Dan akupun akan berusaha memenuhi permintaan subo, sekali lagi aku akan berusaha menbunuh Cian Bu Ong!
Akan tetapi itu berbahaya sekali, anakku
Engkau tahu sendiri betapa lihainya bekas pangeran itu! Apa lagi muridnya, Thian Ki pasti akan selalu membelanya!
Aku tidak takut, ibu
Dan selain itu, masih ada sebuah tugasku lagi yang diperintahkan subo, yaitu membunuh seorang lain yang menjadi musuh subo.
Ah, betapa berat tugasmu, disuruh membunuh orang-orang pandai
Siapa lagi yang dimusuhi oleh subomu itu, Cin Cin?
Orang ke dua yang harus kucari dan kubunuh bernama Can Hong San.........
Ahh! Dia..........?
Lie Koan Tek berseru kaget, juga Liu Hwa terkejut mendengar disebutnya nama itu
Ayah, ibu, kalian sudah mengenal nama itu?
Me ngenal
Tentu saja!
kata Lie Koan Trek heran
Can Hong San adalah seorang di antara mereka yang dikeluarkan dari penjara oleh Cian Bu Ong, dan kemudian menjadi pembantunya pula
Dialah seorang di antara kami yang menyerbu Hekhouw-pang, dan dialah yang melakukan banyak pembunuhan di antara keluarga Hek-houw-pang.
Bahkan dia hampir saja mencelakai aku, kalau saja tidak muncul ayahmu ini yang menolongku dari tangannya,
kata Liu Hwa
Bagus! Kalau begitu, sungguh kebetulan sekali subo menyuruh aku membunuhnya
Dia jelas orang yang jahat!
kata Cin Cin penuh semangat
Dapatkah ayah dan ibu memberitahu, di mana aku dapat mencari Can Hong San?
Lie Koan Tek menghela napas panjang
Aah, Cin Cin, bagaimanapun juga, subomu itu sungguh tega memberi tugas yang demikian berat kepadamu
Seorang Cian Bu Ong saja sudah merupakan lawan yang amat berat dan sukar untuk dibunuh, dan engkau masih harus menghadapi Can Hong San
Dia lihai bukan main! Dia adalah putera mendiang Cui-beng Sai-kong
Dia lihai, jahat dan licik sekali
Bahkan mungkin dia le bih berbahaya dibandingkan Cian Bu Ong yang setidaknya memiliki keaangkuhan dan kegagahan
Kami sendiri tidak tahu di mana dia sekarang berada
Tidak akan mudah mencari orang yang licik se perti iblis itu.
Akan tetapi, kenapa gurumu memusuhi kedua orang itu, Cin Cin
Sepanjang pendengaranku
Tung-hai Mo-li adalah seorang datuk besar di wilayah timur
Bagaimana ia memusuhi orangorang yang dapat dibilang segolongan, walaupun Cian Bu Ong berasal dari keluarga kerajaan?
Riwayat subo dengan Cian Bu Ong amat menyedihkan, ibu
Mereka ketika muda saling mencinta dan akan menjadi suami isteri, akan tetapi tiba-tiba Cian Bu Ong memutuskan cinta ketika mengetahui bahwa subo datang dari keluarga golongan hitam
Hal ini menghancurkan perasaan hati subo sehingga sejak itu, sampai sekarang, subo tidak mau menikah, bahkan tidak mau berdekatan dengan pria
Itulah dendam subo kepada Cian Bu Ong
Adapun mengenai Can Hong San, orang itu dahulu membunuh suheng dari subo
Hanya itu yang kuketahui
Aku tidak banyak bertanya dan hanya akan mentaati pesan subo yang sudah melimpahkan budi kepadaku.
Suami isteri itu saling pandang
Mereka tidak dapat menyalahkan Cin Cin, bahkan mereka merasa bangga karena Cin Cin te rnyata seorang murid yang se tia membela gurunya sehingga dalam melaksanakan tugas yang diperintahkannya, ia sampai kehilangan tangan kiri
Dan inipun tidak membuatnya mundur, dan ia masih bertekad untuk mencari dan membunuh kedua orang musuh gurunya itu!
Mari kita pulang dulu, Cin Cin
Aku amat merindukanmu dan rasanya tidak akan ada habisnya kita bicara
Nanti setelah berada di rumah, kita bicarakan te ntang tugasmu itu dan ayahmu yang mempunyai banyak hubungan di dunia kang-ouw, te ntu akan dapat membantumu mencari tahu di mana adanya Can Hong San itu.
Cin Cin menyetujui
Iapun sejak dahulu amat merindukan ibunya, dan mengingat akan sikapnya ketika bertemu ibunya dan ayah tirinya, ia merasa malu sendiri dan ia harus dapat menyenangkan hati ibunya untuk menebus sikapnya yang menyakiti hati itu
Berangkatlah mereka bertiga meninggalkan tempat itu
-ooo0dw0ooo- De ngan alis berkerut dan wajah muram, The Siong Ki memasuki kota Lok-yang
Biarpun kota ini amat indah dan ramai, namun hati Siong Ki tidak bergembira
Dia masih teringat akan kegagalannya membunuh Lie Koan Tek karena munculnya Cin Cin
Tak dis angkanya bahwa Cin Cin kini demikian lihainya
Dia yang telah digemble ng oleh Naga Sakti Sungai Kuning Si Han Beng dan iste rinya, agaknya tidak akan mudah dapat mengalahkan gadis yang tangan kirinya buntung itu! Kalau menghadapi Cin Cin sendiri saja belum tentu dia menang, apalagi kalau dia dikeroyok oleh Cin Cin, ibunya dan Lie Koan Tek
Hatinya mengkal, akan te tapi dia menghibur sendiri
Bukankah suhu dan subonya berpesan agar dia tidak mendendam kepada Lie Koan Tek
Juga, melihat sikap Lie Koan Tek dan jawabannya, dia dapat percaya bahwa Lie Koan Tek bukan pembunuh ayahnya, walaupun ikut menyerbu He k-houw-pang
Biarlah, sekali ini dia boleh melepaskan Lie Koan Tek
Lain kali kalau kebetulan dia bertemu lagi dengan pendekar Siauw-lim-pai itu, dia akan menantangnya lagi
Tidak perlu sampai membunuhnya, asal sudah mengalahkannya saja dia sudah puas
Sekarang dia harus mulai dengan tugas yang diberikan gurunya kepadanya, yaitu mencari puteri gurunya yang bernama Sie Hong Lan dan yang diculik oleh seorang wanita bernama Kwa Bi Lan
Dia merasa heran sekali kepada suhu dan subonya
Ada seorang wanita menculik pute ri mereka, anak tunggal mereka, dan memisahkan mereka dari anak mereka selama enambelas tahun, dan mereka berdua tidak mendendam kepada si penculik! Bahkan memesan kepadanya agar tidak memusuhi Kwa Bi Lan itu, cukup menemukan kembali Sie Hong Lan! Kenapa suho dan subonya yang demikian gagah perkasa itu menjadi orangorang demikian le mah
Dia sendiri berpendapat lain
Penculik itu pantas diberi hajaran! Siong Ki memasuki sebuah rumah makan dan setelah makan kenyang dan minum arak, kemurungannya mereda dan kegembiraannya timbul kembali
Sudah beberapa bulan dia meninggalkan rumah gurunya dan selama ini, tidak banyak yang dia lakukan
Mengunjungi makam ayahnya di dusun Ta-bun-cung, berte mu dengan para pimpinan dan anggota He k-houwpang, melihat betapa Lai Kun membunuh diri dan menolak ketika dia he ndak diangkat menjadi ketua He k-houw-pang
Kemudian pertemuannya dengan Lie Koan Tek dan bekas isteri ketua Hek-houwpang, ibu Cin Cin, bertanding dan hampir mengalahkan mereka ketika muncul Cin Cin yang membuat dia te rpaksa melarikan diri
Tidak banyak! Dan tidak ada yang dapat membuat gurunya terse nyum bangga
Beberapa orang pengemis yang tadinya berkeliaran ke depan toko-toko dan mengacungkan tangan meminta sumbangan dari mereka yang berlalu lalang, kini berdiri di depan rumah makan
Seperti biasa, mereka mengharapkan dermaan para tamu rumnah makan, dan ada yang mengharapkan sis a makanan yang tidak dimakan habis para tamu dan sisa itu biasanya ole h pelayan rumah makan dibagi-bagikan kepada mereka
Bermacam-macam cara pengemis untuk mendapatkan hasil, menarik perhatian dan rasa iba orang lain sehingga orang-orang itu akan mengulurkan bantuan dan memberi sedekah kepada mereka
Ada yang dengan suara merengekrengek merintih menceritakan bahwa mereka kelaparan dan sejak kemarin belum makan
Ada yang entah dari mana, dapat meminjam seorang anak kecil yang digendongnya, dan ada pula yang demikian kejamnya, entah anak sendiri atau anak pinjaman, mencubit anak itu, sehingga anak itu menangis dan ia mengatakan bahwa anak itu kelaparan
Ada pula yang tiba-tiba saja menjadi pincang, menjadi buta dan sebagainya! Semua itu adalah usaha untuk menarik perhatian dan belas kasihan, baik dengan sungguh-sungguh, atau hanya pura-pura belaka
Bahkan ada lagi yang menggunakan cara yang le bih buruk, yaitu bukan memancing belas kasihan, melainkan memancing kejijikan para tamu
Mereka ini sengaja memakai pakaian kotor dan berbau busuk, bahkan ada yang sengaja membuka dan memperlihatkan luka memborok, semua ini sengaja dilakukan untuk menimbulkan rasa jijik sehingga para tamu cepatcepat memberi sedekah agar orang yang menjijikkan itu segera pergi! Ketika tiga orang pengemis lain datang ke depan rumah makan, semua pengemis dengan bermacam gaya itupun cepat-cepat pergi dengan sikap ketakutan
Seorang di antara tiga orang pengemis ini menghardik,
Jembel-jembel busuk, hayo pergi, atau kuremukkan tulang-tulang kaki kalian!
Sungguh lucu
Tiga orang itu berpakaian sebagai pengemis pula, tambal-tambalan dengan dasar warna hitam
Mereka sendiri pengemis, akan tetapi mereka memaki pengemis lain sebagai je mbelje mbel busuk! Akan tetapi memang ada perbedaan menyolok
Tiga orang ini adalah laki-laki yang usianya antara tigapuluh sampai empatpuluh tahun, bertubuh sehat, bahkan nampak kokoh kuat! Dan pakaian merekapun sama, yaitu dasarnya hitam akan te tapi te rdapat tambalan di sana-sini
Mudah dilihat bahwa tambalan itu bukan untuk menambal bagian yang ro bek, karena pakaian hitam itu te rbuat dari kain yang masih baik dan kuat
Tambal-tambalan itu memang disengaja dibuat sebagai tanda bahwa mereka adalah golongan pengemis
Inilah tiga orang di antara para pengemis yang mempunyai perkumpulan! Mereka adalah para anggota sebuah kai-pang (perkumpulan pengemis) terkenal di Lokyang dan sekitarnya, yaitu He k I Kai-pang (Perkumpulan Pengemis Baju Hitam)
Perkumpulan ini berpengaruh sekali karena mereka memiliki anggota yang le bih dari tigaratus orang jumlahnya, suka melakukan pengeroyokan dan para anggotanya juga rata-rata menguasai ilmu silat
Biarpun namanya pengemis, namun mereka itu seringkali mengandalkan kekerasan memaksakan kehe ndak dan kalau sudah begitu, mereka itu lebih pantas disebut perampok dari pada pengemis ! Siong Ki masih minum arak dan hatinya mulai mendapatkan kembali kegembiraannya
Dia membawa benal uang cukup banyak dari gurunya, sehingga dapat memesan makanan apa saja yang disukainya
Dia tidak tahu bahwa sejak tadi seorang wanita memasuki rumah makan itu seorang diri
Wanita ini cantik dan genit
Melihat wajah dan bentuk tubuhnya, te ntu semua orang mengira bahwa usianya kurang le bih duapuluh lima tahun saja
Mukanya lonjong dengan kulit yang putih mulus, matanya jeli dan mulutnya selalu dihias senyuman genit, tubuhnya ramping dengan pinggul besar
Wanita ini bukan lain adalah Bi Tok Siocia
Seorang wanita petualang yang lihai, yang sebetulnya sudah berusia empatpuluh tahun, akan te tapi karena pandainya bersolek, ditambah lagi pengetahuannya te ntang racun dan obatobatan, ia masih kelihatan muda dan cantik menarik
Kita pernah bertemu Bi Tok Siocia ketika Cin Cin mengamuk di rumah pelesir Ang-hwa, di kota Jigoan
Rumah pelesir Ang-hwa yang dipimpin oleh Cia Ma itu pernah dikuasai oleh Bi Tok Sio-cia ini, yang mempergunakan kepandaian dan juga anak buahnya, untuk menculik dan membujuk gadis gadis dusun untuk dijadikan pelacur
Kedatangan Cin Cin yang mengobrak-abrik rumah pelesir ini akhirnya memaksa Bi Tok Siocia melarikan diri dan banyak anak buahnya menjadi korban kemarahan Cin Cin, dibuntungi sebelah tangan mereka.! Bi Tok Siocia mengalah dan lari, bukan hanya karena ilmu kepandaian Cin Cin yang hebat membuatnya merasa jerih, akan tetapi karena ia tahu bahwa Cin Cin murid Tung-hai Mo-li, ia tidak berani memusuhi murid datuk timur yang disegani ayah angkatnya itu
Ayah angkatnya adalah Ouw Kok Siang, majikan bukit Liong-san
Setelah meninggalkan rumah pelesir Ang-hwa di Ji-goan, Bi Tok Siocia (Nona Beracun Cantik) Ouw Ling pergi ke Lok-yang
Petualangannya di Ji-goan sudah berakhir dan kini ia mencari pengalamanan baru, sesuai dengan wataknya yang selalu haus akan petualangan
Ketika memasuki rumah makan itu, duduk dan memesan makanan, pandang matanya melihat Siong Ki dan ia segera merasa te rtarik sekali
Bi-tok Siocia memang seorang wanita yang selalu haus akan pria yang tampan, seorang yang mata keranjang dan cabul
Dan Siong Ki memang seorang pemuda yang memiliki daya tarik cukup besar
Tubuhn ya tinggi te gap, wajahnya tampan dengan matanya yang bersinar tajam dan mulut yang selalu tersenyum sinis
Dagunya te bal membayangkan kekuatan, dan tubuh yang tinggi tegap itupun nampak kokoh
Bitok Siocia Ouw Ling yang baru saja mengalami kegagalan dan kekecewaan di Ji-goan, kini haus akan hiburan dan ia mulai mengincar pemuda tampan yang duduk seorang diri itu dengan penuh perhatian
Bukan han ya suara saja yang mengandung getaran yang bergelombang dan dapat ditangkap oleh orang lain dari jarak jauh, juga pandang mata mengandung getaran kuat bagi orang yang memiliki kepekaan
Kalau kita memandang seseorang dari samping atau belakang dengan penuh perhatian dan te rus-menerus, suatu saat orang yang kita pandang itu akan menoleh ke arah kita tanpa dia sadari sendiri, dan itulah akibat dari getaran yang terkirim melalui pandang mata kita dan akhimya te rtangkap oleh orang yang kita pandang, walaupun di bawah sadar dan membuat dia menengok
Siong Ki adalah seorang yang banyak berlatih samadhi dan sin-kang dan ia memang selalu berlatih untuk mempertajam kepekaannya
Kini ada orang memandang kepadanya penuh perhatian, tentu saja sejak tadi dia telah dapat menangkap dan diapun pernah mengerling ke kanan dan melihat bahwa di sana duduk seorang wanita cantik yang mengamatinya dari jauh
Akan tetapi, dia tidak menanggapi
Oleh gurunya, dia dididik agar bersikap sopan dan pandai membawa diri sebagai seorang pendekar sejati, juga seorang yang banyak membaca dan mengenal kesusilaan dan kebudayaan
Tiga orang pengemis anggota Hek I Kai-pang yang tadi telah mengusir para pengemis lain, kini mengamati ke dalam rumah makan dan ketika mereka itu melihat bahwa di rumah makan itu duduk belasan orang tamu, seorang di antara mereka memberi isyarat dan merekapun masuk ke dalam rumah makan
Para pelayan yang melihat ini, tidak ada yang berani melarang walaupun mereka mengerutkan alis dan merasa tidak senang
Tentu saja menyebalkan sekali kalau ada tiga orang pengemis begitu saja memasuki rumah makan, bukan untuk membeli makanan melainkan untuk mengemis kepada para tamu
Dan para tamu agaknya adalah orang-orang Lokyang
Mereka mengenal anggota pengemis Hek I kai-pang, maka tanpa banyak bantah lagi, mereka dengan suka rela mengeluarkan uang dari saku baju dan memberi derma kepada tiga orang pengemis itu yang mengacungkan sebuah kaleng bundar
Tak seorangpun di antara para tamu menolak, dan bukan pula uang receh kecil yang dimasukkan ke dalam kaleng itu
Sejak mereka memasuki rumah makan, Siong Ki telah melihat mereka
Dia merasa penasaran dan heran sekali mengapa ada tiga orang berpakaian pengemis memasuki rumah makan dan kehe ranannya meningkat ketika tiga orang pengemis itu menerima uang dari para tamu seperti petugas-petugas pemungut pajak saja, sama sekali bukan seperti orang minta-minta
Dan melihat betapa sikap mereka itu keren, dengan alis berkerut dan mata melotot, diapun mengerti bahwa mereka tentulah jagoan-jagoan berpakaian pengemis yang suka memaksakan kehe ndak, dan para tamu itu takut membuat keributan maka memberi uang tanpa banyak cakap lagi
Akhirnya, setelah berkeliling, hanya tinggal Siong Ki dan Bi-tok Sio-cia saja yang belum mereka datangi
Kini mereka tiba di meja Siong Ki dan seperti yang telah mereka lakukan pada para tamu di meja lain, seorang di antara mereka datang memegang kaleng itu menyodorkan kalengnya ke arah Siong Ki, sedangkan dua orang yang lain memandang kepada Siong Ki dengan alis berkerut dan mata melotot! Siong Ki balas memandang mereka bertiga
Dia sudah berhenti makan, dan dengan sikap yang tidak mengerti, dia lalu bertanya, suaranya tenang dan halus
Kalian ini mau apa?
Siong Ki mengerling ke arah wanita tadi dan melihat bahwa wanita itu memandang kepadanya dan wanita itu seperti te rsenyum geli
Pengemis yang memegang kale ng, menggerakkan kalengnya sehingga terdengar bunyi uang berkerincingan di dalam kaleng itu
Seorang pengemis yang melotot dan berhidung besar, berkata dengan suara keras
Hemm, engkau tentu bukan orang sini
Sobat, kami minta sumbangan.
Orang ke dua yang matanya sipit sekali hamper te rpejam, menyeringai ketika berkata
Karena engkau tamu dari luar kota, harus memberikan dua kali lipat!
Siong Ki tidak ingin melihat keributan di situ, maka diapun mengambil sebuah uang receh kecil dan memasukkannya ke dalam kaleng sambil berkata
Nah, ini sedekah dariku, harap cepat pergi dan jangan menggangguku!
Si pemegang kaleng menurunkan kalengnya dan melihat isinya
Ketika melihat uang receh kecil itu, dia cemberut, lalu mengambil uang itu, dijepit di antara jari telunjuk dan jari te ngah, kemudian dia berkata galak,
Sobat, jangan main-main dengan kami! Kami adalah tiga orang anggota He k I Kaipang
De ngan memberi recehan kecil, engkau menghina kami!
Orang yang mulutnya le bar ini menggerakkan tangan yang menje pit uang recehan dan uang itupun meluncur ke atas meja Siong Ki dan menancap sampai hampir seluruhnya ke dalam papan meja!
Hayo berikan dua potong uang perak!
kata si hidung bes ar dengan sikap mengancam
Masih untung teman kami tidak melempar uang recehan kecil itu ke dalam kepalamu!
kata pula si mata sipit
Siong Ki masih tersenyum, akan te tapi senyumnya mengejek dan dingin, sedangkan sinar matanya mulai mencorong marah
Dengan gerakan seenaknya, dia mengusap permukaan meja dan kedua jari tangannya telah berhasil mencabut uang recehan yang menancap ke atas meja
Dia mengangkat uang tembaga itu ke atas dan berkata,