Naga Beracun Bab 091


He-he, The-sicu

Apa salahnya menggunakan senjata

Kalau kita sudah menguasai benar, senjata sama dengan tangan kita dan tidak akan melukai lawan kalau tidak kita kehendaki

Justru engkau akan dapat mengambil keuntungan dan ajaran dari ilmu tongkatku! Cabutlah pedangmu dan jangan takut, aku tidak akan melukaimu dengan tongkat ini.

Baiklah kalau engkau menghendaki demikian pangcu,

Siong Ki lalu mencabut pedangnya, sengaja memperlihatkan sikap kaku sehingga diam-diam Ouw Siocia sendiri mengerutkan alisnya dan mulai meragukan kemampuan pemuda itu

Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa

Yang te rtawa adalah Su Ji Kiat dari sudut ruangan itu

Ha-ha-ha-ha, engkau hendak menggunakan sebatang pedang butut itu untuk melawan tongkat suhu

Ha-ha-ha, suhu, biarkan teecu (murid) melawan badut ini!

Setelah berkata demikian dia sudah meloncat ke dekat Siong Ki, tongkatnya yang tadi terlepas ketika dia bertanding melawan Ouw Ling telah dipegangnya kembali

He k I Sin-kai adalah seorang kangouw yang banyak pengalaman

Biar pun pemuda itu mengeluarkan sebatang pedang yang nampaknya butut dan tumpul, namun dia tidak memandang rendah

Bahkan diam-diam dia te rkejut

Dia tahu bahwa semakin buruk dan nampak le mah senjata seorang ahli silat, semakin tinggi pula tingkat orang itu

Orang yang memegang senjata yang nampak bersahaja, berarti tidak lagi mengandalkan senjata itu, melainkan dirinya sendiri

Dia belum pernah berkenalan dengan pemuda ini, tidak tahu dari aliran mana

Ole h karena itu, majunya muridnya merupakan hal yang menguntungkan baginya

De ngan membiarkan muridnya maju le bih dahulu, berarti dia mendapat kesempatan untuk mengintai tingkat lawan!

Baiklah, e ngkau boleh mengujinya lebih dahulu, Ji Kiat,

katanya sambil mengangguk

Ji Kiat sudah menghadapi Siong Ki dan lagak sombongnya timbul kembali

The-sicu, majulah dan aku yakin dalam waktu kurang dari duapuluh jurus aku akan dapat mengalahkanmu!

kata Ji Kiat yang bersikap sombong untuk menutup rasa malunya karena kekalahannya dari Ouw Ling tadi

Siong Ki mengerutkan alisnya

Dia sudah dapat menilai sampai dimana kepandaian orang ini dan dia merasa muak melihat kesombongan orang itu maka diapun ingin memberi hajaran kepadanya, maka ia lalu berkata,

Engkau tadi sudah bertanding melawan Ouw-cici, tidak adil kalau sekarang melawanku, maka biarlah aku akan mengaku kalah kalau dalam waktu lima jurus aku belum mampu mengalahkanmu!

Bukan saja Ji Kiat yang menjadi merah telinganya mendengar ini, akan tetapi juga Hek I Sin-kai, bahkan juga Ouw Ling

Wanita ini tentu saja kaget karena ia sendiri tidak akan mungkin mengalahkan Ji Kiat hanya dalam waktu lima jurus, apalagi sebelumnya telah memberi tahu, sehingga te ntu saja Ji Kiat akan memperkuat pertahanannya agar jangan kalah dalam waktu sesingkat itu

Tentu saja Ji Kiat menjadi marah bukan main

Dia tadi telah dikalahkan Ouw Ling yang berarti dia telah terseret turun dari kedudukann ya yang dia banggakan sebagai murid utama He k I Sin-kai, dan kini, ada pemuda tak te rkenal yang berani mengatakan akan mengaku kalah kalau tidak dapat mengalahkannya dalam waktu lima jurus! Gurunya sendiripun tidak akan mungkin dapat mengalahkannya dalam waktu lima jurus

Bagus, engkau sendiri yang mengeluarkan ucapan itu, The-sicu

Nah, aku sudah siap, mulailah engkau menyerangku!

kata Ji Kiat

Diapun cukup cerdik untuk mengambil keuntungan dari tantangan lawan

Dia hanya tinggal menjaga diri agar jangan sampai kalah dalam waktu lima jurus dan itu berarti dia akan menang! Jelas, sekarang akan tertebus kekalahannya yang tadi! Siong Ki tersenyum, maklum apa yang berada dalam pikiran lawan

Baik, kau bersiaplah

Nah, lihat seranganku

Jurus pertama!

Tiba-tiba pedang tumpul di tangannya bergerak dan le nyaplah pedang itu, yang nampak hanya sinar hijau menyambar dahsyat ke arah kepala Ji Kiat, disusul dorongan tangan kirinya ke arah dada

Inilan juru De wa-mempersembahkan-mustika, sebuah jurus yang sekaligus atau beruntun cepat sekali telah melakukan dua serangan, yaitu sambaran pedang dari kiri ke kanan disusul dorongan tangan kiri dengan jari terbuka ke arah dada lawan

Ji Kiat yang sudah siap siaga, cepat memutar tongkatnya melindungi tubuhnya

Trakkk!

Tongkat bertemu pedang tumpul dan melekat! Tentu s aja karena tongkatnya tertahan, Ji Kiat tidak dapat melindungi dadanya yang disambar tangan kiri Siong Ki

Cepat dia miringkan tubuhnya, nanun te rdengar suara

brett

dan ujung bajunya robek dan hancur

Wajahnya menjadi pucat

Kalau tangan itu tadi meremas perut atau dadanya, bukan ujung baju, te ntu bukan kain itu yang robek hancur! Dia meloncat ke belakang dan siap menghadapi serangan selanjutnya

Bagaimanapun juga, dalam jurus pertama itu, dia belum jatuh, berarti belum kalah! Siong Ki tersenyum

Orang ini memang tak tahu diri, pikirnya

Sebetulnya, jurus pertama itu saja sudah cukup membuktikan bahwa Ji Kiat kalah, akan tetapi agaknya orang itu tidak mau mengakui kekalahannya

Awas serangan jurus ke dua!

bentak Siong Ki dan diapun meloncat maju dan kini pedang butut dan tumpul di tangannya digerakkannya cepat membentuk lingkaran-lingkaran yang aneh dan cepat, hanya nampak gulungan-gulungan sinar hijau saja yang seolah ada beberapa ekor burung hijau beterbangan mengelilingi tubuh Ji kiat

Orang inipun cepat memutar tongkatnya melindungi diri, namun te tap saja gerakannya kalah cepat

Pratt!

dan nampaklah potongan rambut berhamburan

Sebagian rambut Ji Kiat disambar sinar pedang dan berhamburan

Kembali Ji Kiat melompat ke belakang dan memasang kuda-kuda

Dia tidak memperdulikan rambutnya yang bodol, dan dia memandang dengan mata mendelik karena merasa penasaran dan marah

Melihat lawan masih belum mau mengaku kalah, Siong Ki menerjang lagi sambil berseru,

Jurus ke tiga!

Kini Ji Kiat menangkis datangnya pedang yang membacok kepalanya itu dengan mengerahkan seluruh te naganya

Trangg........!!

Keras sekali kedua senjata itu saling bertemu di udara dan akibatnya, ujung tongkat di tangan Ji Kiat itu putus te rpotong!

Hemn, aku masih belum roboh!

kata Ji Kit dengan nekat walaupun tongkatnya yang amat diandalkannya itu telah patah ujungnya

Baik, jagalah jurus ke empat!

Kini pedang itu bergerak lagi, berkelebatan menyambar-nyambar dan Ji Kiat menggunakan tongkatnya yang buntung untuk melindungi dirinya

Trakk!

Kembali tongkat bertemu pedang dan sekali ini Ji Kiat tidak mampu menarik le pas tongkatnya dari pedang

Tongkatnya melekat dan biarpun dia sudah mengerahkan tenaga untuk melepaskan tongkatnya, sia-sia saja dan pada saat itu, tangan kiri Siong Ki meluncur ke arah pergelangan tangannya yang memegang tongkat

Tukk!

Lengan kanan Ji Kiat menjadi lumpuh dan te rpaksa dia melepaskan tongkatnya yang tidak dapat dipertahankannya kembali

Kini tongkati telah terampas lawan! Akan tetapi dia belum roboh, dan hanya tinggal satu jurus lagi

Biarpun dari jurus pertama sampai jurus ke empat dia te lah dirugikan, akan te tapi kalau sejurus lagi le wat dan dia belum roboh, berarti lawannya akan dianggap kalah!

The-sicu, aku belum roboh, berarti belum kalah!

katanya dan dia memasang kuda-kuda dengan kedua kaki dite kuk rendah, siap melewatkan sejurus lagi dengan seluruh kekuatannya! Sementara itu, Hek I Sin-kai memandang dengan mata te rbelalak, bahkan Ouw Ling sendiri menjadi bengong

Ia dapat menduga bahwa Siong Ki seorang yang lihai, akan tetapi tidak disangkanya sehebat itu! Tentu saja wanita itu menjadi semakin kagum dan tertarik

Sedangkan He k I Sin-kai agak pucat wajahnya

Tahulah kakek ini bahwa dia sendiripun bukan tandingan pemuda yang amat hebat itu! Ingin dia meneriaki muridnya agar menyerah, akan tetapi karena Ji Kiat sudah terlanjur bersikap tidak mau kalah, diapun hanya memandang penuh perhatian dan ingin tahu apa yang akan dilakukan pemuda lihai itu terhadap muridnya

Siong Ki te rsenyum dan menyarungkan Sengkong-kiam di sarung pedangnya, lalu berkata:

Engkau ingin dirobohkan dalam jurus ke lima

Baiklah kalau begitu, nah! robohlah kau!

Siong Ki menerjang dengan tangan kosong dan disambut oleh Ji Kiat dengan kedua tangannya

Dia berpikir bahwa kalau kedua tangannya menangkis , maka jurus itu akan lewat dan dia tidak akan roboh

Plak, dess!!

Kedua pasang tangan berte mu dengan kuatnya dan tubuh Ji Kiat terdorong ke belakang, akan te tapi sapuan kaki Siong Ki membuat dia terpelanting dan tanpa dapat dicegah lagi Ji Kiat roboh terbanting

Dia terkejut dan juga heran

Mau tidak mau dia harus mengakui keunggulan pemuda itu yang te rnyata le bih lihai dibandingkan Ouw Siocia! Ji Kiat bangkit duduk dan meringis karena punggungnya te rasa nyeri ketika dia terbanting tadi

Dia bangkit berdiri dan memberi hormat kepada Siong Ki sambil berkata,

The sicu, aku mengaku kalah

Engkau memang lihai sekali dan maafkan kata-kataku tadi.

Terdengar te puk tangan dan He k I Sin-kai yang berte puk tangan memuji

Hebat, engkau hebat sekali, orang muda!

katanya

Ouw Ling yang merasa bangga melihat kelihaian sahabat barunya itu lalu berkata kepada Hek I Sinkai,

Paman, sekarang tiba giliranmu untuk memberi petunjuk pada The-siauwte!

Aih, melihat betapa dengan mudahnya The-sicu mengalahkan Ji Kiat, cukuplah

Aku sudah te rlalu tua untuk dapat menandinginya

Hanya sayang aku belum dapat mengenal dari aliran mana ilmu silatmu, sicu

Aku harus memberi selamat kepadamu untuk membuktikan kekagumanku kepadamu

Nah, te rimalah secawan arak sebagai ucapan selamat dan kekagumanku, The-sicu!

Ketua Hek I Kai-pang itu memegang sebuah cawan kosong dengan tangan kanan, lalu tangan kirinya menuangkan arak dari guci arak sampai penuh

Kemudian dengan kedua tangan dia memegang secawan arak itu, diam-diam mengerahkan sinkangnya dan ketika dia menyerahkan secawan arak itu kepada Siong Ki, arak di guci itu bergolak seperti mendidih! Inilah pameran kekuatan sinkang yang hebat sehingga mengagumkan Ouw Ling

Namun, Siong Ki menghadapi ketua itu dengan senyum, lalu dia mengulurkan kedua tangan untuk menerima secawan arak itu

Terima kasih, engkau baik sekali, pangcu,

katanya dan dengan kedua tangan, dia memegang cawan arak itu

Arak yang tadinya mendidih itu tiba-tiba berhenti bergolak dan ketika pemuda itu menuangkannya ke mulut sambil berdongak, arak itu tidak menetes turun dari cawan yang dia balikkan! Arak itu seolah-olah telah membeku dan tidak tumpah keluar! Inipun merupakan demons trasi kekuatan sin-kang yang tidak kalah hebatnya, membuat Ouw Ling berte puk tangan

Aih-aihhh......kalian berdua ini seperti kanakkanak yang bermain sulap saja, suka main-main seperti itu!

katanya

Siong Ki tersenyum, menurunkan cawan itu lalu mengangkat cawan sambil mengajak tuan rumah dan wanita itu minum arak masing-masing

Mari kita minum untuk persahabatan kita!

kata Siong Ki

Hek I Sin-kai menyambut dengan gembira, demikian pula Ouw Ling dan mereka bertiga minum arak lalu mereka dipersilakan duduk kembali

He k I Sin-kai memberi is yarat kepada Ji Kiat untuk meninggalkan ruangan itu dan mereka bertiga duduk bercakap-cakap dengan gembira

Sungguh menggembira kan sekali hari ini aku dapat berte mu dan berkenalan dengan kalian dua orang muda yang hebat

N ah, sekarang kalau boleh aku mengetahui, apakah kepentingan ji-wi (kalian berdua) datang ke Lok-yang

Apakah barangkali kami dapat membantu kalian?

Kami tidak mempunyai keperluan khusus, paman,

kata Ouw Ling sambil mengerling kepada Siong Ki

Kami hanya berpesiar saja, sambil melihat-lihat barangkali ada pekerjaan yang cocok bagi kami.

Siong Ki teringat akan tugas yang diberikan gurunya kepadanya

Ini kesempatan yang amat baik, pikirnya

Sebagai ketua kai-pang yang memiliki banyak anggota, juga te ntu mempunyai hubungan yang amat luas, mungkin saja Hek I Sin-kai dapat membantunya memberi kete rangan te ntang penculik puteri gurunya!

Barangkali pangcu dapat membantuku dengan memberi kete rangan tentang seorang yang sedang kucari.

Siapakah orang yang sedang kaucari itu Thesicu?

tanya Hek I Sin-kai sedangkan Ouw Ling juga memandang penuh perhatian

Ia sendiri belum pernah mendengar tentang itu karena memang ia baru saja berkenalan dengan Siong Ki dan belum mendengar banyak te ntang riwayat dan keadaan pemuda yang dikaguminya itu

Siong Ki sudah mendengar tentang Kwa Bi Lan dari gurunya, te ntang riwayat wanita itu mengapa menculik pute ri gurunya

Diapun sengaja tidak langsung menanyakan te ntang wanita itu, melainkan mendiang suaminya yang lebih terkenal di dunia kangouw

Aku mencari orang yang berjuluk Sin-tiauw (Rajawali Sakti) bernama Liu Bhok Ki.

Bukan han ya He k I Sin kai yang te rkejut, juga Ouw Ling te rcengang karena nama besar Si Rajawali sakti pernah menggemparkan dunia kangouw

Aih, dia

Akan tetapi dia telah tidak ada lagi, sicu! Dia telah mati belasan tahun yang lalu!

Tentu saja Siong Ki sudah tahu akan hal ini

Kalau begitu, aku mencari keluarganya

Apakah dia tidak mempunyai keluarga

Isteri atau anak?

Kami tidak mendengar bahwa dia mempunyai anak, hanya mendengar bahwa dia di hari tuanya mempunyai seorang isteri

Akan tetapi, kami tidak tahu siapa isterinya itu dan di mana ia sekarang berada.

Aku tahu!

tiba-tiba Ouw Ling berkata

Isterinya seorang wanita muda murid Siauw-limpai, namanya......namanya Kwa......Bi Lan

Ya, aku pernah mendengar ayah bercerita tentang mendiang Sin-tiauw Liu Bhok Ki itu.

Tentu saja diam-diam Siong ki merasa girang

Tak disangkanya bahwa yang mengenal wanita itu bahkan sahabat barunya ini!

Aih, Ouw-cici, engkau malah mengenalnya

Di mana sekarang Kwa Bi Lan itu.

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar