Dia keracunan
Ular itu tadi mati sendiri begitu menggigit kakinya
Akan tetapi, apa artinya setiap wanita akan mati kalau berdekatan dengannya
Ibunya juga seorang wanita dan selama ini dekat dengannya, akan tetapi ibunya tidak mati!
Dia sungguh tidak mengerti
Akan tapi dia berjanji kepada diri s endiri untuk mencari obat kalau benar di tubuhnya terdapat hawa beracun
Sebetulnya, apakah yang te rjadi di dusun itu
Benar seperti dugaan He k-houw-pang-cu yang mendengar laporan para anggotanya, malam itu rombongan Pangeran Cian Bu Ong tiba di dusun itu!
Mula-mula, pada malam hari yang gelap itu, menjelang tengah malam, lima orang menghampiri gardu penjagaan di pintu gerbang dusun Ta buncung
Mereka itu bukan lain adalah lima orang pembantu Utama Pangeran Cian Bu Ong, lima orang bekas narapidana yang dia bebaskan, yaitu Gan Lui, Lie Koan Tek, Thio Ki Lok, Gulana dan Can Hong San
Mereka diutus Pangeran Cian Bu Ong untuk melakukan penyelidikan sebagai pembuka Jalan di dusun itu
Dari mata-matanya, pangeran itu sudah mendengar bahwa daerah itu dilindungi oleh He k-houw-pang dan bahwa perkumpulan orang gagah ini sudah didatangi pasukan Kerajaan Tang dan dimintai bantuan untuk menghadang dan menangkapnya
Maka dia bersikap hati-hati dan lebih dulu mengirim orang-orang kepercayaan sebelum mengajak rombongannya masuk ke dusun itu
Tentu saja para anggota He k-houw pang yang melakukan penjagaan di pintu gerbang itu menjadi te rkejut dan curiga ketika melihat munculnya lima orang asing secara tiba-tiba di tengah malam itu
Heii, berhenti! Siapa kalian dan hendak ke mana?
kepala jaga berseru dan bersama duabelas orang anggota He k-houw-pang lainnya dia meloncat menghadang lima orang itu sambil mengamati dengan penuh s elidik
Seorang penjaga menyalakan sebuah lampu lain yang le bih besar sehingga tempat itu tidak segelap tadi
Biarpun dia yang paling muda, namun Can Hong San secara resmi telah diangkat sebagai pembantu utama oleh pangeran Cian Bu Ong, dan empat orang yang lain diwajibkan untuk membantunya
Karena ini merupakan perintah pangeran itu, maka Lie Koan Tek mentaati perintah itu dan dia menganggap orang muda itu sebagai atasannya
Tiga orang jagoan yang lain te ntu saja tunduk kepada Hong San karena mereka bertiga sudah pernah dikalahkan oleh pemuda perkasa ini
Kini Hong San melangkah maju dan dengan sikap angkuh dia menghadapi kepala jaga yang berkepala botak itu
Apakah kalian ini anak buah perkumpulan yang dinamakan He k-houw-pang?
tanya Hong San, suaranya dingin mengandung ejekan yang memandang rendah
Sudah lazim bagi orang-orang muda
DaI am keadaan melakukan penjagaan keamanan itu, timbul sikap gagah-gagahan karena bangga dan merasa kuat
Demikian pula dengan orang-orang He k-houw-pang itu
Mereka mengangkat dada dan tangan mereka siap meraba gagang senjata yang te rgantung di pinggang seperti pedang dan golok, atau tombak yang berada di rak senjata di gardu itu
Benar sekali
Kami adalah murid-murid He khouw-pang yang melakukan penjagaan untuk keamanan dusun kami!
jawab si botak
Siapakah kalian?
Hemm, bagus kalau kalian ini orang-orang Hekhouw-pang
Nah, sekarang cepat beritahukan kepada ketua kalian bahwa kami ingin bertemu karena urusan yang amat penting,
kata Hong San, sikapnya masih dingin
Para murid He k-houw-pang itu saling pandang dan si botak bersikap hati-hati
Siapa tahu, lima orang ini adalah sahabat-s ahabat ketua mereka yang datang berkunjung sebagai tamu
Orangorang kang-ouw memang banyak yang aneh
Berkunjung di te ngah malam seperti itu bukan suatu pantangan bagi mereka
Jadi cu-wi (anda sekalian) ingin bertemu dengan pang-cu kami?
tanya si botak, kini sikapnya agak menghormati dan ragu-ragu
Akan tetapi, kami harus melaporkan dulu siapa cu-wi dan apa keperluan cu-wi hendak menghadap pangcu kami.
Katakan saja kepada pang-cu kalian bahwa kami berlima diutus oleh pangeran Cian Bu Ong....
Baru bicara sampai di situ, para murid He khouw-pang sudah terkejut sekali
Pemberontak!
Tangkap!
Kepung......!
Tigabelas orang itu serentak mencabut senjata dan mengepung lima orang yang bersikap te nang itu
Si botak yang memegang sebatang pedang, menudingkan te lunjuk kirinya ke muka Can Hong San dan dia berseru dengan nyaring
Lebih baik kalian lima orang pemberontak menyerah kepada kami daripada harus kami tangkap dengan kekerasan!
Hong San mengerutkan alisnya
Pangeran Cian Bu Ong sudah marah ketika mendengar bahwa He k-houw-pang mengambil sikap bermusuhan dengan dia dan a kan membantu pasukan Ke rajaan Tang untuk menangkapnya
Dia sudah berpesan kepada Hong San bahwa kalau ketua Hek-houwpang mau diajak kerja sama, hal itu baik sekali
Akan te tapi kalau mereka berkeras menentangnya, maka lebih baik perkumpulan itu dibasmi saja!
Hemm, orang He k-houw-pang
Sekali lagi, panggil ketuamu ke sini agar kami dapat bicara
Atau kami akan mengambil jalan berdarah untuk menangkap ketua kalian!
Serbuuuu! Hancurkan pemberontak!
teriak si botak dan dia sendiri sudah menyerang Hong San dengan pedangnya, karena pemuda itu berdiri paling depan
Juga para murid lain sudah menggunakan senjata mereka untuk menyerang empat orang rekan Hong San
Hong San adalah seorang muda yang amat lihai
Ilmu kepandaiannya sudah mencapai tingkat tinggi, maka te ntu saja serangan murid tingkat ke dua dari He k-houw-pang itu tidak ada artinya bagi dirinya
Bahkan kalau dia mau melindungi tubuhnya dengan sin-kang, pedang itu tidak akan mampu menyentuhnya, akan tetapi, Hong San sama sekali tidak mengelak, bahkan menangkap pedang si botak yang menyerang dengan bacokan
Tangan kirinya menangkap pedang itu seolah pedang itu bukan benda baja tajam yang digerakkan dengan te naga besar, melainkan sebatang pedang kayu tumpul yang digerakkan tangan seorang anak kecil saja
Dan tangan kanannya dibarengi dengan tamparan ke arah kepala botak itu
Prakkkk!
Si botak te rjengkang dan ro boh tewas seketika karena kepalanya retak-retak dan pedangnya te rampas berada dalam cengkeraman tangan kiri Hong San
Pemuda ini tidak berhenti sampai di situ saja
Sekali dia melemparkan pedang rampasan itu ke kiri, seorang pengeroyok roboh dan pedang itu menancap di dadanya sampai menembus punggung! Empat orang rekannya juga sudah di keroyok banyak murid Hek-houw-pang
Gan Lui merobohkan seorang pengeroyok yang te was seketika oleh senjata cambuknya, Thio Ki Lok juga menewaskan seorang pengeroyok dengan golok gergaji
De mikian pula Gulana meremukkan kepala seorang pengeroyok dengan tongkat bajanya
Hanya Lie Koan Tek yang tampak raguragu
Melihat betapa sudah ada lima orang roboh te was, dia melompat ke depan
Tahan semua senjata!
teriaknya dengan suara lantang sekali karena tokoh Siauw-lim-pai ini mengerahkan khi-kang sehingga suaranya keluar dari perut dan amat nyaring
Kami utusan pangeran Cian Bu Ong datang untuk mengajak bekerja sama, bukan bermusuhan
Kerajaan telah dirampas pemberontak, apakah kalian hendak membantu pemberontak Tang
Mari kita bicara dengan baik dan kami persilakan ketua Hek-houwpang untuk keluar bicara dengan kami!
Akulah ketua Hek-houw-pang!
Tiba-tiba te rdengar suara keren dan Kam Seng Hin telah berdiri di situ, didampingi oleh isterinya, Poa Liu Hwa
Ketua yang berusia empatpuluh tahun ini, yang bertubuh tinggi besar dan gagah, nampak marah sekali melihat betapa lima orang murid Hekhouw-pang telah roboh tewas
Kailan anjing-anjing penjilat Pangeran Cian Bu Ong yang memberontak! Kami adalah rakyat yang tunduk dan taat kepada pemerintah yang sah!
Lie Koan Tek merasa khawatir sekali melihat sikap ketua Hek-houw-pang itu
Dia tahu benar betapa lihainya empat orang rekannya, te rutama sekali Can Hong San yang masih muda itu, dan betapa kejamnya hati mereka
Kalau dibiarkan saja perkelahian berlangsung lagi, tentu semua orang He k-houw-pang akan terbunuh mati
Maka diapun cepat mendahului dengan suaranya yang lantang
Ketua Hek-houw-pang te rnyata masih muda dan gagah
Pangcu, ketahuilah bahwa pendirianmu itu keliru
Pemerintah yang sah adalah kerajaan Sui yang jatuh ke tangan pemberontak yang kini mendirikan Kerajaan Tang
Kalau engkau ingin menjadi seorang pahlawan, seharusnya engkau membela Kerajaan Sui, bukan Kerajaan Tang yang didirikan para pemberontak!
Tidak perlu memutar-balikkan kenyataan!
bentak pula Kam Seng Hin marah
Setiap orang te ntu tahu betapa lalimnya kaisar te rakhir kerajaan Sui, menindas dan mencekik rakyat
Panglima Li Si Bin adalah seorang pejuang rakyat, seorang pahlawan yang mengenyahkan kaisar lalim dan sekarang membangun pemerintahan baru yang bersih dan adil
Kemudian Pangeran Cian Bu Ong memberontak di Pohai, lalu sekarang menjadi pelarian
Siapa tidak tahu akan hal itu
Sebaiknya kalau kalian menyerah agar kami tangkap dan kami hadapkan kepada pemerintah.
Jahanam sombong!
bentak Can Hong San marah dan diapun sudah menerjang dengan tangan kirinya, menampar ke arah kepala Kam Seng Hin
Ketua Hek-houw-pang ini merupakan seorang murid kepala dan te ntu saja sudah memiliki kepandaian yang cukup tinggi
Namun, kini dia berhadapan dengan seorang pemuda yang kepandaiannya jauh le bih tinggi dari dia, maka melihat tamparan itu, Kam Seng Hin cepat menangkis sambil mengeluarkan seluruh tenaga
Plukkkk!
Begitu tangkis annya bertemu dengan tangan Hong San, tubuh tinggi besar ketua itu te rpelanting dan terbanting keras! Tentu saja semua anggota Hek-houw-pang terkejut
Poa-Liu Hwa menolong suaminya dan beberapa orang anggota He k-houw-pang menyerang Hong San dengan senjata mereka
Juga para anggota He k-houw-pang lainnya yang sudah berkumpul telah mengepung dan mengeroyok empat orang yang lain dengan senjata mereka
Biarpun dengan hati yang berat, karena dikepung dan dikeroyok, Lie Koan Tek terpaksa membela diri
Akan tetapi, kalau dia hanya mengelak dan menangkis saja dan merobohkan para pengeroyok tanpa membunuh atau melukai dengan berat, empat orang lainnya sebaliknya seperti berpesta-pora menyebar maut di antara para anggota Hek-houw-pang
Poa Liu Hwa yang menolong suaminya mendapat kenyataan bahwa suaminya tidak terluka, maka mereka berdua lalu menghunus senjata dan ikut pula mengeroyok
Terjadilah perte mpuran yang seru dan mati-matian
Can Hong San tidak menggunakan pedangnya
Pihak lawan dianggap te rlalu lemah sehingga cukup dengan suling di tangan kiri dan tangan kanan yang kosong saja, dia sudah menyebar maut
Sudah enam orang roboh dan tewas oleh totokan suling di tangan kiri atau hantaman tangan kanannya
Dia mengamuk sambil te rsenyum gembira seperti orang yang sedang membunuhi tikus saja
Melihat ini, Kam Seng Hin yang bersama isterinya tadi mengeroyok Gulana, menjadi marah sekali
Sambil berteriak nyaring dia membalik dan menerjang Can Hong San, membantu anak buahnya mengeroyok pemuda tampan ini
-ooo0dw0ooo-
Jilid 03
Kam Seng Hin terlampau marah dan hal ini membuatnya kehilangan kewaspadaan
Seharusnya dia tahu bahwa dia sama sekali bukan lawan pemuda lihai ini
Tadipun dalam segebrakan saja, dia telah roboh walaupun tidak terluka
Kini, dengan kemarahan meluap, Kam Seng Hin menggunakan pedangnya untuk menyerang Hong San
Padahal, para anak buah Hek-houw-pang sudah mulai gentar untuk mendekati pemuda itu, karena tadi mereka melihat betapa setiap lawan yang berani mendekat atau menyerang, tentu roboh dan tewas!
Haiiitttt ....!
Kam Seng Hin menerjang dengan ganas, pedangnya menyambar ke arah dada Hong San dengan tusukan maut
Hemm, kau sudah bosan hidup!
kata Hong San sambil tersenyum mengejek
Tubuhnya mendoyong ke kiri dan ketika pedang meluncur dekat tubuhnya, dia menggerakkan tangan kanannya ke arah kepala Kam Seng Hin
Gerakannya sedemikian cepatnya sehingga tidak nampak oleh ketua Hek-houw-pang yang tingkat kepandaiannya kalah jauh itu
Prakkk!
Kam Seng Hin mengeluh dan terkulai roboh, tewas seketika dengan kepala retak! Melibat suaminya roboh, Poa Liu Hwa menje rit dan dengan nekat ia menggerakkan pedangnya, menyerang Hong San
Namun sambil te rsenyum pemuda ini menggerakkan kakinya menendang dan tubuh wanita itu te rje ngkang jauh ke belakang
Ia bangkit lagi, hendak mengadu nyawa membela kematian suaminya, akan tetapi tiba-tiba tubuhnya le mas karena ditotok orang dari belakang
Se belum ia roboh, sebuah lengan yang kuat menyambutnya dan di lain saat ia telah berada di dalam pondongan dua le ngan yang kuat, kemudian orang itu melarikan diri dengan loncatan jauh dan menghilang dalam kegelapan malam
Hong San melihat bahwa orang yang menotok dan melarikan wanita itu adalah seorang rekannya, yaitu Lie Koan Tek
Dia hanya te rsenyum mengejek, mengira bahwa tentu rekannya itu te rtarik pada wanita cantik isteri Hek-houw-pangcu dan menculiknya untuk dipermainkan sebelum dibunuh
Dia tidak perduli dan pada saat itu nampak dua bayangan berkele bat dan tahu-tahu di depannya berdiri seorang laki-laki tampan dan seorang wanita cantik
Dia memandang heran karena merasa pernah mengenal mereka, akan tetapi lupa lagi entah di mana dan kapan
Mereka itu adalah suami isteri Coa Siang Lee dan Sim Lan Ci
Suami is teri ini tadi ikut keluar dan sejenak mereka bingung melihat lima orang yang amat lihai itu dikeroyok oleh puluhan anggota He k-houw-pang
Mereka memang sudah lama tidak mau mencampuri urusan dunia kangouw, bahkan tidak pernah mau mempergunakan ilmu silat untuk berkelahi
Kini mereka ragu-ragu, akan tetapi ketika melihat Kam Seng Hin roboh te was dan Poa Liu Hwa dilarikan orang, Siang Lee tidak dapat menahan dirinya lagi dan diapun maju mendekati tempat pertempuran
Aih, dia adalah jahanam itu ...
Tiba-tiba isterinya, Sim Lan Ci berseru kaget
Siang Lee memandang dan kini diapun mengenal Can Hong San
Peristiwa itu terjadi dua tahun yang lalu ketika Thian Ki berusia tiga tahun
Pada suatu malam, seorang Jai-hoa-cat (penjahat cabul) muncul dalam kamar mereka, dan penjahat itu lihai bukan main.! Mereka berdua mengeroyoknya dan tiba-tiba penjahat itu menangkap Thian Ki sebagai sandera, memaksa Sim Lan Ci untuk menotok roboh Coa Siang Lee, kemudian dengan mengancam nyawa Thian Ki penjahat itu memaksa Lan Ci untuk menyerah digaulinya! Pada saat yang amat berbahaya bagi kehormatan wanita itu muncul seorang pendekar sakti, yaitu Huang-ho Sin-liong (Naga Sakti Sungai Kuning) Si Han Beng sehingga perbuatan terkutuk itu dapat digagalkan dan penjahat itu melarikan diri, tidak kuat melawan Si Naga Sakti Sungai Kuning
Penjahat itu bukan lain adalah Can Hong San yang kini mereka hadapi!
Keparat, kiranya engkau jai-hoa-cat hina!
Siang Lee memaki dan diapun cepat maju menyerang bersama isterinya