Naga Beracun Bab 07

Kini Cin Cin yang dirubung semua orang dan anak ini menceritakan te rjadinya peristiwa yang mengejutkan dan menggelisahkan tadi

Setelah semua orang memasuki kamar masingmasing, Kam Seng Hin memberi nasehat kepada Cin Cin,

Anakku, engkau lihat tadi sikap Thian Ki

Biarpun nyawanya te rancam maut, dia begitu te nang, begitu tabah

Engkau harus mencontoh sikapnya itu

Menjadi seorang gagah haruslah te nang dan tabah, biar menghadapi maut sekalipun

Jangan cengeng seperti seorang perempuan lemah.

Benar kata ayahmu, Cin Cin

Engkau harus menjadi orang yang gagah perkasa dan sikap Thian Ki tadi memang mengagumkan sekali

Sungguh heran kalau anak seperti itu tidak diajar ilmu silat,

kata Poa Liu Hwa

Sementara itu, setelah Thian Ki tidur pulas , Lan Ci memberi is yarat kepada suaminya

Mereka turun dari pembaringan dan bercakap-cakap dengan suara berbis ik di sudut kamar, menjauhi pembaringan itu

Tadi mereka berdua melakukan pemeriksaan lagi dengan teliti kepada tubuh putera mereka, sampai mereka merasa yakin benar bahwa Thian Ki tidak keracunan

Aku khawatir sekali,

kata Sim Lan Ci dengan suara berbisik

Hemm, kenapa

Bukankah dia sama sekali tidak keracunan

Kita sepantasnya bersyukur, kenapa engkau malah khawatir?

tanya Siang Lee, juga berbisik

Lan Ci mengerutkan alisnya

Tadinya aku sendiri merasa heran melihat gigitan ular yang amat berbisa itu tidak membuat dia keracunan

Akan tetapi setelah aku memeriksa keadaan ular itu, mengertilah aku dan akupun merasa khawatir bukan main.

Apa yang kaukhawatirkan?

Siang Lee yang melihat wajah isterinya berubah pucat, merangkulnya dengan penuh sayang

Jangan membikin aku bingung, katakan apa yang mengkhawatirkan hatimu.

Dan begitu dirangkul suaminya, Lan Ci menangis di dada suaminya! Tentu saja Siang Lee menjadi semakin kaget dan heran

Didekapnya isterinya dan diusapnya air matanya

Aih, e ngkau membikin aku menjadi semakin bingung

Kenapakah, sayang?

Lan Ci mengeraskan hatinya dan membiarkan suaminya mengusap air matanya

Kemudian ia berhasil menenangkan hatinya dan beberapa kali ia menghela napas panjang

Dahulu, sebelum aku ikut denganmu, ibuku pernah bercerita bahwa ibu senang mempelajari cara membuat seorang anak menjadi Tok-tong (Anak Beracun)

Aku tidak begitu memperhatikannya dan sudah melupakan hal itu lagi ketika ibu menjadi nikouw

Akan tetapi melihat keadaan Thian Ki, aku tahu bahwa anak kita telah menjadi Tok-tong!

Ahh.....!!!

Siang Lee te rbelalak memandang kepada is terinya, lalu ke arah Thian Ki yang tidur pulas di pembaringan

Tok-tong.....

Apa artinya itu.....?

Artinya, anak kita yang kita ingin didik menjadi orang yang tidak mengenal ilmu silat itu kini telah memiliki tubuh yang membuat dia menjadi orang yang amat berbahaya! Engkau lihat saja tadi buktinya

Seekor ular berbisa yang amat berbahaya, setelah menggigit dia, tidak membuat Thian Ki keracunan, bahkan ular itu sendiri yang keracunan dan mati seperti terbakar

.Apalagi kalau ada manusia yang menyerangnya!

Aduhh.......! Ba.....Bagaimana ini......?

Siang Lee menjadi pucat dan dia memandang ke arah pute ranya

Dia harus disembuhkan

Racun itu harus dibuang dari tubuhnya!

De ngan sedih Lan Ci menggeleng kepalanya

Tidak mungkin

Aku te ringat sekarang semua keterangan ibu

Anak yang akan dijadikan Toktong itu bukan saja diberi minum racun, juga tubuh digodok dengan air beracun, kemudian ditusuki jarum beracun dan dimasuki hawa beracun yang hanya dapat dilakukan oleh ibu

Otomatis badan anak itu menjadi beracun, seperti binatang beracun lainnya dan tidak ada yang dapat menghilangkan racun itu dari tubuhnya.

Celaka! Ya Tuhan, kenapa ia melakukan itu kepada anak kita?

Siang Lee mengepal tinju dan mukanya berubah merah karena marah

I bumu jahat sekali! Sudah menjadi nikouw masih mencelakai anak kita!

Kini Lan Ci yang merangkul suaminya

Tenanglah, koko

Dalam keadaan seperti ini kita harus tetap tenang agar dapat mencari jalan keluar yang tepat untuk anak kita.

Sejenak mereka berangkulan dan akhirnya Siang Lee dapat menenangkan hatinya

Ceritakan semua, apa akibatnya setelah anak kita menjadi Tok-tong,

kata Siang Lee dan suaranya mengandung kepahitan yang hebat

Anak satu-satunya, yang disayangnya dan yang diharapkan akan menjadi seorang anak yang jauh dari kekerasan dan ilmu silat, kini bahkan telah menjadi anak beracun yang berbahaya!

Thian Ki telah menjadi Tok-tong dan tidak ada obat yang dapat memulihkannya

Dia akan tumbuh dewasa secara normal

Akan tetapi tubuhnya te lah mengandung racun

Kalau dia tidak diberi tahu, tanpa disengaja dia bisa mengeluarkan hawa beracun, ludah beracun, bahkan pukulan tangannya dapat mengandung racun

Kita hanya dapat melatihnya agar dia dapat mengendalikan diri, mengendalikan hawa beracun di tubuhnya itu.

Apa tidak ada akibat lain

Benarkah tidak ada cara untuk menghilangkan racun itu?

Akibat yang amat menakutkan, kalau dia tahu akan kemampuan hebat dalam dirinya untuk merobohkan orang lain, kalau dia berambisi untuk menjadi jagoan, tentu dia akan mencelakai banyak orang

Dan ada satu cara untuk menghilangkan racun itu, akan tetapi..

Tidak ada tapi! Apa cara itu

Akan kute mpuh lautan api sekalipun untuk mencarikan obatnya.

Racun itu akan dapat berkurang sedikit demi sedikit kalau dia.......berhubungan badan dengan wanita

Akan tetapi, setiap orang wanita yang berhubungan dengan dia akan mati keracunan

Entah berapa banyak wanita yang akan mati sebelum dia bersih dari racun itu.

Ya Tuhan.......!!! Siang Lee seketika menjadi le mas

Kalau obatnya macam itu, sampai matipun dia tidak akan mengijinkan pute ranya membunuh banyak wanita

Tidak ada lain jalan, suamiku

Kita harus memberitahu anak kita sekarang juga, agar jangan sampai te rlambat

Bayangkan saja kalau dia tidak tahu dan besok pagi bermain-main dengan Cin Cin, kesalahan tangan memukulnya, dapat saja tanpa disengaja hawa beracun itu bekerja dan Cin Cin tewas di tangannya!

Siang Lee nampak te rkejut sekali

Celaka, engkau benar! Dia harus diberitahu agar menyadari keadaan dirinya dan tidak sembarangan membunuh orang

Akan te tapi baru saja mereka mendekati tempat tidur, di luar kamar mereka te rdengar suara gaduh, disusul ketukan pintu kamar mereka dari luar

Suheng! Coa-suheng dan toa-so, harap buka pintu, cepat! Ada hal yang penting sekali!

te rdengar suara Seng Hin, ketua Hek-houw-pang

Tentu saja Siang Lee dan Lan Ci te rkejut, mereka menduga bahwa ini te ntu ada hubungannya dengan keadaan anak mereka yang mengejutkan itu

Siang Lee cepat membuka daun pintu dan te rnyata Seng Hin sudah berdiri di situ bersama Poa Liu Hwa yang memondong tubuh Cin Cin

Mereka kelihatan panik

Ada apakah, s ute?

tanya Siang Lee

Coa-suheng, mereka telah menyerbu dusun kita!

kata Kam Seng Hin

Mereka siapa?

tanya Siang Lee

Mungkin anak buah orang buruan itu

Mereka lihai sekali dan beberapa orang anak buah kita telah roboh

Karena suheng dan toaso tidak mau berkelahi, maka kami hendak menitipkan Cin Cin di sini

Mohon suheng suka menjaga dan melindungi anak kami ini.

Poa Liu Hwa menurunkan Cin Cin dan mereka berdua lalu berloncatan keluar dari dalam kamar itu

Ayah! Ibu! Aku ikut......!

Cin Cin berseru dan lari mengejar

Akan tetapi Siang Lee telah menangkap le ngannya, lalu mengangkat dan memondong anak itu

Tidak boleh, Cin Cin

Ayah ibumu akan berte mpur, berbahaya sekali kalau kau ikut dengan mereka

Aku tidak takut, supek! Aku akan membantu ayah dan ibu menyerang musuh!

Cin Cin meronta

Tidak boleh, Cin Cin

Ayah ibumu telah menitipkan engkau kepada kami, kami harus menjaga dan melindungimu

Mereka akan marah kalau engkau menyusul ke sana

Di sinilah bersama kami dan Thian Ki.

Ayah, apakah yang terjadi

Apa ribut-ribut itu?

Thian Ki yang te rbangun oleh suara gaduh di luar itu sudah turun dari pembaringan dan menghampiri ayah ibunya

Eh, Cin Cin disini?

Cin Cin, berjanjilah bahwa engkau akan berada di sini bersama Thian Ki dan tidak akan mencari ayah ibumu,

kata Siang Lee sambil menurunkan Cin Cin yang sudah tidak meronta lagi setelah anak itu melihat Thian Ki

Baik, supek

Aku akan berada di sini bersama Thian Ki.

Dari situ te rdengar suara orang berte mpur di luar

Siang Lee dan istrinya saling pandang

Kita harus menengok keadaan kong-kong, dan melihat apa yang terjadi,

kata Siang Lee kepada isterinya

Lan Ci mengangguk dan Siang Lee kini menghadapi dua orang anak yang sudah saling berpegang tangan dengan wajah te gang itu

Thian Ki dan Cin Cin, kalian dengar baik-baik

Dusun ini diserbu orang-orang jahat, kami orang-orang tua harus melawan mereka, akan te tapi kalian berdua tidak boleh keluar

Kalian harus bersembunyi di sini sampai kami kembali dan jangan sekali-kali keluar

Mengerti?

Baik, ayah.

Baik, supek.

Suami isteri itu hendak melangkah ke luar, akan tetapi di ambang di ambang pintu, Lan Ci kembali memasuki kamar itu dan memegang tangan Thian Ki lalu menariknya dan berkata,

Thian Ki, engkau ke sini sebentar, ibu mau bicara penting!

Thian Ki menurut saja diajak ibunya ke sudut kamar dan ibunya berbisik-bisik di telinganya

Thian Ki, di tubuhmu te rdapat hawa beracun

Ingat ular tadi mati ketika menggigit kakimu

Kelak engkau harus mencari obat penawarnya, dan jangan sekali-kali engkau menikah sebelum sembuh

Setiap wanita akan mati kalau berdekatan denganmu

Ingat baik-baik ini,

kata Lan Ci dengan suara berbisik dan sebelum Thian Ki yang menjadi bengong itu sempat bertanya, ia sudah meninggalkannya dan bersama suaminya ia lalu keluar dari dalam kamar itu setelah menutupkan daun pintunya

Cin Cin menghampiri Thian Ki yang masih te rtegun bingung

Thian Ki, apa yang dipesankan ibumu tadi?

tanya Cin Cin sambil memegang tangan Thian Ki

Thian Ki menggeleng kepala

Tidak apa-apa Cin Cin

Ibu hanya pesan agar kita tidak keluar dari sini karena di luar amat berbahaya, dan bahwa aku harus melindungimu.

Thian Ki, engkau tidak pandai silat, bagaimana akan dapat melindungiku

Akan te tapi jangan khawatir, aku dapat melindungi diriku sendiri, bahkan aku yang akan melindungimu, kalau ada orang jahat berani masuk ke sini akan kuhajar!

Cin Cin mengepal kedua tinjunya

Akan tetapi Thian Ki tidak te rsenyum melihat kelucuan Cin Cin itu

Dia sedang bingung

Ucapan ibunya masih te rngiang di telinganya dan dia tidak mengerti artinya

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar