Si cicak kering sudah memberi is yarat kepada te man-temannya untuk mengepung
Akan tetapi gadis itu s ama sekali tidak kelihatan gentar, seolah-olah keenam orang laki-laki yang sikapnya seperti serigala itu dianggapnya sebagai anjinganjing yang jinak saja
Dara itu tersenyum dan mengangguk-angguk,
Aih, begitukah
Kalian hendak mengajak aku kemana
Siapakah kalian
Perkenalkan diri dulu agar aku dapat mempertimbangkan apakah aku akan memenuhi undangan kalian atau tidak.
Melihat sikap gadis itu yang ramah dan tidak marah, enam orang laki-laki itu merasa senang sekali
Si cicak kering yang merasa dirinya paling unggul di antara te man-temannya karena memang dia yang bertugas sebagai pimpinan, membusungkan dadanya
Akan te tapi karena dada itu memang kerempeng dan tipis, dibusungkan bukan nampak besar, melainkan melengkung seperti batang kangkung
Nona yang cantik, ketahuilah bahwa kami adalah orang-orang gagah penghuni Pulau Hiu! Nona kami undang untuk berkunjung ke pulau kami dan berkenalan dengan majikan kami
Majikan muda kami, Siangkoan Kongcu (Tuan muda Siangkoan) adalah seorang pemuda yang gagah, ganteng, tampan dan kaya raya, tentu akan dapat menghargai seorang cantik jelita seperti nona.
Sepasang mata yang je li itu nampak bersinarsinar
Pulau Hiu
Baru sekarang aku mendengarnya! Majikannya she Siangkoan
Dimana sih letaknya pulau itu?
Kini gadis itu menerawang ke arah lautan seperti hendak mencari di mana letaknya pulau itu
Tidak jauh dari sini, nona
Hanya pelayaran setengah hari menuju ke utara
Pulau Hiu kami te rletak di seberang pantai Shantung.
Setengah hari
Kalau begitu pulang pergi hanya sehari dan sore nanti aku dapat pulang kesini?
Gadis itu dalam bicarapun demikian polosnya seperti juga ketika te rtawa, dan juga tanpa malumalu di depan enam orang pria itu, walaupun pakaiannya yang tipis dan ketat itu kini berkibar te rtiup angin laut sehingga bentuk tubuhnya te rcetak jelas
Enam orang itu saling pandang dan tertawa
Dalam hati mereka menertawakan gadis yang mereka anggap dusun dan tolol itu
Tentu saja kalau gadis itu sudah mereka bawa, ia tidak akan kembali ke te mpat ini, pikir mereka
Tentu saja, sore nanti engkau dapat pulang nona manis,
kata pula si cicak kering, lalu ia mengerling ke arah lima orang te man-te mannya yang tersenyum-senyum
Kalau begitu, aku mau ikut!
gadis itu berkata dan suaranya seperti bersorak gembira
Aku ingin melihat Pulau Hiu
Apakah disana banyak ikan hiunya?
Banyak, nona!
jawab seorang di antara mereka
Ada hiu berkaki dua......
Hiu berkaki dua?
gadis itu terbelalak dan semua orang tertawa
Aih, temanku ini hanya berkelakar, nona,
kata si cicak kering
Yang dia maksudkan adalah hiu yang mempunyai sirip besar-besar dan gemuk.
Gadis itu berte puk tangan
Aku suka sekali sirip hiu! Enak sekali, apalagi kalau dimasak dengan jahe!
Ia menjulurkan lidahnya yang merah segar, menjilati bibir bawah
Enam orang itu menelan ludah dan kalamenjing mereka naik turun
Saking te rpesona penuh gairah, mereka sampai tidak merasa aneh bahwa gadis pantai ini pernah makan makanan sirip hiu yang hanya menjadi makanan para hartawan kaya karena mahalnya
Mari kita berangkat nona
Jangan sampai engkau nanti kemalaman kalau pulang.
kata si cicak kering sambil menggandeng tangan gadis itu
Gadis jelita itu tidak menolak,dan ia te rsenyumsenyum melihat enam orang itu mendorong perahu ke air
Tak lama kemudian, ia sudah duduk di perahu yang didayung enam orang itu ke te ngah, melewati gelombang besar
Dapat dibayangkan betapa gembiranya enam orang itu melihat korban mereka menyerah sedemikian mudahnya
Terlalu mudah! Dan gadis itu terlalu cantik untuk membuat mereka dapat menahan diri
Mulailah mereka mengeluarkan kata-kata tidak senonoh, bahkan si cicak kering yang menjadi pimpinan, kini melepaskan dayung karena perahu itu mulai didorong layar yang sudah dikembangkan dan diapun duduk di dekat nona itu, merapat
Nona manis, siapakah namamu?
Tanya si cicak kering, mukanya sedemikian dekatnya sehingga gadis itu mengerutkan alisnya, karena dari mulut si cicak kering itu mengeluarkan bau busuk seperti bangkai
I hh, kalau bicara jangan dekat-dekat!
gadis itu menegur dan menggeser pinggulnya menjauh
Heh-heh-heh, aku tidak akan mengganggumu, nona manis
Engkau akan kami hadiahkan kepada kongcu, akan te tapi sebelum tiba di pulau, kita duduk merapat begini kan hangat dan lebih enak?
Mendengar ucapan itu, lima rekannya te rtawa bergelak
Kalau bicara dekat-dekat kenapa sih, manis?
Gadis itu menggunakan tangan menutupi hidungnya
Mulutmu bau bangkai!
Meledak lima orang itu te rtawa, dan si cicak kering te rbelalak, mukanya berubah merah sekali
Belum pernah selama hidupnya dia menerima penghinaan seperti itu, apalagi dari seorang gadis muda!
Nona, mulutmu lancang sekali, untuk itu kau harus dihukum
Hayo kau cium aku dengan mulutmu itu pada mulutku
Kalau engkau tidak mau, kami tidak akan membawamu kepada majikan kami, melainkan akan kami makan sendiri di perahu ini, kemudian engkau akan kami le mparkan ke air agar menjadi makanan hiu!
Berkata demikian , si cicak kering menjulurkan kedua tangannya merangkul gadis itu dan hendak memaksakan ciuman
Akan te tapi, tiba-tiba gadis itu mengeluarkan suara tawa nyaring, ia bangkit berdiri dan dengan gerakan yang luar biasa cepatnya, ia telah menyambar kedua tangan si cicak kering yang hendak menangkapnya dan sekali ia membuat gerakan melontarkan tubuh si cicak kering itu terlempar ke atas tiang layar! Si cicak kering berte riak kaget dan ketakutan, akan te tapi dia dapat menjangkau ujung tiang layar dan memeluk tiang itu dengan era-erat, sehingga dari bawah dia kelihatan seperti seekor kera! Melihat ini, lima orang rekannya te rbelalak, akan te tapi gadis itu, seperti seorang anak kecil yang nakal, menghampiri tiang layar dan dengan tangan kirinya ia mendorong dan mengguncang tiang layar itu
Sungguh hebat, tiang itu te rguncang keras dan tubuh si cicak kering tentu saja ikut terguncang keras dan akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi, tubuhnya te rlepas dari ujung tiang layar dan terlempar ke luar perahu
Byurr.......!
tubuhnya dite lan gelombang lautan
Kini kelima orang anak buah Pulau Hiu itu te rkejut dan juga marah
Barulah mereka menyadari bahwa gadis yang kelihatan bloon ini te rnyata memiliki ilmu kepandaian tinggi dan berte naga kuat
Mereka serentak menyerang untuk menangkap dan meringkus
Akan te tapi, sambil te rtawa-tawa, gadis itu kini menggerakkan kaki tangannya dan lima orang itu disambar tamparan dan te ndangan, tubuh mereka terlempar keluar perahu dan satu demi satu tercebur ke dalam lautan!
He-he-he-he, kiranya kalian hanya tikus-tikus lautan!
Gadis itu berte puk tangan dengan girang, lalu memegang kemudi layar, hendak mengarahkan perahu untuk meluncur kembali ke pantai yang sudah nampak jauh dari situ
Akan tetapi, tiba-tiba perahu itu terguncang lalu miring dan rebah, layarnya menyentuh air! Akan tetapi gadis itu sama sekali tidak menjadi kaget atau takut, bahkan ia te rtawa
Heh-heh, kalian hendak main-main di air, ya
Boleh, boleh!
dan iapun meloncat dari perahu yang miring itu ke dalam air
Enam orang itu adalah anak buah Pulau Hiu, bajak-bajak laut yang te ntu saja merupakan ahliahli renang yang pandai
Melihat gadis itu berani meloncat ke air, hati mereka girang sekali
Terutama si cicak kering yang ingin membalas dendam, tubuhnya meluncur cepat ke arah gadis itu
Ingin ia menangkap, meringkus dan menyeret gadis itu ke dalam air agar kehabis an napas dan menyerah
Akan tetapi, ketika dia tiba di dekat gadis dan menerkam, tiba-tiba saja gadis itu le nyap
Persis seperti ketika dite rkam di darat tadi
Hanya bedanya, kalau tadi gadis itu menggunakan gerakan kilat meloncat ke atas menghindar dari te rkaman enam orang, kini ia menyelam ke bawah dan lenyap! Dan tiba-tiba si cicak kering terbelalak, akan tetapi dia tidak sempat berteriak karena tubuhnya sudah lenyap terseret ke bawah seperti diseret ikan hiu
Memang tadinya diapun menyangka demikian ketika tiba-tiba kedua kakinya ada yang menangkap dan dia te rseret ke bawah
Akan tetapi di dalam air dia melihat bahwa yang menangkap kakinya a dalah gadis tadi! Gadis itu ternyata dapat bergerak seperti ikan di dalam air, rambutnya te rlepas dari sanggul dan kini riap-riapan
Sungguh ia seperti dongeng ikan duyung yang membuat si cicak kering merasa ngeri
Dicobanya untuk melepaskan kedua kakinya, namun sia-sia dan dia te rpaksa harus menahan pernapasannya
Tentu saja dia kuat menahan napas di air karena te rlatih, akan te tapi ternyata dia terus diseret ke bawah dan batas waktunya sudah melampaui ketahannya
Gadis itu seolaholah berubah menjadi ikan yang tidak perlu bernapas di permukaan air! Mulailah si cicak kering gelagapan
Dia masih melihat tubuh teman-temannya meluncur dan mengejarnya, tentu hendak menolongnya
Akan tetapi gadis itu tiba-tiba menyeretnya naik ke atas sampai kepalanya tersembul di atas
Si cicak kering megap-megap, seperti ikan yang dilempar ke darat, dadanya seperti akan pecah rasanya dan pada saat itu tubuhnya sudah te rayun dan diputar-putar seperti gasing! Dara itu masih memegang kedua kakinya dan kini tubuhnya diputar di atas air, seolah-olah tubuhnya itu hanya seringan sepotong kayu saja
Kemudian gadis itu melepaskan pegangan pada kedua kakinya dan tubuh si cicak kering melayang sampai amat jauh, jatuh terbanting ke air lagi dalam keadaan nanar dan hampir pingsan
Kini kelima orang itupun mengeroyok
Terjadi perkelahian di air yang tidak seimbang dan tidak lama
Gadis itu sungguh luar biasa, mampu bergerak di air seperti ikan, sukar ditangkap
Sebaliknya tamparan-tamparannya membuat lima orang itu gelagapan, bahkan ada yang pingsan dan te nggelam
Akhirnya, para pengeroyok itu tidak ada yang berani mendekat, sibuk hendak menolong teman yang pingsan te nggelam
Gadis itu sendiri sambil te rkekeh lalu menyambar sebatang dayung yang te rapung, memukul ke arah tiang layar perahu
Terdengar suara keras dan tiang itupun patah! Kemudian, dengan te naga yang luar biasa, ia membalikkan perahu dan meloncat ke dalam perahu, mendayung perahu itu ke pantai meninggalkan enam orang yang masih te rapungapung dipermainkan gelombang lautan
Mereka dapat mendengar suara tawa merdu gadis itu, akan tetapi bagi pendengaran mereka, sama sekali tidak merdu menyenangkan, melainkan mengerikan
Mereka merasa seolah-olah baru berjumpa dengan iblis lautan yang amat ganas! Setelah tiba di pantai, gadis itu menyeret perahu hijau ke darat
Tiba-tiba nampak sesosok bayangan putih berkelebat dan di situ telah berdiri seorang wanita yang berpakaian serba putih dari sutera halus
Wanita ini sudah berumur enampuluh tahun lebih, akan tetapi ia masih langsing, sehingga orang akan mengira bahwa usianya baru sekitar empatpuluh tahun saja
Ia berdiri tegak memandang kepada gadis itu yang kini menghadapi wanita itu sambil tersenyum gembira
Subo, aku mendapatkan sebuah perahu milik enam orang yang kutinggalkan di sana,
katanya sambil menunjuk ke tengah lautan
Wanita itu mengerutkan alisnya
Ia cantik akan tetapi sikapnya dingin, bahkan wajahnya seperti diliputi mendung, tidak secerah wajah muridnya
Kalau ada orang kangouw melihatnya, tentu orang itu akan terkejut ketakutan, karena wanita itu bukanlah wanita sembarangan
Ia adalah seorang datuk persilatan yang amat lihai dan berwatak aneh, tidak berpihak kepada yang baik maupun yang buruk
Bukan golongan putih, maupun hitam, pendekar maupun penjahat
Ia terkenal sebagai datuk di timur, dan di sepanjang pantai, namanya sudah banyak dikenal orang kangouw, dan ditakuti, walaupun ia jaran g mau mencampuri urusan orang kangouw di daerah itu
Wanita ini bukan lain adalah Tung-hai Mo-li (Iblis betina laut Timur) Bhok Sui Lan! Dan gadis jelita yang lincah dan ugal-ugalan itu bukan lain adalah Cin Cin atau Kam Cin
Seperti kita ketahui, empat belas tahun yang lalu, ketika ia berusia lima tahun, Cin Cin mengalami malapetaka
Ayah kandungnya, yaitu Kam Seng Hin, ketua Hek-houw-pang, tewas ketika Cian Bu Ong mengutus para pembantunya menyerbu
Kemudian Cin Cin atau nama le ngkapnya Kam Cin dikirim ke dusun Hong-cun, te mpat tinggal Pendekar Naga Sakti Sungai Kuning Si Han Beng, agar menjadi murid pendekar itu
Ia diantarkan ole h susiok (paman gurunya) bernama Lai Kun
Akan te tapi dalam perjalanan, Lai Kun menyeleweng, menjual murid keponakan itu kepada seorang mucikari! Cin Cin yang ayahnya te lah te was dan ibunya dilarikan penyerbu dusun mereka, jatuh ke tangan mucikari
Kemudian, setelah beberapa tahun lamanya tinggal di situ dan dipelihara oleh sang mucikari untuk dipersiapkan menjadi seorang pelacur, Cin Cin melarikan diri, dikejar oleh para jagoan rumah pelesir itu dan akhirnya Cin Cin ditolong oleh Tung-hai Mo-li yang membunuh semua pengejar itu, kemudian mengambil Cin Cin sebagai muridnya
Tung-hai Mo-li Bhok Sui Lan mengajak Cin Cin ke pantai Laut Kuning dan menurunkan semua kepandaiannya kepada murid te rsayang itu
Bahkan ilmu di air ia ajarkan, sehingga Cin Cin kini telah menjadi seorang dara berusia sembilanbelas tahun yang amat lihai, baik ilmu silatnya, tenaga sin-kangnya dan ilmunya bermain di air
Cin Cin cantik manis, jelita dan menggairahkan
Akan tetapi selain ilmu-ilmu yang ia warisi dari Tung-hai Mo-li, ia juga mewarisi wataknya yang aneh! Watak yang acuh terhadap orang lain, hidup seenaknya, semaunya, tidak te rikat oleh segala macam norma dan peraturan umum! Bahkan seperti juga subonya Cin Cin jarang bergaul dengan orang lain
Para gadis di pedusunan pantai yang dijumpainya dan dikenalinya, tak lama kemudian menghindar karena mereka semua merasa takut dan segan kepada Cin Cin, bukan hanya karena Cin Cin berwatak aneh, akan tetapi juga karena gadis ini memiliki kelihaian yang menggiriskan hati
Pernah ada tiga pemuda dusun yang jatuh hati kepadanya, memperlihatkan sikap manis dan seperti biasa, tiga orang pemuda itu memperlihatkan sikap berani, merayu dan memikat
Bagi gadis lain, kalau memang ia tidak suka, tentu ia akan menolak dan menghindar saja
Akan tetapi Cin Cin tidak sama dengan gadis-gadis lain
Ia merasa diremehkan, marah dan iapun mematahkan kaki tangan tiga orang pemuda itu dan meninggalkan mereka merintih-rintih di tepi jalan! Bukan han ya satu kali itu Cin Cin menghajar laki-laki yang te rlalu berani dan dianggapnya kurang ajar kepadanya
Ada pula yang te was karena laki-laki itu tidak sopan dan berusaha merangkulnya
Sekali tangan Cin Cin menampar dan mengenai pelipisnya, laki-laki itu roboh dan nyawanya melayang! Akan tetapi, kalau ia tidak marah dan hatinya sedang gembira, Cin Cin dapat bersikap ramah kepada siapa saja
Ia memang pada dasarnya memiliki watak lincah je naka dan gembira, hanya menjadi aneh karena dididik oleh seorang datuk wanita yang aneh
Dan selama ini, Cin Cin tidak pernah lupa bahwa ia adalah pute ri ketua Hekhouw-pang yang te was di tangan orang-orang yang menyerbu perkampungan He k-houw-pang, bahkan ibunya diculik oleh penyerbu
Diam-diam ia sudah mengambil keputusan bahwa akan dicarinya pembunuh ayahnya dan penculik ibunya, dan ia hanya menanti ijin dari subonya
Biarpun wataknya ugal-ugalan, keras dan berani, namun te rhadap subonya, Tung-hai Mo-li Bhok Sui Lan, Cin Cin bersikap le mbut, taat dan menyayang
Hal ini bukan saja karena ia berhutang budi, dan karena gurunya memang menyayang kepadanya, dan bersikap baik saja, akan te tapi terutama sekali karena ia tahu benar bahwa subonya adalah seorang wanita yang menderita kesengsaraan batin yang hebat
Ia sendiri tidak tahu mengapa, karena subonya tidak pernah mau bercerita dan mengatakan belum waktunya bercerita, akan tetapi seringkali ia melihat subonya dengan diam-diam sedang menangis dan merintih sampai semalam suntuk! Dan ia tahu pula bahwa subonya tidak mempunyai keluarga seorangpun, hidup sebatang kara dan agaknya tidak pernah menikah atau sudah cerai
Maka, ia merasa iba kepada subonya, dan karena perasaan inilah ia ingin membalas budi subonya dengan menyenangkan hatinya, yaitu dengan jalan mentaati semua perintahnya
Mendengar ucapan muridnya, Tung-hai Mo-li Bhok Sui Lan mendekati perahu itu dan mengamatinya
Ketika ia melihat perahu itu bercat hijau dan ada ukiran berbentuk ikan hiu di kepala perahu, ia mengerutkan alisnya
Hemm, Kalau begitu tidak keliru dugaanku perahu ini milik Pulai Hiu.