jawabnya sambil tersenyum, merasa seperti menghadapi seorang anak-anak yang manja
Setelah bersangsi sebentar, dengan kedua pipi berubah merah, Ai Yin lalu bertata
Enci Lan, kakak mis anmu itu.....
Diam-diam Bi Lan te rkejut
Ada apa dengan Siauw Can
Jantungnya berdebar
Jangan-jangan pemuda itu mengulang lagi perbuatannya seperti yang pernah dilakukan kepadanya pada malam itu, dan kini yang didekatinya adalah gadis bangsawan ini
Can-toako
Kenapa dengan dia?
tanyanya cepat
Melihat Bi Lan terkejut
Ai Yin tersenyum dan menggeleng kepala
Tidak apa-apa
enci
Hanya dia.......dia agaknya jatuh cinta padaku..
Dara itu menundukkan mukanya dengan malumalu dan Bi Lan te rbelalak
Hemm, kiranya Siauw Can kini mengalihkan perhatian dan perasaannya kepada gadis bangsawan yang usianya baru tujuhbelas tahun ini.! Akan te tapi, agaknya Ai Yin juga dapat menerima perasaan pemuda itu
Kalau tidak demikian, tentu akan berbeda sikapnya
Tentu dara itu akan marah-marah, tidak bersikap malumalu seperti ini
Sikap malu-malu menghadapi pernyataan cinta seorang pria sama artinya dengan menyambut pernyataan itu dengan senang hati
Dara ini telah terpikat dan jatuh hati pula kepada Siauw Can! Akan tetapi, apa salahnya
Siauw Can adalah seorang pemuda yang baik
Tampan dan gagah, dan menjadi orang kepercayaan Pangeran Tua, ayah gadis ini
Ia tidak melihat suatu cacat pada diri Siauw Can, kecuali peristiwa malam itu yang telah dapat ia maklumi
Siocia (nona), dia tidak melakukan sesuatu yang tidak semestinya kepadamu, bukan?
Bi Lan memancing dan gadis itu cepat menggeleng kepala dan mengangkat muka memandangnya
Tidak, dia amat baik kepadaku, enci.
Hemm, kalau begitu.......kenapa kauceritakan hal ini kepadaku?
Wajah Ai Yin menjadi semakin merah
Aku..
.aku bingung, enci, aku........aku takut karena belum pernah aku merasakan seperti ini
Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, aku ingin bertanya kepadamu, bagaimana pendapatmu te ntang pemuda yang menjadi kakak misanmu itu?
Bi Lan te rharu
Sukar baginya membayangkan bagaimana akan rasanya andaikata pernyataan dan pertanyaan Ai Yin itu diajukan kepadanya sebelum terjadi peristiwa malam itu.! Ia sendiri tadinya menyukai Siauw Can
Akan te tapi sekarang, yang ada dalam hatinya hanya perasaan haru
Dara bangsawan itu demikian percaya kepadanya sehingga menanyakan urusan yang demikian pribadi kepadanya
Bi Lan menegang tangan Ai Yin dan dengan suara gemetar karena haru iapun berkata,
Nona, sepanjang yang kuketahui, Can-toako adalah seorang laki-laki yang gagah perkasa dan berjiwa pendekar
Bagiku dia cukup gagah dan baik
Tentu saja aku tidak mengenalnya lebih dalam karena kamipun baru berte mu beberapa bulan yang lalu
Nona, apakah.........engkau juga cinta padanya?
Kembali Ai Yin menanduk, ia memang genit dan manja, juga lincah, akan te tapi sekali ini dalam urusan cinta, ia berubah menjadi pemalu! Ia menggeleng kepala
Aku tidak tahu, enci
Aku memang kagum padanya, dan suka padanya, dan segala hal pada dirinya menarik hatiku, membuat aku selalu ingat dan kadang tak dapat tidur.......
Bi Lan te rsenyum
Itu tandanya cinta, walaupun mungkin cinta remaja!
Nona, apakah engkau mengharapkan nas ihat dariku?
Ai Yin mengangkat muka dan memandang Bi Lan dengan mata penuh harap
Benar sekali, enci Lan
Aku sedang bingung dan ragu, bagaimana baiknya menghadapi urusan ini?
Pernahkah dia secara terang-terangan menyatakan bahwa dia cinta padamu, nona?
Terang-terangan memang belum, akan te tapi gerak-geriknya, sinar matanya, suaranya, pujianpujiannya, semua itu sudah jelas
Agaknya diapun merasa ragu dan bimbang, takut untuk mengatakannya.
Hem, kalau begitu, kautunggu saja sampai ia berkata terus terang, nona
Dia seorang gagah, kurasa dia akan berani berte rus terang kalau memang dia cinta padamu
Dan kalau dia sudah menyatakan cintanya, jawablah saja bahwa kalau benar dia mencintamu, dia harus berani melamarmu kepada orang tuamu.
Aih, mana dia berani, enci?
Biar itu menjadi ujian baginya, nona
Kalau memang dia mencintamu, kenapa tidak berani! Jangankan hanya melamar kepada orang tuamu, kalau dia benar mencinta, biar menyeberangi lautan api umpamanya, te ntu akan dia lakukan
Bukankah begitu?
Wajah gadis itu berseri-seri
Betapa senangnya kalau mempunyai seorang calon suami yang demikian besar cintanya sampai mau menyeberangi lautan api! Setelah bicara dengan Bi Lan, makin besar rasa hati Ai Yin dan diapun kini tidak ragu-ragu lagi, sudah bertekad untuk menerima cinta kasih pemuda itu
Kalau saja Bi Lan tahu! Kalau saja ia mengenal siapa sebenarnya Siauw Can atau Can Hong San
Tentu ia akan dengan te gas mencegah puteri bangsawan itu te rgelincir dan te rjebak ke dalam perangkap! -ooo0dw0ooo- Beberapa bulan kemudian
Seperti yang dinasehatkan Bi Lan, ketika pada suatu hari Siauw Can memberanikan diri mengaku cintanya kepada Ai Yin, gadis bangsawan itu menjawab bahwa untuk membuktikan cintanya, Siauw Can harus melamarnya pada ayahnya! Siauw Can terbelalak mendengar ini dan dia nampak gelis ah
Akan tetapi, bagaimana mungkin itu, nona
Bagaimana aku akan berani melamarmu
Ayahmu adalah Pangeran Tua, majikanku, dan aku sendiri sebatangkara, tiada orang tua lagi
Aku tidak mempunyai wakil dan.........
Cukup alas an itu, toako!
Li Ai Yin memotong marah
Kau bilang bahwa engkau mencintaku
Akan te tapi baru kusuruh mengajukan pinangan saja engkau tidak berani! Bagaimana aku dapat mempercayaimu?
kata Ai Yin yang segera pergi meninggalkan pemuda itu
Siauw Can te rmenung dan menjadi serba salah
Tadinya dia ingin memikat dulu gadis bangsawan itu sampai menjadi kekasihnya, baru perlahahanlahan mengatur perjodohan
Siapa kira, gadis ini langsung saja minta dibuktikan cintanya dengan mengajukan lamaran! Sekarang menjadi serba salah
Tidak memenuhi permintaan Ai Yin tentu gadis itu akan marah dan menganggap cintanya hanya pura-pura
Memenuhi permintaan, dia merasa takut! Karena bingung, diapun lari menjumpai Poa Kiu dan minta nasihat rekan yang le bih tua itu
Mendengar kete rangan Siauw Can, Poa Kiu yang kurus bongkok mengelus je nggotnya dan mengangguk-angguk
Hemm, jadi nona Ai Yin jatuh cinta padamu dan minta agar ia dilamar
Betapa baik nasibmu, Siauw Can
Baiklah, aku akan menjadi walimu dan akan kuajukan lamaran kepada Pangeran
Mudah-mudahan saja beliau dapat menerima pinanganmu.
Akan tetapi kuharap paman berhati-hati, jangan sampai beliau marah kepada kita......
kata Siauw Can dengan lega walaupun kekhawatirannya masih membuatnya gelisah
De mikianlah, dengan hati-hati Poa Kiu menghadap Pangeran Li Siu Ti dan melaporkan te ntang hubungan asmara antara Siauw Can dan Ai Yin, dan tentang keinginan hati Siauw Can untuk mengajukan pinangan, akan tetapi pemuda itu takut-takut
Pangeran Tua Li Siu Ti tidak marah
Dia memang suka kepada pemuda itu, akan te tapi menerima seorang pemuda biasa sebagai mantu merupakan hal yang harus diimbali dengan jas a yang besar di pihak Siauw Can
Maka, diapun mengajukan syarat, bahwa apabila Siauw Can berhasil membunuh atau setidaknya melukai Pangeran Mahkota Li Si Bin, barulah dia akan menerima pinangan pemuda itu
Mendengar ini, Siauw Can segera mencari akal dan mengatur siasat, dibantu oleh Poa Kiu yang mengharapkan bahwa apabila kelak Siauw Can menjadi mantu Pangeran Li Siu Ti, tentu pemuda itu tidak akan melupakan jas anya dan diapun akan ikut te rangkat naik derajat dan kedudukann ya
Bi Lan sama sekali tidak tahu akan persekutuan yang dikepalai Pangeran Tua Li Siu Ti
Baginya, pangeran itu adalah adik kaisar yang berkedudukan tinggi karena menjadi penas ihat kaisar
Sama sekali ia tidak pernah bermimpi bahwa pangeran itu mempunyai cita-cita untuk kelak menjadi kaisar dan untuk cita-cita ini, dia sanggup melakukan apa saja
Apa lagi karena hubungannya dengan Ai Yin amat akrabnya, sedangkan gadis bangsawan itu biarpun genit dan manja, dinilainya seorang yang berbudi baik, bahkan amat sayang dan hormat kepada Pangeran Mahkota
Ia tidak tahu betapa cita-cita Pangeran Tua Li Siu Ti itu bahkan mengancam dirinya, karena ia dekat dengan Pangeran Li Si Bin dan dapat keluar masuk is tana setiap hari tanpa dicurigai dan dengan bebas pula
Pada suatu hari, ketika seperti biasa ia berada di istana untuk melaksanakan tugasnya melatih silat kepada para dayang, seorang pengawal memberi tahu kepadanya bahwa ada dua orang perajurit pengawal dari istana Pangeran Tua datang minta berte mu dengannya untuk menyampaikan berita yang amat penting
Tentu saja Bi Lan menjadi heran mendengar ini
akan tetapi ia cepat keluar untuk menemui dua orang perajurit itu
Mereka nampak gugup dan ketakutan, dan begitu bertemu dengan Bi Lan, seorang di antara mereka berkata dengan cemas
Celaka, Kwa-lihiap! Nona kecil Lan Lan telah hilang.........!
Sepasang mata itu terbelalak
Apa
Bukankah ia diasuh oleh Cu-ma?
Kami dapatkan Cu-ma duduk di bangku taman dalam keadaan tak sadar, dan nona kecil tidak ada
Sudah kami cari kemana-mana tidak berhasil.
Mendengar ini, tanpa banyak cakap lagi Bi Lan segera berlari meninggalkan pintu gerbang is tana, membuat para penjaga di pintu gerbang te rheranheran dan te ntu saja mereka segera bertanya kepada dua orang perajurit yang datang dari istana Pangeran Tua itu
Dua orang perajurit inipun menceritakan tentang hilangnya Lan Lan, pute ri Kwa Bi Lan
Segera tersebarlah berita itu dari mulut ke mulut dan sebentar saja berita itu sampai ke telinga Pangeran Mahkota Li Si Bin
Pangeran yang menaruh perhatian kepada Bi Lan ini merasa khawatir dan diapun segera bergegas pergi berkunjung ke istana Pangeran Tua
Sementara itu, bagaikan terbang cepatnya, tanpa memperdulikan orang-orang yang dijumpai dalam perjalanan, yang memandang dengan heran dan kaget ketika mereka melihat bayangan berkelebat saking cepatnya dan tak lama kemudian ia sudah tiba di istana Pangeran Tua
Ia disambut oleh para penjaga dan pelayan, dan segera ia diantar ke kamar Cu-ma, wanita pengasuh yang biasanya mengasuh Lan Lan setiap kali ia pergi ke istana kaisar
Mereka telah mengangkat tubuh Cu dan membaringkannya ke dalam kamar pelayan itu sendiri
Bi lan segera memeriksa dan melihat Cuma berada dalam keadaan tidak dapat bergerak dan tak dapat berbicara
Ia telah ditotok secara lihai! Bi Lan cepat menotok beberapa jalan darah di tubuh Cu-ma dan akhirnya wanita setengah tua itu dapat bergerak dan menangis
Cu-ma, apa yang te lah te rjadi
Di mana Lan Lan?
Bi Lan bertanya, suaranya tegas dan keras
Hentikan tangismu dan ceritakan yang jelas!
Sambil menahan tangis dan masih nampak gugup, Cu-ma bercerita bahwa tadi seperti biasa, setelah Bi Lan berangkat ke istana, ia mengajak Lan Lan bermain di dalam taman bunga
Kebetulan musim bunga te lah tiba dan taman istana itu indah sekali
Bunga beraneka warna dan bentuk sedang mekar dan keharuman semerbak di taman itu
Cu-ma membiarkan Lan Lan bermain-main di atas rumput dan dia mengawasi sambil duduk di atas bangku
Saya tidak tahu apa yang te rjadi, lihiap
Tibatiba saja ada bayangan berkelebat dan sebelum saya dapat berbuat sesuatu, tubuh saya tak dapat digerakkan lagi dan saya tidak dapat mengeluarkan suara
Akan tetapi saya masih dapat melihat betapa bayangan itu menyambar tubuh nona kecil Lan Lan dan membawanya pergi seperti te rbang cepatnya.
Pada saat itu, Ai Yin datang berlari memasuki kamar itu dan ia duduk di te pi pembaringan Cuma, memegang tangan Bi Lan dan wajah gadis ini pun tegang
Aku juga ikut mencari kemana-mana, akan te tapi tidak berhasil, enci Bi Lan.
katanya dengan wajah cemas
Tenanglah, nona, dan biar aku mencari keterangan dulu dari Cu-ma,
kata Bi Lan
Iapun merasa gelisah, akan te tapi sikapnya te nang
Cuma, bagaimana bentuk wajah dan tubuh bayangan itu?
Saya tidak sempat melihat wajahnya, lihiap
Pakaiannya serba hitam, dan saya yang tidak mampu bergerak, hanya sempat melihat tubuh belakangnya saja
Rambutnya dibungkus kain kepala warna hitam pula, dan bentuk tubuhnya sedang.
Laki-laki atau wanita melihat bentuk tubuhnya itu?
Bentuk tubuh itu sedang saja, bisa laki laki dan bisa juga wanita.
Dia tidak mengeluarkan kata-kata?
Tidak, Lihiap.
Apakah Lan Lan tidak menangis ketika dilarikan orang itu?
Saya tidak mendengar nona kecil menangis
Semua berlangsung demikian cepatnya.....
Cuma menangis lagi
Enci Lan, siapa kira-kira yang berani menculik Lan Lan
Apakah engkau mempunyai musuh?
Bi Lan hanya menggeleng kepalanya dan tibatiba ia bertanya kepada gadis bangsawan itu
Nona, di mana kakak misanku Siauw Can?