Naga Bercaun Bab 048

jawabnya sambil tersenyum, merasa seperti menghadapi seorang anak-anak yang manja

Setelah bersangsi sebentar, dengan kedua pipi berubah merah, Ai Yin lalu bertata

Enci Lan, kakak mis anmu itu.....

Diam-diam Bi Lan te rkejut

Ada apa dengan Siauw Can

Jantungnya berdebar

Jangan-jangan pemuda itu mengulang lagi perbuatannya seperti yang pernah dilakukan kepadanya pada malam itu, dan kini yang didekatinya adalah gadis bangsawan ini

Can-toako

Kenapa dengan dia?

tanyanya cepat

Melihat Bi Lan terkejut

Ai Yin tersenyum dan menggeleng kepala

Tidak apa-apa

enci

Hanya dia.......dia agaknya jatuh cinta padaku..

Dara itu menundukkan mukanya dengan malumalu dan Bi Lan te rbelalak

Hemm, kiranya Siauw Can kini mengalihkan perhatian dan perasaannya kepada gadis bangsawan yang usianya baru tujuhbelas tahun ini.! Akan te tapi, agaknya Ai Yin juga dapat menerima perasaan pemuda itu

Kalau tidak demikian, tentu akan berbeda sikapnya

Tentu dara itu akan marah-marah, tidak bersikap malumalu seperti ini

Sikap malu-malu menghadapi pernyataan cinta seorang pria sama artinya dengan menyambut pernyataan itu dengan senang hati

Dara ini telah terpikat dan jatuh hati pula kepada Siauw Can! Akan tetapi, apa salahnya

Siauw Can adalah seorang pemuda yang baik

Tampan dan gagah, dan menjadi orang kepercayaan Pangeran Tua, ayah gadis ini

Ia tidak melihat suatu cacat pada diri Siauw Can, kecuali peristiwa malam itu yang telah dapat ia maklumi

Siocia (nona), dia tidak melakukan sesuatu yang tidak semestinya kepadamu, bukan?

Bi Lan memancing dan gadis itu cepat menggeleng kepala dan mengangkat muka memandangnya

Tidak, dia amat baik kepadaku, enci.

Hemm, kalau begitu.......kenapa kauceritakan hal ini kepadaku?

Wajah Ai Yin menjadi semakin merah

Aku..

.aku bingung, enci, aku........aku takut karena belum pernah aku merasakan seperti ini

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, aku ingin bertanya kepadamu, bagaimana pendapatmu te ntang pemuda yang menjadi kakak misanmu itu?

Bi Lan te rharu

Sukar baginya membayangkan bagaimana akan rasanya andaikata pernyataan dan pertanyaan Ai Yin itu diajukan kepadanya sebelum terjadi peristiwa malam itu.! Ia sendiri tadinya menyukai Siauw Can

Akan te tapi sekarang, yang ada dalam hatinya hanya perasaan haru

Dara bangsawan itu demikian percaya kepadanya sehingga menanyakan urusan yang demikian pribadi kepadanya

Bi Lan menegang tangan Ai Yin dan dengan suara gemetar karena haru iapun berkata,

Nona, sepanjang yang kuketahui, Can-toako adalah seorang laki-laki yang gagah perkasa dan berjiwa pendekar

Bagiku dia cukup gagah dan baik

Tentu saja aku tidak mengenalnya lebih dalam karena kamipun baru berte mu beberapa bulan yang lalu

Nona, apakah.........engkau juga cinta padanya?

Kembali Ai Yin menanduk, ia memang genit dan manja, juga lincah, akan te tapi sekali ini dalam urusan cinta, ia berubah menjadi pemalu! Ia menggeleng kepala

Aku tidak tahu, enci

Aku memang kagum padanya, dan suka padanya, dan segala hal pada dirinya menarik hatiku, membuat aku selalu ingat dan kadang tak dapat tidur.......

Bi Lan te rsenyum

Itu tandanya cinta, walaupun mungkin cinta remaja!

Nona, apakah engkau mengharapkan nas ihat dariku?

Ai Yin mengangkat muka dan memandang Bi Lan dengan mata penuh harap

Benar sekali, enci Lan

Aku sedang bingung dan ragu, bagaimana baiknya menghadapi urusan ini?

Pernahkah dia secara terang-terangan menyatakan bahwa dia cinta padamu, nona?

Terang-terangan memang belum, akan te tapi gerak-geriknya, sinar matanya, suaranya, pujianpujiannya, semua itu sudah jelas

Agaknya diapun merasa ragu dan bimbang, takut untuk mengatakannya.

Hem, kalau begitu, kautunggu saja sampai ia berkata terus terang, nona

Dia seorang gagah, kurasa dia akan berani berte rus terang kalau memang dia cinta padamu

Dan kalau dia sudah menyatakan cintanya, jawablah saja bahwa kalau benar dia mencintamu, dia harus berani melamarmu kepada orang tuamu.

Aih, mana dia berani, enci?

Biar itu menjadi ujian baginya, nona

Kalau memang dia mencintamu, kenapa tidak berani! Jangankan hanya melamar kepada orang tuamu, kalau dia benar mencinta, biar menyeberangi lautan api umpamanya, te ntu akan dia lakukan

Bukankah begitu?

Wajah gadis itu berseri-seri

Betapa senangnya kalau mempunyai seorang calon suami yang demikian besar cintanya sampai mau menyeberangi lautan api! Setelah bicara dengan Bi Lan, makin besar rasa hati Ai Yin dan diapun kini tidak ragu-ragu lagi, sudah bertekad untuk menerima cinta kasih pemuda itu

Kalau saja Bi Lan tahu! Kalau saja ia mengenal siapa sebenarnya Siauw Can atau Can Hong San

Tentu ia akan dengan te gas mencegah puteri bangsawan itu te rgelincir dan te rjebak ke dalam perangkap! -ooo0dw0ooo- Beberapa bulan kemudian

Seperti yang dinasehatkan Bi Lan, ketika pada suatu hari Siauw Can memberanikan diri mengaku cintanya kepada Ai Yin, gadis bangsawan itu menjawab bahwa untuk membuktikan cintanya, Siauw Can harus melamarnya pada ayahnya! Siauw Can terbelalak mendengar ini dan dia nampak gelis ah

Akan tetapi, bagaimana mungkin itu, nona

Bagaimana aku akan berani melamarmu

Ayahmu adalah Pangeran Tua, majikanku, dan aku sendiri sebatangkara, tiada orang tua lagi

Aku tidak mempunyai wakil dan.........



Cukup alas an itu, toako!

Li Ai Yin memotong marah

Kau bilang bahwa engkau mencintaku

Akan te tapi baru kusuruh mengajukan pinangan saja engkau tidak berani! Bagaimana aku dapat mempercayaimu?

kata Ai Yin yang segera pergi meninggalkan pemuda itu

Siauw Can te rmenung dan menjadi serba salah

Tadinya dia ingin memikat dulu gadis bangsawan itu sampai menjadi kekasihnya, baru perlahahanlahan mengatur perjodohan

Siapa kira, gadis ini langsung saja minta dibuktikan cintanya dengan mengajukan lamaran! Sekarang menjadi serba salah

Tidak memenuhi permintaan Ai Yin tentu gadis itu akan marah dan menganggap cintanya hanya pura-pura

Memenuhi permintaan, dia merasa takut! Karena bingung, diapun lari menjumpai Poa Kiu dan minta nasihat rekan yang le bih tua itu

Mendengar kete rangan Siauw Can, Poa Kiu yang kurus bongkok mengelus je nggotnya dan mengangguk-angguk

Hemm, jadi nona Ai Yin jatuh cinta padamu dan minta agar ia dilamar

Betapa baik nasibmu, Siauw Can

Baiklah, aku akan menjadi walimu dan akan kuajukan lamaran kepada Pangeran

Mudah-mudahan saja beliau dapat menerima pinanganmu.

Akan tetapi kuharap paman berhati-hati, jangan sampai beliau marah kepada kita......

kata Siauw Can dengan lega walaupun kekhawatirannya masih membuatnya gelisah

De mikianlah, dengan hati-hati Poa Kiu menghadap Pangeran Li Siu Ti dan melaporkan te ntang hubungan asmara antara Siauw Can dan Ai Yin, dan tentang keinginan hati Siauw Can untuk mengajukan pinangan, akan tetapi pemuda itu takut-takut

Pangeran Tua Li Siu Ti tidak marah

Dia memang suka kepada pemuda itu, akan te tapi menerima seorang pemuda biasa sebagai mantu merupakan hal yang harus diimbali dengan jas a yang besar di pihak Siauw Can

Maka, diapun mengajukan syarat, bahwa apabila Siauw Can berhasil membunuh atau setidaknya melukai Pangeran Mahkota Li Si Bin, barulah dia akan menerima pinangan pemuda itu

Mendengar ini, Siauw Can segera mencari akal dan mengatur siasat, dibantu oleh Poa Kiu yang mengharapkan bahwa apabila kelak Siauw Can menjadi mantu Pangeran Li Siu Ti, tentu pemuda itu tidak akan melupakan jas anya dan diapun akan ikut te rangkat naik derajat dan kedudukann ya

Bi Lan sama sekali tidak tahu akan persekutuan yang dikepalai Pangeran Tua Li Siu Ti

Baginya, pangeran itu adalah adik kaisar yang berkedudukan tinggi karena menjadi penas ihat kaisar

Sama sekali ia tidak pernah bermimpi bahwa pangeran itu mempunyai cita-cita untuk kelak menjadi kaisar dan untuk cita-cita ini, dia sanggup melakukan apa saja

Apa lagi karena hubungannya dengan Ai Yin amat akrabnya, sedangkan gadis bangsawan itu biarpun genit dan manja, dinilainya seorang yang berbudi baik, bahkan amat sayang dan hormat kepada Pangeran Mahkota

Ia tidak tahu betapa cita-cita Pangeran Tua Li Siu Ti itu bahkan mengancam dirinya, karena ia dekat dengan Pangeran Li Si Bin dan dapat keluar masuk is tana setiap hari tanpa dicurigai dan dengan bebas pula

Pada suatu hari, ketika seperti biasa ia berada di istana untuk melaksanakan tugasnya melatih silat kepada para dayang, seorang pengawal memberi tahu kepadanya bahwa ada dua orang perajurit pengawal dari istana Pangeran Tua datang minta berte mu dengannya untuk menyampaikan berita yang amat penting

Tentu saja Bi Lan menjadi heran mendengar ini

akan tetapi ia cepat keluar untuk menemui dua orang perajurit itu

Mereka nampak gugup dan ketakutan, dan begitu bertemu dengan Bi Lan, seorang di antara mereka berkata dengan cemas

Celaka, Kwa-lihiap! Nona kecil Lan Lan telah hilang.........!

Sepasang mata itu terbelalak

Apa

Bukankah ia diasuh oleh Cu-ma?

Kami dapatkan Cu-ma duduk di bangku taman dalam keadaan tak sadar, dan nona kecil tidak ada

Sudah kami cari kemana-mana tidak berhasil.

Mendengar ini, tanpa banyak cakap lagi Bi Lan segera berlari meninggalkan pintu gerbang is tana, membuat para penjaga di pintu gerbang te rheranheran dan te ntu saja mereka segera bertanya kepada dua orang perajurit yang datang dari istana Pangeran Tua itu

Dua orang perajurit inipun menceritakan tentang hilangnya Lan Lan, pute ri Kwa Bi Lan

Segera tersebarlah berita itu dari mulut ke mulut dan sebentar saja berita itu sampai ke telinga Pangeran Mahkota Li Si Bin

Pangeran yang menaruh perhatian kepada Bi Lan ini merasa khawatir dan diapun segera bergegas pergi berkunjung ke istana Pangeran Tua

Sementara itu, bagaikan terbang cepatnya, tanpa memperdulikan orang-orang yang dijumpai dalam perjalanan, yang memandang dengan heran dan kaget ketika mereka melihat bayangan berkelebat saking cepatnya dan tak lama kemudian ia sudah tiba di istana Pangeran Tua

Ia disambut oleh para penjaga dan pelayan, dan segera ia diantar ke kamar Cu-ma, wanita pengasuh yang biasanya mengasuh Lan Lan setiap kali ia pergi ke istana kaisar

Mereka telah mengangkat tubuh Cu dan membaringkannya ke dalam kamar pelayan itu sendiri

Bi lan segera memeriksa dan melihat Cuma berada dalam keadaan tidak dapat bergerak dan tak dapat berbicara

Ia telah ditotok secara lihai! Bi Lan cepat menotok beberapa jalan darah di tubuh Cu-ma dan akhirnya wanita setengah tua itu dapat bergerak dan menangis

Cu-ma, apa yang te lah te rjadi

Di mana Lan Lan?

Bi Lan bertanya, suaranya tegas dan keras

Hentikan tangismu dan ceritakan yang jelas!

Sambil menahan tangis dan masih nampak gugup, Cu-ma bercerita bahwa tadi seperti biasa, setelah Bi Lan berangkat ke istana, ia mengajak Lan Lan bermain di dalam taman bunga

Kebetulan musim bunga te lah tiba dan taman istana itu indah sekali

Bunga beraneka warna dan bentuk sedang mekar dan keharuman semerbak di taman itu

Cu-ma membiarkan Lan Lan bermain-main di atas rumput dan dia mengawasi sambil duduk di atas bangku

Saya tidak tahu apa yang te rjadi, lihiap

Tibatiba saja ada bayangan berkelebat dan sebelum saya dapat berbuat sesuatu, tubuh saya tak dapat digerakkan lagi dan saya tidak dapat mengeluarkan suara

Akan tetapi saya masih dapat melihat betapa bayangan itu menyambar tubuh nona kecil Lan Lan dan membawanya pergi seperti te rbang cepatnya.

Pada saat itu, Ai Yin datang berlari memasuki kamar itu dan ia duduk di te pi pembaringan Cuma, memegang tangan Bi Lan dan wajah gadis ini pun tegang

Aku juga ikut mencari kemana-mana, akan te tapi tidak berhasil, enci Bi Lan.

katanya dengan wajah cemas

Tenanglah, nona, dan biar aku mencari keterangan dulu dari Cu-ma,

kata Bi Lan

Iapun merasa gelisah, akan te tapi sikapnya te nang

Cuma, bagaimana bentuk wajah dan tubuh bayangan itu?

Saya tidak sempat melihat wajahnya, lihiap

Pakaiannya serba hitam, dan saya yang tidak mampu bergerak, hanya sempat melihat tubuh belakangnya saja

Rambutnya dibungkus kain kepala warna hitam pula, dan bentuk tubuhnya sedang.

Laki-laki atau wanita melihat bentuk tubuhnya itu?



Bentuk tubuh itu sedang saja, bisa laki laki dan bisa juga wanita.

Dia tidak mengeluarkan kata-kata?

Tidak, Lihiap.

Apakah Lan Lan tidak menangis ketika dilarikan orang itu?

Saya tidak mendengar nona kecil menangis

Semua berlangsung demikian cepatnya.....

Cuma menangis lagi

Enci Lan, siapa kira-kira yang berani menculik Lan Lan

Apakah engkau mempunyai musuh?

Bi Lan hanya menggeleng kepalanya dan tibatiba ia bertanya kepada gadis bangsawan itu

Nona, di mana kakak misanku Siauw Can?

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar