Maklum bahwa hal itu tentu ada hubungannya dengan yang diceritakan Bi Lan tadi, Pangeran Li Si Bin menyuruh panglima itu masuk
Siok-ciangkun memberi hormat dengan berlutut sebelah kaki, melaporkan bahwa seorang thai-kam te rbunuh di dapur is tana, dan seorang laki-laki gendut yang te rnyata seorang bekas thai-kam istana yang dikeluarkan, kedapatan mati terbunuh pula di taman
Hemm, kami sudah tahu, ciangkun
Thai-kam itu dibunuh oleh laki-laki gendut, dan laki-laki itu membunuh diri menelan racun ketika ditangkap oleh Kwa-lihiap ini
Jangan perkenankan orang keluar masuk is tana hari ini
Aku sendiri yang akan memeriksa seluruh pelayan, thai-kam dan pengawal dalam istana
Kumpulkan mereka dan tak seorangpun boleh meninggalkan istana hari ini.
Setelah berkata demikian
Pangeran Li Si Bin memberi isyarat kepada Siok-ciangkun untuk meninggalkan ruangan makan
De ngan sikap te nang, dia lalu melanjutkan makan minum dan bercakap-cakap
Sikap pangeran ini menambah kekaguman dalam hati Bi Lan
Sungguh bukan sikap seorang pembesar yang sewenang-wenang ataupun cengeng, melainkan sikap seorang pendekar!
Bi Lan, dahulu pernah aku mendengar nama besar Pendekar Rajawali Sakti yang kukagumi
Dia seorang pendekar yang te rkenal dan sungguh merupakan suatu keberuntungan bahwa kini isteri pendekar itu mau membantu kami
Kalau boleh kami ketahui, bagaimana semuda ini engkau sudah menjadi janda
Apa yang menyebabkan kematian suamimu?
Bi Lan tahu bahwa berhadapan dengan pangeran ini, tidak perlu menyembunyikan keadaan nya
Juga beberapa orang dayang itu merupakan orang-orang kepercayaan, maka tidak ada salahnya kalau mereka hadir pula dalam percakapan ini, walaupun kini mereka nampak tidak mendengarkan percakapan itu
Suami hamba meninggal dunia karena sakit tua
pangeran,
jawabnya singkat
Karena tidak betah lagi tinggal di rumah, hamba lalu mengajak Lan Lan untuk pergi mengembara.
Dan bagaimana dengan Siauw Can yang datang bersamamu di kota raja?
pangeran itu bertanya seperti sambil lalu, namun pandang matanya menyelidik
Diam-diam Bi Lan te rkejut dan semakin kagum
Pangeran ini tentu mempunyai banyak mata-mata yang te rsebar di seluruh kota raja, sehingga tidak aneh kalau dia sudah tahu pula tentang Siauw Can! Jantungnya berdebar
Tahu pulakah pangeran ini bahwa Siauw Can sesungguhnya adalah Can Hong San dan dahulu pernah membela Kerajaan Sui ketika digulingkan oleh pangeran ini dan pasukannya
Bagaimanapun juga, ia dan Siauw Can telah memperkenalkan diri sebagai saudara misan kepada Pangeran Tua Li Siu Ti, maka iapun harus tetap berpegang kepada pengakuan itu
Dia adalah kakak misan hamba pangeran
Diapun ingin mencari pekerjaan, dan kami mengadakan perjalanan bersama ke kota raja.
jawabnya singkat
Kini pandang mata pangeran itu semakin tajam penuh selidik sehingga kembali Bi Lan harus menundukkan mukanya
Bi Lan, apakah hanya itu hubunganmu dengan Siauw Can
Hanya saudara misan dan tidak ada hubungan lainnya?
Bi Lan tidak berani mengangkat mukanya, dan kedua pipinya te rasa panas
Terbayanglah peristiwa malam itu, di mana ulah Siauw Can menghapus semua perasaan suka dan kagumnya te rhadap pemuda itu
Ia tidak berbohong kalau sekarang, ia menggelengkan kepala dengan te gas dan mengangkat muka menentang tatapan mata pangeran itu dengan berani dan berkata,
Kami hanya datang bersama ke kota raja
Selain hubungan misan, tidak ada hubungan apapun di antara kami
Kenapa paduka bertanya demikian, pangeran?
Aku ingin memperoleh kepastian tentang dirimu, Bi Lan
Aku merasa kagum dan juga kasihan kepadamu, Bi Lan
Engkau hidup sebagai seorang janda, dan harus menjaga seorang anak, dan engkau masih begini muda,.......
Bi Lan te rsenyum
Hampir lupa ia bahwa berhadapan dengan seorang pangeran, bahkan putra mahkota, calon kaisar, dan bahkan orang yang paling besar kekuasaannya di seluruh negeri, le bih besar dari pada kaisar sendiri
Ucapan pangeran itu demikian wajar dan biasa, seperti ucapan seorang laki-laki biasa saja
Ia menjadi semakin kagum
Maaf, pangeran, hamba yakin bahwa hamba le bih tua dari paduka
Usia hamba sudah duapuluh e mpat tahun........
Pangeran Li Si Bin te rtawa, bebas dan bergelak sehingga wajahnya yang tampan dan gagah itu nampak kekanak-kana kan
Ha-ha-ha, bagaimanapun juga, aku merasa jauh lebih tua darimu, Bi Lan..!
Mereka tidak bercakap-cakap lagi atau lebih te pat, pangeran itu tidak bicara lagi, maka Bi Lan juga tidak berani berkata apapun
Mereka melanjutkan makan minum sampai selesai dan wajah pangeran itu cerah berseri
Dia lalu bangkit berdiri
Aku harus mengadakan pemeriksaan sendiri dan melakukan pembersihan
Siapa tahu, di antara para pelayan dan pengawal di istana telah dikuasai pihak yang memusuhi kami.
Bi Lan bangkit dan memberi hormat sambil menghaturkan te rima kasih, berdiri menanti sampai sang pangeran meninggalkan ruangan makan itu sambil melemparkan senyum ramah kepadanya
Seorang pangeran yang gagah perkasa, tampan, agung dan sopan, pikir wanita itu, te rbuai lamunan muluk ketika ia meninggalkan is tana, kembali ke istana Pangeran Tua Li Siu Ti dengan sebuah kereta yang te lah dipersiapkan untuk keperluannya setiap hari
Begitu tiba di Istana Pangeran Tua, baru ia turun dari kereta, bukan hanya Lan Lan dalam pondongan pengasuh Cu-ma, akan te tapi juga nampak Siauw Can menyambutnya
Wajah pemuda itu nampak te gang dan ketika Bi Lan memondong pute rinya yang dengan girang merangkulnya, Siauw Can bertanya, tidak memperdulikan ada Cu-ma di situ dan ada beberapa orang pengawal yang berjaga di depan Istana itu
Lan-moi, apakah yang te rjadi di istana! Engkau baru saja pulang dari sana, tentu mengetahui apa yang telah te rjadi!
Pemuda itu nampak tegang
Bi Lan mengerutkan alisnya dan memandang kepada pemuda yang pernah menggerakkan hatinya akan tetapi yang kini amat dicurigainya itu
Bagaimana engkau tahu bahwa ada terjadi sesuatu di istana?
Ia balas bertanya dan sinar matanya memandang penuh selidik
Melihat sinar mata Bi Lan, Siauw Can bersikap te nang
Aih, tentu saja aku tahu, Lan-moi
Baru saja Pangeran Tua dipanggil ke istana dengan pesan agar segera datang menghadap karena ada urusan yang teramat penting
Pangeran Tua sendiri yang berkata kepadaku bahwa panggilan itu tidak seperti biasanya, dan hal itu hanya berarti bahwa di istana telah terjadi sesuatu yang luar bias a
Nah, engkau baru saja datang dari istana, tentu mengetahui apa yang telah terjadi.
Kecurigaan hati Bi Lan menghilang
Kiranya Pangeran Li Siu Ti telah dipanggil ke istana, tentu ada hubungannya dengan keinginan Pangeran Mahkota untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan terhadap para pelayan dan pengawal, semua petugas di istana
Dan tidak aneh kalau Siauw Can menanyakan apa yang te lah terjadi di istana
Ia tidak ingin urusan itu didengar orang lain, maka sambil memondong Lan Lan, iapun berkata singkat,
Kita bicara di dalam saja.
Setelah mereka berada di ruangan dalam, mereka disambut oleh Li Ai Yin yang juga segera mengajukan pertanyaan kepada Bi Lan,
Enci Bi Lan, apakah yang telah terjadi di Istana?
Bi Lan menjatuhkan diri duduk di atas kursi dan merangkul pute rinya, lalu menarik napas panjang,
Ada orang mencoba untuk meracuni Pangeran Mahkota.......
I hhh.......!.
Ai Yin menjerit, matanya terbelalak dan mukanya pucat
Betapa mengerikan
Dan bagaimana keadaan kakanda pangeran?
Dari sikap dan ucapan gadis bangsawan itu, Bi Lan tahu bahwa bagaimanapun juga, ada perasaan sayang di hati gadis itu terhadap kakak sepupunya
Jangan khawatir, nona
Beliau sehat-sehat saja karena arak beracun itu tidak sampai diminumnya.
Lan-moi, bagaimana terjadinya
Siapa yang hendak meracuni Pangeran Mahkota dan bagaimana pula caranya, bagaimana pula usaha pembunuhan keji itu dapat digagalkan?
tanya Siauw Can ingin tahu sekali
Benar, enci Bi Lan
Ceritakanlah, apa yang sesungguhnya te rjadi
Akupun ingin tahu sekali.
kata Ai Yin
Nanti kalau Pangeran Tua pulang, te ntu beliau dapat bercerita le bih jelas,
kata Bi Lan mengelak
Tidak, aku ingin mendengar dari sekarang, enci Bi Lan! Aku sudah tidak sabar menanti pulangnya ayah!
kata gadis bangsawan itu
Bi Lan te rpaksa
Bagaimanapun juga, Pangeran Tua te ntu akan mendengar segalanya dan kedua orang ini akan mendengarnya juga
Kalau ia bertahan dan tidak mau menceritakan, tentu menimbulkan dugaan yang bukan-bukan
Iapun menghela napas panjang
Siang tadi, ketika aku beristirahat dan berjalanjalan seorang diri di taman bunga is tana, aku melihat bayangan orang ke dapur is tana
Aku menjadi curiga dan membayangi
Dia seorang gendut yang berte mu dengan seorang thai-kam di dapur
Aku mendengar thai-kam itu menegur si gendut mengapa ia harus memberikan guci arak itu kepada Pangeran Mahkota
Si gendut lalu membunuh thai-kam itu
Tentu saja aku mengejarnya, dia lari ke dalam taman dan aku berhasil merobohkannya
Ketika aku hendak menangkapnya, dia menelan racun dan mati seketika
Aku mengkhawatirkan kesehatan Pangeran Mahkota, maka cepat aku memasuki ruangan makan
Ketika melihat pangeran hendak minum arak dari sebuah guci, aku te ringat akan ucapan thai-kam yang te rbunuh dan kusambit cawan di tangan pangeran itu dengan sumpit
Ketika diperiksa, arak itu memang beracun!
Ai Yin merangkul Bi Lan
Aih, engkau hebat, enci Bi Lan
Engkau pantas menjadi guruku
Wah, namamu te ntu akan tersohor di istana, aku ikut bangga karena engkau guruku
Dan telah menyelamatkan nyawa kakanda pangeran! Bukan main!
Gadis itu girang sekali
Karena ia dirangkul
Bi Lan te rhalang dan tidak melihat perubahan pada wajah Siauw Can
-ooo0dw0ooo-
Hemm, bagaimanapun baiknya siasat itu, te rnyata telah gagal dan bagaimana kalau thai-kam dan bekas thai-kam itu dapat te rtangkap hiduphiup
Tak dapat aku membayangkan akibatnya
Kalian berdua harus bekerja lebih baik dan hatihati!
Pangeran Tua Li Siu Ti mengomel panjangpendek di dalam kamar perte muan yang te rtutup rapat itu
Mereka bertiga, Pangeran Tua Li Siu Ti, Poa Kiu, dan Siauw Can, membicarakan te ntang usaha pembunuhan terhadap Pangeran Li Si Bin yang gagal
Usaha pembunuhan itu memang hasil siasat Poa Kiu dan Siauw Can
Siauw Can mengepal tinju
Pangeran, kalau tidak karena ulah Bi Lan, kalau tidak kebetulan Bi Lan berada di sana, tentu sekarang ini Pangeran Mahkota telah tewas.!
Bagaimana juga, harap paduka tidak menjadi khawatir
Hamba telah berlaku amat hati-hati
Andaikata bekas thai-kam itu tertangkap hiduphiduppun, dia tidak akan tahu siapa yang memberi banyak uang emas kepadanya dan yang menyurur dia menyelundupkan arak beracun ke is tana
Juga, dia telah kami ancam tanpa dia mengenal kami, bahwa kalau dia tertawan, dia harus membunuh diri dengan racun
Kalau tidak, maka seluruh keluarganya di dusun akan kami bunuh
Dan te rnyata ancaman itu cukup ampuh
Buktinya, dia memilih membunuh diri dari pada tertawan, sedangkan keluarganya di dusun dapat menikmati hidup berkecupan dengan upah yang te lah kami berikan kepadanya.
Sang pangeran mengangguk-angguk dan wajahnya yang tadinya diliputi kegelisanan kini menjadi terang kembali, sikapnya menjadi te nang, lalu dia duduk berhadapan dengan dua orang kepercayaannya
Lalu, apa yang dapat kita lakukan selanjutnya?
Harap paduka jangan tergesa-gesa
Kegagalan itu membuat Pangeran Mahkota menjadi waspada
Bahkan kabarnya para petugas di is tana akan dipilih dengan seksama dan penjagaan diperketat
Tidak mungkinlah dalam waktu dekat ini menyelundupkan orang ke dalam is tana
Kita harus nanti saat yang te pat dan kesempatan yang baik, pangeran.
Hemm, engkau memang benar, Poa Kiu
Aku sebagai penasihat kaisar, tadi juga menasehati agar para petugas diganti dan dilakukan pemilihan yang cermat
Hal itu untuk menjauhkan diriku dari persangkaan
Akupun menasehatkan kepada kaisar agar mayat kedua orang itu digantung di pintu gerbang agar semua rakyat melihatnya dan agar tidak ada yang berani lagi melakukan percobaan pembunuhan di is tana
Akan tetapi, sampai kapan kita harus menanti kesempatan?
Pangeran, usaha membunuh Pangeran Mahkota, untuk sementara ini harus ditangguhkan
Hal ini selain amat sukar, juga amat berbahaya bagi selamatan paduka sendiri
Kita harus mencari cara lain yang lebih halus.