Kalian lihat bahwa kami selalu suka bersahabat dengan orang orang lihai di dunia kang-ouw
Ouw-siocia, sudah bertahun-tahun aku tidak bertemu sahabat Ouw Kok Sian
Setiap kali kami saling jumpa, kami pasti membicarakan ilmu silat dan latihan bersama
Sekarang, karena engkau merupakan pute rinya, maka biarlah kuanggap engkau mewakili ayahmu dan aku ingin sekali melihat sampai di mana kini kemajuan ilmu silat dari majikan Liong-san
Haha-ha-ha!
Sikap tuan rumah itu wajar dan ramah, sama sekali bukan merupakan tantangan untuk berkelahi
-ooo0dw0ooo-
Jilid 24
Aih, Paman Na terlalu memuji
Mana bisa sedikit kemampuanku dibandingkan dengan He k I Sin-kai yang terkenal dengan ilmu tongkatnya?
Ha-ha-ha, Ouw Siocia
Kita adalah orang-orang kang-ouw, kalau tidak membicarakan dan saling memberi petunjuk dalam ilmu silat, mau bicara te ntang apa lagi
Akan tetapi, kalau ayahmu sendiri yang datang, te ntu aku sendiri pula yang akan melayaninya
Sekarang, aku merasa tidak enak kalau menemanimu berlatih silat
Menang atau kalah, aku tetap akan ditertawakan orang
Nah, aku akan mewakilkan saja kepada muridku yang paling pandai agar aku dapat melihat sampai dimana kehe batanmu, Ouw Siocia.
Setelah berkata demikian, ketua pengemis itu bertepuk tangan lagi
Kepada penjaga yang masuk, dia berkata dengan suara lantang
Panggil ke sini Ji Kiat!
Tak lama kemudian
Muncullah murid yangdipanggil itu
Seorang pria berusia tigapuluh lima tahun, bertubuh te gap sedang, dengan muka yang cukup tampan dan dari pandang mata dan senyumnya, nam pak bayangan dari ketinggian hati yang memandang rendah orang lain
Pakaiannya juga serba hitam dan hanya ada tiga tambalan di dada
Pakaian itu juga terbuat dari sutera hitam yang halus
Dan agaknya diapun mengandalkan senjata tongkat seperti gurunya, karena di pinggangnya te rselip sebatang tongkat hitam
Begitu memasuk ruangan itu, tokoh Hek I Kai-pang ini memberi hormat kepada gurunya, kemudian kepada kedua orang tamu itu
Ouw Siocia, ini adalah Su Ji Kiat, pembantu utamaku, juga muridku yang pertama
Nah, biarlah dia yang melayanimu berlatih sebagai wakilku dan engkau mewakili ayahmu
Bagaimana?
Bi Tok Siocia te rsenyum mengejek
Andaikata dia tidak sudah le bih dulu menaksir Siong Ki, mungkin saja ia akan te rtarik kepada murid pertama He k I Sin-kai yang cukup gagah dan tampan ini
Kini, ia tersenyum mengejek
Paman, aku datang memenuhi undangan, bukan untuk memamerkan kepandaian
Akan tetapi karena paman ingin melihat perkembangan ilmu dari ayah melalui aku, baiklah
Siapa saja yang akan paman tunjuk untuk mewakili paman, te rserah.
Setelah berkata demikian, sekali menggerakkan tubuhnya, tubuh wanita itu dari atas tempat duduknya te lah melayang ke tengah ruangan yang luas itu dan ia sudah berdiri dengan senyum yang manis, memiringkan tangan te rbuka di depan dada dan mengangkat tangan kirinya ke atas kepala
Aku sudah siap!
He k I Sin-kai memberi isyarat kepada muridnya
Su Ji Kiat yang memiliki watak angkuh dan memandang rendah lawan, kini menghampiri Ouw Ling dan te ntu saja dia juga memandang ringan kepada wanita cantik ini
Memang dia sudah mendengar betapa wanita ini telah menghajar anak buah He k I Kaipang, akan tetapi apa anehnya kalau hanya menghajar anak buahnya
Dia sendiri biar dikeroyok belasan orang anak buahnya, tidak akan kalah
Dia, murid kepala dari Hek I Sin-kai, kini harus menandingi seorang wanita, sungguh merupakan hal yang memalukan baginya! Setelah berhadapan, Su Ji Kiat berdiri santai lalu berkata
Nona, silakan menyerang, aku telah siap melayanimu berlatih.
Dia tersenyum dan senyumnya membayangkan kecongkakannya
seperti seorang dewasa menertawakan lagak dan gaya seorang bocah
Begitukah
Nah, kalau sudah siap, sambutlah seranganku ini!
Tiba-tiba Ouw Ling menggerakkan kaki tangannya, gerakannya cepat bukan main dan sekali terjang, dengan cepat dan kuat ia telah mengirim serangkaian serangan dengan tamparan kedua tangannya, bergantian dan bertubi-tubi
Terkejutlah Ji Kiat
Dia cepat mengelak dan menangkis , dan serangkaian serangan itu bagaikan badai datangnya, membuat dia kewalahan juga, karena sama sekali tidak mampu balas menyerang dan biarpun tidak ada pukulan yang mengenai tubuhnya karena dia menggunakan kedua le ngan melindungi tubuh, tetap saja dia terhuyung ke belakang
Ji Kiat, ia itu murid majikan Liong-san, berhatihatilah menghadapinya!
kata Hek I Sin-kai yang merasa khawatir, juga tidak senang melihat kecerobohan muridnya yang dia tahu memandang ringan lawan sehingga dalam gebrakan pertama saja sudah te rdesak
Agaknya Ji Kiat menyadari kesalahannya, maka diapun meloncat ke belakang agar te rbebas dari himpitan rangkaian serangan itu, kemudian dia memasang kuda-kuda yang kokoh dan ketika Ouw Ling menyerang lagi, dia sudah siap menangkis dan balas menyerang
Sekarang barulah te rjadi pertandingan, saling serang dengan serunya
Akan te tapi, pertandingan itu berjalan seimbang hanya untuk selama duapuluh jurus saja, selama itupun Ouw Ling sengaja mengalah
Hal ini dapat dilihat jelas oleh Siong Ki, membuat pemuda itu menjadi kagum
Ternyata bahwa wanita itu memang lihai bukan main, memiliki gerakan yang aneh dan agak liar, terutama sekali lihai dalam ilmu tendangannya
Dari pertandingan itu saja Siong Ki sudah dapat menilai bahwa tingkat kepandaian wanita itu jauh le bih tinggi daripada lawannya
Agaknya setelah lewat tigapuluh jurus dan mendesak lawan, Ouw Ling merasa jemu dan tiba tiba ia mengeluarkan bentakan nyaring, kedua kakinya bagaikan kitiran angin bergerak, berputar dan serangkaian te ndangan menyambar-nyambar ke arah tubuh Ji Kiat
Murid utama He k I Sin-kai ini terkejut, berusaha untuk mengelak dan menangkis ,akan tetapi gerakan te ndangan dari Ouw Li memang hebat sekali
Tubuhnya bagaikan melayang-layang dan te ndangannya susul- menyusul dan akhirnya, sebuah tendangan dapat menyusup di antara kedua lengan yang menangkis, mengenai dada Ji Kiat dan tubuh tokoh Hek I Kaipang itupun te rjengkang! Dia tentu akan te rbanting keras kalau saja dia tidak membuat tubuhnya melingkar sehingga tubuh itu kini menggelinding seperti bola sampai enam tujuh meter jauhnya! Su Ji Kiat tidak te rluka, akan te tapi dadanya te rasa sesak dan diapun bangkit berdiri dengan muka berubah merah
Alangkah malunya dikalahkan seorang lawan wanita
Hek I Sin-kai juga melihat kekalahan muridnya dan diam-diam dia te rkejut
Untung dia tidak memandang rendah kepada murid Ouw Kok Sian itu
Kiranya wanita itu lihai bukan main! Akan tetapi, melihat muridnya dikalahkan sedemikian mudahnya, dia merasa penasaran juga
Dia berte puk tangan memuji
Ah, hebat bukan main kemajuan yang diperole h Ouw Kok Sian sehingga pute rinya mewarisi ilmu yang dahsyat.! Nah, Ji Kiat, jangan memandang ringan kepada Nona Ouw, dan engkau mintalah pelajaran tentang penggunaan senjata darinya
Akan tetapi hati-hati, siang-to (sepasang golok) dari Nona Ouw hebatnya bukan main!
Ini adalah anjuran bagi muridnya untuk mempergunakan senjata, yaitu tongkat baja yang menjadi andalan perkumpulan mereka
Mendengar ucapan suhunya, Su Ji Kiat seperti mendapat semangat baru
Dia tadi merasa malu karena dengan tangan kosong, dia telah kalah
Kini masih ada harapan untuk menebus kekalahannya melalui tongkatnya yang menjadi andalannya
Maka diapun cepat mengambil tongkatnya yang hitam dan memberi hormat kepada Ouw Ling
Nona Ouw, mohon petunjukmu dalam ilmu menggunakan senjata.
Dia melintangkan tongkat di depan dadanya
Ouw Ling te rsenyum
Tanpa menggunakan siang-to sekalipun ia tidak gentar menghadapi lawan bersenjata
Akan tetapi, pertama ia tidak ingin membikin malu tuan rumah, dan kedua iapun tahu bahwa He k I Sin-kai te rkenal karena ilmu tongkatnya
Kalau ia memandang rendah menghadapi tongkat dengan tangan kosong dan kalah, te ntu ia akan merasa malu sekali
Baik, akupun ingin melihat bagaimana hebatnya ilmu tongkat dari He k I Kai-pang yang disohorkan orang itu.
Hampir tidak nampak tangannya bergerak, dan tiba-tiba nampak sinar berkelebat dan sepasang tangannya telah memegang sepasang golok
Golok itu tidak te rlalu besar, bentuknya melengkung indah dan gagangnya te rbuat dari emas berhiaskan permata! Kedua golok itu tipis dan berkilauan saking tajamnya, demikian indahnya sehingga le bih menyerupai golok hias daripada senjata yang ampuh
Melihat wanita itu sudah memegang sepasang goloknya
Ji Kiat yang bemafsu sekali untuk menebus kekalahannya tadi, segera berseru
Nona Ouw, lihat serangan tongkatku!
Dan diapun sudah nyerang dengan tongkatnya
Memang hebat sekali ilmu tongkat itu
Gerakannya cepat, kuat dan aneh
Begitu tongkat meluncur, terdengar suara bersiutan tajam dan tongkat itu berubah menjadi sinar hitam yang menyambar-nyambar
Sinar pertama menyambar ke arah kepala Ouw Ling
Ketika wanita itu mengelak sehingga tongkat menyambar le wat atas kepalanya, tongkat itu langsung saja membalik, kini menyambar ke arah kedua kakinya
Ouw Ling meloncat dan tiba-tiba saja tongkat membalik dan ujung yang lain menusuk ke perut! Memang ilmu tongkat yang dahsyat!
Tranggg ......!
Bunga api berpijar ketika golok di tangan kiri Ouw Ling menangkis tongkat, sedangkan golok di tangan kanannya menyambar ke arah leher lawan
Ji Kiat yang kini tidak berani memandang rendah lawannya, memutar tongkatnya dan kembali bunga api berpijar ketika golok ditangkis tongkat
Mulailah mereka saling serang dengan dahsyat
Saking cepatnya gerakan mereka, tidak nampak sepasang golok dan sebatang tongkat itu, yang nampak hanyalah gulungan sinar hitam yang berkejaran dan saling belit dengan dua gulung sinar putih
Namun, sejak beberapa gebrakan saja
Siong Ki maklum bahwa memang murid ketua kaipang itu sama sekali bukan lawan Ouw Siocia
Wanita ini te rlalu tangguh, apalagi gerakan sepasang goloknya benar-benar amat hebatnya
Kalau gadis itu menghendakinya, agaknya dalam waktu belasan jurus saja, ia akan mampu melukai dan merobohkan lawannya
Hal ini akhirnya dapat dirasakan pula ole h Ji kiat
Akan tetapi, dia adalah seorang yang memiliki watak tinggi hati dan merasa dirinya paling hebat, maka sukarlah bagi seorang de ngan watak seperti itu untuk dapat menerima dan mengakui kekalahan
Setelah merasa bahwa dia akan kalah, timbullah kene katannya dan diapun kini mulai menyerang secara membabi buta dan dengan seranganserangan maut
Dia sudah lupa bahwa pertandingan itu bukan suatu perkelahian, melainkan hanya menguji kepandaian, seperti latihan belaka
Kini dia menyerang sungguhsungguh, kalau perlu merobohkan lawan dan melukai atau membunuhnya! Ouw Ling te rkejut dan iapun menjadi marah
Kalau tidak ingat bahwa ia sebagai tamu, te ntu ia sudah menggunakan tangan keji terhadap lawannya itu
Ia hanya mendengus dan gerakan sepasang goloknya berubah, cepat dan kuat sehingga ketika mendengar suara nyaring berte munya golok dan tongkat, tongkat itu te rlepas dari tangan Ji Kiat dan sebuah te ndangan menyusul, amat kerasnya mengenai pinggul kiri Ji Kiat sehingga tubuh tokoh pengemis itu terlempar dan melayang ke arah meja di mana gurunya duduk.! Kalau Ouw Ling ingin mencelakainya, tentu te ndangan tadi tidak mengenai pinggul, melainkan mengenai perut atau dada yang akibatnya akan parah
Akan te tapi, tendangan yang membuat lawannya te rlempar jauh itu cukup menunjukkan kemarahannya
He k I Sin-kai bangkit dan menangkap tubuh muridnya dengan tangan kiri, mencegahnya menimpa dirinya atau terbanting keras, lalu melepaskannya ke samping di mana Ji Kiat jatuh te rduduk
Wajah ketua Hek I Kaipang itu berubah kemerahan walaupun mulutnya masih tertawa
Ha-ha-ha, ilmu golok Ouw Siocia sungguh hebat, dan ilmu te ndangannyapun mengagumkan sekali
Aku ingin untuk merasakannya pula!
katanya dan diapun menghampiri wanita itu dengan membawa tongkatnya
Siong Ki merasa tidak enak kalau diam saja
Diapun tahu bahwa tadi Ouw Ling marah sehingga menghajar lawannya agak keras dan hal ini agaknya membuat tuan rumah merasa tidak senang
Wanita itu memang lihai dan Su Ji Kiat bukan lawannya yang seimbang, akan tetapi kalau guru Ji Kiat yang maju, te ntu akan lain halnya
Ketua yang marah itu mungkin akan dapat mengalahkan Ouw Ling, dan karena dia sedang marah, mungkin kini akan terjadi pertandingan yang sifatnya mengandung kemarahan dan menjadi perkelahian yang akan membahayakan kedua pihak
Pula, kalau hanya wanita itu saja yang selalu maju menghadapi lawan, lalu apa gunanya ia ikut datang ke tempat itu
Ouw-cici, mundurlah, biar aku menggantikanmu,
katanya dan diapun cepat menghampiri Ouw Ling, kemudian memberi hormat kepada He k I Sin-kai
Pangcu, tidak adil kalau harus Ouw-cici lagi yang melayani pangcu, setelah tadi ia dengan susah payah menandingi muridmu
Juga aku ingin mengenal ilmu tongkatmu yang lihai
Marilah kita main-main sebentar, pangcu, agar Ouw-cici dapat beristirahat.
Ouw Ling tersenyum girang
Bukan karena ia merasa lega tidak harus menandingi Hek I Sin-kai yang tangguh, melainkan karena ia ingin sekali melihat sampai dimana kehebatan pemuda yang telah menarik hatinya itu
Ia mengangguk lalu kembali duduk menghadapi meja
Adapun Ji Kiat yang te lah dikalahkan, kini duduk di atas lantai di sudut ruangan itu, nampak le mas dan lenyaplah sikapnya yang congkak tadi
Mendengar ucapan Siong Ki tadi, tentu s aja He k I Sin-kai tidak dapat menolak atau membantah
Tidak mungkin dia menolak ajakan Siong Ki untuk bertanding dengan memaksakan keinginannya untuk menantang Ouw Siocia
Dengan demikian, te ntu perasaan tidak senang dan penasaran di hatinya oleh kekalahan muridnya tadi akan nampak
Sebagai seorang yang le bih tua dan kedudukann ya le bih tinggi, tentu saja dia tidak mungkin bersikap seperti itu
Bahkan diam-diam dia merasa girang dengan majunya pemuda ini
Kalau dia mengalahkan Ouw Siocia, setidaknya te ntu dia akan membuat hati sahabatnya, Ouw Kok Sian, menjadi tidak senang
Sebaliknya, pemuda ini hanya sahabat Ouw Siocia, maka dia merasa lebih bebas untuk berbuat apa saja te rhadap pemuda ini
Baiklah, engkau yang menjadi sahabat baik Nona Ouw, aku percaya engkau tentu memiliki ilmu kepandaian yang lumayan
Akan te tapi, bolehkah aku mengetahui siapa gurumu, dan dari aliran mana?
Siong Ki mengerutkan alisnya
Dia tahu bahwa gurunya tidak suka kalau namanya disebut-sebut, apalagi urusan yang dia hadapi sekarang ini bukan urusan membela kebenaran dan keadilan, hanya sekedar perkenalan belaka
Kalau suhunya tahu bahwa namanya diobral olehnya, tentu akan marah sekali
Maaf, pangcu
Aku mempelajari silat ke manamna sehingga tidak ingat lagi berapa banyak, guruguruku, dan aku tidak te rikat oleh aliran manapun
Harap pangcu memberi petunjuk sehingga berarti pangcu juga menjadi seorang di antara para guruku.
Siong Ki memang pandai membawa diri
Tentu saja ucapan itu merupakan sanjungan sehingga He k I Sin-kai tersenyum dan merasa kepalanya agak membesar
Ha-ha-ha, engkau te ntu akan dapat banyak mendapatkan pelajaran yang berharga, sicu
Silakan menyerang!
katanya dengan lagak yang menggurui
Baik, pangcu, akan te tapi aku tidak ingin menggunakan pedang
Bagaimana kalau kita berlatih dengan tangan kosong saja?