Benar, yang mulia!
Hemm, apakah kalian belum mendengar bahwa aku paling tidak suka melihat kele mahan para perajuritku
Setiap orang perajurit, termasuk kalian, kalau bertemu denganku, harus menghormat seperti perajurit menghormati atasannya, panglimanya!
Mendengar ini dua orang perwira dan anak buah mereka cepat bangkit dan kini berlutut dengan sebelah kaki, melintangkan lengan ke depan dada dan menghormat secara militer!
Selamat datang, Panglima Besar!
teriak mereka serentak
Wajah yang gagah itu kehilangan kekerasannya dan bibirnya tersenyum, mengangguk se dikit
Melihat dan mendengar semua in Siauw Can merasa betapa kedua kakinya gemetar
Kiranya pemuda itu adalah Sang Putera Mahkota, juga Panglima Besar Li Si Bin.! Inilah orangnya yang telah berhasil menggulingkan Kerajaan Sui, dan kemudian mengangkat ayahnya menjadi Kaisar Tang Kao Cu, sedangkan dia sendiri menjadi pute ra mahkota dan juga panglima besar! Semua itu sudah didengarnya akan tetapi tidak pernah dia melihat tokoh ini, karena ketika kerajaan Sui jatuh, dia berada di penjara, kemudian dikeluarkan oleh Pangeran Cian Bu Ong dan menjadi pembantu pangeran Kerajaan Sui itu yang mencoba untuk melakukan pemberontakan terhadap kerajaan Tang yang baru namun gagal, Sete lah mengetahui bahwa pemuda itu adalah Pangeran Li Si Bin, Siauw Can cepat keluar dari dalam pos penjagaan, langsung dia menghadap pangeran itu dan berlutut dengan sebelah kaki seperti para perwira, memberi hormat dengan sigapnya
Panglima Besar!
serunya dengan sikap hormat dan siap
Pangeran Li Si Bin memandang kepadanya dan sejenak Siauw Can merasa seolah-olah seluruh tubuhnya digerayangi sinar mata itu, membuat dia merasa ngeri dan bulu tengkuknya meremang
Belum pernah dia berjumpa dengan orang yang memiliki wibawa sebesar ini!
Hemm, engkau berpakaian seperti pelajar akan tetapi memberi hormat seperti seorang perwira militer! Engkaukah yang bernama Siauw Can dan menjadi pengawal pribadi baru dari Paman Pangeran Tua?
Diam-diam Siauw Can terkejut dan dia mencatat di dalam hatinya, bahwa selain wibawa yang amat besar, juga pute ra mahkota ini memiliki kecerdikan yang mungkin akan dapat membahayakan dirinya
Benar sekali, Yang mulia!
jawabnya
Perwira, rawat kudaku ini, beri rumput yang segar!
kata sang pangeran sambil menyerahkan kendali kuda ke perwira yang cepat meloncat berdiri dan menerima tugas itu
Minggirlah, jangan menghalangi jalan!
kata pangeran Li Si Bin dan dengan gerakan wajar, ketika dia melangkah maju hendak menuju ke beranda depan, dia mendorong ke arah Siauw Can yang masih berlutut dengan sebelah kaki
Dan betapa kagetnya hati Siauw Can karena dari tangan pangeran itu menyambar hawa pukulan yang amat dahsyat, tanda bahwa pangeran mahkota ini memiliki kekuatan sin-kang yang hebat! Dia menjadi serba salah
Dia tahu bahwa pute ra mahkota itu tidak bermaksud menyerangnya, melainkan mungkin sekali hanya ingin mengujinya
Dia tidak boleh menangkis sehingga membuat pangeran itu kesakitan, juga kalau dia mengelak begitu saja dan dorongan itu luput, berarti dia melakukan perlawanan
Maka dia berpura-pura tidak tahu bahwa pangeran itu mendorongnya dengan kekuatan sin-kang
Dia bahkan mengerahkan te naga membuat tubuhnya kaku dan ketika terdorong, tubuhnya terlempar dalam keadaan setengah berlutut dan turun lagi sampai tiga meter di belakangnya, dalam keadaan berlutut seperti tadi, seolah-olah dia adalah se buah arca yang dipindahkan Sedikitpun dia tidak te rguncang, dan keadaannya sama seperti tidak berubah! Kalau pangeran itu telah memperlihatkan kekuatan yang dahsyat, sebaliknya Siauw Can memperlihatkan ilmu meringankan tubuh yang luar biasa pula! Pangeran Li Si Bin memandang dan sinar kagum memancar sebentar saja dari matanya
Dia mengangguk dua kali lalu melanjutkan langkahnya menuju beranda depan, dan meloncat masuk istana itu begitu saja seperti memasuki rumah sendiri
Hal ini tidaklah aneh
Pangeran Tua Li Siu Ti adalah adik kaisar, jadi pamannya sendiri dan dia sudah biasa keluar masuk ke rumah pamannya itu secara kekeluargaan
Para penjaga pintu yang melihatnya, segera memberi hormat
Mereka melihat betapa pangeran mahkota tadi menegur para perwira, maka merekapun tahu diri dan cepat berlutut dengan sebelah kaki dan memberi hormat secara milite r! Siauw Can menarik napas panjang ketika ia bangkit berdiri
Kagum bukan main
De ngan hawa pukulannya, pangeran mahkota itu telah dapat membuat dia te rlempar sampai tiga meter! Jelas bahwa pangeran ini diam-diam memiliki tenaga sin-kang yang amat kuat, dan mungkin memiliki ilmu kepandaian silat yang hebat pula, jauh lebih hebat dibandingkan dua orang raksasa kembar pengawal pribadi Raja Muda Baducin! Dia harus berhati-hati terhadap pangeran ini yang selain berkuasa besar, juga lihai dan cerdik bukan main
Dia mulai merasa khawatir karena darimana pangeran mahkota itu mengenalnya kalau tidak mendengar dari orang-orang Turki itu
Keheranannya berkurang ketika dia ingat bahwa pute ra mahkota tadi, sejak mudanya telah memimpin pasukan besar yang berhasil menumbangkan Kerajaan Sui
Seorang panglima besar seperti itu, sudah pasti memiliki ilmu kepandaian tinggi
Seorang perwira yang melihat betapa tubuh Siauw Can tadi te rlempar sampai tiga meter, hanya menduga bahwa pengawal baru ini te lah dikalahkan oleh sang pangeran, maka dia menghampiri Siauw Can dan berkata
Taihiap, kepandaian Yang Mulia Panglima Besar memang seperti dewa saja!
Ucapannya mengandung kebanggaan seolah hendak mengatakan bahwa bagaimanapun juga, pemuda ini masih kalah oleh junjungannya! Siauw Can hanya te rsenyum, mengangguk dan diapun melangkah memasuki istana dengan kepada menunduk
Sementara itu, di dalam taman bunga di sebelah belakang istana, taman bunga yang indah, di dekat kolam ikan emas, Ai Yin sedang berlatih ilmu silat, di bawah pimpinan Kwa Bi Lan
Bi Lan memberi pelajaran dasar-dasar ilmu silat yang diambilnya dari ilmu silat Siauw-lim-pai, yaitu ilmu silat para pendeta yang semula diajarkan hanya untuk memperkuat dan menyehatkan badan, namun kemudian oleh para murid bukan pendeta, dikembangkan menjadi ilmu bela diri yang kokoh dan tangguh
Ai Yin memang berbakat, dan tubuhnya le ntur
Apa lagi ditambah orangnya memang genit, maka gerakan-gerakannya juga penuh gairah!
Bhe-si (Kuda-kuda) itu kurang sempurna, siocia,
kata Kwa Bi Lan
Eh, Bukankah punggung harus lurus ke atas, kepala dikedikkan dengan pandang mata menatap ke depan lurus
Kedua tangan santai di kedua pinggang dengan kepala menelentang, dan kedua kaki dite kuk bersiku lurus dan kekuatan dipusatkan di te ngah-tengah?
bantah Ai Yin
Ia sedang membuat kuda-kuda yang disebut
menunggang kuda
dengan kedua kaki dite kuk menjadi siku, dipentang seperti orang menunggang kuda
Ia sudah melatih kuda-kuda ini berhari-hari lamanya, seperti anjuran Bi Lan bahwa ilmu silat yang baik memiliki dasar kuda kuda yang kuat karena ibarat membuat bangunan, kuda-kuda merupakan tiangnya, maka harus kokoh kuat dan tidak bole h bosan berlatih
Pada hari-hari pertama, seluruh tubuh Ai Yin terasa nyeri, terutama sekali di bagian betis dan belakang paha
Untuk jongkok saja rasanya kaku dan nyeri
Akan tetapi kini rasa nyeri sudah banyak berkurang dan mendengar kuda-kuda itu masih dikatakan kurang sempurna te ntu saja ia menjadi kecewa dan membantah
Me mang sudah tepat, siocia, hanya sedikit kesalahannya.
Di bagian mana yang salah?
Kwa Bi Lan te rse nyum geli
Di pinggul itu, te rlalu menonjol ke belakang!
Sang pute ri berdiri dan cemberut
I hh! Tentu saja! Memang bukit pinggulku besar menonjol
Bagus, ya?
Ia mengusap-usap pinggulnya dengan bangga
Melihat ini, Bi Lan makin geli
Memang pinggul pute ri itu indah dan montok membusung, akan tetapi ketika memasang kuda-kuda tadi, te rlalu ditonjolkan belakang!
Me mang indah, siocia
Akan tetapi dalam memasang kuda-kuda, haruslah punggung lurus benar
Dari tengkuk sampai ke pinggul, jangan ditonjolkan pinggul itu terlalu ke belakang.
Ai Yin memasang kuda-kuda lagi, kini menarik sedikit tonjolan pinggulnya sehingga menjadi siku benar
Nah, bagus begitu
Kalau terlalu ditonjolkan ke belakang, perubahan gerakan kakimu bisa kaku dan te rlambat
Sekarang tirukan gerakanku
Ini merupakan jurus baru, siocia.
De ngan penuh perhatian Ai Yin meniru gerakan silat Bi Lan, sedangkan Lan Lan bermain-main dengan daun-daun kering yang rontok te rlanda angin
Dengan tekun kedua orang wanita cantik ini berlatih silat sampai Ai Yin berkeringat, dan napasnya agak memburu sehingga ia menghentikan gerakannya
Ia telah pandai memainkan belasan jurus ilmu silat yang indah dan tangguh
Bagus sekali!
terdengar seruan disusul tepuk tangan
Ai Yin dan Bi Lan cepat membalikkan tubuh dan Bi Lan mengerutkan alis nya ketika melihat seorang pria muda te lah berdiri di situ
Muncul dari balik sebatang pohon dan kini bertepuk tangan memuji
Betapa kurang ajarnya laki-laki ini, pikirnya dan ia memandang dengan curiga, dan siap menghadapinya kalau orang ini hendak membuat keributan
Akan tetapi, kalau tadinya ia mengira sang pute ri akan marah-marah, sebaliknya begitu melihat laki-laki yang bertepuk tangan memuji itu, Ai Yin tersenyum girang dan lari menghampiri
Aih, kiranya paduka yang datang, pangeran.! Kenapa tidak memberitahu lebih dulu agar kami dapat menyambut.
Dan Ai Yin cepat memberi hormat dengan sete ngah berlutut
Pemuda itu menyentuh pundak Ai Yin dan berkata,
Bangkitlah, Ai Yin
Kita ini keluarga sendiri, mengapa harus memberi kabar lebih dulu
Dan aku girang sekali tadi tidak memberi kabar sehingga dapat melihat engkau berlatih silat
Engkau hebat! Kelak te ntu akan menjadi seorang wanita sakti
Ha-ha-ha kelak suamimu harus berhati-hati, jangan sampai membuat kesalahan padamu, bis a remuk kepalanya, ha-ha..!
Ai Yin juga te rtawa gembira
Bi Lan te rte gun
Inikah putera mahkota yang juga menjadi panglima besar itu
Inikah pute ra kaisar yang pernah ia dengar dari Siauw Can
Bukan main! Masih begini muda sudah dapat memimpin rakyat dan menggulingkan pemerintah Kerajaan Sui! Bahkan mendiang suaminya pernah bicara tentang Li Si Bin sebagai seorang pemuda yang menerima petunjuk Tuhan sehingga mampu menggerakkan peran rakyat je lata! Namanya berada di ujung bibir setiap orang yang memuji dan memujanya
Inikah orangnya
Pangeran itu sudah menggandeng tangan Ai Yin dan menghampirinya
Melihat Kwa Bi Lan hanya berdiri te rte gun, Ai Yin segera berseru,
Heii, enci Bi Lan
Cepat beri hormat
Ini adalah kakak sepupuku, yang mulia Pangeran Mahkota Li Si Bin, panglima besar yang namanya sudah menggetarkan seluruh kolong langit!
Bi Lan cepat memberi hormat kepada pangeran itu, kemudian ia memondong Lan Lan dan berdiri dengan kepala tertunduk, karena pangeran itu mengamatinya dengan pandang mata tajam penuh silidik
Mata itu! Mencorong seperti mata naga, pikirnya dengan je rih
Wibawanya luar biasa, membuat ia merasa dirinya menjadi kecil sekali
Engkaukah yang bernama Kwa Bi Lan dan kini menjadi pengawal keluarga di rumah pamanku?
tanya Pangeran Li Si Bin
Benar, pangeran,
jawab Bi Lan lirih, diam-diam merasa heran bahwa pangeran ini sudah mendengar pula tentang dia
Bukan hanya pengawal keluarga, pangeran
Akan te tapi juga menjadi guruku
Akan te tapi aku tidak mau menyebutnya subo (ibu guru)
Lihat ia masih begitu muda dan cantik, bagaimana aku dapat menyebutnya subo
Enci Bi Lan, kau belum memberitahu, berapa sih usiamu?
Bi Lan merasa canggung dan sungkan sekali
Kalau mereka berada berdua saja, tentu semua pertanyaan pribadi dari Ai Yin akan dijawabnya dengan senang hati
Akan tetapi kini pertanyaan te ntang umur ditanyakan di depan seorang pria, walaupun pria itu adalah pute ra mahkota dan panglima besar! Betapapun juga, ia tidak berani untuk tidak menjawab, maklum akan kekerasan hati Ai Yin yang mudah te rtawa, mudah menangis dan mudah marah-marah itu
Duapuluh empat tahun, siocia,
jawabnya lirih sambil menundukkan mukanya
Sungguh membuat orang kagum.!
Kata pangeran itu dengan suara lirih dan sungguh-sungguh, tidak bernada mengeluarkan pujian kosong atau merayu belaka
Seorang wanita semuda ini sudah dapat memiliki ilmu kepandaian yang tinggi dan mampu mengalahkan seorang jagoan seperti Gondalu! Sungguh paman pangeran beruntung sekali mendapatkan seorang pengawal keluarga seperti nyonya muda ini
Akan te tapi, sungguh menyedihkan dan mengharukan, wanita semuda ini telah menjadi seorang janda dengan seorang anak.
Berdebar rasa jantung dalam dada Bi Lan
Ucapan itu begitu jujur dan sempat membuat ia te rharu, akan te tapi ia tetap menunduk dan tidak menjawab, hanya mendekap Lan Lan ke dadanya
Pangeran belum melihat kakak sepupunya yang bernama Siauw Can
Dia le bih lihai lagi dan sekarang menjadi pengawal pribadi ayah!
kata Ai Yin
Aku sudah berte mu dengan dia di luar tadi,
kata Pangeran Li Si Bin, lalu dia kembali memandang kepada Bi Lan yang menunduk saja
Kwa Bi Lan, kulihat tadi engkau mengajarkan kuda-kuda dan jurus-jurus ilmu silat Siauw-limpai
Apakah engkau murid Siauw-lim-pai?
Bi Lan te rkejut
Kiranya pangeran ini berpemandangan tajam dan pasti pandai ilmu silat maka dapat mengenal jurus-jurus Siauw-lim-pai
Tanpa mengangkat muka ia mengangguk
Benar, pangeran.....
-ooo0dw0ooo-
Jilid 13
Pangeran Li Si Bin tertawa lalu berkata kepada para dayang
Kalian melihat sendiri
Contohlah wanita ini! Nah
kalian singkirkan guci arak ini, tutup dan simpan untuk penyelidikan nanti
Ambil arak lain yang tidak te rlalu keras, dan anggur untuk Kwa lihiap (Pendekar Wanita Kwa)
Bi Lan, mari kita makan siang, jangan sampai peristiwa tadi mengganggu makan siang kita.
Bi Lan mengangkat mukanya, memandang wajah pangeran itu, lalu matanya mengamati hidangan yang berada di atas meja, matanya membayangkan keraguan
Jangan khawatir, aku mempunyai batu kemala yang dapat kita pergunakan untuk menguji apakah ada masakan yang mengandung racun,
kata pangeran itu dan iapun mempergunakan batu kemala tadi, setelah membersihkannya, untuk menguji semua masakan
Ternyata hanya arak dalam guci sajalah yang mengandung racun, maka mereka lalu makan minum dengan hati tenang
Sambil makan dan minum, yang di layani ole h para dayang yang kini menjadi gembira sekali, dan dite mani Bi Lan yang sudah tidak sungkan atau canggung lagi, Pangeran Li Si Bin mengajak wanita itu bercakap-cakap
Akan te tapi, tiba-tiba kepala pengawal, yaitu Siok-ciangkun mohon menghadap