Naga Beracun Bab 083


Rasa laparnya semakin menggila ketika sedap masakan menyerang hidungnya dan iapun segera menghampiri rumah makan itu

Pelayan tunggal di rumah makan itu menghampiri ketika Cin Cin duduk di bangku menghadapi meja

Nona hendak makan apakah?

tanyanya sambil membersihkan meja itu dengan kain yang selalu disampirkan di pundaknya

Sikapnya sederhana dan sopan, maka hati Cin Cin juga merasa senang

Seringkali ia harus mulai menghadapi makanan di rumah makan dengan hati jengkel karena sikap pelayannya yang genit dan kurang ajar

Aku ingin makan bubur ayam dan minum panas yang tidak terlalu pahit,

katanya

Pelayan itu mengangguk dan memesankan makanan itu kepada tukang masak, kemudian dia bergegas menyambut tamu lain yang duduk di sebelah luar, yaitu Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa

Karena memang bubur ayam di Lo-yang te rkenal le zat, suami isteri itupun memesan bubur ayam dan air the

Cin Cin yang bersikap acuh te rhadap sekelilingnya, tidak tahu bahwa sejak memasuki kota Lok-yang, suami is teri itu selalu membayanginya, bahkan kini duduk tak jauh darinya, di sebelah luar sedangkan ia duduk di sebelah dalam rumah makan itu

Ketika pelayan menghidangkan pesanannya, Cin bertanya

Apakah kalian menyewakan kamar di sini?

Pada waktu itu, biasanya rumah makan juga menyewakan kamar-kamar, semacam losmen kecil

Ah, kebetulan sekali, masih ada kamar kosong di loteng, nona.

Bagus, suruh bersihkan sebuah kamar di loteng untukku

Aku akan tinggal di sini beberapa hari,

katanya sambil mulai makan bubur ayam yang masih mengepul panas

Lie Koan Tek dan is terinya mendengar gadis itu memesan kamar, dan merekapun mulai makan bubur ayam

Mereka melihat pelayan tadi menghampiri si gadis dan mengatakan bahwa kamar telah siap, yaitu kamar nomor dua di loteng

Lie Koan Tek dan is terinya kini merasa yakin bahwa gadis itulah yang membuat geger di kota Jigoan

Kini, setelah mulai makan, Cin Cin mengeluarkan lengan kirinya yang buntung sehingga semua orang dapat melihat bahwa lengan kirinya buntung dan ujung le ngan itu dibalut kain putih bersih

Dan agaknya bukan hanya Lie Koan Tek dan isterinya yang melihat kenyataan itu

Beberapa orang yang sedang sarapan di rumah makan saling berbisik

N amun gadis itu acuh saja dan melanjutkan sarapannya

Coa Liu Hwa mengamati gadis itu

Mulut dan matanya seperti Cin Cin, pikirnya

Akan tetapi Cin Cin tidak buntung le ngannya, dan kalau gadis itu pute rinya, maka te lah terjadi perubahan yang luar biasa

Hatinya perih rasanya ketika melihat betapa gadis itu menggunakan sendok menyuapi mulut sendiri dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya kini disembunyikan di bawah meja

Empat orang laki-laki yang baru saja memasuki rumah makan itu dan kebetulan melihat Cin Cin mengeluarkan lengan buntungnya, nampak te rkejut

Mereka adalah Lok-yang Su-liong (Empat Naga dari Lok-yang), yaitu empat orang saudara jagoan yang boleh dibilang menguasai daerah Lokyang, menjadi orang yang dianggap kepala di antara semua golongan hitam

Seluruh tempat maksiat, rumah pelesir, rumah judi, bahkan perusahaan keamanan di kota itu selalu memberi upeti kepadanya, akan tetapi, semenjak munculnya Bi Tok Sio cia, kekuasaan mereka tertekan dan mereka berempat juga ditundukkan oleh iblis betina itu sehingga mereka menjadi pembantupembantu Bi Tok Sio cia

Kini, mendengar bahwa Bi Tok Siocia dikalahkan seorang pendekar dan melarikan diri, empat orang jagoan ini merasa mendapatkan kekuasaan mereka kembali dan pagi hari itu, mereka memulai dengan pesta merayakan kembalinya kekuasaan mereka itu dengan sarapan pagi di rumah makan

Ketika mereka duduk, kebetulan hidangan untuk Cin Cin dikeluarkan pelayan dan gadis itu te rpaksa mengeluarkan le ngan kirinya yang buntung dan yang tadinya ia sembunyikan saja di saku jubahnya

Dapat dibayangkan betapa kaget rasa hati empat orang jagoan itu Baru semalam mereka mendengar bahwa Bi Tok Siocia dipaksa melarikan diri oleh seorang gadis pendekar yang buntung le ngan kirinya, kini di rumah makan itu, mereka melihat seorang gadis yang lengan kirinya buntung sedang makan bubur ayam! Timbul perasaan khawatir di hati empat orang jagoan itu

Jangan-jangan gadis itu seperti juga Bi Tok Siocia, hendak menguasai semua rumah pelesir dan rumah perjudian! Jangan-jangan mereka berempat kembali hanya akan menjadi pembantu saja

Melihat betapa gadis itu sederhana saja seorang diri, bertangan sebelah buntung, tidak mempunyai banyak anak buah seperti halnya Bi Tok Siocia, maka empat orang itu memandang rendah dan sengaja hendak mencari gara-gara agar gadis itu merasa takut dan segera pergi dari kota Lok-yang, tidak lagi merupakan ancaman baginya

Heii, twako, kabarnya ada gadis berle ngan buntung yang hendak menjagoi di daerah kita

Benarkah itu?

tanya seorang di antara mereka pada orang pertama dari Lok-yang Su-liong, yaitu seorang berusia limapuluhan tahun yang bertubuh jangkung kurus seperti pemadatan

Dua orang rekannya mengeluarkan suara tawa dari hidung secara mengejek dan mereka semua melirik ke arah Cin Cin yang masih makan bubur dengan te nangnya

Kabarnya ia seorang pendekar!

kata orang ke dua

Kalau ia benar pendekar, sebaiknya jangan te rlalu lama berada di sini.

Belum te ntu pendekar

Siapa tahu kalau ia hanya seorang tokoh lain yang ingin merajai di rumah ini,

kata pula orang ke tiga

Kini si jangkung mengeluarkan suara dan suaranya memang serasi dengan tubuhnya yang jangkung kurus

Suaranya kecil seperti suara wanita

Hemm, kalau ia ingin menjagoi, berarti ia belum mendengar nama Lok-yang Su-liong! Kalau ia cerdik, sebaiknya ia tidak mencampuri urusan dunia kang-ouw di sini, karena ia te ntu akan berhadapan dengan kita dan dengan banyak saudara kita yang lain.

Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa saling pandang, mereka berdua maklum benar bahwa empat orang jagoan itu sedang mencari gara-gara terhadap gadis le ngan buntung yang masih makan dengan sikap tenang dan santai itu

Mereka mengambil keputusan untuk menjadi penonton saja karena mungkin dalam percakapan antara gadis itu dan empat orang berandal ini akan terungkap siapa adanya gadis itu, benar ia Cin Cin seperti yang mereka duga ataukah bukan

Mereka pura-pura tidak melihat dan melanjutkan makan bubur, akan tetapi diam-diam menaruh perhatian terhadap gadis itu

Tentu saja Cin Cin maklum bahwa dirinya yang dimaksud dalam percakapan orang itu, akan te tapi ia tidak mau mencari perkara, ia ingat akan pesan subonya bahwa ia tidak boleh mencari perkara dan membuat permusuhan

Ia tidak mengenal mereka dan ia dapat menduga bahwa mungkin mereka adalah pimpinan penjahat di kota Lok-yang ini yang sudah mendengar akan sepak-terjangnya di rumah pelesir Ang-hwa di kota Ji-goan

Ia tidak perduli karena andaikata ia tidak ada hubungan dengan Cia Ma atau andaikata ia tidak melihat delapan orang gadis dusun dalam kereta, iapun tidak akan usil mencari perkara dengan rumah pelesir itu Iapun mengambil keputusan untuk diam saja tidak menanggapi mereka, asalkan mereka tidak mengganggunya, baik dengan omongan maupun dengan perbuatan

Akan tetapi, Lok-yang Su-liong adalah tokohtokoh sesat, maka seperti para tokoh sesat lainnya, watak mereka sombong

Mereka sudah te rbiasa memaksakan kehendak dengan kekerasan, dan apabila orang tidak melawan mereka, mereka anggap bahwa orang itu takut terhadap mereka! Kini, melihat betapa gadis lengan buntung itu diam saja, melirikpun tidak, mereka mempunyai dua macam dugaan

Pertama, gadis itu bukan pendekar wanita yang telah mengusir Bi Tok Siocia, dan ke dua, kalau benar ia pendekar wanita itu, tentu merasa jerih untuk berlagak di kota Lokyang dan takut terhadap mereka! Sementara itu, Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa diam-diam merasa mendongkol sekali melihat sikap empat orang itu

Mereka belum yakin bahwa gadis itu adalah orang yang mereka cari, akan tetapi melihat gadis itu diam saja dan empat orang itu mengeluarkan ejekan-ejekan, tentu s aja mereka berpihak kepada si gadis le ngan buntung

Bahkan Liu Hwa merasa amat penasaran

Gadis itu tadi menunduk saja, seperti tenggelam dalam lamunan penuh duka, maka tidak pernah memperhatikan keadaan sekelilingnya

Tentu gadis itu belum melihatnya

Kalau gadis itu memang benar anaknya, te ntu akan mengenalnya

Bagai seorang wanita yang sudah menjadi ibu seperti dirinya, waktu enambelas tahun tidak akan mendatangkan banyak perubahan, berbeda dengan perbedaan antara seorang kanak-kanak berusia lima tahun yang kini menjadi seorang gadis berusia dua puluh satu tahun! Ia tentu tidak banyak berubah dan Cin Cin pasti akan mengenalnya

Eh, twako! Jangan-jangan pendekar wanita buntung itu juga gagu atau tuli, ha-ha-ha!

seorang di antara empat jagoan itu mengeluarkan ucapan yang nyaring dan penuh ejekan, jelas ditujukan kepada gadis buntung itu karena mereka berempat memandang ke arah gadis itu sambil tertawa-tawa

Andaikata gadis itu bukan pute rinya sekalipun, sikap empat orang ini cukup membuat hati Coa Liu Hwa menjadi panas dan marah

Sebelum dicegah suaminya yang ia tahu amat sabar dan tenang, dari te mpat duduknya iapun berkata dengan nada suara lantang

Bubur ayam di rumah makan ini enak dan air te hnya juga sedap, hanya sayang sekali ada empat ekor lalat besar yang bau busuk dan suaranya memualkan perutku! Dan ada empat ekor cacing mengaku naga, sungguh menje mukan sekali!

Lie Koan Tek terkejut akan tetapi tidak mampu mencegah isterinya yang sudah bicara dengan suara dan nada keras itu

Juga Cin Cin terkejut, bukan saja oleh kata-kata itu, melainkan terutama sekali ole h suara itu

Ia masih mengenal suara itu dan iapun melirik

Hampir saja ia melonjak dari te mpat duduknya ketika ia mengerling dan melihat wanita yang duduk di luar itu

Akan tetapi, melihat wanita itu duduk dengan seorang pria berusia enampuluhan tahun yang tinggi bes ar berewok dan amat gagah perkasa, iapun menahan diri dan purapura tidak mengenal

Ibunya! Jelas ia tidak ragu lagi

Wanita itu adalah ibunya dan pria yang duduk di sebelahnya itu siapa lagi kalau bukan pendekar Siauw-lim-pai yang bernama Lie Koan Tek, yang kini menjadi suami ibunya.! Perasaan haru dan gembira dalam hati Cin Cin segera tertutup oleh rasa sesal dan cemburu

Semenjak dusun Ta-bun-cung di mana perkumpulan He k- houw-pang diserbu penjahat sehingga ayahnya, Kam Seng Hin, ketua Hekhouw-pang te was, ibunya entah pergi ke mana

Kemudian, ia sendiri menderita kehidupan yang amat pahit dan hampir saja celaka di tangan Cia Ma! Kalau tidak bertemu dengan Tung-hai Mo-li, mungkin ia kini telah dipaksa menjadi pelacur! Ia hidup menderita, dan ibunya! Ibunya yang kematian suami itu bahkan telah menggandeng seorang pria baru, suami baru! Ia menderita sengsara dan ibunya malah bersenang-senang

Kemarahan ini yang membuat Cin Cin diam saja, pura-pura tidak mengenal ibunya sendiri

Padahal sebelum pertemuan ini, ia amat merindukan ibunya

Empat orang jagoan itu serentak bangkit dari te mpat duduk mereka dan memutar tubuh memandang ke arah wanita yang berani mengeluarkan kata-kata seperti itu terhadap mereka

Dan mereka melihat wanita yang setengah tua, sudah mendekati limapuluh tahun namun masih cantik dan gagah, duduk memandang kepada mereka dengan senyum mengejek, sedangkan di dekat wanita itu duduk seorang lakilaki gagah perkasa yang na mpak tenang dan masih makan bubur ayamnya

Sebaliknya, wanita itu memandang kepada mereka dengan bibir te rsenyum mengejek mata menantang! Coa Liu Hwa merasa kecewa sekali karena tadi ia memperhatikan ke arah gadis buntung dan melihat betapa gadis itu mengerling kepadanya

Akan tetapi, gadis itu te nang saja dan agaknya sama sekali tidak mengenalnya! Kalau begitu, gadis bukan Cin Cin, bukan puterinya! I ngin ia menangis rasanya, begitu kecewa dan penasaran

Maka rasa penas aran ini ia tumpahkan kepada empat orang itu, tidak perduli betapa suaminya mencegahnya dengan pandang mata

Heii, kalian empat orang sialan! Mau apa engkau melotot dan memandang kepadaku

Apakah kalian menantang?

Tentu saja Lie Koan Tek te rkejut bukan main

Bias anya, is terinya agak pendiam dan tidak suka mencari perkara

Dia dapat menduga tentu isterinya bersikap seperti itu untuk memancing perhatian gadis buntung itu

Diapun melihat betapa gadis itu bersikap acuh saja

Padahal kalau benar gadis itu pute ri isterinya, te ntu kini telah mengenal ibu kandungnya

Si jangkung kurus yang menjadi orang pertama dari Lok-yang Su-Liong, tak dapat menahan kemarahannya yang berkobar sejak pertama kali Liu Hwa bicara tadi

Heii, nyonya! Apakah engkau menghina kami Lok-yang Sui-liong

Siapakah engkau berani bersikap begini kurang ajar kepada kami?

Liu Hwa juga bangkit berdiri dan bertolak pinggang, sikap yang sungguh aneh dan asing bagi Lie Koan Tek, akan tetapi diapun dapat menduga bahwa perubahan sikap isterinya ini semata-mata ingin menarik perhatian gadis itu

Hemm, kalian berjuluk demikian besar, Empat ekor Naga Lok-yang, akan te tapi sikap kalian menghina orang seperti cacing-cacing tanah saja! Seolah-olah di dunia ini tidak ada orang berani kepada kalian

Aku seorang murid He k-houw-pang sama sekali tidak takut!

Biarpun ia bicara kepada empat orang itu, ketika mengatakan bahwa ia murid He k-houw-pang, ia melirik ke arah gadis buntung itu, akan te tapi gadis itupun masih tetap duduk dengan tenang

Perempuan sombong!

Seorang di antara Lokyang Su-liong membentak

Dia berusia empatpuluh tahun, bertubuh pendek gendut dan merupakan orang te rmuda di antara mereka, juga wataknya mata keranjang

Kalau saja engkau duapuluh tahun lebih muda, te ntu akan kuhukum dengan menemaniku selama beberapa malam, ha-ha-ha!

Tiga orang kawann ya juga tertawa-tawa

Kini Lie Koan Tek bangkit berdiri dan memandang ke arah empat orang itu

Sudah lama aku mendengar nama Lok-yang Su-liong sebagai penjahat-penjahat kecil di kota Lok-yang yang suka berbuat jahat

Kiranya, kalian selain jahat juga pengecut dan beraninya hanya menghina wanitawanita saja, walaupun isteriku ini kalau kubiarkan te ntu akan dapat membunuh kalian dengan mudahnya!

Empat orang itu kini meninggalkan meja mereka dan dengan sikap mengancam mereka menghampiri suami is teri itu

Si tinggi kurus menudingkan te lunjuknya kepada Liu Hwa dan menghardik kepada Lie Koan Tek,

Isterimu ini yang le bih dahulu menghina kami! Tidak tahukah kalian bahwa kami Lok-yang Sui-liong adalah pimpinan semua tokoh kangouw di daerah ini

Isterimu yang bersikap tidak patut!

Kalian sendiri menghina seorang gadis dan masih berani menuduh aku yang menghina orang?

bentak Liu Hwa penuh semangat

Kini ia melihat betapa gadis buntung itu memutar tubuh memperhatikan mereka, akan tetapi ketika pandang matanya berte mu dengan pandang mata gadis yang disangka pute rinya itu, gadis itu mengalihkan pandang matanya.!

Kalau isteriku telah bersikap kasar, harap dimaafkan, akan te tapi kami harap agar su-wi berempat juga tidak mengganggu orang lain lagi.

Hemm, lagakmu seperti seorang pendekar! Siapa sih engkau?

bentak si tinggi kurus kepada Lie Koan Tek

Sejak dahulu sampai sekarang namaku Lie Koan Tek

Aku bukan pendekar, akan te tapi kalau ada orang bertindak sewenang-wenang, sudah menjadi kewajibanku untuk mene ntangnya.

Pada saat itu pemilik rumah makan datang te rgopoh-gopoh dan memberi hormat kepada empat orang itu dengan tubuh dite kuk hampir patah

Cuwi-eng-hiong (Orang gagah sekalian) mohon ampun dan tidak berkelahi di sini, agar tempat kami tidak menjadi rusak dan porak-poranda.

Si tinggi kurus mendengus

Baginya ju ga tidak enak berkelahi di situ, karena penuh dengan meja kursi, membuat dia dan tiga orang saudaranya tidak leluasa bergerak

Huh, jangan khawatir

Sediakan saja masakan is timewa untuk kami berempat pesta nanti setelah kami memberi hajaran kepada orang ini.

Kemudian dia menghadapi Lie Koan Tek lagi dan berkata,

Namamu Lie Koan Tek

Pernah aku mendengar nama Lie Koan Tek tokoh Siauw-lim-pai

Engkaukah orangnya?

Aku memang murid Siauw-lim-pai bernama Lie Koan Tek,

kata pendekar itu dengan sikap tenang

Bagus! Sudah lama ju ga kami mendengar nama Lie Koan Tek sebagai seorang yang gatal tangan dan suka usil mencampuri urusan orang lain

Mari kita keluar kalau memang engkau berani melawan kami!

tantang si tinggi kurus dengan cerdik karena dia sengaja menantang dengan sebutan kami, berarti mereka berempat yang menantang, bukan dia seorang

Empat orang itu hendak melangkah keluar, akan te tapi pada saat itu te rdengar bentakan halus

Siapa di antara empat Lok-yang Su-liong yang tadi menyebut-nyebut tentang tangan buntung?

Yang bicara itu adalah Cin Cin dan semua orang menengok dan memandang kepadanya

Gadis itu masih duduk dan memegang sepasang sumpit bambunya, agaknya sudah selesai makan dan tadi menggunakan sepasang sumpit di tangan kanan untuk makan kacang

Aku yang mengatakan!

kata orang muda yang perutnya gendut

Aku juga

Habis kau mau apa?

kata pula orang ke tiga yang matanya sipit hampir terpejam

Mulutmu busuk!

bentak gadis itu dan sekali tangan kanannya bergerak, sepasang sumpit itu meluncur bagaikan anak panah

De mikian cepatnya luncuran sumpit itu sehingga biarpun kedua orang itu berusaha mengelak, tetap saja masing-masing jadi korban sumpit yang menembus dari pipi sebelah ke pipi yang lain! Sumpit itu seperti ditusukkan dari pipi, menembus rongga mulut dan keluar dari pipi yang lain! Tentu saja kedua orang itu terkejut, kesakitan dan mengeluarkan suara aneh karena mereka tidak mampu menggerakkan mulut yang sudah ditusuk sumpit

Hendak dicabut, takut kalau te rlalu nyeri, didiamkan saja juga sakit.! Orang pertama yang tinggi kurus cepat maju dan dua kali tangannya bergerak, dia sudah mencabut sepasang sumpit itu dari pipi dua orang adik seperguruannya

Dua orang yang te rluka itu menggunakan kedua tangan menutupi pipi yang berlubang dan mengucurkan darah

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar