Gadis itu duduk di te pi pembaringan dan menyentuh pundak ibunya yang rebah menelungkup
Kwa Bi Lan te rkejut, berusaha untuk mengusap sisa air matanya sebelum bangkit duduk
Akan tetapi wajahnya yang pucat, pipinya yang basah dan sepasang matanya yang merah agak membengkak membuat Hong Lan te rkejut bukan main
Gadis itu segera merangkul ibunya
Aih, ibu menangis
Kenapakah, ibu
Belum pernah aku melihat ibu menangis!
Hong Lan terkejut dan juga heran
Apakah ibu sakit?
Bi Lan te rsenyum dan menggele ng kepala
Akan tetapi senyumnya pahit sekali
Tidak, anakku
Ibu tidak sakit..........
Kalau begitu ibu berduka
Kenapa, ibu?
Bi Lan sudah mampu menguasai dirinya
Lan Lan, aku tadi terharu mendengar permainan yang kim dan suara nyanyianmu, lagu itu sedih sekali dan tak te rasa ibu menangis.
Hong Lan menciumi pipi ibunya yang masih basah
Ibu sudah sering mendengar aku menyanyikan lagu itu dan biasanya ibu tidak apaapa
Ibu, aku tahu mengapa ibu bersedih
Tentu karena ayahanda kais ar, bukan
Aku sudah cukup dewasa, ibu dan aku mengetahui kehidupan selirselir
Bukan hanya ibu saja yang menderita kesepian seperti sekarang ini
Banyak sudah para bibi selir lainnya yang mengeluh kepadaku tentang kesepian mereka karena ayahanda tidak pernah datang lagi mengunjungi mereka
Ibu, sudah beberapa bulan ini sribaginda tidak datang berkunjung
Karena itu ibu merasa berduka, bukan?
Bi Lan menundukkan mukanya
Percuma saja membantah dan berpura-pura
Anaknya ini te rlampau cerdik untuk dapat dibohongi begitu saja
Ia menghela napas panjang lalu berkata membela,
Ayahmu terlalu sibuk, Hong Lan
Beliau bertanggung jawab atas semua urusan pemerintahan yang amat banyak.......
Aku tahu, ibu
Banyak tugas dan banyak is te ri! Dahulu, paling lama dua tiga hari sekali ayahanda datang dan bermalam di sini
Sekarang berbulanbulan sudah beliau tidak pernah nampak, tidak pernah menjenguk ibu.
Bi Lan merangkul anaknya
Terimalah keadaan ini dengan hati lapang, anakku
Memang beginilah kehidupan seorang selir seperti ibumu
Sribaginda masih termasuk seorang suami yang baik, karena kita selalu dicukupi segala kebutuhan kita, bukan?
I nilah salahnya, ibu
Para wanita yang menjadi selir raja selalu menerima keadaan, menerima nasib
Beginilah jadinya
Sekali waktu, kalau kebetulan aku bertemu ayahanda, akan kuingatkan beliau bahwa ibu menanti beliau di sini dengan hati setia dan berduka.
Eihh, jangan, Lan Lan! Beliau akan marah kepadamu!
Melihat kekhawatiran ibunya, Lan Lan te rsenyum dan mengangguk
Baiklah, aku tidak akan bicara sekarang, untuk sementara ini aku akan menahan diri, akan tetapi ibu juga tidak boleh menangis dan berduka lagi,
katanya manja
Kwa Bi Lan tersenyum dan menciumi kedua pipi anaknya
Terima kasih kepada Tuhan, pikirnya, bahwa aku mempunyai Hong Lan
Andaikata tidak ada anaknya ini, ia tahu bahwa ia pasti tidak kan betah lagi tinggal di istana
Lihat, ibumu sudah tidak bersedih lagi, kan
Mari kita latihan silat!
Bi Lan meloncat turun dari pembaringan, menarik tangan anaknya dan keduanya berlari-lari sambil tertawa ke ruangan berlatih silat yang memang te rdapat di te mpat tinggal ibu dan anak ini
Tak lama kemudian, ibu dan anak ini sudah berlatih silat, bertangan kosong, lalu bertanding pedang dan diam-diam Kwa Bi Lan merasa gembira dan bangga, juga kagum karena ia mendapat kenyataan bahwa pute rinya itu kini sudah maju sekali
Ia sendiri sukar mengalahkannya
Hal ini adalah karena Hong Lan pandai membujuk para jagoan is tana untuk menurunkan satu dua ilmu silat mereka yang paling tangguh kepadanya
Dan Bi Lan sendiri juga menggembleng pute rinya ini dan menurunkan seluruh ilmu yang dimilikinya kepada Hong Lan
Para dayang dan pembantu yang kebetulan melihat ibu dan anaknya itu berlatih silat di waktu malam seperti itu, hanya menggeleng-geleng kepala dengan heran dan kagum
Kaisar Tang Tai Cung adalah seorang manusia biasa, seorang pria dengan segala kelebihan dan kekurangannya seperti orang lain, dengan kelemahannya
Ketika mudanya, semangat untuk berjuang membesarkan Kerajaan Tang membuat dia hanya memperhatikan urusan negara, dan nampaknya tidak begitu te rtarik akan segala macam kesenangan! Akan te tapi, setelah dia menjadi kaisar dan keadaan pemerintahannya lancar, mulailah semangat yang tadinya dikerahkan untuk perjuangan itu mencari sasaran lain, yaitu melampiaskan nafsu mencari kesenangan
Kemewahan dia sudah mempunyai berlimpahan, kehormatan, kemuliaan dan kekuasaan sudah berada di tangannya
Kebutuhan manusia te rbatas sekali, akan tetapi keinginan yang didorong oleh nafsu angkara murka membuat seseorang tak pernah puas dengan apa yang dimilikinya
Mulailah dia tergoda oleh nafsu berahinya sendiri
Selirnya yang banyak mulai membosankan, demikian pula para dayangnya yang setiap saat dengan senang hati siap untuk melayani segala kehendaknya
Nafsu yang dituruti dan dimanjakan tidak pernah menjadi kenyang, tidak pernah merasa puas, bahkan semakin banyak tuntutannya
De mikian pula dengan nafsu yang mencengkeram diri Tang Tai Cung
Dia selalu haus akan wajah wanita yang baru, sehingga entah sudah berapa banyak gadis yang menjadi kekasihnya hanya untuk waktu sebulan dua bulan saja, lalu dia mulai mencari yang lain
Seperti biasa, di dekat orang yang berkuasa besar, selalu merangkak banyak kaum penjilat yang ingin membonceng kekuasaannya, dengan cara menjilat dan menyenangkan hati atasannya, te ntu saja demi keuntungan pribadinya
De mikian pula dengan Kais ar Tang Tai Cung
Banyak pejabat tinggi, terutama para thaikam (pelayan pria kebiri) yang mempergunakan kesempatan itu untuk menyenangkan hati sang kaisar, dengan mencarikan gadis -gadis cantik dari daerah-daerah
Dan pada masa itu, tidak ada seorangpun gadis yang tidak dengan hati gembira menerima pengangkatan menjadi dayang di istana! Menjadi dayang berarti derajat mereka naik beberapa tingkat, apalagi kalau sampai dapat menyenangkan hati kaisar dan diambil selir! Ada harapan kelak menjadi permais uri
Satu di antara dayang istana yang dimasukkan oleh para penjilat itu, dan memasukkan seorang gadis inipun berarti menerima hadiah yang tidak sedikit dari orang tua si gadis , yang mau menyerahkan seluruh milik mereka, asal anak gadis mereka diterima menjadi dayang, adalah seorang dari dusun yang bernama Bu Couw Hwa
Ia sudah mempersiapkan diri menjadi dayang
Usianya baru enambelas tahun, bagaikan setangkai bunga yang sedang mekarnya, memiliki wajah cantik manis dan bentuk tubuh yang sedang mekar, te rutama sekali pinggulnya yang berbentuk indah dan bes ar, dan ia sudah mempersiapkan diri dengan segala tata-cara tentang sikap dan kelakuan seorang dayang istana yang baik
Bahkan ia mempelajari segala macam kesenian dan caracara untuk menyenangkan hati seorang pria junjungannya
Akan te tapi ketika ia berhasil dimasukkan ke dalam is tana, terlalu banyak saingan te rdapat di istana
Terlalu banyak dayang is tana yang cantikcantik sehingga Bu Couw Hwa merasa kecil dan rendah diri
Bagaimana mungkin ia, seorang dara desa, mampu bersaing melawan sekian banyaknya dayang cantik untuk menawan perhatian dan hati Kaisar
Apalagi begitu tiba di situ, ia sudah melihat kenyataan betapa setiap orang thai-kam dan petugas di situ amat haus akan sogokan
Tanpa menyogok sana sini, tidak mungkin ia mampu mendekati Kais ar! Bahkan ia mendapatkan tugas yang paling rendah, yaitu dayang pembersih kamar mandi dan kakus milik kaisar! Couw Hwa menerima pekerjaan ini dengan hati sabar
I a menanti kesempatan yang baik dan mulai melakukan pendekatan dengan para thai-kam yang dekat dengan kaisar
Sampai harus habis semua perhiasan dan bekalnya, juga gajinya yang ia tabung, untuk menyenangkan hati para thai-kam
Gadis yang amat cerdik ini, yang menjadi dayang bukan sekedar mencari pekerjaan, melainkan untuk mencapai tujuan atau cita-citanya yang amat muluk, mengatur siasat dengan rapi dan licin
Setelah dapat mendekati thai-kam, maka dengan bantuan para thai-kam, pada suatu senja thai-kam yang bertugas memberi is yarat kepada Bu Couw Hwa
Gadis ini cepat memperhalus wajahnya dengan bedak tipis, menggosok mukanya dengan handuk yang dibasahi air panas, menggosok keras-keras sehingga kedua pipinya menjadi kemerahan dan berbau harum oleh air yang dicampuri air mawar, mengenakan baju yang agak longgar di bagian dada, sehingga kalau ia membungkuk, orang akan dapat melihat bukit dadanya yang menonjol le mbut
Rambutnya yang hitam berombak itu dibiarkan agak kusut, te rutama di bagian dahi sehingga anak rambut yang halus sekali melingkar-lingkar di dahi, di pelipis, dan di belakang te linga, melingkar-lingkar halus seperti benang sutera yang kekeringan
Setelah itu, cepat ia mendahului masuk ke kamar mandi pada saat para thai-kam memberi is yarat bahwa kaisar berkenan mempergunakan kamar mandi itu
Seperti tidak disengaja, gadis itu terkejut ketika selagi ia membersihkan kamar mandi, kaisar muncul di pintu kamar mandi
Aihh.......banswe-ban-banswe......
serunya lirih sambil menjatuhkan diri berlutut di depan kaki Kaisar Tang Tai Cung
Kaisar yang usianya sudah kurang le bih empatpuluh tahun itu te rsenyum melihat seorang dayang sedang membersihkan kamar mandi
Dia membiarkan dayang itu berlutut dan diapun membuang air kecil di te mpat yang disediakan untuk itu, tidak perduli betapa dayang itu masih berlutut di situ dan biarpun tidak melihatnya, setidaknya suara air kencingnya terdengar
Setelah selesai, Kais ar Tang Tai Cung membereskan celananya dan membalikkan tubuh
Dayang itu masih berlutut di situ dengan muka menunduk, takut dan malu-malu
Heii kau, ambilkan air untuk aku mencuci tangan,
perintahnya
Bu Couw Hwa dengan jantung berdebar te gang segera mengambil sepanci air harum
Inilah kesempatan yang dinanti-nantinya selama ini, sejak menginjakkan kaki di lantai istana
Harus ia pergunakan baik-baik, pikir hati kecilnya yang cerdik
Dengan jalan berjongkok ia menghampiri Kaisar yang masih berdiri, lalu berlutut dan mengangkat panci air itu ke atas kepala, mukanya tetap menunduk, akan tetapi matanya melirik ke arah dadanya
Bagus, pikirnya, karena ia mengangkat kedua tangannya yang memegang panci air, baju di dadanya te rbuka dengan le bar dan memperlibatkan dua le ngkung bukit dadanya yang indah
Kaisar Tang Tai Cung mencuci tangannya dengan menunduk
Tentu saja, dengan sendirinya, pandang matanya berte mu dengan sepasang bukit yang menonjol dan nampak di balik baju yang te rbuka sedikit itu
Angkat mukamu, aku ingin melihatmu,
kata Kaisar Tang Tai Cung yang mulai te rtarik
Dengan gaya yang sudah lama dilatihnya
Bu Couw Hwa mengangkat mukanya, muka yang amat manis, senyum malu-malu yang memperlihatkan lesung pipinya, dengan mata yang mengerling ke atas, bibir yang akan terbuka menantang, cuping hidung yang berkembang kempis, lalu ia menunduk kembali, maklum bahwa penglihatan sekilas itu akan jauh le bih memikat daripada kalau ia berlama-lama membiarkan sang kaisar menatap wajahnya
Darah tersirap ke kepala dan gairah sang Kaisarpun timbul
Siapa namamu, kenapa aku tidak pernah melihat dayang secantik engkau di sini.?
Ampun, Sri baginda
Hamba selalu bertugas di sini, dan hamba tidak berani memperlihatkan diri tanpa diperintah.
Suara gadis itupun sudah diatur dan dilatih lama, maka te rdengar merdu dan juga menyenangkan
Sang kaisar yang sudah te rpikat itu mengambil panci dari kedua tangan Bu Couw Hwa, meletakkan panci itu ke atas meja dan ia memegang kedua tangan gadis itu dan ditariknya untuk berdiri
Bentuk tubuh yang indah itu, dengan le kuk le ngkung menggairah kan, dilalap pandang matanya, dan hidungnya ju ga mencium keharuman yang khas keluar dari rambut dan dada dayang itu
Tanpa banyak upacara lagi, tanpa banyak cakap lagi
Kais ar Tang Tai Cung yang telah menjadi hamba nafsu berahinya, merangkul Bu Couw Hwa dan menuntunnya ke dipan yang memang menjadi perle ngkapan kamar mandi yang luas itu dan di situlah tercapai apa yang diidamkam hati Bu Couw Hwa, te rlaksana semua yang te lah dicitakan, yaitu ia berhasil memikat hati kaisar dan menyerahkan tubuhnya melayani kaisar demi memperoleh kedudukan yang tinggi
Setelah terjadi peristiwa itu, wajah Bu Couw Hwa selalu berseri penuh kegembiraan, pandang matanya bersinar-sinar penuh harapan
Pasti akan te rcapai seperti yang direncanakan, yaitu ia yang telah menyerahkan diri melayani sang kaisar, akan segera diangkat menjadi seorang di antara selir yang berjumlah tujuhpuluh dua itu, menggantikan seorang di antara para selir yang akan dipersilakan mundur, dan kalau sudah menjadi seorang selir, maka semakin dekat lagi tujuan yang menjadi citacita terakhir, yaitu menjadi permaisuri ke tiga, ke dua atau pertama! Apalagi kalau ia dapat melahirkan seorang putera! Cita-cita adalah kata yang halus dan indah yang artinya tidak lain hanyalah keinginan! Dan keinginan manusia tidak pernah ada batasnya, makin diberi semakin mekar berkembang, karena keinginan adalah ulah nafsu daya rendah
Keinginan adalah pengejaran akan sesuatu yang belum dimilikinya
Pengejaran seperti ini biasanya hanya mempunyai dua akibat
Kalau te rcapai, sebentar saja apa yang dikejarnya mati-matian itu akan membosankan dan sama sekali tidak mendatangkan kebahagiaan seperti yang dibayangkan semula dan kalau tidak te rcapai, timbullah kekecewaan dan kedukaan
Sesuatu yang belum dimilikinya yang dikejarkejar, selalu dibayangkan sebagai sesuatu yang amat indah, sesuatu yang akan mendatangkan kebahagiaan
Akan tetapi setelah sesuatu itu dapat dimiliki, maka memudarlah bayangan-bayangan yang muluk akan keindahan dan kebahagiaan itu, karena nafsu daya rendah sudah mendorong lagi kepada kita untuk mengejar sesuatu yang lain, yang belum kita miliki
-ooo0dw0ooo-
Jilid 19
Karena itu, berbahagialah orang yang dapat menikmati apa yang telah dimilikinya
Tidak te rseret nafsu daya rendah yang tiada putusnya menarik kita untuk selalu mengejar sesuatu yang belum kita miliki, membuat kita menjadi angkara murka dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang ada
Kalau sudah begini, hiduppun merupakan penderitaan, kekecewaan, kebosanan, yang takkan berhenti
Orang yang kaya raya, yang sebelum kaya membayangkan betapa akan bahagianya setelah dia dapat menjadi kaya, mulai menderita karena kekayaannya
Bermacam masalah yang meresahkan, membingungkan dan menyedihkan timbul karena adanya kekayaan yang berlimpah
Orang yang berpendidikan tinggi, yang berpengetahuanpun tidak sebahagia seperti yang dibayangkan ketika dia sedang mengejar ilmu pengetahuan itu
Dia seperti terhimpit oleh ilmu pengetahuannya sendiri
Demikian pula orang yang berkedudukan
Tadinya kedudukan dianggap sebagai sarana utama untuk mencapai kebahagiaan, akan tetapi setelah kedudukan diperolehnya, justeru kedudukannya itulah yang menjadi penghalang bagi kebahagiaannya
Kita te rbelenggu oleh apa yang kita kejar, karena kita diperhamba oleh apa yang kita kejar sendiri
Bu Couw Hwa segera merasakan kepahitan oleh kenyataan bahwa jalan hidupnya tidaklah semulus seperti yang ia citakan
Ia hanya mendapatkan sedikit perubahan dari peris tiwa dalam kamar mandi itu
Ia dipindahkan dari kedudukan pembersih kamar mandi menjadi dayang sebelah dalam
Akan te tapi, kenaikan kedudukan ini tidak ada artinya baginya
Kini hanya diketahui semua penghuni bagian pute ri itu bahwa ia adalah seorang di antara dayang yang pernah mendapat
kehormatan
melayani kaisar! Itu saja
Hanya beberapa kali saja ia dipanggil untuk melayani kaisar di tempat tidurnya
Setelah itu, Kaisar Tang Tai Cung seolah melupakannya! Dan yang lebih menggelisahkan hatinya, selama beberapa kali melayani kaisar itu, ia tidak berhasil mengandung
Akan te tapi, Bu Couw Hwa adalah seorang wanita yang sejak kecil memiliki hati yang keras dan semangat yang besar
Ia tidak pernah turun semangat, bahkan segala kegagalan dianggapnya sebagai pupuk bagi semangatnya untuk mencapai apa yang dicitakannya
Kalau perlu, ia berani menempuh segala cara dan jalan demi tercapainya cita-citanya
Setelah melihat betapa Kaisar Tang Tai Cung yang pembosan itu acuh saja te rhadap dirinya, iapun mencari sasaran lain
Banyak memang pria yang dapat dijadikan sasaran olehnya
Para pengawal atau komandan pengawal, bahkan pejabat-pejabat tinggi yang dekat dengan kaisar dan sering bertemu dengannya