Naga Bercaun Bab 063


Ikan-ikan yang gemuk berdaging te bal.! Dibawanya dua ekor ikan itu ke darat dan dibiarkan menggele par di balik semak, lalu iapun masuk lagi ke air dan mandi

Betapa sejuk dan segarnya air itu

Lenyap semua rasa lelah dan gerah

Terasa nyaman, bersih dan segar

Iapun menggosok-gosok kulit tubuhnya sambil duduk di atas batu yang menonjol keluar dari air, dan dengan sendirinya mulutnya bersenandung lirih

Kalau tubuh te rasa nyaman dan hati akal pikiran tidak dibebani persoalan, maka akan timbul perasaan bahagia yang membuat orang condong untuk bersenandung! De mikianlah agaknya yang mendorong orang untuk bersenandung di waktu mandi

Keseimbangan rasa nyaman tubuh dan rasa te nang batin ini mendatangkan keseimbangan yang membuat hidup di saat itu terasa nikmat

Cin Cin sama sekali tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengamatinya dari balik batu besar

Mata seorang pria, seorang pemuda yang sebaya dengannya, seorang pemuda yang tampan dan bertubuh te gap

Mula-mula ketika mendengar suara senandung, pemuda itu tertarik dan berindap menghampiri

Setelah dia melihat apa yang bersenandung itu, seorang gadis bertelanjang bulat duduk di atas batu dan membersihkan tubuh dengan menggosok-gosoknya, dengan rambut yang panjang te rurai, sebagian menutupi dadanya menyembunyikan sepasang bukit dada dan warna rambut yang hitam membuat kulit tubuh itu nampak semakin putih mulus, wajah yang manis dan riang

Pemuda itu terbelalak, kemudian mukanya menjadi kemerahan dan diapun te rpesona

Bukan gairah nafsu yang te rbayang dalam pandang matanya, melainkan keheranan dan ketakjuban, seperti seseorang melihat mahluk lain dari luar angkasa, seperti seorang melihat bidadari mandi di tepi sungai

Memang, gadis itu seperti mahluk aneh bagi pemuda itu karena selama hidupnya, baru sekali ini ia melihat seorang gadis dewasa berurai rambut dan berte lanjang bulat seperti itu! Karena selama ini, biarpun usianya sudah duapuluh satu tahun, tidak pernah te rlintas dalam benaknya hal-yang ada hubungannya dengan birahi, maka dia tidak melihat hal-hal yang menimbulkan rangsangan nafsu birahi, dan pandang matanya penuh dengan pesona dan keheranan, terpesona karena penglihatan itu amat indah baginya, juga amat mengherankan

Saking heran dan te rpesona, pemuda itu lupa diri untuk bersembunyi dengan hati-hati

Dia kini berdiri dan nampak dari dada ke atas di baik batu itu, tidak tahu bahwa yang diintainya adalah seorang gadis yang memiliki ketajaman dan kepekaan rasa dan pandangan yang lain daripada orang lain

Pandang mata yang penuh perhatian dan perasaan memiliki getaran yang kuat sekali, apa lagi bagi seorang sepeka Cin Cin perasaannya

Ia merasakan getaran itu yang membuatnya menengok dan.........dua pasang mata berte mu pandang

Sekilas saja karena kepala pemuda yang tadi nongol di balik batu lenyap lagi dan Cin Cin juga tidak memperlihatkan suatu sikap yang menunjukkan bahwa ia telah melihat adanya seorang pengintai

Ia menekan kemarahannya, dan dengan tenang gadis itu turun ke air, sekali lagi membiarkan kegerahan dan keletihan larut bersama debu di tubuh te rbawa air, dan iapun berenang ke balik semak, mengenakan pakaiannya dan menggelung rambutnya sejadinya saja agar cepat

Namun dari balik semak ia memperhatikan dan tahu bahwa si pengintai itu masih berada di balik batu bes ar

Awas, engkau, laki-laki kurang ajar, gumamnya dalam hati

Setelah semua pakaian bersih yang diambilnya dari buntalan dipakainya, juga sepatunya, tiba-tiba saja tubuhnya meloncat dan seperti seekor burung garuda tubuhnya melayang ke balik batu besar

Dapat dibayangkan betapa kaget rasa hati pemuda yang tadi mengintai

Sama sekali tidak disangkanya bahwa gadis yang tadi disangka bidadari atau ikan duyung atau mahluk dari dunia lain, dapat meloncat seperti terbang dan tahu-tahu telah berdiri di depannya dalam pakaian lengkap walaupun agak acak-acakan karena te rburu-buru dan rambutnya yang digelung sederhana itu masih meneteskan air

Wajah yang masih agak basah itu segar kemerahan, akan tetapi sepasang mata yang jeli itu mencorong penuh kemarahan

Laki-laki kurang ajar! Berani engkau mengintai orang mandi, ya

Apakah nyawamu rangkap

Ah engkau sudah bosan hidup?

Aduh manisnya, aduh galaknya! Demikian keluh pemuda itu, tidak kelihatan takut melainkan malumalu dan mukanya juga menjadi kemerahan

Dia mengangkat ke dua tangan ke depan dada memberi hormat, matanya yang tajam bersinar itu menatap wajah Cin Cin dengan lembut dan penuh penyesalan

Harap nona suka memaafkan saya

Saya kebetulan lewat dan mendengar suara senandung tadi membuat saya tertarik dan ingin melihat siapa yang bersenandung, tidak menyangka sama sekali bahwa ada seorang gadis sedang mandi di sana

Sekali lagi, maafkan kelancangan saya, nona.

Sikap pemuda itu lembut dan sopan, dan di dalam suaranya te rkandung penyesalan yang tidak dibuat-buat

Akan tetapi ia masih merasa penas aran

Laki-laki ini sudah melihat ia bertelanjang bulat

Tidak mungkin hal seperti itu dibiarkan saja hanya dengan maaf! Alangkah enaknya!

Hem, kebetulan lewat dan kebetulan melihat

Mengapa engkau tadi memandang dengan melotot?

tanyanya dengan suara bengis

Pemuda itu menjadi semakin gugup dan wajahnya semakin merah

Aku.........saya.......eh.

Aku tadi.......te rkejut dan heran, terpesona karena mengira ada.........

Ada apa

Aku bukan setan, bukan iblis, bukan siluman

Hayo katakan, kaukira ada a pa?

kembali Cin Cin membentak

.......tadinya kukira nona.......ehh, seorang bidadari dari kahyangan.............

Cin Cin terbelalak, mengira pemuda itu berolokolok, akan tetapi melihat pandang mata yang jujur itu nampaknya sungguh sungguh dan entah mengapa

tiba-tiba saja hatinya merasa senang sekali

Entah senang karena wajah yang tampan dan simpatik itu, entah karena sinar mata yang tajam bersinar itu, ataukah karena pujian itu

Pujian tidak langsung

Ia disangka bidadari kahyangan! Hati siapa tidak akan te rasa ayem te nte ram, gembira bangga, menggembung seperti katak te rkejut, kalau disangka bidadari

Bidadari adalah mahluk wanita yang cantik jelita, sakti dan bijaksana Akan te tapi kegembiraan itu hanya menyelinap di hati Cin Cin dan hanya mencuat keluar melalui sinar matanya saja

Mulutnya masih dicemberutkan

Hemm, enak saja engkau mengintai orang mandi, lalu minta maaf begitu saja

Engkau yang enak, aku yang muak

Lain kali engkau akan memukul orang, menghina orang, atau membunuh orang lalu minta maaf dan sudah, ya

Enaknya!

Aduh

galak benar, pikir pemuda itu

Dia menahan senyumnya karena maklum bahwa senyum geli hatinya akan dapat disalah-tafsirkan pula, disangka senyum mente rtawakan

Bis a lebih runyam lagi

Kembali dia mengangkat kedua tangan memberi hormat

Maaf.......

Sudahlah, jangan berulang kali memberi hormat merangkap kedua tangan di depan dada lalu membungkuk-bungkuk

Memangnya sekarang ini hari sincia (tahun baru) untuk saling memberi selamat.! Memangnya aku ini sedang merayakan sesuatu, maka engkau te rus-terusan memberi salam

Katakan saja apa maumu, jangan banyak maaf segala

Sebelum kau minta, maafku kepadamu sudah habis!

Pemuda itu terbelalak, namun hatinya tertarik sekali

Selama hidupnya dia tidak banyak bergaul dengan gadis -gadis cantik, dan biarpun ada gadis cantik yang juga galak, akan tetapi agaknya tidak segalak dan sebengal yang satu ini

Baiklah, aku tidak lagi minta maaf

A kan tetapi, aku sudah merasa bersalah dan apa yang harus kulakukan sekarang?

tanyanya, sikap dan nada suaranya merendah

Engkau harus dihukum!

Suaranya begitu mantap seperti seorang hakim mengetukkan palu pada keputusan sidang pengadilan menjatuhkan hukuman pada pesakitan

Baik, aku sudah bersalah dan aku siap menerima hukumannya,

kata pemuda itu dan sikapnya yang te nang mulai menarik hati dan mengejutkan Cin Cin

Orang bilang, hutang uang membayar uang, utang budi membayar budi

I tu baru adil namanya

Engkau tadi melihat aku mandi, sekarang hukumannya harus kaute bus dengan keadaan yang sama

Engkau mandi dan aku yang melihatnya!

Setelah berkata demikian, dengan gerakan yang cepat sekali Cin Cin sudah menangkap pergelangan tangan pemuda itu dan mendorongnya ke sungai

Pemuda itu terkejut, agaknya tidak melawan dan tubuhnya terlempar ke air

Byuuur........!

Air muncrat tinggi ketika pemuda itu terbanting ke air dengan pinggul te rlebih dahulu

Cin Cin te rtawa terkekeh-kekeh melihat pemuda itu gelagapan, tenggelam lalu muncul dan menyemburkan air dari mulutnya

Ia kini nampak seperti seorang anak kecil menerima mainan baru, demikian gembira dan wajahnya berseri-seri segar

Nah, rasakan kamu! Mandilah sepuasnya sampai bersih!

katanya dan sekali berkelebat Cin Cin sudah lenyap dari te pi sungai itu

Tinggal pemuda itu yang berenang ke te pi bersungut-s ungut

Sialan!

katanya kepada diri sendiri sambil memandang ke bekas tempat gadis itu tadi berdiri, lalu diapun berenang ke batu yang tadi diduduki Cin Cin, naik dan duduk di situ

Pakaian dan rambutnya basah kuyup

Sial hari ini berte mu dengan........bidadari cantik manis akan tetapi galaknya seperti setan!

Dia melepaskan tekukan rambutnya dan memeras air dari rambutnya, akan te tapi air itu malah menyiram ke bajunya

Huh, kepalang basah!

katanya lagi dan diapun memandang ke kanan kiri

Sunyi, ia menanggalkan pakaiannya yang basah, juga sepatunya, memeras baju dan celana, menuangkan air keluar sepatunya dan merentangkan baju, celana dan sepatunya di atas batu

De ngan bertelanjang bulat diapun kini mandi sekalian sambil menanti pakaian dan sepatunya te rtiup angin dan agak kering

Dan dia menemukan kenyataan betapa segarnya mandi di situ

Gadis itu benar.! Memang menyenangkan sekali air di s itu

Dasarnya berbatu dan berpasir, dan airnya cukup je rnih

Tempatnya sunyi sepi

Setelah merasa agak dingin, dia berenang kembali ke batu tadi, baik ke atas batu dan meraih pakaian hendak dipakainya sambil berdiri di atas batu, bertelanjang bulat

Tiba-tiba matanya melihat sebuah buntalan di dekat semak-semak, dan setumpuk pakaian

Gadis itu! Benar saja, te rdengar suara cekikikan tawanya dan tiba-tiba gadis itu muncul di balik semak-semak

Memang tadi Cin Cin sudah pergi, akan tetapi ia te ringat bahwa buntalan dan pakaiannya yang kotor masih berada di balik se mak-semak, maka ia kembali ke situ untuk mengambilnya

Kebetulan ketika ia datang melihat pemuda yang tadi dilemparkannya ke sungai kini berdiri bertelanjang bulat di atas batu yang tadi, sehingga ia melihat semuanya

Ia terbelalak, terkejut, terheran, akan tetapi juga geli maka tertawalah ia

Heiii, engkau......?

Pemuda itu melepaskan bajunya dan menggunakan kedua tangan menutupi bawah pusarnya, mukanya menjadi panas karena malu

Jangan melihat aku!

Gadis itu masih tertawa cekikikan, lalu mengambil buntalan dan pakaiannya, memandang lagi kepada pemuda itu sambil tersenyum nakal

Siapa yang melihatmu

Aku datang kembali untuk mengambil pakaianku yang te rtinggal, bukan untuk mengintaimu

Akan te tapi kebetulan begini, ini namanya adil, hutangmu lunas sudah! Hi-hihik, engkau ....jelek amat, seperti............monyet..

hi-hik!

Dan Cin Cin meloncat pergi bersama pakaiannya

Pemuda itu menghela napas panjang

Ketika tadi dia tergesa-gesa menggunakan kedua tangan menutupi bawah pusar, dia melepaskan baju yang dipegangnya dan baju itu te rjatuh ke air dan hanyut

Entah di mana sekarang

Terpaksa dia hanya mengenakan celana dan sepatunya saja, lalu pergi dari situ tanpa memakai baju, mengomel panjang pendek

Huh, ia bilang adil

Padahal aku mengatakan ia seperti bidadari dan ia sebaliknya menyebut aku seperti monyet! Sialan!

-ooo0dw0ooo- Cin Cin berhenti di bawah sebatang pohon, membereskan pakaian yang tadi dipakai secara te rgesa-gesa, menyanggul lagi rambutnya dan dihias tusuk sanggul perak, mengambil kalung mutiara yang indah dari buntalan pakaiannya, memakai kalung itu, kemudian mengeluarkan pula Koai-Liong-kiam (Pedang Naga Siluman) dari buntalan dan menggantungkan pedang itu di punggungnya, mengambil buntalan pakaian dan menggendongnya pula, kemudian dengan cepat ia melanjutkan perjalanannya ke sebuah dusun di te pi sungai yang tadi di lihatnya dari jauh sinar lampu-lampu dusun itu

Melihat sebuah rumah kecil sederhana di te pi dusun dan seorang wanita setengah tua di depan rumah, di atas bangku bambu, Cin Cin segera menghampiri dan dengan sikap ramah dan sopan ia bertanya

Bibi, aku seorang pejalan yang kemalaman di sini

Apakah engkau dapat menunjukkan te mpat di mana aku boleh menumpang untuk malam ini

Aku bersedia membayar uang sewanya semalam.

Wanita itu berusia limapuluh tahun lebih akan tetapi nampaknya sudah le bih tua, agak bongkok dan je las ia miskin

Nona mau membayar sewa

Aih, nona, aku akan senang sekali engkau menumpang di sini dan memberi sekedar uang kepadaku.........aku amat membutuhkan itu......

Cin Cin mengerutkan alisnya

Rumah itu hanya gubuk kecil dan sederhana, te ntu bukan merupakan te mpat yang enak untuk bermalam

Akan te tapi, kalau wanita itu membutuhkan uang

Bibi, dengan siapa engkau tinggal di sini?

Wajah itu nampak sedih sekali

Di bawah sinar lampu gantung kecil, wajah itu nampak penuh kerut merut

Aku seorang janda, nona

Anakku hanya seorang, laki-laki, akan tetapi put-hauw (durhaka), sudah lima tahun pergi ke kota mencari pekerjaan, sampai sekarang tidak pernah pulang, tidak pernah memberi kabar

Aih, dasar nasibku yang amat buruk......

Wajah Cin Cin berseri

Engkau hanya tinggal seorang diri di sini

Kalau begitu, aku suka bermalam di sini

Jangan khawatir, aku akan memberi uang sewa yang cukup banyak, bi bi.

Wanita itu menjadi gembira

Aih, terima kasih, nona

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar