Pergilah kalian, dan ingat
Kalau lain kali aku melihat seorang yang buntung tangan kanannya melakukan kejahatan, akan kubuntungi pula le hernya!
Mendengar ucapan ini, sepuluh orang tukang pukul itu lalu lari meninggalkan tempat itu, meninggalkan golok dan tangan mereka yang berserakan di lantai
Cia Ma yang tadi juga menyaksikan semua itu, kini te rgopoh-gopoh menghampiri Cin Cin dan menjatuhkan diri berlutut di depan Cin Cin sambil menangis
Aih, tidak kusangka........engkau, Cin Cin......engkau telah menolongku.
Cin Cin mengerutkan alisnya
Cia Ma, aku kesini bukan untuk menolongmu, melainkan untuk menghajarmu! Engkau manusia jahat, siapa yang ingin menolongmu?
Nenek itu menangis,
Tapi..........tapi...engkau telah mengusir iblis-iblis itu dari sini
Cin Cin maklum bahwa te ntu telah terjadi sesuatu di sini
Suruh bersihkan ruangan ini, baru kita bicara.
Cia Ma cepat memanggil para pelayan dan memerintahkan mereka membersihkan te mpat itu dan ia sendiri mengajak Cin Cin untuk duduk dan bicara di dalam
Setelah mereka duduk di dalam, Cin Cin berkata, suaranya ketus karena ia masih tak senang mengingat akan semua pengalamannya dahulu dengan nenek ini
Nah, sekarang ceritakan apa yang te rjadi dan mengapa perempuan tadi berada di sini menguasai te mpat ini.
Terjadinya sudah setahun yang lalu
Pada suatu hari, perempuan yang minta disebut Siocia itu datang ke sini dan memaksa aku menyerahkan rumah ini dan semua isinya kepadanya
Ia bahkan membunuh para pembantuku, dan menyiksaku, memperlakukan aku sebagai seorang tahanan, bahkan kadang memukuliku......
dan nenek itu menangis lagi
Cin Cin tersenyum di dalam hatinya
Kini ia mengerti
Kiranya Bi Tok Siocia, iblis betina itu, telah mengambil alih kekuasaan di tempat ini demi keuntungannya sendiri
Hal itu berarti bahwa Cia Ma te rhukum dan te rsiksa
Sebelum ia turun tangan, nenek ini sudah menderita siksaan dari orang lain yang lebih jahat lagi
-ooo0dw0ooo-
Jilid 22
Hemm, kalau saja tidak te rjadi hal itu kepadamu, te ntu sekarang ini engkau yang kubuntungi le ngannya, bukan anak buah perempuan itu!
hardiknya
Wajah nenek itu menjadi pucat dan iapun menjatuhkan diri berlutut lagi di depan kaki Cin Cin
Maafkan aku.....li-hiap, maafkan aku
Memang aku dahulu bersalah kepadamu ...
akan te tapi .....orang telah menjual dirimu kepadaku......maafkan aku.....
Ia menangis lagi
Bangkit dan duduklah! Sekarang dengar baikbaik
Kau panggil ke sini semua gadis yang ditahan di sini, juga para pelacur yang menjadi anak buahmu
Suruh mereka berkumpul sekarang juga di sini
Cepat!
Bergegas nenek itu terseok dan te rbongkok masuk ke dalam dan tak lama kemudian ia muncul kembali, diikuti ole h limabelas orang gadis manis yang berpakaian sebagai gadis dusun dan sepuluh orang gadis yang pesolek dan berpakaian indah
Agaknya para penghuni rumah pelesir itu sudah mendengar akan peris tiwa hebat terjadi di situ, maka begitu berhadapan dengan Cin Cin yang masih duduk dengan te nangnya, limabelas orang gadis dusun itu serentak menjatuhkan diri berlutut di depan Cin Cin sambil menangis dan mohon pertolongannya
Cin Cin mengangkat kedua tangannya,
Bangkitlah kalian semua dan jangan menangis
Sekarang coba kalian ceritakan, seorang demi seorang, bagaimana kalian dapat berada di te mpat ini
Merekapun bercerita bahwa mereka dibujuk oleh anak buah Nyonya Lu dan kadang oleh nyonya cantik itu sendiri, untuk diberi pekerjaan pada seorang hartawan atau bangsawan
Orang tua mereka dan mereka te rbujuk dan mau dibawa pergi, dan tidak tahunya mereka ditahan di rumah ini dan di paksa untuk menjadi calon pelacur
Mereka diancam bahwa kalau tidak menurut, mereka akan disiksa bahkan diancam akan dilaporkan kepada yang berwajib karena menipu, dengan tuduhan bahwa mereka dan orang tua mereka telah memiliki hutang yang banyak
Cia Ma, sekarang keluarkan semua harta milikmu, kirim pulang semua gadis ini ke dusun masing-masing dan bekali uang sekucupnya
Laksanakan hari ini juga!
kata Cin Cin
Kemudian Cin Cin juga bertanya kepada sepuluh orang gadis yang te lah menjadi pelacur di te mpat itu
Mereka yang ingin melanjutkan pekerjaan mereka sebagai pelacur tanpa dipaksa siapapun, ia tidak ambil perduli
Akan tetapi di antara mereka yang ingin terlepas dari cengkeraman mucikari dan ingin pulang, iapun memerintahkan Cia Ma untuk mengirim mereka pulang ke dusun masing-masing dan dibekali uang sekucupnya
Cin Cin sendiri yang mengatur pemberian bekal uang, dan melihat bahwa Cia Ma benar-benar melaksanakan perintahnya
Tentu saja para gadis itu menjadi girang bukan main dan berterima kasih
Setelah semua itu dilaksanakan dan Cin Cin tinggal di situ untuk mengawasi pelaksanaan sampai menginap semalam, ia memanggil Cia Ma yang nampak le su dan le mas karena semua harta miliknya dibagi-bagi dan diberikan sebagai bekal kepada para gadis yang dipulangkan ke dusun masing-masing
Cia Ma, engkau sudah tua, dan dengan sisa hartamu, engkau dapat hidup menganggur sampai mati
Mulai hari ini, tutup rumah pelesir ini
Kalau lain hari aku lewat di sini dan melihat bahwa rumah pelesir ini masih kaubuka dan engkau menyeret gadis -gadis dusun menjadi pelacur, menjadi sumber keuntunganmu dengan memaksa mereka menggunakan berbagai cara, aku akan membakar rumahmu ini dan kule mparkan engkau hidup-hidup dalam kobaran apinya!
Sambil menangis Cia Ma berjanji, bersumpah dan sekali ini ia tidak bermain-main
Baru saja ia te rhindar dari malapetaka
Selama setahun, semenjak kekuasaannya dirampas Bi Tok Siocia, ia hidup bagaikan orang hukuman, sengsara dan te rsiksa
Dan kini melihat betapa Cin Cin yang biar tangan kirinya buntung kini menjadi seorang pendekar wanita yang demikian sakti, yang membuntungi tangan sepuluh orang tukang pukul, bahkan berhasil mengusir Bi Tok Siocia, mengeluarkan ancaman seperti itu, ia bergidik dan benar-benar takut dan ngeri
Ia bertobat
Setelah membereskan urusan di rumah pelesir Ang-hwa di mana ia dahulu pernah tinggal, dalam sehari membasmi rumah pelesir itu dan mengubahnya menjadi sebuah rumah tinggal janda tua Cia Ma yang tidak lagi mau melakukan pekerjaan hina seperti semula, Cin Cin meninggalkan kota Ji-goan dan pergi ke Lok-yang
Ia ingin mencari ibunya dulu sampai dapat ia te mukan
Kini ia dapat mencari lebih mudah setelah mengetahui bahwa ibunya telah menjadi isteri Lie Koan Tek, pendekar Siauw-lim-pai yang cukup te rkenal itu
Setelah bertemu dengan ibunya, baru ia akan kembali kepada subonya, Tung-hai Mo-li Bhok Sui Lan, untuk melaporkan kegagalannya membunuh Pangeran Cian Bu Ong seperti yang dipesankan gurunya, iapun belum dapat menemukan musuh gurunya yang ke dua, yaitu Can Hong San yang membunuh suheng dari subonya yang bernama Can Siok
Sebetulnya ia merasa malu untuk bertemu subonya
Pertama ia belum dapat menemukan Can Hong San, pembunuh ayahnya sendiri, yaitu Can Siok suheng subonya
Ke dua, ia gagal untuk membunuh Pangeran Cian Bu Ong, bahkan kehilangan sebelah tangannya dalam usahanya itu
Akan te tapi bagaimanapun ju ga, kalau ia sudah dapat berte mu ibunya, ia harus melapor kepada subonya
-ooo0dw0ooo- Berita tentang rumah pelesir Ang-hwa di kota Jigoan itu segera te rsiar dengan cepat luas
Dalam berita itu dikabarkan bahwa rumah pelesir itu diserbu seorang gadis cantik yang bertangan buntung, namun lihai bukan main dan bahwa rumah pelesir itu dibubarkan dan semua gadis nya dipulangkan oleh pendekar wanita itu
Berita ini te ntu saja menggemparkan, karena belum pernah te rjadi seorang pendekar wanita mencampuri urusan rumah pelesir dan membebaskan para pelacur! Berita itu tersiar cepat dan luas sampai ke kota Lok-yang
Sejak te rsiarnya berita itu, rumahrumah pelesir di berbagai kota yang berdekatan te rutama di Lok-yang di mana te rdapat banyak rumah pelesir, menambah jumlah tukang pukul mereka untuk menjaga kemungkinan kalau kalau te mpat merekapun akan diserbu oleh pendekar wanita tangan buntung itu
Tidak ada yang tahu siapa nama pendekar wanita itu, karena berita itu hanya mengabarkan bahwa pendekar ini buntung tangan kirinya
Sepasang suami isteri yang bermalam di sebuah hotel di kota Lok-yang, mendengar pula akan berta itu
Mereka merasa te rtarik dan pada sore itu mereka bercakap-cakap di kamar mereka, membicarakan berita yang cukup menggemparkan itu
Sungguh aneh sekali berita itu, kita harus menyelidikinya!
berulang-ulang sang suami berkata kepada is terinya, sambil mondar-mandir menggendong kedua tangan di belakang pinggulnya
Isterinya mengikuti gerakan dan langkah suaminya dengan pandang matanya, lalu te rsenyum geli dan bertanya,
Sejak mendengar berita itu, engkau nampak gelisah dan selalu memikirkannya
Apa sih yang aneh dengan berita itu?
Suami itu tinggi besar dan gagah, brewokan namun rapi, usianya enampuluh tahun lebih akan tetapi masih nampak kokoh dan gagah
Dia bukan lain adalah Lie Koan Tek, pendekar Siauw-lim-pay bersama isterinya, yaitu Coa Liu Hwa yang kini telah berusia empatpuluh enam tahun, namun masih tetap cantik
Mereka berdua memang sedang berada di Lok-yang setelah menemui Lai Kun dan mendengar bahwa ketika Lai Kun mengantarkan anak Coa Liu Hwa, yaitu Kam Cin, ke rumah Huang-ho Sin liong Si Han Beng, di dalam perjalanan dekat Lok-yang, anak itu hilang, mungkin terbawa para perampo k
Apakah engkau tidak merasa aneh
Mana pernah ada seorang pendekar wanita menyerbu rumah pelesir dan membebaskan para pelacur
Seolah ia tidak mempunyai pekerjaan lain saja
Bias anya, mendekati rumah begituan saja merupakan pantang bagi seorang pendekar wanita yang menjaga nama baiknya
Pula, kabarnya pendekar wanita yang buntung tangan kirinya itu lihai sekali, kabarnya malah ia telah mengalahkan Bi Tok Siocia yang tadinya menguasai rumah pelacuran itu
Ini menarik sekali!
Siapa sih Bi Tok Siocia itu?
tanya Coa Liu Hwa
Seorang tokoh sesat yang belum lama muncul
Akan te tapi kabarnya ia adalah pute ra atau murid dari datuk besar di Liong-san, yaitu Ouw Kok Sian.
Aihh, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kita,
kata wanita itu
Nanti dulu, jangan te rgesa mengatakan tidak ada hubungann ya
Aku yakin bahwa kalau sampai ada seorang pendekar wanita yang demikian lihai mengamuk di rumah pelesir, hal itu tentu berarti bahwa ia mempunyai urusan dengan tempat itu, berarti ia marah dan membenci te mpat itu
Kemudian, kita teringat bahwa anakmu hilang di sekitar daerah ini
Nah, bukankah menarik sekali untuk menyelidiki siapa pendekar wanita itu?
Coa Liu Hwa terbelalak dan suaranya gemetar ketika ia bertanya,
Kau pikir ia itu Cin Cin..
?
Suaminya menggeleng kepala
Aku tidak menduga sejauh itu
akan tetapi setidaknya, peristiwa itu menarik sekali dan siapa tahu pendekar wanita itu mempunyai hubungan atau mengetahui dimana adanya anakmu yang hilang.
Kalau begitu, mari kita cari ia sekarang juga!
Mendengar ini, Lie Koan Tek te rsenyum, dan diam-diam ia merasa kasihan kepada isterinya yang te lah kehilangan pute rinya dan amat merindukannya
Sekarang sudah malam, ke mana kita akan mencarinya
Besok saja pagi-pagi kita berangkat melakukan penyelidikan
Kurasa, tidak begitu sukar untuk mencari seorang gadis cantik yang tangan kirinya buntung.
Coa Liu Hwa menyetujui, akan tetapi malam itu ia gelisah tak dapat tidur karena memikirkan pute rinya
Apalagi ketika ia membayangkan betapa pute rinya itu kini buntung tangan kirinya! Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali suami isteri ini sudah meninggalkan rumah penginapan
Mereka hendak pergi ke kota Ji-goan di mana te rjadi peristiwa di rumah pelesir Ang-hwa seperti yang mereka dengar beritanya itu dan hendak memulai pencarian mereka dari sana
Pagi itu suasana di jalan raya masih sunyi, dan ketika mereka berjalan sampai di pintu gerbang, hanya ada beberapa orang berlalu-lalang melalui pintu gerbang sebelah selatan
Tiba-tiba Lie Koan Tek merasa betapa tangannya dipegang is terinya dan jari tangan isterinya mencengkeram tangannya kuat-kuat
Hampir dia berte riak kaget, akan tetapi ketika dia memandang isterinya, dia melihat Lui Hwa te rbelalak memandang ke depan
Dia cepat ikut pula memandang dan te rnyata yang menarik perhatian isterinya adalah seorang gadis yang berjalan perlahan memasuki pintu gerbang itu
Seorang gadis yang cantik manis, akan te tapi yang pada hari yang sunyi itu berjalan seorang diri dengan langkah perlahan dan muka ditundukkan tanpa memperdulikan keadaan sekeliling, seolah ia sedang te nggelam dalam lamunan
Memang sejak ia kehilangan tangannya yang dibuntungi Thian Ki, walaupun ia te lah dapat mengatasi kedukaannya, namun Cin Cin yang tadinya tidak pernah melamun dan yang selalu berwatak riang je naka dan lincah itu, kini seringkali termenung seorang diri
I a tadinya merasa amat benci dan mendendam kepada Thian Ki
Yang teringat hanya bahwa pemuda itu telah membuntungi tangan kirinya
Akan te tapi kemudian, setelah panasnya hati yang mengeruhkan pikirannya mereda dan ia mempertimbangkannya, iapun menyadari bahwa Thian Ki bukan sengaja membuntungi tangan kirinya, melainkan te rpaksa melakukan hal itu untuk menyelamatkan nyawanya
Thian Ki adalah seorang tok-tong (anak beracun)! Tubuhnya beracun, sehingga siapapun yang menyerangnya, akan menyerang tubuh yang beracun dan menjadi keracunan
Ketika tangan kirinya mencengkeram pundak Thian Ki, hawa beracun memasuki tangannya dan agaknya racun itu sedemikian jahatnya sehingga tidak mungkin dapat dilenyapkan dari tangannya
Kalau Thian Ki tidak cepat membuntungi tangan kirinya, racun itu akan menjalar naik dan kalau sampai ke jantungnya, iapun pasti akan tewas
Masih terbayang wajah Thian Ki yang pucat dan matanya yang penuh kedukaan setelah membuntungi tangan kirinya itu! Anehnya, sejak itu, tak pernah ia mampu melupakan Thian Ki! Mula-mula, wajah pemuda itu selalu teringat olehnya dengan perasaan mengandung benci, namun lambat laun, kebencian itu semakin berkurang oleh pengertian
Suami is teri Lie Koan Tek dan Coa Liu Hwa memandang kepada gadis itu penuh perhatian, te rutama sekali Liu Hwa
Ketika mereka melihat gadis itu berjalan sambil menundukkan muka seperti sedang tenggelam dalam renungan, tangan kirinya dimasukkan dalam saku jubahnya, mereka hampir yakin bahwa inilah gadis pendekar yang mereka cari itu
Kalau bukan gadis pendekar tangan kiri buntung, mengapa gadis itu menyembunyikan tangan kirinya ke dalam saku jubahnya
Bagaimana
Apakah wajahnya.......!?
Tanya Lie Koan Tek berbisik
Isterinya menggeleng kepala ragu
Entahlah, sudah enambelas tahun aku tidak berte mu dengannya
Bagaimana aku dapat mengenalnya
Ketika itu, usianya baru lima tahun......
Melihat kesedihan membayang pada wajah isterinya, Lie Koan Tek lalu memegang tangan isterinya dan berkata,
Mari kita bayangi gadis itu!
Isterinya hanya mengangguk dan merekapun memasuki kembali kota Lok-yang, diam-diam membayangi gadis itu dengan hati penuh keraguan
Sebetulnya, setelah apa yang ia lakukan di kota Ji-goan, hati Cin Cin sedikit banyak merasa puas
Bukan saja ia telah memberi hukuman kepada Cia Ma seperti yang telah ia inginkan, bahkan yang le bih memuaskan hatinya, ia dapat membebaskan banyak gadis dusun sebelum te rlambat, dapat menghajar para tukang pukul, dan terutamasekali, ia dapat menyadarkan kembali Cia Ma sehingga nenek itu bertobat dan akan mene bus dosa dengan mengubah jalan hidupnya
Biarpun Cia Ma pernah menahannya dan bahkan pernah memukulinya, akan te tapi harus ia akui bahwa Cia Ma juga pernah bersikap lembut dan ramah kepadanya
Ia diberi pakaian indah, ia dipaksa untuk belajar kesenian, menari dan bernyanyi, sungguhpun semua itu diberikan kepadanya, agar harganya naik di mata calon pembelinya! Urusannya dengan Cia Ma yang selama ia belajar ilmu, menjadi satu di antara dendamnya, telah beres
Kini tinggal mencari ibunya, baru setelah itu, ia akan mencari Coa Hong San untuk melaksanakan perintah subonya, atau kembali kepadanya untuk melaporkan tentang kegagalannya membunuh Pangeran Cian Bu Ong
Ia telah melakukan perjalanan semalam suntuk dari Ji-goan menuju ke Lok-yang
Kini ia merasa lelah dan juga perutnya te rasa lapar
Ketika ia memasuki kota Lok-yang yang masih sepi, tiba?tiba hidungnya dis ambar bau sedap masakan
Ia menoleh dan melihat sebuah rumah makan kecil di te pi jalan
Agaknya dari sanalah datangnya uap yang sedap tadi