Cin Cin menudingkan te lunjuknya kepada Lai Kun yang sejak tadi menundukkan muka saja
Cin Cin, keponakanku yang baik
Engkau kini telah menjadi seorang gadis dewasa yang memiliki ilmu kepandaian tinggi
Kami seluruh warga He khouw-pang merasa gembira dan bangga, anakku
Akan te tapi, kenapa engkau bersikap begini te rhadap suheng Lai Kun
Apa alas annya maka engkau memaki dan mengatakan dia jahat?
Kini Cin Cin memandang ke sekeliling, lalu berkata dengan suara meninggi,
Semua orang yang memiliki telinga, dengarkanlah keteranganku ini
Lihat ini dia yang mengaku diri sebagai ketua He k-houw-pang, yang te rpandang oleh seluruh manusia sebagai orang yang berjas a dan gagah berani dan budiman, lihat baik-baik
Dimana kegagahannya
Lihat, dia hanya menunduk
He ii, Lai Kun, coba kau mengangkat mukamu dan pandanglah dunia, lalu katakan te rus te rang apa yang telah kau lakukan dahulu!
Semua orang kini memandang kepada Lai Kun, te rmasuk isteri dan kedua orang pute ranya yang wajahnya sebentar pucat sebentar merah dan semua orang te rheren-heran
Lai Kun tetap menunduk, mukanya pucat sekali, nampak lunglai
Cin Cin, demi Tuhan, apa yang telah dia lakukan maka engkau menghinanya seperti ini?
Siong Ki hampir tidak sabar lagi melihat betapa gadis itu menyiksa Lai Kun dengan sikap dan katakatanya
Cin Cin tidak memperdulikan Siong Ki, lalu berseru lagi
Dia terlalu pengecut untuk mengakui perbuatannya
Paman Thio Pa, coba katakan, apa yang diceritakan oleh Lai Kun kepada kalian semua te ntang diriku, ketika enambelas tahun yang lalu dia mengantarku untuk menjadi murid Hung-ho Sin-liong Si Han Beng?
Biarpun bingung dan ragu, te rpaksa Thio Pa menjawab,
Lai-suheng mengatakan bahwa ketika dia mengantarmu ke sana, di Lok-yang kalian diserbu perampok
Lai-suheng melawan para perampok dan engkau melarikan diri
Setelah berhari-hari dicari tidak dia temukan, maka dia kembali ke sini dan engkau menghilang.
Hemm, sudah kuduga
Sekarang dengarlah kalian semua baik-baik
Lai Kun memang mengantarku menuju ke Hong-cun, akan tetapi ketika tiba kota Ji-goan, dia bersekongkol dengan seorang pelacur dan dia telah menjual aku pada seorang mucikari, menjual aku ke rumah pelacuran di Ji-goan!
Terdengar seruan-seruan kaget, heran dan tidak percaya
Siong Ki sendiri terbelalak memandang kepada Lai Kun
demikian pula para tokoh Hekhouw-pang yang lain
Akan te tapi Lai Kun tetap menunduk
Dia telah menjual aku dan kalau saja aku tidak menggunakan akalku sendiri, kemudian ditolong oleh guruku yang sakti, tentu kini aku telah menjadi seorang pelacur hina atau sudah membunuh diri! Nah, sekarang aku tidak membunuhnya, hanya menelanjangi perbuatan kotor dan rendah itu dalam kesempatan ini, apakah orang masih mengatakan bahwa aku kejam?
Terdengar tangis isteri Lai Kun, dan semua orang memandang kepada Lai Kun dengan alis berkerut
Kam Cin atau Cin Cin adalah puteri mendiang Coa Seng Hin, ketua Hek-houw-pang, dan ia merupakan keturunan dari keluarga Coa, walaupun sebagai cucu luar
Dan ia telah dijual kepada rumah pelacuran oleh Lai Kun, orang yang mereka anggap te rhormat dan pantas menjadi pimpinan mereka itu
Pandang mata begitu banyak orang kepadanya, dirasakan seperti ujung ratusan pedang yang menodongnya dan membuatnya tersudut
Lai Kun sudah lama menyesali perbuatannya itu, namun dia tidak berani menceritakannya kepada siapapun, tidak berani mengakui perbuatannya
Kini, semua itu terbongkar dan dia tidak mungkin dapat mengelak, tak mungkin dapat menyangkal karena Cin Cin sendiri telah berdiri di situ sebagai seorang gadis yang memiliki ilmu kepandaian amat tinggi
Hukuman ini terlampau berat baginya, lebih berat daripada hukuman mati sekalipun
N amanya telah hancur
Kehormatannya telah lenyap dan dari seorang ketua yang disegani, dihormati semua orang, kini dia menjadi seorang pengkhianat dan pengecut yang akan dipandang rendah selamanya
Aku telah berdosa...........!!
Tiba-tiba ia berte riak, tangannya bergerak dan diapun roboh dengan jari-jari tangan kanan menancap di kepalanya sendiri
Isterinya dan dua orang anaknya menje rit dan menubruk tubuh yang sudah menjadi mayat itu karena Lai Kun te was seketika
Tentu saja pesta itu menjadi bubar
Para tamu merasa sungkan dan ikut prihatin, lalu mereka membubarkan diri, bahkan tidak sempat berpamit karena bingung siapa yang harus dipamiti dalam keadaan seperti itu
Seluruh Hek-houw-pang berkabung, bukan hanya karena kematian Lai Kun, akan te tapi te rutama sekali karena te rbongkarnya perbuatan ketua He k-houw-pang itu sungguh merupakan tamparan bagi He k-houwpang, mencemarkan nama baik perkumpulan itu
Karena menjadi murid Tung-hai Mo-li yang berwatak dingin dan keras, maka pada lahirnya Cin Cin kadang bersikap dingin dan juga te gas, bahkan dapat menjadi ganas
Namun di dasar batinnya sebetulnya ia memiliki perasaan yang halus dan mudah merasa iba kepada orang lain
Ketika ia disambut oleh para tokoh Hek-houw-pang dengan baik dan hormat sebagai seorang anak hilang yang kini pulang, apalagi mengingat ia adalah keturunan te rakhir dari keluarga Coa dan telah memiliki ilmu kepandaian tinggi, Cin Cin menanggapi dengan tenang dan dingin saja
Akan tetapi ia merasa iba kepada isteri Lai Kun dan kedua orang puteranya yang belum dewasa
Melihat wanita itu bersama kedua orang pute ranya menangisi jenazah Lai Kun, ia menghampiri mereka
Semua orang memandang cemas, khawatir kalau-kalau gadis itu akan melampias kan dendamnya pada keluarga Lai Kun
Juga is teri Lai Kun memandang dengan ketakutan ketika melihat Cin Cin mendekatinya
Akan tetapi Cin Cin menyentuh pundaknya dan berkata
Bibi, maafkanlah aku
Bukan maksudku menyusahkan hati bibi yang tidak kukenal, juga kedua orang adik ini
Bukan pula maksudku membuat paman Lai Kun membunuh diri, aku hanya ingin membalas perlakuannya yang amat keji terhadap diriku dahulu.
Wanita itu memandang dengan mata basah sinar matanya memandang heran akan te tapi disusul keharuan
Aku.........aku.......tahu memang suamiku yang bersalah
Tak kusangka dia sekeji itu......aih, tak kusangka sama sekali.
Mudahmudahan kelak aku dapat mendidik kedua orang pute raku agar tidak memiliki watak seperti ayah mereka.......
Perkabungan atas kematian Lai Kun itu merupakan pula penyambutan atas pulangnya Cin Cin dan Siong Ki
Terutama Cin Cin yang boleh dibilang menjadi nona rumah di Hek-houw-pang mengingat ia adalah keturunan keluarga pimpinan He k-houw-pang
Akan tetapi, karena ia sendiri merasa rikuh telah menjadi sebab sehingga He khouw-pang berkabung, Cin Cin tidak mau lama tinggal di situ
Para paman, bibi dan saudara-saudara di He khouw-pang
Aku tidak dapat tinggal lama di sini.
Akan tetapi, engkau belum lama tiba, belum sempat kita bicara
Kami ingin sekali mendengar pengalamanmu sejak pergi dari sini!
kata seorang wanita tua yang dahulu sering mengasuh Cin Cin
Cin Cin, kami semua sudah sepakat untuk mengangkat engkau menjadi ketua baru He khouw-pang,
kata pula Thio Pa
Benar sekali kata-kata susiok Thio Pa
Cin Cin,
kata pula Siong Ki
Engkau yang paling te pat menjadi ketua He k-houw-pang
Selain engkau memang keturunan dari para pimpinan Hek-houwpang, juga engkau memiliki ilmu kepandaian tinggi
Di bawah pimpinanmu, te ntu He k-houwpang akan menjadi semakin kuat.
Semua orang menyatakan setuju, akan tetapi Cin Cin menggeleng kepala dan memandang kepada Siong Ki
Siong Ki , tidak perlu engkau memujiku seolah engkau sendiri tidak memiliki kemampuan
Padahal, melihat dari tangkis anmu tadi saja, aku tahu bahwa engkau kini te lah menjadi seorang yang amat lihai
Belum tentu aku akan mampu mengalahkanmu
Siapakah gurumu, Siong Ki.
Guruku adalah beliau yang tadinya akan menjadi gurumu, Cin Cin, yaitu Huang-ho Sinliong.
Aihhh .!
Mata yang indah itu te rbelalak
Sungguh beruntung engkau, dan betapa malangnya aku
Aku yang dikirim ke sana hampir celaka dan gagal menjadi muridnya, sedangkan engkau malah menjadi muridnya
Pantas engkau hebat
Paman Thio Pa, ada calon ketua Hek-houwpang yang hebat di sini
The Siong Ki inilah yang paling te pat menjadi ketua
Aku sendiri akan pergi sekarang juga.
Cin Cin, kenapa te rgesa-gesa
Engkau hendak pergi ke manakah?
Aku hendak mencari ibuku
Apakah ada yang tahu di mana sekarang ibu berada?
Ah, Ibumu
Beliau telah menjadi guruku yang pertama sekali.
.
kata Siong Ki
Mendengar ini Cin Cin memandang heran
Gurumu?
Benar Cin Cin
Bahkan aku te lah mengikuti ibumu yang hendak mencarimu
Akan tetapi dalam perjalanan, kami diserang penjahat dan berpisah
Aku te rlunta-lunta dan teringat akan Huang-ho Sin liong, maka aku melakukan perjalanan yang jauh itu dan akhirnya berhasil sampai ke Hong-cun dan dite rima sebagai murid.
Tahukah engkau di mana ibu sekarang?
Siong Ki menggeleng kepala
Cin Cin, ibumu telah menikah lagi kata Thio Pa dengan suara lirih dan berhati-hati
Namun, tetap saja Cin Cin terkejut bukan main, wajahnya berubah kemerahan dan ia membalikkan tubuh menghadapi Thio Pa dan memandang dengan sinar mata penuh selidik
Me nikah......
Di ..
dimana ibu sekarang?
tanyanya dengan suaranya terdengar lirih
Thio Pa menggeleng kepalanya
Ibumu dan suaminya pernah datang ke sini dan mencarimu, akan tetapi mereka tidak mengatakan dimana mereka tinggal
Juga hanya sebentar saja mereka datang menemui mendiang suheng Lai Kun,
kata Thio Pa singkat dan agaknya dia juga merasa tidak enak hati untuk membicarakan ibu gadis itu yang telah menikah lagi
Suasana menjadi hening, semua orang te rdiam karena mereka semua maklum betapa berita itu te ntu mendatangkan perasaan yang amat tidak enak dalam hati gadis yang perkasa itu
Juga tidak seorangpun berani bertanya mengapa tangan kiri Cin Cin buntung
Mereka semua merasa jerih dan takut te rhadap gadis yang ganas dan amat lihai itu
Sejenak Cin Cin termenung, te nggelam dalam lamunan
Ia membayangkan betapa ibunya yang selama ini dirindukannya, kini telah bersanding dengan seorang pria lain, bukan ayahnya yang telah tewas
Pria lain! Dan mungkin telah mempunyai anak-anak lain pula! Sukar baginya untuk dapat menerima kenyataan pahit ini
Hatinya terasa panas, iapun memandang kepada Thio Pa, sinar matanya mencorong tajam penuh selidik sehingga menggetarkan hati orang yang dipandangnya
Paman Thio Pa, katakan, siapakah suami ibu itu?
Biarpun hatinya merasa tidak enak, te rpaksa Thio Pa mengaku
Suaminya yang baru adalah seorang pendekar Siauw-lim-pai bernama Lie Koan Tek!
Ahhh.......!
Seruan ini hampir berbareng keluar dari mulut Siong Ki dan Cin Cin
Biarpun hampir sama bunyinya, namun seruan itu dikeluarkan oleh dua hati yang berlainan perasaannya
Siong Ki te rkejut bukan main mendengar nama Lie Koan Tek yang dianggap sebagai seorang pendekar yang menyeleweng, karena telah membantu pemberontak menyerbu Hek-houw-pang, orang yang te lah membunuh ayahnya, dan sekarang malah menjadi suami Coa Liu Hwa, bekas isteri ketua Hek-houw-pang yang te was! Adapun Cin Cin te rkejut karena iapun sudah mendengar nama pendekar ini
Bagaimana ibunya tiba-tiba dapat menjadi isteri pendekar Siauw-lim pai itu
Kalau sudah diketahui bahwa ibunya menjadi isteri pendekar itu, agaknya tidak te rlalu sukar untuk mencarinya karena nama besar pendekar itu membuat dia mudah dicari dan ditemukan
Karena iapun merasa tidak enak dan bahkan canggung dan malu mendengar ibunya menikah lagi, Cin Cin tidak mau banyak bicara lagi
Cin Cin lalu berkata singkat,
Selamat tinggal, aku mau pergi sekarang!
Dan iapun melompat keluar dan tubuhnya berkelebat lenyap dari situ, diiringi pandang mata kagum dari semua orang
Paman dan bibi, akupun harus pergi sekarang,
kata Siong Ki dan ucapan ini mengejutkan semua orang
Eh, nanti dulu, Siong Ki
Kenapa engkaupun ikut-ikutan hendak pergi
Kami belum mendengar semua pengalamanmu......
kata Thio Pa
Sebaiknya engkau tinggal di sini dan menjadi ketua He k-houw-pang,
kata pula seorang paman lain
Terima kasih, akan tetapi aku masih mempunyai tugas penting dari suhu
Kelak, kalau semua urusanku telah beres, aku akan datang lagi
Selamat tinggal!
Pemuda itupun berkelebat dan le nyap dari situ