Naga Beracun Bab 09

Semenjak mereka mengambil keputusan untuk hidup sebagai petani dan tidak pernah mau melibatkan diri dalam perkelahian atau permusuhan, suami isteri ini tidak pernah membawa senjata, Sekarangpun mereka tidak bersenjata lagi

Padahal Lan Ci memiliki sebatang pedang pusaka yang bernama Cui-mo Hok-kiam (Pedang Hitam Pengejar I blis) dan biasanya dahulu ia membawa sekantung Toat-beng Tok-piauw (Piauw Beracun Pencabut Nyawa)

Akan tetapi sekarang, wanita itupun seperti suaminya hanya menyerang dengan tangan kosong

Biarpun demikian, ia memiliki Ban-tok Hwa-kun ( Silat Tangan Kosong Selaksa Racun) yang dipelajarinya dari ibunya, yaitu Ban-tok Mo-li, maka tentu saja serangannya hebat dan hawa pukulan tangannya mengandung racun

Juga Siang Lee menyerang dengan pukulan-pukulan ampuh

Pria ini, selain mewarisi ilmu-ilmu dari keluarganya, yaitu para pimpinan He k-houw-pang, juga pernah mempelajari banyak macam ilmu silat dari tokohtokoh kangouw, maka serangannya juga berbahaya sekali

Diam-diam Can Hong San terkejut melihat gerakan suami isteri itu

Dia mengingat-ingat, akan tetapi tidak mengenal mereka

Dan serangan mereka itu membuat dia tidak sempat untuk banyak mengingat lagi

Serangan mereka te rlalu berbahaya, maka diapun cepat mencabut pedangnya, diputar pedangnya itu untuk membela diri dan balas menyerang

Pedang dan sulingnya menyambar nyambar dan kini suami isteri itu yang te rdesak, walaupun tidak begitu mudah bagi Hong San untuk merobohkan mereka dalam waktu singkat seperti yang tadi dilakukan te rhadap lawannya

Gulana, jagoan peranakan Turki yang tinggi besar hitam, juga sejak tadi mengamuk dan sudah membunuh banyak lawan, ketika melihat betapa Can Hong San dikeroyok dua orang laki-laki dan perempuan yang lihai, segera membantu

Jagoan ini wataknya sombong, maka melihat bahwa biarpun lihai sekali, pria dan wanita yang mengeroyok rekannya itu bertangan kosong, dia lalu te rtawa dan menancapkan tongkat bajanya di atas tanah

Dia sudah melihat kecantikan Sim Lan Ci dan timbul niatnya untuk menangkap wanita cantik itu

Tadipun ia melihat bahwa seorang rekannya, Lie Koan Tek, telah menangkap dan melarikan seorang wanita cantik, maka timbul keinginannya untuk menangkap wanita yang kini mengeroyok Can Hong San itu

Sambil tertawa, bagaikan seekor binatang, dia menubruk dari belakang

Sim Lan Ci adalah puteri Ban-tok Mo-li, tingkat kepandaiannya bahkan lebih tinggi dibandingkan suaminya

Biarpun sudah bertahun-tahun ia tidak pernah berkelahi, namun gerakannya masih sigap dan pendengarannya masih tajam, mendengar gerakan dari belakang itu, padahal saat itu, suling di tangan Hong San sedang meluncur dan menotok ke arah dadanya

Ia cepat membalik, mengelak dari totokan suling sambil memutar tubuh dan lengan untuk menyambut serangan yang datang dari arah belakang itu

Akan tetapi, betapa kagetnya ketika kedua pergelangan tangannya ditangkap oleh dua buah tangan yang berjari panjang dan besar, kuat bukan main sehingga kedua pergelangan tangannya itu seolah dicengkeram je pitan besi! Dan Gulana menyeringai le bar karena kini dia mendapat kenyataan bahwa wanita yang ditangkapnya itu luar bias a cantiknya!

Heh-heh-heh, manis, marilah padaku.........hehheh!

Dan sambil masih mencengkeram kedua pergelangan tangan Lan Ci, dia membungkuk dengan maksud untuk mencium muka wanita itu

Kalau saja dahulu Lan Ci mempelajari ilmu-ilmu yang amat jahat dari ibunya sehingga bukan saja tangannya mengandung pukulan beracun, juga kuku, gigi dan ludahnya dapat menjadi senjata beracun, te ntu dalam keadaan te rtangkap kedua le ngannya itu ia masih dapat menyerang dengan ludah beracun

Akan te tapi Sim Lan Ci memang berbeda dengan ibunya

Biarpun ia mewarisi ilmuilmu ibunya, namun ia tidak pernah mau mempelajari ilmu yang keji itu

Kini, dicengkram kedua pergelangan tangannya, ia meronta-ronta dan mencoba untuk melepaskan diri dengan te ndangan

Akan tetapi raksasa hitam itu menariknya dekat sehingga tidak mungkin menendang, dan yang lebih mengerikan lagi karena raksasa itu mendekatkan mukanya dan mulut yang le bar itu seolah moncong harimau yang hendak menggigitnya! Lan Ci merasa ngeri sekali

Tiba-tiba terdengar teriakan seorang anak kecil

Lepaskan ibuku!

Anak itu adalah Coa Thian Ki! Tadi dia dan Kam Cin dipesan oleh orang tua mereka untuk berdiam saja di kamar dan tidak boleh keluar

Akan tetapi ketika mendengar suara perte mpuran semakin gaduh di luar, te rdengar te riakan-te riakan kesakitan, dua orang anak itu tak mampu lagi menahan diri untuk tidak luar

Mereka mengkhawatirkan orang tua masingmasing dan akhirnya, seperti dikomando saja, mereka bergandeng tangan untuk membesarkan hati dan berlari keluar dari rumah itu

Dan mereka melihat pemandangan yang mengerikan

Mayat berserakan, darah bergelimang di mana-mana dan mereka melihat empat orang yang mengamuk, membunuhi para anggota He k-houw-pang seperti empat ekor kucing mengamuk dan membunuh tikus-tikus yang mengeroyok mereka

Ketika Thian Ki melihat ibunya tak berdaya ditangkap oleh seorang raksasa hitam, dan ibunya meronta-ronta lemah, dia menjadi marah bukan main

Melupakan segala, kecuali hanya ingin menolong ibunya, Thian Ki lalu berlari dan berte riak,

Lepaskan ibuku!

dan diapun sudah meloncat ke arah punggung raksasa itu

Dia sendiri tidak tahu betapa gerakannya meloncat itu sungguh luar bias a sekali, cepat dan ringan

Hal ini merupakan suatu keanehan yang seringkali terjadi pada orang yang sedang takut atau sedang diancam bahaya

Dalam keadaan biasa, kiranya tidak mungkin sekali Ioncat anak itu dapat tiba di atas punggung Gulana yang tinggi itu

Dan karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong ibunya, begitu tiba di punggung, Thian Ki menggunakan kedua le ngannya merangkul leher Gulana kemudian membuka mulutnya dan dia menggigit te ngkuk raksasa itu! Tiba-tiba saja sepasang mata yang besar dari raksasa Turki itu te rbelalak melotot le bar, cengkeraman kedua tangannya pada pergelangan tangan Sim Lan Ci te rlepas dan kini kedua tangannya yang membentuk cakar itu bergerak ke arah punggungnya sendiri, tentu saja dengan maksud untuk menyingkirkan mahluk yang menggigit tengkuknya dan yang membuat seluruh tubuhnya te rasa seperti dibakar itu

Akan tetapi, dia hanya mampu mengangkat kedua tangan ke atas dan sebelum cakar kedua tangan itu sempat menyentuh tubuh Thian Ki, Gulana sudah roboh te rsungkur ke depan

Biarpun tu buhnya kini sudah menjadi kaku, mukanya menjadi hangus seperti dibakar, dan tubuhnya rebah miring, namun Thian Ki masih berada di punggungnya, merangkul dan menggigit te ngkuk, seperti lintah yang menempel di tubuh yang gemuk dan banyak darahnya

Melihat betapa rekannya roboh dengan muka hangus, dan seorang anak laki-laki kecil masih melekat di punggung mayat Gulana dan menggigit te ngkuk raksasa itu, Thio Ki Lok terbelalak

Bekas kepala rampok ini selain ahli silat, juga ahli gulat Mongol

Dia lalu maju dan mencengkeram ke arah punggung Thian Ki

De mikian kuat cengkeramannya sehingga baju di punggung anak itu robek dan jari tangan si pendek gendut itu mencengkeram kulit punggung Thian Ki, lalu melemparkan anak itu sampai melayang sejauh enam meter! Akan tetapi, Thio Ki Lok mengeluarkan te riakan seperti seekor babi disembelih, matanya terbelalak memandang tangan kiri yang mencengkeram tadi

Tangan itu kini te lah hangus dan rasa nyeri menjalar dari tangan itu ke atas! Dia adalah seorang yang berpengalaman, maka tahulah dia bahwa entah bagaimana, tangannya itu te lah kena racun yang amat hebat seperti racun ular berbisa yang paling berbahaya, tanpa ragu-ragu lagi, tangan kanan yang memegang golok bergerak dan..........

crokkk!

dia telah membuntungi tangan kirinya sendiri sebatas pergelangan tangan! Akan tetapi, kembali dia meraung karena rasa nyeri itu telah menjalar ke le ngannya

Kembali goloknya bergerak dan kini dia membuntungi le ngan kirinya sampai sebatas siku! Darah muncrat dan darah ini menghitam

Namun usaha yang nekat ini terlambat

Thio Ki Lok melempar goloknya, jatuh terpelanting, bergulingan sambil meraung-raung dan tubuhnya berubah menghitam, diapun tewas seperti Gulana!

Thian Ki.....!

Sim Lan Ci menghampiri pute ranya yang kini terlempar dan terbanting

Pada saat itu, terdengar suara riuh rendah dan te mpat itu diserbu oleh pasukan pemerintah! Kiranya tadi ada seorang anggota He k-houw-pang yang lari melapor kepada pasukan keamanan yang kebetulan berada tidak jauh dari dusun Ta-buncung

Melihat ini, Can Hong San terkejut dan maklum bahwa sudah tiba saatnya ia dan teman-te mannya harus pergi, Lie Koan Tek sudah pergi melarikan seorang wanita

Thio Ki Lok dan Gulana telah te was secara aneh oleh seorang anak kecil

Kini hanya tinggal dia dan Gan Lui saja, dan dia harus mempertanggung-jawabkan kegagalan ini kepada Pangeran Cian Bu Ong! Maka, secepat kilat dia menggerakkan suling dan pedangnya, mengirim serangan dahsyat sekali kepada Coa Siang Lee

Serangan ini terlalu hebat bagi Siang Lee

Biarpun dia berusaha mengelak dengan loncatan ke belakang, namun te rlambat dan ujung pedang menusuk lehernya

Robohlah Siang Lee dan dia hanya sempat mengeluarkan keluhan menyebut nama Thian Ki

Sim Lan Ci yang masih merangkul pute ranya, te rkejut mendengar suara suaminya

Ia menoleh dan te rbelalak melihat suaminya roboh mandi darah

Sim Lan Ci menje rit sambil memondong putranya, meloncat ke dekat tubuh Siang Lee yang sudah te was, menubruk tubuh itu dan menje rit

Akan te tapi pada saat itu, ujung sulingnya bergerak cepat dua kali dan ibu dengan pute ranya lalu roboh pingsan

Can Hong San adalah seorang yang amat cerdik

Melihat betapa anak itu mampu membunuh Gulana dan Thio Ki Lok, dia dapat menduga bahwa anak itu te ntu memiliki suatu keane han dan mungkin menggunakan racun, maka dia merobohkannya dengan suling

Andaikata dia tidak berhati-hati dan mencoba untuk menotok Thian Ki dengan tangan, mungkin diapun akan menjadi korban dan keracunan

Di lain saat, Hong San sudah memondong tubuh ibu dan anak itu dan meloncat ke dalam gelap sambil berte riak kepada Gan Lui

Mari kita pergi!

Kiu-bwe-houw Gan Lui juga khawatir karena munculnya pasukan, maka mendengar ajakan ini diapun cepat meloncat dan mereka berdua menghilang di dalam kegelapan malam, meninggalkan mayat dua orang rekan mereka yang tak dapat ditolong lagi

Andaikata dua rekan itu matinya wajar, mungkin mereka masih dapat membawa je nazah mereka

Akan tetapi mereka te was dalam keadaan keracunan yang aneh

Amat berbahaya untuk menyentuh tubuh yang keracunan seperti itu

Setelah pasukan keamanan datang menyerbu dan dua orang itu melarikan diri, pertempuran te rhenti dengan sendirinya

Dan mulailah hujan tangis

Lebih dari tigapuluh orang anggota Hekhouw-pang te was dalam perkelahian itu, dan saking marahnya, sis a anak buah He k houw-pang menghujani mayat Thio Ki Lok dan Gulana dengan senjata tajam sehingga dua buah mayat itu yang sudah hangus menjadi hancur lebur! Sungguh kasihan sekali melihat Kam Cin atau Cin Cin

Anak ini juga keluar dari kamar bersama Thian Ki

Kalau Thian Ki segera lari menyerang Gulana untuk menolong ibunya, Cin Cin lari ke arah mayat ayahnya, menubruk dan menangisi mayat itu tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya

Setelah pertempuran berhenti dan dia ditolong, kembali anak ini menangis karena ibunya le nyap, apa lagi dia mendengar bahwa ibunya ditangkap penjahat dan dibawa lari

Dusun Ta-bun-cung berkabung

Tiga puluh enam orang anak buah He k-houw pang dimakamkan, diiringi tangis sanak keluarga mereka

Lebih dari setengah jumlah anak buah He k-houw-pang tewas, bahkan ketuanya juga te was dan istri ketua le nyap

Lebih dari itu, Coa Siang Lee juga tewas, isteri dan pute ranya juga dilarikan penjahat

Pukulan ini terlalu hebat bagi kakek Coa Song yang usianya sudah tujuh puluh sembilan tahun

Berkali-kali kakek ini jatuh pingsan dan setelah siuman, dia tidak mampu lagi bangkit dari te mpat tidurnya

Ketika dia minta Cin Cin dibawa kepadanya, dia merangkul cucu buyutnya itu dan mereka bertangisan

Kakek itu jatuh sakit payah

Sebelum dia meninggal dunia, dia mengumpulkan sisa anak buah He k-houw-pang

Cin Cin duduk di te pi pembaringan dengan mata merah dan bengkak

Kakek itu lalu meninggalkan pesan

Dia menugaskan seorang cucu murid bernama Lai Kun, yaitu seorang sute (adik seperguruan) mendiang Kam Seng Hin, untuk mengantar Cin Cin pergi mencari Si Han Beng, Si Pendekar N aga Sakti Sungai Huang-ho di dusun Hong-cun di tepi sungai Huang-ho dan menyerahkan Cin Cin untuk menjadi murid pendekar sakti itu

De ngan tangan gemetar, untuk terakhir kalinya kakek itu menulis surat singkat kepada Si Han Beng

Dia sendiri tidak mengenal Si Han Beng secara langsung, akan te tapi cucunya, Coa Siang Lee telah menceritakan kepadanya bahwa pendekar sakti Si Han Beng adalah adik angkat cucunya itu

Maka, dia mengambil keputusan untuk mengirim cucu buyutnya, Kam Cin kepada pendekar sakti itu agar menjadi muridnya dan kelak dapat membalaskan kematian ayahnya dan mencari ibunya yang dilarikan penjahat

Juga di dalam suratnya dia menceritakan bahwa Coa Siang Lee tewas di tangan penjahat yang sama, dan istri Siang Lee juga dilarikan penjahat

Setelah membuat surat itu, kakek Coa Song lalu berpesan kepada semua anak buah Hek-houw-pang bahwa mulai hari itu, He k-houw-pang dibubarkan dan semua murid boleh mengambil jalan hidup masingmasing

Semua harta milik Hek-houw-pang dibagibagikan kepada para murid

Sete lah meninggalkan semua itu, kakek Coa Song menghembuskan napas terakhir, ditangisi Kam Cin yang seolah telah kehabis an air mata, sehingga anak ini hanya merintih dan mengeluh dengan bingung

Semua murid Hek-houw-pang patuh pada pesan te rakhir kakek Coa Song

Setelah mengurus je nasah kakek Coa Song, Lai Kun yang menerima tugas mengantar Kam Cin ke dusun Hong-cun, segera mengajak anak itu berangkat

Cin Cin meninggalkan dusun Ta-bun-cung dengan menangis memilukan

Dia menangisi kematian ayahnya, kehilangan ibunya, dan kematian kakek buyutnya

Keberangkatan anak ini diantar sampai ke luar dusun oleh semua bekas anggota He khouw-pang, dan tak seorangpun yang tidak ikut menangis saking terharu dan kasihan melihat nasib Kam Cin, anak yang baru berusia lima tahun dan yang bias anya lincah jenaka dan periang itu

oo000oo Can Hong San dan Gan Lui, dengan tubuh le su karena lelah, menghadap Pangeran Cian Bu Ong di te mpat persembunyian pangeran itu sambil membawa Sim Lan Ci dan Thian Ki yang masih pingsan, karena setiap kali mereka siuman, Hong San menotok mereka dengan seruling membuat mereka pingsan kembali

Dia menyuruh Gan Lui untuk memanggul tu buh Thian Ki, sedang dia sendiri memanggul tubuh Lan Ci

Rekannya itu mengomel panjang pendek

Pemuda itu memanggul tubuh wanita yang hangat dan cantik sedangkan dia harus memanggul tubuh seorang laki-laki, tubuh yang amat berbahaya karena beracun! Tadinya dia ingin membunuh saja anak itu yang hanya menjadi beban, akan tetapi Hong San melarangnya

Jangan tolol,

demikian Hong San menegur rekan yang menjadi pembantu atau bawahannya itu

Tugas yang kita lakukan biarpun berhasil membasmi Hek houw-pang, akan te tapi juga mengalami kegagalan besar dengan te wasnya Thio Ki Lok dan Gulana

Bagaimana kita harus membela diri di depan pangeran kalau kita tidak membawa anak ini hidup- hidup

Biar pangeran melihat sendiri bahwa dua rekan kita itu te was oleh anak setan ini

Kalau engkau membunuhnya dan meninggalkannya, apa yang kaujadikan alas an kepada pangeran?

Mendengar ucapan itu, Gan Lui hanya cemberut, akan te tapi dia tahu bahwa memang alas an yang dlkemukakan Hong San itu masuk akal

Dia dapat membayangkan betapa Pangeran Cian Bu Ong akan kecewa mendengar betapa dua orang pembantunya te was, dan seorang lagi yaitu Lie Koan Tek bahkan melarikan diri membawa seorang wanita keluarga Hek houw-pang

Setelah mereka membawa ibu dan anak itu ke depan Pangeran Cian Bu Ong dan menceritakan hasil pelaksanaan tugas mereka, pangeran itu menjadi marah dan menggebrak meja di depannya

''Bodoh, sungguh bodoh sekali! Menghadapi perkumpulan kecil seperti Hek-houw-pang saja kalian sampai kewalahan dan dua orang tewas

Dan ke mana perginya Lie Koan Tek?

Hong San dan Gan Lui saling pandang, lalu Hong San berkata,

Tadinya kami mengira bahwa dia telah pulang lebih dulu membawa tawanannya, seorang wanita cantik

Kalau tidak salah istri ketua He k-houw-pang

Kalau dia tidak kembali ke sini, berarti dia te ntu melarikan diri dan membawa wanita itu

Memang sejak semula aku tidak percaya kepada murid Siauw-lim-pai itu, pangeran!

Pangeran Cian Bu Ong mengerutkan alisnya

Hem, kalau benar dia melarikan diri dan mengkhianatiku, masih ada waktu untuk mencarinya dan dia akan menyesali perbuatannya! Akan te tapi, bagaimana Thio Ki Lok dan Gulana sampai tewas, dan mengapa pula kalian tidak membawa mayat mereka, sebaliknya membawa wanita dan anak ini?

Karena takutnya, Kiuw-bwe-houw Gan Lui diam saja hanya menundukkan kepala, membiarkan Hong San yang menghadapi pangeran yang sedang kecewa dan marah itu

Hong San bersikap tenang saja

Tidak seperti para pembantu lainnya, dia tidak pernah merasa gentar terhadap pangeran itu

Kalau dia merendahkan diri menjadi pembantu, hal itu dilakukannya karena pangeran itu telah menolongnya keluar dari penjara

Juga karena dia mengharapkan kelak akan mendapat jas a kalau pangeran itu berhasil dalam perjuangannya

Hendaknya paduka ketahui bahwa dua orang rekan kami itu te was keracunan sehingga amat berbahaya untuk membawa mayat mereka ke sini, bahkan menyentuhnyapun berbahaya

Mereka te was secara tidak wajar dan yang membunuh mereka adalah anak ini

Maka aku menangkap dia dan juga ibunya, kemudian terserah keputusan paduka, pangeran.

Pangeran itu te rbelalak

Anak ini

Membunuh Thio Ki Lok dan Gulana

Hong San, siapa dapat percaya laporanmu

Jangan bohong?

Akan te tapi Hong San menentang pandang mata pangeran itu dengan berani

Aku tidak pernah berbohong, pangeran

Ketika Gulana berhasil menangkap tangan wanita ini yang memiliki ilmu silat lumayan, anak ini muncul dan meloncat ke punggung Gulana, menggigit tengkuknya dan Gulana roboh dan tewas dengan tubuh menghitam

Thio Ki Lok mencengkeram anak ini dan tangannya sendiri yang keracunan, dibuntunginya tangan itu namun racunnya sudah menjalar ke seluruh tubuh dan diapun te was keracunan

Karena kami ingin membawa bukti, kami menangkap ibu dan anak ini untuk dihadapkan paduka.

Ehhhh......?

Pangeran Cian Bu Ong turun dari kursinya dan menghampiri ibu dan anak yang masih pingsan itu

Dia mula-mula memeriksa tubuh Thian-Ki, meraba dadanya, nadinya, membuka mulutnya dan memeriksa kuku tangannya, lalu meletakkan telapak tangan di pusar anak itu

Hanya sebentar karena dia sudah melepaskan tangannya dan meloncat ke belakang, matanya te rbuka lebar

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar