkannya ke arah dada iblis Merah Ban Khong. Dada Iblis Merah Ban Khong tertembus golok pusaka dan darah segar pun mengucur deras.

"Duuk!" Iblis Merah Ban Khong roboh, ternyata dia sudah jadi mayat!

Iblis Hijau-Yo Sai Hoan melesat ke arah mayat itu, sepasang matanya berapi-api. Ia merogoh ke dalam baju Iblis Merah Ban Khong, mengeluarkan lima buah kantong kulit kecil. Lu Leng tahu kantong-kantong kulit kecil itu berisi berbagai macam racun ganas yang digunakan Iblis Merah Ban Khong dan Iblis Hijau-Yo Sai Hoan untuk malang melintang di dunia persilatan!

Lu Leng kelihatan tidak gentar, karena tadi begitu turun tangan dia telah berhasil merebut kembali golok pusakanya sekaligus membunuh Iblis Merah Ban Khong pula. Itu membuat dirinya bertambah semangat sehingga dia pun maju sambil menggerakkan golok pusaka itu menggunakan jurus Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba). Tampak golok pusaka itu berkelebat-kelebat memancarkan cahaya mengarah bagian dada Iblis Hijau-Yo Sai Hoan!

Iblis Hijau-Yo Sai Hoan berdiri di tempat, sepasang matanya membara. Mendadak dia mengangkat salah sebuah kantong kulit kecil itu untuk menangkis golok pusaka tersebut! Melihat itu Lu Leng pun berpikir, tidak mungkin Iblis Hijau-Yo Sai Hoan tidak tahu akan ketajaman golok pusakanya. Dia berani menangkis golok pusaka tersebut hanya menggunakan kantong kulit kecil itu, sudah pasti ada sesuatu. Apabila kantong kulit kecil itu tersobek, tentunya dia akan menggunakan racun untuk mencelakai Lu Leng! Karena itu Lu Leng cepat-cepat menarik kembali golok pusakanya sambil mundur! Iblis Hijau-Yo Sai Hoan berteriak aneh sambil terus mengejar Lu Leng. Kantong kulit kecil itu menderu-deru bersuara. Lu Leng tahu ia tidak boleh tersentuh oleh kantong kulit itu. Langsung ia menghimpun hawa murninya serta mencelat mundur beberapa depa jauhnya.

"Bum!" tiba-tiba terdengar suara, bangsal itu roboh!

Hal ini sangat mengejutkan anak buah Liok Ci Khim Mo yang ada disana. Beberapa kali Lu Leng memasuki Ci Cun Kiong namun ia berhasil meloloskan diri, maka Lu Leng dianggap sebagai musuh besar pihak Ci Cun Kiong. Siapa yang berhasil menangkapnya dalam keadaan mati atau hidup akan memperoleh hadiah besar! Karena itu begitu melihat Lu Leng, orang-orang yang baru muncul itu pun langsung mengepungnya!

Ketika melihat banyak orang muncul, padahal tempat itu amat dekat istana Ci Cun Kiong, maka Lu Leng berpikir dalam hati. Kalau ia bertarung terlalu lama, maka ia akan semakin sulit untuk meloloskan diri. Saat belasan orang itu mengepungnya, dia pun mengeluarkan siulan panjang, lalu mencelat ke atas dua tiga depa tingginya. Pandangan belasan orang yang mengepungnya jadi kabur mendadak, sebab Lu Leng hilang entah kemana. Ketika mereka mendongakkan kepala, mereka jadi tertegun karena Lu Leng sudah berada di udara.

Di saat belasan orang itu tertegun, terdengarlah suara Iblis Hijau-Yo Sai Hoan. Tangannya yang membawa kantong kulit kecil itu menerjang ke arah belasan orang tersebut. Belasan orang itu tidak tahu akan kelihayan Iblis Hijau-Yo Sai Hoan, lagi-pula mereka tidak mengenalnya, kawan atau lawan masih belum tahu jelas. Mereka melihatnya menerjang dengan membawa kantong kulit kecil, hal ini membuat belasan orang itu mengiranya adalah musuh sehingga beberapa orang langsung menyerangnya dengan pedang dan golok.

"Serrt! Serrrt! Serrrt!" kantong kulit kecil itu tersobek. Terlihat asap tipis menerjang ke luar. Asap tipis itu beraneka warna, sungguh indah sekali!

Mereka semua tidak tahu akan kelihayan asap tipis beraneka warna itu, sebaliknya mereka malah bertepuk tangan sambil bersorak riang gembira, menganggap asap tipis beraneka warna itu sebagai barang mainan. Beberapa orang di antaranya masih memandang Lu Leng yang berada di udara.

Lu Leng yang masih berada di udara tahu jelas, asap tipis beraneka warna itu pasti merupakan racun yang amat ganas, dan mereka yang bersorak sorai itu pasti tiada satu pun yang bisa hidup! Lu Leng tidak berani merosot turun di tempat itu, terpaksa ia berjungkir balik melayang turun di tempat lain. Terdengar Iblis Hijau-Yo Sai Hoan berteriak-teriak, bergerak bagaikan angin puyuh mengejar Lu Leng. Di belakang Iblis Hijau-Yo Sai Hoan juga terdengar suara teriakan, ternyata belasan orang itu pun ikut mengejar Lu Leng. Namun beberapa langkah kemudian terdengar pula suara jeritan yang menyayat hati. Satu persatu mereka roboh di tanah, mereka mati secara mengenaskan!

Lu Leng tertegun menyaksikan itu, namun ia melihat Iblis Hijau-Yo Sai Hoan mengejarnya. Dia pikir kalau saat ini turun tangan membunuh Iblis Hijau itu, tentu akan memancing orang-orang istana Ci Cun Kiong kemari, lebih baik memancing Iblis Hijau-Yo Sai Hoan ke tempat lain! Setelah berpikir demikian, dia pun mencelat ke belakang beberapa depa, menuding Iblis Hijau itu seraya membentak, "lblis Hijau, ketika berada di gunung Go Bi San, aku kurang waspada sehingga terkena racun kalian! Dulu kalian pernah lolos dari tangan Sucou-ku, kali ini jangan harap bisa lolos dari tanganku!"

Betapa gusarnya Iblis Hijau-Yo Sai Hoan, wajahnya berubah hijau membesi dan sepasang mata pun membara penuh hawa membunuh. Dia tidak banyak bicara, hanya berteriak aneh lalu menerjang ke arah Lu Leng. Di saat menerjang, tangan Iblis Hijau-Yo Sai Hoan pun dikibaskan ke depan. Seketika tampak asap kuning meluncur ke arah Lu Leng bagaikan segulung awan kuning!

Lu Leng memang sudah siap. Begitu Iblis Hijau-Yo Sai Hoan menerjang, dia pun segera mencelat ke belakang sehingga terhindar dari terjangan itu! Hal ini membuat Iblis Hijau-Yo Sai Hoan semakin gusar. Kembali ia berteriak aneh sambil menerjang ke arah Lu Leng sekaligus menyebarkan racun yang berwarna-warni, kelihatan indah sekali.

Lu Leng membalikkan badannya, kemudian melesat pergi. Dia tahu Iblis Hijau-Yo Sai Hoan amat membencinya, tentunya Iblis Hijau itu akan terus-menerus menyebarkan racun ke arahnya, dan lama kelamaan racun yang dibawa Iblis Hijau akan habis. Sedangkan Lu Leng terus memancingnya ke tempat lain, agak jauh dari istana Ci Cun Kiong. Selain jauh dari istana Ci Cun Kiong, racun yang dibawa Iblis Hijau-Yo Sai Hoan pun akan habis. Saat itulah Lu Leng akan menghabiskannya!

Lu Leng terus melesat ke depan, sedangkan Iblis Hijau-Yo Sai Hoan pun terus mengejarnya sambil berteriak-teriak aneh. Sepasang tangannya pun dikibaskan ke arah Lu Leng menggunakan racun. Akan tetapi dia tetap tidak berhasil menyusul Lu Leng. Kedua orang yang satu di depan, yang lain di belakang, sudah melesat pergi tiga empat puluh mil. Lu Leng menoleh melihat ke belakang, tampak Iblis Hijau-Yo Sai Hoan masih terus mengejarnya, namun ia sudah tidak menyebarkan racun lagi.

Mendadak Lu Leng berhenti sambil membalikkan badannya sekaligus mengayunkan golok pusakanya. Saat itu Iblis Hijau-Yo Sai Hoan terus menguntit Lu Leng dengan kecepatan yang tidak terkira sehingga jarak mereka semakin dekat. Begitu Lu Leng berhenti sekaligus menyerang, maka serangan itu tepat mengarah pada badan Yo Sai Hoan. Buru-buru Iblis Hijau-Yo Sai Hoan menghentikan langkahnya, tapi golok pusaka di tangan Lu Leng tetap berhasil merobek pakaiannya. Apabila Iblis Hijau-Yo Sai Hoan tidak berhenti tepat pada waktunya, niscaya badannya akan tersambar golok pusaka tersebut!

Ketika melihat Iblis Hijau-Yo Sai Hoan masih berhasil menghentikan langkahnya, Lu Leng merasa kagum juga dalam hati. Dia maju selangkah sambil menyerang dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), ternyata dia menggunakan tangan kiri. Saat ini jarak mereka hanya dua tiga depa.

“Buum!” terdengar suara seperti ledakan.

Angin serangan yang amat dahsyat mengarah Iblis Hijau-Yo Sai Hoan. Iblis Hijau itu berteriak aneh, badannya sempoyongan ke belakang dan darah segar menyembur ke luar dari mulutnya. Saat itu juga tampak tangan kiri Iblis Hijau-Yo Sai Hoan dikibaskan ke depan, seketika terlihat asap yang kemerah-merahan menyambar ke arah kepala Lu Leng. Bukan main terkejutnya Lu Leng. Cepat-cepat ia mencelat ke belakang, saking cepatnya justru membawa angin sehingga asap yang kemerah-merahan itu terbawa angin mengejarnya!

Lu Leng ingin menutup pernafasannya, tetapi... terlambat! Ia mencium bau aneh yang membuatnya nyaris terkulai seketika! Buru-buru ditancapkannya golok pusaka ke tanah untuk menahan dirinya. Dia berhasil dan mendongakkan kepala melihat keadaan Iblis Hijau-Yo Sai Hoan. Tampak Iblis Hijau-Yo Sai Hoan sudah tergeletak di tanah, nafasnya pun sudah memburu. Lu Leng tahu serangannya tadi berhasil melukai Iblis Hijau-Yo Sai Hoan. Kecuali dia telah berhasil melatih ilmu Kim Kong Put Hwai, barulah dia dapat bertahan! Kalau tidak, saat ini sebelah kakinya pasti sudah menginjak ke pintu akhirat!

Tetapi dirinya pun tidak luput dari bahaya karena dia pun sudah terkena racun. Lu Leng tersenyum getir, dia berusaha berjalan perlahan-Iahan mendekati Iblis Hijau-Yo Sai Hoan. Begitu sampai di hadapannya ia langsung membentak, "Cepat serahkan obat penawar!"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar