Naga Beracun Bab 092

Akan te tapi Siong Ki menjadi kecewa melihat wanita cantik itu menggeleng kepalanya

Sin-tiauw Liu Bhok Ki telah meninggal dunia belasan tahun yang lalu dan sejak itu, tidak ada yang tahu ke mana perginya is te rinya itu

Ia ketika itu masih muda, dan ia hanya diketahui sebagai murid Siauw-lim-pai, namanya tidak begitu dikenal

Yang te rkenal adalah suaminya, maka setelah suaminya meninggal dunia, Kwa Bi Lan juga tidak diperhatikan orang lagi

Aku tidak tahu di mana ia berada.

Melihat wajah sahabat barunya kelihatan kecewa, ia cepat menyambung

Jangan khawatir, siauw-te, aku akan membantumu mencarikan sampai dapat

Aku mempunyai banyak hubungan, te ntu akan dapat mencari keterangan tentang Kwa Bi Lan.

Wajah Siong Ki menjadi cerah kembali mendengar kesanggupan wanita cantik itu

Terima kasih, enci Ouw, engkau baik sekali.

Ji-wi mencari pekerjaan

Sungguh kebetulan sekali! Saat ini tenaga dua orang seperti ji-wi amat dibutuhkan

Dan bukan saja ji-wi akan menerima balas jasa yang cukup besar, bahkan membuka kesempatan bagi ji-wi untuk mendapatkan pekerjaan dan kedudukan di kota raja Tiang-an.

Dua orang muda itu tertarik sekali

Mereka memandang tuan rumah dengan sinar mata penuh selidik

Bagaimanapun juga, Siong Ki tidak akan sudi menerima kalau ditugaskan melakukan suatu kejahatan

Dia bukan penjahat! Dia seorang pendekar! Juga Bi-tok Siocia Ouw Ling adalah pute ri seorang datuk, te ntu saja merasa rendah kalau harus melakukan kejahatan remeh yang hanya akan menjatuhkan nama besarnya dan nama besar ayahnya

Pekerjaan apakah yang kaumaksudkan itu, paman?

tanya Ouw Ling

Begini, Ouw Siocia

Kalian tahu bahwa aku mempunyai hubungan dekat sekali dengan para pejabat di Lok-yang

Kebetulan sekali seorang pangeran yang kini menjabat kedudukan hakim di Lok-yang, kemarin minta kepadaku untuk menyediakan beberapa orang yang berkepandaian tinggi untuk mengawal is teri pangeran dan tiga orang pute ranya yang hendak melakukan perjalanan ke Tiang-an

Mereka memang berasal dari kota raja

Perjalanan sekarang tidak dapat dikata aman, maka aku sedang bingung mencari siapa gerangan yang dapat dipercaya untuk memikul tugas itu

Dan melihat kalian berdua, aku yakin tidak ada orang lain yang te pat dan dapat diandalkan untuk mengawal keluarga pangeran itu dari sini ke kota raja.

Pangcu, bagi seorang pembesar, apalagi kalau dia pangeran, apa susahnya mencari pengawal

Akan te rsedia pasukan besar untuk menjaga keselamatan keluarganya! Kenapa harus mencari orang lain?

tanya Siong Ki

Benar pertanyaan The-siauwte itu, paman

Mengherankan sekali memang.

kata Ouw Ling

Ketua pengemis itu mengangguk-angguk

Me mang tadinya akupun membantahnya demikian, akan te tapi setelah dia menjelaskan, baru aku mengerti

Pangeran itu seorang hakim, kalau is terinya ke kota raja, pasti dia akan menitipkan beberapa laporan penting

Dia tidak ingin mengerahkan pasukan agar tidak menyolok dan menarik perhatian, juga keluarganya tidak suka kalau bepergian diiringkan pasukan yang membuat suasana menjadi kaku, akan te tapi diapun ingin keselamatan keluarganya te rjamin

Oleh karena itu, dia minta aku mencarikan dua tiga orang pengawal yang dapat diandalkan, dan melihat kalian berdua, aku yakin kalian akan mampu mengawal keluarga itu s ampai selamat tiba di kota raja

Dan kalau kalian menghendaki pekerjaan atau kedudukan di kota raja, kiranya aku dapat menyampaikan kepada pangeran itu

Dia pasti akan dapat memberi kalian surat perkenalan dan kepercayaan untuk pembesar di kotaraja.

Dua orang itu saling pandang, kemudian Ouw Ling bertanya,

Apakah sudah ditentukan kapan keluarga itu berangkat?

Tiga hari lagi.

Kalau begitu, biar penawaran ini kami pertimbangkan dulu sampai besok

Besok kami memberi keputusan kepadamu, paman

Bukankah begitu, siauwte?

Siong Ki mengangguk

Sebetulnya, dia senang mendengar penawaran itu

Pekerjaan yang tidak berat, dan selain imbalannya te ntu besar, juga kemungkinan dia memperole h kedudukan di kota raja

Pekerjaan apa yang le bih baik daripada menjadi seorang seorang pejabat di kota raja

Akan tetapi karena dia membutuhkan bantuan Ouw Ling untuk dapat menemukan Kwa Bi Lan, maka ketika wanita itu mengajukan pendapatnya, diapun hanya mengangguk se tuju

Ouw Ling dan Siong Ki lalu berpamit dan oleh ketua Hek I Kaipang, mereka kembali diantar dengan kereta memasuki Lok-yang dan sampai ke depan rumah penginapan mereka

-ooo0dw0ooo- Siong Ki sedang duduk te rmenung di dalam kamarnya di rumah penginapan itu

Dia merenungkan pengalamannya sehari itu, pengalaman yang dianggapnya aneh sekali

Dalam waktu sehari, dia bertemu dengan Bi Tok Siocia Ouw Ling yang te rnyata kemudian dia ketahui sebagai pute ri datuk sesat Ouw Kok Sian, majikan Bukit Naga

Akan te tapi wanita itu amat baik kepadanya, ramah dan manis sehingga dia harus mengakui bahwa hatinya terpikat

Seorang wanita yang sudah matang, berpengalaman, cerdik, memiliki ilmu silat tinggi, dan le bih dari pada itu semua, cantik wajahnya dan menggairahkan tubuhnya

Belum pernah dia berte mu dengan seorang wanita seperti itu! Dan wanita itu demikian ramah kepadanya, bahkan kini hendak membantunya menemukan Kwa Bi Lan

Setelah pengalamannya berte mu dengan wanita itu, dilanjutkan dengan perte muannya dengan ketua He k I Kai-pang yang menawarkan pekerjaan yang amat baik dan membuka kesempatan untuk memperoleh kemajuan di kota raja

Tadi, ketika mereka kembali ke rumah penginapan, sampai mereka mandi lalu makan malam, Ouw Ling belum mengambil keputusan mengenai penawaran itu dan ketika dia bertanya, wanita itu menjawab bahwa ia akan memikirkannya dulu baik-baik sebelum mengambil keputusan

Kini, wanita itu memasuki kamarnya sendiri dan dia berada di kamarnya, mereka berdua belum mengambil ke putusan

Tok tok-tok!

Daun pintu kamarnya diketuk orang dari luar

Siapa?

tanya Siong Ki sambil menghampiri daun pintu akan te tapi belum membukanya

Pengalamannya hari tadi membuat dia waspada dan curiga

Aku, siauw-te

Bukalah!

Siong Ki bernapas lega

Ouw Ling yang datang

Tentu akan membicarakan te ntang penawaran tadi dan sekarang agaknya wanita itu akan mengambil keputusan

Dia membuka daun pintu dan memandang kagum

Ouw Ling nampak segar, dengan pakaian baru, dengan rambut yang disisir rapi dan digelung tinggi, wajahnya nampak kemerahan dan penuh senyum menggairahkan, pandang matanya bersinar-sinar, dan tangannya memegang dua buah cawan dan sebuah guci anggur

Aih, enci, engkau membawa minuman?

tanya Siong Ki heran

Tutuplah daun pintunya siauwte

Kita bicarakan urusan siang tadi dan sambil minum anggur

Aku membeli anggur yang enak sekali dan hawa malam ini amat dingin.

Melihat keraguan Siong Ki yang agaknya merasa sungkan untuk menutupkan daun pintu selagi ada seorang wanita di kamarnya, Ouw Ling tertawa

Hi-hik, mengapa engkau ragu

Kita sudah menjadi sahabat baik, seperti saudara sendiri, mengapa masih banyak sungkan, siauwte?

Aku.......aku......hanya menjaga nama baikmu, enci....

kata Siong Ki ragu, akan te tapi dia menutupkan juga daun pintu kamarnya setelah melihat bahwa di luar sunyi, tidak nampak seorangpun tamu yang semua agaknya sudah masuk kamar

Ouw Ling memandang kepada pemuda yang kini duduk di depannya terhalang meja kecil itu dengan alis terangkat, dan pandang matanya seperti orang yang tidak percaya

Siauwte, berapa sih usiamu tahun ini?

tanyanya tiba-tiba

Walau pun Siong Ki merasa aneh dengan pertanyaan itu, dia menjawab juga

Usiaku duapuluh dua tahun, enci.

Sudah duapuluh dua tahun dan engkau takut duduk berdua dengan seorang wanita dalam kamarmu?

kembali pandang matanya tidak percaya

Siong Ki merasa betapa mukanya te rasa panas dan diapun tersipu

Aih, sejak kecil aku berada di bawah bimbingan guru-guruku, dan baru sekarang aku hidup sendiri

Mengapa dan untuk apa aku harus duduk berdua dengan seorang wanita dalam kamar?

Bukan main!

Kini pandang mata itu mengandung kehe ranan, juga kekaguman dan kegembiraan

Jadi selama ini engkau belum pernah bergaul akrab dengan seorang wanita?

Siong Ki menggeleng kepala dan mukanya berubah kemerahan

Jangankan akrab, bergaulpun belum sempat dan baru sekarang ini aku bersahabat dengan seorang wanita, enci.

I hh! Dan engkau senang bersahabat denganku, siauwte?

Pandang mata itu penuh selidik

Siong Ki mengangguk

Senang sekali, engkau seorang yang baik, enci.

Kini Ouw Ling nampak gembira bukan main

Sudahlah, jangan te rlalu memuji karena sesungguhnya engkaulah yang baik sekali, siauwte

Nah sekarang kita bicara te ntang penawaran Hek I Sin-kai tadi

Bagaimana menurut pendapatmu?

Siong Ki menarik napas panjang

Aku hanya menyerahkan keputusannya kepadamu saja, enci

Engkau tahu bahwa aku menerima tugas dari guruku untuk mencari seorang yang bernama Kwa Bi Lan

Tugas itu yang harus kupentingkan dulu

Setelah itu, baru aku akan memikirkan te ntang pekerjaan apa yang dapat kupegang

Karena aku mengharapkan bantuanmu untuk dapat menemukan Kwa Bi Lan, maka aku menurut saja bagaimana keputusanmu.

Ouw Ling menuangkan anggur merah itu ke dalam dua buah cawan dan mengajak Siong Ki minum,

Mari kita mlnun, coba rasakan bagaimana enaknya anggur yang kubeli ini.

Siong Ki menurut dan memang anggur itu enak

Anggur yang sudah te rsimpan lama, manis dan halus walaupun amat kuat

Sekarang katakan, siauwte, karena aku ingin sekali mengetahui dan kiranya sudah sepatutnya kalau aku mengetahui keadaan dirimu, siapakah sebenarnya gurumu dan mengapa pula dia mengutusmu mencari Kwa Bi Lan atau......kalau engkau tidak percaya kepadaku, sudah, jangan kauceritakan kepadaku.

Ouw Ling mengambil sikap demikian muram dan berduka penuh kekecewaan, sehingga Siong Ki yang masih hijau itu tentu saja merasa tidak enak sekali

Ah, enci Ouw, tentu saja aku percaya padamu

Engkau begini baik, bahkan engkau akan membantuku menemukan Kwa Bi Lan

Baik, tadi di depan Hek I Sin-kai aku memang tidak mau berte rus terang, akan tetapi kita sudah bersahabat baik, sesungguhnya, guruku bernama Si Han Beng......

Aih, sudah kuduga! Ketika melihat pedangmu yang buruk itu, aku segera mengenal Seng-kongkiam! Bukankah pedang itu milik subomu

Gurumu adalah Huang-ho Sin-liong (Naga Sakti Sungai Kuning) dan isterinya bernama Bu Giok Cu, bukan?

Siong Ki te rcengang, kagum akan pengetahuan Ouw Ling yang luas

Ah, kiranya engkau sudah mengenal suhu dan subo?

Me ngenal sih tidak

Orang seperti aku ini bagaimana ada harganya mengenal suami isteri yang hebat itu

Akan tetapi aku sudah mendengar nama besar mereka

Dan sekarang aku berte mu dengan murid mereka! Wah, siauwte, maafkan kalau aku bersikap kurang hormat kepada murid seorang pendekar sakti!

Ouw Ling dengan gaya yang manis lalu bangkit dan mengangkat kedua tangan depan dada memberi hormat

Siong Ki cepat bangkit dan membalas penghormatan itu

Wah, enci, harap jangan bersikap seperti itu

Engkau membikin aku menjadi malu saja.

Engkau gagah perkasa, murid pendekar sakti, dan engkau tetap rendah hati, siauwte

Betapa mengagumkan

Selama hidupku, belum pernah aku berte mu dengan seorang laki-laki sejati sepertimu

Nah, coba ceritakan, apa sebabnya gurumu menyuruh engkau mencari Kwa Bi Lan?

Karena Kwa Bi Lan te lah menculik pute ri suhu enambelas tahun yang lalu ketika anak itu berusia dua tahun.

Ouw Ling mengangguk-angguk

Bagi seorang kangouw sepertinya yang sudah biasa mendengar te ntang hal-hal seperti itu, ia tidak merasa heran

Hanya ingin tahu permusuhan apa yang te rdapat antara Kwa Bi Lan dan keluarga N aga Sakti Sungai Kuning itu

Kenapa gurumu yang sakti itu membiarkan saja sampai sekarang, tidak mencari dan merampas kembali pute rinya

Kurasa Kwa Bi Lan tidak akan mampu menandingi kelihaian Naga Sakti Sungai Kuning dan isterinya.

Siong Ki menggeleng kepalanya, tidak ingin menceritakan terlalu banyak tentang gurunya, te ntang dendam yang te rkandung di hati Kwa Bi Lan te rhadap gurunya, karena hal itu merupakan rahasia pribadi gurunya

Aku tidak tahu, enci, aku hanya ingin melaksanakan perintah suhu.

Ouw Ling te rsenyum dan mengangkat cawan anggurnya

Jangan khawatir, aku akan membantu dan kita pasti akan dapat menemukan penculik pute ri gurumu itu

Sekarang, mari kita minum sampai puas

Aku gembira sekali dapat bersahabat denganmu dan ingin merayakan kegembiraan ini berdua denganmu

N ah, minumlah, siauwte.

Siong Ki tentu saja tidak dapat menolak keramahan wanita itu dan diapun menemani Ouw Ling minum anggur sampai akhirnya guci anggur itu habis dan mereka berdua merasa ringan di hati dan kepala

Pengaruh anggur mulai bekerja dan Siong Ki yang ketika berada di rumah suhunya, jarang sekali minum anggur sampai sedemikian banyaknya, mulai merasa aneh

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar