Benar, ayahku lurah di dusun ini!
jawab Kui Eng agak ketus karena sang tamu tidak mau memberitahukan keperluannya datang berkunjung
Dan dia dahulu seorang pangeran bernama Cian Bu Ong bukan?
tanya Cin Cin tiba-tiba dan dengan pandang mata menusuk penuh selidik
Kembali Kui Eng mengerutkan alisnya
Ayah ibunya sudah berulang kali melarang ia bicara te ntang ayahnya sebagai Pangeran Cian Bu Ong, karena hal itu berbahaya sekali, dapat membuat ayahnya ditangkap oleh pemerintah sebagai seorang buronan atau bekas pemberontak!
Hai, Cin Cin, apa perlunya engkau bertanyatanya tentang keadaan ayahku
Dia boleh jadi ini atau itu, apa hubungannya denganmu dan engkau mau apa
Ayahku adalah ayahku, lurah dusun ini dan engkau atau siapa saja tidak berhak untuk bertanya-tanya tentang urusan pribadinya.! Mau apa engkau sebenarnya?
kini Kui Eng bertolak pinggang, matanya melotot
Nona Cian yang manis , kalau ayahmu itu benar Pangeran Cian Bu Ong, aku datang untuk membunuhnya!
kata Cin Cin, tidak kalah bengisnya
Heii! Enak saja engkau membuka mulutmu yang lancang.! Apa kaukira setelah engkau membawa-bawa pedang, engkau dapat menakutnakuti aku seperti anak kecil saja
Baik ayahku seorang lurah, pangeran atau raja sekalipun, engkau tidak patut mengancamnya seperti itu
Mungkin engkau seorang gila
Pergi dari sini atau aku akan menampar mulutmu biar rontok semua gigimu!
Cin Cin adalah seorang wanita yang keras hati
Mendengar ucapan ini, te ntu saja perutnya terasa panas
Cian Kui Eng, sombong amat engkau
Engkau tidak tahu berhadapan dengan siapa!
Engkau yang sombong! Engkaupun tidak tahu nonamu ini orang macam apa! Habis kau mau apa?
bentak Kui Eng
Engkau juga mau apa kalau aku akan membunuh Pangeran Cian Bu Ong?
Kau mau membunuh pangeran atau raja bukan urusanku, akan te tapi kalau engkau menghina ayahku, engkau akan mampus di tanganku.
Heh-heh, nona cilik, hendak kulihat bagaimana engkau akan membikin aku mampus!
tantang Cin Cin
Kui Eng menggerakkan kakinya dan tu buhnya meluncur ke depan Cin Cin
Kini kedua orang itu saling berhadapan dalam jarak dua mete r, saling melotot dengan muka merah dan dari hidung mereka mengembus uap panas
Pergi kau, kalau tidak, terpaksa aku akan memukulmu!
Jangan banyak mulut, pukullah kalau berani!
tantang Cin Cin
Sombong, lihat pukulanku!
Kui Eng memberi peringatan dan iapun maju menyerang dengan tamparan tangan kiri
Tangan itu menyambar cepat dan kuat sekali ke arah muka Cin Cin
Melihat betapa tamparan itu membawa angin pukulan yang dahsyat, maklumlah bahwa ia menghadapi seorang lawan yang tidak boleh dipandang ringan, Cin Cin cepat menarik tubuh ke belakang sehingga tamparaan itu mengenai angin kosong
Akan tetapi kaki kanan Kui Eng sudah menyambar pula dengan tendangan maut ke arah perutnya!
Hemm, ganas juga engkau!
seru Cin Cin dan iapun terpaksa meloncat ke samping untuk menghindarkan diri dari tendangan itu
Iapun segera membalas, melangkah maju sambil mendorong ke arah dada lawan
Akan tetapi, te rnyata lawannya itu memiliki gerakan yang tidak kalah gesitnya, sehingga dorongannya itupun hanya mengenai angin kosong
Kembali Kui Eng sudah menyerang dari samping sebagai balasan, tangannya mencengkeram ke arah pundak kiri Cin Cin
Karena ingin menguji tenaga lawan, Cin Cin memutar le ngan menangkis sambil mengerahkan te naga saktinya
Dukkk!
Dua buah le ngan yang kecil mungil berkulit halus, namun yang keduanya mengandung te naga dalam yang amat kuat itu berte mu dan keduanya terpental ke belakang! Mereka saling pandang dengan mata te rbelalak, karena kini keduanya menyadari bahwa lawan benar-benar tangguh dan mereka memiliki tenaga sin-kang yang seimbang! Kembali mereka saling hantam dan saling te ndang bagaikan dua ekor singa betina mengamuk
Sebetulnya, kalau dibuat perbandingan, Cin Cin masih lebih menang setingkat
Biarpun keduanya digemble ng oleh guru yang sakti, namun ketika kecilnya, Kui Eng yang merasa menjadi puteri pangeran, agak manja dan kadang malas berlatih
Berbeda dengan Cin Cin yang mengandung sakit hati karena kehancuran keluarganya, ia berlatih dengan tekun sekali untuk dapat membalas dendamnya
Akan te tapi, menghadapi Kui Eng, Cin Cin tidak mau menghabis kan seluruh tenaga dan kepandaiannya
Ia tidak ingin membunuh Kui Eng, karena belum mengetahui dengan pasti apakah ia berada di te mpat musuh besar gurunya ataukah tidak
I a belum yakin benar apakah ayah lawannya ini Pangeran Cian Bu Ong atau hanya seorang lurah kaya yang bernama Cian Bu saja
Sebaliknya, melihat orang mengancam ayahnya, Kui Eng menjadi marah sekali dan ia mengerahkan seluruh kepandaian dan te naganya sehingga keadaan mereka menjadi berimbang
Biarpun demikian, karena memang kalah tingkat
setelah lewat tigapuluh jurus, mulailah Kui Eng te rdesak mundur
Pada saat itu, dari dalam rumah bermunculan para pembantu rumah tangga dan mereka segera lari ke dalam untuk melapor kepada nyonya majikan mereka
Sim Lan Ci berlari keluar sambil membawa pedangnya, yaitu pedang Cui-mo Hek-kiam (Pedang Hitam Pemburu Iblis)! Melihat puterinya te rdesak oleh seorang gadis cantik lain yang memiliki serangan ganas dan kuat, ia terkejut
Kepandaian pute rinya sudah hebat, dan jarang ada orang mampu menandinginya, akan tetapi kini ia melihat jelas betapa pute ri tirinya itu te rdesak oleh lawannya
Tahan dulu, hentikan perkelahian ini!
te riaknya sambil meloncat ke depan dan melihat pute rinya terancam sebuah tamparan lawan, iapun menangkis tamparan itu
Plak!
Keduanya terkejut karena keduanya merasa betapa lengan te rgetar hebat
Mengertilah Sim Lan Ci mengapa pute rinya te rdesak
Gadis ini memang lihai sekali dan merupakan seorang lawan tangguh
Di lain pihak, melihat bayangan berkelebat dan seorang wanita setengah tua cantik jelita menangkis tamparannya membuat lengannya te rgetar hebat, Cin Cin juga meloncat ke belakang dan memandang penuh perhatian
Ia sudah mendengar keterangan dari pemilik rumah yang ditumpangi bahwa lurah Cian Bu memiliki seorang isteri cantik yang selalu berpakaian hitam
Iapun dapat menduga bahwa te ntu wanita ini isteri sang lurah dan ibu dari gadis ramping yang menjadi lawannya tadi
Makin kuat dugaannya bahwa ia tidak tiba di alamat yang keliru
Pasti mereka ini keluarga Pangeran Cian Bu Ong karena gurunya memesan agar ia berhati-hati karena Pangeran Cian Bu Ong memiliki ilmu kepandaian tinggi
Dan te rnyata keluarganya, isteri dan puterinya, juga amat lihai
Akan te tapi, melihat wajah wanita berpakaian serba hitam itu, ia te rte gun
I a merasa mengenal wanita ini! Ya, ia mengenalnya dengan baik karena wanita ini dan suaminya dan pute ranya menjadi tamu yang amat menarik perhatian dan yang disambut dengan meriah oleh seluruh keluarga He k-houwpang! De ngan melongo Cin Cin mengamati nyonya berpakaian hitam itu, mengingat-ingat
Tak salah lagi pikirnya
Wanita ini adalah bibinya sendiri, isteri dari pamannya yang bernama Coa Siang Lee, saudara sepupu ibunya sendiri yang bernama Coa Liu Hwa
Dan ia ingat benar bahwa wanita ini bernama Sim Lan Ci, dan pute ra mereka bernama Coa Thian Ki
Akan tetapi....kenapa ia berada di sini dan menjadi keluarga lurah Cian Bu atau mungkin Pangeran Cian Bu Ong
Di lain pihak, Sim Lan Ci juga mengingat-ingat karena merasa sudah mengenal gadis itu, akan tetapi lupa di mana dan kapan
Hanya wajah gadis cantik itu adalah wajah yang tidak asing baginya
Nona, kenapa engkau menyerang pute riku
Kui Eng, kenapa engkau berkelahi dengan nona ini?
tanya Sim Lan Ci kepada mereka berdua
I bu, Iblis betina ini datang menghina ayah! Ia hendak membunuh ayah!
teriak Kui Eng marah sekali
Tentu saja Sim Lan Ci menjadi terkejut bukan main
Sebagai seorang wanita yang banyak pengalamannya di dunia kangouw, iapun dapat menduga bahwa te ntu gadis ini mempunyai alasan yang kuat maka berani datang untuk membunuh suaminya! Dan alasan itu pasti ada hubungannya dengan pangeran Cian Bu Ong, karena selama menjadi lurah Cian Bu, suaminya tidak mempunyai musuh besar
Nona, kenapa nona hendak membunuh suamiku, lurah Cian Bu di dusun ini?
ia bertanya, sengaja menekankan kepada sebutan lurah
Lurah.......?
kata Cin Cin meragu
Nyonya, aku datang bukan hendak membunuh lurah Cian Bu atau siapapun, melainkan hendak bertanya apakah lurah Cian Bu itu Pangeran Cian Bu Ong
Kalau dia Pangeran Cian Bu Ong
aku akan membunuhnya dan siapapun ju ga tidak dapat menghalangiku!
Sim Lan Ci memandang dengan mata te rbelalak
Akan te tapi ia dapat menguasai guncangan dan debaran jantungnya dan bersikap te nang
Nona, siapakah engkau sebenarnya?
Ia mengamati wajah itu
Aku seperti pernah mengenalmu.
Aku juga
Bibi mirip benar dengan seorang wanita yang kukenal baik, sama wajah, pakaian dan suaranya, seperti Bibi Sim Lan Ci.
Wajah Sim Lan Ci berubah pucat
Jadi kau.
.
siapakah kau.......
I bu, namanya Cin Cin,
kata Kui Eng cepat
Cin Cin......
Engkau pute ri ketua He k-houpang
Engkau.......Kam Cin?
Benar! Aih, tidak kusangka dapat berte mu dengan bibi di sini
Akan tetapi aku menghadapi urusan genting, bibi
Tolonglah bibi beritahu sebenarnya siapa lurah Cian Bu itu
Benarkah dia Pangeran Cian Bu Ong?
tanya Cin Cin dan matanya mencorong, menatap tajam wajah wanita itu penuh selidik
Tapi kenapa......?
Ucapan Sim Lan Ci ini dipotong suara lain
Apakah yang te rjadi di sini
Siapakah ia ini dan.......ohhh.......!
Pemuda itu terkejut ketika Cin Cin menoleh dan memandang kepadanya
Gadis yang dilihatnya berte lanjang bulat di te pi sungai itu! Cin Cin tersenyum mengejek ketika melihat Thian Ki
Hemm, kiranya engkau monyet jelek berada di sini pula
Mau apa kau mencampuri urusan kami!
Koko, ia datang hendak membunuh ayah!
te riak Kui Eng
Ehhnh.......?
Thian Ki terkejut sekali
Thian Ki, nona ini adalah Kam Cin puteri ketua He k-houw-pang, saudara misanmu sendiri!
kata Sim Lan Ci
Cin Cin..........?
Thian Ki.........?
Teriakan Thian Ki dan Cin Cin hampir berbareng dan mereka saling pandang, lalu perlahan-lahan muka keduanya berubah kemerahan karena mereka te ringat betapa mereka pernah saling melihat dalam keadaan telanjang bulat, teringat akan peristiwa di tepi Huang-ho
Cin Cin, engkau tidak bole h membunuh ayah!
Ayah
Bukankah ayahmu, paman Coa Siang Lee, telah tewas ketika He k-houw-pang diserbu gerombolan?
Yang kumaksudkan......dia.........
ayah tiriku...........
kata Thian Ki, mukanya merah
Cin Cin mengerutkan alisnya dan menoleh, memandang kepada Sim Lan Ci yang menundukkan muka
Peristiwa ini sama sekali tak pernah disangkanya datangnya begitu tiba-tiba dan ia dihadapkan kepada kenangan masa lalu! Cin Cin mengangguk-angguk dan senyumnya sinis
Hemm, mengerti aku sekarang
Kiranya setelah ditinggal mati paman Coa Siang Lee, bibi Sim Lan Ci te lah menikah lagi dengan.........lurah Cian Bu......atau Pangeran Cian Bu Ong si pemberontak?
Cin Cin.....!
teriak Thian Ki, sedih melihat ibunya dicaci
I blis betina busuk!
bentak Kui Eng marah
Cin Cin menoleh kepada Thian Ki
Engkau hendak membela ayah tirimu
Kalau begitu, benar makianku bahwa engkau monyet buruk
Majulah!
Dan Cin Cin sudah memasang kuda-kuda
siap menghadapi pengeroyokan tiga orang itu
Tahan........!