Dalam keadaaan seperti itu, semua orang patut dicurigai, pikir Bi Lan
Ia tidak mempunyai alas an untuk mencurigai Siauw Can, akan tetapi kenapa pemuda itu tidak nampak, padahal seluruh isi rumah nampak bingung karena lenyapnya Lan Lan diculik orang
Dia
Sejak pagi tadi dia pergi mengawal ayah keluar rumah
Dia tidak tahu bahwa Lan Lan diculik orang
Juga ayah belum tahu karena mereka belum pulang
Enci Lan, kau harus dapat menemukan kembali Lan Lan dan menangkap penjahat yang menculiknya!
Sebelum Bi lan menjawab, te rdengar suara gaduh para pelayan yang berlutut memberi hormat dan muncullah Pangeran Li Si Bin
Bi Lan, kami mendengar putrimu diculik orang! Apa yang sesungguhnya terjadi?
tanya pangeran itu
Bi Lan tidak kehilangan ketenangannya dan bersama Ai Yin ia memberi hormat kepada pangeran itu
Kakanda Pangeran, paduka harus menolong Lan Lan.......
Ai Yin segera berkata
Tenanglah, Ai Yin dan biarkan Bi Lan menceritakan apa yang te rjadi,
kata pangeran itu dengan sikap te nang dan dia sudah duduk di sebuah kursi dalam kamar pelayan itu
Bi Lan menceritakan semua yang te rjadi dengan sejelasnya kepada Pangeran Li Si Bin
Setelah mendengar apa yang te rjadi, pangeran itu menjadi marah sekali
Jangan khawatir, Bi Lan
Sekarang juga aku akan mengerahkan seluruh pasukan keamanan untuk mencari anakmu itu dan engkau boleh menghentikan dulu tugasmu mengajar di istana dan mencari anakmu sampai dapat.
Pangeran itu lalu meninggalkan istana Pangeran Tua memanggil panglimanya dan memerintahkan agar panglima itu mengerahkan pasukan mencari anak yang hilang itu
Segera para perajurit berjaga di semua pintu gerbang, melakukan pencarian dan penggele dahan, bahkan menangkapi orang-orang yang dicurigai
Belum pernah terjadi keributan seperti itu hanya karena hilangnya seorang anak kecil, yang melibatkan seluruh perajurit pasukan keamanan! Bi Lan sendiri tidak tinggal diam
Ia mencari ke mana-mana, namun tidak menemukan je jak Lan Lan
Akhirnya ia te rmenung di dalam kamarnya seorang diri saja
Mulailah ia menduga bahwa besar sekali kemungkinan kini Lan Lan berada bersama ayah ibunya! Ayah dan ibu Lan Lan, Si Han Beng dan Bu Giok Cu, a dalah sepasang suami isteri pendekar yang amat lihai, memiliki ilmu kepandaian silat yang tinggi sekali
Siapa lagi yang akan menculik Lan Lan kalau bukan mereka
Mungkin ibu anak itu yang datang untuk mengambil kembali pute rinya
Kalau benar mereka yang datang mengambil kembali pute ri mereka, iapun tidak dapat berbuat sesuatu
Kalau dulu ia mampu melarikan Lan Lan hal itu hanya karena suami isteri itu tidak tahu dan suami isteri itu te ntu saja tidak berani sembarangan mengejarnya karena takut kalau ia melaksanakannya ancamannya, yaitu akan membunuh Lan Lan kalau mereka mengejar
Bi Lan menarik napas panjang
Ia telah terlanjur cinta kepada anak itu dan dianggapnya sebagai anak sendiri
Bahkan kepada Pangeran Mahkota saja ia mengakui Lan Lan sebagai pute rinya
Biarpun kini Pangeran Li Si Bin yang mempunyai kekuasaan besar itu membantunya, tidak mungkin kalau ia minta bantuan pangeran itu untuk merampas Lan Lan dari ayah ibunya sendiri! Hal itu berarti ia harus membuka rahasianya bahwa selama ini ia membohongi semua orang, membohongi sang pangeran bahwa Lan Lan bukan anaknya sendiri melainkan anak curian! Lewat tengah hari, Pangeran Tua Li Siu Ti dan para pengawal yang dipimpin Siauw Can pulang
Begitu mendengar tentang terculiknya Lan Lan, Siauw Can segera mencari Bi Lan di kamarnya
Lan-moi, apa yang te lah terjadi
Aku mendengar Lan Lan diculik orang! Benarkah ini?
Bi Lan mengamati wajah pemuda itu dan ia mengangguk
Pagi tadi, ketika aku sedang berada di istana, dan Lan Lan diasuh Cu-ma di taman, ada bayangan orang menotok roboh Cu-ma dan membawa lari Lan Lan.
Ah, keparat! Kalau aku berada di rumah, tak mungkin hal ini terjadi! Akan kubekuk le her penculik jahanam itu, Lan-moi
Percayalah, aku akan mencari dan menemukan kembali anakmu!
Bi Lan menggele ng kepala dan menghela napas
Sudah kucari ke mana-mana akan te tapi tidak ada je jaknya, Can-toako
Bahkan Pangeran Mahkota juga sudah mengerahkan pasukan untuk mencarinya
Penculik itu agaknya lihai sekali
Dia dan Lan Lan seperti menghilang saja.....
Wajah Bi Lan nampak berduka sekali karena ia hampir yakin bahwa Lan Lan te ntu diambil kembali oleh orang tuanya dan kalau hal itu terjadi, berarti kehilangan Lan Lan untuk selamanya
Dan tibatiba saja ia merasa amat kesepian
Melihat wanita itu hampir menangis, Siauw Can menghiburnya
Aku akan membantumu, Lan-moi
Betapapun lihainya, kalau engkau dan aku maju bersama, mustahil kita tidak akan mampu mengalahkannya merebut kembali anakmu.
Pada saat itu Pangeran Tua Li Siu Ti datang dan berada di luar kamar Bi Lan
Wanita itu cepat keluar dan memberi hormat
Aku ikut merasa menyesal sekali mendengar anakmu diculik orang, Bi Lan
Ah, kalau tahu akan muncul bencana, te ntu aku tidak mengajak Siauw Can pergi hingga dia berada di rumah dan akan mampu mencegah te rjadinya penculikan itu
Para penjaga yang tidak becus itu! Akan kuhukum mereka yang bertugas pagi tadi
Mereka lalai sehingga tidak tahu ada penjahat masuk dan menculik anakmu!
Harap paduka tidak menyalahkan para penjaga, Pangeran
Penculik itu memiliki kepandaian tinggi sehingga tidak akan sukar baginya untuk menyelinap masuk dan melarikan Lan Lan keluar tanpa diketahui para penjaga
Dari cara dia menotok Cu-ma, dan betapa dia mampu bersembunyi dan meloloskan diri dari pengejaran dan pencarian pasukan keamanan yang dikerahkan Pangeran Mahkota, saya tahu bahwa dia lihai bukan main,
kata Bi Lan yang tidak ingin para penjaga disalahkan
Karena andaikata ia sendiri menjadi penculiknya, iapun akan mampu melakukan hal itu tanpa diketahui para penjaga
Sekarang ia sama sekali tidak dapat mencurigai Siauw Can
Sudah jelas dari penjelasan Pangeran Li Siu Ti bahwa ketika peristiwa terjadi, Siauw Can sedang mengawal dan menemani pangeran itu
Akan te tapi agaknya memang tidak perlu mencurigai orang lain
Ia hampir yakin bahwa pelaku penculikan itu pasti orang tua Lan Lan sendiri.Hanya mereka yang berkepentingan untuk merampas kembali Lan Lan
Kalau orang lain, untuk apa menculik Lan Lan, menempuh bahaya besar menculik anak kecil dari Istana Pangeran Tua.
Kini hati Bi Lan sudah mulai tenang
Kalau yang menculik Lan Lan itu orang tua anak itu sendrri, ia tidak perlu lagi mengkhawatirkan keadaan Lan Lan
Akan te tapi, makin dikenang, semakin sedih hatinya dan ia merasa kehilangan
Malam ini ia tidak mampu tidur, gelis ah di atas pembaringan, apa lagi kalau ia melihat pembaringan yang ditidurinya itu kosong, tidak nampak lagi Lan Lan yang lucu di sebelahnya
Bunyi lirih di atas kamarnya membuat ia waspada
Ketika ada benda putih meluncur dari atas langit-langit kamar, ia cepat bangkit, mengenakan sepatu dan membuka je ndela, lalu melihat keluar, langsung saja ia melayang ke arah atas genteng untuk mencari orang yang meluncurkan benda ke dalam kamarnya
Akan tetapi setelah berada di atas genting, ia tidak melihat bayangan seorangpun
Betapa cepat gerakan orang itu
Ia mandang ke s ekeliling, sunyi dan tidak ada sesuatu yang mencurigakan
Atap istana itu sunyi lengang, dan bintang-bintang berkeredepan di angkasa
Sayang tidak dapat ditanya, karena pasti bintang-bintang itu tadi tahu siapa yang berada di atas kamarnya
Ia membetulkan letak genteng yang dibuka orang, lalu te ringat akan benda putih yang dilemparkan ke dalam kamarnya dan ia meloncat turun, kembali ke dalam kamarnya tanpa menimbulkan kegaduhan
Setelah memasuki kamarnya, Bi Lan menyalakan lampu penerangan sehingga kamarnya menjadi terang
Ia melihat sebuah bungkusan di atas lantai
Kertas putih yang ada tulis annya membungkus suatu, kecil saja, setengah kepalan tangannya, dengan hati-hati ia mengambil bungkusan itu
Bungkusan diatur se demikian rupa sehingga tanpa membukanya, ia dapat membaca tulisan di kertas pembungkusnya
Kalau dalam waktu tiga hari Putera Mahkota belum juga te was dengan racun ini, Lan Lan akan dikembalikan sebagai mayat!
Bi Lan terbelalak, kedua tangannya menggi gil
Ia meletakkan bungkusan itu ke atas meja
Memandanginya dengan jijik seperti memandang seekor ular berbis a yang amat berbahaya
Lan Lan te rnyata diculik orang yang hendak memaksanya membunuh Pangeran Li Si Bin dengan racun dalam bungkusan itu! Jelas bahwa ini tentu ada hubungannya dengan bekas thai-kam gendut yang pernah mencoba untuk meracuni pute ra mahkota
Dan thai-kam itu membunuh diri, maka yang berdiri di belakangnya, yang menyuruhnya meracuni pute ra mahkota, tentulah orang yang amat ditakutinya
Dan kini agaknya orang yang menginginkan kematian pangeran Li Si Bin itu hendak mempergunakan ia untuk membunuhnya
De ngan cara yang teramat keji dan licik, yaitu menculik Lan Lan dan mengancam nyawa ana k itu yang harus ditukar dengan nyawa Pangeran Li Si Bini.! Ini merupakan pemerasan yang teramat hina dan kotor
De ngan jari-jari tangan gemetar Bi Lan membuka bungkusan dan benar saja, di dalamnya te rdapat bubuk putih yang sama sekali tidak berbau akan te tapi ia dapat menduga bahwa te ntu benda itu merupakan racun yang amat berbahaya
Ia membungkusnya kembali, lalu duduk te rmenung memandangi bungkusan racun itu
Ia menjadi bingung dan panik
Ia dihadapkan pada ancaman yang amat merisaukan hatinya
Ia harus memilih
Berat mana
Li Si Bin atau Lan Lan
Tentu saja ia tidak ingin melihat keduanya te rbunuh, ia mencinta Lan Lan, menganggap anak itu seperti anaknya sendiri
Akan tetapi ia juga............mencinta Pangeran Li Si Bin! Ia bersedia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk kedua orang ini
Dan sekarang, ia diharuskan memilih antara keduanya
Membunuh Pangeran Li Si Bin atau melihat Lan Lan dibunuh!
Jahanam keparat busuk!
Bi Lan menepuk ujung meja di depannya sehingga remuk dan ia bangkit, mengepal tinju
Kalau saja penculik Lan Lan itu berada di situ, te ntu akan diserangnya, diremukkan kepalanya, dipatahkan tulang le hernya! Karena tidak ada orang yang dapat ia jadikan sasaran kemarahannya, Bi Lan lalu melempar diri ke atas pembaringan dan menangis.! Sejak kematian suaminya, baru sekarang ia menangis dalam arti kata yang sesungguhnya
Menangis karena ia merasa betapa nelangsa hatinya, betapa sunyi hidupnya, betapa ia membutuhkan seorang yang dekat dengannya, yang mencintanya dan dicintanya
Ia tadinya sudah mendapatkan cinta itu dalam diri Lan Lan, akan tetapi kini pada saat ia menemukan lagi cinta yang le bih sempurna, dalam diri pute ra mahkota, kedua orang yang amat dicintanya itu te rancam bahaya maut
Seorang di antara mereka harus mati
Dan lebih hebat lagi, mati di tangannya! Apa yang harus ia lakukan
Tiga hari tidaklah lama dan bagaimana ia dapat mengatasi keadaan ini! Hampir saja ia menengok kepada Siauw Can, akan tetapi mengingat perbuatan Siauw Can kepadanya di malam itu, ia bergidik
Jangan-jangan kalau dimintai tolong, Siauw Can bahkan akan mengajukan syarat yang membuat ia akan menjadi semakin bingung, dan belum te ntu Siauw Can akan mampu menolongnya
Apakah demi keselamatan Lan Lan ia harus membunuh pute ra mahkota dengan racun itu
Ah, tidak, tidak!!
Aduh, pangeran, apa yang harus hamba lakukan..........!?
Bi Lan menangis di depan Pangeran Li Si Bin yang memandang dengan mata te rbelalak kepada wanita yang berlutut di depan kakinya itu
Sikap seperti itu sungguh tak pernah dapat dibayangkannya
Bi Lan yang biasanya demikian gagah perkasa, kini menangis dan berlutut di depan kakinya seperti seorang wanita le mah yang cengeng.! Akan te tapi timbul kekhawatiran juga di hati pangeran ini
Kalau sampai seorang wanita gagah perkasa seperti Bi Lan bersikap selemah itu tentu ada sebab yang amat hebat
Bi Lan, tenanglah dan ceritakan, apa yang te lah terjadi sehingga engkau yang biasanya gagah perkasa bersikap selemah ini?
Silakan paduka membacanya sendiri, pangeran.
Bi Lan menyerahkan bungkusan itu dengan tangan gemetar kepada Putera Mahkota
Pangeran Li Si Bin yang masih merasa heran itu menerima bungkusan dan membaca tulisannya
Wajahnya berubah agak pucat dan dia menaruh bungkusan itu ke atas meja, lalu memandang kepada wanita yang masih berlutut dengan muka ditundukkan, masih terisak menangis itu
Bi Lan, engkau te ntu amat mencinta Lan Lan, pute rimu itu, bukan?
Bi Lan mengangkat mukanya yang pucat dan air mata masih mengalir membasahi kedua pipinya
Pangeran, sungguhpun Lan Lan hanya anak angkat hamba, namun hamba mencintanya seperti anak kandung hamba sendiri.
Pangeran itu membelalakkan mata
Ini kenyataan baru yang mencengangkan hatinya te ntang wanita ini
Anak angkat
Jadi ia bukan anak kandung Rajawali Sakti, mendiang suamimu?
Bi Lan menggele ng kepala,
Ia adalah anak angkat hamba, pangeran
Akan tetapi hamba mencintainya dan hamba siap mempertaruhkan nyawa hamba untuk menyelamatkannya.
Hemm, kalau begitu, Bi Lan, kenapa engkau membawa surat dan racun ini kepadaku
Untuk menyelamatkan anak angkatmu itu, kenapa tidak kau lakukan saja perintah dalam surat itu.?
-ooo0dw0ooo-
Jilid 14
Pangeran...........aihhh, pangeran..., kenapa paduka berkata demikian
Hamba diharuskan membunuh paduka dengan racun
Lebih baik hamba yang mati!
Pangeran Li Si Bin memandang dengan mulut te rsenyum dan wajah berseri, pandang matanya le mbut dan mes ra
Bi Lan, engkau mempertaruhkan nyawamu untuk keselamatan Lan Lan karena engkau mencintanya, lalu engkau le bih baik mati daripada membunuhku untuk menyelamatkan Lan Lan
Apakah ini berarti bahwa engkaupun cinta padaku?
Dalam kebingungan dan kegelisahannya, Bi Lan te rsipu
Pangeran, mana hamba...berani...?
Ia te rgagap dan pada saat itu Pangeran Li Si Bin sudah membungkuk, merangkul pundaknya dan menariknya bangkit berdiri, lalu pangeran itu mendekap wajahnya dalam rangkulan
Bi Lan menyerah saja dan sejenak ia menangis di dada pangeran itu
Pangeran Li Si Bin membiarkannya sejenak, lalu dituntunnya Bi Lan dan disuruhnya duduk di kursi berhadapan dengan dia
Duduklah, dan te nangkan hatimu
Sejak berte mu, akupun sudah amat kagum kepadamu, dan sejak engkau menyelamatkan aku dari racun yang disuguhkan bekas thai-kam itu, aku sudah jatuh cinta padamu, Bi Lan