Naga Bercaun Bab 062

Ini adalah suheng Lai Kun yang s ekarang menjadi pang-cu baru dari He k-houw-pang

Dan mereka adalah.....anak dan isterimu bukan, s uheng?

Lai Kun mengangguk-angguk dan cepat dia dan isterinya membalas penghormatan suami Liu Hwa

Saudara........Lie Koan Tek.........aku seperti...........pernah mendengar nama itu....

kata Lai Kun yang masih gugup dan tegang hatinya

Liu Hwa te rsenyum mengangguk,

Suamiku adalah Lie Koan Tek yang kau maksudkan itu, suheng, tokoh Siau-lim-pai yang terkenal

Ah, maaf, maaf.! Kami bersikap kurang hormat...

kata Lai Kun, gentar bukan main

Kini tahulah dia mengapa tadi dia kalah oleh sumoinya yang dahulu dia yakin tidak akan mampu menandinginya

Kiranya sumoinya telah menjadi isteri pendekar yang terkenal itu.!

Harap jangan sungkan, Lai pangcu,

kata Lie Koan Tek

Mari, silakan duduk

Aku harus memberi tahu kepada semua anggota Hek-houw-pang

Kedatanganmu harus disambut meriah, sumoi.

Jangan, suheng! Aku datang bukan untuk itu, melainkan ada keperluan pribadi,

kata Liu Hwa dan ia bersama suaminya lalu mengambil tempat duduk

Aku memang sengaja datang di malam hari begini agar tidak perlu kalian ramai-ramai menyambut dan setelah mendapat kete rangan yang kuperlukan darimu, aku akan segera pergi dari sini.

Keperluan pribadi apakah, sumoi

Katakanlah, te ntu kani akan membantumu sekuat tenaga.

Dalam hatinya tentu saja Lai Kun sudah dapat menduga apa yang akan ditanyakan wanita itu, akan tetapi dia pura-pura bertanya dan diam-diam dia bersiap mengatur jawaban

Aku hanya ingin bertanya padamu te ntang anakku Cin Cin

Bukankah Lai-s uheng yang dulu mengantarnya untuk berguru kepada toa-ko (Kakak) Si Han Beng, Naga Sakti Sungai Kuning di dusun Hong-Cun?

Kalau saja Lai Kun belum siap dan belum memperhitungkan bahwa tamunya te ntu akan bertanya demikian, mungkin dia akan terkejut dan bingung karena akan merasa ditodong dengan pertanyaan itu

Akan tetapi dia bersikap te nang

Tidak ada orang tahu te ntang peristiwa antara dia dan Cin Cin itu, dan ketika dia pulang dahulu, dia sudah menceritakan kepada semua orang tentang Cin Cin

Kini dengan sikap tenang dia menghela napas panjang.

Sudah sejak dahulu aku mengkhawatirkan bahwa pada suatu hari, engkau akan bertanya seperti ini kepadaku, sumoi, dan aku te rpaksa harus menjawab dan memberitahukan berita yang tidak menyenangkan kepadamu.

Lai-suheng, apa yang te rjadi

Ceritakanlah!

desak Liu Hwa, wajahnya berubah dan hatinya merasa tidak enak

Seperti sudah berulang kali kuceritakan pada semua anggota He k-houw-pang, aku mentaati pesan mendiang suhu Coa Song untuk mengantar Cin Cin ke Hong-cun

Perjalanan kami tadinya lancar walaupun di sepanjang perjalanan Cin Cin rewel tidak mau diajak ke Hong-cun, akan te tapi mendesak aku agar mencarimu, sumoi

Aku tidak tahu harus mencarimu ke mana, maka aku membujuknya mengatakan bahwa kami akan mencarimu

Tentu saja aku terus menuju ke Hongcun

Akan tetapi, di dalam perjalanan itu, kami dihadang gerombolan perampok

Aku melakukan perlawanan mati-matian dan akhirnya berhasil merobohkan beberapa orang perampok dan lainnya melarikan diri

Akan tetapi Cin Cin yang tadinya menonton di bawah pohon, tahu-tahu telah lenyap

Tentu ia melarikan diri karena memang tidak mau kuajak ke Hong-cun dan sempatan itu agaknya ia pergunakan untuk melarikan diri

Aku mencarinya sampai berbulan-bulan, namun sayang, aku tidak dapat menemukan jejaknya

Terpaksa, dengan hati sedih aku kembali ke sini dan menceritakan hal itu kepada para anggota Hek-houw-pang.

Sejak tadi Liu Hwa tidak pernah mengganggu cerita Lai Kun, hanya mendengarkan saja dengan hati yang sedih

Selama ini, sejak menjadi isteri Lie Koan Tek dan hidup berbahagia dengan suaminya yang amat menyayanginya, ia menghibur hatinya dengan anggapan bahwa tentu pute rinya, Kam Cin, telah menjadi murid Huang-ho Sin-liong Si Han Beng dan menjadi seorang gadis yang pandai

Siapa kira, mendengar cerita Lai Kun, semua angan-angannya itu membuyar, diganti kedukaan dan kekhawatiran

Cin Cin anakku......

Liu Hwa mengeluh, akan tetapi ia mengeraskan hatimya dan tidak menangis, apa lagi ketika merasa betapa tangannya di pegang suaminya

Sumoi, maafkan aku telah gagal mengantar Cin Cin ke Hong-cun.......

kata Lai Kun, nada suaranya menyesal

Bukan salahmu, suheng

Akan tetapi, katakan siapa perampok itu, atau siapa pemimpinnya.

Aku tidak tahu, mereka tidak memperkenalkan nama, sumoi.

Hemm, kalau begitu, di mana te rjadinya?

Menghadapi pertanyaan tiba-tiba ini, Lai Kun agak te rkejut dan dengan suara ragu dia menjawab

.

Di.....kota........eh, Lok-yang,..

ya di Lok-yang.

Hampir saja dalam kegugupannya dia menyebut kota Ji-goan, di mana Cin Cin dia jual ke rumah pelesir! Untung dia te ringat dan masih sempat menyebut Lok-yang, kota besar di seberang sungai Kuning sebelah selatan

Liu Hwa bangkit berdiri dan berkata kepada suaminya

Mari kita pergi,

dan kepada Lai Kun ia berkata,

Lai-suheng, kami akan pergi

Terima kasih atas keteranganmu

Mudah-mudahan engkau akan baik-baik menjaga Hek-houw-pang, jangan sampai ada anak buah yang melakukan penyelewengan

Aku sudah mendengar semua te ntang He k-houw-pang yang menerima anugerah dari kaisar, dan aku berterima kasih kepadamu atas pimpinanmu yang baik.

Sumoi, engkau hendak pergi ke manakah

Apakah engkau dan suamimu tidak tinggal saja di sini dan membantu Hek-houw-pang?

kata Lai Kun

Terima kasih, suheng

Aku tidak mungkin tinggal di sini, aku harus ikut suamiku

Nah, selamat tinggal.

Liu Hwa dan suaminya memberi hormat yang dibalas oleh Lai Kun dan isterinya, kemudian mereka berdua melangkah keluar dan menghilang di kegelapan malam

Sampai lama Lai Kun berdiri te rte gun, memandang ke dalam kegelapan, ke arah mereka pergi dan pikirannya melamun jauh

Timbul penyesalan besar dalam hatinya kalau ia te ringat akan perbuatannya menjual Cin Cin kepada rumah pelesir dahulu

Kenapa tadi dia menyebut Lokyang

Lok-yang dekat dengan Ji-goan, dan bagaimana kalau Liu Hwa melakukan penyelidikan ke sana dan bertemu Cin Cin

Lai Kun menyesal bukan main

Pada dasarnya dia bukan orang jahat

Kalau dulu dia menjual Cin Cin adalah karena Cin Cin rewel dan membuat perjalanan itu melelahkan

Juga dia te ringat pada Sui Su

pelacur yang mampu menghiburnya ketika hatinya sedang risau

Dia bukan berniat jahat terhadap Cin Cin, melainkan dia ingin terbebas dari keadaan yang menjengkelkan hatinya

Nafsu daya rendah adalah setan yang selalu mempengaruhi hati akal pikiran kita

Nafsu daya rendah yang diikut-sertakan kepada kita ketika kita dilahirkan sebagai manusia, pada hakekatnya diberikan sebagai anugerah, agar dapat membantu kita dalam kehidupan kita sebagai manusia di dunia

Akan te tapi, daya rendah berusaha sekuatnya untuk menguasai kita, menjadi nafsu yang mencengkeram dan memutar balikkan keadaan sehingga bukan lagi kita menjadi majikan dan daya rendah menjadi hamba atau alat, sebaliknya kita yang menjadi budak, diperalat oleh nafsu

Setan ini memang licik bukan main sehingga akal pikiran kita dibikin buta

Kadang kesadaran dalam diri, hati nurani kita, memperingatkan kita akan suatu perbuatan yang tidak baik, tidak benar

Namun nafsu daya rendah yang memperole h keuntungan dari perbuatan itu, yaitu untuk melampias kan kehendak nafsu, dengan cerdiknya menjadi pokrol untuk membela perbuatan itu, untuk membenarkan perbuatan itu

Bisikanbisikan berupa alas an-alasan yang nampaknya te pat dan kuat dihembuskan nafsu ke dalam pertimbangan kita bahwa perbuatan itu benar atau tidak salah, atau kesalahan terpaksa dan sebagainya lagi

Tidak ada seorangpun manusia yang benar-benar TIDAK TAHU, bahwa perbuatannya jahat dan tidak benar, namun dia tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mencegah perbuatannya sendiri! Demikian kuatnya nafsu mencengkeram kita

Setiap pencuri pasti tahu bahwa mencuri itu tidak baik

Setiap pembunuh pasti tahu bahwa membunuh itu berdosa besar, dan masih banyak macam kejahatan di dunia ini yang dilakukan orang, dan semua orang yang melakukannya pasti tahu bahwa perbuatannya itu tidak baik, tidak benar atau berdosa, namun tetap saja dilakukannya! Kenapa demikian

Karena nafsu telah mencengkeram seluruh dirinya, hati akal pikirannya, sehingga suara hati nurani menjadi lemah, tenggelam ke dalam suara setan yang membela dan membenarkan perbuatan itu dengan seribu satu macam alasan

Setiap orang pasti merasakan hal ini

Penyesalan selalu datang kalau akibat buruk datang menimpa

Dan setan membisikkan lagi cara-cara untuk menyelamatkan diri, dengan cara apapun juga.! Banyak di antara kita yang mendengar bis ikan hati nuraninya sendiri dan menyesali perbuatannya, ingin menaklukkan nafsu-nafsunya

Namun selalu saja gagal

Mengapa demikian

Karena YANG INGIN menaklukkan nafsu itu bukan lain adalah NAFSU ITU SENDIRI! Yang ingin bertobat karena perbuatan dosa adalah si pembuat dosa itu sendiri, dengan dasar bahwa perbuatannya itu mendatangkan malapetaka bagi dirinya dan dia ingin te rbebas dari malapetaka itu

Perbuatan dosa itu dilakukan karena dorongan nafsu ingin senang, dan penyesalan, lalu keinginan bertobat itupun didorong nafs u yang ingin senang karena terhindar dari akibat yang tidak menyenangkan.! Lingkaran setan ini terjadi setiap hari dan setiap saat dalam diri kita

Maka, terjadilah pengulangan

Hari ini berbuat salah, besok menyesal dan bertobat

Besok lalu berbuat salah lagi, bertobat dan menyesal lagi

De mikian seterusnya karena lingkaran setan itu berputar te rus

Nafsu tidak mungkin dimatikan, tidak mungkin dibuang dari diri kita, karena kalau hal itu dilakukan, kita akan mati, atau kita tidak akan menjadi manusia lagi

Nafsu daya rendah mutlak perlu bagi kehidupan kita, seperti api pada motor, seperti kuda pada kereta

Segala kemajuan hidup duniawi adalah karena jasa nafsu yang bekerja sama dengan hati akal pikiran

Namun, segala macam kejahatan yang kita lakukan pun akibat dorongan nafsu daya rendah

Lalu kalau begitu bagaimana

Nafsu penting bagi kehidupan kita, akan tetapi nafsu juga menyeret kita ke dalam perbuatan dosa! Hidup ini baru sesuai dengan kodratnya kalau nafsu menjadi alat kita, bukan kita menjadi alat nafsu

Nafsu harus kembali kepada tempat, kedudukan dan fungsinya yang semula, yaitu menjadi budak atau alat kita! Tapi bagaimana

Kalau usaha kita menundukkan nafsu juga merupakan usaha nafsu, lalu siapa ang akan dapat mengembalikan nafsu pada te mpatnya semula

Hanya Yang Menciptakannya! Hanya kekuasaan Tuhan sajalah yang akan dapat mengatur itu, membebaskan kita dari cengkeraman nafsu

Dan kekuasaan Tuhan bekerja kalau kita menyerah dengan seluruh jiwa raga kita, menyerah dengan penuh keikhlasan, ketawakalan, kesabaran

Tuhan Maha Pencipta, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana

Tuhan mengetahui apa yang yang te rbaik untu k kita

Tuhan mengetahui apa yang berada di dalam lubuk hati kita

Kalau kita menyerah dengan seluruh jiwa raga kita, maka kekuasaan Tuhan akan bekerja mutlak! Dan tidak ada hal yang tidak mungkin bagi kekuasaan Tuhan

Menyerah! Kata yang sederhana, mudah diucapkan dan mudah dimengerti

Namun, tidaklah begitu mudah untuk dilaksanakan

Kalau penyerahan itu masih merupakan penyerahan dari hati akal pikiran, maka di situ terkandung nafsu dan penyerahan seperti itu sudah pasti berpamrih pula! Menyerah agar begini agar begitu, pendeknya agar mendapatkan keuntungan atau kesenangan, agar menghindarkan kerugian atau kesusahan

Ini bukan penyerahan namanya, melainkan usaha nafsu untuk mendapatkan sesuatu, dan penyerahan hanya dijadikan alat atau cara saja

Dan kalau nafsu yang berusaha, maka pasti syaitan yang datang

Penyerahan dalam hal ini adalah penyerahan tanpa pamrih te rtentu

Penyerahan berarti mati di depan Tuhan, dan kekuasaan Tuhan yang membangkitkan kita kembali

Sebagai manusia lain, bukan pula budak syaitan nafsu, melainkan hamba Tuhan! Kalau sudah begini, maka tidak ada masalah lagi, karena apapun yang te rjadi pada diri kita, sudah dikehendaki Tuhan dan tidak perlu dipermasalahkan lagi

Tidak akan ada keluhan keluar dari batin kita, yang ada hanyalah puji syukur kepadaN ya

Penyesalan yang dirasakan Lai Kun hanya penyesalan karena kini dia merasakan akibat dari perbuatannya, yang menimbulkan perasaan takut

Penyesalan macam ini seperti orang yang memberi kompres dingin kepada luka untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka itu, tanpa dapat menyembuhkan luka itu sendiri

Lai Kun tidak berani mengakui kesalahannya te rhadap siapapun, te rhadap is terinya tidak, apalagi te rhadap Coa Liu Hwa ibu Cin Cin

Dia menyimpannya sebagai rahasia pribadinya, dan justru inilah yang membuat dia selalu merasa gelisah

Andaikata di depan Liu Hwa dia berani berte rus terang mengakui kesalahannya, dengan siap menanggung segala akibat daripada perbuatannya, bertanggung jawab, maka te ntu kegelisahannya tidak akan ada lagi

o-ooo0dw0ooo- Gadis yang cantik jelita itu berdiri di tepi sungai Kuning yang luas seperti anak lautan

Perutnya te rasa lapar sekali dan ketika ia berdiri di tempat sunyi itu sambil termenung, agak kesal karena tidak nampak perumahan di situ, apalagi penjual makanan, ia melihat meluncurnya beberapa ekor ikan bersisik kuning dan merah di te pi sungai

Matanya segera bersinar-sinar, wajahnya gembira dan lidahnya yang merah te rjulur ke luar menjilati bibirnya yang merah basah

Ia mengilar melihat ikan-ikan itu, karena ia mengenal bahwa ikan itu semacam ikan emas yang amat lezat dagingnya

Perutnya sedang lapar, di situ tidak ada orang, tidak ada penjual makanan, akan tetapi ada ikan yang gemuk dan gurih dagingnya berenang lewat seperti mengeje k dan menggodanya! Tidak ada pancing, tidak ada jala, tidak ada benda untuk menangkap ikan itu

Cin Cin, gadis jelita itu, menengok ke kanan kiri dan belakang

Tidak nampak orang di situ

Sunyi dan jauh dari keramaian orang, juga di atas air itu tidak nampak perahu

Hanya nampak layar perahu-perahu yang jauh di sana, perahu para nelayan mencari ikan

Hari sudah menjelang senja, tak lama lagi hari akan menjadi gelap sehingga akan semakin sukar mencari makanan

Ia tidak mau melewati malam itu dengan perut tersiksa lapar

Dan iapun perlu membersihkan diri setelah hari itu melakukan perjalanan jauh yang melelahkan dan kulit tubuhnya penuh debu yang bercampur keringat mendatangkan rasa gerah dan le kat

Setelah yakin di situ tidak ada orang lain, tanpa ragu lagi Cin Cin menanggalkan pakaiannya satu demi satu dan ditumpuknya pakaian itu di balik semak-semak

Iapun berte lanjang bulat, meloncat ke dalam air dengan luncuran seperti seekor ikan lumba-lumba! Tidak banyak air muncrat dan tidak menimbulkan banyak suara ketika tubuhnya menusuk dan masuk ke dalam air dengan kedua le ngan dan kepala lebih dahulu

Cin Cin memang memiliki keahlian renang bermain dalam air seperti seekor ikan

Mungkin seperti dialah ikan duyung yang te rkenal dalam dongeng itu

Rambutnya tadi dile pas dari sanggul dan rambut itu te rurai panjang, lebat dan le mbut

Ia menyelam dan tak lama kemudian ia sudah berhasil menangkap dua ekor ikan sebesar le ngannya sendiri, seekor bersisik kuning dan seekor bersisik kemerahan, keduanya dengan perut berwarna putih

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar