Naga Bercaun Bab 039


Aku mengerti, toako

Akan tetapi apa dayaku

Aku tidak tahu ke mana harus pergi.

He ning sejenak

Hong San tidak mau tergesagesa

Dia harus mengakui bahwa setelah kini wanita itu duduk di depannya, dekat dan di bawah sinar lampu sehingga dia dapat mengamati wajah itu dengan jelas

Setelah wanita itu bicara, apalagi setelah mendengar bahwa wanita itu s eorang janda muda yang hidup sebatangkara, hatinya semakin te rtarik dan dia tahu bahwa sekali ini dia jatuh cinta! Belum pernah perasaan seperti ini menguasai hatinya

Bias anya terhadap wanita cantik, hanya berahinya yang timbul

Akan te tapi sekali ini lain

Dia ingin memiliki Bi Lan seluruhnya dan sepenuhnya, untuk selamanya

Dia ingin menyenangkan hati wanita ini, membahagiakannya, dan dia ingin berdampingan selamanya! Dia ingin membuat wajah yang manis ini selalu tersenyum dan cerah berseri

Akan tetapi dia harus berhati-hati

Kalau janda ini sampai dapat menje nguk dan mengetahui latar belakang kehidupannya! Dia ngeri membayangkan akibatnya

Tiba-tiba dia seperti dipaksa ole h sesuatu mengangkat mukanya menatap wanita itu

Dan te rnyata wanita itupun sedang memandang kepadanya

Agaknya pandang mata wanita itulah yang tadi menyentuh perasaannya dan membuatnya mengangkat muka memandang

Dua pasang mata bertaut sejenak, lalu Bi Lan menundukkan mukanya

Lan-moi, apakah engkau percaya kepadaku?

tiba-tiba Hong San bertanya

Eh

Kenapa, toako

Tentu saja aku percaya padamu

Engkau adalah penolongku.

'Kita baru saja bertemu, engkau belum mengenal benar siapa diriku, dan orang macam apa adanya aku

Mungkin saja aku ini seorang penipu, seorang penjahat.....

Aih, jangan mengada-ada, toako

Aku yakin bahwa engkau seorang yang baik budi, gagah perkasa, dan.........

Belum te ntu, Lan-moi

Di dunia ini, di mana ada manusia sempurna tanpa salah

Akupun, sebagai manusia biasa, pernah melakukan kesalahan, pernah tersesat dan berdosa........

Sudahlah, toako

Apa sebetulnya yang hendak kaukatakan maka engkau bertanya apakah aku percaya kepadamu

Aku percaya.! N ah, lalu apa?

Hong San menelan ludah

Baru sekarang dia merasa begini gugup dan te gang!

Begini, Lan-moi.

Biarpun kita baru saja saling berte mu secara kebetulan dan saling berkenalan, namun rasanya bagiku engkau seorang sahabat lama dan kita saling percaya

Engkau dan puterimu hidup sebatangkara, dan akupun demikian

Maukah engkau kalau aku mencarikan sebuah tempat tinggal untuk engkau dan anakmu di mana e ngkau akan hidup dengan tenang dan tenteram?

Sejenak Bi Lan hanya memandang wajah pemuda itu

Sungguh luar biasa kalau ada kenalan baru hendak menolongnya seperti itu.! Ia merasa te rharu, akan tetapi juga heran

Can-toako, kita baru saja berkenalan dan engkau sudah bersikap begini baik kepada kami

Seorang anggota keluarga sendiri belum tentu sebaik engkau! Kenapa engkau begini baik kepada kami dan ingin mencarikan te mpat tinggal untuk kami

Ke napa, toako?

Menghadapi sepasang mata yang bersinar tajam, yang memandangnya penuh selidik ini, Hong San tidak tahan menentang terlalu lama

Dia khawatir kalau sinar mata itu akan mampu menje nguk dan melihat latar belakang kehidupannya yang lalu! Dia lalu menunduk, menghela napas panjang beberapa kali sebelum menjawab dengun sukar

Kenapa aku ingin menolongmu

Ah kenapa, ya

Mungkin karena aku merasa kasihan sekali kepadamu dan kepada pute rimu, Lan-moi

Sejak kita saling jumpa ketika engkau dikeroyok perampok itu sudah timbul perasaan yang luar biasa dalam hatiku

Aku tidak berani mengatakan.......eh, cinta, itu akan terlalu lancang karena kita baru saja berkenalan

Akan tetapi, aku merasa kasihan dan ingin menolongmu, membantumu, membahagiakan engkau dan anakmu, Lan-moi

Maafkan kelancanganku ini......

Sejenak Bi Lan berdiam diri, menundukkan mukanya yang menjadi merah sekali

Ia meneliti perasaan sendiri, merasa kagum kepada laki-laki ini, kagum dan berte rima kasih

Akan tetapi lakilaki ini menyinggung soal cinta dan untuk itu, ia harus menjenguk lebih dalam dan ini membutuhkan waktu untuk dapat menentukan

Toako, tidak perlu meminta maaf

Orang-orang seperti kita memang sebaiknya kalau berte rus te rang secara jujur,

katanya

Terima kasih, Lan-moi

Memang sebaiknya begitu, aku tadi hanya takut kalau sampai menyinggung perasaanmu

Aku tidak berani mengatakan cinta karena selama ini aku belum pernah jatuh cinta kepada seorang wanitapun

Banyak wanita yang menarik, akan te tapi belum pernah aku merasakan jatuh cinta

Akan tetapi yang je las, aku merasa kasihan dan sayang kepadamu

Terimalah uluran tanganku untuk membantumu, Lan-moi

Tentu saja, kalau engkau percaya kepadaku

Kalau e ngkau tidak percaya dan menyangka ada maksud te rtentu yang buruk dalam hatiku terhadap dirimu, tentu aku tidak akan berani memaksamu.

Kalaupun ada keraguan di hati Bi Lan, maka keraguan itu tentu akan lenyap setelah mendengar ucapan pemuda itu yang demikian

jujur

dan meyakinkan

Bagaimana aku berani menolak niat baikmu, toako

Apa lagi engkau tadi sudah menyuruh pemilik rumah ini mencarikan kuda dan kereta

Aku berte rima kasih dan menerima uluran tanganmu, akan tetapi dengan satu syarat, yaitu bahwa kalau kelak aku merasa tidak cocok dengan te mpat itu atau denganmu, aku akan membawa anakku pergi mengambil jalanku sendiri, dan harap engkau tidak menuduh aku tidak mengenal budi.

Hong San tertawa dengan gembira, wajahnya berseri

Tentu saja, Lan-moi

Tentu saja engkau bebas untuk menentukan langkahmu sendiri

Aku sudah merasa cukup bangga dan puas bahwa kau dapat mempercayaiku!

Pemilik rumah itu datang memberi laporan bahwa ada seorang penduduk dusun yang mau menjual kudanya, adapun keretanya dapat dibeli di kota Peng-lu

Karena pembelian mendadak dan te rgesa-gesa, tentu saja Hong San harus membayar hampir dua kali lipat harga umum

Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali sebuah kereta meninggalkan dusun itu, dikusiri oleh Hong San

Bi Lan dan Lan Lan duduk di dalam kereta yang dilarikan dengan cepat

Mereka menuju ke kota raja! -ooo0dw0ooo-

Akan tetapi, kenapa ke kota raja

Apakah engkau mempunyai keluarga di sana, toako

Ataukah sahabat?

Bi Lan bertanya ketika malam itu mereka berhenti di sebuah dusun di luar kota raja Tiang-an

Di kota raja yang ramai kita dapat dengan mudah mencari rumah tinggal yang baik, Lan-moi

Juga daerah paling aman sekarang ini adalah di kota raja

Selain itu, di kota besar ini kita akan dapat mencari penghasilan dengan mudah

Aku sendiri dapat berdagang, atau juga mencoba untuk mendapatkan kedudukan.

Bi Lan diam saja

Ia tidak dapat banyak memilih dan menyerahkan saja pada pemuda ini

Sikap yang selalu sopan dan ramah dari pemuda ini memang membuat ia percaya sepenuhnya

Akan tetapi ia masih ragu-ragu apakah ia dapat membalas kasih sayang pemuda itu kepadanya

Ada sesuatu yang membuatnya ragu

Pemuda ini seperti menyimpan suatu rahasia, dan kadang sikapnya aneh dan tidak wajar

Juga, sepasang mata yang te rlalu hitam dari pemuda itu kadangkadang membuatnya merasa ngeri

Kadang-kadang ia seperti melihat sinar yang aneh, penuh kekejaman

Kadang sinar yang dingin dan acuh, akan tetapi segera berubah lagi menjadi ramah, memancar dari sepasang mata itu

Lan-moi, sebelum kita memasuki kota raja, ada sesuatu yang perlu kau tahui dan aku memerlukan bantuanmu.

Setelah mereka agak lama berdiam diri Hong San bicara dengan suara halus dan lirih, seolah dia tidak ingin ada orang lain mendengar ucapannya

Bi Lan mengerutkan alisnya dan mengangkat muka, memandang kepada pemuda itu

Sinar mata pemuda itu nampak mengandung kecerdikan, akan tetapi juga kekhawatiran

Ada apakah, toako

Katakanlah, dan tentu s aja aku siap membantumu.

Ketahuilah, Lan-moi, bahwa kerajaan Tang yang sekarang ini, yang baru tiga empat tahun berdiri, dahulunya merupakan pemberontak-pemberontak te rhadap Kerajaan Sui.

Tentu saja,

kata Bi Lan

Setiap kerajaan atau pemerintahan baru yang merebut pemerintahan lama tadinya adalah pemberontak.

Nah, ketika Panglima Li Si Bin memimpin pasukan pemberontak, aku pernah membantu pasukan Kerajaan Sui untuk menentang pemberontak

Akan tetapi pasukan pemerintah gagal dan kalah

Kaisar Yang Ti melarikan diri dan akupun meninggalkan pasukan pemerintah.

Bi Lan tidak merasa heran

Dalam suasana perang saudara seperti itu, banyak orang te rlibat, dan diapun tahu bahwa banyak pendekar yang dahulu membantu Kerajaan Sui untuk melawan pemberontak yang kemudian memperole h kemenangan dan kini menjadi Kerajaan Tang yang baru.

Lalu mengapa, toako

Hal itu adalah wajar saja.

Akan tetapi, namaku telah dikenal oleh mereka, Lan-moi

Karena kini mereka yang berkuasa, maka te ntu akan ditangkap sebagai sisa pengikut kaisar lama, kalau mereka mengetahui bahwa aku berada di kota raja.

Bi Lan mengerutkan alisnya

Kalau sudah begitu, kenapa engkau malah mengajakku ke kota raja, toako?

Kurasa Panglima Li Si Bin dan ayahnya yang kini menjadi Kaisar Tang Kao Cu, hanya mengenal namaku saja, tidak pernah melihat orangnya

Kalau aku berganti nama, kiraku tidak akan ada yang tahu bahwa aku dahulu membantu kerajaan Sui untuk menentang mereka

Karena itu, aku mengharapkan bantuanmu Lan-moi, agar engkau memaklumi pergantian namaku

Aku akan menggunakan nama Siauw Can saja sehingga engkau masih tetap menyebutku Can-toako.

Bi Lan te rsenyum

Baik, toako

Nama baru itu sebetulnya tidak baru

Siauw Can berarti Can Muda, jadi engkau masih tetap mempergunakan nama keturunmu, hanya nama kecil Hong San s aja yang tidak kaupergunakan.

Engkau benar, Lan-moi

Akan tetapi dengan menggunakan nama Siauw Can, orang akan menganggap bahwa nama keturunanku adalah Siauw, dan nama kecilku Can

De ngan demikian, akan aman, bukan?

De mikianlah, pada keesokan harinya, pagi-pagi mereka meninggalkan dusun itu

Seperti biasa, Hong San atau sekarang kita sebut saja Siauw Can menjadi kusir

Bi Lan dan Lan Lan berada di dalam kereta

Sengaja Bi Lan membuka tirai pintu agar dia dan Lan Lan dapat melihat keadaan di sepanjang jalan

Makin mendekati pintu gerbang kota raja, semakin ramailah jalan raya itu

Agaknya para penduduk dusun banyak yang membawa barang dagangan mereka, hasil sawah ladang dan hasil sungai ke pasar di kota raja

Para petani yang memikul barang dagangan mereka atau yang mendorong dengan kereta, berbondong-bondong memasuki pintu gerbang selatan

Banyak pula wanita dusun yang membawa barang dagangan, ada yang memikul, ada yang membawa keranjang

Siauw Can menjalankan keretanya perlahanlahan

Jalan raya menuju ke kota raja itu cukup le bar, akan te tapi karena banyaknya orang yang lalu lalang berbondong-bondong, dia harus menjalankan keretanya dengan hati-hati

Tiba-tiba nampak betapa orang-orang itu mempercepat jalan mereka, bahkan nampak te rgesa-gesa dan wajah mereka membayangkan ketakutan

Melihat hal ini, Bi Lan berkata dari dalam kereta

Can-toako, apakah yang te rjadi

Orang-orang itu nampak ketakutan!

Siauw Can membawa keretanya ke te pi jalan dan berhenti

Akupun tidak tahu mengapa, Lan-moi

Biar kutanyakan kepada mereka.

Dari atas keretanya Siauw Can lalu bertanya kepada seorang petani yang memikul ketelanya

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar