Naga Bercaun Bab 064

Silakan masuk

Biarpun je lek, rumah ini kujaga bersih dan tempat tidur anakku juga selalu kubersihkan walau tidak pernah dipakai

Siapa tahu sekali waktu, pada saat yang baik, dia pulang!

Cin Cin dan wanita itu memasuki rumah gubuk dan benar seperti yang dikatakan nenek itu

Biarpun kecil, dan jelek, akan tetapi dalam rumah itu rapi dan bersih

Sebuah rumah dengan perabot murahan namun te rawat dan bersih, jauh lebih menyenangkan daripada perabot rumah mewah dalam gedung besar yang tidak te rawat dan kotor

Begitu memasuki rumah, Cin Cin merasa senang, Gubuk itu memiliki dua buah kamar yang kecil dan ia memperoleh kamar putera wanita itu, kamar kecil namun te rawat dan bersih pula

Alas tempat tidur sudah ada tambalannya, akan te tapi bersih sekali

Legalah hatinya dan dalam hati ia berjanji besok pagi akan memberi uang yang le bih banyak daripada uang sewa kamar hotel besar kepada wanita itu

Nah, di sinilah kamarmu, nona

Kalau mau tinggal di sini berapa lamapun aku akan merasa senang sekali, selain mendapatkan uang sekedarnya juga mendapatkan te man dalam hidupku yang kesepian ini

Silakan beristirahat, nona, aku akan membuatkan minuman te h dan..........eh, makanan malam sekedarnya.......

Melihat keraguan itu, Cin Cin segera mengeluarkan sepotong perak dan memberikannya kepada wanita itu

Bibi, ini untuk berbelanja membeli hidangan makan malam, eh, kalau ada.......

aku ingin sekali makan daging ikan emas kuning dan merah.

Katanya, teringat akan dua ekor ikan yang ditangkapnya dan yang tertinggal di te pi sungai karena perjumpaannya dengan pemuda pengintai itu

Dan ketika wanita itu pergi sambil membungkuk-bungkuk senang menerima uangnya

Cin Cin tak dapat menahan kekeh gelinya membayangkan kembali pemuda yang berdiri di atas batu, bertelanjang bulat

Akan tetapi tak lama kemudian, kekehnya te rpecahkan oleh pikirannya

Aneh, bayangan pemuda itu selalu te rbayang dan ia tidak mampu menggusirnya, te rutama sekali pandang matanya yang begitu tajam

Setelah makan hidangan nasi dan masak ikan yang disuguhkan nyonya rumah, Cin Cin secara iseng bertanya,

Bibi, apakah engkau mengenal seorang pangeran yang tinggal di sekitar le mbah Huang-ho?

Wanita itu membelalakkan mata dan te rsenyum geli sehingga nampak mulutnya yang ompong,

Walah, engkau aneh sekali, nona! Aku ini hanya seorang perempuan dusun yang bodoh dan miskin, bagaimana mungkin mengenal seorang pangeran

Wah, melihatpun belum pernah

Apakah nona mengenal seorang pangeran

Pangeran sungguhan

Hebat sekali! Siapa namanya, nona?

Cin Cin memang tidak mengharapkan mendapat keterangan dari wanita itu

Ia tadipun bertanya secara iseng saja

Siapa tahu wanita itu demikian gembira mendengar pertanyaan te ntang pangeran

Sambil lalu iapun menjawab tanpa mengharapkan apa-apa

Namanya Pangeran Cian Bu Ong.

Ia seperti menjawab kepada diri sendiri agar tidak melupakan nama yang dipesan oleh gurunya itu

Ia melanjutkan keterangan yang ia dengar dari gurunya

seperti menghafal

Orangnya gagah, tinggi besar, mukanya kemerahan, usianya enampuluh lebih........

Ehhh

Nanti dulu nona

Di sini tidak pernah ada pangeran, akan tetapi cung-cu ( kepala dusun ) kami

Cian-wangwe (hartawan Cian) mirip yang kauceritakan itu

Tinggi besar, gagah, muka kemerahan dan usianya enampuluh tahun lebih.

Tentu saja Cin Cin menjadi tertarik dan ia mengamati wajah wanita itu penuh selidik

Hartawan Cian

Dari mana dia datang

Apakah selama ini dia memang penduduk dusun ini?

Tidak, nona

Dia pendatang baru, kaya raya dan dermawan

Kami semua suka kepadanya dan menghor matinya, bahkan akupun sudah sering menerima bantuan darinya

Karena itu kami semua memilih dia menjadi kepala dusun

Dia she Cian dan namanya......hemm, kalau tidak salah Bu

Ya, Cian Bu.

, akan tetapi lebih terkenal dengan sebutan Cian-wangwe (hartawan Cian) atau Cian cungcu ( Lurah-Cian).

Cian Bu.........?

Berdebar rasa jantung Cin Cin

Besar sekali kemungkinannya

Mengapa begitu kebetulan

Yang dicarinya pangeran Cian Bu Ong dan di sini ia mendengar tentang lurah Cian Bu yang keadaannya mirip pangeran yang dicari

Bagaimana keadaan keluarganya?

Ia mencari tahu lebih lanjut karena timbul harapannya sekarang untuk menemukan musuh besar gurunya

Keluarganya amat baik, nona

Isterinya jauh le bih muda, sekitar empatpuluh lima tahun lebih sedikit, cantik jelita dan manis budi, pakaiannya selalu serba hitam

Mereka mempunyai dua orang anak yang te lah dewasa, seorang pemuda dan adiknya, seorang gadis

Tampan dan cantik, juga baik budi.

Engkau yakin benar lurah Cian Bu itu bukan bekas pangeran?

tanya Cin Cin seperti kepada diri sendiri

Tentang isteri dan anak-anak orang itu ia tidak tertarik

Bagaimana aku tahu, nona

Keluarga Cian itu pindah ke dusun ini sebagai keluarga hartawan, membangun rumah besar dan bersikap baik kepada kami semua, suka menolong orang, baik dengan barang ataupun dengan pengobatan

Mereka pandai mengobati orang sakit.

Keterangan ini semakin menarik hati Cin Cin

Besar kemungkinan keluarga itu ahli silat yang pandai mengobati, hal itu tidak aneh

Dan kalau orang she Cian itu memang ahli silat, maka dugaannya semakin kuat bahwa dia adalah bekas pengeran yang dicarinya

Apakah mereka pandai ilmu silat?

ia bertanya lagi

Ilmu silat

Mana aku tahu, nona

Puteranya yang kami sebut Cian Kongcu (tuan muda Cian) dan Cian Siocia (Nona muda Cian) kelihatan sehat dan gagah, entah mereka bisa silat atau tidak, aku idak tahu.

Keterangan itu cukup bagi Cin Cin

Di mana rumah mereka, bibi?

Mudah sekali dicari

Di ujung dusun sebelah barat ini, dan rumah mereka adalah satu-satunya gedung bes ar yang berada di dusun ini.

Cin Cin tidak bertanya lagi

Ia membantu wanita itu mencuci mangkok piring biarpun nyonya rumah mencegahnya, lalu ia membersihkan mulut dan memasuki kamar, merebahkan diri seperti orang hendak tidur

Nyonya rumah itu yang menyangka ia te ntu lelah, membiarkannya tidur dan ia sendiripun memasuki kamarnya

Tentu saja Cin Cin tidak tidur

Keterangan wanita itu tentang lurah Cian Bu amat menarik hatinya dan ia mengambil keputusan untuk menyelidik

Kalau lurah itu bukan Pangeran Cian Bu Ong pun tidak mengapa, akan te tapi kalau benar orang yang dicarinya, alangkah beruntungnya

Tak disangkanya akan demikian mudahnya mencari orang yang oleh gurunya hanya dikatakan tinggal di sekitar lembah Huang-ho

Padahal lembah itu panjang dan luasnya tak te rukur lagi

Apalagi hanya setahun, biar lima tahunpun belun tentu ia akan mampu menemukan orangnya! Wanita pemilik gubuk itu belum tidur ketika Cin Cin keluar dari kamarnya

Ketika ia bertanya, Cin Cin menjawab bahwa ia ingin berjalan-jalan sebentar

Wanita itupun tidak bertanya lagi dan Cin Cin keluar dari rumah kecil itu dan berjalanjalan di jalan dusun yang lumayan baiknya

Agaknya dusun itu memang sebuah dusun yang maju, mungkin berkat bimbingan kepala dusunnya itu

Jalan-jalan di situ rata dan bersih, rumahrumahnya walaupun rumah dusun, seperti rumah wanita yang ditumpanginya tadi, nampak bersih pula, dengan ruangan yang te ratur

Memang sesungguhnyalah, semua mahluk itu membutuhkan bimbingan seorang pemimpin

Masyarakat tanpa pemimpin akan menjadi kacau balau, seperti juga segala kelompok binatang hutan pasti mempunyai pemimpinnya

Bukankan Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Kasih, juga sekaligus menjadi Pemimpin Agung seluruh ciptaannyaa

Dusun itu cukup besar, dengan lampu pene rangan sederhana di depan setiap rumah sehingga jalan itu tidak gelap benar

Di langit banyak bintang

Malam itu amat indah dengan hawa udara yang sejuk

Tanah di lembah Huang ho memang terkenal subur dan pohon-pohonan, tanam-tanaman di dusun itu nampak subur pula

Ada beberapa kedai minuman dan kedai penjual segala macam keperluan sehari-hari yang masih buka

Akan te tapi lalu lintas sudah sepi

Memang di dusun kurang sekali adanya hiburan malam, tontonan dan keramaian malam seperti di kota, maka penduduk dusun jarang yang bergadang di luar rumah

Seperti yang dite rangkan pemilik gubuk tadi, mudah saja mencari rumah lurah Cian tanpa bertanya-tanya

Setelah menyusuri jalan ke barat dan tiba di ujung dusun, nampaklah sebuah gedung

Kalau di kota, gedung itu termasuk sedang saja, akan tetapi di dusun itu nampak megah dan mewah

Tidak baik mengganggu kedamaian dusun ini, pikir Cin Cin

Bagaimana kalau lurah itu bukan pangeran yang dicarinya

Melihat betapa pene rangan di depan gedung itu masih te rang, dan ada seorang gadis nampak duduk seorang diri di situ, Cin Cin mengambil keputusan untuk berkunjung secara baik-baik saja

Kalau kemudian ia bertemu muka dengan lurah Cian dan mendapat keterangan bahwa benar dia orang yang dicarinya, baru dia akan turun tangan membunuhnya seperti pesan gurunya

Kalau te rnyata bukan pangeran yang dicarinya, kunjungannya te ntu tidak akan mendatangkan keributan dan gangguan

Ketika Cin Cin memasuki pekarangan yang juga menjadi taman bunga yang indah dan sunyi itu, gadis yang duduk melamun di atas kursi, di ruang depan, mengangkat muka dan segera bangkit berdiri ketika melihat ada orang memasuki pekarangan

Setelah berdiri, nampak oleh Cin Cin betapa gadis itu memiliki tubuh yang ramping padat, dan wajahnya manis sekali

Cara ia bangkit dari te mpat duduknya dan berdiri menunjukkan bahwa gadis itu memiliki gerakan yang gesit dan berte naga, mungkin bukan ahli silat lihai, akan tetapi setidaknya bukan seorang gadis yang lemah, pikir Cin Cin yang memandang penuh perhatian

Gadis itu adalah Cian Kui Eng

Ia sedang duduk melamun, memikirkan ulah suhengnya yang tadinya ia anggap sebagai kakak kandungnya itu

Biarpun kini ia tahu bahwa kakaknya, Thian Ki, bukan kakak kandung, bahkan bukan kakak tiri, dan le bih tepat disebut suheng (kakak seperguruan), namun karena sejak kecil ia sudah menyebut koko (kakak), maka sampai sekarangpun ia masih menyebutnya koko

Sore tadi ulah kakaknya itu amat aneh

Dia pulang hanya memakai celana dan sepatu tanpa baju! De ngan bertelanjang dada Thian Ki pulang sambil menenteng dua ekor ikan emas kuning dan merah yang gemuk.! Tentu saja ia dan ibunya, atau le bih te pat lagi ibu tirinya yang menyambut kedatangan Thian Ki itu menjadi te rheran-heran dan bertanya kenapa pemuda itu pulang berte lanjang dada dan membawa dua ekor ikan

Dan jawaban kakaknya membuat ia te tap merasa aneh sampai sekarang

Kakaknya menjawab, dengan muka menunduk dan tidak lancar bahwa kakaknya melihat dua ekor ikan itu, lalu membuka baju, te rjun dan menangkap dua ekor ikan itu

Akan te tapi ketika dia mengejar dua ekor ikan itu, bajunya terbawa angin, jatuh ke air sungai dan hanyut tanpa dia ketahui

Jawaban yang dianggapnya janggal karena selamanya belum pernah Thian Ki mengejar-ngejar ikan sampai te rjun ke sungai! Dan cara kakaknya menjawab juga tidak lancar, seperti orang berbohong, padahal kakaknya tidak pernah membohong.! Ibunya bersikap tidak curiga bahkan te rtawa geli, akan tetapi senang melihat dua ekor ikan yang gemuk itu, yang segera dibawa ibunya ke dapur

Dan tadi kakaknya menyusul ayahnya yang pergi ke dusun lain untuk mengadakan rapat mengenai para nelayan sungai dengan kepala-kepala dusun yang lain, dan sampai sekarang belum pulang

Ia menanti mereka di serambi depan sambil duduk melamun ketika muncul seorang gadis memasuki pekarangan rumahnya

Kui Eng mengerutkan alisnya ketika melihat bahwa gadis cantik yang menghampirinya itu membawa pedang di punggungnya

Jelas gadis ini bukan gadis dusun, dan melihat pedang itu, tentu ia seorang wanita kang-ouw, pikirnya

Hal ini sesungguhnya tidak te rlalu aneh baginya, mengingat bahwa ayahnya dan ibunya adalah orang-orang yang pandai ilmu silat, seperti juga ia sendiri dan kakaknya

Akan te tapi mengapa tamu ini datang malam-malam

Selamat malam, apakah engkau ini yang disebut Cian Siocia?

tamu itu bertanya

Melihat sikap tamunya yang terbuka dan ramah, lenyap perasaan tidak senang dari hati Kui Eng

Gadis ini juga memiliki watak yang lincah jenaka dan te rbuka, walaupun ia juga tabah, berani dan kadang galak

Benar, aku Cian Kui Eng

Enci siapa dan apa keperluanmu berkunjung ke rumah kami?

He mm, gadis ini tidak kampungan, pikir Cin Cin

Terbuka dan jujur, dan sama sekali tidak pemalu

Lebih pantas seorang gadis kangouw! Tebal dugaannya bahwa ia datang ke alamat tepat

I apun menjawab sejujurnya

Orang memanggil aku Cin Cin, dan aku datang ke sini untuk mencari ayahmu

Bukankah dia she Cian?

Tentu saja dia she Cian

Engkau tahu aku disebut Cian Siocia (nona muda Cian), siapa lagi she (nama keturunan) ayahku kalau bukan Cian

Mau apa sih engkau malam-malam begini datang mencari ayah?

He mm, ia mulai curiga dan mulai kasar, pikir Cin Cin, hatinya juga mulai panas

Kalau betul ayah gadis ini musuh besar gurunya, berarti gadis inipun boleh dianggap musuh!

Kedatanganku ini ada urusan penting dengan ayahmu dan tidak dapat kukatakan kepada orang lain biar engkau ini pute rinya sekalipun

Bukankah nama ayahmu Cian Bu......?

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar