Naga Bercaun Bab 050

Nah, setelah kita mengetahui perasaan hati masing-masing, mari kita bicara te ntang Lan Lan dan ancaman si penculik

Jangan khawatir, aku mempunyai akal untuk menyelamatkan puterimu itu.

Pangeran Li Si Bin mengajak Bi Lan memasuki kamar yang aman, tidak akan te rdengar orang lain percakapan mereka dan di te mpat ini mereka berbicara dengan serius

Bi Lan mendengarkan siasat yang diatur oleh pangeran itu

Pangeran Li Si Bin adalah seorang panglima, seorang ahli siasat yang pandai, maka menghadapi ancaman surat itupun dia bersikap tenang dan dingin, dan menemukan cara untuk menanggulangi dan mengatasinya

Hati Bi Lan le ga bukan main setelah ia keluar dari istana pada sore hari itu

Bukan saja ia telah mendapatkan ketenangan karena siasat yang diatur oleh pute ra mahkota, akan tetapi juga ada sinar kebahagiaan di pancaran matanya, karena pengakuan pute ra mahkota yang juga mencintanya! Suasana di istana tercekam kegelisahan

Betapa tidak

Putra mahkota, juga panglima besar, Pangeran Li Si Bin, jatuh sakit parah.! Sambil berbisik-bisik semua penghuni istana membicarakannya

Terpetik berita dari tabib yang menangani perawatan putera mahkota bahwa pangeran itu telah keracunan hebat dan sukar disembuhkan

Bahkan Kaisar dan permais uri, juga para selir menjadi gelisah

Hanya tiga orang saja yang tahu bahwa putera mahkota hanya pura-pura sakit! Memang, dia pucat sekali dan nampak sakit berat, akan tetapi semua itu akibat obat yang diberikan tabib kepadanya

Hanya Pangeran Li Si Bin, Bi Lan, dan sang tabib kepercayaan sajalah, yang tahu bahwa putera mahkota sebenarnya tidak menderita penyakit apapun juga

Dia sehat-sehat saja

Akan tetapi selain mereka bertiga, semua orang percaya bahwa pute ra mahkota sakit berat, keracunan dan bahkan agaknya tidak dapat disembuhkan lagi! Pada malam hari ke tiga, ketika Pangeran Li Si Bin rebah seperti orang pingsan, dengan muka pucat sekali, ditunggui tabib yang tidak memperkenankan orang lain mendekat, masuklah seorang thai-kam yang berlutut di ambang pintu itu

Tabib Song yang tua dan te rkenal pandai itu mengerutkan alisnya dan memandang thai-kam itu

Hemm, mau apa engkau masuk ke sini

Jangan mengganggu sang pangeran!

Maafkan hamba, Tabib Mulia,

kata thai-kam (orang kebiri) itu dengan suara gemetar,

Hamba diutus oleh Permaisuri untuk menengok keadaan Putera Mahkota.

Keadaannya gawat dan jangan diganggu!

kata pula tabib itu dan di ambang pintu, para pengawal sudah siap dengan tombak dan pedang mereka untuk mengusir thai-kam itu kalau menerima perintah dari tabib

Dalam keadaan seperti itu, kaisar sendiri yang memberi kekuasaan sepenuhnya kepada tabib untuk menjaga dan merawat pute ra mahkota, dan siapapun harus tunduk kepada sang tabib

Maafkan hamba........akan tetapi Sang Permaisuri mengutus hamba untuk melihat keadaan Pangeran dan menanyakan bagaimana keadaannya, apakah masih ada harapan........ampun, hamba hanya utusan........

Dan thai-kam itu merangkak mendekat

Tabib yang sudah menjalankan siasat seperti yang diatur oleh pute ra mahkota sendiri membiarkan thai-kam itu mendekat dan membiarkan thai-kam itu mengangkat muka memandang kepada sang pangeran yang rebah te rlentang seperti mayat

Hemm, kalau begitu laporkan kepada Hong houw (Permais uri) bahwa keadaan Pute ra Mahkota amat gawat

Lihat saja, wajahnya semakin pucat dan kebiruan, itu tanda bahwa racunnya masih bekerja dan biarpun aku sudah berusaha memberi obat penawar, tetap saja hawa beracun itu tidak dapat diusir semua

Ludahnya berwarna hitam dan matanya merah, napasnya te rengah

Laporkan kepada Sang Permaisuri bahwa agaknya pute ra mahkota tidak dapat te rtolong lagi, mungkin tinggal satu dua hari lagi........

Thai kam itu menahan tangisnya, lalu mengundurkan diri dari kamar itu

Dia te risak ketika keluar dan mele wati penjaga yang mengawal di luar pintu kamar, sehingga semua orang menganggap dia seorang thai-kam yang setia dan mencitai pute ra mahkota sehingga tidak dapat menahan kesedihannya ketika menjenguk dan melihat keadaan sang pangeran yang sedang sakit payah itu

Mulai malam itu, tiada seorangpun diperbolehkan memasuki kamar itu yang selalu ditutup, dengan alasan bahwa keadaan penyakit sang pangeran s udah terlalu gawat, sehingga sama sekali tidak boleh diganggu

Hanya tabib itu saja yang diperbolehkan menjaga di dalam kamar, sedangkan di luar kamar, penjagaan pengawal diperketat

Sementara itu, Bi Lan setiap hari menangis di istana Pangeran Li Siu Ti

Pangeran Tua inipun hanya pada hari pertama pute ra mahkota jatuh sakit saja diperbolehkan menengok

Siauw Can beberapa kali datang untuk menghibur Bi Lan dan bertanya mengapa wanita itu demikian berduka

De ngan singkat Bi Lan berkata,

Bagaimana aku tidak akan berduka

Lan Lan diculik penjahat, dan kini Putera Mahkota yang kuharapkan dapat membantuku mencari Lan Lan, jatuh sakit.........

Bi Lan menangis sambil menundukkan mukanya dan ia tidak melihat betapa Siauw Can te rsenyum puas

Masih ada aku di sini, Lan-moi

Akulah yang akan membantumu mencari Lan Lan sampai dapat.

Kalau benar begitu, pergilah dan cari Lan Lan, bukan bicara saja di sini

Pergi dan jangan ganggu aku.

Siauw Can meninggalkannya dan Bi Lan cepat menghentikan tangisnya

Ia hanya menangis kalau ada orang lain melihatnya, karena tangisnya ini hanya merupakan pelaksanaan siasat yang diatur oleh pute ra mahkota

Sekarang sudah hari ke tiga dan ia harus siap-siaga karena orang yang menculik Lan Lan te ntu akan mengembalikan Lan Lan setelah mendengar bahwa sang pangeran menderita sakit keracunan hebat

Tidak sukar baginya untuk menangis, karena bagaimanapun juga ia memang bersedih karena Lan Lan diculik

Dan sekarnag ia sudah siap siaga untuk menangkap penculik itu kalau Lan Lan dikembalikan

Akan tetapi, sampai malam tiba, tidak ada berita dari penculik itu

Bi Lan sudah hampir putus asa ketika tiba-tiba ia mendengar suara Lan Lan memanggilnya dari arah belakang, dari taman

I bu.......! Ibu........!

Lan Lan..........!!

Bi Lan meloncat keluar dari kamarnya dan seperti te rbang memasuki taman

Benar saja, ia menemukan Lan Lan di te ngah taman, dalam keadaan sehat.! Ia menyambar tubuh Lan Lan, dipondongnya dan didekapnya, diciuminya dan kembali Bi Lan tak dapat menahan banjirnya air mata, air mata kebahagiaan

Ia sendiri merasa heran mengapa setelah ia jatuh cinta, begini mudah ia menangis! Ia membawa Lan Lan ke kamarnya, menutup pintu kamar dan dengan lembut dan penuh rasa sayang, ia menanyai Lan Lan kemana saja ia pergi selama tiga hari itu

Lan Lan adalah s eorang anak yang usianya baru tiga tahun, masih belum dapat memberi keterangan dengan je las

Ia hanya mengatakan bahwa ia ditempatkan dalam sebuah kamar, diberi banyak barang-barang mainan, dilayani oleh seorang laki laki yang baik hati

Bi Lan te ntu saja tidak dapat mengharapkan keterangan jelas siapa penculik anak itu, dan te ntu anak itu ditotok ketika diculik dan dikembalikan sehingga tidak tahu apa-apa

De ngan hati-hati Bi Lan menjaga Lan Lan malam itu di kamarnya dan pada keesokan harinya, pagi pagi ia sudah memondong Lan Lan keluar dari istana Pangeran Tua, menuju ke istana kaisar.! Karena ia dikenal baik sebagai guru silat yang melatih para dayang di istana, dengan mudah ia diperbolehkan masuk dan langsung saja Bi Lan menju ke kamar di mana Putera Mahkota

dirawat

oleh tabib

Dan dapat dibayangkan betapa gembiranya hati Pangeran Li Si Bin ketika melihat Bi Lan datang sambil memondong Lan Lan yang dalam keadaan sehat dan selamat! Dan berakhirlah

penyakit

putera mahkota itu pada hari itu juga

Seluruh penghuni istana menjadi gembira bukan main

Demikian pula kaisar ketika mendengari bahwa pute ranya te lah sembuh sama sekali

Yang mendapatkan jas a besar adalah Tabib Song tentu saja

Dia dianggap berjas a telah dapat mengobati dan menyembuhkan putera mahkota! Pada hari itu juga

Bi Lan ditahan di istana atas kehe ndak pute ra mahkota

De ngan alasan bahwa Bi Lan diangkat menjadi pengawal pribadi Putera Mahkota, maka wanita itu bersama puterinya tidak perlu lagi kembali ke istana Pangera Tua, bahkan barang-barangnya lalu diminta agar diantar ke istana! Bukan itu s aja

Bahkan tak lama kemudian Putera Mahkota secara berte rang mengangkat Bi Lan menjadi selirnya, merangkap pengawal pribadi! Karena ibunya menjadi selir pangeran, tentu saja dengan sendirinya Lan Lan juga menjadi seorang

puteri

! -ooo0dw0ooo-

Tabib Song keparat itu!

Pangeran Li Siu Ti mondar-mandir di dalam kamarnya, kadang mengepal tinju dan wajahnya.muram

Hatinya kecewa bukan main mendengar bahwa Putera Mahkota telah sembuh dari sakitnya

Bagaimana mungkin.

Padahal, menurut keterangan thai kam Ciu, keadaan pangeran Li Si Bin sudah parah sekali, sudah sekarat

Bagaimana tiba-tiba dapat menjadi sembuh?

Poa Kiu dan Siauw Can yang berada di kamar itu, saling pandang dan mereka berdua juga merasa kecewa dan heran

Mereka sudah mengembalikan Lan Lan kepada Bi Lan karena mereka sudah merasa yakin bahwa pute ra mahkota pasti akan mati

Mereka menganggap bahwa Bi Lan te rpaksa harus mentaati bunyi surat, yaitu meracuni Pangeran Li Si Bin untuk menyelamatkan nyawa Lan Lan

Mereka sudah percaya sepenuhnya bahwa usaha itu berhasil dan kini tahu-tahu pangeran itu sembuh, dan Bi Lan ditarik ke istana menjadi pengawal pribadi.!

Jangan-jangan adik misanmu itu yang berkhianat,

kata Pangeran Tua kepada Siauw Can atau Can Hong San

Buktinya

Pute ra Mahkota tidak te was dan setelah Lan Lan dikembalikan, ia segera membawa Lan Lan ke istana dan diangkat menjadi pengawal pribadi.

Saya kira tidak demikian, pangeran.

kata Hong San

Banyak saksinya bahwa pute ra mahkota benar-benar keracunan, bahkan banyak yang melihat dia sakit payah, hampir mati

Tentu tabib sial itu telah menemukan obat penawar yang amat mujarab

Tentang diangkatnya Bi Lan menjadi pengawal pribadi, hal itupun tidak aneh

Pangeran Li Si Bin agaknya suka kepada Bi Lan dan sudah lama Bi Lan te lah diberi tugas untuk melatih para dayang.

Keterangan Siauw Can memang benar, pangeran

Kalau s aja tabib Song tidak menemukan obat yang ampuh, te ntu usaha itu berhasil baik dan te ntu sekarang pute ra mahkota telah tewas

Bagaimanapun juga, Siauw Can telah membuat jas a dan dapat dikatakan bahwa tugasnya mengusahakan kematian Pangeran Li Si Bin telah dilaksanakan dengan baik.

Pangeran Tua Li Siu Ti mengangguk-angguk dan mengelus jenggotnya

Dia tahu apa maksud ucapan kedua orang pembantu utamanya itu

Tentu mengenai hubungan pembantu muda yang tampan dan pandai ini dengan puterinya, Ai Yin

Aku mengerti, dan akupun tidak akan menyalahi janji

Agaknya engkau dengan Ai Yln sudah saling mencinta, Siauw Can

Baiklah, engkau akan kujodohkan dengan Ai Yin dan pertunangannya akan segera diumumkan setelah engkau berhasil dengan sebuah tugas lagi yang amat penting, akan tetapi tidak begitu sukar bagimu.

Di dalam hatinya, Can Hong San merasa gembira sekali, akan tetapi juga mendongkol, te rcapai cita-citanya menjadi mantu seorang pangeran yang memiliki kekuasaan besar! Akan tetapi kembali dia diserahi tugas, itulah yang membuat dia mendongkol

Harap paduka katakan saja, apa tugas itu.Akan saya laksanakan dengan baik, pangeran.

Engkau harus cepat menyingkirkan thai-kam Ciu

Dia harus mati secepatnya!

Akan tetapi, kenapa, pangeran

Bukankah ia telah berhasil diselundupkan dan amat berguna bagi paduka sebagai mata-mata di sana?

tanya Poa Kiu terkejut, karena dia yang mengusulkan diselundupkannya thai-kam itu ke istana

Saya mengerti maksud paduka.

kata Hong San, sambil menoleh kepada Poa Kiu dengan senyum memandang rendah

Paman Poa, lupakah paman bahwa kita menyuruh thai-kam Ciu untuk menyelidiki keadaan Pangeran Li Si Bin pada hari ketiga

Dia berhasil melihat keadaan pute ra mahkota, dan siapa tahu, perbuatannya itu akan dilaporkan oleh Tabib Song dan Putera Mahkota akan merasa curiga kepadanya

Padahal, dialah satu-tunya orang yang mengetahui rahasia kita dan dapat membocorkannya.

Akan tetapi, tidak mungkin dia mengkhianati kita,

kata pula Poa Kiu

Siauw Can benar,

kata Pangeran Tua

Poa Kiu, lupakah engkau akan kamar siksaan dimana setiap orang, betapapun kuat dan setianya, akan mengakui segala perbuatannya kalau dia disiksa

Kurasa thai-kam Ciu tidak terkecuali

Kalau dia dicurigai, lalu ditangkap dan disiksa, pasti dia tidak tahan dan akan mengaku, membongkar semua rahasia kita.

Wajah Poa Kiu menjadi pucat

Kalau begitu........

kalau begitu...........

Jangan khawatir , Paman Poa

Aku akan menghabis inya sekarang juga

Serahkan saja urusan ini kepadaku, pasti beres!

Senanglah hati Pangeran Tua Li Siu Ti,

Jangan sekarang, Siauw Can

Kita harus menunggu sampai keadaan menjadi tenang

Tunggu tiga empat hari, setelah semua te nang baru engkau turun tangan melenyapkan thai-kam Ciu

Dan setelan tugas itu berhasil, pertunanganmu dengan Ai Yin akan kurayakan.

Bukan main senangnya hati Can Hong San

Dia segera menemui Li Ai Yin dan pada malam itu dia berhasil mengajak Ai Yin bicara berdua saja di dalam taman

Yin-moi,

sejak Ai Yin menyambut cintanya Hong San selalu menyebutnya Yin moi (dinda Yin) dan hanya menyebut nona kalau berada di depan keluarga pangeran tua itu

Mulai hari ini, kita telah bertunangan!

Dia lalu menceritakan janji ayah gadis itu

Ai Yin tersenyum senang dan membiarkan ke dua tangannya dipegang oleh pemuda yang dikaguminya itu

Kenapa te rjadi perubahan yang tiba tiba ini, Can ko

Bukankah ayah masih prihatin dengan peris tiwa di is tana, dimana kakanda pangeran mahkota hampir saja te was keracunan

Dan Lan Lan juga menjadi korban penculikan, untung sudah dikembalikan

Kemudian, kepergian enci Bi Lan yang demikian tiba-tiba, pindah ke istana

Semua ini membuat aku bingung

Akan te tapi ayah malah hendak membuat pesta pertunangan.

Aih, jadi engkau sudah tahu?

tanya Hong San gembira

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar