Website Cerita Silat Indomandarin Ready For Sale

Naga Beracun Bab 081


Apakah ini anakmu, muridmu, adikmu

He ii, pelacur tua, apakah engkau yang sudah tidak laku kemudian menggantikan Cia Ma sebagai mucikari

Engkau tadi mencari dan menipu gadis -gadis dusun untuk kaupaksa menjadi pelacur?

Bukan urusanmu!

bentak wanita itu

Tentu saja urusanku

Aku akan mengobrakabrik te mpat maksiat, neraka bagi para gadis ini!

Cin Cin membentak

Berani kau!

Wanita pesolek itu membentak dan iapun sudah bergerak ke depan dan melompati meja menyerang Cin Cin dengan gerakan yang cukup tangkas

Diam-diam Cin Cin merasa heran

Kiranya perempuan pesolek yang kini menggantikan Cia Ma adalah seorang yang tidak le mah, melainkan seorang yang memiliki silat cukup baik

Akan te tapi tentu saja tidak ada artinya bagi Cin Cin

Melihat perempuan itu menerjang sambil meloncat, kedua tangan membentuk cakar untuk mencakar muka, ia memutar tubuh dan begitu tubuh penyerangnya meluncur le wat, tangan kanannya bergerak menjambak rambut wanita itu, lalu tubuh itu ia putar-putar sampai si pemilik rambut menje rit-jerit kesakitan dan ketakutan

Lepaskan aku.......aihh, lepaskan aku.....!

Perempuan itu menjerit-jerit karena tidak berdaya dan merasa ngeri tubuhnya diputar-putar seperti gasing itu

Baik, kule paskan kau!

kata Cin-cin dan ia melepaskan jambakan tangannya pada rambut itu dan tubuh perempuan itupun melayang dan membentur dinding ruangan depan itu

Brakkkk......!

Iapun te rkulai dan pingsan Melihat ini, empat orang tukang pukul tadi menjadi marah sekali dan tanpa diperintah lagi sudah mencabut golok masing-masing dan mengepung Cin Cin

Sementara itu, Cia Ma hanya memandang dengan wajah pucat, akan tetapi tidak seperti dulu, kini ia tidak nampak galak, bahkan ia bangkit dan mundur ketakutan sampai tubuhnya merapat di sudut ruangan itu

Sikap nenek ini membuat Cin Cin berkurang kemarahannya te rhadap Cia Ma

Sebetulnya ia datang untuk menghajar Cia Ma dan anak buahn ya, untuk membasmi rumah pelesir yang merupakan neraka bagi banyak gadis muda itu

Akan tetapi, kini sikap Cia Ma seperti orang yang te rtekan, bahkan ia takut menghadapi wanita cantik yang pingsan itu

Kini banyak wanita cantik keluar dan terbelalak melihat Cin Cin berdiri dikepung empat orang tukang pukul yang nampak bengis

Ada pula beberapa orang laki-laki yang menjadi tamu rumah pelesir itu

Juga bermunculan empat orang tukang pukul lagi yang merasa heran, mengapa empat orang rekan mereka, dengan golok di tangan mengepung seorang wanita cantik..

Apa yang te rjadi?

tanya seorang tukang pukul bermuka hitam yang menjadi kepala dari semua tukang pukul di situ

I a telah memukul Kui-toanio (Nyonya Besar Kui),

kata seorang di antara empat pengepung itu

Hehhh, kalian memalukan saja

Masa menghadapi seorang gadis saja kalian harus menggunakan golok

Aku tidak ingin melihat pembunuhan dan te rlibat perkara

Hayo simpan golok kalian dan kujadikan perlombaan

Gadis ini memang perlu di hajar

Siapa di antara kalian semua yang dapat menangkapnya akan kumintakan hadiah kepada Siocia.

Mendengar ucapan ini, tujuh orang tukang pukul anak buah si muka hitam tertawa-tawa dan maju mengepung, bahkan tiga orang tamu yang melihat betapa cantik jelitanya gadis yang hendak ditangkap, ikut-ikutan pula maju untuk sekedar mencoba untuk dapat menangkap dan merangkul gadis cantik itu

Cin Cin berdiri dengan sikap tenang saja

Begitu dua orang menerjang maju untuk menangkapnya, kakinya bergerak dua kali menyambut dan tubuh dua orang itu te rje ngkang! Yang lain-lain menjadi te rkejut dan penasaran

Serentak mereka maju berlomba untuk menangkap gadis yang masih nampak te nang itu

Melihat pandang mata dan sikap mereka yang kurang ajar, Cin Cin menjadi marah

I a terpaksa mengeluarkan tangan kirinya dari balik lipatan jubahnya dan kini ia menghadapi pengeroyokan banyak oran g dengan gerakan kaki tangannya

Ia membagi-bagi pukulan dan te ndangan, akan tetapi membatasi tenaganya karena ia tidak ingin membunuh orang, apalagi mengingat bahwa orang-orang ini hanyalah antekantek pemilik rumah pelesir itu

Begitu cepat gerakan tubuh Cin Cin sehingga para pengeroyoknya tidak melihat tubuhnya, hanya melihat bayangan menyambar-nyambar dan merekapun roboh te rpelanting dan dalam waktu beberapa detik saja, mereka semua sudah roboh malang melintang dalam ruangan itu, membuat meja kursi berserakan

Para pelacur menjerit-jerit, para tamu juga te rbelalak heran melihat betapa seorang gadis cantik dapat merobohkan demikian banyaknya pengeroyok

Si muka hitam, kepala tukang pukul itu, menjadi penasaran dan marah sekali

Kalau tadi dia melarang anak buahnya mengeroyok Cin Cin dengan golok, kini dia sendiri mencabut goloknya dan matanya te rbelalak melihat bahwa gadis itu te rnyata tidak mempunyai tangan kiri

Tangan kirinya buntung sebatas pergelangan tangan dan ujung le ngan yang buntung itu dibalut kain putih bersih

Gadis buntung, apa maksudmu membuat kekacauan di sini!

bentaknya sambil mengamangkan goloknya

Me mbasmi manusia-manusia iblis macam engkau!

Jawab Cin Cin

Mendengar ini, si muka hitam marah dan diapun sudah menyerang dengan bacokan goloknya

Namun, dengan mudah Cin Cin miringkan tubuh mengelak dan pada saat golok menyambar le wat

Jari-jari tangan kanannya menusuk ke arah iga lawan

Krekk!

Dua batang tulang iga patah-patah'dan si muka hitam terpelanting roboh, mengaduh-aduh mendekap iganya dan tak dapat bangkit kembali, sedangkan goloknya yang te rpental sudah disambar oleh tangan kanan Cin Cin! Tujuh orang tukang pukul yang tadi berpelantingan, kini sudah mengeroyok Cin Cin dengan golok mereka

Cin Cin memutar goloknya, nampak gulungan sinar dan para pengeroyoknya mengaduh-aduh, golok mereka terpental dan mereka terpaksa mundur karena le ngan kanan mereka luka berdarah oleh sambaran sinar golok di tangan Cin Cin

Mundur semua!

tiba-tiba terdengar bentakan nyaring dan Cin Cin mengangkat muka memandang

Ia terheran melihat seorang wanita yang sukar ditaksir berapa usianya

Penampilannya amat berwibawa dan matang, akan tetapi wajahnya yang cantik pesolek itu masih nampak muda, seperti tak jauh bedanya dengan usianya sendiri

Wanita itu kelihatannya baru berusia paling banyak dua puluh lima tahun, wajahnya lonjong dan manis sekali, dengan kulit putih mulus dan sepasang mata jeli dan senyum yang genit

Tubuhnya ramping padat yang sengaja ditonjolkan di balik pakaian yang te rbuat dari sutera tipis dan ketat

Ketika jubahnya yang longgar dan le bar itu te rsingkap, bukan hanya nampak pinggangnya yang ramping dan tubuhnya yang padat, juga nampak sebatang golok kecil te rselip di pinggangnya, menunjukkan bahwa wanita cantik ini jelas bukan seorang wanita le mah

Wanita itupun kini berdiri berhadapan dengan Cin Cin dan mengamati Cin Cin penuh perhatian dari rambut sampai ke kaki dan agak lama pandang matanya te rhenti di ujung le ngan kiri Cin Cin yang buntung

Kedua orang wanita itu s aling pandang bagaikan dua ekor singa betina yang siap bertarung dan kini saling mempelajari dan saling menilai dengan pandang mata berkilat

Para tukang pukul, para pelacur dan para tamu menjauhkan diri dan menonton dengan hati te gang

Kemudian, wanita cantik itu bertanya, suaranya te rdengar nyaring dan merdu, namun mengandung penuh ejekan dan memandang rendah

Bocah buntung, siapakah engkau

Wajahmu cukup cantik, tubumu cukup indah, juga usiamu masih muda

Kalau saja tangan kirimu tidak buntung, te ntu kami menerima engkau bekerja di sini!

Mendengar ini, Cin Cin yang merasa heran bagaimana muncul seorang wanita seperti ini di rumah pelesir itu, teringat akan sikap Cia Ma yang ketakutan, lalu ia menjawab, suaranya ringan dan je naka seperti biasa yang memang menjadi wataknya, disertai senyum manis

Namaku Kam Cin dan aku datang untuk membebaskan para gadis dusun yang dijebak di sini, juga untuk membasmi tempat maksiat yang merupakan neraka bagi para gadis muda ini

Dan siapakah engkau

Apakah engkau seorang di antara para pelacur di sini?

Terdengar seruan-seruan kaget dari mereka yang menonton dari te mpat aman, bahkan ada seorang tukang pukul berkata,

Perempuan buntung itu mencari mati!

Akan tetapi, Cin Cin bersikap te nang dan memandang kepada wanita itu dengan senyum dan pandang mata mengejek untuk membalas sikap congkaknya tadi

Dan ia kagum melihat betapa wanita itu sama sekali tidak memperlihatkan perasaan apapun, hanya matanya berkilat dan senyumnya semakin genit

Bocah buntung, sungguh engkau sombong, seperti seekor burung yang baru belajar te rbang! Ketahuilah bahwa aku yang dis ebut di dunia kangouw sebagai Bi Tok Siocia (Nona Racun Cantik)!

ia berhenti sebentar untuk melihat tanggapan gadis buntung itu dan ia memandang heran melihat betapa gadis buntung itu sama sekali tidak kaget mendengar nama julukannya yang dianggapnya telah amat terkenal dan menggetarkan dunia persilatan itu

Dengan penasaran ia cepat menambahkan,

Ayahku adalah majikan Liong-san (Bukit Naga), datuk besar Ouw kok Sian!

Kini ia bukan saja merasa heran, juga penasaran karena gadis buntung inipun sama sekali tidak terkesan oleh nama ayahnya

Sebetulnya Cin Cin pernah mendengar nama datuk itu dari gurunya

Biarpun ia belum pernah mendengar nama Bi Tok Siocia, namun dari gurunya ia pernah mendengar tentang nama para datuk perslatan, juga te ntang Ouw Kok Sian, datuk yang menguasai daerah pegunungan Liong-san

Akan te tapi ia sengaja tidak memperlihatkan sikap mengenalnya, sehingga membuat wanita cantik itu semakin penasaran

Andaikata gadis buntung itu tidak mengenalnya, hal itu masih pantas karena ia belum lama merajalela di dunia persilatan

Akan tetapi nama besar ayahnya! Kalau gadis buntung ini tidak mengenal nama ayahnya, hal ini hanya membuktikan bahwa si buntung ini bukan orang kang-ouw dan tidak mempunyai pengalaman sama sekali dalam dunia persilatan

Tentu saja disamping penas aran, iapun semakin memandang rendah

Kam Cin, engkau bocah lancang dan tak tahu diri!

bentak Bi Tok Siocia

Cepat engkau berlutut minta ampun, dan aku hanya akan menghukum dengan bekerja di sini selama satu bulan

Kalau tidak, te rpaksa aku akan membuntungi tanganmu yang satu lagi!

Bi Tok Siocia, terus terang saja, aku datang untuk berurusan dengan Cia Ma

Kenapa engkau mencampuri, bahkan seolah-olah engkau yang berkuasa di sini

Apakah sekarang Cia Ma sudah pensiun dan yang menjadi mucikari baru adalah engkau!

Aku penguasa di sini dan engkau tidak perlu tahu! Hayo cepat berlutut atau aku akan menyuruh orang-orangku untuk menangkapmu dan membuntungi tangan kananmu!

Cin Cin melirik

Kini delapan orang tukang pukul yang tadi sudah siap dengan golok mereka, bahkan ditambah dua orang lagi yang nampak bengis

Ia te rsenyum

Mereka itukah orangorangmu

Kalau mereka berani maju hendak membuntungi tangan kananku, jangan salahkan aku kalau tangan mereka sendiri yang akan buntung!

Bi Tok Siocia memberi isyarat kepada anak buahnya

Siapa yang dapat membuntungi tangan kanannya, akan kuberi hadlah besar!

Mendengar ini, serentak sepuluh orang laki-laki yang sudah te rbiasa mempergunakan kekuatan dan kekerasan untuk memaksakan kehendak mereka itu, menyerang dengan golok mereka te rhadap Cin Cin

De ngan sikap te nang, mulut masih tersenyum Cin Cin memungut kembali golok rampasannya yang tadi ia lepaskan ke atas lantai dan begitu ia menggerakkan golok itu, nampak sekali lagi gulungan sinar berkilauan yang membuat para pengeroyoknya te rkejut dan bingung, karena bayangan gadis itu lenyap terbungkus gulungan sinar golok

Kemudian, te rdengar je rit mengaduh, disusul golok-golok beterbangan, darah muncrat dan potongan tangan-tangan jatuh ke lantai

Dalam waktu berapa menit saja, sepuluh orang pengeroyok itu telah mengaduh-aduh, tangan kiri memegangi tangan kanan yang telah buntung sebatas pergelangan, persis seperti tangan Cin Cin, hanya mereka itu kehilangan tangan kanan.! Cin Cin menghadap ke arah Bi Tok Siocia, melempar golok rampasannya ke atas lantai dan berkata dengan nada mengejek,

Sudah kukatakan, siapa hendak membuntungi tanganku, berarti akan kehilangan tangannya sendiri!

Bukan main marahn ya hati Bi Tok Siocia, akan tetapi diam-diam iapun terkejut

Dari gerakan golok gadis buntung itu, ia dapat melihat bahwa gadis itu memang lihai sekali dan memiliki gerakan yang amat ganas dan dahsyat

Bocah sombong! Engkau dari partai mana dan siapa gurumu

'' Cin Cin tersenyum mengejek

Aku tidak berpartai, dan siapa guruku tidak perlu kau kenal

Guruku te rlalu mulia untuk dikenal oleh seorang seperti engkau!

Keparat busuk, engkau sombong dan sudah bosan hidup!

Iapun mencabut sepasang goloknya yang tipis dan kecil, namun berkilauan saking tajamnya

Hayo keluarkan senjatamu!

ia membentak sambil memutar sepasang goloknya sehingga nampak dua gulungan sinar yang berbelit-belit dan menyambar-nyambar

Cin Cin maklum bahwa lawannya tidak boleh disamakan dengan para pengeroyok tadi, maka iapun menggerakkan tangan kanannya ke balik jubahnya dan nampaklah sebatang pedang yang berkilauan dan bentuknya seperti naga

Melihat Cin Cin sudah mencabut sebatang pedang, wanita cantik itu mengeluarkan seruan nyaring dan iapun sudah menyerang dengan ganasnya

Cin Cin menggerakkan pedangnya menyambut dan segera di ruangan depan itu terjadi pertandingan yang membuat semua orang tertegun dengan hati penuh ketegangan

Bayangan dua orang wanita itu tidak dapat te rlihat ole h mereka karena saking cepatnya gerakan mereka

Bayangan merah terbungkus gulungan sinar pedang dan golok sehingga sukar dibedakan di antara mereka

Para pengeroyok yang kehilangan tangan kanan itu saling membalut di antara mereka dan masih te rdengar mereka merintih dan mengeluh

Tentu saja tak seorangpun di antara mereka berani maju lagi

Kini, Bi Tok Siocia benar-benar te rkejut! Tak disangkanya sama sekali bahwa gadis buntung yang tidak mengenal namanya, dan agaknya tidak pula mengenal nama ayahnya, yang nampaknya belum berpengalaman di dunia kangouw, ternyata memiliki ilmu kepandaian yang demikian hebatnya! Bukan hanya ilmu pedangnya ganas dan dahsyat, dan te naga sin-kang gadis buntung itu bahkan te rlalu kuat baginya, juga pedang di tangan gadis itu mengingatkan ia akan seorang tokoh yang pernah ia dengar dari ayahnya

Tranggg.......! Cringgg......!

Sepasang golok itu berte mu pedang dan tubuh Bi Tok Siocia meloncat ke belakang

Tahan!

serunya nyaring

Apa hubunganmu dengan Tung-hai Mo-li?

Hem, sudah kukatakan, engkau tidak berhak untuk mengenal nama suboku!

Wajah Bi Tok Siocia berubah

Aih, kalau engkau murid Tung-hai Mo-li, berarti kita segolongan

Kita tidak semestinya bermusuhan!

Cin Cin tersenyum mengeje k

Siapapun yang menipu dan menje bak gadis -gadis dusun untuk dijadikan pelacur, tentu akan kumusuhi!

Bi Tok Siocia menggerakkan kedua pundaknya dan menyimpan sepasang goloknya

Terserah, aku tidak ingin mencampuri lagi

Subomu kenal baik ayah, kalau aku memusuhimu, tentu ayah akan marah kepadaku,

katanya dan sekali ia meloncat

Bi Tok Siocia lenyap dari situ, entah ke mana

Melihat betapa pemimpin mereka melarikan diri, para tukang pukul yang kehilangan tangan kanan itu serentak menjatuhkan diri berlutut dengan muka pucat, takut kalau mereka akan dibunuh gadis buntung yang amat lihai itu

Lihiap, ampunkan kami......

kata si muka hitam mewakili teman-te mannya

Salam hangat untuk para Cianpwee sekalian,

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dengan berat hati kami memutuskan untuk menjual website ini. Website yang lahir dari kecintaan kami berdua, Ichsan dan Fauzan, terhadap cerita silat (cersil), yang telah menemani kami sejak masa SMP. Di tengah tren novel Jepang dan Korea yang begitu populer pada masa itu, kami tetap memilih larut dalam dunia cersil yang penuh kisah heroik dan nilai-nilai luhur.

Website ini kami bangun sebagai wadah untuk memperkenalkan dan menghadirkan kembali cerita silat kepada banyak orang. Namun, kini kami menghadapi kenyataan bahwa kami tidak lagi mampu mengelola website ini dengan baik. Saya pribadi semakin sibuk dengan pekerjaan, sementara Fauzan saat ini sedang berjuang melawan kanker darah. Kondisi kesehatannya membutuhkan fokus dan perawatan penuh untuk pemulihan.

Dengan hati yang berat, kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin mengambil alih dan melanjutkan perjalanan website ini. Jika Anda berminat, silakan hubungi saya melalui WhatsApp di 0821-8821-6087.

Bagi para Cianpwee yang ingin memberikan dukungan dalam bentuk donasi untuk proses pemulihan saudara fauzan, dengan rendah hati saya menyediakan nomor rekening berikut:

  • BCA: 7891767327 a.n. Nur Ichsan
  • Mandiri: 1740006632558 a.n. Nur Ichsan
  • BRI: 489801022888538 a.n. Nur Ichsan

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar