Cara lain yang bagaimana?
tanya Pangeran Tua tak sabar
Misalnya, dengan usaha agar Pangeran Mahkota mendapat nama buruk dan dikecam rakyat sebagai seorang pemuda yang tidak pantas kelak menggantikan ayahnya menjadi kaisar
Menonjolkan bahwa dia hanyalah keturunan darah Turki, dan kalau mungkin, kita usahakan agar Permaisuri bentrok dengan Pangeran Mahkota, atau setidaknya ada te rjadi pertentangan di antara mereka......
Pangeran Tua mengangguk-angguk
Sias at ini baik sekali dan perlahan-lahan boleh kau cari jalannya untuk melaksanakannya
Akan te tapi aku sendiri sama sekali tidak boleh tersangkut, karena aku adalah penasihat kaisar, bahkan kalau perlu, andaikata sampai terjadi kebocoran, aku tidak segan-segan untuk menasehatkan menghukum mereka yang mengacau di istana! Nah, engkau harus berhati-hati sekali, Poa Kiu
Jangan sampai rahasiamu terbongkar dan te rpaksa aku harus menasehatkan kaisar agar menjatuhkan hukuman seberatnya kepadamu dan keluargamu!
Poa Kiu bergidik
Hamba mengerti, Pangeran
Yang pertama adalah keselamatan paduka tidak te rsangkut, dan ke dua barulah berhasilnya siasat itu.
Bagus kalau engkau sudah mengerti
Engkau boleh bekerja sama dengan Siauw Can
Dan bagaimana dengan engkau sendiri, Siauw Can
Apakah kau memiliki siasat lain, kecuali yang sudah dikemukakan Poa Kiu?
Hamba masih mempunyai satu harapan untuk melenyapkan Pangeran Mahkota, pangeran...
Hushhhhh! Engkau akan memancing bahaya bagi kita
Tadi sudah dibicarakan bahwa untuk sementara waktu ini, tidak mungkin sias at itu dilaksanakan
Siapa yang akan mampu menembus benteng pertahanan para pengawal di istana?
Hamba sendiri tidak dapat, akan te tapi ada orang yang dapat, pangeran.
Siapakah dia?
I a adalah adik misan hamba sendiri, Bi Lan.
Sepasang mata yang cerdik dan licik dari Pangeran Tua Li Siu Ti nampak berseri
Seketika iapun dapat melihat kemungkinan itu
Ah, engkau benar.! Setiap hari Bi Lan memasuki is tana, tentu saja ia tidak dicurigai, apa lagi baru saja ia yang menyelamatkan nyawa Pangeran Mahkota
Akan tetapi apakah ia mau membantu?
Pangeran Tua mengerutkan alisnya, ragu-ragu karena dia sudah melihat sikap Bi Lan
Wanita itu keras hati dan agaknya sukar ditundukkan
Kita harus bekerja dengan tenang dan hati-hati, pangeran
Memang adik misan hamba itu keras kepala dan keras hati
Akan tetapi hamba akan membujuknya perlahan-lahan agar ia mau membantu.
Biarpun mulutnya berkata demikian, di dalam, hatinya Siauw Can yakin benar bahwa Bi Lan tidak mungkin mau kalau disuruh mencelakai Putera Mahkota, apa lagi membunuhnya
Kalau dia berani berjanji Kepada Pangeran Tua Li Siu Ti, itu adalah karena dia hendak mempergunakan cara lain untuk memaksa Bi Lan suka bekerja sama.! Ada Poa Kiu yang dapat membantunya
Dengan kerja sama yang baik, te ntu mereka berdua akan mampu menundukkan Bi Lan dan kalau wanita itu sudah mau bekerja sama, membinasakan pangeran Li Si Bin bukan merupakan hal yang mustahil lagi
o-ooo0dw0ooo-o 'Terlalu! Sungguh keterlaluan sekali! Orangorang Turki mencoreng muka kita dengan kotoran, mencemarkan kehormatan keluarga dan menghina kita dan paduka membiarkan begitu saja
Apakah Baducin dan anak buahnya yang biadab itu tidak akan mente rtawakan paduka
Selir paduka di culik, diperkosa dan dibunuh, dan paduka hanya diam mengelus dada saja! Apakah karena permaisuri muda orang Turki, lalu paduka membiarkan saja keluarga kita diinjak-injak kehormatannya?
Permaisuri itu berkata dengan nada suara yang penas aran dan kesedihan, sambil menggunakan sapu tangan menghapus air mata yang jatuh berderai.! Kaisar Tang Kao Cu duduk dengan wajah muram, alisnya berkerut dan berulang kali dia menghela napas panjang
Tenanglah dan jangan menuruti perasaan saja
Bukankah Gala Sing, pute ra Raja Muda Baducin yang berdosa itu telah menerima hukumannya dan te was?
Apakah cukup dengan itu
Tentu orang-orang Turki itu akan berpendapat bahwa semua wanita dalam istana ini boleh saja diganggu dan dihina, kalau te rtangkap mungkin dibunuh, akan te tapi kalau tidak
Mereka semua akan menertawakan keluarga istana!
kata pula sang permaisuri dengan marah
Kaisar Tang Kao Cu kehilangan kesabarannya dan memandang kepada permaisurinya dan bertanya kaku,
Habis, kalau menurut pendapatmu, kita harus berbuat apa te rhadap mereka?
Me reka adalah orang-orang biadab, orang-orang asing yang sepantasnya diusir semua dari negara kita
Perintahkan mereka pulang ke negara mereka sendiri dan jangan lagi memperbolehkan mereka berada di kota raja!
Akan te tapi, hal itu tidak mungkin!
Engkau tahu bahwa Pangeran Mahkota Li Si Bin amat membutuhkan bantuan mereka untuk menundukkan para pemberontak yang masih mengacau di sana sini
Dan engkau te ntu tahu pula bahwa merekalah yang membantu kita menggulingkan Kerajaan Sui
Li Si Bin sendiri yang minta kepada kami untuk le bih mementingkan urusan negara daripada urusan pribadi.Dan di antara kami dan Raja Muda Baducin te lah berdamai, saling memaafkan.
Paduka telah dipengaruhi orang-orang Turki.! Aihh, nasib kami sungguh celaka, dapat dihina oleh orang-orang biadab tanpa kami dapat berdaya sama sekali.
Permais uri menangis
Kaisar Tang Kao Cu menjadi je ngkel dan dia meninggalkan permaisurinya
Dia tahu bahwa permaisurinya itu bagaimanapun juga adalah seorang wanita yang tidak lepas dari pengaruh cemburu
Karena permaisuri tidak mempunyai pute ra, dan dia mengangkat ibu Li Si Bin, seorang wanita Turki, sebagai permaisuri muda, bahkan sebagai ibu kandung pute ra mahkota, maka te ntu saja permais uri merasa tersisihkan dan merasa diancam kedudukann ya
Dia sendiri tadinya memang marah bukan main kepada Raja Muda Baducin, pemimpin orang-orang Turki karena selirnya diculik, diperkosa dan sampai membunuh diri, oleh putera Baducin
Akan te tapi, pute ranya, Pangeran Li Si Bin membujuknya dan menyadarkannya
Dan biarpun dia seorang ayah, biar dia yang menjadi kaisar, namun dia tahu bahwa dia tidak mungkin dapat membantah pute ranya itu
Puteranya yang menjadi panglima besar, pute ranya yang berhasil memimpin pasukan menggulingkan kerajaan Sui, bahkan pute ranya yang mengangkat dia menjadi kaisar.! Sejak percakapan itu terjadi, permaisuri mulai diracuni dendam kebencian te rhadap Pangeran Mahkota Li Si Bin, anak tirinya yang dianggapnya keturunan bangsa biadab! Dan dengan sendirinya iapun menerima dengan hati terhibur ketika adik suaminya
Pangeran Li Siu Ti, mendekatinya
Pangeran Li Siu Ti adalah adik kaisar, dan karena keduanya sama-sama tidak suka kepada Pangeran Mahkota yang berdarah Turki itu tentu saja mereka merasa saling cocok dan hal ini memudahkan Pangeran Li Siu Ti untuk menyelundupkan seorang thai-kam baru sebagai pelayan di istana bagian pute ri, tentu saja mereka dengan bantuan Permaisuri yang tidak tahu bahwa thai-kam baru yang diusulkan Pangeran Li Siu Ti itu bertugas sebagai mata-mata di dalam istana.! Bukan itu saja usaha yang dilakukan oleh Pangeran Li Siu Ti yang menugaskan Poa Kiu dan Siauw Can untuk mengatur segala macam siasat demi tercapainya tujuannya, yaitu merusak nama baik Pangeran Mahkota atau kalau mungkin membunuhnya,agar kelak mahkota dapat te rjatuh ke tangan Pangeran Li Siu Ti.! Seperti juga keadaan hati akal pikiran setiap orang di dunia ini, juga Pangeran Li Siu Ti, Poa Kiu maupun Siauw Can, sama sekali tidak merasa bahwa mereka telah melakukan perbuatan yang tidak baik
Setiap manusia akan selalu membenarkan tindakan mereka, selama tindakan itu bertujuan baik bagi diri sendiri
Hati dan akal pikiran yang sudah bergelimang nafsu selalu mementingkan pamrih dalam setiap perbuatan, pamrih untuk keuntungan dan kesenangan diri sendiri, dan setiap kali hati nurani mencela dan menegur perbuatan itu, maka hati dan akal pikiran akan menjadi pembela yang gigih dan cerdik, selalu akan mencari alasan-alasan kuat untuk membenarkan tindakan mereka
Pangeran Li Siu Ti tidak pernah merasa bahwa perbuatannya itu didorong oleh iri dan keinginan untuk berkuasa, melainkan menganggap sebagai perbuatan yang baik karena dia menganggap bahwa Li Si Bin tidak pantas menjadi calon kaisar
Seorang berdarah Turki tidak patut menjadi kaisar dan dialah yang lebih berhak dan le bih pantas
Poa Kiu juga menganggap semua tindakannya benar karena hal itu menunjukkan bahwa ia adalah seorang pembantu yang setia
Juga Siauw Can menganggap dirinya benar karena dia ingin memperoleh kedudukan yang baik dan wajarlah kalau dia membantu Pangeran Li Siu Ti yang dianggapnya akan dapat menariknya ke tingkat yang tinggi
Hanya ada sebuah hal yang selalu meresahkan hati Siauw Can, yaitu mengenal Kwa Bi Lan
Diamdiam dia harus mengakui bahwa dia te lah jatuh cinta kepada Bi Lan
Kalau malam itu dia berusaha menggauli Bi Lan, bukan semata-mata karena ia tidak mampu mengendalikan nafsu berahinya
Sama sekali bukan
Dia mencinta Bi Lan dan ingin memperisteri wanita itu
Akan tetapi, kemudian setelah dia melihat Ai Yin, akal pikirannya bekerja dan dia melihat betapa cita-citanya akan dapat te rcapai kalau dia dapat memperisteri Ai Yin! Dia akan menjadi mantu Pangeran Tua yang kelak mungkin akan menjadi kaisar! Dia ingin memperisteri Ai Yin karena ingin memperoleh kedudukan tinggi, berbeda dengan keinginannya memperisteri Bi Lan karena memang mencinta janda itu
Maka, diapun ingin menjadi suami Ai Yin akan te tapi tidak ingin kehilangan Bi Lan, dan dia berusaha menggauli janda itu karena sekali janda itu telah menyerahkan diri kepadanya, te ntu takkan dapat terlepas lagi dan dia akan mengambil Bi Lan sebagai is teri ke dua! Akan tetapi, Bi Lan menolak, bahkan marah-marah dan sejak itu, sikap Bi Lan dingin te rhadapnya
Ini yang amat meresahkan hati Siauw Can
Sekarang, sesuai dengan rencana yang diatur bersama Poa Kiu, bukan hanya cinta yang mendorong Siauw Can untuk memiliki Bi Lan, melainkan juga untuk dapat memperalat janda itu yang kini mendapatkan kepercayaan dari Pangeran Li Si Bin dan setiap hari memasuki istana kaisar
Siauw Can mulai mendekati Bi Lan dan dengan wajah penuh penyesalan, dengan suara menggetar sedih dia membujuk Bi Lan pada suatu sore, ketika mendapatkan kesempatan bicara empat mata dengan janda muda itu
Lan-moi, kenapa engkau masih nampak marah kepadaku
Sudah berkali-kali aku minta maaf kepadamu
Lan-moi, aku memang bersalah malam itu
Akan te tapi ketahuilah bahwa aku cinta padamu, aku rindu padamu dan malam itu aku tidak dapat menahan diri sehingga melakukan hal yang tidak se patutnya kulakukan
Aku minta maaf, Lan-moi.
Bi Lan menarik napas panjang
Sebetulnya, ia pernah tertarik kepada pemuda ini dan betapa akan mudahn ya membalas cintanya
Akan te tapi, peristiwa malam itu sungguh telah menyapu bersih semua perasaannya terhadap Siauw Can! Biarpun demikian, ia tidak dapat merasa benci kepada pemuda ini, karena iapun dapat memakluminya sekarang
Ia te ringat akan semua kebaikan Siauw Can, teringat betapa pemuda itulah yang mengajaknya ke kota raja sehingga kini ia mendapatkan pekerjaan yang baik dan terhormat
Semua penghuni istana kaisar bahkan menghormatinya karena ia telah menjadi orang kepercayaan Pangeran Mahkota
Semua itu dapat te rjadi karena Siauw Can yang mengajaknya ke kota raja
Kalau ia tidak bertemu dengan pemuda itu, entah bagaimana keadaannya sekarang
Can-toako, aku sudah melupakan peristiwa itu
Aku memaafkanmu, akan te tapi kuminta mulai saat ini, engkau jangan lagi bicara tentang cinta padaku
Aku hanya akan menjadi muak dan te ringat akan peristiwa itu lagi saja
Kita hanya sahabat, toako, dan untuk membalas semua kebaikanmu, aku berjanji tidak akan membuka rahasia dirimu kepada siapapun juga.
Hanya itulah yang dapat dihasilkan Siauw Can biarpun dia sudah mencoba untuk bersikap manis, le mbut, merendah bahkan merengek terhadap Bi Lan
Agaknya janda itu sudah menutup pintu hatinya terhadap cintanya! Sikap Bi Lan ini, selain mengecewakan hati Siauw Can karena cintanya ditolak, juga membuat dia bingung
Dia harus dapat memperalat Bi Lan demi membuat jasa besar kepada Pangeran Tua
Diapun merundingkan hal ini dengan Poa Kiu, mengatur siasat
Siauw Can juga tak pernah lalai memperhatikan Ai Yin
Sejak semula dia sudah berusaha mendekati gadis bangsawan itu dan dia mengerahkan segala daya untuk menaklukkan hati gadis itu
Dia memang tampan, lincah dan pandai bicara
Apalagi karena dia mendapatkan kesempatan
Ai Yin bukan hanya belajar ilmu silat dari Bi Lan, akan tetapi juga seringkali meminta petunjuk darinya dan setiap kali Bi Lan pergi ke istana untuk melatih para dayang is tana, Siauw Can selalu mempergunakan kesempatan ini untuk memberi petunjuk kepada Ai Yin
Dengan sendirinya, pergaulan mereka menjadi akrab dan gadis bangsawan yang kurang pengalaman itu, yang memiliki pembawaan manja dan genit, tentu saja mudah runtuh ole h seorang pria yang berpengalaman seperti Siauw Can
Pemuda ini bukan saja mempergunakan ketampanan dan kegagahannya untuk menarik perhatian, bahkan dia mempergunakan kekuatan sihirnya yang pernah dia pelajari dari mendiang ayahnya
Terhadap seorang yang memiliki tenaga sakti sekuat Bi Lan, kekuatan sihirnya itu tidak akan bermanfaat
Akan te tapi terhadap Ai Yin, gunaguna sihir yang dipergunakan Siauw Can te ntu saja amat ampuh! Siauw Can bersikap hati-hati dan le mbut, tidak mau mempergunakan kekerasan, tidak mau te rse ret oleh nafsunya sendiri yang bahkan mungkin dapat menggagalkan usahanya
Dia harus dapat memikat Ai Yin dan mendapatkan gadis itu sebagai isterinya secara te rhormat, dapat diterima dengan baik oleh gadis itu dan keluarganya
Maka diapun berperan sebagai seorang pemuda yang sungguh jatuh cinta, yang sopan dan menghormati gadis yang dicintanya! Ketika dia pada suatu pagi, setelah memberi petunjuk ilmu silat kepada Ai Yin, melihat kesempatan baik, diapun mendekati Ai Yin yang duduk di atas bangku dalam ruangan berlatih silat itu
Gadis itu tampak segar, kedua pipinya kemerahan, napasnya agak terengah, dahi dan le hernya basah oleh keringat setelah tadi berlatih silat dan menggunakan te naga
Ia tersenyum, cerah dan menyusut keringat dengan saputangan sambil memandang kepada Siauw Can dengan wajah berseri
Bagaimana pendapatmu, toako
Sudah majukah gerakanku?
Ai Yin memanggil pemuda itu toako (kakak) menirukan Bi Lan
Dia tidak senang kalau disebut taihiap (pendekar besar), maka Ai Yin menyebutnya toako yang menyenangkan kedua pihak
Baik sekali, nona
Engkau memang berbakat, gerakanmu cukup cekatan, cukup kuat, cepat dan indah
Bahkan gerakanmu le bih indah dibandingkan gerakan Lan-moi.
Ai Yin tertawa dan ketika mulutnya terbuka, nampak rongga mulut yang merah dan deretan gigi yang putih dan rapi
Hi-hik
engkau memuji te rlalu tinggi, toako
Mana mungkin gerakanku le bih indah dibandingkan gerakan enci Lan
Engkau merayu, ya?
Siauw Can te rsenyum, akan te tapi lalu berkata dengan serius
Sungguh mati, aku berani bersumpah, nona
Aku tidak merayu, dan bukan memuji kosong, hanya berkata sesungguhnya
Tentu saja engkau tidak dapat menyamai kelihaian Lan-moi, akan te tapi dalam keindahan gerakan, nona jauh lebih hebat
Kalau nona bermain silat, gerakanmu seperti seorang bidadari sedang menari, gerakan kaki tangan dan badanmu..........
Wanita mana di dunia ini yang hatinya tidak runtuh menghadapi pujian, apa lagi kalau pujian itu keluar dari mulut seorang pria muda tampan
Bahkan andaikata ia tahu bahwa pujian itu hanya rayuan gombal sekalipun, hati wanita itu akan berkembang dan penuh rasa senang dan bangga.! Agaknya memang sudah pembawaan alam, berlaku untuk mahluk apapun juga, betina selalu suka sekali dipuji dan pria selalu suka sekali memuji.! Percaya atau tidak bahwa pujian Siauw Can itu benar, tetap saja hati Ai Yin menjadi senang bukan main dan tawanya lepas dan gembira
Jangan bohong kau, Can-toako! Enci Lan seringkali menegurku, mengatakan bahwa yang membuat gerakanku kaku adalah badanku, ehh......pinggulku, katanya te rlalu menonjol ke belakang!
Siauw Can membelalakkan matanya dan berkata dengan nada penuh penasaran,
Ah, Lan-moi te rlalu kejam untuk mencelamu
Hem, menurut penglihatankku, justeru pinggulmu amat indah bentuknya dan membuat gerakanmu nampak serasi dan menawan!
Kembali Ai Yin te rsenyum, akan te tapi sekali ini ia mengerling genit dan kedua pipinya agak kemerahan
Siauw Can yang sudah berpengalaman dapat melihat bahwa gadis itu sudah mulai te rpikat
Dia mengenal batas dan tidak melanjutkan rayuannya karena hal itu akan menimbulkan kecurigaan
Dia bersikap biasa kembali dan dengan sopan dia mulai pula memberi petunjuk-petunjuk sehingga gadis itu kehilangan rasa canggungnya
Akan te tapi diam-diam benih yang ditanam Siauw Can mulai tumbuh, dan sepasang mata yang manja itu mulai memandang Siauw Can bukan hanya karena kagum akan kepandaiannya, akan tetapi juga dengan perhatian yang lain, perhatian seorang gadis remaja yang mulai tertarik kepada seorang pria yang menyenangkan hatinya, yang pandai mengelus perasaannya
Jerat mulai dipasang untuk menangkap kelinci muda yang belum berpengalaman itu, perangkap mulai dipasang te rhadap burung yang baru belajar terbang
Sikap Siauw Can yang mulai berubah, rayuanrayuan maut berupa pujian-pujian dengan suara le mbut, pandang mata yang je las membayangkan berahi, senyum-senyum penuh pikatan, membuat Ai Yin maklum bahwa pemuda yang selama ini dianggapnya sebagai seorang pendekar yang membantu ayahnya itu cinta kepadanya! Hal ini merupakan pengalaman baru bagi gadis bangsawan ini, membuat ia kadang suka melamun dalam kamarnya
Ia mulai gelisah dan akhirnya, pada suatu kesempatan ia berdua saja dengan Bi Lan, ia mengaku te rus terang kepada pendekar wanita yang menjadi sahabat dan gurunya itu.!
Enci Bi Lan, aku ingin membicarakan sesuatu, akan te tapi engkau harus berjanji dulu padaku bahwa engkau akan merahasiakan semuanya ini dan juga bahwa engkau tidak akan merasa te rsinggung.!
Bi Lan memandang gadis itu dengan sinar mata penuh selidik
Ia mengenal Ai Yin sebagai seorang dara remaja yang cantik, genit dan manja
Akan tetapi yang memiliki dasar watak yang baik, yang akrab pula dengan saudara sepupunya, yaitu Pangeran Mahkota Li Si Bin
Iapun merasa sayang kepada Ai Yin, sungguhpun ia tahu bahwa gadis itu sebagai murid tidaklah memuaskan karena tidak memiliki bakat ilmu silat
Baik, nona, aku berjanji tidak akan merasa te rsinggung dan akan merahasiakan apa yang akan kaubicarakan,