Gadis itu mengangguk dan mengerling manja
Tentu saja
Kaukira ayah akan merahasiakan
Dia sudah memberitahukan dan menanyakan kepadaku, minta persetujuanku untuk ditunangkan denganmu.
Dan bagaimana jawabanmu, Yin-moi?
Wajah itu berseri, kedua pipinya berubah merah dan senyumnya genit manja, tangannya mencubit le ngan Hong San
Kaukira bagaimana jawabanku?
Ha, te ntu jawabanmu begini............!
Hong San lalu maju merangkul dan mencium pute ri pangeran itu
Ai Yin tertawa manja dan malu, akan te tapi karena ia sudah mendengar sendiri betapa ayahnya menyetujui pemuda ini menjadi calon suaminya, iapun tidak menolak
Akan te tapi ketika Hong San berbuat te rlalu berani, iapun mendorong muka pemuda itu
Hemm, apa yang kau lakukan ini.!
Can Hong San adalah putera mendiang Cui beng Sai-kong dan biarpun tidak sekuat mendiang ayahnya, dia telah menguasai ilmu sihir
Melihat betapa gadis bangsawan itu menolaknya, diapun merasa penasaran
Kalau saja dia tidak ditolak Bi Lan, te ntu diapun tidak bermaksud untuk menggauli Li Ai Yin sebelum mereka menjadi suami isteri, karena dia ingin menjadi mantu pangeran secara te rhormat
Akan tetapi, dia telah dikecewakan Bi Lan, maka gejolak nafsunya hendak dia puaskan dengan gadis bangsawan yang oleh ayahnya te lah diserahkan kepadanya itu
Dia memegang kedua pundak gadis itu dengan lembut, menatap wajahnya dengan tajam dan suaranya mengandung getaran kuat
Li Ai Yin, pandanglah aku baik-baik! Lihatlah betapa besar kasihku kepadamu dan engkau akan menyerah, tunduk dan menuruti semua kemauanku
Aku cinta padamu, Ai Yin dan engkaupun cinta padaku...............
Ai Yin terbelalak, kemudian iapun menjadi le mas dan iapun berte kuk lutut dan tidak te rdapat perlawanan sedikitpun lagi dalam hatinya
Ia menurut saja segala kehendak Hong San yang te rus merayunya, menurut dan menyerah saja ketika ia digandeng dan dituntun memasuki kamarnya
-ooo0dw0ooo- Empat hari kemudian
Masih dalam rangka siasat Pangeran Li Si Bin, keadaan di is tana seolah-olah telah tenang kembali
Tidak ada bekas ketegangan sebagai akibat sakitnya pute ra mahkota yang kabarnya keracunan he bat itu
Sang pangeran melarang siapa saja bicara tentang hal itu, dan Bi Lan juga tidak memperlihatkan kecurigaan apapun
Wanita itu secara resmi diangkat menjadi pengawal pribadi putera mahkota sehingga tidak ada seorangpun yang menduga hal yang bukan-bukan kalau melihat wanita cantik dan perkasa ini berduaan saja dengan pute ra mahkota, bercakap-cakap dengan akrab sekali
Tadinya memang pute ra mahkota hanya menginginkan Bi Lan menjadi pengawal pribadinya, akan te tapi karena masing-masing mengetahui akan isi hatinya, tahu bahwa mereka saling mengagumi dan saling mencinta, maka tidaklah mengherankan kalau kemudian putera mahkota akan mengangkat Bi Lan menjadi seorang selir terkasih
Bi Lan tahu diri
Ia hanya seorang wanita biasa, bahkan seorang janda yang sudah yatim piatu
Dibandingkan dengan pute ra mahkota, ia bagaikan seekor burung gagak bersanding dengan burung Hong
Oleh karena itu, dengan hati penuh penyerahan, penuh pengabdian dan cinta kasih, ia menyerahkan diri dengan segala kerendahan hatinya, rela untuk dijadikan selir merangkap pengawal pribadi
Karena tugasnya sebagai pengawal inilah, ia jauh lebih dekat dan le bih sering berdekatan dengan pute ra mahkota dibandingkan selir lainnya, kemudian
Dan iapun sudah merasa berbahagia sekali kalau berada di dekat pria yang dijunjungnya dan dicintanya itu
Menjadi kelanjutan siasat mereka kalau Bi Lan bersikap seolah sudah melupakan peris tiwa penculikan pute rinya dan jatuh sakitnya pute ra mahkota
Akan te tapi sesungguhnya, ia tidak pernah lengah sebentarpun
I a selalu waspada dan memperhatikan setiap orang yang berada di dalam istana, memperhatikan setiap kejadian yang sekecil apapun, dan diam-diam mencurigai setiap orang.! Ketekunan dan ketelitiannya itu akhirnya berhasil
Pada suatu malam, secara sembunyi Bi lan meronda ke bagian belakang daerah keputren
Ia sudah diceritakan oleh pute ra mahkota tentang sikap thai-kam Ciu yang dahulu diutus permaisuri untuk menengoknya ketika dia sakit atau lebih te pat berpura-pura sakit
Malam ini, Bi Lan sengaja mencari thai-kam itu untuk menyelidiki keadaan dirinya
Sore tadi ia melihat thai-kam itu seperti orang gelisah, wajahnya pucat, rambut dan pakaiannya kusut dan ketika berjumpa dengannya, orang itu menunduk, pura-pura tidak melihat dan tampak gugup
Ketika ia menyelinap mendekati tempat tinggal para thai-kam, tiba-tiba ia melihat thai-kam Ciu membuka pintu dan keluar menuju ke taman dengan sikap hati-hati sekali
Bi Lan membayangi dari jauh agar jangan sampai terlihat
Karena inilah, maka ketika memasuki taman, ia kehilangan bayangan thai-kam Ciu
Selagi ia kebingungan, mencari-cari kemana perginya orang yang dicurigainya itu, tiba-tiba ia mendengar suara orang mengaduh-aduh dan suara sambaran senjata tajam berdesing
Cepat Bi Lan melompat dan lari ke arah suara itu dan ia masih sempat melihat seseorang diserang orang lain dengan sebatang pedang
Orang yang diserang itu agaknya sudah te rluka, akan tetapi masih berusaha mengelak dan berloncatan ke s ana-sini, akan tetapi ketika Bi Lan muncul, penyerang itu berhasil menusukkan pedangnya lagi dan orang itupun roboh
Heiii, tahan senjata!.
bentak Bi Lan dan si penyerang itu agaknya te rkejut, menarik kembali pedangnya dan meloncat jauh, lenyap dalam kegelapan malam
Sinar lampu pene rangan taman itu agak jauh dan sinarnya hanya remang-remang saja mencapai tempat itu, namun cukup bagi Bi Lan untuk melihat bahwa korban itu berpakaian sebagai seorang thai-kam dan ketika ia berjongkok untuk memeriksanya, ia terkejut ketika mengenalnya sebagai thai-kam Ciu yang dicurigai oleh pute ra mahkota! Orang itu sudah payah, luka tusukan pedang membuat tubuhnya berle potan darah dan napasnya tinggal satu-satu
Ia harus bertindak cepat sebelum terlambat
Ditotoknya beberapa bagian tubuh orang itu dan iapun bertanya
Cepat katakan siapa pembunuhmu dan apa hubungannya dengan penculik anakku dan musuh putera mahkota!
Karena totokan-totokan itu, thai-kam Ciu dapat mengerahkan tenaga te rakhir dan dengan suara penuh penyesalan dan rasa penas aran, diapun berkata,
Semua diatur oleh Pangeran Tua.......dibantu Poa Kiu dan Siauw Can........
kemudian bibirnya hanya bergerak-gerak tanpa mengeluarkan suara dan tak lama kemudian diapun te rkulai, te was
Akan tetapi keterangan itu sudah cukup bagi Bi Lan
Keterangan yang membuat kedua kakinya gemetar dan tubuhnya le mas, yang membuat ia sampai lama tidak mampu bangkit berdiri, te rmangu-mangu
Pangeran Tua Li Siu Ti
Dan Siauw Can..........
Kini mengertilah ia, walaupun ia masih te rkejut karena sama sekali tidak pernah mengira bahwa semua peris tiwa itu diatur oleh orang-orang yang selama ini dianggapnya baik dan dipercaya sepenuhnya
Yang membuat hatinya sakit seperti ditusuk adalah Siauw Can.
Pemuda yang dianggapnya se bagai seorang pendekar itu, bahkan yang pernah dikagumi dan dicintanya, telah menculik Lan Lan dan hendak memaksanya untuk membunuh pute ra mahkota! Ia dapat menduga bahwa te ntu Siauw Can diperalat oleh Pangeran Tua, akan tetapi kenapa pemuda yang katanya mencintanya itu mau melakukan perbuatan keji dengan menculik Lan Lan dan memaksanya membunuh pute ra mahkota, sungguh membuatnya penas aran bukan main
Ingin rasanya saat itu juga ia lari mencari Siauw Can atau Can Hong San untuk memaki dan menyerangnya
Akan tetapi ia teringat bahwa pemuda itu adalah seorang lawan yang amat tangguh, apalagi te ntu dia akan dibantu oleh anak buah Pangeran Tua
Tidak, urusan ini terlalu besar untuk ia tangani sendiri
Cepat ia meninggalkan taman dan malam itu juga ia mencari Pangeran Li Si Bin
Pangeran Li Si Bin tidak terkejut mendengar laporan Bi Lan
Memang pangeran ini pernah mempunyai kecurigaan te rhadap pamannya, Pangeran Tua, hanya karena belum ada bukti maka dia tidak dapat melakukan sesuatu
Kini tahulah dia akan rahasia itu dan pada malam itu juga dia memanggil para panglima yang membantunya dan pasukan khusus dikerahkan
Tanpa membuang waktu lagi Pangeran Li Si Bin sendiri, dibantu para panglimanya dan tidak ketinggalan Bi Lan sendiri, lalu menyerbu ke istana Pangeran Tua Li Siu Ti
Ge gerlah di kota raja
Terjadi pertempuran yang hanya pendek saja karena Pangeran Li Siu Ti sama sekali tidak mengira bahwa malam itu akan terjadi penyerbuan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan istimewa yang dipimpin sendiri oleh pute ra mahkota! Dan penyerbuan itupun sudah direstui kaisar yang malam itu juga mendengar laporan pute ranya
Mereka yang berani melakukan perlawanan segera dibabat roboh dan yang lain cepat melempar senjata dan menjatuhkan diri berlutut
Pangeran Li Siu Ti sekeluarga ditangkap
Akan te tapi, dengan hati yang le ga Bi Lan mendengar bahwa Ai Yin lolos dari penangkapan
Disamping kelegaan hatinya, juga ia merasa penas aran karena Can Hong San juga lolos
Kiranya pemuda inilah yang melarikan Ai Yin dan Bi Lan dapat menduga bahwa bayangan yang dilihatnya membunuh thai-kam Ciu tentulah Can Hong San
Pemuda itu tentu sudah merasa khawatir melihat perbuatannya ketahuan, sudah dapat menduga bahwa mungkin saja Bi Lan akan melapor dan thaikam Ciu membuka rahasia
Hong San te ntu sudah dapat menduga kemungkinan datangnya serbuan dari pute ra mahkota, maka begitu tiba di istana Pangeran Tua, dia segera mengajak Ai Yin pergi dan tidak lupa membawa barang-barang berharga dari is tana itu
Ketika Ai Yin mendesak dan minta keterangan kepadanya, Can Hong San tidak mau mengaku dan setengah memaksa gadis yang te lah ditunangkan dengannya itu meninggalkan istana secepatnya, bahkan malam itu juga mereka kabur keluar dari pintu gerbang kotaraja, menunggang dua ekor kuda pilihan
Keluarga Pangeran Tua Li Siu Ti ditangkap dan dipenjara, kemudian setelah diadili, pangeran itu dijatuhi hukuman mati sedangkan keluarganya dihukum buang
Setelah terjadi peristiwa itu, Bi Lan makin disayang dan dipercaya oleh Pangeran Li Si Bin dan iapun menyerah dengan senang hati ketika pute ra mahkota itu mengangkatnya sebagai selir te rkasih dan te rpercaya
De ngan sendirinya Lan Lan yang kini diaku sebagai pute ri sang pangeran dengan nama menjadi Li Hong Lan, mendapat perlakuan sebagai seorang pute ri dan pendidikan dan perawatannya diserahkan kepada para ahli yang di is tana bertugas untuk mendidik para pute ri yang masih kecil
-ooo0dw0ooo- Anak laki-laki itu berusia kurang le bih duabelas tahun, namun tubuhnya tinggi tegap seperti orang dewasa saja
Juga wajahnya yang tampan itu nampak dewasa, dengan mata yang tajam mencorong penuh pengertian, mulut yang membayangkan keteguhan hati dan ketabahan
Kalau ada ahli silat melihatnya pada saat dia berlatih itu, tentu ahli silat itu akan terkagumkagum
Anak berusia duabelas tahun itu berlatih silat di atas bambu-bambu runcing yang ditanam di tanah setinggi satu meter
Kedua kakinya bertelanjang dan dengan kedua kaki bertelanjang itu dia bersilat di atas bambu-bambu yang runcing
Ge rakannya demikian gesit dan tangkas, kedua kakinya yang melangkah ke kanan kiri, depan belakang, bahkan kadang melompati sebatang bambu runcing dan hinggap di atas bambu runcing berikutnya, tak pernah meleset
Orang akan merasa ngeri karena sekali terpeleset, anak itu akan te rjatuh dan bambu-bambu runcing akan menyambut perut dan dadanya atau punggungnya
Dan mengingat betapa kedua kaki te lanjang itu berloncatan di atas bambu-bambu runcing, sungguh mengerikan dan sekaligus mengagumkan
Tak jauh dari situ, di bawah pohon yang tumbuh di belakang sebuah pondok baru, duduk seorang pria tua yang tinggi besar bermuka kemerahan dan je nggotnya panjang
Pria berusia sekitar lima puluh delapan tahun itu masih nampak gagah dan berwibawa
Dari wajah dan sikapnya mudah diduga bahwa dia bukan orang sembarangan
Dia mengelus jenggotnya dan mulutnya te rsenyum, kepalanya mengangguk-angguk melihat kelincahan anak laki-laki remaja yang berlatih silat itu
Dari gerakan-gerakannya saja, jelas nampak bahwa anak itu memang memiliki bakat yang bes ar sekali
Ge rakannya demikian lentur dan indah, tidak kaku dan setiap gerakan mengandung te naga yang tepat penggunaannya, tidak berlebihan juga tidak lemah
Pria tinggi bes ar itu adalah bekas Pangeran Cian Bu Ong! Selama beberapa tahun ini, semenjak Kerajaan Sui jatuh diganti Kerajaan Tang, kurang le bih sembilan tahun yang lalu, Cian Bu Ong berusaha untuk menegakkan kembali Kerajaan Sui yang te lah jatuh
Namun semua usahanya gagal, bahkan dia yang oleh Kerajaan Tang dianggap pemberontak, menjadi orang buruan
Hidupnya tidak aman, karena dia dikejar-kejar oleh pasukan Tang
Terutama sekali karena yang menjadi panglima adalah pute ra mahkota sendiri, yaitu Pangeran Li Si Bin yang amat cerdik dan pandai, Cian Bu Ong harus menjadi pelarian yang tidak dapat tinggal terlalu lama di suatu tempat
Setelah dia berte mu dengan Sim Lan Ci yang kemudian menjadi isterinya, barulah dia menghentikan usahanya untuk memberontak
Namun, bersama Sim Lan Ci dan putera janda itu, Coa Thian Ki, dan juga pute rinya sendiri, Cian Kui Eng, dia harus selalu berpindah-pindah tempat tinggal, khawatir kalau je jaknya ditemukan para penyelidik Ke rajaan Tang
Cian Bu Ong menganggap Thian Ki sebagai pute ranya sendiri
Dia amat mencinta Sim Lan Ci yang te lah menjadi isterinya dan dia sayang pula kepada Thian Ki karena dia tidak mempunyai anak laki-laki
Anaknya yang tunggal dengan isteri pertama yang te was oleh pasukan Tang adalah seorang perempuan, yaitu Cian Kui Eng yang kini berusia sebelas tahun
Cian Bu Ong menggemble ng kedua orang anak itu, bahkan dia lebih te kun mengajarkan ilmu-ilmunya kepada Thian Ki, karena selain anak ini memiliki bakat yang lebih besar dibandingkan Kui Eng, akan tetapi juga bekas pangeran itu memiliki cita-cita tinggi te rhadap Thia Ki
Dia mengharapkan anak tiri yang sudah dianggap anaknya sendiri itu kelak dapat menjadi orang besar, kalau mungkin di kalangan pemerintahan, kalau tidakpun menjadi tokoh besar di dunia persilatan, agar dapat mengangkat kembali namanya yang te lah jatuh bersama runtuhnya Kerajaan Sui
Baru setelah panglima besar dan pute ra mahkota, yaitu Pangeran Li Si Bin yang menjadi tokoh utama Kerajaan Tang menggantikan ayahnya dan menjadi kaisar (tahun 627) Cian Bu Ong dapat hidup te nang bersama is terinya dan kedua orang anaknya, di sebuah dusun kecil yang te rletak di te mpat yang amat indah pemandangan alamnya, yaitu di te pi Sungai Huang-ho, di kaki Kim San (Bukit Emas)
Setelah Pangeran Li Si Bin menjadi kaisar dan berjuluk Tang Tai Cung, kais ar ini lebih banyak memperhatikan urusan pemerintahan, tidak lagi memikirkan pemberontak-pemberontak buronan yang sudah kehilangan pasukan, seperti halnya Cian Bu Ong yang dianggap tidak berbahaya lagi
Di dusun Ke-cung itu, yang penduduknya hanya puluhan keluarga saja dan semua adalah petani dan nelayan sederhana, Cian Bu Ong mendirikan sebuah rumah besar dan hidup te nang dan tenteram bersama Sim Lan Ci dan kedua orang anak mereka, yaitu Thian Ki dan Kui Eng
Pada pagi hari itu, Thian Ki sudah berlatih silat di bawah pengawasan Cian Bu Ong, ayah tirinya, juga gurunya
Dulu, ketika dia masih hidup bersama ayah kandungnya, mendiang Coa Siang Lee, ayah dan ibunya selalu menekankan perasaan tidak suka akan ilmu silat dan penggunaan kekerasan sehingga biarpun dia menjadi anak suami isteri yang pandai ilmu silat, Thian Ki sendiri tidak pernah mempelajari ilmu silat
Akan tetapi, tanpa diketahui ayah ibunya, neneknya, yaitu Lo Nikouw yang dahulu terkenal dengan julukan Ban-tok Mo-li, telah menggemble ng tubuhnya dengan ramuan racun, sehingga tanpa disadarinya sendiri, Thian Ki telah menjadi seorang tok-tong (anak beracun)
Di luar kehe ndaknya sendiri, dia telah melakukan hal-hal yang akan menggemparkan dunia kangouw kalau diketahui orang, yaitu dia te lah membunuh atau le bih te pat lagi menyebabkan kematian tokoh-tokoh kangouw yang amat lihai seperti Kui bwe Houw Gan Lui, si golok gergaji Thio Ki Lok, pegulat Turki Gulana
Mereka semua te was keracunan karena berani menyerang dan menyentuh tubuh Thian Ki yang sudah penuh dengan hawa beracun yang amat kuat itu! Semula, karena melihat tok-tong inilah maka Cian Bu Ong tertarik
Dia ingin memiliki anak beracun itu untuk membantu gerakannya dan usahanya menegakkan kembali Kerajaan Sui
Akan tetapi setelah dia menikah dengan ibu anak itu, dan melihat bahwa cita-citanya itu tidak akan mungkin te rlaksana karena Kerajaan Tang yang baru semakin kuat, dan untuk berjuang menumbangkan pemerintahan dia harus mempunyai pasukan yang besar sekali, hal yang tidak mungkin dimilikinya, maka diapun membuang cita-cita itu
Kini dia menggemble ng Thian Ki dengan cita-cita lain
Dia ingin anak tirinya yang juga muridnya itu kelak menjadi orang penting, berkedudukan tinggi atau menjadi seorang jagoan nomor satu di dunia kangouw, pendeknya dia ingin agar Thian Ki kelak dapat menjadi te rkenal dan karenanya akan mengangkat tinggi nama besar Pangeran Cian Bu Ong
Oleh karena itu, maka dia menggemble ng Thian Ki dengan amat te kunnya
Anak itu sendiri sekarang juga rajin berlatih dan suka sekali mempelajari ilmu silat
Hal ini merupakan perubahan yang amat besar
Selain ibunya, Sim Lan Ci sekarang tidak lagi melarangnya belajar silat, bahkan ibu inipun mengajarkan ilmu-ilmunya sendiri, juga karena pengalaman-pengalaman yang sudah-sudah merupakan pelajaran bagi Thian Ki, bahwa memiliki kekuatan dan kepandaian silat amat perlu baginya, untuk dapat membela diri dalam hidup ini
Terlalu banyak orang jahat berkeliaran di bumi ini dan amat sukarlah mengharapkan perlindungan dari orang lain
Dalam usia duabelas tahun, Thian Ki sudah mampu berlatih silat di atas bambu-bambu runcing
Hal ini sungguh mengagumkan sekali
Tanpa memiliki ginkang (ilmu meringankan tubuh) yang tinggi, sungguh amat berbahaya latihan seperti itu
Namun, Thian Ki sudah dapat berloncatan dengan cekatan di atas bambu-bambu runcing itu
Tentu saja hal ini amat menggembirakan hati Pangeran Cian Bu Ong
Dia sendiri mengakui bahwa dalam usia semuda itu, dia tidak dapat mencapai tingkat seperti yang dimiliki Thian Ki sekarang ini
Dia merasa bangga dan girang sekali melihat kemajuan Thian Ki
Puterinya sendiri, Kui Eng
juga tekun dan cerdas, akan te tapi dibandingkan Thian Ki, anak itu kalah jauh
Apalagi kalau diingat bahwa tubuh Thian Ki beracun, dan keadaan ini saja sudah amat berbahaya bagi lawannya
Lawan yang amat lihai sekalipun akan dapat te was sendiri kalau berani menyentuh tubuh tok-tong, si anak beracun itu
Cian Bu Ong yang bercita-cita tinggi itu bahkan telah memilihkan sebuah nama julukan bagi anak tiri dan muridnya, yaitu Tok-liong (Naga Beracun)!
Thian Ki.
kata bekas pangeran itu berulang kali,
Namamu yang biasa adalah Thian Ki, Cian Thian Ki,
dia memberi tekanan kepada nama keluarga Cian itu
Dia mengakui Thian Ki sebagai anak sendiri, maka dia menekankan kepada anak itu dan ibunya agar menggunakan she (nama keluarga) Cian!
Akan tetapi, di dunia kangouw, tidak perlu engkau memperkenalkan diri sebagai Cian Thian Ki, melainkan Tok-liong-eng (Pendekar Naga Beracun), ha-ha ha.!
Karena ucapan itu berulang-ulang dikatakan gurunya yang juga ayahnya karena dia menyebut ayah kepada gurunya itu, maka sebutan Tok-liong (Naga Beracun) itu mendatangkan kesan di hati Thian Ki dan setelah beberapa tahun dia menganggap Tok-liong sebagai namanya yang ke dua
Apalagi ayah tiri dan ibunya sendiri sering menyebut Tok-liong kepadanya
Baru beberapa bulan Cian Bu Ong tinggal di dusun Ke-cung itu
Setelah mendengar bahwa Kaisar Tang Kao Cu diganti oleh Pangeran Li Si Bin yang kini menjadi Kaisar Tang Tai Cung, baru ia merasa aman dan tinggal di dusun le mbah sungai yang indah itu
Penduduk dusun menyambut keluarga ini dengan gembira
Mereka tidak mengenal siapa keluarga ini dan Cian Bu Ong sudah mengubah namanya menjadi Cian Bu saja