Naga Bercaun Bab 043


Para penjaga memberi hormat, akan tetapi gadis itu tidak memperhatikan, dan ia melangkah masuk, lalu berdiri bengong memandang ke arah pertandingan yang te ngah berlangsung

Li Ai Yin adalah seorang dara berusia tujuhbelas tahun yang cantik, berkulit putih mulus dengan dandanan seorang pute ri, serba indah dan mewah pakaiannya

Rambut digelung tinggi di atas kepala, dihiasi emas permata

Juga te linga, leher, le ngan dan jari tangannya berhiaskan emas permata gemerlapan

Gadis itu memiliki mata dan mulut yang manis dan genit menantang

Kerling matanya tajam, senyumnya menantang dan ia memang memiliki daya tarik yang mempesona

Karena pertandingan sedang berlangsung dan semua orang memperhatikan pertandingan itu

Pangeran Tua Li Siu Ti juga diam saja tidak menegur puterinya yang nampak tertegun dan berdiri di dekat pintu

Pertandingan itu kini sudah mencapai puncaknya

Tigapuluh jurus telah lewat dan belum pernah satu kalipun Bi Lan terjamah jari tangan Gondalu atau ujung kakinya

Gerakan wanita muda ini te rlalu cepat bagi Gondalu dan kini Bi Lan yakin bahwa kele mahan lawannya adalah pada gerakannya yang te rlalu lamban, karena berat badan dan karena kekakuan otot-otot yang dilatih te rlalu keras itu

Gondalu memang berhasil memiliki tenaga otot sebesar gajah, akan tetapi hal ini membuat gerakannya menjadi kaku dan lamban

Ia tahu pula bahwa lawan ini memiliki kekebalan, bahkan pernah ia menotok dengan jari tangan dan mengenai le her dan pundak, akan tetapi raksasa itu tidak banyak terpengaruh, hanya te rgetar sedikit akan tetapi tidak roboh! Sukar agaknya merobohkan raksasa ini kalau tidak menggunakan akal, pikirnya

Dari gurunya ia telah mendapat banyak petunjuk bagaimana menghadapi lawan yang tangguh, kebal dan sukar dilukai

Bi Lan mempercepat gerakannya dalam ilmu silat Hui-tiauw-sin kun (Silat Sakti Rajawali Terbang) sehingga Gondalu terpaksa harus ikut berputar karena lawannya seperti terbang berputaran

Gondalu menjadi pening juga karena gerakan lawan terlampau cepat

Tiba-tiba dia melihat bayangan lawan meloncat ke atas dan ketika wanita itu menukik turun, kedua tangannya menyambar ke arah ubun-ubun kepala dan matanya

Huhh.......!!

Gondalu menggereng dan kedua le ngannya diputar di depan kepala dan muka untuk melindungi bagian ini

Dia memang kebal, akan te tapi matanya jelas tidak kebal, dan ubunubun kepalanya merupakan bagian yang amat berbahaya walaupun sudah dilindungi dengan kekebalan

Jangankan te rluka, baru te rgetar keras atau terguncang saja sudah berbahaya

Akan te tapi, secepat kilat Bi Lan mengurungkan serangannya dan tubuhnya meluncur ke bawah, memutar dan dari belakang, kedua kakinya menghantam ke arah kedua kaki lawan, te pat di belakang lutut!

Bressss.........!!

Betapapun kuat dan kebalnya tubuh Gondalu, akan tetapi dihantam dengan te ndangan mengandung sin-kang dan tepat mengenai belakang lutut, te ntu saja dia tidak mampu bertahan untuk berdiri lagi

Kedua lututnya tertekuk dan diapun sudah jongkok dan berte kuk lutut

Biarpun dia tidak roboh, akan tetapi sudah jatuh berlutut seperti itu sungguh merupakan bukti bahwa dia te lah kalah! Kalau lawan menghendaki, ketika dia jatuh berlutut itu, te ntu lawan dapat menghabis inya dengan serangan maut ke arah kepalanya

Bi Lan cepat memberi hormat kepada Pangeran Tua Li Siu Ti dan pangeran itu tersenyum gembira bukan main

Tiba-tiba te rdengar te puk tangan yang nyaring

Semua orang menengok ke pintu dan melihat betapa yang bertepuk tangan adalah puteri sang pangeran, semua orang, te rmasuk para perajurit yang berjaga, ikut pula bertepuk tangan

Tepuk tangan Ai Yin dan ayahnya yang paling keras dan kedua orang inilah yang membuat semua orang berani ikut-ikut berte puk tangan, kecuali tentu saja Raja Muda Baducin dan dua orang pengawal pribadinya itu

Gondalu merasa penasaran sekali dan beberapa kali dia memprotes, mengatakan dalam bahasanya sendiri kepada Raja Muda Baducin bahwa dia belum kalah karena belum roboh

Akan tetapi agaknya Baducin tahu diri

Dia tadi melihat betapa jagoannya memang tidak mampu berbuat banyak

Wanita muda itu te rlalu cepat gerakannya sehingga jagoannya belum pernah berhasil menampar atau memukul lawan satu kalipun, sedangkan wanita itu sudah beberapa kali memukul dan menendang dengan te pat, walaupun tidak dapat merobohkan Gondalu yang kebal

Maka diapun membentak Gondalu disuruh mundur

Gondalu, dengan muka merah, lalu berdiri di belakang raja muda itu

Ayah, siapakah enci yang amat lihai ini

Ia hebat sekali!

Ai Yin menghampiri ayahnya

Ketika melihat Siauw Can memondong anak perempuan kecil dan Bi Lan yang dikagumi itu menghampiri pemuda itu dan kini menggantikan memondong Lan Lan, Ai Yin mengerutkan alisnya sambil memandang kepada Siauw Can dengan penuh perhatian

Dan dia ini siapa, ayah

Apakah suami dari enci ini dan anak itu puteri mereka ?

Ha-ha ha, wanita ini adalah pengawal keluarga kita yang baru, Ai Yin

Sudahlah, nanti saja kita bicara dan berkenalan dengan mereka

Sekarang masih ada sebuah pertandingan lagi

Duduklah di sini, kita nonton pertandingan yang te ntu akan le bih menarik lagi,

kata sang pangeran

Ai Yin menghampiri ayahnya dan Siauw Can yang diam-diam memperhatikan, menelan ludah

Tak disangkanya bahwa Pangeran Li Siu Ti mempunyai seorang pute ri yang demikian cantik jelitanya, dan ketika melangkah, dia menelan ludah

Langkah dara itu mengandung le nggang yang menggairahkan dan memikat dan sebagai seorang laki-laki yang berpengalaman, tahulah dia bahwa dara itu memiliki watak yang menantang dan genit

Langkah itu buatan, dan memang hebat, le mah gemulai dan menonjolkan lekuk-lengkung tubuhnya, dengan pinggul yang menari-nari di balik bayangan pakaiannya! Dan dengan sikap amat manja Ai Yin duduk di samping ayahnya, te rsenyum-senyum anggun dan bangga karena ia yakin bahwa penampilannya, gaya dan le nggang tadi tentu akan membuat semua pria yang memandangnya menjadi mabok kepayang! Apalagi pemuda yang tampan gagah itu! Siauw Can kini maju dan memberi hormat kepada sang pangeran, otomatis juga kepada Ai Yin karena dara ini duduk di samping ayahnya

De ngan memasang senyumnya yang paling menarik, dengan sepasang mata yang bersinarsinar dengan sikap yang dibuat paling gagah, dia memberi hormat dan berkata,

Kalau paduka mengijinkan, saya akan menghadapi tantangan jagoan raksasa ke dua dari Raja Muda Baducin.

Perlihatkan kemampuanmu kalau kau ingin kami beri kedudukan yang tinggi,

kata sang pangeran

Siauw Can mengangguk dan ketika dengan sikap gagah dia membalik untuk menghampiri lawan, Ai Yin berseru,

Heiiii! Ambilkan perhias an di sorban lawanmu itu untukku!

Sang pangeran te rkejut, akan tetapi karena pute rinya sudah terlanjur bicara, diapun tak dapat berbuat sesuatu

Mendengar ini, Siauw Can membalik memandang kepada pute ri itu dengan mata bersinar dan wajah berseri, bibirnya te rsenyum dan diapun menjura dengan dalam

Saya akan mentaati perintah paduka!

katanya dan te ntu saja Ai Yin yang manja itu menjadi girang, te rsenyum dan mengangguk

Melihat ini, diam-diam Bi Lan merasa tidak enak

Ia sama sekali tidak merasa cemburu, akan te tapii menganggap bahwa sikap Siauw Can berle bihan

Pemuda itu akan menemui banyak kesukaran kalau bersikap seperti itu terhadap pute ri pangeran! Balum juga memperole h kedudukan, sudah bersikap seperti itu, sikap yang jelas sekali menunjukkan bahwa pemuda itu te rgila-gila oleh kecantikan sang pute ri

Atau mungkin juga oleh kedudukan pute ri itu, karena kalau hanya tertarik oleh kecantikannya, tidak mungkin

Gadis itu masih terlalu muda, dan mempunyai sifat genit dan manja, dan mengenai kecantikannya, tidaklah te rlalu hebatt sehingga kiranya tidak akan cukup untuk membuat seorang seperti Siauw Can tergilagila

Siauw Can sudah berhadapan dengan Gondulam

Tentu s aja jagoan ke dua lebih berhatihati dari pada saudaranya setelah melihat apa yang dialami oleh Gondalu

Dia sama sekali tidak, memandang rendah kepada lawannya, walaupun pemuda itu kelihatan kecil saja baginya

Dia sudah tahu bahwa orang Han banyak yang memiliki ilmu silat aneh dan sama sekali tidak te rduga-duga, penuh rahasia

Maka, sebelum maju dia telah mengerahkan kekuatan sihirnya, dibantu oleh saudara kembarnya, sehingga ketika dia melangkah maju, selain kedua le ngannya terisi kekuata sihir, juga bagi lawannya dia akan nampak mengerikan dan dahsyat! Selain itu juga dia menggosok-gosok kedua telapak tangannya dan telapak kedua tangan itu mengeluarkan uap panas! Begitu memandang wajah lawan dan melihat wajah itu menggiriskan Siauw Can maklum apa yang te rjadi! Akan tetapi, dalam hatinya dia te rtawa

Ia sendiri adalah pute ra dan murid mendiang Cui-beng Sai-kong (Kakek Muka Singa Pengejar Arwah), seorang yang ahli dalam hal ilmu hitam dan sihir

Maka, biarpun tahu bahwa lawannya mengeluarkan ilmu sihir sehingga membuat wajahnya nampak menyeramkan

Dia memejamkan kedua mata, berkemak-kemik lalu menggosok kedua matanya dengan telapak tangannya sendiri dan ketika dia membuka kembali matanya, wajah Gondulam nampak biasa saja! Melihat kedua telapak tangan lawan mengeluarkan uap, Siauw Can segera menghimpun sin-kang dan menyalurkannya ke arah kedua tangannya

Sobat, tidak perlu menggunakan ilmu setan menakut-nakuti anak kecil

Aku sudah siap

Nah, majulah!

tantang Siauw Can sambil te rsenyum manis karena dia menghadap ke arah sang pute ri agar dara itu dapat melihat senyumnya

Dan Ai Yin memang melihat semua lagak pemuda itu

Ia berbisik kepada ayahnya

Ayah, orang itu hebat, ya?

Hemmm......

Pangeran Tua Li Siu Ti mengerling kepadanya dengan alis berkerut

Di lubuk hatinya dia merasa tidak senang kalau puterinya tertarik kepada pemuda pendekar itu atau kepada siapapun juga

Baginya, hanya ada calon tunggal untuk pute rinya, yaitu ponakannya sendiri, sang pute ra mahkota atau panglima besar, Li Si Bin! Dia tahu bahwa mereka masih saudara sepupu, samasama bermarga Li

Akan tetapi pantangan menikah antara marga yang sama hanya berlaku untuk rakyat jelata

Keluarga kaisar boleh melakukan apa saja tanpa ada pantangan, karena bukankah yang membuat peraturan dan hukum adalah keluarga kaisar pula

Yang penting, Li Ai Yin, anak tunggalnya, harus menjadi isteri Li Si Bin dan kelak menjadi permaisuri, itu merupakan satu di antara cita-citanya! Gondulam diam-diam te rkejut melihat sikap pemuda itu

Jelas bahwa pemuda itu tidak te rpengaruh kekuatan sihirnya dan ini saja menunjukkan bahwa pemuda itu merupakan lawan yang tangguh

Huahhh.......!!

Dia mengeluarkan teriakan parau dan tanpa membuang waktu lagi, Gondulam sudah melakukan serangan kilat

Dia tidak mau meniru saudaranya yang tadi gagal

Begitu menyerang, dia menggunakan gerakan cepat sambil mengerahkan seluruh te naga

Menyerang dengan dahsyat sekali sehingga tulang-tulangnya mengeluarkan bunyi berkerotokan ketika kedua tangannya mencakar-cakar seperti kaki harimau

Siauw Can juga maklum akan kehe batan lawan

Akan te tapi, tingkat kepandaian Siauw Can jauh le bih tinggi daripada tingkat lawannya, Juga jauh le bih tinggi daripada tingkat kepandaian Bi Lan

Maka, dengan berani dia menyambut dengan kedua tangannya pula

Dukk! Dess.........!

Dua pasang tangan berte mu

Sepasang lengan yang kokoh kuat dan besar dari Gondulam bertemu dengan lengan Siauw Can yang biasa saja besarnya, dan akibatnya, tubuh Gondulam te rhuyung ke belakang, sedangkan Siauw Can tetap tegak dan tersenyum mengejek

Mana tenagamu

Keluarkan semua tenaga dan kepandaianmu,

kata Siauw mengejek

Ai Yin berte puk tangan, tepuk tangan tunggal di ruangan itu, akan tetapi dara itu tidak merasa janggal atau sungkan

Dan diam-diam sang pangeran juga kagum kepada Siauw Can

Pemuda itu dalam segebrakan saja membuat lawannya terhuyung

Semua orang merasa heran, termasuk Raja Muda Baducin

Hanya Bi Lan yang tidak merasa heran, karena biarpun belum dapat mengukur sampai di mana kehe batan Siauw Can, namun ia tahu bahwa pemuda itu memang lihai bukan main

Gondulam menjadi marah sekali ketika diejek

Dia mengeluarkan suara menggereng seperti binatang buas, lalu menyerang bertubi-tubi, mengeluarkan seluruh kepandaiannya

Kedua tangannya itu kalau sampai dapat menangkap bagian tubuh Siauw Can, te ntu akan segera menggunakan ilmu gulatnya dan jangan harap Siauw Can akan mampu melepaskan dirinya lagi sebelum seluruh tulangnya patah-patah! Akan tetapi, pemuda inipun bukan seorang bodoh

Selain memiliki pengalaman bertumpuk, pernah menghadapi lawan-lawan yang jauh lebih lihai dan berbahaya dibandingkan raksasa itu

Apa lagi sekarang dia sedang berlagak untuk memancing pujian dan kekaguman dari pute ri je lita itu! Dia sengaja hendak mempermainkan lawannya! De ngan gin-kang (ilmu meringankan tubuh) yang tinggi, dia sengaja mengelak dengan langkahlangkah aneh dan loncatan-loncatan gesit dan lucu

Beberapa kali sengaja membiarkan tangan lawan menyentuhnya, akan tetapi segera dia mengelak sambil beberapa kali mencolek dan mendorong tubuh lawan

Kalau dia mau, sejak tadi dia akan mampu merobohkan lawan

Akan te tapi dia memang sengaja membuat pertandingan itu nampak seru! Padahal, Gondulam sendiri tahu bahwa dia kalah jauh, akan te tapi karena pemuda itu mempermainkannya

Ia menjadi marah sekali dan menyerang dengan dahsyat dan mati-matian, bahkan membabi buta

Brettt...........!

Siauw Can merobek baju lawan ketika dia mencengkeram baju itu dari belakang, sehingga tubuh bagian atas lawan menjadi telanjang

Kalau saja di situ tidak ada Bi Lan dan pute ri pangeran itu, tentu akan direnggutnya lepas pula celana lawan

Kembali terdengar te puk tangan dari puteri itu yang berte puk tangan gembira

Melihat ini, Bi Lan menjadi semakin khawatir

Ia tahu bawa Siauw Can menjual lagak, dan tahu pula bahwa gadis itu adalah seorang dara remaja yang masih hijau dan memang berpenampilan genit

Menghadapi seorang pemuda tampan gagah dan berpengalaman seperti Siauw Can, dara ingusan ini tentu amat mudah jatuh!

Ambilkan perhiasan itu untukku!

kata pula Ai Yin di antara tepukannya

Baik, tuan pute ri!

biarpun dihujani serangan dari lawan yang semakin marah, Siauw Can masih mampu menjawab

Heiii, gajah bengkak! Tuan pute ri minta perhiasan sorbanmu, tidak cepat kau serahkan?

katanya dan tiba-tiba tangan kirinya dengan jari-jari terpentang menusuk ke arah mata Gondulam

Ge rakan ini cepat dan tiba-tiba, membuat Gondulam terkejut

Tentu saja dia tidak ingin matanya menjadi buta tertusuk jari-jari tangan itu

Dia cepat menangkis , bahkan mencoba untuk menangkap tangan yang menusuk ke arah mata itu, sambil menarik tubuh atas ke belakang

Akan tetapi, pada saat itu Siauw Can s udah meloncat ke atas, berjungkir balik dan tangannya menyambar ke arah sorban di kepala lawan

Sebelum Gondulam dapat mengelak atau menangkis, perhiasan di sorbannya telah dapat dicabut oleh Siauw Can dan dengan membuat salto beberapa kali, tubuhnya sudah meluncur ke arah pangeran dan puterinya

Siauw Can turun dan memberi hormat kepada Ai Yin sambil menyodorkan perhiasan itu kepada sang puteri

Terima kasih, engkau hebat!

kata Ai Yin sambil te rtawa

Siauw Can sudah meloncat lagi ke depan Gondulam yang kini berdiri dengan mata melotot dan muka berubah merah sekali

Srattt!

Dia sudah mencabut pedang bengkoknya dan nampak sinar menyilaukan mata saking tajamnya pedang itu

Pemuda sombong, lawanlah pedangku kalau engkau berani!

tantangnya

Heiii, bagaimana ini, Raja Baducin

Bukankah paduka datang untuk menguji ilmu, bukan untuk menyuruh pengawal paduka membunuh orang

Kenapa menggunakan pedang?

Sejak tadi wajah Raja Muda Baducin sudah muram dan marah

Gondalu tadi telah kalah oleh Bi Lan, hal itu s aja sudah membuat dia kehilangan muka, membuat dia bermuram wajah

Kini, jelas nampak pula betapa Gondulam menjadi permainan pemuda itu

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar