Orang-orang He k-houw-pang menghela napas panjang
Dua orang muda yang belasan tahun meninggalkan Hek-houw-pang, telah kembali sebagai orang-orang yang amat lihai, yang sedianya akan dapat memperkuat Hek-houw-pang dengan menjadi ketua
Akan te tapi, mereka pergi lagi dan tak dapat dicegah
Akhirnya, setelah semua urusan perkabungan penguburan je nazah Lai Kun selesai, mereka mengadakan perundingan di antara mereka sendiri dan karena Thio Pa merupakan saudara tertua, maka Thio Pa dipilih menjadi ketua Hek-houwpang menggantikan Lai Kun yang telah tewas
-ooo0dw0ooo-
Bibi, harap jangan khawatir
Cin-taijin (pembesar Cin) yang kumaksudkan ini adalah seorang pejabat tinggi dan penting di Lok-yang
berkuasa dan kaya raya
Yang mengutusku adalah Cin hu-jin (nyonya Cin), isterinya yang tertua
Keluarga itu membutuhkan pembantu wanita yang bersih dan rajin, dan aku melihat pute rimu Alian dan Akim itu te pat untuk menjadi pembantu di sana
Pembantu wanita di keluarga itu hampir sama dengan dayang di is tana kaisar, akan hidup mewah dan te rhormat,
demikian antara lain bujukan seorang wanita berusia tigapuluhan tahun kepada seorang ibu di dusun itu
Ibu itu berusia limapuluhan tahun, seorang janda yang mempunyai dua orang puteri yang sudah menjelang dewasa
Alian berusia tujuhbelas tahun, sedangkan adi knya, A kim berusia limabelas tahun
Sebagai gadis -gadis dusun, kakak beradik ini sederhana dan polos
Namun, mereka memiliki kulit yang bersih dan putih, dengan wajah yang segar bagaikan bunga mawar te rsiram embun pagi dan tubuh yang padat dan kuat karena te rbiasa bekerja berat sejak kecil
Biarpun sederhana, namun bentuk wajah mereka manis dan kalau saja mereka mengenakan pakaian yang bersih dan indah, wajah mereka dirias, tentu mereka akan menjadi gadis-gadis yang menarik hati
Akan tetapi, toanio
Aku hidup menjanda, miskin dan hanya mempunyai dua orang anak itu
Kalau mereka semua pergi, lalu dengan siapa aku hidup
Memang aku ingin melihat mereka senang dan berkecukupan, akan te tapi seorang saja dari mereka, toanio
Yang seorang boleh kauajak bekerja pada pembesar itu, dan yang kecil biar tinggal di rumah menemaniku.
Aku membutuhkan dua orang bibi
Bukankah kalau mereka pergi berdua, berarti mereka tidak akan kesepian dan ada temannya
Bibi jangan khawatir, kalau mereka pergi, bibi dapat membayar seorang pembantu.........
Aihhh, toanio sungguh bicara yang bukanbukan
Untuk makan sendiri saja sulit, bagaimana dapat membayar pembantu?
Kalau dua orang anak bibi bekerja di Lok-yang, bibi tidak akan menjadi miskin lagi
Lihat, Cin hujin telah menyuruh aku meninggalkan uang untuk dua orang puterimu, dan dengan uang ini, engkau dapat hidup dan membayar pembantu selama satu tahun
Dan sebelum uang ini habis, kedua orang anakmu te ntu sudah pulang, karena setiap tahun baru mereka diperbolehkan pulang, membawa pakaian dan uang untu k bibi
Dan tahun baru tinggal tujuh bulan lagi.
Wanita yang berpakaian mewah itu mengeluarkan sebuah kantung dan membuka kantung itu sehingga nampak beberapa potong uang perak yang berkilauan
Wanita berpakaian mewah dan pesolek itu mengaku sebagai Lu-toanio (nyonya Lu) utusan keluarga pembesar dari kota Lok-yang yang datang ke dusun itu untuk mencari pembantu wanita
Ia membutuhkan banyak gadis pembantu dan dengan dua orang pute ri wanita tua itu, ia telah berhasil mengumpulkan delapan orang gadis dusun yang berusia antara empatbelas sampai tujuhbelas tahun
Akhirnya, setelah dibujuk dan diberi uang yang cukup banyak bagi orang miskin seperti janda itu, ibu Alian dan Akim menyetujui
Pada hari itu juga, Alian dan Akim bersama enam orang gadis lain dari dusun yang berdekatan di daerah itu, dibawa ke Lok-yang dengan sebuah kereta besar yang ditarik empat ekor kuda
Akan te tapi, di luar pengetahuan delapan orang gadis dusun yang tidak pernah pergi jauh, bahkan tidak pernah meninggalkan dusun mereka, kereta itu tidak menuju ke Lok-yang, melainkan membelok ke kota Ji-goan, tak jauh dari Lok-yang
Ketika kereta memasuki pintu gerbang kota Jigoan, kebetulan seorang gadis cantik berdiri di situ
Ia memandang ke arah kereta yang memasuki pintu gerbang dengan perlahan itu dengan sikap acuh
Gadis ini adalah Kam Cin atau Cin Cin
Setelah meninggalkan Hek-houw-pang, ia pergi untuk mencari ibunya yang kabarnya kini telah menjadi isteri dari Lie Koan Tek, seorang tokoh besar dari Siauw-lim-pai
Ia masih bingung menerima berita itu
Ia merasa sukar untuk dapat menerima atau mengerti mengapa ibunya menikah lagi, walaupun berita bahwa ibunya menikah dengan pendekar Siauw-lim-pai membuat ia merasa bangga juga
Ia harus dapat mencari ibunya dan berte mu dengan ibunya agar ibunya dapat memberi penjelasan akan pernikahannya lagi yang membuat ia bingung itu
Cin Cin tadinya hanya merasa heran melihat kereta itu te rsingkap tirainya dan ternyata penumpangnya adalah banyak gadis dusun yang manis-manis dan masih remaja
Akan tetapi ketika ia mendengar percakapan yang didengarnya ketika kereta lewat perlahan, ia tertarik
Lu-toanio, apakah kita sudah tiba di kota Lokyang?
Ia mendengar seorang di antara gadis-gadis itu bertanya
Benar, manis
Ini kota Lok-yang, kalian semua akan senang tinggal di kota ini.
jawab seorang wanita yang pesole k dan berpakaian mewah itu
Delapan orang gadis itu nampak bergembira dan mereka memuji-muji apa saja yang kelihatan di te pi jalan kota Ji-goan itu, rumah-rumah yang megah dan besar, toko-toko dan pakaian orangorang yang berlalu lalang
Mendengar percakapan itu, te ntu saja hati Cin Cin segera merasa tertarik sekali dan ia memandang ke arah kereta penuh perhatian, bahkan ia lalu berjalan mengikuti kereta itu yang bergerak perlahan memasuki kota
Jelas bahwa delapan orang gadis itu adalah gadis -gadis dusun yang sederhana dan bodoh, akan tetapi mereka itu manis-manis dan amatlah aneh melihat gadis-gadis dusun sederhana dan manis itu naik sebuah kereta mewah, ditemani seorang wanita pesolek dan cantik genit yang usianya sekitar tigapuluh tahun
Jelas bahwa gadis -gadis itu belum pernah melihat kota Ji-goan, akan tetapi kenapa mereka mengira Ji-goan adalah Lok-yang dan yang agaknya wanita pesolek itu menipu mereka
Teringatlah Cin Cin akan sepak-terjang para penjahat yang memancing gadis -gadis dusun ke kota untuk kemudian dipaksa menjadi pelacur
Mengingat ini, Cin Cin te rkenang kembali kepada pengalamannya ketika kecil, dan hatinya terasa panas
Memang ia pergi ke Ji-goan untuk mencari Cia Ma, mucikari gembrot yang dulu pernah menahannya setelah membelinya dari mendiang Lai Kun
Karena menduga bahwa para gadis dusun itu te ntu te rtipu dan te rancam bahaya, maka Cin Cin te rus membayangi kereta itu dan jantungnya berdebar te gang, juga wajahnya menjadi merah karena marah ketika ia melihat kereta itu berhenti di pekarangan sebuah rumah bercat merah
Itulah rumah pelesir Ang-hwa (Bunga Merah) di mana ia dahulu disekap ketika ia dijual oleh paman guru Lai Kun, kepada nenek gembrot Cia Ma
De ngan hati-hati agar jangan ketahuan, Cin Cin menyelinap masuk ke pekarangan itu dan bersembunyi di belakang pohon, mengintai
Ia melihat betapa wanita pesolek itu turun dan menyuruh delapan orang gadis itu turun pula
Apakah ini rumah Cin-taijin (Pembesar Cin)?
te rdengar seorang gadis bertanya
Atau barangkali ini rumah, Kiu-wan-gwe (Hartawan Kiu di mana aku akan bekerja?
Para gadis itu bertanya-tanya apakah mereka tiba di rumah di mana mereka dijanjikan untuk bekerja
Wanita pesolek itu tertawa
Aih, kenapa te rgesa-gesa
Ini adalah rumah penampungan
Apakah pantas kalau aku menghadapkan kalian ke majikan-majikan kalian dalam keadaan begini
Kalian harus belajar dulu bagaimana harus bersikap dan bekerja di rumah majikan kalian masing-masing, dan juga kalian harus mengenakan pakaian yang baru dan baik, harus merias diri agar jangan kelihatan kotor dan dusun.
Para gadis itu kelihatan girang, lalu mereka digiring masuk ke dalam rumah besar yang amat dikenal oleh Cin Cin itu
Sambil menahan kemarahannya, Cin Cin lalu muncul dari balik batang pohon itu dan berjalan menuju ke ruangan depan
Segera muncul empat orang laki-laki tinggi besar yang bersikap galak, akan te tapi tersenyumsenyum ketika melihat bahwa yang datang adalah seorang gadis cantik se kali, yang menyembunyikan tangan kirinya ke dalam saku jubahnya yang lebar
Heii, nona manis, berhenti! Siapakah engkau dan mau apa datang ke tempat ini?
Apakah engkau dipesan ole h Cia Ma untuk melayani seorang hartawan?
Cin Cin dapat menduga bahwa empat orang ini te ntulah tukang-tukang pukul yang bekerja pada Cia-ma
Dahulu ketika gurunya menolongnya, gurunya telah membunuh dua orang tu kang pukul berjuluk He k-gu (Kerbau Hitam) dan Pek-gu (Kerbau Putih) juga kusir kereta
Empat orang yang usianya sekitar tigapuluh tahun ini tentu tukangtukang pukul baru yang tidak pernah dikenalnya
Cin Cin sudah dapat menekan kedukaannya karena kehilangan tangan kiri, dan kini ia sudah dapat lagi menguasai dirinya dan mendapatkan kembali sifatnya yang periang, je naka, pemberani dan pandai bicara
Melihat sikap empat orang jagoan tukang pukul itu, iapun tersenyum manis
Namaku Kam Cin dan aku ingin berte mu dengan Cia Ma karena ada urusan penting sekali hendak kubicarakan,
kata Cin Cin
Empat orang itu saling pandang
Nona ini tentu seorang pelacur kelas tinggi, pikir mereka
Tidak ada seorangpun di antara anak buah Cia Ma dapat menandingi kecantikan gadis ini
Wajahnya yang manis demikian segar, bagaikan setangkai bunga yang baru mekar dan segar oleh air embun
Tidak seperti para anak buah Cia Ma yang bagaikan bunga-bunga sudah layu walaupun usia mereka masih muda-muda, wajah mereka yang cantik itu rata-rata agak pucat, pandang mata mereka kosong sayu tanpa semangat, senyum mereka palsu dibuat-buat
Mereka tidak berani te rlalu kurang ajar karena seorang pelacur yang laris dan mempunyai hubungan dengan para hartawan dan bangsawan dapat menjadi musuh yang amat berbahaya
Seorang di antara mereka lalu masuk ke dalam untuk melapor kepada Cia Ma
Mendapat laporan bahwa ada seorang gadis cantik jelita mencarinya dengan keperluan penting, Cia Ma tentu saja tertarik sekali
Sejak muda, dagangannya adalah wanita cantik, maka mendengar ada seorang gadis cantik jelita datang berkunjung, ia melihat seolah keuntungan besar yang datang mengunjunginya
Cin Cin hampir tidak mengenal nenek yang keluar terbongkok-bongkok, didampingi wanita cantik pesolek yang tadi mengantar delapan orang gadis dusun
Nenek itu memang wajahnya seperti Cia Ma yang dahulu, akan tetapi kalau dulu Cia Ma bertubuh gendut dan sehat, kini tubuhnya nampak kurus dan kelihatan tua sekali
Memang usianya kini sekitar enampuluh tiga tahun, akan tetapi ia kelihatan jauh le bih tua, tubuhnya bongkok dan wajahnya yang keriputan itu nampak menyedihkan
Cin Cin mengerutkan alis nya dan merasa kecewa
Orang yang pernah menyiksanya dan yang dibencinya itu kini menjadi seorang nenek.yang tak berdaya, le mah dan agaknya menderita!
Engkaukah Cia Ma yang dahulu gendut itu! Pemilik rumah pelesir Ang-hwa ini?
Cin Cin bertanya dengan ragu
Cia Ma agaknya tidak kuat berdiri teralu lama
Ia lalu duduk di atas kursi diikuti oleh wanita cantik yang duduk di sebelahnya, dan wanita cantik itu yang berkata kepada Cin Cin,
Nona, silakan duduk.
Cin Cin duduk dan masih menyembunyikan tangan kiri ke dalam lipatan jubahnya, di mana pedangnya juga tersembunyi
Aku datang mencari Cia Ma
Katakanlah, nek, apakah benar engkau ini Cia Ma pemilik rumah pelesir Ang-hwa?
Cin Cin mengulang kembali,
Cia Ma yang kukenal dahulu bertubuh gendut.
Kini Cia Ma bicara dan begitu ia mengeluarkan kata-kata
Cin Cin tidak ragu lagi bahwa ia memang berhadapan dengan wanita yang dicarinya
Nona, siapakah engkau
Ras anya aku belum pernah mengenalmu, dan aku memang benar Cia Ma pemilik rumah pelesir ini
Memang dahulu aku gemuk sekali, akan tetapi sekarang aku sudah tua, lemah dan berpenyakitan
Tentang rumah pelesir ini, sesungguhnya, sejak setahun yang lalu aku hanya..
Jangan bicara te ntang itu!
tiba-tiba wanita cantik yang duduk di sebelahnya berkata
Diamdiam Cin Cin merasa heran sekali karena wanita cantik itu bicara dengan menghardik
Kalau ia merupakan pembantu Cia Ma, tidak mungkin berani menghardik seperti itu
Dan Cia Ma kelihatan takut te rhadapnya, setelah dihardik, menghentikan kata-katanya dan menundukkan mukanya yang kelihatan takut dan sedih
Cia Ma, lupakah engkau kepadaku
Tigabelas tahun yang lalu aku pernah tinggal di sini, ketika itu aku suka ikut dalam pertunjukan menari dan bernyanyi
Lupakah engkau kepada Cin Cin!
Sepasang mata yang sayup itu terbelalak dan mulutnya te rnganga, lalu nenek itu berkata sambil mengamati wajah Cin Cin penuh perhatian
Cin Cin.......
Ah
benar, engkau Cin Cin, yang.......melarikan diri dulu itu.......
Benar, Cia Ma, aku Cin Cin yang dulu itu!
kata Cin Cin, tersenyum mengejek melihat nenek itu kini memandang kepadanya dengan mata te rbelalak ketakutan
Mau.......mau apa engkau datang ke sini.......?
Nenek itu bertanya, suaranya gemetar karena ia te ringat betapa anak ini tiga belas tahun yang lalu melarikan diri dan membunuh dua orang kepercayaannya, yaitu Pek-gu dan Hek-gu, bahkan membunuh kusir kereta dan melarikan keretanya
Dan karena gadis ini pula, ia harus berurusan dengan pejabat tinggi yang telah membeli Cin Cin dan hampir saja ia dijebloskan ke penjara kalau saja ia tidak menguras hartanya untuk melakukan penyogokan sehingga bebas dari hukuman
Engkau tahu bahwa aku mempunyai banyak perhitungan denganmu, Cia Ma
Akan te tapi sebelum kita bicara tentang itu, aku ingin bertanya le bih dulu tentang delapan gadis dusun yang baru saja dibawa masuk ke sini
Siapa mereka dan mau diapakan mereka itu
Dipaksa menjadi pelacur seperti yang biasa kau lakukan dahulu?
Cia Ma mengerutkan alisnya
Cin Cin, perlu apa engkau bertanya tentang itu
Apakah engkau ingin melanjutkan pekerjaanmu dahulu dan tinggal disini?
Wajah Cin Cin berubah merah
Cia Ma, engkau kerbau betina tua busuk! Kalau tidak melihat engkau kini telah menjadi lemah dan hampir mati, te ntu sudah kutampar sampai hancur mulutmu yang busuk itu!
Heii, bocah sombong! Kau kira dirimu ini siapa, berani bersikap seperti ini disini
Kalau kau ingin menjadi pelacur di sini, bersikaplah yang baik
Kalau tidak, lalu perduli apa engkau dengan rumah pelesir Bunga Merah ini?
bentak wanita pesolek yang duduk di dekat Cia Ma dan kini iapun bangkit berdiri dan sikapnya angkuh bukan main
Cin Cin te rsenyum
Siapa pula engkau
Aku bicara dengan Cia Ma, bukan dengan pelacur tua macam engkau!
Keparat, akulah pengurus te mpat ini!
wanita itu membentak marah karena dimaki pelacur tua
Aha, begitukah kiranya
Cia Ma, engkau sudah te rlalu tua dan menyerahkan kekuasaan ke orang yang le bih muda