Naga Bercaun Bab 066

terdengar bentakan dan suara ini demikian berpengaruh sehingga mengejutkan hati Cin Cin

Gadis itu cepat melangkah mundur lalu menghadapi orang yang datang dari sebelah kanannya

Dan dia melihat seorang laki-laki tinggi besar, berjenggot panjang rapi, berwajah merah dan usianya te ntu mendekati tujuhpuluh tahun, namun masih nampak gagah perkasa dan kokoh seperti batu karang

Tidak ragu lagi hatinya bahwa dia te ntu berhadapan dengan Pangeran Cian Bu Ong, karena laki-laki ini di waktu mudanya te ntulah ganteng dan gagah perkasa sehingga tidak mengherankan kalau gurunya jatuh cinta

Tidak mungkin ada seorang lurah memiliki wibawa seperti ini

-ooo0dw0ooo-
Jilid 18

Nona, aku sudah mendengar bahwa engkau mencari Pangeran Cian Bu Ong untuk membunuhnya

Nah katakan, kenapa engkau hendak membunuh Pangeran Cian Bu Ong, apa kesalahannya kepadamu?

Cin Cin menatap tajam wajah yang jantan itu dan bertanya

Apakah engkau Pangeran Cian Bu Ong?

Pangeran Cian Bu Ong tersenyum

Aku bukan seorang pengecut

Kalau aku menyembunyikan nama dari umum, hal itu hanya agar keluargaku dapat hidup dengan te nteram

Akan tetapi kalau ada yang memusuhiku secara pribadi, aku tidak akan lari bersembunyi atau mengelak

Aku memang bekas Pangeran Cian Bu Ong

Nah, katakan kenapa engkau hendak membunuhku.!

Cin Cin melepaskan kalung mutiara dari le hernya, lalu melemparkan kalung itu ke arah Cian Bu Ong sambil berseru

Cian Bu Ong, lihat benda ini dan engkau akan tahu mengapa aku hendak membunuhmu!

Tentu saja ia menyambitkan kalung itu dengan pengerahan te naga sin-kang sehingga yang nampak hanya sinar putih berkilau menyambar ke arah muka pria tua itu

Namun, dengan te nang saja Cian Bu Ong menyambut benda itu, walaupun di dalam hatinya diam-diam dia terkejut mendapat kenyataan betapa kuatnya sambitan ketika benda itu disambutnya

Dan ketika dia melihat benda itu, sebuah untaian kalung dari mutiara yang besarbesar dan indah, matanya terbelalak

Sui Lan.........!

gumamnya seperti dalam mimpi dan te rbayanglah semua pengalaman hidupnya di waktu dia masih muda

Dia pernah bertemu de ngan seorang gadis yang mendatangkan rasa kagum dalam hatinya, bukan hanya oleh kecantikannya yang luar biasa, akan te tapi juga karena gadis itu memiliki ilmu kepandaian silat yang cukup tinggi disamping ilmunya bermain dalam air

Gadis itupun kagum kepadanya dan mereka saling jatuh cinta

Demikian besar cinta gadis itu kepadanya sehingga gadis itu menyelam ke dalam lautan yang berbahaya, mengumpulkan banyak mutiara pilihan dan membuat kalung dari untaian mutiara yang amat berharga, lalu memberikan kalung itu kepadanya sebagai tanda cinta! De mikian te rharu hatinya oleh hadiah ini sehingga dia pernah mengatakan bahwa dia akan menghargai kalung itu seperti nyawanya sendiri

Mereka saling jatuh cinta, bahkan gadis yang bernama Bhok Sui Lan itu sudah menyerahkan diri kepadanya

Hal ini saja sebetulnya sudah mendatangkan sedikit kekecewaan di dalam hatinya

Betapa mudahnya Sui Lan menyerahkan diri kepadanya, walaupun hal itu dianggapnya sebagai pernyataan cinta kasih yang tulus

Mereka memang sudah bersepakat untuk menikah

Akan tetapi kemudian dia mendengar bahwa Bhok Sui Lan adalah s eorang gadis kang-ouw yang termasuk golongan sesat, atau golongan hitam

Gadis itu datang dari keluarga para tokoh sesat yang te rkenal, dari golongan manusia yang berwatak iblis

Tidak pernah mau mengenal peraturan dan selalu mendatangkan kekacauan dengan perbuatan mereka yang te ramat keji dan jahat

Hal ini membuat dia memaksa hatinya yang mencinta untuk meninggalkan dan melupakan Sui Lan dan diapun menikah dengan gadis lain

Dia adalah seorang pangeran yang bercita-cita tinggi, kalau mungkin dapat menggantikan kedudukan kaisar

Bagaimana mungkin seorang calon kaisar menikah dengan seorang gadis golongan sesat yang jahat

Hal itu tentu akan mencemarkan seluruh nama keluarga Kerajaan Sui! Dia mengembalikan kalung mutiara itu kepada Sui Lan, kemudian meninggalkan gadis itu dan diapun tidak takut menghadapi Sui Lan walaupun gadis itu lihai karena tingkat kepandaiannya le bih tinggi

Pula dia seorang pangeran yang memiliki banyak jagoan dan banyak pengawal sehingga gadis itu sama sekali tidak akan mampu berbuat sesuatu untuk mengganggunya

Dia sudah hampir melupakan Sui Lan karena hal itu sudah terjadi puluhan tahun yang lalu

Dan hari ini, tiba-tiba saja seorang gadis datang mengembalikan kalung itu kepadanya dan mengatakan hendak membunuhnya! Dia mengamati kalung itu, menyebut nama bekas kekasihnya dan mengangkat muka lagi memandang kepada Cin Cin, gadis itu te rsenyum mengejek

Nona, apa hubunganmu dengan Sui Lan

Bukan Bhok Sui Lan sekarang telah terkenal dengan julukan Tung-hai Mo-li (Iblis Betina Lautan Timur )?

tanyanya, suaranya masih te nang walaupun hatinya terasa te gang

Bagus kalau engkau masih ingat nama subo Bhok Sui Lan! Aku adalah muridnya dan ia mengutusku untuk menukar kalung itu dengan nyawamu.

Mendengar ini, Kui Eng membentak,

Perempuan iblis, siapa takut padamu

Ibu, koko, mari kita basmi siluman jahat ini!

Akan te tapi Cian Bu Ong mengangkat tangan atas

Kalian tidak boleh mencampuri

Ini adalah urusan pribadiku, urusan ketika aku masih muda dan kalian belum ada bersamaku.

Mendengar ucapan bekas pangeran itu, Sim Lan Ci, Thian Ki dan Kui Eng tidak berani bicara lagi, hanya menjadi penonton yang berhati tegang

Cian Bu Ong lalu berkata kepada Cin Cin, suaranya berwibawa

Nona, aku memang ada urusan dengan gurumu

Kalau ia mendendam kepadaku kenapa bukan ia sendiri yang datang membuat perhitungan denganku di sini

Kenapa harus engkau, seorang gadis muda yang mencari keributan di sini?

Cian Bu Ong, hal itu adalah urusan antara kami guru dan murid

Aku mewakili subo untuk membalas dendam ini

Aku bukan orang yang suka cari keributan dan tidak suka membuat kekacauan

Juga aku bukan seorang yang curang

Kalau engkau tidak menghendaki keributan di dusunmu ini, dan agar engkau dapat bersiap-siap menghadapiku , biarlah kuberi waktu sampai besok sore

Setelah matahari condong ke barat, aku menantimu untuk membuat perhitungan di luar dusun sebelah barat di te pi sungai

Nah, selamat malam!

Setelah berkata demikian, Cin Cin membalikkan tubuhnya meninggalkan pekarangan itu dengan langkah gagah

Kui Eng yang merasa penasaran sudah melangkah maju hendak mengejar, akan te tapi le ngannya dipegang oleh ayahnya

Jangan kejar, biarkan ia pergi.

Sim Lan Ci yang sejak tadi hanya menjadi penonton dan pendengar, mengerutkan alisnya dan kini iapun bertanya kepada suaminya

Sebenarnya siapa sih itu Tung-hai Mo li Bhok Sui Lan dan mengapa ia mengirim muridnya untuk menukar kalung mutiara itu dengan nyawamu?

Lurah Cian Bu atau bekas Pangeran Cian Bu Ong itu menghela napas panjang

Sambil mempermainkan kalung mutiara itu diapun berkata,

Mari kita masuk ke dalam dan akan kuceritakan semua kepada kalian, agar kalian tahu apa yang te lah terjadi dan mengapa hari ini terjadi peristiwa yang membuat kalian semua merasa heran dan penasaran itu.

Mereka berempat masuk ke dalam rumah dan di ruangan dalam, duduk mengelilingi meja besar, bekas pangeran itu menceritakan riwayatnya dengan Bhok Sui Lan

Sebagai penutup ceritanya dia berkata,

Me mang tadinya kami saling mencinta, bahkan kami sudah bersepakat untuk menikah

Akan te tapi setelah aku tahu latar belakang kehidupannya, bagaimana mungkin aku yang ketika itu seorang Pangeran yang mendambakan kedudukan sebagai kaisar dapat menikah dengan seorang gadis dari keluarga para tokoh sesat yang amat jahat dan yang namanya sudah te rcemar

Aku mengembalikan kalung pemberiannya ini dan mengucapkan selamat berpisah

Tidak kusangka selama ini ia menyimpan dendam padaku.

Karena urusan cinta gagal itu terjadi ketika suaminya masih muda dahulu, jauh sebelum berte mu dengannya, maka Sim Lan Ci juga tidak merasa te rsinggung

Ia hanya ikut menyesal dan bertanya,

Kalau memang ia mendendam, kenapa tidak sejak dahulu ia membalas dendamnya kepadamu?

Cian Bu te rsenyum

Tentu saja ia tidak berani

Selain ketika itu ilmunya tidak akan menang melawanku, juga sebaqai pangeran te ntu saja aku mempunyai banyak pengawal yang pandai.

Tapi sekarang?

tanya isterinya

Cian Bu menghela napas panjang

Entahlah, tetapi melihat gerakan gadis tadi, jelas kini Tunghai Mo-li te ntu telah memperdalam kepandaiannya

Tadi kulihat engkau dan Thian Ki seperti telah mengenalnya, benarkah?

Benar, kami mengenalnya

Ia bernama Kam Cin dan biasa dipanggil Cin Cin

Ia puteri ketua Hekhouw-pang yang te was pula ketika terjadi penyerbuan malam itu.......

Sim Lan Ci teringat akan keterlibatan suaminya dalam penyerbuan itu dan menahan ucapannya

Tapi kenapa tiba-tiba ia muncul sebagai murid Tung-hai Mo-li?

tanya Cian Bu sambil mengerutkan alisnya yang te bal

Bagaimanapun juga, ayah gadis itu, ketua Hek-houw-pang, te was oleh lima orang anak buahnya

Kalau gadis itu mengetahuinya, bukan untuk subonya saja ia datang hendak membunuhnya, juga te ntu untuk membalas kematian ayahnya!

Kami juga tidak mengerti

Ketika aku kembali ke dusun Ta-bun-cung dulu itu, kami mendengar bahwa Cin Cin diantar oleh susioknya (paman gurunya) untuk menjadi murid Huang-ho Sin-liong (Naga Sakti Sungai Kuning) Si Han Beng

Entah bagaimana kini tiba-tiba saja ia muncul sebagai murid Tung-hai Mo-li.

Bekas pangeran itu mengangguk-angguk dan meraba dagunya yang ditumbuhi je nggot yang te rawat rapi

Kalau gadis itu murid Huang-ho Sinliong tidak aneh kalau ia lihai sekali

Akan te tapi ia mengakui Tung-hai Mo-li sebagai gurunya

Bagaimanapun juga, aku melihat bahwa gadis itu memiliki watak yang gagah

Buktinya, ia memberi waktu kepadaku untuk bersiap sampai besok sore.

Engkau hendak menandinginya?

tanya isterinya khawatir

Engkau khawatir aku kalah?

Sim Lan Ci menggeleng kepala

Ia maklum akan kemampuan suaminya dan ia tadi sudah melihat kelihaian Cin Cin

Bagaimanapun juga, sukar dapat dipercaya kalau gadis itu akan mampu mengalahkan suaminya

Aku justeru khawatir engkau membunuhnya hingga permusuhan akan menjadi semakin parah padahal, biarpun agak jauh, te tap saja ia masih keponakanku dan saudara misan Thian Ki.

Cian Bu te rsenyum

Engkau kira aku ini orang macam apa hendak membunuh seorang gadis muda yang menjadi lawanku

Jangan khawatir, aku tidak akan mencelakainya

Kalau memang Sui Lan hendak membalas dendam kepadaku, ia harus datang sendiri

Tidak menyuruh orang lain.

Diam-diam bekas pangeran ini merasa terharu karena dia mengenal betul watak Sui Lan

Wanita itu bukan seorang penakut, bahkan sangat pemberani

Kalau ia mengutus muridnya, hal itu pasti bukan karena ia takut maju sendiri

Satusatunya sebab yang dapat menyebabkan Sui Lan tidak datang sendiri adalah bahwa ia masih mencintanya! Sui Lan agaknya tidak pernah melupakannya, menaruh dendam akan tetapi tidak mau turun tangan sendiri karena agaknya yakin bahwa kalau berhadapan muka, Sui Lan tidak akan te ga mencelakainya karena masih mencintanya

Kalam itu, Cian Bu tidur nyenyak, sedikitpun agaknya tidak memikirkan te ntang tantangan Cin Cin untuk membuat perhitungan besok sore

Akan tetapi sebaliknya, Sim Lan Ci dan Thian Ki tidak dapat tidur, merasa gelisah membayangkan apa yang akan te rjadi esok

Ketika malam itu Sim Lan Ci menyelinap dari dari dalam kamarnya, meninggalkan suaminya yang sedang tidur nyenyak, ia mendapatkan pute ranya duduk te rmenung seorang diri di ruangan belakang

Melihat ibunya

Thian Ki segera menyambut dengan pertanyaan,

Kenapa ibu belum tidur?

Kulihat engkaupun belum tidur masih melamun di sini, Thian Ki

Agaknya pikiran kita sama

Engkau juga memikirkan Cin Cin, bukan?

Benar, ibu

Aku khawatir sekali membayangkan apa yang akan te rjadi besok sore.

Thian Ki, tadi agaknya Cin Cin te lah mengenalmu

Mengapa ia memakimu sebagai monyet jelek?

Wajah Thian Ki berubah kemerahan

Tentu saja dia merasa malu untuk menceritakan peristiwa itu kepada ibunya, dan dia tidak tahu harus menjawab bagaimana s ehingga dia menunduk saja

Thian Ki, apakah ada kaitannya dengan ketika engkau pulang bertelanjang dada membawa dua ekor ikan itu?

Thian Ki mengeluh dalam hatinya

Ibunya adalah seorang wanita yang cerdik sekali, bagaimanapun sukar untuk membohonginya

Dia harus menceritakan pertemuannya dengan Cin Cin, te ntu saja tanpa menyebut dan menyinggung te ntang dia dan Cin Cin saling melihat masingmasing bertelanjang bulat!

Benar, ibu

Akan te tapi ketika kami saling jumpa di te pi sungai itu, kami tidak saling mengenal

Ketika itu aku hendak mandi dan sudah membuka baju, ketika aku melihat dua ekor ikan itu menggelepar di balik semak

Aku menangkap dua ekor ikan itu

Tidak tahunya, ia muncul dan marah-marah, mengatakan bahwa aku hendak mencuri ikan miliknya

Lalu sebagai gantinya, ia dengan marah membuang bajuku yang sudah kutanggalkan ke te ngah sungai sampai hanyut, lalu ia memaki aku monyet jelek dan pergi

Terpaksa Thian Ki berbohong dan mengubah kejadian yang sebenarnya kepada ibunya, karena bagaimanapun te ntu saja dia merasa malu untuk bicara terus terang tentang ketelanjangan itu

Ibunya mendengarkan penuh perhatian dan menarik napas panjang

Hemm, ia masih lincah, je naka dan pemberani seperti dahulu, hanya kini bertambah galak dan lihai

Thian Ki, bagaimanapun juga, kita harus mencegah te rjadinya perkelahian antara ia dan ayahmu.

Akan tetapi bagaimana caranya, ibu

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar