Kalau umum menganggap aku dan Eng-moi kakak beradik, lalu mereka mendengar bahwa kami menjadi suami isteri, bukankah hal itu akan aib yang menodai nama baik keluarga kita semua?
Ha-ha-ha, terlampau picik pandangan itu, Thian Ki
Pendapat dan hukum yang berlaku pada masyarakat tentu saja berdasarkan kenyataan, jadi kenyataan inilah yang harus kita pegang
Bagaimana kenyataannya antara engkau dan adikmu
Kalian bukan saudara, tidak ada hubungan darah sama sekali
Itulah kenyataannya! Kalau umum berpendapat lain, itu adalah kesalahan mereka sendiri
Apakah kalau umum berpendapat keliru, kitapun harus ikut-ikutan dan menganggap benar saja kekeliruan mereka itu
Tidak, Thian Ki
Yang te rpenting bagi kita adalah bahwa kita harus memiliki pendirian
Kalau kita memang benar, dan hal ini tidak dapat kita berbohong kepada diri sendiri, maka kita tidak perlu takut akan pendapat umum
Andaikata seluruh dunia menudingmu sebagai pencuri, hal itu adalah masalah mereka asalkan engkau tidak pernah mencuri
Sebaliknya, andaikata tak seorangpun mengetahui bahwa engkau mencuri, namun itu menjadi masalahmu kalau engkau benar-benar melakukan pencurian
Mengertikah engkau, Thian Ki?
Aku mengerti, ayah
Akan tetapi, pendapat umum te ntang kami ini bukan fitnah, melainkan timbul karena selama ini aku dan Eng-moi bergaul sebagai kakak beradik
Jadi kalau mereka menganggap kami kakak beradik, itu bukan kesalahan mereka.
Kembali Cian Bu Ong te rtawa
Hal itu mudah saja diubah
Mulai sekarang, engkau jangan menyebut ayah kepadaku, melainkan suhu (guru)
Dan sebaliknya, Kui Eng menyebut ibumu bukan lagi ibu, melainkan subo (Ibu guru)
Kenyataannya memang demikian, bukan
Engkau adalah muridku, dan Kui Eng juga banyak menerima pelajaran dari subonya
Dan mulai sekarang, umum akan kami beritahu bahwa kalian bukan kakak beradik
Nah, beres, bukan?
Thian Ki tidak dapat membantah lagi
Memang ayahnya atau suhunya itu benar
Yang penting adalah kenyataannya, bukan dugaan atau sangkaan orang, Betapapun juga, dia masih nanar
Kui Eng menjadi tunangannya dan kelak menjadi isterinya
Sukar sekali membayangkan hal ini te rjadi dan mulai detik itu, te rjadi perubahan besar dalam pandangannya terhadap Kui Eng
Sekarang berkemaslah, Thian Ki
Engkau harus pergi mengunjungi pamanmu Si Han Beng di Hongcun
Makin cepat engkau te rbebas dari racun itu semakin baik,
kata ibunya
Kapan engkau akan berangkat?
tanya ayahnya atau yang mulai sekarang harus dia sebut sebagai gurunya
Teecu akan berangkat secepatnya, besok pagipagi, suhu.
kata Thian Ki tanpa ragu menyebut guru kepada orang yang selama ini disebutnya sebagai ayah
Cian Bu Ong te rtawa girang
Sebutan ini menunjukkan betapa taatnya pemuda ini, juga menandakan bahwa pemuda ini menerima usul dia dan isterinya
Bagus, aku girang sekali, Thian Ki
Engkaulah muridku yang amat membesarkan hatiku.
Terima kasih, suhu.
Mari aku membantumu berkemas, Thian Ki,
kata ibunya
Ibu dan ana k itu lalu memasuki kamar Thian Ki, mempersiapkan keberangkatan pemuda itu untuk merantau
Selain mempersiapkan buntalan pakaian dan uang secukupnya, juga ibu itu membekali banyak nasihat kepada pute ranya, menceritakan tentang para tokoh dunia kangouw, te ntang peraturan orang-orang kangouw dan memesan agar dia berhati-hati
Engkau harus berhati-hati dan waspada te rhadap tiga macam orang, ana kku
Mereka kelihatan sebagai orang-orang yang le mah, namun kalau mereka sudah berkepandaian, mereka merupakan lawan-lawan yang amat berbahaya
Mereka adalah para pengemis, para pendeta dan para sastrawan, baik pria maupun wanita
Jangan sekali-kali memandang rendah kepada orang-orang yang nampaknya le mah
Orang-orang yang bertubuh kokoh kuat biasanya mengandalkan kekuatan mereka dan lawan macam ini mudah ditanggulangi
Akan te tapi orang-orang yang kelihatan le mah tadi dapat mengalahkan kekuatan otot dan tulang.
De mikian antara lain ibu itu berpesan kepada puteranya
Saya masih ingat akan semua pesan ibu dan suhu, ibu
Harap ibu jangan khawatir karena ibupun tahu bahwa aku tidak suka bermusuhan.
Kalau engkau berhasil bertemu dengan pamanmu Si Han Beng dan bibimu Bu Giok Cu, sampaikan salam ibumu dan engkau boleh menceritakan semua keadaan ibumu semenjak ditinggal mati ayahmu
Mereka adalah pendekarpendekar yang gagah perkasa dan budiman dan dari mereka engkau akan dapat menerima banyak petunjuk.
Sejak memasuki kamarnya, Kui Eng tidak pernah kelihatan lagi oleh Thian Ki, seolah gadis itu sengaja menghindar darinya
Hal ini meresahkan hati Thian Ki
Dia merasa seolah dialah yang menjadi sebab gadis itu merasa canggung dan malu
Bagaimanapun juga, tidak mungkin dia dapat pergi sebelum berpamit kepada gadis yang disayangnya sejak mereka masih kanak-kanak itu
Kalau dia membayangkan kembali semua itu, ketika mereka masih kanakkanak, ketika mereka bermain bersama, berlatih silat bersama, bahkan ketika Kui Eng suka marah dan manja, dan dia selalu mengalah sebagai seorang kakak yang menyayang, menjaga dan melindunginya, memang sukar sekali membayangkan kelak mereka menjadi suami iste ri! Bahkan ketika keluarga itu makan malam, Kui Eng tidak muncul dan menurut ibunya, Kui Eng merasa lelah dan makan di dalam kamarnya dilayani pembantu dan tidak meninggalkan kamarnya
Cian Bu Ong hanya te rtawa senang mendengar ini karena sikap Kui Eng itu dianggapnya bahwa gadis itu malu-malu kepada Thian Ki dan sikap malu-malu seorang gadis kepada calon suaminya diartikan bahwa Kui Eng tidak menolak dan suka menjadi calon isteri Thian Ki
Akan te tapi Thian Ki sendiri merasa khawatir walaupun hal ini tidak diucapkannya
Sim Lan Ci tahu akan isi hati puteranya walaupun pemuda itu tidak mengucapkan sesuatu
Maka, pada malam hari itu, ia mengetuk pintu kamar pute ranya
Ketika Thian Ki membuka daun pintu dan melihat ibunya yang datang berkunjung, dia hendak bicara, akan tetapi Sim Lan Ci memberi is yarat agar pute ranya tidak mengeluarkan suara, lalu la berbisik,
Kalau engkau ingin menemui Kui Eng dan berpamit, cepat pergilah ke kebun belakang.
Setelah berbisik demikian, ibu ini kembali ke kamarnya
Kebun belakang itu sunyi, namun cuaca amat indahnya karena bulan sudah berada di atas kepala dan langit bersih
Sinar bulan yang le mbut menyapu permukaan bumi dan bermain-main pada daun-daun pohon, mendatangkan perpaduan yang manis antara cahaya lembut dan bayangbayang kelabu
Kui Eng duduk di atas bangku panjang, melamun dan menengadah memandangi bulan yang dite mani beberapa buah bintang yang suram di sana-sini
Eng-moi.......
Thian Ki yang menghampiri dari belakang itu kini berdiri sekitar empat mete r dari te mpat gadis itu duduk, memanggil lirih agar degup jantungnya yang menggetarkan suaranya tidak kentara
Kui Eng tidak merasa kaget dan ia menoleh, berkata lirih,
Koko........?
lalu menundukkan mukanya
Thian Ki merasa aneh
Biasanya, Kui Eng adalah seorang gadis yang lincah, je naka, berani dan galak
Akan te tapi sekarang menjadi begitu jinak dan malu-malu
Diapun membayangkan gadis itu seperti biasanya, seperti adiknya dan dengan hati ringan dia mendekati, lalu duduk di ujung bangku seperti biasa kalau mereka duduk di situ bersamasama
Eng-moi, engkau kenapakah'
Thian Ki bertanya
Engkau tidak enak badan dan lelah?
Kui Eng mengerling dari bawah karena mukanya masih menunduk, jari-jari tangannya utak-atik memilin ujung bajunya
Siapa bilang?
I bu,
kata Thian Ki
Dan engkau besok akan pergi pagi-pagi, koko?
Benar, siapa bilang?
I bu.....eh, maksudku subo, ibumu........
kata gadis itu maka tahulah Thian Ki bahwa ibunya telah memberitahukan segalanya, juga bahwa mulai saat itu Kui Eng harus menyebut subo kepada ibunya
Dan ia pula yang memberitahu bahwa engkau nampak gelis ah dan ingin sekali berte mu denganku
Benarkah?
Kini Kui Eng mengangkat muka memandang
Dua pasang mata berte mu dan keduanya merasa aneh sekali, seperti saling berhadapan dengan seorang yang asing dan baru pertama kali dijumpai dan dikenal
Benar, Eng-moi.
Kenapa
Mau apa engkau ingin berte mu denganku?
Kui Eng, bagaimana aku dapat pergi sebelum pamit darimu Eng-moi, kenapa sejak ayah.......
eh, suhu mengumumkan perjodohan kita, engkau lalu bersembunyi dan tidak mau berte mu denganku
Eng-moi, aku akan merasa susah sekali kalau persoalan itu membuat engkau marah dan tidak suka kepadaku.
Aku tidak marah, juga bukan tidak suka kepadamu.
Lalu kenapa engkau seperti menjauhkan diri sejak tadi, Eng-moi
Dan kalau ibu tidak memberi tahu, agaknya engkau tidak akan keluar
Ibu pula yang memberi tahu bahwa engkau berada di sini maka aku datang menemuimu.
Kui Eng kembali menunduk dan di bawah sinar bulan yang le mbut kuning kehijauan, nampak perubahan pada warna muka gadis itu
Kenapa, Eng-moi?
Thian Ki mendesak
Pertanyaan ini dijawab dengan pertanyaan pula oleh Kui Eng.
Koko, katakanlah apakah engkau sayang kepadaku?
Kalau saja pertanyaan ini diajukan Kui Eng kemarin, tentu Thian Ki akan menyambutnya dengan tawa dan menggoda
Sekarang, te rdengarnya demikian aneh pertanyaan itu.! Akan tetapi, Thian Ki menenangkan hatinya yang te rguncang dan berdebar, lalu tersenyum
Tentu saja, Eng-moi
Aku sangat sayang kepadamu.
Engkau sayang kepadaku setelah apa yang dikatakan oleh ayah tadi?
Kini gadis itu kembali mengangkat muka dan sinar matanya seperti hendak menembus keremangan cuaca dan menembus dada Thian Ki menjenguk isi hatinya
Tentu saja, Eng-moi
Bagiku, menjadi calon jodohmu atau bukan, aku tetap sayang kepadamu
Di dunia ini hanya ada tiga orang yang kusayang, yaitu ibuku, suhu, dan engkaulah.
Dan Cin Cin?
tiba-tiba gadis itu bertanya
Thian Ki terkeiut dan juga heran
Cin Cin
Ah, kau maksudkan Kam Cin itu
Aku hanya kasihan kepadanya, Eng-moi
Kenapa engkau sebut dia?
Aku hanya bertanya.
Tidak, aku tidak menyayang orang lain seperti sayangku kepada kalian bertiga.
Sayangmu kepadaku masih seperti yang sudah sudah?
Tentu.
Seperti sayangnya seorang kakak kepada adiknya.
Eh, ya, tentu.......
Dan engkau tidak cinta padaku?
Kalau saja Thian Ki bercermin pada saat itu dan melihat wajahnya sendiri, te ntu dia akan melihat betapa wajahnya nampak bodoh dan tolol saat itu
Matanya te rbuka le bar dan kosong, mulutnya te rnganga dan wajahnya seperti wajah seorang anak kecil yang ditanya tentang soal hitungan yang sulit
Ehh........ohh......apa sih bedanya antara sayang dan cinta
Aku jadi bingung, Eng-moi.
Kui Eng mengerutkan alisnya dan wajahnya nampak kecewa sekali
Mulutnya cemberut
Ia sendiri tidak mengerti, karena iapun tidak mempunyai pengalaman
Hanya terasa benar oleh kewanitaannya bahwa besar sekali bedanya antara kedua perasaan dalam hatinya terhadap Thian Ki sebelum dan sesudah ia mendengar bahwa pemuda itu bukanlah kakak kandungnya, bahkan bukan pula kakak tirinya, melainkan orang lain yang tidak ada hubungan darah sama sekali
Sejak itulah ia memandang Thian Ki dengan mata dan hati yang berubah, dan kesayangannya sebagai adikpun berubah pula
Kalau tadinya ia membayangkan Thian Ki sebagai seorang kakak yang baik dan dapat diandalkan, sesudah itu ia selalu membayangkan Thian Ki dengan jantung berdebar, mulai ia memperhatikan dan menemukan ketampanan dan kejantanan dalam diri pemuda itu.! Cinta kasih asmara memang aneh
Jelas jauh bedanya antara cinta antara kakak beradik dengan cinta antara seorang wanita dan seorang pria
Cinta antara pria dan wanita adalah cinta asmara, cinta yang mengandung berahi satu kepada yang lain, berbeda dengan cinta seorang adik wanita te rhadap kakak prianya yang jauh dari perasaan berahi
Hal ini memang sudah merupakan pembawaan, merupakan anugerah dari Tuhan yang disertakan kepada setiap orang manusia, pria maupun wanita
N afsu atau gairah berahi memang ada pada setiap orang, bahkan pada setiap mahluk, karena nafsu berahi itu mutlak penting bagi kelangsungan hidup setiap mahluk itu sendiri